DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …
Transcript of DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG …
PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018
Volume 4 : November 2018
10
DINAMIKA SISTEM STRUKTUR DALAM TATANAN RUANG
ARSITEKTUR BALLAQ LOMPOA
Hartawan*, Imriyanti, Dahri Kuddu & A. A. Dwi Destrina
Departemen Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km.6, Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan 92171
*E-mail: [email protected]
Abstract
Makassar ancient legacy leaves the evidence of its culture in the form of the houses called
Ballaq Lompoa. This house shape and its character have appeared in this world before
lontaraq age. The existence of this house in the long period, improving academic passion to
reveal its harmony in structural and architectural arrangement as the research goal.
Exploring ancient document as historical interpretation, research methods and field study
was conducted. An ancient document in the form of ancient drawing house and four old
house samples used to solve the research problem. The house shapes in an ancient document
contain some valuable evidence of Ballaq Lompoa. It’s bridging information of the house
layout in the form of two masses; symbols in the form of buffalo horn; ornament in the form
of the roof, front cover composition in six layers; and the room function in vertical
arrangement divided in three. The evidence above, recently still available as well as in the
past. The construction method to support the structure stability showed the dynamic
development. The old house samples contain the trace of the simplicity and finishing by
carpenters skills in the past as the consideration to find the original construction method.
There are three points to explain the structure dynamics, The foundation systems, the
flooring support system, and the roof base floor systems. The basic principles used in the
house foundation are pin joint, assemble in two ways by free standing and inserting in the
earth. The flooring support is system constructed in three ways. The roof base floor has the
system constructed in each sample. The dynamics of the structural system and the
construction methods in Ballaq Lompoa is more variedt than the dynamics of architectural
arrangement. The architectural arrangements, functions, social symbolism, is more static
and slow in changes than the structural system.
Keywords: structure system, Construction method, Ballaq Lompoa, Architecture
PENDAHULUAN
Arsitektur sebagai cabang ilmu pengetahuan pada awal kebangkitannya diperkenalkan oleh Vitrivius dengan 3
unsur pembentuknya yaitu; venustas, firmitas dan utilitas. Ketiga serangkai unsur pembentuk tersebut memberi
makna akan karya arsitektur yang harus memiliki fungsi, dapat bertahan melayani menopang bentuk fisik dan
dapat dinikmati dengan nyaman dalam keindahan. Pengertian secara harfiah dari keterangan tersebut
mengandung makna bahwa karya arsitektur harus memiliki kegunaan yang terwujud dari dukungan sistem
struktur yang kokoh untuk memberikan kenikmatan pelayanan fungsi kepada pengguna dan keindahan bagi
pengamatnya.
Keterangan tersebut di atas senada dengan Henry Wooton pada abad ke 17 mengembangkannya menjadi
firmness, commodity, and delight, (Mac Donald, 2001). Henry menyebut commodity sebagai pengganti utility
untuk menggambarkan perwujudan bentuk bangunan sebagai tujuan terpenuhinya suatu tuntutan fungsi yang
diharapkan dapat terwujud dari keberadaannya. Delight berkaitan dengan unsur visual yang terpancar dari
bangunan. Firmness menyangkut masalah perlindungan bangunan secara fisik. Firmness hanya dapat dicapai
melalui penggunaan struktur, tanpa struktur bangunan tidak akan terwujud dan tanpa bangunan delight tidak
akan tercapai.
Karya arsitektur telah menyandang status sebagai ukuran jati diri peradaban suatu kaum. Bentuk karya yang
berbentuk fisik ini dikategorikan sebagai karya monumental sejak jaman dahulu. Bangunan peninggalan sejarah
PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018
Volume 4 : November 2018
11
merupakan salah satu diantaranya. Perkembangan peradaban dunia menjadi terhubung oleh karena adanya
peninggalan karya arsitektur. Peninggalan karya arsitektur tidak hanya terdapat di Negara yang dianggap
memiliki peradaban maju dalam anggapan dan pandangan manusia jaman modern. Negara terbelakang
sekalipun menjadi terkemuka dengan adanya bukti peninggalan masa lalu dalam bentuk karya arsitektur yang
dimilikinya.
Etnis Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan secara umum memiliki warisan peninggalan sejarah yang sempat
menjadi perhatian dunia. Warisan ini berupa karya monumental dalam bentuk bangunan rumah dan perahu.
Perahu yang terkenal adalah perahu pinisi sedangkan bangunan rumah dikenal dengan nama Ballaq Lompoa.
Ballaq Lompa adalah ciri khas warisan budaya etnis Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan. Ballaq lompoa
yang berarti rumah besar atau rumah kebesaran menjadi bukti kejayaan budaya etnis Makassar di masa lampau.
Jenis rumah seperti ini masih dapat dijumpai di beberapa tempat di kawasan Provinsi Sulawesi Selatan.
Bangunan peninggalan ini menyimpan informasi secara implisit yang tersembunyi dibalik kehadirannya.
Kebanggaan Provinsi Sulawesi Selatan patut di syukuri dari kekayaan yang dimiliki dalam bentuk warisan
peninggalan budaya. Salah satu diantara peninggalan tersebut adalah adanya bukti fisik bangunan rumah raja di
kawasan tertentu dan masih dapat bertahan hingga saat ini 2018. Lokasi-lokasi rumah raja yang umum dikenal
dengan sebutan Ballaq Lompoa oleh saudara-saudara kita beretnis Makassar masih dapat ditemukan di tempat-
tempat seperti di Buluqtana, Sungguminasa, Bajeng, Galesong Kabupaten Takalar.
Kehadiran rumah Ballaq Lompoa yang tersebar diseputar kawasan Makassar menjadi objek penelitian menarik
bagi pemerhati ilmu arsitektur. Keragaman jumlah dari bentuk yang tampak sama secara kasat mata dari
pandangan luar mengundang pertanyaan untuk mengungkap hal spesifik yang masih tersembunyi dibalik
bentukan fisiknya. Pengungkapan kearifan lokal berupa tatanan ruang arsitektural dan struktural yang terdapat
dalam bangunan tua yang ada di kawasan Provinsi Sulawesi Selatan secara khusus menjadi amanah bagi
Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Penelitian ini pada dasarnya akan mengungkapkan iring-iringan perkembangan sistem struktur dan tatanan
ruang arsitektur. Apakah dalam perjalanannya melintasi waktu, terdapat perbedaan atau terjadi dukungan yang
kompak diantara keduanya menjadi permasalahan penelitian. Dinamika perjalanan sistem struktur dalam
tatanan ruang arsitektur yang terjadi di rumah kebanggaan etnis Makassar diduga mengandung nilai yang dapat
memberi sumbangan berharga dalam pandangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil penelitian ini akan
menjadi bahan tambahan referensi secara rinci tentang keragaman metode membangun struktur dengan
perkembangan fungsi yang harus dilayani oleh struktur bangunan.
