PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

65
WLO 05 / PENGOPERASIAN WHEEL LOADER PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

Transcript of PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Page 1: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

WLO 05 / PENGOPERASIAN WHEEL LOADER

PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

Page 2: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

i

KATA PENGANTAR

Kehadiran dan peranan alat-alat berat dalam Pembangunan Nasional tidak dapat dipungkiri

lagi. Dalam penggunaan alat-alat berat berbagai tuntutan besar dipenuhi, antara lain

produksi, kualitas dan kecepatan.

Mengingat tuntutan termaksud, ditambah dengan nilai atau harga alat-alat berat yang

demikian mahal, maka operator alat-alat berat yang termasuk dalam penanggung jawab

tuntutan tersebut, perlu mempunyai kompetensi yang diperlukan sesuai yang digariskan

dalam SKKNI.

Operator Wheel Loader adalah salah satu dari mereka yang harus dapat memenuhi tuntutan

tersebut di atas. Kemampuan operator yang sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan

diperoleh dari pengalaman pengoperasian alat yang cukup serta pelatihan-pelatihan yang

diperlukan untuk mengisi kekurangan yang ada.

Buku atau modul ini merupakan suatu materi yang diperuntukkan bagi para peserta

pelatihan dan juga instruktur yang akan menanganinya.

Penulis sadar bahwa buku ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, apalagi mengingat

bahwa perkembangan teknologi dibidang alat-alat berat cukup pesat. Oleh karenanya

berbagai masukan termasuk koreksi terhadap buku ini sangat diharapkan demi

sempurnanya buku ini.

Atas segala sumbang saran dan masukannya penulis menyampaikan banyak terima kasih.

Jakarta, Desember 2005

Tim Penyusun

Page 3: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

ii

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : Operator Wheel Loader

TUJUAN PELATIHAN :

A. Tujuan Umum Pelatihan

Setelah mengikuti pelatihan peserta diharapkan mampu :

Mengoperasikan Wheel Loader secara benar, melaksanakan pemeliharaan harian sesuai

dengan petunjuk pemeliharaan dan membuat laporan operasi.

B. Tujuan Khusus Pelatihan

Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu :

1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama pemeliharaan dan

pengoperasiaan Wheel Loader

2. Melaksanakan pemeliharaan harian Wheel Loader sesuai dengan petunjuk

pemeliharaan

3. Melaksanakan pengoperasian Wheel Loader sesuai dengan aplikasi dan teknik

operasi yang benar.

4. Membuat Laporan Operasi

Seri / Judul Modul = WLO – 05 : Pengoperasian Wheel Loader

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )

Setelah selesai mempelajari modul ini, para peserta mengetahui cara mengoperasikan

Wheel Loader sesuai dengan aplikasi dan teknik operasi yang benar.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )

Setelah modul ini diajarkan, peserta mampu :

1. Teknik dasar pengoperasian

2. Teknik aplikasi pengoperasian

3. Jenis material

4. Perhitungan produksi

Page 4: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

LEMBAR TUJUAN .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

DISKRIPSI SINGKAT.......................................................................................... v

DAFTAR MODUL ................................................................................................ Vi

PANDUAN INSTRUKTUR .................................................................................. vii

BAB 1 : PENDAHULUAN 1 - 1

1.1. Umum ...................................................................................... 1 - 1

1.2. Sistem Operasi ........................................................................ 1 - 1

1.3. Loader ...................................................................................... 1 - 2

1.4. Pandangan Umum Wheel Loader............................................ 1 - 2

BAB 2 : TEKNIK DASAR PENGOPERASIAN ............................................ 2 - 1

2.1. Umum ...................................................................................... 2 - 1

2.2. Pengetesan Alat / Tuas Kendali dan Instrumen ...................... 2 - 1

2.3. Menjalankan Alat ..................................................................... 2 - 5

2.4. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengendarai alat .......... 2 - 11

2.5. Transportasi ................. ........................................................... 2 - 11

2.6. Menarik (towing) Alat ............................................................... 2 - 12

2.7. Sebelum memulai pekerjaan ................................................... 2 - 13

2.8. Perkiraan Produksi .................... ............................................. 2 - 15

BAB 3 : TEKNIK APLIKASI PENGOPERASIAN ………………..………….. 3 - 1

3.1. Umum ……………………………............................................... 3 - 1

3.2. Menggali (Digging).................................................................... 3 - 1

3.3. Perataan (Leveling) ……………............................................... 3 - 4

3.4. Pemindahan ............................................................................ 3 - 5

3.5. Memuat ke dalam Dump Truck ............................................... 3 - 6

3.6. Memuat dan memindah (load and carry) ................................. 3 - 9

BAB 4 : JENIS MATERIAL …………………………………………………….. 4 - 1

4.1. Umum ...................................................................................... 4 - 1

4.2. Jenis Material ........................................................................... 4 - 1

4.3. Sifat Fisik …………………………………………………………. 4 - 2

Page 5: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

iv

BAB 5 : PERHITUNGAN PRODUKSI ………………………………………… 5 - 1

5.1. Umum ...................................................................................... 5 - 1

5.2. Produksi Wheel Loader ........................................................... 5 - 1

RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

v

DESKRIPSI SINGKAT

PENGEMBANGAN MODUL OPERATOR WHEEL LOADER

1. Tujuan pelatihan pada dasarnya adalah memberikan bekal pengetahuan dan

keterampilan kepada peserta agar dapat memenuhi tuntutan kompetensi yang diinginkan

atau upaya untuk memperkecil dan bila perlu menghilangkan kesenjangan kompetensi

(competency gap) yang ada dengan kompetensi yang diinginkan.

2. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Operator Wheel Loader telah

ditetapkan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang telah

dirinci menjadi unit-unit kompetensi, sehingga dalam Pelatihan Operator Wheel Loader,

unit-unit kompetensi tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.

3. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan hasil analisis dari Unit Kompetensi,

Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja dari setiap Elemen Kompetensi yang telah

ditetapkan dalam SKKNI, dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan

yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

4. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan

Kurikulum dan Silabus yang telah ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul

pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan latihan

dalam pelatihan Operator Wheel Loader.

Page 7: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

vi

DAFTAR MODUL

NO. KODE JUDUL

1. WLO-01 Etos Kerja

2. WLO-02 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3. WLO-03 Struktur dan Fungsi Wheel Loader

4. WLO-04 Pemeliharaan (Maintenance)

5. WLO-05 Pengoperasian Wheel Loader

6. WLO-06 Laporan Operasi

Page 8: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

vii

PANDUAN INSTRUKTUR

Page 9: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

viii

JUDUL : PENGOPERASIAN WHEEL LOADER

KODE : WLO - 05

DESKRIPSI : Modul ini membahas tentang Pengoperasian Wheel

Loader.

Persyaratan Peserta :

1. Pendidikan formal : Minimum SLTA atau sederajat

2. Umur minimal : -

3. Pengalaman Kerja : Kelas II : Telah magang sebagai operator wheel

loader minimal 2000 jam

Kelas I : Telah mengoperasikan wheel loader minimal

5000 jam

4. Berbadan sehat dinyatakan dengan surat keterangan dokter atau psychotest

5. Lulus seleksi masuk :

Tempat Kegiatan : Dalam ruang kelas dengan kapasitas 12 orang dan

praktek dilapangan.

Waktu kegiatan : Teori 2 jam pelajaran (1 jp = 45 Menit)

Alat bantu praktek/

Bahan pelatihan : • Bahan Serahan

• OHP + Screen

• Video/Slide/ Film

• Lembar kertas kosong

• Petunjuk Instruktur

• Petunjuk Peserta

• Trasparan / OH

Page 10: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

ix

Kegiatan Istruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah ; Pembukaan

• Menjelaskan tujuan instruksional

(TIU dan TIK)

• Membagikan bahan pra test

• Merangsang motivasi peserta

dengan pertanyaan atau

pengalamannya dalam

melakukan kegiatan

pengoperasian alat-alat berat

Waktu : 10 menit

2. Ceramah : Pendahuluan

Memberikan gambaran umum

secara singkat tentang

Pengoperasian Wheel Loader.

• Umum

• Sistem Operasi

• Loader

• Pandangan umum wheel loader

Waktu : 10 Menit

Bahan : Bahan serahan

Pengoperasian Wheel Loader (Bab

1, Pendahuluan).

3. Ceramah : Teknik Dasar

Pengoperasian

• Umum

• Menjelaskan Pengetesan

Alat/Tuas Kendali dan Instrumen

- Penjelasan Tuas Kendali

- Menjelaskan Pemeriksaan

Instrumen

• Menjalankan Alat

- Persiapan

- Menggerakkan peralatan kerja

- Pencegahan waktu berjalan

- Berjalan ditempat miring

- Mengubah kecepatan alat

- Mengubah arah gerakan

• Mengikuti penjelasan TIU

dan TIK dengan tekun

dan aktif.

• Mengerjakan pra test

sesuai kemampuan.

• Mengajukan pertanyaan-

pertanyaan apabila

kurang jelas.

• Mengikuti penjelasan

instruktur dengan tekun

dan aktif.

• Mencatat hal-hal yang

dianggap perlu.

• Mengajukan pertanyaan

mengenai yang kurang

dipahami.

• Melakukan diskusi

dengan instruktur

mengenai hal-hal yang

masih belum dipahami

• Mengikuti penjelasan

instruktur dengan tekun

dan aktif.

• Mencatat hal-hal yang

dianggap perlu.

• Mengajukan pertanyaan

mengenai yang kurang

dipahami.

• Melakukan diskusi

dengan instruktur

mengenai hal-hal yang

masih belum dipahami.

OH

Bahan Pra Test

OH

OH

Page 11: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

x

- Berbelok arah

• Hal-hal yang diperhatikan saat

traveling

• Transportasi

• Menarik (towing) Alat

- Menarik alat ketika engine

hidup

- Menarik alat ketika engine mati

• Sebelum memulai pekerjaan

• Perkiraan produksi

Waktu : 145 menit

Bahan : Bahan serahan

Pengoperasian Wheel Loader (Bab 2,

Teknik Dasar Pengoperasian).

4. Ceramah : Teknik Aplikasi

Pengoperasian

Memberikan ulasan singkat

mengenai Teknik Aplikasi

Pengoperasian

• Umum

• Menjelaskan cara menggali

• Perataan (leveling)

• Pemindahan

• Memuat ke dalam Dump Truck

• Memuat dan memindah (load

and carry)

Waktu : 90 menit

Bahan : Pengoperasian Wheel

Loader (Bab 3, Teknik Aplikasi

Pengoperasian).

5. Ceramah : Jenis Material

Memberikan ulasan singkat

mengenai Jenis Material.

• Umum

• Jenis Material

• Sifat Fisik

- Pengembangan material

- Berat material

- Bentuk material

- Kohesivitas material

• Mengikuti penjelasan

instruktur dengan tekun

dan aktif.

• Mencatat hal-hal yang

dianggap perlu.

• Mengajukan pertanyaan

mengenai yang kurang

dipahami.

• Melakukan diskusi

dengan instruktur

mengenai hal-hal yang

masih belum dipahami.

• Mengikuti penjelasan

instruktur dengan tekun

dan aktif.

• Mencatat hal-hal yang

dianggap perlu.

• Mengajukan pertanyaan

mengenai yang kurang

OH

OH

Page 12: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

xi

- Kekerasan material

- Daya dukung tanah

Waktu : 45 menit

Bahan : Bahan serahan

Pengoperasian Wheel Loader (Bab 4,

Jenis Material).

6. Ceramah : Perhitungan Produksi

Memberikan ulasan singkat

mengenai Perhitungan Produksi.

• Umum

• Perhitungan Produksi

- Faktor yang mempengaruhi

produksi

- Rumus dasar

Waktu : 60 menit

Bahan : Pengoperasian Wheel

Loader (Bab 5, Perhitungan

Produksi).

dipahami.

• Melakukan diskusi

dengan instruktur

mengenai hal-hal yang

masih belum dipahami.

