Deutschlang für Anfänger A-Z - goethe.de · Mayoritas orang Jerman menilai kerajinan, ketekunan...

26
Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition Copyright © Goethe-Institut 2011 Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved www.goethe.de/indonesien 1 Arbeit Ein bekanntes deutsches Sprichwort lautet: „Arbeit ist das halbe Leben.“ Fleiß, Tüchtigkeit und Zuverlässigkeit schätzen die meisten Deutschen als Tugenden. Umso schwerer ist es für viele, mit Arbeitslosigkeit umzugehen. Rund vierzig Millionen Deutsche sind erwerbstätig. Fast dreiviertel davon arbeiten als Dienstleister. Im produzierenden Gewerbe arbeiten 19,9 % und in der Land- und Forstwirtschaft nur 2,2 %. Die durchschnittliche Arbeitszeit beträgt 40 Stunden pro Woche. Mit im Durchschnitt 30 Urlaubstagen liegen die Deutschen europaweit auf Platz 2. Arbeit hat einen hohen Stellenwert für das Selbstverständnis. Arbeitslosigkeit kann daher zu persönlichen Krisen führen. Globalisierung, Firmenfusionen, Automatisierung und Wettbewerb durch Länder mit niedrigerem Lohnniveau sind Gründe für den Verlust von Arbeitsplätzen. Derzeit sind über 3 Millionen Deutsche arbeitslos. Ein staatliches Sicherungssystem soll die Folgen von Erwerbslosigkeit mindern. Arbeitslosengeld und Arbeitsplatzvermittlung helfen den Betroffenen, eine neue Existenz aufzubauen. Dennoch bleiben gerade ältere Arbeitslose häufig auf Dauer ohne Beschäftigung. Pekerjaan Sebuah pepatah Jerman yang terkenal berbunyi: ”Pekerjaan adalah separuh kehidupan”. Mayoritas orang Jerman menilai kerajinan, ketekunan dan komitmen sebagai kearifan. Maka semakin sulitlah bagi kebanyakan orang untuk menghadapi situasi pengangguran. Sekitar empat puluh juta warga Jerman berada dalam usia produktif. Hampir tiga per empat dari angka itu bekerja sebagai pemberi jasa. Di sektor produksi bekerja 19,9% dari jumlah tersebut dan di sektor pertanian dan kehutanan hanya 2,2%. Rata-rata jam kerja adalah 40 jam per minggu. Dengan rata-rata 30 hari cuti orang Jerman menduduki posisi ke-2 se-Eropa. Pekerjaan mempunyai kedudukan yang tinggi bagi kepercayaan diri. Karena itu pengangguran dapat menimbulkan krisis karakter kepribadian bagi seseorang. Globalisasi, penggabungan perusahaan, otomatisasi, dan kompetisi dengan negara-negara berstandar upah lebih rendah adalah beberapa alasan hilangnya sejumlah lapangan kerja. Saat ini, lebih dari tiga juta warga Jerman tidak memiliki pekerjaan. Sistem jaminan kesejahteraan sosial dari pemerintah diharapkan bisa mengurangi berbagai dampak akibat pengangguran. Pemberian uang santunan bagi penganggur dan penyaluran lowongan kerja membantu orang-orang yang bersangkutan dalam membangun kembali eksistensi barunya. Namun, justru penganggur yang sudah berumur lah yang sering tetap tanpa pekerjaan untuk waktu yang lama.

Transcript of Deutschlang für Anfänger A-Z - goethe.de · Mayoritas orang Jerman menilai kerajinan, ketekunan...

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

1

Arbeit

Ein bekanntes deutsches Sprichwort lautet:

„Arbeit ist das halbe Leben.“ Fleiß,

Tüchtigkeit und Zuverlässigkeit schätzen

die meisten Deutschen als Tugenden. Umso

schwerer ist es für viele, mit

Arbeitslosigkeit umzugehen.

Rund vierzig Millionen Deutsche sind

erwerbstätig. Fast dreiviertel davon

arbeiten als Dienstleister. Im

produzierenden Gewerbe arbeiten 19,9 %

und in der Land- und Forstwirtschaft nur

2,2 %.

Die durchschnittliche Arbeitszeit beträgt 40

Stunden pro Woche. Mit im Durchschnitt

30 Urlaubstagen liegen die Deutschen

europaweit auf Platz 2.

Arbeit hat einen hohen Stellenwert für das

Selbstverständnis. Arbeitslosigkeit kann

daher zu persönlichen Krisen führen.

Globalisierung, Firmenfusionen,

Automatisierung und Wettbewerb durch

Länder mit niedrigerem Lohnniveau sind

Gründe für den Verlust von Arbeitsplätzen.

Derzeit sind über 3 Millionen Deutsche

arbeitslos. Ein staatliches Sicherungssystem

soll die Folgen von Erwerbslosigkeit

mindern. Arbeitslosengeld und

Arbeitsplatzvermittlung helfen den

Betroffenen, eine neue Existenz

aufzubauen. Dennoch bleiben gerade

ältere Arbeitslose häufig auf Dauer ohne

Beschäftigung.

Pekerjaan

Sebuah pepatah Jerman yang terkenal berbunyi:

”Pekerjaan adalah separuh kehidupan”.

Mayoritas orang Jerman menilai kerajinan,

ketekunan dan komitmen sebagai kearifan.

Maka semakin sulitlah bagi kebanyakan orang

untuk menghadapi situasi pengangguran.

Sekitar empat puluh juta warga Jerman berada

dalam usia produktif. Hampir tiga per empat dari

angka itu bekerja sebagai pemberi jasa.

Di sektor produksi bekerja 19,9% dari jumlah

tersebut dan di sektor pertanian dan kehutanan

hanya 2,2%.

Rata-rata jam kerja adalah 40 jam per minggu.

Dengan rata-rata 30 hari cuti orang Jerman

menduduki posisi ke-2 se-Eropa.

Pekerjaan mempunyai kedudukan yang tinggi bagi

kepercayaan diri. Karena itu pengangguran dapat

menimbulkan krisis karakter kepribadian bagi

seseorang. Globalisasi, penggabungan perusahaan,

otomatisasi, dan kompetisi dengan negara-negara

berstandar upah lebih rendah adalah beberapa

alasan hilangnya sejumlah lapangan kerja.

Saat ini, lebih dari tiga juta warga Jerman tidak

memiliki pekerjaan. Sistem jaminan kesejahteraan

sosial dari pemerintah diharapkan bisa mengurangi

berbagai dampak akibat pengangguran. Pemberian

uang santunan bagi penganggur dan penyaluran

lowongan kerja membantu orang-orang yang

bersangkutan dalam membangun kembali eksistensi

barunya. Namun, justru penganggur yang sudah

berumur lah yang sering tetap tanpa pekerjaan

untuk waktu yang lama.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

2

Brauchtum

Weihnachten, Karneval und Schützenfest:

Alljährlich wiederkehrende Festtage

unterbrechen den Alltag und stiften

Gemeinschaft. Zeremonien, Kleidung,

Schmuck und Musik sind traditionsreich,

aber regional verschieden.

Das bedeutendste Fest im Christentum ist

Ostern. Doch für die Christen ist

Weihnachten, das Fest der Geburt Jesu, die

schönste Feier. Auch Menschen mit anderer

Weltanschauung begehen den 24. Dezember

als „Fest der Familie“ – mit Geschenken,

Tannenbaum und Festessen.

Weit weniger besinnlich geht es beim

Karneval zu. An den sogenannten „tollen

Tagen“ dreht sich alles um Spaß und

Ausgelassenheit. Mit Kostümen, Masken und

Uniformen schlüpfen die „Narren“ in eine

andere Rolle.

Die traditionellen Feste der Schützenvereine

erinnern mit Marschmusik, Orden und

Uniformen an militärische Zeremonien. Im

Schießwettbewerb wird ein „König“

ermittelt, dessen Sieg im Bierzelt gefeiert

wird. Zunehmende Bedeutung haben

Bräuche, die durch die Medien importiert

werden. Halloween und Christopher Street

Day zählen dazu. Ein hoher „Spaßfaktor“

sorgt für rasche Popularität.

Adat-istiadat

Natal, karnaval dan ”Schützenfest”

(festival penembak jitu bagi anggota

perkumpulan penembak): berbagai hari

raya yang berulang setiap tahun memberi

waktu untuk beristirahat dari rutinitas

keseharian dan mendukung waktu

kebersamaan.

Upacara-upacara, kostum, perhiasan, dan musik

kaya akan tradisi, tetapi berbeda-beda di setiap

daerah.

Festival yang paling berarti dalam tradisi Kristen

adalah Paskah. Meskipun demikian, bagi umat

Kristen Natal atau peringatan kelahiran Yesus (Nabi

Isa) merupakan perayaan yang paling indah. Begitu

pula halnya dengan penganut agama lain yang

menganggap tanggal 24 Desember sebagai ”hari

raya keluarga” – dirayakan dengan hadiah kado,

pohon natal, dan hidangan pesta.

Suasana yang jauh dari khusuk terjadi jika diadakan

karnaval. Pada hari-hari yang disebut ”die tollen

Tage” (hari-hari dengan pesta yang meriah) hanya

dikenal kata ”bersenang-senang dan bersantai-

santai.” Dengan berbagai kostum, topeng, dan

seragam, orang-orang yang mengikuti karnaval

(”die Narren”) mengganti diri mereka dengan peran

lainnya.