Permasalahan penelitian ini adalah fenomena struktur dan arsitektur yang terjadi di rumah kebanggaan etnis
Makassar. Apakah perjalanan atau perkembangan sistem struktur dan perkembangan tatanan ruang secara
arsitektur berjalan beriring atau tidak?. Permasalahan penelitian dirumuskan untuk mempertajam pembahasan
dengan mengurainya menjadi 3 hal yaitu; 1). Eksistensi layout bentuk dan elemen arsitektur rumah Ballaq
Lompoa dalam rentang perjalanan waktu., 2) Keragaman metode membangun struktur rumah Ballaq Lompoa.,
3). Dinamika sistem struktur dan tatanan bentuk serta ruang arsitektur.
Tujuan penelitian adalah: 1). Menemukenali dinamika layout bentuk dan elemen arsitektural Ballaq Lompoa
dalam rentang waktu; 2). Menemukenali keragaman metode membangun struktur bangunan Ballaq Lompoa; 3)
mengungkapkan dinamika sistem struktur dan tatanan bentuk serta ruang arsitektur Ballaq Lompoa. Keragaman
sistem struktur dan tatanan ruang arsitektur dijabarkan dalam tataran perbandingan. Dinamika antara sistem
struktur dan tatanan ruang dijabarkan dalam keselarasan fungsi dan makna.
TINJAUAN PUSTAKA
Struktur dan arsitektur adalah dua hal yang menarik dalam penelitian. Kedua hal ini mengandung cakupan
pandangan akademik yang cukup luas. Mata rantai permasalahan yang ada dapat terjadi dari berbagai sektor.
Bangunan peninggalan masa lalu dalam penelitian merupakan primadona penelitian. Pandangan peneliti dapat
di akses dari segala sudut pandang dan memungkinkan untuk diselesaikan dengan berbagai metode ilmiah.
Pembahasan bangunan tua dalam penelitian sering muncul dengan berbagai istilah atau sebutan. Istilah
popularnya adalah vernacular, tradisional, dan bangunan bersejarah. Tinjauan permasalah bangunan tua yang
muncul dalam penelitian terakhir memperlihatkan keragaman pandangan. Sudut pandang yang ada kerap
PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018
Volume 4 : November 2018
12
muncul adalah melihat masalahnya secara parsial. Permasalahan yang umum adalah perkotaan, keberlanjutan,
iklim, dan pencarian identitas.
Pelajaran dari pengungkapan bangunan tua dari sudut pandang pembangunan berkelanjutan dikembangkan oleh
Hamed 2018, penelitiannya mengungkapkan keunggulan arsitektur vernacular Pulau Qeshm di Iran. Karya
arsitektur ini mampu membuat keselarasan antar manusia dan lingkungannya untuk memenuhi tuntuan
kebutuhan hidup yang harmonis dan berkelanjutan. Hasil karya vernacular ini mampu memenuhi kebutuhan
sosial dan budaya masyarakat. Kemampuanya menempatkan diri dalam mengarungi perubahan perjalanan
sejarah yang cukup panjang merupakan bukti kehebatan teknorat jaman dahulu menciptakan identitas diri.
Kemampuan ini terjabarkan dalam kemampuannya yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan/iklim dan
keandalan sistem strukturnnya.
Penelitian senada dengan Hamed dikembangkan oleh Parinaz 2016. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa
arsitektur vernacular Bushehr di Iran bagian selatan menemukan keunggulan penggunaan konsep
kesinambungan. Aplikasi rancangan yang ditemukan adalah dengan mengurangi penetrasi sinar matahari dan
mengoptimalkan aliran angin yang masuk kedalam bangunan. Prinsip utamanya adalah mengoptimalkan
potensi iklim dan mengurangi konsumsi energi. Aplikasinya berupa penggunaan elemen struktur yang padat
sebagai pembayangan untuk mengurangi terpaan matahari; penataan orientasi bangunan sesuai dengan orientasi
aliran angin; penataan orientasi jalan dalam kota yang mengarah kelaut; dan penggunaan bahan yang memiliki
daya hantar panas yang rendah.
Pandangan lain dalam penelitian bangunan tua adalah pencarian jati diri. Senada denga hal ini dikemukakan
oleh Teuta 2017. Hasil analisisnya menemukan bahwa arsitektur sebagai bagian integral dari perkembangan
masyarakat di Kosovo memegang peran penting dalam menentukan identitas diri dalam mengarungi perjalanan
sejarahnya. Sejarah suatu kawasan memegang peran penting dalam memberi pengaruh terhadap terbentuknya
suatu kawasan. Identitas ini memungkinkan untuk mengenali Kosovo di masa datang dari pembuktian kejayaan
masa lalu. Karya arsitektur yang menjadi pembuktiannya adalah karya yang terbangun pada jaman liberal
antara tahun 1970 an hingga tahun 1980 an. Pengaruh aristektur Eropa pada jamannya terlihat pengaruhnya dan
menjadi bagian yang menyulitkan untuk mengungkapkan identitas diri karya arsitektur tradisionalnya.
Media bangunan tua sebagai inspirasi dan inovasi dikemukakan oleh, Berrak 2016. Paparan hasil
penelusurannya mengatakan, arsitektur vernacular khususnya arsitektur tradisional menjadi inspirasi inovasi
pembangunan berkelanjutan dalam hal pembangunan lingkungan dan sosial ekonomi. Hal ini terungkap dalam
penelitiannya di rumah vernakular Erzurum di Turki. Orientasi bangunan di kawasan ini adalah utara selatan
mengikuti arah aliran angin. Dinding dibuat tebal sekitar 1 meter sebagai penampung panas. Pintu ditempatkan
di bagian utara atau selatan untuk menghindari akibat buruk pengaruh angin.
Hubungan antara bangunan tua dan bangunan modern menjadi perhatian lain dari peneliti. Mamun 2015,
memaparkan bahwa arsitektur modern dan arsitektur vernacular pada dasarnya adalah memiliki prinsip yang
sama, hanya dilihat berbeda dari segi image. Solusi arsitektur vernacular dalam hal struktur dan bahan, modul,
paham minimalis, adaptasi pada hakekatnya adalah inti dari modern.
Harapan akan pentingnya peran bangunan tua dikemukakan oleh Yin 2016. Hasil penelitiannya
mengungkapkan bahwa bangunan neo vernacular arsitektur masih memiliki tempat tersendiri dalam pasaran
perancangan. Nilainya adalah disamping bentuk bangunannya dan kedudukannya sebagai bangunan budaya
juga penggunaan teknologi setempat sebaiknya digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam perancangan
bangunan modern. Metode ini selayaknya dikembangkan sebagai prinsip utama untuk dikembangkan.
