SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi....

113
STRATEGI PUBLIC RELATION DALAM MENGEMBANGKAN CITRA LEMBAGA MADRASAH DI MAN 2 PONOROGO SKRIPSI SRI AMBARWATI CAHYANINGRUM NIM: 210314343 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2018

Transcript of SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi....

Page 1: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

STRATEGI PUBLIC RELATION DALAM MENGEMBANGKAN CITRA

LEMBAGA MADRASAH DI MAN 2 PONOROGO

SKRIPSI

SRI AMBARWATI CAHYANINGRUM

NIM: 210314343

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2018

Page 2: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut
Page 3: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut
Page 4: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

vii

ABSTRAK

Cahyaningrum, Sri Ambarwati. 2018. Strategi Public Relation Dalam

Mengembangkan Citra Lembaga Madrasah di MAN 2 Ponorogo. Skripsi.

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing: M. Harir

Muzakki, MHI.

Kata Kunci: Strategi Public Relation, Citra Lembaga Madrasah

Penelitian ini dilatar belakangi oleh alasan bahwa globalisas dalam bidang

pendidikan saaat ini secara langsung berdampak pada semakin tajamnya persaingan

lembaga pendidikan di Indonesia. Banyaknya lembaga pendidikan menjadi

persaingan antar sekolah semakin kompetitif. Hal yang diperlukan untuk tetap

mempertahankan eksistensinya dalam bersaing dengan lembaga lainnya adalah

bahwa setiap lembaga haruslah memiliki citra positif dari masyarakat. Maka, strategi

public relation untuk lembaga pendidikan mutlak diperlukan. Strategi public relation berguna

untuk meningkatkan mutu pendidikan, memuaskan pengguna (masyarakat) dan mendapatkan

citra yang baik dari pengguna (masyarakat). Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa

pendidikan Islam di sekolah tidaklah penting. Masalah seperti ini mendorong lembaga

pendidikan Islam untuk memfungsikan bagian humas agar mengkonsep sesempurna mungkin

strategi-strategi public relataion dalam kegiatan internal maupun eksternal kepada

masyarakat, supaya lembaga pendidikan Islam dipandang sama pentingnya dengan

pendidikan di lembaga-lembaga umum lainnya. Untuk itu, strategi public relation dalam

lembaga pendidikan Islam penting dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk menjelaskan Public Relation dalam

mengembangkan Citra Lembaga Madrasah di MAN 2 Ponorogo. (2) Untuk menjelaskan

penerapan strategi Public Relation dalam mengembangkan Citra Lembaga Madrasah di MAN

2 Ponorogo. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian

adalah studi kasus. Dengan prosedur pengumpulan data menggunakan: wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah data analisis interaktif Miles dan Huberman, yang meliputi: kegiatan reduksi data, display data, menarik kesimpulan atau verivikasi data.

Hasil analisis menunjukkan: (1) Public relation di MAN 2 Ponorogo diantaranya

pemberian layanan informasi dari suatu instansi/lembaga pendidikan ke pelanggan

(masyarakat luas) dan mengutamakan komunikasi yang baik. Di MAN 2 Ponorogo terdapat

dua jenis komunikasi yang lazim digunakan, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi

nonverbal (2) Pola strategi public relation di MAN 2 Ponorogo meliputi empat langkah

pokok, yaitu perencanaan dengan mengidentifikasi masalah dan merencanakan program-

program berdasarkan analisis masalah, pengorganisasian dengan pembentukan pengururus

dan pendelegasian wewenang yang akan terlibat dalam program-program kegiatan public

relation, implementasi pelaksanaan program dan komunikasi dengan strategi. dan

pelaporan/evaluasi program. Penerapan strategi public relation melalui kegiatan internal dan

eksternal. Dengan menggunakan strategi sekolah, fungsional, operasional. strategi public

relation ini memiliki kontribusi yang besar bagi citra lembaga di MAN 2 Ponorogo.

Page 5: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap lembaga haruslah memiliki citra positif dari masyarakat. Hal ini

diperlukan untuk tetap mempertahankan eksistensinya dalam bersaing dengan

lembaga lainnya. Citra itu sendiri dapat beperingkat baik, sedang atau buruk.

Peringkat citra yang berlainan tersebut akan memberikan dampak terhadap

keberhasilan kegiatan dalam bidang pendidikan. Salah satunya melalui aktivitas

pemasaran produk pendidikan, yang nantinya akan memunculkan kesan secara

berbeda dari masyarakat. Citra buruk melahirkan dampak yang negatif bagi

operasional usaha lembaga dan juga dapat melemahkan kemampuan suatu

lembaga untuk bersaing (competitive advantage). Karena, dewasa ini eksistensi

lembaga pendidikan tidak hanya berpatokan pada keunggulan untuk sekedar

dibandingkan dengan lembaga lain (comparative advantage). Citra yang baik dari

sebuah organisasi merupakan aset yang sangat penting karena citra mempunyai

suatu dampak persepsi konsumen dan operasional organisasi dalam berbagai hal.1

Seiring pesatnya perkembangan zaman, hal ini berimplikasi pada

munculnya dinamika pola pikir masyarakat menjadi lebih kritis dalam memilih

lembaga pendidikan. Hal tersebut menjadi ancaman (threath) besar bagi setiap

1 Firsan Nova, CRISIS Public Relation: Strategi PR Menghadapi Krisis, Mengelola Isu,

Membangun Citra Dan Reputasi Perusahaan (Jakarta: Rajawali Press, 2011), 302.

Page 6: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

2

lembaga pendidikan untuk selalu merubah dan memperbaiki citranya menjadi

positif di mata masyarakat. Kehadiran lembaga pendidikan Islam di tengah

masyarakat telah memberikan kontribusi logis yang mengacu pada nilai-nilai

ilmiah. Sehingga, masyarakat akan lebih cerdas dalam menjalani roda kehidupan,

atas dasar itulah masyarkat mulai berfikir cerdas dalam memilih lembaga

pendidikan. Citra merupakan salah satu magnet terpenting dalam lembaga

pendidikan dalam menarik minat masyarakat. Lembaga pendidikan Islam yang

menpunyai citra positif akan mampu menarik minat masyarakat untuk masuk

menjadi bagian dalam lembaga tersebut. Akan tetapi, sebaliknya citra negatif yang

ditampilkan lembaga pendidikan Islam akan berdampak pula pada persepsi

masyarkat yang negatif.

Globalisasi dalam bidang pendidikan secara langsung berdampak pada

semakin tajamnya persaingan lembaga pendidikan di Indonesia. Persaingan

lembaga pendidikan yang semakin tajam ini memotivasi pada setiap lembaga

pendidikan di Indonesia untuk terus menerus memperbaiki kualitasnya, sehingga

mampu bertahan dan bahkan unggul dalam persaingan. Begitu banyaknya jumlah

lembaga pendidikan adalah faktor penyebab persaingan yang cukup

membahayakan, bagi lembaga pendidikan yang kurang siap menerima tantangan-

tantangan.

Perkembangan jumlah lembaga pendidikan secara institusional

merupakan hal yang cukup menggembirakan dalam skala kuantitas, namun

sayangnya tidak semua lembaga pendidikan Islam tersebut mampu bersaing antara

Page 7: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

3

satu dengan yang lainnya. Ada beberapa lembaga pendidikan Islam yang masih

stagnan dan tidak mengalami kemajuan. Hal tersebut dipicu oleh kurangnya minat

masyarakat untuk ikut andil bergabung di dalamnya. Faktor yang menjadi problem

bagi lembaga pendidikan Islam adalah tidak adanya komunikasi efektif yang

dilakukan lembaga tersebut dengan publiknya. Sehingga, ia sulit memperoleh citra

posistif dari masyarakat. Sedangkan eksistensi lembaga pendidikan Islam dalam

menghadapi persaingan dipengaruhi oleh citra Lembaga itu sendiri dan

keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang dimiliki.2

Persaingan lembaga pendidikan Islam saat ini bukan hanya pada tataran

skala lokal dan regional. Namun persaingan lembaga pendidikan Islam saat ini

masuk pada ranah nasional bahkan internasional. Untuk menuju persaingan

tersebut tentu lembaga pendidikan Islam harus memperhatikan unsur kualitas dan

kuantitas. Kedua unsur tersebut sangat penting bagi lembaga pendidikan Dengan

adanya kuantitas yang memadai, misalkan dalam hal jumlah siswa ia dapat

menumbuhkan persepsi masyarkat bahwa lembaga pendidikan Islam tersebut

favorit karena banyaknya minat masyarakat untuk masuk di lembaga pendidikan

Islam tersebut. Namun adanya kuantitas tersebut tidak cukup bagi lembaga

pendidikan Islam sebagai alasan suatu keberhasilan yang dicapai, apabila tidak

diimbangi dengan kualitas. Oleh karena itu, keduanya merupakan faktor penting

dalam mempertahankan sebuah eksistensi lembaga. Namun yang menjadi

2 Uhar Suharsapatura, Manajemen Perguruan Tinggi Strategi Menghadapi Perubahan

(Bandung: PT Refika Aditama, 2015), 155.

Page 8: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

4

persoalan mendasar adalah permasalahan apakah semua lembaga pendidikan Islam

telah berhasil atau belum dalam optimalisasi kualitas dan kuantitas. Karena pada

kenyataannya masih dijumpai banyak lembaga yang memprihatinkan dari segi

kuantitas dan kualitas. Maka, lembaga pendidikan Islam perlu menggali faktor-

faktor yang dapat meningkatkan citra dan keunggulan kompetitif (competitive

advantage) lembaga pendidikan Islam.

Peran lembaga pendidikan bagi masyarakat pada hakikatnya adalah

membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah.

Dalam hal ini sekolah merupakan bagian yang integral dari sistem sosial yang

lebih besar, yaitu masyarakat. Hubungan sekolah dengan masyarakat harus dibina

suatu hubungan yang harmonis. Hal ini dikarenakan sekolah dan masyarakat

memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah.

Program sekolah dapat berjalan lancar apabila mendapat dukungan

masyarakat. Oleh karena itu, pimpinan sekolah harus membina hubungan yang

baik antara sekolah dan masyarakat. Sekolah harus memberikan banyak informasi

kepada masyarakat tentang program dan problem yang dihadapi agar masyarakat

mengetahui dan memahami masalah yang dihadapi sekolah. Dengan cara ini

diharapkan adanya umpan balik yang sangat berguna bagi pengembangan program

sekolah lebih lanjut dan menumbuhkan rasa simpati masyarakat terhadap program-

program sekolah, yang dapat mengundang partisipasi yang aktif dari masyarakat.3

3 Zainal Mukarom Muhibudin Wijaya Laksana, Manajemen Public Relation: Panduan Efektif

Pengelolaan Hubungan Masyarakat (Bandung: Pustaka Setia, 2015), 289.

Page 9: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

5

Salah satu faktor penting yang menyebabkan lembaga pendidikan Islam

tidak mendapatkan apresiasi masyarakat adalah kurang mampunya

mengakomodasi tuntutan masyarakat. Sehingga, lembaga tersebut akan

terkucilkan dan dengan sendirinya akan mati bersama pudarnnya kepercayaan

masyarakat tersebut. Maka tidak salah jika kemudian lembaga pendidikan Islam

yang tidak dapat membangun relasi yang kuat dapat dipastikan ia akan mengalami

masa dimana ia berada dalam keadaan stagnan. Maka dari itu dalam lembaga

pendidikan hubungan masyarakat (Public Relation) menjadi penting untuk terus

ditingkatkan.

Menurut Uhar Suharsaputra membangun relasi menjadi sangatlah penting

karena akan memberikan kontribusi bagi modal sosial yang juga penting bagi

penciptaan keunggulan kompetitif (competitive advantage) organisasi.4 Maka,

dalam upaya menumbuhkan kepercayaan masyarakat lembaga pendidikan Islam

seharusnya membangun komunikasi yang efektif dengan masyarakat agar

membentuk persepsi positif masyarakat. Karena dalam konteks otonomi

pendidikan, masyarakat merupakan salah satu stakeholder lembaga pendidikan

yang mempunyai peran penting dalam memajukan sebuah lembaga pendidikan.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti di MAN 2 Ponorogo

bahwa saat ini MAN 2 Ponorogo menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam

yang diminati masyarakat. Komunikasi yang dibangun MAN 2 Ponorogo dengan

masyarakat begitu harmonis. Sehingga kepercayaan masyarakat untuk masuk di

4 Suharsapatura, Manajemen Perguruan Tinggi Strategi Menghadapi Perubahan, 158.

Page 10: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

6

Lembaga tersebut begitu tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah calon

siswa/siswi yang cukup banyak. Setiap tahunnya pada penerimaan siswa/siswi

baru mengalami peningkatan yang cukup banyak dibandingkan dari tahun-tahun

sebelumnya, penigkatan tersebut tidak lain dikarenakan adanya persepsi positif

masyarakat terhadap MAN 2 Ponorogo.5

MAN 2 Ponorogo merupakan satu-satunya MA di Ponorogo yang

mempunyai program akselerasi. Mencetak siswa sebagai Ulul Albab. Dan pada

tahun 2016 ini mempunyai program baru yaitu SKS. MA Negeri II Ponorogo juga

ditunjuk langsung dari Propinsi sebagai pengaplikasi kurikulum 2013.6 Ini

merupakan bentuk kepercayaan yang diberikan dari Propinsi kepada MA Negeri II

Ponorogo.

Hubungan masyarakat yang dilakukan MAN 2 Ponorogo memberikan

nilai-nilai positif dalam memformulasikan persepsi masyarakat terhadap lembaga,

komunikasi yang dilakukan mengarah kepada komunikasi dua arah, yang mana

sesuai dengan apa yang disampaikan Lilik Setyowati7 bahwa :

MA Negeri II ini melakukan promosi dengan dua cara yaitu

promosi secara langsung dan promosi secara tidak langsung.

Secara langsung dapat terlihat pada media cetak, media

elektronik, dan IT. Sedangkan yang promosi tidak secara

langsung melalui kegiatan-kegiatan yang langsung bersentuhan

dengan masyarakat. Tidak hanya melalui kegiatan, tetapi dari

sikap dan akhlakul karimah dari semua warga sekolah ketika

berada di masyarakat menjadi sorotan pertama.

5 Dokumentasi MAN 2 Ponorogo 6 Taufik, wawancara, Ponorogo, 10 Januari 2018 7 Lilik Setyowati, wawancara, Ponorogo, 10 Januari 2018

Page 11: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

7

Dari hasil wawancara diatas dapat dipahami bahwa komunikasi yang

dilakukan oleh MAN 2 Ponorogo memberikan kontribusi positif terhadap

kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat terpenuhi kebutuhannya. jadi, dalam

hubungan masyarakat MAN 2 Ponorogo mempuyai strategi tertentu dalam upaya

meningkatkan citra lembaga,, melalui pendekatan-pendekatan dalam Public

Relation serta kerjasama yang baik. Sehingga terjadi hubungan timbal balik antara

madrasah dengan masyarakat yang saling menguntungkan.

Dari uraian di atas peneliti melakukan penelitian mengenai Strategi

Public Relation serta dampaknya terhadap citra lembaga. Betapa pentingnya

Strategi Public Relation dalam upaya peningkatan citra lembaga pendidikan Islam

adalah yang melatarbelakangi penelitian ini. Maka, atas dasar latar belakang di

atas peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Strategi Public Relation Dalam

Meningkatkan Citra Lembaga Pendidikan Islam di MAN 2 Ponorogo”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti memfokuskan penelitian ini

pada permasalahan strategi Public Relation di MAN 2 Ponorogo, meliputi :

1. Public relation mengembangkan citra lembaga madrasah di MAN 2 Ponorogo.

2. Strategi Public relation mengembangkan citra lembaga madrasah di MAN 2

Ponorogo.

Page 12: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

8

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian di atas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana public relation dalam mengembangkan citra lembaga madrasah di

MAN 2 Ponorogo?

2. Bagaimana penerapan strategi public relation dalam mengembangkan citra

lembaga madrasah di MAN 2 Ponorogo?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan

penelitian yang ingin dicapai adalah :

1. Untuk menjelaskan public relation dalam mengembangkan citra lembaga

madrasah di MAN 2 Ponorogo.

2. Untuk menjelaskan penerapan strategi public relation dalam mengembangkan

citra lembaga madrasah di MAN 2 Ponorogo.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis

maupun praktis bagi semua pihak:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dan sebagai

pedoman rujukan, serta sumber informasi untuk penelitian berikutnya

Page 13: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

9

2. Secara Praktis

a. Bagi kalangan akademis

Penelitian ini dapat sebagai wacana sekaligus masukan dalam menentukan

kebijakan yang berkaitan dengan strategi public relation di lembaga

pendidikan masing-masing.

b. Bagi sekolah

Dapat memberikan sumbangan pemikiran pada lembaga pendidikan Islam

baik formal maupun nonformal untuk meningkatkan dan mengembangkan

pelaksanaan strategi public relation dalam mengembangkan citra lembaga

madrasah.

c. Bagi Guru

Dapat memberikan motivasi untuk berimprovisasi dan berinovisasi dalam

pelaksanaan strategi public relation pada dunia pendidikan.

d. Bagi Masyarakat

Dapat mengetahui pentingnya peran antara masyarakat dengan lembaga

pendidikan dalam keberhasilan suatu strategi untuk mencapai tujuan

terkhusus pada strategi public relation bidang pendidikan.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah hasil penelitian dan agar dapat dicerna runtut

diperlukan sebuah sistematika pembahasan dalam laporan penelitian ini. Penelitian

ini dikelompokkan menjadi 6 bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub-sub

Page 14: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

10

yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sistematika ini menguraikan secara garis

besar apa yang termaktub dalam setiap bab. Sistematika pembahasan dalam skripsi

ini dirancang untuk di uraikan dengan sistematika sebagai berikut:

Bab Pertama, Pendahuluan. Yang merupakan ilustrasi skripsi secara

keseluruhan. Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, fokus penelitian,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

pembahasan.

Bab Kedua, Kajian Teori. Pada bab ini berfungsi untuk menjelaskan

telaah hasil kajian terdahulu dan kerangka awal teori yang digunakan sebagai

landasan melakukan penelitian yang terdiri dari: definisi komunikasi, definisi

public relation, serta citra lembaga madrasah.

Bab Ketiga, Metode Penelitian. Pada bab ini berisi tentang metode

penelitian yang digunakan, diantaranya: pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran

peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, prosedur pengumpulan data,

teknik analisis data, pengecekan keabsahan temuan dan tahapan-tahapan

penelitian.

Bab Keempat, Paparan Data dan Temuan Penelitian. Pada bab ini berisi

tentang data umum yang meliputi: sejarah berdirinya, letak geografis, visi dan

misi, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, dan sarana prasarana di MAN 2

Ponorogo dan data khusus yang berkaitan dengan rumusan masalah.

Bab kelima, Pembahasan. Merupakan bab yang membahas tentang

analisis data yang diperoleh dalam penelitian yang meliputi analisis tentang

Page 15: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

11

perencanaan, pelaksanaanan dan evaluasi penerapan strategi public relation serta

dampaknya terhadap pengembangan citra lembaga madrasah di MAN 2 Ponorogo.

Bab keenam, Penutup. Ini merupakan bab terakhir dari semua rangkaian

pembahasan dari bab I sampai bab VI. Bab ini dimaksud untuk memudahkan

pembaca memahami intisari penelitian yang berisi kesimpulan dan saran.

