ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI WACANA BAHASA INGGRIS ...

17
Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 |39 p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X Analisis Kohesi dan Koherensi… |Syahreni Siregar ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI WACANA BAHASA INGGRIS Syahreni Siregar * Abstract A good writing has cohesion and coherence. The sentences and word are used have to be related each other and also the one meaning with the other meaning related each other. So cohesion and coherence is the main aspect in a text. The aim of this research is to know how far the students are able to analyze cohesion and coherence of English text, especially in using lexical cohesion as one of the difficulties. In this writing the data collecting method used a content anaysis, documenttion, and interview. There are 25 students’ work sheets of sixth semester of TBI STAIN Jurai Siwo Metro Academic Year 2015/2016. In this research an analysis has been conducted showed that many students still have lack of understanding at synonim, Hyphonym, Meronym, Equivalence, and Antonym. Students’ performance in analyzing the types of lexical cohesion are repeatation 75%, synonim 41%, Equivalence 22%, Meronym 15%, Hyphonim 9% and antonym 4%. This result of the research influenced the analyzing of coherence of the text. The result of this research concluded that the students of TBI STAIN Jurai Siwo Metro need more understanding in using cohesion and coherence in a text. Because there are the reltionship between cohesion and coherence. So the stedents are hoped to be able in understanding the readable and meaningfull of text. Key Words: Cohesion, Coherence, and Text Pendahuluan Menganalisa sebuah wacana terkadang tidaklah sesederhana yang kita fikirkan. Kompleksitas sebuah teks membuat kita harus menganalisa sebaik mungkin agar apa yang dimaksud dalam teks tersebut bisa kita fahami dan bermakna. Terkadang belum tentu wacana yang kita fahami memiliki makna yang benar begitu juga * Penulis merupakan dosen tetap di IAIN Metro pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Tadris Bahasa Inggris. [email protected]

Transcript of ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI WACANA BAHASA INGGRIS ...

Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 |39

p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X

Analisis Kohesi dan Koherensi… |Syahreni Siregar

ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI WACANA BAHASA INGGRIS

Syahreni Siregar*

Abstract

A good writing has cohesion and coherence. The sentences and word are used have to be related each other and also the one meaning with the other meaning related each other. So cohesion and coherence is the main aspect in a text. The aim of this research is to know how far the students are able to analyze cohesion and coherence of English text, especially in using lexical cohesion as one of the difficulties. In this writing the data collecting method used a content anaysis, documenttion, and interview. There are 25 students’ work sheets of sixth semester of TBI STAIN Jurai Siwo Metro Academic Year 2015/2016. In this research an analysis has been conducted showed that many students still have lack of understanding at synonim, Hyphonym, Meronym, Equivalence, and Antonym. Students’ performance in analyzing the types of lexical cohesion are repeatation 75%, synonim 41%, Equivalence 22%, Meronym 15%, Hyphonim 9% and antonym 4%. This result of the research influenced the analyzing of coherence of the text. The result of this research concluded that the students of TBI STAIN Jurai Siwo Metro need more understanding in using cohesion and coherence in a text. Because there are the reltionship between cohesion and coherence. So the stedents are hoped to be able in understanding the readable and meaningfull of text. Key Words: Cohesion, Coherence, and Text Pendahuluan

Menganalisa sebuah wacana terkadang tidaklah sesederhana yang kita fikirkan. Kompleksitas sebuah teks membuat kita harus menganalisa sebaik mungkin agar apa yang dimaksud dalam teks tersebut bisa kita fahami dan bermakna. Terkadang belum tentu wacana yang kita fahami memiliki makna yang benar begitu juga

* Penulis merupakan dosen tetap di IAIN Metro pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Tadris Bahasa Inggris. [email protected]

40| Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X

Syahreni Siregar| Analisis Kohesi dan Koherensi…

sebaliknya wacana yang bermakna bisa jadi tidak bisa kita fahami. Unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling

lengkap adalah wacana. Di dalam sebuah wacana ada beberapa unsur-unsur yang meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf. Disamping itu wacana juga merupakan unsur bahasa yang bersifat pragmatis. Itulah kenapa kajian wacana menjadi sangat penting dalam proses pengajaran dan pembelajaran bahasa. Ada dua unsur yang sangat penting dan kompleks dalam analisa sebuah wacana yakni kohesi dan koherensi. Analisis kohesi dan koherensi ini memiliki peran yang sangat penting karena mengingat kedua unsur tersebut bertujuan untuk mendapatkan pengaruh dalam makna bahasa, kejelasan informasi yang diperoleh, dan keindahan bahasa. Pada aspek tertentu, unsur-unsur kohesi menjadi bagian yang penting bagi terbentuknya wacana yang koheren, sedangkan pemakaian koherensi antara lain adalah bertujuan untuk mewujudkan susunan dan struktur wacana yang memiliki sifat yang sesuai runtut, dan masuk akal karena suatu susunan kalimat yang tidak memiliki keterkaitan dalam bentuk dan makna secara logis, tidak dapat dikatakan sebagai wacana.

