PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI KALI MAS …

202
TESIS RA 142531 PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI KALI MAS SURABAYA DENGAN KONSEP WISATA AIR PUTRI MULYO MAWARSARI 3213203003 DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. ENDANG TITI SUNARTI, M.Arch, Ph.D Dr. IMA DEFIANA, S.T, M.T PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN PERANCANGAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2015

Transcript of PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI KALI MAS …

TESIS RA 142531

PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI

KALI MAS SURABAYA DENGAN KONSEP WISATA AIR

PUTRI MULYO MAWARSARI

3213203003

DOSEN PEMBIMBING

Prof. Dr. Ir. ENDANG TITI SUNARTI, M.Arch, Ph.D

Dr. IMA DEFIANA, S.T, M.T

PROGRAM MAGISTER

BIDANG KEAHLIAN PERANCANGAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2015

THESIS RA 142531

THE DEVELOPMENT OF OPEN SPACE ALONG KALI MAS

RIVER SURABAYA BASED ON WATER TOURISM

CONCEPT

PUTRI MULYO MAWARSARI

3213203003

ADVISOR :

Prof. Dr. Ir. ENDANG TITI SUNARTI, M.Arch, Ph.D

Dr. IMA DEFIANA, S.T, M.T

MAGISTER PROGRAM

URBAN DESIGN MAJOR

DEPARTMENT OF ARCHITECTURE

FACULTY OF CIVIL AND PLANNING ENGINEERING

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2015

THESIS RA 142531

THE DEVELOPMENT OF OPEN SPACE ALONG KALI MAS

RIVER SURABAYA BASED ON WATER TOURISM

CONCEPT

PUTRI MULYO MAWARSARI

3213203003

ADVISOR :

Prof. Dr. Ir. ENDANG TITI SUNARTI, M.Arch, Ph.D

Dr. IMA DEFIANA, S.T, M.T

MAGISTER PROGRAM

URBAN DESIGN MAJOR

DEPARTMENT OF ARCHITECTURE

FACULTY OF CIVIL AND PLANNING ENGINEERING

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2015

v

iii

PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI KALI MAS SURABAYA DENGAN KONSEP WISATA AIR

Nama Mahasiswa : Putri Mulyo Mawarsari NRP : 3213203003 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Endang Titi Sunarti, M. Arch, PhD Co-Pembimbing : Dr. Ima Defiana, ST, MT

ABSTRAK

Sungai Kali Mas merupakan sungai yang melintasi kota Surabaya dari utara

ke selatan. Hasil pengamatan di sepanjang sungai yang melintasi 3 taman, yaitu Taman Ekspresi, Taman Prestasi dan Taman Skate dan BMX, terdapat kegiatan wisata air dengan pusat dermaga yang terletak di Taman Prestasi. Wisata air ini memiliki rute yang pendek, yaitu dari Taman Prestasi menuju Taman Ekspresi kemudian kembali ke Taman Prestasi. Rute yang pendek ini akan lebih menarik dengan mengembangkan dan memperpanjang rute hingga taman ketiga, yaitu Taman Skate dan BMX. Sehingga integrasi wisata air sepanjang sungai dari Taman Ekspresi hingga Taman Skate dan BMX ini dapat menyatu dan terhubung secara menyeluruh.

Kondisi ruang luar yang belum tertata menyebabkan permasalahan utama yaitu tidak terhubungnya kawasan ini sebagai satu kawasan wisata air yang terpadu dan terintegrasi satu dengan lainnya. Permasalahan keterhubungan sepanjang sungai khususnya akses melalui air sungai tidak mencapai Taman Skate dan BMX, serta akses darat antar ketiga taman juga belum terhubung dengan baik satu dengan lainnya, seperti beberapa akses yang terbatas bagi publik. Hal ini membuat wisatawan/pengunjung tidak dapat menjelajah dan menikmati melalui akses air maupun darat secara menyeluruh.

Sasaran yang akan dicapai yakni mengidentifikasi potensi dan permasalahan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas terkait aspek wisata air dan aspek perancangan taman dengan alat analisis walkthrough, kemudian sasaran kedua mendapatkan kriteria khusus penataan ruang luar dengan konsep wisata air di sepanjang sungai Kali Mas terkait aspek penataan lansekap dengan alat analisis cognitive mapping dan character appraisal dan sasaran terakhir adalah mendapatkan konsep penataan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas. Beberapa konsep yang dihasilkan dalam penelitian ini diantaranya ialah menciptakan wisata air dengan Taman Skate dan BMX sebagai titik awal, memanfaatkan dermaga pada area Monkasel dan area Gedung Grahadi sebagai bagian dari fasilitas wisata air, mempertahankan kegiatan wisata air pada spot Taman Prestasi dan menjadikan spot Taman Ekspresi sebagai bagian dari wisata air dengan membangun dermaga dan menciptakan atraksi sepeda air sebagai penanda akhir perjalanan wisata air.

Kata Kunci: Wisata Air, Sungai Kalimas, Tiga Taman Terkait

iv

THE DEVELOPMENT OF OPEN SPACE ALONG KALI MAS RIVER SURABAYA BASED ON WATER TOURISM CONCEPT Name : Putri Mulyo Mawarsari NRP : 3213203003 Advisor : Prof. Dr. Ir. Endang Titi Sunarti, M. Arch, PhD Co-Advisor : Dr. Ima Defiana, ST, MT

ABSTRACT Kali Mas is a river which crosses Surabaya from north to south. By

observations there are three parks, namely Ekspresi Park, Prestasi Park, and Skate Park and BMX Park. There are water tourism activities and the central pier is located in Prestasi Park. The existing water attractions have a short route, which begin from Prestasi Park, head to the Ekspresi Park, then back to the Prestasi park. This short route will be more attractive by developing and extending the route to the third park, the Skate and BMX Park. So the integration of water tourism by travel along the river from Ekspresi Park to Skate and BMX Park can be develop optimally and connect thoroughly.

The current condition of the open space causing a lack of connection between these three parks as an integrated water tourism area and connected each other. The connection problem related to current access by the river do not reach the Skate and BMX Park, also the land access between three related parks is not connect each other. There are some restricted area for tourist. These make the tourist cant explore and enjoy by the water and land access thoroughly.

The first objective that need to be achieved is to identify the potential and problems of the open space along the Kali Mas river that associated with water tourism and the park design aspect by walkthrough analysis tool, then the second objective is to obtain specific criteria of open space development with the concept of water tourism along the Kali Mas river that associated with landscape design aspect by cognitive mapping and character appraisal. While the last objective is to get the concept of open space development along the Kali Mas. The concepts resulted in this research are to create water attractions with Skate and BMX park as the starting point, develop the pier function at Monkasel area and Grahadi area as part of water tourism facilities, maintain water tourism activities on Prestasi Park, to develop Ekspresi park as a the part of water tourism by build a pier and create water bicycle attraction as the end of water tourism trip.

Key Words: Water Tourism, Kali Mas River, Three Related Parks

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan

ridho-Nya serta kemudahan yang diberikan sehingga Tesis dengan judul

“Penataan Ruang Luar Sepanjang Sungai Kali Mas Surabaya dengan

Konsep Wisata Air” ini dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu memberikan bantuan, semangat, dan dorongan dalam

penulisan Tesis ini, diantaranya :

1. Kedua orang tua, Mulyotono dan Farida Putriani, yang tidak henti-hentinya

memberikan segala bentuk bantuan, doa dan kasih sayang yang senantiasa

menjadi dorongan utama penulis dalam menyelesaikan tesis serta adik-adikku,

Novi dan Tito, serta suamiku, R. Wenda Aprinta Priya Pratama dan anakku,

R. Syarif Maulana Putra Pratama, terima kasih telah menjadi penyemangat

selama ini.

2. Ibu Dr. Ir. Murni Rachmawati, MT selaku Ketua Program Studi Pascasarjana

Arsitektur ITS.

3. Ibu Prof. Dr. Ir. Endang Titi Sunarti, M.Arch, Ph.D dan Ibu Dr. Ima Defiana,

S.T, M.T selaku dosen pembimbing yang selalu sabar memberikan bimbingan,

masukan dan arahan kepada penulis serta waktu yang diluangkan.

4. Bapak Dr. Ing. Ir. Bambang Soemardiono dan Bapak Ir. I Gusti Ngurah

Antaryama, Ph. D selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan

masukan demi kesempurnaan penyusunan tesis,

5. Seluruh dosen dan karyawan Pascasarjana Arsitektur ITS atas bimbingan dan

bantuannya selama masa perkuliahan,

6. Terima kasih buat Meidyas, Anin, Tiara, dan Erina yang banyak memberikan

bantuan dan support serta kebersamaannya selama ini,

7. Seluruh teman-teman Perancangan Kota angkatan 2013, terima kasih atas

dukungan, semangat, doa dan kebersamaannya selama 2 tahun,

vi

8. Seluruh keluarga, kawan-kawan, dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan

satu per satu. Terima kasih atas bantuan, masukan, doa, dan motivasinya.

Semoga Tesis ini dapat memberi manfaat bagi mahasiswa perancangan kota dan

masyarakat luas pada umumnya. Kritik dan saran sangat diharapkan guna

masukan bagi penulis untuk kesempurnaan di masa mendatang.

Surabaya, Agustus 2015

Penulis

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 4

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

1.4.1. Manfaat Praktis ......................................................................... 6

1.4.2. Manfaat Teoritis ....................................................................... 6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 6

1.5.1. Ruang Lingkup Wilayah........................................................... 6

1.5.2. Ruang Lingkup Teori ............................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 9

2.1 Pariwisata ............................................................................................. 9

2.1.1 Wisata Air ................................................................................. 16

2.2 Teori Keterhubungan (Linkage) ........................................................... 18

2.3 Lansekap Ruang Luar ........................................................................... 20

2.4 Perancangan Taman.............................................................................. 23

2.5 Kawasan Tepian Sungai ....................................................................... 25

2.6 Studi Kasus Kawasan Wisata Air Sepanjang Sungai Singapura .......... 26

2.7 Sintesa Pustaka ..................................................................................... 30

2.8 Kriteria Umum...................................................................................... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 41

3.1. Jenis penelitian ..................................................................................... 41

3.2. Sasaran Penelitian ................................................................................. 41

viii

3.3. Teknik Analisa...................................................................................... 43

3.4. Aspek yang Ditinjau ............................................................................. 44

3.5. Metode pengumpulan data ................................................................... 45

3.6. Teknik Penyajian Data ......................................................................... 47

3.7. Tahapan Penelitian ............................................................................... 48

BAB IV GAMBARAN UMUM .................................................................... 51

4.1 Kondisi Kawasan Studi ........................................................................ 51

4.2 Kondisi Eksisting Taman di Kawasan Studi ........................................ 52

4.3 Kondisi Eksisting Keterhubungan Kawasan Studi ............................... 60

4.4 Sejarah Sungai Kali Mas ...................................................................... 60

4.5 Kondisi Eksisting Lansekap di Kawasan Studi .................................... 61

4.6 Kondisi Eksisting Wisata Air di Kawasan Studi .................................. 64

4.7 Kegiatan Lain di sekitar Wilayah Studi................................................ 65

4.7.1. Kegiatan Wisata di Sekitar Taman Skate dan BMX ................ 66

4.7.2. Kegiatan Wisata di Sekitar Taman Prestasi .............................. 67

4.7.3. Kegiatan Wisata di Sekitar Taman Ekspresi ............................ 68

4.8 Gambaran Umum Kawasan Studi berdasarkan Pengunjung/

Wisatawan ............................................................................................ 69

4.9 Kebijakan Terkait Sungai Kali Mas ..................................................... 70

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISA .................................................. 73

5.1 Potensi Dan Permasalahan Ruang Luar Sepanjang Sungai Kali Mas

Terkait Wisata Air ................................................................................ 73

5.1.1 Potensi dan Permasalahan Wisata Air pada Segmen 1 ............ 74

5.1.2 Potensi dan Permasalahan Wisata Air pada Segmen 2 ............ 81

5.1.3 Potensi dan Permasalahan Wisata Air pada Segmen 3 ............ 87

5.2 Kriteria Khusus Penataan Ruang Luar Dengan Konsep Wisata

Air Di Sepanjang Sungai Kali Mas ...................................................... 100

5.3 Konsep Penataan Ruang Luar Di Sepanjang Sungai Kali Mas

Dengan Konsep Wisata Air .................................................................. 120

ix

5.4 Arahan Desain Penataan Ruang Luar Sepanjang Sungai Kali Mas

dengan Konsep Wisata Air ................................................................... 136

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 145

6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 145

6.2 Saran ..................................................................................................... 148

BAB V DAFTAR PUSTAKA 149

LAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Sintesa Pustaka............................................................................... 30

Tabel 2. 2 Kriteria Umum ............................................................................... 37

Tabel 3. 1 Aspek yang Ditinjau ...................................................................... 44

Tabel 3. 2 Tahapan Penelitian ......................................................................... 49

Tabel 4. 1 Jenis Tanaman Pada Taman Ekspresi ............................................ 54

Tabel 4. 2 Jenis Tanaman Pada Taman Prestasi ............................................. 58

Tabel 5. 1 Identifikasi Potensi dan Permasalahan pada Segmen 1 ................. 76

Tabel 5. 2 Identifikasi Potensi dan Permasalahan pada Segmen 2 ................. 82

Tabel 5. 3 Identifikasi Potensi dan Permasalahan pada Segmen 3 ................. 88

Tabel 5. 4 Kesimpulan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ...................... 93

Tabel 5. 5 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Wisata Air dan

Perancangan Taman ...................................................................... 98

Tabel 5. 6 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap Faktor

Perilaku Pengguna ........................................................................ 109

Tabel 5. 7 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap

Faktor Permasalahan Teknis ......................................................... 111

Tabel 5. 8 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap

Faktor Penggunaan Lahan ............................................................. 112

Tabel 5. 9 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap

Faktor Estetika .............................................................................. 116

Tabel 5. 10 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap

Faktor Keamanan .......................................................................... 117

Tabel 5. 11 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap ............. 118

Tabel 5. 12 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Keterhubungan ................... 125

Tabel 5. 13 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Wisata Air, Perancangan

Taman, Penataan Lansekap dan Keterhubungan .......................... 127

Tabel 5. 14 Implementasi Penataan berdasarkan Kriteria Khusus terkait

Aspek Wisata Air, Perancangan Taman, Penataan Lansekap

dan Keterhubungan ....................................................................... 133

Tabel 6. 1 Kriteria Khusus Terkait Sasaran Penelitian ke 2 ........................... 145

xiv

“Halaman sengaja dikosongkan”

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Lokasi Studi Penelitian .............................................................. 7

Gambar 2. 1 Diagram Kerangka Pustaka Penelitian ....................................... 9

Gambar 2. 2 Kondisi Sungai Singapura dengan 3 Dermaga Utamanya ........ 26

Gambar 2. 3 Kondisi Kawasan Wisata Air Sungai Singapura di

Clarke Quay, Singapura............................................................ 28

Gambar 3. 1 Diagram Alur Penelitian ............................................................ 50

Gambar 4. 1. Peta Lokasi Kawasan Studi (RDTR UP. Tunjungan, 2011) ..... 51

Gambar 4. 2. Peta Lokasi Taman di Kawasan Sungai Kali Mas .................... 52

Gambar 4. 3. Kondisi Kawasan Taman Ekspresi di Kawasan

Sungai Kali Mas ....................................................................... 53

Gambar 4. 4. Kondisi Kawasan Taman Skate dan BMX di

Kawasan Sungai Kali Mas ........................................................ 56

Gambar 4. 5. Kondisi Kawasan Taman Prestasi di Kawasan

Sungai Kali Mas ....................................................................... 57

Gambar 4. 6. Fasilitas Wisata Air Berupa Loket (kiri) dan Dermaga (kanan) 64

Gambar 4. 7. Kondisi Wisata Air di Taman Prestasi ...................................... 65

Gambar 4. 8. Kondisi Sungai Kali Mas dari Taman Skate dan BMX

Sisi Barat .................................................................................. 72

Gambar 5. 1. Pembagian Segmen pada Wilayah Studi................................... 74

Gambar 5. 2. Kondisi Fisik Ruang Luar pada Segmen 1 ................................ 75

Gambar 5. 3. Kondisi Fisik Ruang Luar pada Segmen 2 ................................ 81

Gambar 5. 4. Kondisi Fisik Ruang Luar pada Segmen 3 ................................ 87

Gambar 5. 5. Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan

melalui Pengamatan Keberagaman Persebaran dan Akitifitas

Pengunjung Pada Segmen 1 pada Pagi – Sore Hari ............... 101

Gambar 5. 6. Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan

melalui Pengamatan Keberagaman Persebaran dan

Akitifitas Pengunjung Pada Segmen 1 pada Sore – Malam

Hari ........................................................................................... 103

Gambar 5. 7. Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan

xi

melalui Pengamatan Keberagaman Persebaran dan

Akitifitas Pengunjung Pada Segmen 2 pada Pagi – Sore Hari) 105

Gambar 5. 8. Gambar Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/

Wisatawan melalui Pengamatan Keberagaman Persebaran

dan Akitifitas Pengunjung Pada Segmen 2 pada

Sore – Malam Hari ................................................................... 106

Gambar 5. 9. Gambar Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/

Wisatawan melalui Pengamatan Keberagaman Persebaran

dan Akitifitas Pengunjung Pada Segmen 3

pada Pagi – Sore Hari ............................................................... 107

Gambar 5. 10. Gambar Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/

Wisatawan melalui Pengamatan Keberagaman

Persebaran dan Akitifitas Pengunjung Pada Segmen 3

pada Sore – Malam Hari ........................................................... 108

Gambar 5. 11. Analisa Penggunaan Lahan Kawasan Studi ............................ 115

Gambar 5. 12. Ilustrasi Linkage Visual di Kawasan Studi yang

dibentuk Pepohonan, Pagar dan Bangunan Kafe di

Tepian Sungai ........................................................................... 121

Gambar 5. 13.Linkage Visual di Kawasan Studi yang dibentuk

Pepohonan, Pagar dan Bangunan Kafe di Tepian Sungai ........ 122

Gambar 5. 14.Sub Struktur Kawasan Wisata Membentuk Satu

Kesatuan Kawasan Wisata yang Terhubung ............................ 123

Gambar 5. 15. Penambahan Elemen untuk membentuk Linkage Struktural

yang Terhubung dan Menyatu .................................................. 124

Gambar 5. 16. Diagram Alur Perumusan Konsep Penataan Ruang Luar

Sungai Kali Mas ....................................................................... 126

Gambar 5. 17. Arahan desain pada konsep penataan ruang luar sepanjang

sungai Kali Mas dengan konsep wisata air ............................... 136

Gambar 5. 18. Arahan desain pada konsep penataan ruang luar sepanjang

sungai Kali Mas dengan konsep wisata air pada segmen 1 ...... 137

Gambar 5. 19. Visual desain pada konsep penataan ruang luar sepanjang

sungai Kali Mas dengan konsep wisata air pada segmen 1 ...... 140

xii

Gambar 5. 20. Arahan dan visual desain pada konsep penataan ruang luar

sepanjang sungai Kali Mas dengan konsep wisata air pada

segmen 2 ................................................................................... 141

Gambar 5. 21. Arahan desain pada konsep penataan ruang luar

sepanjang sungai Kali Mas dengan konsep wisata air pada

segmen 3 ................................................................................... 142

Gambar 5. 22. Visual desain pada konsep penataan ruang luar

sepanjang sungai Kali Mas dengan konsep wisata air pada

segmen 3 ................................................................................... 143

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sungai Kali Mas, yang membelah kota Surabaya dari utara ke selatan,

merupakan anak sungai dari sungai Kali Brantas. Seiring dengan perkembangan

kota Surabaya yang pesat, saat ini kondisi kawasan sungai Kali Mas menunjukkan

gejala dan mengalami kondisi penurunan produktifitas, dimana perkembangan

kota lebih menitikberatkan pada budidaya wilayah daratan serta hanya

berorientasi pada jalan utama.

Sungai Kali Mas melintasi beberapa Unit Pengembangan (UP) di

Surabaya, antara lain UP. Tanjung Perak, UP. Tunjungan, UP. Dharmahusada dan

UP. Wonokromo. Selain berperan sebagai salah satu jaringan drainase utama,

sungai ini memegang peran penting dalam menjaga stabilitas ketersediaan air

dalam kota Surabaya. Peran dan lokasinya yang hampir menyeluruh dari selatan

ke utara di kota Surabaya membuat sungai ini memiliki pengaruh penting bagi

kehidupan kota, serta menjadi bagian dari pembangunan dan perencanaan kota

Surabaya.

Sebagaimana terdapat dalam RTRW kota Surabaya terdapat rencana

program utama untuk pengembangan Sungai Kali Mas secara komprehensif mulai

dari titik selatan di kawasan Wonokromo hingga titik selatan di kawasan jembatan

Petekan dan Pelabuhan Rakyat Kalimas, serta pada RDTR UP Tunjungan tahun

2011, sungai Kali Mas direncanakan sebagai sarana rekreasi wisata air bagi kota

Surabaya. Selanjutnya terdapat pada rencana pengembangan kegiatan ekonomi –

ekologi (wisata) dalam RDTR, bahwa untuk lebih mendorong pengembangan

sungai Kali Mas sebagai aset wisata kota Surabaya dalam program pengembangan

wisata air dan program pengembangan area wisata, serta kegiatan olahraga air.

Akan tetapi program dan rencana pemerintah kota Surabaya belum

memaksimalkan kondisi yang ada saat ini, yakni tidak mempertimbangkan adanya

Taman Prestasi yang merupakan bagian dari ruang luar tepian Sungai Kali Mas.

2

Hasil pengamatan di bagian sungai yang melintasi 3 taman, yaitu Taman Ekspresi,

Taman Prestasi dan Taman Skate dan BMX, terdapat kegiatan wisata air dengan

pusat dermaga yang terletak di Taman Prestasi dan memiliki rute yang pendek,

yaitu dari Taman Prestasi menuju Taman Ekspresi kemudian kembali ke Taman

Prestasi.

Rute yang pendek ini akan lebih menarik dengan mengembangkan dan

memperpanjang rute hingga taman ketiga, yaitu Taman Skate dan BMX.

Sehingga integrasi wisata air pada penggal sungai dari Taman Ekspresi hingga

Taman Skate dan BMX ini dapat menyatu dan terhubung secara

menyeluruh.Kegiatan wisata air dengan menyusur Sungai Kali Mas banyak

diminati masyarakat baik dari dalam kota Surabaya maupun dari luar kota. Hal ini

dapat dilihat pada banyaknya pengunjung yang memadati Taman Prestasi untuk

menikmti kegiatan wisata air ini, khususnya pada hari-hari libur.

Kondisi ruang luar sungai Kali Mas pada ketiga taman memiliki karakter

desain dan tema taman yang menarik dan berbeda-beda satu sama lain, akan

tetapi Taman Ekspresi dan Taman Skate dan BMX masih belum dipersiapkan

menjadi taman dengan konsep wisata air. Kondisi eksisting dengan karakter yang

spesifik memberikan variasi pada ketertarikan pengunjung dan pola aktifitas

wisata dan menjadi potensi untuk digabungkan menjadi satu kawasan wisata yang

terpadu. Terpadu yang dimaksud adalah tetap terhubung serta terintegrasi satu

dengan lainnya dengan konsep wisata air.

Terhubung dan terintegrasi sebagai satu kawasan wisata air sepanjang

sungai Kali Mas mulai dari Taman Ekspresi hingga Taman Skate dan BMX tidak

hanya terfokus pada akses dan wisata air menyusur sungai semata. Hal ini

dikarenakan pada pengamatan di kawasan ini, pengunjung dan wisatawan tidak

hanya menginginkan suguhan wisata air menyusur sungai, namun juga

keterhubungan dalam akses darat. Melalui keterhubungan didaratan pengunjung

dapat mengeksplorasi sepanjang tepian sungai serta mengakses spot-spot menarik

di daratan sepanjang sungai seperti sentra PKL dan kuliner maupun eksplorasi

bangunan heritage seperti pada area kawasan Grahadi.

Akan tetapi pada saat ini permasalahan keterhubungan pada sepanjang

sungai khususnya akses melalui air sungai tidak mencapai Taman Skate dan

3

BMX, serta akses darat antar ketiga taman belum terhubung dengan baik dan

masih terdapat beberapa area yang terbatas bagi pengunjung. Hal ini membuat

wisatawan/pengunjung tidak dapat menjelajah dan menikmati secara menyeluruh

baik melalui akses air maupun darat. Melalui akses air dan darat, pengunjung

perlu menjelajahi keduanya agar dapat menikmati wisata yang ada di darat

maupun di badan air sungai. Penataan ruang luar meliputi wilayah air dan daratan

perlu dilakukan karena sebagai satu lansekap wisata air keduanya saling

terhubung sebagai area transisi, memiliki pengaruh kuat satu dengan lainnya, serta

sebagai kesatuan lansekap wisata air sepanjang sungai Kali Mas.

Meskipun sama-sama dihubungkan oleh badan sungai Kali Mas dan

memiliki potensi sebagai satu kesatuan ruang luar tepian sungai, akan tetapi

kondisi ruang luar dan ketiga taman belum menyuguhkan kesan yang menyatu

dan tertata. Keberadaan ketiga taman sebagai bagian dari ruang luar, juga

memiliki potensi wisata air dengan kegiatan menyusur sungai yang menerus dan

terhubung satu dengan lainnya.

Rencana penataan dan revitalisasi sungai Kali Mas yang dilaksanakan

pemerintah kota Surabaya Tahun 2005 menghasilkan 9 titik spot pengembangan

wisata dengan desain yang direncanakan. Dari ketiga taman yang ada, dalam

rencana ini hanya dua yang diarahkan menjadi spot wisata air, yaitu Taman

Ekspresi dan Taman Skate dan BMX. Pemerintah Kota belum mempersiapkan

ketiga taman yang ada di sepanjang Sungai Kali Mas ini menjadi suatu wisata air

yang terpadu.

Dalam produk rencana ini tidak mencakup pengembangan konsep pada

Taman Prestasi. Sedangkan di sisi lain, saat ini telah terdapat kegiatan wisata air

pada Taman Prestasi. Walaupun wisata air yang ada hanya memiliki rute yang

pendek akan tetapi memiliki banyak peminat dan pengunjung. Sehingga dapat

dikatakan bahwa telah terbentuk fenomena demand dan supply wisata air. Hal ini

dapat dikembangkan menjadi lebih luas dengan menjangkau kawasan sepanjang

Sungai Kali Mas, tidak hanya pada 1 spot taman saja namun dapat menjelajah

hingga kawasan Taman Skate dan BMX hingga kawasan Taman Ekspresi.

Berdasarkan pengamatan, kondisi eksisting Taman Prestasi saat ini telah

terdapat “supply” berupa adanya kegiatan wisata air dan dermaganya dan telah

4

terdapat “demand” yang besar. Hal ini terlihat pada tingginya minat dan frekuensi

pengunjung pada Taman Prestasi untuk menikmati kegiatan wisata air menyusuri

sungai. Sehingga Rencana penataan dan revitalisasi sungai Kali Mas kurang

mewadahi potensi ketiga taman kota yakni Taman Ekspresi, Taman Prestasi serta

Taman Skate dan BMX khususnya pada kesamaan potensinya sebagai

pengembangan kesatuan kawasan wisata air.

Melalui penataan ruang luar sungai Kali Mas ini, keberadaan Taman

Prestasi, Taman Skate dan BMX serta Taman Ekspresi memiliki potensi untuk

dihubungkan dengan kegiatan wisata air serta mengoptimalkan integrasi dengan

kegiatan wisata lain yang ada di sekitar kawasan tersebut, sehingga

memungkinkan pengunjung/wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata tidak

hanya menyusur sungai dengan rute pendek akan tetapi dapat menikmati setiap

spot potensial dan menjelajah ruang luar yang ada di sepanjang tepian sungai Kali

Mas.

Selain itu penataan ruang luar pada kawasan sepanjang sungai Kali Mas

ini diharapkan dapat mewujudkan suatu kawasan wisata air yang menyatu dan

dapat menghidupkan kawasan sekitarnya dengan menghubungkan fasilitas-

fasilitas yang ada sehingga tercipta sebuah kawasan waterfront di wilayah studi

melalui sungai Kali Mas sebagai penghubung serta mengunggulkan potensi wisata

air dengan tetap menjaga kelestarian sempadan sungai Kali Mas.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, maka dapat dirumuskan

permasalahan terutama terkait kondisi ruang luar yang belum tertata dan

terhubung pada area sepanjang Sungai Kali Mas dari penggal Taman Skate dan

BMX hingga Taman Ekspresi. Permasalahan keterhubungan pada sepanjang

sungai khususnya akses melalui air sungai yaitu tidak mencapai Taman Skate dan

BMX, serta akses darat antar ketiga taman juga belum terhubung dengan baik dan

masih terdapat beberapa area yang terbatas bagi pengunjung. Hal ini membuat

wisatawan/pengunjung tidak dapat menjelajah dan menikmati secara menyeluruh

5

baik melalui akses air maupun darat.. Dari rumusan masalah yang dikemukakan

tersebut maka muncul pertanyaan:

“Bagaimana konsep penataan ruang luar kawasan sepanjang sungai Kali

Mas, khususnya kawasanTaman Ekspresi, Taman Prestasi hingga Taman Skate

dan BMX yang dapat memunculkan kontinuitas kawasan sehingga membentuk

satu lansekap kawasan wisata air serta mengembangkan potensi wisata air yang

terpadu, terintegrasi dan terhubung satu dengan lainnya?”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dijelaskan maka dapat

disimpulkan tujuan dalam penelitian ini adalah merumuskan konsep penataan

ruang luar sepanjang Kali Mas khususnya pada kawasan Taman Ekspresi, Taman

Prestasi hingga Taman Skate dan BMX yang menunjang wisata air yang terpadu

di kota Surabaya.

Dalam mencapai tujuan dalam penelitian ini maka beberapa sasaran

penelitian yang perlu dicapai antara lain meliputi :

1. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan ruang luar terkait keberadaan

ketiga taman dan kegiatan wisata air sepanjang Sungai Kali Mas

2. Mendapatkan kriteria khusus penataan ruang luar kawasan sepanjang sungai

Kali Mas, khususnya sepanjang Taman Ekspresi, Taman Prestasi, Taman

Skate dan BMX sebagai satu kawasan wisata air yang terpadu dan terintegrasi

dengan kegiatan lainnya yang ada di sekitar kawasan.

3. Mengusulkan konsep penataan ruang luar kawasan sepanjang sungai Kali

Mas, khususnya sepanjang Taman Ekspresi, Taman Prestasi, Taman Skate dan

BMX yang mendukung usaha wisata air sungai Kali Mas Surabaya.

1.4. Manfaat Penelitian

Dalam menyusun penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan

manfaat antara lain:

6

1.4.1. Manfaat Praktis

Dengan disusunnya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan

masukan bagi pemerintah kota Surabaya dalam bidang penataan kawasan bantaran

sungai Kali Mas dan dalam upaya pengembangan kawasan wisata air pada sungai

Kali Mas khususnya dalam penataan dan perancangan lansekap serta dapat

memberikan alternatif konsep wisata air yang mendukung eksistensi dan

menyatukan kawasan sepanjang Sungai Kali Mas khususnya melalui taman-taman

yang terletak di sepanjang sungai Kali Mas, yakniTaman Ekspresi, Taman

Prestasi, Taman Skate dan BMX.

1.4.2. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang didapatkan dalam penelitian ini adalah memahami

penerapan teori mengenai keterhubungan (linkage) dalam satu kawasan tepian

sungai, teori mengenai penataan lanskap dan ruang luar serta wisata air pada

kawasan sepanjang sungai dalam kota.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memfokuskan pada penataan ruang luar yang dapat

menciptakan satu area wisata air yang terhubung tentunya dengan fokus utama

pengembangan usaha wisata air Sungai Kali Mas. Sehingga, ruang lingkup dalam

penelitian ini, yakni ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi yakni

dilaksanakan sebagai berikut.

1.5.1. Ruang Lingkup Wilayah

Wilayah pada penelitian ini terletak di Kelurahan Genteng, Kelurahan

Ketabang dan Kelurahan Embong Kaliasin Kecamatan Genteng pada UP.

Tunjungan kota Surabaya. Berikut peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar

1.1.

7

Gambar 1. 1 Lokasi Studi Penelitian (www.bing.com/maps, 2014)

1.5.2. Ruang Lingkup Teori

Ruang lingkup teori dalam penelitian ini adalah pemahaman terkait

penataan lansekap, pemahaman keterhubungan atau linkage, pemahaman wisata

air, pemahaman penataan kawasan tepian sungai dan pemahaman tentang taman

kota.

Orientasi Lokasi Studi : 1. Taman Ekspresi 2. Taman Prestasi 3. Taman Skate & BMX

4. Taman Skate dan BMX

Sumber : www.bing.com/maps

1

2

3

8

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

9

2 BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Penataan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas perlu didukung tinjauan

beberapa teori dan pemaham terkait, seperti pemahaman tentang pariwisata dan

wisata air, pemahaman kawasan tepian sungai, pemahaman teori lansekap,

pemahaman teori taman dan teori keterhubungan (linkage). Seluruh teori yang

digunakan akan membantu dalam menemukan kriteria umum dalam mencapai

sasaran-sasaran dalam penelitian. Berikut family tree teori dan pemahaman yang

akan digunakan.

Gambar 2. 1 Diagram Kerangka Pustaka Penelitian (Pemahaman Pustaka, 2014)

2.1 Pariwisata

Arti pariwisata secara luas menurut Yoeti (1985), kepariwisataan adalah

setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa

10

orang, dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan bagi

kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang terkait dengan industri pariwisata.

Dalam undang – undang Nomor 9 tahun 1990 tentang Pokok – Pokok Pariwisata

dijelaskan tentang istilah wisata, pariwisata, dan kepariwisataan, masing masing

dijalaskan sebagai :

a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian kegiatan tersebut dilaksanakan

secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik

wisata. Unsur yang terpenting dalam wisata adalah tidak bertujuan mencari

nafkah. Tetapi apabila disela – sela kegiatan mencari nafkah itu juga secara

khusus dilakukan kegiatan wisata, bagian dari kegiatan tersebut dapat dianggap

sebagai kegiatan wisata. Pengertian wisata pada dasarnya mengandung 4 unsur,

yaitu :

1) Unsur manusia (wisatawan)

2) Unsur kegiatan (perjalanan)

3) Unsur motivasi (menikmati)

4) Unsur sasaran (obyek dan daya tarik wisata)

b. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk

pengusaha objek wisata dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang terkait

di bidang tersebut.

c. Kawasan Pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau

disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

d. Obyek Wisata dalam hal ini diartikan sebagai perwujudan dari ciptaan

manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan

alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisata.

Berdasarkan pengertian ini, maka beberapa faktor penting dalam bidang

pariwisata adalah :

a. Perjalanan itu dilakukan sementara waktu

b. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain

c. Perjalanan itu apapun bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan tamasya atau

rekreasi.

11

d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak memiliki tujuan untuk

mencari nafkah atau upah dari tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata

hanya sebagai konsumen di tempat tersebut.

Dari empat pengertian tersebut, disimpulkan bahwa pariwisata adalah

suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu dari suatu tempat

ke tempat lain untuk kepentingan rekreasi atau untuk kepentingan lain seperti

ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan

lainnya seperti sekedar ingin tahu, menambah pengalaman, atau untuk belajar

sesuatu dan juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah

raga, untuk kesehatan, dan keperluan lainnya.

Dalam kegiatan wisata terdapat beberapa komponen penting,

sebagaimana menurut Yoeti (1985) :

a. Kawasan wisata harus mempunyai apa yang disebut sebagai “something to

see”. Artinya, di tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi wisata yang

dapat dilihat dan disaksikan, serta berbeda dengan apa yang dimiliki oleh kawasan

wisata lain.

b. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang dimaksud dengan istilah “something

to do”. Artinya, di tempat tersebut disediakan fasilitas rekreasi yang dapat

membuat mereka betah tinggal lebih lama di tempat itu.

c. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan istilah “something to

buy”. Artinya, di tempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk belanja (shopping),

terutama barang-barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk

dibawa pulang ke tempat asal masing-masing.