Page 16: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Terdahulu

Di samping menggunakan buku-buku atau referensi yang relevan,

peneliti juga melihat hasil penelitian terdahulu agar nantinya dapat dilihat

persamaan dan perbedaannya. Dalam tela’ah penelitian terdahulu ini peneliti

menemukan bahwa:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Eka Yuni Purwanti, yang

berjudul “Strategi Marketing Mix dalam Meningkatkan Citra Lembaga

Pendidikan Islam di MA Negeri II ponorogo”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa MA Negeri II melakukan strategi pemasaran secara

rasional, non rasional, dan penyesuaian atau adaptif. Terdapat tiga konsep

strategi yang dilakukan oleh MA Negeri II dalam melakukan strategi

pemasaran, yaitu segmen pasar, target, dan menentukan posisi pasar.

Kontribusi Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Citra Lembaga MA

Negeri II Ponorogo diantaranya: siswa mampu berprestasi secara umum

maupun unggul dalam religinya; membentuk siswa pempunyai akhlakul

karimah, membekali siswa menjadi kholifah di dunia, serta membekali

pendidikan Islam untuk akhiratnya; membangun kedisiplinan, kreatifitas,

percaya diri, melatih professional siswa; siswa dapat mengikuti arus

perkembangan zaman yang semakin tinggi tuntutannya; menjadikan kekuatan

untuk terus berkembang dan memajukan mutu pendidikan.; serta kinerja guru

Page 17: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

13

dan karyawan meningkat. Hal inilah yang mampu menarik perhatian

masyarakat dan menumbuhkan rasa percaya masyarakat kepada MA Negeri II

Ponorogo.1

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Adapun

persamaan antara penelitian pertama dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti adalah terletak pada membahas tentang meningkatkan citra lembaga

pendidikan Islam di MA Negeri II Ponorogo. Sedangkan perbedaannya adalah

terletak pada jenis strategi yang digunakan, pada penelitian pertama

menggunakan marketing mix, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan

peneliti menggunakan strategi public relation.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Warini, yang berjudul

“Strategi Public Relation Dalam Meningkatkan Mutu Lembaga Pendidikan di

SDIT Qurrota A’yun Ponorogo”. Hasil penelitian ini menunjukkan kontribusi

strategi Public Relation dalam meningkatkan mutu lembaga pendiidkan di

SDIT Qurrota A’yun Ponorogo yaitu sebagai salah satu sarana menyampaikan

informasi dan promosi sekolah, mengcover kegiatan sekolah, sebagai evaluasi

dan persiapan akreditasi yang sangat baik pada sekolah, serta sebagai khasanah

keilmuwan. Selain itu dengan adanya kerjasama dengan berbagai pihak dapat

berkontribusi dalam pembiayaan dan prestasi siswa. Sehingga antara pihak

sekolah dan masyarakat saling memberi masukan dan kerjasama demi

tercapainya pendidikan yang bermutu.2

1 Eka Yuni Purwanti. Strategi Marketing Mix dalam Meningkatkan Citra Lembaga

Pendidikan Islam di MA Negeri II ponorogo, IAIN Ponorogo. 2016. 2 Warini. Strategi Public Relation Dalam Meningkatkan Mutu Lembaga Pendidikan di

SDIT Qurrota A’yun Ponorogo, IAIN Ponorogo. 2016.

Page 18: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

14

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Adapun

persamaan penelitian kedua dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti adalah sama-sama menggunakan strategi Public Relation. Sedangkan

untuk perbedaanya terletak pada pembahasannya yaitu tentang Mutu Lembaga

Pendidikan di SDIT Qurrota A’yun, dan yang akan peneliti bahas ini tentang

Citra Lembaga Pendidikan Islam di lembaga yang berbeda yaitu MAN 2

Ponorogo.

B. Kajian Teori

1. Komunikasi

a. Pengertian Komunikasi

Menurut Himstreet dan Baty dalam Business Communications:

Principles and Methods, Komunikasi adalah suatu proses pertukaran

informasi antarindividu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik

dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.

Sementara itu menurut Bovee, Komunikasi adalah suatu proses

pengiriman dan penerimaan pesan.

Communication dalam bahasa Indonesia diserap menjadi

komunikasi. Berdasarkan berbagai arti kata communicare yang

menjadi asal komunikasi, secara harfia komunikasi berarti

pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran, atau

berhubungan. Menurut Hardjana, komunikasi didefinisikan menjadi

Page 19: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

15

proses penyampaian makna dalam bentuk gagasan atau informasi dari

seseorang kepada orang lain melalui media tertentu.3

b. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi secara umum untuk memberikan penerangan

pendidikan, hiburan, dan mempengaruhi seseorang atau sekelompok

orang artinya dengan komunikasi manusia dapat saling menerima,

menyampaikan pikiran, gagasan, informasi pada seseorang atau

sekelompok orang. Menurut Onong Effendi, komunikasi mempunyai

fungsi yang sngat luas. Fungsi komunikasi sebagai berikut.

1) Fungsi menyiarkan informasi

Menyiarkan infomasi merupakan fungsi surat kabar yang utama,

karena pada hakikatnya orang membeli, untuk mendapatkan

informasi.

2) Fungsi mendidik

Fungsi mendidik dalam surat kabar bisa implicit dalam bentuk

berita, artikel atau tajuk rencana, berita bergambar, dan sebagainya.

3) Fungsi menghibur

Fungsi menghibur ini juga sangat penting sebagai represing, untuk

mengimbangi berita-berita yang berat, utntuk melemaskan

ketegangan pikiran.Isi surat kabar yang bersifat menhibur dapat di

bentuk; cerpen, teka-teki, cerbar, karikatur, dan sebagainya.

3 Ngainun Naim, Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2011), 18.

Page 20: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

16

4) Fungsi mempengaruhi

Fungsi mempengaruhi surat kabar secara implicit terdapat pada

tajuk rencan dan artikel.

c. Tujuan Komunikasi

Upaya untuk menjalin berbagai hubungan yang baik dengan

public internal dan public eksternal, maka komunikasi dalam hal ini

memeiliki tujuan sebagai berikut:

1) To inform (menginformasikan)

2) To explain (menerangkan)

3) To suggest (menyarankan)

4) To persuade (membujuk)

5) To invite (mengundang)

6) To convince (meyakinkan)4

d. Bentuk Dasar Komunikasi

Pada dasarnya, ada dua bentuk dasar komunikasi yang lazim

digunakan, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Masing-masing

dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikt:

1) Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk

komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-

pesan kepada pihak lain baik secara tertulis (written) maupun lisan

(oral). Bentuk komunikasi verbal ini memiliki struktur yang teratur

4 Muslimin, Hubungan Masyarakat Dan Konsep Kepribadian (Malang: UMM Press,

2004), 72.

Page 21: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

17

dan terorganisasi dengan baik, sehingga tujuan penyampaian

pesan-pesan dapat tercapai dengan baik.

Berbagai macam contoh komunikkasi verbal, antara lain:

(a) Membuat dan mengirim surat pengantar barang ke suatu

perusahaan

(b) Membuat dan mengirim surat penawaran barang kepada pihak

lain

(c) Membuat dan mengirim surat Konfirmasi barang kepada

pelanggan

(d) Membuat dan mengirim surat Pemesanan barang (order) kepada

pihak lain

(e) Membuat dan mengirim surat penolakan kerja

(f) Membuat dan mengirim surat Pengumuman ke media massa

Melalui komunikasi secara lisan atau tertulis, diharapkan

orang dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan

dengan baik. Penyampaian suatu pesan secara lisan maupun tertulis

memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau

mendengar apa yang dikatakan dengan baik dan benar.

Komunikasi yang efektif sangat bergantung pada

keterampilan seseorang dalam mengirim maupun menerima pesan.

Secara umum, untuk menyampaikan pesan-pesan, seseorang dapat

menggunakan tulisan maupun lisan, sedangkan untuk menerima

pesan-pesan, seseorang dapat menggunakan pendengaran dan

Page 22: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

18

bacaan. Berbagai macam bentuk komunikasi verbal yang

digunakan:

(a) Berbicara dan menulis

(b) Mendengar dan membaca

2) Komunikasi Nonverbal

Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam

komunikasi adalah komunikasi nonverbal (nonverbal

communication). Menurut teori antropologi, sebelum manusia

menggunakan kata-kata, mereka telah menggunakan gerakan-

gerakan tubuh, bahasa tubuh (body language) sebagai alat untuk

berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini adalah beberapa

contoh perilaku yang menunjukkan komunikasi nonverbal:

(a) Mnggertakkan gigi untuk menunjukkan kemarahan

(b) Mengerutkan dahi untuk menunjukkan sedang berpikir keras

(c) Berpangku tangan untuk menunnjukkan seseorang sedang

melamun

(d) Tersenyum dan berjabat tangan dengan orang lain untuk

mewujudkan rasa senang, simpati dan penghormatan

(e) Menggelengkan kepala untuk menunjukkan sikap menolak atau

keheranan

(f) Tangan mengepal untuk menunnjukkan penuh percaya diri

Pada umumnya, bentuk komunikasi nonverbal memiliki

sifat yang kurang terstruktur, sehingga membuat komunikasi

Page 23: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

19

nonverbal sulit untuk dipelajari. Salah satu keunggulan komunikasi

nonverbal adalah kesahihannya (reliabilitas). Hal ini berkaitan

dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-

pesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat.

Menurut Thil dan Bovee dalam Excellence in Business

Comunications, komunikasi nonverbal mempunyai enam tujuan,

yaitu:

(a) Memberikan informasi

(b) Mengatur alur suatu percakapan

(c) Mengekspresikan emosi

(d) Memberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkan

pesan-pesan verbal

(e) Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain

(f) Mempermudah tugas-tugas khusus5

e. Proses Komunikasi

Menurut Bovee dan Thill dalam buku Business Comunication Today,

proses komunikasi terdiri atas enam tahap, yaitu:

1) Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan

2) Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan

3) Pengirim menyampaikan pesan

4) Penerima menerima pesan

5) Penerima menafsirkan pesan

5 Djoko Purrwanto, Komunikasi Bisnis Edisi Keempat (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011),

4–11.

Page 24: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

20

6) Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada

pengirim6

2. Public Relation

a. Pengertian Public Relation

Pengertian public adalah sekelompok orang yang menaruh

perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan

kepentingan yang sama. Public merupakan group kecil, terdiri atas

orang-orang dengan jumlah sedikit, juga dapat merupakan kelompok

besar.7

Sedangkan istilah relation berarti adanya hubungan yang

timbal balik atau two-way-comunication. Dengan demikian, maka

public relation pada dasarnya berfungsi untuk menghubungkan

public-public atau pihak-pihak yang berkepentingan di dalam suatu

intansi. Hubungan efektif antara pihak-pihak yang berkepentingan

demi tercapainya kepentingan dan kepuasan bersama.8

Public relation adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial

yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan,

memprediksi konsekuensinya, menasehati para pemimpin

organisasi dan melaksanakan program yang terencana mengenai

6 Purrwanto, 12–13. 7 Muslimin, Hubungan Masyarakat Dan Konsep Kepribadian, 5. 8 Muslimin, 6.

Page 25: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

21

kegiatan-kegiatan yang melayani, baik kepentingan organisasi

maupun kepentingan publik atau umum.9

Menurut Cutlip, Center dan Broom dalam bukunya Effective

Public Relations mendefinisikan Public Relation sebagai the

planned effort to influence opinion through good character and

responsible performance, based on mutually satistifactory two-way

communications (usaha terencana untuk memengaruhi pandangan

melalui karakter yang baik serta tindakan yang bertanggung jawab,

didasarkan atas komunikasi dua arah yang saling memuaskan).10

Menurut Frank Jefkins, Public Relation adalah sesuatu yang

merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam

maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan khalayaknya dalam

rangka mencapai tujuan-tujuan yang spesifik berlandaskan pada saling

pengertian. Menurutnya, Public Relation pada intinya senantiasa

berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui informasi

dan membagi pengetahuan. Melalui kegiatan tersebut diharapkan akan

muncul suatu dampak perubahan yang positif.11

Adapun pengertian Public Relation dalam pendidikan adalah

rangkaian pengelolaan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan

lembaga pendidikan dengan masyarakat (orangtua murid) yang

dimaksudkan untuk menunjang proses belajar mengajar di lembaga

9 Zainal Mukarom Muhibudin Wijaya Laksana, Manajemen Public Relation: Panduan

Efektif Pengelolaan Hubungan Masyarakat (Bandung: Pustaka Setia, 2015), 45. 10 Syarifudin, S. Gasing Suryanto, Public Relations (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2016),

8. 11 Suryanto, 9.

Page 26: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

22

pendidikan bersangkutan. Berdasarkan definisi tersebut humas

sekolah secara umum adalah fungsi yang khas antara lembaga

pendidikan dan warganya (guru, karyawan, siswa) dan warga dari

luar (wali siswa, masyarakat, institusi luar, dan partner sekolah).12

Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan timbal balik

untuk menjaga kelestarian dan kemajuan masyarakat itu sendiri.

Sekolah diselenggarakan untuk dapat menjaga kelestarian nilai-nilai

positif masyarakat dengan baik dan benar. Sekolah juga berperan

sebagai agen perubahan (agent of change), dimana sekolah dapat

mengadakan perubahan nilai-nilai dan tradisi sesuai dengan kemajuan

dan tuntutan masyarakat dalam kemajuan dan pembangunan.

Hubungan sekolah dan masyarakat dilakukan untuk

menjembatani kebutuhan yang dibutuhkan oleh sekolah dan

masyarakat itu sendiri. Sekolah melakukan komunikasi dengan

masyarakat agar memahami kebutuhan pendidikan dan pembangunan

masyarakat. Hubungan sekolah dan masyarakat dapat dikatakan

sebagai usa kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran

informasi dua arah yang efisien serta saling pengertian antara

sekolah, personil sekolah dan anggota masyarakat.13

Jadi berdasarkan beberapa pengertian tersebut public relation

di dalam pendidikan yaitu seluruh proses kegiatan yang

12Muhibudin Wijaya Laksana, Manajemen Public Relation: Panduan Efektif Pengelolaan

Hubungan Masyarakat, 290. 13 Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasa R Dan Praktik (Bandung: PT Refika Aditama,

2010), 28.

Page 27: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

23

direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-

sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati

dari masyarakat pada umumnya serta dari publik pada khususnya.

Sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin

efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan

yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan.

b. Tujuan Public Relation

Pada tahap perencanaan program humas, hal pertama yang harus

dilakukan adalah penetapan tujuan, yaitu sebagai berikut:

1) Terpeliharanya saling pengertian

2) Menjaga dan membentu saling percaya

3) memelihara dan menciptakan kerja sama

Dengan demikian, tujuan humas pada intinya adalah mewujudkan dan

memelihara hubungan saling percaya dengan publik dalam rangka

menjalin kerja sama yang baik.14

Lesie merumuskan tujuan organisasi perkumpulan antara guru

dan masyarakat (orangtua murid) adalah sebagai berikut:

1) mengembangkan pengertian masyarakat (orangtua murid) tentang

tujuan dan kegiatan pendidikan di sekolah

2) Memperlihatkan bahwa rumah dan seolah bekerja sama dalam

rangka mencapai tujuan pendidikan anak di sekolah

14 Muhibudin Wijaya Laksana, Manajemen Public Relation: Panduan Efektif

Pengelolaan Hubungan Masyarakat, 55.

Page 28: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

24

3) Memberi fasilitas pertukaran informasi antara orangtua dan guru

yang mempunyai dampak terhadap pemecahan pendidikan anak

4) Perolehan opini masyarakat tentang sekolah dengan cara

mengadakan pertemuan dengan orang tua dalam rangka untuk

kebutuhan murid-murid

5) Membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak15

Menurut Mulyasa, tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat

adalah:

a. Memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik

b. Memperkukuh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan

penghidupan masyarakat

c. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan

sekolah16

c. Manfaat Public Relation

Fuad Ihsan menegaskan bahwa manfaat hubungan timbal balik

antara sekolah dan masyarakat, antara lain sebagai berikut:

1) Bagi Masyarakat

a) Adanya bantuan tenaga terdidik pada bidangnya sehingga

memperlancar pembangunan di lingkungan masyarakat yang

bersangkutan

15 Muhibudin Wijaya Laksana, 290. 16 Muhibudin Wijaya Laksana, 291.

Page 29: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

25

b) Masyarakat akan dapat secara terbuka menyatakan realita di

masyarakat tersebut kepada para terdidik yang datang/ada di

lingkungan masyarakat tersebut

c) Meningkatkan cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang lebih

maju terhadap program pemerintah di lingkungan masyarakat

tersebut

d) Masyarakat lebih mengenal fungsi sekolah untuk pembangunan

sehingga mereka ikut memiliki sekolah tersebut

e) Masyarakat terdorong untuk semakin maju dalam berbagai

bidang kehidupannya, berkat kerja sama antara masyarakat dan

sekolah

2) Bagi Sekolah

Manfaat hubungan timbal balik bagi sekolah, antara lain

sebagai berikut:

a) Sekolah mendapat masukan dalam penyempurnaan

pendidikan/pengajaran/PBM akibat interaksi sekolah dengan

masyarakat

b) Memberikan pengalaman langsung dan praktis bagi siswa

dalam berbagai hal. Mendekati masalah secara interdisipliner

c) Mengerti dan harus tanggap terhadap kebutuhan masyarakat

dalam masa pembangunan ini. Terdorong untuk mengerti lebih

banyak dalam berbagai segi masyarakat

d) Memanfaatkan narasumber dari masyarakat

Page 30: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

26

e) Sekolah sering meerima bantuan dari masyarakat, antara lain

pemikiran, dana, sarana dan lain-lain

f) Memanfaatkan masyarakat sebagai laboratorium yang sesuai

dengan keprluan siswamata pelajaran tertentu17

Dari beberapa uraian tersebut, tampak bahwa dengan

mengadakan hubungan dengan masyarakat keberhasilan

sekolah/madrasah harus memfungsikan manajemen humasnya

dalam mewujudkan peran masyarakat dengan menjaga dan

meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat.

Sekolah/madrasah juga harus tetap dipercaya sebagai sekolah yang

berkualitas baik, unggul, mampu menghasilkan output yang

mampu menghadapi tantangan zaman pada masa kini dan yang

akan datang serta bisa dijadikan pelajaran berharga bagi sekolah-

sekolah lain dalam rangka memajukan sekolahnya.

Made Pidarta menegaskan secara terperinci tentang

manfaat hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat adalah

sebagai berikut.