Perayaan-perayaan tradisional perkumpulan-

perkupulan penembak mengingatkan kita pada

upacara-upacara kemiliteran dengan

diperdengarkannya musik mars, berbagai bintang

jasa dan seragamnya. Dalam kompetisi menembak

akan dipilih seorang ”raja,” yang kemenangannya

akan dirayakan di dalam tenda bir. Makna yang

semakin penting dimiliki oleh adat-istiadat yang

diimpor melalui media. ”Halloween” dan ”St.

Christopher Street Day” merupakan contohnya.

”Faktor senang-senang” membuatnya cepat meraih

popularitasnya.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

3

Currywurst

Durch die Zugabe von Tomatenmark und

Currypulver entstand aus einer

gewöhnlichen, deutschen Bratwurst ein

legendäres Schnellimbissgericht.

Im zerstörten Berlin der Nachkriegszeit

erfand eine einfallsreiche

Imbissbudenbesitzerin jenes bis heute

beliebte Wurstgericht.

Die Köchin Herta Heuwer ließ sich 1959 ihre

„Chillup-Currysauce“ patentieren. An sie

erinnert eine Gedenktafel in Berlin. Die

Hamburger Entsprechung Lena Brücker ist

dagegen eine literarische Fiktion.

Den zahlreichen deutschen Currywurst-

Essern ist die Herkunftsfrage jedoch

gleichgültig. Ursprünglich vor allem im

Arbeitermilieu beliebt, wurde die scharfe

Wurst inzwischen sogar durch

Edelrestaurants und Gourmet Versionen

geadelt. Nach wie vor ist die VW-Kantine in

Wolfsburg ein Zentrum des Currywurst-

Konsums. Pro Jahr werden hier mehrere

Millionen Stück serviert.

”Currywurst”

Dengan penambahan saus tomat dan taburan bubuk

kari maka terciptalah suatu hidangan ringan cepat

saji yang legendaris dari sebuah sosis panggang

Jerman yang awalnya biasa saja.

Di kota Berlin yang hancur setelah Perang Dunia II,

seorang pemilik warung makanan kecil yang kreatif

kala itu mengkreasikan hidangan sosis yang sampai

saat ini tetap menjadi makanan ringan favorit. Sang

koki perempuan Herta Heuwer mematenkan saus

”Chillup Curry”-nya tahun 1959. Untuk

mengenang dirinya didirikan sebuah monumen di

Berlin. Sosok Lena Bruecker dari Hamburg yang

mirip dengan sang koki ternyata hanyalah tokoh

fiksi sastra semata.

Bagi penggemar sosis kari Jerman yang jumlahnya

banyak sekali persoalam asal-usul tersebut

sebetulnya tidak jadi masalah. Sosis kari pedas yang

awalnya digemari terutama dalam lingkungan para

buruh ini kini bahkan telah dinaikkan derajatnya

dengan dihidangkan di restoran-restoran kelas

mewah dengan beragam versi gourmet-nya. Kantin

produsen mobil VW di Wolfsburg menjadi pusat

konsumsi sosis kari. Setiap tahunnya jutaan sosis

kari disajikan di tempat ini.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

4

Deutsch sprechen

Eine gemeinsame Sprache verbindet. Sie ist

Teil der Kultur und kulturellen Vielfalt.

Herkunft und Gruppenzugehörigkeit prägen

den individuellen Sprachstil.

Fragt man die Deutschen, worauf sie stolz

sind, werden vor allem „Dichter und Denker“

genannt. Goethe, Schiller, Luther, Kant und

Nietzsche bedienten sich meisterhaft der

deutschen Sprache. Deutsche Literatur,

Philosophie und Wissenschaft bilden die

kulturelle Basis der Gesellschaft.

Die gesprochenen Worte des Hessen Goethe

unterschieden sich jedoch von denjenigen

des aus Schwaben stammenden Schiller.

Sehr unterschiedliche Dialekte prägen auch

heute noch die deutsche Sprache.

Momentan sprechen ca. 120 Millionen

Menschen Deutsch. Die deutsche Grammatik

gilt als schwierig, dennoch lernen zurzeit

rund 17 Millionen Deutsch.

Einer ihrer humorvollsten Kritiker war der

amerikanische Schriftsteller Mark Twain.

Berbahasa Jerman

Bahasa yang digunakan bersama-sama mengikat

satu sama lain. Ini adalah bagian dari budaya dan

keberagaman budaya. Asal-usul dan keanggotannya

dalam kelompok mencirikan gaya bahasa

individual.

Bilamana warga Jerman ditanya, apa yang mereka

banggakan, maka mereka terutama akan menjawab

”bangga akan Penyair dan Pemikir” mereka.

Goethe, Schiller, Luther, Kant, dan Nietzsche

menggunakan secara sempurna bahasa Jerman

dalam karya-karya mereka. Karya sastra Jerman,

filosofi, dan ilmu pengetahuan membentuk akar

budaya masyarakatnya.

Kata-kata yang diucapkan oleh Goethe yang berasal

dari negara bagian Hessen berbeda dengan kata-

kata yang diucapkan oleh Schiller yang berasal dari

daerah Schwaben. Bahasa-bahasa daerah yang jauh

berbeda ini masih saja mencirikan bahasa Jerman

sampai saat ini.

Saat ini terdapat sekitar 120 juta orang pengguna

bahasa Jerman. Meskipun tata bahasa Jerman diakui

sulit, tetapi terdapat sekitar 17 juta orang yang saat

ini sedang mempelajarinya. Salah seorang kritikus

tata bahasa tersebut yang mempunyai selera humor

tinggi adalah penulis berkebangsaan Amerika Mark

Twain.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

5

Exportweltmeister

Die Bezeichnung „Made in Germany“ steht

weltweit für Präzision und Zuverlässigkeit.

Dies macht Deutschland zur größten

Exportnation. Bekannte Markenprodukte

vielfältiger Sparten werden rund um den

Globus gehandelt.

Doch nicht nur die großen Markennamen

wie Mercedes, Volkswagen oder BASF sind

für diesen Erfolg verantwortlich. Auch mehr

als 300 mittelständische Unternehmen sind

in ihrer jeweiligen Branche Weltmarktführer.

Ursache dafür ist weniger der günstige Preis,

als vielmehr die Qualität der Produkte.

Insgesamt exportierte Deutschland bis 2008

jährlich Waren im Wert von über 900

Millarden Euro.

Deutschlands Nachbarn sind seine

wichtigsten Handelspartner. Nur etwa 15 %

der deutschen Exporte verlassen die

Europäische Union. Wichtigste

außereuropäische Handelspartner sind die

USA, China und Russland.

Pengekspor Nomor Satu di Dunia

Sebutan ”Made in Germany” terkenal di seluruh

dunia atas ketelitian dan kemampuannya yang

dapat diandalkan. Inilah yang membuat Jerman

menjadi sebuah bangsa pengekspor terbesar di

dunia. Produk-produk bermerek terkenal dari

beragam sektor industri diperdagangkan di seluruh

pelosok dunia.

Tidak hanya nama-nama merek besar seperti

Mercedes, Volkswagen (VW), atau BASF yang

mempunyai andil dalam kesuksesan ini. Demikian

pula halnya dengan lebih dari 300 perusahaan-

perusahaan berskala menengah yang berperan

sebagai pemimpin di pasar dunia di bidangnya

masing-masing. Alasannya bukan karena harganya

yang murah, tetapi lebih pada kualitas produk-

produknya. Hingga tahun 2008 Jerman telah

mengekspor barang dengan total nilai lebih dari

900 milyar Euro setiap tahunnya.

Negara-negara tetangga Jerman merupakan mitra

dagang yang terpenting. Hanya sekitar 15% dari

barang ekspor Jerman yang meninggalkan wilayah

Uni Eropa. Mitra-mitra dagang terpenting di luar

Eropa adalah Amerika Serikat, Cina, dan Rusia.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

6

Fußball

Das Spiel mit dem runden Leder ist in

Deutschland Volkssport Nr. 1. Etwa sechs

Millionen Menschen sind in über 27.000

Fußballvereinen aktiv. Weit größer ist die

Zahl der Fans, die „ihre“ Mannschaft

allwöchentlich anfeuern.

Die Begeisterung für einen bestimmten

Verein bietet Identifikation und

Gemeinschaftsgefühl. Die positiven

Emotionen können aber auch

in heftige Aggression umschlagen. Die

Vereine unterhalten deshalb Fanprojekte für

Toleranz und gegen Rassismus und Gewalt.

Durch Bundesligavereine und

Nationalmannschaft genießt der deutsche

Fußball Weltruf. Namen von Fußballspielern

wie Beckenbauer, Ballack oder Klinsmann

sind überall ein Begriff.

Wachsender Beliebtheit erfreut sich der

Frauenfußball. Seit 1989 wurde die deutsche

Frauennationalmannschaft sechsmal

Europameister und zweimal hintereinander

Weltmeister. Damit übertrifft sie die Bilanz

der männlichen Nationalelf. Die nächste

Frauen-Fußball-WM wird 2011 in

Deutschland stattfinden.

