KAJIAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TIK MENDUKUNG ...

13
Kajian Pengembangan Infrastruktur TIK Mendukung Implementasi E-Government: Studi Kasus Badan Litbang Pertanian (Dhani Gartina dan Farid Thalib) 27 KAJIAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TIK MENDUKUNG IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT : STUDI KASUS BADAN LITBANG PERTANIAN ICT INFRASTUCTURE DEVELOPMENT STUDY SUPPORTS IMPLEMENTATION OF E-GOVERNMENT: CASE STUDIES AGENCY FOR AGRICULTURAL RESEARCH AND DEVELOPMENT Dhani Gartina 1 dan Farid Thalib 2 1). Sekretariat Badan Litbang Pertanian, Jl. Ragunan No. 29 Jakarta 2) Dosen Program Pasca Sarjana, Universitas Gunadarma, Jl. Mangga Raya N0. 100 Jakarta. E-mail : [email protected] (Makalah diterima, 31 Januari 2012 – Disetujui, 8 Agustus 2012) ABSTRAK Sejalan dengan program pemerintah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang baik melalui penerapan e-government, Badan Litbang Pertanian perlu terus menerus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, baik internal maupun eksternal organisasi dengan meningkatkan pemanfaatan jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Jaringan TIK merupakan tulang punggung dalam komunikasi data dan informasi, sehingga pengelolaan dan pengembangan perlu perhatian serius dari semua pihak. Kondisi pengembangan infrastruktur jaringan TIK di Badan Litbang Pertanian belum mempunyai arah dan tujuan yang jelas, sedangkan visi Badan Litbang Pertanian menjadi lembaga penelitian yang berkelas dunia di tahun 2014. Oleh sebab itu menuntut TIK berperan dalam mensukseskan visi tersebut. Rancangan cetak biru pengembangan infrastruktur jaringan TIK merupakan salah satu dukungan yang nyata dalam mensukseskan visi tersebut. Serangkaian kajian yang dilakukan dimulai dengan mempelajari desain jaringan disetiap satuan kerja, kesiapan UK/UPT, SDM, sampai kepada kebijakan. Kemudian dilakukan evaluasi kemampuan yang ditinjau dari sisi internal maupun eksternal organisasi. Dari evaluasi tersebut dilakukan analisis SWOT untuk selanjutnya menentukan rencana strategis pengembangan infrastruktur TIK Badan Litbang Pertanian. Rencana strategis terdiri dari tiga aspek yaitu kebijakan pengembangan infrastruktur TIK; program pengembangan infrastruktur TIK; dan program kompetensi sdm pengelola TIK Key word : infrastruktur, jaringan, komunikasi, pemerintahan, TIK, renstra, e-government ABSTRACT Study on ICT infrastructure development e- government implementation: case study on Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD). In line with government’s program to perform good governance through the implementation of e-government, IAARD need to continually improve its public service, both internal and external organizations by improving network utilization of Information and Communications Technology (ICT) network. ICT network is the backbone in communicating data communications and information, so that its management and development needs seriously attention from all parties. The conditions of the development of ICT network infrastructures in IAARD have net yet a clear direction and purpose, while the vision of IAARD becomes a world-class research institute in 2014, therefore it needs that ICT plays role in the success of that vision. The draft of blueprint for the development of ICT network infrastructures is hope to be a real support in the success of that vision. A series of studies carried out was started by exexisting design each network units, the condition readiness of institutions as well on technical implementing unit, Human Resources, up to policies. After that data where evaluated in terms of the ability of the internal and external organizations. Based on the evaluation using SWOT analysis thereit was define the strategic plan to develop ICT infrastructures. Strategic Plan consists of three main aspects of policy to develop ICT infrastructures; program; and the competency of human resources development program. Key words : infrastructure, network, communication, ICT, strategic plan, e-government.

Transcript of KAJIAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TIK MENDUKUNG ...

Kajian Pengembangan Infrastruktur TIK Mendukung Implementasi E-Government: Studi Kasus Badan Litbang Pertanian(Dhani Gartina dan Farid Thalib)

27

KAJIAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TIK MENDUKUNG IMPLEMENTASIE-GOVERNMENT : STUDI KASUS BADAN LITBANG PERTANIAN

ICT INFRASTUCTURE DEVELOPMENT STUDY SUPPORTS IMPLEMENTATIONOF E-GOVERNMENT: CASE STUDIES AGENCY FOR AGRICULTURAL

RESEARCH AND DEVELOPMENT

Dhani Gartina1 dan Farid Thalib2

1). Sekretariat Badan Litbang Pertanian, Jl. Ragunan No. 29 Jakarta2) Dosen Program Pasca Sarjana, Universitas Gunadarma, Jl. Mangga Raya N0. 100 Jakarta.

E-mail : [email protected]

(Makalah diterima, 31 Januari 2012 – Disetujui, 8 Agustus 2012)

ABSTRAK

Sejalan dengan program pemerintah untukmenyelenggarakan pemerintahan yang baik melaluipenerapan e-government, Badan Litbang Pertanianperlu terus menerus meningkatkan pelayanan kepadamasyarakat, baik internal maupun eksternalorganisasi dengan meningkatkan pemanfaatanjaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).Jaringan TIK merupakan tulang punggung dalamkomunikasi data dan informasi, sehingga pengelolaandan pengembangan perlu perhatian serius dari semuapihak. Kondisi pengembangan infrastruktur jaringanTIK di Badan Litbang Pertanian belum mempunyaiarah dan tujuan yang jelas, sedangkan visi BadanLitbang Pertanian menjadi lembaga penelitian yangberkelas dunia di tahun 2014. Oleh sebab itumenuntut TIK berperan dalam mensukseskan visitersebut. Rancangan cetak biru pengembanganinfrastruktur jaringan TIK merupakan salah satudukungan yang nyata dalam mensukseskan visitersebut. Serangkaian kajian yang dilakukan dimulaidengan mempelajari desain jaringan disetiap satuankerja, kesiapan UK/UPT, SDM, sampai kepadakebijakan. Kemudian dilakukan evaluasi kemampuanyang ditinjau dari sisi internal maupun eksternalorganisasi. Dari evaluasi tersebut dilakukan analisisSWOT untuk selanjutnya menentukan rencanastrategis pengembangan infrastruktur TIK BadanLitbang Pertanian. Rencana strategis terdiri dari tigaaspek yaitu kebijakan pengembangan infrastrukturTIK; program pengembangan infrastruktur TIK; danprogram kompetensi sdm pengelola TIK

Key word : infrastruktur, jaringan, komunikasi, pemerintahan,TIK, renstra, e-government

ABSTRACT

Study on ICT infrastructure development e-government implementation: case study onIndonesian Agency for Agricultural Research andDevelopment (IAARD). In line with government’sprogram to perform good governance through theimplementation of e-government, IAARD need tocontinually improve its public service, both internaland external organizations by improving networkutilization of Information and CommunicationsTechnology (ICT) network. ICT network is thebackbone in communicating data communications andinformation, so that its management and developmentneeds seriously attention from all parties. Theconditions of the development of ICT networkinfrastructures in IAARD have net yet a cleardirection and purpose, while the vision of IAARDbecomes a world-class research institute in 2014,therefore it needs that ICT plays role in the successof that vision. The draft of blueprint for thedevelopment of ICT network infrastructures is hopeto be a real support in the success of that vision. Aseries of studies carried out was started by exexistingdesign each network units, the condition readiness ofinstitutions as well on technical implementing unit,Human Resources, up to policies. After that datawhere evaluated in terms of the ability of the internaland external organizations. Based on the evaluationusing SWOT analysis thereit was define the strategicplan to develop ICT infrastructures. Strategic Planconsists of three main aspects of policy to developICT infrastructures; program; and the competency ofhuman resources development program.