17 Muhibudin Wijaya Laksana, 294.

Page 31: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

27

Tabel 11.1

Manfaat Hubungan Timbal Balik

Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat

Bagi Lembaga Pendidikan Bagi Masyarakat

1. Memperbesar dorongan

mawas diri

2. Mempermudah mempebaiki

pendidikan

3. Memperbesar usaha

meningkatkan profesi

mengajar

4. Konsep tentang guru/dosen

menjadi benar

5. Mendapatkan koreksi dari

kelompok masyarakat

6. Mendapatkan dukungan

moral dari masyarakat

7. Memudahkan meminta

bantuan dan material dari

masyarakat

8. Memudahkan pemakaian

media pendidikan di

masyarakat

1. Mengetahui hal-hal

persekolahan dan inovasinya

2. Kebutuhan masyarakat

tentang pendidikan lebih

mudah diwujudkan

3. Menyalurkan kebutuhan

berpartisipasi dalam

pendidikan

4. Melakukan usul-usul

terhadap lembaga

pendidikan

Dari uraian tersebut, jelas bahwa pada hakikatnya

hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat bersifat

korelatif, saling mendukung satu sama lain. Lembaga maju karena

adanya dukungan dari masyarakat dan masyarakat bisa maju

karena adanya pendidikan yang memadai. Bagaimanapun, setiap

peserta didik pasti akan terjun ke masyarakat.18

Oleh sebab itu, peran aktif masyarakat dalam memajukan

pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan

masa depan. Dengan semikian, tujuan nasional yaitu

mencerdasakan kehidupan bangsa dan memeratakan pendidikan

18 Muhibudin Wijaya Laksana, 295.

Page 32: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

28

dengan sistem Wajar (Wajib Belajar 9 Tahun) akan berhasil dan

menghasilkan output yang bermutu dan siap terjun di masyarakat

dengan berbagai tantangan yang ada di dalamnya.19

d. Peran Public Relation

Sebuah sistem yang baik akan menghasilkan proses yang baik

dan hasil yang dicapai pun akan baik pula. Di sinilah letak vital dari

peran humas dalam menyosialisasikan sebuah lembaga pendidikan

kepada masyarakat. Untuk membangun kepercayaan masyarakat,

humas eksternal memiliki tugas yang tidak ringan. Membangun dan

mempertahankan stigma sebuah lembaga pendidikan sangat

bergantung pada kontribusi humas eksternal lembaga yang

bersangkutan.20

Oemi Abdurrachman, membagi hubungan masyarakat ke dalam

dua bentuk, yaitu sebagai berikut:

1) Peran Humas Ekternal

Humas (pendidikan) eksternal adalah keseluruhan upaya

yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam

rangka menciptakan dan memelihara citra sekolah dan saling

pengertian antara sekolah/lembaga pendidikan dengan segenap

elemen yang berada di luar lingkungan sekolah. Sebagai alat

komunikasi, humas eksternal berhubungan dengan pihak-pihak

yang masih ada hubungan dengan sekolah. Secara sederhana

19 Muhibudin Wijaya Laksana, 296. 20 Muhibudin Wijaya Laksana, 302.

Page 33: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

29

humas berinteraksi dengan khallayak pendidikan, LSM, media dan

wartawan yang memerhatikan kemajuan pendidikan.

Humas eksternal diharapkan secara terencana dan

berkesinambungan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.

Jadi, humas eksternal memiliki peran sebagai alat komunikasi bagi

sekolah/lembaga pendidikan dalam menyukseskan kegiatan dan

visi misi sekolah.

Oleh sebab itu, tugas humas sekoah sebagai alat

komunikasi eksternal antara lain:

a) Memfasilitasi kegiatan Komite Sekolah

b) Menjalin komunikasi dengan para orangtua siswa

c) Menjalin hubungan dengan sekolah-sekolah yang lain

d) memperluas hubungan dengan sekolah-sekoah dalam rangka

mempercepat kerja sama antar sekolah

e) Menjalin kerja sama dengan instansi/lembaga lain yang

berkaitan dengan pendidikan

f) Mengembangkan hubungan yang harmonis dengan dinas-dinas

yang berkaitan, terutama lembaga struktural Dinas Pendidikan,

baik Tingkat Kota maupun Provinsi

g) Melakukan komunikasi secara berkala dengan lembaga-lembaga

media massa, wartawan, dalam skala lokal dan nasional

Peran humas di sekolah adalah membantu

menetralisasikan persoalan sekolah. Departemen Pendidikan

Page 34: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

30

Nasional mengeluarkan job description humas di sekolah, yaitu

membina, mengatur dan mengembangkan hubungan dengan

komite sekolah, membina pengembangan antara sekolah dan

lembaga pemerintahan, dunia usaha, dan lembaga sosial lainnya.

Selain itu, humas untuk menjalin komunikasi dengan pihak

eksternal sekolah.21

2) Kegiatan Humas Internal

Sesuai dengan tugasnya, humas memiliki peran ganda

dalam kinerjanya yaitu fungsi internal dan eksternal. Menurut

M.Linggar Anggono, kegiatan humas internal lebih pada

membangun komuikasi dan distribusi informasi ke dalam personal

di lembaganya. Dalam arti kegiatan humas internal, yaitu kegiatan

yang ditujukan kepada warga lingkungan sekolah, yakni para guru,

pegawai, dan organisasi siswa.22

e. Prinsip Public Relation

Dalam melaksanakan kegiatan hubungan sekolah dan

masyarakat perlu dianut beberapa prinsip. Prinsip ini memberikan

pedoman dan arah kepada guru dan kepala sekolah, sehingga

hubungan sekolah dan masyarakat itu dapat mencapai sasaran

yang telah ditetapkan. Prinsip-prinsip itu adalah:23

21 Muhibudin Wijaya Laksana, 303. 22 Muhibudin Wijaya Laksana, 304. 23 Soetjipto Raflis, Profesi Keguruan (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2009), 194.

Page 35: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

31

1) Prinsip otoritas, yaitu bahwa public relations harus dilakukan oleh

orang yang mempunyai otoritas, karena pengetahuan dan tanggung

jawabnya dalam penyelenggaraan sekolah.

2) Prinsip kesederhanaan, yaitu bahwa program-program hubungan

sekolah dan masyarakat harus jelas.

3) Prinsip sensitivitas, yaitu bahwa dalam menangani masalah-

masalah yang berhubungan dengan masyarakat, sekolah harus

sensitif terhadap kebutuhan serta harapan masyarakat. Apa yang

dianggap biasa oleh sekolah dapat merupakan hal yang sangat

menyinggung perasaan masyarakat.

4) Prinsip kejujuran, yaitu bahwa apa yang disampaikan kepada

masyarakat haruslah sesuatu apa adanya dan disampaikan secara

jujur. Sekali sekolah memberikan informasi yang tidak benar,

kepercayaan masyarakat terhadap sekolah akan menurun.

Dan akibatnya sekolah tidak lagi mudah untuk membangun

kepercayaan itu kembali.

5) Prinsip ketetapan, yaitu bahwa apa yang disampaikan sekolah

kepada masyarakat harus tepat, baik dilihat dari segi isi, watu,

media yang digunakan serta tujuan yang ingin dicapai.

f. Jenis Kegiatan Public Relation

Public relations hakikatnya adalah kegiatan komunikasi

yang memiliki perbedaan dengan kegiatan komunikasi lainnya

karena ciri hakiki komunikasi public relations adalah two way

Page 36: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

32

communications (komunikasi dua arah). Arus komunikasi timbal

balik ini yang merupakan prinsip pokok dalam public relations.

Dalam kegiatannya, public relations memberikan masukan

dan nasehat terhadap berbagai kebijakan manajemen yang

berhubungan dengan opini atau isu publik yang tengah

berkembang. Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan public

relations pada intinya adalah good image, good will, mutual

confidence, mutual understanding, mutual appretion, dan

tolerance.24

Menurut kurikulum 1975, kegiatan yang mneyangkut

hubungan sekolah dengan masyarakat meliputi beberapa hal

berikut:

a) Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua siswa

b) Memelihara hubungan baik dengan Badan Pembantu

Penyelenggaraan Pendidikan (BP3)

c) Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan

lembaga pemerintah, swasta, dan organisasi sosial

d) Memberi kesadaran kepada masyarakat tentang fungsi sekolah

melalui bermacam-macam teknik atau sarana komunikasi,

seperti majalah, surat kabar atau mendatangkan narasumber

Menurut Ngalim Purwanto dkk., hubungan antara sekolah

dan masyarakat mencakup hubungan sekolah dengan sekolah lain,

24 Muhibudin Wijaya Laksana, Manajemen Public Relation: Panduan Efektif

Pengelolaan Hubungan Masyarakat, 48.

Page 37: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

33

sekolah dengan pemerintah setempat, sekolah dengan instansi atau

jawatan lain, dan sekolah dengan masyarakat umum. Hubungan

tersebut hendaknya merupakan hubungan kerja sama yang bersifat

pedagogis, sosiologis, dan produktif, yang dapat memberikan

keuntungan, kebaikan, kemajuan dua belah pihak. Untuk itu,

kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting dan

menentukan.25

Karena sekolah berada di tengah-tengah lingkungan

masyarakat, sekolah harus membangun dengan masyarakat.

Hubungan tersebut dapat ditinjau dari dua segi.

a) Hubungan dinas dengan instansi atasan

Hubungan kedinasan, tampak penyampaian laporan

tertulis mengenai bermacam-macam data dan kegiatan sekolah.

Kadang-kadang kegiatan tersebut berupa pelayanan kunjungan

pejabat pendidikan dalam rangka melakukan kegiatan supervisi.

b) Hubungan dengan pihak lain di luar ketentuan atasan

Selain itu, terdapat hubungan atau kerja sama dari pihk lain,

meliputi:

(1) Hubungan dengan BP3

(2) Hubungan dengan sekolah lain

(3) Hubungan dengan organisasi profesi guru, seperti Persatuan

Guru Republik Indonesia (PGRI)

25 Muhibudin Wijaya Laksana, 300.

Page 38: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

34

Menurut Nawawi, Hadari bahwa tugas-tugas pokok atau

beban kerja humas sekolah atau lembaga pendidikan dapat

disimpulkan sebagai berikut:

a) Memberikan informasi dan menyampaikan ide (gagasan) kepada

masyarakat atau pihak-pihak yang membutuhkannya

b) Menyebarluaskan informasi dan gagasan-gagasan itu agar

diketahui maksud atau tujuannya serta kegiatan-kegiatannya

termasuk kemungkinan dipetik manfaatnya oleh pihak-pihak di

luar sekolah

c) Membantu pimpinan yang karena tugas-tugasnya tidak dapat

langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-

pihak yang memerlukannya

d) Membantu pimpinan mempersiapkan bahan-bahan tentang

permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang

menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu. Dengan

demikian sekolah selalu siap dalam memberikan bahan-bahan

informasi yang up-to-date

e) Membantu pimpinan dalam mengembangkan rencana dan

kegiatan-kegiatan lanjutan yang berhubungan dengan pelayanan

kepada masyarakat (public service) sebagai akibat dari

komunikasi timbal balik dengan pihak luar, yang ternyata

Page 39: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

35

menumbuhkan harapan atau penyempurnaan policy atau

kegiatan yang telah dilakukan oleh sekolah26

Kegiatan humas yang perlu dilaksanakan sekolah, diantaranya

adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan Eksternal

Kegiatan ini selalu dihubungkan dan ditunjukkan

kepada publik atau masyarakat di luar sekolah. Terdapat

dua kegiatan yang dapat dilakuan, yakni kegiatan tidak

langsung dan kegiatan langsung atau tatap muka. Kegiatan

tidak langsung adalah kegiatan yang berhubungan dengan

masyarakat melalui perantaraan media tertentu,

diantaranya:

(1) Penyebaran Informasi melalui Televisi

(2) Penyebaran informasi melalui radio

(3) Penyebaran informasi melalui media cetak

(4) Pelaksanaan pameran di sekolah

Kegiatan langsung atau tatap muka adalah kkegiatan

yang dilaksanakan secara langsung misalnya rapat dengan

pengurus BP3 (Badan Pembantu Penyelenggaraan

Pendidikan), konsultasi dengan tokoh masyarakat, dan

melayani kunjungan tamu.

26 Muhibudin Wijaya Laksana, 301.

Page 40: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

36

b) Kegiatan Internal

Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam.

Sasarannya adalah warga sekolah, yakni para guru, tenaga

administrasi (tata usaha) dan para siswa. Kegiatan internal

dapat dibedakan atas kegiatan langsung yaitu tatap muka

dan kegiatan tidak langsung yaitu melalui media tertentu.

Kegiatan langsung, antara lain berupa:

(1) Rapat dewan guru

(2) Upacara sekolah

(3) Karyawisata atau rekreasi bersama

(4) Penjelasan lisan di berbagai kesempatan, misalnya pada

acara arisan dan syawalan

Kegiatan tidak langsung, antara lain berupa:

(1) Penyampaian informasi melalui surat edaran

(2) Penggunaan papan pengumuman sekolah

(3) penyelenggaraan majalah dinding

(4) Penerbitan buletin untuk dibagikan kepada warga

sekolah

(5) Pemasangan iklan atau pemberitahuan khusus melalui

media massa pada kesempatan-kesempatan tertentu

Page 41: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

37

(6) Pelaksanaan kegiatan tatap muka yang tidak bersifat

rutin, antara lain pentas seni dan acara tutup tahun27

g. Pola Pelaksanaan Strategi Public Relation

Istilah strategi manajemen sering disebut rencana strategis atau

rencana jangka panjang untuk menetapkan garis besar tindakan.

Lamanya waktu yang akan dicakup tentu bervariasi. Dahulu, para ahli

menyebut sekitar 25 tahun. Namun, dewasa ini jarang sekali

perusahaan yang berani menetapkan arahnya untuk 25 tahun ke depan.

Sebagian besar membuatnya dalam kurun 5-10 tahun. Alasannya,

perubahan yang terjadi belakangan ini sangat sulit diterka arahnya.

Setiap perubahan saling mengait, sehingga perkiraan terjauh yang

dapat diduga menjadi amat terbatas.28

Lebih jauh, Kasali menyebut rencana jangka panjang merupakan

pegangan untuk menyusun rencana teknis dan langkah komunikasi

sehari-hari. Supaya dapat bertindak secara strategis, kegiatan PR harus

menyatu dengan visi dan misi organisasi. Berikut beberapa langkah

untuk membantu praktisi public relation menerapkan program

kerjanya:

1) Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beredar di dalam

maupun di luar organisasi. Fakta dan opini dapat diperoleh dari

media massa dalam kurun waktu tertentu, naskah-naskah pidato

27 Suryosubroto, Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat (Jakarta: PT RINEKA CIPTA,

2012), 25–31. 28 Suryanto, Public Relations, 79.

Page 42: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

38

pimpinan, produk publikasi perusahaan serta wawancara dengan

pihak-pihak penting

2) Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari

perubahan yang terjadi secara historis. Perubahan tersebut

umumnya disertai perubahan sikap perusahan terhadap publik atau

sebaliknya

3) Melakukan analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities

dan Threats). Komponen Strenghts dan Weakness dikaji dari

dalam perusahaan. Sementara itu, Opportunities dan Threats dikaji

dari lingkungan di luar organisasi. Peluang dan Ancaman dapat

muncul dari unsur-unsur seperti peraturan pemerintah,

kecemburuan serta pandangan masyarakat, perubahan struktur

kependudukan, situasi ekonomi, perubahan politik dan tekanan

yang muncul29

Pelaksanaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

1) Perencanaan

a) Identifikasi masalah

b) perumusan masalah

c) Perumusan tujuan

d) Analisis dan seleksi alternatif pemecahan masalah

29 Suryanto, 80.

Page 43: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

39

e) Identifikasi sumber penunjang atau hambatan, untuk

perumusan masalah, perumusan tujuan, dan analisis seleksi

alternatif pemecahan masalah

f) Penyusunan program

g) Menyusun jadwal pertemuan dan kegiatan tahun pelajaran

2) Pelaksanaan

a) Menyampaikan rencana kepada orangtua siswa melalui rapat

dengan pengurus BP3, perwakilan orangtua siswa setiap kelas

ataupun dalam rapat pleno

b) Mengundang alumni melalui pengurusnya untuk hal yang

sama

c) Mengumpulkan orangtua siswa tertentu dan beberapa tokoh

masyarakat untuk maksud yang sama

3) Pengorganisasian

a) Mengukuhkan atau memilih pengurus BP3, alumni, dan panitia

(sesuai dengan tuntutan)

b) Menjelaskan uraian tugas dan kerangka organisasi sehingga

jelas

c) Menyusun program kegiatan

4) Laporan atau Awal Tahun Pelajaran

a) Setiap semester dibuat laporan terperinci da disampaikan

kepada anggota

b) Laporan atau awal tahun pelajaran

Page 44: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

40

Melalui pengawasan dan laporan ini dapat diukur

pelaksanaan atau implementasi program tersebut. Kriteria

keberhasilan, seperti jumlah yang diterima pada sekolah yang

disenangi atau unggulan meningkat dan kerja sama dengan

orangtua bertambah baik dapat digunakan sebagai pengukur

keberhasilan. Kemudian, hasil tersebut digunakan sebagai

feedback untuk menyusun program berikutnya.30

Gambar 1.1. Pola Strategi Public Relation

h. Tingkatan Strategi Public Relation

Dalam konsep manajemen strategis juga dikenal adanya

tingkatan-tingkatan strategi. Antara satu tingkatan ddengan tingkatan

lain memiliki keterkaitan, dan tingkatan yang berada di bawahnya

menjalankan strategi yang dijalankan pada tingkatan strategi dalam

dunia persekolahan, adalah strategi tingkat sekolah, strategi fungsional,

strategi operasional.

30 Muhibudin Wijaya Laksana, Manajemen Public Relation: Panduan Efektif

Pengelolaan Hubungan Masyarakat, 308.

Pelaksanaan Pelaporan/

evaluasi

program

Perencanaan Pengorganisasian

Page 45: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

41

a) Strategi Sekolah

Strategi ini berkaitan dengan keseluruhan tujuan dan rung

lingkup kegiatan sesuai dengan harapan para stakholder sekolah.

Misalnya, proses pendidikan dan hasil pendidikan seperti apakah

yang diharapkan oleh stakeholder sekolah.

Strategi tingat sekolah pada dasarnya menetapkan strategi

umum, setelah mengkaji lingkungan internal dan lingkungan

eksternal sekolah serta menetapkan visi, misi, dan tujuan.

Bagaimana nilai bersama, yaitu nilai yang diharapkan publik

sekolah, bisa diwujudkan dalam kenyataan merupakan fokus dari

strategi pada tingkat sekolah ini. Selanjutnya, sekolah juga

merumuskan strategi untuk meraih dukungan dan legitimasi dari

publik-publiknya, baik publik eksternal maupun internal. Selain

itu, dikembangkan strategi untuk pengembangan kapasitas melalui

peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan,

perumusan kebijakan dan pengembangan sistem yang dijalankan di

sekolah.

b) Strategi Fungsional

Strategi fungsional adalah upaya mewujudkan strategi

sekolah berdasarkan fungsi-fungsi yang ada di sekolah. Kita bisa

mellihat fungsi yang ada dallam manajemen sekolah berdasarkan

pembidangan wakil kepala sekolah.

