PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI KALI MAS …
Transcript of PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI KALI MAS …
TESIS RA 142531
PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI
KALI MAS SURABAYA DENGAN KONSEP WISATA AIR
PUTRI MULYO MAWARSARI
3213203003
DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. Ir. ENDANG TITI SUNARTI, M.Arch, Ph.D
Dr. IMA DEFIANA, S.T, M.T
PROGRAM MAGISTER
BIDANG KEAHLIAN PERANCANGAN KOTA
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
THESIS RA 142531
THE DEVELOPMENT OF OPEN SPACE ALONG KALI MAS
RIVER SURABAYA BASED ON WATER TOURISM
CONCEPT
PUTRI MULYO MAWARSARI
3213203003
ADVISOR :
Prof. Dr. Ir. ENDANG TITI SUNARTI, M.Arch, Ph.D
Dr. IMA DEFIANA, S.T, M.T
MAGISTER PROGRAM
URBAN DESIGN MAJOR
DEPARTMENT OF ARCHITECTURE
FACULTY OF CIVIL AND PLANNING ENGINEERING
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
THESIS RA 142531
THE DEVELOPMENT OF OPEN SPACE ALONG KALI MAS
RIVER SURABAYA BASED ON WATER TOURISM
CONCEPT
PUTRI MULYO MAWARSARI
3213203003
ADVISOR :
Prof. Dr. Ir. ENDANG TITI SUNARTI, M.Arch, Ph.D
Dr. IMA DEFIANA, S.T, M.T
MAGISTER PROGRAM
URBAN DESIGN MAJOR
DEPARTMENT OF ARCHITECTURE
FACULTY OF CIVIL AND PLANNING ENGINEERING
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
iii
PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI KALI MAS SURABAYA DENGAN KONSEP WISATA AIR
Nama Mahasiswa : Putri Mulyo Mawarsari NRP : 3213203003 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Endang Titi Sunarti, M. Arch, PhD Co-Pembimbing : Dr. Ima Defiana, ST, MT
ABSTRAK
Sungai Kali Mas merupakan sungai yang melintasi kota Surabaya dari utara
ke selatan. Hasil pengamatan di sepanjang sungai yang melintasi 3 taman, yaitu Taman Ekspresi, Taman Prestasi dan Taman Skate dan BMX, terdapat kegiatan wisata air dengan pusat dermaga yang terletak di Taman Prestasi. Wisata air ini memiliki rute yang pendek, yaitu dari Taman Prestasi menuju Taman Ekspresi kemudian kembali ke Taman Prestasi. Rute yang pendek ini akan lebih menarik dengan mengembangkan dan memperpanjang rute hingga taman ketiga, yaitu Taman Skate dan BMX. Sehingga integrasi wisata air sepanjang sungai dari Taman Ekspresi hingga Taman Skate dan BMX ini dapat menyatu dan terhubung secara menyeluruh.
Kondisi ruang luar yang belum tertata menyebabkan permasalahan utama yaitu tidak terhubungnya kawasan ini sebagai satu kawasan wisata air yang terpadu dan terintegrasi satu dengan lainnya. Permasalahan keterhubungan sepanjang sungai khususnya akses melalui air sungai tidak mencapai Taman Skate dan BMX, serta akses darat antar ketiga taman juga belum terhubung dengan baik satu dengan lainnya, seperti beberapa akses yang terbatas bagi publik. Hal ini membuat wisatawan/pengunjung tidak dapat menjelajah dan menikmati melalui akses air maupun darat secara menyeluruh.
Sasaran yang akan dicapai yakni mengidentifikasi potensi dan permasalahan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas terkait aspek wisata air dan aspek perancangan taman dengan alat analisis walkthrough, kemudian sasaran kedua mendapatkan kriteria khusus penataan ruang luar dengan konsep wisata air di sepanjang sungai Kali Mas terkait aspek penataan lansekap dengan alat analisis cognitive mapping dan character appraisal dan sasaran terakhir adalah mendapatkan konsep penataan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas. Beberapa konsep yang dihasilkan dalam penelitian ini diantaranya ialah menciptakan wisata air dengan Taman Skate dan BMX sebagai titik awal, memanfaatkan dermaga pada area Monkasel dan area Gedung Grahadi sebagai bagian dari fasilitas wisata air, mempertahankan kegiatan wisata air pada spot Taman Prestasi dan menjadikan spot Taman Ekspresi sebagai bagian dari wisata air dengan membangun dermaga dan menciptakan atraksi sepeda air sebagai penanda akhir perjalanan wisata air.
Kata Kunci: Wisata Air, Sungai Kalimas, Tiga Taman Terkait
iv
THE DEVELOPMENT OF OPEN SPACE ALONG KALI MAS RIVER SURABAYA BASED ON WATER TOURISM CONCEPT Name : Putri Mulyo Mawarsari NRP : 3213203003 Advisor : Prof. Dr. Ir. Endang Titi Sunarti, M. Arch, PhD Co-Advisor : Dr. Ima Defiana, ST, MT
ABSTRACT Kali Mas is a river which crosses Surabaya from north to south. By
observations there are three parks, namely Ekspresi Park, Prestasi Park, and Skate Park and BMX Park. There are water tourism activities and the central pier is located in Prestasi Park. The existing water attractions have a short route, which begin from Prestasi Park, head to the Ekspresi Park, then back to the Prestasi park. This short route will be more attractive by developing and extending the route to the third park, the Skate and BMX Park. So the integration of water tourism by travel along the river from Ekspresi Park to Skate and BMX Park can be develop optimally and connect thoroughly.
The current condition of the open space causing a lack of connection between these three parks as an integrated water tourism area and connected each other. The connection problem related to current access by the river do not reach the Skate and BMX Park, also the land access between three related parks is not connect each other. There are some restricted area for tourist. These make the tourist cant explore and enjoy by the water and land access thoroughly.
The first objective that need to be achieved is to identify the potential and problems of the open space along the Kali Mas river that associated with water tourism and the park design aspect by walkthrough analysis tool, then the second objective is to obtain specific criteria of open space development with the concept of water tourism along the Kali Mas river that associated with landscape design aspect by cognitive mapping and character appraisal. While the last objective is to get the concept of open space development along the Kali Mas. The concepts resulted in this research are to create water attractions with Skate and BMX park as the starting point, develop the pier function at Monkasel area and Grahadi area as part of water tourism facilities, maintain water tourism activities on Prestasi Park, to develop Ekspresi park as a the part of water tourism by build a pier and create water bicycle attraction as the end of water tourism trip.
Key Words: Water Tourism, Kali Mas River, Three Related Parks
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
ridho-Nya serta kemudahan yang diberikan sehingga Tesis dengan judul
“Penataan Ruang Luar Sepanjang Sungai Kali Mas Surabaya dengan
Konsep Wisata Air” ini dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu memberikan bantuan, semangat, dan dorongan dalam
penulisan Tesis ini, diantaranya :
1. Kedua orang tua, Mulyotono dan Farida Putriani, yang tidak henti-hentinya
memberikan segala bentuk bantuan, doa dan kasih sayang yang senantiasa
menjadi dorongan utama penulis dalam menyelesaikan tesis serta adik-adikku,
Novi dan Tito, serta suamiku, R. Wenda Aprinta Priya Pratama dan anakku,
R. Syarif Maulana Putra Pratama, terima kasih telah menjadi penyemangat
selama ini.
2. Ibu Dr. Ir. Murni Rachmawati, MT selaku Ketua Program Studi Pascasarjana
Arsitektur ITS.
3. Ibu Prof. Dr. Ir. Endang Titi Sunarti, M.Arch, Ph.D dan Ibu Dr. Ima Defiana,
S.T, M.T selaku dosen pembimbing yang selalu sabar memberikan bimbingan,
masukan dan arahan kepada penulis serta waktu yang diluangkan.
4. Bapak Dr. Ing. Ir. Bambang Soemardiono dan Bapak Ir. I Gusti Ngurah
Antaryama, Ph. D selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan
masukan demi kesempurnaan penyusunan tesis,
5. Seluruh dosen dan karyawan Pascasarjana Arsitektur ITS atas bimbingan dan
bantuannya selama masa perkuliahan,
6. Terima kasih buat Meidyas, Anin, Tiara, dan Erina yang banyak memberikan
bantuan dan support serta kebersamaannya selama ini,
7. Seluruh teman-teman Perancangan Kota angkatan 2013, terima kasih atas
dukungan, semangat, doa dan kebersamaannya selama 2 tahun,
vi
8. Seluruh keluarga, kawan-kawan, dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan
satu per satu. Terima kasih atas bantuan, masukan, doa, dan motivasinya.
Semoga Tesis ini dapat memberi manfaat bagi mahasiswa perancangan kota dan
masyarakat luas pada umumnya. Kritik dan saran sangat diharapkan guna
masukan bagi penulis untuk kesempurnaan di masa mendatang.
Surabaya, Agustus 2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
1.4.1. Manfaat Praktis ......................................................................... 6
1.4.2. Manfaat Teoritis ....................................................................... 6
1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 6
1.5.1. Ruang Lingkup Wilayah........................................................... 6
1.5.2. Ruang Lingkup Teori ............................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 9
2.1 Pariwisata ............................................................................................. 9
2.1.1 Wisata Air ................................................................................. 16
2.2 Teori Keterhubungan (Linkage) ........................................................... 18
2.3 Lansekap Ruang Luar ........................................................................... 20
2.4 Perancangan Taman.............................................................................. 23
2.5 Kawasan Tepian Sungai ....................................................................... 25
2.6 Studi Kasus Kawasan Wisata Air Sepanjang Sungai Singapura .......... 26
2.7 Sintesa Pustaka ..................................................................................... 30
2.8 Kriteria Umum...................................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 41
3.1. Jenis penelitian ..................................................................................... 41
3.2. Sasaran Penelitian ................................................................................. 41
viii
3.3. Teknik Analisa...................................................................................... 43
3.4. Aspek yang Ditinjau ............................................................................. 44
3.5. Metode pengumpulan data ................................................................... 45
3.6. Teknik Penyajian Data ......................................................................... 47
3.7. Tahapan Penelitian ............................................................................... 48
BAB IV GAMBARAN UMUM .................................................................... 51
4.1 Kondisi Kawasan Studi ........................................................................ 51
4.2 Kondisi Eksisting Taman di Kawasan Studi ........................................ 52
4.3 Kondisi Eksisting Keterhubungan Kawasan Studi ............................... 60
4.4 Sejarah Sungai Kali Mas ...................................................................... 60
4.5 Kondisi Eksisting Lansekap di Kawasan Studi .................................... 61
4.6 Kondisi Eksisting Wisata Air di Kawasan Studi .................................. 64
4.7 Kegiatan Lain di sekitar Wilayah Studi................................................ 65
4.7.1. Kegiatan Wisata di Sekitar Taman Skate dan BMX ................ 66
4.7.2. Kegiatan Wisata di Sekitar Taman Prestasi .............................. 67
4.7.3. Kegiatan Wisata di Sekitar Taman Ekspresi ............................ 68
4.8 Gambaran Umum Kawasan Studi berdasarkan Pengunjung/
Wisatawan ............................................................................................ 69
4.9 Kebijakan Terkait Sungai Kali Mas ..................................................... 70
BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISA .................................................. 73
5.1 Potensi Dan Permasalahan Ruang Luar Sepanjang Sungai Kali Mas
Terkait Wisata Air ................................................................................ 73
5.1.1 Potensi dan Permasalahan Wisata Air pada Segmen 1 ............ 74
5.1.2 Potensi dan Permasalahan Wisata Air pada Segmen 2 ............ 81
5.1.3 Potensi dan Permasalahan Wisata Air pada Segmen 3 ............ 87
5.2 Kriteria Khusus Penataan Ruang Luar Dengan Konsep Wisata
Air Di Sepanjang Sungai Kali Mas ...................................................... 100
5.3 Konsep Penataan Ruang Luar Di Sepanjang Sungai Kali Mas
Dengan Konsep Wisata Air .................................................................. 120
ix
5.4 Arahan Desain Penataan Ruang Luar Sepanjang Sungai Kali Mas
dengan Konsep Wisata Air ................................................................... 136
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 145
6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 145
6.2 Saran ..................................................................................................... 148
BAB V DAFTAR PUSTAKA 149
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Sintesa Pustaka............................................................................... 30
Tabel 2. 2 Kriteria Umum ............................................................................... 37
Tabel 3. 1 Aspek yang Ditinjau ...................................................................... 44
Tabel 3. 2 Tahapan Penelitian ......................................................................... 49
Tabel 4. 1 Jenis Tanaman Pada Taman Ekspresi ............................................ 54
Tabel 4. 2 Jenis Tanaman Pada Taman Prestasi ............................................. 58
Tabel 5. 1 Identifikasi Potensi dan Permasalahan pada Segmen 1 ................. 76
Tabel 5. 2 Identifikasi Potensi dan Permasalahan pada Segmen 2 ................. 82
Tabel 5. 3 Identifikasi Potensi dan Permasalahan pada Segmen 3 ................. 88
Tabel 5. 4 Kesimpulan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ...................... 93
Tabel 5. 5 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Wisata Air dan
Perancangan Taman ...................................................................... 98
Tabel 5. 6 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap Faktor
Perilaku Pengguna ........................................................................ 109
Tabel 5. 7 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap
Faktor Permasalahan Teknis ......................................................... 111
Tabel 5. 8 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap
Faktor Penggunaan Lahan ............................................................. 112
Tabel 5. 9 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap
Faktor Estetika .............................................................................. 116
Tabel 5. 10 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap
Faktor Keamanan .......................................................................... 117
Tabel 5. 11 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap ............. 118
Tabel 5. 12 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Keterhubungan ................... 125
Tabel 5. 13 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Wisata Air, Perancangan
Taman, Penataan Lansekap dan Keterhubungan .......................... 127
Tabel 5. 14 Implementasi Penataan berdasarkan Kriteria Khusus terkait
Aspek Wisata Air, Perancangan Taman, Penataan Lansekap
dan Keterhubungan ....................................................................... 133
Tabel 6. 1 Kriteria Khusus Terkait Sasaran Penelitian ke 2 ........................... 145
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Lokasi Studi Penelitian .............................................................. 7
Gambar 2. 1 Diagram Kerangka Pustaka Penelitian ....................................... 9
Gambar 2. 2 Kondisi Sungai Singapura dengan 3 Dermaga Utamanya ........ 26
Gambar 2. 3 Kondisi Kawasan Wisata Air Sungai Singapura di
Clarke Quay, Singapura............................................................ 28
Gambar 3. 1 Diagram Alur Penelitian ............................................................ 50
Gambar 4. 1. Peta Lokasi Kawasan Studi (RDTR UP. Tunjungan, 2011) ..... 51
Gambar 4. 2. Peta Lokasi Taman di Kawasan Sungai Kali Mas .................... 52
Gambar 4. 3. Kondisi Kawasan Taman Ekspresi di Kawasan
Sungai Kali Mas ....................................................................... 53
Gambar 4. 4. Kondisi Kawasan Taman Skate dan BMX di
Kawasan Sungai Kali Mas ........................................................ 56
Gambar 4. 5. Kondisi Kawasan Taman Prestasi di Kawasan
Sungai Kali Mas ....................................................................... 57
Gambar 4. 6. Fasilitas Wisata Air Berupa Loket (kiri) dan Dermaga (kanan) 64
Gambar 4. 7. Kondisi Wisata Air di Taman Prestasi ...................................... 65
Gambar 4. 8. Kondisi Sungai Kali Mas dari Taman Skate dan BMX
Sisi Barat .................................................................................. 72
Gambar 5. 1. Pembagian Segmen pada Wilayah Studi................................... 74
Gambar 5. 2. Kondisi Fisik Ruang Luar pada Segmen 1 ................................ 75
Gambar 5. 3. Kondisi Fisik Ruang Luar pada Segmen 2 ................................ 81
Gambar 5. 4. Kondisi Fisik Ruang Luar pada Segmen 3 ................................ 87
Gambar 5. 5. Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan
melalui Pengamatan Keberagaman Persebaran dan Akitifitas
Pengunjung Pada Segmen 1 pada Pagi – Sore Hari ............... 101
Gambar 5. 6. Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan
melalui Pengamatan Keberagaman Persebaran dan
Akitifitas Pengunjung Pada Segmen 1 pada Sore – Malam
Hari ........................................................................................... 103
Gambar 5. 7. Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan
xi
melalui Pengamatan Keberagaman Persebaran dan
Akitifitas Pengunjung Pada Segmen 2 pada Pagi – Sore Hari) 105
Gambar 5. 8. Gambar Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/
Wisatawan melalui Pengamatan Keberagaman Persebaran
dan Akitifitas Pengunjung Pada Segmen 2 pada
Sore – Malam Hari ................................................................... 106
Gambar 5. 9. Gambar Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/
Wisatawan melalui Pengamatan Keberagaman Persebaran
dan Akitifitas Pengunjung Pada Segmen 3
pada Pagi – Sore Hari ............................................................... 107
Gambar 5. 10. Gambar Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/
Wisatawan melalui Pengamatan Keberagaman
Persebaran dan Akitifitas Pengunjung Pada Segmen 3
pada Sore – Malam Hari ........................................................... 108
Gambar 5. 11. Analisa Penggunaan Lahan Kawasan Studi ............................ 115
Gambar 5. 12. Ilustrasi Linkage Visual di Kawasan Studi yang
dibentuk Pepohonan, Pagar dan Bangunan Kafe di
Tepian Sungai ........................................................................... 121
Gambar 5. 13.Linkage Visual di Kawasan Studi yang dibentuk
Pepohonan, Pagar dan Bangunan Kafe di Tepian Sungai ........ 122
Gambar 5. 14.Sub Struktur Kawasan Wisata Membentuk Satu
Kesatuan Kawasan Wisata yang Terhubung ............................ 123
Gambar 5. 15. Penambahan Elemen untuk membentuk Linkage Struktural
yang Terhubung dan Menyatu .................................................. 124
Gambar 5. 16. Diagram Alur Perumusan Konsep Penataan Ruang Luar
Sungai Kali Mas ....................................................................... 126
Gambar 5. 17. Arahan desain pada konsep penataan ruang luar sepanjang
sungai Kali Mas dengan konsep wisata air ............................... 136
Gambar 5. 18. Arahan desain pada konsep penataan ruang luar sepanjang
sungai Kali Mas dengan konsep wisata air pada segmen 1 ...... 137
Gambar 5. 19. Visual desain pada konsep penataan ruang luar sepanjang
sungai Kali Mas dengan konsep wisata air pada segmen 1 ...... 140
xii
Gambar 5. 20. Arahan dan visual desain pada konsep penataan ruang luar
sepanjang sungai Kali Mas dengan konsep wisata air pada
segmen 2 ................................................................................... 141
Gambar 5. 21. Arahan desain pada konsep penataan ruang luar
sepanjang sungai Kali Mas dengan konsep wisata air pada
segmen 3 ................................................................................... 142
Gambar 5. 22. Visual desain pada konsep penataan ruang luar
sepanjang sungai Kali Mas dengan konsep wisata air pada
segmen 3 ................................................................................... 143
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sungai Kali Mas, yang membelah kota Surabaya dari utara ke selatan,
merupakan anak sungai dari sungai Kali Brantas. Seiring dengan perkembangan
kota Surabaya yang pesat, saat ini kondisi kawasan sungai Kali Mas menunjukkan
gejala dan mengalami kondisi penurunan produktifitas, dimana perkembangan
kota lebih menitikberatkan pada budidaya wilayah daratan serta hanya
berorientasi pada jalan utama.
Sungai Kali Mas melintasi beberapa Unit Pengembangan (UP) di
Surabaya, antara lain UP. Tanjung Perak, UP. Tunjungan, UP. Dharmahusada dan
UP. Wonokromo. Selain berperan sebagai salah satu jaringan drainase utama,
sungai ini memegang peran penting dalam menjaga stabilitas ketersediaan air
dalam kota Surabaya. Peran dan lokasinya yang hampir menyeluruh dari selatan
ke utara di kota Surabaya membuat sungai ini memiliki pengaruh penting bagi
kehidupan kota, serta menjadi bagian dari pembangunan dan perencanaan kota
Surabaya.
Sebagaimana terdapat dalam RTRW kota Surabaya terdapat rencana
program utama untuk pengembangan Sungai Kali Mas secara komprehensif mulai
dari titik selatan di kawasan Wonokromo hingga titik selatan di kawasan jembatan
Petekan dan Pelabuhan Rakyat Kalimas, serta pada RDTR UP Tunjungan tahun
2011, sungai Kali Mas direncanakan sebagai sarana rekreasi wisata air bagi kota
Surabaya. Selanjutnya terdapat pada rencana pengembangan kegiatan ekonomi –
ekologi (wisata) dalam RDTR, bahwa untuk lebih mendorong pengembangan
sungai Kali Mas sebagai aset wisata kota Surabaya dalam program pengembangan
wisata air dan program pengembangan area wisata, serta kegiatan olahraga air.
Akan tetapi program dan rencana pemerintah kota Surabaya belum
memaksimalkan kondisi yang ada saat ini, yakni tidak mempertimbangkan adanya
Taman Prestasi yang merupakan bagian dari ruang luar tepian Sungai Kali Mas.
2
Hasil pengamatan di bagian sungai yang melintasi 3 taman, yaitu Taman Ekspresi,
Taman Prestasi dan Taman Skate dan BMX, terdapat kegiatan wisata air dengan
pusat dermaga yang terletak di Taman Prestasi dan memiliki rute yang pendek,
yaitu dari Taman Prestasi menuju Taman Ekspresi kemudian kembali ke Taman
Prestasi.
Rute yang pendek ini akan lebih menarik dengan mengembangkan dan
memperpanjang rute hingga taman ketiga, yaitu Taman Skate dan BMX.
Sehingga integrasi wisata air pada penggal sungai dari Taman Ekspresi hingga
Taman Skate dan BMX ini dapat menyatu dan terhubung secara
menyeluruh.Kegiatan wisata air dengan menyusur Sungai Kali Mas banyak
diminati masyarakat baik dari dalam kota Surabaya maupun dari luar kota. Hal ini
dapat dilihat pada banyaknya pengunjung yang memadati Taman Prestasi untuk
menikmti kegiatan wisata air ini, khususnya pada hari-hari libur.
Kondisi ruang luar sungai Kali Mas pada ketiga taman memiliki karakter
desain dan tema taman yang menarik dan berbeda-beda satu sama lain, akan
tetapi Taman Ekspresi dan Taman Skate dan BMX masih belum dipersiapkan
menjadi taman dengan konsep wisata air. Kondisi eksisting dengan karakter yang
spesifik memberikan variasi pada ketertarikan pengunjung dan pola aktifitas
wisata dan menjadi potensi untuk digabungkan menjadi satu kawasan wisata yang
terpadu. Terpadu yang dimaksud adalah tetap terhubung serta terintegrasi satu
dengan lainnya dengan konsep wisata air.
Terhubung dan terintegrasi sebagai satu kawasan wisata air sepanjang
sungai Kali Mas mulai dari Taman Ekspresi hingga Taman Skate dan BMX tidak
hanya terfokus pada akses dan wisata air menyusur sungai semata. Hal ini
dikarenakan pada pengamatan di kawasan ini, pengunjung dan wisatawan tidak
hanya menginginkan suguhan wisata air menyusur sungai, namun juga
keterhubungan dalam akses darat. Melalui keterhubungan didaratan pengunjung
dapat mengeksplorasi sepanjang tepian sungai serta mengakses spot-spot menarik
di daratan sepanjang sungai seperti sentra PKL dan kuliner maupun eksplorasi
bangunan heritage seperti pada area kawasan Grahadi.
Akan tetapi pada saat ini permasalahan keterhubungan pada sepanjang
sungai khususnya akses melalui air sungai tidak mencapai Taman Skate dan
3
BMX, serta akses darat antar ketiga taman belum terhubung dengan baik dan
masih terdapat beberapa area yang terbatas bagi pengunjung. Hal ini membuat
wisatawan/pengunjung tidak dapat menjelajah dan menikmati secara menyeluruh
baik melalui akses air maupun darat. Melalui akses air dan darat, pengunjung
perlu menjelajahi keduanya agar dapat menikmati wisata yang ada di darat
maupun di badan air sungai. Penataan ruang luar meliputi wilayah air dan daratan
perlu dilakukan karena sebagai satu lansekap wisata air keduanya saling
terhubung sebagai area transisi, memiliki pengaruh kuat satu dengan lainnya, serta
sebagai kesatuan lansekap wisata air sepanjang sungai Kali Mas.
Meskipun sama-sama dihubungkan oleh badan sungai Kali Mas dan
memiliki potensi sebagai satu kesatuan ruang luar tepian sungai, akan tetapi
kondisi ruang luar dan ketiga taman belum menyuguhkan kesan yang menyatu
dan tertata. Keberadaan ketiga taman sebagai bagian dari ruang luar, juga
memiliki potensi wisata air dengan kegiatan menyusur sungai yang menerus dan
terhubung satu dengan lainnya.
Rencana penataan dan revitalisasi sungai Kali Mas yang dilaksanakan
pemerintah kota Surabaya Tahun 2005 menghasilkan 9 titik spot pengembangan
wisata dengan desain yang direncanakan. Dari ketiga taman yang ada, dalam
rencana ini hanya dua yang diarahkan menjadi spot wisata air, yaitu Taman
Ekspresi dan Taman Skate dan BMX. Pemerintah Kota belum mempersiapkan
ketiga taman yang ada di sepanjang Sungai Kali Mas ini menjadi suatu wisata air
yang terpadu.
Dalam produk rencana ini tidak mencakup pengembangan konsep pada
Taman Prestasi. Sedangkan di sisi lain, saat ini telah terdapat kegiatan wisata air
pada Taman Prestasi. Walaupun wisata air yang ada hanya memiliki rute yang
pendek akan tetapi memiliki banyak peminat dan pengunjung. Sehingga dapat
dikatakan bahwa telah terbentuk fenomena demand dan supply wisata air. Hal ini
dapat dikembangkan menjadi lebih luas dengan menjangkau kawasan sepanjang
Sungai Kali Mas, tidak hanya pada 1 spot taman saja namun dapat menjelajah
hingga kawasan Taman Skate dan BMX hingga kawasan Taman Ekspresi.
Berdasarkan pengamatan, kondisi eksisting Taman Prestasi saat ini telah
terdapat “supply” berupa adanya kegiatan wisata air dan dermaganya dan telah
4
terdapat “demand” yang besar. Hal ini terlihat pada tingginya minat dan frekuensi
pengunjung pada Taman Prestasi untuk menikmati kegiatan wisata air menyusuri
sungai. Sehingga Rencana penataan dan revitalisasi sungai Kali Mas kurang
mewadahi potensi ketiga taman kota yakni Taman Ekspresi, Taman Prestasi serta
Taman Skate dan BMX khususnya pada kesamaan potensinya sebagai
pengembangan kesatuan kawasan wisata air.
Melalui penataan ruang luar sungai Kali Mas ini, keberadaan Taman
Prestasi, Taman Skate dan BMX serta Taman Ekspresi memiliki potensi untuk
dihubungkan dengan kegiatan wisata air serta mengoptimalkan integrasi dengan
kegiatan wisata lain yang ada di sekitar kawasan tersebut, sehingga
memungkinkan pengunjung/wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata tidak
hanya menyusur sungai dengan rute pendek akan tetapi dapat menikmati setiap
spot potensial dan menjelajah ruang luar yang ada di sepanjang tepian sungai Kali
Mas.
Selain itu penataan ruang luar pada kawasan sepanjang sungai Kali Mas
ini diharapkan dapat mewujudkan suatu kawasan wisata air yang menyatu dan
dapat menghidupkan kawasan sekitarnya dengan menghubungkan fasilitas-
fasilitas yang ada sehingga tercipta sebuah kawasan waterfront di wilayah studi
melalui sungai Kali Mas sebagai penghubung serta mengunggulkan potensi wisata
air dengan tetap menjaga kelestarian sempadan sungai Kali Mas.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, maka dapat dirumuskan
permasalahan terutama terkait kondisi ruang luar yang belum tertata dan
terhubung pada area sepanjang Sungai Kali Mas dari penggal Taman Skate dan
BMX hingga Taman Ekspresi. Permasalahan keterhubungan pada sepanjang
sungai khususnya akses melalui air sungai yaitu tidak mencapai Taman Skate dan
BMX, serta akses darat antar ketiga taman juga belum terhubung dengan baik dan
masih terdapat beberapa area yang terbatas bagi pengunjung. Hal ini membuat
wisatawan/pengunjung tidak dapat menjelajah dan menikmati secara menyeluruh
5
baik melalui akses air maupun darat.. Dari rumusan masalah yang dikemukakan
tersebut maka muncul pertanyaan:
“Bagaimana konsep penataan ruang luar kawasan sepanjang sungai Kali
Mas, khususnya kawasanTaman Ekspresi, Taman Prestasi hingga Taman Skate
dan BMX yang dapat memunculkan kontinuitas kawasan sehingga membentuk
satu lansekap kawasan wisata air serta mengembangkan potensi wisata air yang
terpadu, terintegrasi dan terhubung satu dengan lainnya?”
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dijelaskan maka dapat
disimpulkan tujuan dalam penelitian ini adalah merumuskan konsep penataan
ruang luar sepanjang Kali Mas khususnya pada kawasan Taman Ekspresi, Taman
Prestasi hingga Taman Skate dan BMX yang menunjang wisata air yang terpadu
di kota Surabaya.
Dalam mencapai tujuan dalam penelitian ini maka beberapa sasaran
penelitian yang perlu dicapai antara lain meliputi :
1. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan ruang luar terkait keberadaan
ketiga taman dan kegiatan wisata air sepanjang Sungai Kali Mas
2. Mendapatkan kriteria khusus penataan ruang luar kawasan sepanjang sungai
Kali Mas, khususnya sepanjang Taman Ekspresi, Taman Prestasi, Taman
Skate dan BMX sebagai satu kawasan wisata air yang terpadu dan terintegrasi
dengan kegiatan lainnya yang ada di sekitar kawasan.
3. Mengusulkan konsep penataan ruang luar kawasan sepanjang sungai Kali
Mas, khususnya sepanjang Taman Ekspresi, Taman Prestasi, Taman Skate dan
BMX yang mendukung usaha wisata air sungai Kali Mas Surabaya.
1.4. Manfaat Penelitian
Dalam menyusun penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan
manfaat antara lain:
6
1.4.1. Manfaat Praktis
Dengan disusunnya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan
masukan bagi pemerintah kota Surabaya dalam bidang penataan kawasan bantaran
sungai Kali Mas dan dalam upaya pengembangan kawasan wisata air pada sungai
Kali Mas khususnya dalam penataan dan perancangan lansekap serta dapat
memberikan alternatif konsep wisata air yang mendukung eksistensi dan
menyatukan kawasan sepanjang Sungai Kali Mas khususnya melalui taman-taman
yang terletak di sepanjang sungai Kali Mas, yakniTaman Ekspresi, Taman
Prestasi, Taman Skate dan BMX.
1.4.2. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang didapatkan dalam penelitian ini adalah memahami
penerapan teori mengenai keterhubungan (linkage) dalam satu kawasan tepian
sungai, teori mengenai penataan lanskap dan ruang luar serta wisata air pada
kawasan sepanjang sungai dalam kota.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memfokuskan pada penataan ruang luar yang dapat
menciptakan satu area wisata air yang terhubung tentunya dengan fokus utama
pengembangan usaha wisata air Sungai Kali Mas. Sehingga, ruang lingkup dalam
penelitian ini, yakni ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi yakni
dilaksanakan sebagai berikut.
1.5.1. Ruang Lingkup Wilayah
Wilayah pada penelitian ini terletak di Kelurahan Genteng, Kelurahan
Ketabang dan Kelurahan Embong Kaliasin Kecamatan Genteng pada UP.
Tunjungan kota Surabaya. Berikut peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar
1.1.
7
Gambar 1. 1 Lokasi Studi Penelitian (www.bing.com/maps, 2014)
1.5.2. Ruang Lingkup Teori
Ruang lingkup teori dalam penelitian ini adalah pemahaman terkait
penataan lansekap, pemahaman keterhubungan atau linkage, pemahaman wisata
air, pemahaman penataan kawasan tepian sungai dan pemahaman tentang taman
kota.
Orientasi Lokasi Studi : 1. Taman Ekspresi 2. Taman Prestasi 3. Taman Skate & BMX
4. Taman Skate dan BMX
Sumber : www.bing.com/maps
1
2
3
9
2 BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Penataan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas perlu didukung tinjauan
beberapa teori dan pemaham terkait, seperti pemahaman tentang pariwisata dan
wisata air, pemahaman kawasan tepian sungai, pemahaman teori lansekap,
pemahaman teori taman dan teori keterhubungan (linkage). Seluruh teori yang
digunakan akan membantu dalam menemukan kriteria umum dalam mencapai
sasaran-sasaran dalam penelitian. Berikut family tree teori dan pemahaman yang
akan digunakan.
Gambar 2. 1 Diagram Kerangka Pustaka Penelitian (Pemahaman Pustaka, 2014)
2.1 Pariwisata
Arti pariwisata secara luas menurut Yoeti (1985), kepariwisataan adalah
setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa
10
orang, dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan bagi
kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang terkait dengan industri pariwisata.
Dalam undang – undang Nomor 9 tahun 1990 tentang Pokok – Pokok Pariwisata
dijelaskan tentang istilah wisata, pariwisata, dan kepariwisataan, masing masing
dijalaskan sebagai :
a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian kegiatan tersebut dilaksanakan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik
wisata. Unsur yang terpenting dalam wisata adalah tidak bertujuan mencari
nafkah. Tetapi apabila disela – sela kegiatan mencari nafkah itu juga secara
khusus dilakukan kegiatan wisata, bagian dari kegiatan tersebut dapat dianggap
sebagai kegiatan wisata. Pengertian wisata pada dasarnya mengandung 4 unsur,
yaitu :
1) Unsur manusia (wisatawan)
2) Unsur kegiatan (perjalanan)
3) Unsur motivasi (menikmati)
4) Unsur sasaran (obyek dan daya tarik wisata)
b. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk
pengusaha objek wisata dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang terkait
di bidang tersebut.
c. Kawasan Pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau
disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
d. Obyek Wisata dalam hal ini diartikan sebagai perwujudan dari ciptaan
manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan
alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisata.
Berdasarkan pengertian ini, maka beberapa faktor penting dalam bidang
pariwisata adalah :
a. Perjalanan itu dilakukan sementara waktu
b. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain
c. Perjalanan itu apapun bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan tamasya atau
rekreasi.
11
d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak memiliki tujuan untuk
mencari nafkah atau upah dari tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata
hanya sebagai konsumen di tempat tersebut.
Dari empat pengertian tersebut, disimpulkan bahwa pariwisata adalah
suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu dari suatu tempat
ke tempat lain untuk kepentingan rekreasi atau untuk kepentingan lain seperti
ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan
lainnya seperti sekedar ingin tahu, menambah pengalaman, atau untuk belajar
sesuatu dan juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah
raga, untuk kesehatan, dan keperluan lainnya.
Dalam kegiatan wisata terdapat beberapa komponen penting,
sebagaimana menurut Yoeti (1985) :
a. Kawasan wisata harus mempunyai apa yang disebut sebagai “something to
see”. Artinya, di tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi wisata yang
dapat dilihat dan disaksikan, serta berbeda dengan apa yang dimiliki oleh kawasan
wisata lain.
b. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang dimaksud dengan istilah “something
to do”. Artinya, di tempat tersebut disediakan fasilitas rekreasi yang dapat
membuat mereka betah tinggal lebih lama di tempat itu.
c. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan istilah “something to
buy”. Artinya, di tempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk belanja (shopping),
terutama barang-barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk
dibawa pulang ke tempat asal masing-masing.
