PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI …

14
552 SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI PEMBERDAYAAN UKM PENGOLAHAN IKAN PASCA PRODUKSI Ach. Muhib Zainuri 1 , Sigit Hadiantoro 2 , Wahyu Prihanta 3 1 Teknik Mesin, 2 Teknik Kimia, 3 Kehutanan 1 Politeknik Negeri Malang, 2 Universitas Muhammadiyah Malang 1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected] Abstrak Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk merancang strategi pengembangan kawasan minapolitan dalam rangka peningkatan pendapatan ekonomi nelayan di Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Permasalahan yang dijumpai dalam upaya pengembangan minaindustri adalah masih rendahnya produktivitas dan pemasaran produk perikanan pasca produksi, kelembagaan minabisnis yang tidak kondusif dan kondisi budaya masyarakat perikanan di perkotaan yang cenderung subsistem. Metodologi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah melalui diskusi kelompok fokus, analisis kebutuhan usaha perikanan pasca produksi, dan mengembangkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pengolahan produk perikanan. Metode kegiatan adalah ceramah dan praktek yang dilaksanakan pada tiga UKM, yaitu UKM Jaya Utama, UKM Dhyva Abadi dan UKM Sari Ikan yang berlokasi di Kelurahan Mayangan dan di Kelurahan Sukabumi. Topik ceramah dan praktek adalah (1) Kandungan nutrisi pada ikan, (2) Teknologi pemrosesan ikan, (3) Teknik pemrosesan produk ikan menjadi makanan yang higienis, dan (4) Sanitasi pada area produksi. Hasil dari kegiatan menunjukkan bahwa para pelaku UKM pengolahan ikan pasca produksi sangat tertarik. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah (1) Kegiatan telah mencapai sasaran yang diinginkan, (2) Pelaku UKM memiliki keterampilan pemrosesan ikan, dan (3) Pelaku UKM sangat terbantu melalui pemberian hibah beberapa peralatan. Kata-kata kunci : minapolitan, minabisnis, minaindustri, UKM. 1. PENDAHULUAN Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan. Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya. Sesuai dengan KEP.35/MEN/2013, Kota Probolinggo telah ditetapkan sebagai kawasan minapolitan berbasis minapolitan perikanan tangkap. Kawasan tersebut diprioritaskan mendapat dukungan kegiatan dan anggaran sebagai stimulus bagi pemerintah daerah dan dunia usaha. [1] Pengembangan sentra wilayah minabisnis komoditas pada hakekatnya merupakan kegiatan awal untuk mema-cu pembangunan bidang ekonomi di suatu wilayah minapolitan. Secara bertahap berkembangnya kegiatan produksi komoditas perikanan tangkap diupayakan untuk dapat diikuti oleh muncul dan berkembangnya kegiatan-kegiatan ekonomi, baik horizontal maupun secara vertikal, serta pengadaan jasa-jasa di sekitarnya sehingga menumbuhkan dinamika perekonomian wila-yah minapolitan. Pembangunan sentra bisnis saat ini lebih didukung dengan mengerahkan kegiatan lintas sektoral maupun subsektoral yang terfokus dan terintegrasi pada lokasi yang telah terpilih. Upaya ini dilakukan untuk mendukung kegiatan yang berbasis pada pemanfaatan sumberdaya ikan laut dan masyarakat pelaku usaha minabisnis untuk mampu melakukan dan menjalin kegiatan-kegiatan minabisnis dengan kekuatan sendiri secara berkesinambungan. Berdasarkan konsultasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) telah ditetapkan Kota Probolinggo. Pada tataran mikro, permasalahan yang dijumpai adalah (1) Masih rendahnya produktivitas dan pemasa-ran, (2) Kelembagaan yang tidak kondusif dan (3) Sanitasi lingkungan permukiman yang masih rendah. Di samping itu, kondisi budaya masyarakat perikanan di perkotaan yang cenderung subsistem

Transcript of PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI …

Page 1: PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI …

552 SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI PEMBERDAYAAN

UKM PENGOLAHAN IKAN PASCA PRODUKSI

Ach. Muhib Zainuri1, Sigit Hadiantoro2, Wahyu Prihanta3

1 Teknik Mesin, 2 Teknik Kimia, 3 Kehutanan 1Politeknik Negeri Malang, 2Universitas Muhammadiyah Malang

1 [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk merancang

strategi pengembangan kawasan minapolitan dalam rangka peningkatan pendapatan ekonomi

nelayan di Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Permasalahan yang dijumpai dalam upaya

pengembangan minaindustri adalah masih rendahnya produktivitas dan pemasaran produk

perikanan pasca produksi, kelembagaan minabisnis yang tidak kondusif dan kondisi budaya

masyarakat perikanan di perkotaan yang cenderung subsistem. Metodologi yang digunakan dalam

kegiatan ini adalah melalui diskusi kelompok fokus, analisis kebutuhan usaha perikanan pasca

produksi, dan mengembangkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pengolahan produk

perikanan. Metode kegiatan adalah ceramah dan praktek yang dilaksanakan pada tiga UKM, yaitu

UKM Jaya Utama, UKM Dhyva Abadi dan UKM Sari Ikan yang berlokasi di Kelurahan

Mayangan dan di Kelurahan Sukabumi. Topik ceramah dan praktek adalah (1) Kandungan nutrisi

pada ikan, (2) Teknologi pemrosesan ikan, (3) Teknik pemrosesan produk ikan menjadi makanan

yang higienis, dan (4) Sanitasi pada area produksi. Hasil dari kegiatan menunjukkan bahwa para

pelaku UKM pengolahan ikan pasca produksi sangat tertarik. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah

(1) Kegiatan telah mencapai sasaran yang diinginkan, (2) Pelaku UKM memiliki keterampilan

pemrosesan ikan, dan (3) Pelaku UKM sangat terbantu melalui pemberian hibah beberapa

peralatan.

Kata-kata kunci : minapolitan, minabisnis, minaindustri, UKM.

1. PENDAHULUAN

Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan

berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan. Kawasan Minapolitan

adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi,

pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya.

Sesuai dengan KEP.35/MEN/2013, Kota Probolinggo telah ditetapkan sebagai kawasan minapolitan

berbasis minapolitan perikanan tangkap. Kawasan tersebut diprioritaskan mendapat dukungan kegiatan

dan anggaran sebagai stimulus bagi pemerintah daerah dan dunia usaha.[1]

Pengembangan sentra wilayah minabisnis komoditas pada hakekatnya merupakan kegiatan awal

untuk mema-cu pembangunan bidang ekonomi di suatu wilayah minapolitan. Secara bertahap

berkembangnya kegiatan produksi komoditas perikanan tangkap diupayakan untuk dapat diikuti oleh

muncul dan berkembangnya kegiatan-kegiatan ekonomi, baik horizontal maupun secara vertikal, serta

pengadaan jasa-jasa di sekitarnya sehingga menumbuhkan dinamika perekonomian wila-yah

minapolitan. Pembangunan sentra bisnis saat ini lebih didukung dengan mengerahkan kegiatan lintas

sektoral maupun subsektoral yang terfokus dan terintegrasi pada lokasi yang telah terpilih. Upaya ini

dilakukan untuk mendukung kegiatan yang berbasis pada pemanfaatan sumberdaya ikan laut dan

masyarakat pelaku usaha minabisnis untuk mampu melakukan dan menjalin kegiatan-kegiatan

minabisnis dengan kekuatan sendiri secara berkesinambungan. Berdasarkan konsultasi dengan Dinas

Kelautan dan Perikanan (DKP) telah ditetapkan Kota Probolinggo.