Page 46: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

42

Strategi fungsional bidang humas disusun dan dijalankan

untuk menunjang pencapaian tujuan organisasi sesuai dengan

peran dan fungsi kehumasan. Seperti yang sudah kita bahas, fungsi

humas sekolah itu adalah komunikasi dan relasi. Maka, strategi

fugsional bidang kehumasan ini adalah menyusun strategi

komunikasi serta strategi membangun dan memelihara relasi

dengan publik-publik sekolah. Humas menyusun strategi apa dan

bagaimana berkomunikasi dengan publik internal sekolah, serta

membangun dan menjaga relasi dengan publik internal, khususnya

pendidik dan tenaga kependidikan. Humas Juga akan

mengidentifikasi publik eksternal yang strategi dan merumusan

strategi untuk berkomunikasi dan menjalin relasi dengan publik

eksternal.

c) Strategi Operasional

Tingkatan terakhir adalah straetgi operasional yang

menerjemahkan strategi ke dalam tindakan. Pada strategi

operasional ini, wakil kepala sekolah bidang humas menetapkan

tujuan-tujuan jangka pendek yang akan dicapai yang menunjang

tujuan jangka panjang sekolah. Kegiatan-kegiatan rutin humas

sekolah seperti berhubungan dengan media massa, berkomunikasi

dengan orang tua/wali siswa, serta menyebarluaskan informasi

pada pendidik dan tenaga kependidikan, dilaksanakan dalam

kerangka strategi operasional ini. Pada strategi operasional ini,

Page 47: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

43

dipilih cara yang paling efektif dengan biaya yang efisien untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan.31

Gambar 1.2. Tingkatan Strategi

Selain dengan menggunakan strategi tersebut sekolah juga perlu

menerapkan kerjasama dengan berbagai pihak. Hubungan kerjasama

sekolah dan masyarakat (public relations) dapat digolongkan menjadi

tiga jenis hubungan, yaitu:

a) Hubungan edukatif, yaitu hubungan kerjasama dalam hal

mendidik/murid, antara guru disekolah dan orang tua didalam

keluarga. Hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan

prinsip. Kerjasama dalam berusaha memenuhi fasilitas-fasilitas

yang diperlukan untuk belajar disekolah maupun dirumah, dalam

memecahkan masalah-masalah yang menyangkut kesulitan belajar

maupun kenakalan anak-anak.

31 Yosal Iriantara, Manajemen Humas Sekolah (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,

2013), 76–80.

Strategi Sekolah

Strategi Fungsional

Strategi Operasional

Page 48: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

44

b) Hubungan kultural, yaitu kerjasama antara sekolah dan masyarakat

yang memungkinkan adanya saling membina dan

mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah berada.

Kita mengetahui bahwa sekolah merupakan suatu lembaga yang

seharusnya dapat dijadikan barometer bagi maju mundurnya

kehidupan, cara pikir, kepercayaan, kesenian,adat istiadat, dsb dari

masyarakat lingkungan sekolah

c) Hubungan institusional, yaitu hubungan kerjasama antara sekolah

dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain, baik

swasta maupun pemerintah32

Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan

interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-

tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, dan simpati dari

masyarakat, serta mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar

sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara

khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk

menyukseskan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga

sekolah tersebut bisa tetap eksis. Hubungan masyarakat dengan

sekolah merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan

publik secara timbal balik baik dalam rangka mendukung fungsi dan

32 M. Ngaim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2003), 194–95.

Page 49: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

45

tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama serta

pemenuhan kepentingan bersama.33

3. Citra

a. Pengertian Citra

Citra adalah a picture of mind, yaitu gambaran yang ada di

dalam benak seseorang. Berikut beberapa definisi yang dikemukakan

oleh para ahli :

1) Huddleston

Citra adalah serangkaian kepercayaan yang dihubungkan dengan

sebuah gambaran yang dimiliki atau diperoleh dari pengalaman.

2) Bill Canton

Citra adalah kesan, perasaan dan gambaran diri publik terhadap

perusahaan.

3) Richard F. Gerson

Citra adalah tentang bagaimana konsumen, calon konsumen dan

pesaing melihat anda.

4) Philip Kotler

Citra adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki

oleh seseorang terhadap suatu objek.

5) Frank Jefkins

33 Abdul Rahmat, Manajemen Humas Sekolah (Yogyakarta: Media Akademi, 2016), 119.

Page 50: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

46

Citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang

muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.34

Citra mempunyai pengaruh penting bagi manajemen, dengan

kata lain citra mempunyai dampak internal bagi lembaga, karena citra

yang positif maupun negatif sangat berpengaruh terhadap kinerja

karyawan. Citra merupakan realitas, oleh karena itu jika komunikasi

pasar tidak cocok dengan realitas, ketidakpuasan akan muncul dan

akhirnya konsumen mempunyai persepsi yang buruk terhadap citra

organisai.35

b. Jenis Citra

Menurut Frank Jefkins terdapat 6 jenis citra, yaitu :

1) Citra Bayangan (Mirror Image)

Citra ini biasanya melekat kepada pemimpin organisasi terkait

pandangan orang lain. Pemimpin tersebut selalu merasa semua

orang mempunyai pandangan yang positif terhadap organisasi.

Biasanya, perasaan pemimpin tersebut tidak tepat karena hampir

serupa dengan fantasi.

2) Citra yang Berlaku (Current Image)

Citra yang berlaku merupakan kesan baik milik orang lain tentang

organisasi atau hal lain berkaitan dengan produk.

3) Citra yang Diharapkan (Wish Image)

34 Suryanto, Public Relations, 156.

35 Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2003), 332.

Page 51: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

47

Citra yang diharapkan adalah citra yang diinginkan manajemen

atau organisasi.

4) Citra Perusahaan (Corporate Image)

Berkaitan dengan sosok perusahaan untuk menciptakan citra

positif, lebih dikenal serta diterima pubik.

5) Citra Majemuk (Multiple Image)

Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan, misalnya

bagaimana pihak PR mengenalkan identitas perusahaan.

6) Citra Penampilan (Performance Image)

Citra Penampilan ini lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaimana

kinerja atau penampilan diri para profesional.36

c. Faktor Pembentuk Citra

Citra sebuah organisasi terbentuk dari beragam sebab, antara lain :

1) Identitas Fisik

Secara fisik, sebuah organisasi atau individu dapat dilihat dari

pengenal visual, audio dan media komunikasi yang digunakan.

Pengenal visual misalnya nama yang melekat, logo, gedung dan

lobi sebuah kantor. Pengenal audio misalnya sebuah organisasi

memiliki jingle atau lagu yang mencerminkan corak organisasi.

Pengenal media berhubungan dengan media yang digunakan

organisasi untuk memperkenalkan citra diri, misalnya berupa

company profile, brosur, laporan tahunan, berita dan lain-lain.

36 Suryanto, Public Relations, 157.

Page 52: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

48

Beragam pengenal tersebut biasanya mencerminkan identitas, visi,

misi dan sifat si pemilik.

2) Identitas Nonfisik

Identitas nonfisik berhubungan dengan identitas organisasi yang

tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Misalnya sejarah,

filosofi, budaya di dalam organisasi, sistem punish and reward,

susunan manajemen, kepercayaan dan nilai kemanusiaan yang

ditanamkan dan lain sebagainya.

3) Kualitas Hasil, Mutu dan Pelayanan

Selain identitas, citra sebuah organisasi juga dibentuk oleh hasil

dan mutu produk, Artinya, sebuah produk yang dirancang, baik

barang atau jasa, mencerminkan kualitas manajemen. Semakin

baik sebuah hasil kerja dengan dibarengi mutu yang terjaga, citra

organisasi tentu semakin baik. Untuk menunjang hasil dan menjaga

kebaikan mutu di mata konsumen, organisasi harus

memaksimalkan pelayanan. Bentuk “pelayanan bintang lima”

tentunya akan sangat berkesan di mata konsumen. Memaksimalkan

pelayanan juga bentuk PR yang ideal.

4) Aktivitas dan Pola Hubungan

Jika sebuah organisasi sudah mempunyai produk dengan mutu

terjaga, maka menjaga hubungan dengan konsumen dan rekan

bisnis tentu harus selalu dicatat. Aktivitas dan pola hubungan

dengan individu, jaringan dan sumber daya di luar organisasi

Page 53: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

49

mencerminkan citra organisasi. Memberikan responds jujur dan

memperlihatkan tanggung jawab adalah pola dasar.37

d. Proses Pembentuk Citra

Stimulus Respons

Rangsangan Perilaku

Gambar 1.3 Bentuk diagram proses pembentukan citra menurut John Nimpoeno

Keterangan :

1) Stimulus : Rangsangan yang mengaktifkan bagian-bagian tubuh.

Untuk organisasi, stimulus pembentuk citra berkaitan dengan

informasi yang berasal dari luar yang menggambarkan sebuah

proses pembentukan citra.

2) Persepsi : Hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan dikaitkan

dengan suatu pemahaman.

3) Kognisi : Aspek pengetahuan yang berhubungan dengan

kepercayaan, ide, dan konsep.

4) Motivasi : Kecenderungan yang menetap untuk mencapai tujuan

tertentu dan untuk sedapat mungkin menjadi kondisi kepuasan

maksimal bagi individu pada setiap saat.

5) Sikap : Hasil evaluasi ngatif atau positif terhadap konsekuensi-

konsekuensi penggunaan suatu objek.

37 Suryanto, 158.

Kognisi

Persepsi Sikap

Motivasi

Page 54: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

50

6) Perilaku : Respons individu terhadap rangsangan yang berasal dari

dalam dirinya sendiri maupun lingkungan.

7) Respons : Perilaku berupa aktivitas seseorang yang berupa

tindakan sebagai aksi terhadap rangsangan atau stimulus.38

e. Manfaat Citra

Adapun manfaat citra adalah sebagai berikut:

1) Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap.

Di mana citra lembaga yang baik dan kuat akan menjadi identitas

atau kepribadian lembaga yang tidak mudah ditiru lembaga lain

sekaligus melindungi lembaga dari pesaing.

2) Menjadi perisai selama masa krisis.

Lembaga yang memiliki citra baik dan kuat akan lebih mudah

mendapatkan dukungan serta maaf dari masyarakat atas

kesalahannya.

3) Menjadi daya tarik eksekutif handal.

Sebuah lembaga dengan citra yang baik dan kuat akan mampu

menarik, memotivasi dan menahan eksekutif andal yang

merupakan asset penting penggerak roda lembaga.

4) Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran.

38 Suryanto, 159.

Page 55: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

51

Dengan citra yang sudah terbentuk dengan baik, dalam

menerjunkan produk baru di pasar maka kegiatan melakukan

strategi pemasaran tidak akan sebesar saat belum adanya citra.

5) Penghematan biaya operasional.

Sebuah lembaga dengan citra yang baik dan kuat akan

membutuhkan biaya untuk mempromosikan produk lebih sedikit

atau lebih hemat dibandingkan yang dilakukan oleh lembaga yang

belum memiliki citra atau bahkan belum dikenal konsumen.39

4. Madrasah

a. Pengertian Madrasah

Madrasah dari akar kata darasa (belajar), dan kata madrasah

adalah “isim makaan” yang mempunyai arti tempat belajar. Padanan

madrasah dalam bahasa Indonesia adalah sekolah lebih dikhususkan

lagi sekolah-sekolah agama Islam. Madrasah sebutan bagi sekolah

agama Islam adalah tempat proses belajar mengajar ajaran Islam secara

formal yang mempunyai kelas dan kurikulum dalam bentuk klasikal.

Padanan kata madrasah dalam bahasa Indonesia adalah sekolah.40

Madrasah adalah tempat pendidikan yang diatur sebagai sekolah

dan membuat pendidikan dan ilmu pengetahuan agama, menjadi pokok

pengajaran. Definisi lain dari madrasah adalah lembaga pendidikan

39 Suryanto, 160. 40 Ahid Nur, Problematika Madrasah Aliyah Di Indonesia (Kediri: STAIN Kediri Press,

2009), 22.

Page 56: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

52

yang menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai dasar yang

diberikan sekurang-kurangnya 30% di samping mata pelajaran umum.41

Secara umum, madrasah mempunyai tantangan utama yaitu

bagaimana merumuskan secara tepat perkembangan kebutuhan dan

tuntutan masyarakat kontemporer serta kondisi masa depan, sehingga

dapat dilakukan langkah-langkah responsif yang efektif. Kemampuan

merespon tuntutan dan tantangan ini yang akan menambah optimisme

bahwa madrasah dengan visi dan karakter yang agamis, populis,

berkualitas dan beragam, akan menjadi model pendidikan pilihan masa

depan dengan berbagai keunggulan yang dimiliki. Seperti keunggulan

kepribadian, intelektual, dan keterampilan.42

Adapun penyebab lemahnya Madrasah dipengaruhi oleh

beberapa faktor, seperti kualitas pengelola, sistem feodalisme, kondisi

kultur masyarakat, kebijakan politik negara, dan terlalu banyak beban

yang harus dijalani siswa. Sedangkan strategi untuk mengatasi hal

tersebut, sebuah madrasah mendapat tawaran konseptual yang dimulai

dari pembenahan pada aspek manajemen, karena aspek manajemen ini

dipandang sebagai faktor penentu terhadap komponen madrasah yang

lain.43

Lembaga pendidikan Islam harus memiliki orientasi yang jelas.

Fadjar menyarankan ada 4 hal yang perlu dilihat dalam gerak

41 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional Di

Indonesia (Jakarta: Prenada Media, 2004), 57. 42 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam (Jakarta: Erlangga, 2007), 99. 43 Qomar, 86.

Page 57: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

53

pendidikan, yaitu pertumbuhan (growht), perubahan (change),

pembaruan (development), dan kelanjutan (sustainability). Yang

berjutuan untuk merespon munculnya gejala-gejala melalui serangkaian

penataan strategi baru yang kondusif dalm memajukan lembaga

pendidikan Islam.44

44 Qomar, 48.

Page 58: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

54

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting). Penelitian kualitatif

ini memiliki karakteristik alami karena menggunakan sumber data langsung,

proses lebih dipentingkan daripada hasil.1 Hal ini disebabkan adanya hubungan

bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam

proses. Analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa

induktif dan makna merupakan hal yang esensial.2 Dalam beberapa bidang studi,

pada dasarnya lebih tepat digunakan jenis penelitian kualitatif, misalnya penelitian

yang berupaya mengungkap sifat atau pengalaman seseorang dengan fenomena

tertentu. Pendekatan kualitatif dapat digunakan untuk mengungkapkan dan

memahami sesuatu di balik fenomena yang sedikitpun belum diketahui.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus,

di mana studi kasus itu sediri adalah suatu deskripsi intensif untuk menganalisis

fenomena tertentu atau satuan sosial seperti individu, kelompok-kelompok,

institusi ataupun masyarakat. Peneliti ini mencoba menggambarkan subyek

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan (Jakarta: PT RINEKA CIPTA,

1998), 31. 2 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),

3.

Page 59: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

55

penelitian di dalam keseluruhan tingkah lakunya, yakni tingkah laku itu sendiri

beserta hal-hal yang melingkupinya, hubungan antara tingkah laku dengan riwayat

timbulnya tingkah laku, demikian pula hal-hal lain yang berkaitan dengan tingkah

laku tersebut. Peneliti juga mencoba untuk mencermati individu atau sebuah unit

secara mendalam.3 Studi kasus adalah suatu studi yang bersifat komprehensif,

intens, rinci dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya menela’ah

permasalahan yang bersifat kontemporer.

Keunikan atau keunggulan dari studi kasus secara umum adalah

memberikan peluang yang luas kepada peneliti untuk menela’ah secara mendalam,

detail, intensif dan menyeluruh terhadap unit sosial yang diteliti. Ini adalah

kekuatan utama sebagai karakteristik dasar dari studi kasus. Selain itu studi kasus

juga memiliki keunggulan spesifik lainnya, yakni: studi kasus dapat memberikan

informasi penting mengenai hubungan antar-variabel serta proses-proses yang

memerlukan penjelasan dan pemahaman yang lebih luas, studi kasus memberi

kesempatan untuk memperoleh konsep-konsep dasar perilaku manusia. Melalui

penyelidikan intensif peneliti dapat menemukan karakteristik dan hubungan-

hubungan yang mungkin tidak diduga sebelumnya, studi kasus dapat menyajikan

data-data dan temuan-temuan yang sangat berguna sebagai dasar untuk

membangun latar permasalahan bagi perencanaan penelitian yang lebih besar dan

mendalam dalam rangka pengembangan ilmu-ilmu sosial. Studi kasus dalam

3 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, 314.

Page 60: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

56

penelitian ini adalah tentang penerapan strategi public relation dalam

mengembangkan citra madrasah.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai key instrument yaitu orang

yang membuka kunci, menelaah, dan mengeksplorasi seluruh ruang secara cermat

dan leluasa. Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamat

berperan serta, sebab peran penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya.

Sehingga peneliti bertindak sebagai instrument kunci, yang mana peneliti

merencanakan penelitian, kemudian mencari data yang meliputi observasi dan

wawancara awal tentang public relation dalam mengembangkan citra lembaga

pendidikan islam. Selanjutnya mengumpulkan data, menganalisis dan menulis

hasil penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Peneliti memilih tempat di MAN 2 Ponorogo, dengan beberapa hal yang

menjadi pertimbangan yaitu MAN 2 Ponorogo merupakan lembaga yang

bernaungan pendidikan Islam. Dari beberapa masyarakat lebih memberi

pencitraan yang baik terhadap sekolah ini, sehingga sekolah ini dikenal lebih baik

oleh masyarakat dibanding dengan sekolah lain yang lebih dulu berdirinya.

Padahal, sekolah ini ada setelah berdirinya MAN 1 Ponorogo.

Page 61: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

57

D. Data dan Sumber Data

Data yang dicari adalah untuk menjawab rumusan masalah dalam

penelitian ini, yaitu tentang bagaimana public relation mengembangkan citra

lembaga madrasah di MAN 2 Ponorogo dan bagaimana public relation

menerapkan strategi untuk mengembangkan citra lembaga madrasah di MAN 2

Ponorogo.

Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Berdasarkan

pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa yang dimaksud dengan sumber data

adalah dari mana peneliti akan mengedepankan dan menggali informasi yang

berupa data-data yang diperlukan. Sumber data secara garis besar terdiri orang

(person), tempat (place) dan kertas atau dokumen (paper).4

Sumber data dari penelitian kualitatif ini terdiri dari sumber data manusia

dan non manusia. Dari sumber data manusia datanya berupa kata-kata dan

tindakan. Untuk sumber data non manusia, datanya adalah selebihnya adalah

berupa data tambahan seperti dokumen, foto dan lainnya.5 Kata-kata dan tindakan

informan pada penelitian ini berasal dari kepala sekolah dan guru MAN 2

Ponorogo. Dengan demikian, dalam penelitian ini kata-kata dan tindakan yang

menjadi sumber data utama.

4 Arikunto, 99. 5 Arikunto, 112.

Page 62: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

58

E. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif diskriptif terdapat beberapa metode

pengumpulan data, yaitu:

1. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara

secara garis besar dibagi menjadi dua, yakni wawancara tak terstruktur dan

terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut wawancara

mendalam.6 Jenis wawancara yang akan digunakan oleh peneliti adalah

wawancara tak terstruktur.

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada :

a. Kepala madrasah di MAN 2 Ponorogo, sebagai penentu kebijakan dalam

sebuah lembaga pendidikan, peneliti mencari informasi mengenai kebijakan

pelaksanaan public relation di MAN 2 Ponorogo.

b. Bagian Hubungan Masyarakat MAN 2 Ponorogo, untuk mencari informasi

mengenai strategi yang digunakan, proses penerapan dari strategi tersebut

dan implikasi strategi public relation terhadap citra lembaga madrasah di

MAN 2 Ponorogo.

6 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan

Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 180.

