PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

127
PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET PADA PERILAKU SWAMEDIKASI IBU-IBU PKK DI DUSUN NGLAWISAN DESA TAMANAGUNG KECAMATAN MUNTILAN (KAJIAN PENGOBATAN MAAG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Eva Kristina NIM : 078114026 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Transcript of PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

Page 1: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET PADA PERILAKU SWAMEDIKASI IBU-IBU PKK

DI DUSUN NGLAWISAN DESA TAMANAGUNG KECAMATAN MUNTILAN

(KAJIAN PENGOBATAN MAAG)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh : Eva Kristina

NIM : 078114026

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2010

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

ii

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET PADA PERILAKU SWAMEDIKASI IBU-IBU PKK

DI DUSUN NGLAWISAN DESA TAMANAGUNG KECAMATAN MUNTILAN

(KAJIAN PENGOBATAN MAAG)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh : Eva Kristina

NIM : 078114026

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

iii

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

iv

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

v

Ecclesiastes 3:11

“He has made everything beautiful in its time. He has also set eternity in the hearts of men; yet they cannot fathom what God has

done from beginning to end.”

Spesial thanks to…

For My Lovely Family, Boyfriend, Bestfriends, & My Almamater

FOR MY BELOVED JESUS CHRIST

Give thanks to You for all You’ve done in my life..

What a Friend we have in Jesus, All our sins and griefs to bear.

What a privilege to carry Everything to God in prayer. What peace we often forfeit,

What needless pain we bear, All because we do not carry

Everything to God in prayer.

You are my strength, my joy, my world, my endless true friend, my Father, my life, my everything…

I Love You

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

vi

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih karunia-Nya

yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Perbedaan Pengaruh Pemberian Ceramah dan Leaflet pada Perilaku Swamedikasi

Ibu-Ibu PKK di Dusun Nglawisan Desa Tamanagung Kecamatan Muntilan

(Kajian Pengobatan Maag)”.

Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Strata satu Farmasi (S. Farm.), program Studi

Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang

mudah, hanya dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan rendah hati, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Gubernur Provinsi Jawa Tengah Bakesbanglinmas Semarang yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian di kecamatan Muntilan Jawa

Tengah.

2. Bapak dan ibu RT dusun Nglawisan Kecamatan Muntilan yang telah

memberi ijin dan memberikan bantuan yang besar selama proses

penelitian.

3. Para pengurus dan seluruh ibu-ibu PKK dusun Nglawisan desa

Tamanagung Kecamatan Muntilan yang telah membantu dalam penelitian

ini.

4. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

viii

5. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing utama

yang telah memberikan petunjuk, saran dan masukan yang berharga dalam

proses penyusunan skripsi.

6. Ibu Phebe Hendra,M.Si.,Ph.D.,Apt selaku dosen penguji yang telah

memberikan bimbingan, saran dan kritik yang berguna bagi penulis.

7. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah

memberikan bimbingan, saran dan kritik yang berguna bagi penulis.

8. Sekretariat yang membantu menyelesaikan administrasi, Mas Narto yang

telah membuat berbagai surat ijin sehingga membantu kelancaran proses

pengambilan data.

9. Papa (Hartanto) dan Mama (Sri Hartati), serta kakak (Andy Hartanto) atas

doa dan dukungannya selama ini.

10. Seluruh staff pengajar dan karyawan Fakultas Farmasi Sanata Dharma

Yogyakarta, atas bimbingan dan bantuannya selama ini.

11. Sahabat seperjuanganku dalam menempuh pendidikan semasa kuliah sejak

semester awal hingga saat ini, dan yang selalu setia menemani dan

membantuku dalam penelitian skripsi ini : Helen, Noviana Hertanto.

Terimakasih untuk kekompakan dan kerjasamanya hingga skripsi ini

selesai.

12. Teman-teman angkatan 2007 (khususnya kelas FKK-A), atas doa,

semangat, dan kebersamaannya selama ini.

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

ix

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan telah

membantu dalam pembuatan skripsi ini dengan doa dan dukungannya saya

ucapkan terima kasih.

Tak ada gading yang tak retak, demikian pula dalam penyusunan skripsi

ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan yang

ada dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itulah penulis mengaharapkan kritik dan

saran yang dapat membuat karya ini menjadi lebih baik. Akhir kata, semoga

penelitian skripsi yang telah dilakukan penulis dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu kefarmasian dan bagi semua pembaca.

Penulis

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

x

DAFTAR ISI x

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

xi

Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………………………………... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………. iii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH……………………………………………………………………..

vi

PRAKATA………………………………………………………………….. vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………. x

DAFTAR ISI………………………………………………………………... xi

DAFTAR TABEL…………………………………………………………... xv

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xvi

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………... xvii

INTISARI…………………………………………………………………… xix

ABSTRACT…………………………………………………………….......... xx

BAB I PENGANTAR………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1

1. Permasalahan…………………………………………………… 5

2. Keaslian penelitian……………………………………………… 5

3. Manfaat praktis…………………………………………………. 7

B. Tujuan Penelitian………………………………………………….. 7

1. Tujuan umum…………………………………………………… 7

2. Tujuan khusus………………………………………………….. 7

DAFTAR ISI

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

xii

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA………………………………………. 8

A. Anatomi dan Fisiologi Lambung………………………………… 8

B. Maag……………………………………………………………… 9

C. Penatalaksanaan Sakit Maag…………………………………….. 10

1. Penatalaksanaan non-farmakologis……………………………. 10

2. Penatalaksanaan farmakologis…………………………………. 10

D. Swamedikasi……………………………………………………... 11

E. Obat Bebas……………………………………………………….. 12

F. Antasida…………………………………………………………... 13

G. Edukasi Kesehatan………………………………………………. 17

H. Metode Leaflet…………………………………………………… 19

I. Metode Ceramah……………………………………………………. 19

J. Kuesioner………………………………………………………….. 20

K. Perilaku…………………………………………………………… 21

L. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas………………………………… 26

1. Uji validitas…………………………………………………… 26

2. Uji reliabilitas…..………………………………………………. 27

M. Landasan Teori…………………………………………………... 27

N. Hipotesis………………………………………………………….. 28

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………. 29

A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………….…….. 29

B. Variabel Penelitian……………………………………………... 29

C. Definisi Operasional……………………………………………. 30

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

xiii

D. Subjek Penelitian……………………………………………….. 31

E. Tempat Penelitian…………………………………….………… 32

F. Bahan Penelitian…………………………………….………….. 32

1. Populasi penelitian……………..……………….……………. 32

2. Sampel dan teknik sampling…………………………………. 32

3. Besar sampel…………………………………………………. 33

G. Instrumen Penelitian……………………………..……………... 33

H. Tata Cara Penelitian……………………………………………... 35

1. Perijinan…………………………………………….............. 35

2. Penelusuran data populasi………………..………………….. 35

3. Pembuatan kuesioner………………….……………............. 35

a. Penyusunan dan pembuatan kuesioner……………..……. 35

b. Uji validitas……………………….……………………... 36

c. Uji reliabilitas……………………..……………………… 37

d. Pembuatan leaflet……..………………………………….. 38

e. Penentuan kelompok perlakuan dan pemilihan sampel ibu-

ibu PKK dari tiap RT yang dipilih………………………….

38

1) Penentuan kelompok perlakuan menggunakan cara

randomisasi…………………………………………….

38

2) Pemilihan sampel ibu-ibu PKK dari setiap RT yang

dipilih………………………………………………….

39

f. Pelaksanaan intervensi……………………………….…….. 39

1) Penyebaran undangan…..…………………………….. 39

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

xiv

2) Pelaksanaan ceramah dan leaflet..……………………. 39

g. Pengambilan data………………….…………………..…. 40

I. Pengolahan Data……………………..………………………...…. 40

1. Manajemen data………………………….………………..….. 40

2. Analisis data……………………………………………….….. 41

J. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian……………………….….... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………….……... 45

A. Efektivitas Metode Leaflet terhadap Perubahan Perilaku

Swamedikasi Ibu-Ibu PKK (Kajian Pengobatan

Maag)….………………………………………………………...

46

B. Efektivitas Metode Ceramah terhadap Perubahan Perilaku

Swamedikasi Ibu-Ibu PKK (Kajian Pengobatan

Maag)……..……………………………………………………..

51

C. Metode yang Paling Efektif terhadap Perubahan Swamedikasi

pada Ibu-Ibu PKK di Dusun Nglawisan (Kajian Pengobatan

Maag)……………………………………………………………..

56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….… 61

A. Kesimpulan……………………………………………………...... 61

B. Saran………..…………………………………………………….. 61

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………....... 63

LAMPIRAN……………………………………………………………….. 66

BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………...... 107

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

xv

Halaman

Tabel I. Jenis Pernyataan dan Pengelompokannya Berdasarkan

Variabel dalam Kuesioner……………………………...............

36

Tabel II. Uji Signifikansi dan Selisih Nilai Rerata antara Pretest dan

Posttest Kelompok Kontrol dan Leaflet………………………

47

Tabel III. Nilai Signifikansi Selisih Posttest-Pretest antara Kelompok

Kontrol dan Leaflet…………………………………………….

50

Tabel IV. Uji Signifikansi dan Selisih Nilai Rerata antara Pretest dan

Posttest Kelompok Kontrol dan Ceramah…………………….

51

Tabel V. Nilai Signifikansi Selisih Posttest-Pretest antara Kelompok

Kontrol dan Ceramah…………………………………………..

55

Tabel VI. Perbedaan Pengaruh Metode Ceramah dan Leaflet tentang

Swamedikasi (kajian pengobatan maag) terhadap Perubahan

Perilaku…………………………………………………………

57

DAFTAR TABEL

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Anatomi Lambung………………………………………….... 8

Gambar 2. Hipersekresi Asam Lambung………………..……………… 10

Gambar 3. Selisih Rerata Pretest-Posttest pada Kelompok Kontrol dan

Leaflet………………………………………………………..

49

Gambar 4. Selisih Rerata Pretest-Posttest pada Kelompok Kontrol dan

Ceramah……………...……………………………………...

54

Gambar 5. Selisih Rerata Pretest-Posttest pada Kelompok

Leaflet dan Ceramah………………………………………….

59

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner pretest dan posttest yang digunakan untuk

penelitian……………………………………………...........

66

Lampiran 2. Hasil uji validitas dan reliabilitas

kuesioner…………………………………………………..

70

Lampiran 3. Data diri responden kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan…………………………………………….……

72

Lampiran 4. Hasil uji chi-square untuk karakteristik umur

responden…………………………………………………

75

Lampiran 5. Uji signifikansi efektifitas metode leaflet dan ceramah

terhadap perubahan perilaku tentang swamedikasi ibu-ibu

PKK (kajian pengobatan maag)………………………….

76

Lampiran 6. Nilai signifikansi selisih posttest-pretest antara kelompok

kontrol dan leaflet……………………………………….

83

Lampiran 7. Nilai signifikansi selisih posttest-pretest antara kelompok

kontrol dan ceramah……………….…………………….

85

Lampiran 8. Perbedaan pengaruh metode ceramah dan leaflet tentang

swamedikasi (kajian pengobatan maag) terhadap

perubahan perilaku……………………………………….

88

Lampiran 9. Leaflet yang diberikan pada saat penelitian……………. 90

Lampiran 10. Materi yang disampaikan saat ceramah…………………… 91

Lampiran 11. Laporan kependudukan kecamatan Muntilan Januari

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

xviii

2010………………………………………………............... 93

Lampiran 12. Surat-surat ijin penelitian………………………….............. 94

Lampiran 13. Foto-foto kelompok kontrol dan kelompok perlakuan…….. 100

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

xix

INTISARI

Swamedikasi adalah tindakan mengobati diri sendiri dengan menggunakan obat tanpa resep untuk mengatasi penyakit ringan secara tepat dan bertanggung jawab. Sakit maag merupakan penyakit ringan yang terjadi karena peningkatan produksi asam lambung sehingga terjadi iritasi lambung, dengan gejala mual, muntah, rasa nyeri serta panas pada ulu hati dan dada, sehingga dalam pengobatannya dapat dilakukan secara mandiri menggunakan obat antasida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi berupa metode ceramah dan leaflet pada perilaku swamedikasi di Dusun Nglawisan Kecamatan Muntilan (kajian pengobatan maag), dan mengetahui metode edukasi mana yang paling efektif untuk meningkatkan aspek perilaku swamedikasi maag. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu, dengan rancangan pretest posttest intervention with control group. Penelitian ini terdiri dari dua kelompok eksperimen yang diberi perlakuan berupa ceramah dan leaflet dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Pengambilan data dilakukan dengan cara masing-masing kelompok diberi pretest dan posttest menggunakan kuesioner setelah satu bulan untuk mengetahui efek perlakuan terhadap perubahan perilaku responden. Perbandingan pretest dan posttest dianalisis dengan uji Paired T-Test untuk data terdistribusi normal, jika tidak normal menggunakan uji Wilcoxon. Sedangkan perbandingan antara kelompok kontrol dan perlakuan dianalisis dengan uji Independent T-Test untuk data terdistribusi normal, jika tidak normal menggunakan uji Mann-Whitney.

Dari hasil analisis data menunjukkan intervensi leaflet efektif untuk mempengaruhi perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan. Sedangkan intervensi ceramah efektif untuk mempengaruhi perubahan pengetahuan dan tindakan, namun kurang efektif untuk mempengaruhi perubahan sikap. Hasil analisis data menunjukkan bahwa metode leaflet tidak lebih efektif dibandingkan metode ceramah untuk perubahan pengetahuan dan sikap, namun untuk perubahan tindakan metode leaflet lebih efektif dibandingkan metode ceramah. Kata kunci : swamedikasi maag, ceramah, leaflet

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

xx

ABSTRACT Self-medication is an act of self-medicate by using drugs without a

prescription to overcome the ailment appropriately. Heartburn is a minor illness that occurs due to increased production of stomach acid. Symptoms include nausea, vomiting, pain in the pit of the stomach and chest so that treatment can be done with self-medication using antacids. Research in Nglawisan, Muntilan aims to investigate the effect of educational lecture method and leaflet on self-medication behavior. Moreover, this study also aims to determine which educational methods are most effective for improving aspects of behavioral assessment heartburn self-medication.

Type of research using in this problem was quasi-experimental, with pretest posttest design with control group intervention. This study consisted of two experimental groups. The first group was treated in the form of lecture and leaflet, while others are not given treatment. Data were collected by each group using pretest and posttest on the questionnaire after one month to determine the effects of the treatment of behavioral changes of respondents. Comparison of pretest and posttest were analyzed using Paired T-Test for normally distributed data or Wilcoxon test if the data was not distributed normally. Moreover, comparisons between the control and treatment groups were compared by using Independent T-Test for normally distributed data or the Mann-Whitney test if the data was not distributed normally.

From the analysis of data showed the intervention of leaflet was effective to influence changes in knowledge, attitudes, and actions while the intervention of the lecture was effective to influence changes in knowledge and action, but less effective to influence change in attitudes. The results of data analysis showed that the leaflet was less effective method than the lecture method to change knowledge and attitudes, but for the changing of action leaflet method was more effective than lecture method. Keywords: heartburn self-medication, lecture, leaflet

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Swamedikasi atau pengobatan sendiri adalah tindakan mengobati diri

sendiri dengan menggunakan obat-obat tanpa resep untuk mengatasi penyakit-

penyakit ringan (minor illness) secara tepat dan bertanggung jawab (Holt dan

Hall, 1990).

Perilaku pencarian pengobatan yang dilakukan oleh penduduk Indonesia

yang mengeluh sakit proporsi terbesar yakni dengan swamedikasi. Menurut

WHO, terjadi peningkatan masyarakat dalam menangani penyakit mereka dengan

swamedikasi tanpa berkonsultasi dengan dokter atau apoteker (WHO, 1998).

Kenyataan ini didukung laporan bahwa lebih kurang 82% masyarakat melakukan

praktek swamedikasi (Donatus, 1997). Sekarang ini semakin banyak masyarakat

memilih swamedikasi, hal ini disebabkan banyak produk obat tanpa resep yang

beredar, maraknya iklan obat di media cetak dan media elektronik, serta

kecenderungan masyarakat memilih pengobatan sendiri bagi mereka yang tinggal

di daerah terpencil yang jarang terdapat praktek dokter, motivasi masyarakat

untuk mencegah atau mengobati penyakit ringan yang mampu dikenali sendiri.

