LAPORAN SITUASI COVID-19 IOM INDONESIA

6
LAPORAN SITUASI COVID-19 IOM INDONESIA (23 JULI) 1 GAMBARAN UMUM SITUASI & RESPONS YANG DIBUTUHKAN Jumlah kasus COVID-19 yang terkonfirmasi terus meningkat, dengan laporan jumlah kasus baru tertinggi terjadi pada tanggal 9 Juli (2,657 kasus). Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta secara bergantian melaporkan peningkatan kasus tertinggi per hari. Lebih dari 162,000 pekerja migran Indonesia telah pulang ke Indonesia sejak awal pandemi. Bank Dunia telah memprediksi bahwa akan terjadi penurunan jumlah remitansi global hingga 20% dan menurut Bank Indonesia, jumlah keseluruhan remitansi yang diterima Indonesia pada kuartal pertama tahun 2020 telah turun sebesar 10,3% jika dibandingkan dengan kuartal keempat di tahun 2019. Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) tengah menyusun panduan, dengan memasukkan beberapa protokol kesehatan yang telah direvisi, untuk pelonggaran pembatasan penempatan pekerja migran yang sebelumnya telah diberlakukan sejak bulan Maret 2020. Saat ini terdapat sekitar 43,000 calon pekerja migran yang menunggu pemberangkatan untuk bekerja di negara-negara tujuan di Asia Timur, Asia Tenggara, dan Timur Tengah. IOM telah memperluas respons penanggulangan pandemi agar mencakup para pekerja migran dan keluarga mereka, termasuk melalui pengembangan program-program khusus di titik-titik kedatangan atau points of entry, menerapkan langkah-langkah untuk melawan stigma terhadap para pekerja yang kembali, dan menjaga keberlanjutan layanan bagi para pekerja migran yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang. Pada tanggal 25 Juni, terdapat 99 perempuan, laki-laki, dan anak Rohingya yang diselamatkan di provinsi Aceh. Mereka dalam kondisi lemah akibat kelaparan dan dehidrasi setelah pergi dari Cox’s Bazar, Bangladesh menggunakan kapal dan diperkirakan berada di tengah lautan selama lebih dari empat bulan. Berkoordinasi dengan Satuan Tugas Penanganan Pengungsi Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri RI, serta pemerintah daerah dan relawan masyarakat, IOM menyediakan bantuan kemanusiaan kepada kelompok tersebut sesuai dengan protokol mitigasi COVID-19. LAPORAN SITUASI COVID-19 IOM INDONESIA 23 JULI 2020 CERITA KHUSUS MELAWAN STIGMATISASI TERHADAP PEKERJA MIGRAN YANG KEMBALI KE INDONESIA SELAMA PANDEMI “Selama perjalanan pulang ke rumah, saya batuk kecil dan hal ini membuat saya dijauhi oleh orang- orang di sekitar saya,” kata JM, salah satu pekerja migran yang kembali ke Indonesia, dan merupakan penyintas tindak pidana perdagangan orang (TPPO). JM (bukan nama sebenarnya) pergi bekerja ke luar negeri dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hidup dan situasi keuangan keluarganya. Terlepas dari niat dan usaha terbaiknya, harapannya akhirnya pupus. Berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), ia bermigrasi ke Malaysia pada tahun 2003. Ia langsung mendapatkan pekerjaan di sebuah perkebunan, dan pekerjaannya berjalan dengan lancar pada beberapa tahun pertama dan ia dapat mengirim uang ke rumah. Namun pada tahun 2008, JM dieksploitasi, dipaksa untuk bertahan dalam kondisi kerja yang semakin keras, dan tidak dapat pergi. Setelah lebih dari 10 tahun, ia akhirnya berhasil melarikan diri dan pulang ke Indonesia. Namun, rasa sakit dan penderitaannya tidak segera selesai seperti yang dia harapkan. Pandemi COVID-19 telah membatasi kemampuan sebagian orang untuk kembali ke kota asal mereka, termasuk pekerja migran Indonesia seperti JM yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang. Terlebih, ketakutan akan virus ini telah menyebabkan stigmatisasi terhadap pekerja migran yang kembali ke Indonesia sebagai pembawa COVID-19. "Saya bukan virus," tutur JM ketika mengenang saat- saat dia pulang. "Setelah semua itu terjadi, saya memutuskan kembali ke rumah dan sekarang saya hanya ingin berkumpul bersama keluarga saya." Bersambung di halaman 2 91,751 Positif 50,255 Sembuh 4,459 Meninggal