Analisis wacana merupakan ilmu yang membahas permasalahan bagian-bagian atau struktur pesan dalam percakapan atau sebagai pengkajian yang dilakukan melalui berbagai fungsi bahasa. Analisis wacana muncul karena adanya persoalan yang terdapat dalam komunikasi bukan hanya terbatas pada pemakaian beberapa kalimat atau bagian kalimat, fungsi ujaran atau ucapan, tetapi juga meliputi keseluruhan pesan yang disampaikan yang disebut wacana. Dalam analisis wacana secara teliti, wacana tidak hanya dipahami sebagai studi bahasa. Bahasa yang dianalisis tidak hanya aspek kebahasaan saja, tetapi juga menghubungkannya dengan konteks.

Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa wacana yang baik adalah wacana yang memiliki unsur kohesi dan koherensi. kalimat atau kata yang dipakai saling bertautan dan pengertian yang satu saling berkaitan dengan pengertian yang lainnya secara berturut-turut. Jadi kohesi dan koherensi menjadi aspek yang penting dan menjadi titik berat dalam suatu wacana.

Discourse Analysis adalah mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa PBI STAIN Jurai Siwo Metro semester VI. Pada mata kuliah ini diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan dalam

Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 |41

p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X

Analisis Kohesi dan Koherensi… |Syahreni Siregar

menganalisa kohesi dan koherensi berbagai jenis wacana dalam bahasa Inggris. Dari pantauan dan beberapa latihan analisis wacana yang diberikan dosen (dalam hal ini penulis adalah dosen pengampu mata kuliah ini), masih banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam menganalisa wacana Bahasa Inggris, terkhusus pada analisis piranti kohesi dan koherensi wacana.

Kemampuan menganalisa memang membutuhkan pemikiran yang kritis atau serius dari mahasiswa agar mampu memahami makna yang terkandung di dalam teks. Kesulitan mahasiswa dalam menganalisa dan memahami wacana merupakan hal yang wajar dialami karena kompleksisitasnya berbagai permasalahan yang ada di dalam wacana. Disamping itu penelitian ini diharapkan bisa memberikan pemahaman tentang keterkaitan kohesi dan koherensi dalam sebuah wacana.

Dari penjelasan di atas maka penulis ingin melakukan peneltian yang berjudul Analisis Kemampuan Mahasiswa Dalam Menganalisa kohesi dan koherensi wacana Bahasa Inggris, dimana yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Semester VI Program Studi Tadris Bahasa Inggris STAIN Jurai Siwo Metro. Pembahasan Wacana Wacana dalam bahasa Inggris disebut juga dengan istilah Discourse. Discourse atau wacana sebagai sebuah unit bahasa yang lebih besar daripada kalimat, berupa satuan yang koheren, memiliki tujuan dan konteks tertentu (Nunan, 1993: 5-7). Menurut kamus bahasa Linguistik, kata wacana itu mempunyai tiga arti. Pertama, percakapan; ucapan; tuturan. Kedua, merupakan satu kesatuan dalam keseluruhan cakupan. Ketiga, satuan bahasa terbesar yang realisasinya merupakan bentuk karangan yang utuh (Harimurti, 2008: 259). Wacana adalah unit bahasa yang terlengkap diatas kalimat yang memiliki konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang dapat dipahami oleh pembaca dan pendengar. Disamping itu wacana merupakan satuan gramatikal yang tertinggi dalam hierarki gramatikal yang dibentuk dari kalimat-kalimat yang memenuhi unsur gramatikal dan unsur kewacanaan lainnnya. Unsur gramatikal dalam wacana ialah bahwa wacana itu haruslah kohesif dan koheren. Kohesif artinya

42| Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X

Syahreni Siregar| Analisis Kohesi dan Koherensi…

terdapat keserasian hubungan unsur-unsur dalam wacana. Sedangkan koheren artinya wacana tersebut terpadu sehingga mengandung pengertian yang apik dan benar. Objek kajian atau penelitian analisis wacana pada umumnya tertuju pada bahasa yang diaplikasikan dalam percakapan sehari-hari, baik yang berupa teks tulisan maupun lisan. Maka yang menjadi objek kajian atau penelitian analisis wacana adalah satuan bahasa diatas kalimat atau ujaran yang memiliki kesatuan dan konteks yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari, misalnya naskah pidato, rekaman percakapan yang telah dinaskahkan, percakapan langsung, catatan rapat, dan sebagainya, dan pembahasan wacana pada dasarnya merupakan pembahasan terhadap hubungan antara konteks-konteks yang terdapat dalam teks. Pembahasan itu bertujuan menjelaskan hubungan antara kalimat atau antara ujaran yang membentuk wacana. Analisis Wacana dan jenisnya