• Mengikuti penjelasan

instruktur dengan tekun

dan aktif.

• Mencatat hal-hal yang

dianggap perlu.

• Mengajukan pertanyaan

mengenai yang kurang

dipahami.

• Melakukan diskusi

dengan instruktur

mengenai hal-hal yang

masih belum dipahami.

OH

Page 13: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

xii

MATERI SERAHAN

Page 14: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

1 - 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Umum

Penggunaan alat-alat berat ini merupakan alat-alat pengganti dari alat-alat yang lebih

sederhana misalnya cangkul, sekop, gerobak dan lain-lain, dimana alat-alat berat ini

mempunyai kemampuan daya kerja yang lebih berat, lebih cepat serta lebih teliti.

Fungsi pokok alat-alat berat antara lain untuk pekerjaan-pekerjaan penggalian,

pemindahan, penimbunan, perataan, pemadatan, pembersihan dan lain-lain.

Timbulnya bermacam-macam alat-alat berat disebabkan oleh adanya beberapa faktor

yaitu antara lain bermacam-macam pekerjaan, adanya bermacam-macam jenis atau

sifat material, adanya bermacam-macam volume pekerjaan dan lain sebagainya.

Walaupun sudah bermacam-macam alat-alat berat yang ada tetapi tidak akan mungkin

ada satu alat pun yang mempunyai fungsi super misalnya, bisa memuat sendiri,

memindahkan ketempat yang jauh kecepatan yang tinggi serta dapat membuang

sendiri, namun kalau ada alat tersebut pasti tidak akan efisien.

Berdasarkan segi efisiensi ini maka alat-alat berat yang ada mempunyai bermacam-

macam bentuk dan kapasitasnya, bermacam-macam fungsi dan penggunannya,

sebagai contoh alat pemuat loader, alat angkut dump truck dan alat penggusur dipakai

bulldozer.

1.2. Sistem Operasi

Sistem operasi alat-alat berat yang baik dan teratur adalah merupakan persyaratan

yang mutlak untuk dapat menyelesaikan pekerjaan secara cepat serta mempunyai

efisiensi yang tinggi sehingga sesuai dengan rencana kerja.

Dalam hal ini maka perlu adanya perhitungan-perhitungan yang teliti guna

menyesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya dilapangan. Karena dengan sistim

operasi yang baik, akan mendatangkan banyak keuntungan diantaranya, biaya

exploitasinya akan lebih murah, waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat serta alat-

alat berat yang sipergunakan dapat seminimal mungkin.

Kecepatan dan kelincahan operator sangat menentukan untuk mencapai efisiensi yang

tinggi selama menjalankan loader, seperti memuat kedalam dump truck, memuat dan

memindah serta meratakan dan merapihkan. Kunci penilaian dititik beratkan pada

Page 15: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

1 - 2

kecepatan waktu siklus (cycle time) sesuai dengan ketentuan, serta jumlah jam

mengoperasikan wheel loader.

1.3. Loader

Loader adalah suatu alat berat yang dipergunakan sebagai alat pemuat material dan

yang termasuk jenis loader adalah, misalnya power shovel, dozer shovel, drag line,

back hole, clam shall dan lain-lain.

Perkembangan alat-alat berat begitu pesat sehingga dari tahun ke tahun

disempurnakan fungsinya untuk mencapai efisiensi yang tinggi. Dengan memasang

suatu attacment tertentu maka loader bisa difungsikan sebagai pemuat atau pemindah

bermacam-macam material, seperti tanah, batu pecah, balok dan lain-lain.

Wheel loader ini diperlengkapi dengan 4 persneling untuk bergerak maju dapat

mencapai kecepatan (32 ÷ 36) km/jam, sedangkan untuk bergerak mundur dapat

mencapai (33 ÷ 37) km/jam, tergantung pada merk dan type alat.

Daya yang dikeluarkan ada 55 HP, 110 HP, 130 HP, 180 HP, 205 HP, 260 HP, 415

HP, 641 HP, 789 HP dan masih banyak lagi yang mempunyai tenaga yang dikeluarkan

diantara horse power tersebut.

Ukuran bucket yang ada dari 1,0 m3, 2,0 m3, 4,0 m3, 8,0 m3, 26,0 m3 dan diantara

ukuran-ukuran tersebut yang bergeser 0,5 m3 pertambahannya, inipun tergantung dari

pabrik pembuatannya.

1.4. Pandangan Umum Wheel Loader

Gambar dibawah ini adalah salah satu contoh foto asli dari tipe wheel loader yang

biasa dipergunakan di dalam pekerjaan Sumber Daya Air.

Page 16: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

1 - 3

1.4.1. Komponen utama

Dalam modul struktur dan fungsi wheel loader telah dibahas tentang

komponen utama secara detail. Untuk modul pengoperasian wheel loader ini

ditunjukkan pandangan umum untuk mengingat kembali tata letak komponen

utama.

Page 17: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

1 - 4

1.4.2. Alat-alat kontrol

Posisi alat-alat kontrol yang berada didalam kabin dengan susunan

penempatannya seperti terlihat dalam gambar.

Pada tipe ini menggunakan satu tuas (control lever) untuk mengoperasikan lift

arm dan bucket.

Ada tipe alat lain yang menggunakan dua tuas (control lever) untuk

mengoperasikan lift arm dan bucket seperti gambar berikut :

Page 18: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 1

BAB 2

TEKNIK DASAR PENGOPERASIAN

2.1. Umum

Setiap operator wheel loader perlu pembekalan Teknik Dasar Pengoperasian, yang

berhubungan dengan persiapan awal sebelum menjalankan engine. Hal ini sangat

penting untuk dipahami mengingat bahwa dalam mengoperasikan alat selalu

melakukan gerakan yang bersumber pada teknik dasar pengoperasian. Sebelum

mengoperasikan alat operator harus melakukan pemanasan engine yang diatur

dengan suatu prosedur demikian juga pada saat melakukan pengetesan tuas kendali

dan pengamatan instrumen.

Berikut ini merupakan bentuk pembahasan materi yang berhubungan dengan Teknik

Dasar Pengoperasian.

2.2. Pengetesan Alat/Tuas Kendali dan Instrumen

2.2.1. Tuas Kendali.

Dalam wheel loader ada dua macam type tuas kendali untuk menjalankan lift

arm dan bucket, dimana keduanya mempunyai tujuan yang sama yaitu

memudahkan operator untuk mengoperasikan loader.

• Type pertama menggunakan satu tuas.

Gambar a1 menunjukkan satu tuas untuk menggerakkan lift arm dan

bucket. Untuk menggerakkan lift arm lihat posisi tuas pada a2, dimana

terdapat 4 posisi yaitu, posisi 1 untuk menaikkan lengan, posisi 2 untuk

menahan, posisi 3 untuk menurunkan dan posisi 4 untuk mengapung.

Keempat posisi tersebut telah direncanakan agar operator lebih mudah

dalam mengoperasikan lift arm. Pada Gb. a3 menunjukkan posisi lift arm

pada posisi yang maksimum atas dan maksimum bawah. Gb a4

menggambarkan gerakan tuas kendali pada posisi A dan B dan ditengah

artinya netral. Dari gerakan bucket menuju ke posisi lift dan buang seperti

pada Gb. a5. Untuk gerakan kombinasi, misalnya menahan dan membuang,

posisikan tuas ke posisi 2 dan tuas didorong ke posisi buang. Lakukan

pengetesan gerakan tersebut, seperti petunjuk dan Gb. pada semua

gerakan tuas serta amati gerakan bucket dan arm.

Page 19: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 2

Pengoperasian lengan pengangkat (lift arm).

1. Keatas (raise)

2. Menahan (hold)

3. Menurunkan (lower)

4. Mengapung (floal)

Bila tuas pengendali peralatan kerja ditarik lebih

jauh sampai posisi keatas, tuas akan berhenti

sampai posisi ini lengan angkat mencapai batas

maksimal posisi penyetelan dan tuas akan kembali

keposisi menahan (hold).

Penting !

Jangan pergunakan posisi mengambang (float) ketika menurunkan bucket.

Pengoperasian bucket.

1. TILT

2. Buang (Dump)

Bila tuas pengendali peralatan kerja ditarik terus

sampai posisi TILT, tuas akan berhenti pada posisi

ini hingga bucket mencapai posisi tegak keatas

(TILT) dan tuas akan kembali ke posisi menahan.

• Type Kedua Menggunakan Dua Tuas

Gb. b1 menunjukan lokasi tuas 1 dan tuas 2 yang dibedakan untuk

menggerakkan lift arm dan bucket. Lift arm digerakkan dengan tuas 1 dan

bucket digerakkan dengan tuas 2. tuas 1 dan tuas 2 harus digerakkan

sendiri-sendiri untuk mengkombinasikan dua gerakan yang bersamaan. Dua

tangan operator akan selalu memegang kedua tuas tersebutselama

beroperasi, karena setiap melakukan pekerjaan selalu gerakannya akan

bersamaan. Misalnya akan menyekop material yang berada di depannya

a.1

a.2

a.3

a.4

a.5

Page 20: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 3

alat, kombinasi gas, lift arm, bucket harus serasi agar bucket dapat terisi

penuh material dan ban tidak selip, dan atau engine tidak mati karena terlalu

berat bebannya. Untuk meyakinkan cobalah gerakkan lift arm, bucket

secara sendiri-sendiri, kemudian arah gerakkan tuas kendali lihat petunjuk

Gb b2 dan c1 sedangkan arah gerakan lift arm lihat Gb b3 dan gerakan

bucket lihat c2.

Pengoperasian Lift Arm (Lever 1)

Raise

Hold (Lift arm tetap pada posisi yang sama).

Lower.

Float (Lift arm bergerak bebas tanpa tenaga

hydraulic).

Ketika lift arm control lever ditarik melebihi posisi

Raise, lever akan berhenti pada posisi tersebut

sampai lift arm mencapai posisi preset kick-out

dan lever kembali ke posisi hold.

Penting !

Jangan menggunakan posisi Float ketika

menurunkan bucket.

Pengoperasian Bucket (lever 2)

Tilt

Hold (Lift arm tetap pada posisi yang sama)

Dump

Ketika bucket control lever ditarik melebihi posisi

Tilt, lever akan berhenti pada posisi tersebut

sampai bucket mencapai posisi positioner dan

lever kembali ke hold.

b.1

b.2

b.3

c.1

c.2

Page 21: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 4

2.2.2. Pemeriksaan Instrumen

Periksalah instrumen panel berikut untuk meyakinkan bahwa telah berfungsi

dengan baik.

Torque convertor oil temperature gauge menunjuk pada posisi daerah hijau

berarti suhu oli normal.

Engine water temperatur gauge menunjuk pada posisi di daerah hijau berarti

suhu air pendingin normal.

Fuel gauge jarum menunjuk F (Full) yang mengindikasikan bahwa bahan bakar

penuh.

Air pressure gauge jarum menunjuk di daerah hijau yang mengindikasikan

tekanan udara normal.

Bila engine oil monitor ini menyala maka alarm akan berbunyi, hal ini

memberikan petunjuk bahwa olie di dalam oil pan kurang volumenya.

Engine oil pressure monitor ini diindikasikan dengan lampu monitor bila lampu

mati tekanan olie engine normal.

Charge monitor, bila lampu monitor mati menunjukkan bahwa pengisian

berjalan normal.

Coolant level monitor, bila lampu monitor mati mengindikasikan jumlah air

pendingin di dalam radiator sesuai standar.

Page 22: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 5

2.3. Menjalankan Alat

2.3.1. Persiapan

• Lepaskan kunci pengaman (safety lock), untuk tuas bucket dan tuas lift

arm.

• Gerakkan tuas lift arm dan bucket ke posisi untuk berjalan. Angkat bucket

setinggi 40 sampai 50 cm.

• Bebaskan rem parkir sesuai prosedur.

• Pindahkan tuas kontrol kecepatan ke posisi yang diinginkan.