Transcript of LAPORAN SITUASI COVID-19 IOM INDONESIA

Page 1: LAPORAN SITUASI COVID-19 IOM INDONESIA

LAPORAN SITUASI COVID-19 IOM INDONESIA (23 JULI) 1

GAMBARAN UMUM SITUASI & RESPONS YANG DIBUTUHKAN

• Jumlah kasus COVID-19 yang terkonfirmasi terus meningkat, dengan laporan jumlah

kasus baru tertinggi terjadi pada tanggal 9 Juli (2,657 kasus). Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta secara bergantian melaporkan peningkatan kasus tertinggi per hari.

• Lebih dari 162,000 pekerja migran Indonesia telah pulang ke Indonesia sejak awal pandemi. Bank Dunia telah memprediksi bahwa akan terjadi penurunan jumlah remitansi global hingga 20% dan menurut Bank Indonesia, jumlah keseluruhan remitansi yang diterima Indonesia pada kuartal pertama tahun 2020 telah turun sebesar 10,3% jika dibandingkan dengan kuartal keempat di tahun 2019. Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) tengah menyusun panduan, dengan memasukkan beberapa protokol kesehatan yang telah direvisi, untuk pelonggaran pembatasan penempatan pekerja migran yang sebelumnya telah diberlakukan sejak bulan Maret 2020. Saat ini terdapat sekitar 43,000 calon pekerja migran yang menunggu pemberangkatan untuk bekerja di negara-negara tujuan di Asia Timur, Asia Tenggara, dan Timur Tengah. IOM telah memperluas respons penanggulangan pandemi agar mencakup para pekerja migran dan keluarga mereka, termasuk melalui pengembangan program-program khusus di titik-titik kedatangan atau points of entry, menerapkan langkah-langkah untuk melawan stigma terhadap para pekerja yang kembali, dan menjaga keberlanjutan layanan bagi para pekerja migran yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang.

• Pada tanggal 25 Juni, terdapat 99 perempuan, laki-laki, dan anak Rohingya yang diselamatkan di provinsi Aceh. Mereka dalam kondisi lemah akibat kelaparan dan dehidrasi setelah pergi dari Cox’s Bazar, Bangladesh menggunakan kapal dan diperkirakan berada di tengah lautan selama lebih dari empat bulan. Berkoordinasi dengan Satuan Tugas Penanganan Pengungsi Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri RI, serta pemerintah daerah dan relawan masyarakat, IOM menyediakan bantuan kemanusiaan kepada kelompok tersebut sesuai dengan protokol mitigasi COVID-19.

LAPORAN SITUASI COVID-19 IOM INDONESIA 23 JULI 2020

CERITA KHUSUS

MELAWAN STIGMATISASI TERHADAP PEKERJA MIGRAN YANG KEMBALI KE

INDONESIA SELAMA PANDEMI

“Selama perjalanan pulang ke rumah, saya batuk kecil dan hal ini membuat saya dijauhi oleh orang-orang di sekitar saya,” kata JM, salah satu pekerja migran yang kembali ke Indonesia, dan merupakan penyintas tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

JM (bukan nama sebenarnya) pergi bekerja ke luar negeri dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hidup dan situasi keuangan keluarganya. Terlepas dari niat dan usaha terbaiknya, harapannya akhirnya pupus.

Berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), ia bermigrasi ke Malaysia pada tahun 2003. Ia langsung mendapatkan pekerjaan di sebuah perkebunan, dan pekerjaannya berjalan dengan lancar pada beberapa tahun pertama dan ia dapat mengirim uang ke rumah.

Namun pada tahun 2008, JM dieksploitasi, dipaksa untuk bertahan dalam kondisi kerja yang semakin keras, dan tidak dapat pergi.

Setelah lebih dari 10 tahun, ia akhirnya berhasil melarikan diri dan pulang ke Indonesia. Namun, rasa sakit dan penderitaannya tidak segera selesai seperti yang dia harapkan.

Pandemi COVID-19 telah membatasi kemampuan sebagian orang untuk kembali ke kota asal mereka, termasuk pekerja migran Indonesia seperti JM yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang.

Terlebih, ketakutan akan virus ini telah menyebabkan stigmatisasi terhadap pekerja migran yang kembali ke Indonesia sebagai pembawa COVID-19.

"Saya bukan virus," tutur JM ketika mengenang saat-saat dia pulang. "Setelah semua itu terjadi, saya memutuskan kembali ke rumah dan sekarang saya hanya ingin berkumpul bersama keluarga saya."

Bersambung di halaman 2

91,751 Positif

50,255 Sembuh

4,459 Meninggal

Page 2: LAPORAN SITUASI COVID-19 IOM INDONESIA

LAPORAN SITUASI COVID-19 IOM INDONESIA (23 JULI) 2

• IOM terus memberikan dukungan terhadap upaya dan langkah-langkah penanggulangan COVID-19 yang di dalamnya juga mencakup para pengungsi dan pencari suaka, meningkatkan keterlibatan para pengungsi secara luas dalam kegiatan komunikasi risiko, menguatkan upaya pencegahan dan pengendalian penularan, serta melanjutkan penyediaan layanan penanganan kasus secara nasional.

KILAS AKTIVITAS IOM DI SELURUH INDONESIA

SURABAYA, JAWA TIMUR

Di Surabaya, IOM mendonasikan 50 tempat mencuci tangan dan perlengkapan kebersihan kepada masyarakat lokal serta beberapa Puskesmas. Lukisan-lukisan yang dibuat oleh para pengungsi menambah sisi artistik dan keindahan pada tempat-tempat cuci tangan tersebut.

BATAM, KEPULAUAN RIAU

Dalam rangka membangun ketangguhan kolektif komunitas pengungsi di Batam, IOM menyelenggarakan webinar dua mingguan untuk para pengungsi selama pandemi dengan pembicara dengan berbagai latar belakang yang secara sukarela menyampaikan materi.

JAKARTA

IOM Indonesia mendonasikan masker kain dan cairan pembersih tangan untuk beberapa organisasi yang tanpa mengenal lelah telah membantu korban perdagangan orang di Indonesia.

CERITA KHUSUS

“Pandemi telah memberikan dampak yang signifikan kepada para pekerja migran Indonesia – dan keluarga mereka – dalam berbagai bentuk,” kata Among Resi, Koordinator Program Nasional IOM Indonesia untuk penanggulangan tindak pidana perdagangan orang dan migrasi tenaga kerja. “Lebih dari 162,000 pekerja migran Indonesia telah pulang, dan ribuan lainnya menunggu proses penempatan dibuka kembali, karena terbatasnya pekerjaan di Indonesia, terutama selama pandemi.”

“Selain stigma baru yang dihadapi oleh pekerja migran, berbagai faktor telah menempatkan pekerja migran dalam situasi berbahaya: tidak saja menghadapi risiko terhadap perekrutan yang tidak etis, tetapi juga pada kemungkinan terjadinya tindak pidana perdagangan orang,” tambah Resi.

Sekembalinya ke Indonesia, JM dikarantina selama 19 hari di tempat penampungan di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, yang dikelola oleh Kementerian Sosial, sebelum ia dapat pulang dan dipersatukan kembali dengan keluarganya di Lombok.