Key words : infrastructure, network, communication, ICT,strategic plan, e-government.

Informatika Pertanian, Vol. 21 No.1, Agustus 2012 : 27 - 39

28

PENDAHULUAN

Usia Inpres No. 3 tahun 2003 tentang Kebijakandan Strategi Nasional Pengembangan e-Governmettepatnya pada 9 Juni 2013 berusia 10 tahun.Bagaimana implementasi inpress no. 3/2003 tersebutdi Badan Litbang Pertanian. Sebagai lembaga riset,Badan Litbang Pertanian memiliki tugas yang beratuntuk melayani masyarakat khususnya petani, dalammemperoleh data dan informasi terkait hasil penelitiandan pengembangan pertanian. Sejalan denganprogram pemerintah untuk menyelenggarakanpemerintahan yang baik melalui penerapan e-government, Badan Litbang Pertanian perlu terusmenerus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,baik internal maupun eksternal organisasi denganmeningkatkan pemanfaatan jaringan TeknologiInformasi dan Komunikasi (TIK).

Teknologi Informasi dan Komunikasi mencakup duaaspek, yaitu Teknologi Informasi dan TeknologiKomunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala halyang berkaitan dengan proses dan pengolahaninformasi. Sedangkan Teknologi komunikasi, berkaitandengan alat bantu untuk memproses, mengolah bahkanmemanipulasi data tersebut dan mentranfer data darisatu perangkat ke perangkat lain. Dua aspek tersebuttidak dapat berjalan dengan baik tanpa dukunganinfrastruktur TIK, infrastruktur TIK sebagai tulangpunggung dalam komunikasi data dan informasi,sehingga pengelolaan dan pengembangannya perluperhatian serius dari semua pihak. Badan LitbangPertanian memiliki empat strategi dalam implementasi e-government, yaitu 1) Pengembangan Infrastruktur; 2)Pengembangan Back Office; 3) Pengembang FrontOffice; dan 4) Kompetensi SDM.

Pada kajian ini penulis mencoba fokus pada strategie-government Badan Litbang Pertanian yaituPengembangan Infrastruktur. Pengembanganinfrastruktur TIK Badan Litbang Pertanian belummempunyai arah dan tujuan yang jelas. Pertanyaanyang cukup ringan saja yaitu “seperti apakahinfrastruktur jaringan TIK Badan Litbang Pertanian ?”.Dalam kurun waktu lima tahun terakhir investasi terkaitTIK di lingkungan Badan Litbang Pertanian tersediadengan baik. Namun pertanyaan muncul kembali,“apakah investasi tersebut sesuai denganperencanaan?”, “adakah yang ingin dicapai dariinvestasi tersebut?”.

Tujuan kajian ini adalah penulis mencoba untukmemberikan arahan bagi perencanaan, penataan,penerapan dan pengembangan infrastruktur TIK BadanLitbang Pertanian. Selain itu kajian ini diharapkandapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi

pengembangan infrastruktur TIK di KementerianPertanian. Secara lebih khusus, kajian ini diharapkandapat menjadi masukan dan acuan bagi Badan LitbangPertanian menerapkan pengembangan infrastruktur TIKdalam lima tahun kedepan untuk mendukung percepatanimplementasi e-government di Badan LitbangPertanian.

METODOLOGI

Lokasi Kajian, Sumber Data dan Waktu

Kajian ini dilaksanakan di Sekretariat BadanLitbang Pertaniaan. Pemilihan lokasi tersebutdidasarkan, antara lain: Sekretariat Badan Litbangmerupakan head quarter (Kantor Pusat) yang memilikisifat koordinatif terhadap satuan kerja lingkup BadanLitbang Pertanian.

Sumber data yang menjadi bahan kajian meliputidata primer dan skunder, data primer dikumpulkanmelalui wawancara, diskusi dari pengelola TIKlingkup Badan Litbang Pertanian. Data skunderdidapat dari beberapa hasil kuesioner yang telahdilakukan pada kurun waktu 2007 s.d. 2011. Datatersebut meliputi keragaan jaringan, akses internet,alat pengolah data dan sdm pengelola TIK.

Asumsi dan Pembatasan Masalah

Pembahasan permasalahan pada kajian ini dibatasisampai pada: 1) rekomendasi kebijakan terkaitinfrastruktur jaringan TIK; 2) rekomendasipengembangan infrastruktur TIK; dan 3) rekomendasikompetensi sdm pengelola infrastruktur TIK.

Metode Kajian

Metode kajian dengan menggunakan analisisSWOT, analisis SWOT adalah metode perencanaanstrategis yang digunakan untuk mengevaluasikekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalamsuatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempatfaktor itulah yang membentuk akronim SWOT(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifikdari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasifaktor internal dan eksternal yang mendukung danyang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. AnalisisSWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisisdan memilah berbagai hal yang mempengaruhi

Kajian Pengembangan Infrastruktur TIK Mendukung Implementasi E-Government: Studi Kasus Badan Litbang Pertanian(Dhani Gartina dan Farid Thalib)

29

keempat faktornya, kemudian menerapkannyadalam gambar matrik SWOT, dengan aplikasinyaadalah bagaimana kekuatan (strengths) mampumengambil keuntungan (advantage) dari peluang(opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasikelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan(advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampumenghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhiradalah bagimana cara mengatasi kelemahan(weaknesses) yang mampu membuat ancaman(threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuahancaman baru.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis SWOT

Berdasarkan analisis internal dan eksternal yangdilakukan, maka dapat disusun tabel kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi olehBadan Litbang Pertanian. Analisis kekuatan dankelemahan yang dimiliki oleh Badan LitbangPertanian merupakan hasil dari analisis kondisiintenal. Sementara itu, kemampuan yang dilihat datikondisi eksternal akan menghasilkan analisis peluangdan ancaman bagi Badan Litbang. Kajian datikekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebutdapat dilihat pada tabel 1 s.d 5 berikut :

Tabel 1. Lembar kerja analisis SWOT untuk perangkat lunak/aplikasi

Tabel 2. Lembar kerja analisis SWOT untuk Prasarana

Kekuatan

1) Pemanfaatan aplikasi pendukungkegiatan administrasi terusdikembangkan

2) Telah tersedia aplikasi pendukungkepegawaian, program, keuangan,asset, monev, program kegiatan.

3) Pengjunjung laman meningkattahun 2011 mencapai rata-rata120.000 pengunjung/bulan.

4) Untuk laman memiliki prestasibaik lingkup Kemtan .

5) Laman telah menggunakanContent Management System(CMS)

6) Stakeholder banyak memanfaatkandatabase hasil penelitian BadanLitbang Pertanian.