Analisis wacana adalah suatu studi tentang struktur pesan dalam komunikasi atau telaah tentang berbagai pragmatic (fungsi) bahasa. Melalui analisis wacana, kita tidak hanya mengetahui isi wacana, tetapi juga mengetahui berbagai pesan – pesan yang ingin disampaikan, mengapa pesan-pesan itu harus disampaikan, dan bagaimana pesan-pesan itu bisa tersusun, dan dipahami. Analisis Wacana boleh jadi untuk memperlihatkan makna yang tersembunyi di balik sebuah teks atau di balik pilihan metode penelitian tertentu dalam menafsirkan sebuah wacana.

Wacana yang padu adalah wacana yang jika dilihat dari keterkaitan bentuk atau strukturnya bersifat kohesif dan jika dilihat dari struktur maknanya bersifat koheren. Sebagaimana yang sudah kita ketahui bahwa sebuah wacana itu dapat berfungsi sebagai alat untuk mengungkapkan maksud dan tujuan penulis kepada si pembaca. Ketika sebuah wacana tidak memandang aspek kebahasaan yang benar dan tidak melihat aspek kohesi dan koherensinya maka wacana tersebut tidak padu dan tidak menarik, sehingga informasi yang disampaikan oleh penulis tidak akan sampai kepada pembacanya.

Ada beberpa jenis wacana dalam sebuah teks. Jenis wacana tersebut berbeda-beda jika dilihat dari berbagai sudut pandang. Jika ditinjau dari tujuannya, wacana dibedakan menjadi wacana lisan dan

Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 |43

p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X

Analisis Kohesi dan Koherensi… |Syahreni Siregar

wacana tulisan. Dan jika ditinjau dari sudut pandang penggunaan bahasanya, wacana tersebut bisa dibedakan menjadi dua, yakni wacana prosa dan wacana puisi. Namun jika ditinjau dari sudut pandang penyampaian isinya, wacana dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya: 1. Narasi, wacana yang bersifat menceritakan suatu topik atau hal. 2. Eksposisi, wacana yang bersifat memaparkan topik atau fakta. 3. Persuasi, wacana yang bersifat mengajak, menganjurkan, atau

melarang. 4. Argumentasi, wacana yang bersifat memberi argumen atau

alasan Pengertian Kohesi Keutuhan struktur wacana dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan. Organisasi inilah yang disebut sebagai struktur wacana. Sebagai sebuah organisasi, struktur wacana dapat diurai atau dideskripsikan bagian-bagiannya. Menurut Haliday dan Hasan (1976), Kohesi merupakan organisasi sintaktik, wadah kalimat-kalimat disusun secara padu dan padat untuk menghasilkan tuturan. Kohesi adalah hubungan antar kalimat di dalam wacana baik dalam strata gramatikal maupun dalam tataran leksikal (Haliday, 1994: 308). Dengan demikian maka bisa dikatakan bahwa penguasaan dan juga pengetahuan kohesi dan koherensi yang baik seorang penulis akan dapat menghasilkan wacana yang baik. Jenis-jenis Kohesi Menurut Halliday dan Hassan (1976), unsur kohesi meliputi aspek-aspek gramatikal dan leksikal. Kohesi gramatikal artinya kepaduan bentuk sesuai dengan tata bahasa. Kohesi leksikal artinya kepaduan bentuk sesuai dengan kata. a. Kohesi Gramatikal

Kohesi gramatikal adalah kepaduan bentuk bagian-bagian wacana yang diwujudkan ke dalam sistem gramatikal.

Secara lebih rinci, aspek gramatikal wacana meliputi: 1. Referensi (Reference)

Referensi atau pengacuan adalah salah satu jenis kohesi gramatikal dari satuan bahasa tertentu yang mengacu pada satuan bahasa lain yang mengikutinya. Bila berdasarkan

44| Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X

Syahreni Siregar| Analisis Kohesi dan Koherensi…

tempatnya, apakah acuan itu berada di dalam teks atau di luar teks, maka pengacuan dibedakan menjadi dua

jenis yaitu (1) pengacuan endofora (terdapat di dalam teks), (2) pengacuan eksofora (terdapat di luar teks). 2. Subtitusi

Subtitusi adalah sesuatu yang digantikan atau penggantian unsur bahasa oleh unsur bahsa lainnya dalam satuan yang lebih besar atau untuk menjelaskan suatu struktur tertentu. Subtitusi merupakan hubungan gramatikal yang lebih mengarah pada hubungan kata dan makna. Subtitusi dapat bersifat nominal, verbal, dan klausal. 3. Elipsis