Sepak Bola

Permainan dengan si kulit bundar merupakan

olahraga rakyat nomor 1 di Jerman. Sekitar 6 juta

warga aktif bermain di lebih dari 27.000 klub sepak

bola. Jauh lebih besar lagi adalah jumlah para

penggemar, yang setiap minggunya memberi

dukungan kepada tim kesayangan mereka.

Semangat mendukung sebuah klub tertentu lah

yang memberikan identifikasi diri dengan klub serta

rasa kebersamaan. Namun berbagai emosi positif

dapat juga berubah wujud menjadi agresi dahsyat.

Oleh karena itu, klub-klub mengadakan berbagai

proyek bagi para penggemar demi menjaga toleransi

serta menantang rasisme dan kekerasan.

Melalui klub liga Jerman dan tim nasional sepak

bola Jerman memperoleh reputasinya di dunia.

Nama-nama pemain sepak bola seperti

Beckenbauer, Ballack atau Klinsmann dikenal orang

di mana-mana.

Sepak bola wanita semakin hari semakin digemari.

Sejak tahun 1989 tim nasional wanita Jerman telah

enam kali merebut juara Eropa dan dua kali

berturut-turut menjadi juara dunia. Dengan

demikian tim nasional wanita jelas sudah

mengungguli tim nasional pria dalam rekor

perolehan juaranya. Tahun 2011 Piala Dunia Sepak

Bola Wanita diselenggarakan di Jerman.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

7

Gemütlichkeit

Die Behaglichkeit eines warmen Raumes,

eine fröhliche und konfliktfreie Atmosphäre,

eine kleine Flucht vor dem grauen Alltag:

Die Definitionen zu dem Begriff

„Gemütlichkeit“ sind ebenso vielfältig wie

unpräzise.

Gemütlichkeit ist ein schwer erklärbarer

Zustand von Räumen, Situationen oder

Dingen, die eine Empfindung des

Wohlgefühls auslösen. Die Bedeutungsfülle

des Worts ist so einzigartig, dass es nur schwer

übersetzt werden kann. Selbst das wortreiche

Englisch beschreibt eine angenehme Situation mit

„gemütlich“.

Gemütlichkeit in Deutschland hat zwei

Seiten: die öffentliche wie beim Oktoberfest

oder einem Vereinsfest und die private im

heimischem Wohnzimmer. Die hektische

Welt und der Stress bleiben draußen, wenn

man es „sich gemütlich macht“.

Zu viel Gemütlichkeit kann aber auch

Trägheit und fehlende Courage bedeuten:

Kontroversen und Konflikte werden

ausgeblendet.

Suasana Santai dan Nyaman

Kenyamanan sebuah ruangan yang hangat, suasana

ruangan yang ceria dan bebas konflik, pelarian dari

rutinitas keseharian yang membosankan: definisi

istilah Gemütlichkeit (suasana santai dan nyaman)

tidak hanya beragam, tetapi juga tidak begitu tepat

dalam interpretasinya.

Gemütlichkeit merupakan suatu kondisi yang sulit

dijelaskan mengenai ruangan, situasi ataupun

benda, yang bisa menimbulkan suatu perasaan

nyaman. Kandungan arti yang kaya dalam kata

tersebut begitu unik, sehingga sulit sekali untuk bisa

diterjemahkan. Bahkan bahasa Inggris yang begitu

kaya dengan kosa-kata pun menggambarkan situasi

yang nyaman dengan kata ”gemütlich”.

Di Jerman Gemütlichkeit memiliki dua sisi: sisi

umum seperti pada ”Oktoberfest” atau festival

komunitas (di perkumpulan atau klub) serta sisi

yang pribadi di dalam ruang keluarga di rumah.

Dunia hektik dan stress tetap berada di luar rumah,

jika orang ”berbuat santai.”

Terlalu ”santai dan nyaman” pun bisa berarti malas

dan kurang berani: kontoversi dan konflik bisa

disembunyikan.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

8

Humor

„Deutsche haben keinen Humor“, sagt man.

Aber schon im 19. Jahrhundert waren

Wilhelm Buschs satirische Bildergeschichten

beliebt. Sie gelten als Vorläufer der Comics.

Populäre Comedyshows imitieren nicht nur

angelsächsische Vorbilder, sondern stehen

in der langen Tradition deutschen Kabaretts.

Ein Charakteristikum des deutschen Humors

ist die wenig sympathische Schadenfreude.

Auch Vicco von Bülow, alias „Loriot“, bedient

sich bei seiner Komik des Unglücks der

Anderen. Der Lacher erkennt sich selbst

darin.

Der humorlose Deutsche, der am liebsten

Witze-Pointen noch erklärt, gehört zu den

Standardfiguren internationaler Comedys.

Der aktuelle Deutschland Korrespondent der

Times stellt im Vergleich zum englischen

Humor fest: „Der deutsche Humor ist anders,

weniger ironisch, langsamer, aber auch

wärmer, herzlicher und (so gar nicht in der

Tradition Buschs) weniger grausam.“

Humor

”Orang Jerman tidak memiliki selera Humor,” kata

orang. Namun sudah sejak abad ke-19 cerita-cerita

bergambar satir karya Wilhelm Busch digemari.

Cerita-cerita tersebut berlaku sebagai pelopor bagi

cerita komik serial. Pagelaran komedi yang populer

zaman kini tidak hanya meniru contoh-contoh dari

daerah wilayah Anglo Saxon, melainkan juga

merupakan sebagian dari tradisi lama kabaret

Jerman.

Satu karakteristik humor Jerman adalah perasaan

senang atas penderitaan orang lain yang sedikit

mendapat simpati. Begitu pula Victor von Buelow

alias ”Loriot” yang menggunakan kesengsaraan

orang lain dalam komiknya. Orang-orang yang

tertawa dalam situasi ini sebenarnya termasuk

dalam kategori tersebut.

Orang Jerman yang tidak humoris, yang paling

senang menjelaskan kesimpulan akhir sebuah

lelucon, masuk kategori figur standar dalam

berbagai komedi internasional. Wartawan Jerman

untuk majalah ”Times” membuat kesimpulan

berikut dalam perbandingan dengan selera humor

Inggris: ”Selera humor Jerman itu beda, tidak begitu

ironis, agak lambat, tetapi agak hangat, dengan

tulus hati dan tidak begitu kejam (sama sekali tidak

sesuai dengan tradisi Wilhelm Busch).

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

9

Idole

Sportler, Musiker oder Topmodel: „echtes“

Vorbild oder „nur“ Star der Popkultur? Wer

starke Medienpräsenz hat, steigt bei

deutschen Jugendlichen schnell um Idol auf.

Mit solcher Popularität kann man „Kultstatus“

erreichen. Und unter den Fans entsteht ein

gemeinschaftliches Identitätsgefühl.

Welche Eigenschaften als vorbildhaft gelten,

hängt von Bildung und Gruppenzugehörigkeit

ab. Poster, Kleidung, Parfum und Bettwäsche,

eine Vielzahl von Fanartikeln zeigt, wie hoch

der Identifikationsgrad mit Idolen sein kann.

Sie sind besonders in der Jugend

Anhaltspunkt, um sich von den Eltern

abzugrenzen und eigene Wege zu gehen.

Dennoch werden neben den Idolen der

Medienlandschaft auch Privatpersonen zu

Vorbildern. So sind Mutter und Vater für über

30 % der Jugendlichen das wichtigste Vorbild.

Die Lebensleistung historischer

Persönlichkeiten kann ebenfalls als vorbildlich

entdeckt werden.

Idola

Olahragawan, musisi atau model terkenal:

teladan ”tulen” atau ”hanya” bintang budaya pop

masa kini? Barangsiapa yang populer di media

massa, maka cepat pula baginya untuk moreket

menjadi idola bagi kaum muda Jerman. Dengan

popularitas seperti itu orang dapat mencapai status

kultus dan menimbulkan suatu perasaan keterikatan

bersama di antara para penggemar.

Sifat-sifat apa yang dapat berlaku sebagai contoh

teladan, itu tergantung pada latar belakang

pendidikan dan keanggotaan dalam kelompoknya

masing-masing. Poster, pakaian, minyak wangi, dan

kain sprei, sejumlah benda-benda untuk penggemar

memperlihatkan betapa tingginya tingkat

identifikasi dengan idolanya masing-masing. Hal ini

terutama menjadi pegangan di masa muda, agar

mereka dapat membatasi diri dari orangtuan dan

mencari jati dirinya sendiri.

Selain idola-idola dari dunia media, sosok individu

juga bisa menjadi teladan. Demikianlah ibu dan

ayah merupakan contoh teladan terpenting bagi

lebih dari 30% kaum muda.

Prestasi dari tokoh-tokoh bersejarah dapat juga

dianggap sebagai contoh teladan.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

10

Jugend

Deutsche Jugendliche leben in einer offenen

Gesellschaft mit vielen Freiheiten und

Angeboten. Es gibt vielfältige Jugendszenen,

die sich durch Musik, Kleidung und Lebensstil

unterscheiden. Zu den populärsten

Jugendveranstaltungen zählen so starke

Gegensätze wie Kirchentage und die Love-

Parade.