Karantina diberlakukan di daerah perbatasan dan pelabuhan pada bulan Maret 2020, dan IOM telah memberikan dukungan kepada mitra pemerintah untuk mengurangi risiko penyebaran COVID-19 di berbagai tempat penampungan dan titik kedatangan, serta untuk menjaga keberlangsungan layanan-layanan penting bagi para penyintas perdagangan manusia di antara sejumlah besar orang Indonesia yang kembali.

Bersama para mitra pemerintah, IOM telah membuat sejumlah video dan poster untuk meningkatkan kesadaran para pekerja migran dan keluarga mereka tentang tindakan pencegahan COVID-19. Materi kampanye informasi juga dibuat, disebarkan ke seluruh kota dan desa di Indonesia, dan ditujukan kepada masyarakat yang lebih luas agar dapat mengenali dan menghindari perilaku stigmatisasi terhadap pekerja migran.

Bantuan yang diberikan oleh IOM kepada penyintas perdagangan orang dalam kisah ini, diberikan atas dukungan dana dari Kantor Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk Memantau dan Memerangi Perdagangan Manusia (J/TIP).

Ditulis oleh Astried Sarah & Dayinta Pinasthika, IOM Indonesia

LHOKSEUMAWE, ACEH

Sebagai bagian dari langkah-langkah mitigasi COVID-19 yang lebih luas, IOM menyelenggarakan sesi peningkatan kesadaran untuk perempuan, laki-laki, dan anak Rohingya di Aceh dalam bahasa asli mereka.

Page 3: LAPORAN SITUASI COVID-19 IOM INDONESIA

LAPORAN SITUASI COVID-19 IOM INDONESIA (23 JULI) 3

TINDAKAN PENANGGULANGAN OLEH IOM DI INDONESIA

Prioritas Strategis 1: Memastikan tindakan penanggulangan yang terkoordinasi dengan baik, didasarkan pada informasi di lapangan, dan tepat waktu melalui sistem pelacakan mobilitas dan penguatan struktur kemitraan dan koordinasi yang telah dibangun di tingkat masyarakat, nasional dan regional

• IOM terus berkoordinasi dengan Gugus Tugas COVID-19 Nasional dan Daerah guna menanggulangi dampak dari wabah COVID-19 di sektor kesehatan, sosial, maupun yang berhubungan dengan mobilitas penduduk.

• Dengan diterbitkannya surat edaran Kementerian Kesehatan tentang disertakannya pengungsi dalam mengakses langkah-langkah mitigasi COVID-19, rapat-rapat koordinasi virtual telah diselenggarakan dengan berbagai dinas kesehatan dan Puskesmas di sejumlah daerah guna meningkatkan pengelolaan dan mekanisme rujukan ketika ditemukannya indikasi COVID-19 di tengah komunitas pengungsi di

Indonesia, termasuk dalam penggunaan fasilitas-fasilitas isolasi, survei epidemiologi, dan penelusuran kontak.

• Melalui Klaster Nasional Pengungsian dan Perlindungan (Klasnas PP), IOM bersama Kementerian Sosial, memfasilitasi pertemuan koordinasi klaster mingguan lintas sektor untuk penanggulangan COVID-19. Pertemuan-pertemuan koordinasi tambahan juga diselenggarakan dengan melibatkan para lembaga anggota klaster dan pemerintah daerah di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah untuk mendukung penanggulangan COVID-19 lintas sektor di tingkat provinsi.

Prioritas Strategis 2: Kontribusi terhadap kesiapan dan upaya penanggulangan COVID-19 di tingkat global, regional, nasional, dan masyarakat dalam rangka menekan angka morbiditas dan kematian

• Setelah 99 perempuan, laki-laki, dan anak Rohingya diselamatkan di Aceh, beberapa anggota tim dari IOM segera dikerahkan untuk berkoordinasi dan mendukung pemerintah daerah, dalam menyediakan bantuan darurat kepada kelompok tersebut saat mereka berlabuh. Dinas Kesehatan kabupaten melaksanakan rapid test bagi para individu dan hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada dari mereka yang memiliki indikasi COVID-19.

