KONFLIK YANG DIALAMI PARA CUSTOMER SERVICE DI PT ...
Transcript of KONFLIK YANG DIALAMI PARA CUSTOMER SERVICE DI PT ...
KONFLIK YANG DIALAMI PARA CUSTOMER SERVICE DI
PT. EXCELCOMINDO PRATAMA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi ( S.Psi. )
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
MODESTA JUNIATI
NIM : 999114146
NIRM : 990051121705120143
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain , kecuali yang telah disebutkan dalam
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 Februari 2007
Penulis
Modesta Juniati
v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
� Hari ini adalah penentuan masa depanmu.
� Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan.
(Thomas A. Edison)
� Ketika Satu Pintu tertutup Pintu lain terbuka, namun terkadang kita melihat dan
menyesali pintu yang tertutup tersebut terlalu lama sehingga kita tidak melihat pintu
lain yang terbuka.
(Alexander Graham Bell)
� Ketika semua tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.
(Roma 8 : 28)
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
� Bapak dan Ibu tersayang
� Kakak dan Adik-adik tercinta
� My Soulmate
vi
ABSTRAK
KONFLIK YANG DIALAMI PARA CUSTOMER SERVICE DI
PT. EXCELCOMINDO PRATAMA
Modesta Juniati
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2006
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah customer service di PT.
Exelcomindo Pratama Yogyakarta mengalami konflik dalam lingkungan kerja
sebagai pekerja jasa serta untuk mengetahui sebab, dampak dan pengaruhnya
terhadap customer service (CS). Subyek dalam penelitian ini adalah karyawan
frontliner (customer service). Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif-kualitatif. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan wawancara.
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian yang telah dilakukan diketahui
bahwa semua responden sebagai customer service pernah mengalami konflik di
tempat kerja.
Penyebab terjadinya konflik dalam customer service adalah job description yang
kurang jelas. Beban kerja yang ditanggung oleh karyawan terlalu besar karena
sebagai customer service seorang karyawan dituntut siap menghadapi customer
dalam keadaan senang ataupun tidak senang. Faktor internal yaitu tanggung jawab
yang ditanggung customer service menjadi penyebab timbulnya konflik pada
customer service.
Konflik dalam diri individu mempengaruhi penurunan kinerja customer service
karena dianggap sebagai beban kerja, namun konflik tidak mempengaruhi kinerja
individu yang menanggapi konflik sebagai tantangan kerja.
Pengaruh negatif yang muncul akibat terjadinya konflik adalah dapat menimbulkan
emosi negatif dan stress, mengurangi komunikasi yang diperlukan untuk koordinasi
serta kerja sama antar sesama customer service.
Kata-kata kunci : customer service konflik
vii
ABSTRACT
KONFLIK YANG DIALAMI PARA CUSTOMER SERVICE DI
PT. EXCELCOMINDO PRATAMA
Modesta Juniati
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2006
This research was intended to obtain in regards to PT. Exelcomindo Pratama
Yogyakarta customer service as a service provider and to identify the conflict, the
cause and the effect towards customer service within their working environments.
Subjects in this research is frontliner employee (customer service). This research was
a descriptive-qualitative research. In this research, the data was collected via
interviews.
Based on data analysis which had been conducted in this research, it was known that
every customer service had a conflict experiences in the work place.
Conflict in customer service is an unspecific job description enormous work load.
Sinces as a customer service, an employee should be prepared to handle customer in
any circumstances (either happy or unhappy situation). Internal factors is
responsibility borne by customer service, became a conflict trigger within customer
service. Conflict the employee could affect their work and dimish their performance if
that individual throught the conflict as work pressure. But the conflict not affect
individual who through the conflict as a work challenge. Negative influence with
emerged as a result of the conflict could create negative emotion and stress reducing
the required communication in order to coordinate and cooperate between customer
service.
Key word : customer service’s conflict
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya
kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Titik Kristiyani S.Psi., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu dalam membimbing dan mengarahkan dari awal hingga akhir
terselesaikannya skripsi ini.
3. Segenap Dosen dan seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
yang selalu memfasilitasi penulis.
4. Kedua orang tua, Bapak FX Hardono dan Ibu MM Sri Suyati yang sangat
dicintai. Terimakasih telah memberikan kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan, dorongan semangat serta doanya sehingga dapat terselesaikannya
skripsi ini.
5. Kakak-kakakku dan adik-adikku tersayang, Mbak Lyly, Mas Bambang, Craig,
Mbak Wulan, Shasa, Devin dan Eliah kecil. Makasih doanya ya...
6. Keluarga besar Bantul dan Bekasi serta keluarga Madukismo, terimakasih
buat supportnya.
ix
7. Buat yang terkasih Y. Prima yang selalu membimbing dan memberi
semangat. Betapa berartinya kasih dan kesabaran yang telah diberikan selama
ini... makasih yaaa..
8. Haii.. sobat ku di Kampus Paingan, Mei, Indah, ”si J“, Nanik, Susi, Tesa (Ayo
cepet nyusul ya..) Florensi dan mas Jay nya..., Fega.. makasih yaa...
9. Bp Donalfi XL, Teman-teman XL, Team Graha, Team Kanvaser, dan Team
Call Center. I Love u all...
10. Serta semua pihak yang belum tersebutkan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu Kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih.
Yogyakarta, Februari 2007
Penulis
(Modesta Juniati)
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO .................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ………… ................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
BAB II DASAR TEORI ..................................................................................... 9
A. Konflik ............................................................................................. 9
B. Pengertian Tentang Customer Service ............................................. 18
xi
C. Konflik Yang Dialami Para Customer Service ................................ 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 23
A. Jenis Penelitian................................................................................. 23
B. Batasan Istilah ................................................................................. 23
C. Subyek Penelitian ............................................................................ 23
D. Prosedur Penelitian .......................................................................... 24
E. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 24
F. Pedoman Wawancara ....................................................................... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................... 29
A. Paparan Proses Penelitian ............................................................... 29
B. Deskripsi Konteks Penelitian .......................................................... 29
C. Deskripsi Subyek Penelitian ............................................................ 30
D. Hasil Penelitian ............................................................................... 31
1. Konflik yang Dialami Customer Service .................................... 31
2. Penyebab Terjadinya Konflik ...................................................... 34
3. Akibat atau Dampak serta Pengaruhnya Konflik Pada Kinerja .. 37
E. Pembahasan ..................................................................................... 41
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 45
A. Kesimpulan ...................................................................................... 45
B. Saran ................................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Penyebab Konflik .............................................................................. 14
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jawaban Responden
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menghadapi persaingan bisnis jasa yang semakin kompetitif,
individu dan kelompok organisasi harus membentuk hubungan kerja dalam
lingkungan organisasi, antara inidividu-individu dan diantara kelompok-kelompok
yang ada dalam organisasi tersebut. Individu dan kelompok dapat bergantung satu
sama lain untuk memperoleh informasi, bantuan , dan tindakan yang
terkoordinasi. Adanya saling tergantungan ini selain dapat meningkatkan
kerjasama sekaligus juga memicu terjadinya konflik. Konflik biasanya dialami
karyawan yang bergerak di bidang jasa.