Jungsein ist aber auch von Ängsten geprägt.

69 Prozent der deutschen Jugendlichen

fürchten, keinen Beruf zu finden oder ihren

Arbeitsplatz zu verlieren.

Jugendliche benutzen oft eigene

Redewendungen, mit denen sie sich von den

Erwachsenen abgrenzen. Sie stammen aus

dem Hip-Hop, Internet Kürzeln oder aus der

„Kanak Sprak“, einem deutsch-türkischen

Slang, der durch Feridum Zaimoglus

gleichnamiges Buch Kultstatus bekam.

Jugendkulturen waren lange Zeit

"Jungenkulturen". Mädchen galten darin

höchstens als nettes Beiwerk. Gerade in

Szenen, in denen es sportlich anspruchsvoller

zugeht, übernehmen zunehmend Mädchen

eine aktive Rolle.

In Deutschland haben viele Jugendliche ihr

eigenes Zimmer mit Schreibtisch, PC und

Fernseher. Aber deutsche Eltern sind sehr

schweigsam. In einer Umfrage sagte mehr als

die Hälfte der jungen Befragten, dass ihre

Eltern kaum Zeit haben, sich mit ihnen zu

unterhalten.

Masa Muda

Kaum muda Jerman hidup dalam sebuah

masyarakat yang terbuka dengan banyak kebebasan

dan penawaran. Terdapat bermacam-macam

skenario kaum muda yang berbeda satu sama

lainnya yang bisa dibedakan melalui musik, cara

berpakaian dan gaya hidup mereka.

Termasuk ke dalam acara kaum muda yang populer

adalah acara-acara yang berlawanan seperti hari

pertemuan umat Kristen dan ”Love-Parade.”

Namun masa muda berarti juga dicirikan dengan

bermacam ketakutan. 69% dari kaum muda Jerman

khawatir tidak mendapatkan pekerjaan atau

kehilangan tempat kerja mereka.

Kaum muda sering menggunakan ungkapan-

ungkapan mereka sendiri untuk membatasi diri

mereka dari orang dewasa. Ungkapan-ungkapan

tersebut berasal dari aliran Hip-Hop, singkatan-

singkatan dari internet, atau dari ”Kanak-Sprak”

yang merupakan bahasa gaul campuran antara

Jerman dan Turki, yang mendapat status kultus

lewat buku karangan Feridum Zaimoglu yang

berjudul sama.

Sudah sejak lama budaya kaum muda menjadi

”budaya remaja putra.” Remaja putri paling tinggi

hanya berperan sebagai pelengkap yang manis.

Baru-baru ini saja dalam bidang yang menuntut

kemampuan olahraga yang lebih tinggi remaja putri

lah yang semakin berperan aktif.

Di Jerman banyak anak muda yang memiliki kamar

sendiri yang dilengkapi dengan meja belajar,

komputer, dan perangkat televisi.

Namun orangtua di Jerman termasuk tidak banyak

bicara. Dalam suatu jajak pendapat, separuh dari

responden yang berasal dari kaum muda

mengatakan bahwa orangtua mereka hampir tidak

mempunyai waktu untuk berbicara dengan mereka.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

11

Kindergarten

Spielerisch die Welt entdecken und das

Zusammenleben in der Gemeinschaft lernen:

Viele deutsche Kinder erleben im

Kindergarten erstmals ein Sozialleben

außerhalb der Kleinfamilie.

1821 gründet der deutsche Lehrer Friedrich

Fröbel den ersten Kindergarten weltweit. Die

Institution findet rasch Nachahmer. Selbst

das deutsche Wort „Kindergarten“ wird im

englischsprachigen Raum übernommen.

Kindergärten haben heute ganzheitliche

Erziehungs-, Bildungs- und

Betreuungsaufgaben. Ergänzend zur

Erziehung in der Familie sollen sie den

Kindern erweiterte Erfahrungs- und

Bildungsmöglichkeiten eröffnen.

In Deutschland hat jedes Kind ab drei Jahren

einen Rechtsanspruch auf einen

Kindergartenplatz. Dahinter steckt der

Wunsch, die – zumeist für die Mütter –

immer noch bestehende Unvereinbarkeit

von Familie und Beruf aufzulösen. Aber

Kindergärten schließen in der Regel mittags.

Doch nur eine Ganztagesbetreuung auch

jüngerer Kinder böte Eltern bessere

berufliche Chancen. Vor allem in den alten

Bundesländern der Republik ist man von

diesem Ziel noch weit entfernt.

Taman Kanak-Kanak

Mengeksplorasi dunia sambil bermain dan belajar

hidup bersama dalam kebersamaan:

Banyak anak-anak Jerman mengalami kehidupan

bermasyarakat di luar lingkup keluarganya untuk

pertama kalinya di taman kanak-kanak.

Seorang guru berkebangsaan Jerman yang bernama

Friedrich Froebel mendirikan taman kanak-kanak

pertama di dunia pada tahun 1821.

Institusi tersebut mendapat sejumlah pengikut

dengan cepatnya. Bahkan kata Jerman

”Kindergarten” diambil secara langsung ke dalam

khasanah bahasa Inggris.

Sekarang ini taman kanak-kanak mempunyai tugas

yang holistik di bidang pedagogi, pendidikan, dan

pengasuhan. Sebagai pelengkap pendidikan di

dalam keluarga seharusnya taman kanak-kanak

membuka kesempatan bagi anak-anak untuk

mendapatkan pengalaman dan kesempatan

pendidikan yang lebih komprehensif.

Menurut hukum yang berlaku di Jerman, setiap

anak berusia di atas 3 tahun mempunyai hak atas

satu tempat di taman kanak-kanak. Suatu harapan

tersimpan di dalamnya, yakni agar dilema antara

berkeluarga dan menjalankan profesi – terutama

bagi para ibu - yang masih saja eksis dapat

diselesaikan. Namun taman kanak-kanak pada

umumnya berakhir pada siang hari. Hanya

penitipan sehari penuh bagi anak-anak yang lebih

kecil yang akan memberikan kesempatan kerja yang

lebih baik bagi para orangtua. Terutama di wilayah

negara-negara bagian Jerman yang, orang masih

jauh dari tujuan ini.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

12

Loreley

„Ich weiß nicht, was soll es bedeuten ...“

Heinrich Heines Lied von der Loreley hat den

Mythos der männermordenden Blondine

weltweit bekannt gemacht. Auf der Suche

nach deutscher Romantik besuchen von

Deutschlands Touristen jährlich circa 500.000

den Loreley Felsen am Rhein.

Die Romantik entstand im 19. Jahrhundert

als Gegenbewegung zur beginnenden

Moderne mit ihrer Industriekultur und kalten

Rationalität. Das malerische Mittelrheintal

bildet eine ideale Kulisse für den romantisch

verklärten Blick zurück in eine verlorene

Welt voller Harmonie und Geheimnis.

Die Ballade erzählt von der lieblichen

Loreley. Ihre Schönheit und ihr betörender

Gesang sollen die Rheinschiffer von der

tatsächlich gefährlichen Stelle im Fluss so

abgelenkt haben, dass ihre Schiffe

reihenweise an dem Felsen zerschellten.

Loreley

„Ich weiß nicht, was soll es bedeuten ...“

Lagu dari Heinrich Heine tentang ”Loreley” lah yang

telah membuat mitos perempuan berambut pirang

yang gemar membunuh laki-laki ini menjadi

terkenal di seantero dunia. Dalam pencarian zaman

romantik Jerman sekitar 500.000 wisatawan setiap

tahunnya mengunjungi tebing ”Loreley” di tepi

Sungai Rhein.

Zaman Romantik berlangsung pada abad ke-19

sebagai gerakan perlawanan terhadap zaman

modern yang baru dimulai dengan budaya industri

dan rasionalitasnya yang ”dingin”.

Lembah yang terletak di tengah Sungai Rhein yang

indah ini menyajikan sebuah latar belakang yang

ideal bagi mereka yang mau menoleh ke belakang,

memandang dengan mata romantis yang berseri-

seri, suatu dunia yang sudah lenyap, yang penuh

dengan keharmonisan dan misteri.

Balada tersebut mengisahkan tentang ”Loreley”

yang penuh kasih. Kecantikan dan nyanyiannya

yang memikat hati dikabarkan telah berhasil

membuyarkan konsentrasi para pelaut yang

melewati Sungai Rhein di lokasi yang sebenarnya

berbahaya, sehingga kapal-kapal mereka berderet-

deret hancur lebur di tebing bebatuan tersebut.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

13

Mauer

Schießbefehl, Überwachung und

Ausreiseverbot waren mehr als 40 Jahre lang

Realität in der DDR. Die 1961 errichtete

Berliner Mauer ist bis heute ein Symbol

dieser Unterdrückung. Der Mauerfall 1989

steht für das Ende der Diktatur in

Ostdeutschland und das Ende des Kalten

Krieges weltweit.

Die Teilung Deutschlands nach dem Zweiten

Weltkrieg in alliierte Besatzungszonen führt

1949 zur Gründung von Bundesrepublik und

DDR. In der sowjetisch gelenkten DDR

entsteht eine kommunistische Diktatur.

