PERFORMANCE JOURNAL

22
MELA Y U p-ISSN 2656-0232 e-ISSN 2656-3509 Postgraduate Program Indonesia Institute of The Arts Padangpanjang ARTS AND PERFORMANCE JOURN A L MAPJ Volume 02 Nomor 1 Halaman 1 - 136 Edisi April 2019 p-ISSN 2656-0232 e-ISSN 2656-3509

Transcript of PERFORMANCE JOURNAL

Page 1: PERFORMANCE JOURNAL

MELAY U

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509Postgraduate Program Indonesia Institute of The Arts Padangpanjang

ARTS ANDPERFORMANCE

JOURNAL

MAPJ Volume 02 Nomor 1 Halaman1 - 136 EdisiApril 2019 p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Page 2: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

PelindungProf. Dr. Novesar Jamarun, M.S.(Rektor ISI Padangpanjang)Penanggung JawabDr. Asril, S.S.Kar.,M.Hum. (ISI Padangpanjang)Ketua PenyuntingDr. Sahrul N, S.S.,M.Si. (ISI Padangpanjang)

Sekretaris PenyuntingDr. Marta Rosa, S.Sn.,M.Hum. (ISI Padangpanjang)EditorDr. Andar Indra Sastra, S.Sn.,M.Hum. (ISI Padangpanjang)Dr. Wilma Sriwulan, M.Hum. (ISI Padangpanjang)Dr. Arthur S Nalan, S.Sen.,M.Hum. (ISBI Bandung)Prof. Dr. Yasraf Amir Piliang (ITB Bandung)Dr. Dr. G. R. Lono Simatupang, MA (UGM Yogyakarta)

Tata Letak dan Desain GrafisAnin DittoSekretariatYesi NoviyantiRahmadhaniEka DeswiraZumardiNurul FatmaBudi Setiawan

Alamat RedaksiGedung Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia PadangpanjangJalan Bahder Johan No.35 Padang Panjang 27128 Sumatera baratTelp. (0752) 82077, 082218140922, email: redaksimapj@isi-padangpanjang.ac.idwww.journal.isi-padangpanjang.ac.idIlustrasi cover depan:Gambar 1 dari artikel Taufik Robiansyah (Kiri atas), Gambar 10 dari artikel Misradona (Kanan atas),Gambar 4 dari artikel Lovia Triyuliani (Tengah bawah),

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang i

Page 3: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Vol. 2, No. 1, April 20191. Payah Lalok: Komposisi Musik Aleatoric dalam Format Orkestra. Anggra Dinata,Asep Saepul Haris, Martarosa (Halaman 1-14)2. Menggali Falsafah Hidop Orang Basudara dari Melodi Bakubae (Perdamaian) –Lagu Gandong di Maluku. Dewi Tika Lestari (Halaman 15-25)3. Ideologi Capaian Estetik dalam Pertunjukan Teater Muhammad Kafrawi. FitriRahmah, Andar Indra Sastra, Sahrul N (Halaman 26-38)4. Perubahan Teks Pasambahan dari Ritual Adat ke Pertunjukan Tari PenyambutanTamu. Jonni (Halaman 39-50)5. Komposisi Bakonsi Ate Kowo. Kharisma, Rafiloza, Andar Indra Sastra(Halaman 51-60)6. Mutualisme Sebuah Karya Tari Yang Terispirasi dari Fenomena Sosial MasyarakatPengguna Jamban di Muara Bungo. Lovia Triyuliani, Susas Rita Loravianti,Zainal Warhat (Halaman 61-73)7. Makna Simbolis Tari Alang Suntiang Baringin di Nagari Simawang KabupatenTanah Datar. Misradona, Erlinda, Wilma Sriwulan(Halaman 74-89)8. Hibriditas Lagu Pop Daerah Jambi dalam Album Jambi Kreasi Baru. RanggaSonata Weri, Asril, Martarosa (Halaman 90-103)9. About The Festival “Sharq Taronalari” in Samarkand. ShomurotovaMokhichekhra (Halaman 104-108)10. Keberadaan Tari Barabah Mandi pada Masyarakat Jorong Sungai Dadok Kena-garian Kototinggi Kecatan Gunung Omeh Kabupaten Limapuluh Kota. TaufikRobiansyah, Erlinda, Rasmida (Halaman 109-118)11. History Of Uzbek Makom. Ulasheva (Halaman 119-123)12. Tubuh Sebagai Dialektika Peristiwa dalam Pertunjukan Kamar Mandi Kita KaryaYusril Katil Ditinjau dari Simiotika. Yhovy Hendrica Sri Utami, Sahrul N, RostaMinawati (Halaman 124-136)13. `Perkembangan Kesenian Warak Dugder Di Kota Semarang Melalui ApropriasiBudaya. Rr. Paramitha Dyah Fitriasari dan Maharani Hares Kaeksi(Halaman 137-148)

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang ii

Page 4: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang 73

Page 5: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang 74

MAKNA SIMBOLIS TARI ALANG SUNTIANG BARINGINDI NAGARI SIMAWANG KABUPATEN TANAH DATAR

Misradona, Erlinda, Wilma SriwulanPengkajian Seni Tari, Program PascasarjanaInstitute Seni Indonesia Padangpanjan, IndonesiaEmail: [email protected] HP +62 823-8633-4851ABSTRAKTari Alang Suntiang Baringin merupakan salah satu kesenian yang tumbuh danberkembang di Nagari Simawang, didukung beberapa orang penari dan pengiring musik.Gerak tari Alang Suntiang Baringin terinspirasi dari aktivitas masyarakat yang sehari-harinya ritunitas dalam kehidupan bertani, sehingga lahirlah gerak-gerak tari seputaraktivitas pertanian seperti: gerak mamangkua, manambak pamatang, malunyah,

mananam padi, manyiang, mambanda sawah, manyabik padi, mairiak, sipak jarami,maangin padi, manjujuang padi, alang babega, babuai, malangkah masuak, sambah awal,mambasuah piriang, manjujuang nasi, malenggang, manyubarang batang aia, sambahtutup, dan gerak langkah pulang. Tari Alang Suntiang Baringin ini diiringi olehsekelompok alat musik yang terdiri dari talempong, gendang, dan tamborin. Tujuanpenelitian ini adalah mengungkapkan makna simbolis dari gerak-gerak yang terdapatpada tari Alang Suntiang Baringin. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif,pengumpulan data dilakukan melalui observasi dengan melakukan pengamatanterhadap pertunjukan tari Alang Suntiang Baringin, wawancara, serta dokumentasi baikaudio maupun audio visual. Penelitian ini dianalisis dengan teori makna oleh Susanne K.Langer.Kata kunci: Tari Alang Suntiang Baringin, Makna Simbolis,