Perubahan paradigma sumber daya manusia menuntut adanya perubahan
di dalam pengelolaan kegiatan organisasi. Pandangan lama tentang sumberdaya
manusia harus ditinggalkan dan diganti dengan pandangan baru. Pandangan lama
melihat sumberdaya manusia bukan dalam kedudukan vital, sedangkan pandangan
baru melihat sumberdaya manusia sebagai aspek vital dalam organisasi (Ancok,
1995). Tantangan utama yang dihadapi oleh manajer adalah bagaimana
perusahaan mampu mengelola keragaman sumberdaya manusia dalam
menghadapi persaingan antar organisasi (Warta Ekonomi, 2004). Agar dapat
berfungsi secara efektif dan mampu bertahan menghadapi persaingan yang
semakin kompetitif, individu dan kelompok dalam organisasi harus membentuk
hubungan kerja dalam lingkungan organisasi, antara individu-individu dan
2
diantara kelompok-kelompok yang ada dalam organisasi tersebut. Individu dan
kelompok dapat bergantung satu sama lain untuk memperoleh informasi, bantuan,
dan tindakan yang terkoordinasi. Adanya saling ketergantungan ini selain dapat
meningkatkan kerjasama sekaligus juga memicu terjadinya konflik.
Konflik yang terjadi dalam sebuah organisasi bisa terjadi antar individu
dan antar kelompok. Beberapa pendapat mengatakan bahwa konflik tidak dapat
dihindari. Konflik antar kelompok dapat menjadi kekuatan positif dan negatif bagi
organisasi, sehingga pihak manajer seharusnya tidak berjuang keras untuk
menghilangkan semua konflik. Organisasi hanya perlu menghilangkan atau
meminimalkan konflik yang memberi dampak gangguan pada pencapaian tujuan
organisasi. Hal yang menjadi isu penting adalah bukan konflik itu sendiri tapi
bagaimana cara mengatasi dan mengelola konflik, agar berada pada tingkat yang
moderat sehingga dapat meningkatkan kinerja memotivasi organisasi untuk
melakukan perubahan atau inovasi.
Pandangan organisasi terhadap konflik mengalami transisi, berawal dari
pandangan tradisional yang menganggap semua konflik itu buruk. Konflik
dipandang sebagai sesuatu yang merugikan dan harus dihindari. Selanjutnya,
menurut pandangan hubungan manusia, konflik merupakan peristiwa yang wajar
dan tidak terhindarkan dalam setiap kelompok dan organisasi. Pandangan
interaksionis beranggapan bahwa konflik bukan hanya suatu kekuatan positif
dalam suatu kelompok melainkan juga mutlak diperlukan untuk suatu kelompok
agar dapat berkinerja efektif.
3
Peranan karyawan terutama karyawan front-stage dalam hal ini customer
service sangat penting dalam menunjang keberhasilan organisasi terutama yang
bergerak di sektor jasa. Karyawan merupakan jasa itu sendiri, sehingga bagi
konsumen, karyawan berfungsi sebagai komunikator sekaligus wakil dari citra
perusahaan (Djati & Didit, 2005). Shostack (1997) mengemukakan bahwa
karyawan sering dipandang sebagai jasa itu sendiri maka interaksi antara
karyawan dengan konsumen yang didasarkan pada kepercayaan berpengaruh
secara positif bagi perusahaan, karena hubungan ini akan menciptakan nilai bagi
konsumen yang pada gilirannya akan mendorong kesetiaan (Guenzi dan Pelloni,
2003). Dalam usaha jasa seringkali terjadi kesalahan dalam interaksi antara
karyawan dengan konsumen, dan karena sifat jasa yang inseparability (menjual
pelayanan) maka kesalahan dalam interaksi tidak terhindarkan (Matilla, 2002).
Pada masa persaingan ini, perusahaan dituntut untuk memperhatikan kebutuhan
konsumen, kepuasan konsumen dan nilai tambah yang diinginkan konsumen.
Perusahaan perlu mendesain suatu sistem yang dapat memenuhi tuntutan
kepuasan konsumen yang semakin besar serta menerapkan metode pengelolaan
hubungan antara produsen dengan konsumen melalui customer service. Ada
beberapa faktor customer service yang perlu dibina oleh perusahaan yaitu
personal contact, social reinforcement, reassurance dan benefit reinforment.
Faktor-faktor tersebut merupakan nilai tambah yang dapat diberikan oleh
perusahaan pada konsumen. Menurut Suhaily (2004), pelanggan yang dapat
dipertahankan melalui hubungan yang dinamis akan membawa dampak positif
bagi perusahaan antara lain meningkatkan loyalitas pada produk perusahaan.
4
Penelitian ini akan lebih memfokuskan pada para pekerja di perusahaan
yang berkecimpung dalam dunia pelayanan jasa, yang biasa disebut sebagai
customer service atau pekerja jasa. Perusahaan jasa sendiri adalah suatu
perusahaan yang menawarkan dan menjual produk yang berupa jasa (barang tidak
berwujud) kepada konsumen melalui customer service mereka. Jasa yang dijual
perusahaan tersebut biasanya berupa perbuatan atau pelayanan yang dapat
memberikan segala sesuatu yang diperlukan oleh orang lain, dalam hal ini
konsumen (KBBI, 1991). Peneliti memilih customer service sebagai subyek
penelitian ini karena dalam hal ini customer service adalah orang yang
berhubungan langsung dengan public (Bateson, 1989; Chung dan Schneider,
2002). Seorang customer service menghubungkan perusahaan dengan lingkungan
tempat perusahaan beroperasi. Bekerja sebagai customer service (CS) merupakan
ujung tombak dari suatu perusahaan jasa apapun dan dimanapun, karena sifat
pekerjaan sebagai customer service adalah untuk melayani dan berusaha
memberikan kepuasan kepada beberapa pihak sekaligus. Di satu sisi customer
service dituntut harus memberikan pelayanan yang terbaik untuk kepuasan
konsumennya, dan di sisi lain customer service juga harus bekerja sesuai dengan
apa yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan sebagai suatu standar prosedur
suatu perusahaan, dalam hal ini customer service harus bertanggungjawab
terhadap atasannya (supervisor).
Dari deskripsi pekerjaan sebagai customer service tersebut diatas, dapat
dilihat adanya dua peran atau tanggungjawab besar yang harus diemban oleh
seorang customer service. Peran yang pertama adalah tanggungjawab terhadap
5
konsumen pengguna jasa (customer) dan yang kedua adalah tanggungjawab
kepada pihak manajemen dalam perusahaan (supervisor). Kedua peran itulah yang
merupakan gambaran konflik dalam customer service. Konflik ditunjukkan
dengan dilema yang dihadapi customer service dalam memenuhi tanggung jawab
sebagai seorang karyawan perusahaan yang bertanggung jawab kepada konsumen
namun harus mampu menyeimbangkan kepentingan perusahaan dan kepentingan
konsumen.