Unfreiheit und ökonomische Not veranlassen

bis 1961 über 2,5 Millionen Menschen zur

Flucht von Ost nach West.

Während die übrige Grenze schon

abgeriegelt ist, bleibt Berlin das letzte

Schlupfloch in den Westen. 1961 wird auch

diese Fluchtmöglichkeit durch den Bau der

Berliner Mauer versperrt. Die DDR-Grenzpolizisten

werden dazu verpflichtet,

auf Flüchtende zu schießen.

Vor dem Hintergrund politischer Reformen in der

Sowjetunion erzwingt die

Protestbewegung in der DDR 1989 die

Öffnung der Mauer. Dies führt wenige

Monate später zur Auflösung der DDR und

der Vereinigung mit der Bundesrepublik.

Tembok

Perintah tembak di tempat, pengawasan dan

larangan ke luar negeri merupakan kenyataan yang

terjadi di DDR (Jerman Timur) selama lebih dari 40

tahun. Tembok Berlin yang didirikan tahun 1961

adalah suatu simbol dari penindasan semacam itu.

Runtuhnya Tembok Berlin tahun 1989 menandakan

berakhirnya rezim kediktatoran di Jerman Timur

dan berakhirnya perang dingin di seluruh dunia.

Pembagian negara Jerman ke beberapa zona

pendudukan negara sekutu setelah Perang Dunia II

menyebabkan pendirian Republik Federal Jerman

(RFD: Jerman Barat) dan Republik Demokratik

Jerman (RDJ: Jerman Timur) pada tahun 1949. Di

negara RDJ yang dikuasai pihak Soviet muncul suatu

rezim kediktatoran komunis.

Ketidakbebasan dan kesulitan ekonomi

menyebabkan lebih dari 2,5 juta warga melarikan

diri dari Timur ke Barat hingga tahun 1961.

Selama perbatasan lainnya ditutup, Berlin menjadi

tempat persembunyian terakhir untuk melarikan

diri ke Barat. Pada tahun 1961 kesempatan untuk

melarikan diri ini ditutup dengan pembangunan

Tembok Berlin.

Polisi penjaga perbatasan RDJ mendapat sebuah

perintah yang mewajibkan mereka untuk

menembak di tempat orang yang ingin melarikan

diri.

Dengan dilatarbelakangi reformasi politik du Uni

Soviet, gerakan protes yang terjadi di RDJ memaksa

pembukaan ”Tembok” pada tahun 1989. Beberapa

bulan kemudian gerakan ini membawa pada

keruntuhan negara RDJ dan persatuan kembali

dengan Republik Federal Jerman.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

14

Nazis raus!

Nicht erst seit den 1990er Jahren kommt es

in Deutschland immer wieder zu

rechtsextremistischen Gewalttaten. Bei

Übergriffen werden vor allem ausländische

Mitbürger gedemütigt, schwer verletzt oder

sogar getötet. Bürgerinitiativen und

staatliche Maßnahmen treten diesen

neonazistischen Tendenzen entgegen.

Jugendliche steigen häufig über Musik mit

rassistischen und nationalistischen Inhalten

in den Rechtsradikalismus ein. Neben der

Lust am Verbotenen und der Provokation ist

es oft ein gesteigertes Selbstwertgefühl in

der Gruppe, das zum Weitermachen

motiviert.

In Deutschland gibt es rund 30.000 Personen,

die Rechtsradikalismus propagieren. Sie sind

in rechtsextremen Parteien, aber auch in

losen Gruppen organisiert.

Gegen diese rechtsradikalen Strömungen

existiert eine starke Gegenbewegung.

Zahlreiche Initiativen gegen

Fremdenfeindlichkeit haben sich in der

Bevölkerung gebildet. Sie stören öffentliche

Kundgebungen der Neonazis und

veranstalten Gegendemonstrationen. Auch

der Staat wehrt sich. Seit 1992 wurden 26

rechtsextreme Organisationen verboten.

Penganut Nazi, pergilah!

Bukan hanya sejak tahun 90-an mulai muncul di

Jerman tindakan kekerasan yang semakin mengarah

pada kekerasan ekstrim kanan. Dalam aksi-aksi

serangannya warga keturunan asing dilecehkan,

dilukai dengan parah atau bahkan dibunuh. Inisiatif

warga dan berbagai tindakan dari pemerintah

menjawab beragam kecenderungan gerakan neonazi

ini.

Kebanyakan anak muda terlibat ke dalam

radikalisme ekstrim kanan ini melalui musik yang

sarat dengan unsur rasisme dan nasionalisme.

Hasrat akan sesuatu yang dilarang dan sesuatu yang

provokatif semakin bertambah besar dengan adanya

peningkatan rasa percaya diri dalam kelompok.

Di Jerman terdapat sekitar 30.000 orang yang

mempropagandakan ideologi ekstrim kanan.

Mereka tidak hanya terorganisir dalam berbagai

partai ekstrim kanan, tetapi juga dalam berbagai

perkumpulan lepas.

Namun ada juga gerakan tandingan yang kuat, yang

muncul untuk menaham aliran-aliran ekstrim kanan

ini.

Berbagai inisiatif melawan permusuhan terhadap

orang asing sudah terbentuk dalam masyarakat.

Mereka menghalangi orasi-orasi Neonazi yang

diselenggarakan di tempat-tempat umum dan

menyelenggarakan berbagai aksi demo untuk

menentangnya. Pemerintah juga ikut menghalangi.

Sejak tahun 1992 sebanyak 26 organisasi ekstrim

kanan telah dilarang.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

15

Ordnung

„Ordnung muss sein!“ Diese weit verbreitete

Redensart steht für den hohen Stellenwert

von Ordnung im Leben der Deutschen. Da

der Wunsch nach perfekter Ordnung ein

aussichtsloses Unterfangen ist, wird ihm mit

Ironie und Selbstironie begegnet.

Umfragen zeigen, dass rund dreiviertel aller

Deutschen über 14 Jahre zwar Ordnung als

Tugend schätzen, aber bei sich selbst gerne

ein Auge zudrücken. Normen, Richtlinien und

Regelungen gibt es in fast unübersehbarer

Zahl. Die weltweit gültige Industrienorm DIN

ist eine deutsche Erfindung.

Beliebtes Beispiel für übertriebenen

Ordnungswillen ist der „Schilderwald“ im

Straßenverkehr, der oft mehr Verwirrung

stiftet als Ordnung schafft.

Auch das gemeinschaftliche Zusammenleben

ist durch viele Vorschriften geregelt:

Eine Hausordnung gilt für alle Mieter; Kinder sollten

nach der Spielplatzordnung

spielen und in Vorgärten und Schrebergärten

wird die Natur geordnet mit

vorgeschriebenen Heckenhöhen und penibler

Beetbepflanzung.

Keteraturan

”Keteraturan haruslah ada!” Ungkapan yang dikenal

luas ini mencerminkan kedudukan keteraturan yang

tinggi dalam kehidupan orang Jerman. Karena

harapan untuk mencapai keteraturan yang

sempurna merupakan usaha yang sia-sia, maka hal

ini dihadapi dengan sindiran dan ironi bagi diri

sendiri.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa sekitar tiga per

empat orang Jerman di atas usia 14 tahun

menghargai keteraturan sebagai kearifan, tetapi

dalam kasus diri sendiri bisa dibilang tutup mata.

Ada banyak sekali norma, pedoman, dan aturan

sosial. Norma industri DIN (Deutsche Industrie

Norm = standar baku industri Jerman) yang berlaku

di seluruh duni adalah salah satu penemuan Jerman.

Contoh yang paling disukai untuk keinginan akan

keteraturan yang berlebihan adalah ”Rambu-rambu

hutan” di jalanan yang seringkali malah membuat

kebingungan daripada keteraturan.

Kehidupan bersama dalam sosial kemasyarakatan

juga diatur melalui sejumlah peraturan: suatu tata

tertib dalam gedung berlaku untuk semua penyewa;

anak-anak harus bermain sesuai dengan tata tertib

tempat bermain, dan di halaman depan serta kebun

pribadi yang umumya berada di pinggiran kota dan

dipakai terutama pada akhir pekan, alam sekeliling

diatur yang sedetil-detilnya dengan menentukan

ketinggian pagar tanaman dan penanaman bit.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

16

Pass

Der deutsche Staat garantiert seinen

Angehörigen grundlegende freiheitliche

Bürgerrechte und ein System der sozialen

Absicherung. Wer einen gültigen Pass

besitzt, hat in der Regel auch die deutsche

Staatsbürgerschaft.

Grundsätzlich haben Ausländer die

Möglichkeit, deutsche Staatsbürger zu

werden. Acht Jahre muss man rechtmäßig im

Land leben, und Deutschkenntnisse sind

Pflicht. Weitere Bedingungen sind ein

ausreichendes Einkommen und das

Bekenntnis zum Grundgesetz.

Seit 2008 müssen Ausländer zur

Einbürgerung im Test ihr Wissen über

Deutschland beweisen. Mehr als 100.000

Menschen nahmen seitdem den Weg über

Sprach- und Wissenskurse auf sich, um den

Einbürgerungstest zu bestehen und einen

deutschen Pass zu erhalten. Von 33 aus 310

möglichen Fragen zu Geschichte, Politik und

Kultur müssen mindestens 17 richtig

beantwortet werden. Diese Verschärfung des

Zuwanderungsgesetzes führte zu sinkenden

Einbürgerungszahlen. Sprachanforderungen

und die Pflicht zur Aufgabe der alten

Staatsangehörigkeit sind hohe Barrieren. Bei

sinkender Geburtenrate ist Deutschland auf

Zuwanderung aus dem Ausland angewiesen.