Akibat semakin meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk

melakukan swamedikasi, hal ini dapat menyebabkan swamedikasi yang dilakukan

masyarakat menjadi sangat boros karena konsumsi obat-obat yang sebenarnya

tidak dibutuhkan, atau justru dapat berbahaya karena adanya kesalahan

1

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

2

pengobatan karena keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan aturan

pakainya. Obat bebas dan obat bebas terbatas bukan berarti bebas efek samping,

sehingga pemakaiannya pun harus sesuai dengan indikasi, dosis, lama pemakaian

yang benar, disertai dengan pengetahuan pengguna tentang resiko efek samping

dan kontraindikasinya (Lazarus, Tsechkovski, dan Tarakova, 2002).

Maag merupakan penyakit yang umum diderita masyarakat. Upaya

pengobatan sendiri umum dilakukan masyarakat ketika terserang sakit maag

dengan mengkonsumsi obat-obat tradisional maupun menggunakan obat tanpa

resep yang salah satunya yakni obat golongan antasida yang banyak dijual di

apotek, maupun toko obat. Masyarakat yang menderita maag umumnya

melakukan upaya pengobatan karena maag membuat mereka terganggu terutama

pada saat beraktivitas atau bekerja.

Ibu-ibu PKK dusun Nglawisan desa Tamanagung Kecamatan Muntilan

menjadi pilihan dilakukannya penelitian ini dengan pertimbangan berdasarkan

data Potensi Desa dan Tingkat Perkembangan Desa tahun 2009 yang didapatkan

dari kantor kelurahan, Tamanagung merupakan salah satu desa dari 14 desa di

Kecamatan Muntilan yang luas wilayah dan jumlah penduduknya paling besar

dibanding desa-desa lainnya kemudian Nglawisan merupakan salah satu dusun

dari 12 dusun di desa Tamanagung yang memiliki jumlah penduduk paling

banyak dibanding dusun lainnya yakni 676 orang. Penelitian ini dilakukan pada

ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan yang memenuhi kriteria inklusi. Pemilihan

sampel dilakukan atas pertimbangan, seorang ibu adalah tokoh yang berperan

dalam merawat anggota keluarga jadi diharapkan edukasi yang diberikan dapat

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

3

berguna dalam pengobatan maag secara benar di dalam keluarga, kemudian ibu-

ibu PKK merupakan salah satu media yang tepat dalam pemberian edukasi

dimana informasi yang telah diberikan pada ibu-ibu PKK dapat disampaikan

kembali kepada masyarakat di sekitarnya melalui kegiatan rutin yang dilakukan

setiap bulannya. Sehingga adanya penelitian diharapkan ibu-ibu PKK desa

Nglawisan dapat dijadikan sebagai panutan untuk warga lain dalam berperilaku

swamedikasi maag dengan secara benar.

Menurut wawancara pribadi peneliti dengan apoteker yang ada di apotek

desa Tamanagung diketahui bahwa masyarakat di dusun Nglawisan desa

Tamanagung cenderung untuk mengobati sakit maag dengan cara swamedikasi

tanpa berkonsultasi dengan dokter, selain itu dengan melakukan swamedikasi

maka masyarakat dapat menghemat banyak waktu dan biaya. Oleh karena itu

diperlukan adanya peningkatan tanggung jawab masyarakat untuk memastikan

pengobatan yang mereka pilih sesuai dengan kebutuhan, keselamatan dan

keefektifannya. Peningkatan tanggung jawab tersebut dapat dilakukan dengan

pemberian informasi obat bebas yang obyektif, lengkap dan tidak menyesatkan

untuk melakukan swamedikasi secara rasional, aman dan efektif. Pemberian

informasi tentang swamedikasi ini merupakan salah satu dari peran farmasis

(WHO, 1998) dalam promosi kesehatan yang salah satunya dapat dilakukan

dengan pemberian edukasi.

Terdapat berbagai macam metode pemberian edukasi kesehatan kepada

masyarakat antara lain metode ceramah dan seminar untuk kelompok besar, dan

metode diskusi kelompok, curah pendapat, dan permainan simulasi untuk

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

4

kelompok kecil. Alat bantu edukasi kesehatan yang ada saat ini seperti booklet,

leaflet, selebaran, poster, foto, televisi, radio, internet, dan papan-papan yang

dipasang di tempat-tempat umum. Dengan adanya pemberian edukasi kesehatan

dapat meningkatkan aspek perilaku masyarakat yang mendapat edukasi tersebut.

Aspek perilaku yang dimaksud terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan.

Menurut Notoatmodjo (1993), proses edukasi dengan tulisan (leaflet, booklet,

selebaran) mempunyai efektifitas/intensitas yang lebih tinggi untuk mempresepsi

bahan edukasi/pengajaran daripada penyampaian edukasi yang hanya dengan

kata-kata seperti ceramah atau seminar. Hal ini juga didukung dari penelitian para

ahli bahwa indera yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak

adalah mata. Kurang lebih 75% - 87% dari pengetahuan manusia diperoleh dari

melalui mata. Sedangkan 13% - 25% lainnya tersalur melalui indera yang lain.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat bantu edukasi visual lebih mempermudah

cara penyampaian dan penerimaan informasi/edukasi (Notoatmodjo, 1993).

Dari uraian di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah

pemberian edukasi dengan metode ceramah atau leaflet dapat meningkatkan aspek

perilaku swamedikasi masyarakat di dusun Nglawisan kajian pengobatan maag.

Pada penelitian ini metode edukasi yang dipilih adalah ceramah karena metode

ceramah cocok untuk kelompok besar yakni dengan jumlah peserta lebih dari 15

orang, metode ceramah baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun

rendah, dan merupakan cara yang paling umum untuk berbagi pengetahuan dan

fakta kesehatan. Sedangkan metode kedua yakni dengan pemberian leaflet karena

leaflet merupakan metode edukasi visual yang paling umum digunakan dalam

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

5

memberikan informasi kesehatan, metode ini mampu mencover banyak informasi

kesehatan dalam format yang menarik, bersifat fleksibel artinya masyarakat dapat

membawa menyimpan dan mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya

kapanpun dan di manapun. Sehingga dengan digunakannya dua metode edukasi

tersebut dapat untuk mengetahui metode edukasi mana yang paling efektif untuk

meningkatkan aspek perilaku swamedikasi kajian pengobatan maag yang meliputi

pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan harapan terbentuk perilaku swamedikasi

yang rasional.

1. Permasalahan

1. Bagaimanakah efektivitas perubahan perilaku swamedikasi pada ibu-

ibu PKK di dusun Nglawisan dengan metode leaflet (kajian

pengobatan maag)?

2. Bagaimanakah efektivitas perubahan perilaku swamedikasi pada ibu-

ibu PKK di dusun Nglawisan dengan metode ceramah (kajian

pengobatan maag)?

3. Manakah metode yang paling efektif terhadap perubahan perilaku

swamedikasi pada ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan (kajian

pengobatan maag)?

2. Keaslian penelitian

Penelitian tentang perbedaan pengaruh pemberian ceramah dan leaflet

pada swamedikasi ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan desa Tamanagung

Kecamatan Muntilan (kajian pengobatan maag) dengan usia 20-55 tahun dan

status sudah menikah belum pernah dilakukan. Namun terdapat penelitian lain

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

6

yang terkait tentang pengaruh edukasi terhadap aspek perilaku swamedikasi

dengan metode edukasi penyuluhan, oleh peneliti lain dengan judul berikut ini :

a. Pengaruh Edukasi terhadap Aspek Perilaku Swamedikasi (Common Cold) pada

Ibu-Ibu Non Kader Kesehatan di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul oleh

Widiastuti (2009). Metode edukasi yang digunakan pada penelitian ini

menggunakan metode penyuluhan. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan

bahwa pemberian edukasi berpengaruh terhadap perilaku swamedikasi common

cold pada ibu-ibu non kader kesehatan dengan angka signifikansi untuk

pengetahuan 0,000; sikap 0,000; dan tindakan 0,002, berarti secara statistik

pemberian edukasi berpengaruh secara bermakna terhadap pengetahuan, sikap,

dan tindakan perilaku swamedikasi common cold.

b. Pengaruh Edukasi terhadap Aspek Perilaku Swamedikasi (Common Cold) pada

Kader-Kader Kesehatan di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul oleh Prabaningrum

(2009). Metode edukasi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode

penyuluhan. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian

edukasi berpengaruh terhadap perilaku swamedikasi common cold pada ibu-ibu

kader kesehatan dengan angka signifikansi untuk pengetahuan 0,000; sikap 0,000;

dan tindakan 0,011, berarti secara statistik pemberian edukasi berpengaruh secara

bermakna terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan perilaku swamedikasi

common cold.

Penelitian tersebut berbeda pada hal tujuan penelitian, subjek penelitian,

waktu penelitian, lokasi penelitian, dan kajian penelitian. Penelitian yang

dilakukan saat ini ingin melihat pengaruh pemberian edukasi berupa ceramah dan

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

7

pemberian leaflet terhadap perubahan perilaku swamedikasi ibu-ibu PKK di dusun

Nglawisan tahun 2010.

3. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan pertimbangan

farmasis dan Departemen Kesehatan untuk menentukan metode yang sesuai dalam

promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

swamedikasi yang rasional (kajian pengobatan maag).

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh edukasi berupa

metode ceramah dan leaflet terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan

tindakan swamedikasi ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan desa Tamanagung

Kecamatan Muntilan (kajian pengobatan maag).

2. Tujuan khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

a. Efektivitas metode leaflet terhadap perubahan perilaku swamedikasi

pada ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan (kajian pengobatan maag).

b. Efektivitas metode ceramah terhadap perubahan perilaku swamedikasi

pada ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan (kajian pengobatan maag).

c. Metode yang paling efektif terhadap perubahan perilaku swamedikasi

pada ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan (kajian pengobatan maag).

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Lambung

Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat

di daerah epigastrik, di bawah diafragma dan di depan pankreas. Kapasitas normal

lambung adalah 1-2 liter. Secara anatomi lambung terdiri dari fundus, batang

utama, dan antrum pilorik (gambar 1). Lambung berhubungan dengan osofagus

melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui orisium pilorik (Price

dan Wilson, 1984).

Gambar 1. Anatomi Lambung (Wikidict, 2010)

Lambung memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai fungsi motorik,

yaitu menampung dan menyimpan makanan dari osofagus melalui orifisium

kardiak dan bekerja sebagai penimbun sementara, memecahkan makanan menjadi

partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan getah lambung melalui

kontraksi otot yang mengelilingi lambung. Sebagai fungsi pencernaan dan sekresi,

yaitu pencernaan protein oleh pepsin dan HCl, sekresi mukus yang membentuk

selubung dan melindungi lambung serta sebagai pelumas agar makanan lebih

mudah diangkut (Price dan Wilson, 1984).

8

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

9

B. Maag

Sakit maag adalah peningkatan produksi asam lambung sehingga terjadi

iritasi lambung. Maag atau sakit lambung memiliki gejala khas berupa mual

kadang disertai muntah, perut kembung, rasa nyeri atau pedih serta rasa panas

pada ulu hati dan dada meskipun baru saja selesai makan (Depkes, 2006).

Pada penyakit maag akut biasanya belum ada gejala kerusakan yang jelas

pada dinding lambung; mungkin hanya disebabkan oleh berlebihnya produksi

asam lambung sesaat atau akibat makanan yang merangsang terlalu banyak.

Sedangkan pada maag kronis penderita bisa mengalami pembengkakan atau

radang pada dinding lambung, luka sampai perdarahan (Depkes, 2006).

Peningkatan produksi asam lambung dapat terjadi karena makanan atau

minuman yang merangsang lambung yaitu makanan yang pedas atau asam, kopi,

alkohol, serta kebiasaan merokok; faktor stres baik stres fisik (setelah

pembedahan, penyakit berat, luka bakar) maupun stres mental; obat-obat tertentu

yang digunakan dalam jangka waktu lama (misal obat rematik, anti inflamasi);

pola makan yang tidak teratur (Depkes, 2006).

Bahan iritan akan menimbulkan defek mukosa barier dan terjadi difusi

balik ion H+. Histamin terangsang untuk lebih banyak mengeluarkan asam

lambung (gambar 2), timbul dilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh

kapiler, kerusakan mukosa lambung, gastritis akut atau kronik dan tukak lambung.

Tukak lambung yang letaknya dekat pilorus atau dijumpai bersama dengan tukak

duodenum biasanya disertai hipersekresi asam, sedangkan bila lokasinya pada

tempat lain di lambung biasanya disertai hiposekresi asam (Arifa, 2008).

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

10

Gambar 2. Hipersekresi Asam Lambung (Wikidict, 2010)

C. Penatalaksanaan Sakit Maag

1. Penatalaksanaan non-farmakologis

a. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung

b.Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang pedas, rokok,

soft drink dan stres

c. Atur pola makan dengan porsi kecil tetapi frekuensi lebih sering

d. Makan makanan yang lunak/mudah dicerna (Irma, 2008).

2. Penatalaksanaan farmakologis

Yakni dengan menggunakan obat-obatan yang meliputi antasida (bekerja

dengan cara menetralkan asam lambung sehingga melindungi selaput

lendir lambung dari kerusakan),obat golongan antikolinergik (menghambat

pengeluaran asam lambung) dan golongan prokinetik (mencegah

terjadinya muntah) (Irma, 2008).

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

11

D. Swamedikasi

Menurut Holt dan Hall (1990), swamedikasi atau pengobatan sendiri

diartikan sebagai tindakan mengobati diri sendiri dengan menggunakan obat-obat

tanpa resep untuk mengatasi penyakit-penyakit ringan (minor illness) secara tepat

dan bertanggung jawab.

Swamedikasi merupakan upaya yang paling sering dilakukan masyarakat

untuk mengatasi keluhan atau gejala penyakit. Untuk melakukan swamedikasi

secara benar, maka masyarakat harus mampu mengetahui : jenis obat yang

diperlukan untuk mengatasi penyakitnya; kegunaan tiap obat; cara pakai, aturan,

lama pemakaian, dan batas kapan mereka harus menghentikan swamedikasi dan

segera minta pertolongan petugas kesehatan; efek samping obat yang digunakan

sehingga dapat memperkirakan apakah suatu keluhan yang timbul kemudian itu

suatu penyakit baru atau efek samping obat; siapa yang tidak boleh menggunakan

obat tersebut (Binfar Depkes, 2008).

Keuntungan swamedikasi atau pengobatan sendiri menurut Holt dan Hall

(1990) aman bila digunakan sesuai dengan petunjuk, efektif untuk menghilangkan

keluhan karena 80% sakit bersifat self-limiting, biaya pembelian obat relatif lebih

murah daripada biaya pelayanan kesehatan, hemat waktu karena tidak perlu

mengunjungi fasilitas/profesi kesehatan (Supardi dan Notosiswoyo 2005).

Kekurangan swamedikasi menurut Holt dan Hall (1990) yakni obat

membahayakan kesehatan bila tidak digunakan sesuai dengan aturan pakai,

kesalahan penggunaan obat karena informasi yang kurang lengkap dari iklan obat,

dan sulit bertindak objektif karena pemilihan obat dipengaruhi oleh pengalaman

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

12

menggunakan obat di masa lalu dan lingkungan sosialnya (Supardi dan

Notosiswoyo, 2005).

Menurut Covington (2000), perawatan dan pengobatan mandiri

(swamedikasi) dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1. Perilaku konsumen, antara lain motivasi dan tanggungjawab untuk

mempelajari penyakit yang diderita dan cara perawatannya, penghargaan

terhadap nilai kesehatan, keseriusan penerimaan penyakit yang berpengaruh pada

keputusan tipe perawatan kesehatan yang dipilih serta pengaruh dari orang lain

(teman, keluarga, dan tenaga kesehatan).

2. Karakter demografi, meliputi usia, jumlah keluarga, jenis kelamin dan status

sosial dan ekonomi dari masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah atau daerah

tertentu.

3. Keadaan ekonomi, meliputi status ekonomi seseorang, biaya perawatan

kesehatan (produk dan pelayanan), ketersediaan dan kemudahan mendapatkan

produk perawatan kesehatan.

4. Pendidikan dan pengetahuan konsumen, meliputi tersedianya informasi yang

berguna dari farmasis atau tenaga kesehatan lainnya maupun dari media informasi

dan label dalam kemasasn obat, serta adanya alternatif perawatan kesehatan

seperti terapi herbal.

E. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter. Obat

bebas dikenal juga dengan sebutan obat Over The Counter (OTC) yang terdiri atas

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

13

obat bebas dan obat bebas terbatas. Obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas

di apotek, bahkan di warung, tanpa resep dokter, dengan tanda khusus pada

kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna

hitam. Obat bebas ini digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan,

misalnya : parasetamol. Sedangkan obat bebas terbatas adalah obat yang

sebenarnya termasuk obat keras tetapi dalam jumlah tertentu masih dapat dijual

atau dibeli bebas di apotek tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda

peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah

lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam, contoh : CTM ® yakni obat

untuk antihistamin dan antialergi (Depkes, 2006).