Kelemahan

1) Pengembangan aplikasi dansistem informasi masih parsial(ad-hoc)

2) Belum terdapat urutan prioritasdalam pengembangan aplikasi

3) Belum ada sistem yang terpadu(single sign-on system)

4) Software untuk pengembanganaplikasi belum standar

5) Belum menerapkan standarpegembangan aplikasi

Peluang

1) Tersedia banyak paketprogram gratis untukpengembangan aplikasiperkantoran

2) Ketersediaan aplikasiuntuk pengembanganaplikasi/sistem informasisemakin lengkap danmudah didapatkan

3) Banyak institusi pembuataplikasi (software house)

4) Tersedianya sistem open-source

Ancaman

1) Perkembangan aplikasi sangatcepat

2) Data dan informasi hasilpenelitian semakin banyak,belum terdokumentasi denganbaik

3) Permintaan literatur (publikasidi Badan Litbang Pertanian)cukup banyak terutama untukpelajar.

4) aplikasi mutakhir selalumenuntut perangkat keras yangcanggih

5) akses informasi tidak terbatasruang dan waktu

Kekuatan

1) UK/UPT telah memilikijaringan/LAN.

2) Beberapa UK/UPT mengelolaserver

3) Ada keinginan untukmengintegrasikan data-datahasil penelitian via intranet

4) 65 satuan kerja telahterkoneksi dengan internet.

5) Telah terbangun WAN Bogor

Kelemahan

1) Belum ada strategipengembangan infrastrukturjaringan TIK

2) Tidak ada instruksi kerjapengelolaan infrastrukturjaringan TIK

3) Installasi data center yangtidak baik

4) Tidak ada data recovery center

5) Tidak ada mirroring DNS

6) Investasi TIK tidak merata

Peluang

1) Perumusan strategipengembangan denganbantuan konsultan

2) Tahun 2011 s.d 2015 adapeningkatan anggaranuntuk TIK

3) memanfaatkan data center& recovery bersama,sehingga saling mem-backup

4) Teknologi jaringan sudahmurah dan mudahdidapatkan.

5) Pengembangan aplikasijaringan sudah lebihmudah dan cepat.

6) Database terpusat maupuntersebar sangat mudahdiimplementasikan.

Ancaman

1) Tren TIK cepat dan terusmeningkat

2) Layanan harus terjaga 24/7.

3) Virus dan hacker semakinmeningkat

4) Tuntutan penyajian informasiyang cepat dan akurat

Informatika Pertanian, Vol. 21 No.1, Agustus 2012 : 27 - 39

30

Tabel 4. Lembar kerja analisis SWOT untuk organisasi, sistem manajemen dan proses kerja, pelayanan kepadastakeholder, dan landasan

Tabel 3. Lembar kerja analisis SWOT untuk data dan informasi

Kekuatan

1) Tersedianya hardware dansoftware pemroses data daninformasi

2) Adanya kesadaran pentingnyadata yang akurat danterintegrasi

3) Rencana sentralisasi data daninformasi

4) Sumber data dan informasiteknologi inovasi hasilpenelitian

Kelemahan

1) Belum tersedianya BasisData terpadu

2) Informasi/data antar aplikasibelum terintegrasi

3) Belum ada prosedur standarpenanganan data daninformasi

4) Manajemen data yang masihburuk

Peluang

1) TIK media pemrosesandatan dan informasi

2) Hardware dan Softwarepemroses data semakinlengkap dan canggih

3) Pengembangan aplikasi/sistem dilakukanoutsource

4) Ada sistem basis dataterdistribusi

5) Data dan informasidibutuhkan olehStakeholder

Ancaman

1) Tuntutan stakeholder tentanginformasi teknologi pertanianyang mudah di akses

2) Data/Informasi yang salahdalam penyampaian/penyajiandapat menjerumuskan

3) Keamanan danpenyalahgunaan data daninformasi

Keku atan

1 ) e-leadership telahdimiliki oleh pemimpindi Badan LitbangPer ta nia n

2 ) Adanya kesadaranpentingnya komunikasidan keterpaduan

3 ) Seluruh instansi akanterhubung lewat jaringan

4 ) SDM yang menguasaiteknologi informasisudah mulai tersediakhususnya di UK

1 ) Pemanfaatan internetoleh stakeholder(masyarakat umum)sudah banyak (25 jutapengguna data 2009)

2 ) Tersedianya laman untukmenya mpa ik a npertanyaan, kritik dansaran

Inpres no 3 th 2003

Kelema ha n

1 ) Berbagi (sharing)sumberdaya yang masihkurang.

2 ) Tupoksi yang belum jelaskhusus untuk pengelolajaringan TIK

3 ) SDM dalam bidangteknologi informasi antarsatuan kerja tidakmerata 4 )Penyediaan dana untukmenangani e-Governmentbelum terpadu

1 ) Kurangnya sosialisasikeberadaan laman setiapsatuan kerja

2 ) Respon terhadappertanyaan, kritik dansaran yang masihmembutuhkan waktu lama

3 ) Pemanfaatan TIK ditingkat satuan kerja masihrenda h

Standar OperasionalProsedur (SOP) yang tidaktersedia dengan baik

Peluang

1 ) Telah banyak institusimaju karenapengembangan TIK

2 ) Manejemen yangdidukung TIK lebiht ra nspa ra n

3 ) E-government harusdilaksankan disetiapinstitusi pemerintah

1 ) Layanan inovasiteknologi pertaniandapat ditingkatkandengan layanan e-Gover nment

2 ) Media on-line inovasiteknologi pertanianyang mudah diaksescocok untukmempercepat prosesdiseminasi hasil litbangper ta nia n

Dukungan yang baikpemerintah pusatterhadap satuan kerja didaerah dalam penerapane-Government

Anca ma n

1 ) Penyediaan Data/Informasi yang tidakberkualitas akanmenurunkan kepercayaandari masyarakat

2 ) Tuntutan kecepatanpelayanan untukma syarak at

3 ) Masyarakat semakinkr it is

1 ) Informasi sudah tidakterbatas ruang dan waktu

2 ) Keterbukaan informasidapat pula menjadibumerang bila tidakdipersiapkan dengan baik

Tuntuan kepastian hukumakan produk e-Government dantu runannya

Kajian Pengembangan Infrastruktur TIK Mendukung Implementasi E-Government: Studi Kasus Badan Litbang Pertanian(Dhani Gartina dan Farid Thalib)

31

Eksternal Internal

Peluang (O): 1. TIK dapat mengefektifkan

pelayanan kepada stakeholder/masyarakat

2. Ketersediaan konsultan e-Government

3. Banyak sumber dan narasumber untuk proses pembelajaran di bidang TIK

Tantangan (T): 1. Perkembangan TIK yang sangat cepat 2. Stakeholder menginginkan pelayanan

yang cepat, tepat dan terpadu, serta ketersediaan informasi yang akurat dan informatif

3. Dinamika masyarakat yang menuntut terciptanya Good Governance

Kekuatan (S):

1) Pimpinan memiliki e-leadership 2) Ketersediaan anggaran, software ,

hardware dan jaringan TIK yang cukup.

