Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-2024

24
Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-2024 1

Transcript of Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-2024

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-2024 1

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-20242

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-2024 3

PETA JALANPERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING INDONESIA 2018-2024

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-20244

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-2024

©Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia, 2020

Sekretariat Wakil Presiden Republik IndonesiaTim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting)/TP2AK

Gedung Grand Kebon Sirih, Lantai 15

Jl. Kebon Sirih Raya No. 35 Jakarta Pusat 10340

Telepon (021) 237 228

Faksimili (021) 391 2511

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-2024 5

DAFTAR ISI

Pendahuluan

Sasaran

Peta Jalan Pelaksanaan Percepatan Pencegahan Stunting

Cara Kerja/Mekanisme Pelaksanaan Program

6

6

7

19

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-20246

Pendahuluan

Stunting atau sering disebut kerdil, adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (Balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya.

Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK mempunyai dampak yang besar pada kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang. Stunting menyebabkan terhambatnya pertumbuhan fisik anak dan juga menyebabkan hambatan perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan. Anak yang stunting, ketika dewasa akan rentan terhadap penyakit tidak menular. Stunting dan masalah gizi lain diperkirakan menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 3% per tahun.

Global Nutrition Report 2016 mencatat bahwa prevalensi stunting di Indonesia berada pada peringkat 108 dari 132 negara. Dalam laporan sebelumnya, Indonesia tercatat sebagai salah satu dari 17 negara yang mengalami beban ganda gizi, baik kelebihan maupun kekurangan gizi. Di kawasan Asia Tenggara, prevalensi stunting di Indonesia merupakan tertinggi kedua, setelah Kamboja.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan penurunan prevalensi stunting nasional sebesar 6,4% selama periode 5 tahun, yaitu dari 37,2% (2013) menjadi 30,8% (2018). Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting pada balita tahun 2019 turun menjadi 27,7%. Artinya terjadi penurunan sebesar 3.1% dalam periode satu tahun terakhir. Meskipun prevalensi stunting sudah mengalami penurunan dari tahun 2013, tetapi prevalensinya masih tergolong tinggi. Pemerintah telah menetapkan target penurunan prevalensi stunting pada balita di Indonesia menjadi 14% pada tahun 2024. Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah saat ini sedang melakukan upaya percepatan dalam melakukan penurunan stunting dengan mendorong konvergensi antar program yang terkait. Melalui program ini dipastikan rumah tangga yang mempunyai ibu hamil dan anak usia 0 – 24 bulan (Keluarga 1000 Hari Pertama Kehidupan/HPK) menerima program dan kegiatan yang diperlukan dalam rangka melakukan percepatan pencegahan stunting.

Sasaran

Sasaran program percepatan pencegahan stunting dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran prioritas dan sasaran penting;

• Sasaran prioritas dari program ini adalah ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0 – 23 bulan atau disebut sebagai Keluarga 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-2024 7

Peta Jalan Pelaksanaan Percepatan Pencegahan Stunting

Komitmen politik dan visi kepemimpinan nasional

Untuk mencapai target yang telah ditetapkan, telah disusun Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) atau Stranas Stunting yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres). Dokumen Stranas Stunting menjadi acuan bagi para pihak pemangku kepentingan di tingkat pusat daerah, baik dari unsur pemerintah maupun non pemerintah dalam melakukan percepatan pencegahan stunting. Stranas Stunting menetapkan 5 pilar untuk percepatan pencegahan stunting, sebagai berikut:

Pilar 1

Pilar 1 (satu) bertujuan memastikan pencegahan stunting menjadi prioritas pemerintah dan masyarakat di semua tingkatan. Pilar ini menjaga dan menindaklanjuti komitmen dan visi Presiden dan Wakil Presiden terhadap Percepatan Pencegahan Stunting dengan mengarahkan, mengoordinasikan, dan memperkuat strategi, kebijakan, dan target pencegahan stunting. Penyelenggaraannya dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah desa, kelompok-kelompok masyarakat, hingga rumah tangga. Kegiatan-kegiatan dalam Pilar 1 dikoordinasikan oleh Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia (Setwapres RI).

Kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku

Pilar 2

Pilar 2 (dua) bertujuan meningkatkan kesadaran publik dan perubahan perilaku masyarakat untuk mencegah stunting. Pilar ini meliputi: (a) Advokasi secara berkelanjutan kepada para pembuat keputusan di berbagai tingkatan pemerintah, (b) Kampanye nasional dan sosialisasi kepada pengelola program menggunakan berbagai bentuk media dan kegiatan-kegiatan masyarakat, serta (c) Komunikasi Antar Pribadi (KAP) untuk mempercepat perubahan perilaku di tingkat rumah tangga dalam mendukung ibu hamil dan mengasuh anak 0-23 bulan. Pilar 2 dikoordinasikan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

• Sasaran penting dari program ini adalah Wanita Usia Subur (WUS), remaja putri dan anak usia 24 – 59 bulan.

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-20248

Konvergensi program dan kegiatan dari mulai tingkat pusat, kabupaten/kota dan desa.

Pilar 3

Pilar 3 (tiga) bertujuan memperkuat konvergensi melalui koordinasi dan konsolidasi program dan kegiatan pusat, daerah, dan desa. Konvergensi merupakan pendekatan penyampaian intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terintegrasi, dan bersama-sama untuk mencegah stunting kepada sasaran prioritas. Penyelenggaraan intervensi secara konvergen dilakukan dengan menyelaraskan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan pengendalian kegiatan lintas sektor serta antar tingkat pemerintahan dan masyarakat. Pilar 3 dikoordinasikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri, dengan melibatkan kementerian teknis terkait, pemerintah daerah, dan pemerintah desa.

Kebijakan ketahanan pangan dan gizi.

Pilar 4

Pilar 4 (empat) bertujuan meningkatkan akses terhadap makanan bergizi dan mendorong ketahanan pangan. Pilar ini meliputi penguatan kebijakan pemenuhan kebutuhan gizi dan pangan masyarakat, mencakup pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, pemberian bantuan pangan dan makanan tambahan, investasi dan inovasi pengembangan produk, dan keamanan pangan sejalan dengan amanat Undang-Undang No. 36/2009 tentang Kesehatan dan Undang-Undang No. 18/2012 tentang Pangan. Pilar 4 dikoordinasikan oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Kesehatan, dengan melibatkan kementerian teknis terkait, pemerintah daerah maupun desa.