Penggunaan media peninggalan sejarah berupa penelusuran perkembangan kawasan permukiman tua diteliti
oleh Randa 2016. Penelitian ini melihat pandangan yang lebih luas. Pengujian terhadap teori untuk mengukur
keberhasilan rancangan kota ditelusuri dalam perkembangan terbentuknya ruang social. Rinkasan temuanya
tercatatkan bahwa ukuran keberhasilan proses rancangan perkotaan berdasarkan dimensi morpologi,
perceptual,social, fungsi dan fisik. Unsur pengukuran kesuksesan ini terlihat dengan jelas dalam penelusuran
proses pembentukan lahirnya 3 desa tua di Gourna. Lahirnya ruang publik di desa baru merupakan bagian dari
desa lama yang memiliki nilai ruang spesifik. Setiap perubahan komponen dalam proses lahirnya ruang baru
akan menghasilkan sesuatu yang berbeda.
Césaire 2017 menggunakan bangunan tua sebagai materi penelitian dengan fokus pada penggunaan bahan
bangunan. Ditemukan bahwa dinding rumah di Burkina Faso khususnya di Ouagadougou terbuat dari bahan
PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018
Volume 4 : November 2018
13
setempat. Penggunaan bahan ini sesuai dengan teknik konstruksi dan tepat secara arsitektur. Pandangan dari
sudut metode pembelajaran struktur terungkap bahwa, metode belajar berkolaborasi untuk memahami
kelemahan dan kekuatan sistem struktur adalah hal yang penting dan memberi efek terhadap pengembangan
pribadi peserta pelatihan. Pelajaran ini tentunya menjadi dasar bagi pekerjaan arsitek, Sarah 2017.
Tinjauan penelitian yang berkembang sebagaimana dikemukakan terlihat adanya kecenderungan yang minim
untuk melihat sistem struktur bangunan tua dan tatanan bentuk serta ruang arsitekturnya. Dengan demikian
penelitian ini yang akan melihat keselarasan perjalanan antara sistem struktur dengan tatanan ruang arsitektur
akan memberi warna baru dalam penelitian yang fokus terhadap bangunan tua.
Uraian di atas mengemukakan paparan tentang penggunaan bangunan tua dengan berbagai sebutan sebagai
objek penelitian. Seluruh rangkaian penelitian yang telah dilakukan bila dibanding dengan penelitian yang akan
dilaksanakan menjelaskan kedudukan originalitas penelitian ini. Lokus, focus, dan konteks penelitian ini sangat
jelas berbeda sehingga penelitian adalah penelitian yang bebas dari unsur plagiasi.
METODE PENELITAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah; Metode pengambilan pengungkapan sistem struktur dan
tatanan ruang arsitektur menggunakan observasi lapangan. Metode pengungkapan layout bentuk, ornamen dan
simbol menggunakan historical interpretation. Metode pengungkapan dinamika sistem struktur dan tatanan
aristektur menggunakan argumentasi logika.
Objek Penelitian dan Lokasi Penelitian
Objek penelitian ini adalah catatan peninggalan budaya etnis Makassar berupa lontaraq dan rumah tua
peninggalan budaya etnis Makassar yang bernama yang dikenal dangan sebutan Ballaq Lompoa. Objek yang
akan diamati dalam penelitian ini terdiri gambaran bentuk bangunan dari catatan kuno dan ditelusuri dari 4 unit
bangunan tua diantaranya adalah; 1). Ballaq Lompoa Bajeng BLBJ, 2). Ballaq Lompoa Buluttana BLBT, 3).
Ballaq Lompoa Galesong BLGL, dan 4). Ballaq Lompoa Gowa BLGW. Lokasi penelitian sebagaimana objek
yang menjadi fokus pengamatan tersebar di Kabupaten Gowa dan Takalar. Lokasi Kabupaten Gowa meliputi
beberapa kecamatan yaitu; Kecamatan Bajeng, Kecamatan Tinggi Moncong, dan Kecamatan Somba Opu.
Lokasi Kabupaten Takalar berada di Kecamatan Galesong Selatan.
Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan dibantu penelusuran informasi
dari tokoh masyarakat. Pengukuran dan pendataan langsung dilakukan untuk mendapat data senyatanya dari
kondisi fisik bangunan. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi yang berkaitan dengan keterangan
yang berkaitan dengan metode membanggun struktur. Tatanan ruang arsitektur didata menurut orientasi vertikal
dan horizontal dengan cara pendataan langsung.
Alat Pengumpulan Data dan Alat Penelitian
Alat yang digunakan terdiri dari alat bantu survey dan alat bantu penelitian. Alat bantu survei adalah meter roll,
digital camera, dan sketsa. Alat penelitian menggunakan software. Software yang digunakan sebagai alat bantu
penelitian adalah microsoft office, corel draw, Auto Cad, Revit dan photo shop. Microsoft office untuk
pembuatan laporan, corel draw untuk meningkatkan kualitas tampilan gambar detil, Auto Cad untuk
mempertahankan presisi gambar dalam laporan, dan photoshop untuk membantu visualisasi image yang lebih
baik.
Ketajaman Detil Sampel
Sampel Ballaq Lompoa tidak dapat ditampilkan secara detil menurut kualitas visual yang sama dan setara.
Perbedaan tampilan detil terjadi karena pengelolaan bukti peninggalan sejarah ini berbeda di setiap daerah.
Ballaq Lompoa Bajeng tidak dapat ditampilkan struktur bagian atapnya karena di bagian ini telah ditutup
dengan plafon dan akses untuk ketas tidak tersedia, kondisi yang sama terjadi juga di Ballaq Lompoa Gowa.
Cara Analisis
Cara analisis untuk mengungkapkan sistim struktur dilakukan dengan cara penelusuran peta keragaman metode
membangun struktur. Penelusuran ini akan dilakukan disetiap pertemuan eleman bangunan secara vertikal dan
horizontal. Penggunaan metode yang sama dianggap sebagai satu sistim, penggunaan sistim yang berbeda
dinyatakan sebagai sistim baru.
PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018
Volume 4 : November 2018
14
Cara analisis untuk mengungkap keragaman tatanan ruang arsitektur dilakukan dengan cara penelusuran
perkembangan ruang secara 3 dimensi. Tatanan ruang vertical dan horizontal diamati secermat mungkin. Fungsi
yang sama dinyatakan sebagai keseragaman dan fungsi yang berbeda dinayatakan sebagai suatu keragaman
yang baru. Hubungan antara sistim struktur dengan tatanan ruang arsitektur dilakukan dengan cara
menghubungkan setiap perbedaan dan persamaan yang terjadi. Penelusuran ini dilakukan menurut arah vertikal
dan horizontal.