3) Beberapa kali memperoleh award untuk laman terbaik dan pengembangan e-Government lingkup Kementerian Pertanian

S1-O1 : Manfaatkan e-leadership pimpinan yang peduli dengan e-Government dalam pemanfaatan teknologi in formasi untuk mengefektifkan pelayanan kepada stakeholder S2-01 : Manfaatkan Ketersediaan anggaran, S/W, H/W dan jaringan untuk mengefektifkan pelayanan kepada masyarakat S3-O2 :Optimalkan konsultan e-Government untuk meraih prestasi di bidang e-Government

S1-T1 : Manfaatkan e-leadership pimpinan agar mengarahkan SDM untuk mengikuti perkembangan teknolog i informasi yang terbaru S2-T2 : Manfaatkan ketersediaan anggaran, S/W, H/W dan jaringan untuk pelayanan yang cepat, tepat dan terpadu, serta ketersediaan informasi yang akurat dan informatif S2-T3 : Manfaatkan ketersediaan S/W, H/W dan jaringan untuk terciptanya Good Governance

Kelemahan (W):

1) SDM yang menguasai dan menggunakan teknologi informasi masih rendah dan belum merata disetiap UK dan UPT

2) Pengembangan S/W, H/W serta pengelolaan data belum terintegrasi dan terpadu

3) Perlu waktu yang lama untuk mendapatkan in formasi on-line yang up to date (menanggapi kritik saran di web)

W1-O1 : Tingkatkan kemampuan SDM yang terampil dalam penggunaan teknolog i informasi untuk mengefektifkan pelayanan kepada masyarakat W1-O3 : Manfaatkan sumber dan narasumber untuk meningkatkan kemampuan SDM W2-O2 : Sempurnakan sistem pengembangan dan pemeliharaan teknologi informasi serta pengelolaan data yang belum terintegrasi dan handal dengan memanfaatkan ketersediaan konsultan e-Government W3-01 : Tingkatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk memperbarui in formasi di web

W1-T1 : SDM diberi penguasaan teknologi in formasi yang terbaru W2-T2 : Hindari kelemahan sistem pengembangan S/W, H/W serta pengelolaan data yang belum terintegrasi dan lengkap untuk mengurangi ketidakpuasan masyarakat yang menginginkan pelayanan yang cepat, tepat dan terpadu, serta ketersediaan in formasi yang akurat dan informatif W3-T3 : Manfaatkan media on-line sebagai sarana penyampaian in formasi (hasil penelitian ) yang up to date dan dinamis sebagai jawaban masyarakat yang menuntut terciptany a Good Governance.

Tabel 5. Lembar kerja analisis SWOT

Eksternal

Internal

Informatika Pertanian, Vol. 21 No.1, Agustus 2012 : 27 - 39

32

Hasil kajian berdasarkan analisis SWOT maka BadanLitbang Pertanian perlu menyusun strategi ataucetak biru pengembangan infrastruktur TIK BadanLitbang Pertanian dalam mempercepat implementasie-government.

HASIL KAJIAN

Pada bagian ini dijelaskan tiga aspek pengembanganinfrastruktur TIK Badan Litbang Pertanian, yiatu:kebijakan, program pengembangan infrastruktur TIKdan program kompetensi SDM pengelola TIK.

Kebijakan pengembangan infrastruktur TIK

Produk kebijakan terkait pengembanganinfrastruktur TIK dilingkup Badan Litbang Pertanianharus selaras dengan kebijakan-kebijakan terkait TIKdari instansi terkait seperti Kementerian Komunikasidan Informasi (Kominfo) dan Pusat Data dan Informasi(Pusdatin) Kementerian Pertanian. Kebijakan yangdibuat dan dikeluarkan harus mendukung terhadapinstansi tersebut, sehingga pengembangan TIKnasional cepat dan mudah dalam implementasinya, olehkarena itu hasil kajian pada aspek kebijakan dapatdigambarkan seperti gambar 1 berikut:

Pada Gambar 1 terlihat ada tiga domain dari aspekkebijakan strategi kebijakan, pengelolaan dan proyekdan pengelolaan aset. Strategi kebijakan Badan LitbangPertanian perlu menyelaraskan kebijakan-kebijakanterkait TIK dengan program-program TIK dari Kemtan,contoh peraturan pengembangan aplikasi atau sisteminformasi di lingkungan Kemtan. Peraturan tersebutpenting sehingga pengembangan aplikasi dilingkunganKemtan mudah untuk diintegrasikan di waktu yangakan datang. Begitu halnya dengan produk kebijakanyang dikeluarkan oleh Kominfo. Untuk pengelolaan danproyek, kebijakan-kebijakan pengembangan TIKdilingkungan Badan Litbang Pertanian harus jelas arahdan tujuannya, contoh apa yang akan dicapai di tahun2014, sehingga setiap UK/UPT lingkup Badan LitbangPertanian dapat melakukan perencanaan yang baiksetiap tahunnya dan dapat dilakukan monitoring danevaluasi. Pengelolaan aset, harus seperti apa setiapUK/UPT dalam pengelolaan aset terkait TIK, sehinggatidak ditemukan bahwa aset terkait TIK yang tidakmemiliki manfaat.

Rekomendasi dari aspek kebijakan terkait dari tigadomain diatas yang harus dimiliki Badan LitbangPertanian yaitu:• Visi dan misi, tujuan, sasaran yang dijabarkan

dengan jelas dan terdokumentasi.

Tabel 5. Lembar kerja analisis SWOT

Gambar 1. Organisasi TIK (olah ulang dari dokumen tata kelola SI/TI Badan Litbang Pertanian 2008)

Kajian Pengembangan Infrastruktur TIK Mendukung Implementasi E-Government: Studi Kasus Badan Litbang Pertanian(Dhani Gartina dan Farid Thalib)

33

• Produk hukum terkait TIK dalam bentuk suratkeputusan, peraturan, regulasi, kebijakan,pedoman.

• Anggaran, yang berkaitan dengan pengembanganinfrasturktur jaringan TIK sehingga aspek anggarantidak terus menjadi kendala dari tahun ke tahun.Rekomendasi terkait aspek kebijakan tersebut harus

disosialisasikan kepada UK/UPT lingkup BadanLitbang Pertanian, dan melakukan evaluasi danmonitoring secara rutin.

Program Pengembangan Infrastruktur TIK

Program pengembangan infrastruktur TIK harusmemiliki program yang jelas, terdokumentasi danmemiliki limit waktu atau jadwal. Program kerja yangmemiliki limit waktu diharapkan dapat mencapai tujuandan sasaran dengan tepat waktu pula. Setiap tahapanatau program kegiatan pengembangan infrastrukturdijabarkan dengan jelas sehingga memudahkan untukevaluasi dan monitoring. Selain itu programpengembangan infrastruktur TIK perlu memperhatikankomponen-komponen seperti pemilihan program kerjaprioritas, menganalisa isu, menentukan tujuanprogram kerja, menentukan cakupan program kerja,dan menentukan garis besar dan waktu pelaksanan.

Sebagai contoh rekomendasi untuk programpengembangan infrastruktur TIK khusunya jaringansebagai berikut :

Data Center

Data center dikembangkan sesuai dengankebutuhan dari Badan Litbang Pertanian dan bukansekedar kebutuhan dari pengelola TIK. Adanya datacenter yang baik harus menunjang produktifitasBadan Litbang Pertanian dan mengurangi resiko yangterjadi. Jangan sampai Badan Litbang Pertaniankehilangan pengguna/user hanya karena server tidakbisa berfungsi dengan baik.

