TANGGUNG JAWAB PT. FINANSIA MULTIFINANCE (KREDIT PLUS ... · pembiayaan modal kerja, pembiayaan...
Transcript of TANGGUNG JAWAB PT. FINANSIA MULTIFINANCE (KREDIT PLUS ... · pembiayaan modal kerja, pembiayaan...
1
TANGGUNG JAWAB PT. FINANSIA MULTIFINANCE (KREDIT PLUS) TERHADAP
BARANG JAMINAN BPKB YANG HILANG
JURNAL ILMIAH
Oleh:
M. Reza Saputra
D1A113166
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2019
2
3
TANGGUNG JAWAB PT. FINANSIA MULTIFINANCE (KREDIT PLUS) TERHADAP
BARANG JAMINAN BPKB YANG HILANG
ABSTRAK
M. Reza Saputra
D1A 113 166
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan hukum antara perusahaan
pembiayaan Kreit Plus dengan Konsumen. Untuk mngetahui Penyelesaian sengketa antara pihak
perusahaan pembiayaan PT Kredit Plus dengan Pihak Konsumen jika Objek Pembiayaan hilang.
Metode penelitian yang digunakan adalah normative dan empiris. Hubungan kontraktual antara
pihak perusahaan pembiayaan konsumen dengan konsumen adalah jenis perjanjian kredit,
sehingga ketentuan mengenai perjanjian kredit berlaku terhadap perjanjian ini. Namun untuk
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan perbankan tidak berlaku, karena pemberi biaya
bukan merupakan perbankan. Konsekuensi yuridis dari perjanjian kredit adalah setelah seluruh
kontrak ditandatangani, dan setelah dicairkan, dan barang telah diserahkan kepada consumen
maka barang tersebut telah menjadi milik konsumen, walaupun kemudian barang itu dijaminkan
dengan jaminan fidusia. akan diselesaiakan dengan cara peneyelesaiannya yaitu diluar
Pengadilan (Non-Litigasi) yaitu dimana para pihak diberi hak untuk memilih dan menentukan
cara penyelesaian sengketa sesuai dengan kesepakatan para pihak.
Kata Kunci : Tanggungjawab, Barang, Jaminan
THE LEGAL RESPONSIBILITY OF PT FINANSIA MULTIFINANCE (KREDIT PLUS)
AGAINST LOST GUARANTEE OBJECT BPKB
Abstract
The purpose of this study was to determine the legal relationship between the financing
company Kreit Plus with consumers. To find out Settlement of disputes between the finance
company PT Kredit Plus with the Consumer if the Financing Object is lost. The research method
used is normative and empirical. The contractual relationship between the consumer finance
company and the consumer is a type of credit agreement, so the provisions regarding the credit
agreement apply to this agreement. However, the provisions in banking laws and regulations do
not apply, because the fee giver is not a bank. The juridical consequence of the credit agreement
is that after the entire contract is signed, and after it has been disbursed, and the goods have been
submitted to the consumer, the goods have become the property of the consumer, even though
the goods are then guaranteed with fiduciary guarantee. will be resolved by way of settlement,
that is, outside the court (Non-Litigation) wherein the parties are given the right to choose and
determine the way to settle disputes in accordance with the agreement of the parties.
Keywords: Legal Responsibility, Objects, Fiduciary
i
I. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan manusia selalu membutuhkan berbagai kebutuhan, baik primer,
skunder dan tersier. Berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh manusia dalam memenuhi
kebutuhannya, ada yang mendapatkan dengan membeli secara tunai tapi ada juga jalan
membeli tapi dengan cara Kredit melalui Lembaga Pembiayaan. Tingginya tingkat
kebutuhan akan barang-barang konsumtif disatu pihak, dan terbatasnya kemampuan atau
daya beli dari sebagaian besar masyarakat untuk membeli secara tunai, dilain pihak membuat
lembaga pembiayaan konsumen (consumer finance) bagitu banyak diminati oleh masyarakat.