Page 63: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

59

c. Peserta didik MAN 2 Ponorogo dan masyarakat, untuk melihat seberapa jauh

keberhasilan penerapan strategi public relation dan melihat bagaimana

pandangan masyarakat terhadap MAN 2 Ponorogo.

2. Observasi

Observasi adalah aktivitas untuk memperhatikan sesuatu dengan

menggunakan alat panca indera, yaitu melalui penglihatan, penciuman,

pendengaran, peraba, dan mengecap.7 Observasi merupakan metode

pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian.8

Hasil observasi ini dicatat dalam catatan lapangan karena hal ini sangat

bermanfaat atau penting bagi peneliti. Bahkan dapat dikatakan bahwa dalam

penelitian kualitatif ”jantungnya” adalah catatan lapangan.9 Penelitian

kualitatif mengandalkan pengamatan atau wawancara dalam pengumpulan data

di lapangan. Pada waktu berada di lapangan, peneliti membuat ”catatan”,

setelah pulang ke rumah atau tempat tinggal barulah menyusun ”catatan

lapangan”.10 Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Kalau wawancara dan

kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas

pada orang, tetapi juga obyek-obyek yang lain.11

7 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, 310. 8 Arikunto, 77. 9 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 154. 10 Moleong, 153. 11 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2003), 145.

Page 64: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

60

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah,

peserta didik dan kondisi guru yang akan diteliti serta penerapan strategi public

relation dalam mengembangkan citra lembaga madrasah di MAN 2 Ponorogo.

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu participant observation (observasi berperan serta) dan non

participant observation (observasi non partisipasi). Dalam penelitian ini

menggunakan non participant observation. Ini berarti peneliti tidak terlibat

langsung dengan aktivitas orang yang sedang diamati. Peneliti hanya

mengamati, mencatat, menganalisis dan selanjutnya membuat kesimpulan dari

apa yang telah dilihatnya.

Pada observasi ini peneliti mengamati bagaimana upaya penerapan

stategi public relation yang dilakukan madrasah dalam mengembangkan citra

lembaga madrasah di MAN 2 Ponorogo. Serta mencoba melihat seberapa besar

tingkat keberhasilan dan dampak dari upaya tersebut. Hasil observasi ini ditulis

lengkap dan disajikan dalam transkrip observasi.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang

menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang

akan diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan

berdasarkan perkiraan. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari

Page 65: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

61

dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap

bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.12

Teknik ini digunakan peneliti untuk memperoleh data tentang gambaran

umum sekolah terkait sejarah berdirinya, visi, misi, tujuan, dan struktur

organisasi sekolah, data guru dan murid, sarana-prasarana, dan dokumentasi

kegiatan public relation di MAN 2 Ponorogo. Seperti dokumen yang berkaitan

dengan promosi dan tingkat prestasi siswa di MAN 2 Ponorogo.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh dengan berbagai macam teknik pengumpulan data,

maka diperlukan analisis data. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.13 Langkah-

langkah analisis data ditunjukkan pada gambar berikut:

12Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kuantitatif (Jakarta: PT RINEKA CIPTA,

2008), 158. 13 Suwandi, 334.

Page 66: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

62

Gambar: 3.1 Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huberman

a. Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti bekerja untuk memperoleh data sebanyak-

banyaknya dari subyek penelitian dengan wawancara, observasi dan

dokumentasi.

b. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting. Reduksi data bukan hanya sekedar

membuang data yang tidak diperlukan, melainkan merupakan upaya yang

dilakukan oleh peneliti selama analisis data dilakukan dan merupakan

langkah yang tak terpisahkan dari analisis data. Berkaitan dengan hal ini,

setelah data-data terkumpul yakni yang berkaitan dengan masalah penerapan

Strategi Public Relation selanjutnya dipilih yang penting dan difokuskan

pada pokok permasalahan.

Penyajian data Pengumpulan data

Reduksi data

Kesimpulan

Page 67: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

63

Langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap pertama,

melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan, dan meringkas data.

Pada tahap kedua, peneliti menyusun kode-kode dan catatan-catatan

mengenai berbagai hal, termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta

proses-proses sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok-

kelompok dan pola-pola data. Kemudian pada tahap terakhir dari reduksi

data, peneliti menyusun rancangan konsep-konsep (mengupayakan

konseptualisasi). Dalam penelitian ini, reduksi data bermanfaat untuk

memilah dan memilih data-data yang sesuai dengan penelitian terkait

penerapan Strategi public relation dan pengembangan citra lembaga

madrasah di MAN 2 Ponorogo.

c. Penyajian Data (data display)

Penyajian data adalah proses penyusunan informasi yang kompleks ke

dalam suatu bentuk yang sistematis. Penyajian data (data display)

melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin

(kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga

seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan

penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam perspektif dan terasa

bertumpuk maka membantu proses analisis. Dalam hubungan ini, data yang

tersaji berupa kelompok-kelompok gugusan-gugusan yang kemudian saling

dikait-kaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan.

Page 68: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

64

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Penyajian data menguraikan data dengan teks yang bersifat deskriptif.

Tujuan penyajian data ini adalah memudahkan pemahaman terhadap apa

yang diteliti dan bisa segera dilanjutkan penelitian ini berdasarkan penyajian

yang telah difahami. Dengan menyajikan data, akan memudahkan peneliti

untuk memahami apa yang terjadi.

d. Pengujian Kesimpulan (Drawing and Verifying Conclusions).

Drawing and Verifying Conclusions adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi, yakni penarikan dan pengujian kesimpulan, peneliti pada dasarnya

mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola

data yang ada dan atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat.14

Kesimpulan dalam penelitian ini mengungkap temuan berupa hasil

deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih kurang jelas dan

apa adanya kemudian diteliti menjadi lebih jelas dan diambil kesimpulan.

Kesimpulan ini untuk menjawab rumusan masalah yang dirumuskan di awal.

G. Pengecekan Keabsahan Temuan

Dalam penelitian kualitatif ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

mengembangkan validitas data atau mengecek keabsahan data. Dalam penelitian

ini peneliti mengecek keabsahan data dengan teknik triangulasi, yaitu

14 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2008), 106.

Page 69: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

65

membandingkan data-data yang sudah diperoleh dari satu sumber kepada sumber

yang lain agar tercapai keabsahan data.15

H. Tahapan-tahapan Penelitian

Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini ada tiga tahapan dan

ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil

penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah:

1. Tahap Pra Lapangan, yang meliputi menyusun rancangan penelitian, memilih

lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan

lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan

penelitian dan yang menyangkut persoalan etika penelitian;

2. Tahap Pekerjaan Lapangan, yang meliputi memahami latar penelitian dan

persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan

data;

3. Tahap Analisis Data, yang meliputi analisis selama dan setelah pengumpulan

data;

4. Tahap penulisan hasil laporan penelitian.

15 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 105.

Page 70: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

66

BAB IV

DESKRIPSI DATA

A. DESKRIPSI DATA UMUM

1. Sejarah Singkat MAN 2 Ponorogo

Berbicara sejarah berdirinya MAN 2 Ponorogo tidak terlepas dari

sejarah panjang perjalanan PGAN Ponorogo. Berawal dari PGA Swasta

Ronggowarsito Tegalsari Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo berdiri pada

tahun 1966 atas inisiatif para tokoh ulama Tegalsari yaitu kyai Muchsin

Qomar, kyai Sarjuni, kyai Yasin dan kyai Iskandar, yang kemudian pindah ke

Karanggebang Jetis. Setelah PGA menjadi PGAN dengan kepala sekolah

bapak Zubairi Masykur (Alm).

Ponorogo dikenal sebagai kota Reog karena merupakan kota asal

kesenian reog yang sudah di kenal dunia. Selain itu, Ponorogo juga dikenal

sebagai kota santri karena Ponorogo terdapat banyak pesantren. MAN 2

Ponorogo salah satu lembaga pendidikan Islam yang berada di bawah

Kementerian Agama dengan nomor statistik madrasah 131135020002

bersetatus Negeri merupakan alih fungsi dari PGAN Ponorogo seperti

tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Agama RI No. 1990 dan 42 tahun

tahun 1992.

Seiring dengan perkembangan proses pembelajaran, PGAN

dipindahkan ke kota karena belum memiliki gedung sendiri, maka menyewa

Page 71: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

67

gedung sebelah utara masjid Agung Ponorogo dan rumah penduduk sekitar.

Setelah tahun 1980 barulah PGAN memiliki gedung sengiri di Keniten

Kecamatan Ponorogo, atas tanah waqaf. Sesuai Surat Keputusan Menteri

Agama RI Nomor 1990 PGAN dialihfungsikan menjadi MAN 2 Ponorogo,

dan melalui Surat Keputusan Penyempurnaan tanggal 27 Januari 1992 Nomor

42 tahun 1992 menjadiMAN 2 Ponorogo.

Sejak berdirinya MAN 2 Ponorogo sampai sekarang telah beberapa

kali berganti kepemimpinan, diantaranya:

a) Z. A. Qoribun, B. BA

b) Drs. H. Muslim

c) H. Kasanun, SH

d) Imam Faqih Idris, SH

e) Abdullah, S.Pd

f) Drs. H. Suhanto, MA

g) Nasta’in, S.Pd., M.Pd.I

2. Letak Geografis

Kabupaten ponorogo adalah salah satu kabupaten yang berasal dari

provinsi jawa timur, Indonesia. Kabupaten Ponorogo terletak di koorinat 111

17’ – 111 52’ Bujur Timur dan 7 49’ – 8 20’ Lintang selatan dengan

ketinggian antara 92 sampai dengan 2.563 m di atas permukaan laut dan

memiliki luas wilayah 1.371,78 km. ponorogo terletak di sebelah barat dari

provinsi Jawa Timur dan berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah. Kota yang

Page 72: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

68

berada di sebelah selatan adalah kota Pacitan, sebelah barat adalah kota

Wonogiri (Jawa Tengan), sebelah utara adalah kota Madiun, dan sebelah

timur adalah kota Trenggalek.

MAN 2 berada di wilayah perkotaan tepatnya di jalan Soekarno Hatta

381 Ponorogo menempati tanah seluas 9.788 m2. Letak MAN 2 berada di

sebelah selatan terminal seloaji, dan di sekitarnya berdiri beberapa pondok

pesantren seperti ponpes Thorikul Huda, ponpes Nurul Hikmah, ponpes

Ittihatul Ummah, ponpes Durisawo, dan ponpes Tahfidhul Qur’an.

3. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah

a. Visi Madrasah

Religius, unggul, berbudaya, dan integritas.

b. Misi Madrasah

Religius:

1. Mewujudkan perilaku yang berakhlakul karimah bagi warga madrasah

2. Meningkatkan kualitas ibadah

3. Menjaga keistiqomahan pelaksanaan sholat jama’ah Dhuhur dan Dhuha

4. Mewujudkan tertib do’a, membaca Al-Qur’an dan Asmaul Husna

Unggul:

1. Meningkatkan karakter unggul dalah kedisiplinan

2. Memperkokoh kedisiplinan

3. Meningkatkan kualitas pengembangan kurikulum

4. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran

Page 73: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

69

5. Mewujudkan perolehan NUN yang tinggi

6. Meningkatkan daya saing peserta didik dalam melanjutkan ke jenjang

pendidikan tinggi

7. Memperoleh juara KSM dan OSN tingkat regional dan nasional

8. Memperoleh juara olimpiade tingkat nasional

9. Meningkatkan riset remaja

10. Meningkatkan kejuaraan karya ilmiah remaja

11. Meningkatkan kreativitas peserta didik

12. Meningkatkan kejuaraan kreativitas peserta didik

13. Meningkatkan kegiatan bidang kesenian

14. Meningkatkan perolehan juara lomba bidang kesenian

15. Meningkatkan kegiatan bidang olah raga

16. Meningkatkan perolehan juara bidang olah raga

17. Meningkatkan kualitas manajemen madrasah

18. Pemberdayaan sarana dan prasarana yang memadai

Berbudaya:

1. Meningkatkan rasa suka pada kearifan budaya local

2. Meningkatkan peran serta warga madrasah dalam budaya pelestarian

lingkungan

3. Meningkatkan kesadaran warga madrasah dalam budaya pencegahan

kerusakan lingkungan

Page 74: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

70

4. Meningkatkan peran warga madrasah dalam budaya pencegahan

pencemaran lingkungan

Integritas:

1. Meningkatkan integritas antara ilmu agama dan ilmu umum

2. Meningkatkan integritas antara akademik dan non akademik

c. Tujuan Madrasah

Dalam mengemban Misi, MAN 2 Ponorogo telah merumuskan beberapa

tujuan, yaitu:

1. Mewujudkan perilaku yang berakhlakul karimah bagi warga madrasah

2. Meningkatkan kualitas ibadah

3. Menjaga keistiqomahan pelaksanaan sholat jama’ah dhuhur dan

Sholat Dhuha

4. Mewujudkan tertib do’a, membaca Al qur’an dan asmaul husna

5. Meningkatkan karakter unggul dalam Kedisiplinan

6. Memperkokoh kedisiplinan

7. Meningkatkan kualitas pengembangan kurikulum

8. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran

9. Mewujudkan perolehan NUN yang tinggi

10. Meningkatkan daya saing peserta didik dalam melanjutkan ke jenjang

pendidikan Tinggi

11. Memperoleh juara KSM dan OSN tingkat regional dan Nasional

12. Memperoleh juara olimpiade tingkat Internasional

Page 75: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

71

13. Meningkatkan riset remaja

14. Meningkatkan kejuaaraan karya ilmiah remaja

15. Meningkatkan kreativitas peserta didik

16. Meningkatkan kejuaraan kreatifitas peserta didik

17. Meningkatkan kegiatan bidang kesenian

18. Meningkatkan perolehan juara lo mba bidang kesenian

19. Meningkatkan kegiatan bidang olah raga

20. Meningkatkan perolehan juara bidang olah raga

21. Meningkatkan kualitas manajemen madrasah

22. Pemberdayaan sarana dan prasarana yang memadai

23. Meningkatkan pemahaman pada budaya lokal

24. Meningkatkan peran serta warga madrasah dalam budaya pelestarian

lingkungan

25. Meningkatkan kesadaran warga madrasah dalam budaya pencegahan

kerusakan lingkungan

26. Meningkatkan peran warga madrasah dalam budaya pencegahan

pencemaran lingkungan

27. Meningkatkan integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum

28. Meningkatkan integrasi antara akademik dan non akademik

Page 76: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

72

4. Keadaan Pendidik, Tenaga Pendidik dan Siswa

MAN 2 Ponorogo memiliki 107 guru dengan klasifikasi pendidikan 24

guru S2, 65 guru S1, 2 guru D3, 16 guru SMA sederajat. Dari 107 guru

terdapat 69 guru pns, 22 guru honorer GTT 16 guru honorer PTT.

Jumlah siswa dalam 4 tahun terakhir, tahun ajaran 2012/2013

sebanyak 1164 siswa, tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 1145 siswa, tahun

ajaran 2014/2015 sebanyak 1167 siswa, dan tahun ajaran 2015/2016

sebanyak 1157 siswa.

DATA SISWA 4 TAHUN TERAKHIR

N

o

Tahun

Kelas X

Kelas XI

Kelas XII TOTA

L

L

P jml

L

P

jml

L

P

jml

L

P jml

1

2015/2016

105

311

416

107

268

375

103

263

366

315

842 1157

2

2014/2015

120

287

401

109

276

385

103

272

375

332

835 1167

3

2013/2014

109

276

385

103

272

375

115

270

385

327

818 1145

4

2012/2013

118

290

408

121

276

397

98

261

359

337

827 1164

5. Sarana dan Prasarana

MAN 2 Ponorogo memiliki sarana dan prasarana sebagai penunjang

keberhasilan tujuan sekolah, yaitu:

Page 77: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

73

NO JENIS BANGUNAN Jumlah

KONDISI BANGUNAN

Baik Rusak

Ringan

Rusak

Berat

1 R. Kelas 36 36

2 R. Kepala 1 1

3 R. TU 1 1

4 R. Guru 1 1

5 Perpustakaan 1 1

6 Laboratorium :

Fisika 1 1

Kimia 1 1

Bahasa 1 1

Komputer 2 2

7 Aula 1 1

8 R. Seni /

R.Ketrampilan

9 R. UKS 1 1

10 R. OSIS 1 1

11 R. BP 1 1

12 Mushola 1 1

13 WC 10 10 1

14 Tempat Parkir 3 3

15 GOR 1 1

16 Koperasi Siswa 1 1

17 Gasebo 1 1

J u m l a h 66 66 2 0

6. Fasilitas Guru dan Siswa

Fasilitas yang diberikan kepada siswa, guru dan karyawan yaitu

mushola, tempat parkir luas, ruang kelas multimedia (program akselerasi dan

bina prestasi), koperasi siswa, kantin, hotspot area, aula pertemuan, Gasebo,

gedung olahraga, lapangan bulutangkis, lapangan fitsal, lapangan tenis,

lapangan basket, lapangan volli, toilet, dan UKS.

Page 78: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

74

7. Struktur Organisasi

Dalam pelaksanaan kelembagaannya, MAN 2 Ponorogo membentuk

kepengurusan organisasi kelembagaan. Tujuannya adalah agar

mempermudah dalam pelaksanaan tugas masing-masing secara efektif dan

tercapainya visi dan misi serta tujuan MAN 2 Ponorogo. Struktur organisasi

MAN 2 Ponorogo:

Kepala Madrasah : Nasta’in, S.Pd, M.Pd.I

Kepala Tata Usaha : Agus Eko Handoyo

Waka Kurikulum : Taufik Effendi, S.Ag, M.Pd.I

Waka Kesiswaan : Nyamiran, S.Pd, M.Pd.I

Waka Sarpras : Drs. Zain Attamiim, M.Pd

Waka Humas : Dra. Lilik Setyowati

B. DESKRIPSI DATA KHUSUS

1. Pengembangan Citra Lembaga Madrasah di MAN 2 Ponorogo melalui

Public Relation

Public relation merupakan rangkaian pengelolaan yang berkaitan

dengan kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat

(orangtua murid) yang dimaksudkan untuk menunjang proses belajar

mengajar di lembaga pendidikan bersangkutan. Adapun definisi public

relation menurut MAN 2 Ponorogo itu sendiri sebagaimana yang disampaikan

Page 79: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

75

oleh Dra. Lilik Setyowati selaku Humas di MAN 2 Ponorogo adalah sebagai

berikut:

Definisi public relation menurut MAN 2 Ponorogo adalah Layanan

pemberian informasi dari suatu instansi/lembaga pendidikan ke pelanggan

(masyarakat luas). Dan layanan tersebut dilaksanakan baik secara

langsung maupun tidak langsung.1

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa MAN 2 Ponorogo

lebih mengutamakan layanan dalam public relation untuk dapat menjaga

eksistensinya dan meningkatkan citra yang positif di mata masyarakat. Selain

layanan yang menjadi faktor utama, adapun faktor lain yang juga pentingnya

adalah komunikasi. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Dra. Lilik

Setyowati adalah sebagai berikut:

Selain layanan yang kita utamakan, komunikasi merupakan faktor penting

keberhasilan public relation dalam meningkatkan citra lembaga

pendidikan Islam di MAN 2 Ponorogo ini. Dengan terjalinnya

komunikasi yang baik dengan pihak internal maupun eksternal maka akan

sangat membantu dan memudahkan dalam pelaksanaan strategi yang akan

diterapkan sesuai tujuan yang diinginkan.2

Dapat disimpulkan bahwa, komunikasi menjadi faktor penting

keberhasilan public relation dalam meningkatkan citra lembaga pendidikan

Islam di MAN 2 Ponorogo. Dalam membangun dan menjalin komunikasi

diperlukan berbagai cara agar komunikasi terjalin secara efektif baik dengan

pihak internal maupun pihak eksternal. Oleh karena itu pihak internal lembaga

1 Lihat transkip wawancara no, 01/W/23-4/2018 2 Lihat transkip wawancara no, 01/W/23-4/2018

Page 80: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

76

sendiri telah menggunakan berbagai cara seperti yang telah disampaikan oleh

Nasta’in, S.Pd, M.Pd.I selaku Kepala Madrasah adalah sebagai berikut:

Dengan pihak internal ada dua jenis komunikasi, yaitu komunikasi formal

dan Komunikasi Non formal. Adapun komunikasi formal adalah saya

berusaha untuk membagi tugas dengan jelas sesuai dengan kompetensi

yang dimiliki, motivasi dan sisi keadilan. Komunikasi yang dilakukan

disini menggunakan bahasa regulasi. Komunikasi Non formal adalah

selalu berupaya untuk menerapkan 3S (Senyum, Sapa, Salam).3

Dari uraian tersebut dapat diketahui cara membangun komunikasi yang

efektif dengan pihak internal. Selain dengan pihak internal komunikasi dalam

public relation, dengan pihak eksternal juga harus diperhatikan agar terjalin

dengan efektif dan harmonis. Seperti yang dijelaskan oleh Nasta’in, S.Pd,

M.Pd.I adalah sebagai berikut:

Adapaun dengan pihak eksternal/masyarakat komunikasi disini ada dua

jenis, yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Yang

temasuk komuikasi langsung disini adalah :

1. Mengajak dan mengudang masyarakat untuk ikut andil dalam kegatan

tertentu

2. Memberikan ruang bagi masyarakat utuk memberikan kritik dan

saran/masukan ke pihak Madrasah

Contoh kasus : Ada laporan dari piha luar/tentangga bahwasanya ada

yang membuat kolam dan ada tembok/dinding sekolah yang

mengganggu langsung dari pihak Madrasah memberikan solusi dan

menindaklanjuti masalah tersebut.