ABSTRACT

Alang Suntiang Baringin dance is one of the arts that grows and develops inSimawang village, supported by several dancers and music accompaniments. The moves ofAlang Suntiang Baringin dance are inspired from community activities that their dailyroutine related closely to farming such as mamangkua (hoeing) movement, manambakpamatang, malunyah, mananam padi, manyiang, mambanda sawah, manyabik padi,mairiak, sipak jarami, maangin padi, manjujuang padi, alang babega, babuai, malangkahmasuak, sambah awal (initial greeting), mambasuah piriang, manjujuang nasi (bringingthe rice by putting it on the top of the head, malenggang, manyubarang batang aia(crossing the creek), sambah tutup (final greeting), and the step of returning home. Thisdance is accompanied by several musical instruments namely talempong, gandang andtambourine. The purpose of this study is to reveal the symbolic meaning of the movementsfound in Alang Suntiang Baringin dance. The method used was a qualitative method; itsdata collection was done through observation toward the performances of Alang SuntiangBaringin dance, interview done with handlers and dancers along with some Nagari

Page 6: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang 75

Simawang people, and documentation whether in audio or visual. This research wasanalyzed by using the theory of meaning by Susanne K. Langer.

Keywords: Alang Suntiang Baringin Dance, Symbolic Meaning, Simawang village

1. PENDAHULUANNagari Simawang merupakansalah satu Nagari yang terletak di Ka-bupaten Tanah Datar Provinsi SumateraBarat. Nagari ini memiliki beragambentuk kesenian, salah satunya tariAlang Suntiang Baringin. Tari AlangSuntiang Baringin hidup dan ber-kembang di masyarakat Jorong PiliangBendang Kecamatan Rambatan. TariAlang Suntiang Baringin merupakansalah satu seni pertunjukan tradisimasyarakat Nagari Simawang. Tarian initerinspirasi dari seekor elang (Min:alang) yang hinggap di dahan beringin(Min: baringin), dahan beringin tersebutdihiasi dengan daun-daun beringin yangrimbun berbentuk seperti sunting (Min:suntiang, suatu perhiasan yang dile-takkan di kepala mempelai wanita Mi-nangkabau), sehingga tarian ini diberinama tari Alang Suntiang Baringin. TariAlang Suntiang Baringin diciptakan olehPuti Godang dan Puti Bungsu, yaitu duaorang perempuan yang sehari-harinyabekerja sebagai petani.Tarian ini menggunakan propertipiring dan gegek. Piring yang dimaksudadalah piring yang digunakan untukmakan sehari-hari, dan gegek yaitu kulitkemiri yang telah dikeringkan dandilobangi sesuai ukuran jari telunjukpenari, sehingga jika diketuk ke piringsesuai dengan irama tarian akan me-nimbulkan suara-suara yang menarik.

Dalam perkembangannya tari AlangSuntiang Baringin dilengkapi denganbeberapa atraksi, seperti atraksi menaridan tidur di atas paku. Berdasarkanperkembangan tersebut maka tentuproperty tari pun bertambah denganpaku. Paku yang digunakan untukatraksi tersebut berukuran 10 cm yangditancapkan sejajar ke papan yangberukuran 75 x 30 cm dengan polalingkaran. Penari yang berjumlah ganjilyang terdiri dari lima atau tujuh orangpenari akan melakukan atraksi di ataspaku tersebut. Properti paku sebagaisetting sangat mendukung terhadapkeberlangsungan pertunjukan.Gerak tari Alang Suntiang Ba-ringin ditata berdasarkan kepada gerakdari kegiatan sehari-hari masyarakatsetempat yang rutinitas dalam kehi-dupan bertani. Gerak sehari-hari diantaranya: gerak mambasuah piriang(mencuci piring), menjujung nasi(menyunggi nasi), malenggang (meleng-gang), manyubarang batang aia (menye-berang batang air), dan sebagainya.Sementara gerak bertani di antaranya,gerak mamangkua (mencangkul), ma-nambak pamatang (menambak pema-tang), mananam padi (menanam padi),dan sebagainya.Gerakan-gerakan tari Alang Sun-tiang Baringin tersebut mempunyaimakna-makna tertentu yang disampai-kan melalui bahasa gerak. Seperti yang

Page 7: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang 76

dijelaskan Bloomfied bahwa maknaadalah suatu bentuk kebahasaan yangharus dianalisis dalam batas-batasunsur penting, ia muncul dalam situasidimana penutur mengujarnya(2000:23). Terkait dengan hal tersebutbahwa makna merupakan hubunganantara bahasa dengan bahasa luar yangdisepakati bersama oleh pemakai ba-hasa sehingga saling dimengerti. Ber-kaitan dengan pendapat tersebut tarisesungguhnya juga bahasa yang meng-gunakan media tubuh melalui geraksebagai alat komunikasi. Inilah yangmenjadi fokus dalam tulisan ini, yaituuntuk mengkaji bagaimana makna sim-bolis yang terdapat pada gerak-geraktari Alang Suntiang Baringin di NagariSimawang.2. STUDI LITERATURStudi Literature dalam penelitianini dilakukan terhadap penelitian-pene-litian terdahulu sehubungan denganfokus penelitian ini, di antaranyasebagai berikut.Tesis Wirma Surya (2011) ber-judul “Tari Piring Pandai Sikek SebuahTinjauan Pewarisan”. Tulisan ini mem-bahas bentuk tari Piring Pandai Sikek,fungsinya dalam masyarakat, serta sis-tem pewarisannya. Tari Piring PandaiSikek adalah salah satu dari sekianbanyak tari Piring di Sumatera Baratyang memiliki ciri khas yang unik danmenarik. Tarian ini menggunakan pro-perti piring yang berukuran besar yangpenggunaannya dalam tarian memer-lukan keahlian khusus agar piring itutidak terlepas. Dalam tari tersebutterdapat juga atraksi menari di atas

piring secara utuh dan juga piring-piringyang sudah pecah. Penari membutuhkankonsentrasi secara utuh agar ia tidakjatuh dan piring yang utuh di injakpuntidak pecah, serta kaki penari pun tidakterluka. Sama halnya dengan tari AlangSuntiang Baringin yang penulis telitijuga menggunakan piring yang ber-ukuran besar, penari juga akan meng-injak piring secara utuh. Perbedaannyadengan tari Piring Pandai Sikek adalahadanya atraksi menari di atas paku.Kedua tarian tersebut juga terdapatsebuah tarian yang mengkombinasikanantara seni tari, akrobatik dan unsurmistik. Tesis yang ditulis oleh ErnidaKadir (1998), berjudul “Misteri Di BalikPertunjukan Tari Piring di Atas Kaca diDesa Andaleh Sumatera Barat”. Ciri khastari Piring Andaleh yaitu masyarakatnyasangat percaya dengan animistik, per-caya terhadap dukun ataupun pawang.Jadi untuk pertunjukan menari piring diatas pecahan kaca dengan cara mengisibatin penari agar dapat melakukanatraksi untuk menari di atas pecahankaca. Sama halnya dengan tari AlangSuntiang Baringin di Nagari Simawangyang penulis teliti, bahwa masyarakat didaerah ini hingga saat sekarang masihpercaya dengan kepercayaan animistikdan juga percaya terhadap pawang. Olehsebab itu, sehari sebelum pertunjukantari dilaksanakan akan dilakukan ritualpengisian batin kepada para penari.Tulisan Ernida Kadir ini menjadi sangatberharga bagi penulis, karena daritulisan inilah penulis banyak men-dapatkan pemahaman dan informasi

