FUNGSI BAHASA DALAM SASTRA LISAN KABHANTI GAMBUSU …

10
71 FUNGSI BAHASA DALAM SASTRA LISAN KABHANTI GAMBUSU PADA MASYARAKAT MUNA THE FUNCTION OF LANGUAGE IN ORAL LITERATURE OF KABHANTI GAMBUSU IN MUNA COMMUNITIES Hadirman Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado [email protected] Hardin Universitas Halu Oleo Kendari [email protected] Musafar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado [email protected] Abstract Muna language as local language which belong to Muna community in Muna Regency Southaeast Province, has communnication and culture dimenssion. Communicative dimension in function as massege transmision. while, culture dimenssion, language as a medium to ekspress a culture meaning. The purpose this article is to explore the function of language in the oral literacy kabhanti gambusu. The method used in this research is descriptive-qualitative. The results showed that ekspression of language and culture in orally literacy text kabhanti gambusu has function. Function of language in to oral literacy kabhanti gambusu such as there function, are information function, interactive function, and imaginative function. The function of language in the oral literacy kabhanti gambusu contains meaning related to local beliefs/religious, character education, social solidarity, ethics, aesthetics, and romance. Keywords: language function, oral literacy, kabhanti gambusu, Muna community Abstrak Bahasa Muna sebagai bahasa daerah masyarakat Muna di Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai dimensi komunikatif dan dimensi budaya. Dimensi komunikatif melihat bahasa dalam fungsinya sebagai transmisi pesan, sedangkan dimensi budaya masyarakat, bahasa sebagai wahana untuk mengekspresikan makna budaya. Tujuan penulisan artikel ini untuk mengeksplorasi fungsi bahasa dalam sastra lisan kabhanti gambusu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif- kualiatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerminan bahasa dan budaya pada teks sastra lisan kabhanti gambusu mempunyai fungsi bahasa. Fungsi bahasa yang terdapat dalam sastra lisan kabhanti gambusu terdiri atas tiga fungsi, yakni informatif, interaktif, dan imajinatif. 2) Fungsi bahasa dalam sastra lisan kabhanti gambusu mengandung makna yang berkaitan dengan kepercayaan lokal/religius, pendidikan karakter, solidaritas sosial, etika, estetis, dan percintaan. Kata kunci: fungsi bahasa, sastra lisan, kabhanti gambusu, masyarakat Muna

Transcript of FUNGSI BAHASA DALAM SASTRA LISAN KABHANTI GAMBUSU …

Page 1: FUNGSI BAHASA DALAM SASTRA LISAN KABHANTI GAMBUSU …

71

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

FUNGSI BAHASA DALAM SASTRA LISAN KABHANTI GAMBUSU PADAMASYARAKAT MUNA

THE FUNCTION OF LANGUAGE IN ORAL LITERATURE OFKABHANTI GAMBUSU IN MUNA COMMUNITIES

HadirmanInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

hadirmaniain-manadoacid

HardinUniversitas Halu Oleo Kendari

hardinattyyahoocoid

MusafarInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

musafarmusafariain-manadoacid

AbstractMuna language as local language which belong to Muna community in Muna Regency Southaeast Province hascommunnication and culture dimenssion Communicative dimension in function as massege transmision while culturedimenssion language as a medium to ekspress a culture meaning The purpose this article is to explore the function oflanguage in the oral literacy kabhanti gambusu The method used in this research is descriptive-qualitative The resultsshowed that ekspression of language and culture in orally literacy text kabhanti gambusu has function Function oflanguage in to oral literacy kabhanti gambusu such as there function are information function interactive functionand imaginative function The function of language in the oral literacy kabhanti gambusu contains meaning related tolocal beliefsreligious character education social solidarity ethics aesthetics and romance

Keywords language function oral literacy kabhanti gambusu Muna community

AbstrakBahasa Muna sebagai bahasa daerah masyarakat Muna di Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggaramempunyai dimensi komunikatif dan dimensi budaya Dimensi komunikatif melihat bahasa dalamfungsinya sebagai transmisi pesan sedangkan dimensi budaya masyarakat bahasa sebagai wahanauntuk mengekspresikan makna budaya Tujuan penulisan artikel ini untuk mengeksplorasi fungsi bahasadalam sastra lisan kabhanti gambusu Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualiatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerminan bahasa dan budaya pada teks sastra lisankabhanti gambusu mempunyai fungsi bahasa Fungsi bahasa yang terdapat dalam sastra lisan kabhantigambusu terdiri atas tiga fungsi yakni informatif interaktif dan imajinatif 2) Fungsi bahasa dalamsastra lisan kabhanti gambusu mengandung makna yang berkaitan dengan kepercayaan lokalreligiuspendidikan karakter solidaritas sosial etika estetis dan percintaan

Kata kunci fungsi bahasa sastra lisan kabhanti gambusu masyarakat Muna

72

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

1 PendahuluanSastra lisan di Kabupaten Muna tidak asing

lagi bagi masyarakat pemiliknya karena beberapasastra lisan merupakan hiburan dalam acara-acaraadat Sastra lisan kabhanti gambusu dimanfaatkanmasyarakat Muna untuk memelihara budaya sertamedia pendidikan budaya bagi generasi mudaHanya saja generasi muda sebagai ahli waris sastralisan ini kini mereka tidak tertarik lagi untukmempelajari sastra lisan kabhanti gambusu Selainmereka tidak terbiasa lagi menggunakan wambawuna lsquobahasa Munarsquo dalam ranah-ranah pemakaianbahasa Muna (ranah keluarga dan adat) juga tidakberminat belajar memetik kambusu sebagai mediauntuk mementaskan sastra lisan kabhanti gambusu(band Hadirman amp Ardianto 2016)

Sastra lisan kabhanti gambusu bila dicermatidari aspek fungsinya memiliki fungsi tersendiribagi penutur bahasa Muna Bahasa Muna atauwamba wuna dalam konteks sastra lisan Munaadalah sebagai pendukung dan media pengungkap-nya bahkan hingga sekarang masih dipakai sebagaialat komunikasi bagi masyarakat Muna (Hadir-man 201619 Hadirman dan Ardianto 2016 2)

Kabhanti gambusu merupakan salah satu sastralisan yang dimiliki masyarakat Muna yang diper-tunjukkan di hadapan khalayak dengan meng-gunakan alat musik tradisional gambusu lsquogambusrsquoPengertian yang dikemukakan olehHadirman danArdianto (20163) kabhanti gambusu adalah pantunyang dinyanyikan dengan diiringi irama gambusserta botol kosong paku atau pemukul lainnyaAntara pemantun saling berbalas pantun dalammenyampaikan pikirannya Seorang pemantunbebas mengeksplorasi gagasannya Bahkan Ia da-pat memengaruhi perasaan dan pemikiran pen-dengarnya (Hardin dan Hadirman 2017146)Biasanya inspirasi didapatkan pemantun olehadanya pengetahuan lokal yang berkaitan denganbudaya Muna Ungkapan tersebut selain berfungsiuntuk melahirkan gubahan teks dalam kabhanti

juga terdapat fungsi-fungsi bahasa yang dikemuka-kannya

Dinamika sastra lisan ini banyak dipandangsebagai suatu yang statis dan kurang mampu mem-berikan kontribusi dalam pengembangan masya-rakat Bahkan sastra lisan ini mulai ditinggalkangenerasi ahli warisnya Akan tetapi sastra lisanyang hidup dan berkembang pada masyarakatMuna memiliki fungsi Fungsi yang dimaksudadalah berkaitan dengan fungsi penggunaanbahasa dalam sastra lisan Fungsi tradisi lisankabhanti gambusu pada masyarakat Muna diman-faatkan untuk menyampaikan informasi mediakontrol sosial dan menghadirkan aspek keindahan(puitik)

Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasifungsi bahasa yang tercermin dalam teks sastralisan kabhanti gambusu pada masyarakat MunaDengan mengkaji fungsi bahasa yang terkandungdi dalam tradisi lisan makna dan pengetahuanlokal yang terkandung di dalamnya dapat di-eksplorasi Dengan mengeksplorasi fungsi bahasayang terkandung dalam sastra lisan ini tidak sajaberkontribusi dalam pemertahanan kearifan dalambahasa Muna tetapi juga dapat memberi kontri-busi dalam bidang kajian sastra lisan Muna danpemertahanan bahasa Muna

2 Teori Fungsi BahasaFungsi bahasa telah didefinisikan oleh para

ahli dengan berbagai sudut pandang Sebagaimanadikemukan oleh Luardini (200724) bahwa dewasaini pembahasan tentang fungsi bahasa telahbanyak dikatakan oleh ahli Fungsi bahasa olehsebagian ahli dianggap sama dengan penggunaanbahasa

Bahasa memiliki seperangkat fungsi baiksosial budaya maupun religius Fungsi bahasatidak hanya tampak pada peranannya sebagaimedia pengungkap nilai-nilai sastra lisan tetapiberkaitan pula dengan pendayagunaan nilai dan

73

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

norma antargenerasi (Halliday 197912) Kenya-taannya bahwa sastra lisan kabhanti gambusu meng-gunakan bahasa sebagai media instrumental utamadalam mentrasmisikan nilai-nilai budaya lokal

Bahasa bernilai dan berfungsi bagi kehidupanmanusia dan masyarakat termasuk pengungkapsastra lisan Fungsi bahasa dalam sastra lisan tam-pak nyata karena bahasa digunakan untuk tujuankomunikasi dan interaksi sosial Tujuan penggu-naan bahasa berkaitan dengan sistem gagasanharapan-harapan dan ideologi (band Hymes19742-3) Menurut Hymes (197443) ungkapanbahasa memiliki dua fungsi utama yakni fungsistruktural dan fungsi penggunaan Fungsi struk-tural berkaitan dengan wujud kebahasaan danfungsi penggunaan berkaitan dengan dunia luarbahasa Namun kedua fungsi bahasa tersebutsaling bertalian satu dengan lainnya

Shipley dalam Effendy (2006) yang meng-artikan sastra lisan sebagai jenis karya sastra yangpenyampaiannya dituturkan dari mulut ke mulutyang tersebar secara lisan bersifat anonim danmenggambarkan kehidupan masyarakat masalampau Sastra lisan adalah suatu karya sastra yangdihasilkandiciptakan dan dituturkan secara lisandengan mulut baik dalam suatu pertunjukan senimaupun di luarnya (Hutomo 199110) Sementaraitu Finnegan (197815) menguraikan bahwa untukmengetahui jenis sastra lisan memerlukan penge-tahuan tentang keseluruhan latar belakang sastradan sosial budaya yang meliputi pula penampilanaudiens dan konteks

Bahasa memang telah disadari memiliki fungsiyang amat penting dalam kehidupan masyarakatsebagai alat berpikir alat untuk merekam peng-alaman masa lalu sebagai wadah rasa yang fungsi-nya paling tampak dalam kehidupan masyarakatsebagai media perhubungan (Jendra 199128)

Halliday dalam karyanya yang berjudulExploration in the Function of Language (197743)membagi fungsi bahasa menjadi enam bagian

yaitu fungsi emotif konotatif kontekstual pesankontak dan kode Pembagian fungsi bahasa itudirasakan masih tumpang tindih sehingga beliauakhirnya mengerucutkan pembagian itu menjaditiga bagian yang lebih bersifat penggabungan darikeenam pembagian itu yakni (1) Fungsi ideasional(fungsi ini mencakup pemahaman pengetahuanpengertian cita pikiran perasaan yang ber-hubungan dengan sikap perilaku seseorang ataumasyarakat) (2) Fungsi antarpribadiinterpersonal(bahasa berfungsi untuk mengadakan hubungan(catatan pembagian ketiga tidak ditulis olehpenulis)

Teori fungsi bahasa dikemukakan RomanJakobson (Zaimar 2008345-346) dikelompokkanmenjadi (1) fungsi ekspresif yakni apabila bahasadigunakan untuk menekankan pikiran danperasaan penutur (2) fungsi konatif apabilatekanan tutur ada pada si penerima yaitu apabiladi dalam tuturan Teori yang digunakan untukmenganalisis fungsi bahasa yang terkandungdalam sastra lisan kabhanti gambusu adalah yangdikemukakan oleh Halliday dan Hasan (1985)dalam Luardini (200724) fungsi bahasa terdiri atas(1) informative uses (fungsi informatif) (2) interactiveuses (fungsi interaktif) yang terdiri atas control other(kontrol sesama) mutual support (saling men-dukung) dan express self (ekspresi diri) (3)imaginative uses (fungsi imaginatif) terdiri atas (a)ritual (ritual) dan (b) poetic (puisi)

3 Metode PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan pendekatan

deskriptif-kualitatif Prosedur dan tahapan pene-litian mencakup tata cara pemerolehan dataanalisis data dan penyajian analisis data penelitianData utama penelitian ini adalah bahasa dalamwujud wacana yang digunakan pemantun sastralisan kabhanti gambusu Teks-teks yang jadikanobjek dalam penelitian ini adalah teks-teks sastralisan kabhanti gambusu pada masyarakat Muna

74

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Data teks-teks sastra lisan kabhanti gambusudiperoleh melalui observasi (pengamatan) ter-hadap pementasan kabhanti gambusu perekamanpementasan kabhanti gambusu untuk memperolehdata tuturan (lisan) dan studi kepustakaan berupahasil-hasil penelitian dan artikel terkait dengansastra lisan kabhanti gambusu

Wacana atau teks-teks sastra lisan kabhantigambusu sebagai wujud bahasa berfungsi danbermakna secara kontekstual Menurut Hoed(2008192) analisis sastra lisan mengungkapkanapa yang terkandung di dalamnya yakni hal-halyang terlahir dan mentradisi dalam suatu masya-rakat Analisis ditekankan pada isi teks Kaidahlain yang digunakan dalam analisis sastra lisandengan mengkaji cara teks-teks lisan yang dihasil-kan oleh penutur (Koster 200835) Berdasarkanpandangan di atas cara kerja penelitian ini dilaku-kan sebagai sebagai berikut(1) Analisis tidak difokuskan pada konteks

tetapi lebih ditekankan pada analisis tekssastra lisan kabhanti gambusu yang dipentaskandalam kehidupan masyarakat Muna

(2) Teks sastra lisan kabhanti gambusu dikumpul-kan melalui perekaman pada masyarakatpemiliknya (pemantun) saat sastra lisan inidipentaskan

(3) Teks sastra lisan kabhanti gambusu yangdirekam kemudian dilakukan transkripsi daribahasa Muna ke bahasa Indonesia yang mu-dah dipahami dengan menggunakan KamusMuna-Indonesia karangan Rene van den Bergdan La Ode Sidu (2000)

(4) Setelah ditranskripsi teks-teks sastra lisankabhanti gambusu yang terpilih dilakukankajian berupa pengategorian berdasarkanteori fungsi bahasa

Setelah data dikumpulkan dikategorisasikemudian dianalisis secara deskriptif berdasarkan

teori fungsi bahasa yang terkandung di dalamnyaSetelah disajikan dalam bentuk ketegori fungsibahasa kemudian dilakukan penafsiran kandunganmakna di dalam teks-teks sastra lisan tersebutAnalisis data dan penafsiran disajikan dengannarasi yang ringan dan mudah dipahami

4 Fungsi Bahasa pada Teks Sastra LisanKabhanti GambusuEkspresi bahasa yang tercermin dalam teks

kabhanti gambusu mempunyai beberapa fungsiyaitu fungsi informatif tentang pengetahuan lokaldan alat musik tradisional fungsi interaktif terdiriatas fungsi kontrol sesama saling mendukung daneskpresi diri dan fungsi imaginatif terdiri atasfungsi ritual dan puitik Fungsi bahasa yang ter-dapat dalam sastra lisan kabhanti gambusu ditampil-kan berikut ini

41 Fungsi InformatifBahasa digunakan untuk menyampaikan

informasi dan menciptakan komunikasi (Soga danHadirman 201855) Fungsi informatif bahasadipahami sebagai fungsi dalam memberikaninformasi mengenai sesuatu hal yang berkaitandengan sosio-kultural masyarakat pendukungnyaFungsi bahasa dalam tulisan ini dititikberatkanpada konten bahasa yang akan dituturkan dalamsastra lisan kabhnati gambusu Berdasarkan kan-dungan teks-teks sastra lisan kabhanti gambusufungsi informasi yakni seperti uraian berikut

411 Fungsi Informatif tentang PengetahuanLokalFungsi informatif teks sastra lisan kabhanti

gambusu mengungkapkan makna pengetahuanlokal Fungsi informatif pada teks kabhantigambusu yang berkaitan dengan pengetahuan lokalyaitu menyangkut praksis budaya lokal masyarakatMuna dalam memanfaatkan pengetahuan lokalsebagai sampiran sastra lisan kabhanti gambusu

75

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

Pengetahuan lokal yang terekspresi dalam sampir-an sastra lisan kabhanti gambusu menyiratkan makna

bahwa sejak zaman dahulu masyarakat Muna me-miliki pengetahuan lokal

Ungkapan (1) (2) dan (3) berisi kepercayaanlokal masyarakat Muna terhadap kantisele (ritualmemanggil roh) Ungkapan (1) berisi kepercayaanpada ritual kantisele lsquoilmu pemanggil rohrsquo direpre-sentasikan ungkapan wora anahi nekantiselenekantisele samentaeno lsquosaya melihat anak di-kantiseledi-kantisele di pagi hari Kantisele biasanya dilakukanpada anak yang tidak enak makan atau menderitapenyakit lain yang tidak dapat disembuhkandengan ilmu medis Biasanya dalam masyarakatMuna penyakit tersebut diobati dengan memang-gil rohnya yang hilang

Kepercayaan terhadap roh ini pada masyarakatMuna masa lalu cukup kuat terutama di pedesaanHal ini tampak pada kebiasaan masyarakat Muna

yang memercayai ritual memanggil roh orang yangsakit agar sembuh Kepercayaan pada perginya rohharus di-kantisele Ritual memanggil roh yanghilang disebut kantisele Kantisele dilakukan selamatiga malam (biasanya dilaksanakan antara pukul1700mdash1900) Proses pelaksanaannya denganmeniup ubun-ubun telinga telapak tangan hinggasiku dan lutut hingga telapak kaki yang diulangsampai tiga kali Sambil meniup bagian-bagiantubuh tersebut pande kantisele1 mengucapkankororohellipkororo

Pemakaian kata yang berkaitan dengan penge-tahuan lokal adalah kata ntonuana lsquorohrsquo (rohmanusia) kantisele lsquokantiselersquo (ritual mengembali-kan roh yang hilang) Penggunaan leksikon yang

1 Orang yang dapat mengobati orang yang sakit karena ruhnya meninggalkan tubuhnya

1) Wora anahi nekantisele (1) Nekatinsele samentaeno (2) One morae nantolele (3) Dahu dua bhela bhaindo (4)

Saya melihat anak dikantisele (1) Dikantisele di pagi hari (2) Kalau tampaknya tersiar (3) Lebih baik sama orang lain (4)

2) Koe ngkameri meria (1) Koe ngkameri meria (2) Idi pande ngkororoa (3) Idi pande ngkororoa (4)

Jangan takut-takut (1) Jangan takut-takut (2) Saya pintar memanggil roh (3) Saya pintar memanggil roh (4)

3) Koro kororo ngkanau (1) Koro kororo ngkanau (2) Atumapigho kundomu (3) Atumapigho kundomu (4)

Panggil-panggil roh saya (1) Panggil-panggil roh saya (2) Saya lekati punggungmu (3) Saya lekati punggungmu (4) 4) Bhara omafa ngkanau (1)

Bhara omafa ngkanau (2) Sawurondo ngkabunako (3) Sawurondo ngkabunako (4)

Kira-kira saya dibuat apa (1) Kira-kira saya dibuat apa (2) Saya bersembunyi seperti roh (3) Saya bersembunyi seperti roh (4) 5) Laba apoguru bente (1)

Laba apoguru bente (2) Asarangka sawurondo (3) Asarangka sawurondo (4)

Lebih baik belajar penjaga diri (1) Lebih baik belajar penjaga diri (2) Saya menyamar tidak tampak (3) Saya menyamar tidak tampak (4)

76

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

berkaitan dengan dunia roh merupakan buktinyata bahwa manusia sangat memercayai hal ituLeksikon ntonuana lsquorohrsquo pada masyarakat Munabiasanya sangat dekat dengan leksikon kororoalsquomemanggil rohrsquo Kororoa lsquomemanggil rohrsquo dilaku-kan dalam upacara kantisele lsquoilmu memanggil rohyang hilangrsquo Seseorang di-kantisele lsquodipanggilrohnyarsquo apabila orang tersebut tidak ada nafsumakan Apabila gejala-gejala itu muncul suatupertanda nokala tonuanano lsquopergi rohnyarsquo sehinggaharus di-kantisele Ilmu kantisele dilakukan dengancara kororoa lsquomemanggil roh

Ungkapan (4) dan (5) bermakna kepercayaanpada ilmu sawurondo (menghilangkan diri) dan ilmubente lsquopenjaga dirirsquo Hal ini direpresentasikanungkapan sawurondo ngkabunako lsquosaya bersembunyi

seperti rohrsquo laba apoguru bente lsquolebih baik belajarilmu bente rsquo dan ihintu mebente sugimo lsquokamuberlindung dirirsquo Kepercayaan sawurondo adalahkepercayaan tentang menghilangkan diri dalamsekejap dan kepercayaan pada bente berkaitandengan ilmu penjaga diri

2 Informasi Alat Musik TradisionalAlat musik yang digunakan pada acara-acara

budaya cukup banyak salah satunya gambusu (alatmusik gambus) Teks sastra lisan kabhanti gambusumemberikan informasi tentang alat musik tradi-sional yang menjadi media tradisional masyarakatMuna Bahkan dijelaskan dengan bagian tubuhmanusia yang digunakan untuk membunyikan danmengatur irama seperti tampak di bawah ini

6) Ane merapa ane merapa gambusu (1)Merapa bhela merapa bhetangkidi (2)Aforatoko koemo metete buku (3)Amateangko amateangko ndoidi (4)

Kalau memetik memetik gambus (1)Memetik kasian dengan jari kecil(2)Saya beri tahu jangan bertahan diri (3)Saya akan mati untukku (4)

Ungkapan (6) menggambarkan alat musiktradisional yang dilukiskan dalam kalimat (1-2)adalah alat musik tradisional yakni gambusu lsquoalatmusik gambusrsquo yang biasa dipetik dengan jari kecilAlat musik tradisional gambusu lsquogambusrsquo diman-faatkan pemantun untuk menjadi sampirankabhanti gambusu Pada kalimat selanjutnya me-nunjukkan isi kabhanti yakni sebagai ungkapanperasaan (percintaan) pada pebhanti laki-laki ke-pada pebhanti perempuan bahwasanya ldquojanganlahbertahan diri terimalah curahan hati saya sayaakan mempertaruhkan nyawa untukmurdquo (pebhantiperempuan) Ungkapan (6) di atas memilikimakna percintaan (cinta kasih)

32 Fungsi InteraktifFungsi interaktif dalam suatu bahasa tercer-

min pada dampak dari pemakaian bahasa itusendiri Fungsi tersebut terbagi dari tiga kategori

yakni fungi kontrol sesama fungsi saling men-dukung dan fungsi ekspresi diri (Luardini 2007)Teks kabhanti gambusu memiliki ketiga fungsitersebut

321 Fungsi Kontrol SesamaTeks-teks kabhant i gambusu melukiskan

hubungan manusia dengan sesamanya yang me-ngemukakan perlunya hubungan yang harmonisDalam teks-teks kabhanti gambusu terkandungharapan akan adanya harmoni sesama dan kontrolsesama Dengan demikian teks-teks kabhantigambusu secara tidak langsung menggambarkanharmoni sesama dan kontrol sesama Kontrolsesama pada teks kabhanti gambusu ditunjukkanoleh modalitas (modulasi dengan bentuk negasidan imperatif) yang disertai sirkumstan tertentudengan maksud sebagai larangan atau tindakanyang ditabukan

77

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

Ungkapan (7) di atas menyiratkan bahwadalam interaksi sesama manusia boleh bersendagurau asalkan tidak berlebihan Dengan lidahmanusia dapat membuat orang celaka Bahkandalam ajaran agama Islam bersenda guraudiperbolehkan asalkan tidak berlebihan Hanyasaja bersenda gurau dalam urusan pribadi orang

perlu dihindari karena dapat menyebabkan oranglain tersinggung dan sakit hati Kalau orang sudahtersinggung dapat menyebabkan terjadinyapertikaian dan permusuhan Ungkapan (7) ber-makna solidaritas sosial yakni menciptakansuasana harmoni dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan

Ungkapan kabhanti gambusu (8) terdapatkosakata ngkoise lsquojanganlahrsquo adalah efek daripemakaian modalitas dalam kalimat pada tekskabhanti gambusu Di balik pemakaian modalitastersebut tersimpan pesan untuk saling mengontrolatau mengukur kemampuan dirinya sebelumbersikap atau berbuat Dengan demikian larangantersebut untuk mengontrol atau saling mengingat-kan sesama manusia untuk tidak melakukansesuatu yang tidak diketahui atau disanggupinyaHal ini menunjukkan bahwa sastra lisan kabhantigambusu dapat menjadi sarana untuk ldquomembentukkarakter anakmasyarakat yang mendengarnyaagar dapat berbudi pekerti luhurrdquo (Ardianto dkk2018)

422 Fungsi Saling MendukungDampak pemakaian bentuk modalitas dalam

suatu bahasa selain memunculkan fungsi kontrolsesama dapat pula ditempatkan pada fungsi salingmendukung Keterkaitan larangantindakan yangdapat menyebabkan keretakan sosial seperti padateks kabhanti gambusu (7) dan (8) di atas merupakan

8) Ane okambore mbore (1)Netaahimo netaahimo ngkoise (2)Ane okambore mbore (3)Netaahimo netaahimo ngkoise (4)

Kalau kamu agak bodoh-bodoh (1)Lebih baik lebih baik janganlah (2)Kalau kamu agak bodoh-bodoh (3)Lebih baik lebih baik janganlah (4)

dukungan dalam hal etika bertutur kata padamasyarakat Muna yang tergolong beradab Fungsitindakan untuk tidak memaki dan bertutur katasantun merupakan dukungan untuk menciptakanharmoni sosial dalam masyarakat (Hadirman2018) Fungsi menciptakan harmoni sosialtersebut mempunyai efek pada masyarakat Munadalam mendukung tingkah laku mereka sesamamanusia Hal ini selaras dengan apa yang dikata-kan Jendra (19996) yakni berbicara adalah bagianyang tidak terpisahkan dari berbahasa MenurutJendra (19998) kata-kata adalah demikian penuhkekuatan sehingga menunjukkan karakter sese-orang menampilkan kepribadiannya mendidikyang lain serta menyampaikan pengalaman Makaberhati-hatilah dengan kata-kata tergelincir ketikaberjalan sakitnya dapat diobati tetapi tergelincirketika berbicara sakitnya tak tersembuhkan(Jendra 19998)

43 Fungsi ImaginatifFungsi imaginatif dibagi dalam dua kategori

fungsi yaitu fungsi ritual dan fungsi puitik

7) Koe kamba kambagea (1) Koe kamba kambagea (2) Kambage domateane (3) Kambage domateane (4)

Janganlah bersenda gurau (1) Janganlah bersenda gurau (2) Senda gurau bisa mati (3) Senda gurau bisa mati (4)

78

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

(Luardini 2007) Fungsi ritual bahasa dikemuka-kan Halliday dan Hasan (198517) Teks kabhantigambusu memiliki fungsi tersebut yang dikemu-

kakan dalam bahasa yang mudah dipahami Tekssastra lisan kabhanti gambusu berikut mempunyaiunsur ritual dan puitis di dalamnya

Ungkapan (9-12) di atas menyiratkan beberaparitual yang direkam di dalam teks kabhanti gambusuAdanya ungkapan bente sawurondo lebe dan dhoamenunjukkan adanya fungsi ritual dalam tekskabhanti gambusu seperti kehadiran ungkapan labaapoguru bente lsquolebih baik saya belajar ilmu bentersquo padatuturan (9) asarangka sawurondo lsquosaya menyamaragar tidak tampakrsquo pada ungkapan (10) kata bentelsquoilmu kanuraganrsquo dan sawurondo lsquoilmu meng-hilangkan diri dari penglihatanrsquo yang dilaksanakandengan ritus-ritus tertentu yang dilakukan masya-rakat Muna pada masa dahulu kala Kemudianterdapat pula ungkapan lebe naebasa hae lsquoLebe akanmembaca aparsquo ungkapan (11) dan lebe naebasadhoa lsquolebe membaca doarsquo Kata lebe merupakanpanggilan seorang dewasa dalam sara Muna yangbertugas untuk memimpin ritual-ritual keagamaandan adat Hal ini diperjelas pada ungkapan kabhanti

(12) yakni lebe naebasa dhoa lsquolebe akan membacadoarsquo Ungkapan-ungkapan di atas menggambarkanteks sastra lisan kabhanti gambusu yang berkaitandengan aspek magis (ritual) Koster (200848)menegaskan bahwa teks-teks sastra lisan merupa-kan khazanah kaya-raya yang di dalamnya masihbanyak tersimpan realitas kehidupan pada suatumasa dahulu

Fungsi puitis ini memperlihatkan penonjolanpesan melalui berbagai cara baik leksikalgramatikal maupun fonologis (Hoed 2008187)Fungsi puitik dalam teks kabhanti gambusu adanyapengucapan bait-bait puisi yang mirip dengan bait-bait puisi yang berulang Repetisi klausa-klausatersebut dikategorikan sebagai fungsi puitisPerulangan tersebut seperti terlihat pada contoh(9-12) Ungkapan tersebut tampak paralelismeyakni ungkapan (9-10) diulang pada ungkapan (11-

9) Laba apoguru bente (1) Laba apoguru bente (2) Asarangka sawurondo (3) Asarangka sawurondo (4)

Lebih baik belajar penjaga diri (1) Lebih baik belajar penjaga diri (2) Saya menyamar tidak tampak (3) Saya menyamar tidak tampak (4) 10) Ihintu mebente sugimo (1)

Ihintu mebente sugimo (2) Atumewoko noafa (3) Atumewoko noafa (4)

Kamu berlindung diri (1) Kamu berlindung diri (2) Saya jaga kamu (3) Saya jaga kamu (4) 11) Lebe naebasa hae (1)

Lebe naebasa hae (2) Ane pae danseise (3) Ane pae danseise (4)

Si Lebe membaca apa (1) Si Lebe membaca apa (2) Kalau tidak seia sekata (3) Kalau tidak seia sekata (4) 12) Lebe naebasa dhoa (1)

Lebe naebasa dhoa (2) Akumai tangkidiko (3) Akumai tangkidiko (4)

Si Lebe membaca doa (1) Si Lebe membaca doa (2) Saya kait jari kecilmu (3) Saya kait jari kecilmu (4)

79

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

12) Adanya paralelisme tersebut untuk memper-indah bunyi dan menegaskan makna estetis Kein-dahan dalam teks kabhanti gambusu bisa melahirkankedamaian ketenangan dan kesejukan dalamjiwa dan pikiran Dengan demikian keindahandalam teks kabhanti gambusu dapat dijadikansebagai tempat untuk membangun harmoni sosialberintrospeksi diri dan menghadirkan ketenanganbagi yang mendengarnya Fungsi puitik yang lainterjadi pada ungkapan yang diujarkan secaraberulang (paralel) Ungkapan tersebut mengan-dung bahasa puitis yakni bahasa yang bentuknyadiutamakan dan ditonjolkan untuk memberikandampak estetis (Kadarisman 2008220)

Fungsi puitis yang berkaitan dengan dinamikafonologis tampak pada ungkapan naepae danseiselsquokalau tidak seia sekatarsquo Keindahan bunyi sonorann makin memperindah bunyi ungkapan ter-sebut Kata danseise lsquoseia sekatarsquo dalam bahasakeseharian diucapkan daseise lsquoseia sekatarsquo Hadir-nya bunyi sonoran ndalam teks kabhanti gambusuberfungsi untuk memperindah kata Hal inimenunjukkan bahwa sastra lisan kabhanti gambususelain mengandung pesan yang komunikatif jugamengandung kekuatan kata termasuk pulamenghadirkan makna estetis (band Hadirman danArdianto 20165)

5 SimpulanBerdasarkan hasil eskplorasi terhadap teks-

teks sastra lisan kabhanti gambusu pada masyarakatMuna berdasarkan fungsi bahasa yang dikemukanHalliday dan Hasan (1985) ternyata terdapat puladalam fungsi bahasa yang tercermin melalui tekssastra lisan kabhanti gambusu Fungsi bahasa yangterdapat dalam teks tradisi lisan kabhanti gambusuyakni pertama fungsi informatif tentang adat-istiadat pengetahuan lokal Makna yang tercemindalam fungsi bahasa ini adalah makna terung-kapnya kepercayaan lokal (kantisele sawurondo danbente) dan percintaan (curahan hati) Kedua fungsi

interaktif direalisasikan dalam fungsi kontrol se-sama manusia manusia dengan penonton kabhantigambusu Makna yang dominan dalam fungsi bahasaini adalah makna solidaritas sosial pendidikankarakter dan etika bertutur kata Ketiga fungsiimaginatif dibagi dalam fungsi religi dan puitikFungsi puitik dalam kabhanti gambusu ditemukandalam bentuk pengulangan klausa dan ungkapandengan paralelisme klausa Paralelisme tersebutdapat menegaskan makna yang terkandung didalamnya Makna yang terepresentasi dalam fungsibahasa ini adalah makna religius dan estetis (ke-indahan) Fungsi bahasa dalam sastra lisan dapatmengidentifikasi aspek penggunaannya dalammasyarakat pemiliknya Dengan mengkaji fungsibahasa yang terkandung di dalamnya dapat ter-cermin pula aspek-aspek makna yang terkandungdalam ungkapannya

Daftra Pustaka

Ardianto Rukmina Gonibala dan Hadirman2019 ldquoStrategi Pelestarian Tradisi Katobasebagai Media Pendidikan Islam padaMasyarakat Muna di Sulawesi Tenggarardquodalam Jurnal Journal Islamic Education and PolicyVol 3 No 1 (2018) Manado ProgramPascasarjana IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpjieparticleviewFile849652 diakses 28 Juli2019

Berg R Van den amp La Ode Sidu Madarafad 2000Kamus Muna-Indonesia Kupang ArthaWacana Press

Effendy Chairil 2006 Sastra sebagai WadahIntegrasi Bangsa Pontianak STAIN PontianakPress

Hadirman dan Ardianto 2016 ldquoKabhanti Wunasebagai Media Komunikasi Tradisional danTantangannya di Era Globalisasirdquo dalam

80

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Jurnal Potret Pemikiran Vol20 No 2 Juli-Desember 2016 Manado LP2M IAINManado httpjournaliain-manadoacidindexphpPParticleviewFile751605diakses 1 Agustus 2019

Hadirman 2016 ldquoTradisi Katoba sebagai MediaKomunikasi Tradisional dalam MasyarakatMunardquo dalam Jurnal Penelitian Komunikasi danInformasi Publik Vol 20 No1 Agustus 2016Manado BPPKI Manado httpsmedianeliticommediapublicat ions123946-ID-tradisi-katoba-sebagai-media-komunikasipdf diakses 2 Agustus 2019

Halliday MAK 1979 Explorations in the Functionsof Language London Edward Arnold

Hardin dan Hadirman 2017 ldquoPesan Dakwah Islamdalam Nyanyian Rakyat (Pemaknaan atasTeks-Teks Kabhanti Kantola pada MasyarakatMuna)rdquo dalam Jurnal Aqlam Journal of Islamand Plurality Vol 2 No 2 2017 ManadoFUAD IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticledownload525436 diakses 28 Agustus 2019

Hoed BH ldquoKomunikasi Lisan sebagai DasarTradisi Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Hutomo Suripan Sadi 1991 Mutiara yang Terlupa-kan Pengantar Studi Sastra Lisan SurabayaHISKI Jawa Timur

Hymes Dell 1974 ldquoWay of Speakingrdquo dalamRichard Bauman amp Sherzer (Eds)

Explorations in the Ethnography of Speaking P433-451 Cambridge Cambridge UniversityPress

Jendra I Wayan 1999 Etika Berbicara dalam SastraHindu (Analisis Religiososiolinguistik)Denpasar Universitas Udayana

Kadarisman A Effendi 2008 ldquoSketsa PuitikanJawa dari Rima Anak-Anak sampai FilsafatBahasardquo dalam Metodologi Penelitian TradisiLisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Koster GL 2008 ldquoKaca Mata Hitam PakMahmud Wahid atau Bagaimanakah MenelitiPuitika Sebuah Sastra Lisanrdquo dalam dalamMetodologi Penelitian Tradisi Lisanrdquo Pudentia(ed) Jakarta Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan

Luardini Maria Arina 2007 ldquoFungsi Bahasa dalamLegenda Rakyat Kalimantanrdquo dalam JurnalLinguistika Vol 16 No30 Maret 2007Denpasar Program S2 dan S3 LinguistikUniversitas Udayana

Soga Zainuddin dan Hadirman 2018 ldquoSemiotikaSignifikansi Analisis Struktur dan Pene-rapannya dalam Alquranrdquo dalam Jurnal AqlamVol3 No1( 2018) Manado FUAD IAINManado in httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticleview632 diakses 28Agustus 2019

Zaimar Okke KS 2008 ldquoMetodologi PenelitianSastra Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Page 2: FUNGSI BAHASA DALAM SASTRA LISAN KABHANTI GAMBUSU …

72

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

1 PendahuluanSastra lisan di Kabupaten Muna tidak asing

lagi bagi masyarakat pemiliknya karena beberapasastra lisan merupakan hiburan dalam acara-acaraadat Sastra lisan kabhanti gambusu dimanfaatkanmasyarakat Muna untuk memelihara budaya sertamedia pendidikan budaya bagi generasi mudaHanya saja generasi muda sebagai ahli waris sastralisan ini kini mereka tidak tertarik lagi untukmempelajari sastra lisan kabhanti gambusu Selainmereka tidak terbiasa lagi menggunakan wambawuna lsquobahasa Munarsquo dalam ranah-ranah pemakaianbahasa Muna (ranah keluarga dan adat) juga tidakberminat belajar memetik kambusu sebagai mediauntuk mementaskan sastra lisan kabhanti gambusu(band Hadirman amp Ardianto 2016)

Sastra lisan kabhanti gambusu bila dicermatidari aspek fungsinya memiliki fungsi tersendiribagi penutur bahasa Muna Bahasa Muna atauwamba wuna dalam konteks sastra lisan Munaadalah sebagai pendukung dan media pengungkap-nya bahkan hingga sekarang masih dipakai sebagaialat komunikasi bagi masyarakat Muna (Hadir-man 201619 Hadirman dan Ardianto 2016 2)

Kabhanti gambusu merupakan salah satu sastralisan yang dimiliki masyarakat Muna yang diper-tunjukkan di hadapan khalayak dengan meng-gunakan alat musik tradisional gambusu lsquogambusrsquoPengertian yang dikemukakan olehHadirman danArdianto (20163) kabhanti gambusu adalah pantunyang dinyanyikan dengan diiringi irama gambusserta botol kosong paku atau pemukul lainnyaAntara pemantun saling berbalas pantun dalammenyampaikan pikirannya Seorang pemantunbebas mengeksplorasi gagasannya Bahkan Ia da-pat memengaruhi perasaan dan pemikiran pen-dengarnya (Hardin dan Hadirman 2017146)Biasanya inspirasi didapatkan pemantun olehadanya pengetahuan lokal yang berkaitan denganbudaya Muna Ungkapan tersebut selain berfungsiuntuk melahirkan gubahan teks dalam kabhanti

juga terdapat fungsi-fungsi bahasa yang dikemuka-kannya

Dinamika sastra lisan ini banyak dipandangsebagai suatu yang statis dan kurang mampu mem-berikan kontribusi dalam pengembangan masya-rakat Bahkan sastra lisan ini mulai ditinggalkangenerasi ahli warisnya Akan tetapi sastra lisanyang hidup dan berkembang pada masyarakatMuna memiliki fungsi Fungsi yang dimaksudadalah berkaitan dengan fungsi penggunaanbahasa dalam sastra lisan Fungsi tradisi lisankabhanti gambusu pada masyarakat Muna diman-faatkan untuk menyampaikan informasi mediakontrol sosial dan menghadirkan aspek keindahan(puitik)

Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasifungsi bahasa yang tercermin dalam teks sastralisan kabhanti gambusu pada masyarakat MunaDengan mengkaji fungsi bahasa yang terkandungdi dalam tradisi lisan makna dan pengetahuanlokal yang terkandung di dalamnya dapat di-eksplorasi Dengan mengeksplorasi fungsi bahasayang terkandung dalam sastra lisan ini tidak sajaberkontribusi dalam pemertahanan kearifan dalambahasa Muna tetapi juga dapat memberi kontri-busi dalam bidang kajian sastra lisan Muna danpemertahanan bahasa Muna

2 Teori Fungsi BahasaFungsi bahasa telah didefinisikan oleh para

ahli dengan berbagai sudut pandang Sebagaimanadikemukan oleh Luardini (200724) bahwa dewasaini pembahasan tentang fungsi bahasa telahbanyak dikatakan oleh ahli Fungsi bahasa olehsebagian ahli dianggap sama dengan penggunaanbahasa

Bahasa memiliki seperangkat fungsi baiksosial budaya maupun religius Fungsi bahasatidak hanya tampak pada peranannya sebagaimedia pengungkap nilai-nilai sastra lisan tetapiberkaitan pula dengan pendayagunaan nilai dan

73

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

norma antargenerasi (Halliday 197912) Kenya-taannya bahwa sastra lisan kabhanti gambusu meng-gunakan bahasa sebagai media instrumental utamadalam mentrasmisikan nilai-nilai budaya lokal

Bahasa bernilai dan berfungsi bagi kehidupanmanusia dan masyarakat termasuk pengungkapsastra lisan Fungsi bahasa dalam sastra lisan tam-pak nyata karena bahasa digunakan untuk tujuankomunikasi dan interaksi sosial Tujuan penggu-naan bahasa berkaitan dengan sistem gagasanharapan-harapan dan ideologi (band Hymes19742-3) Menurut Hymes (197443) ungkapanbahasa memiliki dua fungsi utama yakni fungsistruktural dan fungsi penggunaan Fungsi struk-tural berkaitan dengan wujud kebahasaan danfungsi penggunaan berkaitan dengan dunia luarbahasa Namun kedua fungsi bahasa tersebutsaling bertalian satu dengan lainnya

Shipley dalam Effendy (2006) yang meng-artikan sastra lisan sebagai jenis karya sastra yangpenyampaiannya dituturkan dari mulut ke mulutyang tersebar secara lisan bersifat anonim danmenggambarkan kehidupan masyarakat masalampau Sastra lisan adalah suatu karya sastra yangdihasilkandiciptakan dan dituturkan secara lisandengan mulut baik dalam suatu pertunjukan senimaupun di luarnya (Hutomo 199110) Sementaraitu Finnegan (197815) menguraikan bahwa untukmengetahui jenis sastra lisan memerlukan penge-tahuan tentang keseluruhan latar belakang sastradan sosial budaya yang meliputi pula penampilanaudiens dan konteks

Bahasa memang telah disadari memiliki fungsiyang amat penting dalam kehidupan masyarakatsebagai alat berpikir alat untuk merekam peng-alaman masa lalu sebagai wadah rasa yang fungsi-nya paling tampak dalam kehidupan masyarakatsebagai media perhubungan (Jendra 199128)

Halliday dalam karyanya yang berjudulExploration in the Function of Language (197743)membagi fungsi bahasa menjadi enam bagian

yaitu fungsi emotif konotatif kontekstual pesankontak dan kode Pembagian fungsi bahasa itudirasakan masih tumpang tindih sehingga beliauakhirnya mengerucutkan pembagian itu menjaditiga bagian yang lebih bersifat penggabungan darikeenam pembagian itu yakni (1) Fungsi ideasional(fungsi ini mencakup pemahaman pengetahuanpengertian cita pikiran perasaan yang ber-hubungan dengan sikap perilaku seseorang ataumasyarakat) (2) Fungsi antarpribadiinterpersonal(bahasa berfungsi untuk mengadakan hubungan(catatan pembagian ketiga tidak ditulis olehpenulis)

Teori fungsi bahasa dikemukakan RomanJakobson (Zaimar 2008345-346) dikelompokkanmenjadi (1) fungsi ekspresif yakni apabila bahasadigunakan untuk menekankan pikiran danperasaan penutur (2) fungsi konatif apabilatekanan tutur ada pada si penerima yaitu apabiladi dalam tuturan Teori yang digunakan untukmenganalisis fungsi bahasa yang terkandungdalam sastra lisan kabhanti gambusu adalah yangdikemukakan oleh Halliday dan Hasan (1985)dalam Luardini (200724) fungsi bahasa terdiri atas(1) informative uses (fungsi informatif) (2) interactiveuses (fungsi interaktif) yang terdiri atas control other(kontrol sesama) mutual support (saling men-dukung) dan express self (ekspresi diri) (3)imaginative uses (fungsi imaginatif) terdiri atas (a)ritual (ritual) dan (b) poetic (puisi)

3 Metode PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan pendekatan

deskriptif-kualitatif Prosedur dan tahapan pene-litian mencakup tata cara pemerolehan dataanalisis data dan penyajian analisis data penelitianData utama penelitian ini adalah bahasa dalamwujud wacana yang digunakan pemantun sastralisan kabhanti gambusu Teks-teks yang jadikanobjek dalam penelitian ini adalah teks-teks sastralisan kabhanti gambusu pada masyarakat Muna

74

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Data teks-teks sastra lisan kabhanti gambusudiperoleh melalui observasi (pengamatan) ter-hadap pementasan kabhanti gambusu perekamanpementasan kabhanti gambusu untuk memperolehdata tuturan (lisan) dan studi kepustakaan berupahasil-hasil penelitian dan artikel terkait dengansastra lisan kabhanti gambusu

Wacana atau teks-teks sastra lisan kabhantigambusu sebagai wujud bahasa berfungsi danbermakna secara kontekstual Menurut Hoed(2008192) analisis sastra lisan mengungkapkanapa yang terkandung di dalamnya yakni hal-halyang terlahir dan mentradisi dalam suatu masya-rakat Analisis ditekankan pada isi teks Kaidahlain yang digunakan dalam analisis sastra lisandengan mengkaji cara teks-teks lisan yang dihasil-kan oleh penutur (Koster 200835) Berdasarkanpandangan di atas cara kerja penelitian ini dilaku-kan sebagai sebagai berikut(1) Analisis tidak difokuskan pada konteks

tetapi lebih ditekankan pada analisis tekssastra lisan kabhanti gambusu yang dipentaskandalam kehidupan masyarakat Muna

(2) Teks sastra lisan kabhanti gambusu dikumpul-kan melalui perekaman pada masyarakatpemiliknya (pemantun) saat sastra lisan inidipentaskan

(3) Teks sastra lisan kabhanti gambusu yangdirekam kemudian dilakukan transkripsi daribahasa Muna ke bahasa Indonesia yang mu-dah dipahami dengan menggunakan KamusMuna-Indonesia karangan Rene van den Bergdan La Ode Sidu (2000)

(4) Setelah ditranskripsi teks-teks sastra lisankabhanti gambusu yang terpilih dilakukankajian berupa pengategorian berdasarkanteori fungsi bahasa

Setelah data dikumpulkan dikategorisasikemudian dianalisis secara deskriptif berdasarkan

teori fungsi bahasa yang terkandung di dalamnyaSetelah disajikan dalam bentuk ketegori fungsibahasa kemudian dilakukan penafsiran kandunganmakna di dalam teks-teks sastra lisan tersebutAnalisis data dan penafsiran disajikan dengannarasi yang ringan dan mudah dipahami

4 Fungsi Bahasa pada Teks Sastra LisanKabhanti GambusuEkspresi bahasa yang tercermin dalam teks

kabhanti gambusu mempunyai beberapa fungsiyaitu fungsi informatif tentang pengetahuan lokaldan alat musik tradisional fungsi interaktif terdiriatas fungsi kontrol sesama saling mendukung daneskpresi diri dan fungsi imaginatif terdiri atasfungsi ritual dan puitik Fungsi bahasa yang ter-dapat dalam sastra lisan kabhanti gambusu ditampil-kan berikut ini

41 Fungsi InformatifBahasa digunakan untuk menyampaikan

informasi dan menciptakan komunikasi (Soga danHadirman 201855) Fungsi informatif bahasadipahami sebagai fungsi dalam memberikaninformasi mengenai sesuatu hal yang berkaitandengan sosio-kultural masyarakat pendukungnyaFungsi bahasa dalam tulisan ini dititikberatkanpada konten bahasa yang akan dituturkan dalamsastra lisan kabhnati gambusu Berdasarkan kan-dungan teks-teks sastra lisan kabhanti gambusufungsi informasi yakni seperti uraian berikut