Berkaitan dengan pengobatan sendiri telah dikeluarkan berbagai peraturan

perundangan. Menurut SK Menkes No.2380/1983 pengobatan sendiri hanya boleh

menggunakan obat yang termasuk golongan obat bebas dan obat bebas terbatas.

Semua obat yang termasuk golongan obat bebas dan obat bebas terbatas wajib

mencantumkan keterangan pada setiap kemasannya tentang kandungan zat

berkhasiat, kegunaan, aturan pakai, dan pernyataan lain yang diperlukan (SK

Menkes No.917/1993) (Supardi dan Notosiswoyo, 2005).

F. Antasida

Antasida bekerja dengan cara menetralkan asam lambung yang berlebih

dan melindungi selaput lendir lambung. Antasida dapat meringankan gejala-gejala

yang muncul pada kelebihan asam lambung, penyakit dispepsia tukak maupun

non-tukak, penyakit refluks gastroesofagitis tanpa erosi, serta pada tukak usus

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

14

duabelas jari dengan gejala seperti mual, nyeri lambung, perasaan penuh pada

lambung, nyeri ulu hati (Badan POM RI, 2008).

Sediaan antasida dapat digolongkan menjadi :

1. Antasida dengan kandungan aluminium dan atau magnesium

Senyawa alumunium merupakan suatu zat koloid yang terdiri dari

alumunium hidroksida dan aluminium oksida yang terikat pada molekul air.

Aluminium hidroksida akan melapisi selaput lendir lambung sebagai pelapisan

pelindung. Sedangkan magnesium hidroksida, magnesium karbonat, magnesium

trisilikat efektif dalam mengikat asam serta dapat melepaskan silisium oksida

yang akan melapisi selaput lendir lambung dengan lapisan pelindung (Badan

POM RI, 2008).

Antasida yang mengandung magnesium atau aluminium yang relatif tidak

larut dalam air seperti magnesium karbonat, hidroksida, dan trisiklat serta

aluminium glisinat dan hidroksida bekerja lama bila berada dalam lambung

sehingga sebagian besar tujuan pemberian antasida tercapai. Sediaan yang

mengandung magnesium dapat menyebabkan efek samping berupa diare,

sedangkan yang mengandung aluminium dapat menyebabkan efek samping

konstipasi (Sukandar dkk, 2008).

a. Aluminium Hidroksida

Indikasi: hiperfosfatemia, pengobatan untuk hiperasiditas lambung

Peringatan: gangguan ginjal, edema, sirosis

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

15

Dosis: suspensi : 10 ml 5-6 kali perhari diminum diantara makan dan

sebelum tidur atau bila diperlukan. Tablet : 1-2 tablet (300 mg) 5-6 kali

perhari diminum saat makan dan sebelum tidur bila diperlukan.

Contoh: Mylanta® suspensi, Corsamag® tablet, Amphojel® (Lacy,

Armstrong, Golman, dan Lance, 2003).

b. Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida

Indikasi: antasida (menetralkan asam lambung yang berlebih),

hiperfosfatemia

Dosis: oral : 5-10 ml 4-6 kali perhari, diminum diantara makan dan

sebelum tidur atau bila diperlukan.

Contoh : Maalox® 10-20 ml 4 kali perhari, Mylanta® (Lacy dkk, 2003).

c. Kombinasi Mg(OH)2, CaCO3, Famotidin

Indikasi: untuk mengatasi gejala yang berhubungan dengan kelebihan

asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak duodeni

Peringatan: gangguan ginjal, gangguan hati, hamil, menyusui; tidak

dianjurkan digunakan terus menerus lebih dari 2 minggu kecuali atas

petunjuk dokter

Efek samping: diare, konstipasi, mual, muntah, sakit kepala, gangguan

irama jantung dan ruam kulit

Dosis: dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun: sehari 2 x 1 tablet kunyah,

diminum jika timbul gejala atau 1 jam sebelum makan. Maksimum 2

tablet/hari (2 tablet dalam 24 jam). Untuk anak <12 tahun: sesuai petunjuk

dokter.

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

16

Contoh: Promag double action® tablet, Magard FA® tablet,

Neosanmag/Neosanmag Fast® tablet (Badan POM RI, 2008).

d. Kompleks Magnesium Hidrotalsit

Indikasi: untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan

kelebihan asam lambung, tukak lambung, tukak duodeni dengan gejala

seperti mual, kembung dan perasaan penuh pada lambung.

Peringatan: gangguan ginjal, diet rendah fosfat, pemakaian jangka panjang

Dosis: Dewasa : 3-4 kali sehari, 1-2 tablet. Anak-anak 6-12 tahun : sehari

3-4 kali, ½-1 tablet. Dianjurkan untuk minum obat ini segera pada saat

timbul gejala dan dilanjutkan 1-2 jam sebelum makan atau setelah makan

dan sebelum tidur malam. Dapat diminum dengan air atau dikunyah

langsung.

Contoh: Promag® tablet (Badan POM RI, 2008).

e. Magnesium Karbonat

Indikasi: dispepsia

Peringatan: gangguan ginjal

Efek samping: diare, bersendawa karena terlepasnya CO2

Dosis: 1-2 tablet dikunyah 4 kali sehari, dan sebelum tidur atau bila

diperlukan; suspensi: 10 ml 3 kali sehari

Contoh magnesium karbonat kombinasi: Saclon® tablet, Simeco® tablet

(Badan POM RI, 2008).

f. Aluminium Hidroksida dan Magnesium Trisilikat

Indikasi: hiperasiditas lambung.

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

17

Peringatan: gangguan ginjal.

Dosis: 2-4 tablet kunyah, diberikan hingga 4 kali sehari dan sebelum tidur

atau bila diperlukan.

Contoh: Gaviscon® (Lacy dkk, 2003).

2. Antasida dengan kandungan natrium bikarbonat

Natrium bikarbonat merupakan antasida yang larut dalam air dan bekerja

cepat. Namun, bikarbonat yang terabsorpsi menyebabkan alkalosis terutama bila

digunakan dalam dosis yang berlebih. Seperti antasida lainnya yang mengandung

karbonat, terlepasnya karbon dioksida menyebabkan sendawa. Pemberian natrium

bikarbonat dan sediaan antasida yang kandungan natriumnya tinggi, seperti

campuran magnesium trisiklat harus dihindari pada pasien yang sedang diet garam

(pada gagal jantung, gangguan hati dan ginjal) (Sukandar dkk, 2008).

3. Antasida dengan kandungan simetikon

Simetikon (bentuk aktif dimetikon), diberikan sendiri atau ditambahkan

pada antasida sebagai antibuih untuk meringankan kembung. Pada perawatan

paliatif dapat mengatasi cegukan. Contoh : Waisan® suspensi, Waisan forte®

serbuk, Lagesil® tablet, Lambucid® tablet, Corsamag® tablet (Badan POM RI,

2008).

G. Edukasi Kesehatan

Edukasi merupakan suatu proses penyampaian materi pendidikan oleh

pendidik kepada sasaran pendidikan untuk mencapai tujuan berupa perubahan

perilaku ke arah yang lebih baik dimana perubahan perilaku tersebut mengarah

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

18

pada perubahan perilaku sehat. Pendidik kesehatan ialah semua petugas kesehatan

dan siapa saja yang berusaha untuk mempengaruhi individu atau masyarakat guna

meningkatkan kesehatan mereka. Individu, kelompok ataupun masyarakat

dianggap sebagai sasaran (objek) pendidikan dan dapat pula sebagai subjek

(pelaku) pendidikan kesehatan masyarakat apabila mereka diikutsertakan di dalam

usaha kesehatan masyarakat (Notoatmodjo, 1993).

Menurut Notoatmodjo (1993) pendidikan kesehatan atau penyuluhan

kesehatan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara persuasi,

bujukan, himbauan, ajakan, memberi informasi, memberi kesadaran sebagai

upaya agar masyarakat dapat berperilaku sehat. Pendidikan kesehatan pada

dasarnya ialah suatu proses mendidik individu atau masyarakat supaya mereka

dapat memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya (Sarwono,

1997). Macam-macam metode edukasi kesehatan yang umum digunakan yakni

ceramah dan seminar untuk peserta yang berjumlah lebih dari 15 orang; metode

diskusi kelompok, kelompok-kelompok kecil, curah pendapat dan memainkan

peran untuk peserta yang berjumlah kurang dari 15 orang; metode leaflet, booklet,

selebaran, dan poster untuk metode edukasi visual (Notoatmodjo, 1993).

Metode edukasi visual yang menggunakan tulisan mempunyai

efektifitas/intensitas yang lebih tinggi untuk mempresepsi bahan

edukasi/pengajaran daripada penyampaian edukasi yang hanya dengan kata-kata

seperti ceramah atau seminar. Hal ini juga didukung dari penelitian para ahli

bahwa indera yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah

mata. Kurang lebih 75% - 87% dari pengetahuan manusia diperoleh dari melalui

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

19

mata. Sedangkan 13% - 25% lainnya tersalur melalui indera yang lain. Dari sini

dapat disimpulkan bahwa alat bantu edukasi visual lebih mempermudah cara

penyampaian dan penerimaan informasi/edukasi (Notoatmodjo, 1993).

H. Metode Leaflet

Leaflet merupakan bentuk media visual yang paling umum digunakan

dalam upaya memberikan informasi dan pengetahuan kesehatan pada masyarakat,

biasanya terdiri dari sejumlah kata; gambar atau foto dalam tata warna. Media ini

mampu mencover banyak informasi dan pengetahuan kesehatan dalam format

penyajiannya. Leaflet bersifat fleksibel, dalam artian masyarakat sasaran dapat

membawa menyimpan, dan mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya

kapanpun dan dimanapun tanpa harus memiliki ketrampilan atau penggunaan

perkakas khusus. Namun penggunaan leaflet masih memiliki keterbatasan dalam

pencapaian sasarannya, karena leaflet biasa diedarkan hanya terbatas pada satu

kelompok sasaran pada momen dan tempat tertentu (Pribadi, 2010).

I. Metode Ceramah

Metode pendidikan kesehatan yang digunakan harus disesuaikan dengan

jumlah sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Metode yang sesuai

untuk kelompok besar adalah seminar atau ceramah, metode ceramah yaitu

metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan

kepada masyarakat yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini cocok

untuk kelompok besar (apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang). Metode

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

20

ceramah baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Suatu

ceramah akan berhasil apabila penceramah menguasai materi yang akan

diceramahkan dan menguasai sasaran ceramah (Notoatmodjo, 1993). Metode

ceramah merupakan cara yang paling umum untuk berbagi pengetahuan dan fakta

kesehatan. Namun metode ini mempunyai kelemahan, karena sering dilakukan

secara sepihak tanpa memberi kesempatan kepada peserta untuk aktif berperan

serta. Metode ini akan menjadi efektif bila dirangkaikan dengan tanya jawab

antara pemberi ceramah dengan peserta ceramah, sehingga terjadi komunikasi dua

arah (Soebroto, Ghozali, dan Yuliati, 2001).

J. Kuesioner

Kuesioner digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data, dengan

memberi seperangkat pernyataan kepada responden untuk dijawab. Kuesioner

terdiri dari dua bagian, bagian pertama (pertanyaan terbuka) memuat pertanyaan

mengenai demografi responden sedangkan bagian kedua (pertanyaan tertutup)

memuat pertanyaan tentang variabel penelitian yaitu pengetahuan, sikap ,dan

tindakan. Untuk mengukur data kuantitatif pada kuesioner ini digunakan skala

Likert (Azwar, 2005).

Pernyataan dalam kuesioner merupakan pernyataan tertutup, tujuannya

untuk memudahkan responden dalam menjawab, karena sudah diberikan 5 pilihan

jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), Netral (N), tidak setuju (TS), dan

sangat tidak setuju (STS). Untuk menghindari kesan seakan-akan jawaban selalu

benar atau selalu salah, maka dalam pembuatan kalimat pernyataan, harus selalu

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

21

seimbang antara pernyataan negatif (unfavorable) dengan pernyataan positif

(favorable). Variasi pernyataan membuat responden lebih hati–hati menjawab,

sehingga stereotipe dalam menjawab dapat dihindari (Azwar, 2005).

Kuesioner dibuat dengan kalimat dengan bahasa Indonesia yang baik dan

benar sehingga mudah dipahami oleh responden dan tidak terjadi kesalahan

penafsiran dari responden yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Untuk

pemberian skor, pada setiap respon positif (S dan SS) terhadap item favorable

akan diberi skor yang lebih tinggi daripada respon negatif (TS dan STS).

Sebaliknya, untuk item unfavorable, respon positif akan diberi skor lebih rendah

daripada respon negatif (Azwar, 2005).

K. Perilaku

Perilaku adalah totalitas penghayatan dan aktivitas yang merupakan hasil

akhir hubungan yang saling mempengaruhi antara berbagai macam gejala seperti

perhatian, pengamatan, pikiran, ingatan, dan fantasi (Notoatmodjo, 1993).

Perilaku kesehatan diklasifikasikan menjadi :

1. Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta

pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit

2. Perilaku peningkatan kesehatan yang seoptimal mungkin apabila

seseorang dalam keadaan sehat

3. Perilaku gizi (makanan) dan minuman agar dapat memelihara dan

meningkatkan kesehatan (Notoatmodjo, 1993).

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

22

Menurut Notoatmodjo (1993) sebelum seseorang melakukan perilaku yang

baru maka dalam diri orang tersebut akan terjadi suatu proses yang berurutan,

yakni sebagai berikut :

a. Awareness (kesadaran) adalah dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) yakni dimana seseorang mulai tertarik terhadap

stimulus.

c. Evaluation yakni mempertimbangkan baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya, dalam hal ini menunjukkan sikap responden yang lebih baik

lagi.

d. Trial dimana subjek mulai mencoba untuk melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adoption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers dalam Notoatmodjo

(1993) menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahapan-

tahapan tersebut diatas. Apabila penerimaan perilaku baru melalui proses seperti

ini dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka

perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila

perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung

lama.

Menurut Notoatmodjo (1993) membagi perilaku manusia ke dalam tiga

ranah, yang dalam perkembangannnya menjadi :

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

23

1) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan unsur–unsur yang mengisi akal dan alam jiwa

individu yang akan menimbulkan suatu gambaran, konsep, persepsi dan fantasi

terhadap segala hal yang diterima dari lingkungannya melalui panca indera

(Dharmmesta dan Handoko, 2000). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur

dari responden. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan yakni :

a) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan mengatakan.

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap

objek yang dipelajari.

c) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini diartikan

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

24

sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dalam

konteks atau situasi yang lain.

d) Analisis (analysis)

Analisis merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata-kata kerja yaitu dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Secara definitif,

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu ditentukan berdasarkan kriteria

yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada

(Notoatmodjo, 1993).

2) Sikap

Sikap merupakan reaksi yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus dan kesiapan untuk bertindak tapi bukan merupakan pelaksanaan motif

tertentu. Pengukuran sikap dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara

langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan subyek terhadap

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

25

suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-

pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat subyek. (Sangat setuju,

setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju) (Notoatmodjo, 1993). Sikap terdiri dari

empat tingkatan yaitu :

a) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan subyek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan

(obyek).

b) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban ketika ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang

diberikan merupakan suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk

menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu

benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

c) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah

adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d) Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko

adalah merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 1993)

3) Tindakan

Menurut Notoatmodjo (1993) tindakan merupakan bagian dari perilaku

yang dapat diamati secara langsung dan disebut bentuk aktif perilaku. Secara

teoritis, perilaku terbentuk dari stimulus yang mempengaruhi pengetahuan, sikap,

dan tindakan. Namun di dalam kenyataan, stimulus yang diterima dapat langsung

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

26

menimbulkan tindakan. Artinya seseorang dapat langsung bertindak tanpa terlebih

dahulu mengetahui makna dari stimulus yang diterimanya. Tindakan seseorang

tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap. Tindakan mempunyai beberapa

tingkatan sebagai berikut:

a) Persepsi (perception), mengenal dan memilih berbagai objek yang sehubungan

dengan tindakan yang diambil.

b) Respon terpimpin (guided response), dapat melakukan sesuai dengan urutan

yang benar dan sesuai dengan contoh adalah indikator tindakan yang kedua.

c) Mekanisme (mechanism), apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu

dengan benar secara otomatis, atau sesuatu yang sudah merupakan kebiasaan,

maka sudah mencapai tindakan tingkat tiga.

d) Adopsi (adoption), merupakan suatu tindakan yang sudah berkembang dengan

baik. Artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran

tindakan tersebut (Notoatmodjo, 1993).

L. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah

mengukur apa yang seharusnya diukur untuk mengetahui kualitas tes. Uji validitas

pada setiap butir pernyataan dalam kuesioner pada penelitian ini diukur dengan

menggunakan analisa statistik dengan analisis Pearson Product Momen pada

tingkat kepercayaan 95% yang menunjukkan validitas hubungan antar butir

pernyataan. Setiap butir pernyataan dinyatakan valid jika koefisien korelasi (r)

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

27

bernilai positif dan atau ≥0,312 (Saryono, 2008). Uji validitas dalam penelitian ini

adalah validitas isi di mana validitas diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes

dengan analisa rasional.

2. Uji reliabilitas

Menurut Notoatmodjo (1993), reliabilitas adalah suatu indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan,

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran

berulang-ulang. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (r) yang

angkanya berada dalam rentang 0-1. Semakin tinggi nilai koefisian reliabilitas

atau mendekati angka 1 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya,

semakin rendah nilai koefisian reliabilitas atau menjauhi angka 1 berarti semakin

rendah reliabilitasnya (Azwar, 2005). Instrumen dapat memiliki tingkat

kepercayaan yang tinggi apabila hasil dari pengujian instrumen tersebut

menunjukkan hasil yang tetap.

M. Landasan Teori

Sakit maag adalah peningkatan produksi asam lambung sehingga terjadi

iritasi lambung, dengan gejala khas berupa mual kadang disertai muntah, perut

kembung, rasa nyeri atau pedih serta rasa panas pada ulu hati dan dada meskipun

baru saja selesai makan. Penanganan sakit maag dapat dilakukan dengan

swamedikasi menggunakan obat antasida. Antasida bekerja dengan cara

menetralkan asam lambung yang berlebih dan melindungi selaput lendir lambung.

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

28

Swamedikasi merupakan suatu tindakan mengobati diri sendiri dengan

menggunakan obat tanpa resep secara tepat dan bertanggung jawab. Perilaku

swamedikasi yang terdiri dari tiga domain yakni pengetahuan, sikap, dan tindakan

dapat ditingkatkan dengan pemberian edukasi kesehatan atau penyuluhan

kesehatan. Metode penyuluhan kesehatan yang paling sering dilakukan adalah

metode ceramah atau tanya jawab. Alat bantu visual yang sering digunakan untuk

meningkatkan efektivitas ceramah adalah booklet dan leaflet. Melalui metode

ceramah dan leaflet akan diberikan informasi kepada masyarakat mengenai

swamedikasi maag, dari kedua metode tersebut diharapkan dapat diketahui

metode mana yang lebih efektif dalam meningkatkan perilaku swamedikasi maag

yang baik dan benar.

N. Hipotesis

1. Pemberian edukasi berupa metode leaflet berpengaruh terhadap perubahan

perilaku swamedikasi ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan (kajian pengobatan

maag).

2. Pemberian edukasi berupa metode ceramah berpengaruh terhadap perubahan

perilaku swamedikasi ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan (kajian pengobatan

maag).

3. Metode leaflet lebih efektif daripada metode ceramah untuk perubahan perilaku

swamedikasi ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan (kajian pengobatan maag).

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu (quasi

experimental research) dengan rancangan penelitian pretest posttest intervention

with control group. Penelitian eksperimental semu adalah penelitian yang mencari

hubungan sebab akibat dalam kehidupan nyata, tidak memungkinkan untuk

mengontrol semua hal yang berpengaruh dan menghadapi kesulitan teknis dan

etik untuk dapat melakukan randomisasi subyek (Pratiknya, 2003).

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian ceramah dan

leaflet mengenai swamedikasi (kajian pengobatan maag) terhadap perubahan

perilaku ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan. Kelompok eksperimen diberi

perlakuan atau intervensi yang berupa kelompok 1 diberi edukasi kesehatan

dengan ceramah dan kelompok 2 diberi edukasi dengan leaflet sedangkan

kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Masing-masing kelompok diberi pretest

dan posttest untuk mengetahui efek perlakuan yang dilakukan.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent) adalah edukasi dengan metode ceramah dan

leaflet tentang pengobatan maag.

29

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

30

2. Variabel terpengaruh (dependent) dari penelitian ini yaitu perilaku

swamedikasi dilihat dari aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan swamedikasi

dengan kajian pengobatan maag pada ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan.

C. Definisi Operasional

1. Swamedikasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengobati atau

menghilangkan gejala penyakit diri sendiri atau anggota keluarga dengan

menggunakan obat tanpa resep, obat herbal, dan produk tradisional oleh

responden di dusun Nglawisan.

2. Pengobatan maag adalah tindakan yang dilakukan untuk mengobati atau

menghilangkan gejala maag.

3. Obat antasida adalah obat yang bekerja dengan cara menetralkan asam

lambung yang berlebih dan melindungi selaput lendir lambung.

4. Responden adalah ibu-ibu PKK usia 20-55 tahun status sudah menikah di

dusun Nglawisan desa Tamanagung Kecamatan Muntilan yang mengisi dan

mengembalikan kuesioner, serta bersedia menghadiri acara ceramah yang

diadakan peneliti yang memenuhi kriteria inklusi.

5. Ceramah adalah metode edukasi berupa pemaparan materi swamedikasi

tentang pengobatan maag kepada responden secara dua arah yang disampaikan

oleh peneliti.

6. Leaflet adalah suatu bentuk informasi tertulis yang mencakup kajian

swamedikasi maag yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan gambar pada

selembar kertas yang dibuat semenarik mungkin.

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

31

7. Kuesioner adalah instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan pernyataan tertulis terkait dengan materi

swamedikasi maag.

8. Perilaku adalah hasil dari segala macam bentuk pengetahuan dan sikap yang

terwujud dalam tindakan untuk melakukan swamedikasi.

9. Pengetahuan adalah tingkat pemahaman responden tentang swamedikasi

maag.

10. Sikap adalah pandangan hidup dan kecenderungan responden untuk

melakukan tindakan swamedikasi maag secara aman dan rasional yang

didasari oleh pengetahuan.

11. Tindakan adalah perilaku nyata dalam melakukan swamedikasi maag secara

aman dan rasional yang dapat diamati secara langsung dan disebut bentuk

aktif.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian pada penelitian ini yaitu ibu-ibu PKK dusun Nglawisan

desa Tamanagung Kecamatan Muntilan yang mengisi dan mengembalikan

kuesioner, dan bersedia membaca leaflet yang telah diberikan serta bersedia

menghadiri edukasi dengan metode ceramah yang diadakan oleh peneliti, serta

memenuhi kriteria inklusi yaitu ibu-ibu PKK dusun Nglawisan desa Tamanagung

Kecamatan Muntilan dengan usia produktif (20-55 tahun) dan status sudah

menikah. Sedangkan kriteria eksklusinya yakni responden yang tidak selesai

mengisi kuesioner pretest ataupun posttest.

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

32

E. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dusun Nglawisan desa Tamanagung Kecamatan

Muntilan. Perlakuan ceramah dilakukan di rumah ketua RT 04 karena tempatnya

strategis dan mudah dijangkau, pengisian pretest untuk kelompok ceramah yang

dilakukan sebelum pemberian intervensi dan pengisian posttest setelah satu bulan

diberi perlakuan ceramah juga dilakukan di rumah ketua RT 04. Lalu perlakuan

berupa pemberian leaflet, pengisian pretest dan posttest pada kelompok leaflet

dilakukan di rumah ketua RT 02 sedangkan pengisian pretest dan posttest

kelompok kontrol dilakukan di rumah ketua RT 01 dusun Nglawisan.

F. Bahan Penelitian

1. Populasi penelitian

Populasi penelitian yaitu ibu-ibu PKK dusun Nglawisan Kecamatan

Muntilan yang mengisi dan mengembalikan kuesioner, bersedia menghadiri

edukasi yang diadakan oleh peneliti, serta memenuhi kriteria inklusi.

2. Sampel dan teknik sampling

Subyek penelitian adalah ibu-ibu PKK dusun Nglawisan desa

Tamanagung Kecamatan Muntilan yang bersedia mengisi dan mengembalikan

kuesioner yang memenuhi kriteria inklusi. Responden penelitian ditentukan

menggunakan teknik sampling yaitu purposive sampling dengan berdasarkan

pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang

memiliki karakteristik yang dikehendaki (Saryono, 2008), karena tidak semua ibu-

ibu PKK memilki kriteria inklusi yang dikehendaki dan tidak semua berpeluang

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

33

untuk dijadikan sampel. Pemilihan sampel dilakukan oleh peneliti dan dipilih ibu-

ibu dengan usia produktif dan sudah menikah.

Sedangkan untuk penentuan kelompok perlakuan dilakukan dengan

merandom empat RT yang ada di dusun Nglawisan dengan menggunakan sistem

undian. Setelah melakukan undian didapatkan 1 RT untuk kelompok yang diberi

perlakuan leaflet yakni RT 02 dusun Nglawisan, 1 RT untuk kelompok perlakuan

ceramah yakni RT 04 dusun Nglawisan, dan 1 RT untuk kelompok kontrol yakni

RT 01 dusun Nglawisan.

3. Besar sampel

Besar sampel pada penelitian yang sederhana, yang menggunakan

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel

masing-masing kelompok antara 10 sampai dengan 20 (Sugiyono, 2007).

Mengacu dari buku tersebut jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 30

sampel pada masing-masing kelompok agar didapatkan distribusi sampel yang

normal. Sampel terdiri atas tiga kelompok dimana terdiri atas kelompok yang

diberi intervensi berupa ceramah 30 sampel, kelompok yang diberi intervensi

berupa leaflet 30 sampel dan satu kelompok tidak diberikan intervensi apapun

yang digunakan sebagai kelompok kontrol dengan 30 sampel jadi total dari

sampel yang digunakan dalam penelitian ini berkisar ±90 sampel.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur berupa

kuesioner dan intervensi yang digunakan adalah leaflet dan ceramah. Kuesioner

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

34

digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data, dengan memberi seperangkat

pernyataan kepada responden untuk dijawab.

Kuesioner tersebut terdiri dari dua bagian, bagian pertama (pertanyaan

terbuka) memuat pertanyaan mengenai demografi responden sedangkan bagian

kedua (pertanyaan tertutup) memuat pertanyaan tentang variabel penelitian yaitu

pengetahuan, sikap ,dan tindakan. Untuk mengukur data kuantitatif pada

kuesioner ini digunakan skala Likert.

Pernyataan dalam kuesioner merupakan pernyataan tertutup, dengan

diberikan 5 pilihan jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), Netral (N), tidak

setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Untuk menghindari kesan seakan-akan

jawaban selalu benar atau selalu salah, maka dalam pembuatan kalimat

pernyataan, harus selalu seimbang antara pernyataan negatif (unfavorable) dengan

pernyataan positif (favorable) (Azwar, 2005).

Untuk pemberian skor, pada setiap respon positif (S dan SS) terhadap item

favorable akan diberi skor yang lebih tinggi daripada respon negatif (TS dan

STS). Sebaliknya, untuk item unfavorable, respon positif akan diberi skor lebih

rendah daripada respon negatif (Azwar, 2005).

Kuesioner diuji dahulu sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian.

Uji yang dilakukan antara lain uji validitas, uji reliabilitas dengan menghitung

nilai alpha cronbach.

Materi edukasi tentang swamedikasi maag yang digunakan pada intervensi

ceramah. Materi tersebut merupakan materi standar yang digunakan dalam setiap

edukasi (ceramah) yang diberikan.

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

35

H. Tata Cara Penelitian

1. Perijinan

Perijinan dimulai dengan meminta surat ijin penelitian dari Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma lalu memasukkan proposal penelitian dan

surat ijin penelitian ke bagian perijinan Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selanjutnya dilakukan perijinan pada Gubernur Provinsi Jawa Tengah

Bakesbanglinmas Semarang, kemudian dilanjutkan ke Badan Kesatuan Bangsa,

Politik, dan Penanggulangan Bencana Mungkid Kabupaten Magelang untuk

diteruskan ke Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kabupaten

Magelang. Surat dari BPPT ini menjadi surat ijin untuk dibawa ke Kecamatan

Muntilan dan Kelurahan Tamanagung. Untuk perijinan tempat dalam mengadakan

ceramah dan surat undangan untuk warga, dilakukan perijinan ke Kelurahan

Tamanagung kemudian dilanjutkan ke tiap RT di dusun Nglawisan.

2. Penelusuran data populasi

Penelusuran data populasi di dusun Nglawisan desa Tamanagung

Kecamatan Muntilan dilakukan untuk mengetahui jumlah populasi dan

penyebaran penduduk yang ada di dusun Nglawisan. Penelusuran data populasi

dilakukan mulai dari kantor kelurahan dan didapatkan data mengenai PKK di

dusun Nglawisan tersebut, jumlah keanggotaan serta persebaran usianya.

3. Pembuatan kuesioner

a. Penyusunan dan pembuatan kuesioner. Kuesioner yang digunakan terdiri

dari dua bagian. Bagian pertama mengenai karakteristik demografi responden

yang meliputi : nama, umur, alamat, asal desa. Bagian kedua untuk mengukur

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

36

pengetahuan, sikap, dan tindakan responden tentang swamedikasi maag. Pada

bagian kedua dalam kuesioner disusun dan dikelompokkan berdasarkan atas

variabel terpengaruh (dependent) penelitian yang ingin diketahui yaitu perilaku

yang terdiri atas tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan. Pernyataan

dalam kuesioner tersebut disusun dengan skala Likert dalam 5 pilihan SS=sangat

setuju, S=setuju, N=netral, TS=tidak setuju, dan STS=sangat tidak setuju. Pada

kuesioner teradapat tiga variabel yang terdiri atas variabel yang mengukur

pengetahuan, sikap dan tindakan. Sistem penilaian terdiri atas dua yang berbeda

untuk pernyataan favourable dan unfavourable. Untuk pernyataan yang termasuk

dalam favourable untuk jawaban SS=5, S=4, N=3, TS=2, STS=1, sedangkan

untuk pernyataan yang termasuk dalam unfavourable untuk jawaban SS=1, S=2,

N=3, TS=4, STS=5.

Pada kuesioner terdapat tiga variabel yang terdiri atas variabel yang

mengukur pengetahuan, sikap dan tindakan. Berikut ini dapat dilihat tabel yang

menunjukan ketiga variabel tersebut.

Tabel 1. Jenis Pernyataan dan Pengelompokannya Berdasarkan Variabel dalam Kuesioner

Aspek Favourable Unfavourable Pengetahuan 1, 2, 3 4, 5, 6 Sikap 8, 11 7, 9, 10, 12 Tindakan 14, 15, 16 13, 17, 18

b. Uji validitas. Uji validitas dilakukan kepada ibu-ibu dengan usia 20-55 tahun

status sudah menikah di daerah Paingan dan Babarsari Yogyakarta dimana daerah

ini berada di luar dusun Nglawisan desa Tamanagung Kecamatan Muntilan karena

responden untuk penelitian ini adalah ibu-ibu di dusun Nglawisan desa

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

37

Tamanagung Kecamatan Muntilan sehingga uji validitas dilakukan di luar dusun

Nglawisan. Jumlah sampel yang digunakan pada uji validitas penelitian ini adalah

40 orang. Uji validitas pada pada penelitian ini diukur dengan menggunakan

analisa statistik dengan analisis Pearson Product Momen pada tingkat

kepercayaan 95% yang menunjukkan validitas hubungan antar butir pernyataan.

Setiap butir pernyataan dinyatakan valid jika koefisien korelasi (r) bernilai positif

dan atau ≥0,312 (Saryono, 2008). Pada uji validitas ini, beberapa butir pernyataan

pada kuesioner yang belum valid dibuang, dan beberapa butir pernyataan lain

yang tidak dapat dibuang, dilakukan perbaikan dan penyusunan ulang kalimatnya

agar menjadi lebih valid.

Dari uji validitas yang telah dilakukan diperoleh 20 butir pernyataan yang

valid dan terdapat tujuh pernyataan yang tidak valid, sehingga ketujuh pernyataan

yang tidak valid tersebut dibuang kemudian saat pretest dan posttest untuk

kelompok kontrol, ceramah dan leaflet pernyataan yang digunakan dalam

kuesioner yakni pernyataan-pernyataan yang valid saja dan yang diambil yakni

berjumlah 18 butir pernyataan.

c. Uji reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pernyataan dalam

kuesioner yang meliputi aspek dalam perilaku yaitu pengetahuan, sikap, dan

tindakan. Koefisien reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

analisa statistik dengan analisis reliabilitas yang menggunakan koefisien alpha

cronbach. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai alpha >0,70 (Riwidikdo,

2009). Dari hasil pengukuran diperoleh nilai koefisien alpha cronbach sebesar

Page 58: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

38

0,722 hal ini menunjukkan bahwa nilai alpha diatas 0,70 sehingga kuesioner yang

digunakan pada penelitian ini dikatakan reliabel.

