fahru fmea

download fahru fmea

of 36

Transcript of fahru fmea

  • 7/31/2019 fahru fmea

    1/36

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 1

    1. SISTEM PENDINGIN (COOLING SYSTEM) ..................................................................................... 3

    1.1. SISTIM PENDINGIN DI KAPAL ................................................................................................. 3

    1.1.1. SISTIM PENDINGIN TERTUTUP ........................................................................................... 3

    1.1.2. SISTIM PENDINGIN TERTUTUP ........................................................................................... 3

    1.2. SISTIM PENDINGIN TERPUSAT (CENTRAL COOLING SYSTEM) ................................................ 3

    1.2.1. SEA WATER CIRCUIT ........................................................................................................... 5

    1.2.2. FRESH WATER CIRCUIT ....................................................................................................... 5

    1.3. PENJELASAN SISTEM TAMBAHAN PADA COOLING SYSTEM ................................................... 5

    1.3.1. JACKET COOLING SYSTEM .................................................................................................. 5

    2. ASET REGISTER DAN SPESIFIKASI ................................................................................................ 6

    2.1. DEFINISI EQUIPMENT DAN NUMBERING ................................................................................ 7

    2.2. FUNGSI EQUIPMENT ............................................................................................................ 12

  • 7/31/2019 fahru fmea

    2/36

    Table 2-4 Kode Nama Jenis Komponen ............................................................................................... 9

    Table 2-5 Kode Nama Letak Penempatan Equipment ....................................................................... 10

    Table 2-6 Equipment Number Central Cooling Water System ........................................................... 10Table 4-1 Kru yang Melaksanakan Perbaikan .................................................................................... 14

  • 7/31/2019 fahru fmea

    3/36

    1. Sistem Pendingin (Cooling System)Kapal adalah salah satu moda transportasi dalam berbagai jenis yang sekarang banyak sekali

    digunakan dan sangat bermanfaat Untuk itu perlu adanya beberapa sistem yang mempunyai

    fungsi masing-masing untuk mempertahankan atau menjaga agar kapal tetap berjalan. Salah satu

    sistem pendukung di kapal yang sangat vital adalah sistem pendingin.

    Sistim pendingin adalah sustu sistim yang berfungsi untuk mempertahankan suhu kerja enginedan sistemnya agar tidak terjadi gangguan fungsioanal pada engine. Sistim pendingin pada kapal

    digunakan untuk mendinginkan engine, scavange air dan lube oil. Hal ini dikarenakan agar tidak

    terjadi overheating pada engine dan lube oil, sedangkan untuk scavange air sendiri lebih

    digunakan untuk mendinginkan udara yang masuk dari kompresor agar massa jenis air akan

    semakin besar. Karena panas yang ditimbulkan cukup tinggi maka digunakanlah sistem

    pendinginan dengan media air.

    Pada pembahasan pengerjaan tugas kali ini sistem pendingin yang menggunakan sistem

    pendingin terpusat (Central Cooling System)

    1.1.Sistim Pendingin di KapalPada penggunaannya di kapal, jenis sistem pendingin ini dibagi menjadi dua jenis yaitu sistim

    pendinginan tertutup dan sistim pendingin terbuka

  • 7/31/2019 fahru fmea

    4/36

    laut. Air tawar yang telah didinginkan oleh air laut nantinya akan disirkulasikan lagi untuk

    mendinginkan jacket water cooler, scavange air, dan lube oil.

    Pada sistem pendinginan terpusat mempunyai beberapa kelebihan yaitu korosi pada pipa lebih

    sedikit, peralatan atau komponen lebih tahan lama terhadap korosi. Sedangkan kekurangan dari

    sistim pendinginan ini yaitu biaya investasi yang lebih mahal, sistem yang lebih rumit, dan biaya

    maintenance lebih murah.

  • 7/31/2019 fahru fmea

    5/36

    dan lube oil. Air laut yang telah mendapatkan perpindahan panas dari central cooling akan

    dibuang ke overboard. Sedangkan air tawar yang disikluskan dipompa oleh central cooling pump

    akan melalui central cooling yang akhirnya mendingin akan masuk kembali untuk mendinginkanlubricating oil cooler, scavange air cooler dan jacket water cooler. Setelah air tawar

    mendapatkan panas dari komponen tersebut maka air tawar akan dipompa lagi oleh central

    cooling pump dan kembali ke central cooling untuk didinginkan lagi oleh air laut. Siklus ini akan

    terus berlangsung seperti ini apabila suhu air tawar sudah terlalu tinggi, namun apabila air tawar

    masih dapat digunakan untuk mendinginkan maka thermostatic valve akan mengontrol katup by

    pass yang nantinya air tawar tidak akan melalui central cooler.

    Pada sistem pendingin terpusat terdiri dari 2 circuit yaitu sea water circuit dan fresh water

    circuit, sedangkan fresh water circuit sendiri dibagi lagi menjadi 2 circuit yaitu high temperature

    circuit dan low temperature circuit.

    1.2.1. Sea Water Circuit

    Sea water circuit merupakan pendinginan oleh air laut yang digunakan untuk penukaran

    panas pada central cooler, air laut ini diambil melalui sea chest dengan sea water pump dan

    setelah disirkulasikan pada central cooler dan akan langsung dibuang pada overboard.

    1.2.2. Fresh Water CircuitFresh water circuit sendiri dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

    Hi h T t Ci it i it di i i t i i di k t k

  • 7/31/2019 fahru fmea

    6/36

    dimungkinkan berada pada aliran air pendingin agar nantinya proses pendinginan dapat

    berlangsung sempurna dan tidak terjadi kafitasi pada pompa jacket water cooler. Air

    pendingin kemudian akan dipompa menuju saluran yang berada pada sekitar engine untukmenyerap panas yang timbul akibat pembakaran pada engine. Namun apabila air pendingin

    terlalu dingin ataupun untuk membantu pemanasan engine, digunakanlah preheater.

    Gambar 1 2 PFD J k t li t t MAN B&W S 26 MC

  • 7/31/2019 fahru fmea

    7/36

    Table 2-1 List capacities MAN B&W S 26 MC6

  • 7/31/2019 fahru fmea

    8/36

    Berikut ini adalah cara penomoran untuk equipment untuk memudahkan dalam perawatan

    dan perbaikan :

    XXX-XX-XXX

    Keterangan :

    a) Untuk satu digit pertama dalam penomeran adalah fungsi untuk menunjukkan jenis kapaldengan jenis diantaranya:

    Table 2-2Kode Nama Jenis Kapal

    Kode Ketengan

    C Container

    G General CargoT Tanker

    B Bulk Carrier

    P Passanger Ship

    O Other Ship

    b) Untuk dua digit kedua dalam penomoran adalah fungsi untuk menunjukkan jenis sistemdalam kapal tersebut dengan jenis sistem diantaranya :