Konflik (conflict) adalah situasi yang terjadi ketika seorang pekerja
mengalami ketidakcocokan antara apa yang dipikirkan oleh pekerja mengenai
harapan konsumen dengan apa yang akan diberikan pihak manajemen sebagai
suatu reward. Konflik ini juga merupakan media relasi atau hubungan antara
ketidakcocokan orientasi jasa dengan apa yang telah dilakukan pekerja (Chung
dan Schneider, 2002). Konflik dalam organisasi sering ditimbulkan oleh suatu
pekerjaan, yang secara tidak langsung berhubungan dengan organisasi atau
perusahaan (Bateson, 1989). Konlik yang timbul dalam diri seorang customer
service berkaitan dengan organisasi dimana ia bekerja, hal ini didasari pemikiran
konlik timbul dari status pekerjaan sedangkan pekerjaan berkaitan erat dengan
perusahaan. Peran pekerjaan mewakili peran perusahaan sehingga kadangkala
tanggung jawab yang dibebankan oleh perusahaan bertentangan dengan
kepentingan seorang pekerja (Chung dan Schneider, 2002).
Perusahaan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah PT.
Excelcomindo Pratama Yogyakarta merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang jasa Telekomunikasi Selular Nasional yang lebih dikenal dengan nama
6
ProXL. Perusahaan ini sudah 8 tahun berkecimpung dalam penyediaan jasa
layanan telekomunikasi seluler yang berbasis GSM di Indonesia. Dalam penelitian
ini peneliti akan mengambil subjek penelitian dari beberapa customer service
tanggung jawab yang dibebankan oleh perusahaan bertentangan dengan
kepentingan seorang pekerja (Chung dan Schnieder, 2002). Pandangan organisasi
terhadap konflik mengalami transisi, berawal dari pandangan tradisional yang
menganggap semua konflik itu buruk. Konflik dipandang sebagai sesuatu yang
merugikan dan harus dihindari. Selanjutnya, menurut pandangan hubungan
manusia, konflik merupakan peristiwa yang wajar dan tidak terhindarkan dalam
setiap kelompok dan organisasi. Pandangan interaksionis beranggapan bahwa
konflik bukan hanya suatu kekuatan posistif dalam suatu kelompok melainkan
juga mutlak diperlukan untuk suatu kelompok agar dapat berkinerja efektif.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, akan dirumuskan beberapa rumusan permasalahan
yang dapat diambil oleh peneliti. Beberapa rumusan tersebut antara lain:
1. Apakah customer service mengalami konflik?
2. Apakah penyebab terjadinya konflik pada customer service?
3. Bagaimanakah akibat/dampak serta pengaruh kinerja yang terjadi pada
customer service?
7
C. Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui apakah customer service mengalami konflik dalam
lingkungan kerja sebagai pekerja jasa di PT. Excelcomindo Pratama
Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya konflik pada customer service di
PT. Excelcomindo Pratama Yogyakarta.
3. Untuk mengetahui akibat/dampak serta pengaruh yang ditimbulkan dari
terjadinya konflik yang dialami pada customer service yang bekerja di PT.
Excelcomindo Pratama Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pengembangan ilmu Psikologi, penelitian ini diharapkan dapat
menambah informasi dari beberapa penelitian atau studi terdahulu,
khususnya tentang penelitian Psikologi yang berkaitan dengan konflik
yang terjadi pada customer service. Selain itu hasil dari penelitian ini
nantinya dapat memberi kontribusi bagi ilmu-ilmu Psikologi Terapan,
yaitu Psikologi Industri dan Organisasi serta Psikologi Sumber Daya
Manusia.
8
2. Bagi perusahaan dan instansi terkait, penelitian ini dapat dijadikan
masukan yang berguna khususnya bagi tim personalia atau HRD (Human
Resource Development). Tujuannya sebagai dasar dalam rekruitmen
karyawan terutama bagian front-line atau customer service.
9
BAB II
DASAR TEORI
A. Konflik
1. Pengertian Konflik
Ada beberapa definisi mengenai konflik, misalnya seperti yang
diungkapkan oleh Ranupandojo dan Husnan (1984); yang menyatakan
bahwa konflik merupakan sebuah ketidaksetujuan antara dua atau lebih
anggota atau kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka
mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang berbeda. Menurut
Lester R Bittel (1994), konflik merupakan pertentangan yang merusak
dalam kepentingan, tujuan, atau kepribadian antar individu dengan
kelompok, atau antar kelompok dalam suatu organisasi.
Sedangkan menurut Burton, (1990) konflik diartikan sebagai
sebuah situasi yang tidak menyenangkan dimana banyak pertentangan
didalamnya. Pada tingkat-tingkat kebutuhan, Gillwald, (dalam Burton,
1990) mengatakan bahwa konflik dapat muncul hanya dalam penetapan
prioritas jika keterlibatan pemuas dibatasi. Penekanan dan gagalnya
pemenuhan kebutuhan menyebabkan distorsi sikap dan perilaku yang
merupakan kondisi pencipta konflik. Jika kebutuhan dipuaskan, maka
konflik dapat dihindari.
10
Dari beberapa definisi tentang konflik diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa konflik merupakan situasi yang tidak menyenangkan
yang timbul pada individu karena terdapat perbedaan-perbedaan yang
prinsipil seperti tujuan, visi, persepsi dan hal-hal lainnya.
2. Jenis-jenis konflik yang sering terjadi dalam organisasi
Menurut Masterbroek (1985) terdapat beberapa jenis konflik pada
lingkungan organisasi, yaitu:
a. Konflik-konflik Instrumental
Pada konflik instrumental yang dipermasalahkan adalah tujuan-
tujuan dan cara-cara disamping penentuan struktur dan prosedur-
prosedur supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Konflik-konflik ini mengandung sifat zakelick (tidak pribadi) dan
mengarah kepada tugas misalnya kemampuan untuk berkomunikasi
kurang baik antar individu ataupun antar bagian dalam organisasi
tersebut.
b. Konflik-konflik Sosial-Emosional
Jenis konflik ini dapat muncul ketika identitas sendiri menjadi
masalah dan mengandung emosi yang kuat. Konflik-konflik ini dapat
berkaitan dengan citra diri yang dimiliki oleh seseorang, misalnya
perasaan marah, ketidakpercayaan, ketidaksenangan, takut, sikap
menentang, maupun bentrokan-bentrokan kepribadian.
11
c. Konflik-konflik Kepentingan
Konflik seperti ini muncul apabila terjadi ketidaksesuaian paham
tentang hal-hal seperti tujuan-tujuan dan alokasi sumber daya dan juga
mengenai distribusi imbalan.
Menurut Schermerhorn, Hunt & Osborn (1999) terdapat tiga
bentuk konflik dalam organisasi yaitu interpersonal conflict, group
level conflict, dan organization level conflict.
(1) Interpersonal conflict digambarkan sebagai situasi dimana dua
individu bertentangan terhadap isu, aksi atau tujuan. Konflik ini
seringkali muncul karena perbedaan status, persepsi, dan orientasi
seseorang.
(2) Group-level conflict merupakan konflik yang terjadi antar
kelompok dalam organisasi, misalnya antara departemen
pemasaran dan departemen produksi. Konflik pada level ini
seringkali muncul karena persaingan tujuan, persaingan dalam
perolehan sumberdaya yang terbatas atau karena perbedaan
budaya.
(3) Organization level conflict terjadi ketika konflik meluas dalam
unit-unit organisasi, misalnya konflik di dalam departemen atau
antar departemen, konflik antar tenaga kerja.