• IOM berkoordinasi dengan berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah dan gugus tugas di Pontianak, Bali, Tanjung Pinang, dan daerah-daerah lainnya guna meningkatkan upaya mereka dalam merespon berbagai tantangan yang dihadapi oleh para pekerja migran Indonesia di titik-titik kedatangan yang mereka lalui.

• IOM mendistribusikan peralatan dan perlengkapan medis esensial kepada dinas kesehatan tingkat provinsi maupun kabupaten, puskesmas dan rumah sakit di belasan kota melalui koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pendistribusian mencakup ventilator, defibrilator, tempat tidur rumah sakit, alat pelindung diri, termasuk masker medis, pembersih tangan, pelindung wajah, baju pelindung zat berbahaya, kacamata pelindung, dan alat-alat lainnya.

• Sebagai peningkatan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi yang telah berjalan, IOM memasang dan menyediakan 50 tempat cuci tangan tambahan di dalam dan di sekitar kompleks penampungan pengungsi dan melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala di lokasi-lokasi akomodasi pengungsi yang tersebar di sembilan kota.

• Di Tangerang, Semarang, Pekanbaru, Medan, Makassar dan kota-kota lainnya, para pengungsi dalam program IOM terus memproduksi masker kain sebagai upaya kolaboratif dengan masyarakat setempat. Sebagai pengembangan inisiatif yang dimulai pada bulan-bulan sebelumnya, hampir 5,000 masker kain baru diproduksi bulan ini dan didistribusikan ke berbagai Puskesmas, para petugas di garis depan, rumah perlindungan dan tempat penampungan, dan secara langsung ke kelompok kurang mampu dan para penyandang disabilitas.

• Di Semarang, para pengungsi membuat dan membagikan 300 botol tambahan berisi cairan pembersih tangan ke anggota masyarakat di sekitar mereka sebagai bentuk kerja sama yang berkelanjutan dengan gugus tugas daerah dan forum kesehatan kabupaten.

• Di Jakarta, IOM mendistribusikan 500 masker kain dan 50 botol cairan pembersih tangan berukuran setengah liter kepada berbagai LSM dan organisasi masyarakat sipil berbasis

Koordinasi dan Kemitraan Melacak Dampak Mobilitas

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Pengadaan Komunikasi Risiko & Keterlibatan Masyarakat Surveilans Penyakit Titik Kedatangan

Page 4: LAPORAN SITUASI COVID-19 IOM INDONESIA

LAPORAN SITUASI COVID-19 IOM INDONESIA (23 JULI) 4

keagamaan di Jakarta yang memberikan bantuan kepada korban tindak pidana perdagangan orang.

• IOM terus bekerja sama dengan Kementerian Sosial dan lembaga di tingkat nasional lainnya, termasuk Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk meningkatkan kesadaran tentang COVID-19 kepada para pekerja migran Indonesia yang kembali serta anggota keluarga mereka. Di awal bulan Juli, keterlibatan masyarakat terkait dengan upaya ini diperluas ke Sumba Barat dan Sumba Barat Daya (Nusa Tenggara Timur), di mana IOM mendistribusikan poster dan brosur kepada para komunitas pekerja migran tentang langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan COVID-19.

• Kantor-kantor IOM di berbagai tempat di Indonesia menyelenggarakan penyuluhan di lapangan maupun secara daring (online) kepada lebih dari 8,000 pengungsi di dalam program IOM tentang langkah-langkah pencegahan dan mitigasi COVID-19 dengan menggunakan bahasa negara asal para pengungsi. IOM memfasilitasi akses mereka ke layanan testing dan layanan kesehatan bagi para pengungsi.