    Jenis Kapal Jenis Sistem Letak EquipmentJenis Komponen Nomor Equipment

  • 7/31/2019 fahru fmea

    9/36

    Table 2-4 Kode Nama Jenis Komponen

    Kode Ketengan

    PI Pressure Indicator

    TI Temperature Indicator

    CC Central Cooling

    JC Jacket Water Cooler

    SC Scavange Air Cooler

    LC Lubricating oil Cooler

    ET Expansion Tank

    NV Non-Return valve

    BV Butterfly valve

    GV Gate valve

    TV Termostatic Valve

    PE Pipe

    FI Filter

    VB Venting Box

    PH Preheater

    LA Level Alarm

    SP Sea water pump

    CP Central cooling water pump

    JP Jacket water pump

    GP General Pump

    FP Feed Pump

    SP Supply Pump

    FP Firefighting Pump

    BP B ll t P

  • 7/31/2019 fahru fmea

    10/36

    Table 2-5 Kode Nama Letak Penempatan Equipment

    Kode Ketengan

    K Engine Room

    P Pump Room

    A Platform 1

    B Platform 2

    C Cargo

    F Forcastle deck

    M Main deck

    N Navigation deck

    O Poop deck

    T Boat deck

    Table 2-6Equipment Number Central Cooling Water System

    Nomor Aset Nama Equipment Kapasitas

    C06-PI-01KC06-PI-02K

    C06-PI-03K

    C06-PI-04K

    C06-PI-05K

    Pressure Indicator Dapat mengukur tekanan danmenampilkannya dengan tingkat akurasi yang

    tinggi dan sesuai.

    C06-TI-01K

    C06-TI-02K

    C06-TI-03K

    C06 TI 04K

    Temperature Indicator Dapat mengukur suhu dan menampilkannyadengan tingkat akurasi yang tinggi dan sesuai.

  • 7/31/2019 fahru fmea

    11/36

    Nomor Aset Nama Equipment Kapasitas

    C06-SC-01K Scavange air Cooling Heat dissipation .................................1550 kW Central cooling water for. 123 m3/h Central cooling temperature, inlet ......... 36 C Pressure drop on FW LT water side ....

    approx. 0.5 bar

    C06-LC-01K Lubricating oil Cooling Lubricating oil viscosity, specifed...75 cSt at 50C

    Lubricating oil fow ............................105 m3/h Heat dissipation ...................................690 kW Lubricating oil temperature, outlet cooler 45

    C Working pressure on oil side ................4.0 bar Pressure drop on oil side ....maximum 0.5 bar Cooling water fow ..............................77 m3/h Cooling water temperature at inlet: seawater ............................................... 32 C freshwater ............................................. 36 C Pressure drop on water side .maximum 0.2 bar The lubricating oil fow capacity must be within

    a range from 00 to 2% of the capacity stated

    C06-ET-01A Expansion Tank C06-NV-01K

    C06-NV-02K

    C06-NV-03K

    C06-NV-04K

    Non Return Valve Dapat mengalirkan fluida tanpa ada pressuredrop tinggi

    Dapat menutup apabila ada tekanan balikC06-BV-01K

    C06 BV 02K

    Butterfly valve Dapat mengalirkan fluida tanpa ada pressured i i

  • 7/31/2019 fahru fmea

    12/36

    Nomor Aset Nama Equipment Kapasitas

    C06-FI-02K tertentu

    C06-VB-01K

    C06-VB-02K

    Venting Box Dapat menempung air tambahan untukmenambahkannya pada siklus.

    C06-PH-01K Preheater Memenaskan suhu sebesar 350C (dari 150C-50

    0C) dan waktu memanaskan adalah 12 jam

    sesuai dengan kapasitas dari 1% nominal MCR

    power engine.

    C06-LA-01K

    C06-LA-02K

    Level Alarm Dapat memberikan tanda alarm apabila isi dariexpansion tank pada batas atas dan pada

    batas bawah yang telah ditentukan.

    C06-SP-01KC06-SP-02K

    Sea water pump Seawater fow ...............................200 m3/h Pump head .......................................2.5 bar Test pressure according to class rules Working temperature, norm...........0 32 C Working temperature ..maximum ..50 C The capacity is to be within a tolerance of 0%

    to +0%.

    C06-CP-01K

    C06-CP-02K

    Central Cooling water

    pums

    Seawater fow ....................................200 m3/h Pump head.............................................2.5 bar Test pressure according to class rules Delivery pressure .......depends on location of

    expansion tank

    Test pressure .............. according to class rules Working temperature... 80 C Design temperature. ..00 C The capacity is to be within a tolerance of 0%

    0%

  • 7/31/2019 fahru fmea

    13/36

    5. Scavange Air Cooler berfungsi sebagai pendingin udara yang masuk ke turbo charger dengansuhu 36

    0C dan heat

    dissipation 1550 kW.

    6. Lubricating oil Cooler berfungsi sebagai pendingin pelumas engine dengan suhu 450C padaoutlet dan heat dissipation 690 kW.

    7. Expansion Tank berfungsi sebagai tempat keluarnya udara pengupan dari air yang mendidihdan menambahkan air yang menguap sehingga air di dlam pipa tetap penuh.

    8. Non-Return valve berfungsi sebagai Sebagai pencegah aliran agar tidak kembali berbalik danagar fluida tidak kosong dalam pipa.

    9. Butterfly valve berfungsi sebagai pembuka dan penutup saluran fluida yang mengalir didalam pipa.

    10. Gate valve berfungsi Sebagai pembuka dan penutup saluran fluida yang mengalir di dalampipa.

    11. Termostatic Valve berfungsi sebagai pengatur katub bypass dengan indicator suhu yang telahditentukan.

    12. Pipe berfungsi sebagai penyalur atau tempat mengalirnya fluida.13. Filter berfungsi sebagai penyaring fluida yang akan masuk ke pompa dengan besar lubang

    vilter tertentu.

  • 7/31/2019 fahru fmea

    14/36

    3. FMEAFailure Mode and Effects Analysis (FMEA) atau terkadang lebih dikenal dengan potential failuremodes and effects analysis, atau failure modes, Effects, and Criticality Analysis (FMECA) adalah

    sebuah pendekatan selangkah demi selangkah untuk mengidentifikasi segala kemungkinan

    kegagalan yang dapat terjadi dalam proses desain, proses assembly atau manufaktur, dan produk.

    FMEA sendiri sangat efektif juga untuk menetapkan suatu tindakan untuk pencegahan agar

    kegagalan dan kerugian dapat diminimalisir. Hal ini dapat berupa identifikasi sebuah sistem

    maupun secara komponen.

    Failure modes itu sendiri mengarah pada suatu kejadian maupun mode yang mungkin mengalami

    suatu kegagalan. Sedangkan pada Effects analysis akan lebih konsen pada studi yang membahas

    tentang konsekuensi dari kegagalan yang mungkin akan terjadi.