12
3. Akibat Konflik
Bagi perusahaan, konflik dapat berpengaruh pada dua hal yang
berhubungan dengan kinerja anggota dalam perusahaan. Menurut Faire
(1995) terdapat dua macam akibat yang dapat dialami perusahaan bila
terjadi suatu konflik dalam organisasi tersebut, yaitu akibat positif dan
akibat negatif.
Akibat positif yang dapat terjadi karena terjadinya konflik dalam
perusahaan adalah perasaan senang, perasaan kuat, perasaan berprestasi,
perasaan berkembang, kegairahan kerja, kebahagiaan, efisiensi kerja,
kerjasama, persahabatan, keterbukaan, perubahan, pertumbuhan,
kedamaian, santai, dan perasaan sehat.
Pengaruh positif konflik terhadap organisasi menurut Robbins
(2001) adalah:
a. Konflik merupakan suatu alat untuk menimbulkan perubahan yang radikal.
Konflik merupakan piranti yang efektif bagi manajemen untuk dapat
mengubah struktur kekuasaan yang ada secara drastis, pola interaksi yang
sudah berjalan, dan sikap yang telah melekat pada individu.
b. Konflik mempermudah kepaduan (cohesiveness) kelompok. Sementara
konflik meningkatkan permusuhan antara kelompok, ancaman eksternal
cenderung menyebabkan suatu kelompok bersatu sebagai suatu unit.
Konflik antar kelompok meningkat sejauh anggota memihak kelompoknya
sendiri dan meningkatkan perasaan solidaritas, sementara pada saat yang
sama menyelesaikan perbedaan dan gangguan internal.
13
c. Konflik memperbaiki keefektifan kelompok dan organisasi. Rangsangan
konflik mengawali pencarian cara-cara dan tujuan baru serta memperluas
jalan bagi inovasi. Pemecahan yang sukses dari suatu konflik
menimbulkan keefektifan yang lebih besar, lebih banyak kepercayaan dan
keterbukaan, penarikan anggota satu sama lain yang lebih besar dan
depersonalisasi dari konflik di masa depan.
d. Konflik menimbulkan tingkat ketegangan yang sedikit lebih tinggi dan
lebih konstruktif. Ini meningkatkan peluang pemecahan konflik secara
memuaskan untuk semua pihak yang berkepentingan. Bila tingkat
ketegangan sangat rendah, pihak-pihak tidak cukup termotivasi untuk
melakukan suatu konflik.
Sedangkan pengaruh negatif yang muncul akibat terjadinya konflik
adalah dapat menimbulkan emosi negatif dan stres, mengurangi
komunikasi yang diperlukan untuk koordinasi, menyebabkan perubahan
gaya kepemimpinan partisipatif ke otoriter, menghasilkan pola pikir
negatif, dan lebih menekankan kesetiaan pada satu kelompok saja. Secara
keseluruhan, konflik memberi kontribusi nyata pada keefektifan
organisasional dengan catatan jika konflik yang ada dikelola secara hati-
hati dan tidak diluar kendali.
Menurut Thomas (2001) konflik yang terjadi dapat memicu
stressor individu yang berakibat pada frustasi dan ketergangguan
hubungan antar individu.
14
4. Penyebab Konflik
Greenberg (2000) mengelompokkan penyebab terjadinya konflik
ke dalam dua kelompok utama yaitu faktor yang berhubungan dengan
struktur organisasional dan hubungan interpersonal. Kondisi organisasi
yang cenderung menimbulkan konflik adalah ketergantungan dalam hal
informasi, bantuan dan koordinasi, persaingan dalam mendapatkan
sumberdaya langka dalam organisasi seperti distribusi ruang, uang,
perlengkapan dan personil, dan juga adanya ambiguitas
pertanggungjawaban dan kebijakan organisasi. Kondisi interpersonal yang
menyebabkan konflik peran adalah kesalahan menafsirkan penyebab
dibalik perilaku seseorang (faulty attributions), kesalahan dalam
berkomunikasi dengan pihak lain atau kecenderungan untuk menganggap
bahwa pandangan dengan pihak lain atau kecenderungan untuk
menganggap bahwa pandangan diri sendiri sebagai sesuatu yang paling
obyektif dan merefleksikan kenyataan (naïve realism).
Gambar 2.1
Penyebab Konflik
Sumber: Greenberg (2000)
Competition over
scarce resources
Faulty
attribution
Interdependence
Ambiguity
over
Poor
communication
Naïve realism
Conflict
15
Terdapat tiga kondisi pokok yang memacu terjadinya konflik
dalam organisasi yaitu adanya perbedaan situasi, keadaan status yang tidak
menentu, dan adanya aturan organisasi (Cook & Phillip, 2001).
a. Perbedaan situasi
Situasi yang diharapkan individu berbeda dengan situasi yang dihadapi
individu menimbulkan konflik dalam diri individu. Misalnya seorang
karyawan mengharapkan posisi jabatan tertentu namun menduduki
posisi jabatan yang tidak sesuai keinginannya.
b. Keadaan status yang tidak menentu
Setiap individu mengharapkan suatu status dalam dirinya, apabila
status yang diharapkan belum diperoleh secara jelas maka akan tercipta
konflik antara status yang diinginkan dengan status saat ini. Misalnya
seorang anak menginginkan karir tertentu namun ditolak oleh keluarga.
c. Adanya aturan organisasi
Aturan merupakan sesuatu yang membatasi dan mendorong setiap
tindakan individu dalam berperilaku. Apabila aturan yang
diberlakukan tidak sesuai bagi keharusan tindakan individu akan
membentuk konflik peran dalam diri individu. Misalnya seorang yang
berpendidikan tinggi melakukan aturan kerja bagi orang yang
berpendidikan rendah.
Selain ketiga kondisi tersebut faktor orientasi waktu, alokasi
sumberdaya, perbedaan status, perbedaan nilai, asumsi, dan persepsi juga
dapat memacu terjadinya konflik (Kahn et al, 1964).
16
5. Tipe-tipe Konflik
Konflik muncul ketika situasi-situasi yang diatur dimana seorang
aktor dibutuhkan untuk memenuhi secara simultan dua atau lebih
tanggung jawab menyajikan harapan-harapan yang inkonsisten,
berlawanan atau bahkan saling timbal-balik secara eksklusif (Getzels &
Guba, 1952,). Hal ini berarti konflik muncul saat terjadi perbedaan situasi
yang tidak sesuai harapan namun tetap harus dijalani individu. Kahn et al
(1964) melakukan sebuah studi nasional tentang konflik dan ambiguitas
dan hasilnya mereka mendefinisikan konflik sebagai kejadian secara
simultan dari dua (atau lebih) tanggung jawab yang memenuhi satu hal
namun akan membuat pemenuhan hal yang lain sulit dilakukan. Dalam hal
ini Kahn (1964) juga mengidentifikasi empat tipe konflik yang berbeda,
yaitu:
a. Intrasender Conflict. Konflik tipe ini terjadi ketika sebuah pengirim
peran membutuhkan seorang penerima peran untuk melakukan
tanggung jawab yang berlawanan atau inkonsisten. Sebagai contoh,
seorang pengirim mungkin membutuhkan penerima untuk melakukan
sesuatu yang tidak dapat dilakukan tanpa melanggar sebuah aturan,
karena pengirim berusaha untuk menegakkan aturan.
b. Intersender Conflict. Penerima akan mengalami konflik jika tingkah
laku individu yang dibutuhkan oleh seorang pengirim adalah berbeda
dengan tingkah laku yang dibutuhkan oleh pengirim yang lain.