• Pindahkan tuas pengarah gerakan ke posisi yang diinginkan.

• Tekan pedal gas untuk menjalankan alat.

2.3.2. Menggerakkan peralatan kerja

a). Menggunakan dua tuas

Lift arm control lever dan bucket control lever

digunakan untuk mengoperasikan lift arm dan

bucket.

• Lift arm

Raise

Hold (Lift arm tetap pada posisi yang sama)

Lower

Float (Lift arm bergerak bebas tanpa tenaga

hidrolik)

Page 23: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 6

Ketika lift arm control lever ditarik melebihi posisi

Raise, lever akan berhenti pada posisi tersebut

sampai lift arm mencapai posisi preset kick-out,

dan lever kembali ke posisi Hold.

Penting !

Jangan menggunakan posisi Float ketika

menurunkan bucket.

• Bucket

Tilt

Hold (Lift arm tetap pada posisi yang sama)

Dump

Ketika bucket control lever ditarik melebihi posisi

Tilt, lever akan berhenti pada posisi tersebut

sampai bucket mencapai posisi preset positioner,

dan lever kembali ke posisi Hold.

b). Menggunakan satu tuas

Tuas pengendali peralatan kerja dapat dipergunakan untuk menggerakkan

lift arm dan bucket seperti berikut :

Cara kerja Lift Arm :

Keatas (raise)

Menahan (hold) : lift arm dipertahankan

posisi sama

Menurun (lower)

Mengambang (float) : lift arm bergerak

bebas dibawah pengaruh gaya luar

Pada waktu tuas kendali peralatan kerja ditarik

lebih jauh dari posisi ke atas, tuas akan berhenti

sampai pada posisi ini, sehingga lengan pengantar

mencapai posisi penyetelan (kick out) dan tuas

akan kembali pada posisi memegang.

Page 24: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 7

Penting !

Jangan mempergunakan posisi mengambang

apabila menurunkan bucket.

Cara kerja bucket :

A Gerakan menekuk (tilt)

B Gerakan membuang (dump)

Pada waktu tuas kendali peralatan kerja ditarik

lebih jauh dari posisi ke atas, tuas akan berhenti

sampai pada posisi ini, sehingga lengan pengantar

mencapai posisi penyetelan (kick out) dan tuas

akan kembali pada posisi memegang.

2.3.3. Pencegahan waktu berjalan

a. Jangan memutar kunci kontak ke posisi OFF saat berjalan. Hal ini sangat

berbahaya jika engine diberhentikan pada waktu alat sedang berjalan,

sebab kemudi (steering) akan berat. Bila engine berhenti, segera di rem

untuk memberhentikan alat.

b. Hal ini juga sangat berbahaya pada waktu mengoperasikan alat melihat

kemana-mana. Harus selalu konsentrasi pada pekerjaan.

c. Bila menjalankan alat terlalu cepat sangat berbahaya, jangan netralkan

transmisi atau bergerak dengan tiba-tiba, berhenti mendadak, membelok

dengan tajam atau zig zag.

d. Jika menemukan ketidak normalan alat waktu pengoperasian (suara

gaduh, bergetar, tercium bau, ukuran-ukuran tidak normal, rembesan olie

dan lain-lain) segera gerakkan alat ke tempat yang aman dan cari

penyebabnya.

e. Aturlah bucket pada posisi ketinggian dari 40 – 50 cm (16 – 20 inch) diatas

permukaan tanah dan jalankan pada permukaan tanah yang datar.

f. Selama berjalan, jangan menggerakkan work equipment control lever. Bila

terjadi gerakan pada equipment control lever, pertama berhentikan alat,

dan kembalikan levers.

g. Jangan memutar steer secera mendadak pada saat berbelok,

kemungkinan bisa berakibat peralatan kerja dapat menekan ke permukaan

Page 25: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 8

tanah dan dapat menghilangkan keseimbangan, atau alat bisa menjadi

rusak dan atau merusak jalan.

h. Bila berjalan diatas permukaan batu atau diatas jalan jelek, berjalanlah

pada kecepatan rendah, dan hindari berbelok dengan mendadak.

i. Hindarilah berjalan melalui tempat berbahaya (abstacles). Bila alat

terpaksa melalui tempat itu, jagalah alat kerja diposisikan sedekat mungkin

dengan muka tanah dan berjalanlah dengan kecepatan rendah.

j. Memeriksa kedalaman air dan kondisi jalan yang akan dilewati

k. Jangan masuk ke dalam aliran air yang melebihi kedalaman yang diizinkan.

l. Selalu patuhi peraturan lalu lintas bila melewati jalan umum. Alat harus

berjalan pelan dibawah kecepatan kendaraan umum, jaga jarak terhadap

batas jalan kiri dan batas jalan kanan dan jangan melewati batas yang

dipergunakan oleh kendaraan yang berlawanan arah.

m. Apabila menempuh perjalanan jauh ikuti prosedur petunjuk pabrik.

2.3.4. Berjalan ditempat miring

a. Berjalan ditempat miring dapat berakibat alat selip atau terbalik.

b. Bila berjalan ditempat miring, tempatkan bucket pada posisi kira-kira 20 –

30 cm diatas tanah. Dalam keadaan darurat lebih cepat bucket diturunkan

ke tanah untuk menghentikan alat.

c. Jangan berbelok atau berputar pada tempat miring. Harus kembali

ketempat yang datar memposisikan ke tempat tujuan.

d. Jangan melewati rumput, daun kering, atau plat yang basah. Walaupun

hanya selip sedikit bisa berakibat alat tergelincir ke samping, oleh karena

itu jalankan alat dengan gigi transmisi rendah dan lebih berhati-hati,

jalankan alat ke arah naik atau ke arah turun lurus.

e. Bila menuruni bukit jangan menempatkan gigi transmisi ke posisi netral.

Hal ini sangat berbahaya karena tidak dapat mempergunakan rem dengan

tenaga engine. Harus ditempatkan gigi transmisi rendah sebelum menuruni

bukit.

f. Bila menuruni bukit, pergunakanlah tenaga engine untuk mengurangi

kecepatan dan jalankan alat pelan. Bilamana perlu pergunakan

pengereman dengan tenaga engine bersama-sama dengan rem pedal

untuk mengendalikan kecepatan.

Page 26: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 9

g. Bila engine berhenti pada saat berjalan

miring, secepatnya injak rem pedal

sepenuhnya untuk memfungsikan rem,

turunkan bucket ke tanah, kemudian

pasanglah rem parkir untuk menahan alat

ditempatnya.

h. Bila berjalan menaiki atau menuruni bukit

dengan membawa beban pada bucket, harus

berjalan dengan bucket menghadap bukit

(berjalan berlawanan bila menuju ke atas dan

sebaliknya bila menuruni bukit).

i. Bila berjalan naik dengan muatan di bucket,

bila alat berjalan dengan bucket menghadap

ke bawah, akan berbahaya kemungkinan alat

bisa berbalik.

2.3.5. Mengubah kecepatan alat

Peringatan !

• Ketika berjalan dengan kecepatan tinggi,

jangan mengubah kecepatan terburu-buru.

• Ketika menggerser (shifting) persnelling,

gunakan brake untuk mengurangi kecepatan

alat, baru pindah perseneling ke posisi yang

diinginkan.

Cara menggeser (shifting) persnelling :

Gerakkan speed control lever ke posisi yang

diinginkan. Hanya persnelling ke-1 dan 2 yang

bisa digunakan untuk digging dan loading,

sehingga gunakanlah speed control lever

stopper .

Penting !

• Alat ini dilengkapi dengan kickdown switch yang berfungsi untuk

menurunkan transmisi ke persnelling 1 ketika tombol lift arm control lever

ditekan kebawah pada saat alat travel dengan persnelling 2.

Page 27: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 10

• Disarankan untuk menggunakan kickdown switch ketika sedang operasi

digging atau loading dengan persnelling 1 atau 2.

2.3.6. Mengubah arah gerakan

Peringatan !

• Ketika akan mengubah arah jalannya alat, dari

arah maju ke arah mundur harus diperiksa

bahwa keadaan aman, karena operator tidak

bisa melihat dekat ke belakang alat, oleh

karena itu perlu lebih hati-hati apabila mau

merubah gerakan yang berlawanan arah.

• Jangan mengubah directional lever saat alat

berjalan dengan kecepatan yang tinggi.

• Ketika mengubah arah, injak pedal brake

terlebih dahulu untuk mengurangi kecepatan

alat secukupnya.

• Berhentikan alat ketika akan memindah arah

gerakan.

2.3.7. Berbelok arah

Peringatan !

• Sangat berbahaya membelokkan alat secara tiba-tiba pada kecepatan tinggi

atau pada bukit yang curam.

• Bila engine mati saat alat sedang berjalan (travel), maka steering tidak

berfungsi.

• Berhati-hatilah saat berjalan pada tempat yang curam.

1. Bila berjalan untuk mengarahkan alat belok kiri

atau kanan, gunakan stering wheel .

2. Rangka depan alat ini dihubungkan dengan

rangka belakang melalui center pin pada

bagian tengah dari alat. Frame depan dan

belakang terputus dititik tersebut dan roda

belakang mengikuti jejak roda depan pada saat

berjalan (travel). Rangka depan dan rangka

belakang bengkok pada titik ini dan roda

Page 28: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 11

belakang akan mengikuti jalur yang sama pada

saat dibelokkan.

3. Putar steering wheel perlahan untuk mengikuti

gerakan alat. Ketika memutar steering wheel

penuh, jangan sampai mencapai ujung langkah

steering tersebut.

2.4. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Traveleing

Ketika melakukan travel dengan kecepatan tinggi pada jarak yang jauh, ban akan

menjadi panas dan bisa menyebabkan keausan yang berlebihan. Hal-hal yang harus

diperhatikan saat travel jarak jauh.

1. Patuhi peraturan yang berhubungan dengan alat dan kendarai alat dengan hati-

hati.

2. Sebelum mengendarai alat lakukan pengecekan.

3. Tentukan tekanan ban, kecepatan alat dan tipe ban sesuai dengan yang

direkomendasikan.

4. Periksa tekanan ban sebelum mulai travel (saat ban dingin).

5. Setelah travel selama 1 jam, hentikan alat selama 15 menit. Periksa tekanan ban

dan kerusakan lain yang mungkin ada.

6. Lakukan travel dengan keadaan bucket kosong.

7. Dianjurkan menggunakan gas nitrogen untuk mendinginkan ban.

2.5. Transportasi

1. Pada saat loading / unloading keatas alat angkut,

harus extra hati-hati, jalankan engine pada low idle

dan jalankan wheel loader dengan kecepatan

rendah.

2. Lakukan loading/unloading pada permukaan tanah

yang rata. Jaga jarak aman dengan bahu jalan.

3. Ganjal roda alat pengangkut dan tempatkan blocks dibawah ke dua ramp sebelum

loading dan un loading.

4. Gunakan ramp yang mampu menahan beban alat, mempunyai panjang dan lebar

yang cukup.

Page 29: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 12

5. Pastikan ramp telah terpasang dengan aman dan kuat, bersih dari grease, oli, air,

dan material loose lainnya. Bersihkan semua kotoran yang ada pada ban alat.

6. Jangan menggunakan steering saat berada diatas ramp. Jika perlu turunkan

loader kembali untuk membetulkan posisi dan naik keatas haulingnya.

7. Setelah sampai diatas, ganjal roda loader dan amankan dengan mengikat ke body

hauling tersebut.

2.6. Menarik (Towing) Alat

Peringatan !

• Jika alat yang telah rusak ditarik dengan cara yang tidak benar, bisa menyebabkan

cidera pada manusia dan atau kerusakan pada alat.

• Jika ada kelainan pada brake line, brake tidak dapat dipakai, sehingga harus sangat

berhati-hati pada saat menarik alat.

Penting !

• Penarikan alat digunakan untuk menarik alat ke tempat dimana bisa dilakukan

perbaikan untuk jarak yang tidak terlalu jauh.