Paspor

Bagi semua rakyatnya, negara Jerman menjamin

hak-hak kebebasan warga yang mendasar dan suatu

sistem pengamanan sosial. Siapa pun yang memiliki

paspor yang masih berlaku pada umumnya juga

memiliki kewarganegaraan Jerman.

Pada prinsipnya orang asing pun mempunyai

kesempatan untuk menjadi Warga Negara Jerman.

Seseorang harus tinggal secara legal di dalam negeri

selama delapan tahun dan pengetahuan bahasa

merupakan suatu keharusan. Syarat-syarat lain

adalah pendapatan yang mencukupi dan pengakuan

terhadap Undang-Undang Dasar Jerman.

Sejak tahun 2008 orang asing harus membuktikan

bahwa dirinya telah menguasai dengan baik

pengetahuan mengenai Jerman untuk proses

naturalisasi lewat ujian. Lebih dari 100.000 orang

sejak itu bersedia menempuh jalur tersebut melalui

kursus bahasa dan kursus pengetahuan tentang

Jerman, agar mereka berhasil menjalani ujian

naturalisasi dan memperoleh paspor Jerman. Tiga

puluh tiga dari 310 pertanyaan yang mungkin

diajukan tentang sejarah, politik dan budaya

setidaknya 17 di antaranya harus dijawab dengan

benar. Pengetatan undang-undang imigrasi

berpengaruh pada menurunnya angka naturalisasi.

Persyaratan bahasa dan kewajiban untuk

meninggalkan kewarganegaraab yang lama

merupakan hambatan terbesar. Pada penurunan

angka kelahiran, Jerman tergantung pada migrasi

dari luar negeri.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

17

Querdenker

Querdenker stellen gängige Denkmuster

infrage. Auch gegen Anfeindungen setzen

sie ihre Idee durch. Gerade in Bereichen, in

denen Normen und Regeln hoch geschätzt

werden, haben es Querdenker besonders

schwer. Dennoch hat Querdenken in

Deutschland Tradition.

Im Land von Martin Luther und Karl Marx

finden sich auch heute noch Menschen, die

mit neuen, ungewöhnlichen Ideen Politik,

Kultur und Wissenschaft revolutionieren

wollen. Querdenker, deren Ideen sich

durchsetzen, genießen oft höchstes

Ansehen. Je größer die überwundenen

Widerstände, desto heller strahlt der Ruhm

des Querdenkers – wenn auch manchmal

nur bei seinen Gesinnungsgenossen.

Erfolglose Querdenker bleiben dagegen

höchstens als lästige Querulanten in

Erinnerung.

Pemikir ”miring”

Pemikir ”miring” suka mempertanyakan pola pikir

yang umum dan biasa. Sambil mengusung

permusuhan, mereka memperjuangkan ide mereka.

Baru di bidang-bidang di mana norma-norma dan

peraturan-peraturan sangat dihargai pemikir ini

berada dalam posisi yang sulit.

Meskipun demikian, pemikir ”miring” sudah

menjadi tradisi di Jerman.

Dalam daerah asal Martin Luther dan Karl Marx

sampai saat ini masih dijumpai individu-individu

yang membawa revolusi dalam bidang politik,

budaya, dan ilmu pengetahuan, dengan ide-ide

mereka yang baru dan tidak lazim. Para pemikir

”miring” ini seringkali amat sangat dihormati

bilamana ide-ide mereka lolos dalam perjuangannya.

Semakin besar rintangan-rintangan yang dihadapi,

semakin cemerlang pula kemasyhuran pemikir

tersebut – walaupun kadang hanya diterima di

kalangan rekan sepemikiran mereka. Sebaliknya

pemikir ”miring” yang gagal paling banter dikenang

sebagai orang ”miring” yang menjengkelkan.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

18

Religion

Deutschland ist ein christlich geprägtes Land.

Statistisch sind 50 Millionen Deutsche

Christen. Doch die Mehrzahl übt ihre Religion

nicht aus. 30 Millionen Deutsche sind

konfessionslos. Das Recht auf freie

Religionswahl und –ausübung ist im

Grundgesetz verankert.

Mit je circa 25 Millionen Mitgliedern teilen

sich die Christen in Katholiken und

Protestanten. Trotz massiver

Kirchenaustritte stehen religiöse

Veranstaltungen, wie das Weltjugendfest

oder die Kirchentage, vor allem bei

Jugendlichen hoch im Kurs. Auch das

spirituelle Gedankengut der Esoterik findet

eine wachsende Zahl von Anhängern.

Die drittstärkste Religionsgemeinschaft in

Deutschland bildet mit 3,5 Millionen

Gläubigen der Islam. Die Zahl der Moscheen

nimmt stetig zu. Durch Zuwanderung aus

Osteuropa steigt auch die Zahl der Menschen

jüdischen Glaubens wieder an, die durch Verfolgung

und Ermordung im Deutschland

der Nationalsozialisten auf wenige 1000

dezimiert worden waren.

Agama

Jerman adalah sebuah negara yang berorientasi

Kristen. Menurut statistik 50 juta warga Jerman

adalah orang kristen. Namun, mayoritasnya tidak

menjalankan agama mereka. Tiga puluh juta warga

Jerman tidak menganut agama apapun.

Hak atas kebebasan memilih agama dan

menjalankan agama dijamin oleh Undang-Undang

Dasar.

Dengan masing-masing sekitar 25 juta penganut,

agama Kristen terbagi menjadi Katolik dan

Protestan. Meskipun terjadi kemunduran dari gereja

yang amat besar, acara-acara keagamaan seperti

pesta kaum muda sedunia atau hari pertemuan umat

Kristen tetap populer, terutama di kalangan anak

muda. Begitu juga dengan pemikiran spirituil

Esoterik yang semakin hari semakin mendapat

jumlah pengemar yang meningkat.

Dengan 3,5 juta penganut, agama Islam menjadi

komunitas agama yang terbesar ketiga. Jumlah

masjid pun semakin hari semakin bertambah. Lewat

imigrasi dari Eropa Timur jumlah warga dengan

kepercayaan Yahudi pun semakin meningkat, yang

jumlahnya di Jerman berkurang drastis menjadi

kurang dari 1000 orang karena penganiayaan dan

pembunuhan pada masa kekuasaan Nazi.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

19

Sitten und Unsitten

Wen spricht man mit „Du“ und wen mit

„Sie“ an? Wen begrüßt man mit Küsschen,

wen mit Händedruck? Sind einige Minuten

Verspätung schon unhöflich? Diese und

andere komplizierte Benimm-Fragen stellen

sich Besucher aus anderen Ländern.

Die Deutschen gelten als förmlich und

schroff. Dienstleistungen werden oft ohne

Lächeln erledigt, doch selbst Unbekannte

werden im Aufzug gegrüßt. Wenn man sich

trifft, ist Händeschütteln üblich. Im

Straßenverkehr oder beim Schlangestehen

scheint das Recht des Stärkeren zu gelten.

Die Sitten der Deutschen zu verstehen, ist

schwer. Besonders dann, wenn sie zur

Unsitte werden, etwa Liegestühle durch

Handtücher zu „besetzen“. Ist das „typisch

deutsch“ oder nur schlechte Erziehung?

Der jeweilige Sittenkanon ist landestypisch.

Er dient der Regelung des Gemeinschaftslebens. In

Deutschland ist das Nachdenken über gutes

Benehmen eng mit Freiherrn von Knigge

verbunden. Sein Buch ist der Inbegriff des

Benimmratgebers. Die große Zahl moderner

„Knigges“ zeigt: Gutes Benehmen ist heute wieder

ein Thema.

Kebiasaan Baik dan Kebiasaan Buruk

Dengan siapa orang berbicara dengan kata”kamu”

dan dengan siapa dengan kata ”Anda”? Siapa yang

kita sapa dengan ”ciuman”, siapa dengan jabat

tangan? Apakah terlambat beberapa menit saja

sudah termasuk tidak sopan? Pertanyaan ini dan

juga pertanyaan lain mengenai bagaimana

bertingkah laku yang rumit ditanyakan oleh

pengunjung yang berasal dari negara lain.

Orang Jerman dianggap kaku dan kasar. Jasa-jasa

yang dilakukan seringkali diselesaikan tanpa

senyum, tetapi orang yang tidak dikenal malah

diberi salam bila berada dalam lift. Apabila saling

bertemu, yang paling umum adalah saling menjabat

tangan. Dalam hal berlalu lintas atau saat mengantri

hak orang ”kuat” lah didahulukan.

Memahami kebiasaan baik orang Jerman adalah hal

yang tidak gampang. Terutama ketika kebiasaan

baik tersebut berubah menjadi kebiasaan buruk,

seperti ”menempati” kursi-kursi malas untuk

berjemur dengan handuk. Apakah itu yang disebut ”

khas Jerman” ataukah itu hanya hasil dari

pendidikan yang buruk semata?