Page 8: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang 77

tentang kepercayaan animistik dan pe-ran pawing dalam tarian sejenis.Tesis lainnya ditulis oleh SeptriMizliati (2013), berjudul “Makna Sim-bolis Tari Andung Dalam Upacara AdatNundang Padi Di desa Selali KecamatanPino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan”.Tesis ini membahas makna simbolis tariAndung pada upacara adat nundang padidi Desa Selali Kecamatan Pino RayaKabupaten Bengkulu Selatan. Samahalnya dengan tari Alang SuntiangBaringin dalam tulisan ini, juga mem-bahas tentang makna simbolik. Tetapihasil kajiannya tentu saja berbeda,karena dilihat dari aspek kemunculantari dan makna tari di kedua masyarakattersebut tentulah amat berbeda.Tesis Mhike Suryanti (2018),berjudul “Makna Simbolis Tari SikapurSirih Sebagai Tari Penyambutan TamuDi Kota Jambi”. Tesis ini membahasmakna simbolis tari sekapur sirih diantaranya makna gerak tari sekapursirih, makna busana, makna properti,makna musik pengiring, dan lainsebagainya yang berhubungan denganmakna simbolis yang terdapat pada tarisekapur sirih. Tulisan ini juga mem-bahas tentang makna simbolik seba-gaimana kajian yang dilakukan terhadaptari Alang Suntiang Baringin.Memperhatikan studi literatur diatas, walaupun ada beberapa tulisanterdahulu yang juga meneliti tentangmakna simbolis sebuah tarian, namunbelum ditemui adanya penelitian ter-dahulu tersebut yang mempunyai objekdan judul yang sama dengan penelitianini. Dengan demikian, objek penelitianini memiliki tingkat orisinalitas yang

dapat dipertanggung jawabkan secarailmiah.3. MetodePenelitian ini menggunakan me-tode etnografi, adalah suatu aliran da-lam ilmu antropologi yang berartitulisan atau laporan tentang suatu sukubangsa, yang ditulis oleh seorang an-tropolog atas hasil penelitian lapangan(field work) selama sekian bulan, atausekian tahun. Penelitian antropologisuntuk menghasilkan laporan tersebutbegitu khas, sehingga kemudian istilahetnografi juga digunakan untuk meng-acu pada metode penelitian untukmenghasilkan laporan tersebut(Spradley, 1997: xv).Metode etnografi ini berkembangterus, mulai dari asal mula etnografiyang berkaitan dengan asal usul ilmuantropologi; berkembang menjadi etno-grafi modern yang muncul pada dasa-warsa 1915-1925, dipelopori oleh ARRadcliffe-Brown dan B. Malinowski;kemudian berkembang lagi menjadietnografi baru, yang bersumber daricognitive anthropology, atau ethno-science, atau etnografi baru (Spradley,1997: xvi-xix).Etnografi modern, memusatkanperhatian pada bentuk sosial dan bu-daya masyarakat yang dibangun dandideskripsikan melalui analisis dannalar sang peneliti. Struktur social danbudaya yang dideskripsikan adalahstruktur sosial dan budaya masyarakattersebut menurut interpretasi sangpeneliti (Amri Marzali dalam Spradley,1997: xix). Dalam etnografi baru, bentuksocial dan budaya masyarakat tersebut

Page 9: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang 78

dianggap merupakan susunan yang adadalam pikiran (mind) anggota masya-rakat tersebut. Maka tugas penelitiadalah mengoreknya keluar dari dalampikiran mereka. (Amri Marzali dalamSpradley, 1997: xix).Melalui metode etnografi ini,peneliti berusaha mendeskripsikan ben-tuk social dan budaya masyarakatNagari Simawang Kabupaten TanahDatar yang dihadirkan dalam tari AlangSuntiang Baringin. Gerak-gerak tariAlang Suntiang Baringin diteliti, dilihatsimbolnya, dan kemudian ditafsirkanmaknanya menurut interpretasi peneliti.Oleh sebab itu, untuk memperoleh datapenelitian seringkali melibatkan penga-matan yang luas terhadap kelompok tariAlang Suntiang Baringin. Seringkalimelalui pengamatan partisipan, dimanapeneliti menenggelamkan diri dalamkehidupan sehari-hari bersama kelom-pok tersebut, mengamati, mewawan-carai para partisipan dan terjun dalamkehidupan mereka (Lihat juga John W.Creswell, 2015: 125). Sebagai suatuproses dan riset dari metode etnografiini, dihasilkan tulisan tentang MaknaSimbolis Tari Alang Suntiang Baringin DiNagari Simawang Kabupaten TanahDatar.4. Hasil dan Pembahasan4.1 Pertunjukan Tari Alang SuntiangBaringinPertunjukan Tari Alang Suntiang

Baringin yang dimaksud dalam tulisanini, dipertunjukkan dalam rangkaianproses perkawinan masyarakat NagariSimawang. Adapun tata cara adat dalamupacara perkawinan di Nagari Sim-

awang yaitu: maminang atau timbangtando (meminang); rapek sumando(rapat yang dilakukan oleh urangsumando (orang semenda), adalah se-luruh suami yang ada di rumah tersebut;maanta lamang dan maanta dulang(mengantar lemang dan dulang); akadnikah; dan malam bainai.Malam bainai yaitu suatu peris-tiwa yang dihadiri oleh pemuda danpemudi serta kerabat dekat bagi keluar-ga mempelai. Malam bainai dilaksana-kan satu malam sebelum pesta per-kawinan, dan di malam yang sama(waktu yang sama) ini terjadi beberapaperistiwa lain di antaranya: mendeko-rasi kamar penganten perempuan, de-korasi pentas, dan memasak.Acara mendekorasi kamar danbainai dibantu oleh pemudi besertakerabat-kerabat perempuan mempelai.Dekorasi yang dilakukan di dalamrumah seperti menghias kamar pengan-ten, membantu membuat lap tangan daritisu, dan memasang inai. Acara men-dekorasi pentas dilakukan oleh parapemuda. Pada malam yang sama umum-nya ibuk-ibuk tetangga serta kerabatdekat datang beramai-ramai ke rumahmempelai untuk membantu memasakdan menyediakan hidangan untuk acarapesta perkawinan besoknya. Meskipunpemuda-pemudi melakukan dekorasi didalam rumah tetapi sebahagian daripemudi juga ikut untuk membantumasak-memasak di dapur. Tradisi iniselalu dilakukan oleh masyarakat diNagari Simawang. Jadi, dalam waktuyang sama terjadilah beberapa kegiatansekaligus, seperti gambar di bawah ini:

Page 10: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang 79

Gambar 1. Dokorasi Dan Bainai(Dokumentasi: Misradona, 2019)

Gambar 2.Memasak untuk Persiapan Pesta Perkawinan(Dokumentasi: Misradona, 2019)Pertunjukan tari Alang SuntiangBaringin juga ditampilkan pada malam

bainai ini. Tujuannya agar dapatmenghibur tamu-tamu dan masyarakatyang ikut berpartisipasi membantusegala keperluan pesta pada malam itu,yaitu tamu-tamu yang membantumainai, mendekorasi kamar penganten,mendekorasi pentas, masak-memasak,dan sebagainya. Pertunjukan tari AlangSuntiang Baringin umumnya ditontonoleh tamu-tamu jauh dan juga bagi ibuk-ibuk yang lanjut usia. Meskipundemikian, bagi pemuda dan pemudiyang tidak bekerja mereka juga ikutserta untuk menyaksikan pertunjukantari Alang Suntiang Baringin.

Gambar 3.Penampilan Tari Alang Suntiang Baringinpada Malam Bainai(Dokumentasi: Misradona, 2018)4.2 Elemen-elemen Tari Alang Sunti-ang BaringinSoedarsono juga menjelaskanelemen-elemen dasar yang mem-bentuk lahirnya sebuah tari diantaranya: gerak, kostum, penari,musik, rias, properti, pola lantai dantempat pertunjukan (1977: 15).Elemen-elemen yang terdapat padatari Alang Suntiang Baringin terdiriatas: gerak tari, tata rias dan tatabusana, penari, musik pengiring tari,properti tari, tempat dan waktupertunjukan. Masing-masing elementari Alang Suntiang Baringin ter-sebut akan dijelaskan sebagaiberikut.4.2.1 PenariTari Alang Suntiang Baringinpada umumnya ditarikan oleh pe-nari laki-laki dan perempuan yangberjumlah lima hingga tujuh orang,salah seorang penari berperansebagai pawang. Tarian ini ditarikanoleh laki-laki, namun penariperempuan tidak punya keberanianuntuk menari di atas paku, karenapertunjukan tari Alang SuntiangBaringin ada demonstrasi yang

Page 11: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang 80

membahayakan seperti, menginjakpaku dan tidur di atas paku(Maendah, wawancara tanggal 16Mei 2017) Seperti yang terlihatpada gambar di bawah ini.

Gambar 4. Demonstrasi Tidur diAtas Paku dan Menginjak Paku(Dokumentasi: Misradona, 2016)4.2.2 KostumPenampilan tari tidak hanyaterfokus kepada penari, gerak, danmusik saja, tetapi kostum jugatermasuk bagian terpenting dalampertunjukan tari. Kostum dapatmengemukakan keselarasan dankeseimbangan sehingga dapatmenghasilkan keindahan (MudjiSutrisno dan Chirst Verhaak,1993:32). Melalui pertunjukan tariAlang Suntiang Baringin juga dapatdilihat keselarasan dan keseim-bangan ketika menggunakan kos-tum celana galembong, baju gun-tiang cino, songket dan destar.Keselarasan dan keseimbangannyadilihat dari sesuai atau tidaknyadengan gerak tari tersebut. Kostumyang dipakai pada tari AlangSuntiang Baringin ini berwarnakuning, karena warna kuning me-miliki kecerahan di saat pertun-jukan di malam hari. Seperti yangterlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 5.Busana Penari yang Terdiri dari:1.Baju Guntiang Cino;2. Celana Galembong; 3. Songket; dan 4. Destar(Dokumentasi: Misradona, 2016)4.2.3 Musik PengiringKehadiran musik pengiringtari Alang Suntiang Baringin seiringdengan terciptanya tari tersebut.Berdasarkan informasi dari Sudir-man bahwa musik pengiring tarialang suntiang baringin diciptakanoleh Rajo Lelo dan Sutan RajoLabiah, musik tersebut diberi namamusik goa tari Alang SuintiangBaringin diajarkan kepada Sudir-man dan hingga sekarang Sudirmanlah yang membawakan musik pengi-ring tari tersebut dengan anakkemanakannya (wawancara denganSudirman, 23 Juni 2016).Musik tari Alang SuntiangBaringin menggunakan musikekster-nal sebagai pengiring tari.Musik pengiring tari Alang SuntiangBaringin di antaranya: Talempong,Gendang dan Tamborin, seperti yangterlihat pada gambar di bawah ini.

Page 12: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang 81

Gambar 6.1.Talempong, 2.Tendang, 3.Tamborin(Dokumentasi: Misradona, 23 maret 2016)4.2.4 GerakGerak tari Alang SuntiangBaringin terinspirasi dari kegiatansehari-hari dan kegiatan bertanimasyarakat Nagari Simawang. Ge-rak sehari-hari diantaranya, mencu-ci piring, manjujuang nasi, berang-kat ke sawah, menyebrangi sungaidan bertani. Gerak bertani dianta-ranya, mencangkul sawah hinggamemanen padi. Gerak yang terdapatdalam tari Alang Suntiang Baringindiantaranya: gerak Malangkah Ma-suak, gerak Sambah Awal, gerakMambasuah Piriang, gerak Manju-juang Nasi, gerak Malenggang, gerakManyubarang Batang Aia, gerakMamangkua, gerak Manambak Pa-matang, gerak Malunyah, gerakMananam padi, gerak Manyiang,gerak Mambanda Sawah, gerakManyabik padi, gerak Mairiak, gerakSipak Jarami, gerak Maangin padi,gerak Manjujuang padi, gerak AlangBabega, gerak Babuai, gerak Sambahtutup dan gerak langkah pulang.Gerak-gerak tersebut di atasdiolah atau ditata oleh penata

sehingga menjadi sebuah tari. Ma-syarakat Nagari Simawang menama-kan tari tersebut dengan tari AlangSuntiang Baringin. Sesuai denganpendapat M. Hawkinns yang diter-jemahkan oleh Y. Sumandiyo Hadibahwa, tari sebagai sebuah senikomunikatif menggunakan geraksebagai materinya, tetapi gerakdalam tari berbeda dengan gerakmaknawi sehari-hari, gerak taritelah mengalami perombakan atauperpindahan dari yang wantah dandirobah menjadi seni. (SumandiyoHadi, 2003:3)

4.3 Makna Simbolis pada Gerak TariAlang Suntiang BaringinTari Alang Suntiang Baringindimaknai sebagai kebiasaan masyarakatdalam kehidupan sehari-hari dan ber-tani. Selain dari itu tari Alang Suntiang

Baringin juga dimaknai sebagai ung-kapan rasa syukur untuk penyambutanpanen padi sesuai dengan normal-normal, dan etika pada masyarakatNagari Simawang. Penggarapan tariAlang Suntiang Baringin terkait dengannilai, norma dan adat kebiasaan yangberlaku di tengah masyarakat. Inilahyang melatarbelakangi tari Alang Sun-tiang Baringin yang kemudian diku-kuhkan sebagai tarian untuk mengung-kapkan rasa syukur di saat panen padidalam masyarakat Nagari Simawang.Adapun tarian ini dapat dianalisissebagai perwujudan prilaku masyarakatyang mengandung nilai, norma, danetika yang berlaku pada masyarakatNagari Simawang.