Rekomendasi untuk pengembangan data centerBadan Litbang Pertanian harus mendukung Go Greenyang dicanangkan Pemerintah serta mengantisipasiperkembangan TIK yang sangat pesat, terutamaaplikasi pengelolaan data dan data storage. Data centeryang mengusung konsep Go Green yaitu tempatpenyimpanan perangkat dengan sistem pendingin,elektrikal, pencahayaan dan TIK dirancang untukmemaksimumkan efesiensi energi dan meminimumkandampak lingkungan. Fasilitas ini biasanya mencakupcatu daya redundan atau cadangan, koneksikomunikasi data redundan, pengontrol lingkunganmisal AC dan ventilasi, pencegahan bahaya kebakaran,seta piranti keamanan fisik. Dalam mengembangkanGreen Data Center, ada tiga domain yang harus dimilikiyaitu penggunaan energi yaitu:1. Peralatan TIK dan perangkat lunak dengan

konsumsi energi yang rendah, termasuk didalamnya efisiensi penggunaan power supply,peralatan pendukung TIK dan virtualisasi.

Tabel 6. Program pengembangan infrastruktur jaringan TIK

Program Prioritas Rencana Aksi Prioritas Waktu

Data Center Pengembangan Data Center 1 2012 -2013 Disaster Recovery Center 2

Manajemen Data Center 2

Optimalisasi dan peningkatan kapasitas infrastruktur jaringan TIK

Arsitektur jaringan TIK 1 2013 – 2014 Optimalisasi Perangkat Jaringan

TIK 2

Manajemen Jaringan TIK 2

Pengembangan jaringan TIK di UK dan UPT

2

Tata Kelola TIK Organisasi TIK 1 2014 – 2015 Kebijakan dan Prosedur TIK 1

Catatan : prioritas 1: tinggi; 2:menengah

Informatika Pertanian, Vol. 21 No.1, Agustus 2012 : 27 - 39

34

2. Rantai sumber energi seperti efisiensi UPS,distribusi tegangan tinggi, efisiensi motor,penggunaan DC (direct current), efisiensi dankendali pencahayaan.

3. Sistem pendingin (AC) dengan mengoptimalkanaliran udara dengan konsep baru desain ruanganyang memisahkan antara udara panas dan dingin,pengkondisian lingkungan, penggunaan exhausfan, efisiensi kapasitas pendingin dan optimalsasiplant pendingin.

Rekomendasi pengembangan data center diarahkanpada layanan cloud computing, Cloud Computing ataulazim disebut komputasi awan adalah gabunganpemanfaatan teknologi komputer (komputasi) danpengembangan berbasis internet (awan), yakni informasisecara permanen tersimpan di server internet, dansementara di komputer pengguna termasuk pada desktop,komputer tablet, notebook, gadget, dan lainnya. Alasanutama Badan Litbang Pertanian diarahkan pada cloudcomputing adalah satuan kerja dilingkup Badan LitbangPertanian fokus pada kegiatan inti yaitu penelitian,pengembangan dan diseminasi. Sedangkan untuk kegitanpengelolaan TIK terbatas pada level Sekretariat BadanLitbang Pertanian. Cloud computing memiliki tiga layananyaitu yaitu Software as a Service (SaaS), Platform as aService (PaaS), dan Infrastructure as a Service (IaaS).Contoh satuan kerja Badan Litbang Pertanian hanya perlumeminta disiapkan infrastruktur server dengan spesifikasiA, kemudian dengan layanan IaaS satuan kerja tersebutdapat langsung menggunakan tanpa harus menunggupengadaan, dan lain-lain. Serta penggunaan layanantersebut disesuaikan dengan kebutuhan, maksudnyatahap awal dengan spek minim, namun di waktu yang akandata satuan kerja dapat meminta untuk ditingkatkan tanpaharus menunggu pengadaan atau administrasi lainnyadahulu. Itu salah satu layanan dari cloud computingdengan layanan Infrastructure as a Service (IaaS).

Pengembangan Disaster Recovery Center (DRC)merupakan hal yang sangat vital, karena bencanaadalah suatu hal tidak direncanakan dan dapat terjadikapan saja. Apabila telah menyediakan layanan cloudcomputing, maka DRC harus tersedia.

Mengingat betapa penting sekali bisnis continuityBadan Litbang Pertanian, ada tiga pilihan type DRC yangdapat disesuaikan yaitu:1 Cold DRC : cold drc ini menyediakan sistem yang

sama seperti dilokasi data center di perusahaananda dimana aplikasi dan data akan diuploadsebelum fasilitas drc bisa digunakan,namun prosespemindahan dari data center ke lokasi DRC akandilakukan secara manual.

2. Warm DRC : warm drc ini akan menyediakankomputer dengan segala komponennya, aplikasi,link komunikasi, dan backup data yang palingupdate, dimana sistem tidak otomatis berpindahtetapi masih terdapat proses manual meskipundilakukan seminimal mungkin.

3. Hot DRC : hot DRC ini mengatur secepat mungkinopersional bisnis , sistem dengan aplikasi, linkkomunikasi yang sama sudah di pasang dan sudahtersedia di lokasi DRC, data secara kuntinyudibackup menggunakan koneksi live antara datacenter dan lokasi DRC, dan operasional bisnisakan berjalan pada saat itu juga, tanpa harusmematikan sistem di data center lama.

OPTIMALISASI DAN PENINGKATAN KAPASITASINFRASTRUKTUR JARINGAN TIK

ArsitekturJaringan

Infrastruktur jaringan TIK yang dibangun dandikembangkan tidak lain adalah untuk melayanipengguna dalam mengakses data dan informasi secaramudah, dan cepat. Pemilahan layanan dalam sebuah

Gambar 2. Pengembangan cloud computing Badan Litbang Pertanian

Gambar 3. Desain disaster recovery center(DRC)

Kajian Pengembangan Infrastruktur TIK Mendukung Implementasi E-Government: Studi Kasus Badan Litbang Pertanian(Dhani Gartina dan Farid Thalib)

35

sistem perlu dilakukan secara tepat, sehinggainfrastruktur yang dikembangkan tidak sia-sia.Rekomendasi untuk arsitektur jaringan TIK BadanLitbang Pertanian tersaji pada Gambar 4.

Desain arsitektur jaringan pada Gambar 4 menjadiprioritas tinggi, dengan adanya desain arsitekturpengelola TIK akan mengarahkan kegiatanpengembangan khususnya infrastruktur ke desaintersebut. Desain arsitektur tersebut dibangun denganmodel hierarki dari antar jaringan menjadi lebihsedehana karena model tersebut memfokuskan padatiga fungsional area atau lapisan pada jaringan. Masing-masing layer menyediakan layanan yang berbeda bagiend-station dan server. Lapisan Inti, Lapisan Intibertanggung jawab untuk meneruskan lalu lintas data(forwarding) secara cepat dan handal. LapisanDistribusi, Lapisan distribusi disebut juga layerworkgroup yang menerapkan titik kumunikasi antaralapisan akses dan lapisan inti. Lapisan Akses, Lapisanini disebut layer desktop. Fungsi utamanya adalahmenjadi sarana bagi suatu titik yang ingin berhubungandengan jaringan luar.