Aturan kebiasaan di masing-masing tempat adalah

kekhasan suatu negara. Peraturan tersebut berguna

untuk mengatur hidup bermasyarakat. Di Jerman

renungan tentang perilaku yang baik erat kaitannya

dengan seseorang yang bernama Freiherr von

Knigge(Freiherr adalah gelar kebangsawanan yang

setara dengan gelar Baron). Bukunya berisi koleksi

nasehat tentang perilaku. ”Knigge-Knigge” modern

yang jumlahnya besar menunjukkan: Perilaku baik

kini kembali menjadi tema perbincangan.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

20

Tagesschau

Seit 1952 gehört die Nachrichtensendung

„Tagesschau“ um 20 Uhr im Ersten

Deutschen Fernsehprogramm für Millionen

Deutsche zum festen Ritual des Abends. Die

Tagesschau zeigt in 15 Minuten Aktuelles aus dem

In- und Ausland. Danach beginnt das

Abendprogramm.

Ende der 1990er-Jahre versuchen neue TV

Sender, ihr Abendprogramm bereits um

20:00 Uhr zu starten. Der Plan scheitert – zu

groß war die Gewohnheit der Zuschauer an

den Start des Fernsehabends um 20:15 Uhr.

Die Mehrheit der Deutschen bezieht ihre

Informationen über das Fernsehen; Radio

und Zeitung liegen dahinter. Zur wichtigsten

Ergänzung der klassischen Medien hat sich

das Internet entwickelt. Im Durchschnitt

verbringen die Deutschen mit dem

Fernsehen täglich circa drei Stunden,

zweieinhalb am Radio und eine Stunde im

Internet.

Während an der „Tagesschau“ besonders

die politische Neutralität geschätzt wird, werden die

Tageszeitungen oft gerade

wegen ihrer jeweiligen politischen

Ausrichtung gelesen. So gilt die Frankfurter

Allgemeine Zeitung beispielsweise als

konservativ-liberal, die Süddeutsche Zeitung

dagegen als linksliberal.

Siaran Berita harian

Sejak tahun 1952 siaran berita ”Tagesschau” yang

tayang pada pukul 20.00 di saluran TV Jerman

pertama menjadi ritual malam yang tetap bagi jutaan

warga Jerman. ”Tagesschau” menayangkan berita

aktual dari dalam dan luar negeri dalam waktu 15

menit. Setelah itu barulah acara malam dimulai.

Pada Akhir tahun 90-an stasiun TV baru mencoba

meluncurkan acara malam mereka pada pukul

20.00. Rencana tersebut gagal – kebiasaan pemirsa

dengan acara malam yang dimulai pada pukul 20.15

terlalu dominan.

Mayoritas orang Jerman memperoleh informasi

lewat TV; radio dan koran berada di belakangnya.

Internet telah berkembang sebagai pelengkap media

massa klasik yang penting sekali. Orang Jerman rata-

rata menghabiskan waktu kira-kira 3 jam per hari

dengan TV, 2,5 jam untuk radio dan 1 jam untuk

Internet.

Selama penayangan ”Tagesschau” yang terutama

menilai netralitas politik, koran harian sering dibaca

karena orientasi politik masing-masing koran. Koran

”Frankfurter Allgemeine Zeitung” misalnya dianggap

sebagai liberal konservatif, sedangkan koran

”Sueddeutsche Zeitung” sebagai liberal kiri.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

21

Umwelt

In den 1980er-Jahren sorgte die These vom

Waldsterben für heftige emotionale

Reaktionen bei den Deutschen.

„Waldsterben“ wurde auch in anderen

Sprachen zum Ausdruck für die Zerstörung

der Umwelt.

Das Bild der toten Bäume löste die

Entstehung der Umweltbewegung sowohl in

der Bundesrepublik als auch in der

damaligen DDR aus. Das Umweltbewusstsein

der Deutschen ist hoch. 91 % der

Bevölkerung halten Umweltschutz für

wichtig. Heute beherrschen vor allem die

Themen Klimawandel, Gesundheitsrisiken

und Nachhaltigkeit die Diskussion.

Deutschland hat strenge Umweltgesetze, in

deren Folge neue Technologien entwickelt

werden. Daraus entsteht ein erfolgreicher

Wirtschaftszweig. Deutschland ist

Weltmarktführer in Umwelttechnik.

Insbesondere die Nutzung der Windkraft

wird entschieden vorangetrieben.

Doch das ökologische Bewusstsein hat zwei

Seiten: Auf der einen Seite stehen strenge

Regeln, beispielsweise für die penible

Mülltrennung. Für Häuser gibt es den

Energie-Pass. Nur beim Auto scheiden sich

die Geister: Auf Autobahnen darf noch

immer ohne Tempolimit Vollgas gegeben

werden.

Lingkungan Hidup

Sepanjang tahun 80-an pernyataan mengenai

kematian hutan telah menyebabkan berbagai reaksi

emosional yang keras di kalangan masyarakat

Jerman. “Kematian hutan“ dalam bahasa lain juga

sudah menjadi istilah bagi kehancuran lingkungan

hidup.

Gambaran kematian pohon-pohon memicu lahirnya

gerakan lingkungan hidup, baik itu di Republik

Federal Jerman maupun di daerah-daerah bekas

RDJ. Kesadaran akan kelestarian lingkungan hidup

warga Jerman itu tinggi. Sembilan puluh satu persen

penduduk Jerman menganggap lingkungan hidup

penting. Kini tema-tema seperti perubahan iklim,

risiko kesehatan, dan kelestarian menguasai diskusi-

diskusi

Jerman memiliki undang-undang lingkungan hidup

yang ketat, yang sebagai dampaknya

dikembangkanlah berbagai teknologi baru. Dari

sanalah bangkit sebuah sektor perekonomian baru

yang sukses. Jerman adalah pemimpin pasar dunia

dalam bidang teknik lingkungan hidup. Terutama

pemanfaatan tenaga angin didukung secara

konsekuen untuk dikembangkan lebih lanjut.

Namun kesadaran ekologi memiliki dua sisi: di satu

sisi terdapat berbagai peraturan ketat seperti

pemisahan sampah yang sangat rinci. Untuk rumah-

rumah terdapat Kartu Identitas Energi. Hanya saja

hal ini tidak berlaku pada mobil. Di jalan-jalan tol

masih saja diperbolehkan mengendarai mobil tanpa

batas kecepatan berkendara.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

22

Verein

Über 50 % aller Deutschen sind

Vereinsmitglieder. Die Liebe der Deutschen

zum Verein ist sprichwörtlich und – Ziel

vieler Satiren. Jeder Ort in Deutschland hat

Vereine. Selbst im Grundgesetz ist das Recht

verankert, einen Verein zu gründen.

Vielerorts dreht sich das gesellschaftliche

Leben um die Vereine und ihre

satzungsgemäßen Werte. Sie dienen der

Stärkung des Gemeinschaftsgefühls, aber

auch wirtschaftlichen Belangen.

Insbesondere im ländlichen Raum spielen

Vereine eine wichtige Rolle. Sie haben hier

einen großen Anteil am kulturellen und

politischen Leben.

Eingetragene Vereine (e. V.) dürfen

keine wirtschaftlichen Zwecke verfolgen. Das

Engagement im Verein ist ehrenamtlich. Im

Zentrum deutscher Vereinskultur stehen

Sport-, Kegel-, Gesangs- und

Schützenvereine.

Insgesamt gibt es 535.000 deutsche Vereine. 15

davon allein in Nierderdorla, dem

geografischen Mittelpunkt Deutschlands,

einem Ort mit 1.500 Einwohnern.

Perkumpulan

Lebih dari 50% warga Jerman adalah anggota

perkumpulan. Kecintaan orang Jerman terhadap

perkumpulan merupakan suatu kenyataan dan

sasaran dari sejumlah sindiran (satir).

Setiap tempat di Jerman memiliki berbagai

perkumpulan. Bahkan dalam Undang-Undang Dasar

sekalipun tercantum hak untuk mendirikan sebuah

perkumpulan.

Di banyak tempat roda kehidupan bermasyarakat

berputar di berbagai perkumpulan dan nilai-nilai

hukumnya. Perkumpulan tersebut berguna untuk

memperkuat rasa kebersamaan, begitu pula untuk

berbagai kepentingan ekonomi. Terutama di daerah

pedesaan perkumpulan memiliki peranan yang

penting. Perkumpulan mengambil bagian yang

penting dalam kehidupan budaya dan politik.

Perkumpulan terdaftar (e.V. = eingetragene

Vereine) tidak boleh diikuti oleh tujuan-tujuan

ekonomis. Komitmen dalam perkumpulan bersifat

sukarela. Di pusat budaya perkumpulan Jerman

terdapat perkumpulan senam, bowling, menyanyi

dan menembak.

Secara keseluruhan terdapat 535.000 perkumpulan

Jerman. Lima belas di antaranya terdapat di

Niederdorla, daerah yang secara geografis terletak di

pusat Jerman, suatu daerah dengan 1.500 jiwa

penduduk.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

23

Wissen

„Wissen ist Macht“, lautet eine Redensart.