Cara Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara menganalisis besarnya perbedaan dan perkembangan sistim
struktur dalam bagian-bagian bangunan. Bagian yang mengalami perbedaan lebih banyak dinyatakan sebagai
dinamika yang leih dibanding dengan perubahan yang lebih sedikit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan menguraikan gambaran umum dari masing-masing objek objek penelitian. Pembahasan
diawali dengan uraian bentuk bangunan tua yang disebut bangunan pertama, selanjutnya dikemukakan
pembahasan rinci tentang aspek struktur dan arsitektur. Hasil kajian kedua aspek dilanjutkan dengan tinjauan
perbandingan dinamika fungsi dan perkembangan sistim struktur.
Ballaq Lompoa Sebagai Warisan Budaya Makassar
Ballaq lompoa adalah bangunan peninggalan budaya etnis Makassar yang masih dapat ditemukan hingga saat
ini 2018. Bangunan jenis ini ternyata telah digunakan sejak jaman lontaraq. Bukti penggunaan rumah tua
dengan bentuk awal yang dapat dikenali ditemukan dalam lontaraq Kerajaan Tallo yang merupakan kerajaan
tua etnis Makasssar. Bentuk ini selanjutnya disebut sebagai bangunan pertama dalam penelitian ini. Tampilan
rumah diperlihatkan dalam gambar di bawah.
Gambar 1. Gambar Bentuk Bangunan Rumah Dari Lontaraq Tallo
Sumber: Koleksi Prof. Dr. Nurhayati Rahman
Gambar bangunan yang diperoleh dari penelusuran pustaka kuno menampilkan bangunan rumah panggung
dengan tiang penopang yang tinggi. Proporsi tinggi tiang dengan tinggi bangunan sangat berbeda dengan
proporsi bangunan sebagaimana yang umum ditemukan pada bangunan sampel. Tangga yang seolah beratap
terletak di bagian depan terhubung oleh bangunan yang kecil. Dengan demikian bangunan ini terdiri dari dua
massa yaitu massa kecil dan massa besar. Disamping bangunan kecil tempat dimana sandaran tangga
diletakkan, terlihat adanya bangunan besar yang diduga sebagai bangunan utama.
Identitas khas bangunan terdapat di atap bangunan. Identitas tersebut berupa penggunaan ornamen atap sudut
bersusun 6 dan hiasan di ujung puncak atap berbentuk tanduk kerbau. Struktur penopang lantai menunjukkan
adanya kesan penggunaan balok ganda.
Tinjauan Umum Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah rumah peninggalan sejarah etnis Makassar yang tersebar di kawasan
kabupaten Gowa dan Takalar. Tampilan bangunan objek penelitian disajikan dalam gambar di bawah. Gambar
tersebut adalah bentuk luar dari 4 unit bangunan Ballaq Lompoa yang menjadi bukti kejayaan kerajaan di
kawasan Etnis Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan. Rumah - rumah tersebut pada jaman kerajaan adalah
PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018
Volume 4 : November 2018
15
tempat penyelenggaraan pemerintahan dan sekaligus sebagai tempat tinggal pemimpin atau raja. Pada saat ini
bangunan tersebut beralih berfungsi sebagai museum dan tempat tinggal. Secara umum tampak luar bangunan
memperlihatkan kesan yang sama bila dilihat menurut tampak luarnya.
Tampak luar secara vertikal menampilkan kesan rumah yang dibangun tiga susun. Bagian bawah merupakan
jejeran tiang penopang bangunan yang menimbulkan kesan dibangun diatas panggung. Bagian tengah sebagai
badan bangunan merupakan tempat tertutup dan bagian atas adalah penutup bangunan berupa atap berbentuk
segitiga.
a. Ballaq Lompoa Gowa (2018)
b. Ballaq Lompoa Bajeng (2018)
c. Ballaq Lompoa Bulutana (2018)
d. Ballaq Lompoa Bajeng (2018)
Gambar 2. Tampilan Ballaq Lompoa Di Kawasan Etnis Makassar
Bangunan a, b, dan d saat ini berfungsi sebagai museum. Bangunan c berfungsi sebagai rumah tempat tinggal
yang dihuni oleh pewaris keturunan raja. Kondisi fisik bangunan secara keseluruhan tampaknya mengalami
perbedaan dalam hal perawatan dan pemeliharaan. Bangunan a, b, dan d memiliki tingkat perawatan yang lebih
baik dibanding dengan bangunan c.
Bangunan c nampaknya mengalami kondisi fisik yang paling mengenaskan. Secara kasat mata tampak bagian
bagian struktur yang sudah lapuk dan posisi bangunan yang tidak tegak sebagaimana layaknya bangunan
normal. Kondisi seperti ini ditunjang oleh umur bangunan yang terlihat paling tua diantara keempatnya. Umur
tua dapat dikenali secara langsung dari tampilan bahan kayu dan sistim struktur yang digunakannya.
Penggunaan istilah selanjutnya dalam penelitian ini diberikan secara khusus kepada masing-masing sampel
untuk memudahkan penyebutannya. Bangunan Ballaq Lompoa Gowa menjadi BLGW, bangunan Ballaq
Lompoa Galesong menjadi BLGL, bangunan Ballaq Lompoa Bajeng menjadi BLBJ, dan bangunan Ballaq
Lompoa Bulutana menjadi BLBT.
Tinjauan Arsitektural
Pembahasan arsitektural menguraikan tentang penelusuran bentuk fisik bangunan dari awal perkembangan
hingga bentuk terakhir yang dapat ditemukan saat ini 2018. Susunan dan fungsi ruang secara vertikal dan
horizontal adalah pembahasan selanjutnya.
Penelusuran Perkembangan Bentuk
Penelusuran perkembangan bentuk dilakukan dengan cara membandingkan bentuk pertama yang dapat
ditelusuri, dalam hal ini bentuk yang ditemukan dalam lontaraq dengan bentuk yang masih dapat diamati dari
bukti fisik yang ditemukan di lapangan.
PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018
Volume 4 : November 2018
16
Massa bangunan terdiri dari 2 bagian yaitu massa penerima dan massa utama. Massa penerima yang
dimaksudkan adalah ruang penerima tempat sandaran tangga dan massa utama adalah bangunan utama. Massa
bangunan pertama dengan massa sampel menunjukkan persamaan. Bangunan sampel terdiri dari 2 massa.
Massa bangunan kecil adalah sandaran tangga. Massa bangunan besar adalah bangunan rumah utama. Dengan
demikian layout massa antara bangunan pertama dengan bangunan sampel belum mengalami perubahan hingga
2018.