Seseorang yang sering mengalami konflik adalah mandor, yang
17
menerima instruksi-instruksi dari mandor umum yang mungkin
inkonsisten dengan kebutuhan-kebutuhan dan harapan para pekerja
dibawah yang terdahulu.
c. Interrole Conflict. Konflik tipe ini terjadi ketika seorang individu
menduduki dua atau lebih wewenang yang memiliki harapan yang
inkonsisten. Seorang presiden perusahaan yang diharapkan, dalam
wewenang tersebut untuk mengambil bagian dalam pekerjaan sosial
untuk mempromosikan citra perusahaan. Hal ini mungkin dalam
konflik dalam perannya sebagai seorang ayah dimana dia diharapkan
untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anaknya untuk
menjadi seorang orangtua yang ideal.
d. Intrarole Conflict. Konflik tipe ini terjadi ketika seorang pekerja
dibutuhkan untuk melanggar nilai-nilai moral atau etika. Sebagai
contoh, konflik terjadi ketika seorang manajer dibutuhkan untuk
masuk kedalam konspirasi-konspirasi penetapan harga yang tidak
sejalan dengan standar etika-etikanya (Kahn et al, 1964).
6. Dampak konflik
Menurut Ertel, D., (1999) ada beberapa dampak konflik pada individu
yaitu:
a. Penurunan kinerja atau produktivitas kerja
b. Timbulnya ketidakdisiplinan diri dalam individu
c. Tingginya kesalahan-kesalahan dalam bekerja
d. Keinginan keluar dari lingkungan kerja (intensi berpindah)
18
e. Tujuan organisasi kesulitan dicapai karena tidak adanya sinergi kerja
f. Suasana dan lingkungan kerja yang kurang nyaman
Menurut Pickering (2001) menjelaskan bahwa dampak konflik yaitu
hambatan dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap yang ringan, konflik akan
menimbulkan pusing kepala dan nyeri punggung, stress dan putus asa.
Dampak konflik bagi organisasi antara lain produktivitas menurun,
kepercayaan yang merosot, pembentukan kelompok-kelompok permusuhan,
dan timbul masalah moral.
B. Pengertian tentang Customer Service
Customer atau disebut juga dengan pelanggan menurut definisi
pada kamus (KBBI, 1991), yaitu orang yang membeli baik barang atau
jasa, khususnya bagi mereka yang membeli secara teratur. Pelanggan
adalah orang yang menyampaikan segala keinginan kepada seorang
customer service, sehingga tugas customer service adalah menanganinya
demi kepentingan kedua belah pihak
(Foster, 2002). Jadi pengertian customer service adalah orang yang
memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Beberapa literatur menunjukkan bahwa para customer service
mempunyai pekerjaan yang berbeda dari pekerjaan yang lain, mereka
menjalankan dua wewenang utama dalam suatu perusahaan. Pertama,
mereka bekerjasama dengan konsumen sebagai co-produsen (Lovelock,
1984; Chung dan Schneider 2002). Peran yang kedua, sebagai tempat
19
dimana konsumen bersandar, dalam arti bahwa perilaku customer service
yang ditemui itulah yang merupakan representasi dari perusahaan jasa itu
sendiri (Berry, 1995). Customer service tidak hanya berada pada posisi
untuk mempengaruhi, namun juga dituntut harus dapat mengumpulkan
informasi tentang apa yang dialami konsumen, terutama bagaimana
perusahaan dapat memenuhi kebutuhan mereka (Zithalm dan Bitner, 1996;
Chung dan Schneider, 2002). Jadi customer service atau layanan
pelanggan merupakan pekerja dalam suatu perusahaan yang bertugas
untuk memberi pelayanan terbaik pada pelanggan dan menjaga agar
pelanggan tetap bekerjasama dengan perusahaan (dalam hal tetap
menggunakan jasa yang dijual oleh suatu perusahaan).
Ada beberapa tugas umum customer service dalam marketing
public relation (Kotler, 2000) yaitu:
1. Membantu pengenalan produk baru
2. Membantu memperkuat posisi suatu produk
3. Membangun minat terhadap suatu kategori produk
4. Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu
5. Membela produk yang menghadapi masalah publik
6. Membangun citra perusahaan sehingga mendukung produknya.
Dalam melayani konsumen, customer service yang berperan
sebagai karyawan front-stage memiliki fungsi sebagai fasilitator service
quality yang meliputi lima komponen jasa (Irawan, 2004) yaitu:
20
1. Assurance yaitu kepercayaan yang ditimbulkan oleh kemampuan dan
keramahan dalam pelayanan.
2. Tangible yaitu kemampuan menyediakan fasilitas fisik
3. Reliability yaitu kehandalan dalam melayani
4. Responsiveness yaitu kecepatan merespon kebutuhan pelanggan
5. Emphaty yaitu kemampuan memahami kebutuhan konsumen.
Customer service bergerak melampaui hanya sekedar publisitas
dan memainkan peranan penting untuk tugas-tugas komunikasi pemasaran
dalam pengelolaan brand image produk (Kotler, 2000):
a. Membantu peluncuran produk baru: sukses komersial yang
mengesankan dari produk mainan seperti Teenage Mutant Ninja
Turtles, Mighty Morphin’ Power Rangers, dan Barney (dinosaurus
ungu yang menjengkelkan) disebabkan karena publisitas yang cerdik.
b. Membantu memposisikan kembali produk mapan: Kota New York
mendapat pemberitaan yang sangat buruk pada tahun 70-an sebelum
dimulainya kampanye “Saya Cinta New York.”
c. Membangun minat terhadap suatu kategori produk: perusahaan dan
asosiasi perdagangan telah menggunakan MPR untuk membangun
kembali minat terhadap komoditas yang semakin menurun seperti
telur, susu, dan kentang serta untuk memperluas konsumsi seperti teh
dan sari jeruk.
d. Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu: McDonald’s mensponsori
peristiwa-peristiwa spesial di lingkungan masyarakat Amerika
21
keturunan Afrika dan Latin, sehingga memperoleh citra perusahaan
yang baik.
e. Membela produk yang menghadapi masalah publik: penggunaan MPR
yang mengagumkan oleh Johnson & Johnson merupakan faktor
utama dalam menyelamatkan Tylenol dari kepunahan sebagai akibat
terjadinya dua insiden yang disebabkan oleh keracunan kapsul
Tylenol.
f. Membangun citra perusahaan sehingga mendukung produknya: pidato
dan otobiografi lacocca menciptakan citra kemenangan yang sama
sekali baru bagi Chrysler Corporation
C. Konflik yang dialami para Customer Service
Tanggung jawab seorang Customer Service antara lain menghadapi
permintaan pekerjaan atau ekspektasi yang sering tidak sesuai (Kahn et
al., 1964; Jackson & Schuler, 1985). Ketidakmampuan untuk memenuhi
permintaan yang inkompatibel dapat membangkitkan konflik. Customer
service yang diminta melayani sistem dan konsumen yang berbeda-beda
cenderung akan mengalami suatu konflik (Boles & Babin, 1996; Tansik,
1990).