Elipsis adalah penghapusan, penghilangan atau peniaadaan kata atau satuan lain yang bentuk awalnya dapat diprediksi dari konteks bahasa atau luar bahasa. Ellipsis dapat pula dikatakan penggantian nol ; sesuatu yang ada tetapi tidak diucapakan atau tidak dituliskan (disembunyikan). 4. Konjungsi

Konjungsi adalah penghubung yang dipergunakan untuk menggabungkan atau menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, kalusa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau peragraf dengan paragraph lainnya.

b. Kohesi Leksikal

Kohesi leksikal adalah hubungan antar beberapa unsur kata dalam wacana. Hubungan kohesif yang ada berdasarkan aspek leksikal, dengan pilihan kata yang serasi, menyatakan hubungan makna antara unit bahasa yang satu dengan unit bahasa yang lain dalam wacana. Ada enam aspek leksikal dalam wacana yakni : 1. Repetisi (Pengulangan)

Repetisi adalah pengulangan satuan bahasa yang dijadikan sebagai bagian yang penting untuk memberi tekanan atau penguatan dalam sebuah konteks yang sesuai.

2. Sinomini (Persamaan) Sinomini dapat diartikan sebagai persamaan kata atau

nama lain untuk benda atau hal yang sama atau ungkapan yang makna nya kurang lebih sama dengan ungkapan lain.

Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 |45

p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X

Analisis Kohesi dan Koherensi… |Syahreni Siregar

Sinomini merupakan salah satu aspek leksikal sebagai pendukung dalam kepaduan wacana.

3. Antonimi (lawan kata) Antonimi dapat diartikan sebagai lawan kata atau nama

lain untuk benda atau hal yang lain, satuan bahasa yang maknanya berlawan/berposisi dengan satuan bahasa yang lain.

4. Kolokasi (sanding kata) Kolokasi atau padanan atau sanding kata adalah asosiasi

dalam menggunakan pilihan kata yang cenderung digunakan secara berdampingan.

5. Hiponimi (pengklompokan/penkelasan) Hiponimi dapat diartikan sebagai pengklompokan atau

pengkelasan satuan bahasa yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual yang lain.

6. Ekuivalen ( kesepadanan/kesejajaran) Ekuivalen adalah hubungan kesepadanan atau

kesejajaran antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lain dalam sebuah teks. Dalam hal ini, sejumlah kata hasil proses afisasi dari morfem asal yang sama menunjuk adanya hubungan kesepadanan atau kesejajaran.

Pengertian Koherensi Sebagaimana yang sudah dijelaskan terdahulu bahwa dalam

sebuah wacana aspek koherensi merupakan aspek yang sangat diperlukan keberadaannya dalam rangka untuk menjaga pertalian atau keterkaitan yang kuat antara bagian yang satu dengan lainnya untuk mendapatkan keutuhan atau kesatuan makna yang utuh. Keutuhan yang koheren tersebut dijabarkan oleh adanya hubungan-hubungan makna yang terjadi antar unsur (bagian) secara semantik.

Hubungan yang koheren kadang terjadi melalui piranti kohesi, namun terkadang dapat terjadi tanpa melalui bantuan piranti kohesi. Jika dimaknai secara menyeluruh keterkaitan makna yang koheren itu menjadi bagian dari organisasi semantis. Dengan kata lain hubungan koherensi adalah suatu rangkaian fakta dan gagasan yang teratur dan tersusun secara logis dan dapat juga terjadi secara implisit (terselubung) karena berhubungan dengan

46| Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X

Syahreni Siregar| Analisis Kohesi dan Koherensi…

bidang makna yang memerlukan berbagai interpretasi sesuai dengan konteknya (Brown, 1983: 223).

Koherensi merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dihubungkannya. Ada beberapa penanda koherensi yang digunakan dalam sebuah wacana, di antaranya penambahan (aditif), rentetan (seri), keseluruhan ke sebagian, kelas ke anggota, penekanan, perbandingan (komparasi), pertentangan (kontras), hasil (simpulan), contoh (misal), kesejajaran (paralel), tempat (lokasi), dan waktu (kala).

1. Penambahan (aditif), penanda koherensi yang bersifat aditif atau berupa penambahan antara lain: dan, juga, selanjutnya, lagi pula, serta.

2. Rentetan (seri), penanda koherensi yang berupa rentetan atau seria ialah pertama, kedua, …, berikut, kemudian, selanjutnya, akhirnya.

3. Keseluruhan ke sebagian, yaitu pembicaraan atau tulisan yang dimulai dari keseluruhan, baru kemudian beralih atau memperkenalkan bagian-bagiannya.

4. Kelas ke anggota, yang dimaksud penanda koherensi ini ialah dengan menyebutkan bagian yang umum menuju ke bagian-bagian lebih khusus.