Page 13: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang 82

4.3.1 Nilai-nilai dalam TariAlang Suntiang BaringinMemaknai sebuah simbolkarya seni tidak bisa dilepaskan darinilai yang terkandung dalam karyaseni tersebut. Membahas persoalanseni akan berkaitan dengan penga-laman seni dan nilai-nilai seni. Senimerupakan bagian dari kebudayaan.Kebudayaan adalah perilaku yangdipelajari secara sosial dan ditrans-misikan dalam bentuk ide, nilai-nilai, norma-norma, dan keyakinan.Nilai sebagai salah satu unsur dasarpembentukan orientasi budaya, nilaimelibatkan konsep budaya yangmenganggap sesuatu itu sebagaibaik atau buruk (Alo Liliweri,2014:55).Tari Alang Suntiang Baringindisepakati oleh masyarakat NagariSimawang sebagai suatu bentukkepantasan dalam penyambutanrasa syukur saat panen padi. Nilaidalam tari Alang Suntiang Baringinsebagai salah satu karya seni adalahmemberi pedoman bagi perilakumasyarakat Simawang, dengan de-mikian nilai-nilai rasa syukur ter-hadap rejeki yang diberikan Tuhanterhadap masyarakat Nagari Sima-wang kearah yang lebih baik.4.3.2 Etika dalam Tari Alang

Suntiang BaringinEtika adalah kode prilaku,kode yang membimbing manusiauntuk memutuskan apa yang salahdan apa yang benar dalam keadaantertentu. Prinsip seperti ini jugadikenal sebagai moral yang

merupakan hasil dari evaluasi ma-nusia (Alo Liliweri, 2014:78). Ber-dasarkan pemahaman di atas dapatdisimpulkan bahwa etika adalahstandarisasi dari nilai. Ketikamanusia tidak tidak menempatkanetika pada posisinya, maka tidak adaperilaku manusia atau masyarakatyang dapat dikategorikan sebagaisesuatu yang baik dan buruk.Terkait dengan tari AlangSuntiang Baringin sebagai tari yangdijadikan penyambutan rasa syukurpanen padi, hal tersebut terkaitdengan etika yang berlaku padamasyarakat Nagari Simawang. Se-tiap manusia dan kelompok masya-rakat memiliki nilai-nilai dan etikasehingga setiap perilakunya dipan-du oleh nilai dan etika yang berlakupada lingkungan masyarakatnya.4.3.3 Norma dalam Tari Alang Sun-

tiang BaringinNorma adalah cara yang da-pat diterima dan diharapkan semuaorang agar dapat berperilaku dalamsituasi sosial tertentu. Konsep ten-tang norma mirip dengan konseptentang nilai, namun norma berbedadari individu ke individu dan darimasyarakat ke masyarakat lainnya.Nilai merupakan panduan umumuntuk perilaku, sedangkan normamerupakan aturan yang sangatspesifik yang mengatur perilakudalam situasi tertentu. MenurutOxford Dictionary, norma adalahstandar atau model prilaku sebagaiprinsip yang dijadikan pedoman danpembimbing prilaku atas tindakan

Page 14: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang 83

yang benar dan dapat mengikatprilaku pada sekelompok masyara-kat (1965:79).Pandangan di atas membim-bing untuk memahami norma seba-gai suatu keyakinan kelompok ma-syarakat tentang bagaimana harusbersikap dalam konteks tertentu.Relevasi pemahaman terhadap nor-ma dengan kajian tari persembahansebagai tari rasa syukur adalahkeyakinan masyarakat Simawangterhadap Tuhan Yang Maha Esa.4.3.4 Makna Tari Alang Sun-tiang BaringinApa yang diungkap dari tari

Alang Suntiang Baringin adalahseperangkat simbol yang dikomu-nikasikan kepada penonton ataumenikmat dalam acara syukurpanen padi. Komunikasi terjadimanakala penikmat memahamimakna yang terkandung dibaliksimbol. Penonton dituntut berfikiruntuk menafsirkan apa yang dilihat,didengar, dan ditanggapi tentangsebuah pertunjukan.Menurut definisi simbol yangbiasa berlaku, suatu karya seni tidakseharusnya digolongkan sebagaisimbol semata, tetapi definisi yangumum tersebut merupakan nilai-nilai yang paling pokok, yaitu maknadari simbol tersebut. Makna adalahsebuah wahana tanda yang meru-pakan satuan cultural yang dipera-gakan oleh media-media tanda laintentang relasi di antara objek yangdiacu (Susanne K. Langer,1988:134). Tari Alang Suntiang Ba-

ringin mengungkapkan simbol-sim-bol, dan simbol-simbol tersebutdapat dimaknai melalui gerak,property, serta musik pengiringnya.4.4 Makna dalam Gerak Tari AlangSuntiang BaringinMakna akan terbangun jika se-buah objek memiliki nilai, karena tanpanilai sesuatu objek tidak akan bermakna.Agus Sachari lebih khusus menekankanbahwa seni adalah ungkapan atauperwujudan dari nilai-nilai, dalam senifakta-fakta kongkret terjadi sedemikianrupa sehingga dapat membangun nilai-nilai (Agus Sachari, 2002:98). Daripandangan tersebut terlihat bahwa diantara makna dan nilai tidak dapatdipisahkan, keduanya saling memper-kuat yang akan dapat membangunkeutuhan suatu karya seni sehinggabernilai estetis.Gerak tari adalah gerakan-gera-kan yang ditata dengan memperhatikanunsur ruang, waktu, etika, dan didukungoleh irama (Soedarsono dalam Surya-wati, 2018: 45). Gerak pada tari AlangSuntiang Baringin berangkat dari gerak-gerak petani yang sedang mengolahsawah. Gerak mengolah sawah ditataatau diperhalus menjadi sebuah gerakyang memiliki unsur ruang, waktu, dandidukung oleh irama. Gerak-gerak ter-sebut disusun dan menjadi sebuah ta-rian yang indah, selain dari itu gerak-gerak tersebut juga dikombinasikandengan gerak elang yang melayang-layang di udara dan juga dari gerak-gerak petani di tengah sawah sepertimencuci piring.