411 Fungsi Informatif tentang PengetahuanLokalFungsi informatif teks sastra lisan kabhanti

gambusu mengungkapkan makna pengetahuanlokal Fungsi informatif pada teks kabhantigambusu yang berkaitan dengan pengetahuan lokalyaitu menyangkut praksis budaya lokal masyarakatMuna dalam memanfaatkan pengetahuan lokalsebagai sampiran sastra lisan kabhanti gambusu

75

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

Pengetahuan lokal yang terekspresi dalam sampir-an sastra lisan kabhanti gambusu menyiratkan makna

bahwa sejak zaman dahulu masyarakat Muna me-miliki pengetahuan lokal

Ungkapan (1) (2) dan (3) berisi kepercayaanlokal masyarakat Muna terhadap kantisele (ritualmemanggil roh) Ungkapan (1) berisi kepercayaanpada ritual kantisele lsquoilmu pemanggil rohrsquo direpre-sentasikan ungkapan wora anahi nekantiselenekantisele samentaeno lsquosaya melihat anak di-kantiseledi-kantisele di pagi hari Kantisele biasanya dilakukanpada anak yang tidak enak makan atau menderitapenyakit lain yang tidak dapat disembuhkandengan ilmu medis Biasanya dalam masyarakatMuna penyakit tersebut diobati dengan memang-gil rohnya yang hilang

Kepercayaan terhadap roh ini pada masyarakatMuna masa lalu cukup kuat terutama di pedesaanHal ini tampak pada kebiasaan masyarakat Muna

yang memercayai ritual memanggil roh orang yangsakit agar sembuh Kepercayaan pada perginya rohharus di-kantisele Ritual memanggil roh yanghilang disebut kantisele Kantisele dilakukan selamatiga malam (biasanya dilaksanakan antara pukul1700mdash1900) Proses pelaksanaannya denganmeniup ubun-ubun telinga telapak tangan hinggasiku dan lutut hingga telapak kaki yang diulangsampai tiga kali Sambil meniup bagian-bagiantubuh tersebut pande kantisele1 mengucapkankororohellipkororo

Pemakaian kata yang berkaitan dengan penge-tahuan lokal adalah kata ntonuana lsquorohrsquo (rohmanusia) kantisele lsquokantiselersquo (ritual mengembali-kan roh yang hilang) Penggunaan leksikon yang

1 Orang yang dapat mengobati orang yang sakit karena ruhnya meninggalkan tubuhnya

1) Wora anahi nekantisele (1) Nekatinsele samentaeno (2) One morae nantolele (3) Dahu dua bhela bhaindo (4)

Saya melihat anak dikantisele (1) Dikantisele di pagi hari (2) Kalau tampaknya tersiar (3) Lebih baik sama orang lain (4)

2) Koe ngkameri meria (1) Koe ngkameri meria (2) Idi pande ngkororoa (3) Idi pande ngkororoa (4)

Jangan takut-takut (1) Jangan takut-takut (2) Saya pintar memanggil roh (3) Saya pintar memanggil roh (4)

3) Koro kororo ngkanau (1) Koro kororo ngkanau (2) Atumapigho kundomu (3) Atumapigho kundomu (4)

Panggil-panggil roh saya (1) Panggil-panggil roh saya (2) Saya lekati punggungmu (3) Saya lekati punggungmu (4) 4) Bhara omafa ngkanau (1)

Bhara omafa ngkanau (2) Sawurondo ngkabunako (3) Sawurondo ngkabunako (4)

Kira-kira saya dibuat apa (1) Kira-kira saya dibuat apa (2) Saya bersembunyi seperti roh (3) Saya bersembunyi seperti roh (4) 5) Laba apoguru bente (1)

Laba apoguru bente (2) Asarangka sawurondo (3) Asarangka sawurondo (4)

Lebih baik belajar penjaga diri (1) Lebih baik belajar penjaga diri (2) Saya menyamar tidak tampak (3) Saya menyamar tidak tampak (4)

76

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

berkaitan dengan dunia roh merupakan buktinyata bahwa manusia sangat memercayai hal ituLeksikon ntonuana lsquorohrsquo pada masyarakat Munabiasanya sangat dekat dengan leksikon kororoalsquomemanggil rohrsquo Kororoa lsquomemanggil rohrsquo dilaku-kan dalam upacara kantisele lsquoilmu memanggil rohyang hilangrsquo Seseorang di-kantisele lsquodipanggilrohnyarsquo apabila orang tersebut tidak ada nafsumakan Apabila gejala-gejala itu muncul suatupertanda nokala tonuanano lsquopergi rohnyarsquo sehinggaharus di-kantisele Ilmu kantisele dilakukan dengancara kororoa lsquomemanggil roh

Ungkapan (4) dan (5) bermakna kepercayaanpada ilmu sawurondo (menghilangkan diri) dan ilmubente lsquopenjaga dirirsquo Hal ini direpresentasikanungkapan sawurondo ngkabunako lsquosaya bersembunyi

seperti rohrsquo laba apoguru bente lsquolebih baik belajarilmu bente rsquo dan ihintu mebente sugimo lsquokamuberlindung dirirsquo Kepercayaan sawurondo adalahkepercayaan tentang menghilangkan diri dalamsekejap dan kepercayaan pada bente berkaitandengan ilmu penjaga diri

2 Informasi Alat Musik TradisionalAlat musik yang digunakan pada acara-acara

budaya cukup banyak salah satunya gambusu (alatmusik gambus) Teks sastra lisan kabhanti gambusumemberikan informasi tentang alat musik tradi-sional yang menjadi media tradisional masyarakatMuna Bahkan dijelaskan dengan bagian tubuhmanusia yang digunakan untuk membunyikan danmengatur irama seperti tampak di bawah ini

6) Ane merapa ane merapa gambusu (1)Merapa bhela merapa bhetangkidi (2)Aforatoko koemo metete buku (3)Amateangko amateangko ndoidi (4)

Kalau memetik memetik gambus (1)Memetik kasian dengan jari kecil(2)Saya beri tahu jangan bertahan diri (3)Saya akan mati untukku (4)

Ungkapan (6) menggambarkan alat musiktradisional yang dilukiskan dalam kalimat (1-2)adalah alat musik tradisional yakni gambusu lsquoalatmusik gambusrsquo yang biasa dipetik dengan jari kecilAlat musik tradisional gambusu lsquogambusrsquo diman-faatkan pemantun untuk menjadi sampirankabhanti gambusu Pada kalimat selanjutnya me-nunjukkan isi kabhanti yakni sebagai ungkapanperasaan (percintaan) pada pebhanti laki-laki ke-pada pebhanti perempuan bahwasanya ldquojanganlahbertahan diri terimalah curahan hati saya sayaakan mempertaruhkan nyawa untukmurdquo (pebhantiperempuan) Ungkapan (6) di atas memilikimakna percintaan (cinta kasih)

32 Fungsi InteraktifFungsi interaktif dalam suatu bahasa tercer-

min pada dampak dari pemakaian bahasa itusendiri Fungsi tersebut terbagi dari tiga kategori

yakni fungi kontrol sesama fungsi saling men-dukung dan fungsi ekspresi diri (Luardini 2007)Teks kabhanti gambusu memiliki ketiga fungsitersebut

321 Fungsi Kontrol SesamaTeks-teks kabhant i gambusu melukiskan

hubungan manusia dengan sesamanya yang me-ngemukakan perlunya hubungan yang harmonisDalam teks-teks kabhanti gambusu terkandungharapan akan adanya harmoni sesama dan kontrolsesama Dengan demikian teks-teks kabhantigambusu secara tidak langsung menggambarkanharmoni sesama dan kontrol sesama Kontrolsesama pada teks kabhanti gambusu ditunjukkanoleh modalitas (modulasi dengan bentuk negasidan imperatif) yang disertai sirkumstan tertentudengan maksud sebagai larangan atau tindakanyang ditabukan

77

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

Ungkapan (7) di atas menyiratkan bahwadalam interaksi sesama manusia boleh bersendagurau asalkan tidak berlebihan Dengan lidahmanusia dapat membuat orang celaka Bahkandalam ajaran agama Islam bersenda guraudiperbolehkan asalkan tidak berlebihan Hanyasaja bersenda gurau dalam urusan pribadi orang

perlu dihindari karena dapat menyebabkan oranglain tersinggung dan sakit hati Kalau orang sudahtersinggung dapat menyebabkan terjadinyapertikaian dan permusuhan Ungkapan (7) ber-makna solidaritas sosial yakni menciptakansuasana harmoni dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan

Ungkapan kabhanti gambusu (8) terdapatkosakata ngkoise lsquojanganlahrsquo adalah efek daripemakaian modalitas dalam kalimat pada tekskabhanti gambusu Di balik pemakaian modalitastersebut tersimpan pesan untuk saling mengontrolatau mengukur kemampuan dirinya sebelumbersikap atau berbuat Dengan demikian larangantersebut untuk mengontrol atau saling mengingat-kan sesama manusia untuk tidak melakukansesuatu yang tidak diketahui atau disanggupinyaHal ini menunjukkan bahwa sastra lisan kabhantigambusu dapat menjadi sarana untuk ldquomembentukkarakter anakmasyarakat yang mendengarnyaagar dapat berbudi pekerti luhurrdquo (Ardianto dkk2018)

422 Fungsi Saling MendukungDampak pemakaian bentuk modalitas dalam

suatu bahasa selain memunculkan fungsi kontrolsesama dapat pula ditempatkan pada fungsi salingmendukung Keterkaitan larangantindakan yangdapat menyebabkan keretakan sosial seperti padateks kabhanti gambusu (7) dan (8) di atas merupakan

8) Ane okambore mbore (1)Netaahimo netaahimo ngkoise (2)Ane okambore mbore (3)Netaahimo netaahimo ngkoise (4)

Kalau kamu agak bodoh-bodoh (1)Lebih baik lebih baik janganlah (2)Kalau kamu agak bodoh-bodoh (3)Lebih baik lebih baik janganlah (4)

dukungan dalam hal etika bertutur kata padamasyarakat Muna yang tergolong beradab Fungsitindakan untuk tidak memaki dan bertutur katasantun merupakan dukungan untuk menciptakanharmoni sosial dalam masyarakat (Hadirman2018) Fungsi menciptakan harmoni sosialtersebut mempunyai efek pada masyarakat Munadalam mendukung tingkah laku mereka sesamamanusia Hal ini selaras dengan apa yang dikata-kan Jendra (19996) yakni berbicara adalah bagianyang tidak terpisahkan dari berbahasa MenurutJendra (19998) kata-kata adalah demikian penuhkekuatan sehingga menunjukkan karakter sese-orang menampilkan kepribadiannya mendidikyang lain serta menyampaikan pengalaman Makaberhati-hatilah dengan kata-kata tergelincir ketikaberjalan sakitnya dapat diobati tetapi tergelincirketika berbicara sakitnya tak tersembuhkan(Jendra 19998)

43 Fungsi ImaginatifFungsi imaginatif dibagi dalam dua kategori

fungsi yaitu fungsi ritual dan fungsi puitik

7) Koe kamba kambagea (1) Koe kamba kambagea (2) Kambage domateane (3) Kambage domateane (4)

Janganlah bersenda gurau (1) Janganlah bersenda gurau (2) Senda gurau bisa mati (3) Senda gurau bisa mati (4)

78

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

(Luardini 2007) Fungsi ritual bahasa dikemuka-kan Halliday dan Hasan (198517) Teks kabhantigambusu memiliki fungsi tersebut yang dikemu-

kakan dalam bahasa yang mudah dipahami Tekssastra lisan kabhanti gambusu berikut mempunyaiunsur ritual dan puitis di dalamnya

Ungkapan (9-12) di atas menyiratkan beberaparitual yang direkam di dalam teks kabhanti gambusuAdanya ungkapan bente sawurondo lebe dan dhoamenunjukkan adanya fungsi ritual dalam tekskabhanti gambusu seperti kehadiran ungkapan labaapoguru bente lsquolebih baik saya belajar ilmu bentersquo padatuturan (9) asarangka sawurondo lsquosaya menyamaragar tidak tampakrsquo pada ungkapan (10) kata bentelsquoilmu kanuraganrsquo dan sawurondo lsquoilmu meng-hilangkan diri dari penglihatanrsquo yang dilaksanakandengan ritus-ritus tertentu yang dilakukan masya-rakat Muna pada masa dahulu kala Kemudianterdapat pula ungkapan lebe naebasa hae lsquoLebe akanmembaca aparsquo ungkapan (11) dan lebe naebasadhoa lsquolebe membaca doarsquo Kata lebe merupakanpanggilan seorang dewasa dalam sara Muna yangbertugas untuk memimpin ritual-ritual keagamaandan adat Hal ini diperjelas pada ungkapan kabhanti

(12) yakni lebe naebasa dhoa lsquolebe akan membacadoarsquo Ungkapan-ungkapan di atas menggambarkanteks sastra lisan kabhanti gambusu yang berkaitandengan aspek magis (ritual) Koster (200848)menegaskan bahwa teks-teks sastra lisan merupa-kan khazanah kaya-raya yang di dalamnya masihbanyak tersimpan realitas kehidupan pada suatumasa dahulu

Fungsi puitis ini memperlihatkan penonjolanpesan melalui berbagai cara baik leksikalgramatikal maupun fonologis (Hoed 2008187)Fungsi puitik dalam teks kabhanti gambusu adanyapengucapan bait-bait puisi yang mirip dengan bait-bait puisi yang berulang Repetisi klausa-klausatersebut dikategorikan sebagai fungsi puitisPerulangan tersebut seperti terlihat pada contoh(9-12) Ungkapan tersebut tampak paralelismeyakni ungkapan (9-10) diulang pada ungkapan (11-

9) Laba apoguru bente (1) Laba apoguru bente (2) Asarangka sawurondo (3) Asarangka sawurondo (4)

Lebih baik belajar penjaga diri (1) Lebih baik belajar penjaga diri (2) Saya menyamar tidak tampak (3) Saya menyamar tidak tampak (4) 10) Ihintu mebente sugimo (1)

Ihintu mebente sugimo (2) Atumewoko noafa (3) Atumewoko noafa (4)

Kamu berlindung diri (1) Kamu berlindung diri (2) Saya jaga kamu (3) Saya jaga kamu (4) 11) Lebe naebasa hae (1)

Lebe naebasa hae (2) Ane pae danseise (3) Ane pae danseise (4)

Si Lebe membaca apa (1) Si Lebe membaca apa (2) Kalau tidak seia sekata (3) Kalau tidak seia sekata (4) 12) Lebe naebasa dhoa (1)

Lebe naebasa dhoa (2) Akumai tangkidiko (3) Akumai tangkidiko (4)

Si Lebe membaca doa (1) Si Lebe membaca doa (2) Saya kait jari kecilmu (3) Saya kait jari kecilmu (4)

79

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

12) Adanya paralelisme tersebut untuk memper-indah bunyi dan menegaskan makna estetis Kein-dahan dalam teks kabhanti gambusu bisa melahirkankedamaian ketenangan dan kesejukan dalamjiwa dan pikiran Dengan demikian keindahandalam teks kabhanti gambusu dapat dijadikansebagai tempat untuk membangun harmoni sosialberintrospeksi diri dan menghadirkan ketenanganbagi yang mendengarnya Fungsi puitik yang lainterjadi pada ungkapan yang diujarkan secaraberulang (paralel) Ungkapan tersebut mengan-dung bahasa puitis yakni bahasa yang bentuknyadiutamakan dan ditonjolkan untuk memberikandampak estetis (Kadarisman 2008220)

Fungsi puitis yang berkaitan dengan dinamikafonologis tampak pada ungkapan naepae danseiselsquokalau tidak seia sekatarsquo Keindahan bunyi sonorann makin memperindah bunyi ungkapan ter-sebut Kata danseise lsquoseia sekatarsquo dalam bahasakeseharian diucapkan daseise lsquoseia sekatarsquo Hadir-nya bunyi sonoran ndalam teks kabhanti gambusuberfungsi untuk memperindah kata Hal inimenunjukkan bahwa sastra lisan kabhanti gambususelain mengandung pesan yang komunikatif jugamengandung kekuatan kata termasuk pulamenghadirkan makna estetis (band Hadirman danArdianto 20165)

5 SimpulanBerdasarkan hasil eskplorasi terhadap teks-

teks sastra lisan kabhanti gambusu pada masyarakatMuna berdasarkan fungsi bahasa yang dikemukanHalliday dan Hasan (1985) ternyata terdapat puladalam fungsi bahasa yang tercermin melalui tekssastra lisan kabhanti gambusu Fungsi bahasa yangterdapat dalam teks tradisi lisan kabhanti gambusuyakni pertama fungsi informatif tentang adat-istiadat pengetahuan lokal Makna yang tercemindalam fungsi bahasa ini adalah makna terung-kapnya kepercayaan lokal (kantisele sawurondo danbente) dan percintaan (curahan hati) Kedua fungsi

interaktif direalisasikan dalam fungsi kontrol se-sama manusia manusia dengan penonton kabhantigambusu Makna yang dominan dalam fungsi bahasaini adalah makna solidaritas sosial pendidikankarakter dan etika bertutur kata Ketiga fungsiimaginatif dibagi dalam fungsi religi dan puitikFungsi puitik dalam kabhanti gambusu ditemukandalam bentuk pengulangan klausa dan ungkapandengan paralelisme klausa Paralelisme tersebutdapat menegaskan makna yang terkandung didalamnya Makna yang terepresentasi dalam fungsibahasa ini adalah makna religius dan estetis (ke-indahan) Fungsi bahasa dalam sastra lisan dapatmengidentifikasi aspek penggunaannya dalammasyarakat pemiliknya Dengan mengkaji fungsibahasa yang terkandung di dalamnya dapat ter-cermin pula aspek-aspek makna yang terkandungdalam ungkapannya

Daftra Pustaka

Ardianto Rukmina Gonibala dan Hadirman2019 ldquoStrategi Pelestarian Tradisi Katobasebagai Media Pendidikan Islam padaMasyarakat Muna di Sulawesi Tenggarardquodalam Jurnal Journal Islamic Education and PolicyVol 3 No 1 (2018) Manado ProgramPascasarjana IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpjieparticleviewFile849652 diakses 28 Juli2019

Berg R Van den amp La Ode Sidu Madarafad 2000Kamus Muna-Indonesia Kupang ArthaWacana Press

Effendy Chairil 2006 Sastra sebagai WadahIntegrasi Bangsa Pontianak STAIN PontianakPress

Hadirman dan Ardianto 2016 ldquoKabhanti Wunasebagai Media Komunikasi Tradisional danTantangannya di Era Globalisasirdquo dalam

80

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Jurnal Potret Pemikiran Vol20 No 2 Juli-Desember 2016 Manado LP2M IAINManado httpjournaliain-manadoacidindexphpPParticleviewFile751605diakses 1 Agustus 2019

Hadirman 2016 ldquoTradisi Katoba sebagai MediaKomunikasi Tradisional dalam MasyarakatMunardquo dalam Jurnal Penelitian Komunikasi danInformasi Publik Vol 20 No1 Agustus 2016Manado BPPKI Manado httpsmedianeliticommediapublicat ions123946-ID-tradisi-katoba-sebagai-media-komunikasipdf diakses 2 Agustus 2019

Halliday MAK 1979 Explorations in the Functionsof Language London Edward Arnold

Hardin dan Hadirman 2017 ldquoPesan Dakwah Islamdalam Nyanyian Rakyat (Pemaknaan atasTeks-Teks Kabhanti Kantola pada MasyarakatMuna)rdquo dalam Jurnal Aqlam Journal of Islamand Plurality Vol 2 No 2 2017 ManadoFUAD IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticledownload525436 diakses 28 Agustus 2019

Hoed BH ldquoKomunikasi Lisan sebagai DasarTradisi Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Hutomo Suripan Sadi 1991 Mutiara yang Terlupa-kan Pengantar Studi Sastra Lisan SurabayaHISKI Jawa Timur

Hymes Dell 1974 ldquoWay of Speakingrdquo dalamRichard Bauman amp Sherzer (Eds)

Explorations in the Ethnography of Speaking P433-451 Cambridge Cambridge UniversityPress

Jendra I Wayan 1999 Etika Berbicara dalam SastraHindu (Analisis Religiososiolinguistik)Denpasar Universitas Udayana

Kadarisman A Effendi 2008 ldquoSketsa PuitikanJawa dari Rima Anak-Anak sampai FilsafatBahasardquo dalam Metodologi Penelitian TradisiLisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Koster GL 2008 ldquoKaca Mata Hitam PakMahmud Wahid atau Bagaimanakah MenelitiPuitika Sebuah Sastra Lisanrdquo dalam dalamMetodologi Penelitian Tradisi Lisanrdquo Pudentia(ed) Jakarta Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan

Luardini Maria Arina 2007 ldquoFungsi Bahasa dalamLegenda Rakyat Kalimantanrdquo dalam JurnalLinguistika Vol 16 No30 Maret 2007Denpasar Program S2 dan S3 LinguistikUniversitas Udayana

Soga Zainuddin dan Hadirman 2018 ldquoSemiotikaSignifikansi Analisis Struktur dan Pene-rapannya dalam Alquranrdquo dalam Jurnal AqlamVol3 No1( 2018) Manado FUAD IAINManado in httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticleview632 diakses 28Agustus 2019

Zaimar Okke KS 2008 ldquoMetodologi PenelitianSastra Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Page 3: FUNGSI BAHASA DALAM SASTRA LISAN KABHANTI GAMBUSU …

73

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

norma antargenerasi (Halliday 197912) Kenya-taannya bahwa sastra lisan kabhanti gambusu meng-gunakan bahasa sebagai media instrumental utamadalam mentrasmisikan nilai-nilai budaya lokal

Bahasa bernilai dan berfungsi bagi kehidupanmanusia dan masyarakat termasuk pengungkapsastra lisan Fungsi bahasa dalam sastra lisan tam-pak nyata karena bahasa digunakan untuk tujuankomunikasi dan interaksi sosial Tujuan penggu-naan bahasa berkaitan dengan sistem gagasanharapan-harapan dan ideologi (band Hymes19742-3) Menurut Hymes (197443) ungkapanbahasa memiliki dua fungsi utama yakni fungsistruktural dan fungsi penggunaan Fungsi struk-tural berkaitan dengan wujud kebahasaan danfungsi penggunaan berkaitan dengan dunia luarbahasa Namun kedua fungsi bahasa tersebutsaling bertalian satu dengan lainnya

Shipley dalam Effendy (2006) yang meng-artikan sastra lisan sebagai jenis karya sastra yangpenyampaiannya dituturkan dari mulut ke mulutyang tersebar secara lisan bersifat anonim danmenggambarkan kehidupan masyarakat masalampau Sastra lisan adalah suatu karya sastra yangdihasilkandiciptakan dan dituturkan secara lisandengan mulut baik dalam suatu pertunjukan senimaupun di luarnya (Hutomo 199110) Sementaraitu Finnegan (197815) menguraikan bahwa untukmengetahui jenis sastra lisan memerlukan penge-tahuan tentang keseluruhan latar belakang sastradan sosial budaya yang meliputi pula penampilanaudiens dan konteks

Bahasa memang telah disadari memiliki fungsiyang amat penting dalam kehidupan masyarakatsebagai alat berpikir alat untuk merekam peng-alaman masa lalu sebagai wadah rasa yang fungsi-nya paling tampak dalam kehidupan masyarakatsebagai media perhubungan (Jendra 199128)

Halliday dalam karyanya yang berjudulExploration in the Function of Language (197743)membagi fungsi bahasa menjadi enam bagian

yaitu fungsi emotif konotatif kontekstual pesankontak dan kode Pembagian fungsi bahasa itudirasakan masih tumpang tindih sehingga beliauakhirnya mengerucutkan pembagian itu menjaditiga bagian yang lebih bersifat penggabungan darikeenam pembagian itu yakni (1) Fungsi ideasional(fungsi ini mencakup pemahaman pengetahuanpengertian cita pikiran perasaan yang ber-hubungan dengan sikap perilaku seseorang ataumasyarakat) (2) Fungsi antarpribadiinterpersonal(bahasa berfungsi untuk mengadakan hubungan(catatan pembagian ketiga tidak ditulis olehpenulis)