5. Penekanan, yang dimaksud penenda koherensi ini ialah kata atau frasa yang memberikan penekanan terhadap kalimat sebelumnya ataupun kalimat sesudahnya.

6. Perbandingan (komparasi), penanda koherensi ini ialah sama halnya, hal serupa, hal yang sama, seperti, tidak seperti, dll.

7. Pertentangan (kontras), penanda koherensi ini dapat berupa tetapi, tapi, meskipun, sebaliknya, namun, walaupun, dan namun demikian.

8. Hasil (simpulan), yag dimaksud penanda koherensi ini ialah kata atau frasa yang mengacu pada simpulan.

9. Contoh (misal), penanda koherensi ini dapat berupa antara lain: umpamanya, misalnya, contohnya.

10. Kesejajaran (paralel) 11. Tempat (lokasi), penanda koherensi ini antara lain: di sini, di

situ, di rumah, dll. 12. Waktu (kala), penanda koherensi ini antara lain: mula-mula,

sementara itu, tidak lama kemudian, ketika itu.

Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 |47

p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X

Analisis Kohesi dan Koherensi… |Syahreni Siregar

Koherensi merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dihubungkannya. Ada beberapa penanda koherensi yang digunakan dalam wacana ini, diantaranya penambahan (aditif), penekanan, pemberian contoh, lokasi dan kala, penyebaban, tujuan, syarat-hasil, kesejajaran, kelogisan pembeda dan kondisional. Kaitan Kohesi dan Koherensi Wacana memiliki berbagai bentuk dan makna. Kedua unsur ini merupakan faktor penting dalam menentukan tingkat keterbacaan dan keterpahaman sebuah wacana. Kohesi berkaitan dengan kepaduan, dan keutuhan. Sedangkan pada koherensi itu berkaitan dengan pertalian dan hubungan. Jika kita kaitkan dengan aspek bentuk dan makna, maka kohesi mengacu kepada aspek formal bahasa dan koherensi mengacu aspek ujaran. Aspek formal bahasa yang berkaitan erat dengan kohesi ini melukiskan bagaimana caranya proposisi-proposisi saling berhubungan satu sama lain bagaimana caranya bagian-bagian dalam teks yang tersirat disimpulkan untuk ditafsirkan sebagai acuan koherensi. Dalam istilah kohesi tersirat makna kepaduan dan keutuhan. Adapun dalam koherensi tersirat makna pertalian atau hubungan. Bila dikaitkan dengan aspek bentuk dan aspek makna bahasa, maka kohesi merupakan aspek formal bahasa sedangkan koherensi merupakan aspek ujaran. Wacana yang memiliki kohesi dan koherensi merupakan wacana yang baik. Kalimat atau kata yang dipakai bertautan dan pengertian yang satu berkaitan dengan pengertian yang lainnya secara sistematis. Oleh karena itulah kohesi dan koherensi menjadi aspek yang penting dan menjadi titik berat dalam suatu wacana.

Berdasarkan data yang diperoleh, dianalisis dan dipaparkan, terdapat hasil penelitian ini sesuai dengan fokus penelitian yg ingin dicapai. Dalam penelitian ini ada dua aspek yang menjadi fokus penelitian yakni aspek kohesi dan koherensi. Untuk aspek kohesi hanya terfokus pada kohesi lexical dan untuk koherensi hanya terfokus pada hubungan makna yang terjadi antar unsur (bagian) secara semantik. Hubungan yang koheren kadang terjadi melalui piranti kohesi, namun terkadan

48| Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X

Syahreni Siregar| Analisis Kohesi dan Koherensi…

g dapat terjadi tanpa melalui bantuan piranti kohesi. Jika dimaknai secara menyeluruh keterkaitan makna yang koheren itu menjadi bagian dari organisasi semantis. Kohesi

Kohesi merupakan aspek formal bahasa dalam wacana. Dengan itu kohesi adalah 'organisasi sintaktik'. Organisasi sintaktik ini adalah merupakan wadah ayat-ayat yang disusun secara padu dan juga padat. Dengan susunan demikian organisasi tersebut adalah untuk menghasilkan tuturan. Ini bermaksud bahawa kohesi adalah hubungan di antara ayat di dalam sebuah wacana, baik dari segi tingkat gramatikal maupun dari segi tingkat leksikal tertentu. Dengan penguasaan dan juga pengetahuan kohesi yang baik, seorang penulis akan dapat menghasilkan wacana yang baik.

Kohesi merupakan konsep semantik yang juga merujuk kepada perkaitan kebahasaan yang didapati pada suatu ujaran yang membentuk wacana. Manakala menurut Halliday dan Hasan (1976:5) bahwa kohesi merupakan satu set kemungkinan yang terdapat dalam bahasa untuk menjadikan suatu 'teks' itu memiliki kesatuan.