Dari uji validitas dan reliabilitas diperoleh 18 butir pernyataan yang terdiri

dari 3 butir pernyataan favourable dan 3 butir pernyataan unfavourable yang

mengukur aspek pengetahuan. Pernyataan yang mengukur aspek sikap terdiri atas

2 pernyataan favourable dan 4 butir pernyataan unfavourable. Pernyataan yang

mengukur aspek tindakan terdiri atas 3 pernyataan favourable dan 3 butir

pernyataan unfavourable.

d. Pembuatan leaflet. Dalam penelitian ini menggunakan leaflet sebagai media

edukasi kesehatan tertulis yang dapat membantu dalam pemberian informasi

mengenai swamedikasi maag. Leaflet ini berisi informasi tentang definisi penyakit

maag, gejala penyakit, pilihan obat dan informasi tentang obat antasida. Informasi

yang tertulis pada leaflet didapatkan dari berbagai sumber antara lain buku dan

internet. Setelah penyusunan materi, tahap berikutnya membuat desain leaflet

semenarik mungkin kemudian mencetaknya. Pencetakan dilakukan sebanyak ±35

leaflet untuk dibagikan kepada sampel kelompok leaflet.

e. Penentuan kelompok perlakuan dan pemilihan sampel ibu-ibu PKK dari tiap RT

yang dipilih.

1) Penentuan kelompok perlakuan menggunakan cara randomisasi

Penentuan RT yang akan digunakan pada penelitian ini dilakukan dengan

cara rondomisasi. RT yang diberi intervensi ceramah, intervensi berupa leaflet

serta kecamatan sebagai kelompok kontrol ditetapkan dengan cara random (acak)

Page 59: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

39

dengan menggunakan sistem undian. Sehingga didapat RT 01 untuk kelompok

kontrol, RT 02 untuk kelompok leaflet, dan RT 04 untuk kelompok ceramah

2) Pemilihan sampel ibu-ibu PKK dari setiap RT yang dipilih

Penelitian ini ditujukan pada ibu-ibu PKK sudah menikah dengan usia

produktif di dusun Nglawisan desa Tamanagung Kecamatan Muntilan. Responden

penelitian ditentukan menggunakan teknik sampling non-random yaitu purposive

sampling. Dari setiap RT pada kelompok perlakuan ditunjuk 30 orang dengan usia

produktif (20-55 tahun) dan berstatus sudah menikah yang bersedia mengikuti

edukasi ceramah atau mau membaca leaflet yang diberikan, serta mau mengisi

kuesioner. Sedangkan untuk kelompok kontrol diminta 30 orang dengan usia

produktif untuk mengisi kuesioner tersebut. Penentuan responden ditentukan oleh

peneliti.

f. Pelaksanaan intervensi.

1) Penyebaran undangan

Peneliti membagikan undangan kepada warga di tiga RT dusun Nglawisan

desa Tamanagung Kecamatan Muntilan yaitu RT 04, RT 02, dan RT 01 untuk

menghadiri acara ceramah, leaflet dan kelompok tanpa intervensi yang diadakan

oleh peneliti.

2) Pelaksanaan ceramah dan leaflet

Intervensi kepada kelompok ceramah dan leaflet dilakukan secara terpisah.

Intervensi untuk kelompok ceramah dilakukan di rumah ketua RT 04, yang

dimulai dengan pembagian pretest, dilanjutkan dengan intervensi yaitu pemberian

edukasi berupa ceramah yang disampaikan oleh dosen Fakultas Farmasi yakni Ibu

Page 60: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

40

Maria Wisnu Donowati,M.Si., Apt. dan dilanjutkan dengan tanya jawab. Pada

kelompok leaflet, pelaksanaan intervensi dilakukan di rumah Ketua RT 02 dusun

Nglawisan. Sebelum diberikan leaflet, dilakukan pretest terlebih dahulu. Setelah

satu bulan diberikan posttest untuk mengetahui apakah ada perubahan perilaku

setelah diberikan leaflet. Untuk kelompok kontrol yang tidak diberi intervensi

apapun pengisian kuesioner pretest dan posttest dilakukan di rumah ketua RT 01.

g. Pengambilan data. Pretest pada kelompok intervensi dilakukan sebelum

responden menerima intervensi baik berupa ceramah maupun leaflet dan posttest

diberikan kepada responden setelah satu bulan menerima intervensi. Untuk

kelompok kontrol pengisian pretest dan posttest dilakukan di rumah ketua RT 01.

Posttest satu bulan setelah intervensi dilakukan untuk melihat peningkatan

perilaku satu bulan intervensi. Pengambilan data dilakukan sejak bulan September

hingga November 2010.

I. Pengolahan Data

1. Manajemen data

Proses manajemen data meliputi :

a. Editing

Editing dilakukan dengan memeriksa kuesioner hasil penelitian apakah

sudah lengkap jawabannya dan pemilihan kuesioner yang memenuhi kriteria

inklusi sampel yang kemudian digunakan untuk pengolahan data selanjutnya dan

responden yang harus dieksklusi.

Page 61: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

41

Kuesioner yang disebarkan untuk ketiga kelompok yakni kelompok

ceramah, leaflet dan kontrol masing-masing sebesar 30 kuesioner dan seluruh

kuesioner dapat terisikan seluruhnya serta dapat digunakan untuk analisis data.

b. Processing

Proses ini dilakukan dengan mengelompokkan item pernyataan pada

kuesioner berdasarkan variabel perilaku yang akan diteliti yaitu variabel

pengetahuan, sikap dan tindakan, kemudian menjumlahkan skor dari item

pertanyaan tiap variabel. Selanjutnya dilakukan pemindahan data dari kuesioner

ke perangkat lunak.

c. Cleaning

Proses cleaning dilakukan dengan memeriksa kembali data yang sudah

dimasukkan ke perangkat lunak apakah sudah benar atau belum.

2. Analisis data

Analisis data meliputi :

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan dengan analisa statistik dengan bantuan

komputer. Pada penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah

sampel yang digunakan kurang dari 50. Uji ini dilakukan dengan memasukkan

data pretest dan posttest pada kelompok perlakuan setelah intervensi satu bulan,

data nilai kuesioner antara pretest dan posttest setelah satu bulan untuk analisa

statistik pada kelompok perlakuan dibanding kontrol dilakukan pada tiap variabel

(pengetahuan, sikap, tindakan). Apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka

data berdistribusi normal (Dahlan, 2009).

Page 62: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

42

b. Uji Chi-Square

Uji Chi-square untuk mengetahui perbedaan karakteristik umur antara

kelompok kontrol dan perlakuan berbeda bermakna atau berbeda tidak bermakna.

Langkah awal untuk uji ini dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata umur

responden untuk kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kemudian

dilanjutkan dengan memasukkan nilai rata-rata umur tersebut antara kelompok

kontrol dan perlakuan baik kelompok leaflet maupun kelompok ceramah lalu

dianalisis dengan uji Chi-square. Apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 berarti

terdapat perbedaan umur yang tidak bermakna antara kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan.

c. Uji Paired T-Test dan Wilcoxon Test

Uji Paired T-Test dilakukan jika dua data yang dibandingkan terdistribusi

normal, apabila data yang diperoleh tidak terdistribusi normal, dilakukan uji

dengan menggunakan Wilcoxon Test. Uji Paired T-Test dan Wilcoxon Test

dilakukan untuk melihat perbedaan hasil antara pretest dan posttest dalam satu

kelompok memberikan perbedaan yang bermakna atau tidak yang menunjukkan

adanya perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku. Uji ini dilakukan dengan cara

memasukkan nilai pretest dan posttest dalam satu kelompok yang akan

dibandingkan, sehingga didapatkan suatu nilai signifikansi (p). Apabila nilai p

>0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perilaku yang tidak signifikan

antara pretest dan posttest. Sedangkan jika p <0,05 menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan perilaku yang signifikan antara pretest dan posttest.

Page 63: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

43

d. Uji Independent T-test dan Mann Whitney U-Test

Uji ini dilakukan untuk menguji signifikasi kelompok perlakuan (ceramah

dan pemberian leaflet) dibandingkan dengan kontrol untuk mengetahui ada-

tidaknya perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol-perlakuan untuk

setiap variabel. Uji ini dilakukan jika dua data yang dibandingkan terdistribusi

normal untuk membandingkan dua level dari suatu variabel independent diskrit

untuk mengetahui apakah dua sampel sama atau berbeda secara signifikan, atau

Mann Whitney U-Test jika minimal salah satu dari data yang dibandingkan

terdistribusi tidak normal.

Uji ini dilakukan dengan memasukkan nilai selisih pretest-posttest antar

kelompok yang akan dibandingkan yakni antara kelompok kontrol dan kelompok

leaflet; kelompok kontrol dan kelompok ceramah; dan yang terahkir kelompok

leaflet dan kelompok ceramah. Apabila didapat nilai p >0,05 menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan perilaku yang tidak signifikan antara kedua kelompok yang

dibandingkan. Sedangkan jika p <0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

perilaku yang signifikan antara kedua kelompok yang dibandingkan.

J. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian

1. Waktu penelitian harus mundur dari yang seharusnya karena harus

mencocokkan waktu antara peneliti dengan ibu-ibu PKK, dan jadwal kegiatan

PKK.

2. Membutuhkan waktu yang lama untuk mengurus perijinan penelitian karena

harus mengurus sampai tingkat ibukota propinsi Jawa Tengah yakni Semarang,

Page 64: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

44

lalu mengurus ke tingkat kabupaten yang akan diadakan penelitian dilanjutkan ke

kecamatan lalu terahkir ke kelurahan dan dusun yang dituju dan pengurusan surat

ijin ini membuat waktu penelitian harus mundur dari seharusnya.

Page 65: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dipaparkan pada

pendahuluan, maka pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian

besar yaitu pemaparan tentang efektivitas metode leaflet terhadap perubahan

perilaku swamedikasi pada ibu-ibu PKK (kajian pengobatan maag), efektivitas

metode ceramah terhadap perubahan perilaku swamedikasi pada ibu-ibu PKK

(kajian pengobatan maag), dan metode mana yang paling efektif terhadap

perubahan perilaku swamedikasi pada ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan (kajian

pengobatan maag).

Pada penelitian ini responden yang digunakan untuk kelompok eksperimen

yakni ibu-ibu PKK dusun Nglawisan yang memiliki karakteristik yang sama

yakni masih berusia produktif (20-55 tahun), status sudah menikah dan bersedia

untuk mengisi kuesioner baik pretest maupun posttest sehingga diharapkan

adanya perubahan perilaku yang bermakna setelah dilakukannya intervensi.

Berdasarkan uji statistik Chi-square terhadap perbedaan umur pada

kelompok kontrol dan perlakuan baik leaflet maupun ceramah diperoleh nilai p =

0,199. Nilai p>0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan umur yang tidak

bermakna secara statistik antara kelompok kontrol, kelompok leaflet maupun

kelompok ceramah yang berarti bahwa kelompok kontrol dan perlakuan baik

leaflet maupun ceramah memiliki pembagian umur yang sama. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna dalam karakteristik

45

Page 66: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

46

umur antara kelompok kontrol dan perlakuan sehingga apabila terjadi perubahan

perilaku yang meliputi variabel pengetahuan, sikap, dan tindakan merupakan

akibat dari intervensi yang diberikan, bukan merupakan akibat dari karakteristik

umur pada responden.

A. Efektivitas Metode Leaflet terhadap Perubahan Perilaku

Swamedikasi Ibu-Ibu PKK (Kajian Pengobatan Maag)

Selisih nilai rerata antara pretest dengan posttest pada setiap variabel

perilaku yang meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan dari setiap kelompok

dibandingkan untuk mengetahui apakah pemberian edukasi berupa leaflet

memberikan pengaruh terhadap perilaku responden. Analisis statistik yang dapat

digunakan untuk melihat adanya pengaruh edukasi metode leaflet pada penelitian

ini yang dilihat dari nilai signifikansinya, yaitu dengan menggunakan uji beda

Paired T-test atau Wilcoxon untuk nilai pretest dan nilai posttest pada setiap

variabel yang diteliti. Taraf kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 95%. Apabila nilai signifikansi mempunyai nilai p >0,05 menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan perilaku yang tidak signifikan atau bermakna antara

pretest dengan posttest. Jika nilai signifikansi (p) <0,05 menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan perilaku yang signifikan antara pretest dengan posttest.

Hasil perhitungan statistik untuk uji signifikasi dan selisih nilai rerata

antara pretest dan posttest ditunjukkan dengan tabel II.

Page 67: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

47

Tabel II. Uji Signifikansi dan Selisih Nilai Rerata antara Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol dan Leaflet Kelompok Variabel Pretest Posttest Selisih

Rerata p

Kontrol Pengetahuan 18,40 18,53 (+0,13) 0,403* Sikap 21,57 21,60 (+0,03) 0,662*

Tindakan 23,17 23,40 (+0,23) 0,165* Leaflet Pengetahuan 18,73 21,73 (+3,00) 0,000*

Sikap 20,57 22,07 (+1,50) 0,018* Tindakan 20,70 23,63 (+2,93) 0,004**

Keterangan: * Menggunakan uji Paired T-Test ** Menggunakan uji Wilcoxon Berdasarkan tabel II, nilai signifikansi kelompok kontrol untuk variabel

pengetahuan sebesar 0,403; variabel sikap 0,662; dan variabel tindakan 0,165 hal

ini berarti terdapat perbedaan pengetahuan, sikap, dan tindakan yang tidak

signifikan antara pretest dan posttest.

Pada kelompok leaflet nilai signifikansi untuk variabel pengetahuan

sebesar 0,000; variabel sikap 0,018; dan variabel tindakan 0,004 yang berarti

terdapat perbedaan pengetahuan, sikap, dan tindakan yang signifikan antara

pretest dan posttest.

Dari hasil perhitungan statistik untuk signifikansi (tabel II) menunjukkan

bahwa terjadi perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan yang signifikan setelah

pemberian leaflet. Sedangkan pada kelompok kontrol terjadi perubahan

pengetahuan, sikap, dan tindakan yang tidak signifikan.

Adanya perubahan perilaku responden pada setiap kelompok dapat berupa

perubahan peningkatan atau penurunan perilaku, yang dapat diketahui dari nilai

selisih rerata antara pretest dengan posttest. Selisih rerata pretest dan posttest

yang bernilai positif menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada responden

Page 68: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

48

berupa peningkatan perilaku, sedangkan selisih rerata pretest dan posttest yang

bernilai negatif menunjukkan perubahan berupa penurunan perilaku. Perubahan

yang diharapkan pada penelitian ini adalah peningkatan perilaku yang ditunjukkan

dengan nilai selisih rerata pretest dan posttest yang positif, perubahan nilai

tersebut menunjukkan bahwa intervensi leaflet yang dilakukan memberikan

pengaruh berupa peningkatan pada perilaku responden yang diukur melalui

perbedaan selisih nilai rerata.

Dari hasil selisih nilai rerata pretest dan posttest untuk kelompok kontrol

diperoleh hasil variabel pengetahuan sebesar (+0,13); variabel sikap (+0,03); dan

variabel tindakan (+0,23) hal ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan,

sikap, dan tindakan yang secara statistik tidak bermakna. Adanya peningkatan

pada pengetahuan, sikap, dan tindakan pada kelompok kontrol ini kemungkinan

disebabkan oleh banyaknya informasi mengenai swamedikasi maag yang saat ini

mudah untuk didapatkan contohnya dari televisi, radio, internet maupun koran.

Untuk responden yang mendapatkan intervensi leaflet selisih nilai rerata

pretest dan posttest untuk variabel pengetahuan yakni (+3,00); variabel sikap

(+1,50); dan variabel tindakan (+2,93), berarti terjadi peningkatan pengetahuan,

sikap, dan tindakan setelah pemberian edukasi leaflet yang secara statistik

bermakna. Hal ini dapat terjadi karena leaflet merupakan alat edukasi tertulis yang

dibuat semenarik mungkin sehingga responden memiliki antusias yang besar

untuk membaca, memahami, dan menerapkan isi leaflet tersebut dalam kehidupan

sehari-hari, kemudian jika responden lupa akan isi dari leaflet tersebut mereka

Page 69: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

49

dapat membacanya kembali sehingga edukasi yang mereka dapat tidak hilang dan

dapat mereka terapkan dalam kehidupannya.