• Terkait dengan upaya surveilans, IOM bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Makassar dalam pelaksanaan survei epidemiologi dan penelusuran kontak di komunitas-komunitas pengungsi. Di samping itu, lembar pemantauan kesehatan diri yang tersedia secara daring (e-health assessment tool) telah dimanfaatkan oleh para pengungsi sejak diluncurkan di bulan Mei tahun 2020..

Prioritas Strategis 3: Menjamin akses bagi populasi yang terdampak ke layanan dan komoditas dasar, termasuk layanan kesehatan, perlindungan, dan layanan sosial

• Asesmen secara cepat (rapid assessments) terhadap fasilitas-fasilitas karantina telah diprakarsai oleh IOM guna mendukung Klaster Nasional Pengungsian dan Perlindungan serta pemerintah daerah dalam memastikan pengimplementasian standar dan ketersediaan layanan lintas sektor untuk para individu yang dikarantina, termasuk layanan air bersih, sanitasi, dan kebersihan (WASH), makanan dan gizi, perlindungan, dan pengelolaan fasilitas karantina secara umum.

• IOM telah menyelenggarakan sebuah pelatihan Koordinasi dan Manajemen Tempat Pengungsian atau KMTP (Camp Coordination and Camp Management/CCCM) bagi 36 praktisi dari sembilan LSM sebagai upaya memperkuat kapasitas daerah di bidang KMTP termasuk di masa COVID-19. Sebagai bagian dari tindak lanjut setelah dilangsungkannya pelatihan tersebut, sebuah aksi bersama telah diusung oleh IOM dan beberapa LSM yang menerima pelatihan guna mendukung upaya KMTP sebagai bagian dari upaya tanggap darurat terhadap 99 warga Rohingya yang mendarat di Aceh.

• Secara nasional, IOM terus memastikan akses bagi pengungsi ke layanan kesehatan COVID-19 dan secara aktif menjalankan rapid test dan tes PCR melalui kerja sama dengan para penyedia fasilitas layanan kesehatan di daerah. Tes-tes tersebut dilaksanakan berdasarkan adanya indikasi suspek COVID-19, hasil pemeriksaan, persyaratan sebelum dilakukannya intervensi medis, dan/atau operasi, pemeriksaan kesehatan dalam rangka pemindahan atau pemberangkatan, sebagai bagian dari perjalanan internasional maupun dalam negeri.

• Bagi pengungsi yang menjalani karantina dan/atau isolasi, IOM menyediakan paket kesehatan karantina/isolasi guna menjaga

kesehatan mental dan psikologis para individu. Layanan konseling juga disediakan kepada para individu dan para keluarga mereka agar mereka mendapatkan informasi yang dibutuhkan, mampu menjalin komunikasi antar sesama, dan untuk mendukung kondisi psikososial mereka dalam menjalani karantina dan/atau isolasi.

• Melalui Sub-Klaster Perlindungan Nasional, IOM berkontribusi dalam penyusunan Protokol Perlindungan Anak Bagi Kelompok Rentan dalam Konteks COVID-19, yang dipimpin oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). Adapun protokol tersebut juga mengintegrasikan aspek-aspek perlindungan bagi anak pengungsi.

• Dengan diterbitkannya Surat Keputusan Bersama Empat Menteri pada tanggal 15 Juni 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), IOM terus menyediakan bantuan koneksi internet bagi anak-anak dan siswa usia muda untuk mendukung pembelajaran dari rumah (home learning). Sejumlah 506 anak pengungsi dan 261 orang dewasa secara aktif berpartisipasi dalam program pendidikan secara daring yang dilaksanakan oleh berbagai sekolah formal, LSM mitra, dan para guru Indonesia, maupun relawan di antara para pengungsi.