Pada tataran mikro, permasalahan yang dijumpai adalah (1) Masih rendahnya produktivitas dan

pemasa-ran, (2) Kelembagaan yang tidak kondusif dan (3) Sanitasi lingkungan permukiman yang masih

rendah. Di samping itu, kondisi budaya masyarakat perikanan di perkotaan yang cenderung subsistem

Page 2: PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016 553

perlu mendapatkan perhatian yang serius apabila ingin merubah budaya tersebut menjadi budaya

minabisnis. Tanpa adanya pe-ningkatan pemahaman dan pengguna sumberdaya ikan di laut, akan sulit

meningkatkan produktivitas perikanan untuk mendukung pengembangan minaindustri.

I. SUMBER INSPIRASI

Konsep dasar pengembangan kawasan minapolitan adalah upaya menciptakan pembangunan inter-

regional berimbang, khususnya dengan meningkatkan keter-kaitan pembangunan kota-desa (rural-

urban linkage) yaitu pengembangan kawasan pedesaan yang terin-tegrasi di dalam sistem perkotaan

secara fungsional dan spasial.[2] Pengembangan ekonomi masyarakat lokal/ pedesaan sangat penting,

dengan diupayakan optimali-sasi pemanfaatan sumberdaya lokal melalui pengem-bangan ekonomi

komunitas, investasi social capital dan human capital, investasi di bidang prasarana dan sumberdaya

alam (natural capital). Pengembangan kawasan minapolitan dilakukan dengan disertai upaya

peningkatan capacity building di tingkat masyarakat maupun di tingkat pemerintahan agar menjamin

manfaat utama dapat dinikmati masyarakat lokal.

Minapolitan terdiri dari kata mina dan kata politan (polis). Mina berarti perikanan dan politan

berarti kota, sehingga minapolitan dapat diartikan sebagai kota perikanan atau kota di daerah lahan

perikanan atau perikanan di daerah kota. Secara definitif minapolitan adalah kota perikanan yang

tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha perikanan serta mampu melayani dan

mendorong kegiatan pembangu-nan perikanan di wilayah sekitarnya, dengan ciri utama kegiatan

perikanan dan pengolahan hasil perikanan. Sistem pembangunan sektor kelautan dan perikanan

berbasis wilayah dengan konsep minapolitan sejalan dengan Arah Umum Pembangunan Nasional dan

Arah Kebijakan Pembangunan Kewilayahan dan Pengemba-ngan Kawasan sebagaimana tertuang di

dalam Buku I RPJM Nasional Tahun 2010-2014. Salah satu tujuan konsep Minapolitan adalah untuk

mengembangkan kawasan ekonomi unggulan menjadi lebih produktif.

A. Pembangunan Sentra Minapolitan

Minapolitan adalah konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis manajemen ekonomi

kawasan dengan motor penggerak sektor kelautan dan perikanan dalam rangka peningkatan pendapatan

rakyat. Pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan dengan konsepsi minapolitan dikembangkan

melalui pening-katan efisiensi dan optimalisasi keunggulan komparatif dan kompetitif daerah sesuai

dengan eksistensi kegiatan pra produksi, produksi, pengolahan dan/atau pemasaran, serta jasa

pendukung lainnya, yang dilakukan secara terpadu, holistik, dan berkelanjutan. Minapolitan bertujuan

untuk: (a) Meningkatkan kemampuan ekono-mi masyarakat skala mikro dan kecil, (b) Meningkatkan

jumlah dan kualitas usaha skala menengah ke atas sehingga berdaya saing tinggi, dan (c) Meningkatkan

sektor kelautan dan perikanan menjadi penggerak ekonomi regional dan nasional.

Pengembangan kawasan minapolitan adalah suatu pendekatan pembangunan kawasan melalui

upaya-upaya penataan ruang kawasan dan menumbuhkan pusat-pusat pelayanan fasilitas perkotaan

(urban function center) yang mempunyai fungsi utama ekonomi (minabisnis) yang terdiri dari sentra

produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung

lainnya. Hal ini selanjutnya akan dapat mengarah pada terbentuknya kota-kota kecil berbasis perikanan

(minapolis) sebagai bagian dari sistem perkotaan dengan maksud meningkatkan pendapatan kawasan

(regional income).

Untuk membangun sentra minabisnis diperlukan sub-sub kegiatan mulai dari penyediaan mina-

input, teknologi penangkapan, penanganan pasca tangkap, pengolahan ikan hingga pemasaran, serta

prasarana dan kelembagaan pendukung yang merupakan perpaduan bidang kerja yang berada pada

kendali dari berbagai pihak, yaitu pemerintah dan masyarakat, termasuk pengusaha swasta, perorangan

dan badan usaha. Agar pembangunan sentra mina-bisnis tersebut berhasil, kegiatan yang tersebar secara

parsial harus dapat dikoordinasikan dan dirangkai ke dalam suatu kegiatan yang saling terintegrasi

membentuk sistem minabisnis yang utuh. Untuk itu koordinasi perencanaan dan pengendalian sejak di

tingkat pusat, propinsi dan kabupaten/kota hingga di tingkat lokasi, yang menjamin terfokusnya

berbagai sumberdaya untuk pengembangan sentra yang dimaksud merupakan aspek yang sangat

penting.

Page 3: PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI …

554 SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

B. Lingkup dan Sasaran Kegiatan

Beberapa aspek lingkup kegiatan Pegabdian Kepada Masyarakat (PPM) skim Ipteks bagi Wilayah

(IbW) melalui program kegiatan “Peningkatan Produktivitas Perikanan melalui Pemberdayaan UKM

Pengolahan Ikan Pasca Produksi” di Kec. Mayangan, Kota Probo-linggo ini adalah sebagai berikut.

o Penetapan lokasi dan sasaran jenis usaha.