    FMEA dari sistem pendingin selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

    4. Life PlanLife plan adalah sebuah rencana maintenance secara berkala yang didasarkan atas historis atau

    engineering logic untuk dilakukan dalam waktu tertentu dan dikerjakan oleh petugas yang telah

    ditentukan. Hal ini dibuat bertujuan untuk mempermudah proses maintenance dan

    mempersiapkan peralatan atau kebutuhan yang mungkin dibutuhkan nantinya pada saat

  • 7/31/2019 fahru fmea

    15/36

  • 7/31/2019 fahru fmea

    16/36

    FAILURE MODES AND EFFECT ANALYSIS

    COOLING SYSTEM

    Asset No. : C06- PI 01K Specification:

    - Dapat mengukur tekanan danmenampilkannya dengan tingkat

    akurasi yang tinggi dan juga sesuai

    dengan satuan psi, bar atau satuan

    tekanan yang lain

    Function :

    indicator atau menunjukkan tekanan fluidayang mengalir pada suatu pipa.

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku untuk nomor assetPressure Indicator yang lain pada cooling

    system.

    Name : Pressure Indocator

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.1 Tidak dapat mengukur

    tekanan fluida sama sekali

    (broke down)

    1.1.1 Kerusakan pada sensor Random Apabila terjadi kerusakan partial failureyang mungkin disebabkan alat yang belum

    dikalibrasi maupun karena alat yang sudah

    mulai rusak dapat mengakibatkan

    overpressure dalam pipa atau tangki

    tersebut sehingga dapat menyebabkan

    tidak terdeteksinya apabila ada kebocoranatau kerusakan pada alat sebelumnya.

    Untuk terjadinya total failure dapat

    mengakibatkan kerusakan pada sistem dan

    menyebabkan komponen lain ikut rusak

    1.1.2 Kerusakan pada display

    indicator

    Random1.2 Pengukuran tidak presisi

    (partial failure)

    1.2.1 Erratic output Random1.2.2 Kerusakan pada sensor Random

    Asset No. : C06- TI 01K Specification:

    - Dapat mengukur suhu dan

    menampilkannya dengan tingkat

    akurasi yang tinggi dan juga sesuai

    dengan satuan C, F atau satuan suhu

    yang lain

    Function :

    indicator atau menunjukkan suhu fluida

    yang mengalir pada suatu pipa.

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku untuk nomor asset

    Temperature Indicator yang lain pada

    cooling system.

    Name : Temperature

    Indocator

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.1 Tidak dapat mengukur

    tekanan fluida sama sekali

    (broke down)

    1.1.1 Kerusakan pada sensor Random Apabila terjadi kerusakan partial failureyang mungkin disebabkan alat yang belum

    dikalibrasi maupun karena alat yang sudah

    mulai rusak dapat mengakibatkan overheat

    1.1.2 Kerusakan pada display

    indicator

    Random1.2 Pengukuran tidak presisi 1.2.1 Erratic output Random

  • 7/31/2019 fahru fmea

    17/36

    Asset No. : C06- TI 01K Specification:

    - Dapat mengukur suhu dan

    menampilkannya dengan tingkat

    akurasi yang tinggi dan juga sesuai

    dengan satuan C, F atau satuan suhu

    yang lain

    Function :

    indicator atau menunjukkan suhu fluida

    yang mengalir pada suatu pipa.

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku untuk nomor asset

    Temperature Indicator yang lain pada

    cooling system.

    Name : Temperature

    Indocator

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    (partial failure) 1.2.2 Kerusakan pada sensor Random dalam pipa atau tangki tersebut sehinggadapat menyebabkan tidak terdeteksinya

    apabila ada kebocoran atau kerusakan

    pada alat sebelumnya. Untuk terjadinya

    total failure dapat mengakibatkan

    kerusakan pada sistem karena tidak sesuai

    degan kinerja normalnya dan juga dapat

    menyebabkan kerusakan pada komponen

    lain pada sistem.

    Asset No. : C06- CC 01K Specification:

    Heat dissipation 3090 kWCentral cooling water flow 200 m3/hCentral cooling watler temperature,

    outlet 36 C

    Pressure drop on central cooling sidemax. 0.2 bar

    Seawater flow 150 m3/hSeawater temperature, inlet 32 CPressure drop on seawater side.

    Maximum 0.2 bar

    Function :

    sebagai penukar panas dari air tawar ke air

    laut dengan suhu outlet 360C, heatdissipation 3090 kW dan debit aliran 200

    m3/h

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku pada sea water

    cooling system

    Name : Central Cooling

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.1 Tidak dapat melakukan

    perpindahan panas sama

    sekali (broke down)

    1.1.1 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa fresh water)

    Increasing Failure Apabila terjadi partial failure maka dapatterjadi overheat pada beberapa kompone

    yang akhirnya dapat merusak sistem itusendiri. Heat transfer tidak sempurna.

    Apabila terjadi broke down maka sistem

    tidak dapat berjalan dengan lancar dan

    dapat dipastikan sistem tidak dapat

    digunakan.

    1.1.2 Internal Leakage (kebocoranpada pipa sea water)

    Increasing Failure1.1.3 Tube tersumbat (fresh water

    atau sea water)

    Random & Increasing Failure1.1.4 Body Shell retak Random & Increasing Failure

    1.2 Heat dissipation berkurang 1.2.1 Internal Leakage (kebocoran Increasing Failure

  • 7/31/2019 fahru fmea

    18/36

    Asset No. : C06- CC 01K Specification:

    Heat dissipation 3090 kWCentral cooling water flow 200 m3/hCentral cooling watler temperature,

    outlet 36 C

    Pressure drop on central cooling sidemax. 0.2 bar

    Seawater flow 150 m3/hSeawater temperature, inlet 32 CPressure drop on seawater side.

    Maximum 0.2 bar

    Function :

    sebagai penukar panas dari air tawar ke air

    laut dengan suhu outlet 360C, heat

    dissipation 3090 kW dan debit aliran 200

    m3/h

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku pada sea water

    cooling system

    Name : Central Cooling

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    dari 3090 kW (partial

    failure)

    pada pipa fresh water maupun

    sea water)

    1.2.2 Structural Deficiency Increasing Failure1.2.3 Insufficient heat transver Random & Increasing Failure1.2.4 Corrosion Effect Increasing Failure

    1.3 Sea water flow kurang dari

    150 m3/h dan central

    cooling water flow kurang

    dari 200 m3/h

    1.3.1 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa fresh water maupun

    sea water)

    Increasing Failure

    1.3.2 Plugged/chocked Random & Increasing Failure1.3.3 Body shell retak Random

    1.4 Pressure drop lebih dari

    0.2 bar

    1.4.1 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa fresh water maupun

    sea water)

    Increasing Failure

    1.4.2 Plugged/chocked Random & Increasing Failure1.4.3 Body shell retak Random

  • 7/31/2019 fahru fmea

    19/36

    Asset No. : C06- JC 01K Specification:

    Heat dissipation 850 kWJacket water fow 44 m3/hJacket water temperature, inlet 80 CPressure drop on jacket water side

    max. 0.2 bar

    Central cooling water fow 77 m3/hCentral cooling watertemperature, inlet approx. 42 CPressure drop on Central cooling

    water side max. 0.2 bar

    Function :

    Sebagai penukar panas dari engine ke air

    tawar pada siklus central cooling dengan

    temperature inlet jacket 800C, heat

    dissipation 850 kW dan dengan flow

    44m3/h

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku pada sea water

    cooling system

    Name : Jacket Water cooling

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.1 Tidak dapat melakukan

    perpindahan panas sama

    sekali (broke down)

    1.1.1 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa fresh water)

    Increasing Failure Apabila terjadi partial failure maka dapatterjadi overheat pada engine dan akhirnya

    engine dapat terjadi deficiency karena

    terlalu panas. Selain itu, pembakaran akan

    tidak sempurna dan bahan bakar akan

    menjadi boros.