• Di Batam, Tanjung Pinang, Kupang, dan Makassar, IOM menyelenggarakan serangkaian sesi webinar bagi para pengungsi untuk mendukung kesehatan psikologis mereka. Sesi-sesi tersebut membicarakan berbagai topik berdasarkan minat para pengungsi, seperti panduan meditasi,

Penanganan Kasus Perlindungan Koordinasi dan Manajemen Tempat

Pengungsian

Page 5: LAPORAN SITUASI COVID-19 IOM INDONESIA

LAPORAN SITUASI COVID-19 IOM INDONESIA (23 JULI) 5

pengidentifikasian penyebab stres, dan reaksi-reaksi mendasar terhadap pandemi, pengelolaan emosi, penanganan stigma, serta berbagai topik lain seperti pendauran ulang sampah, pembacaan buku cerita dan kekuatan yang dimiliki cerita dongeng, serta hal-hal lainnya.

• IOM menyelenggarakan pelatihan daring tentang Pertolongan Pertama Psikologis (Psychological First Aid/PFA) bagi 28 pengungsi di Makassar yang telah ditunjuk sebagai pendukung sejawat (peer helpers) di komunitas mereka masing-masing. Pelatihan tersebut ditujukan untuk menguatkan kapasitas dalam praktik penyediaan dukungan psikologis kepada komunitas mereka, dan meningkatkan koneksi, dukungan sosial dan emosional para komunitas pengungsi, khususnya dalam masa pandemi ini.

• IOM menjaga keberlanjutan layanan dasar kepada para korban tindak pidana perdagangan orang selama pandemi, membantu para penyintas dalam perjalanan pulang mereka, dan memberikan dukungan reintegrasi yang dirancang sesuai dengan setiap kebutuhan, termasuk bantuan hukum, konseling psiko-sosial, serta layanan reintegrasi ekonomi.

• Melalui koordinasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), IOM telah menyelenggarakan sebuah lokakarya secara virtual yang dihadiri oleh 95 peserta dari pemerintah pusat maupun daerah, serta para mitra kelompok masyarakat, guna mengidentifikasi tantangan-tantangan kunci dalam memberikan bantuan kepada para penyintas tindak pidana perdagangan orang selama pandemi. IOM akan mendukung KPPPA serta para pemangku kepentingan lainnya dalam menjalankan tindak lanjut guna mengatasi berbagai tantangan seputar perlindungan dan program-program pemberdayaan bagi para penyintas tindak pidana perdagangan orang.

• Setelah diakhirinya penghentian sementara penempatan pengungsi ke negara ketiga (resettlement) secara global, IOM memulai kembali kegiatan penempatan yang dilengkapi dengan protokol COVID-19 di bulan Juni 2020. IOM juga menjalin koordinasi dengan lembaga pemerintah pusat terkait, rumah sakit, serta negara-negara asal untuk kembali melaksanakan program pemulangan secara sukarela.

Prioritas Strategis 4: Mendukung para mitra internasional, nasional dan lokal dalam merespons dampak sosial-ekonomi COVID-19

• Remitansi yang dikirim ke Indonesia turun 10% di antara kuartal pertama tahun 2020 dibandingkan dengan kuartal keempat tahun 2019. Estimasi nasional yang diperbarui menunjukkan bahwa total penerimaan remitansi untuk tahun ini akan turun setidaknya 13% karena berkurangnya kesempatan bagi pekerja migran Indonesia untuk pergi dan untuk mempertahankan mata pencaharian mereka di luar negeri. Bank Dunia memperkirakan adanya penurunan 20% remitansi secara global, yang akan menyebabkan guncangan finansial yang signifikan bagi rumah tangga di Indonesia, dimana banyak anggota keluarga yang bekerja di luar negeri dan bergantung pada penghasilan mereka untuk penghidupan keluarga mereka di Indonesia. Hal ini pun semakin diperburuk oleh hutang dari pengalaman migrasi.

• IOM bekerja sama dengan KPPPA dalam menghasilkan video

kampanye publik untuk mengatasi stigma terhadap pekerja migran Indonesia yang kembali. Serial video yang berjudul “Hindari Virusnya, Bukan Orangnya” telah diunggah di situs resmi pemerintah dan didistribusikan melalui organisasi masyarakat sipil dan kelompok advokasi migran.