Pemilihan lokasi didasarkan atas ketersediaan dan kesesuaian lahan serta minaklimatnya, kesiapan

prasarana, ketersediaan tenaga kerja serta sumberdaya lain yang membentuk keunggulan lokasi

yang bersangkutan (berdasarkan teknik mapping dan kajian carrying capacity). Pemilihan

komoditas utama dan penunjang serta jenis usahanya didasarkan atas potensi menghasilkan

keuntungan, potensi pemasarannya, kesiapan dan penerimaan masyarakat atas jenis usaha berbasis

komoditas ikan laut yang akan dikembangkan, serta keselarasan dengan kebijakan pemba-ngunan

daerah. Untuk menetapkan unggulan wilayah yang akan dipilih dilakukan kajian kuantitatif dan

kualitatif dengan memperhatikan faktor-faktor ekonomi dan sosial.

o Penentuan kegiatan yang dilakukan.

Penentuan kegiatan yang perlu dilakukan berdasarkan atas kajian kondisi saat ini dan kondisi yang

diinginkan, dirinci menurut komponen-komponen penting sistem minabisnis, yaitu: target

kelompok, ketersedian dan kesesuaian lahan dan prasarananya, ketersediaan sarana produksi,

kemampuan pengelo-laan, penanganan pasca panen, pengolahan ikan, pemasaran, serta dukungan

kelembagaan. Dari kajian tersebut dapat diketahui upaya dan kegiatan yang diperlukan untuk sentra

minabisnis dalam satuan volume yang jelas. Keseluruhan kegiatan tersebut selnjutnya diuraikan

menurut tahapan yang diperlukan, disesuaikan dengan kondisi fisik lokasi, kondisi sosial ekonomi

serta tingkat kemampuan masyarakat.

o Sinergisme kegiatan lintas sektoral.

Tahapan kegiatan tersebut selanjutnya diuraikan menurut program serta institusi yang harus

memberikan kontribusi terhadap pembangunan sentra minabisnis. Secara garis besar hal ini

disajikan dalam bentuk matriks keterpaduan pengembangan minapolitan. Kegiatannya antara lain

meliputi hal-hal berikut ini.

− Pengembangan perikanan tangkap. Pengemba-ngan minabisnis komoditas ikan laut hasil

penangkapan diidentifikasi menurut volume fisik yang jelas. Garis besar kegiatannya meliputi

persiapan penangkapan, pelatihan usaha berbasis komoditas ikan hasil penangkapan di laut,

penyediaan mina-input dan alat perikanan untuk penangkapan, pasca tangkap dan pengolahan

serta penyuluhan. Pembinaan teknis meiputi penangkapan, pasca tangkap, diversi-fikasi produk,

manajemen finansial dan strategi pemasarannya.

− Pembinaan pasca panen, pengolahan dan pema-saran. Peningkapan keterampilan teknis dalam

penanganan pasca panen seperti cara memanen, mengumpulkan dan menyeleksi hasil panen

serta peralatan yang diperlukan untuk memperta-hankan kualitas hingga cara pengolahan

produk untuk meningkatkan nilai tambah serta meningkatkan kemampuan pemasaran,

khususnya yang menyangkut produk ikan hasil penangkapan. Untuk melaksanakan pembinaan

dengan sarana yang ada di wilayah terpilih secara lebih optimal, maka kerjasama dengan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Probolinggo mutlak dilakukan. Sinergi

kegiatan hanya dapat dicapai dengan koordinasi perencanaan dan pembagian tugas yang jelas.

− Pembinaan pengembangan usaha perikanan tangkap. Kelompok kegiatan yang menyangkut

peningkatan kemampuan mengelola usaha dan melaksanakan kemitraan dengan pedagang,

eksportir maupun industri pengolahan pangan dilakukan melalui pembinaan Kelompom Usaha

Bersama (KUB) ke arah terbentuknya koperasi nelayan, pembentukan Forum Komunikasi

Minabisnis (FORKAM), pelaksanaan temu-temu usaha, pelatihan kewirausahaan dan

peningkatan kemampuan penyuluh perikanan sebagai pusat konsultasi dan pelayanan

minabisnis.

Kawasan minapolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada suatu

wilayah sebagai sistem produksi perikanan dan pengeloaan sumberdaya alam tertentu yang

ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan

sistem minabisnis. Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan

Page 4: PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016 555

berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan.

Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama ekonomi yang

terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau

kegiatan pendukung lainnya.

Ide dasar pembangunan minapolitan adalah (1) Pe-nguatan sinergi antara pertumbuhan ekonomi

dan kelestarian fungsi lingkungan hidup, (2) Penemuan teknologi ramah lingkungan berikut

instrumen-instrumen yang dapat menjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup, dan (3) Perumusan

strategi yang tepat bagi pengembangan ekonomi kerakyatan. Pemberdayaan masyarakat melalui

pengembangan kawasan minapolitan dapat meliputi pengintegrasian sumber daya terkait yang

mendukung, termasuk pariwisata. Di satu sisi kawasan minapolitan merupakan salah satu sumber daya

tarik pariwisata daerah yang mampu mendiversifikasi produk pariwisata sehingga dapat menyajikan

banyak pilihan (diversifikasi) daya tarik wisata kepada wisatawan. Di sisi lain Kawasan Minapolitan

dapat didukung oleh pengembangan pariwisata yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

Penetapan Kota Probolinggo sebagai Kawasan Minapolitan, didasarkan pada letak perairan

Probolinggo yang berhadapan langsung Selat Madura sehingga memiliki potensi beragam jenis ikan

bernilai ekonomi tinggi, seperti: tuna, tongkol, cakalang dan udang. Pengembangan Kawasan

Minapolitan sebagai upaya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal di Kota Probolinggo

dilaksanakan untuk mendukung pencapaian “Sasaran dan Program Pembangunan Daerah”

sebagaimana tercantum dalam RPJMD Kota Probolinggo 2009 2014 khususnya bidang “Kelautan,

Perikanan dan Pariwisata”. Sasaran yang ingin dicapai yaitu: (1) Meningkatnya potensi ekonomi

sumber daya perikanan dan laut dengan program Pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan

air tawar; dan (2) Meningkatnya pengu-sahaan objek wisata yang berbasis pada potensi sumber daya

alam daerah dengan program “Pengembangan Kemitraan”. Kedua bidang pembangunan tersebut dapat

dikembangkan secara sinergis dengan menggunakan basis sumber daya kelautan dan perikanan dengan

rumusan model dan strategi yang tepat, terarah dan jelas serta terpadu yang dapat memberikan

kemanfaatan kepada seluruh stakeholders terkait.

C. Karakteristik Produk Perikanan

Segera setelah ditangkap, produk perikanan akan mengalami serangkaian proses perombakan yang

mengarah ke penurunan mutu. Proses perombakan yang terjadi pada ikan dapat dibagi menjadi tiga

tahap, yaitu tahap pre-rigor, rigor mortis dan post-rigor mortis. Pre rigor adalah tahap di mana mutu

dan kesegaran ikan sama seperti ketika masih hidup. Rigor mortis adalah tahap di mana produk

perikanan memiliki kesegaran dan mutu seperti ketika masih hidup, namun kondisi tubuhnya secara

bertahap menjadi kaku. Hingga tahap rigor mortis, ikan dapat dikatakan masih segar. Namun

memasuki tahap post rigor mortis, proses pembusukan daging ikan telah dimulai.