Konflik customer service tampaknya lebih besar daripada yang
dialami oleh para pekerja lain dan pada industri yang berbeda, karena
secara literal customer service terentang pada dua lingkungan. Mereka
tidak hanya memiliki kewenangan internal saja, namun juga memiliki
22
konstituen eksternal yang sering mengakibatkan ekspektasi tangggung
jawab yang berbeda. Interaksi dengan konsumen akan menekan kualitas-
kualitas tertentu seorang customer service. Rafaeli (1989) menemukan
bahwa konsumen memiliki pengaruh waktu yang cukup besar atas seorang
customer service, sedangkan pengaruh manajemen adalah legitimasi atau
logis, namun terkendali.
Hasil riset sebelumnya, menurut penelitian yang pernah dilakukan
oleh Chung dan Schneider (2002) dalam penelitiannya tentang konflik
menyimpulkan tiga buah poin penting yang paling relevan dalam
hubungannya dengan penelitian konflik di kalangan para customer service,
yaitu:
1. Semakin customer service merasa bahwa mereka diberi reward atas
perilaku yang kondusif dalam memenuhi harapan konsumen, maka
semakin sedikit konflik yang akan mereka alami.
2. Konflik peran secara signifikan terkait dengan outcome atitudinal
(kepuasan kerja dan intensi turnover) serta perilaku absenteeism
pekerja. Konflik terkait secara positif dengan intensi turnover serta
perilaku absenteeism, serta secara negatif dengan kepuasan kerja.
3. Konflik menjadi media relasi antara ketidakcocokan layanan dan
outcome sikap serta perilaku lainnya.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif, yang bertujuan
untuk mengetahui konflik yang dialami customer service dalam lingkungan kerja
sebagai pekerja jasa di PT. Excelcomindo Pratama Yogyakarta.
B. Batasan Istilah
Konflik adalah media relasi ketidakcocokan antara orientasi jasa dengan
apa yang telah dilakukan oleh pekerja. Pekerja yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah customer service PT Excelcomindo Pratama Yogyakarta.
Customer service atau layanan pelanggan yang dimaksud merupakan
pekerja dalam suatu perusahaan yang bertugas untuk memberi pelayanan terbaik
pada pelanggan dan menjaga agar pelanggan tetap bekerjasama dengan
perusahaan (dalam hal tetap menggunakan jasa yang dijual oleh suatu
perusahaan).
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Merupakan karyawan front-linier (customer service)
2. Pemilihan karyawan front-linier (customer service) ini dengan sampel
penelitian di ambil sebanyak 4 orang karyawan customer service.
24
3. Penelitian ini dilakukan di PT. Excelcomindo Pratama Yogyakarta
D. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Membuat pedoman wawancara yang digunakan untuk mengetahui
masalah konflik peran, penyebab konflik peran, akibat dari konflik dan
pengaruh konflik yang terjadi itu terhadap kinerja pada customer service.
2. Hasil wawancara ditranskripkan dalam bentuk ringkasan wawancara.
3. Melakukan pengelompokkan wawancara sesuai permasalahan.
4. Melakukan interpretasi hasil wawancara untuk menjawab permasalahan
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
wawancara melalui pedoman wawancara. Pedoman wawancara disusun secara
terbuka melalui variabel konflik yang terjadi, penyebab konflik, akibat konflik,
serta pengaruh konflik pada kinerja.
F. Pedoman Wawancara
Wawancara disusun secara terbuka dengan tujuan mengumpulkan data
dari responden secara langsung mengenai permasalahan yang terjadi dalam
lingkup perusahaan.
Adapun permasalahan dikelompokkan dalam beberapa bagian sebagai
berikut:
25
1. Konflik yang sedang dialami customer service PT. Excelcomindo Pratama
Yogyakarta.
2. Penyebab terjadinya konflik pada customer service PT. Excelcomindo
Pratama Yogyakarta.
3. Akibat/dampak serta pengaruh kinerja dari konflik yang terjadi pada
customer service PT. Excelcomindo Pratama Yogyakarta.
26
DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA
N0 Pertanyaan
A Konflik yang di alami 1. Apakah saudari sebagai customer service,
mengalami konflik di tempat kerja?
2. Menurut Sdri sebagai customer service, apa
yang menjadi konflik saudari pada pekerjaan
saat ini? Mohon penjelasannya.
3. Apakah Sdri merasakan konflik dalam diri
saudari sejak bekerja ditempat ini? Sudah
berapa lamakah saudari merasakan hadirnya
konflik dalam diri saudari?
4. Apakah situasi yang diharapkan saudari di
tempat kerja berbeda dengan situasi yang
dihadapi saudari saat ini? Mohon
penjelasannya.
5. Apakah harapan suatu status dalam diri Sdri
belum diperoleh secara jelas? Mohon
penjelasannya.
6. Apakah aturan yang diberlakukan perusahaan
tidak sesuai bagi keharusan tindakan saudari
sebagai customer service.
27
B Penyebab terjadinya
Konflik
1. Menurut Sdri sebagai customer service,
apakah konflik yang timbul dalam diri saudari
lebih disebabkan oleh faktor internal yang ada
dalam diri saudari, misalnya tuntutan
keinginan? Mohon penjelasannya
2. Menurut Sdri sebagai customer service,
apakah konflik yang timbul dalam diri saudari
lebih disebabkan oleh faktor eksternal yang
ada dalam diri saudari, misalnya karena
pendidikan? Mohon penjelasannya
C Akibat/Dampak serta
pengaruh Konflik
pada kinerja
1. Menurut saudari, selama mengalami konflik
dalam diri saudari, apakah saudari merasakan
adanya penurunan kinerja/produktivitas kerja?
2. Menurut saudari, selama mengalami konflik
dalam diri saudari, apakah saudari merasakan
adanya ketidakdisiplinan dalam bekerja,
mohon penjelasannya?
3. Menurut saudari, selama mengalami konflik
dalam diri saudari, apakah saudari merasakan
tingginya tingkat kesalahan-kesalahan yang
saudari perbuat dalam bekerja?
4. Menurut saudari, selama mengalami konflik
dalam diri saudari, apakah saudari merasakan
28
adanya keinginan untuk keluar dari
perusahaan?
5. Menurut saudari, selama mengalami konflik
dalam diri saudari, apakah saudari merasakan
adanya ketidaknyamanan suasana dan
lingkungan kerja, mohon penjelasannya.
6. Apakah saudari menyadari bahwa konflik
yang terjadi dalam diri saudari menyebabkan
kinerja saudari menurun?
7. Apakah konflik yang terjadi mengganggu
hubungan saudari dengan rekan lainnya, bisa
dijelaskan alasannya?
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Proses Penelitian
Dalam penelitian ini prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Membuat panduan wawancara yang digunakan untuk mengidentifikasi
konflik yang dialami, penyebab terjadinya konflik, akibat/dampak konflik,
serta pengaruh konflik terhadap kinerja.
2. Melakukan wawancara menggunakan tape recorder untuk pengumpulan
data dengan responden sebanyak 4 orang customer service.
3. Melakukan transfer data hasil wawancara yang telah dibuat berdasarkan
panduan dari tape recorder ke dalam daftar hasil wawancara.
4. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis data yang ada.