Monitoring dan evaluasi

Pilar 5

Pilar 5 (lima) bertujuan meningkatkan pemantauan dan evaluasi sebagai dasar untuk memastikan pemberian layanan yang bermutu, peningkatan akuntabilitas, dan percepatan pembelajaran. Pemantauan dan evaluasi akan menitikberatkan pada:

(a) Dampak dan capaian program; (b) Output kunci; dan (c) Faktor-faktor yang mendukung percepatan pencegahan stunting.

Sistem pemantauan dan evaluasi berbasis hasil dapat membantu pemerintah untuk membangun basis pengetahuan yang kuat dan mendorong perubahan cara menyelenggarakan program, peningkatan kinerja, akuntabilitas, transparansi, pengetahuan dan mempercepat pembelajaran. Untuk memastikan keberlanjutannya, sistem pemantauan dan evaluasi berbasis hasil ini perlu mendapat perhatian, dukungan sumber daya, dan komitmen politik secara terus menerus.

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-2024 9

Pemantauan akan memanfaatkan sistem pengumpulan dan pelaporan data yang telah ada, termasuk data BPS, data kementerian/lembaga, sistem anggaran nasional dan daerah, sistem perencanaan dan pemantauan elektronik pemerintah (KRISNA, E-Monev, OM-SPAN, dan SMART) (lihat Gambar 3.5.1). Sistem yang telah dikembangkan tersebut dapat disempurnakan untuk menjawab kebutuhan penilaian pencapaian dan dampak program di tingkat nasional dan kabupaten/kota. Kegiatan pemantauan langsung akan dilakukan untuk melakukan verifikasi data ke daerah dan mengumpulkan informasi yang tidak tercakup dalam sistem pendataan yang ada. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi program pencegahan stunting akan dikoordinasikan oleh Bappenas dan Setwapres.

Selain lima pilar tersebut di atas, Stranas Stunting juga menetapkan 3 prioritas, yaitu:

1. Sararan prioritas2. Intervensi prioritas3. Lokasi prioritas.

1. Sasaran Prioritas

Sasaran prioritas dari percepatan pencegahan stunting adalah ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0 – 23 bulan atau rumah tangga 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Selain itu terdapat sasaran penting, yaitu wanita usia subur, remaja puteri dan anak usia 24 – 59 bulan.

2. Intervensi Prioritas

Intervensi prioritas pencegahan stunting dibagi dalam dua kelompok, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi spesifik adalah intervensi yang menyasar penyebab langsung stunting dan hampir seluruhnya berada pada sektor kesehatan. Intervensi spesifik meliputi: 1) Kecukupan asupan makanan dan gizi; 2) Pemberian makan, perawatan dan pola asuh; dan 3) Pengobatan infeksi/penyakit.

Program dan kegiatan yang termasuk dalam intervensi spesifik adalah sebagai berikut:

Kelompok Sasaran Intervensi Prioritas Intervensi Penting Intervensi Prioritas

Sesuai Kondisi Tertentu

Kelompok Sasaran 1.000 HPK

Ibu hamil • Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskin/Kurang Energi Kronik (KEK)

• Suplementasi tablet tambah darah

• Suplementasi kalsium

• Pemeriksaan kehamilan

• Perlindungan dari malaria

• Pencegahan HIV

Tabel 1. Daftar Intervensi Spesifik Pencegahan Stunting

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-202410

Ibu menyusui dan anak 0-23 bulan

• Promosi dan konseling menyusui

• Promosi dan konseling pemberian makan bayi dan anak (PMBA)

• Tata laksana gizi buruk

• Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak kurus

• Pemantauan dan promosi pertumbuhan

• Suplementasi kapsul vitamin A

• Suplementasi taburia

• Imunisasi• Suplementasi

zinc untuk pengobatan diare

• Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

• Pencegahan kecacingan

Kelompok Sasaran Usia Lainnya

Remaja putri dan wanita usia subur

• Suplementasi tablet tambah darah

Anak 24-59 bulan • Tata laksana gizi buruk

• Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak kurus

• Pemantauan dan promosi pertumbuhan

• Suplementasi kapsul vitamin A

• Suplementasi taburia

• Suplementasi zinc untuk pengobatan diare

• Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

• Pencegahan kecacingan

Sementara itu intervensi sensitif adalah intervensi yang menyasar penyebab tidak langsung dan berada di luar sektor kesehatan. Intervensi gizi sensitif mencakup:

• Peningkatan akses pangan bergizi; • Peningkatan kesadaran, komitmen dan praktik pengasuhan gizi ibu dan

anak; • Peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan; dan • Peningkatan penyediaan air bersih dan sarana sanitasi.

Intervensi gizi sensitif umumnya dilaksanakan oleh kementerian/lembaga selain Kementerian Kesehatan. Sasaran intervensi gizi sensitif adalah keluarga dan masyarakat umum.

Kelompok Sasaran Intervensi Prioritas Intervensi Penting Intervensi Prioritas

Sesuai Kondisi Tertentu

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-2024 11

Program dan kegiatan yang termasuk dalam intervensi sensitif adalah sebagai berikut:

Jenis Intervensi Program/Kegiatan Intervensi

Peningkatan penyediaan air minum dan sanitasi

• Akses air minum yang aman• Akses sanitasi yang layak

Peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan

• Akses pelayanan Keluarga Berencana (KB)• Akses Jaminan Kesehatan (JKN)• Akses bantuan uang tunai untuk keluarga kurang

mampu (PKH)

Peningkatan kesadaran, komitmen, dan praktik pengasuhan dan gizi bagi ibu dan anak

• Penyebarluasan informasi melalui berbagai media • Penyediaan konseling perubahan perilaku antar pribadi• Penyediaan konseling pengasuhan untuk orang tua• Penyediaan akses Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

promosi stimulasi anak usia dini, dan pemantauan tumbuh-kembang anak

• Penyediaan konseling kesehatan dan reproduksi untuk remaja

• Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

Peningkatan akses pangan bergizi

• Akses Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk keluarga kurang mampu

• Akses fortifikasi bahan pangan utama (garam, tepung terigu, minyak goreng)

• Akses kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)• Penguatan regulasi mengenai label dan iklan pangan

Tabel 2. Daftar Intervensi Spesifik Percepatan Pencegahan Stunting

3. Lokasi Prioritas

Dari sisi lokasi pelaksanaan, percepatan pencegahan stunting rencananya akan dilaksanakan di seluruh Kabupaten/Kota pada tahun 2024. Target tersebut akan dilakukan secara bertahap mulai di 100 Kabupaten/kota pada tahun 2018; 160 Kabupaten/kota pada tahun 2019 hingga 514 Kabupaten/Kota pada tahun 2023.