Dalam Yoeti (1997) berpendapat bahwa berhasilnya suatu tempat wisata hingga

tercapainya kawasan wisata sangat tergantung pada 3A yaitu atraksi (attraction),

mudah dicapai (accessibility), dan fasilitas (amenities).

1) Atraksi (attraction)

Atraksi wisata yaitu sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat,

dinikmati dan yang termasuk dalam hal ini adalah: tari-tarian, nyanyian kesenian

rakyat tradisional, upacara adat, dan lain-lain.

2) Aksesibilitas (accesibility)

12

Aktivitas kepariwisataan banyak tergantung pada transportasi dan komunikasi

karena faktor jarak dan waktu yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang

untuk melakukan perjalanan wisata. Unsur yang terpenting, kecepatan yang

dimilikinya dapat mengakibatkan jarak seolah-olah menjadi dekat.

Selain transportasi yang berkaitan dengan aksesibilitas adalah prasarana meliputi

jalan, jembatan, terminal, stasiun, dan bandara. Prasarana ini berfungsi untuk

menghubungkan suatu tepat dengan tempat yang lain. Keberadaan prasarana

transportasi akan mempengaruhi laju tingkat transportasi itu sendiri. Kondisi

prasarana yang baik akan membuat laju transportasi optimal.

3) Fasilitas (amenities)

Fasilitas wisata merupakan hal-hal penunjang terciptanya kenyamanan wisatawan

untuk dapat mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Adapun sarana-sarana

penting yang berkaitan dengan perkembangan pariwisata adalah sebagai berikut:

a. Akomodasi hotel

b. Restoran

c. Air bersih

d. Komunkasi

e. Hiburan

f. Keamanan

Aspek-aspek yang mempengaruhi wisata dapat dikelompokkan menjadi

empat kategori sebagaimana menurut Spillane (1994), yaitu :

a. Attraction/ Daya tarik

Menurut pengertiannya attraction adalah menarik wisatawan atau pengunjung

dengan sesuatu yang dapat ditampilkan atau wisatawan tertarik pada ciri-ciri khas

tertentu dari obyek wisata. Motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat

adalah untuk memenuhi atau memuaskan beberapa kebutuhan dan permintaan.

Biasanya para wisatawan tertarik pada suatu lokasi yang memiliki ciri khas

tertentu yang antara lain adalah keindahan alam.

b. Fasilitas

Fasilitas dalam hal ini lebih cenderung berorientasi pada atraksi di suatu lokasi.

Hal ini disebabkan karena karena fasilitas harus terletak dekat dengan pasarnya.

Fasilitas cenderung mendukung bukan mendorong pertumbuhan dan cenderung

13

berkembang pada saat yang sama atau sesudah atraksi berkembang, atraksi juga

dapat merupakan fasilitas.

c. Infrastruktur

Attraction dan fasilitas tidak hanya dapat dicapai dengan mudah kalau belum ada

infrastruktur. Infrastruktur dalam hal ini adalah prasarana yang mendukung

kegiatan wisata, seperti listrik dan ketersediaan air bersih.

d. Transportasi

Aktivitas kepariwisataan banyak tergantung pada transportasi karena faktor jarak

dan waktu sangat mempengaruhi keinginan orang untuk melakukan perjalanan

wisata. Dengan demikian transportasi dapat memudahkan wisatawan

mengunjungi suatu daerah tertentu.

Middleton (2001) memberikan pengertian produk wisata lebih dalam yaitu

“The tourist products to be considered as an amalgam of three main components

of attraction, facilities at the destination and accessibility of the destination”. Dari

pengertian di atas kita dapat melihat bahwa produk wisata secara umum terbentuk

disebabkan oleh tiga komponen utama yaitu atraksi wisata, fasilitas di daerah

tujuan wisata dan aksesibilitas.

Middleton (2001) mengungkapkan ada tiga komponen utama dari produk

wisata, diuraikan sebagai berikut.

a. Atraksi

Elemen-elemen di dalam suatu atraksi wisata yang secara luas menentukan pilihan

konsumen dan mempengaruhi motivasi calon-calon pembeli diantaranya :

1) Atraksi wisata alam, meliputi bentang alam, pantai, iklim dan bentukan

geografis lain dari suatu destinasi dan sumber daya alam lainnya.

2) Atraksi wisata buatan / binaan manusia, meliputi angunan dan infrastruktur

pariwisata termasuk arsitektur bersejarah dan modern, monument, trotoar

jalan, taman dan kebun, pusat konvensi, marina, ski, tempat kepurbakalaan,

lapangan golf, toko-toko khusus dan daerah yang bertema.

3) Atraksi wisata budaya, meliputi sejarah dan cerita rakyat (legenda), agama dan

seni, teater musik, tari dan pertunjukkan lain, dan museum. Beberapa dari hal

tersebut dapat dikembangankan menjadi even khusus, festival, dan karnaval.

14

4) Atraksi wisata sosial, meliputi pandangan hidup suatu daerah, penduduk asli,

bahasa, dan kegiatan-kegiatan pertemuan sosial.

b. Amenities / Fasilitas

Terdapat unsur-unsur di dalam suatu atraksi atau berkenaan dengan suatu atraksi

yang memungkinkan pengunjung untuk menginap dan dengan kata lain untuk

menikmati dan berpatisipasi di dalam suatu atraksi wisata. Hal tersebut meliputi :

1) Akomodasi meliputi hotel, desa wisata, apartment, villa, caravan, hostel,

guest house, dan sebagainya.

2) Restoran, meliputi dari makanan cepat saji sampai dengan makanan

mewah.

3) Transportasi di suatu atraksi, meliputi taksi, bus, penyewaan sepeda dan

alat ski di atraksi yang bersalju.

4) Aktivitas, seperti sekolah ski, sekolah berlayar dan klub golf.

5) Fasilitas-fasilitas lain, misalnya pusat-pusat bahasa dan kursus

keterampilan.

6) Retail Outlet, seperti toko, agen perjalanan, souvenir, produsen camping.

7) Pelayanan-pelayanan lain, misalnya salon kecantikan, pelayanan

informasi, penyewaan perlengkapan dan kebijaksanaan pariwisata.

c. Aksesibilitas

Elemen-elemen ini adalah yang mempengaruhi biaya, kelancaran dan

kenyamanan terhadap seorang wisatawan yang akan menempuh suatu atraksi.

Elemen-elemen tersebut ialah :

1) Infrastruktur

2) Jalan, bandara, jalur kereta api, pelabuhan laut, marina.

3) Perlengkapan, meliputi ukuran, kecepatan, jangkauan dari sarana

transportasi umum.

4) Faktor-faktor operasional seperti jalur/rute operasi, frekuensi pelayanan,

dan harga yang dikenakan.

5) Peraturan Pemerintah yang meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan

peraturan transportasi.

15

Sesuai dengan pemahaman Middleton (2001), dilengkapi oleh Direktorat

Jenderal Pariwisata Republik Indonesia yang menyebutkan perkembangan produk

wisata dikaitkan atas 4 faktor yaitu :

a. Attractions (daya tarik) :

1) Site Attractions (tempat-tempat bersejarah, tempat dengan iklim yang

baik, pemandangan indah).

2) Event Attractions (kejadian atau peristiwa misalnya kongres, pameran,

atau peristiwa lainnya).

b. Amenities (fasilitas) tersedia fasilitas yaitu tempat penginapan, restoran,

transport lokal yang memungkinkan wisatawan berpergian, alat-alat

komunikasi.

c. Aksesibilitas adalah tempatnya tidak terlalu jauh, tersedia transportasi ke

lokasi, murah, aman, dan nyaman.

d. Tourist organization untuk menyusun kerangka pengembangan pariwisata,

mengatur industri pariwisata dan mempromosikan daerah sehingga dikenal

banyak orang.

Dalam mengkaji pemahaman wisata air terdapat beberapa elemen penting

dalam perkembangan kegiatan wisata. Sebagaimana menurut Yoeti (1985) maka

dapat diketahui bahwa dalam kegiatan wisata terdapat 3 hal penting, yakni

something to see, something to do dan something to buy. Dalam Yoeti (1997),

juga diketahui bahwasanya kawasan wisata bergantung pada 3A, yakni atraksi,

aksesibilitas dan amenities (fasilitas). Sejalan dengan Yoeti, pendapat Spillane

(1994) menyatakan bahwa terdapat 4 pengaruh wisata yaitu atraksi, fasilitas,

insfrastruktur dan transportasi. Infrastruktur dan transportasi dalam hal ini sejalan

dengan aksesibilitas. Begitu juga dengan Middleton (2001), dan Direktorat

Jendral Pariwisata Republik Indonesia, bahwa faktor atraksi, amenities (fasilitas)

serta akesibilitas merupakan faktor penting terkait wisata. Maka dapat diketahui

bahwa diambil kesimpulan bahwa sebaiknya dalam merencanakan kawasan

wisata penting dalam memperhatikan beberapa elemen seperti : atraksi/ daya

tarik, fasilitas dan aksesibilitas.

16

2.1.1 Wisata Air

Wisata air atau wisata tirta memiliki pengertian penyelenggaraan sarana

dan jasa yang dikelola secara komersisal di perairan laut, pantai, sungai dan

danau. Sebagaimana terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam Di Suaka

Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam,

yang dimaksud dengan usaha wisata tirta adalah usaha menyelenggarakan wisata

dan olahraga air termasuk penyediaan sarana dan jasa lainnya yang dikelola

secara komersial di perairan laut, pantai, sungai, dan danau. Sedangkan izin usaha

penyediaan sarana wisata alam diberikan dengan ketentuan:

a. bukan sebagai hak kepemilikan atau penguasaan atas kawasan taman nasional,

taman hutan raya, atau taman wisata alam;

b. tidak dapat dijadikan jaminan atau agunan;

c. hanya dapat dipindahtangankan setelah mendapat persetujuan tertulis dari

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai kewenangannya;

d. luas areal yang diizinkan untuk dibangun sarana wisata alam paling banyak

10% (sepuluh per seratus) dari luas areal yang ditetapkan dalam izin;

e. sarana wisata alam yang di bangun untuk wisata tirta dan akomodasi, harus

semi permanen dan bentuknya disesuaikan dengan arsitektur budaya setempat;

f. dalam melaksanakan pembangunan sarana wisata alam disesuaikan dengan

kondisi alam dengan tidak mengubah bentang alam.

Maka berdasarkan rujukan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian

wisata air yang ada dalam penelitian ini adalah penyelenggaraan sarana dan jasa

yang dikelola secara komersial di Sungai Kali Mas. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam penyediaan sarana wisata air antara lain memiliki jenis

bangunan yang semi permanen dan menyesuaikan dengan arsitektur budaya

setempat serta tidak mengubah bentang alam kondisi sungai yang ada.

Menurut Fandeli (2002) terdapat beberapa jenis kegiatan wisata air antara

lain :

a. Berjalan kaki

Pada jenis ini terdapat dua bentuk yaitu bersantai dan berjalan lebih serius

(hiking).

17

b. Bermain di dalam ruang

Pada umumnya di lingkungan yang tidak alami, hasil binaan tanpa peralatan

tertentu

c. Berenang (swimming)

Kegiatan wisata alam ini dilakukan tidak di kolam renang buatan

d. Memancing (fishing)

Ada dua macam memancing, yaitu di kolam buatan dan di perairan alam. Pada

wisata alam ditekankan pada perairan alam.

e. Studi alam arkeologi

Mempelajari artefak dan ekofak di alam

f. Perjalanan penjelajahan

Ada dua pola yaitu menjelajah alam dengan dipandu dan tidak dipandu.

g. Berlayar (boating / sailing)

Baik di perairan sungai, danau, waduk, ataupun di laut menggunakan peralatan

dan mesin.

h. Berperahu / berkano (canoeing)

Berperahu di perairan sungai, danau dan pantai.

i. Sightseeing (melihat-lihat)

Biasanya untuk melihat budaya masyarkat dan pemandangan alam di kota / desa

j. Piknik

k. Ski air

l. Selancar

Merujuk pada referensi di atas, maka pada sungai Kali Mas potensi wisata

air dapat berupa berjalan kaki bersantai menikmati pemandangan alam di

pedestrian way sepanjang sungai, bermain di dalam ruang binaan khususnya pada

tiap taman yang ada pada area playground, berperahu dengan menyusur sungai

dan sightseeing dengan pemandangan alam sungai.

Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam

Nomor : P. 3/Iv-Set/2011 Tentang Pedoman Penyusunan Desain Tapak

Pengelolaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman

Hutan Raya Dan Taman Wisata Alam. Rancangan desain tapak ruang publik

dalam wisata alam, termasuk wisata air, untuk fasilitas wisata dapat berupa

18

bangunan pusat pengunjung, ruang pusat informasi, dermaga/jetty, tempat parkir,

tambat kapal/mooring buoy, pintu gerbang, pondok teduh/shelter, jalan wisata

beraspal /berpengeras dan jalan setapak lengkap dengan jembatan, menara

pandang, tempat pengamatan dan interpretasi, papan penunjuk jalan dan arah,

papan peringatan, papan informasi, papan interpretasi, dan pal hectometer

sepanjang perjalanan, perkemahan, caravan, pondok wisata, resort wisata dan

motel/hotel, tempat penyewaan peralatan, tempat penyediaan makan dan minum,

tempat penyediaan cindera mata, dan tempat penjualan kebutuhan pengunjung

lainnya. Desain tapak ruang publik diletakkan pada pintu masuk dan atau lokasi-

lokasi yang terhubungkan dengan jalur lalu lintas umum dan atau dermaga

pelabuhan untuk kemudahan mencapai lokasi wisata. Ruang pusat informasi

diletakkan paling jauh 500 meter dari pintu gerbang.

2.2 Teori Keterhubungan (Linkage)

Dalam suatu tata ruang perkotaan, hubungan sebuah tempat dengan yang

lain dari berbagai aspek merupakan generator perkotaan. Sebagaimana

diungkapkan oleh Maki dalam Zahnd (2006) penghubung adalah perekat

sederhana dari sebuah kota yang menyatukan seluruh lapisan kegiatan dan

menghasilkan bentuk rupa fisik dalam kota. Sebuah aspek keterhubungan

memperhatikan dan menegaskan hubungan-hubungan dan gerakan-gerakan atau

dinamika sebuah tata ruang perkotaan (urban fabric). Terdapat 2 jenis pendekatan

penghubung yang akan diteliti yakni pengubung visual dan penghubung

structural.

a. Penghubung Visual

Bacon dalam Zahnd (2006) menyatakan bahwa linkage visual atau

keterhubungan visual mampu menyatukan daerah kota dalam berbagai skala. Pada

dasarnya terdapat 2 pokok perbedaan penghubung visual yaitu menghubungan

dua daerah secara netral dan menghubungkan dua daerah dengan mengutamakan

satu daerah.

Terdapat 5 elemen dalam penghubung visual menurut Zahnd (2006)

yaitu garis, koridor, sisi, sumbu dan irama. Dalam merancang lanskap akan sangat

efektif bila menghubungkan fragmen dan bagian kota dengan cara penghubung

19

visual. Elemen garis menghubungkan secara langsung dua tempat dengan deretan

massa yang dapat dipakai sebuah deretan bangunan maupun deretan pohon yang

memiliki rupa massif. Elemen koridor dapat dibentuk oleh dua deretan massa

(bangunan atau pohon) kemudian membentuk sebuah ruang. Elemen sisi sama

seperti elemen garis tetapi massanya agak tipis. Elemen sumbu mirip dengan

elemen koridor yang bersifat spasial. Namun perbedaanya elemen ini sering

mengutamakan satu dari dua daerah berbeda. Elemen irama menghubungkan dua

tempat dengan variasi massa dan ruang, memiliki fungsi menghubungan dua

tempat secara menarik. Dalam pengaplikasiannya, perancangan lanskap wisata air

dapat berupa elemen garis, koridor, sisi, sumbu dan irama yang menghubungkan

satu taman dengan taman lainnya dengan memperhatikan peletakkan bangunan

maupun deretan pohon yang massif.

b. Penghubung Struktural

Sebuah kawasan yang letaknya berdekatan dapat terlihat berbeda dan

terpisah serta berdiri sendiri, hal ini dikarenakan kurangnya dalam memperhatikan

penghubung struktural. Colin dalam Zahnd (2006) menyatakan bahwa suatu krisis

obyek-obyek perkotaan dengan kondisi struktur yang sangat disayangkan.

Kawasan-kawasan yang tidak terhubungkan secara struktural atau terhubungkan

tapi secara kurang baik akan menimbulkan keraguan pada kualitas kota. Dalam

hal ini, Rowe dalam Zahnd (2006), menggunakan sebuah sistem perencanaan

yang mampu mengatasi masalah kesenjangan kawasan melalui bentuk jaringan

struktural yang lebih dikenal dengan sistem kolase (collage). Sama seperti

penghubung visual, terdapat dua perbedaan yaitu menghubungan dua daerah

secara netral dan menghubungkan dua daerah dengan mengutamakan satu daerah/

Pemakain kedua cara tersebut tergantung pada fungsi kawasan, sehingga cara

hubungannya secara hierarkis juga dapat berbeda.

Penghubung struktural sering berfungsi sebagai stabilisator dan

koordinator dalam lingkungannya, karena setiap kolase perlu diberikan stabilitas

tertentu dan koordinasi tertentu dalam strukturnya.

Terdapat beberapa elemen dalam penghubung struktural antara lain

elemen tambahan, sambungan dan tembusan. Elemen tambahan adalah

melanjutkan pola pembangunan yang sudah ada sebelumnya. Bentuk dan massa

20

ruang dapat berbeda namun dapat tetap dipahami sebagai bagian atau tambahan

pola yang sudah ada.

Elemen sambungan memperkenalkan pola baru pada lingkungan

kawasannya, sehingga diusahakan elemen ini dapat menyambung dua atu lebih

banyak pola disekitarnya sehingga dapat dimengerti sebagai satu kesatuan.

Elemen tembusan mirip dengan elemen tambahan namun lebih banyak polanya

dan lebih rumit karena didalamnya terdapat dua atau lebih pola yang sudah ada di

sekitarnya dan akan disatukan sebagai pola-pola yang sekaligus menembus dalam

satu kawasan.

2.3 Lansekap Ruang Luar

Ruang luar adalah ruang uang terkadi dengan membatasi alam hanya

pada bidang alas dan dindingnya, sedangkan atapnya dapat dikatakan tidak

terbatas. Menurut Asihara (1970), ruang luar disebut juga arsitektur tanpa atap,

merupakan ruang yan terjadi dengan menggunakan dua elemen pembatas atau

dibatasi dengan dua bidang, yakni lantai dan dinding. Hal ini yang kemudian

menyebabkan bahwa lantai dan dinding merupakan elemen penting dalam

merencanakan ruang luar. Lantai merupakan bagian dari lansekap sebuah kawasan

sehingga dalam merancang ruang luar dapat memfokuskan pada penataan

lansekapya. Menurut Hakim (2012), perencanaan lansekap secara prinsip adalah

upaya menciptakan dan menyambung kembali suatu rangkaian taman hijau kota

(green parks) dan ruang terbuka kota (open space) dengan cara visi jangka

panjang. Perencanaan lansekap (Hakim, 2012) adalah proses kolaboratif untuk

memberdayakan peran-serta masyarakat dalam pengambilan keputusan,

pembebasan lahan, pengembangan, konektivitas, pendanaan dan pengelolaan

sebuah ruang terbuka. Menurut Eckbo (1969), lansekap adalah suatu bentuk

pengalaman terus menerus yang tidak pernah berakhir. Sebuah jaringan terus

menerus dari hubungan timbal balik antar struktur, ruang terbuka dan alam. Eckbo

(1969), menyatakan bahwa dalam ruang terbuka perlu mengusahakan

perancangan keberlanjutan, keterhubungan dan hubungan antara bangunan-

bangunan, kawasan dan sekitar kawasan lansekap. Perancangan lansekap juga

21

dipandang sebagai seni dalam pengembangan pemanfaatan dan pengalaman

manusia dalam ruang terbuka.

Dalam merancang lansekap daerah rekreasi, maka segala sesuatu yang

dianlisis baik tapak, aktifitas, selalu mengarah pada tujuan rekreasi. Dalam tahap

analisa ini, memerlukan pertimbangan yang sistematis terhadap beberapa faktor.

Faktor tersebut menurut White dalam Hakim (2012) antara lain:

a. Analisis terhadap aktifitas dan fungsi pemakai untuk mendapatkan program

kebutuhan.

b. Analisis terhadap lingkungan alamiah untuk memahami karakteristik tapak.

Hal ini meliputi elemen alami sekitar tapak yang penting bagi rancangan

tapak.

c. Analisis lingkungan buatan untuk memahami konsepsi dari masterplan. Hal

ini menyangkut batas tapak, mengetahui konsepsi ruang seperti aktifitas ruang

public/aktifitas utama ruang luar yang ingin dicapai.

d. Analisis terhadap sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan tapak sekitar

termasuk kebijakan umum yang mempengaruhi perkembangan tapak. Dalam

hal ini misalnya terkait peraturan atau kebijakan pemerintah mengenai garis

sempadan. Hal ini juga dapat menyangkut tentang aktiftas kegiatan

masyarakat sekitar sehingga menjadi pertimbangan dalam menentukan zoning

dan aktifitas kegiatan yang dirancang.

Hal ini sejalan dengan Eckbo (1969), dalam bukunya yang berjudul The

Landscape We See, menyatakan terdapat beberapa elemen lansekap yang perlu

diperhatikan oleh perancang kawasan ruang terbuka. Seperti yang dikemukakan

oleh Eckbo (1969), antara lain :

a. Kepribadian (personality) dan perilaku dari pengguna sebagai

perwakilan/gambaran dalam ruang terbuka.

b. Permasalahan teknis yang meliputi konstruksi, tanah, iklim, drainase, dan

kemungkinan serta jenis vegetasi.

c. Fungsional atau masalah penggunaan, meliputi hubungan antara manusia,

struktur, kawasan dan lingkungan sekitar.

22

d. Masalah Estetika meliputi kehati-hatian dalam teknis dan penggunaan

membuat perancang terkadang membuat bentuk yang kurang memperhatikan

desain estetika perancangan ruang terbuka.

Sedangkan menurut Gold (1980), prinsip umum dalam perencanaan

lansekap pada kawasan rekreasi/wisata antara lain:

a. Semua orang melakukan aktifitas memakai fasilitas rekreasi

b. Rekreasi harus dikoordinasikan dengan kemungkinan rekreasi yang lain

untuk menghindari duplikasi

c. Rekreasi harus berintegrasi dengan pelayanan umum lain, aspek

kesehatan, pendidikan dan transportasi

d. Fasilitas harus dapat beradaptasi dengan kebutuhan di masa depan

e. Masyarakat dan sistem sosial budaya harus terlibat dalam proses

perencanaan

f. Perencanaan local dan regional harus terintegrasi

g. Terlebih dahulu harus tersedia lahan yang akan dikembangkan dan

dirancang sebagai kawasan wisata

h. Fasilitas harus menjadikan lahan secara efisien dan seefektif mungkin dan

menciptakan kenyamanan, keamanan dan kebahagiaan pengunjung.

Ruang rekreasi/wisata membutuhkan pertimbangan penting serta syarat

fundamental dari preferensi dan kepuasan pengunjung. Menurut Gold (1980) dua

konsep penting dalam experience taman kota dan ukuran preferensi kepuasan

pengunjung antara lain kualitas sumber dan kualitas penggunaan. Kualitas sumber

didasarkan pada fisik alam, vegetasi, serta kualitas fisik fasilitas buatan.

Sedangkan kualitas penggunaan adalah kepuasan dalam mengunjungi area, seperti

pelayanan, kebisingan, tingkat kriminalitas.

Sebagai lansekap kawasan taman dengan karakter wisata taman, maka

dalam penataan lansekap kawasan sepanjang Sungai Kali Mas perlu

memperhatikan berbagai elemen penting seperti kepribadian dan perilaku

pengguna/wisatawan, permasalahan teknis (kawasan sungai), penggunaan lahan,

estetika dan keamanan.

23

2.4 Perancangan Taman

Menurut Laurie (1986), Taman (garden) diterjemahkan dari bahasa

Ibrani, Gan berarti melindungi atau mempertahankan lahan yang ada dalam suatu

lingkungan berpagar, Oden berarti kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan

Secara lengkap dapat diartikan taman adalah sebidang lahan berpagar yang

digunakan untuk mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan.

Menurut Arifin (2006), beberapa elemen perancangan taman dapat

diklasifikasikan menjadi:

a. Berdasarkan jenis dasar elemen :

1) Elemen alami

2) Elemen non alami (buatan)

b. Berdasarkan kesan yang ditimbulkan:

1) Elemen lunak (soft material) seperti tanaman, air dan satwa.

2) Elemen keras (hard material) seperti paving, pagar, patung, pergola,

bangku taman, kolam, lampu taman, dan sebagainya.

c. Berdasarkan kemungkinan perubahan:

Taman dalam skala besar (dalam konteks lansekap), memiliki elemen

perancangan yang lebih beragam yang memiliki perbedaan dalam hal

kemungkinan dirubah. Elemen tersebut diklasifikasikan menjadi:

1) Elemen mayor (elemen yang sulit diubah), seperti sungai, gunung,

pantai, hujan, kabut, suhu, kelembaban udara, radiasi matahari, angin,

petir dan sebagainya.

2) Elemen minor (elemen yang dapat diubah), seperti sungai kecil, bukit

kecil, tanaman, dan sebagainya serta elemen buatan manusia.

Taman kota dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu:

1. Bergerombol atau menumpuk, yaitu taman kota dengan komunitas vegetasinya

terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah vegetasinya minimal 100 pohon

dengan jarak tanam rapat yang tidak beraturan.

2. Menyebar, yaitu taman kota yang tidak mempunyai pola tertentu dengan

komunitas vegetasinya tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam bentuk rumpun

atau gerombol-gerombol kecil.

24

3. Berbentuk jalur, yaitu komunitas vegetasinya tumbuh pada lahan yang

berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentukan sungai, jalan, pantai,

saluran, dan sebagainnya.

Sedangkan beberapa prinsip desain yang harus diperhatikan dalam

pembuatan taman antara lain :

a. Tema, unity.

Penetapan tema yang terlihat dari adanya kesan kesatuan (unity)

merupakan upaya untuk memunculkan kesan utama, karakter atau identitas.

Melalui unity yang terjadi, karakter taman dapat terlihat dengan jelas, misal

memiliki karakter sebagai taman bermain, taman rumah, taman formal, taman

tropis, dan sebagainya.

b. Gradasi, variasi, repetisi.

Pembuatan gradasi bertujuan untuk menimbulkan kesan gerak sehingga

terkesan dinamis dan berirama. Hal ini akan mencegah kemonotonan.

Contoh :

1) warna hijau menjadi gradasi hijau tua ke hijau muda

2) bentuk bulat diolah menjadi berbagai variasi bulat, misal berdasarkan

ukuran (kecil – besar), berdasarkan tekstur (halus – kasar) dan sebagainya.

c. Kontras, penarik perhatian.

Melalui pembuatan desain elemen tertentu yang memiliki kontras dengan

elemen yang lainnya, akan menarik perhatian. Pemberian kontras ini akan

memberikan kesan kejutan ataupun klimaks. Kontras, antara lain dapat dibuat

dengan menerapkan:

1) warna yang menyolok

2) bentuk individual yang menarik

3) elemen yang unik, misal peletakan elemen tanaman pada lingkungan

yang terdiri dari elemen buatan, dan sebagainya.

d. Kontrol, balance, skala, sederhana.

Prinsip desain ini mampu menjadi aspek penyeimbang, agar taman

terkesan harmonis. Pada dasarnya desain merupakan pengaturan dan ekspresi dari

elemen-elemen disain. Elemen desain terdiri dari titik, garis, bentuk/pola, warna,

tekstur,

25

bunyi, aroma dan gerak. Karakter / sifat yang melekat pada elemen taman ditata

berdasarkan prinsip –prinsip desain.Berdasarkan teori yang ada maka beberapa

elemen penting yang akan digunakan dalam penelitian ini, antara lain elemen

keras (hard material) dan elemen lunak (soft material).

2.5 Kawasan Tepian Sungai

Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan

pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara sengan

dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Sebagaimana tedapat dalam

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai, terdapat perlindungan

ruas restorasi sungai salah satunya melalui kegiatan fisik. Dalam melakukan

kegiatan fisik pengembangan sungai termasuk pariwisata dilakukan dengan tidak

merusak ekosistem sungai, mempertimbangkan karakteristik sungai, kelestarian

keanekaragaman hayati serta kekhasan dan aspirasi daerah/masyarakat setempat.,

mengakibatkan terganggunya aliran sungai dan/atau keruntuhan tebing sungai.

Garis sempadan adalah garis maya di kiri dan kanan palung sungai yang

ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai.

karakteristik sungai, kelestarian keanekaragaman hayati serta kekhasan dan

aspirasi daerah/masyarakat setempat. Kegiatan pengembangan sungai yang

dilarang antara lain kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran,

mengakibatkan terganggunya aliran sungai dan/atau keruntuhan tebing sungai.

Kemudian pada peraturan tersebut disebutkan bahwa garis sempadan

sungai bertanggul didalam kawasan perkotaan ditentukan paling sedikit berjarak 3

meter dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai. Sebagaimana kondisi

Sungai Kali Mas yang terletak di dalam bagian wilayah Kota Surabaya, serta

kondisi fisiknya yang bertanggul maka dalam pengembangan kawasannya perlu

memperhatikan jarak garis sempadan sungai sebesar 3 meter sepanjang alur

Sungai Kali Mas.

26

2.6 Studi Kasus Kawasan Wisata Air Sepanjang Sungai Singapura

Studi kasus yang dipilih adalah kegiatan wisata air sepanjang sungai

Singapura. Hal ini dikarenakan kondisi lokasi sungai yang berada di tengah kota

Singapura memiliki kemiripan dengan lokasi sungai Kali Mas, yakni di tengah

kota Surabaya. Selain itu kegiatan wisata yang ada di Sepanjang Sungai Singapura

ini memiliki kemiripan yakni kegiatan wisata air sungai Kali Mas, yakni kegiatan

wisata air menyusur sungai.

Pengembangan wisata air sungai dalam kawasan perkotaan sebagai

kegiatan wisata yang berhasil adalah kawasan wisata air Sungai Singapura. Pada

kawasan wisata air Sungai Singapura ini sebagaimana terdapat dalam The

Geographical Journal Volume 170. No. 3 Tahun 2004, dengan Judul The

Singapore River Thematic Zone :Sustainable Tourism in Urban Context,

menjelaskan mengenai bagaimana Singapura melakukan strategi pembangian

zona-zona dalam kawasan wisata sebagai strategi dalam mencapatkan modal

pariwisata internasional.

Gambar 2. 2 Kondisi Sungai Singapura dengan 3 Dermaga Utamanya

(The Geographical Journal Volume 170. No. 3, 2004)

27

Pemerintah membagi wisata kota dalam 11 tema zona berbeda yang

dihasilkan Departemen Pariwisata dalam memastikan pengembangan wisata

perkotaan yang berkelanjutan. Kawasan wisata dengan zona tematik Singapura

dilakukan dari muara hingga Jembatan Kim Seng dengan panjang 3,2 km dan luas

kurang lebih 82 Ha. Sungai Singapura memiliki kondisi dengan kawasan

perumahan sebagian besar berupa kondominium dan apartemen. Seiring dengan

pengembangan kota, bangunan-bangunan lama yang ada di sepanjang sungai

tersebut dibongkar dan diperuntukkan bagi bangunan-bangunan tinggi sebagai

pusat bisnis, serta secara bertahap aktivitas di dalamnya juga direlokasi.

Pada tahun 1969 rencana pembersihan dan perbaikan kualitas lingkungan

Sungai Singapura mulai dilakukan dan selesai pada tahun 1983. Sungai Singapura

diubah menjadi zona rekreasi dan hiburan yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu

Area Dermaga atau Boat Quay sebagai tempat hiburan dan restoran, Area Clarke

Quay sebagai festival marketplace, dan Area Robertson Quay mengakomodasi

fasilitas hunian seperti apartemen dan hotel serta perdagangan retail.

Setiap bagian tersebut memiliki dermaga yang memungkinkan

pengunjung singgah dari satu bagian ke bagian yang lain. Keterhubungan yang

terjadi di kawasan wisata air Sungai Singapura ini dapat menjadi contoh bagi

penataan kawasan wisata air di Sungai Kalimas. Keberadaan fasilitas dermaga

perahu pada setiap bagian wisata memiliki peran penting, selain adanya jalur

pedestrian yang juga tidak kalah penting perannya bagi keberadaan kawasan

wisata air. Pada kawasan wisata air di Singapura ini memang mengedepankan

fasilitas pejalan kaki, sehingga tetap memungkinkan bagi pengunjung apabila

ingin menjelajahi kawasan wisata ini tidak harus atau hanya bisa menggunakan

perahu saja. Pemberian opsi yang berbeda bagi pengunjung membuat kawasan

wisata ini banyak diminati baik masyarakat Singapura sendiri hingga wisatawan

mancanegara.

28

Gambar 2. 3 Kondisi Kawasan Wisata Air Sungai Singapura di Clarke Quay,

Singapura (http://tsiskyspan.com/wp-

content/uploads/2013/04/Clarke-Quay-.pdf, 2006 )

Kondisi jalur pejalan kaki yang ada di kawasan wisata air di Singapura

ini memiliki tingkat kenyamanan yang cukup tinggi, adanya keberadaan tanaman

peneduh sepanjang jalur pejalan kaki serta keberadaan kafe dan restoran hingga

toko souvenir di sepanjang Sungai Singapura menjadi atraksi yang juga tidak

kalah menarik. Kemudian dalam kawasan wisata ini juga terdapat beberapa

jembatan yang menghubungkan sisi kiri dan kawasan bagian Sungai Singapura

ini, diantara jembatan-jembatan tersbut terdapat pula jembatan yang mengandung

historical tinggi. Sehingga selain memberi kesempatan pengunjung untuk

menikmati keindahan Sungai Singapura, kawasan wisata ini juga tetap

mempertahankan nilai budaya yang dimiliki.

29

Kondisi hardscape yang ada di kawasan wisata air ini memiliki beberapa

bangunan heritage yang dipertahankan keasliannya dan memanfaatkannya dengan

fungsi bangunan baru yang mendukung kegiatan wisata, seperti menjadikan

restoran atau toko souvenir. Pemanfaatan bangunan lama ini dilakukan dengan

mengganti cat menjadi warna warni menarik dan menambah nilai estetika dan

menjadikan atraksi yang menarik. Sedangkan pada kondisi softscape, kawasan ini

tetap mempertahankan keberadaan pohon-pohon eksisting, sehingga pada koridor

kawasan wisata air ini meski ditambahkan tutupan agar teduh selama berjalan

kaki, juga memberikan desain dengan menyesuaikan keberadaan pohon-pohon

tersebut.

Sungai Singapura masuk dalam tema Zona Malam dengan

menitikberatkan pada citra “a City That Never Sleeps” atau Kota yang Tidak

Pernah Tidur. Zona ini menyajikan makan malam di tempat terbuka, kehidupan

malam, pencahayaan yang semarak, dan hiburan keluaraga yang ramah. Sehingga

kegiatan wisata air Sungai Singapura ini tidak hanya menyuguhkan atraksi wisata

pada siang hari namun juga malam hari Sebagian besar hunian di Sungai

Singapura ini berupa kondominium dan apartemen serta dilengkapi dengan pusat

perbelanjaan yang dihuni oleh ekspatriat dan kalangan menengah keatas yang

ingin tinggal di pusat kota. Selain itu juga terdapat beberapa hotel, mulai dari

yang mewah hingga keberadaan akomodasi yang sederhana menjadikan kawasan

ini pusat rekreasi dan hiburan dengan fasilitas yang beragam.