Adapun yang termasuk komunikasi tidak langsung adalah personalia yang

ada di lingkungan masyarakat sebagai sarana untuk memberikan

informasi yang kemudian ditujukan untuk laporan ke pihak Madrasah.4

Hubungan sekolah dan masyarakat dilakukan untuk menjembatani

kebutuhan yang dibutuhkan oleh sekolah dan masyarakat itu sendiri. Sekolah

3 Lihat transkip wawancara no, 02/W/5-5/2018 4 Lihat transkip wawancara no, 02/W/5-5/2018

Page 81: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

77

melakukan komunikasi dengan masyarakat agar memahami kebutuhan

pendidikan dan pembangunan masyarakat. Untuk itu komunikasi dengan

masyarakat luas harus diperhatikan agar terjalin dengan efektif. Seperti yang

dijelaskan oleh Nasta’in, S.Pd, M.Pd.I adalah sebagai berikut:

Selain dengan pihak internal dan eksternal komunikasi dalam public

relation dengan masyarakat luas juga harus diperhatikan dengan lebih

agar citra Madrasah dipandang baik oleh masyarakat luas. Adapun

caranya adalah mendidik dan memberikan SOP pada satpam/security

Madrasah dan selalu menerapkan 3S (Senyum, Salam, Sapa).5

Dari beberapa penjelasan di atas maka dapat dipahami bahwa jenis-jenis

komunikasi yang digunakan di MAN 2 Ponorogo untuk membangun

komunikasi yang efektif diantaranya dengan pihak internal yaitu komunikasi

vormal dan komunikasi non vormal sedangkan dengan pihak eksternal yaitu

komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung.

Public relation di MAN 2 Ponorogo sangat mengutamakan layanan dan

komunikasi. Dengan adanaya layanan yang baik dan jenis-jenis komunikasi

yang digunakan maka citra lembaga pendidikan Islam di MAN 2 Ponorogo

mendapatkan citra yang baik/positif dimata masyarakat luas dan dapat menjadi

sekolah unggulan yang dapat mennjaga eksistensinya dalam keunggulan

kompetitif.

5 Lihat transkip wawancara no, 02/W/5-5/2018

Page 82: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

78

2. Penerapkan Strategi Public Relation Untuk Mengembangkan Citra

Lembaga Madrasah di MAN 2 Ponorogo

a. Pola Strategi Public Relation di MAN 2 Ponorogo

Pola merupakan suatu gambaran atau suatu konsep yang digunakan

untuk mengimplementasikan suatu strategi. Dan adapun pola strategi yang

digunakan MAN 2 Ponorogo melalui beberapa langkah.

Tahap awal yang diterapkan dalam pola strategi public relation adalah

perencanaan. Dalam perencanaan terdapat identifikasi masalah, perumusan

masalah, perumusan tujuan dll. seperti yang dijelaskan oleh Dra. Lilik

Setyowati adalah sebagai berikut:

Dalam perencanaan penerapan strategi public relation untuk

meningkatkan citra lembaga yang kita utamakan adalah pengenalan

tentang profile Madrasah baik secara online/offline. Kemudian

pengadaan sosialisasi ke SMP/MTs. Adapun sosialisasi tersebut

dilaksanakan oleh tim sosialisasi sendiri yang telah diberikan

tanggungjawab/wewenang sesuai tugasnya.6

Pada tahap perencanaan terdapat identifikasi masalah, dalam hal ini

meliputi memperhatikan dan mengawasi pengetahuan, opini sikap dan

perilaku pihak-pihak yang berhubungan dan berpengaruh oleh sikap dan

kebijakan sebuah organisasi/lembaga. Adapun cara humas MAN 2 Ponorogo

mengidentifikasi masalah melalui beberapa cara seperti yang dijelaskan oleh

Dra. Lilik Setyowati adalah sebagai berikut:

Kalau untuk ke kalangan masyarakat umum sendiri belum ada, kita

lebih cenderung melaksanakan identifikasi masalah dalam public

6 Lihat transkip wawancara no, 01/W/23-4/2018

Page 83: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

79

relation kepada wali murid dan siswa MAN 2 Ponorogo. Adapun

caranya yaitu menggunakan angket dan melalui informasi publik. Dan

didalam angket tersebut sudah terpapar dengan sangat jelas untuk

mengidentifikasi masalah yang ada di luar maupun di dalam

lingkungan sekolah dengan cara musyawarah. Adapun yang terlibat

dalam perencaan strategi public relation adalah: BK, Komite Sekolah,

Kepala Sekolah, Guru.7

Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa strategi awal yang dilakukan

MAN 2 Ponorogo dengan perencanaan yang mana di dalam perencanaan

terdapat identifikasi masalah melalui angket dan informasi publik.

Setelah perencanaan upaya yang dilakukan MAN 2 Ponorogo pada

tahap beriktnya adalah pengorganisasian meliputi mengukuhkan atau

memilih pengurus BPPD (Badan Penerimaan Peserta Didik Baru),

menjelaskan uraian tugas dan menyusun program kegiatan.

Pengorganisasian dalam memilih pengurus, menjelaskan tugas dan

menyusun program kegiatan di MAN 2 Ponorogo menurut penjelasan Dra.

Lilik Setyowati dengan melalui kesepakatan, sebagai berikut:

Setelah perencanaan tahap selanjutnya sebelum pelaksanaan yaitu

pembentukan pengurus dan pendelegasian wewenang. Kalau untuk

pembentukan kepengurusan humas sendiri tidak ada (Humas sendiri

tidak memiliki bawahan). Tetapi untuk pelaksanaanya dibantu oleh

staf-staf yang lain guru-guru yang lain dibawah naungan dan

keputusan kepala sekolah. Yang mana Kepala Sekolah berusaha untuk

membagi tugas dengan jelas sesuai dengan kompetensi, motivasi dan

sisi keadilan. Dan dalam penyusunan program kegiatan sekolah harus

dilaksanakan dengan musyawarah dan melibatkan beberapa staf untuk

membantu kelancaran dalam kegiatan tersebut.8

7 Lihat transkip wawancara no, 01/W/23-4/2018 8 Lihat transkip wawancara no, 01/W/23-4/2018

Page 84: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

80

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa pengorganisasian

atau pembentukan pengurus dan pendelegasian wewenang dilaksanakan

sesuai dengan kompetensi dan motivasi yang dimiliki berdasarkan program

kegiatan yang sudah dirancang dari permasalahan yang sudah diketahui oleh

pihak lembaga pendidikan.

Komunikasi yang baik akan memudahkan dalam pelaksanaan strategi

public relation agar customer dapat terlayani dengan baik dan maksimal.

Seperti yang disampaikan oleh Nasta’in, S.Pd, M.Pd.I selaku Kepala

Madrasah adalah sebagai berikut:

Dalam public relation komunikasi sangat penting demi terlaksananya

program kegiatan sesuai dengan tujuan. Selain komunikasi, kerjasama

dengan berbagai pihak juga sangat diperukan. Pelaksanan strategi

public relation dilaksanakan secara bertahap. Pemberian informasi

terkait pertemuan wali murid menggunakan surat edaran kalau lainnya

seperti halnya kegiatan-kegiatan bisa diakses di web MAN 2 Ponorogo

ada juga brosur dan pamflet yang disediakan. Dan juga kita ada tim

sosialisasi untuk penerimaan siswa-siswi baru.9

Kegiatan public relation dapat dievaluasi melalui dua kriteria: pertama

efektivitasnya, yaitu sampai seberapa jauh tujuan itu telah tercapai. Kedua

efisiensinya, yaitu sampai seberapa jauh sumber yang ada atau yang

potensial yang telah digunakan secara baik untuk kepentingan kegiatan

hubungan masyarakat. Evaluasi ini dapat dilakukan pada waktu proses

kegiatan sedang berlangsung atau pada akhir suatu program itu untuk

melihat seberapa jauh keberhasilannya.

9 Lihat transkip wawancara no, 02/W/5-5/2018

Page 85: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

81

Kegiatan public relation di MAN 2 Ponorogo dievaluasi pada saat

proses kegiatan berlangsung dan juga setelah kegiatan dilaksanakan. Dra.

Lilik Setyowati selaku humas di MAN 2 Ponorogo menjelaskan sebagai

berikut:

Dalam evaluasi program kegiatan disini kita melaksanakannya pada

saat program kegiatan itu berlangsung dan juga setelah selesainya

kegiatan tersebut. Karena dengan begitu kita akan lebih mudah untuk

mengetahui tingkat keberhasilan program kegiatan itu dilaksanakan.

Kemudian hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai feedback untuk

menyusun program kegiatan berikutnya. Selain evaluasi dari pihak

internal kita juga menampung kritik dan saran dari pihak eksternal.

Kritik dan saran dari wali murid atau masyarakat luas biasanya kita

melihat dari pengunjung di web dan ada juga yang langsung datang ke

Madrasah utuk complain tetapi itu sangat minim sekali terjadi.10

Langkah-langkah dalam membangun strategi public relation sangatlah

diperlukan. Seperti yang dijelskan oleh Nasta’in, S.Pd, M.Pd.I selaku Kepala

Madrasah adalah sebagai berikut:

Terdapat beberapa langkah dalam membangun strategi public relation

di MAN 2 Ponorogo yaitu melalui dua pihak, pihak internal dan pihak

eksternal. Pertama pihak internal, yaitu hubungan antara guru-guru

dengan karyawan dan staf lain kita harus saling menjaga ukhuwah

demi terwujudnya komunikasi dan kerjasama yang baik dan berusaha

menerepkan 3S (senyum, salam, sapa). kedua pihak eksternal, yaitu

dengan wali murid, masyarakat sekitar dan masyarakat luas. Dengan

adanya wali murid sekolah sangat terbantu karena adanya kerjasama

terkait penyebar luasan informasi-informasi ke khalayak umum. Tetap

menjaga silaturahmi dengan masyarakat sekitar, karena tanpa adanya

campur tangan masyarakat sekitar sekolah tidak akan maju dan

berkembang. Dengan masyarakat luas, ketika pengadaan event-event

atau pameran sekolah kita juga perlu mengadakan kerja sama dengan

masyarakat luas contohnya dengan lembaga lain baik dari pemerintah

maupun non-pemerintah, mitra maupun non-mitra. Karena dengan

10 Lihat transkip wawancara no, 01/W/23-4/2018

Page 86: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

82

begitu lembaga akan dikenal lebih luas oleh masyarakat luas dan kerja

sama terjalin dengan baik.11

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa langkah-langkah dalam

membangun strategi public relation di MAN 2 Ponorogo antara lain melalui

pihak internal dan eksternal. Adapun pihak internal meliputi guru-guru

dengan karyawan dan staf lainnya. Sedangkan dengan pihak eksternal

meliputi wali murid, masyarakat sekitar dan masyarakat luas. Karena

berhasil atau suksesnya sebuah lembaga, pengguna dan khalayak umum

yang dapat menilai. Dengan adanya citra lembaga yang positif di mata

masyarakat maka kerjasama dan hubungan masyarakat akan terjalin dengan

baik.

b. Penerapan Strategi Public Relation di MAN 2 Ponorogo

Berbagai strategi dilakukan oleh MAN 2 Ponorogo dalam menghadapi

persaingan agar tidak kalah dengan sekolah lain di era yang serba

berkemajuan ini. Dengan adanya strategi public relation yang dilakukan,

akan menimbulkan persepsi baik atau tidak baik dari masyarakat. Jika

strategi dilaksanakan dengan baik, maka timbul pencitraan yang baik pula.

Kegiatan Public Relation merupakan implementasi dari tugas humas

untuk mencapai tujuan humas dan menjalankan fungsi dan perannya secara

menyeluruh. Kegiatan Public Relation pada hakikatnya merupakan kegiatan

11 Lihat transkip wawancara no, 02/W/5-5/2018

Page 87: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

83

berkomunikasi dengan berbagai macam simbol komunikasi, verbal ataupun

nonverbal.

Penerapan strategi public relation yang dilaksanakan di MAN 2

Ponorogo melalui dua jenis kegiatan, kegiatan internal dan kegiatan

eksternal. Internal sasarannya ditujukan kepada peserta didik, tenaga

pengajar, dan pegawai administrasi atau karyawan di lembaga pendidikan.

Eksternal sasarannya terdiri dari orang tua peserta didik, alumni, dunia

industri atau usaha, instansi pemerintah dan swasta, serta masyarakat luas.

Menurut penjelasan Dra. Lilik Setyowati tentang publisitas kegiatan

Madarasah adalah sebagai berikut:

MAN 2 Ponorogo penyampaian informasi menggunakan radio, karena

dengan radio dapat menjangkau publik dengan luas. Masarakat

ponorogo dan sekitarnya akan lebih mudah untuk menerima informasi

baik di daerah kota maupun desa.12

Penyebaran informasi yang digunakan di MAN 2 Ponorogo juga

melaui media cetak seperti surat kabar, baleho, spanduk yang ditempelkan di

sekitar Madrasah tetapi lebih lengkapnya bisa diakses di web MAN 2

Ponorogo. Seperti yang dijelaskan oleh Dra. Lilik Setyowati sebagai berikut:

Dalam menyampaikan informasi di MAN 2 Ponorogo selain

menggunakan radio juga melalui media cetak seperti surat kabar,

baleho, spanduk. Karena dengan semakin berkembangnya zaman di

era digital ini MAN 2 Ponorogo memfasilitasi masyarakat luas dengan

sangat mudah bisa diakses dimana saja dan kapan saja yaitu melalui

web MAN 2 Ponorogo. Di web tersebut sudah diinfokan dengan

12 Lihat transkip wawancara no, 01/W/23-4/2018

Page 88: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

84

sangat jelas dan detail untuk segala informasi dan kegiatan yang ada di

MAN 2 Ponorogo.13

Open house/kunjungan merupakan salah satu bentuk interaksi dengan

pihak eksternal untuk mengetahui keadaan Madrasah secara langsung.

Seperti yang dijelaskan Nasta’in, S.Pd, M.Pd.I sebagai berikut:

Disini bukan istilah open house yang digunakan, tetapi lebih tepatnya

lagi kita menerima dengan sangat terbuka dan senang hati kunjugan

dari mana saja dari pihak pemerintah maupun non pemeritah, dari

pihak mitra maupun non mitra. Seperti akhir-akhir ini ada kujungan

dari SMA 2 Ponorogo dan juga MAN 2 Ponorogo sebagai tuan rumah

dalam rapat Kepala Sekolah Se-Karesidenan Madiun.

Pameran dan event digunakan untuk menunjukkan hasil karya siswa

kepada publik serta sebagai promosi Madrasah. Selain event yang diadakan

di Madrasah sendiri, terkadang MAN 2 Ponorogo juga mengikti acara di luar

Madrasah. Seperti yang dijelaskan Nasta’in, S.Pd, M.Pd.I sebagai berikut:

Event rutin yang dilaksanakan MAN 2 Ponorogo yang merupakan

branding Man 2 Ponorogo adalah SAC/PSC/IBM. Hal tersebut

merupakan kegiatan rutinan tahunan. Dan ditahun ini ada banjari dan

Tru Out CBT yang diadakan di MAN 2 Ponorogo. Dan kadang kala

kita juga mengikuti acara di luar Madrasah seperti event-event seperti

event yang/pameran yang diadakan oleh KEMENAG dll. Sedangkan

pameran hasil karya siswa dikemas menjadi satu dalam acara

perlombaan, karena dengan begitu lebih mengefisiensikan waktu.14

Perlombaan merupakan ajang penunjukan bakat (show your talent)

bagi siswa-siswi dan merupakan salah satu pendidikan skill di MAN 2

Ponorogo. Seperti yang dijelaskan Dra. Lilik Setyowati sebagai berikut:

13 Lihat transkip wawancara no, 01/W/23-4/2018 14 Lihat transkip wawancara no, 02/W/5-5/2018

Page 89: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

85

Perlombaan sering diadakan di MAN 2 Ponorogo ini baik dari pihak

internal maupun eksternal. Dari pihak eksternal diantaranya yaitu

perlombaan AGLOW (perlombaan yang diadakn volenter dari

Amerika yang bertempat di Indonesia) relawan dari Amerika. O2SN

yaitu perlombaan yang berkaitan dengan bidang keolahragaan dan

masih banyak lagi. Adapun dari pihak internal sendiri ada banyak

perlombaan yang diadakan diantaranya Taekwondo dll. Dari tahun

sebelumnya perlombaan itu pecah, dan mulai tahun ini perlombaan

akan dilaksanakan serentak yang dikemas dengan sebutan Pekan Milad

(Hari ULTAH MAN 2 Ponorogo). Perlombaan diikuti baik dari tingkat

kabupaten, sekaresidenan, propinsi mapun nasional kita selalu

berperan aktif untuk mengikutinya. Dan alhamdulillah hasil prestasi

siswa dalam perlombaan tersebut bisa dikatakan selalu mendapatkan

apresiasi di berbagai tingkat.15

Diantara strategi public relation di MAN 2 Ponorogo menurut

penjelasan Dra. Lilik Setyowati sebagai berikut:

Dalam menentukan strategi di MAN 2 Ponorogo ini, sebelumnya

melihat bagaimana opini publik, apa yang diharapkan oleh pengguna.