Secara lebih jelas pentahapan lokasi percepatan pencegahan stunting adalah sebagai berikut:

100Kab/Kota

160Kab/Kota

360Kab/Kota

514Kab/Kota

260Kab/Kota

460Kab/Kota

2018 2019 2020 2021 2022 2023

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-202412

Pentahapan Program/Kegiatan dan Target Target penurunan stunting yang telah ditetapkan akan dicapai secara bertahap sampai tahun 2024. Tahapan tersebut akan diukur melalui 10 Indikator yang dikelompokkan dalam empat area, yaitu:

Penguatan Kepemimpinan di Level Nasional

Indikator-indikator pada kelompok ini diarahkan pada penguatan fungsi di Pemerintah Pusat untuk melaksanakan Program Percepatan Pencegahan Stunting sebagai prioritas nasional, meningkatkan komitmen Pemerintah Daerah untuk melaksanakan Program Percepatan Pencegahan Stunting, melaksanakan pemantauan dan pemecahan masalah secara lebih efektif dan membuat sisten untuk mengalokasikan sumber daya berdasarkan kebutuhan dan kinerja.

Indikator-indikator pada Kelompok satu ini adalah sebagai berikut:• Komitmen pimpinan Pemerintah kabupaten/kota untuk

melaksanakan Program Percepatan Pencegahan Stunting• Penelusuran dan penilaian kinerja pengeluaran belanja nasional

untuk intervensi gizi prioritas• Publikasi angka stunting nasional dan kabupaten/kota secara

berkala setiap tahun

Penguatan Pelaksanaan Program Sektoral Nasional

Indikator-indikator pada Kelompok dua diarahkan pada penguatan desain dan pelaksanaan tiga intervensi sensitif kunci, yaitu: (a) Memberikan insentif kepada Kemendikbud untuk mengintegrasikan dan melaksanakan Modul Pengembangan Guru PAUD Profesional yang sensitif terhadap isu gizi; (b) Meningkatkan sensitifitas gizi dalam Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kementerian Sosial; dan (c) Memberikan insentif kepada Kementerian Kesehatan untuk melaksanakan strategi perubahan prilaku nasional. Indikator-indikator pada kelompok ini adalah sebagai berikut:

• Kabupaten/kota prioritas melaksanakan Program Pengembangan Guru PAUD yang sensitif terhadap isu gizi

• Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang sensitif gizi• Kabupaten/kota prioritas melaksanakan kegiatan kampanye

KomunikasiAntar Pribadi (Interpersonnal Communication Campaign/IPC) yang diadaptasi secara lokal

Penguatan Pelaksanaan Program Sektoral Nasional

Indikator pada Kelompok tiga ini diarahkan pada penguatan konvergensi Program Pecepatan Pencegahan Stunting di tingkat Kabupaten/kota. Konvergensi program termasuk didalamnya dalam melakukan diagnosa awal tentang persoalan stunting di daerah, perbaikan dalam penentuan kelompok sasaran, dan pelaksanaan program-program untuk melakukan

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-2024 13

Indikator pada kelompok ini diarahkan pada penguatan konvergesi Program Percepatan Pencegahan Stunting di tingkat desa, baik intervensi spesifik maupun intervensi sensitif. Indikator pada kelompok ini adalah sebagai berikut:

• Memberdayakan desa untuk mengidentifikasi rumah tangga dengan Ibu hamil dan/atau baduta (1.000 Hari Pertama Kehidupan) dan mendorong konvergensi pelaksanaan kegiatan pencegahan stunting

• Terjadinya konvergensi intervensi gizi pada rumah tangga dengan Ibu hamil dan/atau baduta (1.000 Hari Pertama Kehidupan) di desa

percepatan pencegahan stunting di daerah, baik itu intervensi spesifik maupun sensitif. Penilaian kinerja tahunan dan insentif dana transfer ke daerah adalah mekanisme yang akan digunakan Bappenas dan Kementerian Keuangan, bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri untuk menurunkan target pencegahan stunting ke dalam perencanaan, penganggaran dan kegiatan di tingkat Kabupaten dan Desa. Indikator pada Kelompok tiga ini adalah sebagai berikut:

• Transfer Fiskal yang Berorientasi pada Hasil dan dapat diprediksi untuk mendukung konvergensi program percepatan pencegahan stunting

• Kinerja kabupaten dalam menyasar intervensi gizi prioritas kepada rumah tangga dengan Ibu hamil dan/atau baduta (1.000 Hari Pertama Kehidupan)

Penguatan Konvergensi di Tingkat desa

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-202414

Targ

et

Tah

un

an

Pe

nan

gg

un

g

Jaw

ab

Targ

et

20

182

019

20

20

20

21

20

22

20

23

1K

om

itm

en

Pim

pin

an

K

ab

up

ate

n/K

ota

P

rio

rita

s u

ntu

k

Mem

perc

ep

at

Pen

ceg

ah

an

S

tun

tin

g.

Setw

ap

res

Setw

ap

res

mela

ku

kan

ad

vo

kasi

, m

en

yia

pkan

fo

rum

p

ert

em

uan

, m

en

yed

iakan

to

ols

p

ere

ncan

aan

d

aera

h u

ntu

k

mem

fasi

litasi

m

inim

al 6

0

pem

imp

in k

ab

/ko

ta u

ntu

k

men

an

data

ng

an

i ko

mit

men

p

erc

ep

ata

n

pen

ceg

ah

an

st

un

tin

g.