Dalam Yoeti (1997) berpendapat bahwa berhasilnya suatu tempat wisata hingga
tercapainya kawasan wisata sangat tergantung pada 3A yaitu atraksi (attraction),
mudah dicapai (accessibility), dan fasilitas (amenities).
1) Atraksi (attraction)
Atraksi wisata yaitu sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat,
dinikmati dan yang termasuk dalam hal ini adalah: tari-tarian, nyanyian kesenian
rakyat tradisional, upacara adat, dan lain-lain.
2) Aksesibilitas (accesibility)
12
Aktivitas kepariwisataan banyak tergantung pada transportasi dan komunikasi
karena faktor jarak dan waktu yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang
untuk melakukan perjalanan wisata. Unsur yang terpenting, kecepatan yang
dimilikinya dapat mengakibatkan jarak seolah-olah menjadi dekat.
Selain transportasi yang berkaitan dengan aksesibilitas adalah prasarana meliputi
jalan, jembatan, terminal, stasiun, dan bandara. Prasarana ini berfungsi untuk
menghubungkan suatu tepat dengan tempat yang lain. Keberadaan prasarana
transportasi akan mempengaruhi laju tingkat transportasi itu sendiri. Kondisi
prasarana yang baik akan membuat laju transportasi optimal.
3) Fasilitas (amenities)
Fasilitas wisata merupakan hal-hal penunjang terciptanya kenyamanan wisatawan
untuk dapat mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Adapun sarana-sarana
penting yang berkaitan dengan perkembangan pariwisata adalah sebagai berikut:
a. Akomodasi hotel
b. Restoran
c. Air bersih
d. Komunkasi
e. Hiburan
f. Keamanan
Aspek-aspek yang mempengaruhi wisata dapat dikelompokkan menjadi
empat kategori sebagaimana menurut Spillane (1994), yaitu :
a. Attraction/ Daya tarik
Menurut pengertiannya attraction adalah menarik wisatawan atau pengunjung
dengan sesuatu yang dapat ditampilkan atau wisatawan tertarik pada ciri-ciri khas
tertentu dari obyek wisata. Motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat
adalah untuk memenuhi atau memuaskan beberapa kebutuhan dan permintaan.
Biasanya para wisatawan tertarik pada suatu lokasi yang memiliki ciri khas
tertentu yang antara lain adalah keindahan alam.
b. Fasilitas
Fasilitas dalam hal ini lebih cenderung berorientasi pada atraksi di suatu lokasi.
Hal ini disebabkan karena karena fasilitas harus terletak dekat dengan pasarnya.
Fasilitas cenderung mendukung bukan mendorong pertumbuhan dan cenderung
13
berkembang pada saat yang sama atau sesudah atraksi berkembang, atraksi juga
dapat merupakan fasilitas.
c. Infrastruktur
Attraction dan fasilitas tidak hanya dapat dicapai dengan mudah kalau belum ada
infrastruktur. Infrastruktur dalam hal ini adalah prasarana yang mendukung
kegiatan wisata, seperti listrik dan ketersediaan air bersih.
d. Transportasi
Aktivitas kepariwisataan banyak tergantung pada transportasi karena faktor jarak
dan waktu sangat mempengaruhi keinginan orang untuk melakukan perjalanan
wisata. Dengan demikian transportasi dapat memudahkan wisatawan
mengunjungi suatu daerah tertentu.
Middleton (2001) memberikan pengertian produk wisata lebih dalam yaitu
“The tourist products to be considered as an amalgam of three main components
of attraction, facilities at the destination and accessibility of the destination”. Dari
pengertian di atas kita dapat melihat bahwa produk wisata secara umum terbentuk
disebabkan oleh tiga komponen utama yaitu atraksi wisata, fasilitas di daerah
tujuan wisata dan aksesibilitas.
Middleton (2001) mengungkapkan ada tiga komponen utama dari produk
wisata, diuraikan sebagai berikut.
a. Atraksi
Elemen-elemen di dalam suatu atraksi wisata yang secara luas menentukan pilihan
konsumen dan mempengaruhi motivasi calon-calon pembeli diantaranya :
1) Atraksi wisata alam, meliputi bentang alam, pantai, iklim dan bentukan
geografis lain dari suatu destinasi dan sumber daya alam lainnya.
2) Atraksi wisata buatan / binaan manusia, meliputi angunan dan infrastruktur
pariwisata termasuk arsitektur bersejarah dan modern, monument, trotoar
jalan, taman dan kebun, pusat konvensi, marina, ski, tempat kepurbakalaan,
lapangan golf, toko-toko khusus dan daerah yang bertema.
3) Atraksi wisata budaya, meliputi sejarah dan cerita rakyat (legenda), agama dan
seni, teater musik, tari dan pertunjukkan lain, dan museum. Beberapa dari hal
tersebut dapat dikembangankan menjadi even khusus, festival, dan karnaval.
14
4) Atraksi wisata sosial, meliputi pandangan hidup suatu daerah, penduduk asli,
bahasa, dan kegiatan-kegiatan pertemuan sosial.
b. Amenities / Fasilitas
Terdapat unsur-unsur di dalam suatu atraksi atau berkenaan dengan suatu atraksi
yang memungkinkan pengunjung untuk menginap dan dengan kata lain untuk
menikmati dan berpatisipasi di dalam suatu atraksi wisata. Hal tersebut meliputi :
1) Akomodasi meliputi hotel, desa wisata, apartment, villa, caravan, hostel,
guest house, dan sebagainya.
2) Restoran, meliputi dari makanan cepat saji sampai dengan makanan
mewah.
3) Transportasi di suatu atraksi, meliputi taksi, bus, penyewaan sepeda dan
alat ski di atraksi yang bersalju.
4) Aktivitas, seperti sekolah ski, sekolah berlayar dan klub golf.
5) Fasilitas-fasilitas lain, misalnya pusat-pusat bahasa dan kursus
keterampilan.
6) Retail Outlet, seperti toko, agen perjalanan, souvenir, produsen camping.
7) Pelayanan-pelayanan lain, misalnya salon kecantikan, pelayanan
informasi, penyewaan perlengkapan dan kebijaksanaan pariwisata.
c. Aksesibilitas
Elemen-elemen ini adalah yang mempengaruhi biaya, kelancaran dan
kenyamanan terhadap seorang wisatawan yang akan menempuh suatu atraksi.
Elemen-elemen tersebut ialah :
1) Infrastruktur
2) Jalan, bandara, jalur kereta api, pelabuhan laut, marina.
3) Perlengkapan, meliputi ukuran, kecepatan, jangkauan dari sarana
transportasi umum.
4) Faktor-faktor operasional seperti jalur/rute operasi, frekuensi pelayanan,
dan harga yang dikenakan.
5) Peraturan Pemerintah yang meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan transportasi.
15
Sesuai dengan pemahaman Middleton (2001), dilengkapi oleh Direktorat
Jenderal Pariwisata Republik Indonesia yang menyebutkan perkembangan produk
wisata dikaitkan atas 4 faktor yaitu :
a. Attractions (daya tarik) :
1) Site Attractions (tempat-tempat bersejarah, tempat dengan iklim yang
baik, pemandangan indah).
2) Event Attractions (kejadian atau peristiwa misalnya kongres, pameran,
atau peristiwa lainnya).
b. Amenities (fasilitas) tersedia fasilitas yaitu tempat penginapan, restoran,
transport lokal yang memungkinkan wisatawan berpergian, alat-alat
komunikasi.
c. Aksesibilitas adalah tempatnya tidak terlalu jauh, tersedia transportasi ke
lokasi, murah, aman, dan nyaman.
d. Tourist organization untuk menyusun kerangka pengembangan pariwisata,
mengatur industri pariwisata dan mempromosikan daerah sehingga dikenal
banyak orang.
Dalam mengkaji pemahaman wisata air terdapat beberapa elemen penting
dalam perkembangan kegiatan wisata. Sebagaimana menurut Yoeti (1985) maka
dapat diketahui bahwa dalam kegiatan wisata terdapat 3 hal penting, yakni
something to see, something to do dan something to buy. Dalam Yoeti (1997),
juga diketahui bahwasanya kawasan wisata bergantung pada 3A, yakni atraksi,
aksesibilitas dan amenities (fasilitas). Sejalan dengan Yoeti, pendapat Spillane
(1994) menyatakan bahwa terdapat 4 pengaruh wisata yaitu atraksi, fasilitas,
insfrastruktur dan transportasi. Infrastruktur dan transportasi dalam hal ini sejalan
dengan aksesibilitas. Begitu juga dengan Middleton (2001), dan Direktorat
Jendral Pariwisata Republik Indonesia, bahwa faktor atraksi, amenities (fasilitas)
serta akesibilitas merupakan faktor penting terkait wisata. Maka dapat diketahui
bahwa diambil kesimpulan bahwa sebaiknya dalam merencanakan kawasan
wisata penting dalam memperhatikan beberapa elemen seperti : atraksi/ daya
tarik, fasilitas dan aksesibilitas.
16
2.1.1 Wisata Air
Wisata air atau wisata tirta memiliki pengertian penyelenggaraan sarana
dan jasa yang dikelola secara komersisal di perairan laut, pantai, sungai dan
danau. Sebagaimana terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam Di Suaka
Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam,
yang dimaksud dengan usaha wisata tirta adalah usaha menyelenggarakan wisata
dan olahraga air termasuk penyediaan sarana dan jasa lainnya yang dikelola
secara komersial di perairan laut, pantai, sungai, dan danau. Sedangkan izin usaha
penyediaan sarana wisata alam diberikan dengan ketentuan:
a. bukan sebagai hak kepemilikan atau penguasaan atas kawasan taman nasional,
taman hutan raya, atau taman wisata alam;
b. tidak dapat dijadikan jaminan atau agunan;
c. hanya dapat dipindahtangankan setelah mendapat persetujuan tertulis dari
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai kewenangannya;
d. luas areal yang diizinkan untuk dibangun sarana wisata alam paling banyak
10% (sepuluh per seratus) dari luas areal yang ditetapkan dalam izin;
e. sarana wisata alam yang di bangun untuk wisata tirta dan akomodasi, harus
semi permanen dan bentuknya disesuaikan dengan arsitektur budaya setempat;
f. dalam melaksanakan pembangunan sarana wisata alam disesuaikan dengan
kondisi alam dengan tidak mengubah bentang alam.
Maka berdasarkan rujukan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian
wisata air yang ada dalam penelitian ini adalah penyelenggaraan sarana dan jasa
yang dikelola secara komersial di Sungai Kali Mas. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyediaan sarana wisata air antara lain memiliki jenis
bangunan yang semi permanen dan menyesuaikan dengan arsitektur budaya
setempat serta tidak mengubah bentang alam kondisi sungai yang ada.
Menurut Fandeli (2002) terdapat beberapa jenis kegiatan wisata air antara
lain :
a. Berjalan kaki
Pada jenis ini terdapat dua bentuk yaitu bersantai dan berjalan lebih serius
(hiking).
17
b. Bermain di dalam ruang
Pada umumnya di lingkungan yang tidak alami, hasil binaan tanpa peralatan
tertentu
c. Berenang (swimming)
Kegiatan wisata alam ini dilakukan tidak di kolam renang buatan
d. Memancing (fishing)
Ada dua macam memancing, yaitu di kolam buatan dan di perairan alam. Pada
wisata alam ditekankan pada perairan alam.
e. Studi alam arkeologi
Mempelajari artefak dan ekofak di alam
f. Perjalanan penjelajahan
Ada dua pola yaitu menjelajah alam dengan dipandu dan tidak dipandu.
g. Berlayar (boating / sailing)
Baik di perairan sungai, danau, waduk, ataupun di laut menggunakan peralatan
dan mesin.
h. Berperahu / berkano (canoeing)
Berperahu di perairan sungai, danau dan pantai.
i. Sightseeing (melihat-lihat)
Biasanya untuk melihat budaya masyarkat dan pemandangan alam di kota / desa
j. Piknik
k. Ski air
l. Selancar
Merujuk pada referensi di atas, maka pada sungai Kali Mas potensi wisata
air dapat berupa berjalan kaki bersantai menikmati pemandangan alam di
pedestrian way sepanjang sungai, bermain di dalam ruang binaan khususnya pada
tiap taman yang ada pada area playground, berperahu dengan menyusur sungai
dan sightseeing dengan pemandangan alam sungai.
Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam
Nomor : P. 3/Iv-Set/2011 Tentang Pedoman Penyusunan Desain Tapak
Pengelolaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman
Hutan Raya Dan Taman Wisata Alam. Rancangan desain tapak ruang publik
dalam wisata alam, termasuk wisata air, untuk fasilitas wisata dapat berupa
18
bangunan pusat pengunjung, ruang pusat informasi, dermaga/jetty, tempat parkir,
tambat kapal/mooring buoy, pintu gerbang, pondok teduh/shelter, jalan wisata
beraspal /berpengeras dan jalan setapak lengkap dengan jembatan, menara
pandang, tempat pengamatan dan interpretasi, papan penunjuk jalan dan arah,
papan peringatan, papan informasi, papan interpretasi, dan pal hectometer
sepanjang perjalanan, perkemahan, caravan, pondok wisata, resort wisata dan
motel/hotel, tempat penyewaan peralatan, tempat penyediaan makan dan minum,
tempat penyediaan cindera mata, dan tempat penjualan kebutuhan pengunjung
lainnya. Desain tapak ruang publik diletakkan pada pintu masuk dan atau lokasi-
lokasi yang terhubungkan dengan jalur lalu lintas umum dan atau dermaga
pelabuhan untuk kemudahan mencapai lokasi wisata. Ruang pusat informasi
diletakkan paling jauh 500 meter dari pintu gerbang.
2.2 Teori Keterhubungan (Linkage)
Dalam suatu tata ruang perkotaan, hubungan sebuah tempat dengan yang
lain dari berbagai aspek merupakan generator perkotaan. Sebagaimana
diungkapkan oleh Maki dalam Zahnd (2006) penghubung adalah perekat
sederhana dari sebuah kota yang menyatukan seluruh lapisan kegiatan dan
menghasilkan bentuk rupa fisik dalam kota. Sebuah aspek keterhubungan
memperhatikan dan menegaskan hubungan-hubungan dan gerakan-gerakan atau
dinamika sebuah tata ruang perkotaan (urban fabric). Terdapat 2 jenis pendekatan
penghubung yang akan diteliti yakni pengubung visual dan penghubung
structural.
a. Penghubung Visual
Bacon dalam Zahnd (2006) menyatakan bahwa linkage visual atau
keterhubungan visual mampu menyatukan daerah kota dalam berbagai skala. Pada
dasarnya terdapat 2 pokok perbedaan penghubung visual yaitu menghubungan
dua daerah secara netral dan menghubungkan dua daerah dengan mengutamakan
satu daerah.
Terdapat 5 elemen dalam penghubung visual menurut Zahnd (2006)
yaitu garis, koridor, sisi, sumbu dan irama. Dalam merancang lanskap akan sangat
efektif bila menghubungkan fragmen dan bagian kota dengan cara penghubung
19
visual. Elemen garis menghubungkan secara langsung dua tempat dengan deretan
massa yang dapat dipakai sebuah deretan bangunan maupun deretan pohon yang
memiliki rupa massif. Elemen koridor dapat dibentuk oleh dua deretan massa
(bangunan atau pohon) kemudian membentuk sebuah ruang. Elemen sisi sama
seperti elemen garis tetapi massanya agak tipis. Elemen sumbu mirip dengan
elemen koridor yang bersifat spasial. Namun perbedaanya elemen ini sering
mengutamakan satu dari dua daerah berbeda. Elemen irama menghubungkan dua
tempat dengan variasi massa dan ruang, memiliki fungsi menghubungan dua
tempat secara menarik. Dalam pengaplikasiannya, perancangan lanskap wisata air
dapat berupa elemen garis, koridor, sisi, sumbu dan irama yang menghubungkan
satu taman dengan taman lainnya dengan memperhatikan peletakkan bangunan
maupun deretan pohon yang massif.
b. Penghubung Struktural
Sebuah kawasan yang letaknya berdekatan dapat terlihat berbeda dan
terpisah serta berdiri sendiri, hal ini dikarenakan kurangnya dalam memperhatikan
penghubung struktural. Colin dalam Zahnd (2006) menyatakan bahwa suatu krisis
obyek-obyek perkotaan dengan kondisi struktur yang sangat disayangkan.
Kawasan-kawasan yang tidak terhubungkan secara struktural atau terhubungkan
tapi secara kurang baik akan menimbulkan keraguan pada kualitas kota. Dalam
hal ini, Rowe dalam Zahnd (2006), menggunakan sebuah sistem perencanaan
yang mampu mengatasi masalah kesenjangan kawasan melalui bentuk jaringan
struktural yang lebih dikenal dengan sistem kolase (collage). Sama seperti
penghubung visual, terdapat dua perbedaan yaitu menghubungan dua daerah
secara netral dan menghubungkan dua daerah dengan mengutamakan satu daerah/
Pemakain kedua cara tersebut tergantung pada fungsi kawasan, sehingga cara
hubungannya secara hierarkis juga dapat berbeda.
Penghubung struktural sering berfungsi sebagai stabilisator dan
koordinator dalam lingkungannya, karena setiap kolase perlu diberikan stabilitas
tertentu dan koordinasi tertentu dalam strukturnya.
Terdapat beberapa elemen dalam penghubung struktural antara lain
elemen tambahan, sambungan dan tembusan. Elemen tambahan adalah
melanjutkan pola pembangunan yang sudah ada sebelumnya. Bentuk dan massa
20
ruang dapat berbeda namun dapat tetap dipahami sebagai bagian atau tambahan
pola yang sudah ada.
Elemen sambungan memperkenalkan pola baru pada lingkungan
kawasannya, sehingga diusahakan elemen ini dapat menyambung dua atu lebih
banyak pola disekitarnya sehingga dapat dimengerti sebagai satu kesatuan.
Elemen tembusan mirip dengan elemen tambahan namun lebih banyak polanya
dan lebih rumit karena didalamnya terdapat dua atau lebih pola yang sudah ada di
sekitarnya dan akan disatukan sebagai pola-pola yang sekaligus menembus dalam
satu kawasan.
2.3 Lansekap Ruang Luar
Ruang luar adalah ruang uang terkadi dengan membatasi alam hanya
pada bidang alas dan dindingnya, sedangkan atapnya dapat dikatakan tidak
terbatas. Menurut Asihara (1970), ruang luar disebut juga arsitektur tanpa atap,
merupakan ruang yan terjadi dengan menggunakan dua elemen pembatas atau
dibatasi dengan dua bidang, yakni lantai dan dinding. Hal ini yang kemudian
menyebabkan bahwa lantai dan dinding merupakan elemen penting dalam
merencanakan ruang luar. Lantai merupakan bagian dari lansekap sebuah kawasan
sehingga dalam merancang ruang luar dapat memfokuskan pada penataan
lansekapya. Menurut Hakim (2012), perencanaan lansekap secara prinsip adalah
upaya menciptakan dan menyambung kembali suatu rangkaian taman hijau kota
(green parks) dan ruang terbuka kota (open space) dengan cara visi jangka
panjang. Perencanaan lansekap (Hakim, 2012) adalah proses kolaboratif untuk
memberdayakan peran-serta masyarakat dalam pengambilan keputusan,
pembebasan lahan, pengembangan, konektivitas, pendanaan dan pengelolaan
sebuah ruang terbuka. Menurut Eckbo (1969), lansekap adalah suatu bentuk
pengalaman terus menerus yang tidak pernah berakhir. Sebuah jaringan terus
menerus dari hubungan timbal balik antar struktur, ruang terbuka dan alam. Eckbo
(1969), menyatakan bahwa dalam ruang terbuka perlu mengusahakan
perancangan keberlanjutan, keterhubungan dan hubungan antara bangunan-
bangunan, kawasan dan sekitar kawasan lansekap. Perancangan lansekap juga
21
dipandang sebagai seni dalam pengembangan pemanfaatan dan pengalaman
manusia dalam ruang terbuka.
Dalam merancang lansekap daerah rekreasi, maka segala sesuatu yang
dianlisis baik tapak, aktifitas, selalu mengarah pada tujuan rekreasi. Dalam tahap
analisa ini, memerlukan pertimbangan yang sistematis terhadap beberapa faktor.
Faktor tersebut menurut White dalam Hakim (2012) antara lain:
a. Analisis terhadap aktifitas dan fungsi pemakai untuk mendapatkan program
kebutuhan.
b. Analisis terhadap lingkungan alamiah untuk memahami karakteristik tapak.
Hal ini meliputi elemen alami sekitar tapak yang penting bagi rancangan
tapak.
c. Analisis lingkungan buatan untuk memahami konsepsi dari masterplan. Hal
ini menyangkut batas tapak, mengetahui konsepsi ruang seperti aktifitas ruang
public/aktifitas utama ruang luar yang ingin dicapai.
d. Analisis terhadap sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan tapak sekitar
termasuk kebijakan umum yang mempengaruhi perkembangan tapak. Dalam
hal ini misalnya terkait peraturan atau kebijakan pemerintah mengenai garis
sempadan. Hal ini juga dapat menyangkut tentang aktiftas kegiatan
masyarakat sekitar sehingga menjadi pertimbangan dalam menentukan zoning
dan aktifitas kegiatan yang dirancang.
Hal ini sejalan dengan Eckbo (1969), dalam bukunya yang berjudul The
Landscape We See, menyatakan terdapat beberapa elemen lansekap yang perlu
diperhatikan oleh perancang kawasan ruang terbuka. Seperti yang dikemukakan
oleh Eckbo (1969), antara lain :
a. Kepribadian (personality) dan perilaku dari pengguna sebagai
perwakilan/gambaran dalam ruang terbuka.
b. Permasalahan teknis yang meliputi konstruksi, tanah, iklim, drainase, dan
kemungkinan serta jenis vegetasi.
c. Fungsional atau masalah penggunaan, meliputi hubungan antara manusia,
struktur, kawasan dan lingkungan sekitar.
22
d. Masalah Estetika meliputi kehati-hatian dalam teknis dan penggunaan
membuat perancang terkadang membuat bentuk yang kurang memperhatikan
desain estetika perancangan ruang terbuka.
Sedangkan menurut Gold (1980), prinsip umum dalam perencanaan
lansekap pada kawasan rekreasi/wisata antara lain:
a. Semua orang melakukan aktifitas memakai fasilitas rekreasi
b. Rekreasi harus dikoordinasikan dengan kemungkinan rekreasi yang lain
untuk menghindari duplikasi
c. Rekreasi harus berintegrasi dengan pelayanan umum lain, aspek
kesehatan, pendidikan dan transportasi
d. Fasilitas harus dapat beradaptasi dengan kebutuhan di masa depan
e. Masyarakat dan sistem sosial budaya harus terlibat dalam proses
perencanaan
f. Perencanaan local dan regional harus terintegrasi
g. Terlebih dahulu harus tersedia lahan yang akan dikembangkan dan
dirancang sebagai kawasan wisata
h. Fasilitas harus menjadikan lahan secara efisien dan seefektif mungkin dan
menciptakan kenyamanan, keamanan dan kebahagiaan pengunjung.
Ruang rekreasi/wisata membutuhkan pertimbangan penting serta syarat
fundamental dari preferensi dan kepuasan pengunjung. Menurut Gold (1980) dua
konsep penting dalam experience taman kota dan ukuran preferensi kepuasan
pengunjung antara lain kualitas sumber dan kualitas penggunaan. Kualitas sumber
didasarkan pada fisik alam, vegetasi, serta kualitas fisik fasilitas buatan.
Sedangkan kualitas penggunaan adalah kepuasan dalam mengunjungi area, seperti
pelayanan, kebisingan, tingkat kriminalitas.
Sebagai lansekap kawasan taman dengan karakter wisata taman, maka
dalam penataan lansekap kawasan sepanjang Sungai Kali Mas perlu
memperhatikan berbagai elemen penting seperti kepribadian dan perilaku
pengguna/wisatawan, permasalahan teknis (kawasan sungai), penggunaan lahan,
estetika dan keamanan.
23
2.4 Perancangan Taman
Menurut Laurie (1986), Taman (garden) diterjemahkan dari bahasa
Ibrani, Gan berarti melindungi atau mempertahankan lahan yang ada dalam suatu
lingkungan berpagar, Oden berarti kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan
Secara lengkap dapat diartikan taman adalah sebidang lahan berpagar yang
digunakan untuk mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan.
Menurut Arifin (2006), beberapa elemen perancangan taman dapat
diklasifikasikan menjadi:
a. Berdasarkan jenis dasar elemen :
1) Elemen alami
2) Elemen non alami (buatan)
b. Berdasarkan kesan yang ditimbulkan:
1) Elemen lunak (soft material) seperti tanaman, air dan satwa.
2) Elemen keras (hard material) seperti paving, pagar, patung, pergola,
bangku taman, kolam, lampu taman, dan sebagainya.
c. Berdasarkan kemungkinan perubahan:
Taman dalam skala besar (dalam konteks lansekap), memiliki elemen
perancangan yang lebih beragam yang memiliki perbedaan dalam hal
kemungkinan dirubah. Elemen tersebut diklasifikasikan menjadi:
1) Elemen mayor (elemen yang sulit diubah), seperti sungai, gunung,
pantai, hujan, kabut, suhu, kelembaban udara, radiasi matahari, angin,
petir dan sebagainya.
2) Elemen minor (elemen yang dapat diubah), seperti sungai kecil, bukit
kecil, tanaman, dan sebagainya serta elemen buatan manusia.
Taman kota dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu:
1. Bergerombol atau menumpuk, yaitu taman kota dengan komunitas vegetasinya
terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah vegetasinya minimal 100 pohon
dengan jarak tanam rapat yang tidak beraturan.
2. Menyebar, yaitu taman kota yang tidak mempunyai pola tertentu dengan
komunitas vegetasinya tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam bentuk rumpun
atau gerombol-gerombol kecil.
24
3. Berbentuk jalur, yaitu komunitas vegetasinya tumbuh pada lahan yang
berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentukan sungai, jalan, pantai,
saluran, dan sebagainnya.
Sedangkan beberapa prinsip desain yang harus diperhatikan dalam
pembuatan taman antara lain :
a. Tema, unity.
Penetapan tema yang terlihat dari adanya kesan kesatuan (unity)
merupakan upaya untuk memunculkan kesan utama, karakter atau identitas.
Melalui unity yang terjadi, karakter taman dapat terlihat dengan jelas, misal
memiliki karakter sebagai taman bermain, taman rumah, taman formal, taman
tropis, dan sebagainya.
b. Gradasi, variasi, repetisi.
Pembuatan gradasi bertujuan untuk menimbulkan kesan gerak sehingga
terkesan dinamis dan berirama. Hal ini akan mencegah kemonotonan.
Contoh :
1) warna hijau menjadi gradasi hijau tua ke hijau muda
2) bentuk bulat diolah menjadi berbagai variasi bulat, misal berdasarkan
ukuran (kecil – besar), berdasarkan tekstur (halus – kasar) dan sebagainya.
c. Kontras, penarik perhatian.
Melalui pembuatan desain elemen tertentu yang memiliki kontras dengan
elemen yang lainnya, akan menarik perhatian. Pemberian kontras ini akan
memberikan kesan kejutan ataupun klimaks. Kontras, antara lain dapat dibuat
dengan menerapkan:
1) warna yang menyolok
2) bentuk individual yang menarik
3) elemen yang unik, misal peletakan elemen tanaman pada lingkungan
yang terdiri dari elemen buatan, dan sebagainya.
d. Kontrol, balance, skala, sederhana.
Prinsip desain ini mampu menjadi aspek penyeimbang, agar taman
terkesan harmonis. Pada dasarnya desain merupakan pengaturan dan ekspresi dari
elemen-elemen disain. Elemen desain terdiri dari titik, garis, bentuk/pola, warna,
tekstur,
25
bunyi, aroma dan gerak. Karakter / sifat yang melekat pada elemen taman ditata
berdasarkan prinsip –prinsip desain.Berdasarkan teori yang ada maka beberapa
elemen penting yang akan digunakan dalam penelitian ini, antara lain elemen
keras (hard material) dan elemen lunak (soft material).
2.5 Kawasan Tepian Sungai
Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan
pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara sengan
dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Sebagaimana tedapat dalam
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai, terdapat perlindungan
ruas restorasi sungai salah satunya melalui kegiatan fisik. Dalam melakukan
kegiatan fisik pengembangan sungai termasuk pariwisata dilakukan dengan tidak
merusak ekosistem sungai, mempertimbangkan karakteristik sungai, kelestarian
keanekaragaman hayati serta kekhasan dan aspirasi daerah/masyarakat setempat.,
mengakibatkan terganggunya aliran sungai dan/atau keruntuhan tebing sungai.
Garis sempadan adalah garis maya di kiri dan kanan palung sungai yang
ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai.
karakteristik sungai, kelestarian keanekaragaman hayati serta kekhasan dan
aspirasi daerah/masyarakat setempat. Kegiatan pengembangan sungai yang
dilarang antara lain kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran,
mengakibatkan terganggunya aliran sungai dan/atau keruntuhan tebing sungai.
Kemudian pada peraturan tersebut disebutkan bahwa garis sempadan
sungai bertanggul didalam kawasan perkotaan ditentukan paling sedikit berjarak 3
meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai. Sebagaimana kondisi
Sungai Kali Mas yang terletak di dalam bagian wilayah Kota Surabaya, serta
kondisi fisiknya yang bertanggul maka dalam pengembangan kawasannya perlu
memperhatikan jarak garis sempadan sungai sebesar 3 meter sepanjang alur
Sungai Kali Mas.
26
2.6 Studi Kasus Kawasan Wisata Air Sepanjang Sungai Singapura
Studi kasus yang dipilih adalah kegiatan wisata air sepanjang sungai
Singapura. Hal ini dikarenakan kondisi lokasi sungai yang berada di tengah kota
Singapura memiliki kemiripan dengan lokasi sungai Kali Mas, yakni di tengah
kota Surabaya. Selain itu kegiatan wisata yang ada di Sepanjang Sungai Singapura
ini memiliki kemiripan yakni kegiatan wisata air sungai Kali Mas, yakni kegiatan
wisata air menyusur sungai.
Pengembangan wisata air sungai dalam kawasan perkotaan sebagai
kegiatan wisata yang berhasil adalah kawasan wisata air Sungai Singapura. Pada
kawasan wisata air Sungai Singapura ini sebagaimana terdapat dalam The
Geographical Journal Volume 170. No. 3 Tahun 2004, dengan Judul The
Singapore River Thematic Zone :Sustainable Tourism in Urban Context,
menjelaskan mengenai bagaimana Singapura melakukan strategi pembangian
zona-zona dalam kawasan wisata sebagai strategi dalam mencapatkan modal
pariwisata internasional.
Gambar 2. 2 Kondisi Sungai Singapura dengan 3 Dermaga Utamanya
(The Geographical Journal Volume 170. No. 3, 2004)
27
Pemerintah membagi wisata kota dalam 11 tema zona berbeda yang
dihasilkan Departemen Pariwisata dalam memastikan pengembangan wisata
perkotaan yang berkelanjutan. Kawasan wisata dengan zona tematik Singapura
dilakukan dari muara hingga Jembatan Kim Seng dengan panjang 3,2 km dan luas
kurang lebih 82 Ha. Sungai Singapura memiliki kondisi dengan kawasan
perumahan sebagian besar berupa kondominium dan apartemen. Seiring dengan
pengembangan kota, bangunan-bangunan lama yang ada di sepanjang sungai
tersebut dibongkar dan diperuntukkan bagi bangunan-bangunan tinggi sebagai
pusat bisnis, serta secara bertahap aktivitas di dalamnya juga direlokasi.
Pada tahun 1969 rencana pembersihan dan perbaikan kualitas lingkungan
Sungai Singapura mulai dilakukan dan selesai pada tahun 1983. Sungai Singapura
diubah menjadi zona rekreasi dan hiburan yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
Area Dermaga atau Boat Quay sebagai tempat hiburan dan restoran, Area Clarke
Quay sebagai festival marketplace, dan Area Robertson Quay mengakomodasi
fasilitas hunian seperti apartemen dan hotel serta perdagangan retail.
Setiap bagian tersebut memiliki dermaga yang memungkinkan
pengunjung singgah dari satu bagian ke bagian yang lain. Keterhubungan yang
terjadi di kawasan wisata air Sungai Singapura ini dapat menjadi contoh bagi
penataan kawasan wisata air di Sungai Kalimas. Keberadaan fasilitas dermaga
perahu pada setiap bagian wisata memiliki peran penting, selain adanya jalur
pedestrian yang juga tidak kalah penting perannya bagi keberadaan kawasan
wisata air. Pada kawasan wisata air di Singapura ini memang mengedepankan
fasilitas pejalan kaki, sehingga tetap memungkinkan bagi pengunjung apabila
ingin menjelajahi kawasan wisata ini tidak harus atau hanya bisa menggunakan
perahu saja. Pemberian opsi yang berbeda bagi pengunjung membuat kawasan
wisata ini banyak diminati baik masyarakat Singapura sendiri hingga wisatawan
mancanegara.
28
Gambar 2. 3 Kondisi Kawasan Wisata Air Sungai Singapura di Clarke Quay,
Singapura (http://tsiskyspan.com/wp-
content/uploads/2013/04/Clarke-Quay-.pdf, 2006 )
Kondisi jalur pejalan kaki yang ada di kawasan wisata air di Singapura
ini memiliki tingkat kenyamanan yang cukup tinggi, adanya keberadaan tanaman
peneduh sepanjang jalur pejalan kaki serta keberadaan kafe dan restoran hingga
toko souvenir di sepanjang Sungai Singapura menjadi atraksi yang juga tidak
kalah menarik. Kemudian dalam kawasan wisata ini juga terdapat beberapa
jembatan yang menghubungkan sisi kiri dan kawasan bagian Sungai Singapura
ini, diantara jembatan-jembatan tersbut terdapat pula jembatan yang mengandung
historical tinggi. Sehingga selain memberi kesempatan pengunjung untuk
menikmati keindahan Sungai Singapura, kawasan wisata ini juga tetap
mempertahankan nilai budaya yang dimiliki.
29
Kondisi hardscape yang ada di kawasan wisata air ini memiliki beberapa
bangunan heritage yang dipertahankan keasliannya dan memanfaatkannya dengan
fungsi bangunan baru yang mendukung kegiatan wisata, seperti menjadikan
restoran atau toko souvenir. Pemanfaatan bangunan lama ini dilakukan dengan
mengganti cat menjadi warna warni menarik dan menambah nilai estetika dan
menjadikan atraksi yang menarik. Sedangkan pada kondisi softscape, kawasan ini
tetap mempertahankan keberadaan pohon-pohon eksisting, sehingga pada koridor
kawasan wisata air ini meski ditambahkan tutupan agar teduh selama berjalan
kaki, juga memberikan desain dengan menyesuaikan keberadaan pohon-pohon
tersebut.
Sungai Singapura masuk dalam tema Zona Malam dengan
menitikberatkan pada citra “a City That Never Sleeps” atau Kota yang Tidak
Pernah Tidur. Zona ini menyajikan makan malam di tempat terbuka, kehidupan
malam, pencahayaan yang semarak, dan hiburan keluaraga yang ramah. Sehingga
kegiatan wisata air Sungai Singapura ini tidak hanya menyuguhkan atraksi wisata
pada siang hari namun juga malam hari Sebagian besar hunian di Sungai
Singapura ini berupa kondominium dan apartemen serta dilengkapi dengan pusat
perbelanjaan yang dihuni oleh ekspatriat dan kalangan menengah keatas yang
ingin tinggal di pusat kota. Selain itu juga terdapat beberapa hotel, mulai dari
yang mewah hingga keberadaan akomodasi yang sederhana menjadikan kawasan
ini pusat rekreasi dan hiburan dengan fasilitas yang beragam.