Dari sekolah khususnya humas berusaha memperoleh informasi

melalui berbagai media seperti surat kabar, web karena teknologi

sekarang semakin maju dan berkembang sehingga lebih memudahkan

dalam proses pencarian informasi. Ada juga wali murid yang datang

langsung ke Madrasah untuk complain tetapi hal itu sangat minim

sekali terjadi.

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa dengan menggunakan

strategi operasional akan lebih mudah untuk memperoleh dan menerima

informasi dari pengguna. Hal tersebut diperoleh melalui berbagai media baik

dari media massa maupun cetak bahkan berkomunikasi langsung kepada

pihak Madrasah.

Hubungan sekolah dan masyarakat sangatlah dominan penting karena

adanya hubungan tersebut diharapkan sekolah tidak lagi selalu ketinggalan

15 Lihat transkip wawancara no, 01/W/23-4/2018

Page 90: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

86

dengan perubahan dan tuntutan masyarakat yang senantiasa berkembang.

Hubungan tersebut diterapkan dalam bentuk kerjasama antara pihak sekolah

dengan masyarakat baik masyarakat sempit maupun luas. Seperti yamg

dijelaskan oleh Dra. Lilik Setyowati sebagai berikut:

Demi terwujudnya lembaga yang unggul dan berkompeten kerjasama

dengan masyarakat sangatlah membantu sekali. Karena dengan adanya

kerjasama baik maka sekolah akan mendapatkan citra yang baik di

mata masyarakat. Selain dengan wali murid sendiri untuk kerjasama

dalam hal perkembangan muridnya agar sesuai yang diharapkan yang

dilakukan melalu rapat atau secara langsung datang ke sekolah, pihak

sekolah juga membuka kritik dan saran kepada masyarakat luas

melalui web MAN 2 Ponorogo. Adapun bentuk kerjasama lainnya

yang dapat meningkatkan mutu dan citra lembaga seperti kerjasama

dengan Perpusda dalam hal literasi, kerjasama dengan PMI dalam hal

PMR, kerjasama dengan SAC dalam hal BIMBEL dan pihak dinas

lainnya.16

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui dengan menggunakan strategi

fungsional inilah antara pihak lembaga dapat membangun komunikasi dan

relasi atau kerjasama dengan pihak orang tua, masyarakat luas atau

pengguna jasa. Dengan terciptanya komunikasi dan relasi yang baik maka

lembaga akan dipandang mempunyai citra yang positif dan meningkat.

Dalam penerapan strategi sekolah proses pendidikan dan hasil

pendidikan seperti apakah yang diharapkan stakeholder sekolah. Dengan

mewujudkan visi, misi, tujuan, pengembangan kapasitas pendidik dan tenaga

pendidik, perumusan kebijakan maka akan lebih mudah untuk

16 Lihat transkip wawancara no, 01/W/23-4/2018

Page 91: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

87

mengoperasional program-program kegiatan sekolah agar tercapai sesuai

dengan tujuan dan diterima dengan baik di mata pengguna jasa.

Kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan strategi public

relation di MAN 2 Ponorogo seperti yang dijelaskan oleh Dra. Lilik

Setyowati sebagai berikut:

Untuk sarana dan prasarana disini alhamdulillah sudah terpenuhi

sehingga tidak menjadi kendala. Untuk masalah pelayanan

masyarakat/wali murid yang datang harus menunggu tidak langsung

dilayani ini merupakan salah satu kendala dalam hal pelayanan.

Kendala selebihnya melihat dari pengunjung di web (kritik dan saran)

dan ada yang langsung complain ke sekolah tetapi itu sangat minim.17

Masyarakat menambahkan terkait kendala-kendala atau masalah yang

dihadapi di MAN 2 Ponorogo adalah sebagai berikut:

Kurangnya perhatian wali kelas terhadap muridnya yang terkena

musibah contohnya tahun kemarin ada anak yang mengalami

kecelakaan tetapi dari pihak sekolah khususnya wali kelas kurangnya

komunikasi dan berinteraksi untuk menanyakan keadaan dll.

Kurangnya penanganan yang cepat terhadap murid yang akan

mengikuti ujian susulan karena terkena musibah bukan karena bolos

sekolah.18

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut bahwa dalam penerapan

strategi di MAN 2 Ponorogo mengalami berbagai kendala diantaranya:

Kurangnya penanganan yang segera terhadap customer service yang datang,

komunikasi yang kurang terhadap anak yang terkena musibah dan kurangnya

penanganan yang segera terkait anak yang hendak mengikuti ujian susulan.

17 Lihat transkip wawancara no, 01/W/23-4/2018 18 Lihat transkip wawancara no, 03/W/9-5/2018

Page 92: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

88

Berdasarkan wawancara tersebut bahwa upaya yang dilakukan MAN 2

Ponorogo untuk mengatasi kendala tersebut seperti yang dijelaskan oleh Dra.

Lilik Setyowati sebagai berikut:

Upaya Madrasah untuk mengatasi kendala tersebut melalui

musyawarah bersama untuk pencapaian mufakat dan solusi terbaik.

Serta dalam hal kurangnya perhatian maka pihak sekolah akan lebih

memfokuskan terhadap murid-murid yang terkena musibah. Akan

lebih meningkatkan lagi pelayanan yang ada. Dari hal inilah sekolah

berusaha untuk mewujudkan pelayanan yang lebih baik dan dapat

memuaskan pelanggan atau pengguna jasa.19

Musyawarah merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi kendala-

kendala yang ada, karena dengan adanya musyawarah akan muncul

kesepakatan bersama. Yang sangat diutamakan di MAN 2 Ponorogo adalah

layanan baik internal maupun eksternal. Jadi sekolah akan berusaha selalu

meningkatkan layanan untuk kepuasan publik atau pengguna jasa.

c. Manfaat Public Relation Terhadap Masyarakat dan Sekolah Dalam

Mengembangkan Citra Lembaga Madrasah di MAN 2 Ponorogo

MAN 2 Ponorogo merupakan lembaga yang memadukan antara

pendidikan umum dengan pendidikan agamanya. Ada sebagian masyarakat

yang meragukan tentang kemampuan siswa yang sekolah di Madrasah, tetapi

MAN 2 Ponorogo berusaha menunjukkan bahwa siswa mampu berprestasi

yang unggul dengan umum maupun religius.

Madrasah merupakan lembaga yang mengajarkan pendidikan islam

pada siswa-siswinya. Dan tujuan dari madrasah ini sama dengan tujuan

pendiidkan Islam itu sendiri. Yaitu membentuk anak yang berakhlakul

19 Lihat transkip wawancara no, 01/W/23-4/2018

Page 93: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

89

karimah dan membekali anak dengan pendidikan Islam supaya kelak

dapat menjalankan perannya di dunia sebagai kholifah, serta mendapat

bekal untuk akhiratnya.20

Dari wawancara tersebut, menjelaskan bahwa antara tujuan sekolah

dengan tujuan pendidikan Islam terdapat kesamaan. Seperti membentuk

siswa pempunyai akhlakul karimah, membekali siswa menjadi kholifah di

dunia, serta membekali pendidikan Islam untuk akhiratnya. Inilah kesamaan

antara tujuan pendidikan Islam dengan visi, misi, dan tujuan dari MAN 2

Ponorogo.

Kenyamanan siswa belajar di MAN 2 Ponorogo merupakan prioritas

sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif.

Selain kenyamanan, komunikasi juga harus dijaga agar terjalin dengan sopan

dan baik antara teman sebaya maupun yang lebih tua yaitu guru.

Saya sangat senang belajar di sini karena situasinya sangat nyaman dan

kondusif. Selain mendapatkan pengalaman di kelas di sini juga dapat

memperdalam skill menambah pengalaman dengan mengikuti berbagai

ekstrakurikuler yang ada dan menurut saya ekstrakurikuler di sini

sudah maju. Komunikasi dengan teman dan guru sangatlah terjalin

dengan baik dan sopan, karrena di sini selalu diterapkan 3S

(senyum,salam,sapa). Dan menurut pengalaman cerita saya ketika di

lingkungan rumah banyak yang membicarakan tentang MAN 2

Ponorogo bahwa sekolah ini sudah sangat maju dan sudah dikenal oleh

banyak masyarakat.21

Hubungan antara sekolah dengan masyarakat haruslah terjalin dengan

baik. Apabila terjalin dengan baik maka hal tersebut merupakan kunci dalam

20 Lihat transkip wawancara no, 02/W/5-5/2018 21 Lihat transkip wawancara no, 04/W/10-5/2018

Page 94: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

90

keberhasilan sekolah untuk mendidik siswa-siswinya dan akan terciptanya

citra yang positif.

Dengan adanya strategi public relation maka masyarakat akan lebih

mudah memahami dan mengerti bagaimana layanan dan komunikasi

yang diberikan sekolah kepada masyarakat luas. Setelah melihat hal

tersebut maka masyarakat akan memberikan persepsi tentang MAN 2

Ponorogo. Dan alhamdulillah dengan adanya strategi public relation

selama ini sekolah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sebagai

lembaga yang memiliki citra positif dan masyarakat berbondong-

bodong mendaftarkan anaknya ke MAN 2 Ponorogo.22

Dari penjelasan di atas, dengan adanya strategi public relation yang

baik dapat merubah persepsi masyarakat mengenai sekolah. Jika strategi

dilakukan secara baik maka masyarakat akan tanggap. Sehingga dengan

melihat keunggulan dan perbedaan MAN 2 Ponorogo masyarakat akan

menilai baik dan memberi pencitraan baik pula bagi lembaga. Pelayanan

yang baik akan menghasilkan siswa yang berprestasi dan akan lebih banyak

calon siswa yang mendaftar di MAN 2 Ponorogo.

Citra lembaga yang dinilai oleh masyarakat sangatlah berpengaruh

untuk kinerja guru dan karyawan. Untuk itu lembaga harus menjaga

keeksistensinya agar selalu mendapatkan nama baik di mata masyarakat.

Karena saya ingin masukkan anak saya ke sekolah yang pendidikan

formal dan agamanya sejajar, maka saya sangat tertarik di MAN 2

Ponorogo ini. Yang mana sekoah ini mencetak lulusan yang ulul albab

tangguh dalam imtaq cerdas dalam iptek. Saya melihat MAN 2

Ponorogo ini dari segi agama, kedisplinan, kegiatan kestrakurikuler

sudah bagus dan mendukung. Siswanya mampu bersaing dalam

perlombaan dari tingkat kabupaten, karesidenan bahkan nasional. Dan

lulusannya sudah sesuai yang diharapkan dan mampu masuk ke PTN

22 Lihat transkip wawancara no, 01/W/23-4/2018

Page 95: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

91

ternama di Indonesia. Maka dari itu saya mengatakan MAN 2

Ponorogo ini sekolah yang bagus dan memiliki citra yang baik.23

Banyak masyarakat yang memberi citra yang baik bagi MAN 2

Ponorogo. Seperti yang dipaparkan pada wawancara bahwa citra MAN 2

Ponorogo hampir sama dengan sekolah lain yaitu hanya sekolah Islam biasa.

Namun, dengan adanya prestasi yang baik, lulusan yang agamis, dan mampu

masuk di perguruan tinggi ternama di berbagai daerah. Mengubah citra yang

biasa menjadi sekolah yang bercitra baik. Masyarakatpun sudah memiliki

pandangan untuk memasukkan anak mereka ke MAN 2 Ponorogo. Maka

dari itu, strategi publik relation ini memiliki kontribusi yang luar biasa bagi

citra lembaga di MAN 2 Ponorogo ini.

23 Lihat transkip wawancara no, 03/W/9-5/2018

Page 96: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

92

BAB V

ANALISIS DATA

A. Analisis Data tentang Pengembangan Citra Lembaga Madrasah di MAN 2

Ponorogo melalui Public Relation

Citra lembaga merupakan salah satu magnet terpenting dalam lembaga

pendidikan untuk menarik minat masyarakat. Lembaga pendidikan Islam yang

menpunyai citra positif akan mampu menarik minat masyarakat untuk masuk

menjadi bagian dalam lembaga tersebut. Akan tetapi, apabila citra negatif yang

ditampilkan lembaga pendidikan Islam akan berdampak pula pada persepsi

masyarkat yang negatif.1

Lembaga MAN 2 Ponorogo berdiri pada tahun 1966 dan citra lembaga

mulai berkembang pada tahun 1992 sejak awal mulanya memiliki gedung

sendiri di Keniten, Kecamatan Ponorogo atas tanah waqaf. Pada usianya yang

ke-25 tahun, MAN 2 Ponorogo berperan aktif dalam pembangunan bangsa

yang bersentuhan langsung dengan dunia pendidikan. Banyak hal yang telah

diperbuat untuk mencerdaskan anak bangsa. Ini ditandai dengan sebaran

alumni yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta dan berkarya

di berbagai lembaga baik negeri maupun swasta. Untuk menjadi madrasah

unggulan Jawa Timur di wilayah barat, MAN 2 Ponorogo terus

mengembangkan berbagai layanan.2

1 Syarifudin S. Gasing Suryanto, Public Relations (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2016),

157. 2 Nasta’in, wawancara, Ponorogo, 5 Mei 2018.

Page 97: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

93

Pandangan masyarakat terhadap citra MAN 2 Ponorogo dari segi

agama, kedisplinan, pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler sudah sangat

bagus, maju dan berkembang. Dalam menghadapi persaingan dengan lembaga

pendidikan lainnya, MAN 2 Ponorogo memiliki keunggulan dalam bersaing

(competitive advantage) yang mampu disandingkan dengan lembaga lainnya,

baik lembaga umum maupun Islam.3 Dengan adanya persepsi dari masyarakat

yang sudah jelas, maka dapat dikatakan bahwa MAN 2 Ponorogo sangatlah

dipandang sebagai lembaga pendidikan Islam yang memiliki citra positif yang

semakin berkembang.

Public relation merupakan rangkaian pengelolaan yang berkaitan

dengan kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat

(pemberian layanan) yang dimaksudkan untuk menunjang proses belajar

mengajar di lembaga pendidikan yang bersangkutan.4 Dengan adanya

public relation dalam lembaga pendidikan, maka kegiatan operasional

sekolah atau pendidikan semakin efektif dan efisien. Hal tersebut dapat

membantu demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh

suatu lembaga pendidikan.

Manajemen public relation di MAN 2 Ponorogo sangat baik dan

sistematis. Dimana hal tersebut termanifestasi pada proses penerapannya,

hingga pembagian tugas dan wewenang tiap-tiap divisinya yang sangat tertata

rapi. Public relation di MAN 2 Ponorogo terdiri dari segi layanan dan

komunikasi. MAN 2 Ponorogo berusaha memberikan layanan yang baik pada

3 Siti Marwiyati,wawancara, Ponorogo, 9 Mei 2018. 4 Zainal Mukarom, Muhibudin Wijaya Laksana, Manajemen Public Relation: Panduan

Efektif Pengelolaan Hubungan Masyarakat (Bandung: Pustaka Setia, 2015), 290.

Page 98: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

94

setiap pelanggan dengan berupaya menerapkan 3S (senyum, salam, sapa).

Layanan disini dapat berupa layanan langsung maupun layanan tidak langsung.

Selain itu lembaga juga menerima dengan sangat terbuka kritik dan saran dari

masyarakat.5 Layanan yang diberikan MAN 2 Ponorogo kepada masyarakat

sangat baik dan bagus. Hal tersebut termanifestasi pada saat pertemuan wali

murid atau kegiatan lainnya yang berhubungan langsung dengan masyarakat.6

Faktor yang menjadi problem bagi lembaga pendidikan Islam adalah

tidak adanya komunikasi efektif yang dilakukan lembaga tersebut dengan

publiknya. Sehingga, ia sulit memperoleh citra posistif dari masyarakat.

Sedangkan eksistensi lembaga pendidikan Islam dalam menghadapi persaingan

dipengaruhi oleh citra Lembaga itu sendiri dan keunggulan kompetitif

(competitive advantage) yang dimiliki.7

Terdapat dua jenis komunikasi yang lazim digunakan, yaitu

komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah

komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kepada pihak

lain baik secara tertulis (written) maupun lisan (oral). Sedangkan komunikasi

nonverbal adalah kebalikan dari komunikasi verbal yaitu suatu proses dari

komunikasi yang dimana penyampaian informasi atau pesannya tidak memakai

kata-kata. Komunikasi ini sering disebut juga dengan bahasa isyarat. Bentuk

5 Nasta’in, wawancara, Ponorogo, 5 Mei 2018. 6 Siti Marwiyati,wawancara, Ponorogo, 9 Mei 2018. 7 Uhar Suharsapatura, Manajemen Perguruan Tinggi Strategi Menghadapi Perubahan

(Bandung: PT Refika Aditama, 2015), 155.

Page 99: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

95

dari komunikasi nonverbal ini memakai gerakan seperti bahasa tubuh, ekspresi

wajah, dengan kontak mata dan lain sebagainya.8

Jenis komunikasi yang digunakan di MAN 2 Ponorogo dengan pihak

internal maupun eksternal adalah komunikasi verbal dan nonverbal.

Komunikasi verbal dalam bentuk tulisan (written) meliputi proposal, artikel,

brosur, papan pengumuman, poster, iklan, buklet, dan radio. Komunikasi

verbal dalam bentuk lisan (oral) meliputi open house, rapat, pertemuan.

Sedangkan komunikasi nonverbal meliputi seminar, special event, penelitian,

dan pameran sekolah.9

Dalam suatu public relation nyawa utamanya adalah komunikasi.

Sehingga suatu komunikasi disini mutlak dibangun secara efektif. Karena

dalam komunikasi yang efektif akan dibuktikan dengan adanya feedback dari

orang lain. Dengan adanya jenis-jenis komunikasi yang digunakan tersebut

maka akan sangat memudahkan untuk menjalin relasi dengan pihak lain dan

eksistensi lembaga tetap terjaga dengan baik.

B. Analisis Data tentang Penerapan Strategi Public Relation untuk

Mengembangkan Citra Lembaga Madrasah di MAN 2 Ponorogo

1. Pola Strategi Public Relation di MAN 2 Ponorogo

Pola strategi public relation meliputi empat langkah pokok, yaitu

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pelaporan/evaluasi

8 Djoko Purrwanto, Komunikasi Bisnis Edisi Keempat (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011),

4. 9 Lilik Setyowati, wawancara, Ponorogo, 23 April 2018.

Page 100: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

96

program.10 Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa

pola strategi public relation di MAN 2 Ponorogo memiliki empat

komponen, antara lain:

Pertama, perencanaan, dengan melalui perencanaan yang matang

dan melalukan pogram-pogram yang jelas usaha dalam mewujudkan

lembaga pendidikan yang berimage bagus akan bisa terwujud sesuai

harapan. Di dalam perencanaan terdapat identifikasi masalah yaitu

menentukan masalah yang sedang dihadapi.11 Misalnya bagaimana asumsi

atau pandangan masyarakat terkait lembaga MAN 2 Ponorogo,

permasalahan sebelumnya yaitu adanya anggapan masyarakat bahwa

sekolah umum unggul dalam prestasi akademik sedangkan sekolah

keagamaan unggul dari segi agama, sehingga sekolah berupaya untuk

mewujudkan sekolah yang optimal dari segi keagamaan dan prestasinya

sesuai dengan visi MAN 2 Ponorogo, terbentuknya siswa-siswi yang

berkepribadian islami, berprestasi optimal, kreatif dan menciptakan

lulusan yang ULUL ALBAB tangguh dalam imtaq cerdas dalam IPTEK.