Teori fungsi bahasa dikemukakan RomanJakobson (Zaimar 2008345-346) dikelompokkanmenjadi (1) fungsi ekspresif yakni apabila bahasadigunakan untuk menekankan pikiran danperasaan penutur (2) fungsi konatif apabilatekanan tutur ada pada si penerima yaitu apabiladi dalam tuturan Teori yang digunakan untukmenganalisis fungsi bahasa yang terkandungdalam sastra lisan kabhanti gambusu adalah yangdikemukakan oleh Halliday dan Hasan (1985)dalam Luardini (200724) fungsi bahasa terdiri atas(1) informative uses (fungsi informatif) (2) interactiveuses (fungsi interaktif) yang terdiri atas control other(kontrol sesama) mutual support (saling men-dukung) dan express self (ekspresi diri) (3)imaginative uses (fungsi imaginatif) terdiri atas (a)ritual (ritual) dan (b) poetic (puisi)

3 Metode PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan pendekatan

deskriptif-kualitatif Prosedur dan tahapan pene-litian mencakup tata cara pemerolehan dataanalisis data dan penyajian analisis data penelitianData utama penelitian ini adalah bahasa dalamwujud wacana yang digunakan pemantun sastralisan kabhanti gambusu Teks-teks yang jadikanobjek dalam penelitian ini adalah teks-teks sastralisan kabhanti gambusu pada masyarakat Muna

74

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Data teks-teks sastra lisan kabhanti gambusudiperoleh melalui observasi (pengamatan) ter-hadap pementasan kabhanti gambusu perekamanpementasan kabhanti gambusu untuk memperolehdata tuturan (lisan) dan studi kepustakaan berupahasil-hasil penelitian dan artikel terkait dengansastra lisan kabhanti gambusu

Wacana atau teks-teks sastra lisan kabhantigambusu sebagai wujud bahasa berfungsi danbermakna secara kontekstual Menurut Hoed(2008192) analisis sastra lisan mengungkapkanapa yang terkandung di dalamnya yakni hal-halyang terlahir dan mentradisi dalam suatu masya-rakat Analisis ditekankan pada isi teks Kaidahlain yang digunakan dalam analisis sastra lisandengan mengkaji cara teks-teks lisan yang dihasil-kan oleh penutur (Koster 200835) Berdasarkanpandangan di atas cara kerja penelitian ini dilaku-kan sebagai sebagai berikut(1) Analisis tidak difokuskan pada konteks

tetapi lebih ditekankan pada analisis tekssastra lisan kabhanti gambusu yang dipentaskandalam kehidupan masyarakat Muna

(2) Teks sastra lisan kabhanti gambusu dikumpul-kan melalui perekaman pada masyarakatpemiliknya (pemantun) saat sastra lisan inidipentaskan

(3) Teks sastra lisan kabhanti gambusu yangdirekam kemudian dilakukan transkripsi daribahasa Muna ke bahasa Indonesia yang mu-dah dipahami dengan menggunakan KamusMuna-Indonesia karangan Rene van den Bergdan La Ode Sidu (2000)

(4) Setelah ditranskripsi teks-teks sastra lisankabhanti gambusu yang terpilih dilakukankajian berupa pengategorian berdasarkanteori fungsi bahasa

Setelah data dikumpulkan dikategorisasikemudian dianalisis secara deskriptif berdasarkan

teori fungsi bahasa yang terkandung di dalamnyaSetelah disajikan dalam bentuk ketegori fungsibahasa kemudian dilakukan penafsiran kandunganmakna di dalam teks-teks sastra lisan tersebutAnalisis data dan penafsiran disajikan dengannarasi yang ringan dan mudah dipahami

4 Fungsi Bahasa pada Teks Sastra LisanKabhanti GambusuEkspresi bahasa yang tercermin dalam teks

kabhanti gambusu mempunyai beberapa fungsiyaitu fungsi informatif tentang pengetahuan lokaldan alat musik tradisional fungsi interaktif terdiriatas fungsi kontrol sesama saling mendukung daneskpresi diri dan fungsi imaginatif terdiri atasfungsi ritual dan puitik Fungsi bahasa yang ter-dapat dalam sastra lisan kabhanti gambusu ditampil-kan berikut ini

41 Fungsi InformatifBahasa digunakan untuk menyampaikan

informasi dan menciptakan komunikasi (Soga danHadirman 201855) Fungsi informatif bahasadipahami sebagai fungsi dalam memberikaninformasi mengenai sesuatu hal yang berkaitandengan sosio-kultural masyarakat pendukungnyaFungsi bahasa dalam tulisan ini dititikberatkanpada konten bahasa yang akan dituturkan dalamsastra lisan kabhnati gambusu Berdasarkan kan-dungan teks-teks sastra lisan kabhanti gambusufungsi informasi yakni seperti uraian berikut

411 Fungsi Informatif tentang PengetahuanLokalFungsi informatif teks sastra lisan kabhanti

gambusu mengungkapkan makna pengetahuanlokal Fungsi informatif pada teks kabhantigambusu yang berkaitan dengan pengetahuan lokalyaitu menyangkut praksis budaya lokal masyarakatMuna dalam memanfaatkan pengetahuan lokalsebagai sampiran sastra lisan kabhanti gambusu

75

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

Pengetahuan lokal yang terekspresi dalam sampir-an sastra lisan kabhanti gambusu menyiratkan makna

bahwa sejak zaman dahulu masyarakat Muna me-miliki pengetahuan lokal

Ungkapan (1) (2) dan (3) berisi kepercayaanlokal masyarakat Muna terhadap kantisele (ritualmemanggil roh) Ungkapan (1) berisi kepercayaanpada ritual kantisele lsquoilmu pemanggil rohrsquo direpre-sentasikan ungkapan wora anahi nekantiselenekantisele samentaeno lsquosaya melihat anak di-kantiseledi-kantisele di pagi hari Kantisele biasanya dilakukanpada anak yang tidak enak makan atau menderitapenyakit lain yang tidak dapat disembuhkandengan ilmu medis Biasanya dalam masyarakatMuna penyakit tersebut diobati dengan memang-gil rohnya yang hilang

Kepercayaan terhadap roh ini pada masyarakatMuna masa lalu cukup kuat terutama di pedesaanHal ini tampak pada kebiasaan masyarakat Muna

yang memercayai ritual memanggil roh orang yangsakit agar sembuh Kepercayaan pada perginya rohharus di-kantisele Ritual memanggil roh yanghilang disebut kantisele Kantisele dilakukan selamatiga malam (biasanya dilaksanakan antara pukul1700mdash1900) Proses pelaksanaannya denganmeniup ubun-ubun telinga telapak tangan hinggasiku dan lutut hingga telapak kaki yang diulangsampai tiga kali Sambil meniup bagian-bagiantubuh tersebut pande kantisele1 mengucapkankororohellipkororo

Pemakaian kata yang berkaitan dengan penge-tahuan lokal adalah kata ntonuana lsquorohrsquo (rohmanusia) kantisele lsquokantiselersquo (ritual mengembali-kan roh yang hilang) Penggunaan leksikon yang

1 Orang yang dapat mengobati orang yang sakit karena ruhnya meninggalkan tubuhnya

1) Wora anahi nekantisele (1) Nekatinsele samentaeno (2) One morae nantolele (3) Dahu dua bhela bhaindo (4)

Saya melihat anak dikantisele (1) Dikantisele di pagi hari (2) Kalau tampaknya tersiar (3) Lebih baik sama orang lain (4)

2) Koe ngkameri meria (1) Koe ngkameri meria (2) Idi pande ngkororoa (3) Idi pande ngkororoa (4)

Jangan takut-takut (1) Jangan takut-takut (2) Saya pintar memanggil roh (3) Saya pintar memanggil roh (4)

3) Koro kororo ngkanau (1) Koro kororo ngkanau (2) Atumapigho kundomu (3) Atumapigho kundomu (4)

Panggil-panggil roh saya (1) Panggil-panggil roh saya (2) Saya lekati punggungmu (3) Saya lekati punggungmu (4) 4) Bhara omafa ngkanau (1)

Bhara omafa ngkanau (2) Sawurondo ngkabunako (3) Sawurondo ngkabunako (4)

Kira-kira saya dibuat apa (1) Kira-kira saya dibuat apa (2) Saya bersembunyi seperti roh (3) Saya bersembunyi seperti roh (4) 5) Laba apoguru bente (1)

Laba apoguru bente (2) Asarangka sawurondo (3) Asarangka sawurondo (4)

Lebih baik belajar penjaga diri (1) Lebih baik belajar penjaga diri (2) Saya menyamar tidak tampak (3) Saya menyamar tidak tampak (4)

76

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

berkaitan dengan dunia roh merupakan buktinyata bahwa manusia sangat memercayai hal ituLeksikon ntonuana lsquorohrsquo pada masyarakat Munabiasanya sangat dekat dengan leksikon kororoalsquomemanggil rohrsquo Kororoa lsquomemanggil rohrsquo dilaku-kan dalam upacara kantisele lsquoilmu memanggil rohyang hilangrsquo Seseorang di-kantisele lsquodipanggilrohnyarsquo apabila orang tersebut tidak ada nafsumakan Apabila gejala-gejala itu muncul suatupertanda nokala tonuanano lsquopergi rohnyarsquo sehinggaharus di-kantisele Ilmu kantisele dilakukan dengancara kororoa lsquomemanggil roh

Ungkapan (4) dan (5) bermakna kepercayaanpada ilmu sawurondo (menghilangkan diri) dan ilmubente lsquopenjaga dirirsquo Hal ini direpresentasikanungkapan sawurondo ngkabunako lsquosaya bersembunyi

seperti rohrsquo laba apoguru bente lsquolebih baik belajarilmu bente rsquo dan ihintu mebente sugimo lsquokamuberlindung dirirsquo Kepercayaan sawurondo adalahkepercayaan tentang menghilangkan diri dalamsekejap dan kepercayaan pada bente berkaitandengan ilmu penjaga diri

2 Informasi Alat Musik TradisionalAlat musik yang digunakan pada acara-acara

budaya cukup banyak salah satunya gambusu (alatmusik gambus) Teks sastra lisan kabhanti gambusumemberikan informasi tentang alat musik tradi-sional yang menjadi media tradisional masyarakatMuna Bahkan dijelaskan dengan bagian tubuhmanusia yang digunakan untuk membunyikan danmengatur irama seperti tampak di bawah ini

6) Ane merapa ane merapa gambusu (1)Merapa bhela merapa bhetangkidi (2)Aforatoko koemo metete buku (3)Amateangko amateangko ndoidi (4)

Kalau memetik memetik gambus (1)Memetik kasian dengan jari kecil(2)Saya beri tahu jangan bertahan diri (3)Saya akan mati untukku (4)

Ungkapan (6) menggambarkan alat musiktradisional yang dilukiskan dalam kalimat (1-2)adalah alat musik tradisional yakni gambusu lsquoalatmusik gambusrsquo yang biasa dipetik dengan jari kecilAlat musik tradisional gambusu lsquogambusrsquo diman-faatkan pemantun untuk menjadi sampirankabhanti gambusu Pada kalimat selanjutnya me-nunjukkan isi kabhanti yakni sebagai ungkapanperasaan (percintaan) pada pebhanti laki-laki ke-pada pebhanti perempuan bahwasanya ldquojanganlahbertahan diri terimalah curahan hati saya sayaakan mempertaruhkan nyawa untukmurdquo (pebhantiperempuan) Ungkapan (6) di atas memilikimakna percintaan (cinta kasih)

32 Fungsi InteraktifFungsi interaktif dalam suatu bahasa tercer-

min pada dampak dari pemakaian bahasa itusendiri Fungsi tersebut terbagi dari tiga kategori

yakni fungi kontrol sesama fungsi saling men-dukung dan fungsi ekspresi diri (Luardini 2007)Teks kabhanti gambusu memiliki ketiga fungsitersebut

321 Fungsi Kontrol SesamaTeks-teks kabhant i gambusu melukiskan

hubungan manusia dengan sesamanya yang me-ngemukakan perlunya hubungan yang harmonisDalam teks-teks kabhanti gambusu terkandungharapan akan adanya harmoni sesama dan kontrolsesama Dengan demikian teks-teks kabhantigambusu secara tidak langsung menggambarkanharmoni sesama dan kontrol sesama Kontrolsesama pada teks kabhanti gambusu ditunjukkanoleh modalitas (modulasi dengan bentuk negasidan imperatif) yang disertai sirkumstan tertentudengan maksud sebagai larangan atau tindakanyang ditabukan

77

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

Ungkapan (7) di atas menyiratkan bahwadalam interaksi sesama manusia boleh bersendagurau asalkan tidak berlebihan Dengan lidahmanusia dapat membuat orang celaka Bahkandalam ajaran agama Islam bersenda guraudiperbolehkan asalkan tidak berlebihan Hanyasaja bersenda gurau dalam urusan pribadi orang

perlu dihindari karena dapat menyebabkan oranglain tersinggung dan sakit hati Kalau orang sudahtersinggung dapat menyebabkan terjadinyapertikaian dan permusuhan Ungkapan (7) ber-makna solidaritas sosial yakni menciptakansuasana harmoni dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan

Ungkapan kabhanti gambusu (8) terdapatkosakata ngkoise lsquojanganlahrsquo adalah efek daripemakaian modalitas dalam kalimat pada tekskabhanti gambusu Di balik pemakaian modalitastersebut tersimpan pesan untuk saling mengontrolatau mengukur kemampuan dirinya sebelumbersikap atau berbuat Dengan demikian larangantersebut untuk mengontrol atau saling mengingat-kan sesama manusia untuk tidak melakukansesuatu yang tidak diketahui atau disanggupinyaHal ini menunjukkan bahwa sastra lisan kabhantigambusu dapat menjadi sarana untuk ldquomembentukkarakter anakmasyarakat yang mendengarnyaagar dapat berbudi pekerti luhurrdquo (Ardianto dkk2018)

422 Fungsi Saling MendukungDampak pemakaian bentuk modalitas dalam

suatu bahasa selain memunculkan fungsi kontrolsesama dapat pula ditempatkan pada fungsi salingmendukung Keterkaitan larangantindakan yangdapat menyebabkan keretakan sosial seperti padateks kabhanti gambusu (7) dan (8) di atas merupakan

8) Ane okambore mbore (1)Netaahimo netaahimo ngkoise (2)Ane okambore mbore (3)Netaahimo netaahimo ngkoise (4)

Kalau kamu agak bodoh-bodoh (1)Lebih baik lebih baik janganlah (2)Kalau kamu agak bodoh-bodoh (3)Lebih baik lebih baik janganlah (4)

dukungan dalam hal etika bertutur kata padamasyarakat Muna yang tergolong beradab Fungsitindakan untuk tidak memaki dan bertutur katasantun merupakan dukungan untuk menciptakanharmoni sosial dalam masyarakat (Hadirman2018) Fungsi menciptakan harmoni sosialtersebut mempunyai efek pada masyarakat Munadalam mendukung tingkah laku mereka sesamamanusia Hal ini selaras dengan apa yang dikata-kan Jendra (19996) yakni berbicara adalah bagianyang tidak terpisahkan dari berbahasa MenurutJendra (19998) kata-kata adalah demikian penuhkekuatan sehingga menunjukkan karakter sese-orang menampilkan kepribadiannya mendidikyang lain serta menyampaikan pengalaman Makaberhati-hatilah dengan kata-kata tergelincir ketikaberjalan sakitnya dapat diobati tetapi tergelincirketika berbicara sakitnya tak tersembuhkan(Jendra 19998)

43 Fungsi ImaginatifFungsi imaginatif dibagi dalam dua kategori

fungsi yaitu fungsi ritual dan fungsi puitik

7) Koe kamba kambagea (1) Koe kamba kambagea (2) Kambage domateane (3) Kambage domateane (4)

Janganlah bersenda gurau (1) Janganlah bersenda gurau (2) Senda gurau bisa mati (3) Senda gurau bisa mati (4)

78

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

(Luardini 2007) Fungsi ritual bahasa dikemuka-kan Halliday dan Hasan (198517) Teks kabhantigambusu memiliki fungsi tersebut yang dikemu-

kakan dalam bahasa yang mudah dipahami Tekssastra lisan kabhanti gambusu berikut mempunyaiunsur ritual dan puitis di dalamnya

Ungkapan (9-12) di atas menyiratkan beberaparitual yang direkam di dalam teks kabhanti gambusuAdanya ungkapan bente sawurondo lebe dan dhoamenunjukkan adanya fungsi ritual dalam tekskabhanti gambusu seperti kehadiran ungkapan labaapoguru bente lsquolebih baik saya belajar ilmu bentersquo padatuturan (9) asarangka sawurondo lsquosaya menyamaragar tidak tampakrsquo pada ungkapan (10) kata bentelsquoilmu kanuraganrsquo dan sawurondo lsquoilmu meng-hilangkan diri dari penglihatanrsquo yang dilaksanakandengan ritus-ritus tertentu yang dilakukan masya-rakat Muna pada masa dahulu kala Kemudianterdapat pula ungkapan lebe naebasa hae lsquoLebe akanmembaca aparsquo ungkapan (11) dan lebe naebasadhoa lsquolebe membaca doarsquo Kata lebe merupakanpanggilan seorang dewasa dalam sara Muna yangbertugas untuk memimpin ritual-ritual keagamaandan adat Hal ini diperjelas pada ungkapan kabhanti

(12) yakni lebe naebasa dhoa lsquolebe akan membacadoarsquo Ungkapan-ungkapan di atas menggambarkanteks sastra lisan kabhanti gambusu yang berkaitandengan aspek magis (ritual) Koster (200848)menegaskan bahwa teks-teks sastra lisan merupa-kan khazanah kaya-raya yang di dalamnya masihbanyak tersimpan realitas kehidupan pada suatumasa dahulu

Fungsi puitis ini memperlihatkan penonjolanpesan melalui berbagai cara baik leksikalgramatikal maupun fonologis (Hoed 2008187)Fungsi puitik dalam teks kabhanti gambusu adanyapengucapan bait-bait puisi yang mirip dengan bait-bait puisi yang berulang Repetisi klausa-klausatersebut dikategorikan sebagai fungsi puitisPerulangan tersebut seperti terlihat pada contoh(9-12) Ungkapan tersebut tampak paralelismeyakni ungkapan (9-10) diulang pada ungkapan (11-

9) Laba apoguru bente (1) Laba apoguru bente (2) Asarangka sawurondo (3) Asarangka sawurondo (4)

Lebih baik belajar penjaga diri (1) Lebih baik belajar penjaga diri (2) Saya menyamar tidak tampak (3) Saya menyamar tidak tampak (4) 10) Ihintu mebente sugimo (1)

Ihintu mebente sugimo (2) Atumewoko noafa (3) Atumewoko noafa (4)

Kamu berlindung diri (1) Kamu berlindung diri (2) Saya jaga kamu (3) Saya jaga kamu (4) 11) Lebe naebasa hae (1)

Lebe naebasa hae (2) Ane pae danseise (3) Ane pae danseise (4)

Si Lebe membaca apa (1) Si Lebe membaca apa (2) Kalau tidak seia sekata (3) Kalau tidak seia sekata (4) 12) Lebe naebasa dhoa (1)

Lebe naebasa dhoa (2) Akumai tangkidiko (3) Akumai tangkidiko (4)

Si Lebe membaca doa (1) Si Lebe membaca doa (2) Saya kait jari kecilmu (3) Saya kait jari kecilmu (4)

79

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

12) Adanya paralelisme tersebut untuk memper-indah bunyi dan menegaskan makna estetis Kein-dahan dalam teks kabhanti gambusu bisa melahirkankedamaian ketenangan dan kesejukan dalamjiwa dan pikiran Dengan demikian keindahandalam teks kabhanti gambusu dapat dijadikansebagai tempat untuk membangun harmoni sosialberintrospeksi diri dan menghadirkan ketenanganbagi yang mendengarnya Fungsi puitik yang lainterjadi pada ungkapan yang diujarkan secaraberulang (paralel) Ungkapan tersebut mengan-dung bahasa puitis yakni bahasa yang bentuknyadiutamakan dan ditonjolkan untuk memberikandampak estetis (Kadarisman 2008220)

Fungsi puitis yang berkaitan dengan dinamikafonologis tampak pada ungkapan naepae danseiselsquokalau tidak seia sekatarsquo Keindahan bunyi sonorann makin memperindah bunyi ungkapan ter-sebut Kata danseise lsquoseia sekatarsquo dalam bahasakeseharian diucapkan daseise lsquoseia sekatarsquo Hadir-nya bunyi sonoran ndalam teks kabhanti gambusuberfungsi untuk memperindah kata Hal inimenunjukkan bahwa sastra lisan kabhanti gambususelain mengandung pesan yang komunikatif jugamengandung kekuatan kata termasuk pulamenghadirkan makna estetis (band Hadirman danArdianto 20165)

5 SimpulanBerdasarkan hasil eskplorasi terhadap teks-

teks sastra lisan kabhanti gambusu pada masyarakatMuna berdasarkan fungsi bahasa yang dikemukanHalliday dan Hasan (1985) ternyata terdapat puladalam fungsi bahasa yang tercermin melalui tekssastra lisan kabhanti gambusu Fungsi bahasa yangterdapat dalam teks tradisi lisan kabhanti gambusuyakni pertama fungsi informatif tentang adat-istiadat pengetahuan lokal Makna yang tercemindalam fungsi bahasa ini adalah makna terung-kapnya kepercayaan lokal (kantisele sawurondo danbente) dan percintaan (curahan hati) Kedua fungsi

interaktif direalisasikan dalam fungsi kontrol se-sama manusia manusia dengan penonton kabhantigambusu Makna yang dominan dalam fungsi bahasaini adalah makna solidaritas sosial pendidikankarakter dan etika bertutur kata Ketiga fungsiimaginatif dibagi dalam fungsi religi dan puitikFungsi puitik dalam kabhanti gambusu ditemukandalam bentuk pengulangan klausa dan ungkapandengan paralelisme klausa Paralelisme tersebutdapat menegaskan makna yang terkandung didalamnya Makna yang terepresentasi dalam fungsibahasa ini adalah makna religius dan estetis (ke-indahan) Fungsi bahasa dalam sastra lisan dapatmengidentifikasi aspek penggunaannya dalammasyarakat pemiliknya Dengan mengkaji fungsibahasa yang terkandung di dalamnya dapat ter-cermin pula aspek-aspek makna yang terkandungdalam ungkapannya

Daftra Pustaka

Ardianto Rukmina Gonibala dan Hadirman2019 ldquoStrategi Pelestarian Tradisi Katobasebagai Media Pendidikan Islam padaMasyarakat Muna di Sulawesi Tenggarardquodalam Jurnal Journal Islamic Education and PolicyVol 3 No 1 (2018) Manado ProgramPascasarjana IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpjieparticleviewFile849652 diakses 28 Juli2019

Berg R Van den amp La Ode Sidu Madarafad 2000Kamus Muna-Indonesia Kupang ArthaWacana Press

Effendy Chairil 2006 Sastra sebagai WadahIntegrasi Bangsa Pontianak STAIN PontianakPress

Hadirman dan Ardianto 2016 ldquoKabhanti Wunasebagai Media Komunikasi Tradisional danTantangannya di Era Globalisasirdquo dalam

80

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Jurnal Potret Pemikiran Vol20 No 2 Juli-Desember 2016 Manado LP2M IAINManado httpjournaliain-manadoacidindexphpPParticleviewFile751605diakses 1 Agustus 2019

Hadirman 2016 ldquoTradisi Katoba sebagai MediaKomunikasi Tradisional dalam MasyarakatMunardquo dalam Jurnal Penelitian Komunikasi danInformasi Publik Vol 20 No1 Agustus 2016Manado BPPKI Manado httpsmedianeliticommediapublicat ions123946-ID-tradisi-katoba-sebagai-media-komunikasipdf diakses 2 Agustus 2019

Halliday MAK 1979 Explorations in the Functionsof Language London Edward Arnold

Hardin dan Hadirman 2017 ldquoPesan Dakwah Islamdalam Nyanyian Rakyat (Pemaknaan atasTeks-Teks Kabhanti Kantola pada MasyarakatMuna)rdquo dalam Jurnal Aqlam Journal of Islamand Plurality Vol 2 No 2 2017 ManadoFUAD IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticledownload525436 diakses 28 Agustus 2019

Hoed BH ldquoKomunikasi Lisan sebagai DasarTradisi Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Hutomo Suripan Sadi 1991 Mutiara yang Terlupa-kan Pengantar Studi Sastra Lisan SurabayaHISKI Jawa Timur

Hymes Dell 1974 ldquoWay of Speakingrdquo dalamRichard Bauman amp Sherzer (Eds)

Explorations in the Ethnography of Speaking P433-451 Cambridge Cambridge UniversityPress

Jendra I Wayan 1999 Etika Berbicara dalam SastraHindu (Analisis Religiososiolinguistik)Denpasar Universitas Udayana