Setw

ap

res

mela

ku

kan

ad

vo

kasi

, m

en

yia

pkan

fo

rum

pert

em

uan

, m

en

yed

iakan

to

ols

p

ere

ncan

aan

d

aera

h u

ntu

k

mem

fasi

litasi

m

inim

al 9

6

pem

imp

in k

ab

/ko

ta u

ntu

k

men

an

data

ng

an

i ko

mit

men

p

erc

ep

ata

n

pen

ceg

ah

an

st

un

tin

g.

Setw

ap

res

mela

ku

kan

ad

vo

kasi

, m

en

yia

pkan

fo

rum

p

ert

em

uan

, m

en

yed

iakan

to

ols

p

ere

ncan

aan

d

aera

h u

ntu

k

mem

fasi

litasi

m

inim

al 23

4

pem

imp

in k

ab

/ko

ta u

ntu

k

men

an

data

ng

an

i ko

mit

men

p

erc

ep

ata

n

pen

ceg

ah

an

st

un

tin

g.

Setw

ap

res

mela

ku

kan

ad

vo

kasi

, m

en

yia

pkan

fo

rum

p

ert

em

uan

, m

en

yed

iakan

to

ols

p

ere

ncan

aan

d

aera

h u

ntu

k

mem

fasi

litasi

m

inim

al 3

08

p

em

imp

in k

ab

/ko

ta u

ntu

k

men

an

data

ng

an

i ko

mit

men

p

erc

ep

ata

n

pen

ceg

ah

an

st

un

tin

g.

Setw

ap

res

mela

ku

kan

ad

vo

kasi

, m

en

yia

pkan

fo

rum

pert

em

uan

, m

en

yed

iakan

to

ols

p

ere

ncan

aan

d

aera

h u

ntu

k

mem

fasi

litasi

m

inim

al 3

08

p

em

imp

in k

ab

/ko

ta u

ntu

k

men

an

data

ng

an

i ko

mit

men

p

erc

ep

ata

n

pen

ceg

ah

an

st

un

tin

g.

Setw

ap

res

mela

ku

kan

ad

vo

kasi

, m

en

yia

pkan

fo

rum

p

ert

em

uan

, m

en

yed

iakan

to

ols

p

ere

ncan

aan

d

aera

h u

ntu

k

mem

fasi

litasi

m

inim

al 3

08

p

em

imp

in k

ab

/ko

ta u

ntu

k

men

an

data

ng

an

i ko

mit

men

p

erc

ep

ata

n

pen

ceg

ah

an

st

un

tin

g.

Seti

ap

in

dik

ato

r te

rseb

ut

di ata

s te

lah

dit

en

tukan

targ

et

yan

g h

aru

s d

icap

ai se

tiap

tah

un

nya.

Secara

leb

ih d

eta

il, t

arg

et

tah

un

an

u

ntu

k s

eti

a in

dik

ato

r te

rseb

ut

ad

ala

h s

eb

ag

ai b

eri

ku

t:

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-2024 15

2P

em

an

tau

an

dan

E

valu

asi

Kin

erj

a

Bela

nja

Pem

eri

nta

h

un

tuk In

terv

en

si G

izi

Uta

ma.

Bap

pen

as

dan

K

em

en

keu

Bap

pen

as

dan

K

em

en

keu

m

ela

ku

kan

an

alis

is

terh

ad

ap

alo

kasi

an

gg

ara

n t

erk

ait

p

en

ceg

ah

an

st

un

tin

g d

an

m

en

yu

sun

p

ed

om

an

id

en

tifi

kasi

dan

p

en

elu

sura

n

an

gg

ara

n t

erk

ait

p

en

ceg

ah

an

st

un

tin

g.

Bap

pen

as

dan

K

em

en

keu

m

en

yu

sun

la

po

ran

id

en

tifi

kasi

, p

en

elu

sura

n, d

an

evalu

asi

kin

erj

a

an

gg

ara

n t

ah

un

20

19.

Bap

pen

as

dan

K

em

en

keu

m

en

yu

sun

la

po

ran

id

en

tifi

kasi

, p

en

elu

sura

n, d

an

evalu

asi

kin

erj

a

an

gg

ara

n t

ah

un

20

20

.

Bap

pen

as

dan

K

em

en

keu

m

en

yu

sun

la

po

ran

id

en

tifi

kasi

, p

en

elu

sura

n,

dan

ealu

asi

kin

erj

a a

ng

gara

n

tah

un

20

21.

Bap

pen

as

dan

K

em

en

keu

m

en

yu

sun

la

po

ran

id

en

tifi

kasi

, p

en

elu

sura

n, d

an

ealu

asi

kin

erj

a

an

gg

ara

n t

ah

un

20

22.

Bap

pen

as

dan

K

em

en

keu

m

en

yu

sun

la

po

ran

id

en

tifi

kasi

, p

en

elu

sura

n,

dan

evalu

asi

kin

erj

a a

ng

gara

n

tah

un

20

23

.

3P

ub

likasi

An

gka

Stu

nti

ng

Tin

gkat

Kab

up

ate

n/K

ota

se

cara

Tah

un

an

d

en

gan

Tra

nsp

ara

n

dan

Tep

at

Waktu

.

BP

S d

an

K

em

en

kes

BP

S d

an

K

em

en

kes

men

desa

in

meto

do

log

i S

urv

ey S

tatu

s G

izi B

alit

a y

an

g

teri

nte

gra

si

den

gan

S

US

EN

AS

, d

an

men

yu

sun

p

ed

om

an

p

ela

ksa

nan

S

US

EN

AS

20

19.

BP

S d

an

K

em

en

kes

men

yed

iakan

d

an

mela

ku

kan

p

ub

likasi

Data

P

revale

nsi

S

tun

tin

g T

ah

un

20

19.

BP

S d

an

K

em

en

kes

men

yed

iakan

d

an

mela

ku

kan

p

ub

likasi

Data

P

revale

nsi

S

tun

tin

g T

ah

un

20

20

.