Bentuk bangunan secara umum menunjukkan adanya kesesuaian komposisi bentuk secara vertikal,
sebagaimana bentuk rumah panggung pada umumnya. Bentuk dalam gambar 1 dan bentuk yang ada dalam
gambar 2 menunjukkan persamaan umum diatara keduanya. Bagian bahwa berupa jejeran kolom tiang
penopang bangunan berfungsi sebagai ruang fungsi umum. Bagian tengah sebagai badan bangunan berfungsi
sebagai tempat tinggal dan aktifitas utama manusia. Bagian atas sebagai tempat penyimpanan yang bersifat suci
dan penghormatan. Perbedaan yang menyolok yang dapat diamati terdapat di bagian proporsi. Bangunan
pertama memiliki proporsi bentuk tiang yang sangat tinggi dibandingkan dengan proporsi tiang dari keempat
bangunan sampel.
Badan bangunan terkesan tertutup dengan dinding yang berbentuk grid. Bentuk grid ini di bangunan sampel
kelihatannya telah mengalami perubahan dari segi proporsi bentuk. Bentuk awal menggunakan proporsi kubus
sedangkan bentuk yang ditemukan di bangunan sampel berproporsi bentuk persegi panjang. Bentuk grid dalam
sampel sulit untuk dibedakan bagian yang solid dan transparan. Informasi tersebut tidak dapat diidentifikasi
apakah garis pembentuk grid merupakan rangka dinding ataukah batas bukaan jendela.
Atap bangunan berbentuk segi tiga dengan penerapan simbol-simbol kelompok masyarakat dan status sosial.
Simbol simbol ini nampaknya sudah ada di bangunan pertama. Atap sudut dibuat seperti atap bersusun 6
(enam). Di ujung puncak atap diletakkan ornamen berbentuk kepala kerbau. Unsur-unsur ornamen yang
disebutkan merupakan simbol dan status sosial masyarakat yang masih dianut hingga dewasa ini.
Ornamen dan susunan atap sebagaimana diprediksikan dalam gambar 3 di atas menunjukkan adanya prinsip
yang bersifat tetap dalam jumlah susunan yang berbeda. Bentuk dan ornamen yang digunakan masih ditemukan
di bangunan Ballaq Lompoa yang masih ada hingga 2018. Perbandingan bentuk ornamen atap dan susunan atap
di bangunan sampel diperlihatkan dalam gambar berikut. Susuanan atap di bangunan pertama terdiri dari 6
tingkatan sementara di bangunan sampel ditemukan adanya variasi susun 5 dan 3.
Gambar 3. Susunan Dan Ornamen Atap
Penggunaan simbol kepala kerbau diantara keempat rumah sampel nampaknya telah ada indikasi perbedaan.
Perbedaannya terlihat di rumah BLBT yang menggunakan analogi bentuk yang ditempatkan di ujung atap.
Simbol kepala kerbau di BLBT memiliki keunikan tersendiri. Kepala kerbau bukan hanya sebagai analogi
bentuk tetapi menggunakan kepala kerbau yang sesungguhnya. Penempatan simbol ini diletakkan di bagian
dalam rumah yang diikatkan di salah satu tiang utama.
PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018
Volume 4 : November 2018
17
Gambar 4. Simbol Kepala Kerbau Di BLBT
Susunan ruang secara vertikal terdiri dari ruang multi fungsi di bagian kolong, ruang tempat tinggak untuk
aktifitas utama di bagian tengah, dan ruang penyimpanan benda suci atau kegiatan yang berhubungan dengan
unsur Ke Tuhan an dilaksanakan di ruang paling atas di bawah atap. Fungsi dan susunan ruang seperti
dikemukakan pada dasarnya tetap dan sama untuk keempat sampel.
Gambar 5. Deskripsi Penegasan Indikasi Kesamaan Bangunan Pertama Dengan Sampel
Indikasi kesamaan antara bangunan pertama dengan bangunan sampel dipertegas dalam gambar 5 di atas.
Ketegasan dapat dijelaskan dari 3 aspek. Apek pertama terkait lay out bentuk, aspek kedua terkait simbol, aspek
ketiga terkait sistim struktur. Lay out bentuk bangunan terindikasi dari kesamaan jumlah massa bangunan yaitu
bangunan utama dan bangunan penerima. Simbol terkait dengan susunan atap sudut besusun 6 dan simbol
berupa penggunaan bentuk kepala kerbau di ujung masing masing atap. Unsur sistim struktur dapat diduga
keterkaitanya dengan adanya penggunaan balok ganda di BLGW.
Tinjauan Struktural
Tinjauan struktur difokuskan dalam sistim struktur bangunan utama masing masing sampel penelitian. Susunan
pembahasan struktural diurutkan sesuai aturan urutan pembangunan struktur dimulai dari bawah ke atas.
Sistem pondasi Sistem pondasi yang digunakan di bangunan sampel adalah sistem perletakan bebas. Pangkal tiang diletakkan
di atas batu pengganjal yang memisahkan ujung tiang dengan tanah.
Gambar 6. Sistem Pondasi Ballaq Lompoa
PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018
Volume 4 : November 2018
18
Sistem perletakan bebas seperi yang digunakan sebagai pondasi di bangunan sampel bila ditinjau dari segi ilmu
mekanika tampaknya menganut kombinasi tumpuan roll dan sendi. Dikategorikan tumpuan sendi karena ujung
tiang memungkinkan untuk melakukan rotasi pada sumbu z. Dikategorikan sebagai tumpuan roll karena dalam
keadaan pembebanan tertentu tiang ini memungkinkan untuk berpindah secara horizontal arah x dan y. Sistem
seperti ini tidak umum dalam ilmu teknik modern. Kecendrungan prinsip sambungan di tumpuan bawah lebih
besar sebagai tumpuan sendi.
Gambar 7. Prinsip Pondasi Ballaq Lompoa
Sistem pondasi BLBT menurut informasi pada awalnya dibangun dengan cara ditanam dalam tanah sedalam
lebih kurang dua meter (Saing 2010). Metode membangun dengan cara kolom tertanam bila dibandingkan
dengan proporsi bentuk bangunan pertama yang menggunakan tiang tinggi, memperkuat peluang kebenaran
dugaan metode membangun pada jaman dahulu yang menganut metode tiang tertanam.
Sistem struktur penopang lantai Sistem yang dimaksud dalam bagian ini adalah sistim struktur yang menghubungkan struktur badan bangunan
dengan kaki bangunan. Sistem struktur penopang lantai yang digunakan di keempat sampel dapat
dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan metode konstruksinya. BLGW menggunakan metode konstruksi
balok ganda. BLGL menggunakan menggunakan metode konstruksi balok tambahan dan tiang gantung diantara
kolom utama. BLBT dan BLBJ menggunakan sistim konstruksi batang tunggal.