Critical Review Berdasarkan Studi Kasus
Berdasarkan studi kasus yang telah dijelaskan terdapat beberapa
perbedaan yaitu kegiatan wisata air yang ada di sungai Singapura juga aktif
beroperasi di malam hari, dimana hal ini juga dapat diterapkan pada kegiatan
wisata air di sungai Kali Mas. Hal ini dapat menarik wisatawan lebih banyak dan
memberikan pilihan untuk berwisata dan menikmati wisata air pagi hingga malam
hari. Hal lain yang dapat diambil terkait keberadaan pengembangan wisata air
sungai Singapura yang dapat menjadi rujukan bagi wisata air sepanjang sungai
Kali Mas, antara lain :
1. Kawasan wisata air harus memiliki fasilitas utama berupa dermaga yang
dapat menghubungkan setiap spot wisata yang ada.
30
2. Kawasan wisata air harus memiliki jalur pedestrian yang nyaman dan
memiliki atraksi yang menarik seperti kafe atau restoran di sepanjang
koridor sungai.
3. Kawasan wisata air sebaiknya memiliki beberapa jembatan sebagai
penghubung bagi sisi kanan dan kiri bagian sungai. Selain sebagai atraksi
yang menarik, jembatan juga memberikan kesempatan bagi wisatawan
untuk menikmati pemandangan sungai.
4. Kawasan wisata air sebaiknya memiliki karakteristik softscape yang
rindang dan teduh sehingga memberikan kenyamanan bagi wisatatan
5. Kawasan wisata air sebaiknya memiliki karakteistik hardscape tematik
yang menarik, misalnya memanfaatkan bangunan lama yang ada dan
mempercantik serta memanfaatkan sebagai kegiatan yang mendukung
kawasan wisata air, seperti restoran atau toko souvenir.
6. Kawasan wisata air sebaiknya tetap hidup di malam hari, dengan atraksi
makan malam di tempat terbuka, kehidupan malam, pencahayaan yang
semarak dan hiburan keluaraga yang ramah
2.7 Sintesa Pustaka
Sintesa kajian pustaka merupakan sari dari paparan kajian pustaka yang
akan dipakai sebagai dasar-dasar dalam melakukan penelitian. Berikut sintesa
kajian pustaka pada penelitian ini :
Tabel 2. 1 Sintesa Pustaka
No Teori Sumber Kajian Sintesa Pustaka
1
Pemahaman
Wisata Air
Spillane (1994)
Elemen yang diperhatikan dari kawasan
wisata :
Attraction (daya tarik), Fasilitas,
Infrastruktur, Accessibility, Transportasi
Komponen yang
diperhatikan dari
kawasan wisata air :
Satu, Atraksi atau
Attraction (daya tarik)
Kawasan wisata
31
No Teori Sumber Kajian Sintesa Pustaka
Middleton (2001)
Komponen dalam kegiatan wisata antara
lain: Atraksi, Fasilitas dan Aksesibilitas
memiliki atraksi yang
menarik dan k has serta
memilki “something to
see”, “something to do”
dan “something to buy”
Kedua, Fasilitas
Kawasan wisata
memiliki fasilitas
pendukung wisata yang
memadai seperti
dermaga, pusat
informasi wisata,
shelter, akomodasi,
musholla, toilet,
souvenir shop,
playground dan fasilitas
olah raga air.
Ketiga, Aksesibilitas
yang mendukung
pencapaian kawasan
wisata
Yoeti (1997)
Komponen dalam pengembangan wisata:
Atraksi, Aksesibilitas dan Fasilitas
(Amenities).
Serta memiliki “something to see”,
“something to do” dan “something to buy”.
Direktorat Jendral Pariwisata Republik
Indonesia
berkembangnya pariwisata sangat
tergantung pada empat factor yaitu : 1.
Attraction (daya tarik), 2. Amenities
(fasilitas), 3. Accessibility dan 4. Tourist
organization.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2010 Tentang
Pengusahaan Pariwisata Alam Di Suaka
Margasatwa, Taman Nasional, Taman
Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam
Usaha wisata tirta atau wisata air adalah
usaha menyelenggarakan wisata dan
olahraga air termasuk penyediaan sarana
dan jasa lainnya yang dikelola secara
komersial di perairan laut, pantai, sungai,
dan danau.
2 Teori Taman
(Laurie, 1986), Taman adalah sebidang
lahan berpagar yang digunakan untuk
mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan
kenyamanan.
Elemen perancangan
taman antara lain
Satu, Elemen Lunak
Kedua, Elemen Keras.
Keduanya dapat
berpotensi memberi
32
No Teori Sumber Kajian Sintesa Pustaka
Gallion and Eisner (1997), Taman yang
berfungsi sebagai sebuah taman rekreasi
memiliki fasilitas dan moda-moda
penikmatan yang lengkap dan orang-orang
membayar untuk menikmatinya.
kesan kesenangan,
kegembiraan dan
kenyamanan yang dapat
dinikmati pengunjung
serta memberikan
kesempatan rekreasi
pada taman kota
Arifin (2006), menyatakan elemen
perancangan taman berdasarkan kesan yang
ditimbulkan:
1)Elemen lunak (soft material) seperti
tanaman, air dan satwa.
2) Elemen keras (hard material) seperti
paving, pagar, patung, pergola, bangku
taman, kolam, lampu taman, dan sebagainya
3 Teori Lansekap
Terdapat beberapa faktor penting dalam
analisis tapak sebuah lansekap menurut
White dalam Hakim (2012), antara lain:
a. Analisis terhadap aktifitas dan
fungsi pemakai untuk mendapatkan
program kebutuhan.
b. Analisis terhadap lingkungan
alamiah untuk memahami karakteristik
tapak. Hal ini meliputi elemen alami sekitar
tapak yang penting bagi rancangan tapak.
c. Analisis lingkungan buatan untuk
memahami konsepsi dari masterplan. Hal
ini menyangkut batas tapak, mengetahui
konsepsi ruang seperti aktifitas ruang
public/aktifitas utama ruang luar yang ingin
dicapai.
d. Analisis terhadap social, ekonomi,
budaya dan lingkungan tapak sekitar
termasuk kebijakan umum yang
mempengaruhi perkembangan tapak. Dalam
Beberapa elemen yang
perlu diperhatikan
dalam penataan
lansekap kawasan
wisata antara lain :
Satu, Perilaku
pengguna/ wisatawan,
karena suatu penataan
lansekap kawasan
wisata harus dapat
mewadahi dan
memfasilitasi pengguna
dengan melihat perilaku
pengguna/wisatawan
Kedua, Permasalahan
teknis , karena suatu
penataan lansekap
kawasan wisata harus
menyesuaikan kondisi
33
No Teori Sumber Kajian Sintesa Pustaka
hal ini misalnya terkait peraturan atau
kebijakan pemerintah mengenai garis
sempadan. Hal ini juga dapat menyangkut
tentang aktiftas kegiatan masyarakat sekitar
sehingga menjadi pertimbangan dalam
menentukan zoning dan aktifitas kegiatan
yang dirancang.
fisik lansekap dan
memperhatikan
kegiatan wisata terkait
permasalahan teknis
kawasan
Ketiga, Tata Guna
Lahan, karena tata guna
lahan suatau penataan
lansekap kawasan
wisata harus terintegrasi
dan mendukung
kegiatan yang ada.
Keempat, Estetika,
karena suatu penataan
lansekap kawasan
wisata harus memiliki
estetika yang memberi
kesan rekreatif
Kelima, Keamanan,
penataan lansekap
kawasan wisata
sebaiknya memberikan
keamanan yang
memberikan rasa
nyaman dan bahagia
bagi pengunjung
Terdapat beberapa elemen lansekap yang
perlu diperhatikan oleh perancangan
kawasan lansekap ruang terbuka Eckbo
(1969), antara lain :
a. Kepribadian (personality) dan perilaku
dari pengguna sebagai perwakilan/gambaran
dalam ruang terbuka.
b. Permasalahan teknis yang meliputi
konstruksi, tanah, iklim, drainase, dan
kemungkinan serta jenis vegetasi.
c. Fungsional atau masalah penggunaan,
meliputi hubungan antara manusia, struktur,
kawasan dan lingkungan sekitar.
d. Masalah Estetika meliputi kehati-hatian
dalam teknis dan penggunaan membuat
perancang terkadang membuat bentuk yang
kurang memperhatikan desain estetika
perancangan ruang terbuka
Menurut Gold (1980), prinsip umum dalam
perencanaan lansekap pada kawasan
rekreasi/wisata antara lain:
a. Semua orang melakukan aktifitas
memakai fasilitas rekreasi
b. Rekreasi harus dikoordinasikan dengan
kemungkinan rekreasi yang lain untuk
menghindari duplikasi
34
No Teori Sumber Kajian Sintesa Pustaka
c. Rekreasi harus berintegrasi dengan
pelayanan umum lain, aspek kesehatan,
pendidikan dan transportasi
d. Fasilitas harus dapat beradaptasi dengan
kebutuhan di masa depan
e. Masyarakat dan sistem sosial budaya
harus terlibat dalam proses perencanaan
f. Perencanaan lokal dan regional harus
terintegrasi
g. Terlebih dahulu harus tersedia lahan yang
akan dikembangkan dan dirancang sebagai
kawasan wisata
h. Fasilitas harus menjadikan lahan secara
efisien dan seefektif mungkin dan
menciptakan kenyamanan, keamanan dan
kebahagiaan pengunjung.
4
Teori
Keterhubungan
Bacon dalam Zahnd (2006), menyatakan
bahwa penghubung visual ataulinkage
visual mampu menyatukan daerah kota
dalam berbagai skala
Beberapa elemen
penghubung yang dapat
menghubungkan antar
kawasan dalam kota
adalah
Satu, Penghubung
Visual yang dapat
menyatukan kawasan
dalam kota baik berupa
garis, koridor, sisi,
sumbu maupun irama
Kedua, Penghubung
Struktural yang dapat
meningkatkan kualitas
kawasan wisata dan
menyatukan potensi
Colin dalam Zahnd (2006), menyatakan
kawasan-kawasan yang tidak terhubungkan
secara struktural atau terhubungkan tapi
secara kurang baik akan menimbulkan
keraguan pada kualitas kota
Ching dalam Zahnd (2006), menyatakan
sistem penghubung kolektif digunakan
untuk memperkuat kualitas kawasan melalui
pengelompokan berbahai objek sebagai
bagian dari bentuk yang kolektif
Zahnd (2006), menyatakan terdapat 5
elemen dalam penghubung visual yaitu
garis, koridor, sisi, sumbu dan
35
No Teori Sumber Kajian Sintesa Pustaka
irama.Terdapat beberapa elemen dalam
penghubung struktural antara lain elemen
tambahan, sambungan dan tembusan.
wisata melalui elemen
tambahan, sambungan
maupun tembusan.
Sumber : Pemahaman Pustaka, 2014
Berdasarkan hasil sintesa yang didapatkan dari teori dan pemahaman
terkait penataan ruang luar kawasan wisata serta kegiatan wisata air, maka dalam
pemahaman wisata air terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan sebagai
kriteria umum atau framework dari penataan ruang luar kawasan wisata air antara
lain :
1. Teori Wisata Air yang selanjutnya dalam aspek yang ditinjau dalam
penelitian masuk ke dalam aspek wisata air. Aspek wisata air harus
memperhatikan elemen penting diantaranya :
Satu, Atraksi (daya tarik)
Kawasan wisata air harus memiliki atraksi yang menarik dan khas serta
memilki “something to see”, “something to do” dan “something to buy”
Kedua, Fasilitas
Kawasan wisata air harus memiliki fasilitas pendukung wisata yang memadai
seperti dermaga, pusat informasi wisata, shelter, akomodasi, musholla, toilet,
souvenir shop, playground dan fasilitas olah raga air.
Ketiga, Aksesibilitas
Kawasan wisata air harus memiliki aksesibilitas yang dapat mendukung
pencapaian kawasan wisata
2. Teori Taman yang selanjutnya dalam aspek yang ditinjau dalam penelitian
masuk ke dalam aspek perancangan taman. Aspek perancangan taman
memperhatikan elemen:
Satu, Elemen Lunak (softscape)
Elemen lunak (softscape) sebaiknya dapat memberi kesan kesenangan,
kegembiraan dan kenyamanan yang dapat dinikmati pengunjung
36
Kedua, Elemen Keras. (hardscape)
Elemen lunak (hardscape) sebaiknya dapat memberi kesan kesenangan,
kegembiraan dan kenyamanan yang dapat dinikmati pengunjung
3. Teori Lansekap yang selanjutnya dalam aspek yang ditinjau dalam
penelitian masuk ke dalam aspek penataan lansekap. Aspek Penataan Lansekap
harus memperhatikan elemen penting diantaranya :
Satu, Kepribadian dan perilaku pengguna/wisatawan
Penataan lansekap kawasan wisata harus dapat mewadahi dan memfasilitasi
pengguna dengan melihat perilaku pengguna/wisatawan
Kedua, Permasalahan teknis sungai
Penataan lansekap kawasan wisata harus menyesuaikan kondisi fisik lansekap
dan memperhatikan kegiatan wisata terkait permasalahan teknis kawasan
Ketiga, Penggunaan lahan
Tata guna lahan suatau penataan lansekap kawasan wisata harus terintegrasi
dan mendukung kegiatan wisata yang ada.
Keempat, Estetika
Penataan lansekap kawasan wisata harus memiliki estetika yang memberikan
kesan rekreatif
Kelima, Keamanan
Penataan lansekap kawasan wisata sebaiknya memberikan keamanan yang
memberikan rasa nyaman dan bahagia bagi pengunjung.
4. Teori Keterhubungan (Linkage) yang selanjutnya dalam aspek yang
ditinjau dalam penelitian masuk ke dalam aspek keterhubungan. Aspek
Keterhubungan harus memperhatikan elemen penting diantaranya :
Satu, Penghubung Visual
Kawasan wisata sebaiknya memiliki penghubung visual yang dapat
menyatukan kawasan wisata baik berupa garis, koridor, sisi, sumbu atau irama
Kedua, Penghubung Struktural
Kawasan wisata sebaiknya memiliki penghubung structural yang dapat
meningkatkan kualitas kawasan wisata dan menghubungkan setiap potensi
baik melalui elemen tambahan, sambungan maupun tembusan
Keempat aspek selanjutnya menjadi framework dalam penataan ruang luar
37
kawasan wisata air Sungai Kali Mas yang diwujudkan dalam kriteria umum.
Pembahasan kriteria umum disajikan dalam sub bab 2.8.
2.8 Kriteria Umum
Hasil sintesa kajian pemahaman dan teori menjadi dasar dalam
mendapatkan kriteria umum penataan ruang luar kawasan sepanjang Sungai Kali
Mas Surabaya, antara lain :
Tabel 2. 2 Kriteria Umum
No. Aspek Penelitian
yang ditinjau
Kriteria Umum
1. Aspek Wisata Air Dalam merancang kawasan wisata, kriteria yang harus
diperhatikan antara lain :
Satu,Atraksi atau Attraction (daya tarik)
Kawasan wisata air harus memiliki atraksi yang menarik
dan khas serta memilki “something to see”, “something to do”
dan “something to buy”.
Kedua, Fasilitas
Kawasan wisata air harus memiliki fasilitas pendukung
wisata yang memadai seperti dermaga, pusat informasi wisata,
shelter, akomodasi, musholla, toilet, souvenir shop,
playground dan fasilitas olah raga air.
Ketiga, Aksesibilitas
Kawasan wisata air harus memiliki aksesibilitas yang
dapat mendukung pencapaian kawasan wisata.
Beberapa kriteria ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan
pengunjung dan wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata.
2. Aspek
Perancangan
Taman
Dalam merancang kawasan taman penting dalam
memperhatikan elemen perancangan taman, yaitu :
Satu, Elemen lunak (softscape )
Kawasan wisata sebaiknya memiliki elemen lunak
(softscape) yang dapat berpotensi memberi kesan kesenangan,
38
No. Aspek Penelitian
yang ditinjau
Kriteria Umum
kegembiraan dan kenyamanan yang dapat dinikmati
pengunjung
Kedua, Elemen keras (hardtscape)
Kawasan wisata sebaiknya memiliki elemen keras
(hardscape) yang dapat berpotensi memberi kesan
kesenangan, kegembiraan dan kenyamanan yang dapat
dinikmati pengunjung
3. Aspek Penataan
Lansekap
Untuk merancang kawasan lansekap yang dapat menjembatani
manusia/wisatawan dalam kawasan wisata maka perlu
mempertimbangkan kriteria berikut antara lain :
Satu, Perilaku pengguna/ wisatawan
Penataan lansekap kawasan wisata harus dapat mewadahi
dan memfasilitasi pengguna dengan melihat perilaku
pengguna/wisatawan
Kedua, Permasalahan teknis sungai
Penataan lansekap kawasan wisata harus menyesuaikan
kondisi fisik lansekap dan memperhatikan kegiatan wisata
terkait permasalahan teknis kawasan
Ketiga, Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan suatau penataan lansekap kawasan
wisata harus terintegrasi dan mendukung kegiatan wisata yang
ada.
Keempat, Estetika
Penataan lansekap kawasan wisata harus memiliki estetika
yang memberikan kesan rekreatif
Kelima, Keamanan
Penataan lansekap kawasan wisata sebaiknya memberikan
keamanan yang memberikan rasa nyaman dan bahagia bagi
pengunjung.
39
No. Aspek Penelitian
yang ditinjau
Kriteria Umum
4. Aspek
Keterhubungan
Dalam menghubungkan kawasan satu dengan yang lain dalam
perancangan kawasan wisata, kriteria umum yang perlu
diperhatikan adalah :
Satu, Penghubung Visual
Kawasan wisata sebaiknya memiliki penghubung visual
yang dapat menyatukan kawasan wisata baik berupa garis,
koridor, sisi, sumbu atau irama
Kedua, Penghubung Struktural
Kawasan wisata sebaiknya memiliki penghubung structural
yang dapat meningkatkan kualitas kawasan wisata dan
menghubungkan setiap potensi baik melalui elemen
tambahan, sambungan maupun tembusan
Sumber : Hasil Kajian, 2014
Keempat aspek yang didapatkan dari tinjuan pustaka selanjutnya digunakan
sebagai dasar dalam penentuan sasaran penelitian. Beberapa sasaran penelitian
yang dituju antara lain:
1. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan ruang luar terkait
keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air sepanjang Sungai Kali
Mas
Dalam mengidentifikasi potensi dan permasalahan ruang luar akan dilakukan
peninjauan dan analisis melalui dua aspek terkait, yakni Aspek Wisata Air dan
Aspek Perancangan Taman. Sehingga beberapa faktor dari Aspek Wisata Air dan
Aspek Perancangan Taman ini selanjutnya ditinjau dan dianalisis untuk mencapai
sasaran dengan alat analisis yang sesuai dan akan dibahas pada BAB III
Metodologi Penelitian.
2. Mendapatkan kriteria khusus penataan ruang luar sepanjang sungai
Kali Mas sebagai satu kawasan wisata air yang terpadu dan terintegrasi
40
Untuk mendapatkan kriteria khusus penataan ruang luar dengan tema wisata air
maka akan dilakukan peninjauan dan analisis pada aspek terkait, yakni Aspek
Penataan Lansekap. Beberapa faktor yang termasuk ke dalam selanjutnya ditinjau
dan dianalisis untuk mencapai sasaran dengan alat analisis yang sesuai dan akan
dibahas pada BAB III Metodologi Penelitian.
3. Mendapatkan konsep penataan ruang luar Sungai Kali Mas agar
terhubung melalui taman-taman di sepanjang Sungai Kalimas dengan tema
wisata air
Untuk dapat mendapatkan konsep penataan ruang luar yang terhubung pada
kawasan studi maka akan dilakukan peninjuan dan dan analisis pada aspek terkait,
yakni Aspek Keterhubungan (Linkage). Beberapa faktor yang termasuk ke Aspek
Keterhubungan (Linkage) selanjutnya ditinjau dan dianalisis untuk mencapai
sasaran dengan alat analisis yang sesuai dan akan dibahas pada BAB III
Metodologi Penelitian.
41
3. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian berisi penjelasan mengenai jenis penelitian,
penjabaran sasaran penelitian, teknik analisa, aspek-aspek yang ditinjau, metode
pengumpulan data, teknik penyajian data serta tahapan dalam penelitian.
3.1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
bertujuan untuk membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Jenis
penelitian ini tidak bertujuan mencari hubungan antara dua hal, melakukan tes
hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, melainkan
hanya ditujukan untuk mencari informasi faktual yang secara detail mencandra
gejala yang ada (Darjosanjoto, 2012).
3.2. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian yang digunakan mengacu pada sintesa pustaka dan
kriteria umum yang didapatkan berdasarkan BAB II Kajian Pustaka. Beberapa
sasaran penelitian yang dicapai antara lain :
1. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan ruang luar terkait
keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air sepanjang sungai Kali Mas
Dalam mengidentifikasi potensi dan permasalahan ruang luar dilakukan melalui
peninjauan dan analisis melalui dua aspek terkait, yakni aspek wisata air dan
aspek perancangan taman.
Sehingga beberapa faktor yang digunakan antara lain :
Aspek Wisata Air dengan beberapa faktor yang diteliti, antara lain Atraksi,
Fasilitas dan Aksesibilitas
Aspek Perancangan Taman beberapa faktor yang diteliti, antara lain
Elemen Lunak dan Elemen Keras
42
Berdasarkan beberapa faktor yang diteliti, maka digunakan alat analisa
walkthrough. Walkthrough analysis memungkinkan penelitian dengan melakukan
observasi pada kondisi eksisting dan meninjau dengan menggunakan rekaman
gambar atau foto sehingga dapat memberikan perwakilan dan mempresentasikan
kondisi kawasan studi dengan baik.
2. Mendapatkan kriteria khusus penataan ruang luar dengan konsep
wisata air pada Sungai Kali Mas
Untuk mendapatkan kriteria khusus penataan ruang luar dengan konsep wisata air
maka dilakukan peninjauan dan analisis pada aspek terkait, yakni aspek penataan
lansekap.
Sehingga beberapa faktor yang digunakan antara lain:
Aspek Penataan Lansekap dengan beberapa faktor yang diteliti, antara lain
kepribadian dan perilaku pengguna/wisatawan, permasalahan teknis
(kawasan sungai), penggunaan lahan, estetika dan.keamanan
Berdasarkan beberapa faktor yang diteliti, maka digunakan alat analisa cognitive
mapping pada faktor kepribadian dan perilaku pengguna/wisatawan. Alat analisis
ini dipilih karena dapat memberikan gambaran pengguna/pengunjung dan
mewakili gambaran pengguna pada sebuah ruang terbuka. Kemudian faktor
permasalahan teknis sungai, penggunaan lahan, estetika dan keamanan digunakan
alata analisis character appraisal. Dalam hal ini, peneliti meneliti kelima faktor
sehingga didapatkan kriteria khusus penataan ruang luar yang efektif, efisien dan
mendukung konsep wisata air.
3. Mendapatkan konsep penataan ruang luar sepanjang sungai Kali
Mas dengan konsep wisata air
Untuk dapat mendapatkan konsep penataan ruang luar yang terhubung pada
kawasan studi maka dilakukan peninjuan dan dan analisis pada aspek terkait,
yakni aspek keterhubungan (linkage).
Beberapa faktor yang termasuk ke dalam Aspek Keterhubungan (Linkage) yang
selanjutnya diteliti antara lain:
Aspek Keterhubungan (Linkage) dengan beberapa faktor yang diteliti,
antara lain linkage visual dan linkage struktural.
43
Berdasarkan beberapa faktor yang diteliti, maka digunakan alat analisa Character
Appraisal. Alat analisis ini dipilih karena dapat menilai karakteristik kawasan
eksisting dan dapat membantu menentukan konsep penataan ruang luar.
Penggunaan alat analisis ini dapat membantu peneliti dalam menentukan konsep
dalam menata ruang luar kawasan studi sehingga menjadikan kawasan yang
terhubung dan memilki keterhubungan yang baik dan mewujudkan satu kawasan
wisata air yang terintegrasi di sepanjang sungai Kali Mas.
3.3. Teknik Analisa
Dalam memilih teknik analisa dalam penelitian ini, digunakan dengan
mempertimbangkan sasaran penelitian berdasarkan kriteria umum pada bab
sebelumnya. Terdapat 4 kriteria umum yang didapatkan berdasarkan aspek wisata
air, aspek keterhubungan (linkage), aspek perancangan taman dan aspek penataan
lansekap. Berikut teknik analisa yang digunakan dalam penelitian.
1. Walkthrough Analysis
Dalam melakukan analisis ini peneliti melakukan pengamatan dengan
menyusuri sungai Kali Mas dari Taman Skate dan BMX, Taman Prestasi
serta Taman Ekspresi. Selain itu analisis ini digunakan juga untuk
mengamati kepuasan pengguna dengan mengevaluasi kawasan khususnya
berkaitan dengan penataan ruang luar kawasan wisata serta terkait aspek4
C, yakni kejelasan (conspicious); kenyamanan (comfortable), kesesuaian
(convenient) dan keramahan (convivial).
2. Cognitive Mapping
Cognitive Mapping merupakan teknik analisis untuk melakukan
peninjauan dan analisis terhadap pengunjung pada kawasan studi. Alat
analisis ini digunakan untuk mengamati kecenderungan penggunaan ruang
dan aktifitas yang menghasilkan pola peletakkan fasilitas penunjang bagi
wilayah studi. Hasilnya adalah berupa preferensi pengunjung terhadap
lingkungan yang disajikan dalam bentuk peta dan foto. Dalam cognitive
mapping juga digunakan untuk melakukan pendalaman pemahaman
keterhubungan atau linkage bagi pengguna/wisatawan pada kawasan.
44
3. Character Appraisal
Character Appraisal merupakan teknik analisis untuk mengidentifikasi
kondisi lingkungan kawasan studi sehingga dapat memutuskan karakter
penting kawasan dengan menggunakan kriteria yang terkait. Teknik
analisa ini juga dilakukan untuk mengetahui karakteristik ruang luar serta
menghasilkan kriteria khusus sebagagai tahapan selanjutnya dalam
mendapatkan konsep penataan ruang luar yang mendukung wisata air yang
terintegrasi sepanjang sungai Kali Mas.
3.4. Aspek yang Ditinjau
Aspek yang ditinjau dalam melakukan penelitian ini diperoleh dari
kesimpulan kajian pustaka dan merupakan bagian dari kriteria umum.
Berikut aspek yang ditinjau dalam penelitian ini disajikan pada tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Aspek yang Ditinjau No. Aspek Faktor Keterangan
1. Wisata Air
Atraksi
Atraksi meliputi obyek hiburan utama berupa kegiatan atau view pemandangan yang khas dan memiliki “Something to See” , “Something to Do” dan “Something to Buy”.
Fasilitas
Fasilitas mencakup kebutuhan kawasan wisata, seperti dermaga, pusat informasi wisata, shelter, akomodasi, musholla, toilet, souvenir shop, parkir dan fasilitas olah raga air.
Aksesibilitas
Aksesibilitas meliputi jalan, jalur pedestrian dan sarana angkutan air sungai untuk mencapai kawasan wisata
2. Perancangan Taman
Elemen lunak Elemen lunak adalah mencakup elemen taman seperti vegetasi dan pemilihan tanaman
Elemen keras Elemen keras, meliputi perkerasan,
45
No. Aspek Faktor Keterangan
sclupture dan bangunan lainnya 3. Penataan Lansekap Perilaku Pengguna Perilaku pengguna memfokuskan
pada pergerakan pengguna dan pemanfaatan ruang
Permasalahan Teknis Sungai
Permasalahan teknis terkait sungai meliputi tinjauan berdasarkan lebar sungai dan kondisi fisik kedalaman sungai
Penggunaan Lahan Penggunaan Lahan meliputi penataan pemanfaatan ruang dan optimalisasi ruang
Estetika Estetika mencakup keindahan dalam bentuk warna dan fitur estetik lainnya (pagar)
Keamanan Keamanan mencakup rasa bebas dari ancaman maupun kekhawatiran akan kejahatan dan keselamatan
4. Linkage Penghubung Visual
Penghubung visual meliputi keterhubungan secara visual yang menyatukan kawasan
Penghubung Struktural
Penghubung struktural meliputi elemen tambahan, sambungan, dan tembusan yang menyatukan kawasan
Sumber: Pemahaman Pustaka, 2014
3.5. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini didasarkan jenisnya
berdasarkan sumber perolehan data. Beberapa metode pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini antara lain :
1. Data Sekunder
Data sekunder dilakukan untuk mendapatkan kebijakan terkait. Serta
mengumpulkan teori-teori mengenai perancangan kota maupun dari disiplin
ilmu lain yang disesuaikan dengan perkembangan hasil yang diperoleh dari
penelitian, karena desain penelitian masih bersifat sementara dan dapat
46
berkembang sesuai dengan temuan di lapangan. Data sekunder juga dilakukan
dengan mengumpulkan peraturan dan kebijakan pemerintah terkait
perencanaan penggunaan lahan kawasan sepanjang sungai Kali Mas serta
peraturan pemanfaatan sungai Kali Mas.
2. Data Primer
Data primer dilakukan dengan melalui:
1) Observasi
Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti. Teknik ini dipilih karena observasi
dilakukan dengan turun ke lapangan secara intensif untuk memperoleh data
dan informasi dengan cara mengamati secara langsung dan
mendokumentasikan segala gejala-gejala yang terjadi sehingga lebih mengenal
lokasi dan kondisi ruang luar kawasan sepanjang sungai Kali Mas secara
sistematik dan spesifik.
2) Wawancara
Wawancara berisi sejumlah pertanyaan dalam bentuk tulisan untuk
memperoleh informasi dari responden mengenai preferensi pengunjung ketiga
taman kota dan wisatawan yang ada terkait kesan, pengalaman dan harapan.
Hasil dari wawancara kemudian diolah sebagai bahan pertimbangan dalam
membuat konsep desain penataan.
Dalam melakukan wawancara, peneliti memerlukan pemilihan dan kriteria
responden sehingga hasil wawancara yang didapatkan mewakili gambaran
kondisi, harapan dan kesan pengunjung dan wisatawan serta dapat dijadikan
bahan pertimbangan penentuan hasil konsep desain. Berdasarkan hasil
wawancara yang didapat, yakni 9 responden yang diwawancarai memiliki
karakter responden sebagai berikut:
a. Pengunjung/wisatawan pada tiap taman yang telah berkunjung minimal 3
kali dalam kawasan studi
b. Petugas dari pengelola atau dinas terkait (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Surabaya) dengan pengalaman 10 tahun terkait pengelolaan wisata air
pada kawasan studi.
3) Dokumentasi
47
Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan penyajian visual
gambar/foto yang memberikan gambaran kondisi nyata faktual di kawasan
studi untuk memberikan visualisasi kondisi eksisting kawasan sepanjang
sungai Kali Mas.
3.6. Teknik Penyajian Data
Penyajian data merupakan proses dalam penyusunan hasil pengumpulan
data secara terstruktur yang diperoleh melalui teknik penyajian dan analisa yang
dipilih. Menurut Darjosanjoto (2012), kesempurnaan susunan data akan
memudahkan untuk mempercepat proses analisa atau interpretasi yang menuju
pada perolehan kajian atau penelitian yang maksimal. Teknik penyajian data
dalam penelitian ini tediri atas :
a. Data Fisik
Data fisik terkait dengan penyajian data melalui gambar dan foto serta catatan-
catatan penting untuk memberikan keterangan kondisi eksisting kawasan
sepanjang sungai Kali Mas sehingga dapat menginformasikan secara lengkap
dan detail kondisi fisik kawasan.
b. Data Wawancara
Data-data yang diperoleh dari wawancara digunakan dalam mengetahui
preferensi masyarakat dalam menggunakan dan melakukan kegiatan di
kawasan studi, serta terkait harapan dan permasalahan yang dihadapi dalam
menikmati obyek wisata air pada kawasan sepanjang sungai Kali Mas.
Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui kepuasaan pengunjung terkait 4
C, yakni aspek kejelasan (conspicious); kenyamanan (comfortable); dan
kesesuaian (convenient) serta keramahan (convivial).
c. Data Pustaka
Data pustaka merupakan data terkait dengan referensi program dan kebijakan
pemerintah terkait pengembangan obyek wisata air di kawasan sepanjang
sungai Kali Mas.
48
3.7. Tahapan Penelitian
Tahap analisa penelitian pedoman langkah-langkah yang dilakukan runut
dan terstrukur untuk menyusun penelitian ini. Tahapan penelitian membantu
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan agar tercapai tujuan dalam
penelitian. Tabel tahapan penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
3.2.
Berdasarkan tahapan penelitian dapat diketahui bahwa dalam menyelesaikan tiga
sasaran berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah disusun, memerlukan
beberapa teknik analisis yakni walkthrough analysis, cognitive mapping dan
character appraisal untuk merumuskan konsep penataan ruang luar di sepanjang
sungai Kali Mas dengan konsep wisata Air. Berikut rangkuman diagram alur
penelitian dalam gambar 3.1.
Selanjutnya pembahasan dan hasil tiap analisa dibahas pada Bab V Pembahasan
Dan Analisa.
49
Tabel 3. 2 Tahapan Penelitian
No Sasaran Penelitian Metode Pengumpulan Data Aspek Yang Ditinjau Teknik Analisa Output 1 Mengidentifikasi Potensi Dan
Permasalahan Ruang Luar Terkait Sepanjang Sungai Kali Mas Wisata Air (Sasaran Penelitian Terkait Aspek Wisata Air dan Aspek Perancangan Taman)
Data Primer: Observasi dan Wawancara
1. Aspek Wisata Air yang terdiri dari Satu, Atraksi Kedua, Fasilitas Ketiga, Aksesibilitas
Walkthrough
Analysis
Potensi dan Solusi permasalahan kegiatan wisata air sepanjang sungai Kali Mas
2. Aspek Perancangan Taman : Satu, Elemen Lunak (Softscape) Kedua, Elemen Keras (Hardscape)
2 Mendapatkan Kriteria Khusus Penataan Ruang Luar Dengan Konsep Wisata Air Di Sepanjang Sungai Kali Mas (Sasaran Penelitian Terkait Aspek Penataan Lansekap)
Data Primer: Observasi dan Wawamcara Data Sekunder: Kebijakan terkait penataan sungai Kali Mas
3. Aspek Perancangan Lansekap Satu, Kepribadian dan perilaku pengguna/wisatawan Kedua, Permasalahan teknis sungai Ketiga, Penggunaan Lahan Keempat, Estetika Kelima, Keamanan
Cognitive Mapping
Character Appraisal
Kriteria khusus penataan ruang luar dengan konsep wisata air sepanjang sungai Kali Mas
3 Mendapatkan Konsep Penataan Ruang Luar Di Sepanjang Sungai Kali Mas Dengan Konsep Wisata Air (Sasaran Penelitian Terkait Aspek Keterhubungan / Linkage)
Menerjemahkan output teknik analisa dan kriteria khusus pada sasaran 1 dan 2 untuk mendapatkan konsep penataan ruang luar.
4. Aspek Keterhubungan (Linkage) Satu, Linkage Visual Kedua, Linkage Struktural
Character Appraisal
Konsep penataan ruang luar dengan konsep wisata air sungai Kali Mas
Sumber: Pemahaman Tahap Penelitian, 2014
51
4 BAB 4
GAMBARAN UMUM
4.1 Kondisi Kawasan Studi
Kawasan studi pada penelitian ini terletak pada UP Tunjungan yang
meliputi Kecamatan Genteng terutama Kelurahan Ketabang, Kelurahan Genteng
dan Kelurahan Embong Kaliasin. Kawasan Sepanjang Sungai Kali Mas yang
digunakan sebagai kawasan studi memilki pertimbangan merupakan pusat kota
Surabaya dan memiliki kesamaan berupa kawasan yang terdapat Taman Kota di
bantaran Sungai Kali Mas. Taman tersebut antara lain Taman Ekspresi, Taman
Prestasi serta Taman Skate dan BMX.