    Apabila terjadi broke down maka sistem

    tidak dapat berjalan dengan lancar dan

    pasti sistem tidak dapat digunakan karena

    engine pasti langsung akan mati.

    1.1.2 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa sea water)

    Increasing Failure1.1.3 Tube tersumbat (fresh water

    atau sea water)

    Random & Increasing Failure1.1.4 Body Shell retak Random & Increasing Failure

    1.2 Heat dissipation berkurang

    dari 850 kW (partial

    failure)

    1.2.1 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa fresh water maupun

    sea water)

    Increasing Failure

    1.2.2 Structural Deficiency Increasing Failure1.2.3 Insufficient heat transver Random & Increasing Failure1.2.4 Corrosion Effect Increasing Failure

    1.3 Jacket water flow kurang

    dari 44 m3/h dan central

    cooling water flow kurang

    dari 77 m3/h

    1.3.1 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa fresh water maupun

    sea water)

    Increasing Failure

    1.3.2 Plugged/chocked Random & Increasing Failure1.3.3 Body shell retak Random

    1.4 Pressure drop pada central

    cooling lebih dari 0.2 bar

    1.4.1 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa fresh water maupun

    sea water)

    Increasing Failure

    1.4.2 Plugged/chocked Random & Increasing Failure1.4.3 Body shell retak Random

    1.5 Jacket water flow lebih dari

    44 m3/h dan central

    cooling water flow lebih

    1.5.1 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa fresh water maupun

    sea water)

    Increasing Failure

  • 7/31/2019 fahru fmea

    20/36

    Asset No. : C06- JC 01K Specification:

    Heat dissipation 850 kWJacket water fow 44 m3/hJacket water temperature, inlet 80 CPressure drop on jacket water side

    max. 0.2 bar

    Central cooling water fow 77 m3/hCentral cooling watertemperature, inlet approx. 42 CPressure drop on Central cooling

    water side max. 0.2 bar

    Function :

    Sebagai penukar panas dari engine ke air

    tawar pada siklus central cooling dengan

    temperature inlet jacket 800C, heat

    dissipation 850 kW dan dengan flow

    44m3/h

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku pada sea water

    cooling system

    Name : Jacket Water cooling

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    dari 77 m3/h

    1.5.2 Plugged/chocked Random & Increasing Failure1.5.3 Body shell retak Random

    Asset No. : C06- SC 01K Specification:

    Heat dissipation 1550 kWCentral cooling water fow 123 m3/hCentral cooling temperature, inlet 36

    C

    Pressure drop on FW LT water sideapprox. 0.5 bar

    Function :

    sebagai pendingin udara yang masuk ke

    turbo charger dengan suhu 360C ,heat

    dissipation 1550 kW dan central coolingflow 123 m3/h

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku pada sea water

    cooling system

    Name : Scavange Air Cooling

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.1 Tidak dapat melakukan

    perpindahan panas sama

    sekali (broke down)

    1.1.1 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa fresh water)

    Increasing Failure Apabila terjadi partial failure maka dapatterjadi overheat pada udara masuk dan

    akhirnya engine consumption akan

    menjadi tinggi dan boros.

    Apabila terjadi broke down maka sistem

    tidak dapat berjalan dengan lancar dan

    pasti sistem tidak dapat digunakan karena

    pasokan udara ke engine berkurang.

    1.1.2 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa sea water)

    Increasing Failure1.1.3 Tube tersumbat (fresh water

    atau sea water)

    Random & Increasing Failure1.1.4 Body Shell retak Random & Increasing Failure

    1.2 Heat dissipation berkurang

    dari 1550 kW (partial

    failure)

    1.2.1 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa fresh water maupun

    sea water)

    Increasing Failure

    1.2.2 Structural Deficiency Increasing Failure1.2.3 Insufficient heat transver Random & Increasing Failure1.2.4 Corrosion Effect Increasing Failure

  • 7/31/2019 fahru fmea

    21/36

    Asset No. : C06- SC 01K Specification:

    Heat dissipation 1550 kWCentral cooling water fow 123 m3/hCentral cooling temperature, inlet 36

    C

    Pressure drop on FW LT water sideapprox. 0.5 bar

    Function :

    sebagai pendingin udara yang masuk ke

    turbo charger dengan suhu 360C ,heat

    dissipation 1550 kW dan central cooling

    flow 123 m3/h

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku pada sea water

    cooling system

    Name : Scavange Air Cooling

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.3 Central cooling water flow

    kurang dari 123 m3/h

    1.3.1 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa fresh water maupun

    sea water)

    Increasing Failure

    1.3.2 Plugged/chocked Random & Increasing Failure1.3.3 Body shell retak Random

    1.4 Pressure drop lebih dari

    0.5 bar

    1.4.1 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa fresh water maupun

    sea water)

    Increasing Failure

    1.4.2 Plugged/chocked Random & Increasing Failure1.4.3 Body shell retak Random

  • 7/31/2019 fahru fmea

    22/36

    Asset No. : C06- LC 01K Specification:

    Lubricating oil viscosity, specified 75cSt at 50 C

    Lubricating oil fow 105 m3/hHeat dissipation 690 kWLubricating oil temperature, outlet

    cooler 45 C

    Working pressure on oil side.4.0 barPressure drop on oil side maximum

    0.5 barCooling water flow 77 m3/hCooling water temperature at inlet:seawater 32 Cfreshwater 36 CPressure drop on water side

    maximum 0.2 bar

    The lubricating oil fow capacity mustbe within a range from 00 to 2% of

    the capacity stated

    Function :

    sebagai pendingin pelumas engine dengan

    suhu 450C pada outlet, heat dissipation

    690 kW dan lub oil flow 105 m3/h

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku pada sea water

    cooling system

    Name : Lubricating oil

    Cooling

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.1 Tidak dapat melakukan

    perpindahan panas samasekali (broke down)

    1.1.1 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa fresh water)

    Increasing Failure Apabila terjadi partial failure maka dapatterjadi gesekan berlebih pada masing-masing komponen pada engine sehingga

    dapat mengakibatkan kerusakan dan

    temperature engine akan naik.

    Apabila terjadi broke down maka sistem

    tidak dapat berjalan dengan lancar dan

    pasti sistem tidak dapat digunakan karena

    beberpa alat terjadi kerusakan.