Critical Review Berdasarkan Studi Kasus

Berdasarkan studi kasus yang telah dijelaskan terdapat beberapa

perbedaan yaitu kegiatan wisata air yang ada di sungai Singapura juga aktif

beroperasi di malam hari, dimana hal ini juga dapat diterapkan pada kegiatan

wisata air di sungai Kali Mas. Hal ini dapat menarik wisatawan lebih banyak dan

memberikan pilihan untuk berwisata dan menikmati wisata air pagi hingga malam

hari. Hal lain yang dapat diambil terkait keberadaan pengembangan wisata air

sungai Singapura yang dapat menjadi rujukan bagi wisata air sepanjang sungai

Kali Mas, antara lain :

1. Kawasan wisata air harus memiliki fasilitas utama berupa dermaga yang

dapat menghubungkan setiap spot wisata yang ada.

30

2. Kawasan wisata air harus memiliki jalur pedestrian yang nyaman dan

memiliki atraksi yang menarik seperti kafe atau restoran di sepanjang

koridor sungai.

3. Kawasan wisata air sebaiknya memiliki beberapa jembatan sebagai

penghubung bagi sisi kanan dan kiri bagian sungai. Selain sebagai atraksi

yang menarik, jembatan juga memberikan kesempatan bagi wisatawan

untuk menikmati pemandangan sungai.

4. Kawasan wisata air sebaiknya memiliki karakteristik softscape yang

rindang dan teduh sehingga memberikan kenyamanan bagi wisatatan

5. Kawasan wisata air sebaiknya memiliki karakteistik hardscape tematik

yang menarik, misalnya memanfaatkan bangunan lama yang ada dan

mempercantik serta memanfaatkan sebagai kegiatan yang mendukung

kawasan wisata air, seperti restoran atau toko souvenir.

6. Kawasan wisata air sebaiknya tetap hidup di malam hari, dengan atraksi

makan malam di tempat terbuka, kehidupan malam, pencahayaan yang

semarak dan hiburan keluaraga yang ramah

2.7 Sintesa Pustaka

Sintesa kajian pustaka merupakan sari dari paparan kajian pustaka yang

akan dipakai sebagai dasar-dasar dalam melakukan penelitian. Berikut sintesa

kajian pustaka pada penelitian ini :

Tabel 2. 1 Sintesa Pustaka

No Teori Sumber Kajian Sintesa Pustaka

1

Pemahaman

Wisata Air

Spillane (1994)

Elemen yang diperhatikan dari kawasan

wisata :

Attraction (daya tarik), Fasilitas,

Infrastruktur, Accessibility, Transportasi

Komponen yang

diperhatikan dari

kawasan wisata air :

Satu, Atraksi atau

Attraction (daya tarik)

Kawasan wisata

31

No Teori Sumber Kajian Sintesa Pustaka

Middleton (2001)

Komponen dalam kegiatan wisata antara

lain: Atraksi, Fasilitas dan Aksesibilitas

memiliki atraksi yang

menarik dan k has serta

memilki “something to

see”, “something to do”

dan “something to buy”

Kedua, Fasilitas

Kawasan wisata

memiliki fasilitas

pendukung wisata yang

memadai seperti

dermaga, pusat

informasi wisata,

shelter, akomodasi,

musholla, toilet,

souvenir shop,

playground dan fasilitas

olah raga air.

Ketiga, Aksesibilitas

yang mendukung

pencapaian kawasan

wisata

Yoeti (1997)

Komponen dalam pengembangan wisata:

Atraksi, Aksesibilitas dan Fasilitas

(Amenities).

Serta memiliki “something to see”,

“something to do” dan “something to buy”.

Direktorat Jendral Pariwisata Republik

Indonesia

berkembangnya pariwisata sangat

tergantung pada empat factor yaitu : 1.

Attraction (daya tarik), 2. Amenities

(fasilitas), 3. Accessibility dan 4. Tourist

organization.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 36 Tahun 2010 Tentang

Pengusahaan Pariwisata Alam Di Suaka

Margasatwa, Taman Nasional, Taman

Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam

Usaha wisata tirta atau wisata air adalah

usaha menyelenggarakan wisata dan

olahraga air termasuk penyediaan sarana

dan jasa lainnya yang dikelola secara

komersial di perairan laut, pantai, sungai,

dan danau.

2 Teori Taman

(Laurie, 1986), Taman adalah sebidang

lahan berpagar yang digunakan untuk

mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan

kenyamanan.

Elemen perancangan

taman antara lain

Satu, Elemen Lunak

Kedua, Elemen Keras.

Keduanya dapat

berpotensi memberi

32

No Teori Sumber Kajian Sintesa Pustaka

Gallion and Eisner (1997), Taman yang

berfungsi sebagai sebuah taman rekreasi

memiliki fasilitas dan moda-moda

penikmatan yang lengkap dan orang-orang

membayar untuk menikmatinya.

kesan kesenangan,

kegembiraan dan

kenyamanan yang dapat

dinikmati pengunjung

serta memberikan

kesempatan rekreasi

pada taman kota

Arifin (2006), menyatakan elemen

perancangan taman berdasarkan kesan yang

ditimbulkan:

1)Elemen lunak (soft material) seperti

tanaman, air dan satwa.

2) Elemen keras (hard material) seperti

paving, pagar, patung, pergola, bangku

taman, kolam, lampu taman, dan sebagainya

3 Teori Lansekap

Terdapat beberapa faktor penting dalam

analisis tapak sebuah lansekap menurut

White dalam Hakim (2012), antara lain:

a. Analisis terhadap aktifitas dan

fungsi pemakai untuk mendapatkan

program kebutuhan.

b. Analisis terhadap lingkungan

alamiah untuk memahami karakteristik

tapak. Hal ini meliputi elemen alami sekitar

tapak yang penting bagi rancangan tapak.

c. Analisis lingkungan buatan untuk

memahami konsepsi dari masterplan. Hal

ini menyangkut batas tapak, mengetahui

konsepsi ruang seperti aktifitas ruang

public/aktifitas utama ruang luar yang ingin

dicapai.

d. Analisis terhadap social, ekonomi,

budaya dan lingkungan tapak sekitar

termasuk kebijakan umum yang

mempengaruhi perkembangan tapak. Dalam

Beberapa elemen yang

perlu diperhatikan

dalam penataan

lansekap kawasan

wisata antara lain :

Satu, Perilaku

pengguna/ wisatawan,

karena suatu penataan

lansekap kawasan

wisata harus dapat

mewadahi dan

memfasilitasi pengguna

dengan melihat perilaku

pengguna/wisatawan

Kedua, Permasalahan

teknis , karena suatu

penataan lansekap

kawasan wisata harus

menyesuaikan kondisi

33

No Teori Sumber Kajian Sintesa Pustaka

hal ini misalnya terkait peraturan atau

kebijakan pemerintah mengenai garis

sempadan. Hal ini juga dapat menyangkut

tentang aktiftas kegiatan masyarakat sekitar

sehingga menjadi pertimbangan dalam

menentukan zoning dan aktifitas kegiatan

yang dirancang.

fisik lansekap dan

memperhatikan

kegiatan wisata terkait

permasalahan teknis

kawasan

Ketiga, Tata Guna

Lahan, karena tata guna

lahan suatau penataan

lansekap kawasan

wisata harus terintegrasi

dan mendukung

kegiatan yang ada.

Keempat, Estetika,

karena suatu penataan

lansekap kawasan

wisata harus memiliki

estetika yang memberi

kesan rekreatif

Kelima, Keamanan,

penataan lansekap

kawasan wisata

sebaiknya memberikan

keamanan yang

memberikan rasa

nyaman dan bahagia

bagi pengunjung

Terdapat beberapa elemen lansekap yang

perlu diperhatikan oleh perancangan

kawasan lansekap ruang terbuka Eckbo

(1969), antara lain :

a. Kepribadian (personality) dan perilaku

dari pengguna sebagai perwakilan/gambaran

dalam ruang terbuka.

b. Permasalahan teknis yang meliputi

konstruksi, tanah, iklim, drainase, dan

kemungkinan serta jenis vegetasi.

c. Fungsional atau masalah penggunaan,

meliputi hubungan antara manusia, struktur,

kawasan dan lingkungan sekitar.

d. Masalah Estetika meliputi kehati-hatian

dalam teknis dan penggunaan membuat

perancang terkadang membuat bentuk yang

kurang memperhatikan desain estetika

perancangan ruang terbuka

Menurut Gold (1980), prinsip umum dalam

perencanaan lansekap pada kawasan

rekreasi/wisata antara lain:

a. Semua orang melakukan aktifitas

memakai fasilitas rekreasi

b. Rekreasi harus dikoordinasikan dengan

kemungkinan rekreasi yang lain untuk

menghindari duplikasi

34

No Teori Sumber Kajian Sintesa Pustaka

c. Rekreasi harus berintegrasi dengan

pelayanan umum lain, aspek kesehatan,

pendidikan dan transportasi

d. Fasilitas harus dapat beradaptasi dengan

kebutuhan di masa depan

e. Masyarakat dan sistem sosial budaya

harus terlibat dalam proses perencanaan

f. Perencanaan lokal dan regional harus

terintegrasi

g. Terlebih dahulu harus tersedia lahan yang

akan dikembangkan dan dirancang sebagai

kawasan wisata

h. Fasilitas harus menjadikan lahan secara

efisien dan seefektif mungkin dan

menciptakan kenyamanan, keamanan dan

kebahagiaan pengunjung.

4

Teori

Keterhubungan

Bacon dalam Zahnd (2006), menyatakan

bahwa penghubung visual ataulinkage

visual mampu menyatukan daerah kota

dalam berbagai skala

Beberapa elemen

penghubung yang dapat

menghubungkan antar

kawasan dalam kota

adalah

Satu, Penghubung

Visual yang dapat

menyatukan kawasan

dalam kota baik berupa

garis, koridor, sisi,

sumbu maupun irama

Kedua, Penghubung

Struktural yang dapat

meningkatkan kualitas

kawasan wisata dan

menyatukan potensi

Colin dalam Zahnd (2006), menyatakan

kawasan-kawasan yang tidak terhubungkan

secara struktural atau terhubungkan tapi

secara kurang baik akan menimbulkan

keraguan pada kualitas kota

Ching dalam Zahnd (2006), menyatakan

sistem penghubung kolektif digunakan

untuk memperkuat kualitas kawasan melalui

pengelompokan berbahai objek sebagai

bagian dari bentuk yang kolektif

Zahnd (2006), menyatakan terdapat 5

elemen dalam penghubung visual yaitu

garis, koridor, sisi, sumbu dan

35

No Teori Sumber Kajian Sintesa Pustaka

irama.Terdapat beberapa elemen dalam

penghubung struktural antara lain elemen

tambahan, sambungan dan tembusan.

wisata melalui elemen

tambahan, sambungan

maupun tembusan.

Sumber : Pemahaman Pustaka, 2014

Berdasarkan hasil sintesa yang didapatkan dari teori dan pemahaman

terkait penataan ruang luar kawasan wisata serta kegiatan wisata air, maka dalam

pemahaman wisata air terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan sebagai

kriteria umum atau framework dari penataan ruang luar kawasan wisata air antara

lain :

1. Teori Wisata Air yang selanjutnya dalam aspek yang ditinjau dalam

penelitian masuk ke dalam aspek wisata air. Aspek wisata air harus

memperhatikan elemen penting diantaranya :

Satu, Atraksi (daya tarik)

Kawasan wisata air harus memiliki atraksi yang menarik dan khas serta

memilki “something to see”, “something to do” dan “something to buy”

Kedua, Fasilitas

Kawasan wisata air harus memiliki fasilitas pendukung wisata yang memadai

seperti dermaga, pusat informasi wisata, shelter, akomodasi, musholla, toilet,

souvenir shop, playground dan fasilitas olah raga air.

Ketiga, Aksesibilitas

Kawasan wisata air harus memiliki aksesibilitas yang dapat mendukung

pencapaian kawasan wisata

2. Teori Taman yang selanjutnya dalam aspek yang ditinjau dalam penelitian

masuk ke dalam aspek perancangan taman. Aspek perancangan taman

memperhatikan elemen:

Satu, Elemen Lunak (softscape)

Elemen lunak (softscape) sebaiknya dapat memberi kesan kesenangan,

kegembiraan dan kenyamanan yang dapat dinikmati pengunjung

36

Kedua, Elemen Keras. (hardscape)

Elemen lunak (hardscape) sebaiknya dapat memberi kesan kesenangan,

kegembiraan dan kenyamanan yang dapat dinikmati pengunjung

3. Teori Lansekap yang selanjutnya dalam aspek yang ditinjau dalam

penelitian masuk ke dalam aspek penataan lansekap. Aspek Penataan Lansekap

harus memperhatikan elemen penting diantaranya :

Satu, Kepribadian dan perilaku pengguna/wisatawan

Penataan lansekap kawasan wisata harus dapat mewadahi dan memfasilitasi

pengguna dengan melihat perilaku pengguna/wisatawan

Kedua, Permasalahan teknis sungai

Penataan lansekap kawasan wisata harus menyesuaikan kondisi fisik lansekap

dan memperhatikan kegiatan wisata terkait permasalahan teknis kawasan

Ketiga, Penggunaan lahan

Tata guna lahan suatau penataan lansekap kawasan wisata harus terintegrasi

dan mendukung kegiatan wisata yang ada.

Keempat, Estetika

Penataan lansekap kawasan wisata harus memiliki estetika yang memberikan

kesan rekreatif

Kelima, Keamanan

Penataan lansekap kawasan wisata sebaiknya memberikan keamanan yang

memberikan rasa nyaman dan bahagia bagi pengunjung.

4. Teori Keterhubungan (Linkage) yang selanjutnya dalam aspek yang

ditinjau dalam penelitian masuk ke dalam aspek keterhubungan. Aspek

Keterhubungan harus memperhatikan elemen penting diantaranya :

Satu, Penghubung Visual

Kawasan wisata sebaiknya memiliki penghubung visual yang dapat

menyatukan kawasan wisata baik berupa garis, koridor, sisi, sumbu atau irama

Kedua, Penghubung Struktural

Kawasan wisata sebaiknya memiliki penghubung structural yang dapat

meningkatkan kualitas kawasan wisata dan menghubungkan setiap potensi

baik melalui elemen tambahan, sambungan maupun tembusan

Keempat aspek selanjutnya menjadi framework dalam penataan ruang luar

37

kawasan wisata air Sungai Kali Mas yang diwujudkan dalam kriteria umum.

Pembahasan kriteria umum disajikan dalam sub bab 2.8.

2.8 Kriteria Umum

Hasil sintesa kajian pemahaman dan teori menjadi dasar dalam

mendapatkan kriteria umum penataan ruang luar kawasan sepanjang Sungai Kali

Mas Surabaya, antara lain :

Tabel 2. 2 Kriteria Umum

No. Aspek Penelitian

yang ditinjau

Kriteria Umum

1. Aspek Wisata Air Dalam merancang kawasan wisata, kriteria yang harus

diperhatikan antara lain :

Satu,Atraksi atau Attraction (daya tarik)

Kawasan wisata air harus memiliki atraksi yang menarik

dan khas serta memilki “something to see”, “something to do”

dan “something to buy”.

Kedua, Fasilitas

Kawasan wisata air harus memiliki fasilitas pendukung

wisata yang memadai seperti dermaga, pusat informasi wisata,

shelter, akomodasi, musholla, toilet, souvenir shop,

playground dan fasilitas olah raga air.

Ketiga, Aksesibilitas

Kawasan wisata air harus memiliki aksesibilitas yang

dapat mendukung pencapaian kawasan wisata.

Beberapa kriteria ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan

pengunjung dan wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata.

2. Aspek

Perancangan

Taman

Dalam merancang kawasan taman penting dalam

memperhatikan elemen perancangan taman, yaitu :

Satu, Elemen lunak (softscape )

Kawasan wisata sebaiknya memiliki elemen lunak

(softscape) yang dapat berpotensi memberi kesan kesenangan,

38

No. Aspek Penelitian

yang ditinjau

Kriteria Umum

kegembiraan dan kenyamanan yang dapat dinikmati

pengunjung

Kedua, Elemen keras (hardtscape)

Kawasan wisata sebaiknya memiliki elemen keras

(hardscape) yang dapat berpotensi memberi kesan

kesenangan, kegembiraan dan kenyamanan yang dapat

dinikmati pengunjung

3. Aspek Penataan

Lansekap

Untuk merancang kawasan lansekap yang dapat menjembatani

manusia/wisatawan dalam kawasan wisata maka perlu

mempertimbangkan kriteria berikut antara lain :

Satu, Perilaku pengguna/ wisatawan

Penataan lansekap kawasan wisata harus dapat mewadahi

dan memfasilitasi pengguna dengan melihat perilaku

pengguna/wisatawan

Kedua, Permasalahan teknis sungai

Penataan lansekap kawasan wisata harus menyesuaikan

kondisi fisik lansekap dan memperhatikan kegiatan wisata

terkait permasalahan teknis kawasan

Ketiga, Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan suatau penataan lansekap kawasan

wisata harus terintegrasi dan mendukung kegiatan wisata yang

ada.

Keempat, Estetika

Penataan lansekap kawasan wisata harus memiliki estetika

yang memberikan kesan rekreatif

Kelima, Keamanan

Penataan lansekap kawasan wisata sebaiknya memberikan

keamanan yang memberikan rasa nyaman dan bahagia bagi

pengunjung.

39

No. Aspek Penelitian

yang ditinjau

Kriteria Umum

4. Aspek

Keterhubungan

Dalam menghubungkan kawasan satu dengan yang lain dalam

perancangan kawasan wisata, kriteria umum yang perlu

diperhatikan adalah :

Satu, Penghubung Visual

Kawasan wisata sebaiknya memiliki penghubung visual

yang dapat menyatukan kawasan wisata baik berupa garis,

koridor, sisi, sumbu atau irama

Kedua, Penghubung Struktural

Kawasan wisata sebaiknya memiliki penghubung structural

yang dapat meningkatkan kualitas kawasan wisata dan

menghubungkan setiap potensi baik melalui elemen

tambahan, sambungan maupun tembusan

Sumber : Hasil Kajian, 2014

Keempat aspek yang didapatkan dari tinjuan pustaka selanjutnya digunakan

sebagai dasar dalam penentuan sasaran penelitian. Beberapa sasaran penelitian

yang dituju antara lain:

1. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan ruang luar terkait

keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air sepanjang Sungai Kali

Mas

Dalam mengidentifikasi potensi dan permasalahan ruang luar akan dilakukan

peninjauan dan analisis melalui dua aspek terkait, yakni Aspek Wisata Air dan

Aspek Perancangan Taman. Sehingga beberapa faktor dari Aspek Wisata Air dan

Aspek Perancangan Taman ini selanjutnya ditinjau dan dianalisis untuk mencapai

sasaran dengan alat analisis yang sesuai dan akan dibahas pada BAB III

Metodologi Penelitian.

2. Mendapatkan kriteria khusus penataan ruang luar sepanjang sungai

Kali Mas sebagai satu kawasan wisata air yang terpadu dan terintegrasi

40

Untuk mendapatkan kriteria khusus penataan ruang luar dengan tema wisata air

maka akan dilakukan peninjauan dan analisis pada aspek terkait, yakni Aspek

Penataan Lansekap. Beberapa faktor yang termasuk ke dalam selanjutnya ditinjau

dan dianalisis untuk mencapai sasaran dengan alat analisis yang sesuai dan akan

dibahas pada BAB III Metodologi Penelitian.

3. Mendapatkan konsep penataan ruang luar Sungai Kali Mas agar

terhubung melalui taman-taman di sepanjang Sungai Kalimas dengan tema

wisata air

Untuk dapat mendapatkan konsep penataan ruang luar yang terhubung pada

kawasan studi maka akan dilakukan peninjuan dan dan analisis pada aspek terkait,

yakni Aspek Keterhubungan (Linkage). Beberapa faktor yang termasuk ke Aspek

Keterhubungan (Linkage) selanjutnya ditinjau dan dianalisis untuk mencapai

sasaran dengan alat analisis yang sesuai dan akan dibahas pada BAB III

Metodologi Penelitian.

41

3. BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian berisi penjelasan mengenai jenis penelitian,

penjabaran sasaran penelitian, teknik analisa, aspek-aspek yang ditinjau, metode

pengumpulan data, teknik penyajian data serta tahapan dalam penelitian.

3.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

bertujuan untuk membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Jenis

penelitian ini tidak bertujuan mencari hubungan antara dua hal, melakukan tes

hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, melainkan

hanya ditujukan untuk mencari informasi faktual yang secara detail mencandra

gejala yang ada (Darjosanjoto, 2012).

3.2. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian yang digunakan mengacu pada sintesa pustaka dan

kriteria umum yang didapatkan berdasarkan BAB II Kajian Pustaka. Beberapa

sasaran penelitian yang dicapai antara lain :

1. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan ruang luar terkait

keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air sepanjang sungai Kali Mas

Dalam mengidentifikasi potensi dan permasalahan ruang luar dilakukan melalui

peninjauan dan analisis melalui dua aspek terkait, yakni aspek wisata air dan

aspek perancangan taman.

Sehingga beberapa faktor yang digunakan antara lain :

Aspek Wisata Air dengan beberapa faktor yang diteliti, antara lain Atraksi,

Fasilitas dan Aksesibilitas

Aspek Perancangan Taman beberapa faktor yang diteliti, antara lain

Elemen Lunak dan Elemen Keras

42

Berdasarkan beberapa faktor yang diteliti, maka digunakan alat analisa

walkthrough. Walkthrough analysis memungkinkan penelitian dengan melakukan

observasi pada kondisi eksisting dan meninjau dengan menggunakan rekaman

gambar atau foto sehingga dapat memberikan perwakilan dan mempresentasikan

kondisi kawasan studi dengan baik.

2. Mendapatkan kriteria khusus penataan ruang luar dengan konsep

wisata air pada Sungai Kali Mas

Untuk mendapatkan kriteria khusus penataan ruang luar dengan konsep wisata air

maka dilakukan peninjauan dan analisis pada aspek terkait, yakni aspek penataan

lansekap.

Sehingga beberapa faktor yang digunakan antara lain:

Aspek Penataan Lansekap dengan beberapa faktor yang diteliti, antara lain

kepribadian dan perilaku pengguna/wisatawan, permasalahan teknis

(kawasan sungai), penggunaan lahan, estetika dan.keamanan

Berdasarkan beberapa faktor yang diteliti, maka digunakan alat analisa cognitive

mapping pada faktor kepribadian dan perilaku pengguna/wisatawan. Alat analisis

ini dipilih karena dapat memberikan gambaran pengguna/pengunjung dan

mewakili gambaran pengguna pada sebuah ruang terbuka. Kemudian faktor

permasalahan teknis sungai, penggunaan lahan, estetika dan keamanan digunakan

alata analisis character appraisal. Dalam hal ini, peneliti meneliti kelima faktor

sehingga didapatkan kriteria khusus penataan ruang luar yang efektif, efisien dan

mendukung konsep wisata air.

3. Mendapatkan konsep penataan ruang luar sepanjang sungai Kali

Mas dengan konsep wisata air

Untuk dapat mendapatkan konsep penataan ruang luar yang terhubung pada

kawasan studi maka dilakukan peninjuan dan dan analisis pada aspek terkait,

yakni aspek keterhubungan (linkage).

Beberapa faktor yang termasuk ke dalam Aspek Keterhubungan (Linkage) yang

selanjutnya diteliti antara lain:

Aspek Keterhubungan (Linkage) dengan beberapa faktor yang diteliti,

antara lain linkage visual dan linkage struktural.

43

Berdasarkan beberapa faktor yang diteliti, maka digunakan alat analisa Character

Appraisal. Alat analisis ini dipilih karena dapat menilai karakteristik kawasan

eksisting dan dapat membantu menentukan konsep penataan ruang luar.

Penggunaan alat analisis ini dapat membantu peneliti dalam menentukan konsep

dalam menata ruang luar kawasan studi sehingga menjadikan kawasan yang

terhubung dan memilki keterhubungan yang baik dan mewujudkan satu kawasan

wisata air yang terintegrasi di sepanjang sungai Kali Mas.

3.3. Teknik Analisa

Dalam memilih teknik analisa dalam penelitian ini, digunakan dengan

mempertimbangkan sasaran penelitian berdasarkan kriteria umum pada bab

sebelumnya. Terdapat 4 kriteria umum yang didapatkan berdasarkan aspek wisata

air, aspek keterhubungan (linkage), aspek perancangan taman dan aspek penataan

lansekap. Berikut teknik analisa yang digunakan dalam penelitian.

1. Walkthrough Analysis

Dalam melakukan analisis ini peneliti melakukan pengamatan dengan

menyusuri sungai Kali Mas dari Taman Skate dan BMX, Taman Prestasi

serta Taman Ekspresi. Selain itu analisis ini digunakan juga untuk

mengamati kepuasan pengguna dengan mengevaluasi kawasan khususnya

berkaitan dengan penataan ruang luar kawasan wisata serta terkait aspek4

C, yakni kejelasan (conspicious); kenyamanan (comfortable), kesesuaian

(convenient) dan keramahan (convivial).

2. Cognitive Mapping

Cognitive Mapping merupakan teknik analisis untuk melakukan

peninjauan dan analisis terhadap pengunjung pada kawasan studi. Alat

analisis ini digunakan untuk mengamati kecenderungan penggunaan ruang

dan aktifitas yang menghasilkan pola peletakkan fasilitas penunjang bagi

wilayah studi. Hasilnya adalah berupa preferensi pengunjung terhadap

lingkungan yang disajikan dalam bentuk peta dan foto. Dalam cognitive

mapping juga digunakan untuk melakukan pendalaman pemahaman

keterhubungan atau linkage bagi pengguna/wisatawan pada kawasan.

44

3. Character Appraisal

Character Appraisal merupakan teknik analisis untuk mengidentifikasi

kondisi lingkungan kawasan studi sehingga dapat memutuskan karakter

penting kawasan dengan menggunakan kriteria yang terkait. Teknik

analisa ini juga dilakukan untuk mengetahui karakteristik ruang luar serta

menghasilkan kriteria khusus sebagagai tahapan selanjutnya dalam

mendapatkan konsep penataan ruang luar yang mendukung wisata air yang

terintegrasi sepanjang sungai Kali Mas.

3.4. Aspek yang Ditinjau

Aspek yang ditinjau dalam melakukan penelitian ini diperoleh dari

kesimpulan kajian pustaka dan merupakan bagian dari kriteria umum.

Berikut aspek yang ditinjau dalam penelitian ini disajikan pada tabel 3.1.

Tabel 3. 1 Aspek yang Ditinjau No. Aspek Faktor Keterangan

1. Wisata Air

Atraksi

Atraksi meliputi obyek hiburan utama berupa kegiatan atau view pemandangan yang khas dan memiliki “Something to See” , “Something to Do” dan “Something to Buy”.

Fasilitas

Fasilitas mencakup kebutuhan kawasan wisata, seperti dermaga, pusat informasi wisata, shelter, akomodasi, musholla, toilet, souvenir shop, parkir dan fasilitas olah raga air.

Aksesibilitas

Aksesibilitas meliputi jalan, jalur pedestrian dan sarana angkutan air sungai untuk mencapai kawasan wisata

2. Perancangan Taman

Elemen lunak Elemen lunak adalah mencakup elemen taman seperti vegetasi dan pemilihan tanaman

Elemen keras Elemen keras, meliputi perkerasan,

45

No. Aspek Faktor Keterangan

sclupture dan bangunan lainnya 3. Penataan Lansekap Perilaku Pengguna Perilaku pengguna memfokuskan

pada pergerakan pengguna dan pemanfaatan ruang

Permasalahan Teknis Sungai

Permasalahan teknis terkait sungai meliputi tinjauan berdasarkan lebar sungai dan kondisi fisik kedalaman sungai

Penggunaan Lahan Penggunaan Lahan meliputi penataan pemanfaatan ruang dan optimalisasi ruang

Estetika Estetika mencakup keindahan dalam bentuk warna dan fitur estetik lainnya (pagar)

Keamanan Keamanan mencakup rasa bebas dari ancaman maupun kekhawatiran akan kejahatan dan keselamatan

4. Linkage Penghubung Visual

Penghubung visual meliputi keterhubungan secara visual yang menyatukan kawasan

Penghubung Struktural

Penghubung struktural meliputi elemen tambahan, sambungan, dan tembusan yang menyatukan kawasan

Sumber: Pemahaman Pustaka, 2014

3.5. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini didasarkan jenisnya

berdasarkan sumber perolehan data. Beberapa metode pengumpulan data yang

dilakukan dalam penelitian ini antara lain :

1. Data Sekunder

Data sekunder dilakukan untuk mendapatkan kebijakan terkait. Serta

mengumpulkan teori-teori mengenai perancangan kota maupun dari disiplin

ilmu lain yang disesuaikan dengan perkembangan hasil yang diperoleh dari

penelitian, karena desain penelitian masih bersifat sementara dan dapat

46

berkembang sesuai dengan temuan di lapangan. Data sekunder juga dilakukan

dengan mengumpulkan peraturan dan kebijakan pemerintah terkait

perencanaan penggunaan lahan kawasan sepanjang sungai Kali Mas serta

peraturan pemanfaatan sungai Kali Mas.

2. Data Primer

Data primer dilakukan dengan melalui:

1) Observasi

Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti. Teknik ini dipilih karena observasi

dilakukan dengan turun ke lapangan secara intensif untuk memperoleh data

dan informasi dengan cara mengamati secara langsung dan

mendokumentasikan segala gejala-gejala yang terjadi sehingga lebih mengenal

lokasi dan kondisi ruang luar kawasan sepanjang sungai Kali Mas secara

sistematik dan spesifik.

2) Wawancara

Wawancara berisi sejumlah pertanyaan dalam bentuk tulisan untuk

memperoleh informasi dari responden mengenai preferensi pengunjung ketiga

taman kota dan wisatawan yang ada terkait kesan, pengalaman dan harapan.

Hasil dari wawancara kemudian diolah sebagai bahan pertimbangan dalam

membuat konsep desain penataan.

Dalam melakukan wawancara, peneliti memerlukan pemilihan dan kriteria

responden sehingga hasil wawancara yang didapatkan mewakili gambaran

kondisi, harapan dan kesan pengunjung dan wisatawan serta dapat dijadikan

bahan pertimbangan penentuan hasil konsep desain. Berdasarkan hasil

wawancara yang didapat, yakni 9 responden yang diwawancarai memiliki

karakter responden sebagai berikut:

a. Pengunjung/wisatawan pada tiap taman yang telah berkunjung minimal 3

kali dalam kawasan studi

b. Petugas dari pengelola atau dinas terkait (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Surabaya) dengan pengalaman 10 tahun terkait pengelolaan wisata air

pada kawasan studi.

3) Dokumentasi

47

Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan penyajian visual

gambar/foto yang memberikan gambaran kondisi nyata faktual di kawasan

studi untuk memberikan visualisasi kondisi eksisting kawasan sepanjang

sungai Kali Mas.

3.6. Teknik Penyajian Data

Penyajian data merupakan proses dalam penyusunan hasil pengumpulan

data secara terstruktur yang diperoleh melalui teknik penyajian dan analisa yang

dipilih. Menurut Darjosanjoto (2012), kesempurnaan susunan data akan

memudahkan untuk mempercepat proses analisa atau interpretasi yang menuju

pada perolehan kajian atau penelitian yang maksimal. Teknik penyajian data

dalam penelitian ini tediri atas :

a. Data Fisik

Data fisik terkait dengan penyajian data melalui gambar dan foto serta catatan-

catatan penting untuk memberikan keterangan kondisi eksisting kawasan

sepanjang sungai Kali Mas sehingga dapat menginformasikan secara lengkap

dan detail kondisi fisik kawasan.

b. Data Wawancara

Data-data yang diperoleh dari wawancara digunakan dalam mengetahui

preferensi masyarakat dalam menggunakan dan melakukan kegiatan di

kawasan studi, serta terkait harapan dan permasalahan yang dihadapi dalam

menikmati obyek wisata air pada kawasan sepanjang sungai Kali Mas.

Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui kepuasaan pengunjung terkait 4

C, yakni aspek kejelasan (conspicious); kenyamanan (comfortable); dan

kesesuaian (convenient) serta keramahan (convivial).

c. Data Pustaka

Data pustaka merupakan data terkait dengan referensi program dan kebijakan

pemerintah terkait pengembangan obyek wisata air di kawasan sepanjang

sungai Kali Mas.

48

3.7. Tahapan Penelitian

Tahap analisa penelitian pedoman langkah-langkah yang dilakukan runut

dan terstrukur untuk menyusun penelitian ini. Tahapan penelitian membantu

mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan agar tercapai tujuan dalam

penelitian. Tabel tahapan penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel

3.2.

Berdasarkan tahapan penelitian dapat diketahui bahwa dalam menyelesaikan tiga

sasaran berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah disusun, memerlukan

beberapa teknik analisis yakni walkthrough analysis, cognitive mapping dan

character appraisal untuk merumuskan konsep penataan ruang luar di sepanjang

sungai Kali Mas dengan konsep wisata Air. Berikut rangkuman diagram alur

penelitian dalam gambar 3.1.

Selanjutnya pembahasan dan hasil tiap analisa dibahas pada Bab V Pembahasan

Dan Analisa.

49

Tabel 3. 2 Tahapan Penelitian

No Sasaran Penelitian Metode Pengumpulan Data Aspek Yang Ditinjau Teknik Analisa Output 1 Mengidentifikasi Potensi Dan

Permasalahan Ruang Luar Terkait Sepanjang Sungai Kali Mas Wisata Air (Sasaran Penelitian Terkait Aspek Wisata Air dan Aspek Perancangan Taman)

Data Primer: Observasi dan Wawancara

1. Aspek Wisata Air yang terdiri dari Satu, Atraksi Kedua, Fasilitas Ketiga, Aksesibilitas

Walkthrough

Analysis

Potensi dan Solusi permasalahan kegiatan wisata air sepanjang sungai Kali Mas

2. Aspek Perancangan Taman : Satu, Elemen Lunak (Softscape) Kedua, Elemen Keras (Hardscape)

2 Mendapatkan Kriteria Khusus Penataan Ruang Luar Dengan Konsep Wisata Air Di Sepanjang Sungai Kali Mas (Sasaran Penelitian Terkait Aspek Penataan Lansekap)

Data Primer: Observasi dan Wawamcara Data Sekunder: Kebijakan terkait penataan sungai Kali Mas

3. Aspek Perancangan Lansekap Satu, Kepribadian dan perilaku pengguna/wisatawan Kedua, Permasalahan teknis sungai Ketiga, Penggunaan Lahan Keempat, Estetika Kelima, Keamanan

Cognitive Mapping

Character Appraisal

Kriteria khusus penataan ruang luar dengan konsep wisata air sepanjang sungai Kali Mas

3 Mendapatkan Konsep Penataan Ruang Luar Di Sepanjang Sungai Kali Mas Dengan Konsep Wisata Air (Sasaran Penelitian Terkait Aspek Keterhubungan / Linkage)

Menerjemahkan output teknik analisa dan kriteria khusus pada sasaran 1 dan 2 untuk mendapatkan konsep penataan ruang luar.

4. Aspek Keterhubungan (Linkage) Satu, Linkage Visual Kedua, Linkage Struktural

Character Appraisal

Konsep penataan ruang luar dengan konsep wisata air sungai Kali Mas

Sumber: Pemahaman Tahap Penelitian, 2014

50

Gambar 3. 1 Diagram Alur Penelitian (Pemahaman Tahap Penelitian, 2014)

51

4 BAB 4

GAMBARAN UMUM

4.1 Kondisi Kawasan Studi

Kawasan studi pada penelitian ini terletak pada UP Tunjungan yang

meliputi Kecamatan Genteng terutama Kelurahan Ketabang, Kelurahan Genteng

dan Kelurahan Embong Kaliasin. Kawasan Sepanjang Sungai Kali Mas yang

digunakan sebagai kawasan studi memilki pertimbangan merupakan pusat kota

Surabaya dan memiliki kesamaan berupa kawasan yang terdapat Taman Kota di

bantaran Sungai Kali Mas. Taman tersebut antara lain Taman Ekspresi, Taman

Prestasi serta Taman Skate dan BMX.