Kadarisman A Effendi 2008 ldquoSketsa PuitikanJawa dari Rima Anak-Anak sampai FilsafatBahasardquo dalam Metodologi Penelitian TradisiLisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Koster GL 2008 ldquoKaca Mata Hitam PakMahmud Wahid atau Bagaimanakah MenelitiPuitika Sebuah Sastra Lisanrdquo dalam dalamMetodologi Penelitian Tradisi Lisanrdquo Pudentia(ed) Jakarta Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan

Luardini Maria Arina 2007 ldquoFungsi Bahasa dalamLegenda Rakyat Kalimantanrdquo dalam JurnalLinguistika Vol 16 No30 Maret 2007Denpasar Program S2 dan S3 LinguistikUniversitas Udayana

Soga Zainuddin dan Hadirman 2018 ldquoSemiotikaSignifikansi Analisis Struktur dan Pene-rapannya dalam Alquranrdquo dalam Jurnal AqlamVol3 No1( 2018) Manado FUAD IAINManado in httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticleview632 diakses 28Agustus 2019

Zaimar Okke KS 2008 ldquoMetodologi PenelitianSastra Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Page 4: FUNGSI BAHASA DALAM SASTRA LISAN KABHANTI GAMBUSU …

74

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Data teks-teks sastra lisan kabhanti gambusudiperoleh melalui observasi (pengamatan) ter-hadap pementasan kabhanti gambusu perekamanpementasan kabhanti gambusu untuk memperolehdata tuturan (lisan) dan studi kepustakaan berupahasil-hasil penelitian dan artikel terkait dengansastra lisan kabhanti gambusu

Wacana atau teks-teks sastra lisan kabhantigambusu sebagai wujud bahasa berfungsi danbermakna secara kontekstual Menurut Hoed(2008192) analisis sastra lisan mengungkapkanapa yang terkandung di dalamnya yakni hal-halyang terlahir dan mentradisi dalam suatu masya-rakat Analisis ditekankan pada isi teks Kaidahlain yang digunakan dalam analisis sastra lisandengan mengkaji cara teks-teks lisan yang dihasil-kan oleh penutur (Koster 200835) Berdasarkanpandangan di atas cara kerja penelitian ini dilaku-kan sebagai sebagai berikut(1) Analisis tidak difokuskan pada konteks

tetapi lebih ditekankan pada analisis tekssastra lisan kabhanti gambusu yang dipentaskandalam kehidupan masyarakat Muna

(2) Teks sastra lisan kabhanti gambusu dikumpul-kan melalui perekaman pada masyarakatpemiliknya (pemantun) saat sastra lisan inidipentaskan

(3) Teks sastra lisan kabhanti gambusu yangdirekam kemudian dilakukan transkripsi daribahasa Muna ke bahasa Indonesia yang mu-dah dipahami dengan menggunakan KamusMuna-Indonesia karangan Rene van den Bergdan La Ode Sidu (2000)

(4) Setelah ditranskripsi teks-teks sastra lisankabhanti gambusu yang terpilih dilakukankajian berupa pengategorian berdasarkanteori fungsi bahasa

Setelah data dikumpulkan dikategorisasikemudian dianalisis secara deskriptif berdasarkan

teori fungsi bahasa yang terkandung di dalamnyaSetelah disajikan dalam bentuk ketegori fungsibahasa kemudian dilakukan penafsiran kandunganmakna di dalam teks-teks sastra lisan tersebutAnalisis data dan penafsiran disajikan dengannarasi yang ringan dan mudah dipahami

4 Fungsi Bahasa pada Teks Sastra LisanKabhanti GambusuEkspresi bahasa yang tercermin dalam teks

kabhanti gambusu mempunyai beberapa fungsiyaitu fungsi informatif tentang pengetahuan lokaldan alat musik tradisional fungsi interaktif terdiriatas fungsi kontrol sesama saling mendukung daneskpresi diri dan fungsi imaginatif terdiri atasfungsi ritual dan puitik Fungsi bahasa yang ter-dapat dalam sastra lisan kabhanti gambusu ditampil-kan berikut ini

41 Fungsi InformatifBahasa digunakan untuk menyampaikan

informasi dan menciptakan komunikasi (Soga danHadirman 201855) Fungsi informatif bahasadipahami sebagai fungsi dalam memberikaninformasi mengenai sesuatu hal yang berkaitandengan sosio-kultural masyarakat pendukungnyaFungsi bahasa dalam tulisan ini dititikberatkanpada konten bahasa yang akan dituturkan dalamsastra lisan kabhnati gambusu Berdasarkan kan-dungan teks-teks sastra lisan kabhanti gambusufungsi informasi yakni seperti uraian berikut

411 Fungsi Informatif tentang PengetahuanLokalFungsi informatif teks sastra lisan kabhanti

gambusu mengungkapkan makna pengetahuanlokal Fungsi informatif pada teks kabhantigambusu yang berkaitan dengan pengetahuan lokalyaitu menyangkut praksis budaya lokal masyarakatMuna dalam memanfaatkan pengetahuan lokalsebagai sampiran sastra lisan kabhanti gambusu

75

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

Pengetahuan lokal yang terekspresi dalam sampir-an sastra lisan kabhanti gambusu menyiratkan makna

bahwa sejak zaman dahulu masyarakat Muna me-miliki pengetahuan lokal

Ungkapan (1) (2) dan (3) berisi kepercayaanlokal masyarakat Muna terhadap kantisele (ritualmemanggil roh) Ungkapan (1) berisi kepercayaanpada ritual kantisele lsquoilmu pemanggil rohrsquo direpre-sentasikan ungkapan wora anahi nekantiselenekantisele samentaeno lsquosaya melihat anak di-kantiseledi-kantisele di pagi hari Kantisele biasanya dilakukanpada anak yang tidak enak makan atau menderitapenyakit lain yang tidak dapat disembuhkandengan ilmu medis Biasanya dalam masyarakatMuna penyakit tersebut diobati dengan memang-gil rohnya yang hilang

Kepercayaan terhadap roh ini pada masyarakatMuna masa lalu cukup kuat terutama di pedesaanHal ini tampak pada kebiasaan masyarakat Muna

yang memercayai ritual memanggil roh orang yangsakit agar sembuh Kepercayaan pada perginya rohharus di-kantisele Ritual memanggil roh yanghilang disebut kantisele Kantisele dilakukan selamatiga malam (biasanya dilaksanakan antara pukul1700mdash1900) Proses pelaksanaannya denganmeniup ubun-ubun telinga telapak tangan hinggasiku dan lutut hingga telapak kaki yang diulangsampai tiga kali Sambil meniup bagian-bagiantubuh tersebut pande kantisele1 mengucapkankororohellipkororo

Pemakaian kata yang berkaitan dengan penge-tahuan lokal adalah kata ntonuana lsquorohrsquo (rohmanusia) kantisele lsquokantiselersquo (ritual mengembali-kan roh yang hilang) Penggunaan leksikon yang

1 Orang yang dapat mengobati orang yang sakit karena ruhnya meninggalkan tubuhnya

1) Wora anahi nekantisele (1) Nekatinsele samentaeno (2) One morae nantolele (3) Dahu dua bhela bhaindo (4)

Saya melihat anak dikantisele (1) Dikantisele di pagi hari (2) Kalau tampaknya tersiar (3) Lebih baik sama orang lain (4)

2) Koe ngkameri meria (1) Koe ngkameri meria (2) Idi pande ngkororoa (3) Idi pande ngkororoa (4)

Jangan takut-takut (1) Jangan takut-takut (2) Saya pintar memanggil roh (3) Saya pintar memanggil roh (4)

3) Koro kororo ngkanau (1) Koro kororo ngkanau (2) Atumapigho kundomu (3) Atumapigho kundomu (4)

Panggil-panggil roh saya (1) Panggil-panggil roh saya (2) Saya lekati punggungmu (3) Saya lekati punggungmu (4) 4) Bhara omafa ngkanau (1)

Bhara omafa ngkanau (2) Sawurondo ngkabunako (3) Sawurondo ngkabunako (4)

Kira-kira saya dibuat apa (1) Kira-kira saya dibuat apa (2) Saya bersembunyi seperti roh (3) Saya bersembunyi seperti roh (4) 5) Laba apoguru bente (1)

Laba apoguru bente (2) Asarangka sawurondo (3) Asarangka sawurondo (4)

Lebih baik belajar penjaga diri (1) Lebih baik belajar penjaga diri (2) Saya menyamar tidak tampak (3) Saya menyamar tidak tampak (4)

76

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

berkaitan dengan dunia roh merupakan buktinyata bahwa manusia sangat memercayai hal ituLeksikon ntonuana lsquorohrsquo pada masyarakat Munabiasanya sangat dekat dengan leksikon kororoalsquomemanggil rohrsquo Kororoa lsquomemanggil rohrsquo dilaku-kan dalam upacara kantisele lsquoilmu memanggil rohyang hilangrsquo Seseorang di-kantisele lsquodipanggilrohnyarsquo apabila orang tersebut tidak ada nafsumakan Apabila gejala-gejala itu muncul suatupertanda nokala tonuanano lsquopergi rohnyarsquo sehinggaharus di-kantisele Ilmu kantisele dilakukan dengancara kororoa lsquomemanggil roh

Ungkapan (4) dan (5) bermakna kepercayaanpada ilmu sawurondo (menghilangkan diri) dan ilmubente lsquopenjaga dirirsquo Hal ini direpresentasikanungkapan sawurondo ngkabunako lsquosaya bersembunyi

seperti rohrsquo laba apoguru bente lsquolebih baik belajarilmu bente rsquo dan ihintu mebente sugimo lsquokamuberlindung dirirsquo Kepercayaan sawurondo adalahkepercayaan tentang menghilangkan diri dalamsekejap dan kepercayaan pada bente berkaitandengan ilmu penjaga diri

2 Informasi Alat Musik TradisionalAlat musik yang digunakan pada acara-acara

budaya cukup banyak salah satunya gambusu (alatmusik gambus) Teks sastra lisan kabhanti gambusumemberikan informasi tentang alat musik tradi-sional yang menjadi media tradisional masyarakatMuna Bahkan dijelaskan dengan bagian tubuhmanusia yang digunakan untuk membunyikan danmengatur irama seperti tampak di bawah ini

6) Ane merapa ane merapa gambusu (1)Merapa bhela merapa bhetangkidi (2)Aforatoko koemo metete buku (3)Amateangko amateangko ndoidi (4)

Kalau memetik memetik gambus (1)Memetik kasian dengan jari kecil(2)Saya beri tahu jangan bertahan diri (3)Saya akan mati untukku (4)

Ungkapan (6) menggambarkan alat musiktradisional yang dilukiskan dalam kalimat (1-2)adalah alat musik tradisional yakni gambusu lsquoalatmusik gambusrsquo yang biasa dipetik dengan jari kecilAlat musik tradisional gambusu lsquogambusrsquo diman-faatkan pemantun untuk menjadi sampirankabhanti gambusu Pada kalimat selanjutnya me-nunjukkan isi kabhanti yakni sebagai ungkapanperasaan (percintaan) pada pebhanti laki-laki ke-pada pebhanti perempuan bahwasanya ldquojanganlahbertahan diri terimalah curahan hati saya sayaakan mempertaruhkan nyawa untukmurdquo (pebhantiperempuan) Ungkapan (6) di atas memilikimakna percintaan (cinta kasih)

32 Fungsi InteraktifFungsi interaktif dalam suatu bahasa tercer-

min pada dampak dari pemakaian bahasa itusendiri Fungsi tersebut terbagi dari tiga kategori

yakni fungi kontrol sesama fungsi saling men-dukung dan fungsi ekspresi diri (Luardini 2007)Teks kabhanti gambusu memiliki ketiga fungsitersebut

321 Fungsi Kontrol SesamaTeks-teks kabhant i gambusu melukiskan

hubungan manusia dengan sesamanya yang me-ngemukakan perlunya hubungan yang harmonisDalam teks-teks kabhanti gambusu terkandungharapan akan adanya harmoni sesama dan kontrolsesama Dengan demikian teks-teks kabhantigambusu secara tidak langsung menggambarkanharmoni sesama dan kontrol sesama Kontrolsesama pada teks kabhanti gambusu ditunjukkanoleh modalitas (modulasi dengan bentuk negasidan imperatif) yang disertai sirkumstan tertentudengan maksud sebagai larangan atau tindakanyang ditabukan

77

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

Ungkapan (7) di atas menyiratkan bahwadalam interaksi sesama manusia boleh bersendagurau asalkan tidak berlebihan Dengan lidahmanusia dapat membuat orang celaka Bahkandalam ajaran agama Islam bersenda guraudiperbolehkan asalkan tidak berlebihan Hanyasaja bersenda gurau dalam urusan pribadi orang

perlu dihindari karena dapat menyebabkan oranglain tersinggung dan sakit hati Kalau orang sudahtersinggung dapat menyebabkan terjadinyapertikaian dan permusuhan Ungkapan (7) ber-makna solidaritas sosial yakni menciptakansuasana harmoni dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan

Ungkapan kabhanti gambusu (8) terdapatkosakata ngkoise lsquojanganlahrsquo adalah efek daripemakaian modalitas dalam kalimat pada tekskabhanti gambusu Di balik pemakaian modalitastersebut tersimpan pesan untuk saling mengontrolatau mengukur kemampuan dirinya sebelumbersikap atau berbuat Dengan demikian larangantersebut untuk mengontrol atau saling mengingat-kan sesama manusia untuk tidak melakukansesuatu yang tidak diketahui atau disanggupinyaHal ini menunjukkan bahwa sastra lisan kabhantigambusu dapat menjadi sarana untuk ldquomembentukkarakter anakmasyarakat yang mendengarnyaagar dapat berbudi pekerti luhurrdquo (Ardianto dkk2018)

422 Fungsi Saling MendukungDampak pemakaian bentuk modalitas dalam

suatu bahasa selain memunculkan fungsi kontrolsesama dapat pula ditempatkan pada fungsi salingmendukung Keterkaitan larangantindakan yangdapat menyebabkan keretakan sosial seperti padateks kabhanti gambusu (7) dan (8) di atas merupakan

8) Ane okambore mbore (1)Netaahimo netaahimo ngkoise (2)Ane okambore mbore (3)Netaahimo netaahimo ngkoise (4)

Kalau kamu agak bodoh-bodoh (1)Lebih baik lebih baik janganlah (2)Kalau kamu agak bodoh-bodoh (3)Lebih baik lebih baik janganlah (4)

dukungan dalam hal etika bertutur kata padamasyarakat Muna yang tergolong beradab Fungsitindakan untuk tidak memaki dan bertutur katasantun merupakan dukungan untuk menciptakanharmoni sosial dalam masyarakat (Hadirman2018) Fungsi menciptakan harmoni sosialtersebut mempunyai efek pada masyarakat Munadalam mendukung tingkah laku mereka sesamamanusia Hal ini selaras dengan apa yang dikata-kan Jendra (19996) yakni berbicara adalah bagianyang tidak terpisahkan dari berbahasa MenurutJendra (19998) kata-kata adalah demikian penuhkekuatan sehingga menunjukkan karakter sese-orang menampilkan kepribadiannya mendidikyang lain serta menyampaikan pengalaman Makaberhati-hatilah dengan kata-kata tergelincir ketikaberjalan sakitnya dapat diobati tetapi tergelincirketika berbicara sakitnya tak tersembuhkan(Jendra 19998)

43 Fungsi ImaginatifFungsi imaginatif dibagi dalam dua kategori

fungsi yaitu fungsi ritual dan fungsi puitik

7) Koe kamba kambagea (1) Koe kamba kambagea (2) Kambage domateane (3) Kambage domateane (4)

Janganlah bersenda gurau (1) Janganlah bersenda gurau (2) Senda gurau bisa mati (3) Senda gurau bisa mati (4)

78

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

(Luardini 2007) Fungsi ritual bahasa dikemuka-kan Halliday dan Hasan (198517) Teks kabhantigambusu memiliki fungsi tersebut yang dikemu-

kakan dalam bahasa yang mudah dipahami Tekssastra lisan kabhanti gambusu berikut mempunyaiunsur ritual dan puitis di dalamnya

Ungkapan (9-12) di atas menyiratkan beberaparitual yang direkam di dalam teks kabhanti gambusuAdanya ungkapan bente sawurondo lebe dan dhoamenunjukkan adanya fungsi ritual dalam tekskabhanti gambusu seperti kehadiran ungkapan labaapoguru bente lsquolebih baik saya belajar ilmu bentersquo padatuturan (9) asarangka sawurondo lsquosaya menyamaragar tidak tampakrsquo pada ungkapan (10) kata bentelsquoilmu kanuraganrsquo dan sawurondo lsquoilmu meng-hilangkan diri dari penglihatanrsquo yang dilaksanakandengan ritus-ritus tertentu yang dilakukan masya-rakat Muna pada masa dahulu kala Kemudianterdapat pula ungkapan lebe naebasa hae lsquoLebe akanmembaca aparsquo ungkapan (11) dan lebe naebasadhoa lsquolebe membaca doarsquo Kata lebe merupakanpanggilan seorang dewasa dalam sara Muna yangbertugas untuk memimpin ritual-ritual keagamaandan adat Hal ini diperjelas pada ungkapan kabhanti

(12) yakni lebe naebasa dhoa lsquolebe akan membacadoarsquo Ungkapan-ungkapan di atas menggambarkanteks sastra lisan kabhanti gambusu yang berkaitandengan aspek magis (ritual) Koster (200848)menegaskan bahwa teks-teks sastra lisan merupa-kan khazanah kaya-raya yang di dalamnya masihbanyak tersimpan realitas kehidupan pada suatumasa dahulu

Fungsi puitis ini memperlihatkan penonjolanpesan melalui berbagai cara baik leksikalgramatikal maupun fonologis (Hoed 2008187)Fungsi puitik dalam teks kabhanti gambusu adanyapengucapan bait-bait puisi yang mirip dengan bait-bait puisi yang berulang Repetisi klausa-klausatersebut dikategorikan sebagai fungsi puitisPerulangan tersebut seperti terlihat pada contoh(9-12) Ungkapan tersebut tampak paralelismeyakni ungkapan (9-10) diulang pada ungkapan (11-

9) Laba apoguru bente (1) Laba apoguru bente (2) Asarangka sawurondo (3) Asarangka sawurondo (4)

Lebih baik belajar penjaga diri (1) Lebih baik belajar penjaga diri (2) Saya menyamar tidak tampak (3) Saya menyamar tidak tampak (4) 10) Ihintu mebente sugimo (1)

Ihintu mebente sugimo (2) Atumewoko noafa (3) Atumewoko noafa (4)

Kamu berlindung diri (1) Kamu berlindung diri (2) Saya jaga kamu (3) Saya jaga kamu (4) 11) Lebe naebasa hae (1)

Lebe naebasa hae (2) Ane pae danseise (3) Ane pae danseise (4)

Si Lebe membaca apa (1) Si Lebe membaca apa (2) Kalau tidak seia sekata (3) Kalau tidak seia sekata (4) 12) Lebe naebasa dhoa (1)

Lebe naebasa dhoa (2) Akumai tangkidiko (3) Akumai tangkidiko (4)

Si Lebe membaca doa (1) Si Lebe membaca doa (2) Saya kait jari kecilmu (3) Saya kait jari kecilmu (4)

79

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

12) Adanya paralelisme tersebut untuk memper-indah bunyi dan menegaskan makna estetis Kein-dahan dalam teks kabhanti gambusu bisa melahirkankedamaian ketenangan dan kesejukan dalamjiwa dan pikiran Dengan demikian keindahandalam teks kabhanti gambusu dapat dijadikansebagai tempat untuk membangun harmoni sosialberintrospeksi diri dan menghadirkan ketenanganbagi yang mendengarnya Fungsi puitik yang lainterjadi pada ungkapan yang diujarkan secaraberulang (paralel) Ungkapan tersebut mengan-dung bahasa puitis yakni bahasa yang bentuknyadiutamakan dan ditonjolkan untuk memberikandampak estetis (Kadarisman 2008220)

Fungsi puitis yang berkaitan dengan dinamikafonologis tampak pada ungkapan naepae danseiselsquokalau tidak seia sekatarsquo Keindahan bunyi sonorann makin memperindah bunyi ungkapan ter-sebut Kata danseise lsquoseia sekatarsquo dalam bahasakeseharian diucapkan daseise lsquoseia sekatarsquo Hadir-nya bunyi sonoran ndalam teks kabhanti gambusuberfungsi untuk memperindah kata Hal inimenunjukkan bahwa sastra lisan kabhanti gambususelain mengandung pesan yang komunikatif jugamengandung kekuatan kata termasuk pulamenghadirkan makna estetis (band Hadirman danArdianto 20165)

5 SimpulanBerdasarkan hasil eskplorasi terhadap teks-

teks sastra lisan kabhanti gambusu pada masyarakatMuna berdasarkan fungsi bahasa yang dikemukanHalliday dan Hasan (1985) ternyata terdapat puladalam fungsi bahasa yang tercermin melalui tekssastra lisan kabhanti gambusu Fungsi bahasa yangterdapat dalam teks tradisi lisan kabhanti gambusuyakni pertama fungsi informatif tentang adat-istiadat pengetahuan lokal Makna yang tercemindalam fungsi bahasa ini adalah makna terung-kapnya kepercayaan lokal (kantisele sawurondo danbente) dan percintaan (curahan hati) Kedua fungsi

interaktif direalisasikan dalam fungsi kontrol se-sama manusia manusia dengan penonton kabhantigambusu Makna yang dominan dalam fungsi bahasaini adalah makna solidaritas sosial pendidikankarakter dan etika bertutur kata Ketiga fungsiimaginatif dibagi dalam fungsi religi dan puitikFungsi puitik dalam kabhanti gambusu ditemukandalam bentuk pengulangan klausa dan ungkapandengan paralelisme klausa Paralelisme tersebutdapat menegaskan makna yang terkandung didalamnya Makna yang terepresentasi dalam fungsibahasa ini adalah makna religius dan estetis (ke-indahan) Fungsi bahasa dalam sastra lisan dapatmengidentifikasi aspek penggunaannya dalammasyarakat pemiliknya Dengan mengkaji fungsibahasa yang terkandung di dalamnya dapat ter-cermin pula aspek-aspek makna yang terkandungdalam ungkapannya

Daftra Pustaka

Ardianto Rukmina Gonibala dan Hadirman2019 ldquoStrategi Pelestarian Tradisi Katobasebagai Media Pendidikan Islam padaMasyarakat Muna di Sulawesi Tenggarardquodalam Jurnal Journal Islamic Education and PolicyVol 3 No 1 (2018) Manado ProgramPascasarjana IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpjieparticleviewFile849652 diakses 28 Juli2019

Berg R Van den amp La Ode Sidu Madarafad 2000Kamus Muna-Indonesia Kupang ArthaWacana Press

Effendy Chairil 2006 Sastra sebagai WadahIntegrasi Bangsa Pontianak STAIN PontianakPress

Hadirman dan Ardianto 2016 ldquoKabhanti Wunasebagai Media Komunikasi Tradisional danTantangannya di Era Globalisasirdquo dalam

80

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Jurnal Potret Pemikiran Vol20 No 2 Juli-Desember 2016 Manado LP2M IAINManado httpjournaliain-manadoacidindexphpPParticleviewFile751605diakses 1 Agustus 2019

Hadirman 2016 ldquoTradisi Katoba sebagai MediaKomunikasi Tradisional dalam MasyarakatMunardquo dalam Jurnal Penelitian Komunikasi danInformasi Publik Vol 20 No1 Agustus 2016Manado BPPKI Manado httpsmedianeliticommediapublicat ions123946-ID-tradisi-katoba-sebagai-media-komunikasipdf diakses 2 Agustus 2019

Halliday MAK 1979 Explorations in the Functionsof Language London Edward Arnold

Hardin dan Hadirman 2017 ldquoPesan Dakwah Islamdalam Nyanyian Rakyat (Pemaknaan atasTeks-Teks Kabhanti Kantola pada MasyarakatMuna)rdquo dalam Jurnal Aqlam Journal of Islamand Plurality Vol 2 No 2 2017 ManadoFUAD IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticledownload525436 diakses 28 Agustus 2019

Hoed BH ldquoKomunikasi Lisan sebagai DasarTradisi Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Hutomo Suripan Sadi 1991 Mutiara yang Terlupa-kan Pengantar Studi Sastra Lisan SurabayaHISKI Jawa Timur

Hymes Dell 1974 ldquoWay of Speakingrdquo dalamRichard Bauman amp Sherzer (Eds)

Explorations in the Ethnography of Speaking P433-451 Cambridge Cambridge UniversityPress