Perusahaan pembiyaan konsumen salah satu alternative yang berperan aktif dalam
menjunjang kebutuhan masyarakat dalam pengadaan barang saat ini.Berdasarkan Pasal 1
Angka 7 Peraturan Presiden No.9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan yaitu
‘’Pembiayaan Konsumen (consumer servis) adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan
barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran’’.
Pertumbuhan lembaga pembiayaan konsumen ini terus meningkat seiring kebutuhan
masyarakat akan barang-barang guna menopang kehidupannya. Tingginya tingkat
pertumbuhan lembaga ini, menunjukan tingginya minat masyarakat khususnya bagi
konsumen untuk membeli barang kebutuhan yang diperlukan seperti alat-alat elektronik, alat-
lat rumah tangga dan lain-lain dengan cara kredit atau angsuran secara berkala.Dengan
memanfaatkan lembaga pembiayaan ini masyarakat yang tadinya sulit untuk membeli barang
kebutuhannya secara tunai, kini dengan bantuan lembaga pembiyaan konsumen kebutuhan
mereka terpenuhi. Konsumen yang berkepentingan menghubungi perusahaan pembiayaan
konsumen agara dapat membayar secara tunai hatga barang kebutuhan yang di belinya dari
ii
pemasok (supplier) dengan ketentuan pembayaran kembali harga barang itu kepada
perusahaan pembiayaan konsumen yang dilakukan secara angsuran atau berkala.
Finansia Multi Finance (KreditPlus), merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pembiayaan di Indonesia yang didirikan pada tanggal 9 Juni 1994 dan memiliki lisensi
pembiayaan modal kerja, pembiayaan multi guna dan berbagai aktivitas lainnya sesuai
dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan. Saat ini, Kreditplus memfokuskan bisnisnya
pada pembiayaan mobil, motor dan elektronik.Serta telah menjadi salah satu pemain
terkemuka di industri pembiayaan yang tersebar melalui jaringan distribusi di 244 lokasi di
seluruh Indonesia serta didukung oleh lebih dari 12.000 karyawan.
Dalam menjalankan usahanya, Kreditplus senantiasa beradaptasi dengan
perkembangan zaman. Selain pembiayaan untuk produk sepeda motor, mobil, dan elektronik
yang sudah berjalan selama ini, Kreditplus juga mengembangkan penetrasi pembiayaan baru
dengan menjalin kerjasama dengan e-commerce channel melalui sistem yang terintegrasi
untuk melakukan transaksi online diluar transaksi tunai dan kartu kredit. Sebagai perusahaan
pembiayaan, Kreditplus memberikan limit pembiayaan yang maksimal untuk beragam
kategori produk dengan jangka waktu pembiayaan yang bervariatif.
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah kredit bukan merupakan perkataan yang asing
lagi bagi masyarakat kita. Kredit adalah pinjaman yang diberikan kreditur kepada debitur
untuk suatu keperluan tertentu Kredit yang dilakukan oleh pada PT. Finansia Kredit Plus
hampir sama dengan kredit yang dilakukan oleh bank. Kredit yang dimaksud adalah
pemberian pinjaman oleh PT. Finansia Kredit Plus kepada debiturnya dalam jumlah tertentu
untuk pembiayaan mobil, dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama antara kreditur
dan debitur, dengan ketentuan-ketentuan yang disetujui bersama yang dituangkan dalam
iii
suatu perjanjian kredit, yang berisi antara lain kesediaan debitur untuk membayar kembali
kreditnya, termasuk beban bunga kredit.