Lokasi kawasan studi memiliki batasan fisik antara lain.

Utara : Sungai Kalimas, Jalan Genteng Kali

Timur: Jalan Gubeng Pojok

Selatan: Jalan Pemuda

Barat: Jalan Tunjungan

Gambar 4. 1. Peta Lokasi Kawasan Studi (RDTR UP. Tunjungan, 2011)

52

Terdapat tiga taman kota di dalam kawasan studi, yakni Taman Ekspresi,

Taman Prestasi serta Taman Skate dan BMX. Lokasi ketiga taman dapat dilihat

dalam gambar 4.1 berikut.

Gambar 4. 2. Peta Lokasi Taman di Kawasan Sungai Kali Mas (RDTR UP.

Tunjungan Tahun 2011-2031, 2014)

4.2 Kondisi Eksisting Taman di Kawasan Studi

Kondisi eksisting taman di kawasan studi terkait ketiga taman, yakni

Taman Ekspresi, Taman Prestasi dan Taman Skate dan BMX.

a. Taman Ekspresi

Taman Ekspresi terletak di antara badan Sungai Kali Mas dan Jalan Genteng Kali

tepatnya pada Kelurahan Genteng Kecamatan Genteng. Taman ini memiliki luas

kurang lebih 6019 m2 dibangun memanjang kurang lebih 800 m serta dilengkapi

sarana olah raga dan plaza. Di taman ini terdapat fasilitas perpustakaan dan taman

baca, serta diorama beberapa momen penting. Pada Taman Ekspresi belum

terdapat trotoar sebagai pedestrian way dan tidak disediakan lahan parkir. Pada

UP. Tunjungan

Kota Surabaya Lokasi Taman Ekspresi (1), Taman Prestasi (2), dan Taman Skate & BMX (3)

1

2

3

53

Gambar 4.1. Taman Ekspresi ditunjukkan pada gambar nomor 1. Taman ini

merupakan taman tepi sungai yang terletak dekat dengan kawasan Peneleh,

sebagaimana terdapat dalam Rencana Penataan dan Revitalisasi Sungai Kali Mas

yang dilaksanakan Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2005, taman ini merupakan

salah satu dari 9 titik spot yang direncanakan. Hal tersebut dikarenakan lokasinya

yang dekat dengan potensi wisata lain, yakni Pasar Peneleh dan Pasar Genteng.

Gambar 4. 3. Kondisi Kawasan Taman Ekspresi di Kawasan Sungai Kali Mas

(Survey Primer, 2014)

Kondisi elemen keras pada Taman Ekspresi berupa perkerasan keramik

pada pedestrian way, pagar besi serta paving dan batu kerakal pada perkerasan

taman. Kondisi elemen lunak (sofscape) yang ada pada Taman Ekspresi terdiri

atas beberapa tanaman-tanaman perdu, tanaman merambat, tamanan peneduh,

54

tanaman berbunga, atautanaman penutup tanah. Berikut jenis-jenis tanaman yang

ada pada Taman Ekspresi disajikan dalam tabel 4.1.

Tabel 4. 1 Jenis Tanaman Pada Taman Ekspresi

No Nama Tanaman

1 Flamboyan

2 Trembesi

3 Randu Hutan

4 Glodokan

5 Beringin

6 Puring

7 Spider Lily

8 Akalipa

9 Tricolor

10 Jambu Air

11 Kastuba

12 Sawo Kecik

13 Ruwelia Lebah

14 Eva Merah

15 Saka

16 Palem Kuning

17 Plumbago

18 Mahoni

19 Sono

20 Tabebuya

21 Sepatu Dea

22 Mundu

23 Tanjung

24 Akasia

25 Kana

26 Mawar

27 Ruwelia Tegak

No Nama Tanaman

28 Iler Colius

29 Lantana

30 Mangga

31 Jati Mas

32 Pandanus

33 Palm Wregu

34 Heliconia

35 Sambang Darah

36 Agave

37 Beringin Putih

38 Bulu Ayam

39 Cermai

40 Sembirit

41 Palem Merah

42 Pagoda

43 Bintaro

44 Sysigium

45 Palem Botol

46 Adenium

47 Melati Air

48 Anggrek

49 Palem Putri

50 Hujan Mas

51 Sirsak

52 Cemara Angin

53 Taiwan

54 Bakung Kuning

55

No Nama Tanaman

55 Daun Perak

56 Kaca Piring

57 Waru Tutup

No Nama Tanaman

58 Rumput Jepang

59 Rumput Gajah

60 Bawang-bawangan

Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Tahun 2012

b. Taman Skate dan BMX

Taman Skate dan BMX terletak di Kelurahan Embong Kaliasin

Kecamatan Genteng. Taman ini merupakan taman yang difasilitasi arena

skateboard dan bersepeda BMX. Selain itu taman ini memiliki pemandangan

yang cukup rindang serta terdapat monumen patung Suro dan Boyo dengan

ornamen berbentuk sulur-sulur, yang berada persis di bibir sungai Kali Mas.

Pada kawasan taman ini juga dapat ditemui tempat rekreasi monument

kapal selam (monkasel) yang menjadi daya tarik wisata pendidikan di Surabaya.

Lokasi taman yang menjorok ke belakang arah utara Plaza Surabaya dan

Monumen Kapal Selam, membuat taman ini menjadi sulit dijangkau. Akses yang

ada melewati Jalan Inspeksi Sungai Kali Mas yang berada di sebelah utara Plaza

Surabaya. Jalan Inspeksi yang kecil tidak bisa menyediakan lahan parkir bagi

pengunjung sehingga kendaraan bermotor milik pengunjung kerap parkir

sembarangan dan menutupi jalan masuk sebagai akses menuju taman ini. Akses

menuju taman ini sebenarnya juga bisa dilakukan melalui Plaza Surabaya maupun

Kawasan Monumen Kapal Selam, akan tetapi pengunjung harus menempuh jalan

kaki dengan jarak yang jauh apabila masuk melalui akses ini karena lokasi parkir

yang menyatu dengan Plaza Surabaya maupun Kawasan Monumen Kapal Selam.

Pada Gambar 4.1. Taman Skate dan BMX ditunjukkan pada gambar nomor 3.

56

Gambar 4. 4. Kondisi Kawasan Taman Skate dan BMX di Kawasan Sungai Kali

Mas (Survey Primer, 2014)

Taman ini merupakan taman tepi sungai yang terletak dekat dengan

kawasan Plaza Surabaya, sebagaimana terdapat dalam Rencana Penataan dan

Revitalisasi Sungai Kali Mas yang dilaksanakan Pemerintah Kota Surabaya

Tahun 2005, taman ini merupakan salah satu dari 9 titik spot yang direncanakan.

Hal tersebut dikarenakan lokasinya yang dekat dengan potensi wisata lain,

khususnya wisata belanja, yakni Kawasan Plaza Surabaya dan WTC. Bila

dibandingkan dengan Taman Ekspresi, kedua taman memiliki kesamaan dekat

dengan wisata lain. Keberadaan kegiatan wisata lain, khususnya wisata belanja

menjadi factor yang mendukung pengembangan revitalisasi Sungai Kali Mas.

Kondisi elemen taman pada Taman Skate dan BMX ini hampir

seluruhnya berupa elemen keras yakni berupa perkerasan semen serta terdapat

pagar besi sebagai pemisah dengan badan sungai. Elemen lunak (softscape)

tetrdapat pada beberapa tanaman peneduh yang telah lama ada terdapat pada

taman ini, seperti Pohon Sono dan Beringin, serta beberapa tanaman seperti

57

bougenvil sebagai tanaman berbunga yang diletakkan dalam pot pada kawasan

sekitar plaza dan monument suro dan boyo serta sepanjang pagar taman yang

berbatasan dengan badan sungai.

a. Taman Prestasi

Taman Prestasi merupakan taman kota yang terletak Jalan Ketabang Kali

Kelurahan Ketabang Kecamatan Genteng. Taman Prestasi dibangun memanjang

pada bantaran Sungai Kali Mas. Taman Prestasi ini memiliki luas 6000 m2 dan

dihiasi oleh 21 jenis tanaman. Taman Prestasi merupakan taman yang dibangun

sebagai peringatan atas keberhasilan Surabaya dalam meraih penghargaan

Adipura Kencana dan Wahana Tata Nugraha dari pemerintah pada 20 Agustus

Tahun 1995.

Gambar 4. 5. Kondisi Kawasan Taman Prestasi di Kawasan Sungai Kali Mas

(Survey Primer, 2014)

58

Taman Prestasi juga berfungsi sebagai tempat rekreasi keluarga yang

dilengkapi dengan tempat berjalan-jalan, jogging track, tempat menunggang kuda,

arena bermain anak-anak, panggung terbuka serta penjual makanan dan minuman.

Taman Prestasi memiliki dermaga perahu yang dimanfaatkan sebagai kegatan

wisata air menyusuri Sungai Kali Mas. Akan tetapi kegiatan wisata air yang ada

belum berkembang optimal, hanya memiliki 2 jenis rute pendek dan dengan

fasilitas 1 dermaga dan 2 unit kapal yang beroperasi, sehingga pengunjung tidak

bisa menikmati wisata air dengan nyaman, khususnya pada hari libur karena

jumlah pengunjung bisa melonjak dan antrian menjadi lebih panjang.

Taman Prestasi memiliki jembatan yang menghubungkan taman ini

dengan kawasan jalan inspeksi Sungai Kali Mas yang terletak di sebelah utara

Gedung Grahadi. Akses yang tertutup pada jalan inspeksi ini membuat Taman

Prestasi hanya memiliki 1 akses masuk melalui Jalan Ketabang Kali. Kondisi

Taman Prestasi pada ruas Jalan Ketabang Kali belum memiliki trotoar sebagai

pedestrian way. Pada Gambar 4.1. Taman Prestasi ditunjukkan pada gambar

nomor 2.

Kondisi elemen lunak (sofscape) yang ada pada Taman Prestasi terdiri

atas beberapa tanaman-tanaman perdu, tanaman merambat, tamanan peneduh,

tanaman berbunga, atau tanaman penutup tanah. Berikut jenis-jenis tanaman yang

ada pada Taman Prestasi pada tabel.

Tabel 4. 2 Jenis Tanaman Pada Taman Prestasi

No Nama Tanaman

1 Soka

2 Pangkas Mas

3 Rowelia Tegak

4 Bawang-bawangan

5 Tabebuya

No Nama Tanaman

6 Mangga

7 Nangka

8 Sepatu Dua

9 Palem Raja

10 Beringin

59

No Nama Tanaman

11 Tanjung

12 Eva Merah

13 Puring

14 Sono

15 Dadap Merah

16 Glodokan Tiang

17 Mahoni

18 Melati

19 Rumput Gajah

20 Tricolor

21 Zig-zag

22 Nusa Indah

23 Batavia

24 Bulu Ayam

25 Spider Lily

26 Sansivera

27 Pandanus

No Nama Tanaman

28 Kiara Payung

29 Kelapa Gading

30 Bougenville

31 Kamboja

32 Teh-tehan

33 Rumput Manila

34 Jambu Biji

35 Kedondong Laut

36 Hanjuang

37 Heliconia

38 Bunga Sepatu

39 Kaliandra

40 Hujan Mas

41 Bungur

42 Sambang Darah

43 Sukun

Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Tahun 2012

Taman Prestasi ini, meskipun memiliki lokasi di tepian Sungai Kali Mas,

akan tetapi tidak masuk ke dalam 9 spot Rencana Penataan dan Revitalisasi

Sungai Kali Mas yang dilaksanakan Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2005. Hal

ini apabila dibandingkan dengan 2 taman lainnya yang masuk ke dalam rencana

revitalisasi, disebabkan oleh karena lokasi taman ini jauh dan tidak memiliki

potensi wisata lainnya khususnya wisata belanja seperti halnya kedua taman lain

yang dapat mendukung program revitalisasi.

60

4.3 Kondisi Eksisting Keterhubungan Kawasan Studi

Kondisi keterhubungan pada kawasan studi dilihat dalam lingkup

keterhubungan (linkage) visual dan struktural. Keterhubungan visual tercipta pada

kawasan studi melalui deretan pohon sepanjang sungai yang menghubungkan tiap

taman sepanjang sungai Kali Mas. Hal ini dikarenakan deretan pohon menjadi

penghubung visual yang menghubungkan secara langsung tempat sepanjang

sungai, khususnya dalam menjadikan kawasan ini sebagai satu lansekap wisata

air.

Kondisi keterhubungan struktural pada spot taman Skate dan BMX terlihat

kurangnya akses yang menghubungkan sisi barat dan timur kawasan tepian sungai

Kali Mas, kemudian pada spot taman Prestasi kurangnya keterhubungan struktural

mengakibatkan kurang menyatunya kawasan taman dengan kawasan sisi selatan

sungai, yakni kawasan grahadi. Kurangnya keterhubungan struktural ini

memerlukan penambahan elemen tambahan, sambungan maupun tembusan yang

selanjutnya dibahas pada bab pembahasan.

4.4 Sejarah Sungai Kali Mas

Keberadaan Kali Mas yang merupakan anak sungai dari Kali Brantas juga

menjadi pintu bagi lalu lintas sungai di masa lalu, di mana sejarah mencatat

bahwa sungai ini dapat dilayari dari hilir (Surabaya) hingga ke hulu (Kediri,

Mojokerto). Pada jaman kolonial khususnya jaman Surabaya berada dalam

kekuasaan VOC dan setelahnya dalam kekuasaan Pemerintah Belanda, saat itu

peran Kali Mas sebagai urat nadi arus lalu lintas pelayaran memegang peranan

strategis, sehingga kegiatan baik bisnis dan pemerintahan dipusatkan

keberadaannya di sekitar Kalimas, khususnya daerah sekitar Jembatan Merah.

Saat ini di wilayah sekitar Jembatan Merah dapat disaksikan gedung-gedung tua

peninggalan jaman Belanda tersebut.

Sungai Kali Mas mempunyai peran penting dalam penciptaan jaringan

jalan Kota Surabaya di masa lalu. Pola jaringan jalan utama Kota Surabaya selalu

mengikuti pola aliran Kali Surabaya / Kali Mas dan cabangnya. Hal ini

disebabkan konsentrasi penduduk Kota Surabaya memang berada di tepian kedua

61

sungai tersebut. Akibat pola jalan yang memanjang mengikuti aliran sungai dari

Selatan menuju ke Utara serta penduduk yang terkonsentrasi di kedua tepian

sungai.

Pada jaman dahulu (sekitar abad 18), Kalimas menjadi sumber kehidupan

baik sebagai bahan baku air untuk persawahan juga sebagai bahan baku air bersih.

Selain ebagai sumber air, Kalimas juga menjadi penampung air untuk pematusan

dan pembuangan limbah. Bahkan kondisi kesulitan mengendalikan banjir juga

dialami Kota Surabaya sejak jaman dulu. Sekitar tahun 1800an daerah sekitar

Simpang sering terganggu banjir luapan Kalimas di musim hujan. Untuk

mengatasi banjir, maka Pemerintah Belanda membangun kanal-kanal, misalnya

tahun 1856 dibangun banjir kanal menuju Selat Madura dan bendungan air di

Jagir. Selain itu dalam upaya untuk melestarikan sungai, bangunan air lain yang

dibangun di Kalimas agar tetap dapat dilayari sampai Kali Surabaya adalah

pembangunan pintu air di Gubeng dan Gunungsari antara tahun 1889 sampai

1899.

4.5 Kondisi Eksisting Lansekap di Kawasan Studi

Kondisi eksisting lansekap dilihat dari pengguna/karakter

pengunjung/wisatawan eksisting, kondisi fisik sungai, penggunaan lahan,

keindahan/estetika serta kondisi eksisting keamanan di kawasan studi. Berikut

kondisi eksisting pada kawasan studi :

a. Karakter pengunjung

Kondisi karakter pengunjung pada spot Taman Skate dan BMX mayoritas

adalah remaja. Hal ini terkait dengan fungsi eksisting taman sebagai arena skate

dan bmx. Akan tetapi terdapat pula karakter pengunjung dewasa pada kawasan

sentra PKL Ketabang Kali yang banyak ditemui dengan aktifitas makan dan

minum serta duduk bersantai.

Sedangkan karakter pengunjung pada spot Taman Prestasi adalah anak-

anak hingga dewasa. Banyak anak-anak yang ditemani orang tua di lokasi taman

ini, serta tersebar hingga kawasan sentra kuliner Taman Prestasi. Pengunjung

62

remaja juga banyak ditemui, datang berombongan untuk menikmati keindahan

taman.

Kemudian karakter pengunjung pada Taman Ekspresi adalah anak-anak bersama

orang tua yang banyak ditemui di kawasan playground taman serta remaja yang

datang berombongan untuk menikmati keindahan taman dan fasilitas

perpustakaan.

b. Kondisi Fisik Sungai

Kali Mas yang mengalir melalui Kota Surabaya dan bermuara di pantai

utara merupakan anak sungai dari Kali Surabaya yang juga merupakan anak

sungai dari sungai besar Kali Brantas. Kali Brantas bercabang dua menjadi Kali

Surabaya dan Kali Porong di Mlirip Mojokerto. Sedangkan Kali Surabaya

bercabang menjadi Kali Mas dan Kali Wonokromo di Pintu Air Jagir

Wonokromo. Secara administratif, Terdapat 8 Wilayah Kecamatan yang dilalui

oleh Sungai Kalimas, yang meliputi Kecamatan Wonokromo, Kecamatan

Tegalsari, Kecamatan Gubeng, Kecamatan Genteng, Kecamatan Bubutan,

Kecamatan Pabean Cantian, Kecamatan Krembangan dan Kecamatan Semampir.

Wilayah Kelurahan yang dilalui oleh Sungai Kalimas sebanyak 15 Kelurahan,

yang meliputi : Kelurahan Ngagel, Darmo, Keputran, Gubeng, Pacarkeling,

Genteng, Embong Kaliasin, Ketabang, Alon-alon contong, Bongkaran,

Krembangan Utara, Nyamplungan, Perak Utara, Krembangan Selatan dan

Kelurahan Ujung.

Sungai Kalimas yang mengalir ke arah utara kota Surabaya dari Pintu Air

Ngagel sampai kawasan Tanjung Perak memiliki bentuk sungai yang meliuk dan

sebagian melurus khususnya di bagian utara. Lebar penampang permukaan

Sungai bervariasi antara 20 m – 35 m.

Kedalaman Sungai Kalimas menurut data di Perum Jasa Tirta adalah

antara 1 sampai 3 meter. Sedangkan kedalam air antara 1 sampai 2 meter pada

saat air laut pasang. Kedalaman sungai yang paling dalam berada pada kawasan

„Monkasel‟ sampai kawasan Genteng. Akan tetapi terdapat pendangkalan pada

kawasan „Monkasel‟ sisi timur.

63

Fungsi utama Sungai Kalimas pada saat ini adalah sebagai tempat

pembuangan air dari saluran drainase yang ada di wilayah kota Surabaya,

terutama yang berada di bagian tengah kota.

Beberapa keadaan lingkungan yang dapat menggambarkan kondisi

(kualitas) lingkungan di kawasan Sungai Kalimas, adalah sebagai berikut :

Menurut hasil penelitian Laboratorium Perum Jasa Tirta, Kualitas air Sungai

Kalimas tidak mencapai tingkat C. Dibandingkan dengan kualitas air sungai yang

berada di alur Sungai Brantas lainnya (diluar kota Surabaya), kualitas air di

Sungai Kalimas termasuk yang paling buruk seperti halnya yang terjadi di Sungai

Kali Tengah (Kabupaten Gresik). Kondisi tersebut tidak terlepas dari kontribusi

sampah dan limbah yang dibuang ke Sungai Kalimas. Beberapa sumber buangan

tersebut adalah, kegiatan rumah tangga, pasar, saluran drainase (buangan dari

rumah sakit, hotel dll) dan kegiatan non rumah tangga disekitar Sungai Kalimas.

Pertemuan antara air Sungai (tawar) dengan air laut (asin) di Sungai

Kalimas, sebenarnya berada di Kawasan Kayon (terdapat pintu air). Namun

karena daya dorong air tawar terhadap air laut dikawasan tersebut menyebabkan

terjadinya kondisi seperti berikut : air sungai Kalimas yang tawar dapat dirasakan

mulai Ujung selatan (kawasan Ngagel) sampai kawasan Monkasel. Air Sungai

yang mulai terasa asin berada di alur antara Monkasel sampai Peneleh. Air Payau

terdapat mulai kawasan Peneleh sampai kawasan Jembatan Merah atau Jembatan

Petekan. Sedangkan air sungai yang benar-benar berupa air laut (asin) berada di

kawasan mulai Jembatan Petekan hingga ke laut.

Secara umum pada semua area atau alur Sungai Kalimas terdapat lumpur.

Endapan atau lumpur yang berada di Sungai Kalimas rata-rata memiliki

kedalaman sekitar 1 meter. Sumber lumpur tersebut selain karena karakter fisik

Sungai Kalimas, juga berasal dari Kali Surabaya dan Saluran Drainase kota (

lewat saluran Darmo dan Saluran Dinoyo).

c. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan kawasan studi didominasi oleh penggunaan ruang

terbuka hijau pada sepanjang tepian sungai, kemudian fungsi penggunaan

perumahan/permukiman dan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum. Berikut

kondisi penggunaan lahan pada kawasan studi.

64

d. Keindahan/Estetika

Kondisi estetika kawasan terlihat menonjol pada adanya monument suro

dan boyo pada spot Taman Skate dan BMX, monument pesawat terbang pada spot

Taman Prestasi serta beberapa karya seni antik seperti daur ulang vespa pada spot

Taman Ekspresi.

e. Keamanan

Kondisi keamanan kawasan studi dominan aman dan nyaman, akan tetapi

pada spot Taman Skate dan BMX, khususnya terkait akses masuk dan kawasan

sentra kuliner Ketabang memiliki suasana kurang ramah dan gelap (dibawah

kolong Jembatan Jalan Plaza Boulevard WTC), sehingga memberikan kesan

kurang aman dan nyaman bagi pengunjung/wisatawan.

4.6 Kondisi Eksisting Wisata Air di Kawasan Studi

Kegiatan wisata air eksisting di Taman Prestasi menunjukkan bahwa

fasilitas yang mendukung telah cukup lengkap seperti adanya dermaga dan loket

pembelian. Akan tetapi jumlah pengunjung yang banyak hanya dapat menikmati

wisata air menyusur sungai saja tanpa bisa singgah pada wisata lain sepanjang

sungai Kali mas. Beberapa fasilitas yang ada di Taman Prestasi dapat dilihat pada

gambar berikut.

Gambar 4. 6. Fasilitas Wisata Airberupa Loket (kiri) dan Dermaga (kanan)

(Survey Primer, 2015)

65

Terdapat 5 unit perahu wisata yang terdapat di Taman Prestasi, akan tetapi

hanya 2 perahu yang beroperasi, hal tersebut dikarenakan kapasitas dermaga yang

aktif hanya 1 gate. Hal ini menyebabkan penumpukan pengunjung yang akan naik

dan kondisi perahu yang dinaiki oleh banyak penumpang sehingga terlihat padat

dan kurang nyaman dalam menikmati wisata air.

Gambar 4. 7. Kondisi Wisata Air di Taman Prestasi (Survey Primer, 2015)

Pada kondisi eksisting terdapat 4 unit perahu wisata, akan tetapi 1 perahu

dalam kondisi rusak. Dan 1 perahu lagi hanya digunakan ketika terjadi lonjakan

jumlah penumpang wisata air.

4.7 Kegiatan Lain di sekitar Wilayah Studi

Kegiatan yang akan dibahas di kawasan studi merupakan beberapa

kegiatan wisata lain seperti wisata belanja, wisata pendidikan, wisata heritage

serta wisata kuliner yang ada di sekitar ketiga taman yang dapat mendukung

66

wisata air Sungai Kali Mas. Kegiatan-kegiatan wisata tersebut akan dibahas

dengan membagi kawasan studi menjadi 3 segmen dengan titik pusat utama

adalah setiap taman yang berada di bantaran Sungai Kalimas. Pembagian segmen

disajikan pada gambar berikut.

4.7.1. Kegiatan Wisata di Sekitar Taman Skate dan BMX

Taman Skate dan BMX terletak di sebelah barat Sungai Kali Mas pada

penggal sekitar Jalan Gubeng Pojok. Aktivitas yang ada di sekitar Taman Skate

dan BMX antara lain kegiatan wisata belanja, wisata pendidikan dan wisata

kuliner. Berikut kegiatan wisata yang ada di kawasan Taman Skate dan BMX:

a. Wisata Belanja

- Plaza Surabaya

Plaza Surabaya atau Delta Plaza yang memiliki lokasi tepat sebelah

barat taman. Lokasi Plaza Surabaya dan taman ini hanya dipisahkan

oleh ruang luar berupa tempat parkir yang juga merupakan akses dari

Jalan Pemuda menuju taman.

- Grand City Mall

Kegiatan wisata belanja lain yang berada di sekitar taman ini adalah

Grand City Mall, yang merupakan salah satu mall yang ramai di

kunjungi di Surabaya. Grand City Mall terletak di sebelah utara

taman dengan dipisahkan oleh badan Sungai Kali Mas.

- WTC Surabaya

Terdapat juga kegiatan wisata belanja alat elektronik, khususnya

sebagai pusat belanja alat komunikasi yakni WTC Surabaya yang

terletak di sebelah barat taman dengan akses Jalan Plaza Boulevard.

Untuk menuju WTC Surabaya ini dapat melalui akses jalan inspeksi

Sungai Kali Mas di dekat Taman kemudian melalui Jalan Plaza

Boulevard

b.Wisata Pendidikan

- Monumen Kapal Selam

Terdapat juga kegiatan wisata belanja alat elektronik, khususnya

sebagai pusat belanja alat komunikasi yakni WTC Surabaya yang

67

terletak di sebelah barat taman dengan akses Jalan Plaza Boulevard.

Untuk menuju WTC Surabaya ini dapat melalui akses jalan inspeksi

Sungai Kali Mas di dekat Taman kemudian melalui Jalan Plaza

Boulevard.

4.7.2. Kegiatan Wisata di Sekitar Taman Prestasi

Taman Prestasi terletak di Jalan Ketabang Kali, tepatnya di sebelah utara

badan Sungai Kali Mas. Lokasinya cukup dekat dengan beberapa kegiatan wisata

lain seperti wisata kuliner, wisata pendidikan serta wisata heritage.

a. Wisata Kuliner

- Kuliner Taman Prestasi

Wisata kuliner Taman Prestasi terletak di sebelah timur lokasi taman.

Terdapat banyak pilihan menu makanan dan minuman yang

disediakan baik bagi pengunjung Taman Prestasi maupun dari luar

taman.

b.Wisata Pendidikan

- Monumen Yos Sudarso

Wisata pendidikan yang ada di dekat Taman Prestasi adalah

Monumen Yos Sudarso. Monumen ini terletak kurang lebih 300

meter di sebelah timur dari Taman Prestasi.

c. Wisata Heritage

- Gedung Grahadi

Wisata heritage yang ada di dekat Taman Prestasi adalah Gedung

Grahadi. Gedung yang dibangun oleh ini terletak di sebelah selatan

badan sungai. Akan tetapi akses kawasan sekitar gedung saat ini,

yakni berupa jembatan dan akses jalan inspeksi sungai sebelah

selatan, ditutup. Sehingga akses untuk menikmati keindahan gedung

hanya bisa melalui Jalan Gubernur Suryo.

- Gedung Balai Pemuda

Wisata heritage sekitar Taman Prestasi adalah Gedung Balai

Pemuda. Gedung ini dapat diakses melalui pedestrian way di sebelah

timur Taman Prestasi dengan jarak kurang lebih 400 meter. Gedung

68

ini merupakan gedung dengan desain kolonial yang kini berfungsi

sebagai pusat kegiatan pameran seni dan budaya.

- Gedung Balai Kota

Wisata heritage selanjutnya yang terdapat di sekitar Taman Prestasi

adalah Gedung Balai Kota. Gedung yang dibangun pada masa

kolonial ini terletak kurang lebih 400 meter di sebelah timur laut

Taman Prestasi. Di depan gedung ini juga terdapat Taman Balai Kota

yang kerap di kunjungi masyarakat.

4.7.3. Kegiatan Wisata di Sekitar Taman Ekspresi

Taman Ekspresi terletak di Jalan Genteng Kali, tepatnya di sebelah barat

badan Sungai Kali Mas. Lokasinya cukup dekat dengan beberapa kegiatan wisata

lain seperti wisata belanja dan wisata kuliner.

a. Wisata Belanja

- Pasar Genteng Surabaya

Pasar Genteng terletak di sebelah barat Taman Ekspresi dengan jarak

kurang lebih 300 meter dari Taman Ekspresi. Pada pasar ini dijual

beberapa jenis oleh-oleh makanan khas Surabaya seperti aneka

keripik, sambal, kue lapis, dan lain sebagainya.

b.Wisata Kuliner

- Wisata Kuliner Ondomohen

Dengan jarak kurang lebih sekitar 400 meter dapat ditemui deretan

penjual makanan dan minuman yang menarik yang terletak di

koridor Jalan Walikota Mustajab. Pada koridor ini banyak berjualan

khas makanan dan minuman masyarakat Kota Surabaya. Masyarakat

mengenal kawasan ini sebagai kuliner ondomohen. Ondomohen

merupakan nama koridor jalan ini pada masa colonial, yakni

Ondomohen Weg.

69

4.8 Gambaran Umum Kawasan Studi berdasarkan

Pengunjung/Wisatawan

Gambaran umum kawasan studi berdasarkan pengunjung/wisatawan

didapatkan dari hasil wawancara dengan beberapa responden yang memiliki

kriteria sebagaimana telah dijelaskan dalam bab metodologi penelitian, yakni :

1) Pengunjung/wisatawan pada tiap taman yang telah berkunjung minimal 3 kali

dalam kawasan studi

2) Petugas dari pengelola atau dinas terkait (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Surabaya) dengan minimal pengalaman 10 tahun terkait pengelolaan

wisata air pada kawasan studi.

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan beberapa kesimpulan antara lain :

1. Aksesibilitas yang kurang pada Taman Skate dan BMX sehingga membuat

pengunjung yang akan masuk ke dalam taman menjadi sulit dan harus

menempuh jarak yang jauh, hal ini sebabkan tidak adanya akses yang

mudah, kurangnya informasi, kurangnya lahan ketersediaan parkir serta

kondisi sekitar sentra PKL yang gelap juga membuat kurangnya rasa aman

dan nyaman pengunjung yang datang ke kawasan ini.

2. Kondisi Taman Skate dan BMX yang panas membutuhkan tempat

berteduh sehingga nyaman untuk bersantai dan bercengkrama serta

kenyamanan yang kurang akibat ketersediaan fasilitas toilet yang kurang

dan sentra PKL yang jauh dan memiliki kesan kurang ramah dan tidak

memberikan rasa aman.

3. Sebaiknya memiliki koneksi atau akses mudah dengan GrandCity sebagai

pilihan atraksi lain (selanjutnya)

4. Pada wisata air sebaiknya dapat dinikmati tidak hanya pada siang hari

namun juga pada malam hari, dan memberikan pilihan atraksi lainnya

seperti sepeda kayuh.

5. Taman Ekspresi memiliki potensi pusat kegiatan pendidikan dengan

adanya perpustakaan, namun lokasi yang tidak terlihat dan kurangnya

penandaan (informasi) membuat pengunjung tidak tahu dan jarang

mencapai atau mengakses fasilitas ini.

70

6. Memanfaatkan kawasan taman yang jarang dicapai oleh pengunjung agar

persebaran pengunjung merata dan menghilangkan kesan negatif pada

taman.

Hasil wawancara ini merupakan hasil rangkuman wawancara yang terdapat

pada lampiran.

4.9 Kebijakan Terkait Sungai Kali Mas

Dalam memahami kebijakan terkait Sungai Kali Mas, amka dapat

merujuk pada Keputusan Gubernur Jawa Timur tentang Pola Pengelolaan Sungai

Kali Mas. Pada Tahun 1997, Gubernur Jawa Timur mengeluarkan Surat

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur No. 93 Tahun 1997

tentang Pola Pengelolaan Sungai Kali Mas. Secara umum dalam Keputusan

tersebut diatur tentang Pola Pengelolaan Sungai Kalimas, Pengaturan

Pemanfaatan Tanah dan Pengaturan Penggunaan Alur Kali Mas.

Untuk pola pengelolaan sungai, secara umum pengaturannya adalah

sebagai berikut :

1. harus bebas dari bangunan permanen

2. bebas permukiman liar

3. bebas pembuangan sampah

4. untuk ruang terbuka hijau

5. tidak mengganggu pembinaan sungai dan lalu lintas air

6. hindari pengambilan air besar-besaran

7. hindari gangguan terhadap aliran sungai dan estetika

8. dilarang ambil ikan dengan bahan peledak

9. tidak mengurangi lebar alur sungai

Untuk pemanfaatan tanah di sungai kalimas, arahannya adalah untuk

keperluan, antara lain : penghijauan, lapangan olahraga, taman rekreasi / tempat

bermain, pusat kegiatan pameran / pasar seni, monument, dumping area, tempat

parkir dan tempat mck umum. Pada seluruh pemanfaatan tersebut, apabila

dikaitkan dengan kegiatan wisata air, sebaiknya tidak diarahkan untuk kawasan

71

dengan fungsi dumping area dan mck umum. Hal ini dapat mengurangi kualitas

lingkungan serta visual kawasan sebagai tempat wisata air.

Selanjutnya untuk penggunaan alur sungai kalimas, arahannya adalah

sebagai berikut :

1. bangunan yang melintasi sungai

2. olahraga, rekreasi, permainan

3. pembuangan air drainase dan air buangan

4. pangkalan perahu dan dermaga

5. pengambilan air untuk irigasi, air minum, air industri

6. pemadam kebakaran

Sungai Kalimas memiliki bentuk sungai yang meliuk dan sebagian

melurus khususnya di bagian utara. Lebar penampang permukaan Sungai

bervariasi antara 20 m – 35 m.

Kedalaman Sungai Kalimas menurut data di Perusahaan Umum Jasa

Tirta adalah antara 1 sampai 3 meter. Sedangkan kedalaman air antara 1 meter

pada kondisi normal hingga mencapai 2 meter pada saat air laut pasang. Pada saat

surut kedalaman air rata-rata kurang dari 1 meter. Kedalaman sungai yang paling

dalam berada pada kawasan „Monkasel‟ sampai kawasan Genteng. Akan tetapi

terdapat pendangkalan pada kawasan „Monkasel‟ sisi timur.

Fungsi utama Sungai Kalimas pada saat ini adalah sebagai tempat

pembuangan air dari saluran drainase yang ada di wilayah kota Surabaya,

terutama yang berada di bagian tengah kota. Beberapa keadaan lingkungan yang

dapat menggambarkan kondisi (kualitas) lingkungan di kawasan Sungai Kalimas,

adalah sebagai berikut : Menurut hasil penelitian Laboratorium Perum Jasa Tirta,

Kualitas air Sungai Kalimas tidak mencapai tingkat C. Dibandingkan dengan

kualitas air sungai yang berada di alur Sungai Brantas lainnya (diluar kota

Surabaya), kualitas air di Sungai Kalimas termasuk yang paling buruk seperti

halnya yang terjadi di Sungai Kali Tengah (Kabupaten Gresik). Kondisi tersebut

tidak terlepas dari kontribusi sampah dan limbah yang dibuang ke Sungai

Kalimas. Beberapa sumber buangan tersebut adalah, kegiatan rumah tangga,

pasar, saluran drainase (buangan dari rumah sakit, hotel dll) dan kegiatan non

rumah tangga disekitar Sungai Kalimas.