Gambar 3. Selisih Rerata Pretest-Posttest pada Kelompok Kontrol dan Leaflet

Dari gambar 3, terlihat pada kelompok yang diberi intervensi leaflet

mengalami peningkatan perilaku baik untuk variabel pengetahuan, sikap, dan

tindakan yang secara statistik bermakna.

Untuk mengetahui efektifitas metode leaflet terhadap perubahan perilaku

swamedikasi ibu-ibu PKK, dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi

selisih posttest dan pretest antara kelompok kontrol dan kelompok leaflet. Nilai

signifikansi diperoleh dari uji Mann-Whitney atau Independent T-test.

Apabila nilai signifikansi yang diperoleh pada analisa data mempunyai

nilai signifikansi (p) >0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada variabel

perilaku yang tidak signifikan antara kelompok kontrol dan leaflet. Jika nilai

signifikansi (p) <0,05 maka menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada variabel

perilaku yang signifikan antara kelompok kontrol dan leaflet.

Page 70: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

50

Hasil perhitungan statistik untuk pengukuran signifikasi nilai selisih

posttest-pretest kelompok kontrol dan leaflet ditunjukkan pada tabel III.

Tabel III. Nilai Signifikansi Selisih Posttest-Pretest antara Kelompok Kontrol dan Leaflet

Kelompok Variabel p Posttest-Pretest Kontrol-Leaflet Pengetahuan 0,000

Sikap 0,002 Tindakan 0,022

Keterangan : Menggunakan uji Mann-Whitney Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

selisih antara posttest dan pretest antara kelompok kontrol dibandingkan dengan

kelompok leaflet untuk variabel pengetahuan 0,000; variabel sikap 0,002; dan

variabel tindakan 0,022 dimana ketiga variabel memiliki nilai signifikansi <0,05,

artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel pengetahuan, sikap, dan

tindakan antara kelompok kontrol dengan kelompok leaflet. Perubahan perilaku

ini merupakan pengaruh adanya intervensi yang diberikan yakni leaflet, jadi

pengetahuan, sikap, dan tindakan kelompok yang diberi intervensi leaflet lebih

meningkat secara signifikan daripada kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan dengan uji Mann-Whitney,

hasil selisih posttest dan pretest pengukuran peningkatan pengetahuan, sikap, dan

tindakan antara kelompok kontrol dengan kelompok leaflet menunjukkan

perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian edukasi leaflet

memberikan perbedaan perilaku yang signifikan pada responden. Dengan

demikian pemberian edukasi leaflet efektif untuk mempengaruhi perubahan

perilaku swamedikasi ibu-ibu PKK dusun Nglawisan kajian pengobatan maag

Page 71: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

51

dengan memberikan manfaat dimana terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan

tindakan yang secara statistik bermakna atau signifikan.

B. Efektivitas Metode Ceramah terhadap Perubahan

Perilaku Swamedikasi Ibu-Ibu PKK (Kajian Pengobatan Maag)

Selisih nilai rerata antara pretest dengan posttest pada setiap variabel

perilaku yang meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan dari setiap kelompok

dibandingkan untuk mengetahui apakah pemberian edukasi berupa ceramah

memberikan pengaruh terhadap perilaku responden. Analisis statistik yang

digunakan untuk melihat adanya pengaruh edukasi metode ceramah pada

penelitian ini yang dilihat dari nilai signifikansinya, yaitu dengan menggunakan

uji beda Paired T-test atau Wilcoxon untuk nilai pretest dan nilai posttest pada

setiap variabel yang diteliti. Taraf kepercayaan yang digunakan adalah 95%.

Langkah awal yang dilakukan untuk analisis statistik ini adalah pengujian

normalitas data dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk.

Hasil perhitungan statistik untuk uji signifikasi dan selisih nilai rerata

antara pretest dan posttest ditunjukkan dengan tabel IV.

Tabel IV. Uji Signifikansi dan Selisih Nilai Rerata antara Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol dan Ceramah Kelompok Variabel Pretest Posttest Selisih

Rerata p

Kontrol Pengetahuan 18,40 18,53 (+0,13) 0,403* Sikap 21,57 21,60 (+0,03) 0,662*

Tindakan 23,17 23,40 (+0,23) 0,165* Ceramah Pengetahuan 18,70 21,70 (+3,00) 0,000**

Sikap 22,00 22,87 (+0,87) 0,091** Tindakan 26,10 25,57 (-0,53) 0,473**

Keterangan:

Page 72: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

52

* Menggunakan uji Paired T-Test ** Menggunakan uji Wilcoxon Berdasarkan tabel IV, nilai signifikansi kelompok kontrol untuk variabel

pengetahuan sebesar 0,403; variabel sikap 0,662; dan variabel tindakan 0,165 hal

ini berarti terdapat perbedaan pengetahuan, sikap, dan tindakan yang tidak

signifikan antara pretest dan posttest.

Pada kelompok ceramah nilai signifikansi untuk variabel pengetahuan

sebesar 0,000 hal ini berarti terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan

antara pretest dan posttest. Sedangkan nilai signifikansi untuk variabel sikap

0,091 dan variabel tindakan 0,473, berarti terdapat perbedaan sikap dan tindakan

yang tidak signifikan antara pretest dan posttest.

Dari hasil perhitungan statistik untuk signifikansi (tabel IV) menunjukkan

bahwa pada kelompok intervensi ceramah terjadi perubahan pengetahuan yang

signifikan setelah pemberian ceramah, namun untuk variabel sikap dan tindakan

terjadi perubahan sikap dan tindakan yang tidak signifikan setelah pemberian

ceramah. Sedangkan pada kelompok kontrol terjadi perubahan pengetahuan,

sikap, dan tindakan yang tidak signifikan.

Adanya perubahan perilaku responden pada setiap kelompok dapat berupa

perubahan peningkatan atau penurunan perilaku, yang dapat diketahui dari nilai

selisih rerata antara pretest dengan posttest. Dari hasil selisih nilai rerata pretest

dan posttest untuk kelompok kontrol diperoleh hasil variabel pengetahuan sebesar

(+0,13); variabel sikap (+0,03); dan variabel tindakan (+0,23) hal ini

menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan yang secara

statistik tidak bermakna. Adanya peningkatan pada pengetahuan, sikap, dan

Page 73: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

53

tindakan pada kelompok kontrol ini kemungkinan disebabkan oleh banyaknya

informasi mengenai swamedikasi maag yang saat ini mudah untuk didapatkan

contohnya dari televisi, radio, internet maupun koran.

Sedangkan responden yang mendapatkan intervensi ceramah selisih nilai

rerata pretest dan posttest untuk variabel pengetahuan yakni (+3,00), berarti

terjadi peningkatan pengetahuan setelah pemberian edukasi ceramah yang secara

statistik bermakna, kemudian untuk variabel sikap yakni (+0,87), berarti terjadi

peningkatan sikap setelah pemberian edukasi ceramah namun secara statistik tidak

bermakna. Selanjutnya pada variabel tindakan terlihat nilai rerata pretest cukup

tinggi yakni 26,10 namun setelah pemberian ceramah nilai rerata posttest jadi

menurun yakni 25,57 sehingga selisih nilai rerata pretest dan posttest untuk

variabel tindakan bernilai negatif yakni (-0,53), berarti ada penurunan tindakan

namun secara statistik tidak bermakna. Hal ini terjadi karena untuk nilai pretest

saja sudah tinggi sehingga perubahan tindakan yang terjadi setelah pemberian

ceramah menjadi tidak bermakna secara statistik, nilai pretest yang tinggi untuk

variabel tindakan ini kemungkinan disebabkan karena ibu-ibu PKK pada

kelompok ceramah terlebih dahulu sudah mendapatkan informasi-informasi

tentang pengobatan maag sehingga tindakan mereka dalam pengobatan maag

sudah benar dan menyebabkan nilai pretest variabel tindakan tinggi. Sedangkan

nilai posttest berbeda tidak bermakna dengan nilai pretest-nya walau sudah

diberikan edukasi, hal ini karena dari awal ibu-ibu PKK pada kelompok ini sudah

melakukan tindakan pengobatan yang benar maka setelah edukasipun variabel

tindakan untuk pengobatan maag mengalami perbedaan namun tidak bermakna

Page 74: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

54

secara statistik. Sehingga perubahan tindakan yang terjadi antara pretest dan

posttest berbeda tidak bermakna.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa edukasi ceramah yang diberikan

cukup menarik, dan dapat dipahami sehingga memberikan manfaat dimana terjadi

peningkatan pengetahuan yang signifikan, namun adanya peningkatan sikap dan

penurunan tindakan yang tidak signifikan menunjukkan bahwa responden mampu

menerima pengetahuan yang didapatkannya namun kurang dapat menerapkan

dalam sikap dan tindakan sehari-hari.

Gambar 4. Selisih Rerata Pretest-Posttest pada Kelompok Kontrol dan Ceramah

Dari gambar 4 di atas, terlihat pada kelompok yang diberi intervensi

ceramah mengalami peningkatan pengetahuan yang bermakna secara statistik,

untuk variabel sikap juga mengalami peningkatan sedangkan variabel tindakan

menunjukkan adanya penurunan namun perubahan pada kedua variabel tersebut

tidak bermakna secara statistik, hal ini menunjukkan responden mampu menerima

pengetahuan yang didapatkannya namun tidak semua informasi dapat mereka

Page 75: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

55

ingat serta responden kurang dapat menerapkan dalam sikap dan tindakannya

sehari-hari. Selain itu kondisi pada saat ceramah diberikan kurang kondusif

sehingga responden kurang konsentrasi pada saat intervensi ceramah diberikan.

Untuk mengetahui efektifitas metode ceramah terhadap perubahan

perilaku swamedikasi ibu-ibu PKK, dilakukan dengan membandingkan nilai

signifikansi selisih posttest dan pretest antara kelompok kontrol dan kelompok

ceramah. Nilai signifikansi diperoleh dari uji Mann-Whitney atau Independent T-

test.

Hasil perhitungan statistik untuk pengukuran signifikasi nilai selisih

posttest-pretest kelompok kontrol dan ceramah ditunjukkan pada tabel V.

Tabel V. Nilai Signifikansi Selisih Posttest-Pretest antara Kelompok Kontrol dan Ceramah

Kelompok Variabel p Posttest-Pretest Kontrol-Ceramah Pengetahuan 0,000

Sikap 0,173Tindakan 0,043

Keterangan : Menggunakan uji Mann-Whitney

Berdasarkan dari data yang diperoleh dapat diketahui nilai signifikansi

selisih antara posttest dan pretest antara kelompok kontrol dibandingkan dengan

kelompok ceramah untuk variabel pengetahuan 0,000 dan variabel tindakan 0,043

dimana kedua variabel memiliki nilai signifikansi <0,05, artinya terdapat

perbedaan yang signifikan pada variabel pengetahuan dan tindakan antara

kelompok kontrol dengan kelompok ceramah perubahan ini merupakan pengaruh

adanya intervensi yang diberikan yakni ceramah, jadi pengetahuan dan tindakan

kelompok yang diberi intervensi ceramah lebih meningkat secara signifikan

Page 76: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

56

daripada kelompok kontrol. Namun untuk variabel sikap nilai signifikansinya

0,173 yakni >0,05, artinya terdapat perbedaan peningkatan variabel sikap yang

tidak signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok ceramah.

Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan dengan uji Mann-Whitney,

hasil selisih posttest dan pretest pengukuran peningkatan pengetahuan dan

tindakan antara kelompok kontrol dengan kelompok ceramah menunjukkan

perbedaan yang signifikan. Namun untuk variabel sikap menunjukkan adanya

perbedaan yang tidak signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok

ceramah. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian edukasi ceramah memberikan

perbedaan pengetahuan dan tindakan yang signifikan pada responden. Namun

untuk variabel sikap memberikan perbedaan yang tidak signifikan pada

responden. Dengan demikian intervensi ceramah efektif untuk mempengaruhi

perubahan pengetahuan dan tindakan swamedikasi ibu-ibu PKK dusun Nglawisan

kajian pengobatan maag, namun kurang efektif untuk mempengaruhi perubahan

sikap.

C. Metode yang Paling Efektif terhadap Perubahan Perilaku Swamedikasi

pada Ibu-Ibu PKK di Dusun Nglawisan (Kajian Pengobatan Maag)

Penelitian ini menggunakan dua kelompok eksperimen yang diberikan

intervensi berupa ceramah dan leaflet, serta satu kelompok kontrol yang tidak

diberi perlakuan apapun. Untuk mengetahui metode yang paling efektif terhadap

perubahan perilaku swamedikasi pada ibu-ibu PKK dapat diketahui dengan cara

membandingkan nilai signifikansi selisih posttest dengan pretest untuk tiap

Page 77: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

57

variabel. Nilai signifikansi diperoleh dari uji Mann-Whitney atau Independent T-

test antara kelompok leaflet dengan kelompok ceramah. Data yang berupa hasil

jawaban kuesioner pretest dan posttest diuji normalitasnya untuk menentukan

analisis selanjutnya.

Hasil perhitungan statistik untuk pengukuran signifikasi nilai selisih

posttes -pretest kelompok leaflet dan ceramah ditunjukkan pada tabel VI.

Tabel VI. Perbedaan Pengaruh Metode Ceramah dan Leaflet tentang Swamedikasi (Kajian Pengobatan Maag) terhadap Perubahan Perilaku

Kelompok Variabel p Posttest-Pretest Leaflet-Ceramah Pengetahuan 1,000*

Sikap 0,410* Tindakan 0,001**

Keterangan : * Menggunakan uji Independent T-Test ** Menggunakan uji Mann-Whitney Berdasarkan dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa nilai

signifikansi selisih antara posttest dan pretest antara kelompok intervensi leaflet

dibandingkan dengan kelompok intervensi ceramah untuk variabel pengetahuan

1,000 dan variabel sikap 0,410 dimana kedua variabel memiliki nilai signifikansi

>0,05, artinya terdapat perbedaan peningkatan yang tidak signifikan pada variabel

pengetahuan dan sikap antara kelompok intervensi leaflet dengan kelompok

intervensi ceramah. Sedangkan untuk variabel tindakan nilai signifikansinya 0,001

yakni <0,05, artinya terdapat perbedaan peningkatan variabel tindakan yang

signifikan antara kelompok intervensi leaflet dengan kelompok intervensi

ceramah.

Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan baik dengan uji Independent

T test ataupun uji Mann-Whitney, hasil selisih posttest dan pretest pengukuran

Page 78: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

58

peningkatan pengetahuan dan sikap antara kelompok leaflet dengan kelompok

ceramah menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara responden

yang diberi intervensi leaflet dengan responden yang diberi intervensi ceramah.

Namun untuk variabel tindakan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan

antara kelompok leaflet dengan kelompok ceramah. Hal ini menunjukkan bahwa

pemberian edukasi ceramah maupun leaflet memberikan perbedaan dalam hal

tindakan yang signifikan pada responden. Namun untuk variabel pengetahuan dan

sikap memberikan perbedaan yang tidak signifikan pada responden.

Dapat disimpulkan bahwa metode leaflet tidak lebih efektif dibandingkan

dengan metode ceramah terhadap perubahan pengetahuan dan sikap mengenai

swamedikasi kajian pengobatan maag. Namun untuk perubahan tindakan

menunjukkan bahwa metode leaflet lebih efektif daripada metode ceramah, karena

secara statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan antara tindakan yang

diberi intervensi leaflet dan ceramah. Kemudian dari gambar 5 terlihat bahwa nilai

selisih rerata posttest dan prestest untuk kelompok leaflet variabel tindakan

(+2,93) yang signifikan secara statistik dan pada kelompok ceramah variabel

tindakan (-0,53) yang tidak signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa

variabel tindakan pada metode leaflet mengalami peningkatan yang signifikan

antara pretest dan posttest, sedangkan pada metode ceramah variabel tindakan

mengalami peningkatan yang tidak signifikan antara pretest dan posttest.