Dalam suatu negara, aktivitas perekonomian sudah tentu dibantu dan ditopang
keberadaan.Lembaga keuangan berperan dalam mengendalikan peredaran uang sehingga
tidak menimbulkan dampat negatif terhadap masyarakat. Yang dimaksud dengan lembaga
keuangan menurut Dahlan Siamat Penulis Manjemen Lembaga Keuangan merupakan badan
usaha yang bergerak dalam bidang keuangan serta mengasilkan input dan output bentuk asset
keuang1. Sementara Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 mendefinisikan lemabaga keuangan
sebagai badan yang memiliki kegiatan menarik dana dari nasabah-nasabah yang kemudian
kembali ke nasabah - nasabah lainnya. Di Indonedia, ada dua jenis lembaga keuangan, yaitu
keuangan bank dan non bank. Lembaga keuangan Kredit di Bank memiliki nilai plus dan
minus, sebagaimana jika meminjam di multifinance. Perbedaan antara kredit di bank dengan
multifinace adalah sebagai berikut2 : Pengajuan Kredit melalui Perbankan , jenis yang
dikeluarkan antara lain : (a). Kredit tanpa agunan atau (KTA), (b). Kredit pemilik rumah
(KPR), (C). Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Kredit disertai jaminan berupa kendaraan bermotor atau sertifikat kepemilikan properti dan
lain sebagainya
1. Nilai Plus dari Perbankan :
a. Tingkat suku bangsa yang rendah, sehingga tidak terlalu membebankan konsumen.
b. Keamanan terjamin dan terpercaya, yang artinya konsuemn tidak perlu ragu jika
mengajukan kredit pada pihak perbankan, khususnya nama-nama bank yang memiliki
reputasi besar di Indonesia.
1 Ceramti.com 3 MEI 2017, http://www.cermati.com/artikel/beda-fungsi-antara-lembaga-keuangan-bank-
dan-non-bank, diakses pada tanggal 7 November 2018, Pukul 11.03 2 Money Smart 2014, http//www.moneysmart.id //Kredit Multiguna, dikases pada 7 November 2018,
Pukul 11.03
iv
c. Setiap langkah telah sesuai dengan adanya surat perjanjian, jika pada suatu hari ada
perubahan pun pastinya akan d informasikan segera kepada konsumen.
2. Nilai Minus Perbankan :
a. Prosesnya cukup lama , memakan waktu bekisar antara 7 (tujuh) sampai dengan 14
hari kerja, tergantung kepada hasil analisa atau survey, serta kelengkapan dokumen
dari calon debitur.
b. Prosedur yang harus ditempuh seringkali rumit dan tidak mudah, calon debitur
diwajibkan mengikuti setiap langkah yang telah menjadi ketentuan dari masing-
masing perbankan.
Sedangakn Pengajuan melalui lembaga pembiayaan non perbankan (KreditPlus) jenis
kredit yang beredar di masyarakat, antara lain sebagai berikut :
1. Kredit Elektronik (perangkat telepon genggam, laptop, dan lain-lain).
2. Kredit peralatan rumah tangga, kredit kendaraan bermotor.
3. Kredit berupa dana tunai cepat cair dengan jaminan surat kepemilikan kendaraan
bermotor.
a. Nilai Plus dari KreditPlus :
Proses cepat, sehingga jika konsumen atau debitur dalam keadaan mendesak
sekalipun, tidak perlu menunggu lama, contohnya percairan dana kredit dengan
jaminan surat kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB), saat ini marak di berbagai
tempat. Hanya dalam waktu kurang dari 1 jam, debitur atau konsumen mengantongi
dana disesuaikan dengan jaminan yang debitur atau konsumen miliki. Dengan
prosedur seperti ini, tidaklah rumit dan menjadi salah satu nilai plus bagi para debitur.
b. Nilai Minus dari KreditPlus
1. Tingkat suku bunga yang tinggi, sehingga debitur harus benar-benar cermat dalam
memilih, agar tidak terlalu membebankan debitur dikemudian hari.
2. Jika debitur mengajukan kredit berupa barang dan terjadi penyitaan, maka tidak
mudah untuk mendapatkannya kembali. Karna pembiayaan non perbankan
memiliki bunga yang cukup tinggi , ditambah biaya denda serta administrasinya.
v
Dari hasil uraian di atas bahwa masing-masing jasa penyedia kredit memiliki nilai
plus dan minus.Lembaga-lembaga keuangan dalam suatu Negara memiliki fungsi yang
berbeda-berbeda.Lembaga keuangan Bank memiliki kemampuan dalamberbagai bentuk
dan kegiatan utama pada bidang keuangan.Sementara lembaga keuangan non bank
(KreditPlus) hanya dapat melakukan salah satu kegiatan keuangan.Meskipun begitu,
peran lembaga-lembaga keuangan tetap memberi kontribusi bagi perekonomian Negara.