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam membangundesain topologi jaringan yaitu:• Diameter Jaringan, merupakan jumlah perangkat

yang harus dilalui sebuah paket sebelum pakettersebut sampai di tujuan. Diameter jaringan yangrendah menghasilkan waktu tunggu yang rendah.Pada model tiga lapisan hirarkis segmentasi layer 2pada di lapisan distribusi dapat mengatasipermasalahan besarnya diameter. Pada jaringanhirarkis, diameter jaringan akan berupa perkiraanjumlah hop antara perangkat sumber dan tujuan.

• Distribusi Bandwidth, mempertimbangkankebutuhan bandwidth dari setiap bagian padahirarkis jaringan. Setelah kebutuhan bandwidth

jaringan diketahui, link antara switch tertentu dapatdiagregasi, yang disebut dengan link distribusi.Link distribusi memungkinkan link dari beberapaswitch port digabung sehingga dapat menghasilkanthroughput yang lebih besar antar switch.

• Ketersediaan, merupakan suatu cara menghasilkanjaringan dengan tingkat ketersediaan yang tinggi.Redundancy dapat dilakukan dengan beberapacara, yaitu : menggandakan koneksi jaringan antarperangkat (misalnya switch atau router).

Manfaat dari rancangan topologi jaringan modelhirarkis, antara lain:• Skalabilitas (scalability), jaringan hirarkis dapat

dengan mudah dikembangkan lebih lanjut suatusaat jika dibutuhkan.

• Ketersediaan (redundancy), Saat jaringan akandikembangkan lebih lanjut, ketersediaan jaringanmenjadi hal yang sangat penting.

• Kinerja (performance), jaringan hirarkis yangdirancang dengan baik dapat mencapai wire-speed(kabel) terdekat di antara seluruh perangkatjaringan.

• Keamanan (security), switch-switch pada lapisanakses layer dikonfigurasi untuk lebih mengontrolperangkat yang terhubung ke jaringan.

• Kemudahan pengelolaan (manageability),konsistensi antar perangkat switch pada masing-masing layer membuat pengelolaan lebihsederhana.

• Kemudahan perawatan (maintainability), karenamodularitas dan skalabilitas yang dimiliki,pemeliharaan jaringan hirarkis akan lebih mudahdilakukan.

Pengelolaan jaringan di lingkungan kantor PusatBadan Litbang Pertanian dan Pustaka minimal harusdidukung dengan sistem manajemen jaringan,contohnya manajemen jaringan berbasis Proxy Server.Proxy server tersebut minimal harus memiliki fungsisebagai berikut:• media request terhadap content/halaman/objek dari

Internet atau intranet, dan bertindak sebagaigateway ke dunia Internet untuk setiap komputeryang berada pada jaringan internal (LAN).

• sebagai router, yang mana memiliki fitur packetfiltering, karena memang proxy server beroperasipada level yang lebih tinggi dan memiliki kontrolyang lebih menyeluruh terhadap akses jaringan.

• sebagai sebuah “satpam/security” untuk sebuahjaringan pribadi yang umum dikenal sebagaifirewall.

Gambar 4. Arsitektur jaringan TIK dengan basis tiga layer hirarkis dari Cisco

Informatika Pertanian, Vol. 21 No.1, Agustus 2012 : 27 - 39

36

Sekala jaringan seperti di Kantor Pusat Jakarta harusdidukung dengan zona demilitarized zone (DMZ).DMZ atau biasa disebut juga perimeter network adalahwilayah jaringan yang berada di antara jaringan internaldan jaringan eksternal. DMZ yang dibangun darifirewall tersebut memuat aturan-aturan komunikasidata dan informasi yang masuk dan keluar dalam suatujaringan. Aturan-aturan yang minimal harus dijalankanpada DMZ meliputi adanya pembatasan akses untukpermintaan (request) yang datang dari internal daneksternal, dan adanya pembatasan atau aturan yangmengijinkan bahwa permintaan akses hanya diijinkandari DMZ ke jaringan internal saja.

Optimalisasi Perangkat Jaringan

Untuk menciptakan topologi jaringan seperti Gambar4. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalamtahap awal untuk mengoptimalkan jaringan TIK,diantaranya :1. Lakukan inventarisasi perangkat jaringan (yang

diinventarisasi yaitu router, switch, access point(wifi), dan pengkabelan)

2. Gambarkan rancangan topologi jaringan kondisisaat sedang dilakukan inventarisasi

3. Dokumentasi jaringan TIK apakah tersedia (desaintopologi, cetak biru atau gambar jaringan TIK)

4. Manajemen jaringan yang digunakan dalampengelolaan jaringan TIK.

5. Kebutuhan jaringan satu tahun mendatang akanjaringan komputer (ketersediaan titik jaringan)Backbone atau Jaringan Tulang Punggung,

merupakan infrastruktur yang sangat fundamental padasuatu jaringan khususnya di Badan Litbang Pertanian.Pengembangan dan penyempurnaan backbone denganmedia Fiber Optic di lingkungan Kantor Pusat yaitudengan mengganti backbone antar hub/switch yangmenghubungkan antar lantai dan gedung. Untukpengembangan dan penyempurnaan backbone,

instalasinya harus dilakukan dengan cara terstrukturatau lebih dikenal dengan istilah Structured Cabling,yang mengacu pada standarisasi sistem perkabelanyang baik dan benar, menggunakan media RackmountEnclosure, Wiring Management dan Patch Corddengan kualitas yang baik dan bersertifikasi standarInternasional.

Ada dua kandidat desain arsitektur jaringan yangdapat diimplementasikan di UK/UPT lingkup BadanLitbang Pertanian yaitu :

• Skala minimumDesain topologi untuk skala minimum tetapmenggunakan konsep yang digunakan pada jaringanTIK ditingkat pusat, yaitu model jaringan hirarkis.Namun untuk skala kecil lapisan tidak harusdiimplementasikan menjadi tiga (3) lapisan, cukupdengan dua (2) lapisan. Dua lapisan yang digunakanyaitu lapisan inti dan distribusi dijadikan satu danlapisan akses. Pada desain Gambar 6. tersebutdigunakan L2 Gigabit Switches sebagai gabunganlapisan inti dan distribusi (core-aggregation layer)sementara di sisi akses menggunakan switch Gigabit.Antara lapisan inti dan distribusi ke lapisan aksesdigunakan 2 link koneksi gigabit dengan konfigurasilink distribusi sehingga pada kondisi normal (dalamarti kedua link up) maka traffic akan di-load balancediantara kedua link itu, sedangkan bila salah satulink down maka koneksi masih bisa berjalan.

• Skala MenengahUntuk desain skala menengah dapat mengembangkandari desain topologi skala minimum. Biasanya skalamenengah peningkatannya pada aspek availabilityterutama disisi lapisan inti dan distribusi maka bisaditambahkan satu unit switch L2. Pada Gambar 8terdapat 2 buah switch L2, dengan kedua switch L2tersebut dipasang sebagai physical stacking

Gambar 5. Desain Demilitarized Zone (DMZ

Gambar 6. Sketsa pengembangan topologi jaringanskala minimum untuk UK atau UPT

Kajian Pengembangan Infrastruktur TIK Mendukung Implementasi E-Government: Studi Kasus Badan Litbang Pertanian(Dhani Gartina dan Farid Thalib)

37

(menggunakan HDMI stacking port). Dua link yangada pada masing-masing switch akses switchdihubungkan ke physical stacking switch L2 yaitu satu link ke switch L2 yang pertama dan satu link keswitch L2 kedua. Jadi bila switch L2 pertama downmaka jaringan tidak akan terpengaruh karena switch L2kedua akan mengambil alih pekerjaan. Konsep desaintopologi hirarkis untuk pengembangan skala kecil danmenengah ini sangat cocok untuk pengembanganjaringan di UK dan UPT yang pengguna jaringanmasih dibawah 250 pengguna/user.