BP

S d

an

K

em

en

kes

men

yed

iakan

d

an

mela

ku

kan

p

ub

likasi

Data

P

revale

nsi

S

tun

tin

g T

ah

un

20

21.

BP

S d

an

K

em

en

kes

men

yed

iakan

d

an

mela

ku

kan

p

ub

likasi

Data

P

revale

nsi

S

tun

tin

g T

ah

un

20

22.

BP

S d

an

K

em

en

kes

men

yed

iakan

d

an

mela

ku

kan

p

ub

likasi

Data

P

revale

nsi

S

tun

tin

g T

ah

un

20

23

.

Targ

et

Tah

un

an

Pe

nan

gg

un

g

Jaw

ab

Targ

et

20

182

019

20

20

20

21

20

22

20

23

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-202416

4K

ab

up

ate

n

Pri

ori

tas

Mela

ksa

nakan

P

rog

ram

P

en

ing

kata

n

Ko

mp

ete

nsi

P

en

did

ik P

AU

D

yan

g B

ero

rien

tasi

G

izi S

en

siti

f.

Kem

en

dik

bu

d

dan

K

em

en

desa

P

DT

T

Kem

en

dik

bu

d

mela

ku

kan

re

viu

terh

ad

ap

m

ate

ri p

ela

tih

an

te

rkait

stu

nti

ng

, d

an

mela

ku

kan

p

rose

s u

pd

ati

ng

in

form

asi

un

tuk

men

yu

sun

Mo

du

l P

ela

tih

an

dan

B

uku

Peg

an

gan

G

uru

PA

UD

yan

g

sen

siti

f g

izi.

Kem

en

dik

bu

d

mela

ku

kan

p

ela

tih

an

un

tuk

20

00

Gu

ru P

AU

D

di kab

/ko

ta

dan

mela

ku

kan

p

ela

tih

an

di 20

%

desa

.

Kem

en

dik

bu

d

mela

ku

kan

p

ela

tih

an

un

tuk

20

00

Gu

ru P

AU

D

di kab

/ko

ta

dan

mela

ku

kan

p

ela

tih

an

di 4

0%

d

esa

.

Kem

en

dik

bu

d

mela

ku

kan

p

ela

tih

an

u

ntu

k 2

00

0

Gu

ru P

AU

D d

i kab

/ko

ta d

an

m

ela

ku

kan

p

ela

tih

an

di 6

0%

d

esa

.

Kem

en

dik

bu

d

mela

ku

kan

p

ela

tih

an

un

tuk

20

00

Gu

ru P

AU

D

di kab

/ko

ta

dan

mela

ku

kan

p

ela

tih

an

di 8

0%

d

esa

.

Kem

en

dik

bu

d

mela

ku

kan

p

ela

tih

an

u

ntu

k 2

00

0

Gu

ru P

AU

D d

i kab

/ko

ta d

an

m

ela

ku

kan

p

ela

tih

an

di 9

0%

d

esa

.

5P

rog

ram

Ban

tuan

P

an

gan

No

n T

un

ai

(BP

NT

) yan

g L

eb

ih

Sen

siti

f te

rhad

ap

K

eb

utu

han

Giz

i.

Kem

en

teri

an

S

osi

al

Kem

en

sos

mela

ku

kan

p

erb

aik

an

p

ela

ksa

naan

P

rog

ram

BP

NT

ag

ar

leb

ih

sen

siti

f te

rhad

ap

keb

utu

han

g

izi d

en

gan

m

em

ast

ikan

m

inim

al 6

0%

K

elu

arg

a

Pen

eri

ma

Man

faat

(KP

M)

di kab

/ko

ta p

rio

rita

s m

en

eri

ma B

PN

T.

Kem

en

sos

mela

ku

kan

p

erb

aik

an

p

ela

ksa

naan

P

rog

ram

BP

NT

d

en

gan

ad

an

ya

tam

bah

an

jen

is

makan

an

su

mb

er

pro

tein

dan

m

em

ast

ikan

m

inim

al 9

0%

K

PM

di kab

/ko

ta p

rio

rita

s m

en

eri

ma B

PN

T.

Kem

en

sos

mem

ast

ikan

m

inim

al te

rsed

ia

50

%

e-w

aro

ng

di kab

/ko

ta p

rio

rita

s &

ters

ed

ia

jen

is m

akan

an

ta

mb

ah

an

se

bag

ai su

mb

er

pro

tein

.

Kem

en

sos

mem

ast

ikan

m

inim

al te

rsed

ia

80

% e

-waro

ng

d

i kab

/ko

ta

pri

ori

tas

&

ters

ed

ia jen

is

makan

an

ta

mb

ah

an

se

bag

ai su

mb

er

pro

tein

.

Targ

et

Tah

un

an

Pe

nan

gg

un

g

Jaw

ab

Targ

et

20

182

019

20

20

20

21

20

22

20

23

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-2024 17

6K

eg

iata

n K

am

pan

ye

Peru

bah

an

Peri

laku

D

ilaksa

nakan

di

Kab

up

ate

n/K

ota

P

rio

rita

s d

en

gan

M

em

pert

imb

an

gkan

K

eari

fan

L

okal.

Kem

en

teri

an

K

ese

hata

nK

em

en

kes

mela

ku

kan

ad

vo

kasi

dan

m

en

yed

iakan

b

an

tuan

te

kn

is k

ep

ad

a

kab

up

ate

n k

ota

d

en

gan

targ

et

min

imal 8

0 k

ab

/ko

ta m

en

yu

sun

keb

ijakan

d

aera

h u

ntu

k

pela

ksa

naan

kam

pan

ye

peru

bah

an

p

eri

laku

.

Kem

en

kes

mela

ku

kan

ad

vo

kasi

dan

m

en

yed

iakan

b

an

tuan

te

kn

is k

ep

ad

a

kab

up

ate

n k

ota

d

en

gan

targ

et

min

imal 12

8 k

ab

/ko

ta m

en

yu

sun

keb

ijakan

d

aera

h u

ntu

k

pela

ksa

naan

kam

pan

ye

peru

bah

an

p

eri

laku

.