Perselisihan antara pihak yang perusahaan dengan pihak pembeli timbul karena
adanya wanprestasi, terjadinya wanprestasi dalam perjanjian pembiayaan maka yang
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap resiko adalah pembeli.Hal ini sesuai dengan isi
dari perjanjian pembiayaan yang sudah disepakati antara kedua belah pihak. Penyelesaian
masalah yang timbul dalam perjanjian sewa beli kendaraan bermotor dapat ditempuh
dengan dua cara yaitu melalui musyawarah mufakat dan penarikan kembali sepeda
motor.3
Hal-hal diatas dapat menimbulkan permasalahan dalam suatu perjanjian, hal inilah
yang disebut wanprestasi.Perkataan wanprestasi berasal dari Bahasa Belanda yang berarti
‘’Prestasi Buruk’’. Selain itu, perkataan wanprestasi sering juga dipandankan pada kata
lalai atau alpa, ingkar janji, atu melanggar perjanjian, bila saja debitur melakakukan atau
berbuat sesuatu yang tidak boleh dilakukan4.
Berdasarkan uraian di atas maka penyusun sangat tertarik untuk melihat dan
mengangkat judul yang menarik untuk di kaji yaitu mengenai ‘’TANGUNG JAWAB
3 Hartini, Pengetian Kredit Plus / Sejarah Kreditp Plus, https:// media.neliti.com / media / publications
/163605 – ID – pelaksanaan – perjanjian – pembiayaan - konsumen.pdf 4Apdilasyifa, Prestasi dan Wanprestasi Dalam Hukum Kontrak,
http;//sciencebooth.com/2013/05/27/pengertian – prestasi – dan – wanprestasi – dalam – hukum – kontrak/, diakses
pada tanggal 11 Oktober 2018, Pukul 10.35
vi
PT. FINANSIA MULTIFINANCE (KREDIT PLUS) TERHADAP JAMINAN
BPKB YANG HILANG’’.
Adapun Rumusan Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah : (1).
Bagaimana hubungan hukum antara Perusahaan Pembiyaan KreditPlus dengan konsumen
? (2). Bagaimana penyelesaian sengketa antara pihak perusahaan pembiayaan
PT.KreditPlus dengan pihak konsumn jika objek pembiyaan hilang ?
Adapun Tujuan Penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : (1) Untuk
mengetahui Bagaimana hubungan hukum antara Perusahaan Pembiyaan KreditPlus
dengan konsumen. (2) Untuk mengetahui Bagaimana penyelesaian sengketa antara pihak
perusahaan pembiayaan PT.KreditPlus dengan pihak konsumn jika objek pembiyaan
hilang. Adapun Tujuan dan Manfaat Penelitian, 1.Tujuan Penelitian : (a) Untuk
mengetahui hubungan hukum antara perusahaan pembiyaan KreditPlus dengan
konsumen (b). Untuk mengetahui penyelesaian sengketa antara pihak perusahaan
pembiayaan PT KreditPlus dengan pihak konsumn jika objek pembiyaan hilang. 2.
Manfaat Penelitian, (a).Secara Teoritis Manfaat penelitian yaitu untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan dibidang hukum bisnis, khususnya dalam tanggung jawab PT.