Page 15: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang 84

Gerak dalam tari Alang SuntiangBaringin sebagai tarian rasa syukur disaat panen padi juga mengandungberbagai makna. Sumandiyo Hadi men-jelaskan bahwa ada bermacam-macamgerak tarian yang mengandung makna-makna tertentu, seperti gerakan ge-mulai, gerakan patah-patah, dan gera-kan dinamis. Masing-masing gerakantersebut menyampaikan maksud danmakna tertentu, gerak tari yang gemulaimenggambarkan sifat yang sopan, halusdan lemah lembut (2003:3). Demikianjuga dengan tari Alang Suntiang Ba-ringin, tarian ini mempunyai beberapagerak yang terinspirasi dari rasa syukurdi saat panen padi. Gerakan tari tersebutterdiri dari: 1) gerak sambah; 2) gerakmancuci piriang; 3) gerak mamangkua;4) gerak malunyah; 5) gerak mananampadi; 6) gerak manyabik padi; 7) gerakmairiak; 8) gerak alang babega. Masing-masing gerakan tari tersebut memilikisimbol dan makna pada setiap geraknya,dan satu persatu akan di analisis sepertiberikut.4.4.1 Gerak Sambah

Sambah atau sembah adalahcara bagi seseorang untuk menun-jukkan rasa hormat kepada tamu-tamu atau orang-orang yang diang-gapnya penting. Sembah pada geraktari Alang Suntiang Baringin yaitupenyampaian penghormatan, makadari itu gerak sambah bertujuansebagai penghormatan kepadaniniak mamak dan tamu-tamu yangdatang menghadiri pertunjukan tariAlang Suntiang Baringin. Geraksambah pada tari Alang Suntiang

Baringin dapat menyampaikan mak-na sebagai penghormatan kepadatamu-tamu dengan pesan yangdisampaikan melalui gerak terlihatdi bawah ini yang menukukkan ke-pala dan menyusun jari yang se-puluh:

Gambar 7. Pose Gerak Sambah(Dokumentasi: Misradona, 2018)Gerak sambah ini lazim dila-kukan dalam beberapa tari Minang.Gerakan sambah dalam tari AlangSuntiang Baringin ini memiliki mak-na untuk sembah syukur kepadaAllah Subhanallah wa ta’ala dan jugapermohonan maaf kepada parapenonton yang menyaksikan tarianini supaya terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa merusak ataumembuat tidak berjalan denganbaiknya pertunjukan tari ini.4.4.2 Gerak Mambasuah PiriangGerak mambasuah piriang;

mambasuah dalam bahasa Minangsama artinya dengan kata mencuci(Ind.); sedangkan piriang yangdimaksud yaitu piring. Jadi katamambasuah piriang sama artinyadengan mencuci piring. Gerak mam-basuah piriang dalam tari AlangSuntiang Baringin merupakan gera-

Page 16: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang 85

kan yang ditirukan dari kebiasaanorang yang sedang mencuci piring,dan diolah menjadi sebuah tarianyang ritmis dan indah. Makna pesanyang disampaikan dalam gerakmambasuah piriang adalah kebiasa-an dalam hal kebersihan dalamrumah tangga dan juga seringterjadi di saat bertani. Dalam hal inimenggambarkan begitu pentingnyakebersihan seperti mencuci piringyang mana piring yang biasa kitagunakan untuk makan dan alat yangselalu digunakan untuk kebutuhansehari-hari yang seharusnya selaludalam keadaan bersih saat digu-nakan. Maka dari itu Ismat Ayubmenjelaskan bahwa tari ini yangmenggambarkan kebiasaan masya-rakat sehari-hari yang berhubungandengan kehidupannya di dalamrumah tangga dan salah satunyatidak terlepas dari piring. Olehsebab itu piring merupakan salahsatu alat yang merupakan kreatifitasuntuk dipergunakan sebagaiproperti dalam tari Alang SuntiangBaringin (Wawancara Ismat Ayub,15 Pebruari 2019). Bentuk gerakanmambasuah piriang dalam tariAlang Suntiang Baringin dapatdilihat pada gambar berikut.

Gambar 8.Pose Gerak Mambasuah Piriang(Dokumentasi: Misradona, 2019)

4.4.4 Gerak MamangkuaGerak mamangkua, juga be-rasal dari istilah Minang yang ber-arti mencangkul. Mencangkul padagerak tari Alang Suntiang Baringinmaksudnya proses pengolahan padasaat bertani jadi gerak mamangkuayaitu gerak yang terinspirasi darikegiatan petani yang sedang men-cangkul sawah. Gerak mamangkuamenggambarkan petani yang se-dang mengolah sawah untuk ditana-mi padi. Gerak petani yang sedangmenggarap sawah tersebuh diolahmenjadi sebuah gerak tari yangmemiliki nilai estetis. Seperti yangdijelaskan Soedarsono bahwa suatutari dapat dibedakan menjadi duajenis, yaitu gerak maknawi danimajinatif (Soedarsono, 1977: 11).Bila dicermati gerak mamangkua inimerupakan gerak maknawi yangmengandung arti dan maksud ter-tentu. Gerak mamangkua dilakukanserentak oleh semua penari denganlevel sedang yang saling berhada-pan. Gerak mamangkua mempunyaimakna keras, ini berarti bahwaseorang petani yang sedang bekerjadengan tenaga yang semaksimalmungkin dengan tujuan hasil kerjayang memuaskan agar olahan sawahdapat dilanjutkan dengan tahapanberikutnya. Gerak mamangkua dila-kukan dengan kecepatan sedanghingga kecepatan cepat. Bentukgerakan mamangkua dapat dilihatpada gambar berikut.

Page 17: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang 86

Gambar 9.Pose Gerak Mamangkua(Dokumentasi: Misradona, 2018)4.4.5 Gerak MalunyahGerak malunyah, (menginjakdengan berulang kali) pada geraktari Alang Suntiang Baringin yaitumalunyah yang terinspirasi dariproses pengolahan sawah setelah dicangkul dan akan dipersiapkandengan di lunyah agar dapatditanami padi. Tetapi pada gerakanmalunyah dilihat dari gerakan yangmelakukan atraksi menari di ataspaku ataupun pecahan piring. Gerakmalunyah hanya dilakukan olehpenari yang sedang atraksi menaridi atas pecahan piring dan pakudengan gerak yang berbeda denganpenari lainnya, gerak ini dilakukansecara bergantian. Gerak malunyahmempunyai makna keras yang manaseorang petani yang sedang bekerjadengan tenaga yang semaksimalmungkin dengan tujuan hasil kerjayang memuaskan agar olahan sawahdapat dilanjutkan dengan menanampadi. Gerak malunyah dilakukandengan kecepatan sedang, bentukgerak malunyah dapat dilihat padagambar di bawah ini:

Gambar 10.Pose Gerak Malunyah(Dokumentasi: Misradona, 2019)4.5 GerakMananam PadiGerak mananam padi (menanampadi) merupakan gerak yang terins-pirasi dari petani yang sedang menanampadi. Motif-motif gerak mananam padiini pada dasarnya dilakukan dengansangat sederhana. Gerak mananam padidikategorikan kedalam bentuk senitradisional sebagaimana pandanganSalmurgianto (1986: 74) bahwa senitradisional mempunyai bentuk gerakyang sederhana dan geraknya seringdilakukan berulang-ulang. Gerak mana-nam padi ini hampir sama dengan motifgerak mancuci piriang yang terinspirasidari seorang perempuan yang sedangbekerja dengan lemah lembut.Makna pesan yang disampaikandalam gerak mananam padi yaitu per-bedaan dari kerja seorang perempuan

Page 18: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang 87

dengan seorang laki-laki, karena diNagari Simawang kegiatan petani me-nanam padi di kerjakan oleh seorangwanita maka dari itu gerak mananampadi pun disesuaikan dengan gerak yanglembut karena tenaga perempuan danlaki-laki tidak bisa disamakan, tarian iniditarikan dengan level sedang, sepertiyang terlihat pada gambar berikut:

Gambar 11.Pose Gerak Mananam Padi(Dokumentasi: Misradona, 2018)4.5 GerakManyabik Padi

Manyabik yaitu bahasa yang jugaberasal dari minang khususnya bahasakeseharian masyarakat Nagari Sima-wang, kata manyabik merupakan bahasasecara umum yaitu memotong. Padagerak tari Alang Suntiang Baringinmemotong yang dimaksud yaitu me-motong padi disaat panen, jadi gerakmanyabik merupakan gerak yangterinspirasi dari petani yang sedangmemanen padinya. Ada hal yangbiasanya diketahui dari mulai menanampadi hingga memanen padi (manyabikpadi) makna yang terkandung didalamnya dari menanam padi hinggapanen padi yaitu seumpama kehidupanyang dimulai dari menanam benih,karena seperti kata pepatah apa yangditanam itu lah yang di tuai, jika

menanam kebaikan maka kebaikan jugayang akan didapatkan, begitupun se-baliknya. Dari proses menanam benihitupun dapat belajar untuk sabar danmenikmati segala prosesnya. Jadi belajarsama halnya dengan menambahkanpupuk yang menjadikan padi itu ber-kualitas untuk dipanen. Setelah me-lewati proses itu apa yang ditanam akanberbuah dan disitu dapat belajar daripadi yang semakin matang semakinmerunduk yang menandakan semakinbaik seseorang, maka selalu rendah hatidan tidak sombong. Apa yang telahdidapat dari apa yang telah di tuaimenjadikan kepada pribadi seseorangyang selalu rendah hati dan bersyukurbahwasanya semua itu membutuhkanproses usaha. (Wawancara Kotik Endah,16 Maret 2018), gambar gerak manyabikpadi dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 12.Pose Gerak Manyabik Padi(Dokumentasi: Misradona, 2018)4.6 GerakMairiakGerak mairiak yaitu gerak yangdilakukan dengan cara pawang tidur diatas paku dan salah seorang penarimenari di atas badan pawang. Gerakanmairiak juga termasuk atraksi menari diatas tubuh penari yang juga tidur di atas

Page 19: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang 88

paku hal tersebut dibantu dengankekuatan ghaib yang dipercayai olehpawang. Seluruh penari yang melakukanatraksi dipengaruhi atau dibantu olehkekuatan ghaib yang proses tran-formasinya dilakukan disaat ritul.Atraksi-atraksi tersebut dilakukan olehpawang dan juga beberapa penaridengan bergantian, pawang yang tidurdi atas paku merupakan gambaransebagai padi dan penari yang menari diatasnya sebagai petani yang sedangmairiak padi, seperti yang terlihat padagambar di bawah.

Gambar 13. Pose Gerak Mairiak(Dokumentasi: Misradona, 2018)4.7 Gerak Alang BabegaGerak alang babega (elang yangsedang melayang-layang di udara)menggambarkan asal mula terciptanyatari Alang Suntiang Baringin, ketika duaorang petani yang sedang beristirahat dibawah pohon beringin, lalu datangseekor elang. Gerak alang babegamenyampaikan makna bahwa tari AlangSuntiang Baringin terinspirasi dariseekor elang yang melayang-layang diudara diskitar pohon beringin. Dengangerak, posisi penari membentuk ling-karan dengan membentang kedualengan tangan ke arah lingkaran, sepertigambar di bawah.

Gambar 14.Pose Gerak Alang Babega(Dokumentasi: Misradona, 2018)5. KESIMPULANTari Alang Suntiang Baringinmenyampaikan makna dari gerak-gerakyang ditampilkan berupa gerak-gerakyang terinspirasi dari aktivitas masya-rakat sehari-hari dalam bertani. Setiapgerak yang terdapat pada tari AlangSuntiang Baringin memiliki makna danarti tersendiri. Gerak-gerak tersebut diantaranya: 1) gerak sambah; 2) gerakmancuci piriang; 3) gerak mamangkua;4) gerak malunyah; 5) gerak mananampadi; 6) gerak manyabik padi; 7) gerakmairiak; 8) gerak alang babega. Masing-masing gerakan tari tersebut memilikisimbol dan makna pada setiap geraknya.

Sambah atau sembah adalah carabagi seseorang untuk menunjukkan rasahormat kepada tamu-tamu atau orang-orang yang dianggapnya penting. Geraksambah pada tari Alang Suntiang Ba-ringin yaitu penyampaian penghorma-tan, maka dari itu gerak sambahbertujuan sebagai penghormatan kepa-da niniak mamak dan tamu-tamu yangdatang menghadiri pertunjukan tariAlang Suntiang Baringin. Gerak sambahini lazim dilakukan dalam beberapa tariMinang. Gerakan sambah dalam tariAlang Suntiang Baringin ini memiliki

Page 20: PERFORMANCE JOURNAL

p-ISSN 2656-0232e-ISSN 2656-3509

Postgraduate Program Institute of The Arts Padangpanjang 89

makna untuk sembah syukur kepadaAllah Subhanallah wa ta’ala dan jugapermohonan maaf kepada para penon-ton yang menyaksikan tarian ini supayaterhindar dari kejadian-kejadian yangbisa merusak atau membuat tidakberjalan dengan baiknya pertunjukantari ini. Gerak mambasuah piriang(mencuci piring), mempunyai maknakebiasaan dalam hal kebersihan dalamrumah tangga yang juga sering terjadi disaat bertani.Berdasarkan analisis terhadapgerakan-gerakan dalam Tari AlangSuntiang Baringin, memberi petunjukbahwa tari Alang Suntiang Baringinmemiliki simbol-simbol dengan maknayang disandangnya. Melalui gerak-geraktari Alang Suntiang Baringin secarakeseluruhan melambangkan kegiatanpetani sehari-hari dalam mengolahsawah hingga panen.DAFTAR PUSTAKALexy, Maleong. (2012). Metodologi Pene-

litian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.Liliweri, Alo, (2014). Mengantar StudiKebudayaan. Bandung: Nusa Me-dia.Murgoyanto, Sal. (1986). Ketika cahayamemudar. Yogyakarta: Multigra-pindo.Sachari, Agus. (2006). Estetika Makna,simbol dan Budaya. Bandung: Ga-nesa.Soedarsono. (1977). Tari-tarian Indone-sia I. Jakarta: Proyek Pengem-bangan Kebudayaan, DirektoratJenderal Kebudayaan.Sugiyono, (2010). Memahami PenelitianKualitati. Bandung: CV. Alfabeta.