Sifat ikan yang cepat rusak serta membusuk menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan

penurunan mutu hasil perikanan. Oleh karena itu cara penyimpanan dan pengolahan ikan menjadi hal

yang sangat penting diperhatikan. Bagi para UKM pengola-han ikan yang belum memiliki sarana

penyimpanan yang memadai, bila musim panen akan menghadapi masalah dengan banyaknya ikan

yang membusuk bila tidak habis terjual. Ikan dalam keadaan masih segar memiliki harga yang baik,

sedangkan ikan yang sudah rusak hanya akan dibuang dan mengakibatkan kerugian bagi para UKM.

Cara pengawetan dan pengolahan pada pasca panen perikanan dilakukan berdasarkan beberpa

petimbangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut.[3]

− Tubuh ikan mengandung protein dan air cukup tinggi, sehingga merupakan media yang baik bagi

pertumbuhan bakteri pembusuk dan mikro-organisme lainnya yang berakibat ikan cepat busuk.

− Daging ikan mempunyai sedikit tenunan pengikat (tendon), sehingga proses pembusukan pada

daging ikan lebih cepat dibandingkan dengan pembusukan pada produk ternak atau hewan darat

lainnya.

− Produksi ikan, terutama ikan laut, bersifat musiman. Dengan kondisi ini, pada suatu saat produksi

ikan sangat melimpah dan pada saat yang lainnproduksinya sangat rendah. Oleh karena itu

diperlukan cara pengawetan atau pengolahan yang mampu memproses ikan dengan cepat dan

Page 5: PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI …

556 SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

efisien terutama pada saat produksi sedang melimpah agar hasil tangkapan dapat dimanfaatkan

secara optimal.

− Kebutuhan manusia akan ikan tidak akan pernah mengenal musim. Dengan dikembangkannya cara

pengawetan dan pengolahan, daya tahan dan masa simpan ikan mnjadi lebih lama sehingga dapat

memenuhi kebutuhan manuisa setiap saat.

Proses pembusukan ikan di daerah tropis berlang-sung lebih cepat jika dibandingkan dengan daerah

sub-tropis. Berbagai usaha dan cara untuk mengelola hasil perikanan, baik secara fisik, kimia maupun

biologis, telah lama diperkenalkan. Namun demikian pada waktu musim panen ternyata banyaknya

ikan sisa yang terbuang atau rusak tetap saja tinggi. Upaya menurunkan harga pada masa panen tidak

akan menolong meningkatkan pendapatan nelayan, oleh karena itu perlu teknologi pengolahan ikan

agar tetap memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Ikan merupakan sumber makanan yang kaya akan protein seperti halnya sumber makanan hewani

lainnya. Bahkan kualitas zat gizi yang dikandung ikan memiliki beberapa kelebihan.[4] Protein ikan

memiliki kandungan asam amino yang lengkap, di antaranya lysin yang memiliki kadar sangat tinggi

(8,1%). Lemak ikan juga lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh yang sangat baik bagi

kesehatan. Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam ikan di antaranya adalah omega-

3 yang meliputi asam lemak EPA (asam eikosapentae-noat), asam linolenat dan DHA (asam

dokosahek-saenoat), yang mempunyai manfaat sangat penting bagi kesehatan. Selain omega-3 juga

dikenal asam lemak omega-6, misalnya asam linoleat dan asam arachidonat. Asam-asam yang telah

disebutkan ini merupakan asam lemak esensial yang sangat perlu dikonsumsi manusia. Ikan juga

banyak mengandung mineral, seperti iodium, besi, zink, fluor, fosfor, kalium, dan selenium. Selain itu

juga mengandung vitamin A, B1 (thiamin), B2 (ribofla-vin), dan B3 (niasin).

2. METODE KEGIATAN

Kota Probolinggo menghadapi permasalahan kesenjangan antara kawasan perkotaan dan perdesaan

yang menghasilkan kemiskinan di perdesaan dan proses urbanisasi yang tidak terkendali semakin

mendesak produktifitas lahan. Berdasarkan fakta tersebut maka telah ditegaskan dalam RPJMD Kota

Probolinggo bahwa sasaran pokok pembangunan di antaranya adalah (1) Menurunnya jumlah

penduduk miskin serta terciptanya lapangan kerja yang mampu mengurangi pengangguran terbuka

dengan didukung oleh stabilitas ekonomi yang tetap terjaga dan (2) Berkurangnya kesenjangan antar

wilayah. Salah satu konsep pengembangan perdesaan adalah pembangunan dengan konsep kawasan.

Dengan pembangunan kawasan ini diharapkan akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di

sekitar kawasan.

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Probolinggo telah memaparkan dalam beberapa kali

tatap muka gambaran umum di wilayahnya. Berbagai keadaan topografi serta faktor pendukung

lingkungan yang berbeda-beda pula, tentunya akan sangat berpengaruh terhadap ketersediaan potensi

sumberdaya alam yang ada. Potensi sumberdaya alam yang ada meliputi kawasan pesisir, kawasan

dataran rendah, serta potensi sumberdaya alam pada kawasan selatan atau wilayah dataran tinggi, yang

masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, tentunya akan berbeda-beda pula cara

pemanfaatannya serta dalam pengelolaanya. Khususnya di kawasan pesisir merupakan tempat yang

paling potensial terdapat sektor utama adanya pengembangan budidaya perikanan perairan dan/ atau

perikanan tangkap yang menjanjikan. Sektor budidaya perikanan perairan dan/ atau perikanan tangkap

menjadi sektor yang dapat menyerap tenaga kerja di kawasan pesisir, meskipun bersifat musiman dan

tergantung pada kondisi alam. Minapolitan merupakan solusi dari beragam permasalahan

pengembangan budidaya perikanan perairan dan/ atau perikanan tangkap.

Keuntungan yang diperoleh para pelaku UKM produk olahan ikan akan lebih tinggi jika

dibandingkan dengan menjual ikan secara langsung (gbr. 1). Demikian pula keuntungan yang

diperoleh para nelayan melalui penjualan secara lelang masih sangat kecil dibandingkan dengan

mengolahnya ikan tangkapan menjadi berbagai macam produk.

Page 6: PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016 557

Gambar 1. Konsep minapolitan pengolahan ikan

Untuk menangani permasalahan pengolahan ikan oleh UKM secara menyeluruh, tim IbW Kec.

Mayangan Kota Probolinggo telah melakukan beberapa kegiatan. Hal yang telah dilakukan merupakan

alternatif cara untuk menyelesaikan persoalan pengolahan ikan yang menjadi target kegiatan bersama

pada tahun kedua. Beberapa yang telah dilakukan sebagai berikut ini.

o Pendidikan Masyarakat

Berupa kegiatan penyuluhan yang bertujuan meningkatkan pemahaman pengolahan ikan di

masyarakat (gbr. 2).