Finansia multifinance ( KreditPlus ) terhadap barang jaminan BPKB yang hilang. (b)
Secara Praktis, Manfaat penelitian dapat memberikan bahan masukan dan pertimbangan
bagi pembaca sebagai tambahan pengetahuan tentang Tanggung Jawab PT. Finansia
Multifinance (KreditPlus) terhadap barang jaminan BPKB yang hilang.
vii
II.PEMBAHASAN
Hubungan Hukum Antara Konsumen dengan PT Finansia Multifinance (Kredit
Plus)
Pembiayaan konsumen adalah satu model pembiayaan yang dilakukan oleh
perusahaan pembiayaan, disamping kegiatan leasing, factoring, kartu kredit dan
sebagainya.Perusahaan pembiayaan konsumen melakukan kegiatan pembiayaan untuk
pengadaan barang berdasarakan kebutuhan konsumen dengan bentuk pembayaran yang
dilakukan secara kredit atau angsuran. Objek pembiayan dari perusahaan pembiayaan
KreditPlus adalah barang Motor Baru, Elektronik, kartu pemilik rumah (KPR), Kartu,
Laptop, Handpone, Motor Bekas dam lain-lain. Dengan demikian konsumen yang ingin
membeli barang kebutuhannya menghubungi perusahaan pembiayaan konsumen yang
dapat membantu mendapatkan barang kebutuhan konsumen tersebut melalui pemasok
(supplier). Perusahaan pembiayaan konsumen ini yang akan membayar secara tunai
kepada pemasok (supplier), dan selanjutnya konsumen membayar harga barang tersebut
kepada perusahaan pembiayaan konsumen secara kredit atau angsuran sesuai dengan
jangka waktu yang tealh diperjanjikan.
Dalam transaksi pembiayaan konsumen ini terdapat pihak-pihak terlihat
didalamnya, yaitu : (a). Pihak Perusahaan Pembiayaan Konsumen, Perusahaan
pembiayaan konsumen adalah badan usaha yang melakukan pembiayaan pengadaan
barang untuk kebutuhan konsumen dengan sistem pembiayaan secara kredit atau
angsuran. Perusahaan pembiayaan konsumen ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan No. 84/PMK.12/2006 Tentang Perusahaan Pembiayaan, dalam Pasal 7 Ayat
(1) mengatakan perusahaan pembiayaan didirikan dalam bentuk badan hukum, yaitu
viii
Perseroan Terbatas atau Koperasi. Dalam transaksi pembiayaan konsumen, perusahaan
pembiayaan konsumen berkedudukan sebagai kreditur, yaitu pihak pemberi dana kepada
konsumen, (b). Pihak Konsumen, Konsumen adalah pihak yang membutuhkan barang
yang ingin dibelinya, dimana dananya dibiayai oleh perusahaan pembiayaan
konsumen.Dalam transaksi pembiayaan konsumen, konsumen berkedudukan sebagai
debitur, yaitu pihak yang menerima baiaya dari perusahaan pembiayaan konsumen, (c).
Pihak Pemasok atau Supllier, Pemasok / Supllier adalah penjual, yaitu perusahaan atau
pihak-pihak yang menjual atau menyediakan barang-barang yang dibutuhkan konsumen.
Barang-barang yang dijual atau disediakan oleh pemasok/supplier merupakan barang-
barang konsumsi, seperti barang-barang elektronik, computer, kebutuhan rumah tangga,
dan sebagainya. Pembayaran atas barang-barang yang dibutuhkan konsumen tersebut
dilakukan oleh perusahaan pembiayaan konsumen kepada pemasok/supplier.