    1.1.2 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa sea water)

    Increasing Failure1.1.3 Tube tersumbat (fresh water

    atau sea water)

    Random & Increasing Failure1.1.4 Body Shell retak Random & Increasing Failure

    1.2 Heat dissipation berkurang

    dari 690 kW (partial

    failure)

    1.2.1 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa fresh water maupun

    sea water)

    Increasing Failure

    1.2.2 Structural Deficiency Increasing Failure1.2.3 Insufficient heat transver Random & Increasing Failure1.2.4 Corrosion Effect Increasing Failure

    1.3 Lube oil flow kurang dari

    105 m3/h & cooling water

    flow kurang dari 77 m3/h

    1.3.1 Internal Leakage (kebocoran

    pada pipa fresh water maupun

    sea water)

    Increasing Failure

    1.3.2 Plugged/chocked Random & Increasing Failure1.3.3 Body shell retak Random

    1.4 Pressure drop lebih dari 1.4.1 Internal Leakage (kebocoran Increasing Failure

  • 7/31/2019 fahru fmea

    23/36

    Asset No. : C06- LC 01K Specification:

    Lubricating oil viscosity, specified 75cSt at 50 C

    Lubricating oil fow 105 m3/hHeat dissipation 690 kWLubricating oil temperature, outlet

    cooler 45 C

    Working pressure on oil side.4.0 barPressure drop on oil side maximum

    0.5 barCooling water flow 77 m3/hCooling water temperature at inlet:seawater 32 Cfreshwater 36 CPressure drop on water side

    maximum 0.2 bar

    The lubricating oil fow capacity mustbe within a range from 00 to 2% of

    the capacity stated

    Function :

    sebagai pendingin pelumas engine dengan

    suhu 450C pada outlet, heat dissipation

    690 kW dan lub oil flow 105 m3/h

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku pada sea water

    cooling system

    Name : Lubricating oil

    Cooling

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    0.5 bar pada pipa fresh water maupun

    sea water)

    1.4.2 Plugged/chocked Random & Increasing Failure1.4.3 Body shell retak Random

    Asset No. : C06- NV 01K Specification:

    Dapat mengalirkan fluida tanpa adapressure drop tinggi

    Dapat menutup apabila ada tekananbalik

    Function :

    Dapat menutup dan membuka aliran fluida

    untuk menjaga adanya fluida di dalam pipa

    dan menutup apabila ada tekanan berlebih

    setelah katup.

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku untuk nomor asset

    non return valve yang lain pada cooling

    system.

    Name : Non Return Valve

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect1.1 Katub tidak dapat

    beroperasi (broke down)

    1.1.1 Gagal dibuka atau ditutup Random & Increasing Failure Apabila terjadi partial failure pada katubyang dapat disebabkan karena adanya

    kegagalan yang mengakibatkan kecepatan

    aliran berkurang yang dapat berdampak

    pada debit yang ikut berkurang maka

    1.1.2 Gagal diatur Random & Increasing Failure1.2 Ketub tidak dapat

    menutup sempurna

    (partial failure)

    1.2.1 Plugged/ choked Random1.2.2 Kebocoran dalam Increasing Failure1.2.3 Kerusakan luar Random

  • 7/31/2019 fahru fmea

    24/36

    Asset No. : C06- NV 01K Specification:

    Dapat mengalirkan fluida tanpa adapressure drop tinggi

    Dapat menutup apabila ada tekananbalik

    Function :

    Dapat menutup dan membuka aliran fluida

    untuk menjaga adanya fluida di dalam pipa

    dan menutup apabila ada tekanan berlebih

    setelah katup.

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku untuk nomor asset

    non return valve yang lain pada cooling

    system.

    Name : Non Return Valve

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.2.4 Structural deficiency Random & Increasing Failure performa dari pompa juga akan tidakmaksimal dan apabila terjadi kebocoran

    pada katub maka pompa akan sedikit lamauntuk start ulang maupun terjadinya

    kafitasi pada awal start.

    Sedangkan apabila yang terjadi adalah

    total failure karena katub yang tak dapat

    ditutup maka akan berdampak pada

    ketidak mampuan pompa untuk

    mengalirkan fluida dan perlu adanya

    pemancingan awal karena pipa diisi oleh

    udara. Sedangkan apabila tidak dapat

    terbuka maka perlu perbaikan yang lama

    untuk membalikan fungsinya bila tak ada

    salauran cadangan.

    1.3 Respon katub lambat

    (partial failure)

    1.3.1 Petunjuk instrument tidak

    terbaca

    Increasing Failure1.3.2 Operasi lambat Random & Increasing Failure1.3.3 Output tinggi Random

    Asset No. : C06- BV 01K Specification:

    Dapat dioperasikan membuka danmenutup secara sempurna, pressure

    drop tidak lebih dari 1 psi setelah

    melewati katup, dapat mengaliran

    fluida dengan maksimal suhu dan

    tekanan.

    Function :

    sebagai pembuka dan penutup saluran

    fluida yang mengalir di dalam pipa.

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku untuk nomor asset

    butterfly valve yang lain pada cooling

    system.

    Name : Butterfly Valve

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.1 Katub tidak dapat

    beroperasi (broke down)

    1.1.1 Gagal dibuka atau ditutup Random & Increasing Failure Apabila terjadi partial failure pada katubyang dapat disebabkan karena adanyakegagalan yang mengakibatkan kecepatan

    aliran berkurang yang dapat berdampak

    pada debit yang ikut berkurang maka

    performa dari pompa juga akan tidak

    maksimal dan apabila pressure drop pada

    1.1.2 Gagal diatur Random & Increasing Failure1.2 Ketub tidak dapat

    menutup sempurna

    (partial failure)

    1.2.1 Plugged/ choked Random1.2.2 Kebocoran dalam Increasing Failure1.2.3 Kerusakan luar Random1.2.4 Structural deficiency Random & Increasing Failure

    1.3 Respon katub lambat 1.3.1 Operasi lambat Random & Increasing Failure

  • 7/31/2019 fahru fmea

    25/36

    Asset No. : C06- BV 01K Specification:

    Dapat dioperasikan membuka danmenutup secara sempurna, pressure

    drop tidak lebih dari 1 psi setelah

    melewati katup, dapat mengaliran

    fluida dengan maksimal suhu dan

    tekanan.

    Function :

    sebagai pembuka dan penutup saluran

    fluida yang mengalir di dalam pipa.

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku untuk nomor asset

    butterfly valve yang lain pada cooling

    system.

    Name : Butterfly Valve

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    (partial failure) 1.3.2 Output tinggi Random pompa menjadi besar maka pompa akanlebih cepat panas karena bekerja lebih

    keras untuk memompa fluida.

    Sedangkan apabila yang terjadi adalah

    total failure karena pompa yang tak dapat

    ditutup maka akan berdampak pada

    pemborosan pada bahan bakar maupun

    sistem yang tak berhenti. Sedangkan

    apabila tidak dapat dibuka maka perlu

    perbaikan yang lama untuk membalikan

    fungsinya bila tak ada saluran cadangan.