Sumandiyo Hadi. (2003), “Mencipta Le-wat Tari”. Yogyakart: Manthili.Sutrisno, Mudji dan Chirst Verhaak.(1993). Estetika Filsafat Keinda-han. Yogyakarta: Kanisius.

InformanIsmat Ayub, “Pawang Tari Alng SuntiangBaringin” Di Nagari SimawangKecamatan Rambatan KabupatenTanah Datar: 16 Maret 2016.Kotok Endah, “Ketua Kesenian BujangDuano” Nagari Simawang Keca-matan Rambatan, Kabupaten Ta-nah Datar: 16 Maret 2017.Sudirman, “Pemain Musik Pengiring TariAlang Suntiang Baringin”, di Na-gari Simawang Kecamatan Ram-batan Kabupaten Tanah Datar: 23Juni 2016.

Page 21: PERFORMANCE JOURNAL

PETUNJUK PENULISAN DAN TATA CARA PENULISAN JURNAL MAPJ

1. Tulisan belum pernah dipublika-sikan sebelumnya oleh Media atauJurnal manapun, dan tidak mengan-dung unsur plagiat dengan dilampiripernyataan tertulis dari penulis.2. Tulisan merupakan hasil penelitian,dengan seni sebagai objek material.3. Tulisan ditulis dalam bahasa In-donesia atau bahasa Inggris. Jumlahkata 5000-6500, termasuk abstrakdan daftar pustaka. Tulisan diketikdengan tipe huruf Cambria ukuran12, Justify, spasi 1,5 pada kertasukuran kuarto (Nama penga-rang, abstract dan teks mengguna-kan font 12).4. Semua tulisan ditulis dalam bentukesai dan berisikan:a. Judul (Kompherensif dan Jelas.Judul tulisan, judul bagian, dansub-bagian dicetak tebal. JudulTulisan menggunakan ukuranfont 14. Judul ditulis dalam ba-hasa Indonesia atau bahasaInggris. Judul tidak lebih dari 15kata.b. Nama dan Alamat Penulis tanpagelar akademik. Alamat penulisditulis di bawah Nama, bersertaasal instansi dan alamat emailyang aktif.c. Abstract (masing-masing 100-150kata) menggunakan ukurantulisan 12, spasi 1, ditulis dalambahasa Inggris dan bahasa In-donesia. Untuk abstract dilarangmenggunakan google translateuntuk menghindari kerancuan.d. Kata kunci (Keywords) pada Abs-tract terdiri dari (3-5kata)e. PENDAHULUAN memuat: (LatarBelakang Masalah dan Masalahyang dibicarakan).f. TINJAUAN PUSTAKAg. METODEh. PEMBAHASAN

i. KESIMPULAN (mengemukakanjawaban atas permasalahanyang dijadikan fokus kajian/te-muan yang memiliki nilai kemu-takhiran),j. DAFTAR PUSTAKA, Referensiyang diacu harus dipakai dantertera pada teks.k. Catatan-catatan berupa referen-si ditulis secara lengkap sebagaicatatan perut (bodynote), se-dangkan keterangan penulisyang dirasa penting, sepertimakna/arti dari istilah tertentuditulis sebagai Catatan Belakang(endnote).Contoh Bodynote: (GrahamBell,) untuk di akhir kalimat,(Bell,: 1997: 23-25) untuk ditengah kalimat.5. Kutipan yang lebih dari empat baris,diketik dengan spasi tunggal dandiberi baris baru. Kutipan yangkurang dari dua baris, dituliskansebagai sambungan kalimat dandimasukan di dalam teks denganmemakai tanda petik.6. Penulis pada Daftar Pustaka sebagaiberikut (Chicago Manual Of Style):nama penulis dengan format: namabelakang(,) nama depan(.)Judul bu-ku dicetak miring, (sedangkan judulartikel ditulis di dalam tanda petikyang diikuti dengan judul jurnal,majalah atau buku bunga rampaiyang dicetak miring)(.) Nama kotapenerbit(:) Nama Penerbit(.) Tahunterbit(.). Daftar Pustaka ditulis deng-an diurutkan secara alfabetis, dankronologis. Contoh:Abelard, Peter. (1971). Peter Abe-lard’s Ethics. Edited and Translatedby D.E. Lus-combe. Oxford: Claren-don Press,. (Buku)

Page 22: PERFORMANCE JOURNAL

Anscombe, G.E.M. (1958). “ModernMoral Philosophy.” Philosophy 33 :1-19. Publications (Artikel)Benjoseph, John J. (1935). “A FurtherStudy of the Effect of Temperatureon Crossing-Over.” American Natu-ralist 69 : 187-92. (Artikel)King, Andrew J. (1976.) “Law andLand Use in Chicago: A Pre-history ofModern Zoning.” Ph.D. diss., Univer-sity of Wisconsin. (Tesis/Disertasi)7. Bilamana tertera tabel, foto ataugambar, maka harus disertai ke-terangan akan nomor, judul foto,sumber serta tahun pengambilanatau pembuatan. Gambar harus jelasdan mewakili. Penulisan keterangangambar menggunakan ukuran huruf11pt.8. Tulisan dapat dikirim melalui email([email protected])dengan menggunakan pengolah dataMicrosoft Word, atau sejenis.

9. Kepastian pemuatan tulisan diberi-tahukan secara tertulis lewat emailatau sms. Tulisan yang tidak dimuattidak akan dikembalikan. Bilamanatulisan dicantumkan pada jurnal,maka penulis diwajibkan menan-datangani persetujuan dengan pihakjurnal.10. Penulis diharapkan melakukan revi-si tulisan sesuai kehendak mitrabes-tari dan redaksi11. Penulis yang artikelnya dimuat akanmendapatkan dua eksemplar seba-gai nomor bukti pemuatan dan tigaeksemplar cetak lepas.12. Redaksi mempunyai kewenanganmengatur waktu penerbitan danformat penulisan sesuai petunjukpenulisan.13. Redaksi tidak menanggung isi daritulisan artikel yang dipublikasikan,tulisan yang dipublikasikan tangg-ung jawab penulis.