Hal-hal yang harus diperhatikan saat menarik alat :

a. Dianjurkan menggunakan towing bar.

b. Jika menggunakan sling minimal 1,5 berat alat

c. dibawa ke tempat yang cukup jauh harus menggunakan alat hauling (low boy)

d. Pasang papan pengaman di alat yang ditarik untuk melindungi operator jika seling

yang digunakan putus.

e. Jika brake dan steering alat yang ditarik tidak difungsikan, tidak boleh ada operator

di dalam alat.

f. Periksa medan yang akan dilewati, jika berupa lumpur atau melewati bukit gunakan

seling batangan yang kekuatannya 1.5 kali berat alat yang ditarik.

g. Jaga sudut penarikan dan sependek mungkin. Usahakan lurus dan maksimal

perbedaan arah antara kedua alat adalah 30o.

h. Jika alat bergerak tiba-tiba, semua beban akan tertuju ke seling atau batangan

sehingga rawan putus dan retak. Selalu awali gerakan panarikan dengan perlahan-

lahan.

i. Kekuatan alat penarik harus minimal sama dengan alat yang ditarik.

Page 30: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 13

j. Jika rute penarikan menuruni bukit, gunakan alat penarik yang lebih besar untuk

mendapatkan braking power lebih besar, atau pasang alat lain dibelakang alat

yang ditarik untuk menghindari resiko alat terbalik.

2.6.1. Menarik Alat Ketika Engine Hidup.

1. Jika transmisi dan steering wheel masih berfungsi serta engine bisa

dihidupkan, masih memungkinkan untuk menarik alat keluar dari daerah

berlumpur sampai lokasi yang bagus.

2. Operator harus berada didalam alat yang ditarik dan mengoperasikan

steering alat.

2.6.2. Menarik Alat Ketika Engine Mati.

Jika kebocoran angin atau tekanan di dalam air tank drop, maka parking brake

akan aktif secara otomatis. Saat melakukan penarikan, parking brake harus di

release terlebih dahulu.

1. Oli transmisi tidak melumasi sistem, maka rear dan front drive shaft harus

dilepas. Jika perlu roda diganjal block untuk mencegah alat bergerak.

2. Steering tidak bisa difungsikan, maka steering cylinder dan steering linkage

harus dilepas. Walaupun kondisi brake bagus hanya bisa digunakan sekali

waktu saja, karena efek pengereman akan berkurang setiap brake pedal

diinjak.

3. Hubungkan alat untuk menarik dengan baik dan aman, baru kemudian

ambil balok pengganjal dan penarikan bisa dimulai.

2.7. Sebelum Memulai Pekerjaan

Perhatian !

a. Berhati-hatilah atur jarak jangan terlalu dekat ujung parit (lubang). Pada waktu

membuat timbunan atau mengeruk atau membuang tanah ke dalam parit,

menaruh satu bucket kemudian dengan menggunakan tanda pada bucket

berikutnya untuk mendorong timbunan bucket pertama dan seterusnya.

b. Beban mendadak ringan pada saat tanah didorong di atas galian/parit atau pada

saat alat mencapai puncak kemiringan. Bila hal ini terjadi, maka akan bahaya

karena laju alat mendadak akan naik, oleh karena itu turunkan kecepatannya.

Page 31: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 14

c. Pada saat bucket penuh muatan, jangan memutar atau mendadak

memberhentikan alat.

d. Pada waktu membawa beban yang tidak stabil, seperti benda bulat atau silinder

atau tiang pancang, bila bucket diangkat tinggi, hal ini berbahaya karena

kemungkinan beban yang diangkat bisa jatuh diatas kebin operator dan dapat

menyebabkan luka parah atau kerusakan.

e. Pada saat membawa beban yang tidak stabil, berhati-hatilah terhadap posisi alat

kerja jangan diangkat terlalu tinggi atau jarak punggung bawah bucket terlalu jauh.

f. Bila alat kerja mendadak diturunkan atau mendadak diberhentikan, dapat

berakibat alat terbalik. Khususnya ketika membawa beban, berhati-hatilah pada

waktu menggerakkan alat kerja.

g. Jangan menggunakan bucket atau lengan angkat sebagai alat angkat (sebagai

crane).

h. Camkanlah bahwa alat ini dipergunakan untuk tujuan pokok sesuai petunjuk.

Apabila dipergunakan diluar dari fungsi alat dalam petunjuk operasi maka dapat

menyebabkan kerusakan terhadap alatnya.

i. Lakukan hal berikut untuk menjamin operasi

- Pada waktu bekerja pada tempat gelap, hidupkan lampu penerangan depan,

dan terangilah pada lokasi pekerjaan apabila perlu.

- Jangan bekerja pada tempat bersalju, hujan lebat atau kondisi lain yang

kemungkinan sangat buruk. Tunggulah sampai cuaca bagus dengan demikian

dapat melaksanakan pekerjaan dengan cukup baik.

j. Lakukanlah hal-hal berikut untuk menjaga terhadap timbunan benda lain.

- Pada saat bekerja didalam terowongan, dibawah jembatan, dibawah kabel

listrik, atau ditempat lain yang mempunyai ruang gerak terbatas, bekerjalah

dengan lebih berhati-hati jangan sampai bucket menyentuh benda lain.

- Bekerja pada pemuatan ke atas dump truck, periksalah bahwa di baknya tidak

ada orang dan disekitar alat bebas orang dan berhati-hatilah jangan sampai

bucket memukul kabin operator dump truck.

Page 32: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 15

- Untuk mencegah terjadinya benturan dengan benda-benda lain, harus selalu

menjalankan alat dengan kecepatan yang aman, khususnya pada tempat yang

terbatas, didalam ruangan dan ditempat-tempat dimana banyak alat-alat lain

disekitarnya.

2.8. Perkiraan Produksi

Produksi wheel loader diukur berdasarkan atas volume material yang dapat

dipindahkan dengan jarak tertentu dengan waktu tertentu sehingga menghasilkan

suatu volume perpindahan. Dapat juga berfungsi untuk memuat kedalam dump truck

sehingga menghasilkan material yang dapat dimuat dalam jumlah volume dan dalam

waktu tertentu. Masih banyak fungsi yang lain yang berkaitan antara produk dan waktu

untuk melakukannya, serta mutu pelaksanaan yang dikaitkan dengan waktu.

Disamping waktu, kapasitas bucket juga sangan menentukan karena dengan waktu

yang sama namun beda capasitas bucketnya juga akan berbeda produksinya.

Produksi loader ditentukan oleh cycle time, cycle time ditentukan oleh kapasitas

bucket, kapasitas bucket ditentukan oleh daya engine, daya engine ditentukan oleh

kebutuhan volume pekerjaan sebagai pertimbangan.

Dari penjelasan diatas dapat digambarkan bahwa waktu operasi wheel loader disebut

cycle time yang menyangkut keterampilan seorang operator dalam menjalankan alat.

Oleh karena itu dalam penilaian seorang operator cycle time adalah merupakan unsur

terpenting didalam menentukan kelas seorang operator, disamping pengalaman

menjalankan loader dan sikap mental untuk menjalankan tugas.

Dalam handbook dari pabrik cutterpilar edition 3 memberikan perkiraan antara ukuran

bucket versus cycle time.

Page 33: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 16

Tabel 2.1. Perkiraan Produksi (m3, yard3)

Bucket Size (m3 or yd3)

1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5 10.0

Cycle

Time

Cycles

Per Hr Unshaded area Indicates average production

0.35 171

0.40 150 150 225 330 375 150 525

0.45 133 135 200 268 332 400 466 530 600 665 730 800 885

0.50 120 120 180 240 300 360 420 480 540 600 660 720 780 840 900 960 1003 1080 1140 1200

0.55 109 109 164 218 272 328 382 436 490 545 600 655 705 765 820 870 925 980 1008 1090

0.60 100 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 100

0.65 92 92 138 184 230 276 322 368 416 460 505 555 600 645 690 735 780 830 875 920

0.70 86 342 386 430 474 515 560 600 645 690 730 775 815 880

0.75 80 560 600 640 680 720 760 800

Bucket Size (m3 or yd3)

11.0 12.0 13.0 14.0 15.0 16.0 17.0 18.0 19.0 20.0 21.0 22.0 23.0 24.0 25.0 26.0

Cycle

Time

Cycles

Per Hr

0.35 171 Unshaded area Indicates average production

0.40 150

0.45 133

0.50 120 1320 1440

0.55 109 1200 1310 1420 1520 1635 1740 1850 1960 2070 2180 2285 2395 2505 2615 2725 2830

0.60 100 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 220 2300 2400 2500 2600

0.65 92 1010 1105 1195 1285 1380 1470 1560 1655 1745 1840 1930 2020 2115 2205 2300 2390

0.70 86 945 1030 1120 1200 1290 1375 1460 1545 1630 1720 1805 1890 1975 2060 2150 2235

0.75 80 880 960 1040 1120 1200 1280 1360 1440 1520 1600 1680 1760 1840 1920 2000 2080

0.80 75 975 1050 1125 1200 1275 1350 1425 1500 1575 1650 1725 1800 1875 1950

Job Efficiency Worktime/Hr

Efficiency Factor

Bucket Load Factor

60 Min Hr 55 50 45

40 -

100 % 91 % 83 % 75 %

69 % -

Bucket Size x 1.00 .95 .90 .85

.80

.75

Page 34: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 17

Tabel 2.2. Perkiraan Produksi (metric tons)

Metric Tons – 1600 kg Lm 3 (1.6 t) density

Bucket Size m3 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5

Cycle Time

Cycles Per Hr

Unshaded area Indicates average production

0.40 150 240 360 480 600 720

0.45 133 213 319 426 532 638 745 851 958 1064 1170

0.50 120 192 288 384 480 576 672 768 864 960 1058 1152 1248 1344 1440 1536 1632 1730 1825

0.55 109 174 262 349 436 523 610 698 785 872 959 1046 1134 1221 1308 1395 1482 1570 1655

0.60 100 160 240 320 400 480 560 640 720 800 880 960 1040 1120 1200 1280 1360 1440 1520

0.65 92 147 221 294 368 442 515 589 662 736 810 883 957 1030 1104 1178 1251 1325 1400

0.70 86 482 550 619 688 757 826 894 963 1032 1101 1170 1238 1310

0.75 80 768 832 896 960 1024 1088 1150 1215

Bucket Payload Metric (Tons)

1.6 2.4 3.2 4.0 4.8 5.6 6.4 7.2 8.0 8.8 9.6 10.4 11.2 12.0 12.8 13.6 14.4 15.2

Bucket Size m3 10.0 11.0 12.0 13.0 14.0 15.0 16.0 17.0 18.0 19.0 20.0

Cycle

Time

Cycles

Per Hr

0.40 150 Unshaded area Indicates average production

0.45 133

0.50 120

0.55 109 1744 1918 2092 2267 2441 2616 2790 2964 3139 3318 3488

0.60 100 1600 1760 1920 2080 2240 2400 2560 2720 2880 3040 3200

0.65 92 1472 1619 1765 1913 2060 2208 2355 2502 2649 2796 2944

0.70 86 1376 1513 1651 1788 1926 2064 2201 2339 2476 2614 2752

0.75 80 1280 1408 1536 1664 1792 1920 2048 2176 2304 2432 2560

0.80 75 1200 1320 1440 1560 1680 1800 1920 2040 2160 2280 2400

Bucket Payload

Metric (Tons) 16 17.6 19.2 20.8 22.4 24.0 25.6 27.2 28.8 30.4 32.0

Page 35: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 18

Grafik 2.3. Travel Time - Empty

Page 36: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 19

Grafik 2.4. Travel Time - Loaded

Page 37: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 20

Tabel 2.5. Production Loading (m3/h)

Cycle Time

(min)

Cycles Per Hr

Bucket Size ** (cu.m)