72

Gambar 4. 8. Kondisi Sungai Kali Mas dari Taman Skate dan BMX Sisi Barat

(Survey Primer, 2015)

Pertemuan antara air Sungai (tawar) dengan air laut (asin) di Sungai

Kalimas, sebenarnya berada di Kawasan Kayon (terdapat pintu air). Namun

karena daya dorong air tawar terhadap air laut dikawasan tersebut menyebabkan

terjadinya kondisi seperti berikut : air sungai Kalimas yang tawar dapat dirasakan

mulai Ujung selatan (kawasan Ngagel) sampai kawasan Monkasel. Air Sungai

yang mulai terasa asin berada di alur antara Monkasel sampai Peneleh. Air Payau

terdapat mulai kawasan Peneleh sampai kawasan Jembatan Merah atau Jembatan

Petekan. Sedangkan air sungai yang benar-benar berupa air laut (asin) berada di

kawasan mulai Jembatan Petekan hingga ke laut.

Secara umum pada semua area atau alur Sungai Kalimas terdapat lumpur.

Endapan atau lumpur yang berada di Sungai Kalimas rata-rata memiliki

kedalaman sekitar 1 meter. Sumber lumpur tersebut selain karena karakter fisik

Sungai Kalimas, juga berasal dari Kali Surabaya dan Saluran Drainase kota (lewat

saluran Darmo dan Saluran Dinoyo).

73

5 BAB 5

PEMBAHASAN DAN ANALISA

Pada bab pembahasan dan analisa ini dipaparkan hasil penelitian

berdasarkan beberapa sasaran antara lain mengidentifikasi potensi dan

permasalahan ruang luar terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air

Sepanjang Sungai Kali Mas (berdasarkan Sasaran Penelitian Terkait Aspek

Wisata Air dan Aspek Perancangan Taman), mendapatkan kriteria khusus

penataan ruang luar dengan tema wisata air pada Sungai Kalimas (Sasaran

Penelitian Terkait Aspek Penataan Lansekap) dan menata ruang luar Sungai Kali

Mas agar terhubung melalui taman-taman di Sepanjang Sungai Kali Mas dengan

konsep wisata air (Sasaran Penelitian Terkait Aspek Keterhubungan / Linkage).

5.1 Potensi Dan Permasalahan Ruang Luar Sepanjang Sungai Kali Mas

Terkait Wisata Air

Dalam mendapatkan potensi dan permasalahan ruang luar sepanjang

sungai Kali Mas, menggunakan beberapa faktor dari Aspek Wisata Air dan Aspek

Perancangan Taman. Dengan menggunakan alat analisa walkthrough, analisis

dilaksanakan di sepanjang koridor Sungai Kalimas dengan membagi ke dalam 3

segmen yakni segmen 1 yang meliputi area koridor dari Jembatan Gubeng hingga

Jembatan Jalan Yos Sudarso, kemudian segmen 2 dari Jembatan Jalan Yos

Sudarso hingga Jembatan Genteng Kali, kemudian segmen 3 pada Jembatan

Genteng Kali hingga batas utara kawasan studi yakni Jembatan Undaan Kulon.

Analisa ini digunakan untuk mencapai sasaran satu yakni mengidentifikasi

potensi dan permasalahan terkait penataan ruang luar sepanjang Sungai Kali Mas.

Dalam mencapai sasaran tersebut, maka perlu ditemukan atraksi yang dapat

mendukung potensi wisata air sepanjang Sungai Kali Mas. Adapun aspek yang

ditinjau meliputi aspek wisata air dan perancangan taman, dengan faktor-faktor

antara lain atraksi (yang mencakup kegiatan atau view pemandangan yang

menarik dan khas), fasilitas dan aksesibilitas. Aspek-aspek ini diamati pada

74

wilayah studi yang telah dibagi menjadi tiga segmen. Pembagian segmen dapat

dilihat pada Gambar 5.1:

Gambar 5. 1. Pembagian Segmen pada Wilayah Studi (Survey Primer, 2015)

5.1.1 Potensi dan Permasalahan Wisata Air pada Segmen 1

Koridor sungai pada segmen 1 merupakan koridor yang memiliki ruang

luar berupa Taman Skate dan BMX serta terdapat kawasan wisata monument

kapal selam. Kawasan ini cukup ramai karena terdapat pula pusat perbelanjaan

Plaza Surabaya dan WTC Surabaya yang membuat segmen ini banyak diminati

oleh masyarakat Kota Surabaya sebagai salah satu tujuan wisata. Namun karena

lokasi taman yang tersembunyi dari Jalan Pemuda sebagai akses darat dan tertutup

oleh Gedung Plaza Surabaya sehingga Taman Skate dan BMX jarang dikunjungi

75

oleh masyarakat. Serta monument sura dan baya yang ada di taman ini juga hanya

dinikmati dari seberang badan sungai yakni dari Jalan Gubeng Pojok. Masyarakat

kurang berminat datang dan mengunjungi taman ini dikarenakan akses yang

kurang dan jenis taman yang terbatas hanya kegiatan skate dan bmx yang mana

hanya diminati kaum remaja, sedangkan di taman ini sebenarnya terdapat tujuan

wisata lain yakni wisata kuliner dan monument kapal selam serta akses yang

terdapat di sepanjang jalan inspeksi yang dapat diakses dari Jembatan Yos

Sudarso.

Sepanjang koridor dalam segmen 1 diamati beberapa view yang berpotensi

menjadi fokus rencana yang dapat memunculkan sinergi kawasan wisata air

Sungai Kali Mas. Pengambilan gambar dari titik awal dan akhir pada wilayah

segmen menjadi hal yang utama karena menjadi poin penting dalam

menghubungkan segmentasi kawasan. Sehingga titik yang diambil adalah sebagai

berikut.

Gambar 5. 2. Kondisi Fisik Ruang Luar pada Segmen 1(Hasil Analisa, 2015)

76

Tabel 5. 1 Identifikasi Potensi dan Permasalahan pada Segmen 1

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang

Sungai Kali Mas

Asp

ek W

isata

Air

(1)

Faktor Kriteria Umum Kondisi Eksisting Analisa

Atraksi Kawasan wisata air harus

memiliki atraksi yang

menarik dan khas serta

memilki “something to see”,

“something to do” dan

“something to buy”.

Kawasan wisata air harus memiliki

atraksi yang menarik dan khas serta

memilki “something to see”,

“something to do” dan “something to

buy”.

Pada segmen ini terdapat spot Taman

Skate dan BMX yang memiliki banyak

pengunjung dibandingkan 2 segmen

lainnya, didukung pula oleh keberadaan

sentra PKL dan kedekatan dengan Plaza

Surabaya dan WTC

Terdapat atraksi berupa pemandangan

alam Sungai Kalimas dan patung suro

dan boyo yang menjadi tempat favorit

berfoto

Terdapat view Jembatan Gubeng yang

memiliki nilai heritage

Terdapat sentra PKL Ketabang Kali

sebagai potensi kegiatan kuliner

disepanjang Sungai Kali Mas yang dapat

77

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang

Sungai Kali Mas

dimanfaatkan sebagai bagian atraksi

kegiatan wisata air

Fasilitas Kawasan wisata air harus

memiliki fasilitas pendukung

wisata yang memadai seperti

dermaga, pusat informasi

wisata, shelter, akomodasi,

musholla, toilet, souvenir

shop, playground dan fasilitas

olah raga air.

Belum adanya lahan parkir khusus

bagi wisatawan taman, sehingga

menimbulkan adanya parkir liar

Telah terdapat dermaga akan

tetapi akses yang tertutup dari

area monkasel menyebabkan

dermaga tidak dimanfaatkan

secara optimal, belum terdapat

pusat informasi wisata, shelter,

akomodasi, souvenir shop,

playground dan fasilitas olah raga

air.

Permasalahan kondisi parkir menuntut

perlunya menyediakan lokasi parkir

yang dekat dengan taman, serta perlunya

penambahan fasilitas dermaga terkait

banyaknya pengunjung serta perlu

penambahan pusat informasi wisata,

shelter, musholla, dan toilet dalam

mendukung kegiatan wisata air

Aksesibilitas Kawasan wisata air harus

memiliki aksesibilitas yang

dapat mendukung pencapaian

Lokasi hanya bisa dicapai melalui

Plaza Surabaya, akan tetapi tidak

terlihat dari Jalan Pemuda

Untuk menambah aksesibilitas diperlukan

informasi untuk menunjukkan adanya akses

menuju kegiatan wisata air Sungai Kali

78

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang

Sungai Kali Mas

kawasan wisata

Pedestrian way sebaiknya

menngacu pada aspek 4 C,

yakni kejelasan (conspicious);

kenyamanan (comfortable),

kesesuaian (convenient) dan

keramahan (convivial)

Terdapat akses melalui Jalan Yos

Sudarso akan tetapi tidak ada

informasi/penanda khusus menuju

taman

Mas

Ditinjau dalam aspek 4 C, maka dapat

dianalisis:

1. kejelasan (conspicious);

Dalam aspek ini kondisi taman ini

masih belum memiliki kejelasan

yang baik, karena tidak terdapat

simbol atau penanda yang

menjelaskan arah masuk atau

menuju fasilitas dalam taman

2. kenyamanan (comfortable)

sempadan sungai menuju sungai

memilki tingkat kenyamanan yang

tinggi dengan pepohonan yang

rindang, akan tetapi pada sisi

gubeng pojok tidak terdapat

pepohonan dalam pedestrian way

serta terdapat turunan dengan

79

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang

Sungai Kali Mas

perkerasan keramik sehingga

membahayakan pejalan kaki

3. kesesuaian (convenient)

pedestrian way pada sisi sungai

kalimas terdapat sentra kuliner,

kegiatan ini sesuai dengan fungsi

kegiatan wisata air

4. keramahan (convivial)

memasuki kawasan taman dari arah

Jalan Yos Sudarso terutama pada

kawasan sentra PKL memberikan

kesan asing dan kurang ramah

80

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang

Sungai Kali Mas A

spek

Per

anca

ngan

Tam

an (2

)

Faktor Kriteria Umum Kondisi Eksisting Analisa

Elemen Lunak

(Softscape)

Kawasan wisata sebaiknya

memiliki elemen lunak

(softscape) yang dapat

berpotensi memberi kesan

kesenangan, kegembiraan dan

kenyamanan yang dapat

dinikmati pengunjung

Kondisi elemen lunak yang ada pada

kawasan segmen 1 sangat kurang,

banyak terdapat spot yang kurang

teduh serta kawasan ini sangat kurang

menarik karena tidak banyak terdapat

tanaman berbunga, hanya jenis

bougenvil yang dapat di temui

Perlu menambahkan keindahan pada

elemen lunak dengan menambah kan

tanaman peneduh dan tanaman berbunga

untuk menciptakan kesan yang

menyenangkan dan memberikan

kenyamanan

Elemen Keras

(Hardscape)

Kawasan wisata sebaiknya

memiliki elemen keras

(hardscape) yang dapat

berpotensi memberi kesan

kesenangan, kegembiraan dan

kenyamanan yang dapat

dinikmati pengunjung

Kondisi elemen keras memilki

kondisi yang baik dan memberikan

keamanan bagi pengunjung serta

keberadaan monumen suro dan boyo

menjadi hal yang menarik bagi

pengunjung

Kondisi elemen keras cukup baik dan

memberikan keamanan bagi

pengunjung. Keberadaan sculpture yang

menarik berupa monumen suro dan boyo

memberikan kesan dan karakter khusus

pada kawasan ini sehingga perlu

dipertahankan dan berpotensi menjadi

titik awal perjalanan wisata air.

Sumber: Hasil Analisa, 2015

81

5.1.2 Potensi dan Permasalahan Wisata Air pada Segmen 2

Koridor sungai pada segmen 2 merupakan koridor yang memiliki ruang

luar berupa Taman Prestasi serta terdapat akses berupa jalan inspeksi yang ada di

bagian selatan badan sungai.Taman Prestasi merupakan taman yang paling banyak

dituju dari kedua taman lainnya. Hal ini dikarenakan kegiatan wisata air menyusur

sungai yang ada di taman ini banyak diminati masyarakat, terutama pada hari

libur, selain wisata air terdapat pula kegiatan hiburan pada panggung yang

terdapat di Taman Prestasi. Kondisi ruang luar di sebelah selatan tenggara taman

memiliki kondisi yang kurang baik, karena terdapat perkampungan kumuh dan

liar yang menempati sepanjang jalan inspeksi sungai.

Pengambilan gambar pada segmen ini diutamakan juga pada titik awal

segmen yakni pada titik Jembatan Jalan Yos Sudarso serta titik akhir kawasan

segmen 2 yakni Jembatan Jalan Genteng Kali. Berdasarkan potensi dan

permasalahan yang ada pada sepanjang koridor sungai, maka titik yang diambil

adalah sebagai berikut.

Gambar 5. 3. Kondisi Fisik Ruang Luar pada Segmen 2 (Hasil Analisa, 2015)

82

Tabel 5. 2 Identifikasi Potensi dan Permasalahan pada Segmen 2

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang

Sungai Kali Mas

Asp

ek W

isata

Air

(1)

Faktor Kriteria Umum Kondisi Eksisting Analisa

Atraksi Kawasan wisata air harus

memiliki atraksi yang

menarik dan khas serta

memilki “something to see”,

“something to do” dan

“something to buy”.

Atraksi wisata air yang ada telah

berjalan dengan baik, telah terdapat

dermaga sebagai prasarana pendukung,

serta terdapat modal something to do

dan to buy pada kawasan sentra kuliner

Taman Prestasi, serta something to see

pada keindahan taman, dan jembatan

gantung menuju kawasan Grahadi serta

terdapat view Jembatan Yos Sudarso

yang juga merupakan titik transisi dari

segmen 1 menuju segmen 2.

Terdapat potensi dermaga dan

jembatan gantung pada sisi area

gedung Grahadi, akan tetapi akses yang

tertutup membuat dermaga ini tidak

Potensi spot Taman Prestasi

sebagai wisata air perlu

dipertahankan dan dijadikan bagian

dari kegiatan wisata air menyusur

sungai Kali Mas, serta

mempertahankan modal something

to do dan to buy pada kawasan

sentra kuliner Taman Prestasi, serta

something to see pada keindahan

taman, dan jembatan gantung

menuju kawasan Grahadi serta

terdapat view Jembatan Yos

Sudarso.

Potensi dermaga dan jembatan

gantung pada sisi area gedung

83

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang

Sungai Kali Mas

dimanfaatkan secara optimal Grahadi sebagai bagian dari wisata

air dengan membuka akses di

kawasan tersebut

Fasilitas Kawasan wisata air harus

memiliki fasilitas pendukung

wisata yang memadai seperti

dermaga, pusat informasi

wisata, shelter, akomodasi,

musholla, toilet, souvenir

shop, playground dan fasilitas

olah raga air.

Lahan parkir yang ada kurang memadai

sehingga menyebabkan terjadinya

parkir on street di Jalan Ketabangkali

Permasalahan parkir memerlukan

solusi penyediaaan lokasi parkir

yang lebih luas untuk memenuhi

kebutuhan parkir pengunjung

wisatawan

Dalam merancang wisata air

diperlukan pembenahan fasilitas

seperti pusat informasi wisata,

souvenir shop

Aksesibilitas Kawasan wisata air harus

memiliki aksesibilitas yang

dapat mendukung pencapaian

kawasan wisata

Pedestrian way sebaiknya

Tidak ada fasilitas pedestrian way di

sisi Jalan Ketabang Kali

Dalam merancang kawasan wisata air

diperlukan penyediaan fasilitas

pedestrian way sebagai akses menuju

taman dan spot wisata.

Ditinjau dalam aspek 4 C, maka dapat

84

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang

Sungai Kali Mas

menngacu pada aspek 4 C,

yakni kejelasan (conspicious);

kenyamanan (comfortable),

kesesuaian (convenient) dan

keramahan (convivial)

dianalisis:

1. kejelasan (conspicious);

Dalam aspek ini kondisi taman

ini telah memiliki kejelasan

yang cukup baik, karena

terdapat simbol atau penanda

yang menjelaskan arah masuk

atau menuju fasilitas dalam

taman

2. kenyamanan (comfortable)

belum terdapat pedestrian way

yang nyaman pada sisi Jalan

Ketabang Kali

3. kesesuaian (convenient)

terdapat sisi sempadan sungai

yang berfungsi sebagai

pedestrian, akan tetapi terdapat

kegiatan permukiman liar

85

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang

Sungai Kali Mas

4. keramahan (convivial)

pada kawasan sempadan sungai

di sisi Gedung Grahadi terdapat

permukiman liar yang

membuat pedestrian merasa

kurang aman melaluinya

Asp

ek P

eran

cang

an T

aman

(2)

Faktor Kriteria Umum Kondisi Eksisting Analisa

Elemen Lunak

(Softscape)

Kawasan wisata sebaiknya

memiliki elemen lunak

(softscape) yang dapat

berpotensi memberi kesan

kesenangan, kegembiraan dan

kenyaman yang dapat

dinikmati pengunjung

Kondisi elemen lunak yang ada pada

kawasan segmen 2 sangat kurang, banyak

terdapat cukup rindang dan dapat

memberikan kenyamanan bagi pengunjung

terlihat dari banyaknya jenis tanaman

peneduh dan berbunga yang dapat ditemui

pada kawasan ini

Keberadaan tanaman peneduh dan

berbunga harus dipertahankan karena

dapat memberikan kesan rekreatif yang

menarik bagi wisatawan

Elemen Keras

(Hardscape)

Kawasan wisata sebaiknya

memiliki elemen keras

(hardscape) yang dapat

Kondisi elemen keras dalam kondisi yang

kurang baik karena terdapat beberapa jalur

sirkulasi dari perkerasan paving yang rusak

Perlu perbaikan pada beberapa

perkerasan seperti jalur sirkulasi pada

taman.

86

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang

Sungai Kali Mas

berpotensi memberi kesan

kesenangan, kegembiraan dan

kenyamanan yang dapat

dinikmati pengunjung

Sumber: Hasil Analisa, 2015

87

5.1.3 Potensi dan Permasalahan Wisata Air pada Segmen 3

Koridor sungai pada segmen 3 merupakan koridor yang memiliki ruang

luar berupa Taman Ekspresi. Kondisi pada koridor segmen ini, lebih sepi apabila

dibandingkan dengan kedua Taman yang lain. Hal ini dikarenakan posisi taman

yang terletak pada koridor Jalan Genteng Kali yang merupakan jalan kolektor

dengan median yang lebar dan cukup ramai kendaraan melintasi. Serta tidak

adanya ruang parkir khusus sehingga cukup berbahaya apabila akan menuju

taman ini. Pada sebelah timur badan sungai, berbatasan langsung dengan Jalan

Ngemplak dan ruang luar hanya berupa pepohonan dan tidak memiliki trotoar

sebagai akses pejalan kaki. Pengambilan gambar pada segmen ini diutamakan

juga pada titik awal segmen yakni pada titik Jembatan Jalan Genteng Kali serta

titik akhir kawasan segmen 3 yakni Jembatan Jalan Undaan Kulon. Berdasarkan

potensi dan permasalahan yang ada pada sepanjang koridor sungai, maka titik

yang diambil adalah sebagai berikut.

Gambar 5. 4. Kondisi Fisik Ruang Luar pada Segmen 3 (Hasil Analisa, 2015)

88

Tabel 5. 3 Identifikasi Potensi dan Permasalahan pada Segmen 3

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang

Sungai Kali Mas

Asp

ek W

isata

Air

(1)

Faktor Kriteria Umum Kondisi Eksisting Analisa

Atraksi Kawasan wisata air harus

memiliki atraksi yang

menarik dan khas serta

memilki “something to see”,

“something to do” dan

“something to buy”.

Jalur wisata air eksisting mencapai spot

Taman Ekspresi akan tetapi

pengunjung tidak dapat berhenti untuk

menikmati spot taman tersebut

dikarenakan belum terdapat fasilitas

dermaga

Terdapat modal something to see pada

pemandangan taman Ekspresi, serta

pada view Jembatan Gentengkali yang

merupakan penanda transisi dari

segmen 2 ke 3 serta Jembatan Jalan

Undaan yang juga merupakan titik

akhir perjalanan wisata air

Terdapat perpustakaan yang menjadi

modal something to do namun belum

Spot taman Ekspresi memiliki

potensi something to see pada view

sungai dan taman serta jembatan

Undaan dan Genteng kali untuk

dikembangkan sebagai wisata air

akan tetapi perlu pembenahan

seperti fasilitas dermaga

Kondisi fisik sungai yang lebar

pada sisi utara memberikan potensi

something to do berupa olahraga air

berupa sepeda kayuh air yang dapat

menjadi salah satu atraksi wisata

air.

Memanfaatkan gedung taman siswa

sebagai modal something to do dan

89

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang

Sungai Kali Mas

terdapat sentra PKL sebagai modal

something to buy.

Memiliki kondisi fisik sungai yang

lebar dan kosong pada sisi utara dapat

berpotensi menjadi salah satu atraksi

wisata air.

Terdapat Bangunan Taman Siswa yang

merupakan gedung dengan gaya

colonial yang khas serta terdapat

bangunan rumah pompa yang sudah

tidak terpakai dan mengganggu

pemandangan Sungai Kali Mas

to buy dengan menjadikan area

sentra kuliner dan area souvenir

shop.

Fasilitas Kawasan wisata air harus

memiliki fasilitas pendukung

wisata yang memadai seperti

dermaga, pusat informasi

wisata, shelter, akomodasi,

musholla, toilet, souvenir

Lahan parkir yang ada kurang memadai

sehingga terjadi parkir on street di

Jalan Genteng Kali

Perlu menyediakan lokasi sebagai

solusi permasalahan lahan parkir,

sehingga terdapat tempat parkir

yang lebih luas untuk memenuhi

kebutuhan parkir pengunjung

wisatawan

90

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang

Sungai Kali Mas

shop, playground dan fasilitas

olah raga air.

Sebagai pendukung potensi wisata

air perlu penyediaan dermaga,

pusat informasi wisata, shelter,

akomodasi, musholla, toilet,

souvenir shop, playground dan

fasilitas olah raga air.

Aksesibilitas Kawasan wisata air harus

memiliki aksesibilitas yang

dapat mendukung pencapaian

kawasan wisata

Pedestrian way sebaiknya

menngacu pada aspek 4 C,

yakni kejelasan (conspicious);

kenyamanan (comfortable),

kesesuaian (convenient) dan

keramahan (convivial)

Tidak ada fasilitas pedestrian way di

sisi Jalan Ngemplak

Perlu fassilitas pedestrian way sebagai

akses menuju taman dan spot wisata

pada segmen 3.

Ditinjau dalam aspek 4 C, maka

dapat dianalisis:

1. kejelasan (conspicious);

Dalam aspek ini kondisi

menuju taman masih belum

terdapat penanda akan tetapi di

dalam taman memiliki

kejelasan yang cukup baik,

karena terdapat simbol atau

91

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang

Sungai Kali Mas

penanda yang menjelaskan

arah masuk atau menuju

fasilitas dalam taman

2. kenyamanan (comfortable)

belum terdapat pedestrian way

yang nyaman pada sisi Jalan

Ngemplak

3. kesesuaian (convenient)

belum terdapat pedestrian way

yang nyaman pada sisi Jalan

Ngemplak

4. keramahan (convivial)

belum terdapat pedestrian way

yang nyaman pada sisi Jalan

Ngemplak

92

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang

Sungai Kali Mas A

spek

Per

anca

ngan

Tam

an (2

)

Elemen Lunak

(Softscape)

Kawasan wisata sebaiknya

memiliki elemen lunak

(softscape) yang dapat

berpotensi memberi kesan

kesenangan, kegembiraan dan

kenyamanan yang dapat

dinikmati pengunjung

Kondisi elemen lunak yang ada pada

kawasan segmen 3 cukup baik karena

keberadaan pepohonan yang rindang dan

dapat memberikan kenyamanan bagi

pengunjung terlihat dari banyaknya jenis

tanaman peneduh dan berbunga yang dapat

ditemui pada kawasan ini

Keberadaan tanaman peneduh dan

berbunga harus dipertahankan karena

dapat memberikan kesan rekreatif yang

menarik bagi wisatawan

Elemen Keras

(Hardscape)

Kawasan wisata sebaiknya

memiliki elemen keras

(hardscape) yang dapat

berpotensi memberi kesan

kesenangan, kegembiraan dan

kenyamanan yang dapat

dinikmati pengunjung

Kondisi elemen keras dalam kondisi yang

baik, terutama karena keberadaan sculpture

yang beraneka ragam memberikan kesan

rekreatif bagi wisatawan

Perlu mempertahankan keberadaan

sculpture untuk menarik pengunjung

akan tetapi sebaiknya sculpture ditata

menyebar sehingga dapat dinikmati

sepanjang kawasan wisata. Serta

sebaiknya diberikan pencahayaan yang

menarik pada malam hari agar dapat

memberikan kesempatan rekreasi

malam hari pada kawasan segmen 3

Sumber: Hasil Analisa, 2015

93

Secara keseluruhan, berdasarkan hasil analisa maka terdapat 5 faktor pada

masing-masing segmen yang perlu dikembangkan, dipertahankan maupun

dibenahi. Berdasarkan analisa Walkthrough juga dapat disimpulkan bahwa

kawasan koridor sepanjang sungai belum terintegrasi sehingga masing-masing

zona berdiri sendiri, untuk itu harus ada kontinuitas akses dari keseluruhan

koridor agar dapat menyatukan aktifitas dan atraksi wisata mulai dari area Taman

Skate dan BMX hingga kawasan Taman Ekspresi sehingga dapat

mengintegrasikan taman kota sebagai bagian ruang luar Sungai Kali Mas yang

mendukung potensi satu sama lain satu sama lain.

Untuk itu, dalam merancang konsep penataan ruang luar sepanjang Sungai

Kali Mas yang mendukung wisata air harus memperhatikan antara lain:

Tabel 5. 4 Kesimpulan Identifikasi Potensi dan Permasalahan

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait

keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang Sungai Kali Mas

Asp

ek W

isata

Air

(1)

Faktor Kriteria Umum Analisa

Atraksi Kawasan wisata air

harus memiliki atraksi yang

menarik dan khas serta

memilki “something to see”,

“something to do” dan

“something to buy”.

SEGMEN 1:

Spot Taman Skate dan BMX

berpotensi menjadi titik awal

perjalanan wisata air dengan

memanfaatkan keramaian

pengunjung serta didukung

adanya terdapat adanyamodal

something to see pada obyek

Jembatan Gubeng dan patung

monumen suro dan boyo serta

to do dan something to buy

pada kawasan sentra PKL,

akan tetapi perlu penambahan

area oleh-oleh atau souvenir

94

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait

keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang Sungai Kali Mas

shop dalam melengkapi

something to buy sebagai

kawasan wisata air.

SEGMEN 2:

Potensi spot Taman Prestasi

sebagai wisata air perlu

dipertahankan dan dijadikan

bagian dari kegiatan wisata air

menyusur sungai Kali Mas,

serta mempertahankan modal

something to do dan to buy

pada kawasan sentra kuliner

Taman Prestasi, serta

something to see pada

keindahan taman, dan

jembatan gantung menuju

kawasan Grahadi serta

terdapat view Jembatan Yos

Sudarso.

Potensi dermaga dan jembatan

gantung pada sisi area gedung

Grahadi sebagai bagian dari

wisata air dengan membuka

akses di kawasan tersebut

SEGMEN 3

Spot taman Ekspresi memiliki

potensi something to see pada

view sungai dan taman serta

jembatan Undaan dan Genteng

kali untuk dikembangkan

sebagai wisata air akan tetapi

perlu pembenahan seperti

95

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait

keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang Sungai Kali Mas

fasilitas dermaga

Kondisi fisik sungai yang

lebar pada sisi utara

memberikan potensi

something to do berupa

olahraga air berupa sepeda

kayuh air yang dapat menjadi

salah satu atraksi wisata air.

Memanfaatkan gedung taman

siswa sebagai modal

something to do dan to buy

dengan menjadikan area sentra

kuliner dan area souvenir

shop.

Fasilitas Kawasan wisata air harus

memiliki fasilitas pendukung

wisata yang memadai seperti

dermaga, pusat informasi

wisata, shelter, akomodasi,

musholla, toilet, souvenir

shop, playground dan fasilitas

olah raga air.

Perlu menyediakan lokasi

parkir yang lebih luas untuk

memenuhi kebutuhan parkir

pengunjung wisatawan serta

menambah dermaga, pusat

informasi wisata, shelter,

akomodasi, musholla, souvenir

shop, playground dan fasilitas

olah raga air pada kawasan

spot taman yang belum

memenuhi.

Aksesibilitas Kawasan wisata air harus

memiliki aksesibilitas yang

dapat mendukung pencapaian

kawasan wisata

Pedestrian way sebaiknya

menngacu pada aspek 4 C,

yakni kejelasan (conspicious);

Koridor sepanjang sungai

Kalimas harus menyediakan

jalur pedestrian way yang

aman dan nyaman serta

terhubung

Setiap spot wisata harus

memiliki akses yang jelas

96

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait

keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang Sungai Kali Mas

kenyamanan (comfortable),

kesesuaian (convenient) dan

keramahan (convivial)

dengan informasi dan penanda

pintu masuk.

Akses antar spot wisata

sebaiknya dikoneksikan

dengan dermaga-dermaga

yang ada

Ditinjau dalam aspek 4 C,

maka dapat dianalisis:

1. kejelasan (conspicious);

setiap spot wisata sebaiknya

memiliki petunjuk atau symbol

serta pada pedestrian way juga

dibuat menerus dan terhubung

pada kawasan wisata

2. kenyamanan (comfortable)

dapat mewadahi/

mengakomodasi seluruh

aktifitas berjalan kaki dengan

memperhatikan kesesuaian

lebar jalur berjalan/

keleluasaan ruang, peruntukan

ruang jalan yang sesuai bagi

para pejalan kaki, lansekap

dan arsitektur serta perabot

jalan yang menarik, serta

tempat pemberhentian/ tempat

istirahat sementara.

3. kesesuaian (convenient)

kondisi pedestrian way

sebaiknya sesuai dan

mendukung kegiatan wisata air

seperti kegiatan wisata kuliner

97

Sasaran Penelitian 1: Mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait

keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air Sepanjang Sungai Kali Mas

dengan café atau restoran

4. keramahan (convivial)

pedestrian way sebaiknya

tidak menimbulkan perasaan

was-was dan menimbulkan

rasa aman.

Asp

ek P

eran

cang

an T

aman

(2)

Faktor Kriteria Umum Analisa

Elemen Lunak

(Softscape)

Kawasan wisata sebaiknya

memiliki elemen lunak

(softscape) yang dapat

berpotensi memberi kesan

kesenangan, kegembiraan dan

kenyamanan yang dapat

dinikmati pengunjung

Perlu penambahan elemen

lunak berupa tanaman

peneduh pada segmen 1 untuk

memberikan kenyamanan bagi

pengunjung serta

mempertahankan keindahan

elemen lunak pada segmen 2

dan 3 sehingga tercipta kesan

rekreatif yang menarik bagi

wisatawan

Elemen Keras

(Hardscape)

Kawasan wisata sebaiknya

memiliki elemen keras

(hardscape) yang dapat

berpotensi memberi kesan

kesenangan, kegembiraan dan

kenyamanan yang dapat

dinikmati pengunjung

Perlu penataan sculpture pada

segmen 1, 2 dan 3 agar juga

dapat dinikmati sepanjang sisi

Koridor Kali Mas sehingga

dapat memberikan keindahan

dan kesan rekreatif. Perlu

penataan pencahayaan untuk

memberikan kesempatan

kesan rekreatif pada malam

hari

Sumber: Hasil Analisa, 2015

98

Berdasarkan analisa yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis

character appraisal untuk mendapatkan kriteria khusus dalam penataan

berdasarkan karakter elemen wisata air dan perancangan taman pada masing-

masing segmen. Berikut hasil kriteria khusus berdasarkan dua aspek terkait :

Tabel 5. 5 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Wisata Air dan Perancangan

Taman

Faktor Kriteria Umum Kriteria Khusus

Atraksi Kawasan wisata air harus memiliki

atraksi yang menarik dan khas serta

memilki “something to see”,

“something to do” dan “something to

buy”.

Kawasan wisata air sebaiknya

memanfaatkan pemandangan

alam maupun buatan seperti

sungai dan pepohonan yang

rindang, serta buatan yang ada,

seperti jembatan dan sculpture

sebagai modal something to see,

kemudian memanfaatkan sentra

kuliner yang ada sebagai

something to do dan to buy.

Fasilitas Kawasan wisata air harus memiliki

fasilitas pendukung wisata yang

memadai

Kawasan wisata air sungai Kali

Mas sebaiknya menyediakan

lokasi parkir yang memadai,

pusat informasi, shelter, toilet,

souvenir shop, playground dan

fasilitas olah raga air pada tiap

segmen yang ada

Aksesibilitas Kawasan wisata air harus memiliki

aksesibilitas yang dapat mendukung

pencapaian kawasan wisata

Kawasan wisata air sungai Kali

Mas sebaiknya memiliki akses

masuk yang jelas, memiliki

dermaga, memiliki pedestrian

way yang terhubung, nyaman

dan sertaa memberikan rasa

99

Faktor Kriteria Umum Kriteria Khusus

aman pagi wisatawan Koridor

sepanjang sungai Kalimas harus

menyediakan jalur pedestrian

way yang aman dan nyaman

serta terhubung pada tiap

segmen yang ada.

Elemen Lunak

(Softscape)

Kawasan wisata sebaiknya memiliki

elemen lunak (softscape) yang dapat

berpotensi memberi kesan

kesenangan, kegembiraan dan

kenyamanan yang dapat dinikmati

pengunjung

Kawasan wisata air sungai Kali

Mas sebaiknya memiliki

softscape berupa pepohonan

peneduh yang rapat dan dapat

menaungi wisatawan dalam

menikmati pemandangan dan

wisata air di tiap segmen.

Elemen Keras

(Hardscape)

Kawasan wisata sebaiknya memiliki

elemen keras (hardscape) yang dapat

berpotensi memberi kesan

kesenangan, kegembiraan dan

kenyamanan yang dapat dinikmati

pengunjung

Kawasan wisata air sungai Kali

Mas sebaiknya memiliki

hardscape yang dapat

menghibur wisatawan dan

menjadi obyek wisata baik

berupa sculpture, monumen

maupun panggung terbuka pada

tiap segmen potensial

Sumber: Hasil Analisa, 2015

Kelima kriteria khusus yang telah didapatkan kemudian akan diimplementasikan

dalam menciptakan konsep penataan ruang luar untuk mendukung wisata air

sungai Kali Mas bersama-sama dengan tujuh faktor lainnya dari aspek penataan

lansekap dan aspek keterhubungan (linkage).

100

5.2 Kriteria Khusus Penataan Ruang Luar Dengan Konsep Wisata Air Di

Sepanjang Sungai Kali Mas

Tahapan selanjutnya dalam penelitian ini adalah menemukan kriteria khusus

dalam penataan ruang luar sepanjang Sungai Kali Mas, setelah menganalisis

potensi dan permasalahan yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya. Dalam

menemukan kriteria khusus dalam menata ruang luar sepanjang Sungai Kali Mas

akan digunakan beberapa faktor yang terdapat dalam Aspek Penataan Lansekap.

Beberapa diantaranya, yaitu

Satu, Perilaku pengguna/wisatawan

Kedua, Permasalahan teknis (kawasan sungai)

Ketiga, Tata guna lahan

Keempat, Estetika

Kelima, Keamanan

Analisa dan peninjuan terhadap kelima faktor pada kawasan studi dapat

dijabarkan sebagai berikut :

Satu, Perilaku Pengguna/Wisatawan

Kriteria umum yang pertama yaitu penataan lansekap kawasan wisata

sebaiknya menggambarkan kepribadian dan perilaku pengguna wisatawan.