Page 79: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

59

Gambar 5. Selisih Rerata Pretest-Posttest pada Kelompok Leaflet dan

Ceramah

Menurut Notoatmodjo (1993), proses edukasi dengan tulisan (leaflet)

mempunyai efektifitas yang lebih tinggi untuk mempresepsi bahan

edukasi/pengajaran daripada penyampaian edukasi yang hanya dengan kata-kata

seperti ceramah. Hal ini juga didukung dari penelitian para ahli bahwa indera yang

paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih

75% - 87% dari pengetahuan manusia diperoleh dari melalui mata. Sedangkan

13% - 25% lainnya tersalur melalui indera yang lain. Dari sini dapat disimpulkan

bahwa edukasi dengan tulisan (leaflet) lebih efektif dan mempermudah cara

penyampaian serta penerimaan informasi/edukasi daripada edukasi yang hanya

dengan kata-kata (ceramah), maka edukasi dengan tulisan lebih efektif untuk

perubahan perilaku seseorang daripada edukasi dengan kata-kata. Sehingga hasil

penelitian ini sesuai dengan teori tersebut karena berdasarkan uji statistik

menunjukkan bahwa metode leaflet lebih efektif daripada metode ceramah untuk

Page 80: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

60

perubahan tindakan. Namun untuk perubahan pengetahuan dan sikap metode

leaflet tidak lebih efektif daripada metode ceramah hal ini kemungkinan

disebabkan karena kedua metode edukasi yang diberikan pada responden sama-

sama mampu diterima dan dipahami oleh responden, serta mampu memberikan

pandangan hidup dan kecenderungan responden untuk melakukan tindakan

swamedikasi maag secara aman dan rasional. Sehingga untuk perubahan

pengetahuan dan sikap antara kelompok leaflet dan ceramah berbeda tidak

bermakna; kemungkinan kedua responden pada kelompok ceramah dari awal

sebelum diberikannya edukasi sudah memiliki pengetahuan dan sikap dalam

melakukan swamedikasi maag dengan benar yang bisa mereka dapatkan dari

media cetak maupun media elektronik sehingga metode leaflet tidak bisa lebih

efektif daripada metode ceramah karena perubahan pengetahuan dan sikap antara

metode leaflet dan ceramah secara statistik tidak bermakna.

Page 81: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pemberian edukasi kesehatan berupa leaflet efektif untuk mempengaruhi

perubahan perilaku swamedikasi ibu-ibu PKK dusun Nglawisan kajian

pengobatan maag.

2. Pemberian edukasi kesehatan berupa ceramah efektif untuk mempengaruhi

perubahan pengetahuan dan tindakan swamedikasi ibu-ibu PKK dusun Nglawisan

kajian pengobatan maag namun kurang efektif untuk mempengaruhi perubahan

sikap swamedikasi ibu-ibu PKK.

3. Metode leaflet tidak lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah untuk

perubahan pengetahuan dan sikap mengenai swamedikasi kajian pengobatan

maag. Namun untuk perubahan tindakan menunjukkan bahwa metode leaflet lebih

efektif daripada metode ceramah.

B. Saran

1. Penelitian yang serupa dapat dilakukan dengan menambahkan satu kelompok

perlakuan lagi yakni kelompok yang diberi edukasi kesehatan dengan ceramah

kemudian disertai dengan pemberian leaflet, sehingga dapat diketahui

keefektifannya dibanding dengan kelompok perlakuan yang hanya diberi edukasi

berupa leaflet saja atau ceramah saja, selain itu juga perlu dibandingkan dengan

61

Page 82: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

62

karakteristik responden seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis

pekerjaannya.

2. Situasi dan kondisi saat pemberian edukasi baik leaflet maupun ceramah dibuat

semaksimal mungkin agar diperoleh hasil yang maksimal setelah pemberian

edukasi. Penerangan pada tempat yang akan digunakan untuk pemberian edukasi

dan pengisian pretest maupun posttest harus cukup terang, besar ruangan harus

disesuaikan antara luas dengan jumlah respondennya agar tidak terlalu sempit

ataupun terlalu lebar.

3. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan jangka waktu antara pretest dengan

posttest lebih lama yakni dua atau tiga bulan sehingga jangka waktu pengamatan

pun menjadi lebih panjang agar didapatkan gambaran perubahan perilaku yang

akan terjadi pada responden bila waktu antara pretest dan posttest lebih lama.

4. Setelah penelitian selesai dilaksanakan sebaiknya diadakan program

pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan tentunya di bidang farmasi sesuai

dengan kajian penelitian yang dilakukan contohnya menciptakan kader-kader di

tempat penelitian tersebut untuk diberikan pengarahan tentang cara mendesain

sebuah leaflet yang baik dan selanjutnya dapat digunakan untuk promosi

kesehatan maupun pemberian edukasi kesehatan.

Page 83: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

63

DAFTAR PUSTAKA

Arifa, A.D., 2008, Uji Efek Antiulcer Infusa Umbi Talas (Calocasia esculentum Schott) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar, http://etd.eprints.ums.ac.id/3374/1/K100040224.pdf, diakses tanggal 30 Maret 2010.

Azwar, S., 2005, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi 2, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta, pp. 3-10, 20-39, 139-145. Badan POM RI, 2008, IONI Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan

POM RI, Jakarta, pp.35-39. Binfar Depkes, 2008, Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Memilih Obat

dengan Metode CBIA, http://www.ikatanapotekerindonesia.net/berita-farmasi/22-berita-farmasi/593-peningkatan-pengetahuan-dan-keterampilan-memilih-obat-dengan-metode-cbia.html.pdf, diakses tanggal 30 Maret 2010.

Covington, T.R., 2000, Self Care and Non Prescription Pharmacotherapy, in

Allen, L.V., Berardi, R.R., Desimone, E.M., Engle, J.P., Popovich, N.G., Rosenthal, W.N., Tietze, K.J., (Eds), Handbook of Non Prescription Drugs, edisi 12, AphA, Washington D.C, pp. 4-10.

Dahlan, S., 2009, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 4, Salemba

Medika, Jakarta, pp. 45-50, 60, 66,70. Depkes, 1983, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.2380/A/SK/VI/1983 Tentang Tanda Khusus untuk Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Depkes, 1993, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.917/MENKES/PER/X/1993 Tentang Wajib Daftar Obat Jadi, Pasal 1 ayat 1-3, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Depkes, 2006, Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas,

http://www.binfar.depkes.go.id/data/files/1203426275_PEDOMAN%20OBAT%20BEBAS%20DAN%20BEBAS%20TERBATAS.pdf, diakses tanggal 30 Maret 2010.

Dharmmesta, B.S., dan Handoko, H., 2000, Manajemen Pemasaran Analisis

Perilaku Konsumen, Edisi 1, BPFE, Yogyakarta, pp. 25-54. Donatus, I.A., 1997, Kajian Terhadap Kerasionalan Produk Obat Salesma yang

Beredar di Pasaran, Simposium Nasional Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, pp. 1-3.

Page 84: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

64

Holt, G.A. and Hall, E.L., 1990, “The Pros and Cons of Self-medication”,

Journal of Pharmacy Technology, September/Oktober: 213-218. Irma, 2008, Mengobati Sakit Maag Di Rumah, http://irma.web.ugm.ac.id/wp-

content/medica1.pdf, diakses tanggal 30 Maret 2010. Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Golman, M.P., Lance, L.L., 2003, Drug Information

Handbook, 11th ed, AphA, Canada, pp.68-69. Lazarus, V., Tsechkovski, M., and Tarakova, I., 2002, Health Action in the North

Caucasus, Russia Office of the Director General in the Russian Federation 28, http://www.euro.who.int/emergencies, diakses tanggal 25 Maret 2010.

Notoatmodjo, S., 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, pp. 40-47, 55-99. Prabaningrum, N., 2009, Pengaruh Edukasi terhadap Aspek Perilaku Swamedikasi

(Common Cold) pada Kader-Kader Kesehatan di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Pratiknya, A.W., 2003, Dasar–Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan, Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, pp. 20. Pribadi, E. T., 2010, Media Promosi Kesehatan Gagasan Baru Media Promosi

Kesehatan, http://www.scribd.com/doc/19502605/Red-Camarade-Gagasan-Media-Promosi-Kesehatan, diakses tanggal 9 Desember 2010.

Price, S. A., dan Wilson, L. M., 1984, Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses

Penyakit, edisi 2, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 264-269. Riwidikdo, H., 2009, Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi

Program R dan SPSS, Pustaka Rihama, Yogyakarta, pp. 148-149, 153-155. Sarwono, S., 1997, Sosiologi Kesehatan: Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya,

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, pp. 54-78. Saryono, 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula,

Mitra Cendekia Press, Yogyakarta, pp. 123. Soebroto, J.B., Ghozali, A., Yuliati, E., 2001, Rancang Bangun Alat Pembuat

Model Peraga Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Untuk Meningkatkan Jangkauan/Kuantitas dan Efektivitas Penyuluhan Deteksi Dini Kanker Payudara di Masyarakat, Jurnal Asosiasi Politeknik Indonesia, Vol II, No. 3.

Page 85: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

65

Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, pp. 74. Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, J.I., Adnyana, I.K., Setiadi, A.P., Kusnandar,

2008, ISO Farmakoterapi, ISFI, Jakarta, pp.434-436. Supardi, S dan Notosiswoyo, M., 2005, Pengobatan Sendiri Sakit Kepala,

Demam, Batuk, dan Pilek pada Masyarakat di Desa Ciwalen, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa barat, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.III, Agustus 2005, pp. 134-144.

WHO, 1998, The Role of the Pharmacist in Self-Care and Self-Medication,

http://apps.who.int/medicinedocs/pdf/whozip32e/whozip32e.pdf, diakses tanggal 25 Maret 2010.

Widiastuti, V.S., 2009, Pengaruh Edukasi terhadap Aspek Perilaku Swamedikasi

(Common Cold) pada Ibu-Ibu Non Kader Kesehatan di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Wikidict, 2010, Lambung,

http://www.wikidict.de/en/toplist/id/Lambung?tab=pics, diakses tanggal 25 Maret 2010.

Page 86: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

66

 

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner pretest dan posttest yang digunakan untuk penelitian 1. Nama : 2. Umur : …………tahun Berilah tanda silang ( X ) untuk jawaban dari pernyataan yang Anda anggap paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Keterangan SS : sangat setuju S : setuju N : netral TS : tidak setuju STS : sangat tidak setuju No Pernyataan Jawaban

Bagian Pengetahuan 1 Pengobatan sendiri adalah pemilihan

dan pengobatan dengan obat (obat bebas dan obat bebas terbatas), atau obat tradisional untuk mengatasi penyakit ringan tanpa bantuan tenaga medis.

SS S N TS STS

2 a. Diare dapat diobati sendiri dengan minum obat atau obat tradisional

SS S N TS STS

b. Maag dapat diobati sendiri dengan minum obat atau obat tradisional

SS S N TS STS

c. Susah buang air besar dapat diobati sendiri dengan minum obat atau obat tradisional

SS S N TS STS

3 a. Gejala dari diare adalah feses cair, frekuensi lebih dari tiga kali dalam sehari, dan nyeri perut.

SS S N TS STS

b. Gejala dari maag adalah mual kadang disertai muntah, perut kembung, rasa nyeri atau pedih serta rasa panas pada ulu hati dan dada meskipun baru saja selesai makan

SS S N TS STS

c. Gejala dari susah buang air besar adalah pengeluaran feses yang padat dan frekuensinya kurang dari biasanya

SS S N TS STS

4 a. Saya tidak mengerti kandungan zat aktif apa saja yang dapat menyembuhkan diare.

SS S N TS STS

b. Saya tidak mengerti kandungan obat apa yang dapat menyembuhkan maag.

SS S N TS STS

Page 87: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

67

 

c. Saya tidak mengerti kandungan obat apa yang dapat menyembuhkan susah buang air besar.

SS S N TS STS

5 Saya kurang memahami apa yang dimaksud dengan indikasi

SS S N TS STS

6 Saya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan kontraindikasi

SS S N TS STS

No Pernyataan Jawaban Bagian Sikap

7 a. Saya akan pergi ke dokter bila saya mengalami diare ringan

SS S N TS STS

b. Saya akan pergi ke dokter bila saya mengalami maag ringan

SS S N TS STS

c. Saya akan pergi ke dokter bila saya mengalami susah buang air besar

SS S N TS STS

8 Biaya mengobati sendiri lebih murah daripada periksa ke dokter

SS S N TS STS

9 Membaca aturan pakai dan cara penggunaan pada kemasan obat hanya membuang waktu

SS S N TS STS

10 a. Mengkonsumsi obat diare tidak sesuai dengan dosis dan aturan pakai pada kemasan obat

SS S N TS STS

b. Saya minum obat penetral asam lambung tidak selalu sesuai dengan dosis dan aturan pakai yang dianjurkan

SS S N TS STS

c. Saya mengkonsumsi obat pencahar tidak sesuai dengan dosis dan aturan pakai yang terdapat pada kemasan obat

SS S N TS STS

11 a. Saya akan minum oralit dan obat yang mengandung attapulgit ketika diare

SS S N TS STS

b. Ketika saya maag, saya akan minum obat maag yang mengandung penetral asam lambung

SS S N TS STS

c. Saya akan minum obat pencahar yang mengandung Bisakodil ketika susah buang air besar

SS S N TS STS

12 a. Saya tidak yakin diare akan sembuh tanpa ke dokter

SS S N TS STS

b. Saya tidak yakin maag akan sembuh tanpa ke dokter

SS S N TS STS

c. Saya tidak yakin susah buang air besar akan sembuh tanpa ke dokter

SS S N TS STS

Page 88: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

68

 

No Pernyataan Jawaban Bagian tindakan

13 a. Saya menggunakan obat diare berdasarkan pengalaman masa lalu tanpa mempertimbangkan jenis diare yang saya derita

SS S N TS STS

b. Saya menggunakan obat penetral asam lambung berdasarkan pengalaman masa lalu tanpa mempertimbangkan jenis maag yang saya derita

SS S N TS STS

c. Saya menggunakan obat pencahar berdasarkan pengalaman masa lalu tanpa mempertimbangkan jenis susah buang air besar yang saya derita

SS S N TS STS

14 a. Sebelum mengonsumsi obat diare saya selalu melihat kandungan dan kegunaan obat yang tertera pada kemasan

SS S N TS STS

b. Sebelum mengonsumsi obat penetral asam lambung saya selalu melihat kandungan dan kegunaan obat yang tertera pada kemasan

SS S N TS STS

c. Sebelum mengonsumsi obat pencahar saya selalu melihat kandungan dan kegunaan obat yang tertera pada kemasan

SS S N TS STS

15 a. Sebelum mengonsumsi obat diare saya selalu melihat aturan pakai yang tertera pada kemasan

SS S N TS STS

b. Sebelum mengonsumsi obat maag saya selalu melihat aturan pakai yang tertera pada kemasan

SS S N TS STS

c. Sebelum mengonsumsi obat pencahar saya selalu melihat aturan pakai yang tertera pada kemasan

SS S N TS STS

16 a. Sebelum mengonsumsi obat diare saya selalu melihat efek samping dan peringatan yang tertera pada kemasan

SS S N TS STS

b. Sebelum mengonsumsi obat maag saya selalu melihat efek samping dan peringatan yang tertera pada kemasan

SS S N TS STS

c. Sebelum mengonsumsi obat pencahar saya selalu melihat efek

SS S N TS STS

Page 89: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

69

 

samping dan peringatan yang tertera pada kemasan

17 a. Saat saya sakit diare, saya tidak pernah minum obat

SS S N TS STS

b. Saat saya sakit maag, saya tidak pernah minum obat

SS S N TS STS

c. Saat saya susah buang air besar, saya tidak pernah minum obat

SS S N TS STS

18 Agar cepat sembuh, saya selalu minum obat melebihi dosis yang dianjurkan

SS S N TS STS

Keterangan :

: kuesioner kajian pengobatan maag

Page 90: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

70

 

Lampiran 2. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner

a. Uji validitas

Item Pertanyaan

Hasil korelasi dengan variabel y

Keterangan

1 0.59011611 Valid 2 0.36661453 Valid 3 0.32092116 Valid 4 0.45327188 Valid 5 0.49933571 Valid 6 0.53796610 Valid 7 0.36600207 Valid 8 0.45225395 Valid 9 0.27064411 Tidak valid 10 0.43767551 Valid 11 0.16739750 Tidak valid 12 0.37400536 Valid 13 0.49110948 Valid14 0.48008740 Valid 15 0.38241243 Valid 16 0.31874681 Valid 17 -0.04716943 Tidak valid 18 0.03503919 Tidak valid 19 -0.25105027 Tidak valid 20 0.18109904 Tidak valid 21 0.34261409 Valid 22 0.66723408 Valid 23 0.49305919 Valid 24 0.50609776 Valid 25 0.37166726 Valid 26 0.51386245 Valid 27 0.09143242 Tidak valid

Keterangan : (r) Product Moment yang digunakan pada penelitian yakni untuk n (40) dengan

: taraf signifikansi 0,05 maka r adalah 0,312.

