IKAN LAUT: BiologiFisiologiEkologi(2)hawis.staff.ipb.ac.id/files/2012/10/BHL2012_IKAN... · 2012....

Post on 01-Apr-2021

0 views 0 download

Transcript of IKAN LAUT: BiologiFisiologiEkologi(2)hawis.staff.ipb.ac.id/files/2012/10/BHL2012_IKAN... · 2012....

IKAN LAUT:Biologi Fisiologi Ekologi (2)

Biologi Hewan LautITK 411

Hawis Madduppahawis@ipb.ac.idEmail/YM: madduppa@yahoo.comTwit: hmadduppaWebsite: http://hawis.staff.ipb.ac.id/

Materi

• 1. Tingkah laku sosial• 2. Distribusi, Ruaya atau Migrasi• 3. Reproduksi• 4. Adaptasi ikan

Tugas:1. Mandiri2. E-learning

Tingkah laku sosial

• Kekuasaan wilayah• Warna sebagai identitas sosial• Hubungan kerjasama• Tingkah Laku makan

Kekuasaan wilayah• Ikan mempunyai daerah wilayah kekuasaan yang

luasannya berbeda antara jenis• Wilayah kekuasaan berguna untuk melawan pesaing

dan pengganggu yang tidak diinginkan• Penjagaan daerah bervariasi tergantung dari tingkah

laku ikan.• Kekuasaan wilayah bisa permanen, seperti lubang goby

atau liang moray di karang. • Ikan herbivora seperti famili Pomacentridae sangat galak

dan protektif pada daerah pencari makanannya. Beberapa ikan lain sangat melindungi daerah pemijahan dan sarangnya.

Social colors• Ekosistem terumbu karang

dipadati oleh berbagai jenis organisme dengan jumlah dan jenis yang sangat tinggi.

• Oleh karena itu interaksi antara ikan sangat sering dan penting bagi ikan tersebut untuk merespon dengan benar.

• Ikan diurnal atau yang aktif di siang hari dan hidup di perairandangkal yang jernih dan kaya dengan cahaya matahati akan mempunyai penglihatan warna yang baik.

• Banyak ikan di daerah ini memiliki warna yang terang dan cerah sehingga dapat dilihat pada jarak jauh, misalnya ikan kepe kepe dapat dengan segera membedakan jenisnya dan yang lain di sekelilingnya.

• Warna juga dapat menjadi tanda yang signifikan untuk beberapa ikan pada saat proses pemijahan. Ada yang memperjelas warna dari jantan dan mengisyaratkan siap untuk kawin.

• Ritual yang kompleks dalam mencari pasangan mempunyai tanda warna yang mencolok mata biasanya pada sirip, untuk menarik betina. Warna bisa juga melabeli ikan bahwa ikan tersebut tidak baik untuk dimakan.

Hubungan kerjasama

• Tidak semua hubungan antar spesies yang berbeda adalah kompetitif. Beberapa menguntungkan untuk satu atau kedua partisipan, seperti simbiosis antara anemonfishes dan sea anemones, atau udang dengan goby yang saling membagi tempat tinggal.

Simbiosis antara ikan badut dengan anemon laut:

Stasiun Pembersih

Ruaya/Migrasi:- Klasifikasi

- Forage fish-Highly migratory fish (HMS)

Migrasi Ikan

• Berbagai tipe berdasarkan - Temporal (harian, tahunan, atau waktu yang lebih panjang) - Jarak (beberapa meter s/d kilometer)

Ikan biasanya bermigrasi disebabkan oleh urusan makanan (diet) atau kebutuhan reproduksi, meskipun beberapa kasus alasannya belum diketahui

Klasifikasi– Diadromous: ikan migrasi sejati yang bermigrasi

antara laut dan air tawar. – Anadromous: ikan yang seluruh hidupnya di laut,

dan bermigrasi ke air tawar untuk memijah– Catadromous: ikan yang seluruh hidupnya di air

tawar dan bermigrasi ke laut untuk memijah– Amphidromous: ikan yang bermigrasi dari laut ke

tawar atau sebaliknya, tapi bukan bertujuan untuk memijah, melainkan terjadi untuk beberapa stadium daur hidup