Gambar 2. Penyuluhan pengolahan ikan

o Difusi Ipteks

Salah satu permasalahan terpenting dalam pember-dayaan masyarakat pesisir adalah terbatasnya

infra- struktur produksi, pengolahan dan pemasaran hasil-hasil produksi yang diusahakan oleh

masyarakat pesisir di Kec. Mayangan, Kota Probolinggo. Untuk jenis-jenis komoditas produk

olahan hasil perikanan laut belum menjadi industri pengolahan hasil perikanan laut yang

berkembang. Belum optimalnya usaha pengolahan hasil perikanan laut yang dikelola masyarakat

pesisir di Kec. Mayangan Kota Probolinggo, perlu diatasi dengan pembangunan infrastruktur

berupa rumah produksi hasil perikanan laut (gbr. 3).

Page 7: PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI …

558 SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Gambar 3. Pembangunan rumah produksi

o Pelatihan

Pelatihan yang dimaksud meliputi a) Penyuluhan tentang substansi kegiatan, diikuti dengan

demonstrasi untuk mengkonstruksikan atau merealisasikannya; b) Pelatihan mengoperasikan sistem

atau peralatan yang dihibahkan, misal meat mixer, spinner dan kompor gas.

D. Tahapan Kegiatan

Minapolitan berkaitan dengan pengembangan kawasan yang memiliki potensi sumber daya ikan

yang menonjol untuk dikembangkan sebagai produk unggulan daerah. Minapolitan merupakan konsep

pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah. Untuk itu pendekatan dalam pembangunan

minapolitan perlu didasarkan pada sistem manajemen kawasan dengan prinsip terintegrasi, efisiensi,

berkualitas dan akseleratif. Untuk itu diperlukan langkah-langkah dalam rangka menciptakan

kesejahteraan nelayan, pembudi-daya dan pengolah ikan. Langkah-langkah tersebut terdiri atas: (1)

Penguatan ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan skala kecil; (2) Penguatan usaha menengah

dan atas (UMA); dan (3) Pengembangan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan

sistem manajemen kawasan.

Tahapan kegiatan program IbW “UMKM Kelautan dan Perikanan” melalui penguatan ekonomi

masyarakat kelautan dan perikanan skala kecil di Kec. Mayangan ini, meliputi: inventarisasi potensi

kawasan, strategi pengembangan kawasan minapolitan, penyusunan action plan, penetapan visi dan

misi PPP Mayangan, sosialisasi program, penguatan ekonomi masyarakat kelautan dan monitoring dan

evaluasi (gbr. 4).

Inventarisir potensi kawasan Fasilitas pokok & fungsional

Review kebijakan &

peraturan terkait

Strategi Pengembangan Kawasan

Minapolitan Pembangunan & pengembangan aspek

fisik, sosial dan budaya

Focus group discus-

sion (FGD)

Penyusunan action plan Pengelolaan ekosistem pesisir,

pemanfaatan sumber daya air & pe-

ngembangan kelembagaan UMKM

Page 8: PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016 559

Gambar 4. Tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat

E. Konsep Pengembangan Kawasan Minapolitan

Berdasarkan isu dan permasalahan pembangunan pedesaan/kelurahan yang terjadi, pengembangan

kawasan minapolitan merupakan alternatif solusi untuk pengembangan wilayah. Kawasan minapolitan

di sini diartikan sebagai sistem fungsional pedesaan/kelurahan yang ditunjukkan dari adanya hierarki

keruangan pedesaan/kelurahan yakni dengan adanya pusat minapolitan dan pedesaan/kelurahan di

sekitarnya membentuk kawasan minapolitan. Di samping itu, kawasan minapolitan ini juga dicirikan

dengan kawasan perikanan yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha

minabisnis di pusat minapolitan yang diharapkan dapat melayani dan mendorong kegiatan-kegiatan

pembangunan perikanan di wilayah sekitarnya.

Dalam pengembangannya, kawasan tersebut tidak bisa lepas dari pengembangan sistem pusat-pusat

kegiatan nasional (RTRWN) dan sistem pusat kegiatan pada tingkat propinsi (RTRW Propinsi) dan

kabupaten (RTRW Kabupaten). Hal ini disebabkan, rencana tata ruang wilayah merupakan

kesepakatan bersama tentang pengaturan ruang wilayah. Terkait dengan rencana tata ruang wilayah

nasional (RTRWN), maka pengembangan kawasan minapolitan harus mendukung kawasan andalan.

Dengan demikian tujuan pemben-tukan kawasan Minapolitan untuk: (a) Meningkatkan kemampuan

ekonomi masyarakat skala mikro dan kecil, (b) Meningkatkan jumlah dan kualitas usaha skala

menengah ke atas sehingga berdaya saing tinggi, dan (c) Meningkatkan sektor kelautan dan perikanan

sebagai penggerak ekonomi regional dan nasional dapat diwujudkan.

Pentingnya pengembangan kawasan minapolitan diindikasikan oleh ketersediaan lahan perikanan

dan tenaga kerja, telah terbentuknya kemampuan (skills) dan pengetahuan (knowledge) di sebagian

besar pembudidaya, jaringan (network) terhadap sektor hulu dan hilir yang sudah terjadi dan kesiapan

pranata (institusi). Kondisi ini menjadikan suatu keuntungan kompetitif bagi Kota Probolinggo

dibandingkan dengan kota/daerah lain di Indonesia yang sulit untuk ditiru. Mengingat pengembangan

kawasan minapolitan menggunakan potensi lokal, maka konsep ini mendukung perlindungan dan

pengembangan budaya sosial lokal (local social culture). Secara lebih luas, pengembangan kawasan

minapolitan diharapkan dapat mendukung terciptanya sistem kota-kota yang terintegrasi. Hal ini

ditunjukkan dengan keterkaitan antar kota dalam bentuk pergerakan barang, modal dan manusia.

Penetapan visi & misi PPP Mayangan

dan penguatan ekonomi masyarakat

Pembentukan

organisasi pelaksana

& steering commitee

Sosialisasi program kegiatan Penguatan dan pengembangan ekonomi masy.

kelautan dan perikanan di Kec. Mayangan

Penguatan ekonomi masyarakat

kelautan & perikanan Implementasi & difusi ipteks (TTG)

Monitoring & Evaluasi Pendampingan, Pengembangan kapasitas

kelembagaan, koordinasi, dan peningkatan kapasitas stakeholder

Page 9: PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI …

560 SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Melalui dukungan sistem infrastruktur transportasi yang memadai, keterkaitan antar kawasan

minapolitan dapat dengan mudah dilaksanakan. Dengan demikian perkembangan kota yang serasi,

seimbang dan terintegrasi dapat terwujud (gbr. 5).