Konstruksi penopang struktur lantai BLGW dianggap sebagai kontruksi unik karena menggunakan sistim yang
berbeda dengan sampel yang lain. menggunakan sistem balok ganda diperlihatkan dalam gambar 8 di bawah.
Struktur penopang lantai BLGW terdiri dari 2 balok berukuan 7x14 cm yang menjepit kolom. Balok jepit ini
melintang menurut arah panjang dan arah lebar bangunan. Balok sejajar arah lebar bangunan terletak di bagian
bawah sedangkan balok sejejer arah panjang bangunan terletak di bagian atas. Balok bagian atas ini menjadi
dudukan balok-balok penopang papan lantai.
Bentuk konstruksi penopang lantai yang digunakan di bangunan pertama nampaknya memiliki indikasi
persamaan dengan bentuk yang ada di BLGW. Perbandingan bentuk dapat diamati dalam gambar 5 dan gambar
8. Hubungan antar balok penjepit menggunakan pasak berupa baut dan mor baja. Sistem sambungan seperti ini
telah terpengaruh oleh perkembangan teknologi berupa penggunaan material baja.
a. Foto struktur penopang lantai
PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018
Volume 4 : November 2018
19
b. Potongan tampak depan
c. Potongan tampak samping
Gambar 8. Struktur Penopang Lantai BLGW
Struktur penopang lantai BLGL berbeda dengan sistem yang dipakai di BLGW. Penopang lantai di BLGL
menggunakan sistem penopang lantai utama dan penopang lantai tambahan. Penopang lantai utama menganut
prinsip tiang ditembus oleh balok. Penopang lantai tambahan menggunakan kolom gantung (lihat gambar 9).
Balok yang menembus tiang terdiri dari dua yaitu arah lebar dan arah panjang bangunan. Balok sejajar arah
lebar bangunan terletak di bagian bawah sedangkan balok sejajar arah panjang bangunan terletak di bagian atas.
Konstruksi penopang lantai menjadi unik karena adanya balok dan tiang pendek tambahan yang diletakkan
diantara balok penopang utama yang tertancap dalam tiang. Kehadiran tiang gantung yang mempersatukan dua
balok menambah kekuatan dan kekauan system struktur.
Penggunaan sistem balok tambahan diantara balok utama arah panjang memungkinkan penambahan daya
dukung lantai. Metode seperti ini nampaknya merupakan pengembangan tuntutan kebutuhan ruang. Bangunan
dengan fungsi utama sebagai rumah tinggal pribadi dengan tuntutan beban yang lebih rendah masih
memungkinkan dengan sistem tanpa balok tambahan. Rumah dengan kebutuhan beban yang lebih besar secara
logis diperlukan penopang tambahan untuk meneruskan beban yang lebih besar.
Gambar 9. Konstruksi Penopang Balok Lantai BLGL
Struktur penopang lantai BLBJ dan BLBT menggunakan sistem yang sama. Sistem ini pada dasarnya sama
dengan sistem yang digunakan di BLGL, hanya saja pada sampel BLGL ditemukan adanya penggunaan kolom
gantung tambahan. Sistem penopang balok lantai di bangunan BLBJ dan BLBT adalah sistem yang umum
dikenal dalam sistem struktur bangunan rumah panggung di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
Prinsip sistem struktur adalah balok menembus tiang. Balok pengikat struktur lantai menembus tiang dari arah
lebar dan arah panjang bangunan. Pertemun antara balok dan kolom digunakan pasak yang berfungsi sebagai
pengencang sambungan.
PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018
Volume 4 : November 2018
20
Sifat sambungan yang terjadi di bagian ini dapat dikategorikan sebagai sambungan kaku. Gambar 10 point b di
bawah menjelaskan bahwa dengan aplikasi konstruksi kolom dan balok sebagaimana dalam gambar point a dan
c tidak memungkinkan terjadinya rotasi bebas dan pergeseran titik terhadap batang di arientasi arah x,y, dan z.
a. Struktur penopang lantai BLBJ
c. Prinsip sambungan
b. Struktur peopang lantai BLBT
Gambar 10. Struktur Penopang Lantai BLBJ dan BLBT
Struktur penghubung atap bangunan dengan badan bangunan
Menguraikan metode konstruksi yang digunakan oleh bangunan sampel untuk menghubungkan antara badan
bangunan dengan atap bangunan. Metode konstruksi di bagian ini juga ditemukan adanya perbedaan.
Struktur penghubung atap dan badan bangunan dari sampel hanya dapat menampilkan tiga sampel yaitu
BLGW, BLBJ, dan BLBT. Struktur penghubung badan bangunan dengan atap bangunan di sampel BLGL tidak
dapat ditampilan karena di bangunan ini telah dipasang plafon secara permanen yang menutupi bagian
dimaksud. Penggunaan plafon di sebagian bangunan rumah etnis Buis dan Makassar adalah produk tambahan
dan pengaruh luar karena plafon tidak dikenal sebagai elemen dalam bangunan tradisional di kawasan ini.
Uraian tentang struktur penghubung badan bangunan dengan atap bangunan diawali dari BLBT kemudian
BLBJ dan terakhir BLGW. Struktur di bagian ini yang mengindikasikan sebagai struktur asli peninggalan
teknorat etnis Makassar adalah sistim yang digunakan di BLBT dan BLBJ. Sistim yang digunakan di BLGW
nampaknya telah diintervensi pengetahuan pembangunan gedung yang berkembang di jaman modern. Bukti
intervensi dijelaskan dalam 2 hal yaitu, temuan penggunaan elemen plat baja dan penggunaan balok sokong
miring yang menyerupai truss systim. Kondisi lain yang menjadi indikasi adalah teknik pelaksanaan akhir yang
halus, teknik ini sangat berbeda dengan teknik pelaksanaan akhir dalam sampel BLBT dan BLBJ.
Struktur penghubung badan bangunan dengan atap di BLBT menampilkan sistem yang unik. Penggunaan
batang berpenampang bundar dengan batang berpenampang persegi ditemukan di tempat ini.
a. Struktur pertemuan atap dan badan
b. Sketsa sistem dari foto a
Gambar 11. Struktur penghubung atap dan badan bangunan BLBT
PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018
Volume 4 : November 2018
21
Kolom dan balok sejajar arah lebar bangunan berpenampang persegi. Balok arah panjang bangunan
berpenampang bundar. Hubungan antara balok arah lebar dengan kolom bangunan merupakan hubungan balok
tembus tiang yang diperkuat dengan menggunakan pasak sebagai pengunci kekakuan sistim sambungan.