– Potamodromous. Ikan bermigrasi sejati yang hidup dan migrasi terjadi seluruhnya di air tawar

– Oceanodromous. Ikan bermigrasi sejati yang hidup dan migrasi terjadi seluruhnya di laut

Tugas Mandiri• Sebutkan beberapa contoh dari klasifikasi migrasi ikan:

– Diadromous– Anadromous– Catadromous– Amphidromous– Potamodromous– Oceanodromous

Dikumpulkan 3.12.2012

highly migratory species (HMS)

• Terminologi highly migratory species (HMS) didapatkan pada Article 64 perjanjian laut di United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS).

• Konvensi tersebut tidak menyebutkan definisi terminologi, tapi pada lampiran memberikan daftar yang termasuk HMS (UNCLOS Annex 1).

• Ex.: tuna (albacore, bluefin, bigeye tuna, skipjack, yellowfin, blackfin, little tunny, southern bluefin dan bullet)

• Pomfret, marlin, sailfish, swordfish, saury, hiu, dolfin, dan spesies cetacea lainnya.

highly migratory species (HMS)

• Ikan pemangsa tertinggi tersebut termasuk spesies oceanodromous

• Spesies tersebut melakukan migrasi secara signifikan tetapi dengan variasi jarak yang berbeda.

• Migrasi tersebut ada yang dilakukan untuk mencari mangsa, atau untuk reproduksi

• Ikan tersebut terdistribusi secara global dan berada dalam zona 200 mil ZEE dan di samudera

• Termasuk spesies pelagis, artinya ikan tersebut hidup di laut terbuka dan bukan dekat dasar perairan, meskipun beberapa siklus hidupnya ada yang dekat zona pantai (nearshore waters)

• Ruaya Pemijahan

• Ruaya ke daerah Pembesaran danmakanan

• Ruaya Pengungsian

Bagaimana menguji ikan melakukan migrasi atau tidak, dan

sejauh mana mereka bergerak/terdistribusi ?

Reproduksi Ikan• Reproduksi pada ikan merupakan salah satu topik yang cukup

menarik dalam mempelajari ilmu tentang ikan (iktiologi). • Ikan memiliki pola dan tingkah laku reproduksi yang beraneka

ragam, tergantung dari jenis, habitat, atau kondisi lingkungan-nya. • Kondisi lingkungan di daerah tropis berheda dengan di daerah sub

tropis. • Berdasarkan kondisi lingkungan tersebut arus dan angin merupakan

faktor-faktor yang berperan penting dalam reproduksi ikan-ikan di laut tropis (JOHANNES 1978).

• Menurut FLOYD (1993), aktifitas pemijahan terbaik pada ikan terjadi ketika angin tidak bertiup kencang dan kondisi arus yang tenang.

Reproduksi Ikan• Ovopartity: meletakkan telur yang belum

berkembang, pembuahan eksternal (90% ikan bertulang belakang melakukan proses ini), pembuahan internal seperti beberapa hiu dan pari.

• Ovoviviparity: pengembangan internal, tanpa mendapatkan makanan dari ibu secara langsung ketika lahir yang banyak terjadi pada beberapa hiu dan pari, atau kelahiran larva pada beberapa ikan batu

• Viviparity: pengembangan internal yang mendapatkan makanan langsung dari ibu ketika lahir dan mendapatkan pengawasan penuh yang terjadi pada beberapa hiu.

Fertilisasi

• Fertilisasi merupakan suatu proses kompleks. dimana terjadi penggabungan antara gamet jantan (sperma) dan gamet betina (sel telur).

• Pada dasamya, fertilisasi mempunyai dua fungsi, yaitu menyebabkan telur berkembang menjadi embrio, dan untuk memasukkan inti jantan yang haploid ke dalam sitoplasma sel telur (BERRIL, 1971).

• Proses fertilisasi dimulai apabila sperma benar-benar telah melekat pada telur.

• Meskipun banyak sperma dapat masuk ke dalam telur, namun hanya satu sel sperma yang memberikan nukleusnya (inti) pada bakal zigot.