Lokasi kawasan studi memiliki batasan fisik antara lain.
Utara : Sungai Kalimas, Jalan Genteng Kali
Timur: Jalan Gubeng Pojok
Selatan: Jalan Pemuda
Barat: Jalan Tunjungan
Gambar 4. 1. Peta Lokasi Kawasan Studi (RDTR UP. Tunjungan, 2011)
52
Terdapat tiga taman kota di dalam kawasan studi, yakni Taman Ekspresi,
Taman Prestasi serta Taman Skate dan BMX. Lokasi ketiga taman dapat dilihat
dalam gambar 4.1 berikut.
Gambar 4. 2. Peta Lokasi Taman di Kawasan Sungai Kali Mas (RDTR UP.
Tunjungan Tahun 2011-2031, 2014)
4.2 Kondisi Eksisting Taman di Kawasan Studi
Kondisi eksisting taman di kawasan studi terkait ketiga taman, yakni
Taman Ekspresi, Taman Prestasi dan Taman Skate dan BMX.
a. Taman Ekspresi
Taman Ekspresi terletak di antara badan Sungai Kali Mas dan Jalan Genteng Kali
tepatnya pada Kelurahan Genteng Kecamatan Genteng. Taman ini memiliki luas
kurang lebih 6019 m2 dibangun memanjang kurang lebih 800 m serta dilengkapi
sarana olah raga dan plaza. Di taman ini terdapat fasilitas perpustakaan dan taman
baca, serta diorama beberapa momen penting. Pada Taman Ekspresi belum
terdapat trotoar sebagai pedestrian way dan tidak disediakan lahan parkir. Pada
UP. Tunjungan
Kota Surabaya Lokasi Taman Ekspresi (1), Taman Prestasi (2), dan Taman Skate & BMX (3)
1
2
3
53
Gambar 4.1. Taman Ekspresi ditunjukkan pada gambar nomor 1. Taman ini
merupakan taman tepi sungai yang terletak dekat dengan kawasan Peneleh,
sebagaimana terdapat dalam Rencana Penataan dan Revitalisasi Sungai Kali Mas
yang dilaksanakan Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2005, taman ini merupakan
salah satu dari 9 titik spot yang direncanakan. Hal tersebut dikarenakan lokasinya
yang dekat dengan potensi wisata lain, yakni Pasar Peneleh dan Pasar Genteng.
Gambar 4. 3. Kondisi Kawasan Taman Ekspresi di Kawasan Sungai Kali Mas
(Survey Primer, 2014)
Kondisi elemen keras pada Taman Ekspresi berupa perkerasan keramik
pada pedestrian way, pagar besi serta paving dan batu kerakal pada perkerasan
taman. Kondisi elemen lunak (sofscape) yang ada pada Taman Ekspresi terdiri
atas beberapa tanaman-tanaman perdu, tanaman merambat, tamanan peneduh,
54
tanaman berbunga, atautanaman penutup tanah. Berikut jenis-jenis tanaman yang
ada pada Taman Ekspresi disajikan dalam tabel 4.1.
Tabel 4. 1 Jenis Tanaman Pada Taman Ekspresi
No Nama Tanaman
1 Flamboyan
2 Trembesi
3 Randu Hutan
4 Glodokan
5 Beringin
6 Puring
7 Spider Lily
8 Akalipa
9 Tricolor
10 Jambu Air
11 Kastuba
12 Sawo Kecik
13 Ruwelia Lebah
14 Eva Merah
15 Saka
16 Palem Kuning
17 Plumbago
18 Mahoni
19 Sono
20 Tabebuya
21 Sepatu Dea
22 Mundu
23 Tanjung
24 Akasia
25 Kana
26 Mawar
27 Ruwelia Tegak
No Nama Tanaman
28 Iler Colius
29 Lantana
30 Mangga
31 Jati Mas
32 Pandanus
33 Palm Wregu
34 Heliconia
35 Sambang Darah
36 Agave
37 Beringin Putih
38 Bulu Ayam
39 Cermai
40 Sembirit
41 Palem Merah
42 Pagoda
43 Bintaro
44 Sysigium
45 Palem Botol
46 Adenium
47 Melati Air
48 Anggrek
49 Palem Putri
50 Hujan Mas
51 Sirsak
52 Cemara Angin
53 Taiwan
54 Bakung Kuning
55
No Nama Tanaman
55 Daun Perak
56 Kaca Piring
57 Waru Tutup
No Nama Tanaman
58 Rumput Jepang
59 Rumput Gajah
60 Bawang-bawangan
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Tahun 2012
b. Taman Skate dan BMX
Taman Skate dan BMX terletak di Kelurahan Embong Kaliasin
Kecamatan Genteng. Taman ini merupakan taman yang difasilitasi arena
skateboard dan bersepeda BMX. Selain itu taman ini memiliki pemandangan
yang cukup rindang serta terdapat monumen patung Suro dan Boyo dengan
ornamen berbentuk sulur-sulur, yang berada persis di bibir sungai Kali Mas.
Pada kawasan taman ini juga dapat ditemui tempat rekreasi monument
kapal selam (monkasel) yang menjadi daya tarik wisata pendidikan di Surabaya.
Lokasi taman yang menjorok ke belakang arah utara Plaza Surabaya dan
Monumen Kapal Selam, membuat taman ini menjadi sulit dijangkau. Akses yang
ada melewati Jalan Inspeksi Sungai Kali Mas yang berada di sebelah utara Plaza
Surabaya. Jalan Inspeksi yang kecil tidak bisa menyediakan lahan parkir bagi
pengunjung sehingga kendaraan bermotor milik pengunjung kerap parkir
sembarangan dan menutupi jalan masuk sebagai akses menuju taman ini. Akses
menuju taman ini sebenarnya juga bisa dilakukan melalui Plaza Surabaya maupun
Kawasan Monumen Kapal Selam, akan tetapi pengunjung harus menempuh jalan
kaki dengan jarak yang jauh apabila masuk melalui akses ini karena lokasi parkir
yang menyatu dengan Plaza Surabaya maupun Kawasan Monumen Kapal Selam.
Pada Gambar 4.1. Taman Skate dan BMX ditunjukkan pada gambar nomor 3.
56
Gambar 4. 4. Kondisi Kawasan Taman Skate dan BMX di Kawasan Sungai Kali
Mas (Survey Primer, 2014)
Taman ini merupakan taman tepi sungai yang terletak dekat dengan
kawasan Plaza Surabaya, sebagaimana terdapat dalam Rencana Penataan dan
Revitalisasi Sungai Kali Mas yang dilaksanakan Pemerintah Kota Surabaya
Tahun 2005, taman ini merupakan salah satu dari 9 titik spot yang direncanakan.
Hal tersebut dikarenakan lokasinya yang dekat dengan potensi wisata lain,
khususnya wisata belanja, yakni Kawasan Plaza Surabaya dan WTC. Bila
dibandingkan dengan Taman Ekspresi, kedua taman memiliki kesamaan dekat
dengan wisata lain. Keberadaan kegiatan wisata lain, khususnya wisata belanja
menjadi factor yang mendukung pengembangan revitalisasi Sungai Kali Mas.
Kondisi elemen taman pada Taman Skate dan BMX ini hampir
seluruhnya berupa elemen keras yakni berupa perkerasan semen serta terdapat
pagar besi sebagai pemisah dengan badan sungai. Elemen lunak (softscape)
tetrdapat pada beberapa tanaman peneduh yang telah lama ada terdapat pada
taman ini, seperti Pohon Sono dan Beringin, serta beberapa tanaman seperti
57
bougenvil sebagai tanaman berbunga yang diletakkan dalam pot pada kawasan
sekitar plaza dan monument suro dan boyo serta sepanjang pagar taman yang
berbatasan dengan badan sungai.
a. Taman Prestasi
Taman Prestasi merupakan taman kota yang terletak Jalan Ketabang Kali
Kelurahan Ketabang Kecamatan Genteng. Taman Prestasi dibangun memanjang
pada bantaran Sungai Kali Mas. Taman Prestasi ini memiliki luas 6000 m2 dan
dihiasi oleh 21 jenis tanaman. Taman Prestasi merupakan taman yang dibangun
sebagai peringatan atas keberhasilan Surabaya dalam meraih penghargaan
Adipura Kencana dan Wahana Tata Nugraha dari pemerintah pada 20 Agustus
Tahun 1995.
Gambar 4. 5. Kondisi Kawasan Taman Prestasi di Kawasan Sungai Kali Mas
(Survey Primer, 2014)
58
Taman Prestasi juga berfungsi sebagai tempat rekreasi keluarga yang
dilengkapi dengan tempat berjalan-jalan, jogging track, tempat menunggang kuda,
arena bermain anak-anak, panggung terbuka serta penjual makanan dan minuman.
Taman Prestasi memiliki dermaga perahu yang dimanfaatkan sebagai kegatan
wisata air menyusuri Sungai Kali Mas. Akan tetapi kegiatan wisata air yang ada
belum berkembang optimal, hanya memiliki 2 jenis rute pendek dan dengan
fasilitas 1 dermaga dan 2 unit kapal yang beroperasi, sehingga pengunjung tidak
bisa menikmati wisata air dengan nyaman, khususnya pada hari libur karena
jumlah pengunjung bisa melonjak dan antrian menjadi lebih panjang.
Taman Prestasi memiliki jembatan yang menghubungkan taman ini
dengan kawasan jalan inspeksi Sungai Kali Mas yang terletak di sebelah utara
Gedung Grahadi. Akses yang tertutup pada jalan inspeksi ini membuat Taman
Prestasi hanya memiliki 1 akses masuk melalui Jalan Ketabang Kali. Kondisi
Taman Prestasi pada ruas Jalan Ketabang Kali belum memiliki trotoar sebagai
pedestrian way. Pada Gambar 4.1. Taman Prestasi ditunjukkan pada gambar
nomor 2.
Kondisi elemen lunak (sofscape) yang ada pada Taman Prestasi terdiri
atas beberapa tanaman-tanaman perdu, tanaman merambat, tamanan peneduh,
tanaman berbunga, atau tanaman penutup tanah. Berikut jenis-jenis tanaman yang
ada pada Taman Prestasi pada tabel.
Tabel 4. 2 Jenis Tanaman Pada Taman Prestasi
No Nama Tanaman
1 Soka
2 Pangkas Mas
3 Rowelia Tegak
4 Bawang-bawangan
5 Tabebuya
No Nama Tanaman
6 Mangga
7 Nangka
8 Sepatu Dua
9 Palem Raja
10 Beringin
59
No Nama Tanaman
11 Tanjung
12 Eva Merah
13 Puring
14 Sono
15 Dadap Merah
16 Glodokan Tiang
17 Mahoni
18 Melati
19 Rumput Gajah
20 Tricolor
21 Zig-zag
22 Nusa Indah
23 Batavia
24 Bulu Ayam
25 Spider Lily
26 Sansivera
27 Pandanus
No Nama Tanaman
28 Kiara Payung
29 Kelapa Gading
30 Bougenville
31 Kamboja
32 Teh-tehan
33 Rumput Manila
34 Jambu Biji
35 Kedondong Laut
36 Hanjuang
37 Heliconia
38 Bunga Sepatu
39 Kaliandra
40 Hujan Mas
41 Bungur
42 Sambang Darah
43 Sukun
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Tahun 2012
Taman Prestasi ini, meskipun memiliki lokasi di tepian Sungai Kali Mas,
akan tetapi tidak masuk ke dalam 9 spot Rencana Penataan dan Revitalisasi
Sungai Kali Mas yang dilaksanakan Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2005. Hal
ini apabila dibandingkan dengan 2 taman lainnya yang masuk ke dalam rencana
revitalisasi, disebabkan oleh karena lokasi taman ini jauh dan tidak memiliki
potensi wisata lainnya khususnya wisata belanja seperti halnya kedua taman lain
yang dapat mendukung program revitalisasi.
60
4.3 Kondisi Eksisting Keterhubungan Kawasan Studi
Kondisi keterhubungan pada kawasan studi dilihat dalam lingkup
keterhubungan (linkage) visual dan struktural. Keterhubungan visual tercipta pada
kawasan studi melalui deretan pohon sepanjang sungai yang menghubungkan tiap
taman sepanjang sungai Kali Mas. Hal ini dikarenakan deretan pohon menjadi
penghubung visual yang menghubungkan secara langsung tempat sepanjang
sungai, khususnya dalam menjadikan kawasan ini sebagai satu lansekap wisata
air.
Kondisi keterhubungan struktural pada spot taman Skate dan BMX terlihat
kurangnya akses yang menghubungkan sisi barat dan timur kawasan tepian sungai
Kali Mas, kemudian pada spot taman Prestasi kurangnya keterhubungan struktural
mengakibatkan kurang menyatunya kawasan taman dengan kawasan sisi selatan
sungai, yakni kawasan grahadi. Kurangnya keterhubungan struktural ini
memerlukan penambahan elemen tambahan, sambungan maupun tembusan yang
selanjutnya dibahas pada bab pembahasan.
4.4 Sejarah Sungai Kali Mas
Keberadaan Kali Mas yang merupakan anak sungai dari Kali Brantas juga
menjadi pintu bagi lalu lintas sungai di masa lalu, di mana sejarah mencatat
bahwa sungai ini dapat dilayari dari hilir (Surabaya) hingga ke hulu (Kediri,
Mojokerto). Pada jaman kolonial khususnya jaman Surabaya berada dalam
kekuasaan VOC dan setelahnya dalam kekuasaan Pemerintah Belanda, saat itu
peran Kali Mas sebagai urat nadi arus lalu lintas pelayaran memegang peranan
strategis, sehingga kegiatan baik bisnis dan pemerintahan dipusatkan
keberadaannya di sekitar Kalimas, khususnya daerah sekitar Jembatan Merah.
Saat ini di wilayah sekitar Jembatan Merah dapat disaksikan gedung-gedung tua
peninggalan jaman Belanda tersebut.
Sungai Kali Mas mempunyai peran penting dalam penciptaan jaringan
jalan Kota Surabaya di masa lalu. Pola jaringan jalan utama Kota Surabaya selalu
mengikuti pola aliran Kali Surabaya / Kali Mas dan cabangnya. Hal ini
disebabkan konsentrasi penduduk Kota Surabaya memang berada di tepian kedua
61
sungai tersebut. Akibat pola jalan yang memanjang mengikuti aliran sungai dari
Selatan menuju ke Utara serta penduduk yang terkonsentrasi di kedua tepian
sungai.
Pada jaman dahulu (sekitar abad 18), Kalimas menjadi sumber kehidupan
baik sebagai bahan baku air untuk persawahan juga sebagai bahan baku air bersih.
Selain ebagai sumber air, Kalimas juga menjadi penampung air untuk pematusan
dan pembuangan limbah. Bahkan kondisi kesulitan mengendalikan banjir juga
dialami Kota Surabaya sejak jaman dulu. Sekitar tahun 1800an daerah sekitar
Simpang sering terganggu banjir luapan Kalimas di musim hujan. Untuk
mengatasi banjir, maka Pemerintah Belanda membangun kanal-kanal, misalnya
tahun 1856 dibangun banjir kanal menuju Selat Madura dan bendungan air di
Jagir. Selain itu dalam upaya untuk melestarikan sungai, bangunan air lain yang
dibangun di Kalimas agar tetap dapat dilayari sampai Kali Surabaya adalah
pembangunan pintu air di Gubeng dan Gunungsari antara tahun 1889 sampai
1899.
4.5 Kondisi Eksisting Lansekap di Kawasan Studi
Kondisi eksisting lansekap dilihat dari pengguna/karakter
pengunjung/wisatawan eksisting, kondisi fisik sungai, penggunaan lahan,
keindahan/estetika serta kondisi eksisting keamanan di kawasan studi. Berikut
kondisi eksisting pada kawasan studi :
a. Karakter pengunjung
Kondisi karakter pengunjung pada spot Taman Skate dan BMX mayoritas
adalah remaja. Hal ini terkait dengan fungsi eksisting taman sebagai arena skate
dan bmx. Akan tetapi terdapat pula karakter pengunjung dewasa pada kawasan
sentra PKL Ketabang Kali yang banyak ditemui dengan aktifitas makan dan
minum serta duduk bersantai.
Sedangkan karakter pengunjung pada spot Taman Prestasi adalah anak-
anak hingga dewasa. Banyak anak-anak yang ditemani orang tua di lokasi taman
ini, serta tersebar hingga kawasan sentra kuliner Taman Prestasi. Pengunjung
62
remaja juga banyak ditemui, datang berombongan untuk menikmati keindahan
taman.
Kemudian karakter pengunjung pada Taman Ekspresi adalah anak-anak bersama
orang tua yang banyak ditemui di kawasan playground taman serta remaja yang
datang berombongan untuk menikmati keindahan taman dan fasilitas
perpustakaan.
b. Kondisi Fisik Sungai
Kali Mas yang mengalir melalui Kota Surabaya dan bermuara di pantai
utara merupakan anak sungai dari Kali Surabaya yang juga merupakan anak
sungai dari sungai besar Kali Brantas. Kali Brantas bercabang dua menjadi Kali
Surabaya dan Kali Porong di Mlirip Mojokerto. Sedangkan Kali Surabaya
bercabang menjadi Kali Mas dan Kali Wonokromo di Pintu Air Jagir
Wonokromo. Secara administratif, Terdapat 8 Wilayah Kecamatan yang dilalui
oleh Sungai Kalimas, yang meliputi Kecamatan Wonokromo, Kecamatan
Tegalsari, Kecamatan Gubeng, Kecamatan Genteng, Kecamatan Bubutan,
Kecamatan Pabean Cantian, Kecamatan Krembangan dan Kecamatan Semampir.
Wilayah Kelurahan yang dilalui oleh Sungai Kalimas sebanyak 15 Kelurahan,
yang meliputi : Kelurahan Ngagel, Darmo, Keputran, Gubeng, Pacarkeling,
Genteng, Embong Kaliasin, Ketabang, Alon-alon contong, Bongkaran,
Krembangan Utara, Nyamplungan, Perak Utara, Krembangan Selatan dan
Kelurahan Ujung.
Sungai Kalimas yang mengalir ke arah utara kota Surabaya dari Pintu Air
Ngagel sampai kawasan Tanjung Perak memiliki bentuk sungai yang meliuk dan
sebagian melurus khususnya di bagian utara. Lebar penampang permukaan
Sungai bervariasi antara 20 m – 35 m.
Kedalaman Sungai Kalimas menurut data di Perum Jasa Tirta adalah
antara 1 sampai 3 meter. Sedangkan kedalam air antara 1 sampai 2 meter pada
saat air laut pasang. Kedalaman sungai yang paling dalam berada pada kawasan
„Monkasel‟ sampai kawasan Genteng. Akan tetapi terdapat pendangkalan pada
kawasan „Monkasel‟ sisi timur.
63
Fungsi utama Sungai Kalimas pada saat ini adalah sebagai tempat
pembuangan air dari saluran drainase yang ada di wilayah kota Surabaya,
terutama yang berada di bagian tengah kota.
Beberapa keadaan lingkungan yang dapat menggambarkan kondisi
(kualitas) lingkungan di kawasan Sungai Kalimas, adalah sebagai berikut :
Menurut hasil penelitian Laboratorium Perum Jasa Tirta, Kualitas air Sungai
Kalimas tidak mencapai tingkat C. Dibandingkan dengan kualitas air sungai yang
berada di alur Sungai Brantas lainnya (diluar kota Surabaya), kualitas air di
Sungai Kalimas termasuk yang paling buruk seperti halnya yang terjadi di Sungai
Kali Tengah (Kabupaten Gresik). Kondisi tersebut tidak terlepas dari kontribusi
sampah dan limbah yang dibuang ke Sungai Kalimas. Beberapa sumber buangan
tersebut adalah, kegiatan rumah tangga, pasar, saluran drainase (buangan dari
rumah sakit, hotel dll) dan kegiatan non rumah tangga disekitar Sungai Kalimas.
Pertemuan antara air Sungai (tawar) dengan air laut (asin) di Sungai
Kalimas, sebenarnya berada di Kawasan Kayon (terdapat pintu air). Namun
karena daya dorong air tawar terhadap air laut dikawasan tersebut menyebabkan
terjadinya kondisi seperti berikut : air sungai Kalimas yang tawar dapat dirasakan
mulai Ujung selatan (kawasan Ngagel) sampai kawasan Monkasel. Air Sungai
yang mulai terasa asin berada di alur antara Monkasel sampai Peneleh. Air Payau
terdapat mulai kawasan Peneleh sampai kawasan Jembatan Merah atau Jembatan
Petekan. Sedangkan air sungai yang benar-benar berupa air laut (asin) berada di
kawasan mulai Jembatan Petekan hingga ke laut.
Secara umum pada semua area atau alur Sungai Kalimas terdapat lumpur.
Endapan atau lumpur yang berada di Sungai Kalimas rata-rata memiliki
kedalaman sekitar 1 meter. Sumber lumpur tersebut selain karena karakter fisik
Sungai Kalimas, juga berasal dari Kali Surabaya dan Saluran Drainase kota (
lewat saluran Darmo dan Saluran Dinoyo).
c. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan kawasan studi didominasi oleh penggunaan ruang
terbuka hijau pada sepanjang tepian sungai, kemudian fungsi penggunaan
perumahan/permukiman dan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum. Berikut
kondisi penggunaan lahan pada kawasan studi.
64
d. Keindahan/Estetika
Kondisi estetika kawasan terlihat menonjol pada adanya monument suro
dan boyo pada spot Taman Skate dan BMX, monument pesawat terbang pada spot
Taman Prestasi serta beberapa karya seni antik seperti daur ulang vespa pada spot
Taman Ekspresi.
e. Keamanan
Kondisi keamanan kawasan studi dominan aman dan nyaman, akan tetapi
pada spot Taman Skate dan BMX, khususnya terkait akses masuk dan kawasan
sentra kuliner Ketabang memiliki suasana kurang ramah dan gelap (dibawah
kolong Jembatan Jalan Plaza Boulevard WTC), sehingga memberikan kesan
kurang aman dan nyaman bagi pengunjung/wisatawan.
4.6 Kondisi Eksisting Wisata Air di Kawasan Studi
Kegiatan wisata air eksisting di Taman Prestasi menunjukkan bahwa
fasilitas yang mendukung telah cukup lengkap seperti adanya dermaga dan loket
pembelian. Akan tetapi jumlah pengunjung yang banyak hanya dapat menikmati
wisata air menyusur sungai saja tanpa bisa singgah pada wisata lain sepanjang
sungai Kali mas. Beberapa fasilitas yang ada di Taman Prestasi dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 4. 6. Fasilitas Wisata Airberupa Loket (kiri) dan Dermaga (kanan)
(Survey Primer, 2015)
65
Terdapat 5 unit perahu wisata yang terdapat di Taman Prestasi, akan tetapi
hanya 2 perahu yang beroperasi, hal tersebut dikarenakan kapasitas dermaga yang
aktif hanya 1 gate. Hal ini menyebabkan penumpukan pengunjung yang akan naik
dan kondisi perahu yang dinaiki oleh banyak penumpang sehingga terlihat padat
dan kurang nyaman dalam menikmati wisata air.
Gambar 4. 7. Kondisi Wisata Air di Taman Prestasi (Survey Primer, 2015)
Pada kondisi eksisting terdapat 4 unit perahu wisata, akan tetapi 1 perahu
dalam kondisi rusak. Dan 1 perahu lagi hanya digunakan ketika terjadi lonjakan
jumlah penumpang wisata air.
4.7 Kegiatan Lain di sekitar Wilayah Studi
Kegiatan yang akan dibahas di kawasan studi merupakan beberapa
kegiatan wisata lain seperti wisata belanja, wisata pendidikan, wisata heritage
serta wisata kuliner yang ada di sekitar ketiga taman yang dapat mendukung
66
wisata air Sungai Kali Mas. Kegiatan-kegiatan wisata tersebut akan dibahas
dengan membagi kawasan studi menjadi 3 segmen dengan titik pusat utama
adalah setiap taman yang berada di bantaran Sungai Kalimas. Pembagian segmen
disajikan pada gambar berikut.
4.7.1. Kegiatan Wisata di Sekitar Taman Skate dan BMX
Taman Skate dan BMX terletak di sebelah barat Sungai Kali Mas pada
penggal sekitar Jalan Gubeng Pojok. Aktivitas yang ada di sekitar Taman Skate
dan BMX antara lain kegiatan wisata belanja, wisata pendidikan dan wisata
kuliner. Berikut kegiatan wisata yang ada di kawasan Taman Skate dan BMX:
a. Wisata Belanja
- Plaza Surabaya
Plaza Surabaya atau Delta Plaza yang memiliki lokasi tepat sebelah
barat taman. Lokasi Plaza Surabaya dan taman ini hanya dipisahkan
oleh ruang luar berupa tempat parkir yang juga merupakan akses dari
Jalan Pemuda menuju taman.
- Grand City Mall
Kegiatan wisata belanja lain yang berada di sekitar taman ini adalah
Grand City Mall, yang merupakan salah satu mall yang ramai di
kunjungi di Surabaya. Grand City Mall terletak di sebelah utara
taman dengan dipisahkan oleh badan Sungai Kali Mas.
- WTC Surabaya
Terdapat juga kegiatan wisata belanja alat elektronik, khususnya
sebagai pusat belanja alat komunikasi yakni WTC Surabaya yang
terletak di sebelah barat taman dengan akses Jalan Plaza Boulevard.
Untuk menuju WTC Surabaya ini dapat melalui akses jalan inspeksi
Sungai Kali Mas di dekat Taman kemudian melalui Jalan Plaza
Boulevard
b.Wisata Pendidikan
- Monumen Kapal Selam
Terdapat juga kegiatan wisata belanja alat elektronik, khususnya
sebagai pusat belanja alat komunikasi yakni WTC Surabaya yang
67
terletak di sebelah barat taman dengan akses Jalan Plaza Boulevard.
Untuk menuju WTC Surabaya ini dapat melalui akses jalan inspeksi
Sungai Kali Mas di dekat Taman kemudian melalui Jalan Plaza
Boulevard.
4.7.2. Kegiatan Wisata di Sekitar Taman Prestasi
Taman Prestasi terletak di Jalan Ketabang Kali, tepatnya di sebelah utara
badan Sungai Kali Mas. Lokasinya cukup dekat dengan beberapa kegiatan wisata
lain seperti wisata kuliner, wisata pendidikan serta wisata heritage.
a. Wisata Kuliner
- Kuliner Taman Prestasi
Wisata kuliner Taman Prestasi terletak di sebelah timur lokasi taman.
Terdapat banyak pilihan menu makanan dan minuman yang
disediakan baik bagi pengunjung Taman Prestasi maupun dari luar
taman.
b.Wisata Pendidikan
- Monumen Yos Sudarso
Wisata pendidikan yang ada di dekat Taman Prestasi adalah
Monumen Yos Sudarso. Monumen ini terletak kurang lebih 300
meter di sebelah timur dari Taman Prestasi.
c. Wisata Heritage
- Gedung Grahadi
Wisata heritage yang ada di dekat Taman Prestasi adalah Gedung
Grahadi. Gedung yang dibangun oleh ini terletak di sebelah selatan
badan sungai. Akan tetapi akses kawasan sekitar gedung saat ini,
yakni berupa jembatan dan akses jalan inspeksi sungai sebelah
selatan, ditutup. Sehingga akses untuk menikmati keindahan gedung
hanya bisa melalui Jalan Gubernur Suryo.
- Gedung Balai Pemuda
Wisata heritage sekitar Taman Prestasi adalah Gedung Balai
Pemuda. Gedung ini dapat diakses melalui pedestrian way di sebelah
timur Taman Prestasi dengan jarak kurang lebih 400 meter. Gedung
68
ini merupakan gedung dengan desain kolonial yang kini berfungsi
sebagai pusat kegiatan pameran seni dan budaya.
- Gedung Balai Kota
Wisata heritage selanjutnya yang terdapat di sekitar Taman Prestasi
adalah Gedung Balai Kota. Gedung yang dibangun pada masa
kolonial ini terletak kurang lebih 400 meter di sebelah timur laut
Taman Prestasi. Di depan gedung ini juga terdapat Taman Balai Kota
yang kerap di kunjungi masyarakat.
4.7.3. Kegiatan Wisata di Sekitar Taman Ekspresi
Taman Ekspresi terletak di Jalan Genteng Kali, tepatnya di sebelah barat
badan Sungai Kali Mas. Lokasinya cukup dekat dengan beberapa kegiatan wisata
lain seperti wisata belanja dan wisata kuliner.
a. Wisata Belanja
- Pasar Genteng Surabaya
Pasar Genteng terletak di sebelah barat Taman Ekspresi dengan jarak
kurang lebih 300 meter dari Taman Ekspresi. Pada pasar ini dijual
beberapa jenis oleh-oleh makanan khas Surabaya seperti aneka
keripik, sambal, kue lapis, dan lain sebagainya.
b.Wisata Kuliner
- Wisata Kuliner Ondomohen
Dengan jarak kurang lebih sekitar 400 meter dapat ditemui deretan
penjual makanan dan minuman yang menarik yang terletak di
koridor Jalan Walikota Mustajab. Pada koridor ini banyak berjualan
khas makanan dan minuman masyarakat Kota Surabaya. Masyarakat
mengenal kawasan ini sebagai kuliner ondomohen. Ondomohen
merupakan nama koridor jalan ini pada masa colonial, yakni
Ondomohen Weg.
69
4.8 Gambaran Umum Kawasan Studi berdasarkan
Pengunjung/Wisatawan
Gambaran umum kawasan studi berdasarkan pengunjung/wisatawan
didapatkan dari hasil wawancara dengan beberapa responden yang memiliki
kriteria sebagaimana telah dijelaskan dalam bab metodologi penelitian, yakni :
1) Pengunjung/wisatawan pada tiap taman yang telah berkunjung minimal 3 kali
dalam kawasan studi
2) Petugas dari pengelola atau dinas terkait (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Surabaya) dengan minimal pengalaman 10 tahun terkait pengelolaan
wisata air pada kawasan studi.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan beberapa kesimpulan antara lain :
1. Aksesibilitas yang kurang pada Taman Skate dan BMX sehingga membuat
pengunjung yang akan masuk ke dalam taman menjadi sulit dan harus
menempuh jarak yang jauh, hal ini sebabkan tidak adanya akses yang
mudah, kurangnya informasi, kurangnya lahan ketersediaan parkir serta
kondisi sekitar sentra PKL yang gelap juga membuat kurangnya rasa aman
dan nyaman pengunjung yang datang ke kawasan ini.
2. Kondisi Taman Skate dan BMX yang panas membutuhkan tempat
berteduh sehingga nyaman untuk bersantai dan bercengkrama serta
kenyamanan yang kurang akibat ketersediaan fasilitas toilet yang kurang
dan sentra PKL yang jauh dan memiliki kesan kurang ramah dan tidak
memberikan rasa aman.
3. Sebaiknya memiliki koneksi atau akses mudah dengan GrandCity sebagai
pilihan atraksi lain (selanjutnya)
4. Pada wisata air sebaiknya dapat dinikmati tidak hanya pada siang hari
namun juga pada malam hari, dan memberikan pilihan atraksi lainnya
seperti sepeda kayuh.
5. Taman Ekspresi memiliki potensi pusat kegiatan pendidikan dengan
adanya perpustakaan, namun lokasi yang tidak terlihat dan kurangnya
penandaan (informasi) membuat pengunjung tidak tahu dan jarang
mencapai atau mengakses fasilitas ini.
70
6. Memanfaatkan kawasan taman yang jarang dicapai oleh pengunjung agar
persebaran pengunjung merata dan menghilangkan kesan negatif pada
taman.
Hasil wawancara ini merupakan hasil rangkuman wawancara yang terdapat
pada lampiran.
4.9 Kebijakan Terkait Sungai Kali Mas
Dalam memahami kebijakan terkait Sungai Kali Mas, amka dapat
merujuk pada Keputusan Gubernur Jawa Timur tentang Pola Pengelolaan Sungai
Kali Mas. Pada Tahun 1997, Gubernur Jawa Timur mengeluarkan Surat
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur No. 93 Tahun 1997
tentang Pola Pengelolaan Sungai Kali Mas. Secara umum dalam Keputusan
tersebut diatur tentang Pola Pengelolaan Sungai Kalimas, Pengaturan
Pemanfaatan Tanah dan Pengaturan Penggunaan Alur Kali Mas.
Untuk pola pengelolaan sungai, secara umum pengaturannya adalah
sebagai berikut :
1. harus bebas dari bangunan permanen
2. bebas permukiman liar
3. bebas pembuangan sampah
4. untuk ruang terbuka hijau
5. tidak mengganggu pembinaan sungai dan lalu lintas air
6. hindari pengambilan air besar-besaran
7. hindari gangguan terhadap aliran sungai dan estetika
8. dilarang ambil ikan dengan bahan peledak
9. tidak mengurangi lebar alur sungai
Untuk pemanfaatan tanah di sungai kalimas, arahannya adalah untuk
keperluan, antara lain : penghijauan, lapangan olahraga, taman rekreasi / tempat
bermain, pusat kegiatan pameran / pasar seni, monument, dumping area, tempat
parkir dan tempat mck umum. Pada seluruh pemanfaatan tersebut, apabila
dikaitkan dengan kegiatan wisata air, sebaiknya tidak diarahkan untuk kawasan
71
dengan fungsi dumping area dan mck umum. Hal ini dapat mengurangi kualitas
lingkungan serta visual kawasan sebagai tempat wisata air.
Selanjutnya untuk penggunaan alur sungai kalimas, arahannya adalah
sebagai berikut :
1. bangunan yang melintasi sungai
2. olahraga, rekreasi, permainan
3. pembuangan air drainase dan air buangan
4. pangkalan perahu dan dermaga
5. pengambilan air untuk irigasi, air minum, air industri
6. pemadam kebakaran
Sungai Kalimas memiliki bentuk sungai yang meliuk dan sebagian
melurus khususnya di bagian utara. Lebar penampang permukaan Sungai
bervariasi antara 20 m – 35 m.
Kedalaman Sungai Kalimas menurut data di Perusahaan Umum Jasa
Tirta adalah antara 1 sampai 3 meter. Sedangkan kedalaman air antara 1 meter
pada kondisi normal hingga mencapai 2 meter pada saat air laut pasang. Pada saat
surut kedalaman air rata-rata kurang dari 1 meter. Kedalaman sungai yang paling
dalam berada pada kawasan „Monkasel‟ sampai kawasan Genteng. Akan tetapi
terdapat pendangkalan pada kawasan „Monkasel‟ sisi timur.
Fungsi utama Sungai Kalimas pada saat ini adalah sebagai tempat
pembuangan air dari saluran drainase yang ada di wilayah kota Surabaya,
terutama yang berada di bagian tengah kota. Beberapa keadaan lingkungan yang
dapat menggambarkan kondisi (kualitas) lingkungan di kawasan Sungai Kalimas,
adalah sebagai berikut : Menurut hasil penelitian Laboratorium Perum Jasa Tirta,
Kualitas air Sungai Kalimas tidak mencapai tingkat C. Dibandingkan dengan
kualitas air sungai yang berada di alur Sungai Brantas lainnya (diluar kota
Surabaya), kualitas air di Sungai Kalimas termasuk yang paling buruk seperti
halnya yang terjadi di Sungai Kali Tengah (Kabupaten Gresik). Kondisi tersebut
tidak terlepas dari kontribusi sampah dan limbah yang dibuang ke Sungai
Kalimas. Beberapa sumber buangan tersebut adalah, kegiatan rumah tangga,
pasar, saluran drainase (buangan dari rumah sakit, hotel dll) dan kegiatan non
rumah tangga disekitar Sungai Kalimas.