Gambar 5. Sketsa kawasan minapolitan Kec. Mayangan

Dalam rangka pengembangan kawasan minapolitan secara terintegrasi, perlu penyusunan Rencana

Induk Pengembangan Kawasan Minapolitan yang akan menjadi acuan penyusunan program

pengembangan. Beberapa muatan yang harus terkandung di dalamnya adalah sebagai berikut

o Penetapan pusat agropolitan/minapolitan yang berfungsi sebagai:

o Pusat perdagangan dan transportasi perikanan (aquacultural trade/transport center);

o Penyedia jasa pendukung perikanan (aquacultural support services);

o Pasar konsumen produk non-perikanan (non aquacultural consumers market);

o Pusat industri perikanan (aqua based industry);

o Penyedia pekerjaan non perikanan (non-aquacultural employment); dan

o Pusat minapolitan dan hinterland-nya terkait dengan sistem permukiman nasional, propinsi dan kabupaten (RTRW Propinsi/Kabupaten).

o Penetapan unit-unit kawasan pengembangan yang berfungsi sebagai:

o Pusat produksi perikanan (aquacultural produc-tion);

o Intensifikasi perikanan (aquacultural intensifica-tion);

o Pusat pendapatan pedesaan dan permintaan untuk barang-barang dan jasa non perikanan (rural income and demand for non-aquacultural goods and sevices); dan

o Produksi ikan siap jual dan diversifikasi perikanan (cash fish production and aquacultu-ral diversification).

o Penetapan sektor unggulan, dalam hal ini berarti:

o Merupakan sektor unggulan yang sudah berkem-bang dan didukung oleh sektor hilirnya;

o Kegiatan minabisnis yang banyak melibatkan pelaku dan masyarakat yang paling besar sesuai dengan kearifan lokal; dan

o Mempunyai skala ekonomi yang memungkinkan untuk dikembangkan dengan orientasi ekspor.

o Dukungan infrastruktur, yang memiliki pengertian infrastruktur mendukung terbentuknya struktur ruang bagi pengembangan kawasan minapolitan, antara lain: jaringan jalan, irigasi, zona budidaya, zona pertanian, konservasi mangrove dan jaringan utilitas misalnya listrik, pelabuhan dan telekomunikasi, dan sebagainya (gbr. 5);

o Dukungan sistem kelembagaan, meliputi:

o Dukungan kelembagaan pengelola pengembangan kawasan minapolitan yang merupakan bagian dari Pemerintah Daerah dengan fasilitasi Pemerintah Pusat; dan

o Pengembangan sistem kelembagaan insentif dan disinsentif pengembangan kawasan minapolitan.

Page 10: PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016 561

Melalui keterkaitan tersebut, pusat minapolitan dan kawasan produksi perikanan berinteraksi satu sama lain saling menguntungkan. Dengan adanya pola interaksi ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah (added value) produksi kawasan minapolitan. Pembangunan kawasan minapolitan merupakan perwujudan dari pemerataan pembangunan di segala bidang berbasis kawasan. Selain itu konsep minapolitan diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pelaksanaan misi pembangunan Kelautan dan Perikanan dalam mewujudkan visi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Probolinggo “Terwujudnya Percepatan Pendapatan Masyarakat Perikanan melalui Revitalisasi Infrasruktur dan Komoditi”.[8] Hal ini akan berimbas pada percepatan pembangunan pedesaan/kelurahan sehingga migrasi desa ke kota dapat ditekan sekecil mungkin.

3. KARYA UTAMA

Kota Probolinggo dengan panjang garis pantai hanya 7 km yang dikelilingi Selat Madura, lebih

berfungsi sebagai kota Pelabuhan yang menjadi penghubung berbagai aktivitas pelayaran laut dan

perdagangan antar pulau khususnya antara Jawa bagian Utara, Kalimantan bagian Selatan, Sulawesi

bagian Selatan dan Bali. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan di Kota Probolinggo mendukung

aktivitas perdagangan/niaga serta pelayanan jasa lainnya yang menaungi baik dalam lingkup sekitar

Kota Probolinggo sendiri, maupun lintas kabupaten/kota sekitarnya (di sebelah timur Kota): Jember,

Bondowoso, Situbondo, dengan kota-kota (di sebelah barat Kota): Pasuruan, Malang, Surabaya.

Gambar 6. PPP Mayangan

Pelabuhan perikanan berfungsi sebagai penggerak utama perekonomian sehingga berdampak positif

bagi pertumbuhan ekonomi wilayah dan kesejahteraan masyarakat nelayan. Untuk maksud tersebut,

maka pengembangan PPP Mayangan (gbr. 6) haruslah didasarkan pada hal sebagai berikut.

o Resources based, yaitu adanya ketersediaan sumber-daya ikan secara berkesinambungan;

o Market oriented, yaitu bahwa hasil tangkapan yang didaratkan haruslah memiliki nilai ekonomi penting dan industri pengolahan yang memberikan nilai tambah (added value) yang besar;

o Community based development, yaitu pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan peman-faatannya sehingga memberikan manfaat yang se-besar-besarnya bagi masyarakat khususnya stake-holder perikanan; dan

o Keterkaitan antar sektor, di mana keberadaan pelabuhan perikanan harus memberikan multiplier effect secara lintas sektor, lintas wilayah dan lintas pelaku bagi pengem-bangan industri yang terkait baik industri hulu maupun hilir sehingga keberadaannya akan mampu mendorong pertumbuhan industri perikanan yang bermanfaat bagi peningkatan devisa negara (lewat komoditas ekspornya), alternatif saluran baru bagi produksi perikanan yang selama ini masih didominasi oleh pemasaran ikan segar dan memberikan insentif bagi masuknya investasi modal swasta ke dalam sektor perikanan.

F. Pembangunan Infrastruktur Rumah Produksi

Salah satu permasalahan terpenting dalam pemberdayaan masyarakat pesisir adalah terbatasnya

infrastruktur produksi, pengolahan dan pemasaran hasil-hasil produksi yang diu-sahakan oleh

masyarakat pesisir di Kec. Mayangan, Kota Probolinggo. Untuk jenis-jenis komoditas produk olahan

Page 11: PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI …

562 SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

hasil perikanan laut belum menjadi industri pengolahan hasil perikanan laut yang berkembang. Belum

optimalnya usaha pengolahan hasil perikanan laut oleh masyarakat pesisir di Kec. Mayangan, Kota

Probolinggo perlu diatasi dengan pembangunan infrastruktur berupa rumah produksi hasil perikanan

laut.

Pembangunan infrastruktur rumah produksi yang dilaksanakan oleh tim IbW Kec. Mayangan pada

2015 ini dibuat pada kelompok UKM Jaya Utama yang beralamat di Jl. Ikan Tongkol No. 75, Kel.

Mayangan – Kota Probolinggo. Berdiri pada 2007, UKM Jaya Utama yang diketuai oleh Bpk. Moh.