Kem

en

kes

mela

ku

kan

ad

vo

kasi

dan

m

en

yed

iakan

b

an

tuan

te

kn

is k

ep

ad

a

kab

up

ate

n k

ota

d

en

gan

targ

et

min

imal 3

12 k

ab

/ko

ta m

en

yu

sun

keb

ijakan

d

aera

h u

ntu

k

pela

ksa

naan

kam

pan

ye

peru

bah

an

p

eri

laku

.

Kem

en

kes

mela

ku

kan

ad

vo

kasi

dan

m

en

yed

iakan

b

an

tuan

te

kn

is k

ep

ad

a

kab

up

ate

n k

ota

d

en

gan

targ

et

m

inim

al 3

80

kab

/ko

ta

men

yu

sun

keb

ijakan

d

aera

h u

ntu

k

pela

ksa

naan

kam

pan

ye

peru

bah

an

p

eri

laku

.

Kem

en

kes

mela

ku

kan

ad

vo

kasi

dan

m

en

yed

iakan

b

an

tuan

te

kn

is k

ep

ad

a

kab

up

ate

n k

ota

d

en

gan

targ

et

m

inim

al 3

80

kab

/ko

ta m

en

yu

sun

keb

ijakan

d

aera

h u

ntu

k

pela

ksa

naan

kam

pan

ye

peru

bah

an

p

eri

laku

.

Kem

en

kes

mela

ku

kan

ad

vo

kasi

dan

m

en

yed

iakan

b

an

tuan

te

kn

is k

ep

ad

a

kab

up

ate

n k

ota

d

en

gan

targ

et

m

inim

al 3

80

kab

/ko

ta

men

yu

sun

keb

ijakan

d

aera

h u

ntu

k

pela

ksa

naan

kam

pan

ye

peru

bah

an

p

eri

laku

.

7Tra

nsf

er

Fis

kal

yan

g B

ero

rien

tasi

p

ad

a H

asi

l u

ntu

k

Men

du

ku

ng

K

onverg

en

si

Pela

ksa

naan

P

rog

ram

/Keg

iata

n

Pen

ceg

ah

an

S

tun

tin

g.

Bap

pen

as,

K

em

en

dag

ri,

dan

Kem

en

keu

Bap

pen

as

bers

am

a

Kem

en

dag

ri

men

yu

sun

p

ed

om

an

p

ela

ksa

naan

aksi

ko

nverg

en

si,

dan

bers

am

a

Kem

en

teri

an

K

eu

an

gan

m

ela

ku

kan

p

en

yu

sun

an

dra

ft

Perp

res

ten

tan

g

DA

K u

ntu

k

pen

ceg

ah

an

st

un

tin

g.

Ters

usu

nn

ya

pan

du

an

p

en

yu

sun

an

p

rop

osa

l D

AK

u

ntu

k T

A 2

020

; d

an

pu

blik

asi

evalu

asi

kin

erj

a

kab

up

ate

n u

ntu

k

ko

nverg

en

si.

Ters

usu

nn

ya

pan

du

an

p

en

yu

sun

an

p

rop

osa

l D

AK

u

ntu

k T

A 2

021;

d

an

pu

blik

asi

evalu

asi

kin

erj

a

kab

up

ate

n u

ntu

k

ko

nverg

en

si.

Ters

usu

nn

ya

pan

du

an

p

en

yu

sun

an

p

rop

osa

l D

AK

u

ntu

k T

A 2

022;

dan

pu

blik

asi

evalu

asi

kin

erj

a

kab

up

ate

n u

ntu

k

ko

nverg

en

si.

Ters

usu

nn

ya

pan

du

an

p

en

yu

sun

an

p

rop

osa

l D

AK

u

ntu

k T

A 2

023

; d

an

pu

blik

asi

evalu

asi

kin

erj

a

kab

up

ate

n u

ntu

k

ko

nverg

en

si.

Ters

usu

nn

ya

pan

du

an

p

en

yu

sun

an

p

rop

osa

l D

AK

u

ntu

k T

A 2

024

; d

an

pu

blik

asi

evalu

asi

kin

erj

a

kab

up

ate

n u

ntu

k

ko

nverg

en

si.

Targ

et

Tah

un

an

Pe

nan

gg

un

g

Jaw

ab

Targ

et

20

182

019

20

20

20

21

20

22

20

23

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-202418

8K

inerj

a K

ab

up

ate

n

dala

m M

en

yasa

r In

terv

en

si G

izi

Uta

ma k

ep

ad

a

Ru

mah

Tan

gg

a

den

gan

Ib

u H

am

il d

an

/ata

u B

ad

uta

(1

00

0 H

ari

Pert

am

a

Keh

idu

pan

).

BP

S d

an

S

etw

ap

res

Setw

ap

res

dan

BP

S

men

yu

sun

in

deks

pen

ceg

ah

an

st

un

tin

g

un

tuk m

en

ilai

akse

s ru

mah

ta

ng

ga 1

00

0

HP

K t

erh

ad

ap

in

terv

en

si g

izi

spesi

fik d

an

se

nsi

tif

di ti

ng

kat

nasi

on

al d

an

kab

up

ate

n/k

ota

.

Tid

ak a

da t

arg

et

Setw

ap

res

dan

B

PS

mela

ku

kan

p

erh

itu

ng

an

in

deks

stu

nti

ng

un

tuk

mem

ast

ikan

te

rjad

inya

pen

ing

kata

n

akse

s ru

mah

ta

ng

ga 1

00

0

HP

K t

erh

ad

ap

te

rhad

ap

in

terv

en

si g

izi

spesi

fik d

an

se

nsi

tif.

Setw

ap

res

dan

B

PS

mela

ku

kan

p

erh

itu

ng

an

in

deks

stu

nti

ng

un

tuk

mem

ast

ikan

te

rjad

inya

pen

ing

kata

n

akse

s ru

mah

ta

ng

ga 1

00

0

HP

K t

erh

ad

ap

te

rhad

ap

in

terv

en

si g

izi

spesi

fik d

an

se

nsi

tif.