Jendra I Wayan 1999 Etika Berbicara dalam SastraHindu (Analisis Religiososiolinguistik)Denpasar Universitas Udayana

Kadarisman A Effendi 2008 ldquoSketsa PuitikanJawa dari Rima Anak-Anak sampai FilsafatBahasardquo dalam Metodologi Penelitian TradisiLisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Koster GL 2008 ldquoKaca Mata Hitam PakMahmud Wahid atau Bagaimanakah MenelitiPuitika Sebuah Sastra Lisanrdquo dalam dalamMetodologi Penelitian Tradisi Lisanrdquo Pudentia(ed) Jakarta Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan

Luardini Maria Arina 2007 ldquoFungsi Bahasa dalamLegenda Rakyat Kalimantanrdquo dalam JurnalLinguistika Vol 16 No30 Maret 2007Denpasar Program S2 dan S3 LinguistikUniversitas Udayana

Soga Zainuddin dan Hadirman 2018 ldquoSemiotikaSignifikansi Analisis Struktur dan Pene-rapannya dalam Alquranrdquo dalam Jurnal AqlamVol3 No1( 2018) Manado FUAD IAINManado in httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticleview632 diakses 28Agustus 2019

Zaimar Okke KS 2008 ldquoMetodologi PenelitianSastra Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Page 5: FUNGSI BAHASA DALAM SASTRA LISAN KABHANTI GAMBUSU …

75

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

Pengetahuan lokal yang terekspresi dalam sampir-an sastra lisan kabhanti gambusu menyiratkan makna

bahwa sejak zaman dahulu masyarakat Muna me-miliki pengetahuan lokal

Ungkapan (1) (2) dan (3) berisi kepercayaanlokal masyarakat Muna terhadap kantisele (ritualmemanggil roh) Ungkapan (1) berisi kepercayaanpada ritual kantisele lsquoilmu pemanggil rohrsquo direpre-sentasikan ungkapan wora anahi nekantiselenekantisele samentaeno lsquosaya melihat anak di-kantiseledi-kantisele di pagi hari Kantisele biasanya dilakukanpada anak yang tidak enak makan atau menderitapenyakit lain yang tidak dapat disembuhkandengan ilmu medis Biasanya dalam masyarakatMuna penyakit tersebut diobati dengan memang-gil rohnya yang hilang

Kepercayaan terhadap roh ini pada masyarakatMuna masa lalu cukup kuat terutama di pedesaanHal ini tampak pada kebiasaan masyarakat Muna

yang memercayai ritual memanggil roh orang yangsakit agar sembuh Kepercayaan pada perginya rohharus di-kantisele Ritual memanggil roh yanghilang disebut kantisele Kantisele dilakukan selamatiga malam (biasanya dilaksanakan antara pukul1700mdash1900) Proses pelaksanaannya denganmeniup ubun-ubun telinga telapak tangan hinggasiku dan lutut hingga telapak kaki yang diulangsampai tiga kali Sambil meniup bagian-bagiantubuh tersebut pande kantisele1 mengucapkankororohellipkororo

Pemakaian kata yang berkaitan dengan penge-tahuan lokal adalah kata ntonuana lsquorohrsquo (rohmanusia) kantisele lsquokantiselersquo (ritual mengembali-kan roh yang hilang) Penggunaan leksikon yang

1 Orang yang dapat mengobati orang yang sakit karena ruhnya meninggalkan tubuhnya

1) Wora anahi nekantisele (1) Nekatinsele samentaeno (2) One morae nantolele (3) Dahu dua bhela bhaindo (4)

Saya melihat anak dikantisele (1) Dikantisele di pagi hari (2) Kalau tampaknya tersiar (3) Lebih baik sama orang lain (4)

2) Koe ngkameri meria (1) Koe ngkameri meria (2) Idi pande ngkororoa (3) Idi pande ngkororoa (4)

Jangan takut-takut (1) Jangan takut-takut (2) Saya pintar memanggil roh (3) Saya pintar memanggil roh (4)

3) Koro kororo ngkanau (1) Koro kororo ngkanau (2) Atumapigho kundomu (3) Atumapigho kundomu (4)

Panggil-panggil roh saya (1) Panggil-panggil roh saya (2) Saya lekati punggungmu (3) Saya lekati punggungmu (4) 4) Bhara omafa ngkanau (1)

Bhara omafa ngkanau (2) Sawurondo ngkabunako (3) Sawurondo ngkabunako (4)

Kira-kira saya dibuat apa (1) Kira-kira saya dibuat apa (2) Saya bersembunyi seperti roh (3) Saya bersembunyi seperti roh (4) 5) Laba apoguru bente (1)

Laba apoguru bente (2) Asarangka sawurondo (3) Asarangka sawurondo (4)

Lebih baik belajar penjaga diri (1) Lebih baik belajar penjaga diri (2) Saya menyamar tidak tampak (3) Saya menyamar tidak tampak (4)

76

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

berkaitan dengan dunia roh merupakan buktinyata bahwa manusia sangat memercayai hal ituLeksikon ntonuana lsquorohrsquo pada masyarakat Munabiasanya sangat dekat dengan leksikon kororoalsquomemanggil rohrsquo Kororoa lsquomemanggil rohrsquo dilaku-kan dalam upacara kantisele lsquoilmu memanggil rohyang hilangrsquo Seseorang di-kantisele lsquodipanggilrohnyarsquo apabila orang tersebut tidak ada nafsumakan Apabila gejala-gejala itu muncul suatupertanda nokala tonuanano lsquopergi rohnyarsquo sehinggaharus di-kantisele Ilmu kantisele dilakukan dengancara kororoa lsquomemanggil roh

Ungkapan (4) dan (5) bermakna kepercayaanpada ilmu sawurondo (menghilangkan diri) dan ilmubente lsquopenjaga dirirsquo Hal ini direpresentasikanungkapan sawurondo ngkabunako lsquosaya bersembunyi

seperti rohrsquo laba apoguru bente lsquolebih baik belajarilmu bente rsquo dan ihintu mebente sugimo lsquokamuberlindung dirirsquo Kepercayaan sawurondo adalahkepercayaan tentang menghilangkan diri dalamsekejap dan kepercayaan pada bente berkaitandengan ilmu penjaga diri

2 Informasi Alat Musik TradisionalAlat musik yang digunakan pada acara-acara

budaya cukup banyak salah satunya gambusu (alatmusik gambus) Teks sastra lisan kabhanti gambusumemberikan informasi tentang alat musik tradi-sional yang menjadi media tradisional masyarakatMuna Bahkan dijelaskan dengan bagian tubuhmanusia yang digunakan untuk membunyikan danmengatur irama seperti tampak di bawah ini

6) Ane merapa ane merapa gambusu (1)Merapa bhela merapa bhetangkidi (2)Aforatoko koemo metete buku (3)Amateangko amateangko ndoidi (4)

Kalau memetik memetik gambus (1)Memetik kasian dengan jari kecil(2)Saya beri tahu jangan bertahan diri (3)Saya akan mati untukku (4)

Ungkapan (6) menggambarkan alat musiktradisional yang dilukiskan dalam kalimat (1-2)adalah alat musik tradisional yakni gambusu lsquoalatmusik gambusrsquo yang biasa dipetik dengan jari kecilAlat musik tradisional gambusu lsquogambusrsquo diman-faatkan pemantun untuk menjadi sampirankabhanti gambusu Pada kalimat selanjutnya me-nunjukkan isi kabhanti yakni sebagai ungkapanperasaan (percintaan) pada pebhanti laki-laki ke-pada pebhanti perempuan bahwasanya ldquojanganlahbertahan diri terimalah curahan hati saya sayaakan mempertaruhkan nyawa untukmurdquo (pebhantiperempuan) Ungkapan (6) di atas memilikimakna percintaan (cinta kasih)

32 Fungsi InteraktifFungsi interaktif dalam suatu bahasa tercer-

min pada dampak dari pemakaian bahasa itusendiri Fungsi tersebut terbagi dari tiga kategori

yakni fungi kontrol sesama fungsi saling men-dukung dan fungsi ekspresi diri (Luardini 2007)Teks kabhanti gambusu memiliki ketiga fungsitersebut

321 Fungsi Kontrol SesamaTeks-teks kabhant i gambusu melukiskan

hubungan manusia dengan sesamanya yang me-ngemukakan perlunya hubungan yang harmonisDalam teks-teks kabhanti gambusu terkandungharapan akan adanya harmoni sesama dan kontrolsesama Dengan demikian teks-teks kabhantigambusu secara tidak langsung menggambarkanharmoni sesama dan kontrol sesama Kontrolsesama pada teks kabhanti gambusu ditunjukkanoleh modalitas (modulasi dengan bentuk negasidan imperatif) yang disertai sirkumstan tertentudengan maksud sebagai larangan atau tindakanyang ditabukan

77

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

Ungkapan (7) di atas menyiratkan bahwadalam interaksi sesama manusia boleh bersendagurau asalkan tidak berlebihan Dengan lidahmanusia dapat membuat orang celaka Bahkandalam ajaran agama Islam bersenda guraudiperbolehkan asalkan tidak berlebihan Hanyasaja bersenda gurau dalam urusan pribadi orang

perlu dihindari karena dapat menyebabkan oranglain tersinggung dan sakit hati Kalau orang sudahtersinggung dapat menyebabkan terjadinyapertikaian dan permusuhan Ungkapan (7) ber-makna solidaritas sosial yakni menciptakansuasana harmoni dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan

Ungkapan kabhanti gambusu (8) terdapatkosakata ngkoise lsquojanganlahrsquo adalah efek daripemakaian modalitas dalam kalimat pada tekskabhanti gambusu Di balik pemakaian modalitastersebut tersimpan pesan untuk saling mengontrolatau mengukur kemampuan dirinya sebelumbersikap atau berbuat Dengan demikian larangantersebut untuk mengontrol atau saling mengingat-kan sesama manusia untuk tidak melakukansesuatu yang tidak diketahui atau disanggupinyaHal ini menunjukkan bahwa sastra lisan kabhantigambusu dapat menjadi sarana untuk ldquomembentukkarakter anakmasyarakat yang mendengarnyaagar dapat berbudi pekerti luhurrdquo (Ardianto dkk2018)

422 Fungsi Saling MendukungDampak pemakaian bentuk modalitas dalam

suatu bahasa selain memunculkan fungsi kontrolsesama dapat pula ditempatkan pada fungsi salingmendukung Keterkaitan larangantindakan yangdapat menyebabkan keretakan sosial seperti padateks kabhanti gambusu (7) dan (8) di atas merupakan

8) Ane okambore mbore (1)Netaahimo netaahimo ngkoise (2)Ane okambore mbore (3)Netaahimo netaahimo ngkoise (4)

Kalau kamu agak bodoh-bodoh (1)Lebih baik lebih baik janganlah (2)Kalau kamu agak bodoh-bodoh (3)Lebih baik lebih baik janganlah (4)

dukungan dalam hal etika bertutur kata padamasyarakat Muna yang tergolong beradab Fungsitindakan untuk tidak memaki dan bertutur katasantun merupakan dukungan untuk menciptakanharmoni sosial dalam masyarakat (Hadirman2018) Fungsi menciptakan harmoni sosialtersebut mempunyai efek pada masyarakat Munadalam mendukung tingkah laku mereka sesamamanusia Hal ini selaras dengan apa yang dikata-kan Jendra (19996) yakni berbicara adalah bagianyang tidak terpisahkan dari berbahasa MenurutJendra (19998) kata-kata adalah demikian penuhkekuatan sehingga menunjukkan karakter sese-orang menampilkan kepribadiannya mendidikyang lain serta menyampaikan pengalaman Makaberhati-hatilah dengan kata-kata tergelincir ketikaberjalan sakitnya dapat diobati tetapi tergelincirketika berbicara sakitnya tak tersembuhkan(Jendra 19998)

43 Fungsi ImaginatifFungsi imaginatif dibagi dalam dua kategori

fungsi yaitu fungsi ritual dan fungsi puitik

7) Koe kamba kambagea (1) Koe kamba kambagea (2) Kambage domateane (3) Kambage domateane (4)

Janganlah bersenda gurau (1) Janganlah bersenda gurau (2) Senda gurau bisa mati (3) Senda gurau bisa mati (4)

78

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

(Luardini 2007) Fungsi ritual bahasa dikemuka-kan Halliday dan Hasan (198517) Teks kabhantigambusu memiliki fungsi tersebut yang dikemu-

kakan dalam bahasa yang mudah dipahami Tekssastra lisan kabhanti gambusu berikut mempunyaiunsur ritual dan puitis di dalamnya

Ungkapan (9-12) di atas menyiratkan beberaparitual yang direkam di dalam teks kabhanti gambusuAdanya ungkapan bente sawurondo lebe dan dhoamenunjukkan adanya fungsi ritual dalam tekskabhanti gambusu seperti kehadiran ungkapan labaapoguru bente lsquolebih baik saya belajar ilmu bentersquo padatuturan (9) asarangka sawurondo lsquosaya menyamaragar tidak tampakrsquo pada ungkapan (10) kata bentelsquoilmu kanuraganrsquo dan sawurondo lsquoilmu meng-hilangkan diri dari penglihatanrsquo yang dilaksanakandengan ritus-ritus tertentu yang dilakukan masya-rakat Muna pada masa dahulu kala Kemudianterdapat pula ungkapan lebe naebasa hae lsquoLebe akanmembaca aparsquo ungkapan (11) dan lebe naebasadhoa lsquolebe membaca doarsquo Kata lebe merupakanpanggilan seorang dewasa dalam sara Muna yangbertugas untuk memimpin ritual-ritual keagamaandan adat Hal ini diperjelas pada ungkapan kabhanti

(12) yakni lebe naebasa dhoa lsquolebe akan membacadoarsquo Ungkapan-ungkapan di atas menggambarkanteks sastra lisan kabhanti gambusu yang berkaitandengan aspek magis (ritual) Koster (200848)menegaskan bahwa teks-teks sastra lisan merupa-kan khazanah kaya-raya yang di dalamnya masihbanyak tersimpan realitas kehidupan pada suatumasa dahulu

Fungsi puitis ini memperlihatkan penonjolanpesan melalui berbagai cara baik leksikalgramatikal maupun fonologis (Hoed 2008187)Fungsi puitik dalam teks kabhanti gambusu adanyapengucapan bait-bait puisi yang mirip dengan bait-bait puisi yang berulang Repetisi klausa-klausatersebut dikategorikan sebagai fungsi puitisPerulangan tersebut seperti terlihat pada contoh(9-12) Ungkapan tersebut tampak paralelismeyakni ungkapan (9-10) diulang pada ungkapan (11-

9) Laba apoguru bente (1) Laba apoguru bente (2) Asarangka sawurondo (3) Asarangka sawurondo (4)

Lebih baik belajar penjaga diri (1) Lebih baik belajar penjaga diri (2) Saya menyamar tidak tampak (3) Saya menyamar tidak tampak (4) 10) Ihintu mebente sugimo (1)

Ihintu mebente sugimo (2) Atumewoko noafa (3) Atumewoko noafa (4)

Kamu berlindung diri (1) Kamu berlindung diri (2) Saya jaga kamu (3) Saya jaga kamu (4) 11) Lebe naebasa hae (1)

Lebe naebasa hae (2) Ane pae danseise (3) Ane pae danseise (4)

Si Lebe membaca apa (1) Si Lebe membaca apa (2) Kalau tidak seia sekata (3) Kalau tidak seia sekata (4) 12) Lebe naebasa dhoa (1)

Lebe naebasa dhoa (2) Akumai tangkidiko (3) Akumai tangkidiko (4)

Si Lebe membaca doa (1) Si Lebe membaca doa (2) Saya kait jari kecilmu (3) Saya kait jari kecilmu (4)

79

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

12) Adanya paralelisme tersebut untuk memper-indah bunyi dan menegaskan makna estetis Kein-dahan dalam teks kabhanti gambusu bisa melahirkankedamaian ketenangan dan kesejukan dalamjiwa dan pikiran Dengan demikian keindahandalam teks kabhanti gambusu dapat dijadikansebagai tempat untuk membangun harmoni sosialberintrospeksi diri dan menghadirkan ketenanganbagi yang mendengarnya Fungsi puitik yang lainterjadi pada ungkapan yang diujarkan secaraberulang (paralel) Ungkapan tersebut mengan-dung bahasa puitis yakni bahasa yang bentuknyadiutamakan dan ditonjolkan untuk memberikandampak estetis (Kadarisman 2008220)

Fungsi puitis yang berkaitan dengan dinamikafonologis tampak pada ungkapan naepae danseiselsquokalau tidak seia sekatarsquo Keindahan bunyi sonorann makin memperindah bunyi ungkapan ter-sebut Kata danseise lsquoseia sekatarsquo dalam bahasakeseharian diucapkan daseise lsquoseia sekatarsquo Hadir-nya bunyi sonoran ndalam teks kabhanti gambusuberfungsi untuk memperindah kata Hal inimenunjukkan bahwa sastra lisan kabhanti gambususelain mengandung pesan yang komunikatif jugamengandung kekuatan kata termasuk pulamenghadirkan makna estetis (band Hadirman danArdianto 20165)

5 SimpulanBerdasarkan hasil eskplorasi terhadap teks-

teks sastra lisan kabhanti gambusu pada masyarakatMuna berdasarkan fungsi bahasa yang dikemukanHalliday dan Hasan (1985) ternyata terdapat puladalam fungsi bahasa yang tercermin melalui tekssastra lisan kabhanti gambusu Fungsi bahasa yangterdapat dalam teks tradisi lisan kabhanti gambusuyakni pertama fungsi informatif tentang adat-istiadat pengetahuan lokal Makna yang tercemindalam fungsi bahasa ini adalah makna terung-kapnya kepercayaan lokal (kantisele sawurondo danbente) dan percintaan (curahan hati) Kedua fungsi

interaktif direalisasikan dalam fungsi kontrol se-sama manusia manusia dengan penonton kabhantigambusu Makna yang dominan dalam fungsi bahasaini adalah makna solidaritas sosial pendidikankarakter dan etika bertutur kata Ketiga fungsiimaginatif dibagi dalam fungsi religi dan puitikFungsi puitik dalam kabhanti gambusu ditemukandalam bentuk pengulangan klausa dan ungkapandengan paralelisme klausa Paralelisme tersebutdapat menegaskan makna yang terkandung didalamnya Makna yang terepresentasi dalam fungsibahasa ini adalah makna religius dan estetis (ke-indahan) Fungsi bahasa dalam sastra lisan dapatmengidentifikasi aspek penggunaannya dalammasyarakat pemiliknya Dengan mengkaji fungsibahasa yang terkandung di dalamnya dapat ter-cermin pula aspek-aspek makna yang terkandungdalam ungkapannya

Daftra Pustaka

Ardianto Rukmina Gonibala dan Hadirman2019 ldquoStrategi Pelestarian Tradisi Katobasebagai Media Pendidikan Islam padaMasyarakat Muna di Sulawesi Tenggarardquodalam Jurnal Journal Islamic Education and PolicyVol 3 No 1 (2018) Manado ProgramPascasarjana IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpjieparticleviewFile849652 diakses 28 Juli2019

Berg R Van den amp La Ode Sidu Madarafad 2000Kamus Muna-Indonesia Kupang ArthaWacana Press

Effendy Chairil 2006 Sastra sebagai WadahIntegrasi Bangsa Pontianak STAIN PontianakPress

Hadirman dan Ardianto 2016 ldquoKabhanti Wunasebagai Media Komunikasi Tradisional danTantangannya di Era Globalisasirdquo dalam

80

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Jurnal Potret Pemikiran Vol20 No 2 Juli-Desember 2016 Manado LP2M IAINManado httpjournaliain-manadoacidindexphpPParticleviewFile751605diakses 1 Agustus 2019

Hadirman 2016 ldquoTradisi Katoba sebagai MediaKomunikasi Tradisional dalam MasyarakatMunardquo dalam Jurnal Penelitian Komunikasi danInformasi Publik Vol 20 No1 Agustus 2016Manado BPPKI Manado httpsmedianeliticommediapublicat ions123946-ID-tradisi-katoba-sebagai-media-komunikasipdf diakses 2 Agustus 2019

Halliday MAK 1979 Explorations in the Functionsof Language London Edward Arnold

Hardin dan Hadirman 2017 ldquoPesan Dakwah Islamdalam Nyanyian Rakyat (Pemaknaan atasTeks-Teks Kabhanti Kantola pada MasyarakatMuna)rdquo dalam Jurnal Aqlam Journal of Islamand Plurality Vol 2 No 2 2017 ManadoFUAD IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticledownload525436 diakses 28 Agustus 2019

Hoed BH ldquoKomunikasi Lisan sebagai DasarTradisi Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Hutomo Suripan Sadi 1991 Mutiara yang Terlupa-kan Pengantar Studi Sastra Lisan SurabayaHISKI Jawa Timur

Hymes Dell 1974 ldquoWay of Speakingrdquo dalamRichard Bauman amp Sherzer (Eds)

Explorations in the Ethnography of Speaking P433-451 Cambridge Cambridge UniversityPress

Jendra I Wayan 1999 Etika Berbicara dalam SastraHindu (Analisis Religiososiolinguistik)Denpasar Universitas Udayana

Kadarisman A Effendi 2008 ldquoSketsa PuitikanJawa dari Rima Anak-Anak sampai FilsafatBahasardquo dalam Metodologi Penelitian TradisiLisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Koster GL 2008 ldquoKaca Mata Hitam PakMahmud Wahid atau Bagaimanakah MenelitiPuitika Sebuah Sastra Lisanrdquo dalam dalamMetodologi Penelitian Tradisi Lisanrdquo Pudentia(ed) Jakarta Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan

Luardini Maria Arina 2007 ldquoFungsi Bahasa dalamLegenda Rakyat Kalimantanrdquo dalam JurnalLinguistika Vol 16 No30 Maret 2007Denpasar Program S2 dan S3 LinguistikUniversitas Udayana

Soga Zainuddin dan Hadirman 2018 ldquoSemiotikaSignifikansi Analisis Struktur dan Pene-rapannya dalam Alquranrdquo dalam Jurnal AqlamVol3 No1( 2018) Manado FUAD IAINManado in httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticleview632 diakses 28Agustus 2019

Zaimar Okke KS 2008 ldquoMetodologi PenelitianSastra Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Page 6: FUNGSI BAHASA DALAM SASTRA LISAN KABHANTI GAMBUSU …

76

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

berkaitan dengan dunia roh merupakan buktinyata bahwa manusia sangat memercayai hal ituLeksikon ntonuana lsquorohrsquo pada masyarakat Munabiasanya sangat dekat dengan leksikon kororoalsquomemanggil rohrsquo Kororoa lsquomemanggil rohrsquo dilaku-kan dalam upacara kantisele lsquoilmu memanggil rohyang hilangrsquo Seseorang di-kantisele lsquodipanggilrohnyarsquo apabila orang tersebut tidak ada nafsumakan Apabila gejala-gejala itu muncul suatupertanda nokala tonuanano lsquopergi rohnyarsquo sehinggaharus di-kantisele Ilmu kantisele dilakukan dengancara kororoa lsquomemanggil roh

Ungkapan (4) dan (5) bermakna kepercayaanpada ilmu sawurondo (menghilangkan diri) dan ilmubente lsquopenjaga dirirsquo Hal ini direpresentasikanungkapan sawurondo ngkabunako lsquosaya bersembunyi

seperti rohrsquo laba apoguru bente lsquolebih baik belajarilmu bente rsquo dan ihintu mebente sugimo lsquokamuberlindung dirirsquo Kepercayaan sawurondo adalahkepercayaan tentang menghilangkan diri dalamsekejap dan kepercayaan pada bente berkaitandengan ilmu penjaga diri

2 Informasi Alat Musik TradisionalAlat musik yang digunakan pada acara-acara

budaya cukup banyak salah satunya gambusu (alatmusik gambus) Teks sastra lisan kabhanti gambusumemberikan informasi tentang alat musik tradi-sional yang menjadi media tradisional masyarakatMuna Bahkan dijelaskan dengan bagian tubuhmanusia yang digunakan untuk membunyikan danmengatur irama seperti tampak di bawah ini

6) Ane merapa ane merapa gambusu (1)Merapa bhela merapa bhetangkidi (2)Aforatoko koemo metete buku (3)Amateangko amateangko ndoidi (4)

Kalau memetik memetik gambus (1)Memetik kasian dengan jari kecil(2)Saya beri tahu jangan bertahan diri (3)Saya akan mati untukku (4)