Farid pada awalnya masih belum fokus menggeluti proses pengolahan hasil laut sebagai bidang

usahanya. Awal usahanya di bidang perdagangan ikan, dilanjutkan usaha pemiletan ikan, petis ikan,

terasi udang, ikan kering dan krupuk ikan, yang terus eksis hingga sekarang. Saat ini jenis usahanya

bertambah berupa olahan hasil laut, yaitu rempeyek tulang ikan dan rambak kulit yang terbuat dari

ikan punti.

Dengan pembangunan infrastruktur rumah produksi pada UKM Jaya Utama ini diharapkan terjadi

peningkatan kapasitas melalui bentuk pendampingan mengenai manajemen usaha bagi kelompok

nelayan secara intensif, dukungan sarana-prasarana dan penerapan inovasi teknologi tepat guna.

Aspek-aspek manajemen usaha yang penting ditingkatkan antara lain peningkatan motivasi

kewirausahaan, penanganan pasca panen, teknis produksi, pengendalian mutu, perencanaan usaha dan

perencanaan pemasaran produksi.

G. Pemberdayaan UKM bidang Kelautan dan Peri-kanan

Komoditas unggulan yang dapat dikembangkan berdasarkan hasil FGD dengan DKP, Dispobar dan

Bappeda Kota Probolinggo, dari 5 komoditas yaitu (1) Ikan tuna, (2) Ikan teri, (3) Ikan-ikan campuran

(baik pelagis maupun demersal), (4) Produk perikanan budidaya (Ikan Bandeng dan Udang), dan (5)

Rumput laut, maka telah ditetapkan 3 komoditas prioritas yang akan dikembangkan lebih lanjut yaitu:

(1) Ikan Tuna, (2) Ikan Teri, dan (3) Ikan-ikan campuran (pelagis dan demersal). Kondisi yang dialami

oleh UKM bidang kelautan dan perikanan di Kota Probolinggo adalah (1) Kurangnya akses

permodalan ke perbankan, (2) Lemahnya pemanfaatan teknologi dalam produksi, dan (3) Ketiadaan

penggunaan sarana IT dalam pemasaran produk UKM.

Khususnya pemanfaatan teknologi dalam produksi, tim IbW Kec. Mayangan Kota Probolinggo

melihat, pada umumnya nelayan dan kelompok-kelompok masyarakat pengolah ikan melakukan proses

penanganan pasca panen dan pengolahan hasil-hasil olahan perikanan secara terbatas dan tradisional.

Pemanfaatan ikan-ikan ekonomis rendah dan ikan hasil tangkapan samping masih belum optimal.

Sebagian besar ikan-ikan tersebut masih diolah secara sederhana menjadi produk olahan tradisional,

seperti: ikan asin, ikan pindang, ikan kering sehingga tidak memiliki nilai jual tinggi. Peralatan yang

masih sederhana merupakan salah satu faktor yang membatasi pelaku usaha, khususnya UKM untuk

melakukan proses produksi secara lebih cepat dan menghasilkan mutu yang lebih baik.

TABEL 1. BANTUAN PERALATAN PADA UKM

Nama UKM Produksi,

Kendala

dan Solusi

Bantuan

Peralatan

Produksi:

- Pempek

- Nugget

Kendala:

meat mixer

Solusi: ban-

tuan meat

mixer.

Page 12: PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016 563

Produksi:

- Rempeyek

tulang

ikan

- Eby

crispy

Kendala:

ketiadaan

spinner .

Solusi:

bantuan

spinner.

Produksi:

- Petis dan

terasi ikan

- Rempeyek

tulang

ikan

- Ikan

kriuk, dll.

Kendala:

kompor

LPG

jumlah

terbatas.

Solusi:

kompor

LPG

otomatis.

Peningkatan produktivitas pengolahan hasil kelautan dan perikanan yang ramah lingkungan,

peningkatan nilai tambah produk olahan, berkembangnya sentra usaha pengolahan dan pemasaran hasil

perikanan dan peningkatan utilitas unit pengolahan ikan di seluruh Kota Probolinggo merupakan tujuan

yang ingin dicapai oleh DKP Kota Probolinggo. Untuk mencapai sasaran tujuan tersebut, banyak upaya

yang dilakukan antara lain dengan pembinaan yang bersifat kemitraan dan memberi motivasi kepada

para pelaku usaha. Hal yang telah dilakukan oleh tim IbW Kec. Mayangan Kota Probolinggo adalah

berupa bantuan peralatan untuk mendukung kelancaran proses produksi. Tujuannya adalah agar para

pelaku usaha dapat meningkatkan proses produksi sehingga dapat menghasilkan produk perikanan yang

kompetitif baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya. Beberapa UKM yang telah mendapat bantuan

peralatan, yaitu: UKM Sari Ikan, UKM Dhyva Abadi dan UKM Jaya Utama (Tabel 1). Dari usaha

pengolahan hasil laut ini dapat mengggerakkan 10 kelompok, atau setara 100 orang dari rumah tangga

nelayan miskin di pesisir Mayangan.

4. ULASAN KARYA

Metode yang digunakan dalam kegiatan PPM skim IbW ini meliputi ceramah, tanya-jawab, penyuluhan, praktek penggunaan alat dan pengolahan ikan. Penyuluhan yang diberikan meliputi hal-hal sebagai berikut.

o Konsumsi ikan sebagai upaya meningkatkan status gizi masyarakat;

o Teknologi pengolahan ikan untuk meningkatkan nilai ekonomi;

o Cara pengolahan pangan yang higienis;

o Lingkungan kerja yang sehat;

o Analisis hasil usaha pengolahan ikan;

o Cara pengemasan hasil olahan ikan untuk mendapatkan sertifikasi dari BPOM Propinsi Jawa Timur.

Page 13: PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI …

564 SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Praktek pengolahan ikan yang diberikan adalah pembuatan pempek, pembuatan bakso ikan, abon ikan, terasi, eby crispy, krupuk tulang ikan, dan sebagainya. Praktek pengolahan langsung dibimbing oleh Tim Pelaksana PPM skim IbW bekerja sama dengan tenaga ahli dari DKP Kota Probolinggo.

Sebagai pelengkap juga diberikan tentang cara-cara pengemasan hasil olahan agar dapat dijual ke pasar, khususnya ke supermarket. Hal ini perlu karena sesuai dengan Undang-Undang Konsumen, pengemasan suatu produk harus mengikuti aturan yang baku. Untuk praktek pengolahan produk perikanan, bahan-bahan utama berupa ikan dan bahan pelengkap berupa bumbu dipersiapkan oleh tim PPM skim IbW.

Secara umum seluruh kegiatan diikuti oleh para peserta dengan sangat antusias. Ini terbukti dengan cepatnya peserta memahami materi yang diberikan dan segera dapat melakukannya sendiri. Suasana penyuluhan dilakukan dengan tidak terlalu serius tetapi kena sasaran dengan contoh-contoh yang mudah dipahami. Hal ini penting karena sebagian besar peserta hanya sempat mengenyam pendidikan dasar. Sehingga, para peserta lebih menyukai praktek daripada mendengarkan ceramah. Walaupun demikian, tim PPM skim IbW tetap menganggap penting ceramah yang diberikan sebab sangat menunjang proses pengolahan ikan yang akan dilaksanakan.