Kepribadian dan perilaku pengguna ditinjau melalui observasi terhadap preferenso

pengunjung atau wisatawan. Dalam menganalisis kepribadian dan perilaku

pengunjung dilakukan survey lapangan dengan mengamati ketiga segmen dalam

kawasan studi. Pengamatan dilakukan untuk memgetahui pola aktifitas

pengunjung dalam ruang kawasan studi dan terhadap keragaman persebaran

pengguna pada lokasi studi pengunjung selama 3 waktu, yakni pagi, siang dan

malam pada tiap segmen. Pembagian segmen pada kawasan studi sama dengan

pembagian segmen yang telah dilakukan pada sub bab sebelumnya dalam tahapan

analisis potensi dan permasalahan. Tujuan dalam pengamatan ini adalah

mendapatkan kriteria khusus penataan lansekap sehingga kawasan wisata benar-

benar dapat mewadahi dan mewakili gambaran kepbribadian pengunjung atau

wisatawan.

101

Perilaku Pengguna/Wisatawan Berdasarkan Gambar Pada Segmen 1

Berdasarkan gambar keberagaman persebaran dan aktifitas pada segmen 1 di

mana taman skate dan bmx berada, dapat diketahui bahwa pada pagi hingga sore

hari banyak terdapat wisatwan pengunjung remaja yang banyak ditemuai di

kawasan ini, terutama pada spot arena BMX, plaza dan monumen, panggung

tetrbuka, area skate dan pusat PKL Ketabang Kali.

Gambar 5. 5. Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan melalui

Pengamatan Keberagaman Persebaran dan Akitifitas Pengunjung

Pada Segmen 1 pada Pagi – Sore Hari (Hasil Analisa, 2015)

Pada arena BMX pada siang hingga sore hari digunakan beberapa

pengunjung remaja komunitas cheerleader untuk berlatih.kegiatan ini berlangsung

102

hingga sore hari. Pada arena BMX dikawasan ini juga digunakan sebagai tempat

duduk beberapa wisatawan remaja dan dewasa. Kawasan ini cukup ramai

pengunjung dengan durasi waktu yang panjang mulai 1 hngga 5 jam.

Lamanya durasi pengunjung pada kawasan ini juga dipengaruhi oleh

suasana taman yang rindang, teduh dan luas. Pengamatan terhadap

pengguna/wisatawan pada segmen 1 spot taman Skate dan BMX terkait kegiatan

dan persebaran pada pagi hingga sore hari dapat dilihat pada gambar 5.5.

Selanjutnya pada area plaza dan monument, beberapa pengunjung datan dan

melakukan aktifitas berforo dan duduk bersantai, namun dengan durasi waktu

yang pendek, yakni kurang dari 1 jam. Hal ini dikarenakan suasana yang panas

dan kurang teduh sehingga kurang nyaman untuk menikmati ruang di kawasan ini.

Pada area skate dan penggung terbuka banyak pengunjung remaja yang

menggunakannya sebagai ruang aktifitas skate dan bmx, dengan durasi waktu

selama 1 hingga 5 jam. Area ini banyak disukai karena banyak spot-spot untuk

bermain dengan jenis yang beragam serta cukup rindang. Kurangnya bangku

dalam taman membuat para pengunjung kurang nyaman,sehingga kesemapatan

menikmati pemandangan dan bersantai tidak ada. Hal ini juga menyebabkan

banyak ditemukan pengunjung yang beristirahat di pinggir taman dengan duduk

jongkok dan berkumpul untuk beristirahat.

Pada area pangggung terbuka banyak temui pengunjung remaja yang

beristirahat. Hal ini didukung dengan suasana panggung terbuka yang rindang

dengan adanya kanopi dan meskipun tidak ada bangku, akan tetapi pengunjung

memanfaatkan bangunan panggung sebagai tempat duduk.

Pada arena PKL Ketabang Kali, banyak ditemui pengunjung remaja dan

dewasa yang mealukan aktifitas makan minum serta bersantai menikamti

pemandangan sungai. Terdapat dua jenis pengunjung berdasarkan durasi lama

beraktifitas di area ini. Pertama adalah pengunjung dengan durasi lebih dari 1 jam,

dimana pengunjung ini tidak hanya makan dan minum tetapi juga menimati

kerindangan dan pemandangan sungai serta kedua adalah jenis pengunjung

dengan durasi waktu kurang dari 1 jam dimana para pengunjung hanya menikmati

makan dan minum. Pengunjung jenis kedua ini, banyak berasal dari kalangan

103

pekerja yang dating dari kawasan Plaza Surabaya dan WTC, dimana mereka

hanya makan dan minum kemudian kembali lagi ke tempat bekerja.

Pergerakan dari aktitas pengunjung yang ditemui di segmen ini memilki pola

pergerakan yang beragam, antara lain :

1. Pengunjung yang hanya memiliki pergerakan dari tempat parkir menuju

taman dan beraktifitas hanya dalam taman dan kawasan PKL saja.

2. Pengunjung yang memiliki pergerakan dari kawasan plaza Surabaya, WTC

maupun “Monkasel” kemudian masuk di kawasan bagian taman kemudian

kembali ke plaza Surabaya, WTC, “Monkasel” atau pulang.

Gambar 5. 6. Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan melalui

Pengamatan Keberagaman Persebaran dan Akitifitas Pengunjung

Pada Segmen 1 pada Sore – Malam Hari (Hasil Analisa, 2015)

Pergerakan ini juga sama terjadi pada pengamatan di malam hari. Pada

malam hari terdapat perbedaan pada area plaza dan monument di mana

104

pengunjung lebih banyak datang dibandingkan ketika pagi hingga sore hari serta

memiliki durasi lebih lama yakni lebih dari 1 jam. Hal ini dipengaruhi oleh

suasana area yang tidak lagi panas, lebih nyaman untuk bersantai dan menikmati

pemandangan.

Kemudian pada area PKL, pada malam hari pengunjung semakin banyak dan

beraktifitas menikmati makanan dan minuman serta bersantai hingga sentra PKL

tutup sekitar pukul 12 malam. Pengamatan terhadap pengguna/wisatawan pada

segmen 1 spot taman Skate dan BMX terkait kegiatan dan persebaran pada sore

hingga malam hari dapat dilihat pada gambar 5.6.

Perilaku Pengguna/Wisatawan Berdasarkan Gambar Pada Segmen 2

Hasil observasi terhadap pengunjung pada segmen 2, ditemukan bahwa pada

siang hingga sore hari banyak ditemui pengunjung dewasa dan anak-anak.

Pengunjung pada segmen ini biasanya datang berombongan dalam satu keluarga,

misalnya orang tua dan anak-anak. Aktifitas yang ditemui pada kawasan ini antara

lain anak-anak yang menikmati permainan pada playground, orang tua (dewasa)

yang mengawasi aktitas bermain anak, pengunjung dewasa yang menikmati sentra

PKL Taman Prestasi serta pengunjung baik dewasa dan anak-anak yang

menikmati kegiatan wisata air. Aktifitas pengunjung pada segmen 2 memiliki

durasi rata-rata lebih dari 1 jam, hal ini dikarenakan suasana taman yang ramai

dan menarik serta cukup rindang dan teduh untuk bersantai. Pengamatan terhadap

pengguna/wisatawan pada segmen 2 spot Taman Prestasi terkait kegiatan dan

persebaran pada pagi hingga sore hari dapat dilihat pada gambar 5.7.

Pada malam hari, terjadi penurunan jumlah pengunjung anak-anak,

tergantikan dengan beberapa pengunjung remaja dan orang tua. Sehingga pada

malam hari dapat dilihat adanya kondisi taman yang sepi, kurang pencahayaan

(remang-remang) serta minim aktifitas pada PKL Taman Prestasi pada malam

hari.

105

Gambar 5. 7. Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan melalui

Pengamatan Keberagaman Persebaran dan Akitifitas Pengunjung

Pada Segmen 2 pada Pagi – Sore Hari (Hasil Analisa, 2015)

Pola pergerakan pengunjung pada segmen 2, hanya terdapat pola dari tempat

parkir menuju taman dan beraktifitas hanya pada kawasan taman dan sentra PKL

Taman Prestasi. Berikut pemetaan hasil pemetaan cognitive mapping pada segmen

2 spot Taman Prestasi terkait kegiatan dan persebaran pada pagi hingga sore hari

dapat dilihat pada gambar 5.8.

Pada gambar tersebut dapat diketahui bahwa persebaran pengunjung hanya

terfokus pada plaza utama dan kawasan dermaga serta panggung terbuka dengan

kegiatan duduk bersantai. Sedangkan pada kawasan sentra kuliner juga terdapat

aktifitas pengunjung yang menikmati makan dan minuman serta bersantai.

Sedangkan pada bagian timur taman terlihat sepi dan jarang pengunjung karena

suasana taman yang gelap.

106

Gambar 5. 8. Gambar Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan

melalui Pengamatan Keberagaman Persebaran dan Akitifitas

Pengunjung Pada Segmen 2 pada Sore – Malam Hari (Hasil

Analisa, 2015)

Perilaku Pengguna/Wisatawan Berdasarkan Gambar Pada Segmen 3

Pengamatan pada perilakuk pengunjung pada Segmen 3 menghasilkan

adanya pengunjung remaja pada playground dan panggung-panggung monumen

dimana pengunjung ini lebih suka berfoto dan bersantai dengan durasi waktu

kurang dari 1 jam. Beberapa pengunjung remaja juga menikmati taman dengan

duduk bersantai pada area plaza dan perpustakaan. Sedangkan pengunjung dewasa

dan anak-anak ditemui pada playground permainan anak-anak dimana pengunjung

yang ditemui merupakan keluarga, yakni orang tua yang mengawasi anak

bermain. Pada jenis pengunjung ini, biasanya memiliki durasi waktu lebih dari 1

jam dan melakukan eksplorasi taman dengan berpindah dari playground kemudian

menikmati area plaza.

Beberapa pengunjung dewasa dari kalangan lansia juga ditemui di taman ini,

terutama pada area refleksi. Pengunjung dalam jenis ini memiliki durasi waktu

lebih dari 1 jam. Sedangkan pola yang ditemui pada kawasan segmen 3 ini hanya

107

pengunjung yang datang baik bersepeda, berkendaraan bermotor atau berjalan

kaki kemudian hanya beraktifitas pada area di dalam Taman Ekspresi.

Pengamatan terhadap pengguna/wisatawan pada segmen 3 spot Taman

Ekspresi menghasilkan bahwa pengguna/wisatawan tidak menjangkau kawasan

ujung taman pada sisi jembatan Jalan Ngemplak. Kawasan ini merupakan ujung

bagian taman yang berdekatan dengan bekas gedung taman siswa. Perlu kegiatan

penarik agar pengguna/wisawatan memanfaatkan ruang ini sebagai ruang

berekreasi, hal ini didukung pula dengan kondisi eksisting fisik sungai yang lebih

lebar dibandingkan kawasan lainya sehingga berpotensi untuk wadah kegiatan

olahraga air.

Selanjutnya pengamatan terkait kegiatan dan persebaran pada pagi hingga

sore hari dapat dilihat pada gambar 5.10.

Gambar 5. 9. Gambar Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan

melalui Pengamatan Keberagaman Persebaran dan Akitifitas

Pengunjung Pada Segmen 3 pada Pagi – Sore Hari (Hasil Analisa,

2015)

108

Seluruh kegiatan pada taman ini hanya berlangsung dari pagi hingga sore hari, hal

ini dikarenakan taman yang ditutup mulai pukul 6. 30 malam hari. Sehingga tidak

ditemui pengunjung di taman ini pada malam hari. Berikut kondisi taman pada

malam hari.

Gambar 5. 10. Gambar Analisa Berdasarkan Kepribadian Pengguna/Wisatawan

melalui Pengamatan Keberagaman Persebaran dan Akitifitas

Pengunjung Pada Segmen 3 pada Sore – Malam Hari (Hasil

Analisa, 2015)

Berdasarkan gambar 5.10, dapat dilihat bahwa kondisi taman pada malam

hari sangat sepi dikarenakan akses pada taman yang tutup. Kondisi ini harus

dilakukan tindakan dengan menghidupkan taman ekspresi sebagai bagian dari

wisata air dengan memberikan aktifitas yang dapat beroperasi pada pagi hingga

malam, seperti sentra kuliner atau kegiatan wisata air seperti sepeda air.

Berdasarkan kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis cognitive mapping

berdasarkan faktor kepribadian pengguna/wisatawan pada segmen 1 hingga 3,

antara lain:

109

Tabel 5. 6 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap Faktor Perilaku

Pengguna

Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus dapat mewadahi dan

memfasilitasi pengguna dengan melihat perilaku pengguna/wisatawan

SEGMEN 1 SEGMEN 2 SEGMEN 3 Kriteria Khusus

Kesesuaian desain

taman dengan

aktifitas skate

membuat

pengunjung

nyaman dan

menikmati spot-

spot area skate

pada segmen ini

Kesesuaian desain

taman dengan

aktifitas bermain

anak-anak dan

wisata air membuat

pengunjung puas

dan beraktitas

dengan nyaman

Kesesuaian desain

taman baik

playground,

perpustakaan

hingga jalur

refleksi membuat

taman ini digemari

pengunjung dari

anak-anak hingga

dewasa

Penataan lansekap

harus mempertahankan

spot-spot atau area

yang memberikan

kenyamanan dan

kepuasan bagi

pengunjung anak-anak,

remaja dan dewasa,

serta mewakili

kebutuhan pengunjung

seperti kondisi yang

teduh di siang hari,

bangku-bangku taman

yang nyaman,

pencahayaan yang

hidup dan mendukung

aktifitas wisata yang

tetap hidup pada

malam hari dan harus

memperhatikan

pedestrian way dan

dapat meningkatkan

pola pergerakan

dengan kegiatan/wisata

terkait disekitarnya

Desain taman

belum mewakili

pengunjung yang

ingin bersantai,

kondisi taman pada

pagi hingga siang

hari kurang

mendukung karena

suasana yang

kurang teduh serta

kurangnya bangku-

bangku taman

untuk beristirahat

maupun menikmati

pemandangan

Pada malam hari,

desain taman

kurang hidup

sehingga sepi

pengunjung dan

menjadikan

turunnya image

kawasan wisata

pada segmen ini

Pada malam hari,

keterbatasan jam

operasional taman

menjadikan taman

ini memilki

suasana yang sepi

dan menurunkan

kualitas image

kawasan wisata

pada kawasan ini

Pola pergerakan

yang beragam dan

terakit dengan

Pola pergerakan

perlu diperluas

sehingga

Aktifitas dan pola

pergerakan perlu

ditambahkan agar

110

Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus dapat mewadahi dan

memfasilitasi pengguna dengan melihat perilaku pengguna/wisatawan

SEGMEN 1 SEGMEN 2 SEGMEN 3 Kriteria Khusus

kegiatan (wisata

lain) disekitarnya

perlu diwadahi

dengan

ketersediaan

fasilitas pejalan

kaki yang nyaman

pengunjung dapat

mengeksplorasi

kawasan

wisata/kegiatan

terkait pada segmen

2

dapat

meningkatkan

aktifitas kegiatan

wisata pada

segmen ini

Sumber: Hasil Analisa, 2015

Kedua, Permasalahan Teknis (Kawasan Sungai)

Sungai Kali Mas sebagai obyek utama dalam wisata air ini perlu ditinjau dan

dianalisis kondisi fisiknya. Hal ini berkaitan dengan keberlanjutan dan kesesuaian

kondisi fisik sungai dengan pengembangan kegiatan yang akan dilakukan. Sungai

Kali Mas,dengan perannya sebagai penyimpan cadangan air hujan dan saluran

drainase primer Kota Surabaya, tentunya kegiatan wisata di Sungai Kali Mas

harus dijaga agar tidak menggangu keseimbangan ekosistemnya seta tidak

tercemar.

Kondisi wisata air yang ada saat ini adalah atraksi wisata berperahu motor.

Sebagaimana hasil sumber wawancara dengan pihak Dinas Pariwisata, kegiatan

perahu motor ini membutuhkan minimal lebar sungai 10 meter dan kedalaman

minimal 1 meter. Apabila kondisi fisik sungai kurang dari ukuran ini, maka akan

sulit bagi kendaraan perahu motor untuk bergerak. Kegiatan berperahu ini sesuai

dengan kondisi Sungai Kalimas dengan karakter lebar mulai 20 hingga 35 meter

membuat. Sedangkan mengenai kedalaman air, sungai ini memiliki kedalaman air

1-2 meter, sehingga dalam aspek kedalaman air juga telah memenuhi. Akan tetapi

terdapat permasalahan pendangkalan air karena timbunan lumpur pada beberapa

titik seperti pada kawasan Monkasel, kawasan Jembatan Jalan Yso Sudarso dan

111

kawasan Jembatan Genteng Kali, menyebabkan perlunya normalisasi/pengerukan

secara berkala untuk mempertahankan kedalaman air minimal 1 meter.

Bedasarkan pada peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 Tentang Sungai, yang

perlu diperhatiikan adalah garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan

Perkotaan ditentukan paling sedikit berjarak 3 m (tiga meter) dari tepi luar kaki

tanggul sepanjang alur sungai, namun tidak berlaku bagi bangunan yang terdapat

dalam sempadan sungai untuk fasilitas kepentingan tertentu yang meliputi fasilitas

jembatan dan dermaga. Sehingga dalam penataan lansekap wisata air Sungai

Kalimas harus memperhatikan sempadan sungai sebesar 3 meter.

Kemudian merujuk pada Gubernur Jawa Timur mengeluarkan Surat Keputusan

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur No. 93 Tahun 1997 tentang Pola

Pengelolaan Sungai Kalimas, perlu memperhatikan bahwa untuk pola pengelolaan

sungai secara umum pengaturannya adalah bebas dari bangunan permanen,

sehingga dalam mencirikan penataan lansekap kawasan sungai harus

mempehatikan material bangunan, agar menghindari bentuk bangunan permanen

serta sebaiknya meggunakan material yang ramah lingkungan dan tetap menjaga

kelestarian lingkungan sungai.

Berdasarkan beberapa acuan dan kondisi eksisting maka didapatkan beberapa

kriteria khusus antara lain :

Tabel 5. 7 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap Faktor

Permasalahan Teknis

Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus menyesuaikan kondisi

fisik lansekap dan memperhatikan kegiatan wisata terkait permasalahan teknis kawasan

Permasalahan Teknis Kriteria Khusus

Memiliki syarat paling sedikit berjarak 3 m (tiga meter)

dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai,

namun tidak berlaku bagi bangunan yang terdapat

dalam sempadan sungai untuk fasilitas kepentingan

tertentu yang meliputi fasilitas jembatan dan dermaga

Penataan lansekap perlu

memperhatikan jarak

bangunan minimal 3

meter kecuali fasilitas

112

Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus menyesuaikan kondisi

fisik lansekap dan memperhatikan kegiatan wisata terkait permasalahan teknis kawasan

Permasalahan Teknis Kriteria Khusus

serta menghindari bentuk bangunan permanen serta

sebaiknya meggunakan material yang ramah

lingkungan dan tetap menjaga kelestarian lingkungan

sungai

jembatan dan dermaga

serta menggunakan

material ramah

lingkungan serta tetap

menjaga kelestarian

sungai

Karakter sungai yang rawan pendangkalan lumpur

sehingga perlu menjaga stabilitas kedalaman air agar

tetap aman untuk operasional perahu wisata air

Sumber: Hasil Analisa, 2015

Ketiga, Penggunaan Lahan

Dalam merancang kawasan wisata air yang terpadu perlu menimbang tata guna

lahan sehingga terpadu dan memiliki keterkaitan dengan wisata air Kali Mas.

Penggunaan lahan yang dapat ditinjau dan dianalisis antara lain :

Tabel 5. 8 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap Faktor

Penggunaan Lahan

Kriteria Umum : Penggunaan lahan suatau penataan lansekap kawasan wisata harus

terintegrasi dan mendukung kegiatan wisata yang ada.

Penggunaan

Lahan

Analisis Kriteria Khusus

Perdagangan

dan Jasa

Kawasan perdagangan dan jasa yang ada

pada kawasan studi seperti Plaza Surabaya,

WTC dan Grandcity memiliki potensi untuk

dikaitkan dengan kegiatan wisata air. Hal ini

dikarenakan keberadaan perdagangan dan

jasa memberikan kesempatan

Perencanaan penggunaan

lahan sebaiknya

berorientasi untuk

mendukung kegiatan

wisata air, misalnya

perdagangan dan jasa

113

Kriteria Umum : Penggunaan lahan suatau penataan lansekap kawasan wisata harus

terintegrasi dan mendukung kegiatan wisata yang ada.

Penggunaan

Lahan

Analisis Kriteria Khusus

pengunjung/wisatawan untuk melakukan

kegiatan wisata belanja.

untuk wisata belanja,

fasilitas sosial, budaya

dan sejarah untuk wisata

budaya dan sejarah, serta

memanfaatkan lahan

kosong sebagai parkir

komunal dan

mengarahkan perumahan

sebagai perumahan

dengan model vertikal

atau mix use sebagai

hostel atau restoran.

Perumahan Kawasan perumahan yang ada di kawasan

studi sebagian besar memiliki fungsi sebagai

depot sehingga tetap bisa berkaitan dengan

wisata air. Sedangkan kawasan perumahan

sekitar Jalan Ketabang Kali memilki potensi

untuk dijadikan hostel atau perumahan

vertikal (apartemen) karena keduanya dapat

menambah akomodasi dan mendukung

kegiatan wisata.

Fasilitas

Pemerintahan

Fasilitas Pemerintahan yang ada, seperti

Grahadi dan Gedung DPRD sebaiknya tetap

dipertahankan keberadaannya

Fasilitas

Peribadatan

Fasilitas Peribadatan yang ada berupa gereja,

merupakan bangunan yang sebaiknya tetap

dipertahankan

Fasilitas

Olah Raga

Fasilitas olah raga yang ada di kawasan

Plaza Surabaya memiliki sarana olah raga

berupa kolam renang, yang berpotensi

mendukung kegiatan wisata air

Fasilitas

Sosial,

Budaya dan

Sejarah

Fasilitas Sosial, Budaya dan Sejarah berupa

Monkasel dan Gedung Balai Pemuda serta

kawasan Perpustakaan Kota memiliki

potensi besar dikaitkan dengan wisata air.

Hal ini dikarenakan tempat-tempat tersebut

memberikan opsi kegiatan wisata yang

berwarna dan berbeda.

Taman Setiap taman yang ada di kawasan studi

seperti Taman Skate dan BMX, Taman

114

Kriteria Umum : Penggunaan lahan suatau penataan lansekap kawasan wisata harus

terintegrasi dan mendukung kegiatan wisata yang ada.

Penggunaan

Lahan

Analisis Kriteria Khusus

Prestasi dan Taman Ekspresi memiliki

potensi selain sebagai ruang terbuka hijau

juga sebagai titik interkoneksi antar kawasan

melalui prasarana dermaga sungai

Perumahan

Liar

Perumahan liar yang ada di kawasan studi

sebaiknya ditata sebagai penggunaan fungsi

lain yang berkaitan dengan wisata air, seperti

menjadikan kawasan souvenir shop atau

kafe.

Lahan

Kosong/

Gedung

Kosong

Terdapat dua potensial lahan kosong atau

bangunan tidur, seperti gedung Taman Siswa

yang berpotensi untuk dikembangkan

sebagai kafe, restoran atau sentra PKL di

Taman Ekspresi serta sebuah rumah kosong

di kawasan Ketabang Kali yang dapat

dimanfaatkan sebagai Parkir Komunal

Sumber: Hasil Analisa, 2015

115

Perlu diarahkan menjadi Perumahan Mix Use atau Perumahan Vertikal untuk mendukung kegiatan wisata.

Perlu diarahkan pembebasan lahan sebagai lahan hijau dan pedestrian way agar tidak menurukan image kawasan wisata serta dapat mendukung aksesibilitas

Memanfaatkan lahan dan gedung kosong sebagai fasilitas pendukung atau kegiatan penarik kawasan wisata

Gambar 5. 11. Analisa Penggunaan Lahan Kawasan Studi (Hasil Analisa, 2015)

116

Keempat, Estetika

Estetika meliputi kesan rekreatif pada kawasan wisata air. Hal ini meliputi kehati-

hatian dalam teknis dan penggunaan membuat perancang terkadang membuat

bentuk yang kurang memperhatikan desain estetika perancangan ruang terbuka.

Keberhasilan arsitektur lansekap dicapai ketika dapat menghasilkan unit yang

mudah dikenali atau keterhubungan / kontinuitas ruang luar atau menghasilkan

volume dengan special karakter dan proporsi. Hal ini dapat dicapai dengan

peletakan dari bangunan-bangunan, pepohonan, bentukan lantai, semak-semak,

bebatuan, air, pola lantai, dinding dan tempat berteduh (shelter) yang tidak hanya

berfokus pada fungsi namun juga memberikan kesan kualitas yang special antara

ruang dan elemen-elemen tersebut. Pada kondisi eksisting kawasan studi, masih

belum menampilkan pola maupun penciptaan unit yang dapat dikenali dan

berkarakter. Kawasan studi belum memiliki kekhasan yang mudah dikenali,

kecuali pada beberapa spot seperti keberadaan monument suro dan boyo pada

segmen 1. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dianalisis sebagai berikut :

Tabel 5. 9 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap Faktor Estetika

Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus memiliki estetika yang

memberikan kesan rekreatif

Analisis Kriteria Khusus

Kawasan studi belum memiliki kekhasan yang mudah

dikenali, kecuali pada beberapa spot seperti keberadaan

monument suro dan boyo pada segmen 1. Sehingga

kawasan studi belum menyuguhkan kesan estetis yang

tinggi. Dapat dicapai dengan menciptakan desain-desain

yang mudah dikenali, menyuguhkan kontinuitas

kawasan, menghasilkan volume dengan karakter dan

proporsi yang khusus. Menambah kesan estetika dapat

dilakukan dengan menambah sculpture atau shelter yang

menarik, unik dan khas seperti menambah sculpture suro

Penataan lansekap wisata air

harus memperhatikan nilai

estetika yang dapat dilakukan

dengan meletakkan desain-

desain yang dapat dikenali

melalui pola yang menarik,

warna yang terang,

penambahan sculpture atau

lampion sehingga menjadi

karakter khusus agar mudah

117

Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus memiliki estetika yang

memberikan kesan rekreatif

Analisis Kriteria Khusus

dan boyo atau lampion serta shelter yang berakarakter

khusus seperti pada segmen 1 yang membutuhkan

penambahan shelter maka dapat disesuaikan dengan

karakter taman skate dan bmx.

dikenali sebagai kawasan

wisata air.

Sumber: Hasil Analisa, 2015

Kelima, Keamanan

Keamanan dalam penataan lansekap kawasan wisata mempengaruhi jumlah

kedatangan pengnjung atau wisatawan. Semakin tinggi tingkat keamanan maka

memberikan peluang semakin banyaknya pengunjung/wisatwan yang akan

datang. Peningkatan keamanan pada kawasan wisata air Sungai Kali Mas dapat

diwujudkan dengan penyediaan pos-pos khusus penjagaan keamanan. Pada

kondisi eksisting pos keamanan hanya terdapat pada beberapa titik, yakni pada

Taman Skate dan BMX dan pos keamanan pada kawasan Plaza Surabaya serta

sekitar gedung Grahadi. Sedangkan pada jalur sempadan sungai sepanjang ruang

luar di kawasan studi saat ini memiliki kesan yang kurang aman dan kurang

memberikan rasa nyaman ketika berjalan kaki. Di tambah dengan adanya kawasan

PKL Ketabang Kali yang kondisinya saat ini memiliki image yang asing dan

menakutkan karena terlihat kurang aman serta pemilik PKL yang terkesan tidak

ramah dan kurang terbuka. Berdasarkan kondisi tersebut maka dapat dianalisis

sebagai berikut :

Tabel 5. 10 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap Faktor

Keamanan

Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata sebaiknya memberikan keamanan

yang memberikan rasa nyaman dan bahagia bagi pengunjung.

118

Analisis Kriteria Khusus

Kawasan studi belum memilki tingkat keamanan

yang baik, serta kondisi sempadan sungai yang

saat ini kurang ramah khususnya kawasan sentra

PKL di Taman Skate dan BMX serta kawasan

jalur pedestrian di sempadan sungai di belakang

gedung Grahadi serta kawasan dekat

permukiman liar memberikan kesan tidak aman.

Perlu penambahan pos-pos penjagaan untuk

memberikan kesan aman dan nyaman bagi

wisatawan dan pengguna pejalan kaki

Penataan lansekap wisata air harus

memiliki tingkat keamanan tinggi

dengan menyediakan pos-pos

penjagaan yang dapat merangkap

sebagai pusat informasi kegiatan

wisata air pada ruang luar sempadan

Sungai Kali Mas. Bangunan sebaiknya

memiliki jarak lebih dari 3 meter atau

kurang dari 3 meter dengan sifat

bangunan non permanen.

Sumber: Hasil Analisa, 2015

Berdasarkan kelima faktor yang telah dianalisa, maka didapatkan beberapa

kriteria khusus, antara lain :

Tabel 5. 11 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Penataan Lansekap

Faktor Kriteria Umum Kriteria Khusus

Kepribadian

pengguna/

wisatawam

Penataan lansekap kawasan

wisata harus dapat

mewadahi dan memfasilitasi

pengguna dengan melihat

perilaku

pengguna/wisatawan

Penataan lansekap harus

mempertahankan spot-spot atau area

yang memberikan kenyamanan dan

kepuasan bagi pengunjung anak-anak,

remaja dan dewasa, serta mewakili

kebutuhan pengunjung seperti kondisi

yang teduh di siang hari, bangku-bangku

taman yang nyaman, pencahayaan yang

hidup dan mendukung aktifitas wisata

yang tetap hidup pada malam hari dan

harus memperhatikan pedestrian way

119

Faktor Kriteria Umum Kriteria Khusus

dan dapat meningkatkan pola

pergerakan dengan kegiatan/wisata

terkait disekitarnya

Permasalahan

Teknis

Penataan lansekap kawasan

wisata harus menyesuaikan

kondisi fisik lansekap dan

memperhatikan kegiatan

wisata terkait permasalahan

teknis kawasan

Penataan lansekap perlu memperhatikan

jarak bangunan minimal 3 meter kecuali

fasilitas jembatan dan dermaga serta

menggunakan material ramah

lingkungan serta tetap menjaga

kelestarian sungai

Penggunaan

Lahan

Penggunaan lahan suatau

penataan lansekap kawasan

wisata harus terintegrasi dan

mendukung kegiatan wisata

yang ada

Perencanaan penggunaan lahan

sebaiknya berorientasi untuk

mendukung kegiatan wisata air,

misalnya perdagangan dan jasa untuk

wisata belanja, fasilitas sosial, budaya

dan sejarah untuk wisata budaya dan

sejarah, serta memanfaatkan lahan

kosong sebagai parkir komunal dan

mengarahkan perumahan sebagai

perumahan dengan model vertikal atau

mix use sebagai hostel atau restoran. Estetika Penataan lansekap kawasan

wisata harus memiliki

estetika yang memberikan

kesan rekreatif

Penataan lansekap wisata air harus

memperhatikan nilai estetika yang dapat

dilakukan dengan meletakkan desain-

desain yang dapat dikenali melalui pola

yang menarik, warna yang terang,

penambahan sculpture atau lampion

sehingga menjadi karakter khusus agar

mudah dikenali sebagai kawasan wisata

air. Keamanan Penataan lansekap kawasan

wisata sebaiknya

memberikan keamanan yang

Penataan lansekap wisata air harus

memiliki tingkat keamanan tinggi

dengan menyediakan pos-pos penjagaan

120

Faktor Kriteria Umum Kriteria Khusus

memberikan rasa nyaman

dan bahagia bagi

pengunjung.

yang dapat merangkap sebagai pusat

informasi kegiatan wisata air pada ruang

luar sempadan Sungai Kali Mas.

Bangunan sebaiknya memiliki jarak

lebih dari 3 meter atau kurang dari 3

meter dengan sifat bangunan non

permanen.

Sumber: Hasil Analisa, 2015

5.3 Konsep Penataan Ruang Luar Di Sepanjang Sungai Kali Mas Dengan

Konsep Wisata Air

Sebagai tahap akhir dalam melakukan penataan ruang luar Sungai akan

digunakan analisis Character Appraisal. Analisis Character Appraisal digunakan

yang pertama untuk menilai karakteristik dari hasil pada sasaran 1 dan 2

kemudian mempertimbangkan aspek keterhubungan (linkage) meliputi linkage

visual dan structural sehingga mendapatkan konsep yang tepat pada penataan

ruang luar kawasan wisata air sepanjang Sungai Kali Mas.

Satu, Linkage Visual

Sesuai dengan tinjuan pustaka, linkage visual memiliki beberapa elemen

seperti garis, koridor, sisi, sumbu dan irama. Pada kawasa studi linkage visual

terwakili oleh deretan massa bangunan dan pepohonan yang tercipta di Sepanjang

Sungai Kali Mas. Linkage visual yang tercipta pada kawasan ini adalah

keberadaan pepohonan dan fitur pagar yang memanjang sehingga tercipta

pandangan visual yang terhubung sepanjang sungai. Bangunan juga dapat

menciptakan linkage visual terutama bangunan-bangunan kafe sepanjang pinggir

sungai Kali Mas. Akan tetapi sebaiknya bagunan kafe yang ada maupun yang

akan ditata sebaiknya tetap menggunakan material non permanen agar tetap

menjaga kelestarian lingkungan sungai.

121

Gambar 5. 12. Ilustrasi Linkage Visual di Kawasan Studi yang dibentuk

Pepohonan, Pagar dan Bangunan Kafe di Tepian Sungai (Hasil

Analisa, 2015)

Pepohonan, fitur pagar dan bangunan kafe pinggir sungai yang terdapat

pada sisi kanan maupun kiri sepanjang sungai membentuk visual ruang koridor

dan menciptakan linkage visual yang menerus pada sungai Kali Mas. Keberadaan

bangunan dermaga, kafe pinggir sungai (sentra PKL), fitur pagar dan pepohonan

sebaiknya tetap dipertahankan sepanjang sungai Kali Mas, sehingga pada bagian

sungai tetap memiliki linkage visual yang menerus yang menggambarkan citra

kawasan sebagai kawasan wisata air Sungai Kali Mas.

Peletakan pepohonan peneduh sepanjang sungai selain sebagai elemen

pembentuk keterhubungan secara visual, keberadaaannya perlu tetap dilestarikan

sebagai penyeimbang kelestarian ekosistem dan keberlanjutan sungai Kali Mas.

122

Gambar 5. 13. Linkage Visual di Kawasan Studi yang dibentuk Pepohonan,

Pagar dan Bangunan Kafe di Tepian Sungai (Hasil Analisa,

2015)

Kedua, Linkage Struktural

Linkage structural pada kawasan studi terwakili oleh adanya kawasan wisata yang

terbagi menjadi 3 segmen utama dengan koneksi tiap kawasan melalui dermaga

dan wisata air. Struktur yang terwakili pada kawasan wisata air Sungai Kalimas

terdiri atas sub struktur 1 yakni kawasan Taman Skate dan BMX yang masuk

dalam segmen 1, kemudian sub struktur 2 yakni kawasan Taman Prestasi dan

sekitranya yang masuk pada Segmen 2 dan sub struktur 3 meliputi kawasan

sekitar Taman Ekspresi.

123

Gambar 5. 14. Sub Struktur Kawasan Wisata Membentuk Satu Kesatuan

Kawasan Wisata yang Terhubung (Hasil Analisa, 2015)

Pada Linkage structural perlu dibuat elemen tembusan dan menerus melalui

keberadaan jembatan yang menghubungkan antar sisi badan sungai. Seperti pada

segmen 2 spot Taman Prestasi, telah terdapat jembatan kayu yang

menghubungkan sisi Taman Prestasi dengan sisi Kawasan Grahadi, akan tetapi

ditutup aksesnya sehingga perlu dibuka sebagai elemen tembusan, serta elemen

tambahan yang menghubungkan sisi Taman Skate dan BMX dengan sisi Grand

City dan membuka akses pedestrian pada area monkasel, hal ini diperlukan karena

kurangnya akses menuju taman dan area wisata air serta membuka dermaga

sebagai akses dan penghubung struktural tiap spot pada ketiga segmen kawasan

wisata air.