    Asset No. : C06- GV 01K Specification:

    Dapat dioperasikan membuka danmenutup secara sempurna, pressure

    drop tidak lebih dari 1 psi setelah

    melewati katup, dapat mengaliran

    fluida dengan maksimal suhu dan

    tekanan.

    Function :

    sebagai pembuka dan penutup saluran

    fluida yang mengalir di dalam pipa.

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku untuk nomor asset

    gate valve yang lain pada cooling system.

    Name : Gate Valve

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.1 Katub tidak dapat

    beroperasi (broke down)

    1.1.1 Gagal dibuka atau ditutup Random & Increasing Failure Apabila terjadi partial failure pada katubyang dapat disebabkan karena adanya

    kegagalan yang mengakibatkan kecepatan

    aliran berkurang yang dapat berdampakpada debit yang ikut berkurang maka

    performa dari pompa juga akan tidak

    maksimal dan apabila pressure drop pada

    pompa menjadi besar maka pompa akan

    lebih cepat panas karena bekerja lebih

    1.1.2 Gagal diatur Random & Increasing Failure1.2 Ketub tidak dapat

    menutup sempurna(partial failure)

    1.2.1 Plugged/ choked Random1.2.2 Kebocoran dalam Increasing Failure1.2.3 Kerusakan luar Random1.2.4 Structural deficiency Random & Increasing Failure

    1.3 Respon katub lambat

    (partial failure)

    1.3.1 Petunjuk instrument tidak

    terbaca

    Increasing Failure1.3.2 Operasi lambat Random & Increasing Failure

  • 7/31/2019 fahru fmea

    26/36

    Asset No. : C06- GV 01K Specification:

    Dapat dioperasikan membuka danmenutup secara sempurna, pressure

    drop tidak lebih dari 1 psi setelah

    melewati katup, dapat mengaliran

    fluida dengan maksimal suhu dan

    tekanan.

    Function :

    sebagai pembuka dan penutup saluran

    fluida yang mengalir di dalam pipa.

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku untuk nomor asset

    gate valve yang lain pada cooling system.

    Name : Gate Valve

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.3.3 Output tinggi Random keras untuk memompa fluida.Sedangkan apabila yang terjadi adalah

    total failure karena pompa yang tak dapat

    ditutup maka akan berdampak pada

    pemborosan pada bahan bakar maupun

    sistem yang tak berhenti. Sedangkan

    apabila tidak dapat dibuka maka perlu

    perbaikan yang lama untuk membalikan

    fungsinya bila tak ada saluran cadangan.

    Asset No. : C06- TV 01K Specification:

    Dapat mengoperasikan membuka danmenutup secara sempurna katup bypass sesuai dengan suhu yang telah di

    tentukan.

    Function :

    sebagai pengatur katub bypass denganindicator suhu yang telah ditentukan.

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku untuk nomor assetthermostatic valve yang lain pada cooling

    system.

    Name : Thermostatic valve

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.1 Sensor dan katub tak dapat

    beroperasi (broke down)

    1.1.1 Gagal dibuka atau ditutup Random & Increasing Failure1.1.2 Gagal diatur Random & Increasing Failure1.1.3 Tidak dapat mengukur suhu Increasing Failure

    1.2 Katub tidak dapat

    menutup sempurna

    (partial failure)

    1.2.1 Plugged/ choked Random1.2.2 Failed to regulate Increasing Failure1.2.3 Delay operated Random1.2.4 Structural deficiency Random & Increasing Failure

    1.3 Respon katub lambat(partial failure)

    1.3.1 Petunjuk instrument tidakterbaca

    Increasing Failure1.3.2 Operasi lambat Random & Increasing Failure1.3.3 Output tinggi Random

  • 7/31/2019 fahru fmea

    27/36

    Asset No. : C06- PP 01K Specification:

    Dapat mengalairkan fluida dari satutempat ke satu ke tempat lain yang

    dituju dengan kapasitas, suhu dan

    head tertentu.

    Function :

    sebagai penyalur atau tempat mengalirnya

    fluida.

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku untuk nomor asset

    yang lain pada cooling system.

    Name : Pipe

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.1 Tidak dapat mengalirkan

    fluida (broke down)

    1.1.1 Plugged/ choked Random Apabila terjadi partial failure maka dapatterjadi overheat pada engine dan

    komponen lain karena kurangnya fluidauntuk pendinginan berkurang karena debit

    air berkurang.

    Apabila terjadi broke down maka sistem

    tidak dapat berjalan dengan lancar dan

    pasti sistem tidak dapat digunakan.

    1.1.2 Transmission failure Random & Increasing Failure1.1.3 Fail to function on demand Random & Increasing Failure

    1.2 Tidak dapat mengalirkan

    fluida degan kapasitas,

    tekanan dan suhu tertentu

    (partial failure)

    1.2.1 Plugged/ choked Random1.2.2 External leakage Increasing Failure1.2.3 Internal leakage Random & Increasing Failure

    Asset No. : C06- FI

    01K

    Specification:

    Menyaring kontaminasidengan ukuran tertentu

    Function :

    Menyaring kontaminasi

    dengan ukuran tertentu

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku untuk

    nomor asset yang lain pada

    cooling system.

    Name : Filter

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.1 Tidak dapat

    menyaring

    kontaminan (broke

    down)

    1.1.1Plugged/ choked Random Apabila terjadi partial failuremaka dapat terjadi kerusakan

    pada pompa sehingga merusak

    impeller.

    Apabila terjadi broke down

    maka sistem tidak dapat

    berjalan dengan lancar dan

    pastinya heat transfer tidakdapat sempurna.

    1.1.2Internal leakage Random & Increasing Failure

    1.2 Pressure drop

    tinggi (partial

    failure)

    1.2.1Plugged/ choked Random1.2.2Internal leakage Random & Increasing Failure

  • 7/31/2019 fahru fmea

    28/36

    Asset No. : C06- PH 01K Specification:

    Memenaskan suhu sebesar 350C (dari15

    0C-50

    0C) dan waktu memanaskan

    adalah 12 jam sesuai dengan kapasitas

    dari 1% nominal MCR power engine.

    Function :

    sebagai pemanas fluida pendingin untuk

    pemanas awal membantu memanskan

    engine untuk mempermudah proses

    pembakaran pada saat start awal.

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku untuk nomor asset

    yang lain pada cooling system.

    Name : Preheater

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.1 Tidak dapat memanaskan

    fluida (broke down)

    1.1.1 Internal power supply rusak Random & Increasing Failure Apabila terjadi partial failure maka engineakan lebih lama untuk start karena panasyang dibutuhkan engine kurang.

    Apabila terjadi broke down maka engine

    akan cukup lama untuk start karena

    kebutuhan panas kurang.