Program-program yang direncanakan diantaranya pameran sekolah,

perlombaan, pertemuan wali murid, pentas seni dan lain sebagainya yang

melibatkan dengan masyarakat luas.12

Kedua, pengorganisasian, di dalam pengorganisasian hal yang

dilakukan merupakan pengukuhan atau memilih pengurus BP3,

10 Muhibudin Wijaya Laksana, Manajemen Public Relation: Panduan Efektif

Pengelolaan Hubungan Masyarakat, 308. 11 Muhibudin Wijaya Laksana, 308. 12 Nasta’in, wawancara, Ponorogo, 5 Mei 2018.

Page 101: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

97

menjelaskan uraian tugas dan kerangka organisasi sehingga jelas.13 Di

MAN 2 Ponorogo pengorganisasian sama halnya dengan pembentukan

pengururs dan pendelegasian wewenang. Untuk struktur kehumasan

sendiri tidak ada tetapi humas dalam hal kerjanya dibantu oleh beberapa

bagian dan staf yang dapat mengoperasionalkan kegiatan dengan lancar.14

Ketiga, pelaksanaan, berdasarkan perencanaan strategis yang telah

dipersiapkan dan disetujui, implementasi program pelaksanaan yang

dirancang untuk sasaran spesifik bagi maing-masing public dilakukan

untuk mencapai tujuan program. Dalam pelaksanaan di MAN 2 Ponorogo,

hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik dengan pihak

internal mapun eksternal. Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan dalam

pelaksanaan meliputi pertemuan wali murid, rapat dan lainnya.

Keempat, melakukan evaluasi, langkah terakhir yang dilakukan

dalam pola strategi public relation. Kegatan public relation di MAN 2

Ponorogo dievaluasi melalui dua kriteria. pertama dari segi efektivitasnya,

yaitu seberapa jauh tujuan tersebut tercapai dan kedua dari segi

efisiensinya, yaitu seberapa jauh sumber yang digunakan secara untuk

kepentingan hubungan masyarakat. Evaluasi tersebut dilaksanakan pada

saat kegiatan berlangsung dan setelah kegiatan tersebut telah selesai.

Evaluasi ini dilakukan oleh semua pihak tidak hanya yang berwenang saja,

tetapi semuanya terlibat. Semisal apa yang mejadi harapan wali murid

13 Muhibudin Wijaya Laksana, Manajemen Public Relation: Panduan Efektif

Pengelolaan Hubungan Masyarakat, 308. 14 Lilik Setyowati, wawancara, Ponorogo, 23 April 2018.

Page 102: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

98

dievaluasi dan dari pihak lembaga berusaha meberikan langkah-langkah

apa yang akan dilakukan.

Hasil dari evaluasi dijadikan sebagai wadah feedback/umpan balik

untuk menyusun program kegiatan berikutnya. Selain evaluasi dari pihak

internal kita juga menampung kritik dan saran dari pihak eksternal. Kritik

dan saran dari wali murid atau masyarakat luas biasanya kita melihat dari

pengunjung di web dan ada juga yang langsung datang ke Madrasah utuk

complain tetapi itu sangat minim sekali terjadi.15

Implikasi temuan ini terhadap lembaga pendidikan adalah agar

pihak lembaga menentukan dan mengembangkan pola strategi yang

strategis sesuai dengan visi, misi dan tujuan dari pihak lingkungan internal

maupun eksternal. Apabila strategi yang digunakan lembaga bagus dan

sesuai maka hal tersebut akan menjadi branding lembaga dan lembaga

memiliki posisi dan kualitas yang bagus dibandingkan dengan lembaga

lainnya yang sejenis. Implikasi untuk peneliti sendiri perlunya penelitian

tentang strategi public relation di lembaga pendidikan yang lebih lanjut

lagi.

2. Penerapan Strategi Public Relation di MAN 2 Ponorogo

Public relation hakikatnya adalah kegiatan komunikasi yang

memiliki perbedaan dengan kegiatan komunikasi lainnya karena ciri

hakiki komunikasi public relations adalah two way communications

15 Lilik Setyowati, wawancara, Ponorogo, 23 April 2018.

Page 103: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

99

(komunikasi dua arah). Arus komunikasi timbal balik ini yang merupakan

prinsip pokok dalam public relations.16

Strategi public relations di MAN 2 Ponorogo melalui beberapa

beberapa kegiatan yaitu kegiatan eksternal dan internal. Kegiatan

eksternal meliputi penyebaran informasi melalui radio, media cetak.

Sedangkan kegiatan internal melalui rapat dewan guru, upacara sekolah.

Program kegiatan yang dilakukan sekolah antara lain pertemuan rutin wali

murid, mading karya siswa, event SAC/PSC/IBM, try out CBT.17

Dalam konsep manajemen strategis juga dikenal adanya tingkatan-

tingkatan strategi. Antara satu tingkatan ddengan tingkatan lain memiliki

keterkaitan, dan tingkatan yang berada di bawahnya mendukung strategi

yang dijalankan pada tingkatan strategi dalam dunia persekolahan, adalah

strategi tingkat sekolah, strategi fungsional, strategi operasional.18

Implementasi strategi public relations di MAN 2 Ponorogo melalui

beberapa strategi, antara lain: strategi sekolah terkait berkaitan dengan

keseluruhan tujuan dan rung lingkup kegiatan sesuai dengan harapan para

stakholder sekolah. Misalnya, proses pendidikan dan hasil pendidikan

seperti apakah yang diharapkan oleh stakeholder sekolah. Strategi

fungsional terkait antara sekolah dan wali murid harus kerjasama dan

bertanggung jawab dalam mewujudkan citra lembaga yang baik melalui

pertemuan wali murid. Selain itu dalam hal mewujudkan citra yang baik

16 Muhibudin Wijaya Laksana, Manajemen Public Relation: Panduan Efektif

Pengelolaan Hubungan Masyarakat, 48. 17 Nasta’in, wawancara, Ponorogo, 5 Mei 2018. 18 Yosal Iriantara, Manajemen Humas Sekolah (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,

2013), 76.

Page 104: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

100

pihak lembaga juga bekerjasama dengan Perpusda, PMI, SAC, dinas.

Strategi operasional terkait budaya sosial dan nilai yang berlaku

dimasyarakat informasi melalui beberapa media masa baik dari surat

kabar, majalah, group, website, lewat blog maupun media cetak.19

3. Manfaat Public Relation Terhadap Masyarakat dan Sekolah Dalam

Mengembangkan Citra Lembaga Madrasah di MAN 2 Ponorogo

a. Bagi Masyarakat

Pada hakikatnya hubungan antara lembaga pendidikan dan

masyarakat bersifat korelatif, saling mendukung satu sama lain.

Lembaga maju karena adanya dukungan dari masyarakat dan

masyarakat bisa maju karena adanya pendidikan yang memadai.

Bagaimanapun, setiap peserta didik pasti akan terjun ke masyarakat.

Kontribusi yang bisa dilakukan sekolah bagi masyarakat, antara

lain: mencerdaskan kehidupan masyarakat, melahirkan warga

masyarakat yang siap bagi kepentingan kerja dilingkungan

masyarakat, dan melahirkan positif dan konstruktif bagi masyarakat

sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis ditengah-tengah

masyarakat.20

Menurut Fuad Ihsan bahwa manfaat hubungan timbal balik

antara sekolah dan masyarakat, antara lain sebagai berikut: Adanya

bantuan tenaga terdidik pada bidangnya sehingga memperlancar

pembangunan di lingkungan masyarakat, masyarakat akan dapat

19 Nasta’in, wawancara, Ponorogo, 5 Mei 2018. 20 Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik, Dasar-Dasar Ilmu Mendidik (Jakarta: PT

RINEKA CIPTA, 1997), 139.

Page 105: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

101

secara terbuka menyatakan realita di masyarakat tersebut kepada para

terdidik yang datang/ada di lingkungan masyarakat tersebut,

meningkatkan cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang lebih maju

terhadap program pemerintah di lingkungan masyarakat tersebut,

msyarakat lebih mengenal fungsi sekolah untuk pembangunan

sehingga mereka ikut memiliki sekolah tersebut, masyarakat terdorong

untuk semakin maju dalam berbagai bidang kehidupannya, berkat

kerja sama antara masyarakat dan sekolah.21

Dengan adanya public relation di lembaga madrasah, maka

masyarakat akan lebih mudah memahami dan mengerti bagaimana

layanan dan komunikasi yang diberikan sekolah kepada masyarakat

luas. Setelah melihat hal tersebut maka masyarakat akan memberikan

persepsi tentang MAN 2 Ponorogo. Dan alhamdulillah dengan adanya

public relation selama ini sekolah mendapatkan kepercayaan dari

masyarakat sebagai lembaga yang memiliki citra positif dan

masyarakat berbondong-bodong mendaftarkan anaknya ke MAN 2

Ponorogo.22 MAN 2 Ponorogo menerima dengan sangat terbuka kritik

dan saran dari masyarakat baik secara lansung maupun tidak langsung.

Selain itu masyarakat bisa ikut andil dalam kegiatan sekolah yang

mana kegiatan tersebut perlu melibatkan masyarakat luar sehingga

terjalin kerjasama yang baik.23 Dengan adanya pemaparan data diatas

21 Muhibudin Wijaya Laksana, Manajemen Public Relation: Panduan Efektif

Pengelolaan Hubungan Masyarakat, 294. 22 Siti Marwiyati,wawancara, Ponorogo, 9 Mei 2018. 23 Nasta’in, wawancara, Ponorogo, 5 Mei 2018.

Page 106: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

102

maka dapat diketahui bahwa public relation sangat memberikan

manfaat yang besar terhadap masyarakat. Hal itu diciptakan untuk

mengembangkan citra lembaga madrasah di MAN 2 Ponorogo.

b. Bagi Sekolah

Salah satu indikator keberhasilan suatu lembaga adalah image

yang baik dalam memberikan hasil nyata dan berorientasi tujuan.

Berkaitan dengan hal tersebut keberadaan public relations dirasa

sangat penting pada suatu lembaga. Menjalankan fungsi manajemen

menjadi public relations sangat menentukan kesuksesan dan kegagalan

suatu lembaga dalam membangun dan mempertahankan hubungan

dengan publiknya.

Manfaat hubungan timbal balik bagi sekolah, antara lain

sebagai berikut: sekolah mendapat masukan dalam penyempurnaan

pendidikan/pengajaran/PBM akibat interaksi sekolah dengan

masyarakat, memberikan pengalaman langsung dan praktis bagi siswa

dalam berbagai hal. Mendekati masalah secara interdisipliner,

mengerti dan harus tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dalam

masa pembangunan ini sehingga terdorong untuk mengerti lebih

banyak dalam berbagai segi masyarakat, memanfaatkan narasumber

dari masyarakat, sekolah sering meerima bantuan dari masyarakat,

antara lain pemikiran, dana, sarana dan lain-lain, memanfaatkan

Page 107: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

103

masyarakat sebagai laboratorium yang sesuai dengan keprluan siswa

mata pelajaran tertentu.24

Menurut MAN 2 Ponorogo sendiri, dalam memfungsikan

manajemen humasnya, keberhasilan sekolah/madrasah akan tercapai

sesuai tujuan sekolah. Hal tersebut termanifestasi dalam mewujudkan

peran sekolah dengan menjaga dan meningkatkan hubungan baik

dengan masyarakat. Sekolah/madrasah juga berusaha menumbuhkan

rasa percaya masyarakat terhadap madrasah sebagai sekolah yang

berkualitas baik, unggul, mampu menghasilkan output yang mampu

menghadapi tantangan zaman pada masa kini dan yang akan datang

serta bisa dijadikan pelajaran berharga bagi sekolah-sekolah lain

dalam rangka memajukan sekolahnya. Selain itu, dengan adanya

public relation dalam lembaga madrasah, humas memiliki peran

sebagai alat komunikasi bagi sekolah/lembaga pendidikan dalam

menyukseskan kegiatan dan visi misi sekolah.25 Dengan adanya

pemaparan data diatas maka dapat diketahui bahwa public relation

sangat memberikan manfaat yang besar terhadap sekolah. Hal itu

diciptakan untuk mengembangkan citra lembaga madrasah di MAN 2

Ponorogo, sehingga siswa mampu berprestasi secara umum maupun

unggul dalam religinya.

24 Muhibudin Wijaya Laksana, Manajemen Public Relation: Panduan Efektif

Pengelolaan Hubungan Masyarakat, 294. 25 Nasta’in, wawancara, Ponorogo, 5 Mei 2018.

Page 108: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

104

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Manajemen public relation di MAN 2 Ponorogo sangat baik, berkembang dan

sistematis. Dimana hal tersebut termanifestasi pada proses penerapannya,

hingga pembagian tugas dan wewenang tiap-tiap divisinya yang sangat tertata

rapi. Public relation di MAN 2 Ponorogo terdiri dari segi layanan dan

komunikasi. MAN 2 Ponorogo berusaha memberikan layanan yang baik pada

setiap pelanggan dengan berupaya menerapkan 3S (senyum, salam, sapa).

Layanan disini dapat berupa layanan langsung maupun layanan tidak langsung.

Selain itu lembaga juga menerima dengan sangat terbuka kritik dan saran dari

masyarakat. Jenis komunikasi yang digunakan di MAN 2 Ponorogo adalah

komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal dalam bentuk tulisan

(written) meliputi proposal, artikel, brosur, papan pengumuman, poster, iklan,

buklet, dan radio. Komunikasi verbal dalam bentuk lisan (oral) meliputi open

house, rapat, pertemuan. Sedangkan komunikasi nonverbal meliputi seminar,

special event, penelitian, dan pameran sekolah.

Page 109: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

105

2. Penerapan strategi public relation untuk mengembangkan citra lembaga

madrasah di MAN 2 Ponorogo

a. Pola strategi public relation di MAN 2 Ponorogo meliputi empat langkah

pokok, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pelaporan/evaluasi program. Perencanaan, meliputi identifikasi masalah,

menentukan masalah dan perencanaan program-program kegiatan apa yang

akan dilakukan. Pengorganisasian, di MAN 2 Ponorogo dengan

pembentukan pengururus dan pendelegasian wewenang.. Pelaksanaan,

implementasi program melalui kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.

Evaluasi, merupakan penilaian tahap akhir yang akan dijadikan feedback

untuk menyusun program kegiatan selanjutnya.

b. Penerapan strategi public relations di MAN 2 Ponorogo melalui dua jenis

kegiatan yaitu kegiatan eksternal dan internal. Implementasi strategi public

relations di MAN 2 Ponorogo melalui beberapa strategi, antara lain:

strategi sekolah terkait berkaitan dengan keseluruhan tujuan dan rung

lingkup kegiatan sesuai dengan harapan para stakholder sekolah. Strategi

fungsional terkait antara sekolah dan wali murid harus kerjasama dalam

bentuk pertemuan wali murid. Strategi operasional menyebar luaskan

informasi melalui beberapa media massa baik dari surat kabar, majalah,

group, website, lewat blog maupun media cetak.

c. Strategi public relation memiliki manfaat yang besar terhadap masyarakat

dan sekolah dalam mengembangkan citra lembaga madrasah di MAN 2

Page 110: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

106

Ponorogo. Bagi masyarakat, masyarakat akan lebih mudah memahami dan

mengerti bagaimana layanan dan komunikasi yang diberikan sekolah

kepada masyarakat, masyarakat akan memberikan persepsi tentang MAN 2

Ponorogo, menerima dengan sangat terbuka kritik dan saran dari

masyarakat baik secara lansung maupun tidak langsung, masyarakat bisa

ikut andil dalam kegiatan sekolah sehingga terjalin kerjasama yang baik.

Bagi sekolah, keberhasilan sekolah/madrasah akan tercapai sesuai tujuan

sekolah, Sekolah/madrasah juga berusaha menumbuhkan rasa percaya

masyarakat terhadap madrasah sebagai sekolah yang berkualitas baik,

unggul, mampu menghasilkan output yang mampu menghadapi tantangan

zaman pada masa kini dan yang akan datang, serta humas memiliki peran

sebagai alat komunikasi bagi sekolah/lembaga pendidikan dalam

menyukseskan kegiatan dan visi misi sekolah.

B. saran

1. Bagi Madrasah, public relation dalam sebuah lembaga pendidikan harus lebih

ditingkatkan lagi dan lebih dispesifikkan lagi karena public relation sangatlah

penting. Selain dapat meningkatan citra lembaga pendidikan, juga dapat

meningkatkan mutu pendidikan.

2. Bagi peneliti berikutnya, diharapkan dapat menggali lebih dalam mengenai

kegiatan-kegiatan dalam startegi public relation.

Page 111: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: PT RINEKA

CIPTA, 1998.

Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional Di

Indonesia. Jakarta: Prenada Media, 2004.

Iriantara, Yosal. Manajemen Humas Sekolah. Bandung: Simbiosa Rekatama Media,

2013.

Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2000.

Muhibudin Wijaya Laksana, Zainal Mukarom. Manajemen Public Relation: Panduan

Efektif Pengelolaan Hubungan Masyarakat. Bandung: Pustaka Setia, 2015.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004.

Muslimin. Hubungan Masyarakat Dan Konsep Kepribadian. Malang: UMM Press,

2004.

Naim, Ngainun. Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2011.

Nova, Firsan. CRISIS Public Relation : Strategi PR Menghadapi Krisis, Mengelola

Isu, Membangun Citra Dan Reputasi Perusahaan. Jakarta: Rajawali Press,

2011.

Nur, Ahid. Problematika Madrasah Aliyah Di Indonesia. Kediri: STAIN Kediri

Press, 2009.

Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2008.

Page 112: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

Prayudi. Public Relations Stratejik. Yogyakarta: Komunikasi UPN Press, 2012.

Purrwanto, Djoko. Komunikasi Bisnis Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Erlangga,

2011.

Purwanto, M. Ngalim. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2003.

Qomar, Mujamil. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga, 2007

.

Raflis, Soetjipto. Profesi Keguruan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2009.

Rahmat, Abdul. Manajemen Humas Sekolah. Yogyakarta: Media Akademi, 2016.

Rohiat. Manajemen Sekolah: Teori Dasa R Dan Praktik. Bandung: PT Refika

Aditama, 2010.

Salam, Burhanuddin. Pengantar Pedagogik, Dasar-Dasar Ilmu Mendidik. Jakarta: PT

RINEKA CIPTA, 1997.

Samsul Nizar, Ramayulis dan. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia,

2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan

R&D. Bandung: Alfabeta, 2003.

Suharsapatura, Uhar. Manajemen Perguruan Tinggi Strategi Menghadapi

Perubahan. Bandung: PT Refika Aditama, 2015.

Suryanto, Syarifudin S. Gasing. Public Relations. Yogyakarta: CV. Andi Offset,

2016.

Suryosubroto. Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat. Jakarta: PT RINEKA CIPTA,

2012.

Page 113: SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.idetheses.iainponorogo.ac.id/3938/1/SKRIPSI APLUT.pdf · Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut

Sutisna. Perilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2003.

Suwandi, Basrowi dan. Memahami Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT RINEKA

CIPTA, 2008.