Manajemen jaringan

Rancangan pengembangan infrastruktur jaringan TIKdimaksudkan untuk membangun berbagai layananinformasi dan komunikasi dapat dilakukan di BadanLitbang Pertanian. Dalam pengembangannyadirancang untuk mengkoneksikan seluruh satuankerja lingkup Badan Litbang Pertanian tingkat pusatdan daerah melalui suatu jaringan skala nasional yangberbasis Internet Protocol (IP).

Jaringan TIK Badan Litbang Pertanian maksudnyaadalah simpul-simpul jaringan atau LAN yang berada disatuan kerja saling terkoneksi menjadi satu kesatuan.Terkoneksinya antar kantor pusat dengan satuan kerjadapat di fasilitasi oleh penyedia jasa atau ISP. Denganmemanfaatkan VPN akses komunikasi data daninformasi dapat terwujud, tanpa harus berinvestasisecara mandiri. Berdasarkan Gambar 9 sistem jaringanTIK Badan Litbang Pertanian (intranet) dirancangmenggunakan dua model akses yaitu : Virtual PrivateNetwork (VPN) dan Dedicated Access. Pada jaringanVPN dari setiap daerah akan menggunakan jalurjaringan penyedia jasa komunikasi (Internet ServiceProvider –ISP) yang memiliki cakupan nasional untukterhubung dengan jaringan Badan Litbang Pertanian.Dengan kata lain Badan Litbang Pertanian pada jangkapanjang seluruh satuan kerja menggunakan satu ISPyang mempunyai cakupan nasional. Namun untukjangka menengahnya setiap satuan dapatmenggunakan ISP secara beragam namun untukintegrasi dan komunikasi menggunakna fasilitas VPN.

Sejalan dengan pengembangan jaringan TIK BadanLitbang Pertanian, pengembangan infrastruktur PusatOperasionalisasi Jaringan atau dalam bahasa jaringandisebut Data Center dan Network Operation Center(NOC) harus tersedia dan operasional, begitu puladengan pusat data. NOC sebagai pusat kendali sistemjaringan TIK Badan Litbang Pertanian dan Data Centermerupakan pusat pengolahan, penyimpanan, dandistribusi data dan informasi ke setiap satuan kerja didaerah. Sketsa NOC dan pusat data tersaji pada Gambar10. menyajikan empat zona pada pusat operasionaljaringan dan data, ke empat zona tersebut yaitu :1. Zona Server. Merupakan kumpulan dari server

penyedia layanan seperti aplikasi, konten, data.Dalam Zona server ini dibagi kembali menjadi tigalevel yaitu level front end, middle end dan backend. Front end merupakan lokasi server yang dapatdiakses langsung oleh pengguna publik, sepertiweb server, dan mail server. Middle end adalahkumpulan server yang menyediakan layananaplikasi-aplikasi yang berhubungan dengandatabase. Back end berfungsi sebagai tempatpenyimpanan data dari aplikasi-aplikasi. Pada zonaini tersedia perangkat-perangkat yang mendukungkecepatan, dan keamanan. Perangkat tersebut yaituswitch L3, switch ini mampu mentrasmisikan datasecara cepat, dan didukung perangkat keamananoleh Firewall.

2. Internet. Merupakan jalur lalu lintas akses internetyang didistribusikan ke jaringan internal (LAN)kantor pusat. Jaringan TIK Badan LitbangPertanian tentunya menggunakan fasilitas ISP atau

Gambar 7. Sketsa pengembangan topologi jaringan skalamenengah untuk UK atau UPT denganmenambahkan satu switch L2 di lapisan inti &distr ibusi

Gambar 8. Topologi Jaringan TIK Badan Litbang Pertanian

Informatika Pertanian, Vol. 21 No.1, Agustus 2012 : 27 - 39

38

Indonesian Internet Exchange (IIX) dalampenyediaan jasa Internet, pada zona ini tersediaserver seperti proxy server yang berfungsi untukmengatur lalu-lintas layanan internet dari LAN.

3. Zona VPN. Merupakan jalur koneksi private end toend dari pengguna ke pusat data Badan LitbangPertanian dengan menggunakan jaringan eksternal.Maksudnya jaringan eksternal yaitu jaringan yangbukan milik Badan Litbang Pertanian, namunmelalui jaringan penyedia jasa seperti ISP lainnya.Zona ini penting sekali karena kecil kemungkinandalam jangka pendek dan menengah Badan LitbangPertanian dapat menyewa satu ISP yang dapatmengakomodasi konektivitas intranet seluruh UKdan UPT. Sehingga sampai tahap jangka menengahatau jangka panjang masih menggunakan beragampenyedia jasa (ISP) disetiap satuan kerja. Makadari itu jaringan VPN ini yang dapat menjadikankonektivitas intranet Badan Litbang Pertanian.

4. Zona WAN. Merupakan bagian internal jaringanTIK Badan Litbang Pertanian. Oleh karena kantorpusat dan UK/UPT dapat terkoneksi menggunakaninfrastruktur Wide Area Network (WAN)/PrivateAccess.

TATA KELOLA

Organisasi TIK

Aspek kepemimpinan (leadership) memegangperanan penting sebagai salah satu dasar tata kelolaTIK dikarenakan pemanfaatan TIK terdiri dariberagam satuan kerja dan masing-masing memilikikarakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya.Oleh karena itu, keberhasilan implementasi strategiTIK sebagai fasilitator utama untuk meningkatkan

produktifitas dan efisiensi sangat tergantung padabagaimana upaya pimpinan untuk selalumengintegrasikan pemanfaatan TIK dalam setiapkebijakan yang dibuat. Tanpa integrasi kebijakan,solusi TIK tidak akan terlihat manfaatnya.

Komunikasi secara vertikal di Badan LitbangPertanian harus lancar sehingga desiminasi informasicepat sampai kepada pihak terkait dan tata kelolastandar TIK pada masing-masing satuan kerja perludibakukan agar tercipta tingkat pelayanan TIK yangterintegrasi dan profesional (sub-layer pengelolaanasset). Pada sub layer pengelolaan, pengelola TIK diBadan Litbang Pertanian perlu menata koordinasidengan Pusdatin sebagai otoritas koordinatif untukbidang TIK di Kemtan dan juga menata pengelolaanpihak lain seperti Kominfo. Pengelola TIK BadanLitbang Pertanian perlu berkoordinasi lebih awaldengan Pusdatin Kemtan dalam pembuatan danpengembangan infrastruktur untuk memudahkanintegrasi di kemudian hari.