Als rohstoffarmes Land braucht Deutschland

Wissen als wichtige Produktivkraft. Die

Voraussetzung dafür ist eine gute Bildung.

Der Zugang zur Bildung soll allen

offenstehen. Schulen und Universitäten sind

meist staatlich.

Nach der für alle Kinder gemeinsamen

Grundschule trennen sich die Bildungswege.

Hauptschule, Realschule und Gymnasium

bilden drei wichtige Säulen des

Schulsystems. Das Gymnasium zielt auf das

Abitur, das zum Studium an einer Universität

berechtigt.

Deutsche Hochschulen haben Weltruf.

Dennoch ist die Bildung in Deutschland

häufig Gegenstand hitziger Debatten.

Internationale Vergleiche bescheinigen

Deutschland nur noch ein mittelmäßiges

Bildungsniveau. Initiativen wie der

Wettbewerbe „Jugend forscht“ sollen den Spaß an

der Wissenschaft fördern.

Pengetahuan

Sebuah ungkapan mengatakan: „Pengetahuan

adalah kekuasaan“. Sebagai sebuah negara yang

miskin akan sumber daya alam, Jerman

membutuhkan pengetahuan sebagai kekuatan

produksi yang mempunyai arti penting. Adapun

persyaratan untuk mencapai itu adalah pendidikan

yang baik. Akses pendidikan seharusnya terbuka

untuk semua lapisan. Sekolah-sekolah dan

universitas-universitas pada umumnya untuk milik

negara.

Setelah jenjang sekolah dasar yang berlaku bagi

semua anak jalur pendidikan mulai terpisah-pisah.

Hauptschule, Realschule dan Gymnasium

merupakan ketiga pilar penting sistem pendidikan.

Gymnasium berorientasi pada tingkat kelulusan

“Abitur“ (setara SMA) yang memberikan hak untuk

melanjutkan pendidikan di universitas.

Perguruan-perguruan tinggi Jerman memiliki

reputasi tingkat dunia. Meskipun demikian

pendidikan di Jerman sering menjadi tema

perdebatan-perdebatan sengit. Dari hasil berbagai

perbandingan internasional tampak bahwa Jerman

hanya memiliki jenjang pendidikan yang berskala

sedang-sedang saja (rata-rata). Berbagai inisiatif

seperti kompetisi „Jugend Forscht“ (Penelitian

Remaja) diharapkan dapat merangsang kesenangan

terhadap ilmu pengetahuan.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

24

X für U

Jemandem einen „Bärendienst erweisen“,

bedeutet schlechte Hilfe zu leisten, die mehr

schadet als nützt. Die deutsche Sprache

steckt voller Redewendungen, die auf Nicht-

Muttersprachler rätselhaft wirken.

Doch auch viele Deutsche wissen nicht,

woher die oft genutzten Floskeln stammen.

„Ein X für ein U vormachen“ heißt, jemanden

betrügen wollen und, wer „Lunte riecht“, der

schöpft Verdacht.

Der Ursprung der seltsamen Wortbilder

liegt manchmal hunderte Jahre zurück,

manchmal stammt er aus der Gegenwart.

Wenn der Schiedsrichter „die Arschkarte

zieht“, wusste man auch vor dem Schwarz-

Weiß-Fernseher, dass dem Spieler jetzt die

rote Karte gezeigt wird, die zuvor in der

Gesäßtasche des Schiedsrichters steckte.

X für U (menipu, mengelabuhi seseorang)

Ungkapan „jemandem einen Bärendienst erweisen“

berarti memberikan pertolongan yang jelek, yang

lebih banyak merugikan daripada menguntungkan.

Bahasa Jerman memiliki banyak sekali ungkapan

yang dianggap membingungkan bagi mereka yang

bukan penutur asli bahasa tersebut.

Namun, banyak juga orang Jerman yang tidak

mengetahui darimana ungkapan-ungkapan yang

sering digunakan ini berasal. Ungkapan „ein X für

ein U vormachen“ berarti hendak menipu seseorang

dan ungkapan „Lunte riecht“ berarti menimbulkan

kecurigaan.

Gambaran kata-kata yang aneh kadang berasal dari

masa ratusan tahun terdahulu, kadang juga berasal

dari masa kini. Apabila wasit sepak bola

mengeluarkan „die Arschkarte“ (kartu peringatan),

meskipun berada di depan TV hitam putih orang

sudah mengetahui, bahwa pemain tersebut sekarang

menerima kartu merah, yang sebelumnya tersimpan

di saku belakang celana sang wasit.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

25

Yabanci Işçi

Die größte Zahl der Zuwanderer in

Deutschland stammt mit rund 2,5 Millionen

aus der Türkei. Die Migranten kommen in den

sechziger Jahren als „Yabanci Işçi“, zu Deutsch

„Gastarbeiter“. Heute leben türkische Familien

hier dauerhaft, teilweise bereits in der 3. und 4.

Generation.

Ihre kulturelle Integration ist oft schwierig. Es

entstand eine türkische Parallelgesellschaft mit

eigenen Vereinen, Lokalen, Kinos und Banken.

Doch auch erfolgreiche Integration findet

statt. 72.000 türkische Unternehmen

beschäftigen rund 350.000 Arbeitnehmer.

Ihre Wirtschaftskraft beträgt 36 Mrd. €

Umsatz.

Kulturschaffende mit türkischer Herkunft

geben der deutschen Kultur wichtige Impulse.

Ihre Auseinandersetzung mit der eigenen

Identität eröffnet aufschlussreiche, neue

Perspektiven auf das Leben in Deutschland.

Tenaga Kerja Asing

Warga pendatang terbesar di Jerman dengan jumlah

sekitar 2,5 juta berasal dari Turki. Para pendatang

ini datang pada tahun 60-an sebagai „Yabanci Işçi”,

atau dalam bahasa Jermannya disebut dengan

Gastarbeiter atau tenaga kerja asing. Kini keluarga-

keluarga Turki tersebut sudah hidup menetap di

Jerman, bahkan sebagian sudah sampai pada

generasi ke-3 dan ke-4.

Integrasi budaya mereka seringkali sulit, sehingga

terbentuklah masyarakat Turki paralel dengan

berbagai perkumpulan, restoran, bioskop dan bank

mereka sendiri.

Meskipun demikian, ada juga integrasi yang berjalan

sukses. Sebanyak 72.000 perusahaan Turki

mempekerjakan sekitar 350.000 karyawan.

Kekuataan ekonomi mereka ditaksir bernilai 36

Milyar Euro.

Para seniman keturunan Turki memberikan

pengaruh yang penting pada budaya Jerman.

Perselisihan mereka dengan identitas diri mereka

sendiri membuka perspektif yang baru dan

mendalam mengenai kehidupan di Jerman.

Deutschland für Anfänger Ausstellung / Germany for Beginners Exhibition

Copyright © Goethe-Institut 2011

Alle Rechte vorbehalten / All rights reserved

www.goethe.de/indonesien

26

Zukunft

Klimawandel, Überalterung und

Umweltschutz sind große Themen für

Deutschlands Zukunft. Wird das Meer 2100 bis

nach Bremen reichen? Liegt in Süddeutschland

dann Wüstensand? Wie könnten neue Formen

des Wohnens aussehen? Welche Autos sind

ökologisch noch tragbar?

Die Zukunft wird in Deutschland eher mit

einem Hang zum Pessimismus betrachtet. Zu den

großen Herausforderungen zählt sicher der

demografische Wandel. Deutschland wird stetig

älter. Immer weniger Erwerbstätige

müssen immer mehr Ruheständler versorgen.

Die Zukunftsfähigkeit Deutschlands hängt von

vielen Faktoren ab, die nicht mehr allein auf

nationaler Ebene lösbar sind. Globalisierung,

Urbanisierung, Klimawandel, Gesundheit und neue

Formen der Sicherheitsbedrohung sind nur einige

Stichworte für künftige Entwicklungen. Ein engerer

Zusammenschluss Europas wird von vielen Experten

als aussichtsreiches Zukunftsmodell betrachtet.

Masa Depan

Perubahan iklim, masalah penuaan, dan pelestarian

lingkungan hidup merupakan tema-tema penting

bagi masa depan Jerman. Apakah laut akan

mencapai negara bagian Bremen pada tahun 2100?

Apakah Jerman bagian selatan akan menjadi padang

pasir? Bagaimanakah kira-kira bentuk hidup yang

baru? Mobil manakah yang secara ekologi dapat

dipertanggungjawabkan?

Di Jerman masa depan cenderung dilihat dengan

rasa pesimis. Tantangan terbesar adalah perubahan

demografi. Jerman dengan mantap bertambah tua.

Pekerja produktif yang semakin berkurang harus

terus membiayai para pensiunan yang justru

semakin banyak jumlahnya.

Keberlanjutan Jerman di masa mendatang

bergantung pada banyak faktor yang tidak dapat

diselesaikan hanya di tingkat nasional saja.

Globalisasi, urbanisasi, perubahan iklim, kesehatan

dan berbagai bentuk ancaman keselamatan yang baru hanyalah beberapa istilah bagi perkembangan

yang akan terjadi di masa mendatang. Penyatuan Eropa yang semakin erat dipandang oleh sejumlah

pakar sebagai model masa depan yang penuh

harapan.