124

Beberapa titik yang membutuhkan penambahan elemen tembusan maupun

sambungan untuk menyatukan kawasan studi menjadi satu area wisata yang

menyatu dan terhubung antaralain dapat dilihat dalam gambar berikut.

Gambar 5. 15. Penambahan Elemen untuk membentuk Linkage Struktural yang

Terhubung dan Menyatu (Hasil Analisa, 2015)

Linkage struktural berupa elemen sambungan perlu dibentuk pada

pedestrian way agar menyambungkan segmen 1 dan 2 pada Jl. Yos Sudarso

berupa zebracross

Linkage Struktural berupa elemen sambungan perlu dibentuk dengan

membuka akses berupa jembatan agar menyambungkan antar sisi sungai

pada segmen 2

Linkage Struktural berupa elemen sambungan perlu dibentuk dengan menambah akses berupa jembatan

agar menyambungkan antar sisi sungai pada segmen 1

Linkage Struktural berupa elemen tambahan perlu dibentuk dengan melanjutkan pola pedestrian way

hingga jalan inspeksi serta membuka akses area pedestrian way kawasan

Grahadi agar menyambungkan segmen 1, 2 dan 3

125

Berdasarkan kondisi linkage visual dan struktural yang ada, maka dapat

dilakukan analisa character appraisal untuk mendapatkan kriteria khusus antara

lain :

Tabel 5. 12 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Keterhubungan

Faktor Kriteria Umum Kriteria Khusus

Linkage

Visual

Kawasan wisata

sebaiknya memiliki

penghubung visual yang

dapat menyatukan

kawasan wisata baik

berupa garis, koridor, sisi,

sumbu atau irama

Kawasan wisata air sungai Kali Mas

sebaiknya memiliki penghubung visual

berupa pepohonan peneduh atau bangunan

sentra PKL, kuliner atau souvenir shop

yang ada di sepanjang badan sungai yang

menerus agar dapat meningkatkan kualitas

visual kawasan yang menyatu

Linkage

Struktural

Kawasan wisata

sebaiknya memiliki

penghubung structural

yang dapat meningkatkan

kualitas kawasan wisata

dan menghubungkan

setiap potensi baik

melalui elemen

tambahan, sambungan

maupun tembusan

Kawasan wisata air sungai Kali Mas

sebaiknya memiliki penghubung struktural

berupa jembatan, pedestrian way yang

terhubung serta akses yang terbuka bagi

publik untuk meningkatkan keterhubungan

ketiga segmen secara menyatu

Sumber: Hasil Analisa, 2015

Kedua kriteria khusus dari faktor linkage visual dan struktural, serta

kriteria khusus dari faktor-faktor lainnya yang telah didapatkan akan digunakan

126

dalam merumuskan konsep penataan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas

dengan konsep wisata air.

Kemudian selanjutnya adalah mendapatkan konsep penataan ruang luar

dengan konsep wisata air. Berikut diagram alur proses perumusan konsep

penataan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas.

Gambar 5. 16. Diagram Alur Perumusan Konsep Penataan Ruang Luar Sungai

Kali Mas (Pemahaman Tahapan Analisa, 2015)

Selanjutnya untuk mendapatkan konsep perencanaan penataan rung luar

sepanjang Sungai Kalimas Surabaya dengan konsep wisata air akan menggunakan

127

kriteria khusus yang didapatkan dari character appraisal berdasarkan potensi dan

permasalahan, kriteria khusus penataan lansekap ruang luar sungai kalimas, serta

pertimbangan dari analisis aspek keterhubungan (linkage).

Tabel 5. 13 Kriteria Khusus berdasarkan Aspek Wisata Air, Perancangan Taman,

Penataan Lansekap dan Keterhubungan

Faktor Kriteria

Umum

Kriteria Khusus Implementasi pada

Segmen 1, 2 dan 3

Atraksi Kawasan wisata

air harus

memiliki atraksi

yang menarik dan

khas serta

memilki

“something to

see”, “something

to do” dan

“something to

buy”.

Kawasan wisata air

sebaiknya memanfaatkan

pemandangan alam

maupun buatan seperti

sungai dan pepohonan

yang rindang, serta

buatan yang ada, seperti

jembatan dan sculpture

sebagai modal something

to see, kemudian

memanfaatkan sentra

kuliner yang ada sebagai

something to do dan to

buy.

Menciptakan something

to do dan to buy pada

segmen 1 berupa

pemanfaatan sentra

PKL serta

menambahkan souvenir

shop.

Menciptakan something

to do dan to buy pada

segmen 3 dengan

menciptakan atraksi

wisata sepeda air dan

memanfaatkan gedung

taman siswa sebagai

sentra kuliner dan area

souvenir shop.

Fasilitas Kawasan wisata

air harus

memiliki fasilitas

pendukung

wisata yang

memadai

Kawasan wisata air

sungai Kali Mas

sebaiknya menyediakan

lokasi parkir yang

memadai, pusat

informasi, shelter, toilet,

souvenir shop,

playground dan fasilitas

Menyediakan lokasi

parkir yang dekat

dengan Taman Skate

dan BMX pada segmen

1 serta menambah

souvenir shop pada

sentra PKL

Menyediakan atraksi

128

Faktor Kriteria

Umum

Kriteria Khusus Implementasi pada

Segmen 1, 2 dan 3

olah raga air pada tiap

segmen yang ada

olah raga air sepeda air

pada segmen 3

Aksesibilitas Kawasan wisata

air harus

memiliki

aksesibilitas yang

dapat mendukung

pencapaian

kawasan wisata

Kawasan wisata air

sungai Kali Mas

sebaiknya memiliki akses

masuk yang jelas,

memiliki dermaga,

memiliki pedestrian way

yang terhubung, nyaman

dan sertaa memberikan

rasa aman pagi wisatawan

Koridor sepanjang sungai

Kalimas harus

menyediakan jalur

pedestrian way yang

aman dan nyaman serta

terhubung pada tiap

segmen yang ada.

Membuka akses dan

pedestrian way serta

area monkasel sebagai

penghubung dengan

Taman Skate dan BMX

pada segmen 1

Membuka akses

pedestrian way dan

akses dermaga serta

jembatan pada area

grahadi di segmen 2

Menambahkan dermaga

pada segmen 3

Elemen

Lunak

(Softscape)

Kawasan wisata

sebaiknya

memiliki elemen

lunak (softscape)

yang dapat

berpotensi

memberi kesan

kesenangan,

kegembiraan dan

kenyamanan

yang dapat

dinikmati

pengunjung

Kawasan wisata air

sungai Kali Mas

sebaiknya memiliki

softscape berupa

pepohonan peneduh yang

rapat dan dapat menaungi

wisatawan dalam

menikmati pemandangan

dan wisata air di tiap

segmen.

Menambahkan

pepohonan peneduh

pada area wisata air

pada segmen 1

Elemen Keras Kawasan wisata Kawasan wisata air Menciptakan panggung

129

Faktor Kriteria

Umum

Kriteria Khusus Implementasi pada

Segmen 1, 2 dan 3

(Hardscape) sebaiknya

memiliki elemen

keras (hardscape)

yang dapat

berpotensi

memberi kesan

kesenangan,

kegembiraan dan

kenyamanan

yang dapat

dinikmati

pengunjung

sungai Kali Mas

sebaiknya memiliki

hardscape yang dapat

menghibur wisatawan

dan menjadi obyek wisata

baik berupa sculpture,

monumen maupun

panggung terbuka pada

tiap segmen potensial

hiburan terbuka pada

segmen 1 dan membuka

view pada monument

kapal selam sebagai

ikon titik awal kegiatan

wisata air Sungai Kali

Mas.

Kepribadian

pengguna/

wisatawam

Penataan

lansekap kawasan

wisata harus

dapat mewadahi

dan memfasilitasi

pengguna dengan

melihat perilaku

pengguna/wisata

wan

Penataan lansekap harus

mempertahankan spot-

spot atau area yang

memberikan kenyamanan

dan kepuasan bagi

pengunjung anak-anak,

remaja dan dewasa, serta

mewakili kebutuhan

pengunjung seperti

kondisi yang teduh di

siang hari, bangku-

bangku taman yang

nyaman, pencahayaan

yang hidup dan

mendukung aktifitas

wisata yang tetap hidup

pada malam hari dan

harus memperhatikan

pedestrian way dan dapat

meningkatkan pola

Menambah bangku-

bangku dan pepohonan

peneduh dan lampu

sebagai penerangan

malam hari pada

segmen 1

130

Faktor Kriteria

Umum

Kriteria Khusus Implementasi pada

Segmen 1, 2 dan 3

pergerakan dengan

kegiatan/wisata terkait

disekitarnya

Permasalahan

Teknis

Penataan

lansekap kawasan

wisata harus

menyesuaikan

kondisi fisik

lansekap dan

memperhatikan

kegiatan wisata

terkait

permasalahan

teknis kawasan

Penataan lansekap perlu

memperhatikan jarak

bangunan minimal 3

meter kecuali fasilitas

jembatan dan dermaga

serta menggunakan

material ramah

lingkungan serta tetap

menjaga kelestarian

sungai

Menciptakan sentra

PKL dan area souvenir

shop pada segmen 1

dengan material non

permanen

Penggunaan

Lahan

Penggunaan

lahan suatau

penataan

lansekap kawasan

wisata harus

terintegrasi dan

mendukung

kegiatan wisata

yang ada

Perencanaan penggunaan

lahan sebaiknya

berorientasi untuk

mendukung kegiatan

wisata air, misalnya

perdagangan dan jasa

untuk wisata belanja,

fasilitas sosial, budaya

dan sejarah untuk wisata

budaya dan sejarah, serta

memanfaatkan lahan

kosong sebagai parkir

komunal dan

mengarahkan perumahan

sebagai perumahan

dengan model vertikal

atau mix use sebagai

hostel atau restoran.

Memanfaatkan gedung

taman siswa pada

segmen 3 sebagai area

restoran/kafe dan area

souvenir shop.

131

Faktor Kriteria

Umum

Kriteria Khusus Implementasi pada

Segmen 1, 2 dan 3

Estetika Penataan

lansekap kawasan

wisata harus

memiliki estetika

yang memberikan

kesan rekreatif

Penataan lansekap wisata

air harus memperhatikan

nilai estetika yang dapat

dilakukan dengan

meletakkan desain-desain

yang dapat dikenali

melalui pola yang

menarik, warna yang

terang, penambahan

sculpture atau lampion

sehingga menjadi

karakter khusus agar

mudah dikenali sebagai

kawasan wisata air.

Memberikan gate pintu

masuk pada segmen 1

sebagai penanda dan

karakter yang dapat

dikenali sebagai area

wisata air sungai Kali

Mas

Keamanan Penataan

lansekap kawasan

wisata sebaiknya

memberikan

keamanan yang

memberikan rasa

nyaman dan

bahagia bagi

pengunjung.

Penataan lansekap wisata

air harus memiliki tingkat

keamanan tinggi dengan

menyediakan pos-pos

penjagaan yang dapat

merangkap sebagai pusat

informasi kegiatan wisata

air pada ruang luar

sempadan Sungai Kali

Mas. Bangunan

sebaiknya memiliki jarak

lebih dari 3 meter atau

kurang dari 3 meter

dengan sifat bangunan

non permanen.

Meciptakan pos

keamanan yang

merangkap pusat

informasi wisata air

dengan material

bangunan non

permanen pada segmen

1

Linkage

Visual

Kawasan wisata

sebaiknya

memiliki

Kawasan wisata air

sungai Kali Mas

sebaiknya memiliki

Menata bangunan sentra

PKL pada segmen 1

132

Faktor Kriteria

Umum

Kriteria Khusus Implementasi pada

Segmen 1, 2 dan 3

penghubung

visual yang

dapat

menyatukan

kawasan wisata

baik berupa garis,

koridor, sisi,

sumbu atau irama

penghubung visual

berupa pepohonan

peneduh atau bangunan

sentra PKL, kuliner atau

souvenir shop yang ada di

sepanjang badan sungai

yang menerus agar dapat

meningkatkan kualitas

visual kawasan yang

menyatu

Linkage

Struktural

Kawasan wisata

sebaiknya

memiliki

penghubung

structural yang

dapat

meningkatkan

kualitas kawasan

wisata dan

menghubungkan

setiap potensi

baik melalui

elemen

tambahan,

sambungan

maupun

tembusan

Kawasan wisata air

sungai Kali Mas

sebaiknya memiliki

penghubung struktural

berupa jembatan,

pedestrian way yang

terhubung serta akses

yang terbuka bagi publik

untuk meningkatkan

keterhubungan ketiga

segmen secara menyatu

Membuka akses dan

dermaga pada area

monkasel menuju taman

Skate dan BMX pada

segmen 1

Membuka akses

jembatan dan

memanfaatkan dermaga

kawasan grahadi pada

segmen 2

133

Selanjutnya dalam melengkapi implementasi konsep penataan ruang luar

dengan konsep wisata air pada segmen 1, 2 dan 3 dapat dilihat dalam arahan

penataan pada sub bab selanjutnya.

Tabel 5. 14 Implementasi Penataan berdasarkan Kriteria Khusus terkait Aspek

Wisata Air, Perancangan Taman, Penataan Lansekap dan

Keterhubungan

Impelementasi Penataan

Pada Segmen 1

(Spot Taman Skate dan

BMX)

Impelementasi Penataan

Pada Segmen 2

(Spot Taman Prestasi)

Impelementasi

Penataan Pada

Segmen 3

(Spot Taman

Ekspresi)

Menciptakan something to

do dan to buy pada

segmen 1 berupa

pemanfaatan sentra PKL

serta menambahkan

souvenir shop

Menyediakan lokasi parkir

yang dekat dengan Taman

Skate dan BMX pada

segmen 1 serta menambah

souvenir shop pada sentra

PKL

Membuka akses dan

pedestrian way serta area

monkasel sebagai

penghubung dengan

Taman Skate dan BMX

pada segmen 1

Menambahkan pepohonan

Membuka akses pedestrian

way dan akses dermaga

serta jembatan pada area

grahadi di segmen 2

Membuka akses jembatan

dan memanfaatkan

dermaga kawasan grahadi

pada segmen 2

Menciptakan

something to do dan

to buy pada segmen

3 dengan

menciptakan atraksi

wisata sepeda air dan

memanfaatkan

gedung taman siswa

sebagai sentra

kuliner dan area

souvenir shop

Menyediakan atraksi

olah raga air sepeda

air pada segmen 3

Menambahkan

dermaga pada

segmen 3

Memanfaatkan

gedung taman siswa

134

peneduh pada area wisata

air pada segmen 1

Menciptakan panggung

hiburan terbuka pada

segmen 1 dan membuka

view pada monument

kapal selam sebagai ikon

titik awal kegiatan wisata

air Sungai Kali Mas.

Menambah bangku-

bangku dan pepohonan

peneduh dan lampu

sebagai penerangan

malam hari pada segmen 1

Menciptakan sentra PKL

dan area souvenir shop

pada segmen 1 dengan

material non permanen

Memberikan gate pintu

masuk pada segmen 1

sebagai penanda dan

karakter yang dapat

dikenali sebagai area

wisata air sungai Kali Mas

Meciptakan pos keamanan

yang merangkap pusat

informasi wisata air

dengan material bangunan

non permanen pada

segmen 1

enata bangunan sentra

PKL pada segmen 1

Membuka akses dan

dermaga pada area

pada segmen 3

sebagai area

restoran/kafe dan

area souvenir shop

135

monkasel menuju taman

Skate dan BMX pada

segmen 1

Konsep Penataan Ruang Luar Sepanjang Sungai Kali Mas dengan Konsep Wisata

Air

Konsep Segmen 1

(Spot Taman Skate dan

BMX)

Konsep Segmen 2

(Spot Taman Prestasi)

Konsep Segmen 3

(Spot Taman Ekspresi)

Menciptakan wisata air

menyusur sungai Kali

Mas dengan titik awal

pada spot taman Skate

dan BMX dan

menghidupkan kembali

fungsi dermaga pada area

monkasel serta menata

sentra PKL dan

menambah area souvenir

shop sebagai bagian dari

fasilitas wisata air.

Mempertahankan kegiatan

wisata air pada spot taman

Prestasi serta

mengembangkan kegiatan

wisata air dengan

mengaktifkan dermaga pada

sisi selatan taman Prestasi

(pada area gedung Grahadi)

sebagai fasilitas wisata air

dan membuka akses pada

area gedung Grahadi serta

jembatan gantung.

Menjadikan spot taman

Ekspresi sebagai bagian dari

wisata air dengan

membangun dermaga,

memanfaatkan gedung taman

siswa sebagai restoran dan

area souvenir shop serta

menciptakan atraksi wisata

air berupa sepeda air pada

spot taman Ekspresi sekaligus

sebagai penanda akhir

perjalanan wisata air sungai

Kali Mas.

Sumber: Hasil Analisa, 2015

136

5.4 Arahan Desain Penataan Ruang Luar Sepanjang Sungai Kali Mas

dengan Konsep Wisata Air

Arahan desain penataan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas dengan konsep

wisata air akan memfokuskan pada konsep utama yakni terkait pada konsep

penataan ruang luar segmen 1, 2 dan 3. Berikut konsep penataan ruang luar

difokuskan pada tiap titik dalam segmen pada kawasan studi pada gambar 5.17.

Gambar 5. 17. Arahan desain pada konsep penataan ruang luar sepanjang sungai

Kali Mas dengan konsep wisata air (Hasil Analisa, 2015)

137

Arahan Desain 1

Pada arahan desain 1 memfokuskan penataan ruang luar untuk menciptakan

wisata air menyusur sungai Kali Mas dengan titik awal spot taman Skate dan

BMX dan menghidupkan kembali fungsi dermaga pada area monkasel sebagai

bagian dari fasilitas wisata air. Pada arahan desain ini juga dilakukan dengan

membuka akses tepian sungai Kali Mas pada rest area monkasel agar dapat

membuka akses menuju taman Skate dan BMX dan menjadikan area parkir

monkasel menjadi area parkir monkasel dan pengunjung wisata air. Berikut

arahan konsep penataan pada gambar 5.18.

Gambar 5. 18. Arahan desain pada konsep penataan ruang luar sepanjang sungai

Kali Mas dengan konsep wisata air pada segmen 1 (Hasil Analisa, 2015)

138

Arahan Desain 1

139

140

Gambar 5. 19. Visual desain pada konsep penataan ruang luar sepanjang sungai

Kali Mas dengan konsep wisata air pada segmen 1 (Hasil Analisa,

2015)

Arahan Desain 2

Pada arahan desain 2 memfokuskan penataan ruang luar untuk menciptakan

kawasan wisata air dengan mempertahankan kegiatan wisata air yang ada dan

mengaktifkan dermaga pada sisi selatan Taman Prestasi pada area belakang

Gedung Grahadi. Pada arahan desain ini juga dilakukan dengan membuka akses

tepian sungai Kali Mas pada kawasan belakang grahadi yang tertutup agar

menjadi bagian kawasan wisata dan memudahkan akses bagi pengunjung wisata

air. Berikut arahan konsep penataan pada gambar 5.20.

SEBELUM Tidak tersedia akses menuju Taman Skate dan BMX dari Jalan Pemuda serta dermaga yang ada tidak dimanfaatkan untuk wisata air

SESUDAH Tersedia akses wisata air dan gapura sebagai penanda akses masuk menuju area wisata air dan Taman Skate dan BMX serta memanfaatkan dermaga yang ada sebagai bagian dari fasilitas wisata air.

141

Gambar 5. 20. Arahan dan visual desain pada konsep penataan ruang luar

sepanjang sungai Kali Mas dengan konsep wisata air pada segmen

2 (Hasil Analisa, 2015)

SEBELUM Akses Kawasan Grahadi hingga

Jembatan Gantung Penghubung dengan Taman Prestasi ditutup dan dibatasi

oleh pagar.

SESUDAH Akses Kawasan Grahadi dibuka

untuk umum dan Jembatan Gantung Penghubung dengan Taman Prestasi

serta dermaga di area Grahadi dimanfaatkan sebagai fasilitas wisata

air Sungai Kali Mas.

142

Arahan Desain 3

Pada arahan desain 3 memfokuskan penataan ruang luar untuk menciptakan

kawasan wisata air dengan membangun dermaga dan menciptakan atraksi sepeda

kayuh pada Taman Ekspresi sekaligus sebagai penanda akhir perjalanan wisata

air. Pada arahan desain ini juga dilakukan dengan membuka akses pada bagian

taman yang berdekatan dengan bekas Gedung Taman Siswa agar memudahkan

akses bagi pengunjung wisata air. Berikut arahan konsep penataan pada gambar

5.21.

Gambar 5. 21. Arahan desain pada konsep penataan ruang luar sepanjang sungai

Kali Mas dengan konsep wisata air pada segmen 3 (Hasil Analisa,

2015)

143

Gambar 5. 22. Visual desain pada konsep penataan ruang luar sepanjang sungai

Kali Mas dengan konsep wisata air pada segmen 3 (Hasil Analisa,

2015)

SEBELUM Tidak tersedia dermaga sebagai fasilitas wisata air untuk berhenti dan berwisata di Taman Ekspresi.

SESUDAH Terdapat dermaga sebagai fasilitas wisata air Sungai Kali Mas dan memberikan kesempatan untuk berhenti dan berekreasi di Taman Ekspresi.

SEBELUM Area sungai sebelah utara tidak dimanfaatkan untuk kegiatan apapun.

SEBELUM Area sungai sebelah utara dimanfaatkan sebagai atraksi wisata air serta sebagai penanda berakhirnya perjalanan wisata air Sungai Kali Mas

144

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

145

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, antara lain :

1. Permasalahan kondisi ruang luar sepanjang sungai Kali Mas masih belum

dipersiapkan dan ditata sebagai kawasan wisata air. Hal ini menyebabkan

perlunya meninjau kondisi eksisting untuk mengidentifikasi potensi dan

permasalahan terkait wisata air sehingga dapat dikembangkan menjadi satu ruang

luar kawasan wisata air yang terpadu dan terintegrasi satu dengan lainnya.

Terdapat pula permasalahan keterhubungan terkait kondisi pada saat ini

keterhubungan pada sepanjang sungai khususnya akses melalui air sungai tidak

mencapai Taman Skate dan BMX, serta akses darat antar ketiga taman juga belum

terhubung dengan baik. Hal ini membuat wisatawan/pengunjung tidak dapat

menjelajah dan menikmati secara menyeluruh baik melalui akses air maupun

darat.

Dalam melakukan penataan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas perlu

meninjau lansekap kawasan menjadi kawasan wisata air dengan meneliti kondisi

perilaku pengguna/pengunjung, permasalahan teknis sungai, penggunaan lahan,

aksesibilitas dan keamanan agar tercipta kawasan wisata air yang terpadu dan

terintegrasi. Beberapa kriteria khusus yang dihasilkan dalam penataan ruang luar

disepanjang sungai Kali Mas dengan konsep wisata air, antara lain:

Tabel 6. 1 Kriteria Khusus Terkait Sasaran Penelitian ke 2

Faktor Kriteria Khusus

Atraksi Kawasan wisata air sebaiknya memanfaatkan pemandangan alam

maupun buatan seperti sungai dan pepohonan yang rindang, serta

buatan yang ada, seperti jembatan dan sculpture sebagai modal

146

Faktor Kriteria Khusus

something to see, kemudian memanfaatkan sentra kuliner yang ada

sebagai something to do dan to buy.

Fasilitas Kawasan wisata air sungai Kali Mas sebaiknya menyediakan lokasi

parkir yang memadai, pusat informasi, shelter, toilet, souvenir shop,

playground dan fasilitas olah raga air pada tiap segmen yang ada

Aksesibilitas Kawasan wisata air sungai Kali Mas sebaiknya memiliki akses masuk

yang jelas, memiliki dermaga, memiliki pedestrian way yang terhubung,

nyaman dan sertaa memberikan rasa aman pagi wisatawan Koridor

sepanjang sungai Kalimas harus menyediakan jalur pedestrian way yang

aman dan nyaman serta terhubung pada tiap segmen yang ada.

Elemen Lunak

(Softscape)

Kawasan wisata air sungai Kali Mas sebaiknya memiliki softscape

berupa pepohonan peneduh yang rapat dan dapat menaungi wisatawan

dalam menikmati pemandangan dan wisata air di tiap segmen.

Elemen Keras

(Hardscape)

Kawasan wisata air sungai Kali Mas sebaiknya memiliki hardscape

yang dapat menghibur wisatawan dan menjadi obyek wisata baik berupa

sculpture, monumen maupun panggung terbuka pada tiap segmen

potensial

Kepribadian

pengguna/

wisatawam

Penataan lansekap harus mempertahankan spot-spot atau area yang

memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi pengunjung anak-anak,

remaja dan dewasa, serta mewakili kebutuhan pengunjung seperti

kondisi yang teduh di siang hari, bangku-bangku taman yang nyaman,

pencahayaan yang hidup dan mendukung aktifitas wisata yang tetap

hidup pada malam hari dan harus memperhatikan pedestrian way dan

dapat meningkatkan pola pergerakan dengan kegiatan/wisata terkait

disekitarnya

Permasalahan

Teknis

Penataan lansekap perlu memperhatikan jarak bangunan minimal 3

meter kecuali fasilitas jembatan dan dermaga serta menggunakan

material ramah lingkungan serta tetap menjaga kelestarian sungai

Penggunaan

Lahan

Perencanaan penggunaan lahan sebaiknya berorientasi untuk

mendukung kegiatan wisata air, misalnya perdagangan dan jasa untuk

wisata belanja, fasilitas sosial, budaya dan sejarah untuk wisata budaya

dan sejarah, serta memanfaatkan lahan kosong sebagai parkir komunal

dan mengarahkan perumahan sebagai perumahan dengan model vertikal

147

Faktor Kriteria Khusus

atau mix use sebagai hostel atau restoran.

Estetika Penataan lansekap wisata air harus memperhatikan nilai estetika yang

dapat dilakukan dengan meletakkan desain-desain yang dapat dikenali

melalui pola yang menarik, warna yang terang, penambahan sculpture

atau lampion sehingga menjadi karakter khusus agar mudah dikenali

sebagai kawasan wisata air.

Keamanan Penataan lansekap wisata air harus memiliki tingkat keamanan tinggi

dengan menyediakan pos-pos penjagaan yang dapat merangkap sebagai

pusat informasi kegiatan wisata air pada ruang luar sempadan Sungai

Kali Mas. Bangunan sebaiknya memiliki jarak lebih dari 3 meter atau

kurang dari 3 meter dengan sifat bangunan non permanen.

Linkage

Visual

Kawasan wisata air sungai Kali Mas sebaiknya memiliki penghubung

visual berupa pepohonan peneduh atau bangunan sentra PKL, kuliner

atau souvenir shop yang ada di sepanjang badan sungai yang menerus

agar dapat meningkatkan kualitas visual kawasan yang menyatu

Linkage

Struktural

Kawasan wisata air sungai Kali Mas sebaiknya memiliki penghubung

struktural berupa jembatan, pedestrian way yang terhubung serta akses

yang terbuka bagi public untuk meningkatkan keterhubungan ketiga

segmen secara menyatu

Sumber: Hasil Analisa, 2015

Penataan ruang luar dengan konsep wisata air ini dapat diwujudkan dengan

konsep penataan sebagai berikut : Menciptakan wisata air menyusur sungai Kali

Mas dengan titik awal pada spot taman Skate dan BMX dan menghidupkan

kembali fungsi dermaga pada area monkasel sebagai bagian dari fasilitas wisata

air, mempertahankan kegiatan wisata air pada spot taman Prestasi serta

mengembangkan kegiatan wisata air dengan mengaktifkan dermaga pada sisi

selatan taman Prestasi (pada area gedung Grahadi) sebagai fasilitas wisata air,

membuka akses pada area gedung Grahadi, menjadikan spot taman Ekspresi

sebagai bagian dari wisata air dengan membangun dermaga dan menciptakan

148

atraksi wisata air berupa sepeda kayuh pada spot taman Ekspresi sekaligus

sebagai penanda akhir perjalanan wisata air sungai Kali Mas.

6.2. Saran

Dalam implementasi konsep wisata air pada Sungai Kali Mas dapat

diprioritaskan pada pembangunan dan pengaktifan beberapa dermaga yang

diusulkan serta membuka beberapa akses. Arahan konsep diluar konsep utama

dapat dilaksanakan setelah pembangunan konsep utama dilakukan.

Konsep yang telah dirumuskan pada penataan ruang luar sepanjang sungai

Kali Mas diharapkan dapat memunculkan kontinuitas kawasan sehingga

membentuk satu lansekap kawasan wisata air serta mengembangkan potensi

wisata air yang terpadu, terintegrasi dan terhubung satu dengan lainnya, tentunya

tetap dengan menjaga kelestarian lingkungan sungai.

Dalam mewujudkan konsep sebaiknya dilakukan sosialisasi terlebih

dahulu untuk mengenalkan wisata air Kali Mas kepada masyarakat serta dapat

memberikan masukan bagi pemerintah kota Surabaya dalam bidang penataan

kawasan bantaran sungai Kali Mas dalam upaya pengembangan kawasan wisata

air pada sungai Kali Mas.

Serta pada kedepannya sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan yang dapat

membahas aspek ekonomi, sehingga biaya dalam menikmati wisata air ini dapat

dijangkau masyarakat dan tidak menimbulkan kerugian maupun kerusakan

lingkungan sekitar sungai.

149

DAFTAR PUSTAKA

Asihara, Yoshinobu. 1970. Exterior Design in Architecture. New York : Van

Nostrand Reinhold

Arifin, Hadisusilo. 2006. Taman Instan. Jakarta : Penebar Swadaya.

Darjosanjoto, Endang Titi. 2012. Penelitian Arsitektur dibidang Perumahan dan

Permukiman. Surabaya : ITS Press.

Eckbo, Garrett. 1969. The Landscape We See. United States of America :

McGraw-Hill.

Fandeli, Chafid. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta : Fakultas

Kehutanan, Universitas Gajah Mada.

Gold, Seymour M. 1982. Recreation Planning and Design. United States of

America : McGraw-Hill.

Hakim, Rustam. 2012. Komponen Peranccangan Arsitektur Lansekap : Prinsip –

Unsur dan Aplikasi Desain. Jakarta : Bumi Aksara

Laurie, M. 1994. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. PT. Intermatra.

Middleton, Victor. T. C. 2001. Marketing in Travel and Tourism. United States of

America

Savage, V. R,., Huang, S. and Chang, T. C. 2004. The Singapore River Thematic

Zone : Sustainable Tourism in an Urban Context. The Geographical Journal

Volume 170. No. 3, 2004

Spillane, James J. 1994. Pariwisata Indonesia: Siasat Ekonomi Dan Rekayasa

Kebudayaan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Yoeti, Oka. A. 1985. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Yoeti, Oka. A.. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta :

Pradnya Pramita

Zahnd, Markus. 2006. Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta : Penerbit

Kanisius.

_____. 2006. Urban Design Toolkit : Third Edition. 2006. New Zealand : Ministry

for the Enviroment.

150

Dokumen Rencana :

Pemerintah Kota Surabaya (2011). Dokumen Rencana Detail Tata Ruang Kota

Surabaya Tahun 2011 Unit Pengembangan Tunjungan. Surabaya.

Unduhan :

_____ (2006), http://tsiskyspan.com/wp-content/uploads/2013/04/Clarke-Quay-

.pdf, diunduh pada 11 Oktober 2013. [email protected].

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA

No Nama Status Responden

Aktifitas Kesan dalam menggunakan ruang

Harapan tentang penataan ruang luar dan wisata air

Tempat dan Waktu

Wawancara 1 Irfan Pengunjung

Taman Skate dan BMX, berkendaraan motor

Bermain skateboard 2-3 kali tiap minggu

Nyaman karena luas dan banyak spot untuk berlatih skateboard. Namun terdapat beberapa kerusakan pada arena skate serta pengamanan yang tidak terlalu ketat memberikan perasaan bebas dan menjelajah ke seluruh bagian taman.

Ingin mencoba berkeliling dengan wisata air dan berharap harga tiket nantinya tidak terlalu mahal (terjangkau)

Area BMX pada Taman Skate dan BMX, pukul 15.00 (sore hari)

2 Budi Penjaga Parkir WTC, Pengunjung Taman Skate dan BMX, berjalan kaki dari Stasiun Gubeng

Bersantai hampir setiap hari sambil menunggu shift bekerja

Kesan dalam menggunakan ruang menyenangkan dan menenangkan untuk bersantai. Area BMX memberikan kerindangan dan kesejukan di siang hingga sore hari sehingga betah untuk berlama-lama

Dalam menempuh perjalanan menuju taman dengan berjalan kaki dari stasiun Gubeng, dirasakan cukup jauh karena harus melewati Plaza Surabaya. Berharap ada jalan pintas yang lebih dekat agar bisa mencapai taman lebih mudah.

Area BMX pada Taman Skate dan BMX, pukul 16.00 (sore hari)

3 Ragil Pengunjung, Anggota Komunitas Cheerleader yang berlatih di Taman Skate dan BMX, berkendaraan motor

Setiap hari Sabtu dan Minggu menggunakan area BMX untuk latihan cheerleader

Dingin dan sejuk karena banyak pohon (area BMX), akan tetapi fasilitas toilet dirasa jauh dan lebih nyaman mengakses toilet yang ada di Plaza Surabaya meskipun harus menempuh jalan kaki, kemudian perjalanan kaki juga dirasa cukup jauh dari parkir motor juga masuk ke area taman

Tersedia parkir motor yang dekat sehingga akses masuk tidak terlalu jauh dan memperbaiki fasilitas toilet agar mudah diakses. Berharap adanya akses menuju Grand City sehingga dapat mencapai tanpa perlu berkendara motor dan menempuh perjalanan jauh.

Area BMX pada Taman Skate dan BMX, pukul 17.00 (sore hari)

No Nama Status Responden

Aktifitas Kesan dalam menggunakan ruang

Harapan tentang penataan ruang luar dan wisata air

Tempat dan Waktu

Wawancara 4 Monika Pengunjung,

datang bersama 2 teman bersepeda

Bersantai, melihat aksi skateboarding, makan dan minum di pusat PKL hampir tiap sabtu atau minggu sore

Menyenangkan melihat aksi skateboarding dan senang untuk bersantai bersama teman-teman.

Berharap ada tempat berteduh yang nyaman karena suasana yang panas serta tempat parkir khusus sepeda yang aman agar tidak perlu membawa-bawa sepeda saat menuju sentra PKL.

Area monumen Taman Skate dan BMX, pukul 16.00 (sore hari)

5 Eny Pengunjung, berasal dari Margomulyo

Datang berekreasi bersama suami dan anak-anak

Menyenangkan dan ramai, anak-anak juga senang, terutama dengan wisata air

Bagus, berharap ada hiburan lain yang bisa dijadikan pilihan wisata selain di Taman Prestasi serta berharap dapat mencapai Delta Plaza dengan mudah

Area Dermaga, Taman Prestasi Pukul 09.00 (pagi hari)

6 Vika Pengunjung berasal dari Unair

Datang bersama teman-teman tiap weekend

Menyenangkan karena ramai dan menarik

Bagus, berharap PKL tidak hanya pada sentra kuliner tapi berharap bisa menjelajah hingga area kawasan grahadi dan berjalan-jalan di taman Skate dan BMX serta taman Ekspresi sambil berjalan-jalan.

Area Playground, Pukul 10.00 (pagi hari)

7 Feri Pengelola dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sejak Tahun 2004

Pengelola Wisata air Taman Prestasi

Kondisi pengunjung ramai pada sabtu dan minggu, puncaknya pada minggu pagi dan sore, sedangkan pada hari aktif, meskipun buka namun pengunjung sangat jarang. Kondisi pendangkalan yang terjadi pada kawasan jembatan

Akses sebaiknya diperjauh dengan menambah dermaga, namun tetap menjaga kelestarian sungai dan mencegah pendangkalan dengan dikeruk serta tidak membuang sampah di sungai. Sampah juga menjadi masalah bagi operasional perahu karena berpotensi merusak mesin perahu.