Setw

ap

res

dan

B

PS

mela

ku

kan

p

erh

itu

ng

an

in

deks

stu

nti

ng

un

tuk

mem

ast

ikan

te

rjad

inya

pen

ing

kata

n

akse

s ru

mah

ta

ng

ga 1

00

0

HP

K t

erh

ad

ap

te

rhad

ap

in

terv

en

si g

izi

spesi

fik d

an

se

nsi

tif.

Setw

ap

res

dan

B

PS

mela

ku

kan

p

erh

itu

ng

an

in

deks

stu

nti

ng

un

tuk

mem

ast

ikan

te

rjad

inya

pen

ing

kata

n

akse

s ru

mah

ta

ng

ga 1

00

0

HP

K t

erh

ad

ap

te

rhad

ap

in

terv

en

si g

izi

spesi

fik d

an

se

nsi

tif.

9M

em

berd

ayakan

D

esa

un

tuk

Men

gid

en

tifi

kasi

R

um

ah

Tan

gg

a

den

gan

Ib

u H

am

il d

an

/ata

u B

ad

uta

(1

.00

0 H

ari

Pert

am

a

Keh

idu

pan

) d

an

Men

do

ron

g

Ko

nverg

en

si

Pela

ksa

naan

K

eg

iata

n

Pen

ceg

ah

an

S

tun

tin

g.

Kem

en

desa

P

DT

T d

an

K

em

en

keu

Kem

en

desa

m

en

yu

sun

P

an

du

an

Kad

er

Pem

ban

gu

nan

M

an

usi

a, d

an

K

em

en

keu

m

ela

ku

kan

revis

i P

MK

50

ten

tan

g

pen

gatu

ran

dan

p

ela

po

ran

Dan

a

Desa

.

Kem

en

desa

m

em

ast

ikan

9

6 k

ab

up

ate

n/

ko

ta m

ela

ku

kan

ko

nso

lidasi

data

m

inim

al 70

%

desa

yan

g a

da

di w

ilayah

nya.

Kem

en

desa

m

em

ast

ikan

23

4 k

ab

up

ate

n/

ko

ta m

ela

ku

kan

ko

nso

lidasi

data

m

inim

al

70

% d

esa

yan

g

ad

a

di w

ilayah

nya.

Kem

en

desa

m

em

ast

ikan

3

08

kab

up

ate

n/

ko

ta m

ela

ku

kan

ko

nso

lidasi

data

m

inim

al 70

%

desa

yan

g a

da d

i w

ilayah

nya.

Kem

en

desa

m

em

ast

ikan

3

08

kab

up

ate

n/

ko

ta m

ela

ku

kan

ko

nso

lidasi

data

m

inim

al 9

0%

d

esa

yan

g a

da d

i w

ilayah

nya.

Kem

en

desa

m

em

ast

ikan

3

08

kab

up

ate

n/

ko

ta m

ela

ku

kan

ko

nso

lidasi

d

ata

10

0%

desa

yan

g a

da d

i w

ilayah

nya.

Targ

et

Tah

un

an

Pe

nan

gg

un

g

Jaw

ab

Targ

et

20

182

019

20

20

20

21

20

22

20

23

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-2024 19

10Te

rjad

inya

Ko

nverg

en

si

Inte

rven

si G

izi

yan

g M

en

yasa

r R

um

ah

Tan

gg

a

den

gan

Ib

u H

am

il d

an

/ata

u B

ad

uta

(1

.00

0 H

ari

Pert

am

a

Keh

idu

pan

) d

i D

esa

.

BP

S d

an

S

etw

ap

res

Tid

ak a

da t

arg

et

Tid

ak a

da t

arg

et

Setw

are

s d

an

B

PS

mela

ku

kan

evalu

asi

ko

nverg

en

si d

i ti

ng

kat

desa

d

en

gan

targ

et

9

6 k

ab

up

ate

n/

ko

ta d

en

gan

m

inim

al

80

% d

esa

su

dah

terj

ad

i ko

nverg

en

si

inte

rven

si g

izi.

Setw

are

s d

an

B

PS

mela

ku

kan

evalu

asi

ko

nverg

en

si d

i ti

ng

kat

desa

d

en

gan

targ

et

23

4 k

ab

up

ate

n/

ko

ta d

en

gan

m

inim

al

80

% d

esa

su

dah

terj

ad

i ko

nverg

en

si

inte

rven

si g

izi.

Setw

are

s d

an

B

PS

mela

ku

kan

evalu

asi

ko

nverg

en

si d

i ti

ng

kat

desa

d

en

gan

targ

et

23

4 k

ab

up

ate

n/

ko

ta d

en

gan

m

inim

al

80

% d

esa

su

dah

terj

ad

i ko

nverg

en

si

inte

rven

si g

izi.

Setw

are

s d

an

B

PS

mela

ku

kan

evalu

asi

ko

nverg

en

si d

i ti

ng

kat

desa

d

en

gan

targ

et

23

4 k

ab

up

ate

n/

ko

ta d

en

gan

m

inim

al

80

% d

esa

su

dah

terj

ad

i ko

nverg

en

si

inte

rven

si g

izi.

Targ

et

Tah

un

an

Pe

nan

gg

un

g

Jaw

ab

Targ

et

20

182

019

20

20

20

21

20

22

20

23

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-202420

Cara Kerja/MekanismePelaksanaan Program

A. Koordinasi

Program Percepatan Pencegahan Stunting dikoordinasikan oleh Wakil Presiden dan melibatkan 23 Kementerian dan Lembaga di tingkat pusat, seluruh provinsi, kabupaten/kota hingga ke tingkat desa. Wakil Presiden adalah Ketua Tim Pengarah Pelaksanaan Program Percepatan Pencegahan Stunting yang bertugas mengkoordinasikan dan memberikan arahan dalam pelaksanaan percepatan pencegahan stunting. Pada pelaksanaannya, koordinasi pelaksanaan program percepatan pencegahan stunting dilakukan oleh Kantor Sekretariat Wakil Presiden.