1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5 10.0 10.5 11.0

0.35 171 White area indicates average production

0.40 150 150 225 330 375 450

0.45 133 135 200 288 332 400 466 530 600 665

0.50 120 120 180 240 300 360 420 480 540 600 660 720 780 840 900 960 1003 1080 1140 1200 1200 1320

0.55 109 109 164 218 272 328 382 436 480 545 600 655 705 785 820 870 925 980 1008 1080 1145 1200

0.60 100 100 180 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1050 1110

0.65 92 92 138 184 230 278 322 368 416 460 505 555 600 645 690 735 780 830 875 920 965 1010

0.70 86 300 342 386 430 474 515 660 800 845 890 730 775 815 880 905 945

0.75 80 440 480 520 560 600 640 680 720 780 800 840 880

* Actual production = (Standard production) x (Bucket factor) x (Job efficiency)

** Bucket Size = Heaped bucket capacity

Bucket Factor (K) Job Efficiency (E)

Loading conditions K

Operating conditions E

Easy excavating

Average excavating

Rather difficult excavating

Difficult excavating

1.1 – 1.1

0.85 – 0.95

0.8 – 0.85

0.75 – 0.8

Good

Average

Rather poor

Poor

0.83

0.75

0.67

0.58

Page 38: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 21

Tabel 2.6. Production Loading (load and carry)

HAULING DISTANCE

CICLE TIME

Bucket Size ** (m3) OR (cu.yd)

m f t MIN 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5

20 66 0.80 75 113 150 188 225 263 300 338 375 413 450 488 525 563

40 131 0.92 65 98 130 163 196 228 261 293 326 359 391 424 457 489

60 197 1.04 58 87 115 144 173 202 231 260 288 317 346 375 404 433

80 262 1.16 52 78 103 129 155 181 207 233 259 284 310 336 362 388

100 328 1.28 47 70 94 117 141 164 188 211 234 258 281 305 328 352

120 394 1.40 39 64 86 107 129 150 171 193 214 236 257 279 300 321

140 459 1.52 39 59 79 99 118 138 158 178 197 217 237 257 276 296

160 525 1.64 37 55 73 91 110 128 146 165 183 201 220 238 256 274

180 591 1.76 34 51 68 85 102 119 136 153 170 188 205 222 239 256

200 656 1.88 32 48 64 80 96 112 128 144 160 176 191 207 223 239

HAULING

DISTANCE

CICLE

TIME Bucket Size ** (m3) OR (cu.yd)

m f t MIN 8.0 8.5 9.0 9.5 10.0 10.5 11.0 11.5 12.0 12.5 13.0 13.5 14.0

20 66 0.80 600 638 675 713 750 788 825 863 900 938 975 1013 1050

40 131 0.92 522 554 587 620 652 685 717 750 783 815 848 880 913

60 197 1.04 462 490 519 548 577 606 635 663 692 721 750 779 808

80 262 1.16 414 440 466 491 517 543 569 595 621 647 672 498 724

100 328 1.28 375 398 422 445 469 492 516 539 563 586 609 633 656

120 394 1.40 343 364 386 407 429 450 471 493 514 536 557 579 600

140 459 1.52 316 336 355 375 395 414 343 454 474 493 513 533 553

160 525 1.64 293 311 329 348 366 384 402 421 439 457 476 494 512

180 591 1.76 273 290 307 324 341 358 375 392 409 426 443 460 477

200 656 1.88 255 271 287 303 319 335 351 367 383 399 415 431 447

* Actual production = (Standard production) x (Bucket factor) x (Job efficiency)

** Bucket Size = Heaped bucket capacity

Job Efficiency (E)

Estimating conditions

Operating conditions E

1. Cy cle time = (Trav el time) + (Fixed time)

2. Gear : F2, F3

3. Fixed time : 0.60 min

Fixed time is loading, turning and dumping time

Good

Av erage

Rather poor

Poor

0.83

0.80

0.75

0.70

Page 39: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

2 - 22

Tabel 2.7. V-Shape Loading

Average cycle time for wheel loader Unit : min.

Bucket zize Loading condition

~ 3 m3 3.1 ~ 5 m3 5.1 m3~

A Easy 0.45 0.55 0.65

B Average 0.55 0.65 0.70

C Rather difficult 0.70 0.70 0.75

D Difficult 0.75 0.75 0.80

Tabel 2.8. Cross Loading

Average cycle time for wheel loader Unit : min.

Bucket zize Loading condition

~ 3 m3 3.1 ~ 5 m3 5.1 m3~

A Easy 0.40 0.50 0.60

B Average 0.50 0.60 0.65

C Rather difficult 0.65 0.65 0.70

D Difficult 0.70 0.75 0.75

Page 40: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

3 - 1

BAB 3

TEKNIK APLIKASI PENGOPERASIAN

3.1. Umum

Teknik aplikasi pengoperasian wheel loader adalah merupakan kunci keterampilan

yang dapat dicapai oleh operator berdasarkan atas perpaduan antara skil, perasaan

dan keterampilan yang dimiliki.

Dalam teknik aplikasi banyak rambu-rambu yang harus dipatuhi selama

pengoperasian, disamping itu dilain pihak operator juga dituntut dalam

mengoperasikan alat harus cepat gerakannya agar dapat memenuhi aturan yang diikat

dengan waktu siklus (cycle time). Disinilah operator harus memapu melaksanakan

pengoperasian dengan cepat namun alat harus tetap terjaga dalam kondisi baik.

Seperti yang akan dibahas pada meteri berikut ini yaitu teknik aplikasi pengoperasian

wheel loader.

3.2. Menggali (Digging)

Peringatan !

Alat harus selalu diposisikan lurus menghadap ke depan ketika melakukan digging

atau scooping, tidak boleh dengan memainkan bengkok (articulated).

Menyekop tumpukan tanah dengan menggerakkan alat kedepan seperti gambar

dibawah. Bila ban mulai selip pada saat beban berat, angkat bucket sedikit keatas

menurunkan beban.

1. Masukan bucket dalam tumpukan tanah sementara gerakan alat ke depan.

2. Setelah bucket seluruhnya masuk kedalam tanah, tuas pengendali peralatan kerja

pada posisi keatas sementara pergerakan alat kedepan. Gerakan tuas pengendali

peralatan kerja ke atas menuju ke posisi tilt terus menerus sampai bucket terisi

tanah penuh. Cobalah tahan beban pada posisibucket disenter, jika beban berada

pada sebelah bucket saja maka beban tidak seimbang.

3. Ketika bucket sulit untuk menembus tumpukan tanah, gerakkan tuas pengendali

peralatan kerja alat kekiri dan kekanan untuk menggerakkan gigi bucket naik dan

turun. Ketika menggali dan menumpukkan pada permukaan tanah, aturlah ujung

gigi bucket menghadap sedikit kebawah dan jalankan alat kedepan. Harus hati-hati

Page 41: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

3 - 2

tidak boleh beban menempati pada satu sisi saja karena dapat menimbulkan beban

tidak stabil.

Pekerjaan Penggalian ini dilakukan dengan gigi bucket.

a. Aturlah ujung bucket menghadap sedikit ke bawah.

b. Jalankan alat maju dan tuas pengendali peralatan kerja digeser kedepan untuk

memotong lapisan tanah yang tipis pada permukaan sewaktu menggali tanah.

c. Jalankan tuas pengendali peralatan kerja sedikit keatas dan kebawah untuk

mengurangi tahanan pada waktu menggerakkan alat kedepan. Pada saat

menggali dengan bucket, hindarilah arah tenaga gali hanya sebelah dari bucket

saja.

Penting !

Jika ban slip, umur ekonomis ban akan berkurang, oleh karena itu berusahalah agar

ban tidak slip selama beroperasi.

Jika mengangkut tanah atau batu, jalankan loader ke arah maju menuju muatan. Untuk

mencegah terjadinya kerusakan ban yang disebabkan karena terjadinya slip,

perhatikan hal-hal berikut ini :

• Jagalah agar area kerja selalu dalam keadaan rata dan bersihkan batu-batu yang

berserakan.

• Bila mengerjakan timbunan, jalankan alat menggunakan speed 1 atau 2. jalankan

dengan speed 1 jika mengangkut batu koral. Ketika bucket menyentuh tanah, roda

depan akan terangkat.

1. Pada saat memajukan alat sambil menurunkan

bucket, posisi bucket rata dengan permukaan tanah.

Penting !

Jika bucket menabrak tanah, roda depan akan

terangkat dan ban akan slip.

2. Pergunakan gigi 1 segera didepan material yang akan

diloading. Setelah shift down selesai, injak pedal

accelerator disaat yang bersamaan dan masukkan

bucket ke dalam material.

• Setelah bucket seluruhnya masuk kedalam tanah, tuas pengendali peralatan kerja

pada posisi keatas sementara pergerakan alat kedepan. Gerakan tuas pengendali

Page 42: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

3 - 3

peralatan kerja ke posisi tilt terus menerus sampai bucket terisi tanah penuh.

Cobalah tahan beban pada posisibucket disenter, jika beban berada pada sebelah

bucket saja maka beban tidak seimbang.

• Ketika bucket sulit untuk menembus tumpukan tanah, gerakan tuas pengendali

peralatan kerja alat kekiri dan kekanan untuk menggerakkan gigi bucket naik dan

turun. Ketika menggali dan menumpukkan pada permukaan tanah, aturlah ujung

gigi bucket menghadap sedikit kebawah dan jalankan alat kedepan. Harus hati-hati

tidak boleh beban menepati pada satu sisi saja karena dapat menimbulkan beban

tidak stabil.

3. Jika material berada di stockpile, jaga cutting edge

bucket agar tetap horizontal. Ketika meloading batu

coral, bucket harus ditilt sedikit ke bawah.

Hati-hati jangan sampai ada batu yang berada dibawah bucket, karena bisa

menyebabkan ban terangkat dan slip. Cobalah untuk menempatkan material pada

bucket bagian tengah agar alat tetap stabil.

4. Pada saat mendorong bucket kedalam material,

naikkan lift arm untuk menjaga posisi bucket tidak

terlalu jauh. Dengan menaikkan lift arm, kekuatan

tarik akan dikeluarkan oleh gerakan roda depan.

5. Periksa apakah material yang dimuat kedalam bucket

sudah cukup, kemudian gerakkan bucket control lever

untuk mengangkat bucket dan muatannya.

Penting !

Bila sisi bucket bergerak naik dan turun sementara

bucket mendorong dan menggali, roda depan akan

terangkat dari tanah dan menyebabkan roda slip.

6. Bila material dalam bucket terlalu banyak, tuanglah

dan angkat bucket untuk membuang material yang

berlebihan. Ini untuk mencegah agar muatan tidak

tumpah saat diangkut.

Pada saat menggali dan mengangkut pada

permukaan tanah yang rata, aturlah gigi bucket (set

Page 43: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

3 - 4

bucket edge) sedikit menghadap kebawah dan

jalankan alat ke depan kearah menuju material.

Berhati-hatilah jangan membebani bucket satu sisi

karena akan menyebabkan alat tidak seimbang.

Pengoperasian ini harus menggunakan speed 1.

Cara menggali :

1. Atur ujung bucket dengan posisi sedikit menghadap

kebawah.

2. Jalankan alat kearah maju dan gerakkan bucket

kedepan untuk memotong tipis permukaan bila

sedang memuat tanah.

3. Gerakkan lift arm sedikit keatas dan ke bawah untuk

mengurangi hambatan ketika menjalankan alat maju.

Pada saat menggali dengan bucket, jangan

menggunakan tenaga penggalian hanya satu sisi

bucket saja.

3.3. Perataan (Leveling)

Penting !

Selalu jalankan alat arah mundur ketika meratakan permukaan tanah. Jika pekerjaan

meratakan harus dilakukan dengan speed maju, jangan memposisikan bucket dumping

engle lebih dari 200.

1. Keruklah tanah dalam bucket.

2. Taburkan tanah sedikit demi sedikit.

Page 44: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

3 - 5

3. Garulah tanah yang dihambur tersebut dengan posisi

teeth bucket menyentuh tanah dan jalankan alat

mundur.