Hubungan antara balok arah panjang bangunan yang berpenampang bundar dengan tiang yang berpenampang
persegi adalah hubungan perletakan bebas. Batang bundar didudukkan di atas ujung tiang yang telah diberi
takikan. Takikan di ujung tiang berfungsi sebagai penghalang terjadinya perpindahan titik ke arah lebar
bangunan. Pergerakan titik sambungan ke arah panjang bangunan mengandalkan berat dari bahan dan beban
yang dipikulnya.
Struktur penghubung badan bangunan dengan atap bangunan di bangunan BLBJ menyuguhkan penggunaan
sistim dengan karakter tersendiri. Sistim ini menggunakan rangkaian balok persegi dengan metode batang
tembus.
a. Hubungan batang di pertemuan badan dan atap
bangunan
b. Sketsa dari foto a
Gambar 12. Struktur Penghubung Atap Dengan Badan Bangunan BLBJ
Batang penyusun struktur di bagian ini adalah batang tunggal yang menganut prinsip kekakuan yang tinggi.
Batang kaki sudut atap dan tiang utama memiliki dimensi yang relatif sama, batang ini terhubung oleh balok
melintang arah lebar bangunan berpenampang lebar sekitar setengah ukuran tiang. Balok melintang menjadi
pengikat balok kaki sudut atap dengan tiang menggunakan metode balok tembus tiang. Perkuatan antara batang
di daerah yang tertembus batang menggunakan pasak yang terbuat dari kayu berpenampang bundar.
Struktur penghubung badan bangunan dengan atap bangunan di BLGW terindikasi menggunakan teknik yang
lebih maju. Penggunaan balok sokong dan tambahan plat baja distruktur bagian ini diterapkan secara apik, rapi
dan diakhiri dengan kehalusan teknik penyelesaian.
Gambar 13. Struktur Penghubung Atap BLGW
Struktur penghubung badan bangunan dengan atap bangunan di BLGL tidak dapat dijelaskan secara rinci dalam
penelitian ini karena bagian yang dimaksud tidak dapat terlihat dari arah luar. Bagian ini telah tertutup oleh
plafon.
PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018
Volume 4 : November 2018
22
Sampel bangunan peninggalan sejarah etnis Makassar mengantar perjalanan sejarah tentang perkembangan
metode membangunan struktur. Bagian struktur penghubung antara atap bangunan dengan badan membuktikan
adanya penggunaan yang beragam. Metode yang mengindikasikan metode tua adalah metode yang digunakan
di BLBT. Pembuatan bangunan di BLBT dilakukan dengan cara dan prinsip sederhana yang terbaca dari
susunan prinsip hubungan batang yang dilakukan dengan cara sederhana berupa perletakan bebas. Metode yang
digunakan di bangunan BLBJ telah menggunakan teknologi berkembang dengan teknik lubang yang lebih rumit
dan penggunaan sistem pasak.
Struktur rangka utama
Struktur rangka utama penopang bangunan menggunakan prinsip yang sama. Semua sampel Ballaq Lompoa
dalam penelitian ini menggunakan tiang sebagai elemen vertikal penopang bangunan. Balok digunakan sebagai
elemen horizontal yang menghubungkan atau mengikat kolom. Kolom dan balok terhubung secara kaku di
bagian tengah dan terhubung dengan metode yang berbeda di bagian atas dan bawah.
Kekakuan struktur rangka utama dari arah panjang dan arah lebar bangunan secara sederhana dapat dilihat
adanya perbedaan. BLBJ menggunakan rangka utama dengan menganut prinsip membangun dengan tingkat
kekakuan arah lebar bangunan lebih besar dibandingkan dari arah panjangnya. BLBT memiliki kekakuan yang
lebih rendah dari sistim sambungan balok arah panjang yang menggunakan prinsip perletakan bebas dan prinsip
sendi di ujung tiang bagian atas. Rangka utama BLGW dan BLGL mengunakan sistim kekakuan yang sama
dari arah panjang maupun arah lebar bangunan.
Dinamika Struktur Dalam Arsitektur Ballaq Lompoa
Dinamika struktur dalam arsitektur Ballaq Lompoa dijabarkan dengan cara membandingkan dinamika
perubahan sistim struktur dengan dinamika perubahan tata ruang arsitektur di bangunan tersebut.
Bentuk bangunan dan lay out Ballaq Lompoa dari bentuk pertama menunjukkan persamaan dalam hal jumlah
dan bentuk massa. Perubahan yang tampak berbeda hanya dari segi proporsi tiang dan badan bangunan.
Tatanan ruang arsitektural di rumah sampel menunjukkan kondisi konstan dalam hal fungsi ruang. Penggunaan
ruang-ruang yang ada tidak ditemukan adanya perubahan. Ruang bawah atau kolong tetap digunakan sebagai
ruang umum yang bebas untuk keperluan kegiatan massal dan tanpa batasan tertentu. Ruang tengah atau badan
bangunan difungsikan sebagai ruang tinggal dan kegiatan utama manusia. Ruang atas atau ruang bawah atap
digunakan sebagai tempat penyimpanan benda-benda yang dianggap sakral atau disucikan.
Perwujudan fungsi tatanan ruang arsitektural yang diwadahi oleh bentukan fisik bangunan didukung oleh
metode membangun struktur. Tampilan bangunan yang diekspresikan melalui tampak bangunan secara kasat
mata, memberi kesan yang sama dari ke 4 sampel. Wujud yang tampil dengan kesan yang sepintas sama
tersebut ternyata dibangun dengan menggunakan metode konstruksi yang berbeda dan beragam di bagian
tertentu. Perbedaan tersebut dapat ditemukan di bagian struktur pondasi, struktur penopang lantai, struktur
penghubung badan dan dengan atap.
Metode membangun struktur di bagian bawah atau kolong ditemukan adanya dua jenis metode yaitu perletakan
bebas dan dengan cara di tanam. Kedua metode ini pada dasarnya menggunakan prinsip yang sama yaitu kaki
bangunan menggunakan prinsip hubungan sendi, perbedaan hanya terjadi dari segi metode pelaksanaan
membangunnya.
Penyelesaian struktur penopang lantai bangunan ditemukan menggunakan 3 metode. BLGW menggunakan
metode balok ganda; BLGL menggunakan metode balok tambahan dan kolom gantung; BLBJ dan BLBT
menggunakan metode pasak tembus tiang. Prinsip sistem sambungan yang digunakan keempat sampel memakai
sistem yang sama yaitu, balok tembus kolom.
Hubungan antara badan bangunan dengan atap bangunan diselesaikan menggunakan 3 metode pasti dari
keempat sampel, satu sampel yang tidak dapat ditelusuri karena tertutup oleh plafon. Penyelesaian sistim
struktur di bagian ini nampaknya dilakukan dengan cara tertentu. Setiap sampel menggunakan cara tersendiri.