• Di Semarang, beberapa perempuan turut bergabung dalam program pelatihan tentang bercocok tanam di rumah (home farming) yang diselenggarakan oleh IOM untuk para pengungsi. Perempuan-perempuan tersebut berasal dari sebuah kelompok pendukung penyandang disabilitas yang berada di dekat tempat akomodasi pengungsi yang dibantu oleh IOM dan mereka baru saja kehilangan mata pencahariannya akibat pandemi. Pelatihan yang mereka ikuti diselenggarakan oleh IOM dalam rangka mendukung ketahanan masyarakat dan kemandirian masyarakat

KEBUTUHAN SUMBER DAYA & PERMOHONAN PENDANAAN

Permohonan pendanaan awal IOM sebesar USD 10,000,000 saat ini sudah terpenuhi sebesar 24%, dengan kontribusi finansial dari Biro Kependudukan, Pengungsi dan Migrasi Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Departemen Dalam Negeri Australia, dan Perlindungan Sipil dan Bantuan Kemanusiaan Uni Eropa.

Penanganan Dampak Sosial-Ekonomi dari Krisis

PERMOHONAN PENDANAAN: USD 10,000,000 DANA TERPENUHI: USD 2,436,384 (24%)

Page 6: LAPORAN SITUASI COVID-19 IOM INDONESIA

LAPORAN SITUASI COVID-19 IOM INDONESIA (23 JULI) 6

Dalam kerangka Rencana Strategis Kesiapan dan Respons Global IOM (Global Strategic Preparedness and Response Plan) yang lebih luas, IOM Indonesia menjawab prioritas kemanusiaan dan pembangunan secara sekaligus, guna menjamin bahwa populasi yang harus mengungsi dan rentan tidak ditinggalkan dalam menghadapi risiko dari dampak pandemi COVID-19; dan untuk memenuhi permintaan bantuan dari pemerintah dan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19.

Prioritas-prioritas mendesak yang membutuhkan sumber daya finansial meliputi, antara lain:

• Meningkatkan langkah-langkah mitigasi COVID-19 dan kapasitas Titik-titik Kedatangan masuk ke Indonesia untuk memfasilitasi keamanan mobilitas serta perdagangan internal dan internasional sebagai bagian dari usaha untuk pemulihan sosial-ekonomi yang lebih luas

• Peningkatan lebih lanjut kapasitas pemerintah untuk mendukung kepulangan kembali secara aman dan stabilitas pekerja migran Indonesia – termasuk para pelaut dan nelayan – yang terputus dari mata pencahariannya, termasuk menangani kebutuhan perlindungan dan memperkuat prospek pemulihan

• Menangani kebutuhan para migran yang terdampar di Indonesia, untuk kembali ke negara asal mereka dengan aman dan secara sukarela

Silakan akses IOM Indonesia’s Strategic Preparedness & Response Plan untuk keterangan lebih lanjut.

HUBUNGI KAMI

Louis Hoffmann

Chief of Mission, IOM Indonesia

[email protected]

DONOR

PILLAR PERMOHONAN ANGGARAN

PENDANAAN YANG DIPEROLEH

Koordinasi dan Kemitraan USD 500,000 USD 441,501

Melacak Dampak Mobilitas USD 200,000 ---

Titik-titik kedatangan USD 3,500,000 USD 583,250

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi USD 1,700,000 USD 297,761

Logistik, Pengadaan,dan Pengelolaan Persediaan USD 1,350,000 USD 944,883

Komunitas Risiko dan Keterlibatan Masyarakat USD 400,000 ---

Surveilans Penyakit USD 100,000 ---

Koordinasi dan Manajemen Tempat Pengungsian USD 250,000 ---

Penanganan Kasus dan Keberlanjutan Layanan Esensial USD 500,000 ---

Perlindungan USD 500,000 USD 168,989

Penanganan Dampak Sosial-Ekonomi Akibat Krisis USD 1,000,000 ---

TOTAL USD 10,000,000 USD 2,436,384