Hubungan hukum antara Perusahaan Pembiayaan KreditPlus dengan Konsumen
dituangkan dalam bentuk perjanjian pembiayaan konsumen, yang antara lain menetapkan
perlu adanya jaminan dalam pelaksanaan pembiayaan konsumen, ini hampir sama dengan
pinjaman kredit yang dilakukan oleh bank. Jaminan adalah suatu yang diberikan debitur
kepada debitur akan memenuhi kewajibannya yang dapat dinilai dengan uang yang
timbul dari suatu perikatan. Hubungan kontraktual antara pihak perusahaan pembiayaan
konsumen dengan konsumen adalah jenis perjanjian kredit, sehingga ketentuan mengenai
perjanjian kredit berlaku terhadap perjanjian ini.Namun untuk ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan perbankan tidak berlaku, karena pemberi biaya bukan merupakan
perbankan. Konsekuensi yuridis dari perjanjian kredit adalah bahwa setelah seluruh
kontrak ditandatangani, dana telah dicairkan, dan barang telah diserahkan kepada
ix
konsumen maka barang tersebut telah menjadi milik konsumen, walaupun kemudian
barang itu dijaminkan dengan jaminan fidusia
Dalam suatu hubungan hukum, seperti dalam perjanjian pembiayaan konsumen
tentu dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh para pihak sehingga menimbulkan
suatu perselisihan.Seperti konsumen yang tidak mau membayar angsuran kredit karena
hilangnya barang yang menjadi objek perjanjian pada saat perjanjian pembiayaan
konsumen sedang berlangsung. Menyebabkan konsumen tidak melaksankan prestasinya
sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati. Dalam hal ini konsumen melakukan
wanprestasi dan telah melawan hukum dalam perjanjian yang telah disepakati.
Penyelesaian sengketa tersebut dapat dilakukan melalui jalur pengedilan (litigasi) dan
diluar pengadilan (non-litigasi).Penyelesaian sngeketa melalui pengadilan memerlukan
bantuan hakim untuk menentukan pihak yang menang dan kalah dengan putusannya.
Penyelesaian Sengketa Antara Pihak Perusahaan Pembiayaan PT.KreditPlus
Dengan Pihak Konsumn Jika Objek Pembiayaan Hilang
Menurut Hasil Penelitian dengan Rizky selaku Karyawan PT. Multifinance Kredit
Plus5, Terhadap tuntutan ganti kerugian yang diajukan oleh nasabah, maka pihak PT.
Multifinance KreditPlus akan meneliti dengan cermat setiap tuntutan yang masuk.
Ketelitian tersebut sangat diperlukan oleh kedua belah pihak yaitu nasabah dan pihak
KreditPlus, agar masing-masing tidak menderita kerugian. Pada hakikatnya pihak
kreditplus bersedia untuk bertanggung jawab, apabila kerusakan atau kehilangan itu
benar benar terjadi pada saat barang jaminan disimpan oleh kantor PT. Multifiannce
KreditPlus.
5 Hasil Wawancara dengan Rizky selaku karyawan PT. Finansia Multifinance KreditPlus Sriwijaya
Mataram
x
Pelaksanaan Penyelesaian secara kekeluargaan
Pelaksanaan penyelesaian ganti kerugian secara damai sebenarnya merupakan
prioritas KreditPlus. Karena KreditPlus mengutamakan prinsip kekeluargaan serta
mengingat sebagian besar debitur merupakan golongan ekonomi lemah. Upaya
perdamaian dilakukan dengan jalan mendatangi debitur yang kehilangan barang jaminan,
melakukan negosiasi mengenai kehilangan jaminan di gudang penyimpanan milik
KreditPlus.
Pelaksanaan Penyelesaian melalui jalur hukum
Penyelesaian ganti kerugian melalui jalur hukum atau pihak ketiga melalui peradilan
merupakan jalan terakhir jika tidak ada lagi jalan lain yang bisa ditempuh dengan
perdamaian. Akan tetapi upaya peradilan sebisa mungkin dihindari, hal ini dikarenakan
Penyelesaian melalui peradilan memerlukan waktu yang relatif lama dan juga membawa
dampak yang buruk bagi KreditPlus sendiri. Sehingga nasabah jadi takut dan tidak
percaya lagi kepada KreditPlus, karena bagi mereka bentuk kesalahan apapun yang
melibatkan peradilan adalah merupakan aib yang sangat memalukan nama baik mereka
dalam kehidupan bermasyarakat, seseorang yang memiliki urusan dengan peradilan
dianggap sebagai seseorang yang kriminil yang cacat dalam bermasyarakat seumur
hidup. Dengan demikian dalam kehilangan barang jaminan lebih baik dengan
menggunakan perdamaian. Nasabah yang mengajukan ganti kerugian, wajib
memperlihatkan barang jaminannya serta membuktikan bahwa kehilangan atau kerusakan
yang terjadi adalah selama barang jaminan itu disimpan di kantor KreditPlus. Dalam hal
ini pihak KreditPlus akan meneliti Surat Bukti Kredit serta kerusakan atau kehilangan
yang ada dan setelah diyakini bahwa kerusakan atau kehilangan tersebut terjadi karena
xi
kelalaian atau kesalahan pihak KreditPlus, barulah penyelesaian tuntutan ganti kerugian
dilakukan secara kekeluargaan atau sesuai aturan yang berlaku
Penyelesaian secara kekeluargaan atau Negosiasi (Luar Pengadilan) pada prinsipnya
lebih sering dilakukan oleh nasabah dan pihak KreditPlus. Prosedur penyelesaian secara
kekeluargaan dilakukan dengan cara nasabah yang merasa dirugikan bertemu secara
langsung dengan pihak KreditPlus, untuk memusyawarahkan besarnya nilai ganti
kerugian yang dapat diberikan kepada nasabah. Pihak KreditPlus pada hakikatnya
bersedia menyelesaikan tuntutan yang diajukan oleh nasabah, baik secara kekeluargaan
maupun berdasarkan keentuan yang berlaku.