.

4. Ratakan tanah dengan menggunakan bucket yang

telah diisi dengan material dan jalankan alat mundur.

Dalam pekerjaan perataan ini mestinya ada yang harus di potong dan ada yang harus

ditimbun, lakukan hal tersebut sesuai dengan perasaan (felling) agar mencapai hasil

yang maksimal.

3.4. Pemindahan

• Mengerjakan dorongan

Penting !

- Jangan memposisikan bucket pada posisi DUMP

ketika mendorong material.

- Posisikan sisi bawah bucket berada di permukaan

tanah.

• Memuat

Peringatan !

- Ketika travel dengan membawa beban, turunkan

bucket serendah mungkin.

- Berbahaya jika memasukkan bucket kedalam

stockpile atau timbunan batuan, dengan kondisi

lapangan kerja yang tidak rata

Cara kerja wheel loader memuat dan memindahkan

material terdiri dari kegiatan :

Scooping – Carrying – Dumping

(ke vessel, hopper, glory hole dan lain-lain)

Jagalah kondisi jalan baik, turunkan bucket serendah

mungkin.

Page 45: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

3 - 6

• Membawa beban

Pilih dan lakukan metode bekerja yang efektif dimana bisa meminimalkan

membelok dan travel sesuai dengan kondisi medan.

Peringatan !

- Jaga selalu agar area kerja tetap rata. Jangan

berbelok atau mengerem tiba-tiba ketika berjalan

dengan membawa beban, karena sangat bahaya.

3.5. Memuat kedalam Dump Truck

Prosedur Pemuatan berbentuk V

Pengisian metode V (v-shape loading)

Posisikan dump truck sedemikian rupa dekat terhadap

wheel loader dan tumpukan material. Setelah mengisi

bucket, jalankan alat kearah belakang, kemudian putar

kearah dump truck dan maju untuk memuat ke dump

truck.

Dengan putaran sudut yang lebih kecil dari wheel loader ini, akan lebih hemat

operasinya.

Bila pemuatan bucket penuh dan diangkat kelewat tinggi maka pertama goncangkan

bucket untuk menstabilkan beban sebelum mengangkat bucket.

1). Posisi menaikkan lift arm dan alat maju

2). Posisi siap menumpahkan ke dalam dump body

3). Posisi menumpahkan material ke dalam dump body

sedemikian rupa sehingga merata

Page 46: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

3 - 7

4). Posisi setelah menumpahkan material ke dalam dump

body bucket di posisikan tilt untuk menghindari

benturan.

Waktu siklus (cycle time) :

- Waktu yang digunakan untuk mengisi bucket sampai penuh (scooping)

- Waktu yang dipergunakan untuk menuju ke tempat dump truck (Carrying)

- Waktu yang dipergunakan untuk menumpahkan keatas bak secara merata

(dumping)

- Waktu tetap adalah jumlah waktu yang dipergunakan untuk pemindahan persneling.

Ke empat komponen waktu tersebut dapat diukur pada waktu operator melakukan

praktek pengisian dump truck secara langsung. Waktu siklus ini bisa dibandingkan

kalau komponen yang diuraikan diatas adalah sama dengan komponen yang diberikan

dalam standar pelaksanaan, sehingga hasil penilaian tim penguji yang diberikan

memang benar-benar nilai yang objective terhadap kemampuan operator dalam

melakukan pengoperasian loader.

Prosedur pemuatan melintang

Pengisian silang (cross loading)

Aturlah posisi wheel loader menghadap arah sudut

sebelah kanan terhadap tumpukan material. Setelah

menggali dan menyekop material, jalankan alat mundur

lurus, kemudian mundurkan dump truck sampai antara

tumpukan material dengan wheel loader.

Metode ini memberikan waktu yang paling sedikit untuk

memuat dan paling efektif menurunkan cycle time.

▪ Mengambil material ke dalam bucket yaitu dengan memposisikan punggung bucket

sampai gigi bucket sejajar dasar tanah (mendatar) kemudian didorong ke depan

dengan menggerakkan loader maju. Selanjutnya gerakan maju dari loader

dibarengi dengan gerakan bucket menuju posisi memegang (hold).

▪ Loader bergerak mundur dengan posisi bucket membawa material sampai jarak

minimal untuk dump truck bisa bergerak mundur menuju ke depan bucket loader,

selanjutnya loader menuangkan material ke dalam dump body. Setelah diisi dump

Page 47: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

3 - 8

truck bergerak maju untuk kembali ke posisi awal, menunggu loader maju untuk

melakukan penyekopan sampai bucket penuh dan mundur ke posisi semula untuk

menunggu dump truck mundur sampai ke depan bucket loader. Gerakan loader

menuangkan isi bucket ke dalam dump body dengan ketinggian minimal untuk

dapat menuangkan material dari bucket tanpa menyentuh dump body. Pada saat

dump truck bergerak mundur, posisi loader harus ada jarak untuk maju ke tempat

penumpahan berikutnya. Hal ini dump truck geraknya selalu tetap, yaitu mundur

lurus dan maju juga lurus, sehingga yang tau pengaturan penempatan material ke

dalam dump body adalah operator loader. Posisi loader selalu berpindah,

tergantung kearah mana material berikut akan ditempatkan. Dalam sistem ini juga

menganut prinsip yang sama seperti pada sistem V, bahwa loader harus mengis i

dump body secara penuh dan merata ke semua titik.

▪ Gerakan diatas diulangi sampai dump body berisi penuh material, kemudian dump

truck bergerak menuju ke tempat yang telah ditentukan untuk ditumpahkan.

Waktu siklus (cycle time)

- Waktu yang dipergunakan loader untuk mengisi bucket sampai penuh (Scooping).

- Waktu yang dipergunakan loader untuk mundur (Carrying).

- Waktu yang dipergunakan dump truck untuk mundur.

- Waktu yang dipergunakan loader menumpahkan diatas dump body (dumping)

- Waktu yang dipergunakan dump truck untuk maju.

Ke lima komponen waktu tersebut dapat diukur pada waktu operator melakukan

praktek pengisian dump truck secara langsung. Waktu siklus ini bisa dibandingkan

kalau komponen yang diuraikan diatas adalah sama dengan komponen yang diberikan

dalam standar pelaksanaan, sehingga hasil penilaian tim penguji yang diberikan

memang benar-benar nilai yang objective terhadap kemampuan operator dalam

melakukan pengoperasian loader.

3.6. Memuat dan Memindah (load and carry)

Daerah kerja (working area) yang akan dipergunakan untuk dilewati loader diratakan

terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan memuat dan memindah material. Jalan

hantar untuk gerakan loader diratakan ini sangat penting untuk menjaga agar loader

berjalan dengan mulus sehingga material yang diangkut tidak berceceran diperjalanan.

Page 48: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

3 - 9

Prosedur penumpukan material

Perhatikan bila menumpuk material, untuk membentuk

tumpukan material, berhati-hatilah jangan sampai counter

weight menyentuh tanah. Jangan memposisikan bucket

pada membuang (dump) sewaktu melaksanakan

penyusunan tumpukan.

Gerakan Loader

▪ Loader ditempatkan pada posisi daerah kerja yang sudah diratakan dan

dikondisikan siap untuk menggali material yang akan dipindahkan. Gerakan bucket

dan lift arm diatur secara simultan untuk menggali material sehingga dicapai hasil

galian yang optimal. Pengaturan gerakan simultan inilah yang mempengaruhi waktu

siklus setiap gerakan yang selalu melakukan perpaduan antara dua gerakan yang

saling mendukung. Setelah bucket penuh material, langkah berikutnya

memposisikan bucket pada kondisi membawa secara stabil. Material diangkut ke

tempat penampungan sesuai ketentuan dengan kecepatan optimum yang bisa

dicapai tanpa ada yang berceceran diperjalanan.

▪ Pada kondisi tertentu material yang diangkut ternyata berceceran dijalan, maka

harus dilakukan perataan kembali agar loader berjalan mulus.

▪ Demikian pekerjaan tersebut diulang sampai material yang dipindahkan telah

selesai dikerjakan dengan rapih.

Dari gerakan diatas mempergunakan waktu siklus (cycle time) dengan perincian

sebagai berikut :

- Waktu yang dipergunakan untuk mengisi bucket sampai penuh

- Waktu yang dipergunakan untuk memutar kearah lokasi penampungan

- Waktu yang dipergunakan untuk menuju ke tempat penampungan

- Waktu yang dipergunakan untuk menumpahkan material

- Waktu yang dipergunakan untuk kembali menuju ke tempat material

Ke lima komponen waktu tersebut dapat diukur pada waktu operator melakukan

praktek secara langsung. Waktu siklus ini bisa dibandingkan kalau komponen yang

diuraikan diatas adalah sama dengan komponen yang diberikan dalam standar

pelaksanaan, sehingga hasil penilaian tim penguji yang diberikan memang benar-benar

nilai yang objective terhadap kemampuan operator dalam melakukan pengoperasian

loader.

Page 49: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

4 - 1

BAB 4

JENIS MATERIAL

4.1. Umum

Wheel Loader merupakan salah satu peralatan utama dalam pekerjaan pemindah

tanah yang dikerjakan secara mekanis, sehingga bagi operator Wheel Loader yang

menangani bermacam-macam jenis pekerjaan tanah/material perlu memahami jenis

dan sifat fisik material dalam pekerjaan pemindahan tanah tersebut.

Sebenarnya jenis material ini sangat beraneka ragam, namun untuk pekerjaan

konstruksi terbatas pada beberapa jenis saja, demikian juga mengenai sifat fisik

meterial hanya dikenalkan untuk beberapa sifat saja yang sering dijumpai di lapangan,

baik menyangkut penanganannya maupun pengaruh kepada produksi Wheel Loader.

4.2. Jenis Material

Pada pekerjaan konstruksi khususnya pekerjaan pemindahan tanah terdapat berbagai

material yang secara garis besar dapat diurut sebagai berikut :

1. Endapan organik

2. Tanah biasa (soil)

3. Tanah liat (clay)

4. Tanah berpasir (sandy soil)

5. Pasir (sand)

6. Gravel (kerikil)

7. Kerikil besar dan padat

8. Batu kapur, Batu Pasir

9. Cadas Lunak

10. Cadas Keras

11. Batu cadas, Kapur keras

12. Batu (rock)

13. Granit,

Pada umumnya masing-masing jenis material memiliki karakteristik yang tidak sama

satu dengan lainnya sehingga dalam pekerjaan pemindahan tanah kedua hal tersebut

yaitu jenis dan sifat material harus dipahami bersama oleh fihak yang terkait dengan

pekerjaan pemindahan tanah termasuk operator Wheel Loader.

Page 50: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

4 - 2

4.3. Sifat Fisik

Beberapa sifat fisik material yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemindahan

tanah adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan/penyusutan material

2. Berat material

3. Bentuk material

4. Kohesivitas Material

5. Kekerasan Material

6. Daya dukung

4.3.1. Pengembangan/penyusutan Material.

Yang dimaksud dengan pengembangan material adalah perubahan

penambahan atau pengurangan volume material/ tanah yang terjadi akibat dari

perubahan bentuk dari aslinya.

Keadaan material terbagi dalam 3 keadaan yaitu :

▪ Bank (keadaan asli)

▪ Loose (keadaan lepas/terurai)

▪ Compacted (keadaan padat)

Tanah x 1,25 = 1.250 x 0,72 =

Gravel x 1,13 = 1.130 x 0,91 =

Batu lunak x 1,65 = 1.650 x 0,74 =

ASLI LEPAS PADAT

a. Keadaan asli (bank)

Kedaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan,

dinamakan keadaan asli (bank), dan dalam keadaan seperti ini butiran-

butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi dengan baik.