B. Deskripsi Konteks Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah customer service yang berjumlah 4
orang. Penelitian ini dilakukan di PT Excelcomindo Pratama, Jl. P. Mangkubumi.
Yogyakarta. PT Excelcomindo Pratama merupakan cabang perusahaan ProXL
untuk wilayah Yogyakarta dengan produk simcard seluler. Divisi yang ada di PT
Excelcomindo Pratama meliputi pemasaran dan promo, keuangan, fiber optic, dan
customer service.
30
Tugas customer service di PT Excelcomindo Pratama antara lain:
1. Mengenalkan produk baru pada pelanggan
2. Menyediakan informasi bagi pelanggan
3. Mengadakan promosi produk yang dikeluarkan oleh perusahaan
4. Pelayanan komplain dan keluhan pelanggan.
Customer yang datang sekitar 250 orang. Customer service yang ada berjumlah 8
orang yang terbagi dalam 3 shift yaitu:
1. Shift Pagi : 08.00-15.00
2. Shift Tengah : 11.00-18.00
3. Shift Siang : 13.00-20.00
C. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek Nama (Inisial) Umur Lama bekerja
1 R R P 31 tahun 6 tahun
2 R F 25 tahun 2 tahun
3 G M R 23 tahun 3 tahun
4 Y P CK 25 tahun 1 tahun
31
D. Hasil Penelitian
1. Konflik Yang Dialami Customer Service
Dari hasil wawancara semua responden sebagai customer service
pernah mengalami konflik di tempat kerja, dalam arti bahwa customer service
harus berusaha menjaga emosi, keramahtamahan serta selalu tersenyum
kepada konsumen dalam pekerjaannya meskipun tidak sesuai dengan suasana
hatinya. Setiap individu tidak terlepas dari masalah yang ada di luar kantor,
namun mereka harus dapat melakukan perannya sebagai customer service di
kantor dengan baik sesuai prosedur yang telah ditetapkan perusahaan.
Tanggung jawab seorang customer service cukup berat karena mereka
harus menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan konsumen.
Konsumen yang datang diusahakan kenyamanannya sehingga mereka nyaman
dan memiliki nilai positif terhadap perusahaan. Konsumen diberikan masukan
atau penyuluhan mengenai keunggulan produk perusahaan agar konsumen
tertarik dan memiliki image yang positif terhadap produk perusahaan.
Responden dalam penelitian ini mengatakan bahwa mereka mengalami
konflik. Berikut ungkapan mereka ketika ditanya apakah mereka pernah
mengalami konflik.
Pernah. Apalagi jika kita sedang tidak mood, pasti pernah terjadi.
Pekerjaan kita sebagai customer service, jadi hal tersebut harus
ditekan.(Resp1)
Konflik selalu ada. Saya tiap hari selalu ada konflik, tapi saya sebagai
customer service yang harus melayani jadi harus bekerja sebagai
customer service dengan baik.(Resp 2)
32
Ada sedikit konflik. Sebagai customer service di excel, jenjang karir tidak
begitu jelas, sudah 3 tahun kerja sebagai karyawan kontrak.(Resp 3)
Sering mengalami konflik. Konflik yang sering terjadi saat ini, saya
menghadapi 2 hal:
- Saya bertanggung jawab kepada perusahaan untuk menjaga image
tentang produk yang perusahaan jual.
- Saya juga harus menjaga agar customer yang datang harus melakukan
komplain terhadap produk-produk yang lain. Saya harus menjadi
hubungan baik dengan perusahaan dan customer.(Resp 4)
Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa konflik yang terjadi pada
customer service berkaitan dengan:
a. tanggung jawab menjaga image produk perusahaan
b. komplain dari konsumen
Konflik yang terjadi pada masing-masing individu berbeda, responden
GMR merespon konflik sebagai resiko pekerjaan karena pemenuhan
kebutuhan yang diharapkan masing-masing individu juga tidaklah sama.
Konflik tidak hanya terjadi karena kurang terpenuhinya kepuasan individu
tetapi juga dikarenakan halangan yang disebabkan oleh sistem perusahaan
yang kurang bagus seperti masalah keterlambatan gaji dan tidak adanya
penghargaan dari perusahaan kepada karyawan.
Terjun dalam dunia kerja harus siap menghadapi berbagai konflik,
terutama jika pekerjaan berhubungan dengan konsumen secara langsung. Hal
ini banyak dialami oleh customer service yang telah mengalami konflik di hari
pertama mereka bekerja, hal ini dikemukakan oleh responden RF. Konflik
terus bertambah dengan ketentuan perusahaan yang tidak pasti, seperti
33
ketidakpastian pada karyawan kontrak, apakah mereka akan terus
dipekerjakan sebagai karyawan tetap atau segera diberhentikan.
Saya sudah kerja lama, tidak ada penghargaan dari perusahaan. Kita
disini hanya sebagai karyawan kontrak, tidak ada penjelasan nantinya
kita akan kemana, apakah kita akan tetap dapat bekerja disini atau tidak.
(Resp 1)
Saya sudah mengalami konflik sejak pertama bekerja disini. (Resp 2)
Situasi yang diharapkan individu berbeda dengan situasi yang dihadapi
individu, maka hal tersebut akan menimbulkan konflik dalam diri individu.
Misalnya seorang karyawan mengharapkan posisi jabatan tertentu namun
menduduki posisi jabatan yang tidak sesuai keinginannya.
Setiap manusia berkeinginan memiliki pekerjaan sesuai dengan cita-
cita dan harapannya. Ketika harapan itu tercapai maka individu akan
terpuaskan, namun dengan berjalannya waktu akan mulai terjadi konflik
individu antara customer service dengan konsumen atau dengan atasan.
Customer service telah menjalankan tugasnya dengan baik, tetapi seringkali
atasan memberikan tekanan-tekanan kepada bawahannya yang menjadikan
suasana lingkungan kerja kurang nyaman. Hal ini di alami responden 4 dengan
ungkapan sebagai berikut:
Untuk situasi yang saya hadapi saat ini, saya lihat dari tanggung jawab
customer service, kita harus menjaga komitmen perusahaan dan
mentreatmen customer dan situasinya akan lebih baik jika ada reward
dari perusahaan/gaji yang lebih baik sehingga situasi/konflik yang tidak
nyaman dapat dikurangi.(Resp 4)
34
Setiap individu mengharapkan suatu status dalam dirinya, apabila
status yang diharapkan belum diperoleh secara jelas maka akan tercipta
konflik antara status yang diinginkan dengan status saat ini. Sebagian besar
karyawan PT. Excelcomindo Pratama terutama customer service adalah
karyawan kontrak. Mereka tidak memiliki batas waktu kontrak, padahal
sebagai individu memerlukan pekerjaan tetap sebagai jaminan hidup di masa
depan. Status sebagai karyawan kontrak merupakan beban bagi para customer
service. Hal ini di alami responden 4 dengan ungkapan sebagai berikut:
Status saya sebagai customer service, saya rasa sudah jelas asal kita tahu
apakah customer service dan pekerjaan apa yang harus dikerjakan.