Sedangkan Menurut Mas Roni selaku karyawan PT. Finansia Multifinance
KreditPlus Sriwijaya Mataram Kehilangan BPKB jarang terjadi karna PT KreditPlus
menaruh barang jaminan BPKB konsumen di dalam berangkas Bank agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan . Sengketa yang biasa terjadi di PT. Multifinance
KreditPlus seperti kelalaian para karyawan yang dimana seseorang menggadaikan BPKB
atas sepengetahuan pemiliknya, contoh seperti A menggadaikan BPKB Orang Tua tanpa
sepengatuan orang tuanya. Jika terjadi kehilangan barang jaminan konsumen atau
merugikan konsumen PT. Multifiannce KreditPlus menerima semua tuntutan ganti
kerugian atas barang jaminan yang rusak atau hilang selama di PT. Multifinance
KreditPlus . Tuntutan ganti rugi ditempuh dengan dua cara dimana para pihak diberi hak
untuk memilih dan menentukan cara penyelesaian sengketa sesuai dengan kesepakatan
para pihak atau biasa dilakukan secara kekeluargaan.
Penyelesaian dengan cara kekeluargaan lebih sering digunakan, karena mempunyai
keutungan bagi kedua belah pihak yaitu pertama bagi nasabah, penyelesaian secara
xii
kekeluargaan dapat menentukan berapa besarnya ganti kerugian dengan jalan
musyawarah, sehingga ada komunikasi antara kedua belah pihak dalam menentukan ganti
kerugian maka kepentingan pihak nasabah akan lebih terjamin sehingga besarnya ganti
kerugian yang disepakati dapat memuaskan nasabah. Keutungan dari PT Multifiannce
KreditPlus sendiri adalah mendapat kepercayaan dari nasabah dan menjaga citra PT.
Multifinance KreditPlus dimata masyarakat akan menilai bahwa PT. Multifinance
KreditPlus selalu mempunyai itikad baik dan memberikan ganti kerugian aatas rusak atau
hialngnya barang jaminan6. Menurut Pasal 1 Angka (10) Undang-Undang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengeketa mengatakan lembaga penyelesaian sengketa atau beda
pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian diluar
pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penelian ahli.
Frans Hendra Winarta menguraikan dalam bukunya pengertian masing-masing lembaga
penyelesaian sengketa diluar diatas sebagai berikut :7 (a). Konsultasi, (b). Negosiasi, (c).
Mediasi, (d). Konsiliasi dan, (e). Penilian Ahli
6 Hasil Wawancara dengan Mas Roni selaku Karyawan PT. Finansia Multifinance KreditPlus Sriwijaya
Mataram 7 Frans Hendra Winarta, Hukum Penyelesaia Sengketa, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, Hlm.86
xiii
III.PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang ada diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut :
Hubungan hukum antara perusahaan pembiayaan KreditPlus Mataram dengan konsumen
adalah hubungan hukum pembiayaan konsumen dengan perusahaan pembiayaan PT.