72
Gambar 4. 8. Kondisi Sungai Kali Mas dari Taman Skate dan BMX Sisi Barat
(Survey Primer, 2015)
Pertemuan antara air Sungai (tawar) dengan air laut (asin) di Sungai
Kalimas, sebenarnya berada di Kawasan Kayon (terdapat pintu air). Namun
karena daya dorong air tawar terhadap air laut dikawasan tersebut menyebabkan
terjadinya kondisi seperti berikut : air sungai Kalimas yang tawar dapat dirasakan
mulai Ujung selatan (kawasan Ngagel) sampai kawasan Monkasel. Air Sungai
yang mulai terasa asin berada di alur antara Monkasel sampai Peneleh. Air Payau
terdapat mulai kawasan Peneleh sampai kawasan Jembatan Merah atau Jembatan
Petekan. Sedangkan air sungai yang benar-benar berupa air laut (asin) berada di
kawasan mulai Jembatan Petekan hingga ke laut.
Secara umum pada semua area atau alur Sungai Kalimas terdapat lumpur.
Endapan atau lumpur yang berada di Sungai Kalimas rata-rata memiliki
kedalaman sekitar 1 meter. Sumber lumpur tersebut selain karena karakter fisik
Sungai Kalimas, juga berasal dari Kali Surabaya dan Saluran Drainase kota (lewat
saluran Darmo dan Saluran Dinoyo).
73
5 BAB 5
PEMBAHASAN DAN ANALISA
Pada bab pembahasan dan analisa ini dipaparkan hasil penelitian
berdasarkan beberapa sasaran antara lain mengidentifikasi potensi dan
permasalahan ruang luar terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air
Sepanjang Sungai Kali Mas (berdasarkan Sasaran Penelitian Terkait Aspek
Wisata Air dan Aspek Perancangan Taman), mendapatkan kriteria khusus
penataan ruang luar dengan tema wisata air pada Sungai Kalimas (Sasaran
Penelitian Terkait Aspek Penataan Lansekap) dan menata ruang luar Sungai Kali
Mas agar terhubung melalui taman-taman di Sepanjang Sungai Kali Mas dengan
konsep wisata air (Sasaran Penelitian Terkait Aspek Keterhubungan / Linkage).
5.1 Potensi Dan Permasalahan Ruang Luar Sepanjang Sungai Kali Mas
Terkait Wisata Air
Dalam mendapatkan potensi dan permasalahan ruang luar sepanjang
sungai Kali Mas, menggunakan beberapa faktor dari Aspek Wisata Air dan Aspek
Perancangan Taman. Dengan menggunakan alat analisa walkthrough, analisis
dilaksanakan di sepanjang koridor Sungai Kalimas dengan membagi ke dalam 3
segmen yakni segmen 1 yang meliputi area koridor dari Jembatan Gubeng hingga
Jembatan Jalan Yos Sudarso, kemudian segmen 2 dari Jembatan Jalan Yos
Sudarso hingga Jembatan Genteng Kali, kemudian segmen 3 pada Jembatan
Genteng Kali hingga batas utara kawasan studi yakni Jembatan Undaan Kulon.
Analisa ini digunakan untuk mencapai sasaran satu yakni mengidentifikasi
potensi dan permasalahan terkait penataan ruang luar sepanjang Sungai Kali Mas.
Dalam mencapai sasaran tersebut, maka perlu ditemukan atraksi yang dapat
mendukung potensi wisata air sepanjang Sungai Kali Mas. Adapun aspek yang
ditinjau meliputi aspek wisata air dan perancangan taman, dengan faktor-faktor
antara lain atraksi (yang mencakup kegiatan atau view pemandangan yang
menarik dan khas), fasilitas dan aksesibilitas. Aspek-aspek ini diamati pada
74
wilayah studi yang telah dibagi menjadi tiga segmen. Pembagian segmen dapat
dilihat pada Gambar 5.1:
Gambar 5. 1. Pembagian Segmen pada Wilayah Studi (Survey Primer, 2015)
5.1.1 Potensi dan Permasalahan Wisata Air pada Segmen 1
Koridor sungai pada segmen 1 merupakan koridor yang memiliki ruang
luar berupa Taman Skate dan BMX serta terdapat kawasan wisata monument
kapal selam. Kawasan ini cukup ramai karena terdapat pula pusat perbelanjaan
Plaza Surabaya dan WTC Surabaya yang membuat segmen ini banyak diminati
oleh masyarakat Kota Surabaya sebagai salah satu tujuan wisata. Namun karena
lokasi taman yang tersembunyi dari Jalan Pemuda sebagai akses darat dan tertutup
oleh Gedung Plaza Surabaya sehingga Taman Skate dan BMX jarang dikunjungi
75
oleh masyarakat. Serta monument sura dan baya yang ada di taman ini juga hanya
dinikmati dari seberang badan sungai yakni dari Jalan Gubeng Pojok. Masyarakat
kurang berminat datang dan mengunjungi taman ini dikarenakan akses yang
kurang dan jenis taman yang terbatas hanya kegiatan skate dan bmx yang mana
hanya diminati kaum remaja, sedangkan di taman ini sebenarnya terdapat tujuan
wisata lain yakni wisata kuliner dan monument kapal selam serta akses yang
terdapat di sepanjang jalan inspeksi yang dapat diakses dari Jembatan Yos
Sudarso.
Sepanjang koridor dalam segmen 1 diamati beberapa view yang berpotensi
menjadi fokus rencana yang dapat memunculkan sinergi kawasan wisata air
Sungai Kali Mas. Pengambilan gambar dari titik awal dan akhir pada wilayah
segmen menjadi hal yang utama karena menjadi poin penting dalam
menghubungkan segmentasi kawasan. Sehingga titik yang diambil adalah sebagai
berikut.
Gambar 5. 2. Kondisi Fisik Ruang Luar pada Segmen 1(Hasil Analisa, 2015)
76
Tabel 5. 1 Identifikasi Potensi dan Permasalahan pada Segmen 1
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang
Sungai Kali Mas
Asp
ek W
isata
Air
(1)
Faktor Kriteria Umum Kondisi Eksisting Analisa
Atraksi Kawasan wisata air harus
memiliki atraksi yang
menarik dan khas serta
memilki “something to see”,
“something to do” dan
“something to buy”.
Kawasan wisata air harus memiliki
atraksi yang menarik dan khas serta
memilki “something to see”,
“something to do” dan “something to
buy”.
Pada segmen ini terdapat spot Taman
Skate dan BMX yang memiliki banyak
pengunjung dibandingkan 2 segmen
lainnya, didukung pula oleh keberadaan
sentra PKL dan kedekatan dengan Plaza
Surabaya dan WTC
Terdapat atraksi berupa pemandangan
alam Sungai Kalimas dan patung suro
dan boyo yang menjadi tempat favorit
berfoto
Terdapat view Jembatan Gubeng yang
memiliki nilai heritage
Terdapat sentra PKL Ketabang Kali
sebagai potensi kegiatan kuliner
disepanjang Sungai Kali Mas yang dapat
77
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang
Sungai Kali Mas
dimanfaatkan sebagai bagian atraksi
kegiatan wisata air
Fasilitas Kawasan wisata air harus
memiliki fasilitas pendukung
wisata yang memadai seperti
dermaga, pusat informasi
wisata, shelter, akomodasi,
musholla, toilet, souvenir
shop, playground dan fasilitas
olah raga air.
Belum adanya lahan parkir khusus
bagi wisatawan taman, sehingga
menimbulkan adanya parkir liar
Telah terdapat dermaga akan
tetapi akses yang tertutup dari
area monkasel menyebabkan
dermaga tidak dimanfaatkan
secara optimal, belum terdapat
pusat informasi wisata, shelter,
akomodasi, souvenir shop,
playground dan fasilitas olah raga
air.
Permasalahan kondisi parkir menuntut
perlunya menyediakan lokasi parkir
yang dekat dengan taman, serta perlunya
penambahan fasilitas dermaga terkait
banyaknya pengunjung serta perlu
penambahan pusat informasi wisata,
shelter, musholla, dan toilet dalam
mendukung kegiatan wisata air
Aksesibilitas Kawasan wisata air harus
memiliki aksesibilitas yang
dapat mendukung pencapaian
Lokasi hanya bisa dicapai melalui
Plaza Surabaya, akan tetapi tidak
terlihat dari Jalan Pemuda
Untuk menambah aksesibilitas diperlukan
informasi untuk menunjukkan adanya akses
menuju kegiatan wisata air Sungai Kali
78
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang
Sungai Kali Mas
kawasan wisata
Pedestrian way sebaiknya
menngacu pada aspek 4 C,
yakni kejelasan (conspicious);
kenyamanan (comfortable),
kesesuaian (convenient) dan
keramahan (convivial)
Terdapat akses melalui Jalan Yos
Sudarso akan tetapi tidak ada
informasi/penanda khusus menuju
taman
Mas
Ditinjau dalam aspek 4 C, maka dapat
dianalisis:
1. kejelasan (conspicious);
Dalam aspek ini kondisi taman ini
masih belum memiliki kejelasan
yang baik, karena tidak terdapat
simbol atau penanda yang
menjelaskan arah masuk atau
menuju fasilitas dalam taman
2. kenyamanan (comfortable)
sempadan sungai menuju sungai
memilki tingkat kenyamanan yang
tinggi dengan pepohonan yang
rindang, akan tetapi pada sisi
gubeng pojok tidak terdapat
pepohonan dalam pedestrian way
serta terdapat turunan dengan
79
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang
Sungai Kali Mas
perkerasan keramik sehingga
membahayakan pejalan kaki
3. kesesuaian (convenient)
pedestrian way pada sisi sungai
kalimas terdapat sentra kuliner,
kegiatan ini sesuai dengan fungsi
kegiatan wisata air
4. keramahan (convivial)
memasuki kawasan taman dari arah
Jalan Yos Sudarso terutama pada
kawasan sentra PKL memberikan
kesan asing dan kurang ramah
80
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang
Sungai Kali Mas A
spek
Per
anca
ngan
Tam
an (2
)
Faktor Kriteria Umum Kondisi Eksisting Analisa
Elemen Lunak
(Softscape)
Kawasan wisata sebaiknya
memiliki elemen lunak
(softscape) yang dapat
berpotensi memberi kesan
kesenangan, kegembiraan dan
kenyamanan yang dapat
dinikmati pengunjung
Kondisi elemen lunak yang ada pada
kawasan segmen 1 sangat kurang,
banyak terdapat spot yang kurang
teduh serta kawasan ini sangat kurang
menarik karena tidak banyak terdapat
tanaman berbunga, hanya jenis
bougenvil yang dapat di temui
Perlu menambahkan keindahan pada
elemen lunak dengan menambah kan
tanaman peneduh dan tanaman berbunga
untuk menciptakan kesan yang
menyenangkan dan memberikan
kenyamanan
Elemen Keras
(Hardscape)
Kawasan wisata sebaiknya
memiliki elemen keras
(hardscape) yang dapat
berpotensi memberi kesan
kesenangan, kegembiraan dan
kenyamanan yang dapat
dinikmati pengunjung
Kondisi elemen keras memilki
kondisi yang baik dan memberikan
keamanan bagi pengunjung serta
keberadaan monumen suro dan boyo
menjadi hal yang menarik bagi
pengunjung
Kondisi elemen keras cukup baik dan
memberikan keamanan bagi
pengunjung. Keberadaan sculpture yang
menarik berupa monumen suro dan boyo
memberikan kesan dan karakter khusus
pada kawasan ini sehingga perlu
dipertahankan dan berpotensi menjadi
titik awal perjalanan wisata air.
Sumber: Hasil Analisa, 2015
81
5.1.2 Potensi dan Permasalahan Wisata Air pada Segmen 2
Koridor sungai pada segmen 2 merupakan koridor yang memiliki ruang
luar berupa Taman Prestasi serta terdapat akses berupa jalan inspeksi yang ada di
bagian selatan badan sungai.Taman Prestasi merupakan taman yang paling banyak
dituju dari kedua taman lainnya. Hal ini dikarenakan kegiatan wisata air menyusur
sungai yang ada di taman ini banyak diminati masyarakat, terutama pada hari
libur, selain wisata air terdapat pula kegiatan hiburan pada panggung yang
terdapat di Taman Prestasi. Kondisi ruang luar di sebelah selatan tenggara taman
memiliki kondisi yang kurang baik, karena terdapat perkampungan kumuh dan
liar yang menempati sepanjang jalan inspeksi sungai.
Pengambilan gambar pada segmen ini diutamakan juga pada titik awal
segmen yakni pada titik Jembatan Jalan Yos Sudarso serta titik akhir kawasan
segmen 2 yakni Jembatan Jalan Genteng Kali. Berdasarkan potensi dan
permasalahan yang ada pada sepanjang koridor sungai, maka titik yang diambil
adalah sebagai berikut.
Gambar 5. 3. Kondisi Fisik Ruang Luar pada Segmen 2 (Hasil Analisa, 2015)
82
Tabel 5. 2 Identifikasi Potensi dan Permasalahan pada Segmen 2
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang
Sungai Kali Mas
Asp
ek W
isata
Air
(1)
Faktor Kriteria Umum Kondisi Eksisting Analisa
Atraksi Kawasan wisata air harus
memiliki atraksi yang
menarik dan khas serta
memilki “something to see”,
“something to do” dan
“something to buy”.
Atraksi wisata air yang ada telah
berjalan dengan baik, telah terdapat
dermaga sebagai prasarana pendukung,
serta terdapat modal something to do
dan to buy pada kawasan sentra kuliner
Taman Prestasi, serta something to see
pada keindahan taman, dan jembatan
gantung menuju kawasan Grahadi serta
terdapat view Jembatan Yos Sudarso
yang juga merupakan titik transisi dari
segmen 1 menuju segmen 2.
Terdapat potensi dermaga dan
jembatan gantung pada sisi area
gedung Grahadi, akan tetapi akses yang
tertutup membuat dermaga ini tidak
Potensi spot Taman Prestasi
sebagai wisata air perlu
dipertahankan dan dijadikan bagian
dari kegiatan wisata air menyusur
sungai Kali Mas, serta
mempertahankan modal something
to do dan to buy pada kawasan
sentra kuliner Taman Prestasi, serta
something to see pada keindahan
taman, dan jembatan gantung
menuju kawasan Grahadi serta
terdapat view Jembatan Yos
Sudarso.
Potensi dermaga dan jembatan
gantung pada sisi area gedung
83
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang
Sungai Kali Mas
dimanfaatkan secara optimal Grahadi sebagai bagian dari wisata
air dengan membuka akses di
kawasan tersebut
Fasilitas Kawasan wisata air harus
memiliki fasilitas pendukung
wisata yang memadai seperti
dermaga, pusat informasi
wisata, shelter, akomodasi,
musholla, toilet, souvenir
shop, playground dan fasilitas
olah raga air.
Lahan parkir yang ada kurang memadai
sehingga menyebabkan terjadinya
parkir on street di Jalan Ketabangkali
Permasalahan parkir memerlukan
solusi penyediaaan lokasi parkir
yang lebih luas untuk memenuhi
kebutuhan parkir pengunjung
wisatawan
Dalam merancang wisata air
diperlukan pembenahan fasilitas
seperti pusat informasi wisata,
souvenir shop
Aksesibilitas Kawasan wisata air harus
memiliki aksesibilitas yang
dapat mendukung pencapaian
kawasan wisata
Pedestrian way sebaiknya
Tidak ada fasilitas pedestrian way di
sisi Jalan Ketabang Kali
Dalam merancang kawasan wisata air
diperlukan penyediaan fasilitas
pedestrian way sebagai akses menuju
taman dan spot wisata.
Ditinjau dalam aspek 4 C, maka dapat
84
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang
Sungai Kali Mas
menngacu pada aspek 4 C,
yakni kejelasan (conspicious);
kenyamanan (comfortable),
kesesuaian (convenient) dan
keramahan (convivial)
dianalisis:
1. kejelasan (conspicious);
Dalam aspek ini kondisi taman
ini telah memiliki kejelasan
yang cukup baik, karena
terdapat simbol atau penanda
yang menjelaskan arah masuk
atau menuju fasilitas dalam
taman
2. kenyamanan (comfortable)
belum terdapat pedestrian way
yang nyaman pada sisi Jalan
Ketabang Kali
3. kesesuaian (convenient)
terdapat sisi sempadan sungai
yang berfungsi sebagai
pedestrian, akan tetapi terdapat
kegiatan permukiman liar
85
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang
Sungai Kali Mas
4. keramahan (convivial)
pada kawasan sempadan sungai
di sisi Gedung Grahadi terdapat
permukiman liar yang
membuat pedestrian merasa
kurang aman melaluinya
Asp
ek P
eran
cang
an T
aman
(2)
Faktor Kriteria Umum Kondisi Eksisting Analisa
Elemen Lunak
(Softscape)
Kawasan wisata sebaiknya
memiliki elemen lunak
(softscape) yang dapat
berpotensi memberi kesan
kesenangan, kegembiraan dan
kenyaman yang dapat
dinikmati pengunjung
Kondisi elemen lunak yang ada pada
kawasan segmen 2 sangat kurang, banyak
terdapat cukup rindang dan dapat
memberikan kenyamanan bagi pengunjung
terlihat dari banyaknya jenis tanaman
peneduh dan berbunga yang dapat ditemui
pada kawasan ini
Keberadaan tanaman peneduh dan
berbunga harus dipertahankan karena
dapat memberikan kesan rekreatif yang
menarik bagi wisatawan
Elemen Keras
(Hardscape)
Kawasan wisata sebaiknya
memiliki elemen keras
(hardscape) yang dapat
Kondisi elemen keras dalam kondisi yang
kurang baik karena terdapat beberapa jalur
sirkulasi dari perkerasan paving yang rusak
Perlu perbaikan pada beberapa
perkerasan seperti jalur sirkulasi pada
taman.
86
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang
Sungai Kali Mas
berpotensi memberi kesan
kesenangan, kegembiraan dan
kenyamanan yang dapat
dinikmati pengunjung
Sumber: Hasil Analisa, 2015
87
5.1.3 Potensi dan Permasalahan Wisata Air pada Segmen 3
Koridor sungai pada segmen 3 merupakan koridor yang memiliki ruang
luar berupa Taman Ekspresi. Kondisi pada koridor segmen ini, lebih sepi apabila
dibandingkan dengan kedua Taman yang lain. Hal ini dikarenakan posisi taman
yang terletak pada koridor Jalan Genteng Kali yang merupakan jalan kolektor
dengan median yang lebar dan cukup ramai kendaraan melintasi. Serta tidak
adanya ruang parkir khusus sehingga cukup berbahaya apabila akan menuju
taman ini. Pada sebelah timur badan sungai, berbatasan langsung dengan Jalan
Ngemplak dan ruang luar hanya berupa pepohonan dan tidak memiliki trotoar
sebagai akses pejalan kaki. Pengambilan gambar pada segmen ini diutamakan
juga pada titik awal segmen yakni pada titik Jembatan Jalan Genteng Kali serta
titik akhir kawasan segmen 3 yakni Jembatan Jalan Undaan Kulon. Berdasarkan
potensi dan permasalahan yang ada pada sepanjang koridor sungai, maka titik
yang diambil adalah sebagai berikut.
Gambar 5. 4. Kondisi Fisik Ruang Luar pada Segmen 3 (Hasil Analisa, 2015)
88
Tabel 5. 3 Identifikasi Potensi dan Permasalahan pada Segmen 3
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang
Sungai Kali Mas
Asp
ek W
isata
Air
(1)
Faktor Kriteria Umum Kondisi Eksisting Analisa
Atraksi Kawasan wisata air harus
memiliki atraksi yang
menarik dan khas serta
memilki “something to see”,
“something to do” dan
“something to buy”.
Jalur wisata air eksisting mencapai spot
Taman Ekspresi akan tetapi
pengunjung tidak dapat berhenti untuk
menikmati spot taman tersebut
dikarenakan belum terdapat fasilitas
dermaga
Terdapat modal something to see pada
pemandangan taman Ekspresi, serta
pada view Jembatan Gentengkali yang
merupakan penanda transisi dari
segmen 2 ke 3 serta Jembatan Jalan
Undaan yang juga merupakan titik
akhir perjalanan wisata air
Terdapat perpustakaan yang menjadi
modal something to do namun belum
Spot taman Ekspresi memiliki
potensi something to see pada view
sungai dan taman serta jembatan
Undaan dan Genteng kali untuk
dikembangkan sebagai wisata air
akan tetapi perlu pembenahan
seperti fasilitas dermaga
Kondisi fisik sungai yang lebar
pada sisi utara memberikan potensi
something to do berupa olahraga air
berupa sepeda kayuh air yang dapat
menjadi salah satu atraksi wisata
air.
Memanfaatkan gedung taman siswa
sebagai modal something to do dan
89
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang
Sungai Kali Mas
terdapat sentra PKL sebagai modal
something to buy.
Memiliki kondisi fisik sungai yang
lebar dan kosong pada sisi utara dapat
berpotensi menjadi salah satu atraksi
wisata air.
Terdapat Bangunan Taman Siswa yang
merupakan gedung dengan gaya
colonial yang khas serta terdapat
bangunan rumah pompa yang sudah
tidak terpakai dan mengganggu
pemandangan Sungai Kali Mas
to buy dengan menjadikan area
sentra kuliner dan area souvenir
shop.
Fasilitas Kawasan wisata air harus
memiliki fasilitas pendukung
wisata yang memadai seperti
dermaga, pusat informasi
wisata, shelter, akomodasi,
musholla, toilet, souvenir
Lahan parkir yang ada kurang memadai
sehingga terjadi parkir on street di
Jalan Genteng Kali
Perlu menyediakan lokasi sebagai
solusi permasalahan lahan parkir,
sehingga terdapat tempat parkir
yang lebih luas untuk memenuhi
kebutuhan parkir pengunjung
wisatawan
90
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang
Sungai Kali Mas
shop, playground dan fasilitas
olah raga air.
Sebagai pendukung potensi wisata
air perlu penyediaan dermaga,
pusat informasi wisata, shelter,
akomodasi, musholla, toilet,
souvenir shop, playground dan
fasilitas olah raga air.
Aksesibilitas Kawasan wisata air harus
memiliki aksesibilitas yang
dapat mendukung pencapaian
kawasan wisata
Pedestrian way sebaiknya
menngacu pada aspek 4 C,
yakni kejelasan (conspicious);
kenyamanan (comfortable),
kesesuaian (convenient) dan
keramahan (convivial)
Tidak ada fasilitas pedestrian way di
sisi Jalan Ngemplak
Perlu fassilitas pedestrian way sebagai
akses menuju taman dan spot wisata
pada segmen 3.
Ditinjau dalam aspek 4 C, maka
dapat dianalisis:
1. kejelasan (conspicious);
Dalam aspek ini kondisi
menuju taman masih belum
terdapat penanda akan tetapi di
dalam taman memiliki
kejelasan yang cukup baik,
karena terdapat simbol atau
91
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang
Sungai Kali Mas
penanda yang menjelaskan
arah masuk atau menuju
fasilitas dalam taman
2. kenyamanan (comfortable)
belum terdapat pedestrian way
yang nyaman pada sisi Jalan
Ngemplak
3. kesesuaian (convenient)
belum terdapat pedestrian way
yang nyaman pada sisi Jalan
Ngemplak
4. keramahan (convivial)
belum terdapat pedestrian way
yang nyaman pada sisi Jalan
Ngemplak
92
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang
Sungai Kali Mas A
spek
Per
anca
ngan
Tam
an (2
)
Elemen Lunak
(Softscape)
Kawasan wisata sebaiknya
memiliki elemen lunak
(softscape) yang dapat
berpotensi memberi kesan
kesenangan, kegembiraan dan
kenyamanan yang dapat
dinikmati pengunjung
Kondisi elemen lunak yang ada pada
kawasan segmen 3 cukup baik karena
keberadaan pepohonan yang rindang dan
dapat memberikan kenyamanan bagi
pengunjung terlihat dari banyaknya jenis
tanaman peneduh dan berbunga yang dapat
ditemui pada kawasan ini
Keberadaan tanaman peneduh dan
berbunga harus dipertahankan karena
dapat memberikan kesan rekreatif yang
menarik bagi wisatawan
Elemen Keras
(Hardscape)
Kawasan wisata sebaiknya
memiliki elemen keras
(hardscape) yang dapat
berpotensi memberi kesan
kesenangan, kegembiraan dan
kenyamanan yang dapat
dinikmati pengunjung
Kondisi elemen keras dalam kondisi yang
baik, terutama karena keberadaan sculpture
yang beraneka ragam memberikan kesan
rekreatif bagi wisatawan
Perlu mempertahankan keberadaan
sculpture untuk menarik pengunjung
akan tetapi sebaiknya sculpture ditata
menyebar sehingga dapat dinikmati
sepanjang kawasan wisata. Serta
sebaiknya diberikan pencahayaan yang
menarik pada malam hari agar dapat
memberikan kesempatan rekreasi
malam hari pada kawasan segmen 3
Sumber: Hasil Analisa, 2015
93
Secara keseluruhan, berdasarkan hasil analisa maka terdapat 5 faktor pada
masing-masing segmen yang perlu dikembangkan, dipertahankan maupun
dibenahi. Berdasarkan analisa Walkthrough juga dapat disimpulkan bahwa
kawasan koridor sepanjang sungai belum terintegrasi sehingga masing-masing
zona berdiri sendiri, untuk itu harus ada kontinuitas akses dari keseluruhan
koridor agar dapat menyatukan aktifitas dan atraksi wisata mulai dari area Taman
Skate dan BMX hingga kawasan Taman Ekspresi sehingga dapat
mengintegrasikan taman kota sebagai bagian ruang luar Sungai Kali Mas yang
mendukung potensi satu sama lain satu sama lain.
Untuk itu, dalam merancang konsep penataan ruang luar sepanjang Sungai
Kali Mas yang mendukung wisata air harus memperhatikan antara lain:
Tabel 5. 4 Kesimpulan Identifikasi Potensi dan Permasalahan
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait
keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang Sungai Kali Mas
Asp
ek W
isata
Air
(1)
Faktor Kriteria Umum Analisa
Atraksi Kawasan wisata air
harus memiliki atraksi yang
menarik dan khas serta
memilki “something to see”,
“something to do” dan
“something to buy”.
SEGMEN 1:
Spot Taman Skate dan BMX
berpotensi menjadi titik awal
perjalanan wisata air dengan
memanfaatkan keramaian
pengunjung serta didukung
adanya terdapat adanyamodal
something to see pada obyek
Jembatan Gubeng dan patung
monumen suro dan boyo serta
to do dan something to buy
pada kawasan sentra PKL,
akan tetapi perlu penambahan
area oleh-oleh atau souvenir
94
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait
keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang Sungai Kali Mas
shop dalam melengkapi
something to buy sebagai
kawasan wisata air.
SEGMEN 2:
Potensi spot Taman Prestasi
sebagai wisata air perlu
dipertahankan dan dijadikan
bagian dari kegiatan wisata air
menyusur sungai Kali Mas,
serta mempertahankan modal
something to do dan to buy
pada kawasan sentra kuliner
Taman Prestasi, serta
something to see pada
keindahan taman, dan
jembatan gantung menuju
kawasan Grahadi serta
terdapat view Jembatan Yos
Sudarso.
Potensi dermaga dan jembatan
gantung pada sisi area gedung
Grahadi sebagai bagian dari
wisata air dengan membuka
akses di kawasan tersebut
SEGMEN 3
Spot taman Ekspresi memiliki
potensi something to see pada
view sungai dan taman serta
jembatan Undaan dan Genteng
kali untuk dikembangkan
sebagai wisata air akan tetapi
perlu pembenahan seperti
95
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait
keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang Sungai Kali Mas
fasilitas dermaga
Kondisi fisik sungai yang
lebar pada sisi utara
memberikan potensi
something to do berupa
olahraga air berupa sepeda
kayuh air yang dapat menjadi
salah satu atraksi wisata air.
Memanfaatkan gedung taman
siswa sebagai modal
something to do dan to buy
dengan menjadikan area sentra
kuliner dan area souvenir
shop.
Fasilitas Kawasan wisata air harus
memiliki fasilitas pendukung
wisata yang memadai seperti
dermaga, pusat informasi
wisata, shelter, akomodasi,
musholla, toilet, souvenir
shop, playground dan fasilitas
olah raga air.
Perlu menyediakan lokasi
parkir yang lebih luas untuk
memenuhi kebutuhan parkir
pengunjung wisatawan serta
menambah dermaga, pusat
informasi wisata, shelter,
akomodasi, musholla, souvenir
shop, playground dan fasilitas
olah raga air pada kawasan
spot taman yang belum
memenuhi.
Aksesibilitas Kawasan wisata air harus
memiliki aksesibilitas yang
dapat mendukung pencapaian
kawasan wisata
Pedestrian way sebaiknya
menngacu pada aspek 4 C,
yakni kejelasan (conspicious);
Koridor sepanjang sungai
Kalimas harus menyediakan
jalur pedestrian way yang
aman dan nyaman serta
terhubung
Setiap spot wisata harus
memiliki akses yang jelas
96
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait
keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang Sungai Kali Mas
kenyamanan (comfortable),
kesesuaian (convenient) dan
keramahan (convivial)
dengan informasi dan penanda
pintu masuk.
Akses antar spot wisata
sebaiknya dikoneksikan
dengan dermaga-dermaga
yang ada
Ditinjau dalam aspek 4 C,
maka dapat dianalisis:
1. kejelasan (conspicious);
setiap spot wisata sebaiknya
memiliki petunjuk atau symbol
serta pada pedestrian way juga
dibuat menerus dan terhubung
pada kawasan wisata
2. kenyamanan (comfortable)
dapat mewadahi/
mengakomodasi seluruh
aktifitas berjalan kaki dengan
memperhatikan kesesuaian
lebar jalur berjalan/
keleluasaan ruang, peruntukan
ruang jalan yang sesuai bagi
para pejalan kaki, lansekap
dan arsitektur serta perabot
jalan yang menarik, serta
tempat pemberhentian/ tempat
istirahat sementara.
3. kesesuaian (convenient)
kondisi pedestrian way
sebaiknya sesuai dan
mendukung kegiatan wisata air
seperti kegiatan wisata kuliner
97
Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait
keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang Sungai Kali Mas
dengan café atau restoran
4. keramahan (convivial)
pedestrian way sebaiknya
tidak menimbulkan perasaan
was-was dan menimbulkan
rasa aman.
Asp
ek P
eran
cang
an T
aman
(2)
Faktor Kriteria Umum Analisa
Elemen Lunak
(Softscape)
Kawasan wisata sebaiknya
memiliki elemen lunak
(softscape) yang dapat
berpotensi memberi kesan
kesenangan, kegembiraan dan
kenyamanan yang dapat
dinikmati pengunjung
Perlu penambahan elemen
lunak berupa tanaman
peneduh pada segmen 1 untuk
memberikan kenyamanan bagi
pengunjung serta
mempertahankan keindahan
elemen lunak pada segmen 2
dan 3 sehingga tercipta kesan
rekreatif yang menarik bagi
wisatawan
Elemen Keras
(Hardscape)
Kawasan wisata sebaiknya
memiliki elemen keras
(hardscape) yang dapat
berpotensi memberi kesan
kesenangan, kegembiraan dan
kenyamanan yang dapat
dinikmati pengunjung
Perlu penataan sculpture pada
segmen 1, 2 dan 3 agar juga
dapat dinikmati sepanjang sisi
Koridor Kali Mas sehingga
dapat memberikan keindahan
dan kesan rekreatif. Perlu
penataan pencahayaan untuk
memberikan kesempatan
kesan rekreatif pada malam
hari
Sumber: Hasil Analisa, 2015
98
Berdasarkan analisa yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis
character appraisal untuk mendapatkan kriteria khusus dalam penataan
berdasarkan karakter elemen wisata air dan perancangan taman pada masing-
masing segmen. Berikut hasil kriteria khusus berdasarkan dua aspek terkait :
Tabel 5. 5 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Wisata Air dan Perancangan
Taman
Faktor Kriteria Umum Kriteria Khusus
Atraksi Kawasan wisata air harus memiliki
atraksi yang menarik dan khas serta
memilki “something to see”,
“something to do” dan “something to
buy”.
Kawasan wisata air sebaiknya
memanfaatkan pemandangan
alam maupun buatan seperti
sungai dan pepohonan yang
rindang, serta buatan yang ada,
seperti jembatan dan sculpture
sebagai modal something to see,
kemudian memanfaatkan sentra
kuliner yang ada sebagai
something to do dan to buy.
Fasilitas Kawasan wisata air harus memiliki
fasilitas pendukung wisata yang
memadai
Kawasan wisata air sungai Kali
Mas sebaiknya menyediakan
lokasi parkir yang memadai,
pusat informasi, shelter, toilet,
souvenir shop, playground dan
fasilitas olah raga air pada tiap
segmen yang ada
Aksesibilitas Kawasan wisata air harus memiliki
aksesibilitas yang dapat mendukung
pencapaian kawasan wisata
Kawasan wisata air sungai Kali
Mas sebaiknya memiliki akses
masuk yang jelas, memiliki
dermaga, memiliki pedestrian
way yang terhubung, nyaman
dan sertaa memberikan rasa
99
Faktor Kriteria Umum Kriteria Khusus
aman pagi wisatawan Koridor
sepanjang sungai Kalimas harus
menyediakan jalur pedestrian
way yang aman dan nyaman
serta terhubung pada tiap
segmen yang ada.
Elemen Lunak
(Softscape)
Kawasan wisata sebaiknya memiliki
elemen lunak (softscape) yang dapat
berpotensi memberi kesan
kesenangan, kegembiraan dan
kenyamanan yang dapat dinikmati
pengunjung
Kawasan wisata air sungai Kali
Mas sebaiknya memiliki
softscape berupa pepohonan
peneduh yang rapat dan dapat
menaungi wisatawan dalam
menikmati pemandangan dan
wisata air di tiap segmen.
Elemen Keras
(Hardscape)
Kawasan wisata sebaiknya memiliki
elemen keras (hardscape) yang dapat
berpotensi memberi kesan
kesenangan, kegembiraan dan
kenyamanan yang dapat dinikmati
pengunjung
Kawasan wisata air sungai Kali
Mas sebaiknya memiliki
hardscape yang dapat
menghibur wisatawan dan
menjadi obyek wisata baik
berupa sculpture, monumen
maupun panggung terbuka pada
tiap segmen potensial
Sumber: Hasil Analisa, 2015
Kelima kriteria khusus yang telah didapatkan kemudian akan diimplementasikan
dalam menciptakan konsep penataan ruang luar untuk mendukung wisata air
sungai Kali Mas bersama-sama dengan tujuh faktor lainnya dari aspek penataan
lansekap dan aspek keterhubungan (linkage).
100
5.2 Kriteria Khusus Penataan Ruang Luar Dengan Konsep Wisata Air Di
Sepanjang Sungai Kali Mas
Tahapan selanjutnya dalam penelitian ini adalah menemukan kriteria khusus
dalam penataan ruang luar sepanjang Sungai Kali Mas, setelah menganalisis
potensi dan permasalahan yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya. Dalam
menemukan kriteria khusus dalam menata ruang luar sepanjang Sungai Kali Mas
akan digunakan beberapa faktor yang terdapat dalam Aspek Penataan Lansekap.
Beberapa diantaranya, yaitu
Satu, Perilaku pengguna/wisatawan
Kedua, Permasalahan teknis (kawasan sungai)
Ketiga, Tata guna lahan
Keempat, Estetika
Kelima, Keamanan
Analisa dan peninjuan terhadap kelima faktor pada kawasan studi dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Satu, Perilaku Pengguna/Wisatawan
Kriteria umum yang pertama yaitu penataan lansekap kawasan wisata
sebaiknya menggambarkan kepribadian dan perilaku pengguna wisatawan.