Halliday dan Hasan (1976:7) telah mencoba melihat kohesi makna itu dari dua sudut, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kedua-dua gramatikal ini terdapat dalam sesuatu kesatuan teks. Kohesi ini juga memperlihatkan jalinan ujaran dalam bentuk kalimat untuk membentuk suatu teks atau konteks dengan cara menghubungkan makna yang terkandung di dalam unsur.

Dalam penelitian ini ada dua jenis kohesi lexical yang sering muncul yakni repetisi (pengulangan) dan sinonimi (persamaan). Penanda hubungan Leksikal yaitu: a) Repetisi (pengulangan)

Repetisi adalah pengulangan satuan lingual ( bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat ) yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam suatu konteks. “The fearful roaring of dragon guided the Knight to the monster’s territory. As the intruder crossed the dreaded marshes the dragon charged furiously whipping is enermous tail arround the legs of the knight’s steed. Horse and rider collapsed. The Knight now realized that he must attack when the creature was off-guard. He crouched down as though wounded. The monster, accustomed to

Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 |49

p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X

Analisis Kohesi dan Koherensi… |Syahreni Siregar

speedy victory, prepared to seize its prey. Then the Knight struck powerfully beneath the beast’s wing. A despairing groan told the villagers that they would be troubled no more.” b) Sinonimi

Sinonimi ialah suatu kata yang mempunyai makna yang sama dengan 'kata searti'. Sinonimi ini digunakan kerana hanya untuk mengelakkan kebosanan bagi pengulangan kata yang sama di dalam teks dan juga sinonimi ini memberikan variasi kepada sesuatu teks.

“The fearful roaring of dragon guided the Knight to the monster’s territory. As the intruder crossed the dreaded marshes the dragon charged furiously whipping is enermous tail arround the legs of the knight’s steed. Horse and rider collapsed. The Knight now realized that he must attack when the creature was off-guard. He crouched down as though wounded. The monster, accustomed to speedy victory, prepared to seize its prey. Then the Knight struck powerfully beneath the beast’s wing. A despairing groan told the villagers that they would be troubled no more.”

Disamping dua penanda kohesi leksikal diatas, masih ada penanda lain yang muncul di dalam wacana yang diteliti. Misalnya hyphonym dalam kalimat “when the creature was guard”, meronym dalam kalimat “ whipping is enermous tail arround the legs of the knight’s steed”, dan ekuivalen dalam kalimat “The fearful roaring of dragon guided the Knight to the monster’s territory As the intruder crossed the readded marshes the dragon charged furiously whipping is enermous tail arround the legs of the knight’s steed. Horse and rider collapsed. The Knight now realized that he must attack when the creature was off-guard. He crouched down as though wounded. The monster, accustomed to speedy victory, prepared to seize its prey. Then the Knight struck powerfully beneath the beast’s wing. A despairing groan told the villagers that they would be troubled no more.”

Koherensi

Aspek koherensi merupakan aspek yang sangat diperlukan keberadaannya dalam rangka untuk menjaga pertalian atau keterkaitan yang kuat antara bagian yang satu dengan lainnya

50| Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X

Syahreni Siregar| Analisis Kohesi dan Koherensi…

untuk mendapatkan keutuhan atau kesatuan makna yang utuh. Keutuhan yang koheren tersebut dijabarkan oleh adanya hubungan-hubungan makna yang terjadi antar unsur (bagian) secara semantik. Hubungan yang koheren kadang terjadi melalui piranti kohesi, namun terkadang dapat terjadi tanpa melalui bantuan piranti kohesi. Jika dimaknai secara menyeluruh keterkaitan makna yang koheren itu menjadi bagian dari organisasi semantis. Dengan kata lain hubungan koherensi adalah suatu rangkaian fakta dan gagasan yang teratur dan tersusun secara logis dan dapat juga terjadi secara implisit (terselubung) karena berhubungan dengan bidang makna yang memerlukan berbagai interpretasi sesuai dengan konteknya.

Analisis penggunaan koherensi dalam wacana bahasa Inggris berdasarkan pada pemilihan dan penggunaan kata dan penggunaan penanda kohesi. Ketepatan dalam menganalisa penanda kohesi dalam wacana merupakan bentuk pemahaman terhadap penggunaan koherensi.

Dalam penelitian ini ditemukan masih banyak terjadi kesalahan dalam menentukan penanda kohesi. Sehingga dengan sendirinya membawa dampak juga terhadap kemampuan mahasiswa dalam menganalisa koherensi sebuah wacana. Ini menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa dalam menggunakan penanda kohesi dan koherensi masih kurang tepat.