Penggunaan prinsip metode membangun di bagian ini mengantarkan temuan penelitian untuk menentukan
tahapan periode pembangunannya. Dasar yang digunakan untuk menetapkan tahapan periode pembangunan
adalah dengan mengamati prinsip hubungan antar batang dan metode penyelesaian akhir. Berdasarkan prinsip
hubungan batang, periode metode membangun struktur secara berturut adalah BLBT, BLBJ, BLGL, dan
BLGW. Urutan tersebut dalam hal cara pengakhiran pekerjaan menunjukkan prihal yang sama.
PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018
Volume 4 : November 2018
23
Perkembangan metode membangun struktur dan konstruksi bangunan dapat terbaca dalam jejak yang
ditinggalkan teknorat etnis Makassar dari jaman lampau. Pesan teknik membangun yang berkembang ini dapat
dilihat dalam perbandingan metode membangun Ballaq Lompoa.
KESIMPULAN
Bangunan Ballaq Lompoa sebagai bangunan peninggalan budaya etnis Makassar telah memberikan informasi
perkembangan metode membangun struktur bangunan gedung dari masa lampau. Bentuk bangunan pertama
yang ditemukan dalam lembaran lontaraq menunjukkan kepada dunia akan kemampuan teknologi membangun
masyarakat Makassar yang telah berkembang sejak jaman dahulu. Berdasarkan gambar bentuk bangunan
pertama dapat dikatakan bahwa bentuk bangunan rumah etnis Makassar yang berbentuk panggung telah
menghiasi permukaan bumi jauh sebelum jaman lontaraq.
Tampilan bangunan yang terdapat dalam lontaraq bila dibanding dengan tampilan bentuk yang masih dapat
bertahan di rumah Ballaq Lompoa yang paling menonjol adalah proporsi. Bangunan pertama diketahui
dibangun di atas tiang yang tinggi. Informasi ini mengantarkan kepada dugaan metode pembangunan.
Penggunaan tiang yang tinggi sebagai konsekuensi keamanan dan ketersediaan material pada jaman dahulu.
Dalam hal metode membangun struktur terdapat informasi yang mengatakan bahwa tiang rumah pada jaman
dahulu dibangun dengan cara ditanam dalam tanah. Informasi ini menjadi kuat eksistensinya dengan adanya
dokumen penggunaan tiang yang tinggi.
Karakteristik bentuk yang bertahan dari jaman lontaraq hingga 2018 adalah layout massa, simbol, ornamen,
dan tatanan ruang vertikal. massa bangunan terdiri dari 2; ornamen susunan atap sudut bangunan bertingkat 6;
dan simbol di ujung atap yang berbentuk kepala kerbau. Unsur bangunan yang bersifat statis ini lebih
cenderung kepada hal yang mendasar sebagai dasar pemikiran dan nilai arsitektural. Secara struktural dalam
rumah yang statusnya sama dalam balutan bentuk yang sama ternyata dibangunan dengan menggunakan cara
yang berbeda. Prinsip struktur pondasi menganut sistem sambungan sendi yang dilakukan dengan cara
perletakan bebas dan dengan cara tertanam. Struktur penopang lantai bangunan menggunakan 3 metode.
Struktur penopang lantai ruang atap menggunakan metode yang spesifik disetiap sampel. Dinamika metode
membangun struktur bangunan Ballaq Lompoa sangat dinamis. Dinamika tentang prihal yang bersifat metode
membangun struktur lebih dinamis dibandingkan dengan dinamika perkembangan prihal yang bersifat
arsitektural. Rangkaian proses pelaksanaan pembangunan dari jaman dahulu hingga 2018 menunjukkan kuatnya
pengaruh terhadap prihal yang bersifat prinsip dan kepercayaan (intangible) dibanding dengan prihal yang
bersifat metode pelaksanaan (tangible).
Umur bangunan rumah sampel Ballaq Lompoa menurut tinjauan kesederhanaan metode membangun dan teknik
penyelesaian akhir disebutkan secara berurut; BLBT, BLBJ, BLGL, dan BLGW. Urutan ini adalah perkiraan
waktu penggunaan teknik membangun struktur bangunan. Metode membangun yang digunakan di BLBT
dianggap sebagai metode tertua dari seluruh sampel yang ada menurut urutan yang disebutkan.
REFERENSI
Berrak Kirbas, Neslinur Hizli, 2016, Learning from Vernacular Architecture: Ecological Solutions in
Traditional Erzurum Houses, Procedia - Social and Behavioral Sciences 216 (2016) 788 – 799.
Césaire M. Hema, Geoffrey Van Moeseke, Arnaud Evrad, Luc Courard, Adamah Messan, 2018, Vernacular
Housing Practices in Burkina Faso: representative models of construction in Ouagadougou and walls
hygrothermal efficiency, CISBAT 2017 International Conference – Future Buildings & Districts –
Energy Efficiency from nano to urban scale, CISBAT 2017 6-8 September 2017, Lausanne, Switzerland
Hamed Mohammadi Mazraeh, Mahdieh Pazhouhanfar, 2018, Effects of vernacular architecture structure on
urban sustainability case study: Qeshm Island, Iran, Frontiers of Architectural Research (2018) 7, 11–24.
Macdonald, A.J., 2001. Structure and Architecture second edition. Departement of Architecture, University of
Eidenburgh. Architectural Press. Oxford Boston.
Mamun Rashid, Dilshad Rahat Ara, 2015, Modernity in tradition: Reflections on building design and
technology in the Asian vernacular, Frontiers of Architectural Research (2015) 4, 46–55
PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS ION AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018
Volume 4 : November 2018
24
Parinaz Motealleh, Maryam Zolfaghari, Mojtaba Parsaee, 2016, Investigating climate responsive solutions in
vernacular architecture of Bushehr city, Housing and Building National Research Center Journal,
Received 4 March 2016; revised 6 June 2016; accepted 9 August 2016
Randa A. Mahmoud, 2016, Old Gourna: The Complexity of Vernacular Architecture/Urbanism and Cultural
Heritage, Procedia - Social and Behavioral Sciences 225 (2016) 200 – 215
Sara Scott Shields and Cindy Jesup, 2017. Building communities of practice: Pre-service teachers as content
architects, International Journal of Education Through Art Volume 13 Number 3.
Saing, 2010. Arsitektur tradisional rumah adat Bugis Makassar, Suatu tinjauan etno arkeologi, Indira art.
Teuta Jashari-Kajtazi, Arta Jakupi., 2017, Interpretation of architectural identity through landmark architecture:
The case of Prishtina, Kosovo from the 1970s to the 1980s, Frontiers of Architectural Research (2017) 6,
480–486.
Ying Wanga, Xiaofeng Lia, Yuelang Gana, 2016, Study on the Green Design Strategies of “Neo-Vernacular
Architecture”, Procedia Engineering 169 (2016) 367 – 374