Ungkapan (6) menggambarkan alat musiktradisional yang dilukiskan dalam kalimat (1-2)adalah alat musik tradisional yakni gambusu lsquoalatmusik gambusrsquo yang biasa dipetik dengan jari kecilAlat musik tradisional gambusu lsquogambusrsquo diman-faatkan pemantun untuk menjadi sampirankabhanti gambusu Pada kalimat selanjutnya me-nunjukkan isi kabhanti yakni sebagai ungkapanperasaan (percintaan) pada pebhanti laki-laki ke-pada pebhanti perempuan bahwasanya ldquojanganlahbertahan diri terimalah curahan hati saya sayaakan mempertaruhkan nyawa untukmurdquo (pebhantiperempuan) Ungkapan (6) di atas memilikimakna percintaan (cinta kasih)

32 Fungsi InteraktifFungsi interaktif dalam suatu bahasa tercer-

min pada dampak dari pemakaian bahasa itusendiri Fungsi tersebut terbagi dari tiga kategori

yakni fungi kontrol sesama fungsi saling men-dukung dan fungsi ekspresi diri (Luardini 2007)Teks kabhanti gambusu memiliki ketiga fungsitersebut

321 Fungsi Kontrol SesamaTeks-teks kabhant i gambusu melukiskan

hubungan manusia dengan sesamanya yang me-ngemukakan perlunya hubungan yang harmonisDalam teks-teks kabhanti gambusu terkandungharapan akan adanya harmoni sesama dan kontrolsesama Dengan demikian teks-teks kabhantigambusu secara tidak langsung menggambarkanharmoni sesama dan kontrol sesama Kontrolsesama pada teks kabhanti gambusu ditunjukkanoleh modalitas (modulasi dengan bentuk negasidan imperatif) yang disertai sirkumstan tertentudengan maksud sebagai larangan atau tindakanyang ditabukan

77

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

Ungkapan (7) di atas menyiratkan bahwadalam interaksi sesama manusia boleh bersendagurau asalkan tidak berlebihan Dengan lidahmanusia dapat membuat orang celaka Bahkandalam ajaran agama Islam bersenda guraudiperbolehkan asalkan tidak berlebihan Hanyasaja bersenda gurau dalam urusan pribadi orang

perlu dihindari karena dapat menyebabkan oranglain tersinggung dan sakit hati Kalau orang sudahtersinggung dapat menyebabkan terjadinyapertikaian dan permusuhan Ungkapan (7) ber-makna solidaritas sosial yakni menciptakansuasana harmoni dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan

Ungkapan kabhanti gambusu (8) terdapatkosakata ngkoise lsquojanganlahrsquo adalah efek daripemakaian modalitas dalam kalimat pada tekskabhanti gambusu Di balik pemakaian modalitastersebut tersimpan pesan untuk saling mengontrolatau mengukur kemampuan dirinya sebelumbersikap atau berbuat Dengan demikian larangantersebut untuk mengontrol atau saling mengingat-kan sesama manusia untuk tidak melakukansesuatu yang tidak diketahui atau disanggupinyaHal ini menunjukkan bahwa sastra lisan kabhantigambusu dapat menjadi sarana untuk ldquomembentukkarakter anakmasyarakat yang mendengarnyaagar dapat berbudi pekerti luhurrdquo (Ardianto dkk2018)

422 Fungsi Saling MendukungDampak pemakaian bentuk modalitas dalam

suatu bahasa selain memunculkan fungsi kontrolsesama dapat pula ditempatkan pada fungsi salingmendukung Keterkaitan larangantindakan yangdapat menyebabkan keretakan sosial seperti padateks kabhanti gambusu (7) dan (8) di atas merupakan

8) Ane okambore mbore (1)Netaahimo netaahimo ngkoise (2)Ane okambore mbore (3)Netaahimo netaahimo ngkoise (4)

Kalau kamu agak bodoh-bodoh (1)Lebih baik lebih baik janganlah (2)Kalau kamu agak bodoh-bodoh (3)Lebih baik lebih baik janganlah (4)

dukungan dalam hal etika bertutur kata padamasyarakat Muna yang tergolong beradab Fungsitindakan untuk tidak memaki dan bertutur katasantun merupakan dukungan untuk menciptakanharmoni sosial dalam masyarakat (Hadirman2018) Fungsi menciptakan harmoni sosialtersebut mempunyai efek pada masyarakat Munadalam mendukung tingkah laku mereka sesamamanusia Hal ini selaras dengan apa yang dikata-kan Jendra (19996) yakni berbicara adalah bagianyang tidak terpisahkan dari berbahasa MenurutJendra (19998) kata-kata adalah demikian penuhkekuatan sehingga menunjukkan karakter sese-orang menampilkan kepribadiannya mendidikyang lain serta menyampaikan pengalaman Makaberhati-hatilah dengan kata-kata tergelincir ketikaberjalan sakitnya dapat diobati tetapi tergelincirketika berbicara sakitnya tak tersembuhkan(Jendra 19998)

43 Fungsi ImaginatifFungsi imaginatif dibagi dalam dua kategori

fungsi yaitu fungsi ritual dan fungsi puitik

7) Koe kamba kambagea (1) Koe kamba kambagea (2) Kambage domateane (3) Kambage domateane (4)

Janganlah bersenda gurau (1) Janganlah bersenda gurau (2) Senda gurau bisa mati (3) Senda gurau bisa mati (4)

78

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

(Luardini 2007) Fungsi ritual bahasa dikemuka-kan Halliday dan Hasan (198517) Teks kabhantigambusu memiliki fungsi tersebut yang dikemu-

kakan dalam bahasa yang mudah dipahami Tekssastra lisan kabhanti gambusu berikut mempunyaiunsur ritual dan puitis di dalamnya

Ungkapan (9-12) di atas menyiratkan beberaparitual yang direkam di dalam teks kabhanti gambusuAdanya ungkapan bente sawurondo lebe dan dhoamenunjukkan adanya fungsi ritual dalam tekskabhanti gambusu seperti kehadiran ungkapan labaapoguru bente lsquolebih baik saya belajar ilmu bentersquo padatuturan (9) asarangka sawurondo lsquosaya menyamaragar tidak tampakrsquo pada ungkapan (10) kata bentelsquoilmu kanuraganrsquo dan sawurondo lsquoilmu meng-hilangkan diri dari penglihatanrsquo yang dilaksanakandengan ritus-ritus tertentu yang dilakukan masya-rakat Muna pada masa dahulu kala Kemudianterdapat pula ungkapan lebe naebasa hae lsquoLebe akanmembaca aparsquo ungkapan (11) dan lebe naebasadhoa lsquolebe membaca doarsquo Kata lebe merupakanpanggilan seorang dewasa dalam sara Muna yangbertugas untuk memimpin ritual-ritual keagamaandan adat Hal ini diperjelas pada ungkapan kabhanti

(12) yakni lebe naebasa dhoa lsquolebe akan membacadoarsquo Ungkapan-ungkapan di atas menggambarkanteks sastra lisan kabhanti gambusu yang berkaitandengan aspek magis (ritual) Koster (200848)menegaskan bahwa teks-teks sastra lisan merupa-kan khazanah kaya-raya yang di dalamnya masihbanyak tersimpan realitas kehidupan pada suatumasa dahulu

Fungsi puitis ini memperlihatkan penonjolanpesan melalui berbagai cara baik leksikalgramatikal maupun fonologis (Hoed 2008187)Fungsi puitik dalam teks kabhanti gambusu adanyapengucapan bait-bait puisi yang mirip dengan bait-bait puisi yang berulang Repetisi klausa-klausatersebut dikategorikan sebagai fungsi puitisPerulangan tersebut seperti terlihat pada contoh(9-12) Ungkapan tersebut tampak paralelismeyakni ungkapan (9-10) diulang pada ungkapan (11-

9) Laba apoguru bente (1) Laba apoguru bente (2) Asarangka sawurondo (3) Asarangka sawurondo (4)

Lebih baik belajar penjaga diri (1) Lebih baik belajar penjaga diri (2) Saya menyamar tidak tampak (3) Saya menyamar tidak tampak (4) 10) Ihintu mebente sugimo (1)

Ihintu mebente sugimo (2) Atumewoko noafa (3) Atumewoko noafa (4)

Kamu berlindung diri (1) Kamu berlindung diri (2) Saya jaga kamu (3) Saya jaga kamu (4) 11) Lebe naebasa hae (1)

Lebe naebasa hae (2) Ane pae danseise (3) Ane pae danseise (4)

Si Lebe membaca apa (1) Si Lebe membaca apa (2) Kalau tidak seia sekata (3) Kalau tidak seia sekata (4) 12) Lebe naebasa dhoa (1)

Lebe naebasa dhoa (2) Akumai tangkidiko (3) Akumai tangkidiko (4)

Si Lebe membaca doa (1) Si Lebe membaca doa (2) Saya kait jari kecilmu (3) Saya kait jari kecilmu (4)

79

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

12) Adanya paralelisme tersebut untuk memper-indah bunyi dan menegaskan makna estetis Kein-dahan dalam teks kabhanti gambusu bisa melahirkankedamaian ketenangan dan kesejukan dalamjiwa dan pikiran Dengan demikian keindahandalam teks kabhanti gambusu dapat dijadikansebagai tempat untuk membangun harmoni sosialberintrospeksi diri dan menghadirkan ketenanganbagi yang mendengarnya Fungsi puitik yang lainterjadi pada ungkapan yang diujarkan secaraberulang (paralel) Ungkapan tersebut mengan-dung bahasa puitis yakni bahasa yang bentuknyadiutamakan dan ditonjolkan untuk memberikandampak estetis (Kadarisman 2008220)

Fungsi puitis yang berkaitan dengan dinamikafonologis tampak pada ungkapan naepae danseiselsquokalau tidak seia sekatarsquo Keindahan bunyi sonorann makin memperindah bunyi ungkapan ter-sebut Kata danseise lsquoseia sekatarsquo dalam bahasakeseharian diucapkan daseise lsquoseia sekatarsquo Hadir-nya bunyi sonoran ndalam teks kabhanti gambusuberfungsi untuk memperindah kata Hal inimenunjukkan bahwa sastra lisan kabhanti gambususelain mengandung pesan yang komunikatif jugamengandung kekuatan kata termasuk pulamenghadirkan makna estetis (band Hadirman danArdianto 20165)

5 SimpulanBerdasarkan hasil eskplorasi terhadap teks-

teks sastra lisan kabhanti gambusu pada masyarakatMuna berdasarkan fungsi bahasa yang dikemukanHalliday dan Hasan (1985) ternyata terdapat puladalam fungsi bahasa yang tercermin melalui tekssastra lisan kabhanti gambusu Fungsi bahasa yangterdapat dalam teks tradisi lisan kabhanti gambusuyakni pertama fungsi informatif tentang adat-istiadat pengetahuan lokal Makna yang tercemindalam fungsi bahasa ini adalah makna terung-kapnya kepercayaan lokal (kantisele sawurondo danbente) dan percintaan (curahan hati) Kedua fungsi

interaktif direalisasikan dalam fungsi kontrol se-sama manusia manusia dengan penonton kabhantigambusu Makna yang dominan dalam fungsi bahasaini adalah makna solidaritas sosial pendidikankarakter dan etika bertutur kata Ketiga fungsiimaginatif dibagi dalam fungsi religi dan puitikFungsi puitik dalam kabhanti gambusu ditemukandalam bentuk pengulangan klausa dan ungkapandengan paralelisme klausa Paralelisme tersebutdapat menegaskan makna yang terkandung didalamnya Makna yang terepresentasi dalam fungsibahasa ini adalah makna religius dan estetis (ke-indahan) Fungsi bahasa dalam sastra lisan dapatmengidentifikasi aspek penggunaannya dalammasyarakat pemiliknya Dengan mengkaji fungsibahasa yang terkandung di dalamnya dapat ter-cermin pula aspek-aspek makna yang terkandungdalam ungkapannya

Daftra Pustaka

Ardianto Rukmina Gonibala dan Hadirman2019 ldquoStrategi Pelestarian Tradisi Katobasebagai Media Pendidikan Islam padaMasyarakat Muna di Sulawesi Tenggarardquodalam Jurnal Journal Islamic Education and PolicyVol 3 No 1 (2018) Manado ProgramPascasarjana IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpjieparticleviewFile849652 diakses 28 Juli2019

Berg R Van den amp La Ode Sidu Madarafad 2000Kamus Muna-Indonesia Kupang ArthaWacana Press

Effendy Chairil 2006 Sastra sebagai WadahIntegrasi Bangsa Pontianak STAIN PontianakPress

Hadirman dan Ardianto 2016 ldquoKabhanti Wunasebagai Media Komunikasi Tradisional danTantangannya di Era Globalisasirdquo dalam

80

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Jurnal Potret Pemikiran Vol20 No 2 Juli-Desember 2016 Manado LP2M IAINManado httpjournaliain-manadoacidindexphpPParticleviewFile751605diakses 1 Agustus 2019

Hadirman 2016 ldquoTradisi Katoba sebagai MediaKomunikasi Tradisional dalam MasyarakatMunardquo dalam Jurnal Penelitian Komunikasi danInformasi Publik Vol 20 No1 Agustus 2016Manado BPPKI Manado httpsmedianeliticommediapublicat ions123946-ID-tradisi-katoba-sebagai-media-komunikasipdf diakses 2 Agustus 2019

Halliday MAK 1979 Explorations in the Functionsof Language London Edward Arnold

Hardin dan Hadirman 2017 ldquoPesan Dakwah Islamdalam Nyanyian Rakyat (Pemaknaan atasTeks-Teks Kabhanti Kantola pada MasyarakatMuna)rdquo dalam Jurnal Aqlam Journal of Islamand Plurality Vol 2 No 2 2017 ManadoFUAD IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticledownload525436 diakses 28 Agustus 2019

Hoed BH ldquoKomunikasi Lisan sebagai DasarTradisi Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Hutomo Suripan Sadi 1991 Mutiara yang Terlupa-kan Pengantar Studi Sastra Lisan SurabayaHISKI Jawa Timur

Hymes Dell 1974 ldquoWay of Speakingrdquo dalamRichard Bauman amp Sherzer (Eds)

Explorations in the Ethnography of Speaking P433-451 Cambridge Cambridge UniversityPress

Jendra I Wayan 1999 Etika Berbicara dalam SastraHindu (Analisis Religiososiolinguistik)Denpasar Universitas Udayana

Kadarisman A Effendi 2008 ldquoSketsa PuitikanJawa dari Rima Anak-Anak sampai FilsafatBahasardquo dalam Metodologi Penelitian TradisiLisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Koster GL 2008 ldquoKaca Mata Hitam PakMahmud Wahid atau Bagaimanakah MenelitiPuitika Sebuah Sastra Lisanrdquo dalam dalamMetodologi Penelitian Tradisi Lisanrdquo Pudentia(ed) Jakarta Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan

Luardini Maria Arina 2007 ldquoFungsi Bahasa dalamLegenda Rakyat Kalimantanrdquo dalam JurnalLinguistika Vol 16 No30 Maret 2007Denpasar Program S2 dan S3 LinguistikUniversitas Udayana

Soga Zainuddin dan Hadirman 2018 ldquoSemiotikaSignifikansi Analisis Struktur dan Pene-rapannya dalam Alquranrdquo dalam Jurnal AqlamVol3 No1( 2018) Manado FUAD IAINManado in httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticleview632 diakses 28Agustus 2019

Zaimar Okke KS 2008 ldquoMetodologi PenelitianSastra Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Page 7: FUNGSI BAHASA DALAM SASTRA LISAN KABHANTI GAMBUSU …

77

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

Ungkapan (7) di atas menyiratkan bahwadalam interaksi sesama manusia boleh bersendagurau asalkan tidak berlebihan Dengan lidahmanusia dapat membuat orang celaka Bahkandalam ajaran agama Islam bersenda guraudiperbolehkan asalkan tidak berlebihan Hanyasaja bersenda gurau dalam urusan pribadi orang

perlu dihindari karena dapat menyebabkan oranglain tersinggung dan sakit hati Kalau orang sudahtersinggung dapat menyebabkan terjadinyapertikaian dan permusuhan Ungkapan (7) ber-makna solidaritas sosial yakni menciptakansuasana harmoni dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan

Ungkapan kabhanti gambusu (8) terdapatkosakata ngkoise lsquojanganlahrsquo adalah efek daripemakaian modalitas dalam kalimat pada tekskabhanti gambusu Di balik pemakaian modalitastersebut tersimpan pesan untuk saling mengontrolatau mengukur kemampuan dirinya sebelumbersikap atau berbuat Dengan demikian larangantersebut untuk mengontrol atau saling mengingat-kan sesama manusia untuk tidak melakukansesuatu yang tidak diketahui atau disanggupinyaHal ini menunjukkan bahwa sastra lisan kabhantigambusu dapat menjadi sarana untuk ldquomembentukkarakter anakmasyarakat yang mendengarnyaagar dapat berbudi pekerti luhurrdquo (Ardianto dkk2018)

422 Fungsi Saling MendukungDampak pemakaian bentuk modalitas dalam

suatu bahasa selain memunculkan fungsi kontrolsesama dapat pula ditempatkan pada fungsi salingmendukung Keterkaitan larangantindakan yangdapat menyebabkan keretakan sosial seperti padateks kabhanti gambusu (7) dan (8) di atas merupakan

8) Ane okambore mbore (1)Netaahimo netaahimo ngkoise (2)Ane okambore mbore (3)Netaahimo netaahimo ngkoise (4)

Kalau kamu agak bodoh-bodoh (1)Lebih baik lebih baik janganlah (2)Kalau kamu agak bodoh-bodoh (3)Lebih baik lebih baik janganlah (4)

dukungan dalam hal etika bertutur kata padamasyarakat Muna yang tergolong beradab Fungsitindakan untuk tidak memaki dan bertutur katasantun merupakan dukungan untuk menciptakanharmoni sosial dalam masyarakat (Hadirman2018) Fungsi menciptakan harmoni sosialtersebut mempunyai efek pada masyarakat Munadalam mendukung tingkah laku mereka sesamamanusia Hal ini selaras dengan apa yang dikata-kan Jendra (19996) yakni berbicara adalah bagianyang tidak terpisahkan dari berbahasa MenurutJendra (19998) kata-kata adalah demikian penuhkekuatan sehingga menunjukkan karakter sese-orang menampilkan kepribadiannya mendidikyang lain serta menyampaikan pengalaman Makaberhati-hatilah dengan kata-kata tergelincir ketikaberjalan sakitnya dapat diobati tetapi tergelincirketika berbicara sakitnya tak tersembuhkan(Jendra 19998)

43 Fungsi ImaginatifFungsi imaginatif dibagi dalam dua kategori

fungsi yaitu fungsi ritual dan fungsi puitik

7) Koe kamba kambagea (1) Koe kamba kambagea (2) Kambage domateane (3) Kambage domateane (4)

Janganlah bersenda gurau (1) Janganlah bersenda gurau (2) Senda gurau bisa mati (3) Senda gurau bisa mati (4)

78

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

(Luardini 2007) Fungsi ritual bahasa dikemuka-kan Halliday dan Hasan (198517) Teks kabhantigambusu memiliki fungsi tersebut yang dikemu-

kakan dalam bahasa yang mudah dipahami Tekssastra lisan kabhanti gambusu berikut mempunyaiunsur ritual dan puitis di dalamnya

Ungkapan (9-12) di atas menyiratkan beberaparitual yang direkam di dalam teks kabhanti gambusuAdanya ungkapan bente sawurondo lebe dan dhoamenunjukkan adanya fungsi ritual dalam tekskabhanti gambusu seperti kehadiran ungkapan labaapoguru bente lsquolebih baik saya belajar ilmu bentersquo padatuturan (9) asarangka sawurondo lsquosaya menyamaragar tidak tampakrsquo pada ungkapan (10) kata bentelsquoilmu kanuraganrsquo dan sawurondo lsquoilmu meng-hilangkan diri dari penglihatanrsquo yang dilaksanakandengan ritus-ritus tertentu yang dilakukan masya-rakat Muna pada masa dahulu kala Kemudianterdapat pula ungkapan lebe naebasa hae lsquoLebe akanmembaca aparsquo ungkapan (11) dan lebe naebasadhoa lsquolebe membaca doarsquo Kata lebe merupakanpanggilan seorang dewasa dalam sara Muna yangbertugas untuk memimpin ritual-ritual keagamaandan adat Hal ini diperjelas pada ungkapan kabhanti

(12) yakni lebe naebasa dhoa lsquolebe akan membacadoarsquo Ungkapan-ungkapan di atas menggambarkanteks sastra lisan kabhanti gambusu yang berkaitandengan aspek magis (ritual) Koster (200848)menegaskan bahwa teks-teks sastra lisan merupa-kan khazanah kaya-raya yang di dalamnya masihbanyak tersimpan realitas kehidupan pada suatumasa dahulu

Fungsi puitis ini memperlihatkan penonjolanpesan melalui berbagai cara baik leksikalgramatikal maupun fonologis (Hoed 2008187)Fungsi puitik dalam teks kabhanti gambusu adanyapengucapan bait-bait puisi yang mirip dengan bait-bait puisi yang berulang Repetisi klausa-klausatersebut dikategorikan sebagai fungsi puitisPerulangan tersebut seperti terlihat pada contoh(9-12) Ungkapan tersebut tampak paralelismeyakni ungkapan (9-10) diulang pada ungkapan (11-

9) Laba apoguru bente (1) Laba apoguru bente (2) Asarangka sawurondo (3) Asarangka sawurondo (4)

Lebih baik belajar penjaga diri (1) Lebih baik belajar penjaga diri (2) Saya menyamar tidak tampak (3) Saya menyamar tidak tampak (4) 10) Ihintu mebente sugimo (1)

Ihintu mebente sugimo (2) Atumewoko noafa (3) Atumewoko noafa (4)

Kamu berlindung diri (1) Kamu berlindung diri (2) Saya jaga kamu (3) Saya jaga kamu (4) 11) Lebe naebasa hae (1)

Lebe naebasa hae (2) Ane pae danseise (3) Ane pae danseise (4)

Si Lebe membaca apa (1) Si Lebe membaca apa (2) Kalau tidak seia sekata (3) Kalau tidak seia sekata (4) 12) Lebe naebasa dhoa (1)

Lebe naebasa dhoa (2) Akumai tangkidiko (3) Akumai tangkidiko (4)

Si Lebe membaca doa (1) Si Lebe membaca doa (2) Saya kait jari kecilmu (3) Saya kait jari kecilmu (4)

79

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

12) Adanya paralelisme tersebut untuk memper-indah bunyi dan menegaskan makna estetis Kein-dahan dalam teks kabhanti gambusu bisa melahirkankedamaian ketenangan dan kesejukan dalamjiwa dan pikiran Dengan demikian keindahandalam teks kabhanti gambusu dapat dijadikansebagai tempat untuk membangun harmoni sosialberintrospeksi diri dan menghadirkan ketenanganbagi yang mendengarnya Fungsi puitik yang lainterjadi pada ungkapan yang diujarkan secaraberulang (paralel) Ungkapan tersebut mengan-dung bahasa puitis yakni bahasa yang bentuknyadiutamakan dan ditonjolkan untuk memberikandampak estetis (Kadarisman 2008220)

Fungsi puitis yang berkaitan dengan dinamikafonologis tampak pada ungkapan naepae danseiselsquokalau tidak seia sekatarsquo Keindahan bunyi sonorann makin memperindah bunyi ungkapan ter-sebut Kata danseise lsquoseia sekatarsquo dalam bahasakeseharian diucapkan daseise lsquoseia sekatarsquo Hadir-nya bunyi sonoran ndalam teks kabhanti gambusuberfungsi untuk memperindah kata Hal inimenunjukkan bahwa sastra lisan kabhanti gambususelain mengandung pesan yang komunikatif jugamengandung kekuatan kata termasuk pulamenghadirkan makna estetis (band Hadirman danArdianto 20165)

5 SimpulanBerdasarkan hasil eskplorasi terhadap teks-

teks sastra lisan kabhanti gambusu pada masyarakatMuna berdasarkan fungsi bahasa yang dikemukanHalliday dan Hasan (1985) ternyata terdapat puladalam fungsi bahasa yang tercermin melalui tekssastra lisan kabhanti gambusu Fungsi bahasa yangterdapat dalam teks tradisi lisan kabhanti gambusuyakni pertama fungsi informatif tentang adat-istiadat pengetahuan lokal Makna yang tercemindalam fungsi bahasa ini adalah makna terung-kapnya kepercayaan lokal (kantisele sawurondo danbente) dan percintaan (curahan hati) Kedua fungsi

interaktif direalisasikan dalam fungsi kontrol se-sama manusia manusia dengan penonton kabhantigambusu Makna yang dominan dalam fungsi bahasaini adalah makna solidaritas sosial pendidikankarakter dan etika bertutur kata Ketiga fungsiimaginatif dibagi dalam fungsi religi dan puitikFungsi puitik dalam kabhanti gambusu ditemukandalam bentuk pengulangan klausa dan ungkapandengan paralelisme klausa Paralelisme tersebutdapat menegaskan makna yang terkandung didalamnya Makna yang terepresentasi dalam fungsibahasa ini adalah makna religius dan estetis (ke-indahan) Fungsi bahasa dalam sastra lisan dapatmengidentifikasi aspek penggunaannya dalammasyarakat pemiliknya Dengan mengkaji fungsibahasa yang terkandung di dalamnya dapat ter-cermin pula aspek-aspek makna yang terkandungdalam ungkapannya