Organisasi pengelola TIK di Badan Litbang perludibentuk dan melibatkan pengelola-pengelola TIKyang aktif di satuan kerja setingkat eselon II.Harapannya dengan adanya organisasi TIK programkegiatan pengembangan TIK sampai dengan evaluasidan monitoring dapat berjalan efektif. Badan LitbangPertanian harus mengeluarkan prosedur dan kebijakanpengembangan TIK, seperti kebijakan pengembanganinfrastruktur, pengembangan TIK, atau tata kelola TIKdi lingkup Badan Litbang Pertanian. Produknya dapatberupa pedoman umum, surat keputusan dari KepalaBadan Litbang Pertanian, dan produk hukum lainnyaterkait dengan TIK.

Kompetensi Sumber Daya Manusia PengelolaJaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Transformasi peran SDM dari profesional menjadistrategi menuntut adanya pengembangan SDMberbasis kompetensi. Program pengembangan SDMadalah program berkesinambungan maka dalampelaksanaannya diperlukan proses pembelajaran yangberkelanjutan agar dapat mendukung keberhasilankinerja Badan Litbang Pertanian khususnya pengelolaTIK. Kompetensi merupakan salah satu unsur penentuupaya peningkatan kinerja organisasi dan penyediaantenaga kerja yang memberikan perspektif yang lebihtajam dan spesifik terhadap pekerja dan pekerjaannya.Upaya pengembangan SDM hendaknya diperlukandukungan dan pertimbangan berikut:• Komitmen yang tinggi dari manajemen dan

penyediaan anggaran atas pembinaan SDM yangberkesinambungan khususnya pengelola TIK

Gambar 9. Rancangan Arsitektur Pusat OperasionalisasiJaringan dan Pusat Data Badan LitbangPertanian (olah ulang dari cetak biru ICT Dikti,2005)

Kajian Pengembangan Infrastruktur TIK Mendukung Implementasi E-Government: Studi Kasus Badan Litbang Pertanian(Dhani Gartina dan Farid Thalib)

39

• Terpeliharanya keselarasan antara kebutuhanpendidikan, pelatihan dan kebutuhan organisasiTIK

• Sarana dan prasarana yang memadai dapatmendukung pengembangan SDM

• Koordinasi yang rutin diantara pengelola TIK.

KESIMPULAN

Sesuai dengan hasil analisis dan pembahasan yangtelah dijabarkan pada kajian ini, untuk mempercepatimplementasi e-government di Badan LitbangPertanian harus memperhatikan tiga aspek yaitu:Kebijakan; Program pengembangan infrastruktur TIKdan Program kompetensi SDM pengelola jaringanTIK. Tiga aspek tersebut harus tertuang dalamdokumen rencana strategis pengembanganinfrastruktur TIK Badan Litbang Pertanian, sehinggaUK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian memilikipedoman dalam pelaksanaan kegiatan terkaitpengembangan TIK. Harapanya pengembanganinfrastruktur TIK di Badan Litbang Pertanian dalamperiode tertentu ada yang dicapai, sehinggaimplementasi e-government di Badan LitbangPertanian akan terwujud.

DAFTAR PUSTAKA

A Community-driven Vision for Business Grids.2008. http://www.trust-itservices.com/uploads/Publications/NESSIGRID_SRA%20Whitepaper_A%20community-driven%20Vision%20on%20Business%20Grids.pdfDiunduh tanggal 12 Juli 2010.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanan. 2008.Diagnostic Assessment Tata Kelola Teknologi Inforamsidan Sistem Informasi. Jakarta: Sekretariat BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2006.Operasionalisasi Pemanfaatan Teknologi InformasiMendukung Manajemen Badan Litbang Pertanian.Laporan Akhir. Jakarta: Badan Penelitian danPengembangan Pertanian.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2010.Rencana Strategis Badan Penelitian dan PengembanganPertanian. Jakarta: Badan Penelitian dan PengembanganPertanian.

Budiarto, Erwin. 2010. Perancangan InfrastrukturTeknologi Informasi Adaptif Pada Badan Penelitian DanPengembangan Pertanian. Skripsi S2. Jakarta:Universitas Indonesia.

Disaster Recovery Planning. http://www.sysneta.com/disaster-recovery-planning. Diunduh tanggal 12Agustus 2010.

Harijadi, D. Agung. 2005. Blueprint Aplikasi E-GovernmentPemerintah Daerah. Dalam Prosiding KonferensiNasional Teknologi Informasi dan KomunikasiIndonesia.

Hendriana, Nandi. 2004. Pemberdayaan Jaringan IAARDuntuk Mendukung Manajemen Pengetahuan di BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian. Skripsi S2.Universitas Indonesia. Jakarta.

Indrajit, Eko. 2005. Strategi Merancang dan MengukurKinerja Divisi Teknologi Informasi di Perusahaan.Manajemen Teknologi Informasi Organisasi. http:// if-unpas.org/.../Bahan%20Pak%20Eko%20Indrajit/ NEXT-REI-SGU-Book-ManajemenOrganisasiTeknologiInformasi.doc. Diunduh tanggal 8 Juni 2010.

Indrajit, Eko. 2007. Kerangka Investasi Gartner. http://www.blogster.com/artikelekoindrajit/kerangka-investasi-gartner. Diunduh tanggsl 8 Juni 2010.

Keamanan Jaringan, Data Komputer untuk Internet danIntranet. http://nrspot.com/2009/04/21/keamanan-jaringan-data-komputer-untuk-internet-dan-intranet/.Diunduh tanggal 2 Desember 2010.

Kementerian Komunikasi dan Informasi. 2004. PanduanPenyusunan Rencana Induk Pengembangane-Government Lembaga. Versi 1.0. Jakarta. http://w w w. a p t e l . d e p k o m i n f o . g o . i d / d o w n l o a dPANDUAN%20 PENYUSUNAN% 20 RENCANA%20INDUK.PDF. Diunduh tanggal 24 November 2010.

Kementerian Komunikasi dan Informasi. 2004. KeputusanMenteri Komunikasi Dan Informasi Nomor 57 Tahun2003 Tentang Panduan Penyusunan Rencana IndukPengembangan E-Government Lembaga. Jakarta:Departemen Komunikasi dan Informatika.

Pemerintah Kota Denpasar. 2010. Rencana IndukPengembangan E-government Pemerintah KotaDenpasar. http://www.denpasarkota.go.id. Diunduhtanggal 3 Agustus 2010.

Rahardjo, Budi.2001. Membangun E-Government. SeminarNasional Jaringan Komputer II. Makasar: SRMIKDipanegara.

S. Prakoso, Bondan. Januardy, Rakhmat. 2005. Cetak BiruPengembangan Teknolgoi Informasi dan Komunikasi(TIK) Depdiknas. Jakarta: Departemen PendidikanNasional.

Seno H., Tony. 2008. Penjelasan Singkat tentang SONA(Service Oriented Network Architecture). http://tonyseno.blogspot.com. Diunduh tanggal 8 Juni 2010.

SWOT Analysis. http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT. Diunduh tanggal 28 Juni 2010.

Togaf and SOA. http://sreenisetty.blogspot.com/2010/05/togaf-and-soa.html. Diunduh tanggal 28 Juni 2010

Topologi Lokal Area Network. http://www.sysneta.com/topologi-local-area-network. Diunduh tanggal 12Agustus 2010.

Wayan Simri W. 2001. Master Plan Sistem InformasiKetenagakerjaan. Jakarta: Depeartemen Tenaga Kerjadan Transmigrasi. http://iwayan.staff.gunadarma.ac.id/Publications. Diunduh tanggal 8 Juni 2010.