Finansia Multifinansia (KreditPlus). Ada tiga pihak yang terlibat pihak pemasok dan
konsumen sebagai debitur atau supplier. Pihak konsumen atau (debitur) adalah pihak
yang membutuhkan barang, pihak perusahaan pembiayaan konsumen (kreditur) adalah
pihak penyediadana kepada konsumen, dan pihak pemasok atau supplier adalah pihak
yang menjual barang. Apabila dana sudah dicarirkan dan barang sudah diserahkan oleh
pemasok kepada konsumen, maka barang tersebut menjadi milik konsumen atau hak
kepemilikan barang tersebut menjadi milik konsumen, dengan syarat barang tersebut
menjadi jaminan pokok yang dibuat dalam bentuk fidusia.
Penyelesaian sengketa antara pihak perusahaan pembiayaan KreditPlus dengan
konsumen yaitu dilakukan dengan Suatu upaya penyelesaian diluar Pengadilan atau
dengan Non Litigasi bersama dengan cara negosiasi untuk menjaga hubungan antara
parah pihak yang bersengketa. Negosiasi merupakan tahap penyelesaia sengketa yang
tidak terlalu rumit, dimana para pihak bersengketa berkeinginan untuk menyelesaikan
sengeketanya, didalam tahap negosiasi hanya terlibat dua pihak atau lebih dan tidak akan
melibatkan pihak ketiga dalam tahap negosiasi. Pihak-pihak tersebut atau pihak
konsumen dengan pihak Perusahaan Pembiayaan Multifinance.
xiv
Saran
Dari kesimpulan di atas maka penyusun menyampaikan saran sebagai berikut :
Konsumen dalam melakukan pembelian barang harus mengecek barang tersebut
kerusakan atau cacat pada barang, tidak terburu-buru pada saat melakukan perjanjian atau
kontrak pembiayaan konsumen. Lebih teliti dalam membaca klausa-klausa yang terdapat
dalam kontrak karena memiliki tanggung jawab yang benar.
Konsumen harus lebih berhati-hati dalam menggunakan barang yang dimana angsuran
barang tersebut sedang berjalan, agar barang tersebut tidak hilang. Karena pada saat
barang yang menjadi objek perjanjian itu hilang pada saat perjanjian pembiayaan masih
berjalan sepenuhnya itu akan menjadi tanggung jawab konsumen. Konsumen juga harus
lebih teliti dalam melihat isi kontrak karena barang yang tidak mendaptkan asuransi
ketika hilang maka tidak ada penggantian dari pihak perusahaan pembiayaan konsumen,
sehingga konsumen harus tetap menyelesaikan perjanjian pembiayaan hingga tuntas.
xv
DAFTAR PUSTAKA
Ceramti.com 3 MEI 2017, http://www.cermati.com/artikel/beda-fungsi-antara-lembaga-
keuangan-bank-dan-non-bank, diakses pada tanggal 7 November 2018, Pukul 11.03
Money Smart 2014, http//www.moneysmart.id //Kredit Multiguna, dikases pada 7 November
2018, Pukul 11.03
Hartini, Pengetian Kredit Plus / Sejarah Kreditp Plus, https:// media.neliti.com / media /
publications /163605 – ID – pelaksanaan – perjanjian – pembiayaan - konsumen.pdf
Apdilasyifa, Prestasi dan Wanprestasi Dalam Hukum Kontrak,
http;//sciencebooth.com/2013/05/27/pengertian – prestasi – dan – wanprestasi – dalam – hukum
– kontrak/, diakses pada tanggal 11 Oktober 2018, Pukul 10.35
Hasil Wawancara dengan Rizky selaku karyawan PT. Finansia Multifinance KreditPlus
Sriwijaya Mataram
Hasil Wawancara dengan Mas Roni selaku Karyawan PT. Finansia Multifinance KreditPlus
Sriwijaya Mataram