Page 91: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

71

 

b. Uji reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.722 21

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 146.0500 221.844 .514 .711

Item2 146.2000 224.933 .278 .717

Item3 145.9500 226.715 .244 .719

Item4 146.5000 222.256 .395 .713

Item5 147.5500 214.510 .486 .704

Item6 147.5500 210.510 .563 .698

Item7 146.6750 216.840 .390 .708

Item8 147.3750 211.420 .533 .700

Item9 146.3500 224.387 .267 .717

Item10 146.4250 221.892 .318 .714

Item11 146.0500 221.126 .487 .711

Item12 146.1750 221.379 .476 .711

Item13 146.4000 226.708 .256 .719

Item14 146.4000 226.195 .246 .718

Item15 146.9500 220.510 .332 .713

Item16 146.2500 215.321 .689 .702

Item17 145.9250 222.533 .461 .713

Item18 146.0500 222.305 .527 .712

Item19 146.3000 224.318 .293 .716

Item20 145.7750 221.974 .495 .712

Jumlah 75.1000 57.938 1.000 .792

Page 92: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

72

 

Lampiran 3. Data diri responden kelompok kontrol dan kelompok perlakuan a. Kelompok kontrol

No Nama Umur (tahun) 1 S 47 2 SN 39 3 B 47 4 SW 43 5 M 37 6 A 26 7 S 45 8 SN 26 9 L 30 10 W 40 11 Y 33 12 S 32 13 R 47 14 M 40 15 IS 30 16 S 40 17 K 38 18 AN 45 19 ANC 28 20 SWY 28 21 BA 48 22 NF 27 23 K 22 24 SYT 40 25 PH 30 26 H 35 27 SK 43 28 K 43 29 T 31 30 M 42 Rata-rata umur 37

Page 93: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

73

 

b. Kelompok leaflet No Nama Umur (tahun) 1 Z 30 2 K 55 3 J 28 4 S 40 5 W 45 6 KR 25 7 SR 42 8 PJ 43 9 RO 30 10 WT 32 11 RK 41 12 SY 40 13 SI 50 14 ZT 30 15 IQ 34 16 RH 50 17 RB 23 18 KD 43 19 ST 50 20 SO 20 21 YY 32 22 RF 30 23 SF 36 24 NJ 25 25 SD 42 26 ES 42 27 SY 40 28 RH 42 29 YN 37 30 ZD 40 Rata-rata umur 37

Page 94: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

74

 

c. Kelompok ceramah No Nama Umur (tahun) 1 ZF 25 2 SF 36 3 WZ 23 4 S 36 5 SL 47 6 R 21 7 URA 34 8 SM 32 9 SR 40 10 RK 40 11 P 27 12 SH 35 13 SK 25 14 SM 34 15 ST 50 16 SM 51 17 ST 39 18 T 44 19 J 44 20 SN 45 21 SP 41 22 SFY 50 23 SW 50 24 E 34 25 SMY 50 26 RSW 32 27 PM 54 28 SKT 33 29 G 35 30 GY 35 Rata-rata umur 38

Page 95: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

75

 

Lampiran 4. Hasil uji chi-square untuk karakteristik umur responden

Kelompok * Mean Crosstabulation

Mean

Total 36.7333 37.2333 38.0667

Kelompok Kontrol Count 1 0 0 1

Expected Count .3 .3 .3 1.0

Leaflet Count 0 1 0 1

Expected Count .3 .3 .3 1.0

Ceramah Count 0 0 1 1

Expected Count .3 .3 .3 1.0

Total Count 1 1 1 3

Expected Count 1.0 1.0 1.0 3.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 6.000 4 .199

Likelihood Ratio 6.592 4 .159

Linear-by-Linear Association 1.959 1 .162

N of Valid Cases 3

Page 96: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

76

 

Lampiran 5. Uji signifikansi efektivitas metode leaflet dan ceramah terhadap

perubahan perilaku tentang swamedikasi ibu-ibu PKK (kajian pengobatan maag)

a. Kelompok kontrol

1) Variabel pengetahuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Pretest_Pengetahuan_Kontr

ol .113 30 .200* .953 30 .207

Posttest_Pengetahuan_Kont

rol .097 30 .200* .962 30 .349

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Uji Paired T-test

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Pretest_Pengetahua

n_Kontrol -

Posttest_Pengetahu

an_Kontrol

-.13333 .86037 .15708 -.45460 .18793 -.849 29 .403

2) Variabel Sikap

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Pretest_Sikap_Kontrol .128 30 .200* .958 30 .273

Posttest_Sikap_Kontrol .150 30 .082 .952 30 .194

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 97: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

77

 

Uji Paired T-test Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Pretest_Sikap_Kontr

ol -

Posttest_Sikap_Kont

rol

-.03333 .41384 .07556 -.18786 .12120 -.441 29 .662

3) Variabel Tindakan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Pretest_Tindakan_Kontrol .117 30 .200* .954 30 .215

Posttest_Tindakan_Kontrol .144 30 .115 .941 30 .098

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Uji Paired T-test

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Pretest_Tindakan_K

ontrol -

Posttest_Tindakan_

Kontrol

-.23333 .89763 .16388 -.56852 .10185 -1.424 29 .165

Page 98: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

78

 

b. Kelompok intervensi leaflet

1) Variabel pengetahuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Pretest_Pengetahuan_Leafle

t .158 30 .053 .943 30 .108

Posttest_Pengetahuan_Leafl

et .127 30 .200* .964 30 .399

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Uji Paired T-test

Paired Samples Test

Paired Differences

t Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Pretest_Pengetahua

n_Leaflet -

Posttest_Pengetahu

an_Leaflet

-

3.00000 3.49384 .63788 -4.30462 -1.69538 -4.703 29 .000

2) Variabel Sikap

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest_Sikap_Leaflet .153 30 .070 .934 30 .063

Posttest_Sikap_Leaflet .143 30 .122 .948 30 .148

a. Lilliefors Significance Correction

Page 99: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

79

 

Uji Paired T-test

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Pretest_Sikap_Leafl

et -

Posttest_Sikap_Leafl

et

-

1.50000 3.27740 .59837 -2.72380 -.27620 -2.507 29 .018

3) Variabel Tindakan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Pretest_Tindakan_Leaflet .145 30 .109 .911 30 .016

Posttest_Tindakan_Leaflet .170 30 .027 .926 30 .038

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Wilcoxon

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Posttest_Tindakan_Leaflet -

Pretest_Tindakan_Leaflet

Negative Ranks 3a 5.00 15.00

Positive Ranks 14b 9.86 138.00

Ties 13c

Total 30

a. Posttest_Tindakan_Leaflet < Pretest_Tindakan_Leaflet

b. Posttest_Tindakan_Leaflet > Pretest_Tindakan_Leaflet

c. Posttest_Tindakan_Leaflet = Pretest_Tindakan_Leaflet

Page 100: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

80

 

Test Statisticsb

Posttest_Tindak

an_Leaflet -

Pretest_Tindaka

n_Leaflet

Z -2.915a

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

c. Kelompok intervensi ceramah

1) Variabel pengetahuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Pretest_Pengetahuan_Cera

mah .196 30 .005 .922 30 .030

Posttest_Pengetahuan_Cera

mah .128 30 .200* .945 30 .122

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Uji Wilcoxon

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Posttest_Pengetahuan_Cera

mah -

Pretest_Pengetahuan_Cera

mah

Negative Ranks 5a 8.70 43.50

Positive Ranks 24b 16.31 391.50

Ties 1c

Total 30

Page 101: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

81

 

a. Posttest_Pengetahuan_Ceramah < Pretest_Pengetahuan_Ceramah

b. Posttest_Pengetahuan_Ceramah > Pretest_Pengetahuan_Ceramah

c. Posttest_Pengetahuan_Ceramah = Pretest_Pengetahuan_Ceramah

Test Statisticsb

Posttest_Penget

ahuan_Ceramah

-

Pretest_Pengeta

huan_Ceramah

Z -3.777a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

2) Variabel Sikap

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Pretest_Sikap_Ceramah .125 30 .200* .934 30 .062

Posttest_Sikap_Ceramah .163 30 .040 .925 30 .037

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Uji Wilcoxon

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Posttest_Sikap_Ceramah -

Pretest_Sikap_Ceramah

Negative Ranks 7a 8.57 60.00

Positive Ranks 13b 11.54 150.00

Ties 10c

Total 30

Page 102: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

82

 

a. Posttest_Sikap_Ceramah < Pretest_Sikap_Ceramah

b. Posttest_Sikap_Ceramah > Pretest_Sikap_Ceramah

c. Posttest_Sikap_Ceramah = Pretest_Sikap_Ceramah

Test Statisticsb

Posttest_Sikap_Ceramah -

Pretest_Sikap_Ceramah

Z -1.689a

Asymp. Sig. (2-tailed) .091a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test

3) Variabel Tindakan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Pretest_Tindakan_Ceramah .237 30 .000 .855 30 .001

Posttest_Tindakan_Ceramah .128 30 .200* .934 30 .062 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Uji Wilcoxon

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Posttest_Tindakan_Ceramah

-

Pretest_Tindakan_Ceramah

Negative Ranks 17a 11.12 189.00

Positive Ranks 8b 17.00 136.00

Ties 5c

Total 30 a. Posttest_Tindakan_Ceramah < Pretest_Tindakan_Ceramah b. Posttest_Tindakan_Ceramah > Pretest_Tindakan_Ceramah c. Posttest_Tindakan_Ceramah = Pretest_Tindakan_Ceramah

Page 103: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

83

 

Test Statisticsb

Posttest_Tindakan_Ceramah -

Pretest_Tindakan_Ceramah

Z -.718a

Asymp. Sig. (2-tailed) .473a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test Lampiran 6. Nilai signifikansi selisih posttest-pretest antara kelompok kontrol dan leaflet a. Pengetahuan

Tests of Normality

Kelompo

k

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Selisih_Pengetahuan kontrol .295 30 .000 .865 30 .001

leaflet .117 30 .200* .968 30 .480

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Uji Mann-Whitney

Ranks

Kelompo

k N Mean Rank Sum of Ranks

Selisih_Pengetahuan kontrol 30 22.58 677.50

leaflet 30 38.42 1152.50

Total 60 Test Statisticsa

Selisih_Pengetahuan

Mann-Whitney U 212.500Wilcoxon W 677.500Z -3.578Asymp. Sig. (2-tailed) .000a. Grouping Variable: Kelompok

Page 104: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

84

 

b. Sikap

Tests of Normality

Kelompo

k

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Selisih_Sikap kontrol .432 30 .000 .571 30 .000

leaflet .157 30 .057 .952 30 .191

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Mann-Whitney

Ranks

Kelompo

k N Mean Rank Sum of Ranks

Selisih_Sikap kontrol 30 24.15 724.50

leaflet 30 36.85 1105.50

Total 60 Test Statisticsa

Selisih_Sikap

Mann-Whitney U 259.500

Wilcoxon W 724.500

Z -3.061

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

a. Grouping Variable: Kelompok

c. Tindakan

Tests of Normality

Kelompo

k

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Page 105: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

85

 

Selisih_Tindakan kontrol .369 30 .000 .772 30 .000

leaflet .262 30 .000 .870 30 .002

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Mann-Whitney

Ranks

Kelompo

k N Mean Rank Sum of Ranks

Selisih_Tindakan kontrol 30 25.75 772.50

leaflet 30 35.25 1057.50

Total 60

Test Statisticsa

Selisih_Tindakan

Mann-Whitney U 307.500

Wilcoxon W 772.500

Z -2.289

Asymp. Sig. (2-tailed) .022

a. Grouping Variable: Kelompok

Lampiran 7. Nilai signifikansi selisih posttest-pretest antara kelompok kontrol dan ceramah a. Pengetahuan

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Selisih_Pengetahuan kontrol .295 30 .000 .865 30 .001

ceramah .100 30 .200* .974 30 .660

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 106: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

86

 

Uji Mann-Whitney

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Selisih_Pengetahuan kontrol 30 21.52 645.50

ceramah 30 39.48 1184.50

Total 60

Test Statisticsa

Selisih_Pengeta

huan

Mann-Whitney U 180.500

Wilcoxon W 645.500

Z -4.052

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Sikap

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Selisih_Sikap kontrol .432 30 .000 .571 30 .000

ceramah .197 30 .004 .940 30 .089

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Mann-Whitney

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Selisih_Sikap kontrol 30 27.75 832.50

ceramah 30 33.25 997.50

Total 60

Page 107: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

87

 

Test Statisticsa

Selisih_Sikap

Mann-Whitney U 367.500Wilcoxon W 832.500Z -1.364Asymp. Sig. (2-tailed) .173a. Grouping Variable: Kelompok

c. Tindakan

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Selisih_Tindakan kontrol .369 30 .000 .772 30 .000

ceramah .164 30 .039 .928 30 .043

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Mann-Whitney

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Selisih_Tindakan kontrol 30 34.90 1047.00

ceramah 30 26.10 783.00

Total 60

Test Statisticsa

Selisih_Tindakan

Mann-Whitney U 318.000

Wilcoxon W 783.000

Z -2.027

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a. Grouping Variable: Kelompok

Page 108: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

88

 

Lampiran 8. Perbedaan pengaruh metode ceramah dan leaflet tentang swamedikasi (kajian pengobatan maag) terhadap perubahan perilaku Selisih nilai pretest-posttest a. Pengetahuan

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Selisih_Pengetahuan Leaflet .117 30 .200* .968 30 .480

ceramah .100 30 .200* .974 30 .660

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Uji Independent T-test

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std. Error

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Selisih_Penge

tahuan

Equal variances

assumed .140 .710 .000 58 1.000 .00000 .87494 -1.75138 1.75138

Equal variances

not assumed

.000

57.77

01.000 .00000 .87494 -1.75153 1.75153

b. Sikap

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Selisih_Sikap leaflet .157 30 .057 .952 30 .191

ceramah .197 30 .004 .940 30 .089

a. Lilliefors Significance Correction

Page 109: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

89

 

Uji Independent T-test

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Selisih_Si

kap

Equal variances

assumed .515 .476 .830 58 .410 .63333 .76336 -.89470 2.16137

Equal variances

not assumed

.830 55.113 .410 .63333 .76336 -.89641 2.16307

c. Tindakan

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Selisih_Tindakan Leaflet .262 30 .000 .870 30 .002

Ceramah .164 30 .039 .928 30 .043

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Mann-Whitney

Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Selisih_Tindakan Leaflet 30 37.68 1130.50

Ceramah 30 23.32 699.50

Total 60

Test Statisticsa

Selisih_Tindakan

Mann-Whitney U 234.500Wilcoxon W 699.500Z -3.238Asymp. Sig. (2-tailed) .001a. Grouping Variable: Kelompok

Page 110: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

90

 

Lampiran 9. Leaflet yang diberikan pada saat penelitian

Page 111: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

91

 

Lampiran 10. Materi yang disampaikan saat ceramah

 

 

 

Page 112: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

92

 

Page 113: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

93

 

Lampiran 11. Laporan kependudukan kecamatan Muntilan Januari 2010

Page 114: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

94

 

Lampiran 12. Surat-surat ijin penelitian

a. Surat ijin penelitian dan pengambilan data dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma

 

Page 115: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

95

 

b Surat ijin penelitian dari Sekretariat Daerah Istimewa Yogyakarta

 

Page 116: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

96

 

c. Surat rekomendasi survey/riset dari Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, Badan

Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat

 

Page 117: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

97

 

 

Page 118: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

98

 

d. Surat ijin penelitian dari Pemerintah Kabupaten Magelang, Badan Kesatuan Bangsa,

Politik, dan Penanggulangan Bencana

 

 

Page 119: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

99

 

e. Surat ijin penelitian dari Pemerintah Kabupaten Magelang, Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu

Page 120: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

100

 

Lampiran 13. Foto-foto kelompok kontrol dan kelompok perlakuan a. Kelompok kontrol

Page 121: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

101

 

Page 122: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

102

 

b. Kelompok leaflet

Page 123: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

103

 

Page 124: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

104

 

c. Kelompok ceramah

Page 125: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

105

 

Page 126: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

106

 

Page 127: PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET …

107

 

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Perbedaan Pengaruh Pemberian Ceramah dan Leaflet pada Perilaku Swamedikasi Ibu-Ibu PKK di Dusun Nglawisan Desa Tamanagung Kecamatan Muntilan (Kajian Pengobatan Maag)” memiliki nama lengkap Eva Kristina, merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Hartanto dan Sri Hartati yang dilahirkan di Magelang, pada tanggal 10 Januari 1989. Riwayat pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain : TK Theresiana Muntilan pada tahun 1993-1995, SD Santo Yoseph Muntilan pada tahun 1995-2001, SLTP Marganingsih Muntilan pada tahun 2001-2004, SMU Stella Duce I Yogyakarta pada tahun 2004-2007. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

pada tahun 2007 hingga dapat selesai pada tahun 2011.