Daftra Pustaka

Ardianto Rukmina Gonibala dan Hadirman2019 ldquoStrategi Pelestarian Tradisi Katobasebagai Media Pendidikan Islam padaMasyarakat Muna di Sulawesi Tenggarardquodalam Jurnal Journal Islamic Education and PolicyVol 3 No 1 (2018) Manado ProgramPascasarjana IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpjieparticleviewFile849652 diakses 28 Juli2019

Berg R Van den amp La Ode Sidu Madarafad 2000Kamus Muna-Indonesia Kupang ArthaWacana Press

Effendy Chairil 2006 Sastra sebagai WadahIntegrasi Bangsa Pontianak STAIN PontianakPress

Hadirman dan Ardianto 2016 ldquoKabhanti Wunasebagai Media Komunikasi Tradisional danTantangannya di Era Globalisasirdquo dalam

80

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Jurnal Potret Pemikiran Vol20 No 2 Juli-Desember 2016 Manado LP2M IAINManado httpjournaliain-manadoacidindexphpPParticleviewFile751605diakses 1 Agustus 2019

Hadirman 2016 ldquoTradisi Katoba sebagai MediaKomunikasi Tradisional dalam MasyarakatMunardquo dalam Jurnal Penelitian Komunikasi danInformasi Publik Vol 20 No1 Agustus 2016Manado BPPKI Manado httpsmedianeliticommediapublicat ions123946-ID-tradisi-katoba-sebagai-media-komunikasipdf diakses 2 Agustus 2019

Halliday MAK 1979 Explorations in the Functionsof Language London Edward Arnold

Hardin dan Hadirman 2017 ldquoPesan Dakwah Islamdalam Nyanyian Rakyat (Pemaknaan atasTeks-Teks Kabhanti Kantola pada MasyarakatMuna)rdquo dalam Jurnal Aqlam Journal of Islamand Plurality Vol 2 No 2 2017 ManadoFUAD IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticledownload525436 diakses 28 Agustus 2019

Hoed BH ldquoKomunikasi Lisan sebagai DasarTradisi Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Hutomo Suripan Sadi 1991 Mutiara yang Terlupa-kan Pengantar Studi Sastra Lisan SurabayaHISKI Jawa Timur

Hymes Dell 1974 ldquoWay of Speakingrdquo dalamRichard Bauman amp Sherzer (Eds)

Explorations in the Ethnography of Speaking P433-451 Cambridge Cambridge UniversityPress

Jendra I Wayan 1999 Etika Berbicara dalam SastraHindu (Analisis Religiososiolinguistik)Denpasar Universitas Udayana

Kadarisman A Effendi 2008 ldquoSketsa PuitikanJawa dari Rima Anak-Anak sampai FilsafatBahasardquo dalam Metodologi Penelitian TradisiLisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Koster GL 2008 ldquoKaca Mata Hitam PakMahmud Wahid atau Bagaimanakah MenelitiPuitika Sebuah Sastra Lisanrdquo dalam dalamMetodologi Penelitian Tradisi Lisanrdquo Pudentia(ed) Jakarta Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan

Luardini Maria Arina 2007 ldquoFungsi Bahasa dalamLegenda Rakyat Kalimantanrdquo dalam JurnalLinguistika Vol 16 No30 Maret 2007Denpasar Program S2 dan S3 LinguistikUniversitas Udayana

Soga Zainuddin dan Hadirman 2018 ldquoSemiotikaSignifikansi Analisis Struktur dan Pene-rapannya dalam Alquranrdquo dalam Jurnal AqlamVol3 No1( 2018) Manado FUAD IAINManado in httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticleview632 diakses 28Agustus 2019

Zaimar Okke KS 2008 ldquoMetodologi PenelitianSastra Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Page 8: FUNGSI BAHASA DALAM SASTRA LISAN KABHANTI GAMBUSU …

78

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

(Luardini 2007) Fungsi ritual bahasa dikemuka-kan Halliday dan Hasan (198517) Teks kabhantigambusu memiliki fungsi tersebut yang dikemu-

kakan dalam bahasa yang mudah dipahami Tekssastra lisan kabhanti gambusu berikut mempunyaiunsur ritual dan puitis di dalamnya

Ungkapan (9-12) di atas menyiratkan beberaparitual yang direkam di dalam teks kabhanti gambusuAdanya ungkapan bente sawurondo lebe dan dhoamenunjukkan adanya fungsi ritual dalam tekskabhanti gambusu seperti kehadiran ungkapan labaapoguru bente lsquolebih baik saya belajar ilmu bentersquo padatuturan (9) asarangka sawurondo lsquosaya menyamaragar tidak tampakrsquo pada ungkapan (10) kata bentelsquoilmu kanuraganrsquo dan sawurondo lsquoilmu meng-hilangkan diri dari penglihatanrsquo yang dilaksanakandengan ritus-ritus tertentu yang dilakukan masya-rakat Muna pada masa dahulu kala Kemudianterdapat pula ungkapan lebe naebasa hae lsquoLebe akanmembaca aparsquo ungkapan (11) dan lebe naebasadhoa lsquolebe membaca doarsquo Kata lebe merupakanpanggilan seorang dewasa dalam sara Muna yangbertugas untuk memimpin ritual-ritual keagamaandan adat Hal ini diperjelas pada ungkapan kabhanti

(12) yakni lebe naebasa dhoa lsquolebe akan membacadoarsquo Ungkapan-ungkapan di atas menggambarkanteks sastra lisan kabhanti gambusu yang berkaitandengan aspek magis (ritual) Koster (200848)menegaskan bahwa teks-teks sastra lisan merupa-kan khazanah kaya-raya yang di dalamnya masihbanyak tersimpan realitas kehidupan pada suatumasa dahulu

Fungsi puitis ini memperlihatkan penonjolanpesan melalui berbagai cara baik leksikalgramatikal maupun fonologis (Hoed 2008187)Fungsi puitik dalam teks kabhanti gambusu adanyapengucapan bait-bait puisi yang mirip dengan bait-bait puisi yang berulang Repetisi klausa-klausatersebut dikategorikan sebagai fungsi puitisPerulangan tersebut seperti terlihat pada contoh(9-12) Ungkapan tersebut tampak paralelismeyakni ungkapan (9-10) diulang pada ungkapan (11-

9) Laba apoguru bente (1) Laba apoguru bente (2) Asarangka sawurondo (3) Asarangka sawurondo (4)

Lebih baik belajar penjaga diri (1) Lebih baik belajar penjaga diri (2) Saya menyamar tidak tampak (3) Saya menyamar tidak tampak (4) 10) Ihintu mebente sugimo (1)

Ihintu mebente sugimo (2) Atumewoko noafa (3) Atumewoko noafa (4)

Kamu berlindung diri (1) Kamu berlindung diri (2) Saya jaga kamu (3) Saya jaga kamu (4) 11) Lebe naebasa hae (1)

Lebe naebasa hae (2) Ane pae danseise (3) Ane pae danseise (4)

Si Lebe membaca apa (1) Si Lebe membaca apa (2) Kalau tidak seia sekata (3) Kalau tidak seia sekata (4) 12) Lebe naebasa dhoa (1)

Lebe naebasa dhoa (2) Akumai tangkidiko (3) Akumai tangkidiko (4)

Si Lebe membaca doa (1) Si Lebe membaca doa (2) Saya kait jari kecilmu (3) Saya kait jari kecilmu (4)

79

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

12) Adanya paralelisme tersebut untuk memper-indah bunyi dan menegaskan makna estetis Kein-dahan dalam teks kabhanti gambusu bisa melahirkankedamaian ketenangan dan kesejukan dalamjiwa dan pikiran Dengan demikian keindahandalam teks kabhanti gambusu dapat dijadikansebagai tempat untuk membangun harmoni sosialberintrospeksi diri dan menghadirkan ketenanganbagi yang mendengarnya Fungsi puitik yang lainterjadi pada ungkapan yang diujarkan secaraberulang (paralel) Ungkapan tersebut mengan-dung bahasa puitis yakni bahasa yang bentuknyadiutamakan dan ditonjolkan untuk memberikandampak estetis (Kadarisman 2008220)

Fungsi puitis yang berkaitan dengan dinamikafonologis tampak pada ungkapan naepae danseiselsquokalau tidak seia sekatarsquo Keindahan bunyi sonorann makin memperindah bunyi ungkapan ter-sebut Kata danseise lsquoseia sekatarsquo dalam bahasakeseharian diucapkan daseise lsquoseia sekatarsquo Hadir-nya bunyi sonoran ndalam teks kabhanti gambusuberfungsi untuk memperindah kata Hal inimenunjukkan bahwa sastra lisan kabhanti gambususelain mengandung pesan yang komunikatif jugamengandung kekuatan kata termasuk pulamenghadirkan makna estetis (band Hadirman danArdianto 20165)

5 SimpulanBerdasarkan hasil eskplorasi terhadap teks-

teks sastra lisan kabhanti gambusu pada masyarakatMuna berdasarkan fungsi bahasa yang dikemukanHalliday dan Hasan (1985) ternyata terdapat puladalam fungsi bahasa yang tercermin melalui tekssastra lisan kabhanti gambusu Fungsi bahasa yangterdapat dalam teks tradisi lisan kabhanti gambusuyakni pertama fungsi informatif tentang adat-istiadat pengetahuan lokal Makna yang tercemindalam fungsi bahasa ini adalah makna terung-kapnya kepercayaan lokal (kantisele sawurondo danbente) dan percintaan (curahan hati) Kedua fungsi

interaktif direalisasikan dalam fungsi kontrol se-sama manusia manusia dengan penonton kabhantigambusu Makna yang dominan dalam fungsi bahasaini adalah makna solidaritas sosial pendidikankarakter dan etika bertutur kata Ketiga fungsiimaginatif dibagi dalam fungsi religi dan puitikFungsi puitik dalam kabhanti gambusu ditemukandalam bentuk pengulangan klausa dan ungkapandengan paralelisme klausa Paralelisme tersebutdapat menegaskan makna yang terkandung didalamnya Makna yang terepresentasi dalam fungsibahasa ini adalah makna religius dan estetis (ke-indahan) Fungsi bahasa dalam sastra lisan dapatmengidentifikasi aspek penggunaannya dalammasyarakat pemiliknya Dengan mengkaji fungsibahasa yang terkandung di dalamnya dapat ter-cermin pula aspek-aspek makna yang terkandungdalam ungkapannya

Daftra Pustaka

Ardianto Rukmina Gonibala dan Hadirman2019 ldquoStrategi Pelestarian Tradisi Katobasebagai Media Pendidikan Islam padaMasyarakat Muna di Sulawesi Tenggarardquodalam Jurnal Journal Islamic Education and PolicyVol 3 No 1 (2018) Manado ProgramPascasarjana IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpjieparticleviewFile849652 diakses 28 Juli2019

Berg R Van den amp La Ode Sidu Madarafad 2000Kamus Muna-Indonesia Kupang ArthaWacana Press

Effendy Chairil 2006 Sastra sebagai WadahIntegrasi Bangsa Pontianak STAIN PontianakPress

Hadirman dan Ardianto 2016 ldquoKabhanti Wunasebagai Media Komunikasi Tradisional danTantangannya di Era Globalisasirdquo dalam

80

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Jurnal Potret Pemikiran Vol20 No 2 Juli-Desember 2016 Manado LP2M IAINManado httpjournaliain-manadoacidindexphpPParticleviewFile751605diakses 1 Agustus 2019

Hadirman 2016 ldquoTradisi Katoba sebagai MediaKomunikasi Tradisional dalam MasyarakatMunardquo dalam Jurnal Penelitian Komunikasi danInformasi Publik Vol 20 No1 Agustus 2016Manado BPPKI Manado httpsmedianeliticommediapublicat ions123946-ID-tradisi-katoba-sebagai-media-komunikasipdf diakses 2 Agustus 2019

Halliday MAK 1979 Explorations in the Functionsof Language London Edward Arnold

Hardin dan Hadirman 2017 ldquoPesan Dakwah Islamdalam Nyanyian Rakyat (Pemaknaan atasTeks-Teks Kabhanti Kantola pada MasyarakatMuna)rdquo dalam Jurnal Aqlam Journal of Islamand Plurality Vol 2 No 2 2017 ManadoFUAD IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticledownload525436 diakses 28 Agustus 2019

Hoed BH ldquoKomunikasi Lisan sebagai DasarTradisi Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Hutomo Suripan Sadi 1991 Mutiara yang Terlupa-kan Pengantar Studi Sastra Lisan SurabayaHISKI Jawa Timur

Hymes Dell 1974 ldquoWay of Speakingrdquo dalamRichard Bauman amp Sherzer (Eds)

Explorations in the Ethnography of Speaking P433-451 Cambridge Cambridge UniversityPress

Jendra I Wayan 1999 Etika Berbicara dalam SastraHindu (Analisis Religiososiolinguistik)Denpasar Universitas Udayana

Kadarisman A Effendi 2008 ldquoSketsa PuitikanJawa dari Rima Anak-Anak sampai FilsafatBahasardquo dalam Metodologi Penelitian TradisiLisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Koster GL 2008 ldquoKaca Mata Hitam PakMahmud Wahid atau Bagaimanakah MenelitiPuitika Sebuah Sastra Lisanrdquo dalam dalamMetodologi Penelitian Tradisi Lisanrdquo Pudentia(ed) Jakarta Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan

Luardini Maria Arina 2007 ldquoFungsi Bahasa dalamLegenda Rakyat Kalimantanrdquo dalam JurnalLinguistika Vol 16 No30 Maret 2007Denpasar Program S2 dan S3 LinguistikUniversitas Udayana

Soga Zainuddin dan Hadirman 2018 ldquoSemiotikaSignifikansi Analisis Struktur dan Pene-rapannya dalam Alquranrdquo dalam Jurnal AqlamVol3 No1( 2018) Manado FUAD IAINManado in httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticleview632 diakses 28Agustus 2019

Zaimar Okke KS 2008 ldquoMetodologi PenelitianSastra Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Page 9: FUNGSI BAHASA DALAM SASTRA LISAN KABHANTI GAMBUSU …

79

Hadirman Hardin dan MusafarFungsi Bahasa dalam Sastra Lisan Kabhanti Gambusu pada Masyarakat Muna

12) Adanya paralelisme tersebut untuk memper-indah bunyi dan menegaskan makna estetis Kein-dahan dalam teks kabhanti gambusu bisa melahirkankedamaian ketenangan dan kesejukan dalamjiwa dan pikiran Dengan demikian keindahandalam teks kabhanti gambusu dapat dijadikansebagai tempat untuk membangun harmoni sosialberintrospeksi diri dan menghadirkan ketenanganbagi yang mendengarnya Fungsi puitik yang lainterjadi pada ungkapan yang diujarkan secaraberulang (paralel) Ungkapan tersebut mengan-dung bahasa puitis yakni bahasa yang bentuknyadiutamakan dan ditonjolkan untuk memberikandampak estetis (Kadarisman 2008220)

Fungsi puitis yang berkaitan dengan dinamikafonologis tampak pada ungkapan naepae danseiselsquokalau tidak seia sekatarsquo Keindahan bunyi sonorann makin memperindah bunyi ungkapan ter-sebut Kata danseise lsquoseia sekatarsquo dalam bahasakeseharian diucapkan daseise lsquoseia sekatarsquo Hadir-nya bunyi sonoran ndalam teks kabhanti gambusuberfungsi untuk memperindah kata Hal inimenunjukkan bahwa sastra lisan kabhanti gambususelain mengandung pesan yang komunikatif jugamengandung kekuatan kata termasuk pulamenghadirkan makna estetis (band Hadirman danArdianto 20165)

5 SimpulanBerdasarkan hasil eskplorasi terhadap teks-

teks sastra lisan kabhanti gambusu pada masyarakatMuna berdasarkan fungsi bahasa yang dikemukanHalliday dan Hasan (1985) ternyata terdapat puladalam fungsi bahasa yang tercermin melalui tekssastra lisan kabhanti gambusu Fungsi bahasa yangterdapat dalam teks tradisi lisan kabhanti gambusuyakni pertama fungsi informatif tentang adat-istiadat pengetahuan lokal Makna yang tercemindalam fungsi bahasa ini adalah makna terung-kapnya kepercayaan lokal (kantisele sawurondo danbente) dan percintaan (curahan hati) Kedua fungsi

interaktif direalisasikan dalam fungsi kontrol se-sama manusia manusia dengan penonton kabhantigambusu Makna yang dominan dalam fungsi bahasaini adalah makna solidaritas sosial pendidikankarakter dan etika bertutur kata Ketiga fungsiimaginatif dibagi dalam fungsi religi dan puitikFungsi puitik dalam kabhanti gambusu ditemukandalam bentuk pengulangan klausa dan ungkapandengan paralelisme klausa Paralelisme tersebutdapat menegaskan makna yang terkandung didalamnya Makna yang terepresentasi dalam fungsibahasa ini adalah makna religius dan estetis (ke-indahan) Fungsi bahasa dalam sastra lisan dapatmengidentifikasi aspek penggunaannya dalammasyarakat pemiliknya Dengan mengkaji fungsibahasa yang terkandung di dalamnya dapat ter-cermin pula aspek-aspek makna yang terkandungdalam ungkapannya

Daftra Pustaka

Ardianto Rukmina Gonibala dan Hadirman2019 ldquoStrategi Pelestarian Tradisi Katobasebagai Media Pendidikan Islam padaMasyarakat Muna di Sulawesi Tenggarardquodalam Jurnal Journal Islamic Education and PolicyVol 3 No 1 (2018) Manado ProgramPascasarjana IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpjieparticleviewFile849652 diakses 28 Juli2019

Berg R Van den amp La Ode Sidu Madarafad 2000Kamus Muna-Indonesia Kupang ArthaWacana Press

Effendy Chairil 2006 Sastra sebagai WadahIntegrasi Bangsa Pontianak STAIN PontianakPress

Hadirman dan Ardianto 2016 ldquoKabhanti Wunasebagai Media Komunikasi Tradisional danTantangannya di Era Globalisasirdquo dalam

80

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Jurnal Potret Pemikiran Vol20 No 2 Juli-Desember 2016 Manado LP2M IAINManado httpjournaliain-manadoacidindexphpPParticleviewFile751605diakses 1 Agustus 2019

Hadirman 2016 ldquoTradisi Katoba sebagai MediaKomunikasi Tradisional dalam MasyarakatMunardquo dalam Jurnal Penelitian Komunikasi danInformasi Publik Vol 20 No1 Agustus 2016Manado BPPKI Manado httpsmedianeliticommediapublicat ions123946-ID-tradisi-katoba-sebagai-media-komunikasipdf diakses 2 Agustus 2019

Halliday MAK 1979 Explorations in the Functionsof Language London Edward Arnold

Hardin dan Hadirman 2017 ldquoPesan Dakwah Islamdalam Nyanyian Rakyat (Pemaknaan atasTeks-Teks Kabhanti Kantola pada MasyarakatMuna)rdquo dalam Jurnal Aqlam Journal of Islamand Plurality Vol 2 No 2 2017 ManadoFUAD IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticledownload525436 diakses 28 Agustus 2019

Hoed BH ldquoKomunikasi Lisan sebagai DasarTradisi Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Hutomo Suripan Sadi 1991 Mutiara yang Terlupa-kan Pengantar Studi Sastra Lisan SurabayaHISKI Jawa Timur

Hymes Dell 1974 ldquoWay of Speakingrdquo dalamRichard Bauman amp Sherzer (Eds)

Explorations in the Ethnography of Speaking P433-451 Cambridge Cambridge UniversityPress

Jendra I Wayan 1999 Etika Berbicara dalam SastraHindu (Analisis Religiososiolinguistik)Denpasar Universitas Udayana

Kadarisman A Effendi 2008 ldquoSketsa PuitikanJawa dari Rima Anak-Anak sampai FilsafatBahasardquo dalam Metodologi Penelitian TradisiLisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Koster GL 2008 ldquoKaca Mata Hitam PakMahmud Wahid atau Bagaimanakah MenelitiPuitika Sebuah Sastra Lisanrdquo dalam dalamMetodologi Penelitian Tradisi Lisanrdquo Pudentia(ed) Jakarta Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan

Luardini Maria Arina 2007 ldquoFungsi Bahasa dalamLegenda Rakyat Kalimantanrdquo dalam JurnalLinguistika Vol 16 No30 Maret 2007Denpasar Program S2 dan S3 LinguistikUniversitas Udayana

Soga Zainuddin dan Hadirman 2018 ldquoSemiotikaSignifikansi Analisis Struktur dan Pene-rapannya dalam Alquranrdquo dalam Jurnal AqlamVol3 No1( 2018) Manado FUAD IAINManado in httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticleview632 diakses 28Agustus 2019

Zaimar Okke KS 2008 ldquoMetodologi PenelitianSastra Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Page 10: FUNGSI BAHASA DALAM SASTRA LISAN KABHANTI GAMBUSU …

80

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Jurnal Potret Pemikiran Vol20 No 2 Juli-Desember 2016 Manado LP2M IAINManado httpjournaliain-manadoacidindexphpPParticleviewFile751605diakses 1 Agustus 2019

Hadirman 2016 ldquoTradisi Katoba sebagai MediaKomunikasi Tradisional dalam MasyarakatMunardquo dalam Jurnal Penelitian Komunikasi danInformasi Publik Vol 20 No1 Agustus 2016Manado BPPKI Manado httpsmedianeliticommediapublicat ions123946-ID-tradisi-katoba-sebagai-media-komunikasipdf diakses 2 Agustus 2019

Halliday MAK 1979 Explorations in the Functionsof Language London Edward Arnold

Hardin dan Hadirman 2017 ldquoPesan Dakwah Islamdalam Nyanyian Rakyat (Pemaknaan atasTeks-Teks Kabhanti Kantola pada MasyarakatMuna)rdquo dalam Jurnal Aqlam Journal of Islamand Plurality Vol 2 No 2 2017 ManadoFUAD IAIN Manado httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticledownload525436 diakses 28 Agustus 2019

Hoed BH ldquoKomunikasi Lisan sebagai DasarTradisi Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Hutomo Suripan Sadi 1991 Mutiara yang Terlupa-kan Pengantar Studi Sastra Lisan SurabayaHISKI Jawa Timur

Hymes Dell 1974 ldquoWay of Speakingrdquo dalamRichard Bauman amp Sherzer (Eds)

Explorations in the Ethnography of Speaking P433-451 Cambridge Cambridge UniversityPress

Jendra I Wayan 1999 Etika Berbicara dalam SastraHindu (Analisis Religiososiolinguistik)Denpasar Universitas Udayana

Kadarisman A Effendi 2008 ldquoSketsa PuitikanJawa dari Rima Anak-Anak sampai FilsafatBahasardquo dalam Metodologi Penelitian TradisiLisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan

Koster GL 2008 ldquoKaca Mata Hitam PakMahmud Wahid atau Bagaimanakah MenelitiPuitika Sebuah Sastra Lisanrdquo dalam dalamMetodologi Penelitian Tradisi Lisanrdquo Pudentia(ed) Jakarta Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan

Luardini Maria Arina 2007 ldquoFungsi Bahasa dalamLegenda Rakyat Kalimantanrdquo dalam JurnalLinguistika Vol 16 No30 Maret 2007Denpasar Program S2 dan S3 LinguistikUniversitas Udayana

Soga Zainuddin dan Hadirman 2018 ldquoSemiotikaSignifikansi Analisis Struktur dan Pene-rapannya dalam Alquranrdquo dalam Jurnal AqlamVol3 No1( 2018) Manado FUAD IAINManado in httpjournaliain-manadoacidindexphpAJIParticleview632 diakses 28Agustus 2019

Zaimar Okke KS 2008 ldquoMetodologi PenelitianSastra Lisanrdquo dalam Metodologi PenelitianTradisi Lisanrdquo Pudentia (ed) Jakarta YayasanAsosiasi Tradisi Lisan