Ukuran dinyatakan dalam BCM = Bank Cubic Metre atau

BCY = Bank Cubic Yard

b. Keadaan Gembur (Loose)

Material yang telah digali dari tempat aslinya akan mengalami perubahan

volume yaitu mengembang yang disebabkan adanya penambahan rongga

1.000 m3

1.000 m3

1.000 m3

1.250 m3

1.130 m3

1.650 m3

900 m3

1.030 m3

1.220 m3

Page 51: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

4 - 3

udara diantara butiran- butiran material. Dengan demikian volumenya akan

menjadi lebih besar.

Keadaan ini akibat perlakuan terhadap material tersebut, sehingga

kedaannya menjadi terurai atau gembur, misalnya pekerjaan penggalian

dengan Wheel Loader atau alat lainnya

Ukuran dinyatakan dalam LCM = Loose Cubic Metre atau

LCY = Loose Cubic Yard

c. Keadaan Padat (Compacted)

Keadaan ini akan dialami oleh material yang dipadatkan. Perubahan

volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara diantara butiran

material tersebut dan dengan demikian volumenya akan berkurang.

Perubahan terjadi karena material yang gembur (terurai/loose) mengalami

perlakuan pemadatan, misalnya dipadatkan dengan road roller.

Ukuran dinyatakan dalam CCM = Compact Cubic Metre atau

CCY = Compact Cubic Yard

Dalam perhitungan produksi peralatan, material yang didorong/digusur dengan

blade, atau yang dimuat dengan bucket, kemudian digelar/di-spreading adalah

dalam kondisi gembur (loose). Untuk menghitung suatu volume tanah asli yang

telah terurai karena digali atau melakukan pemadatan dari material yang sudah

gembur, perlu dikalikan dengan faktor yang disebut faktor konversi.

Faktor tersebut adapat dengan mudah dibaca pada tabel faktor konversi.

Contoh :

Bila 500 BCM (Bank Cubic Metre) tanah biasa digemburkan maka :

Volume tanah gembur = Vol.tanah asli x faktor

500 x 1,25 = 625 LCM (Loose Cubic Metre)

Dan bila tanah tersebut dipadatkan, maka

Volume tanah padat = Vol. Gembur x faktor

= 625 x 0,72 = 450 CCM (Compacted Cubic Metre)

Page 52: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

4 - 4

TABEL FAKTOR KONVERSI VOLUME MATERIAL

JENIS MATERIAL KONDISI PERUBAHAN KONDISI

KONDISI

ASLI

KONDISI

GEMBUR

KONDISI

PADAT

TANAH BERPASIR

ASLI GEMBUR PADAT

1,00 0,90 1,05

1,11 1,00 1,17

0,99 0,80 1,00

CLAY/TANAH BIASA

ASLI

GEMBUR PADAT

1,00

0,80 1,11

1,25

1,00 1,39

0,90

0,72 1,00

CLAY/TANAH LIAT

ASLI GEMBUR

PADAT

1,00 0,70

1,11

1,25 1,00

1,59

0,90 0,63

1,00

GRAVELY SOIL/TANAH BERKERIKIL

ASLI GEMBUR PADAT

1,00 0,85 0,93

1,18 1,00 1,09

1,08 0,91 1,00

GRAVEL/KERIKIL

ASLI

GEMBUR PADAT

1,00

0,88 0,97

1,13

1,00 1,10

1,03

0,91 1,00

KERIKIL BESAR DAN PADAT ASLI GEMBUR

PADAT

1,00 0,70

0,77

1,42 1,00

1,10

1,29 0,91

1,00

PECAHAN BATU KAPUR, BATU PASIR, CADAS LUNAS, SIRTU

ASLI GEMBUR PADAT

1,00 0,61 0,82

1,65 1,00 1,35

1,22 0,74 1,00

PECAHAN GRANIT, BASALT,

CADAS KERAS

ASLI

GEMBUR PADAT

1,00

0,59 0,76

1,70

1,00 1,30

1,31

0,77 1,00

PECAHAN CADAS, BROCKEN ROCK

ASLI GEMBUR

PADAT

1,00 0,57

0,71

1,75 1,00

1,24

1,40 0,80

1,00

LEDAKAN BATU CADAS, KAPUR KERAS

ASLI GEMBUR PADAT

1,00 0,56 0,77

1,80 1,00 1,38

1,30 0,72 1,00

4.3.2. Berat material

Berat adalah sifat fisik dari setiap meterial yang akan mempengaruhi kepada

kemampuan alat untuk mendorong, mengangkut, mengangkat dan sebagainya,

seperti contoh sebagai berikut :

Suatu alat berat waktu mengangkat material dengan berat 1,5 t/m3 alat dapat

bekerja denga baik, tapi pada saat mengangkat dengan berat 3,6 t/m3 ternyata

alat mengalami kesulitan karena berat beban sehingga gerakkannya menjadi

terganggu.

Page 53: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

4 - 5

4.3.3. Bentuk material

Yang dimaksud dengan bentuk dalam sifat fisik material ini adalah bentuk

butiran dari material yang terjadi akibat terurai dari bentuk aslinya, yang akan

berpengaruh terhadap kemampuan bucket atau blade menampung material

tersebut.

Material yang butirannya seragam cenderung dapat mengisi rongga udara,

sehingga volumenya sebanding atau sama dengan volume bukcet, sedangkan

material yang berbongkah-bongkah akan lebih kecil volumenya dari volume

bucket, karena pada material ini akan terbentuk rongga-rongga udara yang

mengisi sebagian isi bucket.

Berapa besar volume material yang dapat ditampung dalam suatu ruangan

dapat dihitung dengan cara memberikan angka koreksi yang disebut Faktor

Muat atau Bucket Factor atau Pay Load Factor.

4.3.4. Kohesivitas Material

Sifat lain dari material adalah kehesivitas-nya, yaitu daya lekat atau

kemampuan untuk saling mengikat diantara butir-butir material tersebut.

Material dengan kohesivitas tinggi akan menggunung (haped), dan dengan

demikian volume dari material ini akan lebih besar dari volume ruangan yang

ditempatinya, misalnya tanah liat.

Sedangkan material dengan kohesivitas yang kurang baik, bila menempati

suatu ruangan (bukcet) akan sukar menggunung, cenderung rata (peres/

struck), misalnya pasir.

4.3.5. Kekerasan Material

Material yang keras akan lebih sukar untuk digali atau dikupas oleh alat berat,

sehingga dapat menurunkan produktivitas alat.

Pada umumnya material yang tergolong keras adalah batu-batuan yang dalam

pekerjaan pemindahan tanah perlu penanganan khusus, misalnya dengan

Ripping atau bahkan dengan peledakan terlebih dahulu.

Batuan dalam pengertian pemindahan tanah antara lain :

▪ Batuan beku : sifat keras, padat, pejal dan kokoh.

▪ Batuan sedimen : merupakan pelapisan dari yang lunak sampai yang keras.

▪ Batuan metamorf : umumnya perlapisan dari yang keras, padat dan tidak

teratur.

Page 54: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

4 - 6

Nilai kekerasan material diukur dengan menggunakan Ripper Meter atau

Seismic Test Meter, dan hasil dari test ini akan dapat menentukan jenis ripper

yang cocok untuk pengerjaan material tersebut.

4.3.6. Daya dukung tanah

Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat yang

berada diatasnya. Apabila suatu alat berada diatas tanah, maka alat tersebut

akan memberikan daya tekan yang disebut “ground pressure”, yang besarnya

berat alat didistribusikan kapada luas ban yang kontak dengan tanah

(GVW/Ground Contact Area, satuannya kg/cm2). Biasanya telah diberikan dari

pabrik pembuat alat-alat berat untuk masing-masing jenis dan type alat.

Daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran / test langsung di

lapangan, dengan menggunakan alat test yaitu antara lain dengan Cone Penetro Test,

yang hasilnya dinyatakan suatu angka index.

BEBERAPA JENIS MATERIAL DAN DAYA DUKUNG

JENIS MATERIAL DAYA DUKUNG

PASIR & TANAH 0,5 kg/cm2

TANAH LIAT : ▪ LEMBAB ▪ SEDANG ▪ KERING

1,0 kg/cm2 2,0 kg/cm2 4,0 kg/cm2

PASIR : ▪ MURNI KERING ▪ PADAT KERING

2,0 kg/cm2 4,0 kg/cm2

KERIKIL : PADAT LEKAT 8,0 kg/cm2

CADAS : ▪ SEDIKIT LEPAS ▪ PADAT LEKAT

5,0 kg/cm2 24,0 kg/cm2

Page 55: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

5 - 1

BAB 5

PERHITUNGAN PRODUKSI

5.1. Umum

Dalam meghitung kemampuan operator untuk mengerjakan suatu pekerjaan misalnya

pemindahan material, memuat material ke dalam dump truck dan mungkin membuang

tanah ketempat jurang. Karena loader juga bisa dipasang perlengkapan lain diluar

bucket sehingga hal ini juga bisa dihitung kapasitasnya untuk memindahkan atau untuk

melakukan pemuatan keatas alat angkut (houler).

Langkah pertama dalam membuat estimasi kapasitas alat yang dihitung secara teoritis

berdasarkan beberapa asumsi yang kemungkinan dapat dipakai sebagai dasar

perhitungan.

Langkah berikutnya kemampuan operator dalam melaksanakan pekerjaan yang

diinstruksikan pimpinan untuk menjalankan tugasnya.

Dari kedua unsur tersebut akan dikombinasikan untuk menentukan kapasitas alat

(produksi) yang berhubungan dengan tingkat kehandalan alat pada setiap kerja. Kalau

operator mampu melakukan, tapi bila alatnya tidak mampu atau rusak, maka produksi

yang diharapkan tidak akan bisa dicapai, begitu sebaliknya.

Ada beberapa tabel yang dicantumkan berdasarkan pengalaman dilapangan seperti

faktor konversi untuk beberapa jenis material, efisiensi kerja yang mendekati

kenyataan, faktor bucket yang dapat dikeruk dan tabel waktu tetap yang diperlukan

untuk memindah perseneling, muat, berputar serta membuang muatan.

Berikut akan dibahas tentang produksi alat yang dihitung melalui waktu siklus (cycle

time). Ini hanya sebagai contoh yang secara umum dengan mudah dicerna dalam

menghitung suatu produksi alat.

5.2. Produksi Wheel Loader

Untuk menghitung produktivitas per jam dari suatu alat adalah produktivitas standard

alat tersebut dalam kondisi ideal dikalikan dengan suatu faktor, dimana faktor tersebut

dinamakan effisiensi kerja.

Effisiensi kerja tergantung pada banyak faktor seperti : topografi, keahlian operator,

pemilihan standar pemeliharaan dan sebagainya yang menyangkut operasi alat.

Page 56: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

5 - 2

Dalam kenyataannya memang sulit untuk menentukan besarnya effisiensi kerja, tetapi

dengan dasar pengalaman – pengalaman dapat ditentukan effisensi kerja yang

mendekati kenyataan

5.2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

Berikut ini merupakan suatu factor yang mempengaruhi produksi yang biasa

dipergunakan dalam perhitugan antara lain :

1). Jenis material

2). Efisiensi kerja

3). Kapasitas bucket

4) Metode pengisian

5). Keterampilan operator

Semua faktor tersebut dapat berpengaruh terhadap produksi wheel loader, dan

sangat sulit untuk menentukan besarannya secara pasti, namun ini harus

diberikan suatu angka agar bisa dihitung produksinya. Untuk menghindari

kebuntuan data ini maka dibuatlah suatu besaran angka yang dapat

dipergunakan sebagai dasar perhitungan.

Besaran angka ini biasa disebut dengan faktor, yang disusun melalui proses

pengalaman-pengalaman pekerjaan yang berhubungan dengan produksi wheel

loader. Walaupun angka-angka ini bukan hasil perhitungan dengan rumus yang

pasti, namun nilainya mendekati kenyataan.