• Peristiwa terakhir dalam fertilisasi adalah pembentukan inti zigot yang diploid, dilanjutkan dengan pembelahan mi-tosis yang pertama dari sel, untuk kemudian dimulai tahap perkembangan embrio (KIMBALL 1994).

STRATEGI REPRODUKSI IKAN LAUT TROPIS

• Strategi reproduksi merupakan suatu cara bagi ikan-ikan dalam berproduksi untuk dapat mempertahankan keturunannya.

• Strategi reproduksi tersebut dapat berupa tingkah laku ikan dalam meminang (courtship), kawin (mating), perlakuan terhadap telur-telurnya, ataupun pola adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya agar proses reproduksi dapat berlangsung dengan sukses.

• Secara umum terdapat tiga jenis strategi reproduksi pada ikan laut tropis berdasarkan tipe telurnya (FLOYD 1993): – Jenis telur pelagis (Pelagic eggs)– telur-telur demersal (Demersal eggs), – jenis telur yang ditetaskan dalam tubuh, untuk

kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh induk dalam bentuk larva atau ikan-ikan muda (Live, Free-swimming young). Cara yang terakhir ini dikenal juga dengan melahirkan anak (Live bearers)

Epinephelus polyphekadion

Colin, P. L., Sadovy, Y. J. and Domeier, M. L. 2003. Manual for the

Study and Conservation of Reef Fish Spawning Aggregations. Society for the Conservation of Reef Fish Aggregations

Special Publication No. 1 (Version 1.0), pp. 1-

98+iii

Colin, P. L., Sadovy, Y. J. and Domeier, M. L. 2003. Manual for the Study and Conservation of Reef Fish Spawning Aggregations. Society for the Conservation of Reef Fish

Aggregations Special Publication No. 1 (Version 1.0), pp. 1-98+iii

Colin, P. L., Sadovy, Y. J. and Domeier, M. L. 2003. Manual for the Study and Conservation of Reef Fish

Spawning Aggregations. Society for the Conservation of Reef Fish

Aggregations Special Publication No. 1 (Version 1.0), pp. 1-98+iii

Nassau groupers

Colin, P. L., Sadovy, Y. J. and Domeier, M. L. 2003. Manual for the Study and Conservation of Reef Fish Spawning Aggregations. Society for the Conservation of Reef Fish

Aggregations Special Publication No. 1 (Version 1.0), pp. 1-98+iii

Caesio teres aggregation spawning

Self-recruitment

Madduppa (2012)Parentage analysis and microsatellite

4018A. perideraion

Madduppa (2012) Parentage analysis and microsatellite

40-608-12A. ocellaris

Planes et al. (2009)Parentage analysis and microsatellite

408-12A. percula

Almany et al. (2007)Stable barium (Ba) isotopes, otolithmarking

608-12A. percula

Jones et al. (2005)tetracycline mass-marking and parentage analysis

15-309–12Amphiprion polymnus

Almany et al. (2007)Stable barium (Ba) isotopes, otolithmarking

6038Chaetodon vagabundus

Swearer et al. (1999)larval growth histories and otolith trace-element composition

>7045Thalassoma bifasciatum

Miller and Shanks (2004)otolith microstructure and microchemistry analysis

60-9083–174Sebastes melanops

Jones et al. (1999)otolith marking15-6016–19Pomacentrus amboinensis

Carreras-Carbonell et al. (2007)

assignment test and microsatellite loci

6616–21Tripterygion delaisi

ReferenceMethodsSR (%)PLD(days)

Species

Adaptasi Ikan

Adaptasi ikan

• Beberapa ikan tidak berubah sepanjangjutaan tahun– Ex. Coelacanth

Adaptasi ikan

• Beberapa ikan dapat ‘berjalan di darat, dan dapat bertahan untuk jangka waktutertentu tanpa air– Ex. Lungfish

Adaptasi ikan

• Banyak fungsi ikan sebagai pemangsautama di ekosistemnya– Ex. Great Barracuda

Adaptasi ikan

• Beberapa ikan teradaptasi untukbertahan di perairan laut dalam– Sedikit cahaya– Tekanan ekstrim– Ex. Angler Fish

A

B

C D

Terima kasih