5. KESIMPULAN

Pengolahan ikan dalam rangka usaha diversivikasi produk, terutama bertujuan untuk mengolah

ikan menjadi suatu hasil olahan sebelum dikonsumsi. Hasil olahan ikan bila dijual memiliki nilai

ekonomi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan menjual ikan langsung tanpa diolah. Beberapa

hasil olahan ikan yang banyak dijumpai di pasar, antara lain: ikan asin, ikan pindang, ikan asap,

bandeng presto, kerupuk ikan, empek-empek, siomay, bakso 'ikan, dan sebagainya. Cara pengolahan

ikan yang telah disebutkan sangat mungkin dilakukan oleh para isteri nelayan, meskipun hanya dalam

skala rumah tangga.

Pembuatan abon ikan merupakan salah satu alterna-tif pemanfaatan limbah hasil perikanan yang

selama ini banyak terbuang sia-sia. Beberapa keuntungan pembu-atan abon antara lain : proses

pembuatannya mudah, rasanya enak, dan tahan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Selain dari

sisa-sisa ikan yang kurang bermanfaat, abon ikan yang baik dibuat dari ikan segar yang berdaging

kenyal dan durinya mudah dipisahkan, misalnya ikan tongkol, cakalang, dan tengiri. Abon ikan yang

baik mempunyai rasa yang khas, tidak berbau amis atau anyir. Pengolahan abon dapat dilakukan

dalam skala kecil (rumah tangga) maupun dalam skala besar (industri).

Bakso ikan merupakan produk olahan yang sangat digemari. Ikan tongkol dan ikan tengiri

merupakan jenis ikan yang paling umum dibuat bakso ikfUl. Pembuatan bakso ikan relatif sangat

mudah, seperti membuat bakso pada umumnya. Konsumen bakso ikan kebanyakan adalah orang-orang

yang sudah harus mengurangi kadar kolesterol. Rasa bakso ikan sangat enak tidak kalah jika

dibandingkan dengan bakso daging sapi. Penjualannya dapat dilakokaan dengan menjual langsung

dalam kemasan, atau disajikan sebagai bakso kuah bersama mie.

Hambatan yang dihadapi dalam kegiatan ini terutama adalah terbatasnya waktu yang tersedia,

sehingga dalam praktek hanya membuat sedikit, dan juga karena waktu pelaksanaan yang kurang

sesuai dengan saat datangnya musim panen ikan. Kendala lain adalah sulitnya merubah kebiasaan

masyarakat dalam mengkonsumsi ikan. Kebiasaari masyarakat dalam mengkonsumsi ikan sebagai

bentuk produk olahan perlu ditingkatkan, sebab bila masyarakat masih senang mengkonsumsi ikan

goreng atau ikan yang dimasak dengan bumbu, maka produk ikan olahan yang telah dibuat oleh para

peserta ini sulit mendapatkan pasar. Di samping itu para peserta sendiri mungkin lebih senang menjual

ikan secara langsung kepada konsumen, sebab cepat laku dan tidak repot.

6. DAMPAK DAN MANFAAT KEGIATAN

Kegiatan PPM skim IbW dengan tema “Pemberdayaan UKM bidang Kelautan dan Perikanan”

sangat bermanfaat bagi stakeholder bidang kelautan dan perikanan. Hal ini dapat memberikan

dorongan/ motivasi pada para peserta untuk mengolah ikan menjadi produk olahan yang lebih bernilai

ekonomis.

Page 14: PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN MELALUI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016 565

Dampak yang bisa dirasakan dari kegiatan PPM skim IbW bagi pengembangan kawasan dapat

dijarakan sebagai berikut.

o Menguatnya tema kawasan sebagai ‘kawasan minapolitan’ yang diunggulkan menjadi motor ekonomi (minabisnis) serta berkembangnya sektor-sektor lain dengan terbentuknya minapolis sebagai bagian dari sistem perkotaan yang dapat meningkatkan pendapatan kawasan;

o Meningkatnya keterlibatan masyarakat setempat dalam pengembangan produk minabisnis yang menjadi unggulan kawasan; dan

o Meningkatnya perhatian terhadap pelestarian lingkungan di lokasi kawasan minapolitan yang berfungsi sebagai tempat informasi dan pendidikan lingkungan hidup.

Manfaat kegiatan yang bisa dirasakan oleh stakeholder kelautan dan perikanan di kawasan terpilih adalah sebagai berikut.

o Meningkatnya kesejahteraan dan pendapatan UKM Kelautan dan Perikanan di Kec. Mayangan melalui usaha produksi olahan ikan melalui pembangunan rumah produksi dan bantuan TTG; dan

o UKM sebagai peserta mendapat tambahan pengetahuan dan hard skills dalam mengolah ikan hasil tangkapan nelayan. Dengan memiliki keteram-pilan mengolah ikan ini, diharapkan penanganan ikan pasca produksi dapat dilakukan sehingga tidak banyak ikan yang terbuang atau busuk.

7. DAFTAR PUSTAKA

[1] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang “Perikanan” (Lembaran

negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4433).

[2] Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP.18/MEN/2011

tentang “Pedoman Umum Minapolitan”.

[3] Pemerintah Kota Probolinggo, 2009, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kota Probolinggo Tahun 2010 – 2014, Peraturan Walikota Probolinggo Tahun 2009.

[4] Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo, 2011, Kota Probolinggo dalam Angka, Katalog BPS:

1102001.3574, No. Publikasi: 35740.0902, ISSN : 0215.6008.

[5] Dinas Pemuda dan Olahraga, Budaya dan Pariwisata Kota Probolinggo, 2012, Daya Tarik Wisata

Kota Probolinggo, booklet yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa

Timur.

[6] Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo, 2011, Kecamatan Mayangan dalam Angka 2011,

Katalog BPS: 11020013574030, No. Publikasi: 35740.1005, ISBN 979-487-707-7.

[7] Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2013, Pengembangan Kawasan Minapolitan, Sekretariat

Jenderal KKP, Jakarta.

[8] Pemerintah Kota Probolinggo, 2010, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo, Peraturan

Daerah Kota Probolinggo No. 2 Tahun 2010.

[9] Afriyanto, Eddy dan Evi Liviawaty, 1989, Pengawetan ikan dan Pengolahan Ikan, Yogyakarta,

Penerbit Kanisius.

[10] Widodo, Untung S., 1996, Peranan Ikan dalam Meningkatkan Status Gizi Masyarakat. Makalah

disajikan dalam seminar Hari Pangan Sedunia di BLPP Wonocatur, 18 Oktober 1996.