Kepribadian dan perilaku pengguna ditinjau melalui observasi terhadap preferenso
pengunjung atau wisatawan. Dalam menganalisis kepribadian dan perilaku
pengunjung dilakukan survey lapangan dengan mengamati ketiga segmen dalam
kawasan studi. Pengamatan dilakukan untuk memgetahui pola aktifitas
pengunjung dalam ruang kawasan studi dan terhadap keragaman persebaran
pengguna pada lokasi studi pengunjung selama 3 waktu, yakni pagi, siang dan
malam pada tiap segmen. Pembagian segmen pada kawasan studi sama dengan
pembagian segmen yang telah dilakukan pada sub bab sebelumnya dalam tahapan
analisis potensi dan permasalahan. Tujuan dalam pengamatan ini adalah
mendapatkan kriteria khusus penataan lansekap sehingga kawasan wisata benar-
benar dapat mewadahi dan mewakili gambaran kepbribadian pengunjung atau
wisatawan.
101
Perilaku Pengguna/Wisatawan Berdasarkan Gambar Pada Segmen 1
Berdasarkan gambar keberagaman persebaran dan aktifitas pada segmen 1 di
mana taman skate dan bmx berada, dapat diketahui bahwa pada pagi hingga sore
hari banyak terdapat wisatwan pengunjung remaja yang banyak ditemuai di
kawasan ini, terutama pada spot arena BMX, plaza dan monumen, panggung
tetrbuka, area skate dan pusat PKL Ketabang Kali.
Gambar 5. 5. Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan melalui
Pengamatan Keberagaman Persebaran dan Akitifitas Pengunjung
Pada Segmen 1 pada Pagi – Sore Hari (Hasil Analisa, 2015)
Pada arena BMX pada siang hingga sore hari digunakan beberapa
pengunjung remaja komunitas cheerleader untuk berlatih.kegiatan ini berlangsung
102
hingga sore hari. Pada arena BMX dikawasan ini juga digunakan sebagai tempat
duduk beberapa wisatawan remaja dan dewasa. Kawasan ini cukup ramai
pengunjung dengan durasi waktu yang panjang mulai 1 hngga 5 jam.
Lamanya durasi pengunjung pada kawasan ini juga dipengaruhi oleh
suasana taman yang rindang, teduh dan luas. Pengamatan terhadap
pengguna/wisatawan pada segmen 1 spot taman Skate dan BMX terkait kegiatan
dan persebaran pada pagi hingga sore hari dapat dilihat pada gambar 5.5.
Selanjutnya pada area plaza dan monument, beberapa pengunjung datan dan
melakukan aktifitas berforo dan duduk bersantai, namun dengan durasi waktu
yang pendek, yakni kurang dari 1 jam. Hal ini dikarenakan suasana yang panas
dan kurang teduh sehingga kurang nyaman untuk menikmati ruang di kawasan ini.
Pada area skate dan penggung terbuka banyak pengunjung remaja yang
menggunakannya sebagai ruang aktifitas skate dan bmx, dengan durasi waktu
selama 1 hingga 5 jam. Area ini banyak disukai karena banyak spot-spot untuk
bermain dengan jenis yang beragam serta cukup rindang. Kurangnya bangku
dalam taman membuat para pengunjung kurang nyaman,sehingga kesemapatan
menikmati pemandangan dan bersantai tidak ada. Hal ini juga menyebabkan
banyak ditemukan pengunjung yang beristirahat di pinggir taman dengan duduk
jongkok dan berkumpul untuk beristirahat.
Pada area pangggung terbuka banyak temui pengunjung remaja yang
beristirahat. Hal ini didukung dengan suasana panggung terbuka yang rindang
dengan adanya kanopi dan meskipun tidak ada bangku, akan tetapi pengunjung
memanfaatkan bangunan panggung sebagai tempat duduk.
Pada arena PKL Ketabang Kali, banyak ditemui pengunjung remaja dan
dewasa yang mealukan aktifitas makan minum serta bersantai menikamti
pemandangan sungai. Terdapat dua jenis pengunjung berdasarkan durasi lama
beraktifitas di area ini. Pertama adalah pengunjung dengan durasi lebih dari 1 jam,
dimana pengunjung ini tidak hanya makan dan minum tetapi juga menimati
kerindangan dan pemandangan sungai serta kedua adalah jenis pengunjung
dengan durasi waktu kurang dari 1 jam dimana para pengunjung hanya menikmati
makan dan minum. Pengunjung jenis kedua ini, banyak berasal dari kalangan
103
pekerja yang dating dari kawasan Plaza Surabaya dan WTC, dimana mereka
hanya makan dan minum kemudian kembali lagi ke tempat bekerja.
Pergerakan dari aktitas pengunjung yang ditemui di segmen ini memilki pola
pergerakan yang beragam, antara lain :
1. Pengunjung yang hanya memiliki pergerakan dari tempat parkir menuju
taman dan beraktifitas hanya dalam taman dan kawasan PKL saja.
2. Pengunjung yang memiliki pergerakan dari kawasan plaza Surabaya, WTC
maupun “Monkasel” kemudian masuk di kawasan bagian taman kemudian
kembali ke plaza Surabaya, WTC, “Monkasel” atau pulang.
Gambar 5. 6. Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan melalui
Pengamatan Keberagaman Persebaran dan Akitifitas Pengunjung
Pada Segmen 1 pada Sore – Malam Hari (Hasil Analisa, 2015)
Pergerakan ini juga sama terjadi pada pengamatan di malam hari. Pada
malam hari terdapat perbedaan pada area plaza dan monument di mana
104
pengunjung lebih banyak datang dibandingkan ketika pagi hingga sore hari serta
memiliki durasi lebih lama yakni lebih dari 1 jam. Hal ini dipengaruhi oleh
suasana area yang tidak lagi panas, lebih nyaman untuk bersantai dan menikmati
pemandangan.
Kemudian pada area PKL, pada malam hari pengunjung semakin banyak dan
beraktifitas menikmati makanan dan minuman serta bersantai hingga sentra PKL
tutup sekitar pukul 12 malam. Pengamatan terhadap pengguna/wisatawan pada
segmen 1 spot taman Skate dan BMX terkait kegiatan dan persebaran pada sore
hingga malam hari dapat dilihat pada gambar 5.6.
Perilaku Pengguna/Wisatawan Berdasarkan Gambar Pada Segmen 2
Hasil observasi terhadap pengunjung pada segmen 2, ditemukan bahwa pada
siang hingga sore hari banyak ditemui pengunjung dewasa dan anak-anak.
Pengunjung pada segmen ini biasanya datang berombongan dalam satu keluarga,
misalnya orang tua dan anak-anak. Aktifitas yang ditemui pada kawasan ini antara
lain anak-anak yang menikmati permainan pada playground, orang tua (dewasa)
yang mengawasi aktitas bermain anak, pengunjung dewasa yang menikmati sentra
PKL Taman Prestasi serta pengunjung baik dewasa dan anak-anak yang
menikmati kegiatan wisata air. Aktifitas pengunjung pada segmen 2 memiliki
durasi rata-rata lebih dari 1 jam, hal ini dikarenakan suasana taman yang ramai
dan menarik serta cukup rindang dan teduh untuk bersantai. Pengamatan terhadap
pengguna/wisatawan pada segmen 2 spot Taman Prestasi terkait kegiatan dan
persebaran pada pagi hingga sore hari dapat dilihat pada gambar 5.7.
Pada malam hari, terjadi penurunan jumlah pengunjung anak-anak,
tergantikan dengan beberapa pengunjung remaja dan orang tua. Sehingga pada
malam hari dapat dilihat adanya kondisi taman yang sepi, kurang pencahayaan
(remang-remang) serta minim aktifitas pada PKL Taman Prestasi pada malam
hari.
105
Gambar 5. 7. Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan melalui
Pengamatan Keberagaman Persebaran dan Akitifitas Pengunjung
Pada Segmen 2 pada Pagi – Sore Hari (Hasil Analisa, 2015)
Pola pergerakan pengunjung pada segmen 2, hanya terdapat pola dari tempat
parkir menuju taman dan beraktifitas hanya pada kawasan taman dan sentra PKL
Taman Prestasi. Berikut pemetaan hasil pemetaan cognitive mapping pada segmen
2 spot Taman Prestasi terkait kegiatan dan persebaran pada pagi hingga sore hari
dapat dilihat pada gambar 5.8.
Pada gambar tersebut dapat diketahui bahwa persebaran pengunjung hanya
terfokus pada plaza utama dan kawasan dermaga serta panggung terbuka dengan
kegiatan duduk bersantai. Sedangkan pada kawasan sentra kuliner juga terdapat
aktifitas pengunjung yang menikmati makan dan minuman serta bersantai.
Sedangkan pada bagian timur taman terlihat sepi dan jarang pengunjung karena
suasana taman yang gelap.
106
Gambar 5. 8. Gambar Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan
melalui Pengamatan Keberagaman Persebaran dan Akitifitas
Pengunjung Pada Segmen 2 pada Sore – Malam Hari (Hasil
Analisa, 2015)
Perilaku Pengguna/Wisatawan Berdasarkan Gambar Pada Segmen 3
Pengamatan pada perilakuk pengunjung pada Segmen 3 menghasilkan
adanya pengunjung remaja pada playground dan panggung-panggung monumen
dimana pengunjung ini lebih suka berfoto dan bersantai dengan durasi waktu
kurang dari 1 jam. Beberapa pengunjung remaja juga menikmati taman dengan
duduk bersantai pada area plaza dan perpustakaan. Sedangkan pengunjung dewasa
dan anak-anak ditemui pada playground permainan anak-anak dimana pengunjung
yang ditemui merupakan keluarga, yakni orang tua yang mengawasi anak
bermain. Pada jenis pengunjung ini, biasanya memiliki durasi waktu lebih dari 1
jam dan melakukan eksplorasi taman dengan berpindah dari playground kemudian
menikmati area plaza.
Beberapa pengunjung dewasa dari kalangan lansia juga ditemui di taman ini,
terutama pada area refleksi. Pengunjung dalam jenis ini memiliki durasi waktu
lebih dari 1 jam. Sedangkan pola yang ditemui pada kawasan segmen 3 ini hanya
107
pengunjung yang datang baik bersepeda, berkendaraan bermotor atau berjalan
kaki kemudian hanya beraktifitas pada area di dalam Taman Ekspresi.
Pengamatan terhadap pengguna/wisatawan pada segmen 3 spot Taman
Ekspresi menghasilkan bahwa pengguna/wisatawan tidak menjangkau kawasan
ujung taman pada sisi jembatan Jalan Ngemplak. Kawasan ini merupakan ujung
bagian taman yang berdekatan dengan bekas gedung taman siswa. Perlu kegiatan
penarik agar pengguna/wisawatan memanfaatkan ruang ini sebagai ruang
berekreasi, hal ini didukung pula dengan kondisi eksisting fisik sungai yang lebih
lebar dibandingkan kawasan lainya sehingga berpotensi untuk wadah kegiatan
olahraga air.
Selanjutnya pengamatan terkait kegiatan dan persebaran pada pagi hingga
sore hari dapat dilihat pada gambar 5.10.
Gambar 5. 9. Gambar Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan
melalui Pengamatan Keberagaman Persebaran dan Akitifitas
Pengunjung Pada Segmen 3 pada Pagi – Sore Hari (Hasil Analisa,
2015)
108
Seluruh kegiatan pada taman ini hanya berlangsung dari pagi hingga sore hari, hal
ini dikarenakan taman yang ditutup mulai pukul 6. 30 malam hari. Sehingga tidak
ditemui pengunjung di taman ini pada malam hari. Berikut kondisi taman pada
malam hari.
Gambar 5. 10. Gambar Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan
melalui Pengamatan Keberagaman Persebaran dan Akitifitas
Pengunjung Pada Segmen 3 pada Sore – Malam Hari (Hasil
Analisa, 2015)
Berdasarkan gambar 5.10, dapat dilihat bahwa kondisi taman pada malam
hari sangat sepi dikarenakan akses pada taman yang tutup. Kondisi ini harus
dilakukan tindakan dengan menghidupkan taman ekspresi sebagai bagian dari
wisata air dengan memberikan aktifitas yang dapat beroperasi pada pagi hingga
malam, seperti sentra kuliner atau kegiatan wisata air seperti sepeda air.
Berdasarkan kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis cognitive mapping
berdasarkan faktor kepribadian pengguna/wisatawan pada segmen 1 hingga 3,
antara lain:
109
Tabel 5. 6 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap Faktor Perilaku
Pengguna
Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus dapat mewadahi dan
memfasilitasi pengguna dengan melihat perilaku pengguna/wisatawan
SEGMEN 1 SEGMEN 2 SEGMEN 3 Kriteria Khusus
Kesesuaian desain
taman dengan
aktifitas skate
membuat
pengunjung
nyaman dan
menikmati spot-
spot area skate
pada segmen ini
Kesesuaian desain
taman dengan
aktifitas bermain
anak-anak dan
wisata air membuat
pengunjung puas
dan beraktitas
dengan nyaman
Kesesuaian desain
taman baik
playground,
perpustakaan
hingga jalur
refleksi membuat
taman ini digemari
pengunjung dari
anak-anak hingga
dewasa
Penataan lansekap
harus mempertahankan
spot-spot atau area
yang memberikan
kenyamanan dan
kepuasan bagi
pengunjung anak-anak,
remaja dan dewasa,
serta mewakili
kebutuhan pengunjung
seperti kondisi yang
teduh di siang hari,
bangku-bangku taman
yang nyaman,
pencahayaan yang
hidup dan mendukung
aktifitas wisata yang
tetap hidup pada
malam hari dan harus
memperhatikan
pedestrian way dan
dapat meningkatkan
pola pergerakan
dengan kegiatan/wisata
terkait disekitarnya
Desain taman
belum mewakili
pengunjung yang
ingin bersantai,
kondisi taman pada
pagi hingga siang
hari kurang
mendukung karena
suasana yang
kurang teduh serta
kurangnya bangku-
bangku taman
untuk beristirahat
maupun menikmati
pemandangan
Pada malam hari,
desain taman
kurang hidup
sehingga sepi
pengunjung dan
menjadikan
turunnya image
kawasan wisata
pada segmen ini
Pada malam hari,
keterbatasan jam
operasional taman
menjadikan taman
ini memilki
suasana yang sepi
dan menurunkan
kualitas image
kawasan wisata
pada kawasan ini
Pola pergerakan
yang beragam dan
terakit dengan
Pola pergerakan
perlu diperluas
sehingga
Aktifitas dan pola
pergerakan perlu
ditambahkan agar
110
Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus dapat mewadahi dan
memfasilitasi pengguna dengan melihat perilaku pengguna/wisatawan
SEGMEN 1 SEGMEN 2 SEGMEN 3 Kriteria Khusus
kegiatan (wisata
lain) disekitarnya
perlu diwadahi
dengan
ketersediaan
fasilitas pejalan
kaki yang nyaman
pengunjung dapat
mengeksplorasi
kawasan
wisata/kegiatan
terkait pada segmen
2
dapat
meningkatkan
aktifitas kegiatan
wisata pada
segmen ini
Sumber: Hasil Analisa, 2015
Kedua, Permasalahan Teknis (Kawasan Sungai)
Sungai Kali Mas sebagai obyek utama dalam wisata air ini perlu ditinjau dan
dianalisis kondisi fisiknya. Hal ini berkaitan dengan keberlanjutan dan kesesuaian
kondisi fisik sungai dengan pengembangan kegiatan yang akan dilakukan. Sungai
Kali Mas,dengan perannya sebagai penyimpan cadangan air hujan dan saluran
drainase primer Kota Surabaya, tentunya kegiatan wisata di Sungai Kali Mas
harus dijaga agar tidak menggangu keseimbangan ekosistemnya seta tidak
tercemar.
Kondisi wisata air yang ada saat ini adalah atraksi wisata berperahu motor.
Sebagaimana hasil sumber wawancara dengan pihak Dinas Pariwisata, kegiatan
perahu motor ini membutuhkan minimal lebar sungai 10 meter dan kedalaman
minimal 1 meter. Apabila kondisi fisik sungai kurang dari ukuran ini, maka akan
sulit bagi kendaraan perahu motor untuk bergerak. Kegiatan berperahu ini sesuai
dengan kondisi Sungai Kalimas dengan karakter lebar mulai 20 hingga 35 meter
membuat. Sedangkan mengenai kedalaman air, sungai ini memiliki kedalaman air
1-2 meter, sehingga dalam aspek kedalaman air juga telah memenuhi. Akan tetapi
terdapat permasalahan pendangkalan air karena timbunan lumpur pada beberapa
titik seperti pada kawasan Monkasel, kawasan Jembatan Jalan Yso Sudarso dan
111
kawasan Jembatan Genteng Kali, menyebabkan perlunya normalisasi/pengerukan
secara berkala untuk mempertahankan kedalaman air minimal 1 meter.
Bedasarkan pada peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 Tentang Sungai, yang
perlu diperhatiikan adalah garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan
Perkotaan ditentukan paling sedikit berjarak 3 m (tiga meter) dari tepi luar kaki
tanggul sepanjang alur sungai, namun tidak berlaku bagi bangunan yang terdapat
dalam sempadan sungai untuk fasilitas kepentingan tertentu yang meliputi fasilitas
jembatan dan dermaga. Sehingga dalam penataan lansekap wisata air Sungai
Kalimas harus memperhatikan sempadan sungai sebesar 3 meter.
Kemudian merujuk pada Gubernur Jawa Timur mengeluarkan Surat Keputusan
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur No. 93 Tahun 1997 tentang Pola
Pengelolaan Sungai Kalimas, perlu memperhatikan bahwa untuk pola pengelolaan
sungai secara umum pengaturannya adalah bebas dari bangunan permanen,
sehingga dalam mencirikan penataan lansekap kawasan sungai harus
mempehatikan material bangunan, agar menghindari bentuk bangunan permanen
serta sebaiknya meggunakan material yang ramah lingkungan dan tetap menjaga
kelestarian lingkungan sungai.
Berdasarkan beberapa acuan dan kondisi eksisting maka didapatkan beberapa
kriteria khusus antara lain :
Tabel 5. 7 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap Faktor
Permasalahan Teknis
Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus menyesuaikan kondisi
fisik lansekap dan memperhatikan kegiatan wisata terkait permasalahan teknis kawasan
Permasalahan Teknis Kriteria Khusus
Memiliki syarat paling sedikit berjarak 3 m (tiga meter)
dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai,
namun tidak berlaku bagi bangunan yang terdapat
dalam sempadan sungai untuk fasilitas kepentingan
tertentu yang meliputi fasilitas jembatan dan dermaga
Penataan lansekap perlu
memperhatikan jarak
bangunan minimal 3
meter kecuali fasilitas
112
Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus menyesuaikan kondisi
fisik lansekap dan memperhatikan kegiatan wisata terkait permasalahan teknis kawasan
Permasalahan Teknis Kriteria Khusus
serta menghindari bentuk bangunan permanen serta
sebaiknya meggunakan material yang ramah
lingkungan dan tetap menjaga kelestarian lingkungan
sungai
jembatan dan dermaga
serta menggunakan
material ramah
lingkungan serta tetap
menjaga kelestarian
sungai
Karakter sungai yang rawan pendangkalan lumpur
sehingga perlu menjaga stabilitas kedalaman air agar
tetap aman untuk operasional perahu wisata air
Sumber: Hasil Analisa, 2015
Ketiga, Penggunaan Lahan
Dalam merancang kawasan wisata air yang terpadu perlu menimbang tata guna
lahan sehingga terpadu dan memiliki keterkaitan dengan wisata air Kali Mas.
Penggunaan lahan yang dapat ditinjau dan dianalisis antara lain :
Tabel 5. 8 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap Faktor
Penggunaan Lahan
Kriteria Umum : Penggunaan lahan suatau penataan lansekap kawasan wisata harus
terintegrasi dan mendukung kegiatan wisata yang ada.
Penggunaan
Lahan
Analisis Kriteria Khusus
Perdagangan
dan Jasa
Kawasan perdagangan dan jasa yang ada
pada kawasan studi seperti Plaza Surabaya,
WTC dan Grandcity memiliki potensi untuk
dikaitkan dengan kegiatan wisata air. Hal ini
dikarenakan keberadaan perdagangan dan
jasa memberikan kesempatan
Perencanaan penggunaan
lahan sebaiknya
berorientasi untuk
mendukung kegiatan
wisata air, misalnya
perdagangan dan jasa
113
Kriteria Umum : Penggunaan lahan suatau penataan lansekap kawasan wisata harus
terintegrasi dan mendukung kegiatan wisata yang ada.
Penggunaan
Lahan
Analisis Kriteria Khusus
pengunjung/wisatawan untuk melakukan
kegiatan wisata belanja.
untuk wisata belanja,
fasilitas sosial, budaya
dan sejarah untuk wisata
budaya dan sejarah, serta
memanfaatkan lahan
kosong sebagai parkir
komunal dan
mengarahkan perumahan
sebagai perumahan
dengan model vertikal
atau mix use sebagai
hostel atau restoran.
Perumahan Kawasan perumahan yang ada di kawasan
studi sebagian besar memiliki fungsi sebagai
depot sehingga tetap bisa berkaitan dengan
wisata air. Sedangkan kawasan perumahan
sekitar Jalan Ketabang Kali memilki potensi
untuk dijadikan hostel atau perumahan
vertikal (apartemen) karena keduanya dapat
menambah akomodasi dan mendukung
kegiatan wisata.
Fasilitas
Pemerintahan
Fasilitas Pemerintahan yang ada, seperti
Grahadi dan Gedung DPRD sebaiknya tetap
dipertahankan keberadaannya
Fasilitas
Peribadatan
Fasilitas Peribadatan yang ada berupa gereja,
merupakan bangunan yang sebaiknya tetap
dipertahankan
Fasilitas
Olah Raga
Fasilitas olah raga yang ada di kawasan
Plaza Surabaya memiliki sarana olah raga
berupa kolam renang, yang berpotensi
mendukung kegiatan wisata air
Fasilitas
Sosial,
Budaya dan
Sejarah
Fasilitas Sosial, Budaya dan Sejarah berupa
Monkasel dan Gedung Balai Pemuda serta
kawasan Perpustakaan Kota memiliki
potensi besar dikaitkan dengan wisata air.
Hal ini dikarenakan tempat-tempat tersebut
memberikan opsi kegiatan wisata yang
berwarna dan berbeda.
Taman Setiap taman yang ada di kawasan studi
seperti Taman Skate dan BMX, Taman
114
Kriteria Umum : Penggunaan lahan suatau penataan lansekap kawasan wisata harus
terintegrasi dan mendukung kegiatan wisata yang ada.
Penggunaan
Lahan
Analisis Kriteria Khusus
Prestasi dan Taman Ekspresi memiliki
potensi selain sebagai ruang terbuka hijau
juga sebagai titik interkoneksi antar kawasan
melalui prasarana dermaga sungai
Perumahan
Liar
Perumahan liar yang ada di kawasan studi
sebaiknya ditata sebagai penggunaan fungsi
lain yang berkaitan dengan wisata air, seperti
menjadikan kawasan souvenir shop atau
kafe.
Lahan
Kosong/
Gedung
Kosong
Terdapat dua potensial lahan kosong atau
bangunan tidur, seperti gedung Taman Siswa
yang berpotensi untuk dikembangkan
sebagai kafe, restoran atau sentra PKL di
Taman Ekspresi serta sebuah rumah kosong
di kawasan Ketabang Kali yang dapat
dimanfaatkan sebagai Parkir Komunal
Sumber: Hasil Analisa, 2015
115
Perlu diarahkan menjadi Perumahan Mix Use atau Perumahan Vertikal untuk mendukung kegiatan wisata.
Perlu diarahkan pembebasan lahan sebagai lahan hijau dan pedestrian way agar tidak menurukan image kawasan wisata serta dapat mendukung aksesibilitas
Memanfaatkan lahan dan gedung kosong sebagai fasilitas pendukung atau kegiatan penarik kawasan wisata
Gambar 5. 11. Analisa Penggunaan Lahan Kawasan Studi (Hasil Analisa, 2015)
116
Keempat, Estetika
Estetika meliputi kesan rekreatif pada kawasan wisata air. Hal ini meliputi kehati-
hatian dalam teknis dan penggunaan membuat perancang terkadang membuat
bentuk yang kurang memperhatikan desain estetika perancangan ruang terbuka.
Keberhasilan arsitektur lansekap dicapai ketika dapat menghasilkan unit yang
mudah dikenali atau keterhubungan / kontinuitas ruang luar atau menghasilkan
volume dengan special karakter dan proporsi. Hal ini dapat dicapai dengan
peletakan dari bangunan-bangunan, pepohonan, bentukan lantai, semak-semak,
bebatuan, air, pola lantai, dinding dan tempat berteduh (shelter) yang tidak hanya
berfokus pada fungsi namun juga memberikan kesan kualitas yang special antara
ruang dan elemen-elemen tersebut. Pada kondisi eksisting kawasan studi, masih
belum menampilkan pola maupun penciptaan unit yang dapat dikenali dan
berkarakter. Kawasan studi belum memiliki kekhasan yang mudah dikenali,
kecuali pada beberapa spot seperti keberadaan monument suro dan boyo pada
segmen 1. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dianalisis sebagai berikut :
Tabel 5. 9 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap Faktor Estetika
Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus memiliki estetika yang
memberikan kesan rekreatif
Analisis Kriteria Khusus
Kawasan studi belum memiliki kekhasan yang mudah
dikenali, kecuali pada beberapa spot seperti keberadaan
monument suro dan boyo pada segmen 1. Sehingga
kawasan studi belum menyuguhkan kesan estetis yang
tinggi. Dapat dicapai dengan menciptakan desain-desain
yang mudah dikenali, menyuguhkan kontinuitas
kawasan, menghasilkan volume dengan karakter dan
proporsi yang khusus. Menambah kesan estetika dapat
dilakukan dengan menambah sculpture atau shelter yang
menarik, unik dan khas seperti menambah sculpture suro
Penataan lansekap wisata air
harus memperhatikan nilai
estetika yang dapat dilakukan
dengan meletakkan desain-
desain yang dapat dikenali
melalui pola yang menarik,
warna yang terang,
penambahan sculpture atau
lampion sehingga menjadi
karakter khusus agar mudah
117
Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus memiliki estetika yang
memberikan kesan rekreatif
Analisis Kriteria Khusus
dan boyo atau lampion serta shelter yang berakarakter
khusus seperti pada segmen 1 yang membutuhkan
penambahan shelter maka dapat disesuaikan dengan
karakter taman skate dan bmx.
dikenali sebagai kawasan
wisata air.
Sumber: Hasil Analisa, 2015
Kelima, Keamanan
Keamanan dalam penataan lansekap kawasan wisata mempengaruhi jumlah
kedatangan pengnjung atau wisatawan. Semakin tinggi tingkat keamanan maka
memberikan peluang semakin banyaknya pengunjung/wisatwan yang akan
datang. Peningkatan keamanan pada kawasan wisata air Sungai Kali Mas dapat
diwujudkan dengan penyediaan pos-pos khusus penjagaan keamanan. Pada
kondisi eksisting pos keamanan hanya terdapat pada beberapa titik, yakni pada
Taman Skate dan BMX dan pos keamanan pada kawasan Plaza Surabaya serta
sekitar gedung Grahadi. Sedangkan pada jalur sempadan sungai sepanjang ruang
luar di kawasan studi saat ini memiliki kesan yang kurang aman dan kurang
memberikan rasa nyaman ketika berjalan kaki. Di tambah dengan adanya kawasan
PKL Ketabang Kali yang kondisinya saat ini memiliki image yang asing dan
menakutkan karena terlihat kurang aman serta pemilik PKL yang terkesan tidak
ramah dan kurang terbuka. Berdasarkan kondisi tersebut maka dapat dianalisis
sebagai berikut :
Tabel 5. 10 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap Faktor
Keamanan
Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata sebaiknya memberikan keamanan
yang memberikan rasa nyaman dan bahagia bagi pengunjung.
118
Analisis Kriteria Khusus
Kawasan studi belum memilki tingkat keamanan
yang baik, serta kondisi sempadan sungai yang
saat ini kurang ramah khususnya kawasan sentra
PKL di Taman Skate dan BMX serta kawasan
jalur pedestrian di sempadan sungai di belakang
gedung Grahadi serta kawasan dekat
permukiman liar memberikan kesan tidak aman.
Perlu penambahan pos-pos penjagaan untuk
memberikan kesan aman dan nyaman bagi
wisatawan dan pengguna pejalan kaki
Penataan lansekap wisata air harus
memiliki tingkat keamanan tinggi
dengan menyediakan pos-pos
penjagaan yang dapat merangkap
sebagai pusat informasi kegiatan
wisata air pada ruang luar sempadan
Sungai Kali Mas. Bangunan sebaiknya
memiliki jarak lebih dari 3 meter atau
kurang dari 3 meter dengan sifat
bangunan non permanen.
Sumber: Hasil Analisa, 2015
Berdasarkan kelima faktor yang telah dianalisa, maka didapatkan beberapa
kriteria khusus, antara lain :
Tabel 5. 11 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap
Faktor Kriteria Umum Kriteria Khusus
Kepribadian
pengguna/
wisatawam
Penataan lansekap kawasan
wisata harus dapat
mewadahi dan memfasilitasi
pengguna dengan melihat
perilaku
pengguna/wisatawan
Penataan lansekap harus
mempertahankan spot-spot atau area
yang memberikan kenyamanan dan
kepuasan bagi pengunjung anak-anak,
remaja dan dewasa, serta mewakili
kebutuhan pengunjung seperti kondisi
yang teduh di siang hari, bangku-bangku
taman yang nyaman, pencahayaan yang
hidup dan mendukung aktifitas wisata
yang tetap hidup pada malam hari dan
harus memperhatikan pedestrian way
119
Faktor Kriteria Umum Kriteria Khusus
dan dapat meningkatkan pola
pergerakan dengan kegiatan/wisata
terkait disekitarnya
Permasalahan
Teknis
Penataan lansekap kawasan
wisata harus menyesuaikan
kondisi fisik lansekap dan
memperhatikan kegiatan
wisata terkait permasalahan
teknis kawasan
Penataan lansekap perlu memperhatikan
jarak bangunan minimal 3 meter kecuali
fasilitas jembatan dan dermaga serta
menggunakan material ramah
lingkungan serta tetap menjaga
kelestarian sungai
Penggunaan
Lahan
Penggunaan lahan suatau
penataan lansekap kawasan
wisata harus terintegrasi dan
mendukung kegiatan wisata
yang ada
Perencanaan penggunaan lahan
sebaiknya berorientasi untuk
mendukung kegiatan wisata air,
misalnya perdagangan dan jasa untuk
wisata belanja, fasilitas sosial, budaya
dan sejarah untuk wisata budaya dan
sejarah, serta memanfaatkan lahan
kosong sebagai parkir komunal dan
mengarahkan perumahan sebagai
perumahan dengan model vertikal atau
mix use sebagai hostel atau restoran. Estetika Penataan lansekap kawasan
wisata harus memiliki
estetika yang memberikan
kesan rekreatif
Penataan lansekap wisata air harus
memperhatikan nilai estetika yang dapat
dilakukan dengan meletakkan desain-
desain yang dapat dikenali melalui pola
yang menarik, warna yang terang,
penambahan sculpture atau lampion
sehingga menjadi karakter khusus agar
mudah dikenali sebagai kawasan wisata
air. Keamanan Penataan lansekap kawasan
wisata sebaiknya
memberikan keamanan yang
Penataan lansekap wisata air harus
memiliki tingkat keamanan tinggi
dengan menyediakan pos-pos penjagaan
120
Faktor Kriteria Umum Kriteria Khusus
memberikan rasa nyaman
dan bahagia bagi
pengunjung.
yang dapat merangkap sebagai pusat
informasi kegiatan wisata air pada ruang
luar sempadan Sungai Kali Mas.
Bangunan sebaiknya memiliki jarak
lebih dari 3 meter atau kurang dari 3
meter dengan sifat bangunan non
permanen.
Sumber: Hasil Analisa, 2015
5.3 Konsep Penataan Ruang Luar Di Sepanjang Sungai Kali Mas Dengan
Konsep Wisata Air
Sebagai tahap akhir dalam melakukan penataan ruang luar Sungai akan
digunakan analisis Character Appraisal. Analisis Character Appraisal digunakan
yang pertama untuk menilai karakteristik dari hasil pada sasaran 1 dan 2
kemudian mempertimbangkan aspek keterhubungan (linkage) meliputi linkage
visual dan structural sehingga mendapatkan konsep yang tepat pada penataan
ruang luar kawasan wisata air sepanjang Sungai Kali Mas.
Satu, Linkage Visual
Sesuai dengan tinjuan pustaka, linkage visual memiliki beberapa elemen
seperti garis, koridor, sisi, sumbu dan irama. Pada kawasa studi linkage visual
terwakili oleh deretan massa bangunan dan pepohonan yang tercipta di Sepanjang
Sungai Kali Mas. Linkage visual yang tercipta pada kawasan ini adalah
keberadaan pepohonan dan fitur pagar yang memanjang sehingga tercipta
pandangan visual yang terhubung sepanjang sungai. Bangunan juga dapat
menciptakan linkage visual terutama bangunan-bangunan kafe sepanjang pinggir
sungai Kali Mas. Akan tetapi sebaiknya bagunan kafe yang ada maupun yang
akan ditata sebaiknya tetap menggunakan material non permanen agar tetap
menjaga kelestarian lingkungan sungai.
121
Gambar 5. 12. Ilustrasi Linkage Visual di Kawasan Studi yang dibentuk
Pepohonan, Pagar dan Bangunan Kafe di Tepian Sungai (Hasil
Analisa, 2015)
Pepohonan, fitur pagar dan bangunan kafe pinggir sungai yang terdapat
pada sisi kanan maupun kiri sepanjang sungai membentuk visual ruang koridor
dan menciptakan linkage visual yang menerus pada sungai Kali Mas. Keberadaan
bangunan dermaga, kafe pinggir sungai (sentra PKL), fitur pagar dan pepohonan
sebaiknya tetap dipertahankan sepanjang sungai Kali Mas, sehingga pada bagian
sungai tetap memiliki linkage visual yang menerus yang menggambarkan citra
kawasan sebagai kawasan wisata air Sungai Kali Mas.
Peletakan pepohonan peneduh sepanjang sungai selain sebagai elemen
pembentuk keterhubungan secara visual, keberadaaannya perlu tetap dilestarikan
sebagai penyeimbang kelestarian ekosistem dan keberlanjutan sungai Kali Mas.
122
Gambar 5. 13. Linkage Visual di Kawasan Studi yang dibentuk Pepohonan,
Pagar dan Bangunan Kafe di Tepian Sungai (Hasil Analisa,
2015)
Kedua, Linkage Struktural
Linkage structural pada kawasan studi terwakili oleh adanya kawasan wisata yang
terbagi menjadi 3 segmen utama dengan koneksi tiap kawasan melalui dermaga
dan wisata air. Struktur yang terwakili pada kawasan wisata air Sungai Kalimas
terdiri atas sub struktur 1 yakni kawasan Taman Skate dan BMX yang masuk
dalam segmen 1, kemudian sub struktur 2 yakni kawasan Taman Prestasi dan
sekitranya yang masuk pada Segmen 2 dan sub struktur 3 meliputi kawasan
sekitar Taman Ekspresi.
123
Gambar 5. 14. Sub Struktur Kawasan Wisata Membentuk Satu Kesatuan
Kawasan Wisata yang Terhubung (Hasil Analisa, 2015)
Pada Linkage structural perlu dibuat elemen tembusan dan menerus melalui
keberadaan jembatan yang menghubungkan antar sisi badan sungai. Seperti pada
segmen 2 spot Taman Prestasi, telah terdapat jembatan kayu yang
menghubungkan sisi Taman Prestasi dengan sisi Kawasan Grahadi, akan tetapi
ditutup aksesnya sehingga perlu dibuka sebagai elemen tembusan, serta elemen
tambahan yang menghubungkan sisi Taman Skate dan BMX dengan sisi Grand
City dan membuka akses pedestrian pada area monkasel, hal ini diperlukan karena
kurangnya akses menuju taman dan area wisata air serta membuka dermaga
sebagai akses dan penghubung struktural tiap spot pada ketiga segmen kawasan
wisata air.