    1.1.2 Body shell rusak RandomReflux coil rusak Random & Increasing FailurePlugged/choked Random

    1.2 Tidak dapat menaikkan

    suhu sebesar 350C (partial

    failure)

    1.2.1 Insuffient heat transfer Random & Increasing Failure1.2.3 overheating Random & Increasing Failure

    Abnormal instrument reading Increasing Failure

    Asset No. : C06- LA 01K Specification:

    Dapat memberikan tanda alarm apabilaisi dari expansion tank pada batas atas

    dan pada batas bawah yang telah

    ditentukan.

    Function :

    sebagai penanda apabila expansion tank

    terisi penuh oleh fluida cooling maupun

    apabila fluida cooling hampir habis atau

    pada level terendah.

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku untuk nomor asset

    yang lain pada cooling system.

    Name : Level alarm

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.1 Tidak dapat memberikan

    peringatan pada saat yang

    telah ditentukan (broke

    down)

    1.1.1 Sensor rusak Random & Increasing Failure Apabila terjadi partial failure maka dapatterjadi penuhnya tangki oleh fluida

    pendingin dan akhirnya dapat mnggenagi

    sekitarnya.

    Apabila terjadi broke down maka sistem

    tidak dapat berjalan dengan lancar dan

    apabila tanki habis maka kebutuhan engine

    akan berkurang dan dapat terjadi

    overheat.

    1.1.2 Alaram rusak Random

    1.2 Respon lambat (partial

    failure)

    1.2.1 Abnormal instrument reading Increasing Failure

  • 7/31/2019 fahru fmea

    29/36

    Asset No. : C06- SP 01K Specification:

    Seawater fow ......200 m3/hPump head .............2.5 barTest pressure according to class rulesWorking temperature, normal 0-32 CWorking temperature ..maximum 50

    C

    The capacity is to be within atolerance of 0% to +0%.

    Function :

    sebagai pemompa air laut dengan aliran

    200 m3/h dan head 2.5 bar dengan

    temperatur kerja 00-32

    0C suhu maksimum

    500C dari seachest menuju central air

    cooling dan dibuang di overboard.

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku pada sea water

    cooling system

    Name : Sea Water Pump

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.1 Pompa tidak dapat dipakai

    (broke down)

    1.1.1 Bearing rusak Increasing Failure Apabila partial failure terjadi maka supplypendingin dapat berkurang yang berakibat

    pada performa main engine yang ikut

    berkurang, hal ini dapat disebabkan karena

    tekanan yang berkurang maupun debit

    alirannya.

    Apabila terjadi total failure maka pompa

    tidak akan berjalan sama sekali yang dapat

    disebabkan karena patahnya shaft, seal

    yang rusak dan matinya motor penggerak

    pompa. Efek lain yang akan diakibatkan

    adalah sistem akan mati karena overheat.

    1.1.2 Motor rusak Increasing Failure1.1.3 Internal leakage Increasing Failure1.1.4 External leakage Random1.1.5 Shaft patah Increasing Failure1.1.6 Fail to start Random1.1.7 overheating Random

    1.2 Pump head kurang dari 2.5

    bar (partial failure)

    1.2.1 Internal Leakage Random1.2.2 Seal rusak Increasing Failure1.2.3 Sensor rusak Random & Increasing Failure1.2.4 Eksternal leakage Random1.2.5 Low output Random1.2.6 Erratic output Random1.2.7 Structural deficiency Increasing Failure

    1.3 Water flow kurang dari 200

    m3/h (partial failure)

    1.3.1 Internal Leakage Increasing Failure1.3.2 Seal rusak Increasing Failure1.3.3 Low output Random1.3.4 Eksternal leakage Random & Increasing Failure1.3.5 Minor in service problem Random1.3.6 Erratic output Random

  • 7/31/2019 fahru fmea

    30/36

    Asset No. : C06- CP 01K Specification:

    Seawater flow ...........200 m3/hPump head....................2.5 barTest pressure according to class rulesDelivery pressure depends on location

    of expansion tank

    Test pressure according to class rulesWorking temperature..... 80 CDesign temperature. 00 CThe capacity is to be within atolerance of 0% to +0%.

    Function :

    sebagai pemompa fluida pendingin yang

    akan bersirkulasi untuk mendinginkan

    jacket cooling, lube oil cooling, dan

    scavange air cooler dengan aliran 200

    m3/h, head 2.5 bar, dan temperatur kerja

    800

    C

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku pada sea water

    cooling system

    Name : Central cooling

    Water Pump

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.1 Pompa tidak dapat dipakai

    (broke down)

    1.1.1 Bearing rusak Increasing Failure Apabila partial failure terjadi maka supplypendingin dapat berkurang yang berakibat

    pada performa main engine yang ikut

    berkurang, hal ini dapat disebabkan karena

    tekanan yang berkurang maupun debit

    alirannya.

    Apabila terjadi total failure maka pompa

    tidak akan berjalan sama sekali yang dapat

    disebabkan karena patahnya shaft, seal

    yang rusak dan matinya motor penggerakpompa. Efek lain yang mungkin terjadi

    adalah matinya sistem karena overheat.

    1.1.2 Motor rusak Increasing Failure1.1.3 Internal leakage Increasing Failure1.1.4 External leakage Random1.1.5 Shaft patah Increasing Failure1.1.6 Fail to start Random1.1.7 overheating Random

    1.2 Pump head kurang dari 2.5

    bar (partial failure)

    1.2.1 Internal Leakage Random1.2.2 Seal rusak Increasing Failure1.2.3 Sensor rusak Random & Increasing Failure1.2.4 Eksternal leakage Random1.2.5 Low output Random1.2.6 Erratic output Random1.2.7 Structural deficiency Increasing Failure

    1.3 Water flow kurang dari 200

    m3/h (partial failure)

    1.3.1 Internal Leakage Increasing Failure1.3.2 Seal rusak Increasing Failure1.3.3 Low output Random1.3.4 Eksternal leakage Random & Increasing Failure1.3.5 Minor in service problem Random1.3.6 Erratic output Random

  • 7/31/2019 fahru fmea

    31/36

    Asset No. : C06- JP 01K Specification:

    Jacket water fow ........44 m3/h Pump head .................3.0 bar Delivery pressure depends on

    location of expansion tank

    Test pressure according to classrules

    Working temperature .... 80 C Design temperature ..... 00 C The fow capacity is to be within atolerance of 0% to +0%.

    Function :

    sebagai pemompa fluida pendingin yang

    akan bersirkulasi untuk mendinginkan

    jacket cooling, lube oil cooling, dan

    scavange air cooler dengan aliran 200

    m3/h, head 2.5 bar, dan temperatur kerja

    800

    C

    Remark:

    FMEA ini juga berlaku pada sea water

    cooling system

    Name : jacket cooling Pump

    Functional Failure Failure Mode Failure Pattern Failure Effect

    1.1 Pompa tidak dapat dipakai

    (broke down)

    1.1.1 Bearing rusak Increasing Failure Apabila partial failure terjadi maka supplypendingin dapat berkurang yang berakibat

    pada performa main engine yang ikut

    berkurang, hal ini dapat disebabkan karena

    tekanan yang berkurang maupun debit

    alirannya.