Berikut ini adalah wacana bahasa Inggris yang dianalisa mahasiswa:

“The fearful roaring of dragon guided the Knight to the monster’s territory. As the intruder crossed the dreaded marshes the dragon charged furiously whipping is enermous tail arround the legs of the knight’s steed. Horse and rider collapsed. The Knight now realized that he must attack when the creature was off-guard. He crouched down as though wounded. The monster, accustomed to speedy victory, prepared to seize its prey. Then the Knight struck powerfully beneath the beast’s wing. A despairing groan told the villagers that they would be troubled no more.”

Wacana di atas dipisahkan menjadi 14 klausa: 1. The fearful roring of dragon guided the knigt to the

monster’s territory. 2. As the intruder crossed the dreaded marshes

Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 |51

p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X

Analisis Kohesi dan Koherensi… |Syahreni Siregar

3. the dragon charged furiously 4. whipping is enermous tail arround the legs of the

knight’s steed 5. Horse and rider collapsed. 6. The Knight now realized 7. that he must attack 8. when the creature was off-guard. 9. He crouched down as though wounded 10. The monster << ....... >> prepared to seize its prey 11. << accustomed to speedy victory>> 12. Then the Knight struck powerfully beneath the beast’s

wing. 13. A despairing groan told the villagers 14. that they would be troubled no more.”

Analisis Kemampuan Mahasiswa Dalam Menganalisa Piranti Kohesi Wacana Bahasa Inggris

NO

Klausa

Piranti unsur kohesif

Tipe kohesi

Mhsw yang menjawab

benar

Mhsw yang

menjawab salah

%

1 1 Dragon-monster

Ekuivalen 10 15 67%

2 2 intruder Ekuivalen 2 23 8%

3 2 dreaded Sinonimi 15 10 60%

4 3 dragon Repetisi 21 4 84%

5 4 tall Meronym 15 10 60%

6 4 knight Repetisi 7 18 28%

7 5 rider Ekuivalen 6 19 24%

8 6 knight Repetisi 16 9 64%

9 7 attack Sinonimi 12 13 48%

10 8 creature Hiponim 9 16 36%

11 10 monster Repetisi 18 7 72%

12 10 prey Ekuivalen 4 21 16%

13 10 seize Sinonim 3 22 12%

14 12 beast Sinonim 2 23 8%

15 12 knight Repetition

13 12 52%

16 12 struck Sinonimi 11 14 44%

17 13 despiring Antonim 4 21 16%

18 13 groan Antonim 0 25 0%

52| Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X

Syahreni Siregar| Analisis Kohesi dan Koherensi…

Dari tabel analisis piranti kohesi diatas ditemukan bahwa

kebanyakan mahasiswa melakukan kesalahan dalam menganalisis beberapa piranti kohesi. Dari 25 orang mahasiswa yang di jadikan sampel penelitian, ada 21 orang (84%) yang pada umumnya mampu menganalisa dengan benar untuk piranti kohesi repetisi (pengulangan) yakni pada repetisi “dragon”. Sedangkan kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa yakni pada piranti kohesi antonim (0%) yakni pada antonim “groan”.

Dari data analisis kohesi pada tabel diatas, dibuat sebuah grafik batang yang akan mengukur persentasi kemampuan mahasiswa dalam masing-masing tipe kohesi (kohesi lexical)

Berikut adalah grafik batang tipe kohesi wacana Bahasa Inggris yang dianalisa mahasiswa:

Dari grafik batang diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam menganalisa tipe kohesi repetisi (pengulangan) lebih tinggi (75%) dari tipe sinonim (41%), Equivalen (22%), Meronym (15%), Hyphonim (9%) dan Antonim (4%).

0

20

40

60

80

Tipe Kohesi

Tipe Kohesi

Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 |53

p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X

Analisis Kohesi dan Koherensi… |Syahreni Siregar

Analisis Kemampuan Mahasiswa Dalam Menganalisa Piranti Koherensi Wacana Bahasa Inggris a. Pada (K3) dan (K4) tercipta hubungan makna Amplikatif, hal

ini ditandai dengan pemakaian piranti kohesi perulangan/repetisi pada kata dragon (K3) yang memberi penjelasan (K4).

b. Pada (K10) tercipta hubungan makna Penambahan terhadap (K12), karena kata then merupakan bentuk tambahan dari hal yang telah disebut sebelumnya, yaitu tentang the monster.

c. Pada (K2) dan (K5) tercipta hubungan makna Amplikatif, hal ini ditandai dengan pemakaian piranti kohesi equivalen pada kata intruder dan rider (K2/K5) yang memberi penjelasan (K1).

Analisis kemampuan mahasiswa dalam menganalisa piranti koherensi dapat dilihat dari kemampuan mahasiswa dalam menganalisis piranti kohesi. Dari tabel analisa piranti kohesi dan koherensi di atas ditemukan data bahwa kemampuan mahasiswa dalam menganalisa koherensi wacana bahasa Inggris masih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan penanda kohesi merupakan bagian yang penting dalam membentuk koherensi wacana. Penanda-penanda kohesi itu dapat menyatakan hubungan maknawi dan hubungan konferensial, sehingga mahasiswa dapat mengaitkan komponen-komponenpesan dalam sebuah wacana. Dengan demikian dapat terbentuk suatu keseluruhan.