124
Beberapa titik yang membutuhkan penambahan elemen tembusan maupun
sambungan untuk menyatukan kawasan studi menjadi satu area wisata yang
menyatu dan terhubung antaralain dapat dilihat dalam gambar berikut.
Gambar 5. 15. Penambahan Elemen untuk membentuk Linkage Struktural yang
Terhubung dan Menyatu (Hasil Analisa, 2015)
Linkage struktural berupa elemen sambungan perlu dibentuk pada
pedestrian way agar menyambungkan segmen 1 dan 2 pada Jl. Yos Sudarso
berupa zebracross
Linkage Struktural berupa elemen sambungan perlu dibentuk dengan
membuka akses berupa jembatan agar menyambungkan antar sisi sungai
pada segmen 2
Linkage Struktural berupa elemen sambungan perlu dibentuk dengan menambah akses berupa jembatan
agar menyambungkan antar sisi sungai pada segmen 1
Linkage Struktural berupa elemen tambahan perlu dibentuk dengan melanjutkan pola pedestrian way
hingga jalan inspeksi serta membuka akses area pedestrian way kawasan
Grahadi agar menyambungkan segmen 1, 2 dan 3
125
Berdasarkan kondisi linkage visual dan struktural yang ada, maka dapat
dilakukan analisa character appraisal untuk mendapatkan kriteria khusus antara
lain :
Tabel 5. 12 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Keterhubungan
Faktor Kriteria Umum Kriteria Khusus
Linkage
Visual
Kawasan wisata
sebaiknya memiliki
penghubung visual yang
dapat menyatukan
kawasan wisata baik
berupa garis, koridor, sisi,
sumbu atau irama
Kawasan wisata air sungai Kali Mas
sebaiknya memiliki penghubung visual
berupa pepohonan peneduh atau bangunan
sentra PKL, kuliner atau souvenir shop
yang ada di sepanjang badan sungai yang
menerus agar dapat meningkatkan kualitas
visual kawasan yang menyatu
Linkage
Struktural
Kawasan wisata
sebaiknya memiliki
penghubung structural
yang dapat meningkatkan
kualitas kawasan wisata
dan menghubungkan
setiap potensi baik
melalui elemen
tambahan, sambungan
maupun tembusan
Kawasan wisata air sungai Kali Mas
sebaiknya memiliki penghubung struktural
berupa jembatan, pedestrian way yang
terhubung serta akses yang terbuka bagi
publik untuk meningkatkan keterhubungan
ketiga segmen secara menyatu
Sumber: Hasil Analisa, 2015
Kedua kriteria khusus dari faktor linkage visual dan struktural, serta
kriteria khusus dari faktor-faktor lainnya yang telah didapatkan akan digunakan
126
dalam merumuskan konsep penataan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas
dengan konsep wisata air.
Kemudian selanjutnya adalah mendapatkan konsep penataan ruang luar
dengan konsep wisata air. Berikut diagram alur proses perumusan konsep
penataan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas.
Gambar 5. 16. Diagram Alur Perumusan Konsep Penataan Ruang Luar Sungai
Kali Mas (Pemahaman Tahapan Analisa, 2015)
Selanjutnya untuk mendapatkan konsep perencanaan penataan rung luar
sepanjang Sungai Kalimas Surabaya dengan konsep wisata air akan menggunakan
127
kriteria khusus yang didapatkan dari character appraisal berdasarkan potensi dan
permasalahan, kriteria khusus penataan lansekap ruang luar sungai kalimas, serta
pertimbangan dari analisis aspek keterhubungan (linkage).
Tabel 5. 13 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Wisata Air, Perancangan Taman,
Penataan Lansekap dan Keterhubungan
Faktor Kriteria
Umum
Kriteria Khusus Implementasi pada
Segmen 1, 2 dan 3
Atraksi Kawasan wisata
air harus
memiliki atraksi
yang menarik dan
khas serta
memilki
“something to
see”, “something
to do” dan
“something to
buy”.
Kawasan wisata air
sebaiknya memanfaatkan
pemandangan alam
maupun buatan seperti
sungai dan pepohonan
yang rindang, serta
buatan yang ada, seperti
jembatan dan sculpture
sebagai modal something
to see, kemudian
memanfaatkan sentra
kuliner yang ada sebagai
something to do dan to
buy.
Menciptakan something
to do dan to buy pada
segmen 1 berupa
pemanfaatan sentra
PKL serta
menambahkan souvenir
shop.
Menciptakan something
to do dan to buy pada
segmen 3 dengan
menciptakan atraksi
wisata sepeda air dan
memanfaatkan gedung
taman siswa sebagai
sentra kuliner dan area
souvenir shop.
Fasilitas Kawasan wisata
air harus
memiliki fasilitas
pendukung
wisata yang
memadai
Kawasan wisata air
sungai Kali Mas
sebaiknya menyediakan
lokasi parkir yang
memadai, pusat
informasi, shelter, toilet,
souvenir shop,
playground dan fasilitas
Menyediakan lokasi
parkir yang dekat
dengan Taman Skate
dan BMX pada segmen
1 serta menambah
souvenir shop pada
sentra PKL
Menyediakan atraksi
128
Faktor Kriteria
Umum
Kriteria Khusus Implementasi pada
Segmen 1, 2 dan 3
olah raga air pada tiap
segmen yang ada
olah raga air sepeda air
pada segmen 3
Aksesibilitas Kawasan wisata
air harus
memiliki
aksesibilitas yang
dapat mendukung
pencapaian
kawasan wisata
Kawasan wisata air
sungai Kali Mas
sebaiknya memiliki akses
masuk yang jelas,
memiliki dermaga,
memiliki pedestrian way
yang terhubung, nyaman
dan sertaa memberikan
rasa aman pagi wisatawan
Koridor sepanjang sungai
Kalimas harus
menyediakan jalur
pedestrian way yang
aman dan nyaman serta
terhubung pada tiap
segmen yang ada.
Membuka akses dan
pedestrian way serta
area monkasel sebagai
penghubung dengan
Taman Skate dan BMX
pada segmen 1
Membuka akses
pedestrian way dan
akses dermaga serta
jembatan pada area
grahadi di segmen 2
Menambahkan dermaga
pada segmen 3
Elemen
Lunak
(Softscape)
Kawasan wisata
sebaiknya
memiliki elemen
lunak (softscape)
yang dapat
berpotensi
memberi kesan
kesenangan,
kegembiraan dan
kenyamanan
yang dapat
dinikmati
pengunjung
Kawasan wisata air
sungai Kali Mas
sebaiknya memiliki
softscape berupa
pepohonan peneduh yang
rapat dan dapat menaungi
wisatawan dalam
menikmati pemandangan
dan wisata air di tiap
segmen.
Menambahkan
pepohonan peneduh
pada area wisata air
pada segmen 1
Elemen Keras Kawasan wisata Kawasan wisata air Menciptakan panggung
129
Faktor Kriteria
Umum
Kriteria Khusus Implementasi pada
Segmen 1, 2 dan 3
(Hardscape) sebaiknya
memiliki elemen
keras (hardscape)
yang dapat
berpotensi
memberi kesan
kesenangan,
kegembiraan dan
kenyamanan
yang dapat
dinikmati
pengunjung
sungai Kali Mas
sebaiknya memiliki
hardscape yang dapat
menghibur wisatawan
dan menjadi obyek wisata
baik berupa sculpture,
monumen maupun
panggung terbuka pada
tiap segmen potensial
hiburan terbuka pada
segmen 1 dan membuka
view pada monument
kapal selam sebagai
ikon titik awal kegiatan
wisata air Sungai Kali
Mas.
Kepribadian
pengguna/
wisatawam
Penataan
lansekap kawasan
wisata harus
dapat mewadahi
dan memfasilitasi
pengguna dengan
melihat perilaku
pengguna/wisata
wan
Penataan lansekap harus
mempertahankan spot-
spot atau area yang
memberikan kenyamanan
dan kepuasan bagi
pengunjung anak-anak,
remaja dan dewasa, serta
mewakili kebutuhan
pengunjung seperti
kondisi yang teduh di
siang hari, bangku-
bangku taman yang
nyaman, pencahayaan
yang hidup dan
mendukung aktifitas
wisata yang tetap hidup
pada malam hari dan
harus memperhatikan
pedestrian way dan dapat
meningkatkan pola
Menambah bangku-
bangku dan pepohonan
peneduh dan lampu
sebagai penerangan
malam hari pada
segmen 1
130
Faktor Kriteria
Umum
Kriteria Khusus Implementasi pada
Segmen 1, 2 dan 3
pergerakan dengan
kegiatan/wisata terkait
disekitarnya
Permasalahan
Teknis
Penataan
lansekap kawasan
wisata harus
menyesuaikan
kondisi fisik
lansekap dan
memperhatikan
kegiatan wisata
terkait
permasalahan
teknis kawasan
Penataan lansekap perlu
memperhatikan jarak
bangunan minimal 3
meter kecuali fasilitas
jembatan dan dermaga
serta menggunakan
material ramah
lingkungan serta tetap
menjaga kelestarian
sungai
Menciptakan sentra
PKL dan area souvenir
shop pada segmen 1
dengan material non
permanen
Penggunaan
Lahan
Penggunaan
lahan suatau
penataan
lansekap kawasan
wisata harus
terintegrasi dan
mendukung
kegiatan wisata
yang ada
Perencanaan penggunaan
lahan sebaiknya
berorientasi untuk
mendukung kegiatan
wisata air, misalnya
perdagangan dan jasa
untuk wisata belanja,
fasilitas sosial, budaya
dan sejarah untuk wisata
budaya dan sejarah, serta
memanfaatkan lahan
kosong sebagai parkir
komunal dan
mengarahkan perumahan
sebagai perumahan
dengan model vertikal
atau mix use sebagai
hostel atau restoran.
Memanfaatkan gedung
taman siswa pada
segmen 3 sebagai area
restoran/kafe dan area
souvenir shop.
131
Faktor Kriteria
Umum
Kriteria Khusus Implementasi pada
Segmen 1, 2 dan 3
Estetika Penataan
lansekap kawasan
wisata harus
memiliki estetika
yang memberikan
kesan rekreatif
Penataan lansekap wisata
air harus memperhatikan
nilai estetika yang dapat
dilakukan dengan
meletakkan desain-desain
yang dapat dikenali
melalui pola yang
menarik, warna yang
terang, penambahan
sculpture atau lampion
sehingga menjadi
karakter khusus agar
mudah dikenali sebagai
kawasan wisata air.
Memberikan gate pintu
masuk pada segmen 1
sebagai penanda dan
karakter yang dapat
dikenali sebagai area
wisata air sungai Kali
Mas
Keamanan Penataan
lansekap kawasan
wisata sebaiknya
memberikan
keamanan yang
memberikan rasa
nyaman dan
bahagia bagi
pengunjung.
Penataan lansekap wisata
air harus memiliki tingkat
keamanan tinggi dengan
menyediakan pos-pos
penjagaan yang dapat
merangkap sebagai pusat
informasi kegiatan wisata
air pada ruang luar
sempadan Sungai Kali
Mas. Bangunan
sebaiknya memiliki jarak
lebih dari 3 meter atau
kurang dari 3 meter
dengan sifat bangunan
non permanen.
Meciptakan pos
keamanan yang
merangkap pusat
informasi wisata air
dengan material
bangunan non
permanen pada segmen
1
Linkage
Visual
Kawasan wisata
sebaiknya
memiliki
Kawasan wisata air
sungai Kali Mas
sebaiknya memiliki
Menata bangunan sentra
PKL pada segmen 1
132
Faktor Kriteria
Umum
Kriteria Khusus Implementasi pada
Segmen 1, 2 dan 3
penghubung
visual yang
dapat
menyatukan
kawasan wisata
baik berupa garis,
koridor, sisi,
sumbu atau irama
penghubung visual
berupa pepohonan
peneduh atau bangunan
sentra PKL, kuliner atau
souvenir shop yang ada di
sepanjang badan sungai
yang menerus agar dapat
meningkatkan kualitas
visual kawasan yang
menyatu
Linkage
Struktural
Kawasan wisata
sebaiknya
memiliki
penghubung
structural yang
dapat
meningkatkan
kualitas kawasan
wisata dan
menghubungkan
setiap potensi
baik melalui
elemen
tambahan,
sambungan
maupun
tembusan
Kawasan wisata air
sungai Kali Mas
sebaiknya memiliki
penghubung struktural
berupa jembatan,
pedestrian way yang
terhubung serta akses
yang terbuka bagi publik
untuk meningkatkan
keterhubungan ketiga
segmen secara menyatu
Membuka akses dan
dermaga pada area
monkasel menuju taman
Skate dan BMX pada
segmen 1
Membuka akses
jembatan dan
memanfaatkan dermaga
kawasan grahadi pada
segmen 2
133
Selanjutnya dalam melengkapi implementasi konsep penataan ruang luar
dengan konsep wisata air pada segmen 1, 2 dan 3 dapat dilihat dalam arahan
penataan pada sub bab selanjutnya.
Tabel 5. 14 Implementasi Penataan berdasarkan Kriteria Khusus terkait Aspek
Wisata Air, Perancangan Taman, Penataan Lansekap dan
Keterhubungan
Impelementasi Penataan
Pada Segmen 1
(Spot Taman Skate dan
BMX)
Impelementasi Penataan
Pada Segmen 2
(Spot Taman Prestasi)
Impelementasi
Penataan Pada
Segmen 3
(Spot Taman
Ekspresi)
Menciptakan something to
do dan to buy pada
segmen 1 berupa
pemanfaatan sentra PKL
serta menambahkan
souvenir shop
Menyediakan lokasi parkir
yang dekat dengan Taman
Skate dan BMX pada
segmen 1 serta menambah
souvenir shop pada sentra
PKL
Membuka akses dan
pedestrian way serta area
monkasel sebagai
penghubung dengan
Taman Skate dan BMX
pada segmen 1
Menambahkan pepohonan
Membuka akses pedestrian
way dan akses dermaga
serta jembatan pada area
grahadi di segmen 2
Membuka akses jembatan
dan memanfaatkan
dermaga kawasan grahadi
pada segmen 2
Menciptakan
something to do dan
to buy pada segmen
3 dengan
menciptakan atraksi
wisata sepeda air dan
memanfaatkan
gedung taman siswa
sebagai sentra
kuliner dan area
souvenir shop
Menyediakan atraksi
olah raga air sepeda
air pada segmen 3
Menambahkan
dermaga pada
segmen 3
Memanfaatkan
gedung taman siswa
134
peneduh pada area wisata
air pada segmen 1
Menciptakan panggung
hiburan terbuka pada
segmen 1 dan membuka
view pada monument
kapal selam sebagai ikon
titik awal kegiatan wisata
air Sungai Kali Mas.
Menambah bangku-
bangku dan pepohonan
peneduh dan lampu
sebagai penerangan
malam hari pada segmen 1
Menciptakan sentra PKL
dan area souvenir shop
pada segmen 1 dengan
material non permanen
Memberikan gate pintu
masuk pada segmen 1
sebagai penanda dan
karakter yang dapat
dikenali sebagai area
wisata air sungai Kali Mas
Meciptakan pos keamanan
yang merangkap pusat
informasi wisata air
dengan material bangunan
non permanen pada
segmen 1
enata bangunan sentra
PKL pada segmen 1
Membuka akses dan
dermaga pada area
pada segmen 3
sebagai area
restoran/kafe dan
area souvenir shop
135
monkasel menuju taman
Skate dan BMX pada
segmen 1
Konsep Penataan Ruang Luar Sepanjang Sungai Kali Mas dengan Konsep Wisata
Air
Konsep Segmen 1
(Spot Taman Skate dan
BMX)
Konsep Segmen 2
(Spot Taman Prestasi)
Konsep Segmen 3
(Spot Taman Ekspresi)
Menciptakan wisata air
menyusur sungai Kali
Mas dengan titik awal
pada spot taman Skate
dan BMX dan
menghidupkan kembali
fungsi dermaga pada area
monkasel serta menata
sentra PKL dan
menambah area souvenir
shop sebagai bagian dari
fasilitas wisata air.
Mempertahankan kegiatan
wisata air pada spot taman
Prestasi serta
mengembangkan kegiatan
wisata air dengan
mengaktifkan dermaga pada
sisi selatan taman Prestasi
(pada area gedung Grahadi)
sebagai fasilitas wisata air
dan membuka akses pada
area gedung Grahadi serta
jembatan gantung.
Menjadikan spot taman
Ekspresi sebagai bagian dari
wisata air dengan
membangun dermaga,
memanfaatkan gedung taman
siswa sebagai restoran dan
area souvenir shop serta
menciptakan atraksi wisata
air berupa sepeda air pada
spot taman Ekspresi sekaligus
sebagai penanda akhir
perjalanan wisata air sungai
Kali Mas.
Sumber: Hasil Analisa, 2015
136
5.4 Arahan Desain Penataan Ruang Luar Sepanjang Sungai Kali Mas
dengan Konsep Wisata Air
Arahan desain penataan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas dengan konsep
wisata air akan memfokuskan pada konsep utama yakni terkait pada konsep
penataan ruang luar segmen 1, 2 dan 3. Berikut konsep penataan ruang luar
difokuskan pada tiap titik dalam segmen pada kawasan studi pada gambar 5.17.
Gambar 5. 17. Arahan desain pada konsep penataan ruang luar sepanjang sungai
Kali Mas dengan konsep wisata air (Hasil Analisa, 2015)
137
Arahan Desain 1
Pada arahan desain 1 memfokuskan penataan ruang luar untuk menciptakan
wisata air menyusur sungai Kali Mas dengan titik awal spot taman Skate dan
BMX dan menghidupkan kembali fungsi dermaga pada area monkasel sebagai
bagian dari fasilitas wisata air. Pada arahan desain ini juga dilakukan dengan
membuka akses tepian sungai Kali Mas pada rest area monkasel agar dapat
membuka akses menuju taman Skate dan BMX dan menjadikan area parkir
monkasel menjadi area parkir monkasel dan pengunjung wisata air. Berikut
arahan konsep penataan pada gambar 5.18.
Gambar 5. 18. Arahan desain pada konsep penataan ruang luar sepanjang sungai
Kali Mas dengan konsep wisata air pada segmen 1 (Hasil Analisa, 2015)
140
Gambar 5. 19. Visual desain pada konsep penataan ruang luar sepanjang sungai
Kali Mas dengan konsep wisata air pada segmen 1 (Hasil Analisa,
2015)
Arahan Desain 2
Pada arahan desain 2 memfokuskan penataan ruang luar untuk menciptakan
kawasan wisata air dengan mempertahankan kegiatan wisata air yang ada dan
mengaktifkan dermaga pada sisi selatan Taman Prestasi pada area belakang
Gedung Grahadi. Pada arahan desain ini juga dilakukan dengan membuka akses
tepian sungai Kali Mas pada kawasan belakang grahadi yang tertutup agar
menjadi bagian kawasan wisata dan memudahkan akses bagi pengunjung wisata
air. Berikut arahan konsep penataan pada gambar 5.20.
SEBELUM Tidak tersedia akses menuju Taman Skate dan BMX dari Jalan Pemuda serta dermaga yang ada tidak dimanfaatkan untuk wisata air
SESUDAH Tersedia akses wisata air dan gapura sebagai penanda akses masuk menuju area wisata air dan Taman Skate dan BMX serta memanfaatkan dermaga yang ada sebagai bagian dari fasilitas wisata air.
141
Gambar 5. 20. Arahan dan visual desain pada konsep penataan ruang luar
sepanjang sungai Kali Mas dengan konsep wisata air pada segmen
2 (Hasil Analisa, 2015)
SEBELUM Akses Kawasan Grahadi hingga
Jembatan Gantung Penghubung dengan Taman Prestasi ditutup dan dibatasi
oleh pagar.
SESUDAH Akses Kawasan Grahadi dibuka
untuk umum dan Jembatan Gantung Penghubung dengan Taman Prestasi
serta dermaga di area Grahadi dimanfaatkan sebagai fasilitas wisata
air Sungai Kali Mas.
142
Arahan Desain 3
Pada arahan desain 3 memfokuskan penataan ruang luar untuk menciptakan
kawasan wisata air dengan membangun dermaga dan menciptakan atraksi sepeda
kayuh pada Taman Ekspresi sekaligus sebagai penanda akhir perjalanan wisata
air. Pada arahan desain ini juga dilakukan dengan membuka akses pada bagian
taman yang berdekatan dengan bekas Gedung Taman Siswa agar memudahkan
akses bagi pengunjung wisata air. Berikut arahan konsep penataan pada gambar
5.21.
Gambar 5. 21. Arahan desain pada konsep penataan ruang luar sepanjang sungai
Kali Mas dengan konsep wisata air pada segmen 3 (Hasil Analisa,
2015)
143
Gambar 5. 22. Visual desain pada konsep penataan ruang luar sepanjang sungai
Kali Mas dengan konsep wisata air pada segmen 3 (Hasil Analisa,
2015)
SEBELUM Tidak tersedia dermaga sebagai fasilitas wisata air untuk berhenti dan berwisata di Taman Ekspresi.
SESUDAH Terdapat dermaga sebagai fasilitas wisata air Sungai Kali Mas dan memberikan kesempatan untuk berhenti dan berekreasi di Taman Ekspresi.
SEBELUM Area sungai sebelah utara tidak dimanfaatkan untuk kegiatan apapun.
SEBELUM Area sungai sebelah utara dimanfaatkan sebagai atraksi wisata air serta sebagai penanda berakhirnya perjalanan wisata air Sungai Kali Mas
145
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, antara lain :
1. Permasalahan kondisi ruang luar sepanjang sungai Kali Mas masih belum
dipersiapkan dan ditata sebagai kawasan wisata air. Hal ini menyebabkan
perlunya meninjau kondisi eksisting untuk mengidentifikasi potensi dan
permasalahan terkait wisata air sehingga dapat dikembangkan menjadi satu ruang
luar kawasan wisata air yang terpadu dan terintegrasi satu dengan lainnya.
Terdapat pula permasalahan keterhubungan terkait kondisi pada saat ini
keterhubungan pada sepanjang sungai khususnya akses melalui air sungai tidak
mencapai Taman Skate dan BMX, serta akses darat antar ketiga taman juga belum
terhubung dengan baik. Hal ini membuat wisatawan/pengunjung tidak dapat
menjelajah dan menikmati secara menyeluruh baik melalui akses air maupun
darat.
Dalam melakukan penataan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas perlu
meninjau lansekap kawasan menjadi kawasan wisata air dengan meneliti kondisi
perilaku pengguna/pengunjung, permasalahan teknis sungai, penggunaan lahan,
aksesibilitas dan keamanan agar tercipta kawasan wisata air yang terpadu dan
terintegrasi. Beberapa kriteria khusus yang dihasilkan dalam penataan ruang luar
disepanjang sungai Kali Mas dengan konsep wisata air, antara lain:
Tabel 6. 1 Kriteria Khusus Terkait Sasaran Penelitian ke 2
Faktor Kriteria Khusus
Atraksi Kawasan wisata air sebaiknya memanfaatkan pemandangan alam
maupun buatan seperti sungai dan pepohonan yang rindang, serta
buatan yang ada, seperti jembatan dan sculpture sebagai modal
146
Faktor Kriteria Khusus
something to see, kemudian memanfaatkan sentra kuliner yang ada
sebagai something to do dan to buy.
Fasilitas Kawasan wisata air sungai Kali Mas sebaiknya menyediakan lokasi
parkir yang memadai, pusat informasi, shelter, toilet, souvenir shop,
playground dan fasilitas olah raga air pada tiap segmen yang ada
Aksesibilitas Kawasan wisata air sungai Kali Mas sebaiknya memiliki akses masuk
yang jelas, memiliki dermaga, memiliki pedestrian way yang terhubung,
nyaman dan sertaa memberikan rasa aman pagi wisatawan Koridor
sepanjang sungai Kalimas harus menyediakan jalur pedestrian way yang
aman dan nyaman serta terhubung pada tiap segmen yang ada.
Elemen Lunak
(Softscape)
Kawasan wisata air sungai Kali Mas sebaiknya memiliki softscape
berupa pepohonan peneduh yang rapat dan dapat menaungi wisatawan
dalam menikmati pemandangan dan wisata air di tiap segmen.
Elemen Keras
(Hardscape)
Kawasan wisata air sungai Kali Mas sebaiknya memiliki hardscape
yang dapat menghibur wisatawan dan menjadi obyek wisata baik berupa
sculpture, monumen maupun panggung terbuka pada tiap segmen
potensial
Kepribadian
pengguna/
wisatawam
Penataan lansekap harus mempertahankan spot-spot atau area yang
memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi pengunjung anak-anak,
remaja dan dewasa, serta mewakili kebutuhan pengunjung seperti
kondisi yang teduh di siang hari, bangku-bangku taman yang nyaman,
pencahayaan yang hidup dan mendukung aktifitas wisata yang tetap
hidup pada malam hari dan harus memperhatikan pedestrian way dan
dapat meningkatkan pola pergerakan dengan kegiatan/wisata terkait
disekitarnya
Permasalahan
Teknis
Penataan lansekap perlu memperhatikan jarak bangunan minimal 3
meter kecuali fasilitas jembatan dan dermaga serta menggunakan
material ramah lingkungan serta tetap menjaga kelestarian sungai
Penggunaan
Lahan
Perencanaan penggunaan lahan sebaiknya berorientasi untuk
mendukung kegiatan wisata air, misalnya perdagangan dan jasa untuk
wisata belanja, fasilitas sosial, budaya dan sejarah untuk wisata budaya
dan sejarah, serta memanfaatkan lahan kosong sebagai parkir komunal
dan mengarahkan perumahan sebagai perumahan dengan model vertikal
147
Faktor Kriteria Khusus
atau mix use sebagai hostel atau restoran.
Estetika Penataan lansekap wisata air harus memperhatikan nilai estetika yang
dapat dilakukan dengan meletakkan desain-desain yang dapat dikenali
melalui pola yang menarik, warna yang terang, penambahan sculpture
atau lampion sehingga menjadi karakter khusus agar mudah dikenali
sebagai kawasan wisata air.
Keamanan Penataan lansekap wisata air harus memiliki tingkat keamanan tinggi
dengan menyediakan pos-pos penjagaan yang dapat merangkap sebagai
pusat informasi kegiatan wisata air pada ruang luar sempadan Sungai
Kali Mas. Bangunan sebaiknya memiliki jarak lebih dari 3 meter atau
kurang dari 3 meter dengan sifat bangunan non permanen.
Linkage
Visual
Kawasan wisata air sungai Kali Mas sebaiknya memiliki penghubung
visual berupa pepohonan peneduh atau bangunan sentra PKL, kuliner
atau souvenir shop yang ada di sepanjang badan sungai yang menerus
agar dapat meningkatkan kualitas visual kawasan yang menyatu
Linkage
Struktural
Kawasan wisata air sungai Kali Mas sebaiknya memiliki penghubung
struktural berupa jembatan, pedestrian way yang terhubung serta akses
yang terbuka bagi public untuk meningkatkan keterhubungan ketiga
segmen secara menyatu
Sumber: Hasil Analisa, 2015
Penataan ruang luar dengan konsep wisata air ini dapat diwujudkan dengan
konsep penataan sebagai berikut : Menciptakan wisata air menyusur sungai Kali
Mas dengan titik awal pada spot taman Skate dan BMX dan menghidupkan
kembali fungsi dermaga pada area monkasel sebagai bagian dari fasilitas wisata
air, mempertahankan kegiatan wisata air pada spot taman Prestasi serta
mengembangkan kegiatan wisata air dengan mengaktifkan dermaga pada sisi
selatan taman Prestasi (pada area gedung Grahadi) sebagai fasilitas wisata air,
membuka akses pada area gedung Grahadi, menjadikan spot taman Ekspresi
sebagai bagian dari wisata air dengan membangun dermaga dan menciptakan
148
atraksi wisata air berupa sepeda kayuh pada spot taman Ekspresi sekaligus
sebagai penanda akhir perjalanan wisata air sungai Kali Mas.
6.2. Saran
Dalam implementasi konsep wisata air pada Sungai Kali Mas dapat
diprioritaskan pada pembangunan dan pengaktifan beberapa dermaga yang
diusulkan serta membuka beberapa akses. Arahan konsep diluar konsep utama
dapat dilaksanakan setelah pembangunan konsep utama dilakukan.
Konsep yang telah dirumuskan pada penataan ruang luar sepanjang sungai
Kali Mas diharapkan dapat memunculkan kontinuitas kawasan sehingga
membentuk satu lansekap kawasan wisata air serta mengembangkan potensi
wisata air yang terpadu, terintegrasi dan terhubung satu dengan lainnya, tentunya
tetap dengan menjaga kelestarian lingkungan sungai.
Dalam mewujudkan konsep sebaiknya dilakukan sosialisasi terlebih
dahulu untuk mengenalkan wisata air Kali Mas kepada masyarakat serta dapat
memberikan masukan bagi pemerintah kota Surabaya dalam bidang penataan
kawasan bantaran sungai Kali Mas dalam upaya pengembangan kawasan wisata
air pada sungai Kali Mas.
Serta pada kedepannya sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan yang dapat
membahas aspek ekonomi, sehingga biaya dalam menikmati wisata air ini dapat
dijangkau masyarakat dan tidak menimbulkan kerugian maupun kerusakan
lingkungan sekitar sungai.
149
DAFTAR PUSTAKA
Asihara, Yoshinobu. 1970. Exterior Design in Architecture. New York : Van
Nostrand Reinhold
Arifin, Hadisusilo. 2006. Taman Instan. Jakarta : Penebar Swadaya.
Darjosanjoto, Endang Titi. 2012. Penelitian Arsitektur dibidang Perumahan dan
Permukiman. Surabaya : ITS Press.
Eckbo, Garrett. 1969. The Landscape We See. United States of America :
McGraw-Hill.
Fandeli, Chafid. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta : Fakultas
Kehutanan, Universitas Gajah Mada.
Gold, Seymour M. 1982. Recreation Planning and Design. United States of
America : McGraw-Hill.
Hakim, Rustam. 2012. Komponen Peranccangan Arsitektur Lansekap : Prinsip –
Unsur dan Aplikasi Desain. Jakarta : Bumi Aksara
Laurie, M. 1994. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. PT. Intermatra.
Middleton, Victor. T. C. 2001. Marketing in Travel and Tourism. United States of
America
Savage, V. R,., Huang, S. and Chang, T. C. 2004. The Singapore River Thematic
Zone : Sustainable Tourism in an Urban Context. The Geographical Journal
Volume 170. No. 3, 2004
Spillane, James J. 1994. Pariwisata Indonesia: Siasat Ekonomi Dan Rekayasa
Kebudayaan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Yoeti, Oka. A. 1985. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
Yoeti, Oka. A.. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta :
Pradnya Pramita
Zahnd, Markus. 2006. Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.
_____. 2006. Urban Design Toolkit : Third Edition. 2006. New Zealand : Ministry
for the Enviroment.
150
Dokumen Rencana :
Pemerintah Kota Surabaya (2011). Dokumen Rencana Detail Tata Ruang Kota
Surabaya Tahun 2011 Unit Pengembangan Tunjungan. Surabaya.
Unduhan :
_____ (2006), http://tsiskyspan.com/wp-content/uploads/2013/04/Clarke-Quay-
.pdf, diunduh pada 11 Oktober 2013. [email protected].
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
No Nama Status Responden
Aktifitas Kesan dalam menggunakan ruang
Harapan tentang penataan ruang luar dan wisata air
Tempat dan Waktu
Wawancara 1 Irfan Pengunjung
Taman Skate dan BMX, berkendaraan motor
Bermain skateboard 2-3 kali tiap minggu
Nyaman karena luas dan banyak spot untuk berlatih skateboard. Namun terdapat beberapa kerusakan pada arena skate serta pengamanan yang tidak terlalu ketat memberikan perasaan bebas dan menjelajah ke seluruh bagian taman.
Ingin mencoba berkeliling dengan wisata air dan berharap harga tiket nantinya tidak terlalu mahal (terjangkau)
Area BMX pada Taman Skate dan BMX, pukul 15.00 (sore hari)
2 Budi Penjaga Parkir WTC, Pengunjung Taman Skate dan BMX, berjalan kaki dari Stasiun Gubeng
Bersantai hampir setiap hari sambil menunggu shift bekerja
Kesan dalam menggunakan ruang menyenangkan dan menenangkan untuk bersantai. Area BMX memberikan kerindangan dan kesejukan di siang hingga sore hari sehingga betah untuk berlama-lama
Dalam menempuh perjalanan menuju taman dengan berjalan kaki dari stasiun Gubeng, dirasakan cukup jauh karena harus melewati Plaza Surabaya. Berharap ada jalan pintas yang lebih dekat agar bisa mencapai taman lebih mudah.
Area BMX pada Taman Skate dan BMX, pukul 16.00 (sore hari)
3 Ragil Pengunjung, Anggota Komunitas Cheerleader yang berlatih di Taman Skate dan BMX, berkendaraan motor
Setiap hari Sabtu dan Minggu menggunakan area BMX untuk latihan cheerleader
Dingin dan sejuk karena banyak pohon (area BMX), akan tetapi fasilitas toilet dirasa jauh dan lebih nyaman mengakses toilet yang ada di Plaza Surabaya meskipun harus menempuh jalan kaki, kemudian perjalanan kaki juga dirasa cukup jauh dari parkir motor juga masuk ke area taman
Tersedia parkir motor yang dekat sehingga akses masuk tidak terlalu jauh dan memperbaiki fasilitas toilet agar mudah diakses. Berharap adanya akses menuju Grand City sehingga dapat mencapai tanpa perlu berkendara motor dan menempuh perjalanan jauh.
Area BMX pada Taman Skate dan BMX, pukul 17.00 (sore hari)
No Nama Status Responden
Aktifitas Kesan dalam menggunakan ruang
Harapan tentang penataan ruang luar dan wisata air
Tempat dan Waktu
Wawancara 4 Monika Pengunjung,
datang bersama 2 teman bersepeda
Bersantai, melihat aksi skateboarding, makan dan minum di pusat PKL hampir tiap sabtu atau minggu sore
Menyenangkan melihat aksi skateboarding dan senang untuk bersantai bersama teman-teman.
Berharap ada tempat berteduh yang nyaman karena suasana yang panas serta tempat parkir khusus sepeda yang aman agar tidak perlu membawa-bawa sepeda saat menuju sentra PKL.
Area monumen Taman Skate dan BMX, pukul 16.00 (sore hari)
5 Eny Pengunjung, berasal dari Margomulyo
Datang berekreasi bersama suami dan anak-anak
Menyenangkan dan ramai, anak-anak juga senang, terutama dengan wisata air
Bagus, berharap ada hiburan lain yang bisa dijadikan pilihan wisata selain di Taman Prestasi serta berharap dapat mencapai Delta Plaza dengan mudah
Area Dermaga, Taman Prestasi Pukul 09.00 (pagi hari)
6 Vika Pengunjung berasal dari Unair
Datang bersama teman-teman tiap weekend
Menyenangkan karena ramai dan menarik
Bagus, berharap PKL tidak hanya pada sentra kuliner tapi berharap bisa menjelajah hingga area kawasan grahadi dan berjalan-jalan di taman Skate dan BMX serta taman Ekspresi sambil berjalan-jalan.
Area Playground, Pukul 10.00 (pagi hari)
7 Feri Pengelola dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sejak Tahun 2004
Pengelola Wisata air Taman Prestasi
Kondisi pengunjung ramai pada sabtu dan minggu, puncaknya pada minggu pagi dan sore, sedangkan pada hari aktif, meskipun buka namun pengunjung sangat jarang. Kondisi pendangkalan yang terjadi pada kawasan jembatan
Akses sebaiknya diperjauh dengan menambah dermaga, namun tetap menjaga kelestarian sungai dan mencegah pendangkalan dengan dikeruk serta tidak membuang sampah di sungai. Sampah juga menjadi masalah bagi operasional perahu karena berpotensi merusak mesin perahu.