B. Perencanaan dan Penganggaran di Tingkat Pusat.

Perencanaan dan penganggaran Program Percepatan Pencegahan Stunting dikoordinasikan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Bappenas bersama Kemenkeu melakukan penandaaan (tagging), penelusuran (tracking) dan review kinerja anggaran kementerian dan lembaga setiap tahunnya untuk memastikan intervensi prioritas terbiayai dan dilaksanakan di lokasi prioritas.

C. Penajaman Program Kementerian dan Lembaga

Dalam upaya mendorong konvergensi program dan kegiatan, dilakukan penajaman program dan kegiatan kementerian dan lembaga. Penajaman dilakukan dengan tujuan agar program dan kegiatan yang dilakukan oleh kementerian dan lembaga terfokus pada keluarga 1000 HPK dan di lokasi prioritas. Beberapa program dan kegiatan yang dilakukan penajaman adalah:

1. Penggunaan Dana Desa.Dana Desa didorong untuk dapat digunakan untuk melakukan percepatan pencegahan stunting di tingkat desa, baik itu intervensi spesifik maupun sensitif.

2. Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).Penajaman dilakukan dengan dilakukan penambahan jenis makanan sumber protein hewani bagi Ibu hamil dan bahan pembuatan makanan pendamping ASI bagi anak usia 6 – 24 bulan dalam Program BPNT. Selain itu, sistem pendataan juga diorong untuk dapat mengidentifikasi rumah tangga 1000 HPK yang menjadi Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

3. Kampanye dan Komunikasi Perubahan Perilaku.Stunting terkait dengan perilaku yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, kampanye perubahan perilaku didorong untuk dilaksanakan baik di tingkat pusat, kabupaten/kota hingga di tingkat desa dengan menggunakan berbagai media yang ada.

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-2024 21

D. Pelaksanaan Program dan Kegiatan

Program dan kegiatan yang masuk dalam intervensi prioritas, baik itu intervensi spesifik maupun sensitif, dilaksanakan oleh masing-masing kementerian dan lembaga sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

E. Pelaksanaan Aksi Konvergensi Pencegahan Stunting di Kabupaten/Kota.

Di kabupaten/kota, pelaksanaan konvergensi percepatan pencegahan stunting dilakukan melalui pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi, yaitu

• Analisis situasi stunting dan cakupan layanan; • Penyusunan program dan kegiatan; • Rembuk Stunting; • Penyusunan peraturan Bupati/Walikota tentang kewenangan desa; • Mobilisasi Kader Pembangunan Manusia; • Manajemen data; • Pengukuran dan publikasi hasil pengukuran; dan • Evaluasi kinerja.

Pelaksanaan aksi konvergensi ini dikoordinasikan oleh Bappeda, dan pemerintah menyediakan dukungan dana melalui Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan.

F. Pendampingan Kepada Daerah Kabupaten/Kota

Bappenas bersama dengan Kementerian Dalam Negeri menyusun Buku Panduan Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Pencegahan Stunting di Kabupaten/Kota. Untuk memastikan pelaksanaan program di tingkat kabupaten/kota, Kemendagri juga melakukan pendampingan kepada Kabupaten/Kota untuk melaksanakan aksi konvergensi percepatan pencegahan stunting, melalui penyelenggarakan peningkatan kapasitas aparat dan penyediaan bantuan teknis kepada pemerintah daerah dalam pelaksanaan pencegahan stunting.

G. Mendorong Konvergensi di Tingkat Desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmgrasi (Kemendesa PDTT) telah menetapkan pencegahan stunting sebagai salah satu kegiatan yang dapat dibiayai dengan menggunakan Dana Desa. Untuk mendorong konvergensi di tingkat Desa, Kemendesa PDTT juga sudah menyusun Panduan Pelaksanaan Konvergensi Pencegahan stunting di Tingkat Desa. Untuk mengawal pelaksanaan konvergensi pencegahan stunting di desa, di tingkat desa direkrut Kader Pembangunan Manusia (KPM) yang tugas utamanya adalah melakukan fasilitasi agar kelompok sasaran prioritas mendapatkan intervensi yang diperlukan dan membantu Kepala Desa melakukan pelaporan.

4. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan Anak Usia Dini didorong untuk lebih sensitif terhadap persoalan gizi, terutama stunting. Oleh karena itu, materi pelatihan guru PAUD direvisi dengan menambahkan materi tentang gizi.

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-202422

• Evaluasi pelaksanaan aksi konvergensi Evaluasi ini akan dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri melalui Pemerintah Provinsi. Evaluasi akan difokuskan pada pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi pencegahan stunting oleh kabupaten/kota. Hasil evaluasi akan dilaporkan oleh Provinsi kepada Kemendagri, untuk selanjutnya disampaikan kepada Setwapres serta dipublikasikan pada website Kemendagri.

• Penyusunan Indeks Khusus Penanganan Stunting (IKPS) Penyusunan IKPS dikoordinasikan oleh Setwapres bersama dengan BPS (Biro Pusat Statistik). IKPS disusun untuk menilai kinerja dari pencegahan stunting berdasarkan beberapa indikator yang sangat sensitif terhadap stunting dan dikelompokkan dalam beberapa dimensi, yaitu (1) Kesehatan; (2) Gizi; (3) Akses pangan; (4) Perumahan; (5) Pendidikan dan (6) Perlindungan sosial. IKPS disusun dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS).

I. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Untuk memantau kemajuan pelaksanaan program, mengetahui keberhasilan dan efekifitasnya, monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Sekretariat Wakil Presiden bersama dengan Bappenas. Untuk kepentingan hal tersebut, Sekretariat Wakil Presiden mengembangakan dashboard pelaksanaan program yang dapat diakses oleh masyarakat luas.

H. Evaluasi Kinerja Kabupaten/Kota

Untuk mengevaluasi kinerja pemerintah kabupaten/kota dalam pelaksanaan percepatan pencegahan stunting akan dilaksanakan evaluasi melalui 2 kegiatan, yaitu evaluasi kinerja pelaksanaan aksi kovergensi dan penyusunan indeks khusus penanganan stunting.

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-2024 23

Peta Jalan Percepatan Pencegahan Stunting Indonesia 2018-202424