Tabel 5.1 Efisiensi Kerja

Kondisi Operasi Alat Pemeliharaan Mesin

Baik

Sekali Baik Sedang Buruk

Buruk

Sekali

Baik sekali

Baik

Sedang

Buruk

Buruk sekali

0.83

0.78

0.72

0.63

0.52

0.81

0.75

0.69

0.61

0.50

0.76

0.71

0.65

0.57

0.47

0.70

0.65

0.60

0.52

0.42

0.63

0.60

0.54

0.45

0.32

Page 57: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

5 - 3

Faktor Bucket

Faktor bucket dipengaruhi oleh kondisi material yang akan dimuat, untuk ini

digolongkan dalam tingkat pemuatan sehingga menemukan suatu besaran

angka yang disebut faktor bucket.

Tabel 5.2 Faktor Bucket

Kondisi pemuatan Faktor Pemuatan Pemuatan material/ bahan dari stockpile Ringan atau dari material yang telah dikeruk oleh Ekskavator lain, dengan tidak memerlukan lagi daya gali dan bahan dapat dimuat munjung 1,0 – 0.8

ke dalam bucket. Contoh : Pasir, tanah berpasir, tanah colloidal dengan kadar air sedang dll Pemuatan Pemuatan dari stockpile tanah lepas yang lebih Sedang sukar dikeruk dan dimasukkan ke dalam bucket tetapi dapat dimuat sampai hampir munjung (antara peres dan munjung (penuh). Contoh : Pasir kering, tanah berpasir, tanah 0.8 – 0.6 campur tanah liat, tanah liat, gravel yang belum disaring, pasir padat dan sebagainya, atau menggali dan memuat gravel lunak langsung dari bukit asli. Pemuatan Pemuatan batu belah atau batu cadas belah, Yang agak tanah liat yang keras pasir campur gravel, tanah sulit berpasir, tanah colloidal yang liat, tanah liat dengan 0.6 -0.5 kadar air yang tinggi, bahan – bahan tersebut telah ada pada stockpile/persediaan sulit untuk mengisi bucket dengan material – material tersebut Pemuatan Batu bongkah besar – besar dengan bentuk yang Yang sulit tidak beraturan dengan banyak ruangan di antara tumpukannya batu hasil ledakan batu – batu bundar 0.5 – 0.4 yang besar – besar, pasir campuran batu – batu bundar tersebut, tanah berpasir, tanah campur lempung, tanah liat yang tidak bias dimuat – gusur ke dalam bucket.

Page 58: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

5 - 4

Kapasitas Bucket SAE

Kapasitas bucket dari wheel loader dihitung

sebagai berikut :

- Lebar dalam rata – rata bucket = W

- Luas penampang melintang = A

- Kapasitas bucket dengan 2 : 1 sudut

kemiringan

- Kapasitas peres = baAWVs 2

3

2

Kapasitas munjung = )(68

22

cabwb

VsVr

Kapasitas peres adalah sama dengan volume material didalam bucket sesudah

material munjung diratakan setinggi tepiannya dengan batang lurus, ujung yang

satu bergerak sepanjang tepi – potong (cutting edge) sedang yang lain

sepanjang tepi – belakang atau penahan tumpahan (spilt guard).

Kapasitas peres dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

baAWVs 2

3

2

dimana : A = Penampang melintang ditengah – tengah bucket (mm2, inci2)

W = Lebar – dalam rata-rata dari bucket, (mm, inci)

a = Tinggi penahan – tumpahan di tengah – tengah bucket tegak

lurus pada garis operasi (mm, inci )

b = Panjang bukaan pada tengah – tengah bucket (mm, inci)

Dengan menggunakan perbandingan kemiringan 1 : 2 terhadap muatan

munjung, maka kapasitas munjung dapat dihitung sebagai berikut :

6

)(

8

22 cabwbVsVr

Dimana c = panjang garis normal ke garis – operasi (lihat gambar)

Penampang melintang ini dibatasi oleh perkiraan batas tanah – munjung, garis

bucket dan garis penahan – tumpahan.

Metode ini digunakan untuk bucket – bucket dengan sisi miring yang sejajar

serta tepi – potong dan penahan – tumpahan yang sejajar pula.

Siku – siku penahan tumpahan yang dipasang di pojok – pojok bucket sebelah

belakang tidak begitu banyak mempengaruhi pada perhitungan

Page 59: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

5 - 5

Waktu Siklus (Cycle Time)

Berikut ini ditunjukkan standar cycle time berdasarkan atas metode pemuatan

yang ditentukan dengan dua cara yaitu V shape loading dan Cross loading.

Tabel 5.3 V-Shape Loading

Unit : min.

Bucket zize

Loading condition

~ 3 m3 3.1 ~ 5 m3 5.1 m3~

A Easy 0.45 0.55 0.65

B Average 0.55 0.65 0.70

C Rather difficult 0.70 0.70 0.75

D Difficult 0.75 0.75 0.80

Waktu siklus dapat dihitung dengan rumus :

ZR

D

F

DCm

1

Tabel 5.4 Cross Loading

Unit : min.

Bucket zize

Loading condition

~ 3 m3 3.1 ~ 5 m3 5.1 m3~

A Easy 0.40 0.50 0.60

B Average 0.50 0.60 0.65

C Rather difficult 0.65 0.65 0.70

D Difficult 0.70 0.75 0.75

Load and carry

Load and carry adalah pekerjaan pemindahan material yang berjarak relatif

dekat sehingga tidak memerlukan alat dump truck sebagai pembawa.

Page 60: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

5 - 6

Untuk muat angkut dihitung dengan rumus :

ZxF

DCm 2

Dimana : Cm = Waktu siklus (menit)

D = Jarak angkut (m)

F = Kecepatan maju (m/menit)

R = Kecepatan mundur (m/menit)

Z = waktu tetap (menit)

(1) Jarak angkut

(2) Kecepatan maju, kecepatan mundur

Gigi – 2 atau gigi – 3 selalu digunakan untuk maju ataupun mundur, untuk

mesin – mesin TORQFLOW, besarnya kecepatan diberikan dalam

spesifikasi dikalikan dengan 0,8 untuk memperoleh kecepatan yang akan

digunakan dalam perhitungan

(3) Waktu tetap

Waktu tetap adalah jumlah waktu – waktu yang diperlukan untuk ganti

persnelling, pemuatan, berputar, membuang muatan serta menunggu

dump truck.

Tabel 5.5 Waktu Tetap

Pemuatan Pemuatan Muat & Angkut

Bentuk V Melintang

Mesin gerak langsung 0,25 0,35 -

Mesin gerak hidrolis 0,20 0,30 -

Mesin gerak TORQFLOW 0,20 0,30 0,35

Page 61: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

5 - 7

5.2.2. Rumus dasar

▪ Produksi per jam

Produksi per jam dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

Cm

xEqxQ

60

Dimana : Q = Produksi per jam (m3/jam)

q = Produksi per siklus (m3)

Cm = Waktu Siklus (menit)

E = Effisiensi kerja

▪ Produksi per siklus

q = q1 x K

dimana : q1 = Kapasitas munjung (penuh) yang tercantum dalam

spesifikasi

K = Faktor bucket

Banyaknya tanah yang dapat dikeruk ke dalam bucket tergantung dari tipe

dan keadaan tanah saat itu.

Contoh perhitungan produksi

Soal 1.

Sebuah Wheel Loader bekerja memuat sebuah dump truck dengan kondisi-kondisi

kerja sebagai berikut :

Metode operasi = pemuatan bentuk V

Jarak angkut = 7,5 m

Tipe material = gravel

Effisiensi kerja = 0,83 (kondisi operasi dan

pemeliharaan mesin-mesin : baik)

Faktor bucket = 0.8 (muatan sedang)

Kecepatan = F2 = 0 – 5,8 km/jam

R2 = 0 – 6,0 km/jam

Penyelesaian :

Produksi per siklus : q = 1,8 m3 = 2,2 m3 (munjung) x 0,8

- Kecepatan maju = menitmx /7,9660

10008,5

- Kecepatan mundur = menitmx /10060

10000,6

Page 62: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

5 - 8

- Waktu tetap = 0,2 menit

- Waktu siklus Cm = menitxx

51,02,0100

25,7

7,96

25,7

Produktivitas

jammxxx

Q /8,17551,0

00,183,0608,1 3

Soal 2 :

Sebuah wheel loader dengan bucket 3,9 m3 bekerja memuat dump truck dengan

kondisi sebagai berikut :

Kondisi kerja :

- Metode operasi = pemuatan silang

- Jarak angkut = 10 m

- Tipe material = tanah liat berpasir

- Effisiensi kerja = 0,83

- Faktor bucket = 0,9 (pemuatan ringan)

- Kecepatan alat = F1 = 0 – 7 Km/jam

R1 = 0 – 7 Km/jam

Penyelesaian :

- Produksi per siklus = q = 3,5 m3

= 3,9 m3 (munjung) x 0,9

- Waktu siklus :

• Kecepatan maju menitmx /7,11660

10007

• Kecepatan mundur menitmx /7,11660

10007

• Waktu tetap 0,3 menit

Waktu siklus Cm = menit47,03,07,116

10

7,116

10

Page 63: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

5 - 9

Faktor konversi volume tanah

Tanah Lepas f = 1,00

Tanah asli f = 0,80

Produktivitas tanah lepas

jammxxx

Q /34251,0

00,183,0605,3 3

Produktivitas tanah asli

jammxxx

Q /27351,0

80,083,0605,3 3

Page 64: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

i

DAFTAR PUSTAKA

1. Komatsu Operation & Maintenance Manual, Wheel Loader WA 120 – 3 CS, Serial

number WA 120 – 10004 and up.

2. Pama Persada PT. Nusantara 2001, Buku Petunjuk Operator Pengoperasian dan

Perawatan WA 600-1.

3. Komatsu Specification and Application Handbook edition 14.

4. Caterpillar Performance Handbook Edition 31.

5. Rachmanhadi, IR. Alat-alat Berat dan Penggunaannya tahun 1982

Page 65: PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

Pelatihan Operator Wheel Loader Pengoperasian Wheel Loader

i

RANGKUMAN

1. Gambaran tentang timbulnya berbagai macam alat-alat berat kapasitasnya, untuk

mengenalkan bahwa tujuan utamanya adalah meningkatkan efisiensi pada

pengoperasian alat-alat berat tersebut. Untuk mencapai tingkat efisiensi yang lebih tinggi

maka perkembangan alat-alat berat selalu disempurnakan keberadaannya, demikian

juga cara pengoperasiannya lebih dimudahkan.

2. Pengoperasian wheel loader secara umum adalah, melakukan persiapan antara lain

pengetesan alat-alat kendali, mencoba gerakan alat terhadap semua arah gerakan serta

pemeriksaan instrument. Penjelasan tentang hal ini dibahas dalam teknik dasar

pengoperasian alat agar dapat dipahami sebelum menjalankan.

3. Teknik menggali, melaksanakan pekerjaan perataan, pemindahan material termasuk

cara membawa beban serta pekerjaan pemuatan ke dalam dump truck dibahas dalam

Teknik Aplikasi. Kunci utama kemampuan operator wheel loader, akan tercermin dalam

melaksanakan pekerjaan yang dapat dicapai dengan kecepatan tinggi, namun tetap

harus mengikuti aturan yang lain, sebagai pembatas.

4. Untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan wheel loader perlu

didasari dengan pengetahuan tentang jenis material yang akan dihadapi di lapangan.

Dengan pengetahuan ini untuk memahami produk yang dapat dihasilkan pada setiap

pelaksanaan pekerjaan, ini diajarkan agar mempunyai gambaran tata cara

melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan jenis material yang akan dikerjakan.

5. Dalam kaitan dengan pengoperasian alat operator juga dibekali pengetahuan Tata cara

untuk menghitung produksi alat berdasarkan ketentuan rumus-rumus pengalaman,

disajikan dalam modul ini. Dengan pengetahuan ini, diharapkan operator bisa

menghitung jumlah volume pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan pada setiap harinya,

untuk mendukung pembuatan laporan harian hasil produksi alat.

Demikianlah isi modul pengoperasian wheel loader ini, dilatihkan agar operator bisa

mengoperasikan alat dengan benar dan aman.