Area Dermaga Taman Prestasi Pukul 10.00 (pagi hari)
No Nama Status Responden
Aktifitas Kesan dalam menggunakan ruang
Harapan tentang penataan ruang luar dan wisata air
Tempat dan Waktu
Wawancara Yos Sudarso dan Gentengkali membuat kedalaman air kurang dari 1 meter, sehingga menyulitkan operasional perahu.
8 Kurnia Penjaga Perpustakaan
Penjaga perpustakaan, 6 hari dalam tiap minggu menjaga perpustakaan
Pengunjung banyak datang pada taman untuk bersantai atau membaca buku. Akan tetapi banyak pengunjung yang tidak tahu bahwa disini ada fasilitas perpustakaan dan gratis. Serta kawasan ujung taman sebaiknya diberi akses karena kawasan tersebut jarang terjangkau sehingga terkadang menjadikan kesan tempat yang kurang baik (berpacaran)
Memberikan informasi keberadaan perpustakaan dalam taman serta membuka akses agar terlihat dari luatr jalan dan memanfaatkan kawasan pojok taman yang saat ini jarang dimanfaatkan pengunjung. Pada kawasan Taman Skate dan BMX sebaiknya diberi informasi akses dan pada kawasan PKL diperbaiki karena pada saat ini terkesan kurang ramah dan tidak aman sehingga menjadi takut untuk mencoba masuk dan menikmati kawasan tersebut
Perpustakaan Taman Ekspresi, pada Pukul 11.30 (Pagi Hari)
9 Mita Pengunjung, datang di Taman Ekspresi
Bersantai dan membaca di perpustakaan tiap weekend
Kondisi taman yang rindang dan teduh dapat memberikan kesan nyaman dan tenang
Adanya atraksi sepeda kayuh atau perahu kayuh, diberikan pagar pada tebing sungai.
Kawasan perpustakaan Taman Ekpresi Pada pukul 11 (Siang Hari)
BIODATA PENULIS
Penulis dilahirkan di Surabaya, 29 Juni 1989. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis
telah menempuh pendidikan formal yaitu Sekolah Dasar
Negeri Kertajaya X/216 Surabaya, SMP Negeri 29
Surabaya, SMA Negeri 6 Surabaya, dan Strata 1 pada
Program studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITS.
Penulis diterima di bidang keahlian Perancangan Kota
ITS pada tahun 2013. Penulis memiliki ketertarikan pada
bidang perancangan dan penataan wilayah kota sehingga mendorong penulis
untuk menuangkannya dalam Tesis.
KESIMPULAN Melalui penataan ruang luar Sungai Kali Mas ini, keberadaan Taman Prestasi, Taman Skate dan BMX serta Taman Ekspresi
memiliki potensi untuk dihubungkan dengan kegiatan wisata air serta mengoptimalkan integrasi dengan kegiatan wisata lain yang
ada di sekitar kawasan tersebut, sehingga memungkinkan pengunjung/wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata tidak hanya menyusur sungai dengan rute pendek akan tetapi dapat
menikmati setiap spot potensial dan menjelajah ruang luar yang ada di sepanjang tepian Sungai Kali Mas.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
ADANYA POTENSI WISATA AIR MENYUSUR SUNGAI KALI MAS DI TAMAN PRESTASI
PERMASALAHAN : belum adanya keterhubungan (linkage) yang menerus pada ruang luar di
sepanjang sungai Kali Mas (Taman Skate dan BMX- Taman Prestasi – Taman Ekspresi) sebagai atraksi wisata air dan ketersediaan fasilitas yang dapat menciptakan suatu perjalanan wisata air yang
terpadu
PERMASALAHAN : Taman Prestasi TIDAK TERMASUK dalam 9 Spot Rencana Revitalisasi
Kalimas Pemerintah Kota Surabaya
1
PENDAHULUAN
PERTANYAAN PENELITIAN 2 Bagaimana konsep penataan ruang luar sepanjang sungai Kali
Mas, khususnya kawasan Taman Ekspresi, Taman Prestasi hingga Taman Skate dan BMX yang dapat memunculkan kontinuitas kawasan sehingga membentuk satu lansekap
kawasan wisata air serta mengembangkan potensi wisata air yang terpadu, terintegrasi dan terhubung satu dengan lainnya
PENDAHULUAN
TUJUAN PENELITIAN 3 Mengusulkan konsep penataan ruang luar sepanjang Kali
Mas khususnya pada kawasan Taman Ekspresi, Taman Prestasi hingga Taman Skate dan BMX yang menunjang
wisata air yang terpadu di kota Surabaya.
PENDAHULUAN
SASARAN PENELITIAN 4 1. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan ruang luar terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air sepanjang Sungai Kali Mas 2. Mendapatkan kriteria khusus penataan ruang luar kawasan sepanjang sungai Kali Mas, khususnya sepanjang Taman Ekspresi, Taman Prestasi, Taman Skate dan BMX sebagai satu kawasan wisata air yang terpadu dan terintegrasi dengan kegiatan lainnya yang ada di sekitar kawasan. 3. Mengusulkan konsep penataan ruang luar kawasan sepanjang sungai Kali Mas, khususnya sepanjang Taman Ekspresi, Taman Prestasi, Taman Skate dan BMX yang mendukung usaha wisata air sungai Kali Mas Surabaya.
RUANG LINGKUP TEORI teori lansekap, teori keterhubungan atau linkage,
pemahaman wisata air, pemahaman penataan kawasan tepian sungai dan pemahaman tentang taman
PENDAHULUAN
RUANG LINGKUP 5
Orientasi Lokasi Studi : 1Taman Ekspresi 2Taman Prestasi 3Taman Skate dan BMX Sumber : www.bing.com/maps
1
2
3
RUANG LINGKUP WILAYAH
KAJIAN PUSTAKA
SINTESA PUSTAKA 1 No Teori Sumber Kajian Sintesa Pustaka
1 Pemahaman Wisata Air
Spillane (1994) Middleton (2001) Yoeti (1997) Direktorat Jendral Pariwisata Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam
Komponen yang diperhatikan dari kawasan wisata air : Satu, Atraksi atau Attraction (daya tarik) Kawasan wisata memiliki atraksi yang menarik dan k has serta memilki “something to see”, “something to do” dan “something to buy” Kedua, Fasilitas Kawasan wisata memiliki fasilitas pendukung wisata yang memadai seperti dermaga, pusat informasi wisata, shelter, akomodasi, musholla, toilet, souvenir shop, playground dan fasilitas olah raga air. Ketiga, Aksesibilitas yang mendukung pencapaian kawasan wisata
2 Teori Taman
Laurie (1986) Purnomohadi (1995), Gallion and Eisner (1997). Arifin (2006)
Elemen perancangan taman antara lain Satu, Elemen Lunak Kedua, Elemen Keras. Keduanya dapat berpotensi memberi kesan kesenangan, kegembiraan dan kenyamanan yang dapat dinikmati pengunjung serta memberikan kesempatan rekreasi pada taman kota
3 Teori Lansekap Eckbo (1969) Gold (1980)
Beberapa elemen yang perlu diperhatikan dalam penataan lansekap kawasan wisata antara lain : Satu, Perilaku pengguna/ wisatawan, karena suatu penataan lansekap kawasan wisata harus dapat mewadahi dan memfasilitasi pengguna dengan melihat perilaku pengguna/wisatawan Kedua, Permasalahan teknis , karena suatu penataan lansekap kawasan wisata harus menyesuaikan kondisi fisik lansekap dan memperhatikan kegiatan wisata terkait permasalahan teknis kawasan Ketiga, Tata Guna Lahan, karena tata guna lahan suatau penataan lansekap kawasan wisata harus terintegrasi dan mendukung kegiatan yang ada. Keempat, Estetika, karena suatu penataan lansekap kawasan wisata harus memiliki estetika yang memberi kesan rekreatif Kelima, Keamanan, penataan lansekap kawasan wisata sebaiknya memberikan keamanan yang memberikan rasa nyaman dan bahagia bagi pengunjung
4 Teori Keterhubungan Markus Zahnd (1999)
Beberapa elemen penghubung yang dapat menghubungkan antar kawasan dalam kota adalah Satu, Penghubung Visual yang dapat menyatukan kawasan dalam kota baik berupa garis, koridor, sisi, sumbu maupun irama Kedua, Penghubung Struktural yang dapat meningkatkan kualitas kawasan wisata dan menyatukan potensi wisata melalui elemen tambahan, sambungan maupun tembusan.
KAJIAN PUSTAKA
KRITERIA UMUM 2 No. Aspek Penelitian
yang ditinjau Kriteria Umum
1. Aspek Wisata Air Dalam merancang kawasan wisata, kriteria yang harus diperhatikan antara lain : Satu,Atraksi atau Attraction (daya tarik) Kawasan wisata air harus memiliki atraksi yang menarik dan khas serta memilki “something to see”, “something to do” dan
“something to buy”. Kedua, Fasilitas Kawasan wisata air harus memiliki fasilitas pendukung wisata yang memadai seperti dermaga, pusat informasi wisata, shelter,
akomodasi, musholla, toilet, souvenir shop, playground dan fasilitas olah raga air. Ketiga, Aksesibilitas Kawasan wisata air harus memiliki aksesibilitas yang dapat mendukung pencapaian kawasan wisata
Beberapa kriteria ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengunjung dan wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata.
2. Aspek Perancangan Taman
Dalam merancang kawasan taman penting dalam memperhatikan elemen perancangan taman, yaitu : Satu, Elemen lunak (softscape ) Kawasan wisata sebaiknya memiliki elemen lunak (softscape) yang dapat berpotensi memberi kesan kesenangan, kegembiraan dan
kenyamanan yang dapat dinikmati pengunjung Kedua, Elemen keras (hardtscape) Kawasan wisata sebaiknya memiliki elemen keras (hardscape) yang dapat berpotensi memberi kesan kesenangan, kegembiraan
dan kenyamanan yang dapat dinikmati pengunjung
3. Aspek Penataan Lansekap
Untuk merancang kawasan lansekap yang dapat menjembatani manusia/wisatawan dalam kawasan wisata maka perlu mempertimbangkan kriteria berikut antara lain :
Satu, Perilaku pengguna/ wisatawan Penataan lansekap kawasan wisata harus dapat mewadahi dan memfasilitasi pengguna dengan melihat perilaku
pengguna/wisatawan Kedua, Permasalahan teknis sungai Penataan lansekap kawasan wisata harus menyesuaikan kondisi fisik lansekap dan memperhatikan kegiatan wisata terkait
permasalahan teknis kawasan Ketiga, Penggunaan Lahan Penggunaan lahan suatau penataan lansekap kawasan wisata harus terintegrasi dan mendukung kegiatan wisata yang ada. Keempat, Estetika Penataan lansekap kawasan wisata harus memiliki estetika yang memberikan kesan rekreatif Kelima, Keamanan Penataan lansekap kawasan wisata sebaiknya memberikan keamanan yang memberikan rasa nyaman dan bahagia bagi
pengunjung. 4. Aspek
Keterhubungan Dalam menghubungkan kawasan satu dengan yang lain dalam perancangan kawasan wisata, kriteria umum yang perlu diperhatikan adalah :
Satu, Penghubung Visual Kawasan wisata sebaiknya memiliki penghubung visual yang dapat menyatukan kawasan wisata baik berupa garis, koridor, sisi,
sumbu atau irama Kedua, Penghubung Struktural Kawasan wisata sebaiknya memiliki penghubung structural yang dapat meningkatkan kualitas kawasan wisata dan menghubungkan
setiap potensi baik melalui elemen tambahan, sambungan maupun tembusan
METODOLOGI PENELITIAN
TAHAPAN PENELITIAN 1 No Sasaran Penelitian Metode
Pengumpulan Data
Aspek Yang Ditinjau Teknik Analisa Output
1 Mengidentifikasi Potensi Dan Permasalahan Ruang Luar Terkait Sepanjang Sungai Kali Mas Wisata Air (Sasaran Penelitian Terkait Aspek Wisata Air dan Aspek Perancangan Taman)
Data Primer: Observasi dan Wawancara
1. Aspek Wisata Air yang terdiri dari Satu, Atraksi Kedua, Fasilitas Ketiga, Aksesibilitas
Walkthrough
Analysis
Potensi dan Solusi permasalahan kegiatan wisata air sepanjang sungai Kali Mas
2. Aspek Perancangan Taman : Satu, Elemen Lunak (Softscape) Kedua, Elemen Keras (Hardscape)
2 Mendapatkan Kriteria Khusus Penataan Ruang Luar Dengan Konsep Wisata Air Di Sepanjang Sungai Kali Mas (Sasaran Penelitian Terkait Aspek Penataan Lansekap)
Data Primer: Observasi dan Wawamcara Data Sekunder: Kebijakan terkait penataan sungai Kali Mas
3. Aspek Perancangan Lansekap Satu, Kepribadian dan perilaku pengguna/wisatawan Kedua, Permasalahan teknis sungai Ketiga, Penggunaan Lahan Keempat, Estetika Kelima, Keamanan
Cognitive Mapping
Character Appraisal
Kriteria khusus penataan ruang luar dengan konsep wisata air sepanjang sungai Kali Mas
3 Mendapatkan Konsep Penataan Ruang Luar Di Sepanjang Sungai Kali Mas Dengan Konsep Wisata Air (Sasaran Penelitian Terkait Aspek Keterhubungan / Linkage)
Menerjemahkan output teknik analisa dan kriteria khusus pada sasaran 1 dan 2 untuk mendapatkan konsep penataan ruang luar.
4. Aspek Keterhubungan (Linkage) Satu, Linkage Visual Kedua, Linkage Struktural
Character Appraisal
Konsep penataan ruang luar dengan konsep wisata air sungai Kali Mas
WALKTHROUGH ANALYSIS
PEMBAHASAN DAN ANALISA POTENSI DAN PERMASALAHAN RUANG LUAR
SEPANJANG SUNGAI KALI MAS TERKAIT WISATA AIR 1
WALKTHROUGH ANALYSIS
PEMBAHASAN DAN ANALISA POTENSI DAN PERMASALAHAN RUANG LUAR
SEPANJANG SUNGAI KALI MAS TERKAIT WISATA AIR 1
WALKTHROUGH ANALYSIS
PEMBAHASAN DAN ANALISA POTENSI DAN PERMASALAHAN RUANG LUAR
SEPANJANG SUNGAI KALI MAS TERKAIT WISATA AIR 1
WALKTHROUGH ANALYSIS
PEMBAHASAN DAN ANALISA POTENSI DAN PERMASALAHAN RUANG LUAR
SEPANJANG SUNGAI KALI MAS TERKAIT WISATA AIR 1
COGNITIVE MAPPING ANALYSIS
PEMBAHASAN DAN ANALISA KRITERIA KHUSUS PENATAAN RUANG LUAR DENGAN
KONSEP WISATA AIR DI SEPANJANG SUNGAI KALI MAS 2
COGNITIVE MAPPING ANALYSIS
PEMBAHASAN DAN ANALISA KRITERIA KHUSUS PENATAAN RUANG LUAR DENGAN
KONSEP WISATA AIR DI SEPANJANG SUNGAI KALI MAS 2 Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus dapat mewadahi dan memfasilitasi pengguna dengan melihat perilaku pengguna/wisatawan
SEGMEN 1 SEGMEN 2 SEGMEN 3 Kriteria Khusus
Kesesuaian desain taman dengan
aktifitas skate membuat pengunjung
nyaman dan menikmati spot-spot area
skate pada segmen ini
Kesesuaian desain taman
dengan aktifitas bermain
anak-anak dan wisata air
membuat pengunjung puas
dan beraktitas dengan
nyaman
Kesesuaian desain taman
baik playground,
perpustakaan hingga jalur
refleksi membuat taman ini
digemari pengunjung dari
anak-anak hingga dewasa
Penataan lansekap harus mempertahankan spot-
spot atau area yang memberikan kenyamanan dan
kepuasan bagi pengunjung anak-anak, remaja dan
dewasa
Penataan lansekap harus mewakilki kebutuhan
pengunjung seperti kondisi yang teduh di siang hari,
bangku-bangku taman yang nyaman, pencahayaan
yang hidup dan mendukung aktifitas wisata yang
tetap hidup pada malam hari
Penataan lansekap harus memperhatikan
pedestrian way dan dapat meningkatkan pola
pergerakan dengan kegiatan/wisata terkait
disekitarnya
Desain taman belum mewakili
pengunjung yang ingin bersantai,
kondisi taman pada pagi hingga siang
hari kurang mendukung karena suasana
yang kurang teduh serta kurangnya
bangku-bangku taman untuk
beristirahat maupun menikmati
pemandangan
Pada malam hari, desain
taman kurang hidup
sehingga sepi pengunjung
dan menjadikan turunnya
image kawasan wisata pada
segmen ini
Pada malam hari,
keterbatasan jam
operasional taman
menjadikan taman ini
memilki suasana yang sepi
dan menurunkan kualitas
image kawasan wisata pada
kawasan ini
Pola pergerakan yang beragam dan
terakit dengan kegiatan (wisata lain)
disekitarnya perlu diwadahi dengan
ketersediaan fasilitas pejalan kaki yang
nyaman
Pola pergerakan perlu
diperluas sehingga
pengunjung dapat
mengeksplorasi kawasan
wisata/kegiatan terkait
pada segmen 2
Aktifitas dan pola
pergerakan perlu
ditambahkan agar dapat
meningkatkan aktifitas
kegiatan wisata pada
segmen ini
CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS
PEMBAHASAN DAN ANALISA KRITERIA KHUSUS PENATAAN RUANG LUAR DENGAN
KONSEP WISATA AIR DI SEPANJANG SUNGAI KALI MAS 2 Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus menyesuaikan kondisi fisik lansekap
dan memperhatikan kegiatan wisata terkait permasalahan teknis kawasan
Permasalahan Teknis Kriteria Khusus
Memiliki syarat paling sedikit berjarak 3 m (tiga
meter) dari tepi luar kaki tanggul sepanjang
alur sungai, namun tidak berlaku bagi
bangunan yang terdapat dalam sempadan
sungai untuk fasilitas kepentingan tertentu
yang meliputi fasilitas jembatan dan dermaga
serta menghindari bentuk bangunan permanen
serta sebaiknya meggunakan material yang
ramah lingkungan dan tetap menjaga
kelestarian lingkungan sungai
Penataan lansekap perlu memperhatikan
jarak bangunan minimal 3 meter kecuali
fasilitas jembatan dan dermaga serta
menggunakan material ramah lingkungan
serta tetap menjaga kelestarian sungai
Penataan lansekap harus memilki
perlindungan sungai dan meningkatkan
kesadaran wisatawan untuk menjaga
kelestarian dan kebersihan lingkungan
khususnya kawasan sekitar sungai
Karakter sungai yang rawan pendangkalan
lumpur sehingga perlu menjaga stabilitas
kedalaman air agar tetap aman untuk
operasional perahu wisata air
CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS
PEMBAHASAN DAN ANALISA KRITERIA KHUSUS PENATAAN RUANG LUAR DENGAN
KONSEP WISATA AIR DI SEPANJANG SUNGAI KALI MAS 2 Kriteria Umum : Penggunaan lahan suatau penataan lansekap kawasan wisata harus terintegrasi dan mendukung kegiatan wisata yang ada.
Jenis Analisis Kriteria Khusus
Perdagangan
dan Jasa
Kawasan perdagangan dan jasa yang ada pada kawasan studi seperti Plaza Surabaya, WTC dan Grandcity memiliki potensi
untuk dikaitkan dengan kegiatan wisata air. Hal ini dikarenakan keberadaan perdagangan dan jasa memberikan
kesempatan pengunjung/wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata belanja.
Perencanaan penggunaan lahan
sebaiknya berorientasi untuk
mendukung kegiatan wisata air,
misalnya perdagangan dan jasa
untuk wisata belanja, fasilitas
sosial, budaya dan sejarah untuk
wisata budaya dan sejarah, serta
memanfaatkan lahan kosong
sebagai parkir komunal dan
mengarahkan perumahan
sebagai perumahan dengan
model vertikal atau mix use
sebagai hostel atau restoran.
Perumahan Kawasan perumahan yang ada di kawasan studi sebagian besar memiliki fungsi sebagai depot sehingga tetap bisa
berkaitan dengan wisata air. Sedangkan kawasan perumahan sekitar Jalan Ketabang Kali memilki potensi untuk dijadikan
hostel atau perumahan vertikal (apartemen) karena keduanya dapat menambah akomodasi dan mendukung kegiatan
wisata.
Fasilitas
Pemerintahan
Fasilitas Pemerintahan yang ada, seperti Grahadi dan Gedung DPRD sebaiknya tetap dipertahankan keberadaannya
Fasilitas
Peribadatan
Fasilitas Peribadatan yang ada berupa gereja, merupakan bangunan yang sebaiknya tetap dipertahankan
Fasilitas Olah
Raga
Fasilitas olah raga yang ada di kawasan Plaza Surabaya memiliki sarana olah raga berupa kolam renang, yang berpotensi
mendukung kegiatan wisata air
Fasilitas Sosial,
Budaya dan
Sejarah
Fasilitas Sosial, Budaya dan Sejarah berupa Monkasel dan Gedung Balai Pemuda serta kawasan Perpustakaan Kota
memiliki potensi besar dikaitkan dengan wisata air. Hal ini dikarenakan tempat-tempat tersebut memberikan opsi
kegiatan wisata yang berwarna dan berbeda.
Taman Setiap taman yang ada di kawasan studi seperti Taman Skate dan BMX, Taman Prestasi dan Taman Ekspresi memiliki
potensi selain sebagai ruang terbuka hijau juga sebagai titik interkoneksi antar kawasan melalui prasarana dermaga sungai
Perumahan
Liar
Perumahan liar yang ada di kawasan studi sebaiknya ditata sebagai penggunaan fungsi lain yang berkaitan dengan wisata
air, seperti menjadikan kawasan souvenir shop atau kafe.
Lahan Kosong/
Gedung
Kosong
Terdapat dua potensial lahan kosong atau bangunan tidur, seperti gedung Taman Siswa yang berpotensi untuk
dikembangkan sebagai kafe, restoran atau sentra PKL di Taman Ekspresi serta sebuah rumah kosong di kawasan Ketabang
Kali yang dapat dimanfaatkan sebagai Parkir Komunal
CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS
PEMBAHASAN DAN ANALISA KRITERIA KHUSUS PENATAAN RUANG LUAR DENGAN
KONSEP WISATA AIR DI SEPANJANG SUNGAI KALI MAS 2
CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS
PEMBAHASAN DAN ANALISA KRITERIA KHUSUS PENATAAN RUANG LUAR DENGAN
KONSEP WISATA AIR DI SEPANJANG SUNGAI KALI MAS 2 Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus memiliki estetika yang memberikan
kesan rekreatif Analisis Kriteria Khusus
Kawasan studi belum menyuguhkan kesan estetis yang
tinggi. Dapat dicapai dengan menciptakan desain-desain
yang mudah dikenali, menyuguhkan kontinuitas
kawasan, menghasilkan volume dengan karakter dan
proporsi yang special. Menambah kesan estetika dapat
dilakukan dengan menambah sculpture atau shelter
yang menarik, unik dan khas seperti menambah
sculpture suro dan boyo atau lampion serta shelter yang
berakarakter khusus seperti pada segmen 1 yang
membutuhkan penambahan shelter maka dapat
disesuaikan dengan karakter taman skate dan bmx.
Penataan lansekap wisata air harus
memperhatikan nilai estetika dengan
menambah sculpture atau lampion dengan
karakter khusus agar mudah dikenali
CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS
PEMBAHASAN DAN ANALISA KRITERIA KHUSUS PENATAAN RUANG LUAR DENGAN
KONSEP WISATA AIR DI SEPANJANG SUNGAI KALI MAS 2 Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata sebaiknya memberikan keamanan yang memberikan rasa
nyaman dan bahagia bagi pengunjung.
Analisis Kriteria Khusus
Kawasan studi belum memilki tingkat
keamanan yang baik, serta kondisi
sempadan sungai yang saat ini kurang
ramah khususnya kawasan sentra PKL di
Taman Skate dan BMX serta kawasan jalur
pedestrian di sempadan sungai di belakang
gedung Grahadi serta kawasan dekat
permukiman liar memberikan kesan tidak
aman. Perlu penambahan pos-pos
penjagaan untuk memberikan kesan aman
dan nyaman bagi wisatawan dan pengguna
pejalan kaki
Penataan lansekap wisata air harus memiliki tingkat keamanan tinggi
dengan menyediakan pos-pos penjagaan yang dapat merangkap
sebagai pusat informasi kegiatan wisata air pada ruang luar
sempadan Sungai Kali Mas. Bangunan sebaiknya memiliki jarak lebih
dari 3 meter atau kurang dari 3 meter dengan sifat bangunan non
permanen.
CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS
PEMBAHASAN DAN ANALISA KONSEP PENATAAN RUANG LUAR DI SEPANJANG
SUNGAI KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR 3 Satu, Linkage Visual
CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS
PEMBAHASAN DAN ANALISA KONSEP PENATAAN RUANG LUAR DI SEPANJANG
SUNGAI KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR 3 Dua, Linkage Struktural
CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS
PEMBAHASAN DAN ANALISA KONSEP PENATAAN RUANG LUAR DI SEPANJANG
SUNGAI KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR 3 Character Appraisal dalam Merumuskan Konsep Perancangan
CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS
PEMBAHASAN DAN ANALISA KONSEP PENATAAN RUANG LUAR DI SEPANJANG
SUNGAI KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR 3 Character Appraisal dalam Merumuskan Konsep Perancangan
PEMBAHASAN DAN ANALISA ARAHAN DESAIN PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI
KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR 1
Arahan Desain 1 Pada arahan desain 1 memfokuskan penataan ruang luar untuk menciptakan wisata air menyusur sungai Kali Mas dengan titik awal spot taman Skate dan BMX dan menghidupkan kembali fungsi dermaga pada area monkasel sebagai bagian dari
fasilitas wisata air. Pada arahan desain ini juga dilakukan dengan membuka akses tepian sungai Kali Mas pada rest area monkasel agar dapat membuka akses menuju taman Skate dan BMX dan menjadikan area parkir monkasel menjadi area
parkir monkasel dan pengunjung wisata air.
PEMBAHASAN DAN ANALISA ARAHAN DESAIN PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI
KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR – SEGMEN 1 1
PEMBAHASAN DAN ANALISA ARAHAN DESAIN PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI
KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR – SEGMEN 1 1
SEBELUM
SESUDAH
Arahan Desain 2 Pada arahan desain 2 memfokuskan penataan ruang luar untuk menciptakan kawasan wisata air dengan mempertahankan
kegiatan wisata air yang ada dan mengaktifkan dermaga pada sisi selatan Taman Prestasi pada area belakang Gedung Grahadi. Pada arahan desain ini juga dilakukan dengan membuka akses tepian sungai Kali Mas pada kawasan belakang
grahadi yang tertutup agar menjadi bagian kawasan wisata dan memudahkan akses bagi pengunjung wisata air.
PEMBAHASAN DAN ANALISA ARAHAN DESAIN PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI
KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR – SEGMEN 2 1
SEBELUM
SESUDAH
Arahan Desain 3 Pada arahan desain 3 memfokuskan penataan ruang luar untuk menciptakan kawasan wisata air dengan membangun
dermaga dan menciptakan atraksi sepeda kayuh pada Taman Ekspresi sekaligus sebagai penanda akhir perjalanan wisata air. Pada arahan desain ini juga dilakukan dengan membuka akses pada bagian taman yang berdekatan dengan bekas Gedung
Taman Siswa agar memudahkan akses bagi pengunjung wisata air.
PEMBAHASAN DAN ANALISA ARAHAN DESAIN PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI
KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR – SEGMEN 3 1
SEBELUM SESUDAH
SEBELUM SESUDAH
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Kawasan sepanjang sungai Kali Mas Surabaya dengan dimulai dari kawasan Taman Skate dan BMX atau area Monkasel hingga Taman Ekspresi melalui Taman Prestasi memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi satu ruang luar kawasan wisata air yang terpadu dan terintegrasi satu dengan lainnya. 2. Dalam melakukan penataan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas perlu meninjau lansekap kawasan menjadi kawasan wisata air dengan meneliti kondisi perilaku pengguna/pengunjung, permasalahan teknis sungai, penggunaan lahan, aksesibilitas dan keamanan agar tercipta kawasan wisata air yang terpadu dan terintegrasi 3. Penataan ruang luar dengan konsep wisata air ini dapat diwujudkan dengan konsep penataan sebagai berikut : Menciptakan wisata air menyusur sungai Kali Mas dengan titik awal pada spot taman Skate dan BMX dan menghidupkan kembali fungsi dermaga pada area monkasel sebagai bagian dari fasilitas wisata air, mempertahankan kegiatan wisata air pada spot taman Prestasi serta mengembangkan kegiatan wisata air dengan mengaktifkan dermaga pada sisi selatan taman Prestasi (pada area gedung Grahadi) sebagai fasilitas wisata air, membuka akses pada area gedung Grahadi, menjadikan spot taman Ekspresi sebagai bagian dari wisata air dengan membangun dermaga dan menciptakan atraksi wisata air berupa sepeda kayuh pada spot taman Ekspresi sekaligus sebagai penanda akhir perjalanan wisata air sungai Kali Mas.
SARAN
Dalam implementasi konsep wisata air pada Sungai Kali Mas dapat diprioritaskan pada pembangunan dan pengaktifan beberapa dermaga yang diusulkan serta membuka beberapa akses. Arahan konsep diluar konsep utama dapat dilaksanakan setelah pembangunan konsep utama dilakukan. Konsep yang telah dirumuskan pada penataan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas diharapkan dapat memunculkan kontinuitas kawasan sehingga membentuk satu lansekap kawasan wisata air serta mengembangkan potensi wisata air yang terpadu, terintegrasi dan terhubung satu dengan lainnya, tentunya tetap dengan menjaga kelestarian lingkungan sungai. Dalam mewujudkan konsep sebaiknya dilakukan sosialisasi terlebih dahulu untuk mengenalkan wisata air Kali Mas kepada masyarakat serta dapat memberikan masukan bagi pemerintah kota Surabaya dalam bidang penataan kawasan bantaran sungai Kali Mas dalam upaya pengembangan kawasan wisata air pada sungai Kali Mas. Serta pada kedepannya sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan yang dapat membahas aspek ekonomi, sehingga biaya dalam menikmati wisata air ini dapat dijangkau masyarakat dan tidak menimbulkan kerugian maupun kerusakan lingkungan sekitar sungai.
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Hadisusilo. 2006. Taman Instan. Jakarta : Penebar Swadaya. Darjosanjoto, Endang Titi. 2012. Penelitian Arsitektur dibidang Perumahan dan Permukiman. Surabaya : ITS Press. Eckbo, Garrett. 1969. The Landscape We See. United States of America : McGraw-Hill. Fandeli, Chafid. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta : Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada. Gold, Seymour M. 1982. Recreation Planning and Design. United States of America : McGraw-Hill. Laurie, M. 1994. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. PT. Intermatra. Middleton, Victor. T. C. 2001. Marketing in Travel and Tourism. United States of America Spillane, James J. 1994. Pariwisata Indonesia: Siasat Ekonomi Dan Rekayasa Kebudayaan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Sunaryo, Rony G dan Catherine Susanto. 2012. Citywalk Kalimas di Surabaya. Surabaya : Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Steiner, Frederic. R and Kent Butler. 2006. Planning and Urban Design Standards. United States of America : American Planning Assosiation. Yoeti, Oka. A.. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Karya Unipress Yoeti, Oka. A. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa. Zahnd, Markus. 2006. Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Urban Design Toolkit : Third Edition. 2006. New Zealand : Ministry for the Enviroment. Dokumen Rencana : Rencana Detail Tata Ruang Kota Surabaya Tahun 2011 Unit Pengembangan Tunjungan Unduhan : http://pariwisatasurabaya.com/taman/taman-ekspresi diunduh pada 11 Oktober 2013 http://wisataman.wordpress.com/2012/05/03/taman-prestasi/ diunduh pada 11 Oktober 2013 http://www.transsurabaya.com/2010/12/taman-prestasi-surabaya/ diunduh pada 11 Oktober 2013 http://wisata.suarasurabaya.net/news/2013/118740-Mengemas-Asa-Kalimas-%282%29 diunduh pada 11 Oktober 2013 http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/04/25/taman-ini-punya-dermaga-sungai-lho-550264.html diunduh pada 11 Oktober 2013 http://surabayacityguide.co.id/detail/11/surabaya/12-Spot-Wisata-Kalimas diunduh pada pada 2 Maret 2014 http://medha.lecture.ub.ac.id diunduh pada pada 2 Maret 2014 http://www.surabayatourism.com/det_obyek.php?ID=95&lang=1 diunduh pada pada 2 Maret 2014 http://wisataman.wordpress.com/2012/05/03/taman-prestasi/ diunduh pada 2 Maret 2014 http://satpolpp.surabaya.go.id/detil_berita.php?id_berita=9 diunduh pada pada 2 Maret 2014 http://surabayapagi.com diunduh pada 2 Maret 2014
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Hadisusilo. 2006. Taman Instan. Jakarta : Penebar Swadaya. Darjosanjoto, Endang Titi. 2012. Penelitian Arsitektur dibidang Perumahan dan Permukiman. Surabaya : ITS Press. Eckbo, Garrett. 1969. The Landscape We See. United States of America : McGraw-Hill. Fandeli, Chafid. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta : Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada. Gold, Seymour M. 1982. Recreation Planning and Design. United States of America : McGraw-Hill. Laurie, M. 1994. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. PT. Intermatra. Middleton, Victor. T. C. 2001. Marketing in Travel and Tourism. United States of America Spillane, James J. 1994. Pariwisata Indonesia: Siasat Ekonomi Dan Rekayasa Kebudayaan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Sunaryo, Rony G dan Catherine Susanto. 2012. Citywalk Kalimas di Surabaya. Surabaya : Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Steiner, Frederic. R and Kent Butler. 2006. Planning and Urban Design Standards. United States of America : American Planning Assosiation. Yoeti, Oka. A.. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Karya Unipress Yoeti, Oka. A. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa. Zahnd, Markus. 2006. Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Urban Design Toolkit : Third Edition. 2006. New Zealand : Ministry for the Enviroment. Dokumen Rencana : Rencana Detail Tata Ruang Kota Surabaya Tahun 2011 Unit Pengembangan Tunjungan Unduhan : http://pariwisatasurabaya.com/taman/taman-ekspresi diunduh pada 11 Oktober 2013 http://wisataman.wordpress.com/2012/05/03/taman-prestasi/ diunduh pada 11 Oktober 2013 http://www.transsurabaya.com/2010/12/taman-prestasi-surabaya/ diunduh pada 11 Oktober 2013 http://wisata.suarasurabaya.net/news/2013/118740-Mengemas-Asa-Kalimas-%282%29 diunduh pada 11 Oktober 2013 http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/04/25/taman-ini-punya-dermaga-sungai-lho-550264.html diunduh pada 11 Oktober 2013 http://surabayacityguide.co.id/detail/11/surabaya/12-Spot-Wisata-Kalimas diunduh pada pada 2 Maret 2014 http://medha.lecture.ub.ac.id diunduh pada pada 2 Maret 2014 http://www.surabayatourism.com/det_obyek.php?ID=95&lang=1 diunduh pada pada 2 Maret 2014 http://wisataman.wordpress.com/2012/05/03/taman-prestasi/ diunduh pada 2 Maret 2014 http://satpolpp.surabaya.go.id/detil_berita.php?id_berita=9 diunduh pada pada 2 Maret 2014 http://surabayapagi.com diunduh pada 2 Maret 2014