Secara logis dapat dikatakan bahwa ketika mahasiswa mampu memahami piranti kohesi sebuah wacana maka dengan sendirinya mereka juga mampu memahami koherensi sebuah wacana. Karena antara kohesi dan koherensi saling memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Sehingga mahasiswa mampu memmahami apa yang dinamakan keterbacaan dan kebermaknaan sebuah wacana.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam menganalisa piranti kohesi dan koherensi wacana bahasa Inggris masih rendah. Untuk memperkuat data analisis tersebut penulis melakukan interview kepada mahasiswa sebagai masukan untuk memperkuat data yang ada.

54| Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X

Syahreni Siregar| Analisis Kohesi dan Koherensi…

Simpulan Wacana sebagai dasar dalam pemahaman teks sangat

diperlukan dalam berkomunikasi dengan informasi secara utuh. Wacana yang baik harus memperhatikan keruntutan unsur pendukung (kohesi) dan isi (informasi) yang koheren. Ketepatan dalam menganalisa penanda kohesi dalam wacana merupakan bentuk pemahaman terhadap penggunaan koherensi.

Berdasarkan penelitian ini ditemukan bahwa masih banyak mahasiswa yang tidak memahami tentang piranti kohesi dan koherensi. Mereka hanya faham secara teori tetapi masih minim dalam kemampuan menganalisa wacana, terutama dalam piranti kohesi dan koherensi wacana. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis mahasiswa dalam menganalisa kohesi dan koherensi wacana Bahasa Inggris dan dari hasil interview mereka. Dari tipe kohesi leksikal yang mereka analisis hanya tipe repetition (pengulangan) yang paling mudah dan dianalisa dengan benar oleh mahasiswa. Repetition 75%, sinonim 41%, Equivalen 22%, Meronym 15%, Hyphonim 9% dan Antonim 4%. Hasil ini juga mempengaruhi analisis koherensi. Masih banyak terjadi kesalahan dalam menganalisanya. Karena hubungan antara kohesi dan koherensi saling memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Sehingga mahasiswa mampu memahami apa yang dinamakan keterbacaan dan kebermaknaan sebuah wacana.

Berdasarkan hasil interview, mereka mengalami kesulitan dikarenakan kurangnya vocabulary ( Kosakata) Bahasa Inggris yang mereka miliki. Hanya pemahaman teoritis tentang piranti kohesi dan koherensi sebuah wacana yang mereka fahami, namun aplikasi teori dalam analisis sebuah wacana masih kurang.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam menganalisa kohesi dan koherensi wacana Bahasa Inggris mahasiswa TBI semester VI STAIN Jurai Siwo Metro masih rendah. Khususnya dalam memahami aspek kohesi leksikal sebuah wacana. Untuk itu perlu menjadi perhatian bersama khususnya dosen discourse Analisis untuk mencari formula agar mahasiwa lebih tertarik dan mampu dalam menganalisa wacana Bahasa Inggris terutama aspek kohesi dan koherensinya.

Dewantara Vol. VII, Januari-Juni 2019 |55

p-ISSN: 2527-399X│e-ISSN: 2541-609X

Analisis Kohesi dan Koherensi… |Syahreni Siregar

Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Brown, Gillian. 1983. Discourse Analysis. New York: Cambridge

University Press

Burns, A. 1999. Collaborative Action Research for English Language

Teachers. Cambridge : Cambridge University Press

Cohen, Louis and Lawrence Manion. 1984. Research Method in

Education. London: Croom Helm

Djajasudarma, Fatimah. 2006. Wacana. Bandung: PT Refika

Aditama

Donald Ary and Lucy Cheser Jacobs. 2010. Introduction to Research in

Education. USA: Wadsworth, Cengage Learning

Keraf, G. 1995. Komposisi, Jakarta: Gramedia

Kridalaksna, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik, Jakarta: Ikrar

Mandiriabadi

Halliday, M.A.K. 2014. An Introduction to Functional Grammar,

London: Fourth Edition

John W. Creswell. 2009. Research Design: Qualitative, Quantitative and

Mixed Methods Appoaches (Third Edition). USA: Sage

Publications Inc.

Linda Gerot, Peter Wignell. 1994. Making Sense of Functional

Grammar: An Introductory Workbook, Antipodean

Educational Enterprise

Mulyan A. 2005.Kajian Wacana. Jakarta: Tiara Wacana

Nunan, David. 1993. Introducing Discourse Analysis. London: Penguin

Book

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ramayana Press Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan

Terapannya dalam Penelitian. Surakarta : UNS Press