Area Dermaga Taman Prestasi Pukul 10.00 (pagi hari)

No Nama Status Responden

Aktifitas Kesan dalam menggunakan ruang

Harapan tentang penataan ruang luar dan wisata air

Tempat dan Waktu

Wawancara Yos Sudarso dan Gentengkali membuat kedalaman air kurang dari 1 meter, sehingga menyulitkan operasional perahu.

8 Kurnia Penjaga Perpustakaan

Penjaga perpustakaan, 6 hari dalam tiap minggu menjaga perpustakaan

Pengunjung banyak datang pada taman untuk bersantai atau membaca buku. Akan tetapi banyak pengunjung yang tidak tahu bahwa disini ada fasilitas perpustakaan dan gratis. Serta kawasan ujung taman sebaiknya diberi akses karena kawasan tersebut jarang terjangkau sehingga terkadang menjadikan kesan tempat yang kurang baik (berpacaran)

Memberikan informasi keberadaan perpustakaan dalam taman serta membuka akses agar terlihat dari luatr jalan dan memanfaatkan kawasan pojok taman yang saat ini jarang dimanfaatkan pengunjung. Pada kawasan Taman Skate dan BMX sebaiknya diberi informasi akses dan pada kawasan PKL diperbaiki karena pada saat ini terkesan kurang ramah dan tidak aman sehingga menjadi takut untuk mencoba masuk dan menikmati kawasan tersebut

Perpustakaan Taman Ekspresi, pada Pukul 11.30 (Pagi Hari)

9 Mita Pengunjung, datang di Taman Ekspresi

Bersantai dan membaca di perpustakaan tiap weekend

Kondisi taman yang rindang dan teduh dapat memberikan kesan nyaman dan tenang

Adanya atraksi sepeda kayuh atau perahu kayuh, diberikan pagar pada tebing sungai.

Kawasan perpustakaan Taman Ekpresi Pada pukul 11 (Siang Hari)

“ Halaman ini sengaja dikosongkan”

BIODATA PENULIS

Penulis dilahirkan di Surabaya, 29 Juni 1989. Penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis

telah menempuh pendidikan formal yaitu Sekolah Dasar

Negeri Kertajaya X/216 Surabaya, SMP Negeri 29

Surabaya, SMA Negeri 6 Surabaya, dan Strata 1 pada

Program studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITS.

Penulis diterima di bidang keahlian Perancangan Kota

ITS pada tahun 2013. Penulis memiliki ketertarikan pada

bidang perancangan dan penataan wilayah kota sehingga mendorong penulis

untuk menuangkannya dalam Tesis.

KESIMPULAN Melalui penataan ruang luar Sungai Kali Mas ini, keberadaan Taman Prestasi, Taman Skate dan BMX serta Taman Ekspresi

memiliki potensi untuk dihubungkan dengan kegiatan wisata air serta mengoptimalkan integrasi dengan kegiatan wisata lain yang

ada di sekitar kawasan tersebut, sehingga memungkinkan pengunjung/wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata tidak hanya menyusur sungai dengan rute pendek akan tetapi dapat

menikmati setiap spot potensial dan menjelajah ruang luar yang ada di sepanjang tepian Sungai Kali Mas.

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

ADANYA POTENSI WISATA AIR MENYUSUR SUNGAI KALI MAS DI TAMAN PRESTASI

PERMASALAHAN : belum adanya keterhubungan (linkage) yang menerus pada ruang luar di

sepanjang sungai Kali Mas (Taman Skate dan BMX- Taman Prestasi – Taman Ekspresi) sebagai atraksi wisata air dan ketersediaan fasilitas yang dapat menciptakan suatu perjalanan wisata air yang

terpadu

PERMASALAHAN : Taman Prestasi TIDAK TERMASUK dalam 9 Spot Rencana Revitalisasi

Kalimas Pemerintah Kota Surabaya

1

PENDAHULUAN

PERTANYAAN PENELITIAN 2 Bagaimana konsep penataan ruang luar sepanjang sungai Kali

Mas, khususnya kawasan Taman Ekspresi, Taman Prestasi hingga Taman Skate dan BMX yang dapat memunculkan kontinuitas kawasan sehingga membentuk satu lansekap

kawasan wisata air serta mengembangkan potensi wisata air yang terpadu, terintegrasi dan terhubung satu dengan lainnya

PENDAHULUAN

TUJUAN PENELITIAN 3 Mengusulkan konsep penataan ruang luar sepanjang Kali

Mas khususnya pada kawasan Taman Ekspresi, Taman Prestasi hingga Taman Skate dan BMX yang menunjang

wisata air yang terpadu di kota Surabaya.

PENDAHULUAN

SASARAN PENELITIAN 4 1. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan ruang luar terkait keberadaan ketiga taman dan kegiatan wisata air sepanjang Sungai Kali Mas 2. Mendapatkan kriteria khusus penataan ruang luar kawasan sepanjang sungai Kali Mas, khususnya sepanjang Taman Ekspresi, Taman Prestasi, Taman Skate dan BMX sebagai satu kawasan wisata air yang terpadu dan terintegrasi dengan kegiatan lainnya yang ada di sekitar kawasan. 3. Mengusulkan konsep penataan ruang luar kawasan sepanjang sungai Kali Mas, khususnya sepanjang Taman Ekspresi, Taman Prestasi, Taman Skate dan BMX yang mendukung usaha wisata air sungai Kali Mas Surabaya.

RUANG LINGKUP TEORI teori lansekap, teori keterhubungan atau linkage,

pemahaman wisata air, pemahaman penataan kawasan tepian sungai dan pemahaman tentang taman

PENDAHULUAN

RUANG LINGKUP 5

Orientasi Lokasi Studi : 1Taman Ekspresi 2Taman Prestasi 3Taman Skate dan BMX Sumber : www.bing.com/maps

1

2

3

RUANG LINGKUP WILAYAH

KAJIAN PUSTAKA

SINTESA PUSTAKA 1 No Teori Sumber Kajian Sintesa Pustaka

1 Pemahaman Wisata Air

Spillane (1994) Middleton (2001) Yoeti (1997) Direktorat Jendral Pariwisata Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam

Komponen yang diperhatikan dari kawasan wisata air : Satu, Atraksi atau Attraction (daya tarik) Kawasan wisata memiliki atraksi yang menarik dan k has serta memilki “something to see”, “something to do” dan “something to buy” Kedua, Fasilitas Kawasan wisata memiliki fasilitas pendukung wisata yang memadai seperti dermaga, pusat informasi wisata, shelter, akomodasi, musholla, toilet, souvenir shop, playground dan fasilitas olah raga air. Ketiga, Aksesibilitas yang mendukung pencapaian kawasan wisata

2 Teori Taman

Laurie (1986) Purnomohadi (1995), Gallion and Eisner (1997). Arifin (2006)

Elemen perancangan taman antara lain Satu, Elemen Lunak Kedua, Elemen Keras. Keduanya dapat berpotensi memberi kesan kesenangan, kegembiraan dan kenyamanan yang dapat dinikmati pengunjung serta memberikan kesempatan rekreasi pada taman kota

3 Teori Lansekap Eckbo (1969) Gold (1980)

Beberapa elemen yang perlu diperhatikan dalam penataan lansekap kawasan wisata antara lain : Satu, Perilaku pengguna/ wisatawan, karena suatu penataan lansekap kawasan wisata harus dapat mewadahi dan memfasilitasi pengguna dengan melihat perilaku pengguna/wisatawan Kedua, Permasalahan teknis , karena suatu penataan lansekap kawasan wisata harus menyesuaikan kondisi fisik lansekap dan memperhatikan kegiatan wisata terkait permasalahan teknis kawasan Ketiga, Tata Guna Lahan, karena tata guna lahan suatau penataan lansekap kawasan wisata harus terintegrasi dan mendukung kegiatan yang ada. Keempat, Estetika, karena suatu penataan lansekap kawasan wisata harus memiliki estetika yang memberi kesan rekreatif Kelima, Keamanan, penataan lansekap kawasan wisata sebaiknya memberikan keamanan yang memberikan rasa nyaman dan bahagia bagi pengunjung

4 Teori Keterhubungan Markus Zahnd (1999)

Beberapa elemen penghubung yang dapat menghubungkan antar kawasan dalam kota adalah Satu, Penghubung Visual yang dapat menyatukan kawasan dalam kota baik berupa garis, koridor, sisi, sumbu maupun irama Kedua, Penghubung Struktural yang dapat meningkatkan kualitas kawasan wisata dan menyatukan potensi wisata melalui elemen tambahan, sambungan maupun tembusan.

KAJIAN PUSTAKA

KRITERIA UMUM 2 No. Aspek Penelitian

yang ditinjau Kriteria Umum

1. Aspek Wisata Air Dalam merancang kawasan wisata, kriteria yang harus diperhatikan antara lain : Satu,Atraksi atau Attraction (daya tarik) Kawasan wisata air harus memiliki atraksi yang menarik dan khas serta memilki “something to see”, “something to do” dan

“something to buy”. Kedua, Fasilitas Kawasan wisata air harus memiliki fasilitas pendukung wisata yang memadai seperti dermaga, pusat informasi wisata, shelter,

akomodasi, musholla, toilet, souvenir shop, playground dan fasilitas olah raga air. Ketiga, Aksesibilitas Kawasan wisata air harus memiliki aksesibilitas yang dapat mendukung pencapaian kawasan wisata

Beberapa kriteria ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengunjung dan wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata.

2. Aspek Perancangan Taman

Dalam merancang kawasan taman penting dalam memperhatikan elemen perancangan taman, yaitu : Satu, Elemen lunak (softscape ) Kawasan wisata sebaiknya memiliki elemen lunak (softscape) yang dapat berpotensi memberi kesan kesenangan, kegembiraan dan

kenyamanan yang dapat dinikmati pengunjung Kedua, Elemen keras (hardtscape) Kawasan wisata sebaiknya memiliki elemen keras (hardscape) yang dapat berpotensi memberi kesan kesenangan, kegembiraan

dan kenyamanan yang dapat dinikmati pengunjung

3. Aspek Penataan Lansekap

Untuk merancang kawasan lansekap yang dapat menjembatani manusia/wisatawan dalam kawasan wisata maka perlu mempertimbangkan kriteria berikut antara lain :

Satu, Perilaku pengguna/ wisatawan Penataan lansekap kawasan wisata harus dapat mewadahi dan memfasilitasi pengguna dengan melihat perilaku

pengguna/wisatawan Kedua, Permasalahan teknis sungai Penataan lansekap kawasan wisata harus menyesuaikan kondisi fisik lansekap dan memperhatikan kegiatan wisata terkait

permasalahan teknis kawasan Ketiga, Penggunaan Lahan Penggunaan lahan suatau penataan lansekap kawasan wisata harus terintegrasi dan mendukung kegiatan wisata yang ada. Keempat, Estetika Penataan lansekap kawasan wisata harus memiliki estetika yang memberikan kesan rekreatif Kelima, Keamanan Penataan lansekap kawasan wisata sebaiknya memberikan keamanan yang memberikan rasa nyaman dan bahagia bagi

pengunjung. 4. Aspek

Keterhubungan Dalam menghubungkan kawasan satu dengan yang lain dalam perancangan kawasan wisata, kriteria umum yang perlu diperhatikan adalah :

Satu, Penghubung Visual Kawasan wisata sebaiknya memiliki penghubung visual yang dapat menyatukan kawasan wisata baik berupa garis, koridor, sisi,

sumbu atau irama Kedua, Penghubung Struktural Kawasan wisata sebaiknya memiliki penghubung structural yang dapat meningkatkan kualitas kawasan wisata dan menghubungkan

setiap potensi baik melalui elemen tambahan, sambungan maupun tembusan

METODOLOGI PENELITIAN

TAHAPAN PENELITIAN 1 No Sasaran Penelitian Metode

Pengumpulan Data

Aspek Yang Ditinjau Teknik Analisa Output

1 Mengidentifikasi Potensi Dan Permasalahan Ruang Luar Terkait Sepanjang Sungai Kali Mas Wisata Air (Sasaran Penelitian Terkait Aspek Wisata Air dan Aspek Perancangan Taman)

Data Primer: Observasi dan Wawancara

1. Aspek Wisata Air yang terdiri dari Satu, Atraksi Kedua, Fasilitas Ketiga, Aksesibilitas

Walkthrough

Analysis

Potensi dan Solusi permasalahan kegiatan wisata air sepanjang sungai Kali Mas

2. Aspek Perancangan Taman : Satu, Elemen Lunak (Softscape) Kedua, Elemen Keras (Hardscape)

2 Mendapatkan Kriteria Khusus Penataan Ruang Luar Dengan Konsep Wisata Air Di Sepanjang Sungai Kali Mas (Sasaran Penelitian Terkait Aspek Penataan Lansekap)

Data Primer: Observasi dan Wawamcara Data Sekunder: Kebijakan terkait penataan sungai Kali Mas

3. Aspek Perancangan Lansekap Satu, Kepribadian dan perilaku pengguna/wisatawan Kedua, Permasalahan teknis sungai Ketiga, Penggunaan Lahan Keempat, Estetika Kelima, Keamanan

Cognitive Mapping

Character Appraisal

Kriteria khusus penataan ruang luar dengan konsep wisata air sepanjang sungai Kali Mas

3 Mendapatkan Konsep Penataan Ruang Luar Di Sepanjang Sungai Kali Mas Dengan Konsep Wisata Air (Sasaran Penelitian Terkait Aspek Keterhubungan / Linkage)

Menerjemahkan output teknik analisa dan kriteria khusus pada sasaran 1 dan 2 untuk mendapatkan konsep penataan ruang luar.

4. Aspek Keterhubungan (Linkage) Satu, Linkage Visual Kedua, Linkage Struktural

Character Appraisal

Konsep penataan ruang luar dengan konsep wisata air sungai Kali Mas

METODOLOGI PENELITIAN

DIAGRAM ALUR PENELITIAN 2

WALKTHROUGH ANALYSIS

PEMBAHASAN DAN ANALISA POTENSI DAN PERMASALAHAN RUANG LUAR

SEPANJANG SUNGAI KALI MAS TERKAIT WISATA AIR 1

WALKTHROUGH ANALYSIS

PEMBAHASAN DAN ANALISA POTENSI DAN PERMASALAHAN RUANG LUAR

SEPANJANG SUNGAI KALI MAS TERKAIT WISATA AIR 1

WALKTHROUGH ANALYSIS

PEMBAHASAN DAN ANALISA POTENSI DAN PERMASALAHAN RUANG LUAR

SEPANJANG SUNGAI KALI MAS TERKAIT WISATA AIR 1

WALKTHROUGH ANALYSIS

PEMBAHASAN DAN ANALISA POTENSI DAN PERMASALAHAN RUANG LUAR

SEPANJANG SUNGAI KALI MAS TERKAIT WISATA AIR 1

COGNITIVE MAPPING ANALYSIS

PEMBAHASAN DAN ANALISA KRITERIA KHUSUS PENATAAN RUANG LUAR DENGAN

KONSEP WISATA AIR DI SEPANJANG SUNGAI KALI MAS 2

COGNITIVE MAPPING ANALYSIS

PEMBAHASAN DAN ANALISA KRITERIA KHUSUS PENATAAN RUANG LUAR DENGAN

KONSEP WISATA AIR DI SEPANJANG SUNGAI KALI MAS 2 Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus dapat mewadahi dan memfasilitasi pengguna dengan melihat perilaku pengguna/wisatawan

SEGMEN 1 SEGMEN 2 SEGMEN 3 Kriteria Khusus

Kesesuaian desain taman dengan

aktifitas skate membuat pengunjung

nyaman dan menikmati spot-spot area

skate pada segmen ini

Kesesuaian desain taman

dengan aktifitas bermain

anak-anak dan wisata air

membuat pengunjung puas

dan beraktitas dengan

nyaman

Kesesuaian desain taman

baik playground,

perpustakaan hingga jalur

refleksi membuat taman ini

digemari pengunjung dari

anak-anak hingga dewasa

Penataan lansekap harus mempertahankan spot-

spot atau area yang memberikan kenyamanan dan

kepuasan bagi pengunjung anak-anak, remaja dan

dewasa

Penataan lansekap harus mewakilki kebutuhan

pengunjung seperti kondisi yang teduh di siang hari,

bangku-bangku taman yang nyaman, pencahayaan

yang hidup dan mendukung aktifitas wisata yang

tetap hidup pada malam hari

Penataan lansekap harus memperhatikan

pedestrian way dan dapat meningkatkan pola

pergerakan dengan kegiatan/wisata terkait

disekitarnya

Desain taman belum mewakili

pengunjung yang ingin bersantai,

kondisi taman pada pagi hingga siang

hari kurang mendukung karena suasana

yang kurang teduh serta kurangnya

bangku-bangku taman untuk

beristirahat maupun menikmati

pemandangan

Pada malam hari, desain

taman kurang hidup

sehingga sepi pengunjung

dan menjadikan turunnya

image kawasan wisata pada

segmen ini

Pada malam hari,

keterbatasan jam

operasional taman

menjadikan taman ini

memilki suasana yang sepi

dan menurunkan kualitas

image kawasan wisata pada

kawasan ini

Pola pergerakan yang beragam dan

terakit dengan kegiatan (wisata lain)

disekitarnya perlu diwadahi dengan

ketersediaan fasilitas pejalan kaki yang

nyaman

Pola pergerakan perlu

diperluas sehingga

pengunjung dapat

mengeksplorasi kawasan

wisata/kegiatan terkait

pada segmen 2

Aktifitas dan pola

pergerakan perlu

ditambahkan agar dapat

meningkatkan aktifitas

kegiatan wisata pada

segmen ini

CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS

PEMBAHASAN DAN ANALISA KRITERIA KHUSUS PENATAAN RUANG LUAR DENGAN

KONSEP WISATA AIR DI SEPANJANG SUNGAI KALI MAS 2 Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus menyesuaikan kondisi fisik lansekap

dan memperhatikan kegiatan wisata terkait permasalahan teknis kawasan

Permasalahan Teknis Kriteria Khusus

Memiliki syarat paling sedikit berjarak 3 m (tiga

meter) dari tepi luar kaki tanggul sepanjang

alur sungai, namun tidak berlaku bagi

bangunan yang terdapat dalam sempadan

sungai untuk fasilitas kepentingan tertentu

yang meliputi fasilitas jembatan dan dermaga

serta menghindari bentuk bangunan permanen

serta sebaiknya meggunakan material yang

ramah lingkungan dan tetap menjaga

kelestarian lingkungan sungai

Penataan lansekap perlu memperhatikan

jarak bangunan minimal 3 meter kecuali

fasilitas jembatan dan dermaga serta

menggunakan material ramah lingkungan

serta tetap menjaga kelestarian sungai

Penataan lansekap harus memilki

perlindungan sungai dan meningkatkan

kesadaran wisatawan untuk menjaga

kelestarian dan kebersihan lingkungan

khususnya kawasan sekitar sungai

Karakter sungai yang rawan pendangkalan

lumpur sehingga perlu menjaga stabilitas

kedalaman air agar tetap aman untuk

operasional perahu wisata air

CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS

PEMBAHASAN DAN ANALISA KRITERIA KHUSUS PENATAAN RUANG LUAR DENGAN

KONSEP WISATA AIR DI SEPANJANG SUNGAI KALI MAS 2 Kriteria Umum : Penggunaan lahan suatau penataan lansekap kawasan wisata harus terintegrasi dan mendukung kegiatan wisata yang ada.

Jenis Analisis Kriteria Khusus

Perdagangan

dan Jasa

Kawasan perdagangan dan jasa yang ada pada kawasan studi seperti Plaza Surabaya, WTC dan Grandcity memiliki potensi

untuk dikaitkan dengan kegiatan wisata air. Hal ini dikarenakan keberadaan perdagangan dan jasa memberikan

kesempatan pengunjung/wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata belanja.

Perencanaan penggunaan lahan

sebaiknya berorientasi untuk

mendukung kegiatan wisata air,

misalnya perdagangan dan jasa

untuk wisata belanja, fasilitas

sosial, budaya dan sejarah untuk

wisata budaya dan sejarah, serta

memanfaatkan lahan kosong

sebagai parkir komunal dan

mengarahkan perumahan

sebagai perumahan dengan

model vertikal atau mix use

sebagai hostel atau restoran.

Perumahan Kawasan perumahan yang ada di kawasan studi sebagian besar memiliki fungsi sebagai depot sehingga tetap bisa

berkaitan dengan wisata air. Sedangkan kawasan perumahan sekitar Jalan Ketabang Kali memilki potensi untuk dijadikan

hostel atau perumahan vertikal (apartemen) karena keduanya dapat menambah akomodasi dan mendukung kegiatan

wisata.

Fasilitas

Pemerintahan

Fasilitas Pemerintahan yang ada, seperti Grahadi dan Gedung DPRD sebaiknya tetap dipertahankan keberadaannya

Fasilitas

Peribadatan

Fasilitas Peribadatan yang ada berupa gereja, merupakan bangunan yang sebaiknya tetap dipertahankan

Fasilitas Olah

Raga

Fasilitas olah raga yang ada di kawasan Plaza Surabaya memiliki sarana olah raga berupa kolam renang, yang berpotensi

mendukung kegiatan wisata air

Fasilitas Sosial,

Budaya dan

Sejarah

Fasilitas Sosial, Budaya dan Sejarah berupa Monkasel dan Gedung Balai Pemuda serta kawasan Perpustakaan Kota

memiliki potensi besar dikaitkan dengan wisata air. Hal ini dikarenakan tempat-tempat tersebut memberikan opsi

kegiatan wisata yang berwarna dan berbeda.

Taman Setiap taman yang ada di kawasan studi seperti Taman Skate dan BMX, Taman Prestasi dan Taman Ekspresi memiliki

potensi selain sebagai ruang terbuka hijau juga sebagai titik interkoneksi antar kawasan melalui prasarana dermaga sungai

Perumahan

Liar

Perumahan liar yang ada di kawasan studi sebaiknya ditata sebagai penggunaan fungsi lain yang berkaitan dengan wisata

air, seperti menjadikan kawasan souvenir shop atau kafe.

Lahan Kosong/

Gedung

Kosong

Terdapat dua potensial lahan kosong atau bangunan tidur, seperti gedung Taman Siswa yang berpotensi untuk

dikembangkan sebagai kafe, restoran atau sentra PKL di Taman Ekspresi serta sebuah rumah kosong di kawasan Ketabang

Kali yang dapat dimanfaatkan sebagai Parkir Komunal

CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS

PEMBAHASAN DAN ANALISA KRITERIA KHUSUS PENATAAN RUANG LUAR DENGAN

KONSEP WISATA AIR DI SEPANJANG SUNGAI KALI MAS 2

CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS

PEMBAHASAN DAN ANALISA KRITERIA KHUSUS PENATAAN RUANG LUAR DENGAN

KONSEP WISATA AIR DI SEPANJANG SUNGAI KALI MAS 2 Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata harus memiliki estetika yang memberikan

kesan rekreatif Analisis Kriteria Khusus

Kawasan studi belum menyuguhkan kesan estetis yang

tinggi. Dapat dicapai dengan menciptakan desain-desain

yang mudah dikenali, menyuguhkan kontinuitas

kawasan, menghasilkan volume dengan karakter dan

proporsi yang special. Menambah kesan estetika dapat

dilakukan dengan menambah sculpture atau shelter

yang menarik, unik dan khas seperti menambah

sculpture suro dan boyo atau lampion serta shelter yang

berakarakter khusus seperti pada segmen 1 yang

membutuhkan penambahan shelter maka dapat

disesuaikan dengan karakter taman skate dan bmx.

Penataan lansekap wisata air harus

memperhatikan nilai estetika dengan

menambah sculpture atau lampion dengan

karakter khusus agar mudah dikenali

CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS

PEMBAHASAN DAN ANALISA KRITERIA KHUSUS PENATAAN RUANG LUAR DENGAN

KONSEP WISATA AIR DI SEPANJANG SUNGAI KALI MAS 2 Kriteria Umum : Penataan lansekap kawasan wisata sebaiknya memberikan keamanan yang memberikan rasa

nyaman dan bahagia bagi pengunjung.

Analisis Kriteria Khusus

Kawasan studi belum memilki tingkat

keamanan yang baik, serta kondisi

sempadan sungai yang saat ini kurang

ramah khususnya kawasan sentra PKL di

Taman Skate dan BMX serta kawasan jalur

pedestrian di sempadan sungai di belakang

gedung Grahadi serta kawasan dekat

permukiman liar memberikan kesan tidak

aman. Perlu penambahan pos-pos

penjagaan untuk memberikan kesan aman

dan nyaman bagi wisatawan dan pengguna

pejalan kaki

Penataan lansekap wisata air harus memiliki tingkat keamanan tinggi

dengan menyediakan pos-pos penjagaan yang dapat merangkap

sebagai pusat informasi kegiatan wisata air pada ruang luar

sempadan Sungai Kali Mas. Bangunan sebaiknya memiliki jarak lebih

dari 3 meter atau kurang dari 3 meter dengan sifat bangunan non

permanen.

CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS

PEMBAHASAN DAN ANALISA KONSEP PENATAAN RUANG LUAR DI SEPANJANG

SUNGAI KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR 3 Satu, Linkage Visual

CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS

PEMBAHASAN DAN ANALISA KONSEP PENATAAN RUANG LUAR DI SEPANJANG

SUNGAI KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR 3 Dua, Linkage Struktural

CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS

PEMBAHASAN DAN ANALISA KONSEP PENATAAN RUANG LUAR DI SEPANJANG

SUNGAI KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR 3 Character Appraisal dalam Merumuskan Konsep Perancangan

CHARACTER APPRAISAL ANALYSIS

PEMBAHASAN DAN ANALISA KONSEP PENATAAN RUANG LUAR DI SEPANJANG

SUNGAI KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR 3 Character Appraisal dalam Merumuskan Konsep Perancangan

PEMBAHASAN DAN ANALISA ARAHAN DESAIN PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI

KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR 1

Arahan Desain 1 Pada arahan desain 1 memfokuskan penataan ruang luar untuk menciptakan wisata air menyusur sungai Kali Mas dengan titik awal spot taman Skate dan BMX dan menghidupkan kembali fungsi dermaga pada area monkasel sebagai bagian dari

fasilitas wisata air. Pada arahan desain ini juga dilakukan dengan membuka akses tepian sungai Kali Mas pada rest area monkasel agar dapat membuka akses menuju taman Skate dan BMX dan menjadikan area parkir monkasel menjadi area

parkir monkasel dan pengunjung wisata air.

PEMBAHASAN DAN ANALISA ARAHAN DESAIN PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI

KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR – SEGMEN 1 1

PEMBAHASAN DAN ANALISA ARAHAN DESAIN PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI

KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR – SEGMEN 1 1

SEBELUM

SESUDAH

Arahan Desain 2 Pada arahan desain 2 memfokuskan penataan ruang luar untuk menciptakan kawasan wisata air dengan mempertahankan

kegiatan wisata air yang ada dan mengaktifkan dermaga pada sisi selatan Taman Prestasi pada area belakang Gedung Grahadi. Pada arahan desain ini juga dilakukan dengan membuka akses tepian sungai Kali Mas pada kawasan belakang

grahadi yang tertutup agar menjadi bagian kawasan wisata dan memudahkan akses bagi pengunjung wisata air.

PEMBAHASAN DAN ANALISA ARAHAN DESAIN PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI

KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR – SEGMEN 2 1

SEBELUM

SESUDAH

Arahan Desain 3 Pada arahan desain 3 memfokuskan penataan ruang luar untuk menciptakan kawasan wisata air dengan membangun

dermaga dan menciptakan atraksi sepeda kayuh pada Taman Ekspresi sekaligus sebagai penanda akhir perjalanan wisata air. Pada arahan desain ini juga dilakukan dengan membuka akses pada bagian taman yang berdekatan dengan bekas Gedung

Taman Siswa agar memudahkan akses bagi pengunjung wisata air.

PEMBAHASAN DAN ANALISA ARAHAN DESAIN PENATAAN RUANG LUAR SEPANJANG SUNGAI

KALI MAS DENGAN KONSEP WISATA AIR – SEGMEN 3 1

SEBELUM SESUDAH

SEBELUM SESUDAH

KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Kawasan sepanjang sungai Kali Mas Surabaya dengan dimulai dari kawasan Taman Skate dan BMX atau area Monkasel hingga Taman Ekspresi melalui Taman Prestasi memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi satu ruang luar kawasan wisata air yang terpadu dan terintegrasi satu dengan lainnya. 2. Dalam melakukan penataan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas perlu meninjau lansekap kawasan menjadi kawasan wisata air dengan meneliti kondisi perilaku pengguna/pengunjung, permasalahan teknis sungai, penggunaan lahan, aksesibilitas dan keamanan agar tercipta kawasan wisata air yang terpadu dan terintegrasi 3. Penataan ruang luar dengan konsep wisata air ini dapat diwujudkan dengan konsep penataan sebagai berikut : Menciptakan wisata air menyusur sungai Kali Mas dengan titik awal pada spot taman Skate dan BMX dan menghidupkan kembali fungsi dermaga pada area monkasel sebagai bagian dari fasilitas wisata air, mempertahankan kegiatan wisata air pada spot taman Prestasi serta mengembangkan kegiatan wisata air dengan mengaktifkan dermaga pada sisi selatan taman Prestasi (pada area gedung Grahadi) sebagai fasilitas wisata air, membuka akses pada area gedung Grahadi, menjadikan spot taman Ekspresi sebagai bagian dari wisata air dengan membangun dermaga dan menciptakan atraksi wisata air berupa sepeda kayuh pada spot taman Ekspresi sekaligus sebagai penanda akhir perjalanan wisata air sungai Kali Mas.

SARAN

Dalam implementasi konsep wisata air pada Sungai Kali Mas dapat diprioritaskan pada pembangunan dan pengaktifan beberapa dermaga yang diusulkan serta membuka beberapa akses. Arahan konsep diluar konsep utama dapat dilaksanakan setelah pembangunan konsep utama dilakukan. Konsep yang telah dirumuskan pada penataan ruang luar sepanjang sungai Kali Mas diharapkan dapat memunculkan kontinuitas kawasan sehingga membentuk satu lansekap kawasan wisata air serta mengembangkan potensi wisata air yang terpadu, terintegrasi dan terhubung satu dengan lainnya, tentunya tetap dengan menjaga kelestarian lingkungan sungai. Dalam mewujudkan konsep sebaiknya dilakukan sosialisasi terlebih dahulu untuk mengenalkan wisata air Kali Mas kepada masyarakat serta dapat memberikan masukan bagi pemerintah kota Surabaya dalam bidang penataan kawasan bantaran sungai Kali Mas dalam upaya pengembangan kawasan wisata air pada sungai Kali Mas. Serta pada kedepannya sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan yang dapat membahas aspek ekonomi, sehingga biaya dalam menikmati wisata air ini dapat dijangkau masyarakat dan tidak menimbulkan kerugian maupun kerusakan lingkungan sekitar sungai.

DAFTAR PUSTAKA Arifin, Hadisusilo. 2006. Taman Instan. Jakarta : Penebar Swadaya. Darjosanjoto, Endang Titi. 2012. Penelitian Arsitektur dibidang Perumahan dan Permukiman. Surabaya : ITS Press. Eckbo, Garrett. 1969. The Landscape We See. United States of America : McGraw-Hill. Fandeli, Chafid. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta : Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada. Gold, Seymour M. 1982. Recreation Planning and Design. United States of America : McGraw-Hill. Laurie, M. 1994. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. PT. Intermatra. Middleton, Victor. T. C. 2001. Marketing in Travel and Tourism. United States of America Spillane, James J. 1994. Pariwisata Indonesia: Siasat Ekonomi Dan Rekayasa Kebudayaan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Sunaryo, Rony G dan Catherine Susanto. 2012. Citywalk Kalimas di Surabaya. Surabaya : Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Steiner, Frederic. R and Kent Butler. 2006. Planning and Urban Design Standards. United States of America : American Planning Assosiation. Yoeti, Oka. A.. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Karya Unipress Yoeti, Oka. A. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa. Zahnd, Markus. 2006. Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Urban Design Toolkit : Third Edition. 2006. New Zealand : Ministry for the Enviroment. Dokumen Rencana : Rencana Detail Tata Ruang Kota Surabaya Tahun 2011 Unit Pengembangan Tunjungan Unduhan : http://pariwisatasurabaya.com/taman/taman-ekspresi diunduh pada 11 Oktober 2013 http://wisataman.wordpress.com/2012/05/03/taman-prestasi/ diunduh pada 11 Oktober 2013 http://www.transsurabaya.com/2010/12/taman-prestasi-surabaya/ diunduh pada 11 Oktober 2013 http://wisata.suarasurabaya.net/news/2013/118740-Mengemas-Asa-Kalimas-%282%29 diunduh pada 11 Oktober 2013 http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/04/25/taman-ini-punya-dermaga-sungai-lho-550264.html diunduh pada 11 Oktober 2013 http://surabayacityguide.co.id/detail/11/surabaya/12-Spot-Wisata-Kalimas diunduh pada pada 2 Maret 2014 http://medha.lecture.ub.ac.id diunduh pada pada 2 Maret 2014 http://www.surabayatourism.com/det_obyek.php?ID=95&lang=1 diunduh pada pada 2 Maret 2014 http://wisataman.wordpress.com/2012/05/03/taman-prestasi/ diunduh pada 2 Maret 2014 http://satpolpp.surabaya.go.id/detil_berita.php?id_berita=9 diunduh pada pada 2 Maret 2014 http://surabayapagi.com diunduh pada 2 Maret 2014

DAFTAR PUSTAKA Arifin, Hadisusilo. 2006. Taman Instan. Jakarta : Penebar Swadaya. Darjosanjoto, Endang Titi. 2012. Penelitian Arsitektur dibidang Perumahan dan Permukiman. Surabaya : ITS Press. Eckbo, Garrett. 1969. The Landscape We See. United States of America : McGraw-Hill. Fandeli, Chafid. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta : Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada. Gold, Seymour M. 1982. Recreation Planning and Design. United States of America : McGraw-Hill. Laurie, M. 1994. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. PT. Intermatra. Middleton, Victor. T. C. 2001. Marketing in Travel and Tourism. United States of America Spillane, James J. 1994. Pariwisata Indonesia: Siasat Ekonomi Dan Rekayasa Kebudayaan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Sunaryo, Rony G dan Catherine Susanto. 2012. Citywalk Kalimas di Surabaya. Surabaya : Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Steiner, Frederic. R and Kent Butler. 2006. Planning and Urban Design Standards. United States of America : American Planning Assosiation. Yoeti, Oka. A.. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Karya Unipress Yoeti, Oka. A. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa. Zahnd, Markus. 2006. Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Urban Design Toolkit : Third Edition. 2006. New Zealand : Ministry for the Enviroment. Dokumen Rencana : Rencana Detail Tata Ruang Kota Surabaya Tahun 2011 Unit Pengembangan Tunjungan Unduhan : http://pariwisatasurabaya.com/taman/taman-ekspresi diunduh pada 11 Oktober 2013 http://wisataman.wordpress.com/2012/05/03/taman-prestasi/ diunduh pada 11 Oktober 2013 http://www.transsurabaya.com/2010/12/taman-prestasi-surabaya/ diunduh pada 11 Oktober 2013 http://wisata.suarasurabaya.net/news/2013/118740-Mengemas-Asa-Kalimas-%282%29 diunduh pada 11 Oktober 2013 http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/04/25/taman-ini-punya-dermaga-sungai-lho-550264.html diunduh pada 11 Oktober 2013 http://surabayacityguide.co.id/detail/11/surabaya/12-Spot-Wisata-Kalimas diunduh pada pada 2 Maret 2014 http://medha.lecture.ub.ac.id diunduh pada pada 2 Maret 2014 http://www.surabayatourism.com/det_obyek.php?ID=95&lang=1 diunduh pada pada 2 Maret 2014 http://wisataman.wordpress.com/2012/05/03/taman-prestasi/ diunduh pada 2 Maret 2014 http://satpolpp.surabaya.go.id/detil_berita.php?id_berita=9 diunduh pada pada 2 Maret 2014 http://surabayapagi.com diunduh pada 2 Maret 2014