    Apabila terjadi total failure maka pompa

    tidak akan berjalan sama sekali yang dapat

    disebabkan karena patahnya shaft, seal

    yang rusak dan matinya motor penggerakpompa. Efek lain yang pasti terjadi adalah

    engine akan terjadi deformasi dan

    pembakaran akan tidak sempurna.

    1.1.2 Motor rusak Increasing Failure1.1.3 Internal leakage Increasing Failure1.1.4 External leakage Random1.1.5 Shaft patah Increasing Failure1.1.6 Fail to start Random1.1.7 overheating Random

    1.2 Pump head kurang dari 3

    bar (partial failure)

    1.2.1 Internal Leakage Random1.2.2 Seal rusak Increasing Failure1.2.3 Sensor rusak Random & Increasing Failure1.2.4 Eksternal leakage Random1.2.5 Low output Random1.2.6 Erratic output Random1.2.7 Structural deficiency Increasing Failure

    1.3 Water flow kurang dari 44

    m3/h (partial failure)

    1.3.1 Internal Leakage Increasing Failure1.3.2 Seal rusak Increasing Failure1.3.3 Low output Random1.3.4 Eksternal leakage Random & Increasing Failure1.3.5 Minor in service problem Random1.3.6 Erratic output Random

  • 7/31/2019 fahru fmea

    32/36

    LAMPIRAN 2

    LIFE PLAN

  • 7/31/2019 fahru fmea

    33/36

    No Asset KOMPONEN ITEM AKTIFITAS TIPE ON/OFF FREKUENSI DURASI PEKERJA

    C06- PI 01K Pressure Indocator Indicator Check kondisi & reconditioning Pengencangan dan pembersihan MajorMinor ONLINEONLINE 1 tahun1 bulan 2 jam1 jam Masinis 2Wiper

    C06- TI 01K Temperature Indocator Indicator Check kondisi & reconditioning Pengencangan dan pembersihan MajorMinor ONLINEONLINE 1 tahun1 bulan 2 jam1 jam Masinis 2Wiper

    C06- CC 01K entral Cooling ShellU Tube

    Check kondisi & reconditioning Pengencangan dan pembersihan

    Major

    Minor

    OFFLINE

    ONLINE

    1 tahun

    1 bulan

    6jam

    1 jam

    Masinis 1

    WiperC06- JC 01K Jacket Water cooling Shell

    U Tube Check kondisi & reconditioning Pengencangan dan pembersihan MajorMinor OFFLINEONLINE 1 tahun1 bulan 6jam1 jam Masinis 1WiperC06- SC 01K Scavange Air Cooling U Tube Check kondisi & reconditioning

    Pengencangan dan pembersihan MajorMinor OFFLINEONLINE 1 tahun1 bulan 6jam1 jam Masinis 1WiperC06- LC 01K Lubricating oil Cooling U Tube Check kondisi & reconditioning

    Pengencangan dan pembersihan MajorMinor OFFLINEONLINE 1 tahun1 bulan 6jam1 jam Masinis 1WiperC06- NV 01K Non Return Valve Shell

    ShildDiskHandle

    Check dan pembersihan atau penggantian MajorOFFLINE

    1 tahun 4jam

    Masinis 1

    C06- BV 01K Butterfly Valve ShellShildDiskHandle

    Check dan pembersihan atau penggantian Pelumasan, pegencangan dan pembersihan

    Major

    Minor OFFLINE

    ONLINE

    1 tahun

    1 bulan

    4jam

    1 jam Masinis 2

    Oiler 2

    C06- GV 01K Gate Valve ShellShildDiskHandle

    Check dan pembersihan atau penggantian Pelumasan, pegencangan dan pembersihan MajorMinor OFFLINE

    ONLINE

    1 tahun

    1 bulan

    4jam

    1 jam

    Masinis 2

    Oiler 2

    C06- TV 01K Thermostatic valve ShellShildDiskElectro Motor

    Check kondisi & reconditioning Pengencangan dan pembersihan Major ONLINE

    ONLINE

    1 tahun

    1 bulan

    5jam

    1 jam

    Masinis 2

    Wiper

    C06- PP 01K Pipe Shell Check dan pembersihan atau penggantian Pengencangan dan pembersihan MajorMinor OFFLINEONLINE 1 tahun1 bulan 8jam1 jam Masinis 2Wiper

    C06- FI 01K Filter

    Filter Check kondisi & reconditioning Major OFFLINE 6 bulanan 4jam WiperC06- PH 01K Preheater Shell

    U Tube Check kondisi & reconditioning Pengencangan dan pembersihan MajorMinor OFFLINEONLINE 1 tahun1 bulan 6jam1 jam Masinis 1WiperC06- LA 01K Level alarm Detector

    AlarmElectro

    Check kondisi & reconditioning Pengencangan dan pembersihan MajorMinor ONLINE

    ONLINE

    1 tahun

    1 bulan

    3jam

    1 jam

    Masinis 2

    Wiper

  • 7/31/2019 fahru fmea

    34/36

    No Asset KOMPONEN ITEM AKTIFITAS TIPE ON/OFF FREKUENSI DURASI PEKERJA

    C06- SP 01K

    Sea Water Pump

    ImpellerShaftMotorBearing

    Check kebocoran shaft seal, Check kebocorangasket, Check kebocoran O-ring

    Pembersihan filter dan reconditioning Pelumasan bearing, pengencangan dan

    pembersihan

    Major

    Major

    Minor

    OFFLINE

    OFFLINE

    ONLINE

    1 tahun

    1 tahun

    1 bulan

    8Jam

    4Jam

    1jam

    Masinis 1

    Wiper

    Oiler 1

    C06- CP 01K

    Central cooling Water Pump

    ImpellerShaftMotorBearing

    Check kebocoran shaft seal, Check kebocorangasket, Check kebocoran O-ring

    Pembersihan filter dan reconditioning Pelumasan bearing, pengencangan dan

    pembersihan

    Major

    Major

    Minor

    OFFLINE

    OFFLINE

    ONLINE

    1 tahun

    1 tahun

    1 bulan

    8Jam

    4Jam

    1Jam

    Masinis 1

    Wiper

    Oiler 1

    C06- JP 01K

    jacket cooling Pump

    ImpellerShaftMotorBearing

    Check kebocoran shaft seal, Check kebocorangasket, Check kebocoran O-ring

    Pembersihan filter dan reconditioning Pelumasan bearing, pengencangan dan

    pembersihan

    Major

    Major

    Minor

    OFFLINE

    OFFLINE

    ONLINE

    1 tahun

    1 tahun

    1 bulan

    8jam

    4jam

    1jam

    Masinis 1

    Wiper

    Oiler 1

  • 7/31/2019 fahru fmea

    35/36

    LAMPIRAN 3

    SCHEDULLING

  • 7/31/2019 fahru fmea

    36/36