(Resp 4)
Aturan merupakan sesuatu yang membatasi dan mendorong setiap
tindakan individu dalam berperilaku. Apabila aturan yang diberlakukan tidak
sesuai bagi keharusan tindakan individu akan membentuk konflik dalam diri
individu. Customer service mengalami masalah konflik dalam mengutamakan
kepentingan konsumen dan perusahaan. Perusahaan mengharapkan
peningkatan jumlah konsumen meskipun produk yang ditawarkan tidak
berkualitas sedangkan konsumen mengharapkan kualitas produk yang
diinginkan. Hal ini dialami oleh keempat responden dalam penelitian ini.
2. Penyebab Terjadinya Konflik
Kondisi interpersonal yang menyebabkan konflik adalah kesalahan
menafsirkan penyebab dibalik perilaku seseorang, kesalahan dalam
35
berkomunikasi dengan pihak lain atau kecenderungan untuk menganggap
bahwa pandangan dengan pihak lain atau kecenderungan untuk menganggap
bahwa pandangan diri sendiri sebagai sesuatu yang paling obyektif dan
merefleksikan kenyataan dengan aturan yang dibuat perusahaan yang
menimbulkan pertentangan. Hal ini diungkapkan oleh responden 3 dan 4
sebagai berikut:
Peraturan yang dibuat perusahaan kadang bertentangan dengan aturan-
aturan diri kita, kadang jika menghadapi masalah, kadang menuntut
kebijaksanaan kita untuk melakukan yang bertentangan dengan
perusahaan.(Resp 3)
Saya rasa untuk tindakan yang saya sebgaimana mestinya saya lakukan
terhadap customer service sudah diatur dalam metode prosedur
perusahaan, saya rasa sudah jelas batas-batasnya.(Resp 4)
Job description yang kurang jelas juga menjadi penyebab
timbulnya konflik dalam diri karyawan. Beban kerja yang ditanggung oleh
karyawan terlalu besar karena sebagai customer service, seorang karyawan
dituntut siap menghadapi konsumen dalam keadaan senang maupun tidak. Hal
utama penyebab timbulnya konflik dalam diri semua responden disebabkan
oleh faktor internal yaitu tanggung jawab yang ditanggung oleh customer
service. Hal ini diungkapkan oleh responden 1,2,3 dan 4 sebagai berikut:
Dari jenjang karir, mungkin karena konflik pribadi dan job description
yang kurang jelas.(Resp 1)
Kebanyakan dari faktor internal. Tapi sejak saya memutuskan sebagai
customer service saya sudah berani menanggung resiko dengan apa yang
saya kerjakan, seperti kita meng-hundle customer yang gak normal,
menurut kita benar tapi menurut perusahaan salah.(Resp 2)
36
Kadang konflik yang timbul pasti disebabkan dari faktor internal. Tapi
sebagai customer service yang baik harus bisa menekan dari faktor
internal.(Resp 3)
Konflik yang sering timbul sebagai customer service bukan timbul dari
dalam diri saya, timbul apabila saya menghadapi customer yang sangat
menjurus, apalagi kalau sudah sangat kecewa dengan produk dan
mengancam akan memasukkan ke media massa maka akan mengancam
saya sebagai individu yang bekerja sebagai customer service.(Resp 4)
Pendidikan dibutuhkan oleh setiap individu karena untuk mendapatkan
pekerjaan terlebih untuk meniti karier dibutuhkan pendidikan yang tinggi.
Customer service diwajibkan minimal SMA/D3, hal ini disebabkan jika
pendidikan semakin tinggi diharapkan pengetahuan juga semakin luas
sehingga dalam berkomunikasi dengan konsumen akan lebih berkualitas.
Customer service menganggap bahwa untuk dapat bekerja dalam
posisinya tidak diperlukan pendidikan yang tinggi. Bagi seorang customer
service yang paling penting adalah kelancaran komunikasi dan sikap yang
dapat selalu menyenangkan konsumen. Hal ini diungkapkan oleh responden
1,2,3 dan 4 sebagai berikut:
Saya pikir tidak ada masalah dengan pendidikan ataupun eksternal.
Masalah yang ada menyebabkan perubahan dalam sisi psikologis yang
menyebabkan kita sendiri untuk bekerja lebih keras. Tidak ada
rangsangan apapun karena pekerjaan kita memang stack disitu. (Resp 1)
Gak juga, menjadi customer service tidak dibutuhkan pendidikan tertentu,
yang dibutuhkan attitude-nya. Manajer juga bisa meng-handle
customer.(Resp 2)
Disebabkan juga oleh faktor eksternal seperti faktor pendidikan,
pendidikan sangat diperlukan minimal D3, sedangkan saya D2 sehingga
saya merasa terancam.(Resp 3)
37
Untuk faktor eksternal seperti pendidikan, saya rasa tidak. Untuk konflik
dari luar, kita belum tahu banyak tentang seluk beluk customer, apa yang
seharusnya dilakukan customer, apa yang seharusnya dilakukan customer
tapi tidak dilaksanakan semestinya. Tapi itu bukan faktor eksternal yang
harus dijadikan konflik.(Resp 4)
Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa konflik yang terjadi
disebabkan:
a. aturan perusahaan bertentangan dengan perusahaan
b. prosedur yang terlalu membatasi diri customer service
Selain itu, hal yang dapat menyebabkan terjadi konflik dalam diri
customer service disebabkan oleh:
a. job description yang kurang jelas
b. faktor internal berupa konsumen yang komplain
c. konsumen yang kecewa
d. pendidikan customer service yang rendah
e. sisi psikologis berupa masalah psikologis yang timbul dalam diri customer
service
3. Akibat/Dampak serta Pengaruh Konflik pada Kinerja
Konflik dapat menjadi hambatan sekaligus sebagai dukungan bagi
kinerja. Dampak yang terjadi pada semua responden yang menyatakan bahwa
konflik yang terjadi justru menjadi tantangan bagi kinerja responden. Hal ini
diungkapkan oleh responden 1,2 dan 4 sebagai berikut:
Meskipun saya tidak puas tapi saya berusaha bekerja disiplin jika terjadi
penurunan kinerja, itu di luar kesadaran saya.(Resp 1)
38
Saya kalau menemui konflik malah menjadi terpacu, sebagai tantangan
jadi semangat.(Resp 2)
Konflik menjadi suatu input pengembangan, tidak menjadi momok. Tapi
saya selalu jadikan hal ini sebagai tolak ukur. Saat ini mengalami konflik
maka saya harus berkembang lebih dari sebelumnya.(Resp 4)
Mau gak mau itu memang mempengaruhi. Tetapi sejauh ini tidak
mempengaruhi kinerja. Penurunan kinerja tetap terjadi.(Resp 1)
Terkadang. Misal kita salah, kita gak boleh egois apalagi kita bekerja di
perusahaan yang sudah go public, kita harus mengikuti tata cara yang
ada di perusahaan ini.(Resp 2)
Dalam menghadapi konflik, saya jarang merasakan menjadi malas dan
tidak disiplin bekerja. Konflik yang terjadi akan mendorong saya lebih
banyak belajar.(Resp 4)
Konflik dapat meningkatkan semangat kerja meskipun terkadang
menurunkan semangat kerja. Hal ini diungkapkan oleh responden 3 sebagai
berikut:
Kadang iya. Kadang menjadi motivasi dan pemberi semangat.(Resp 3)
Saya merasakan ketidakdisiplinan. Adanya konflik menjadikan kita tidak
bersemangat bekerja sehingga bertentangan dengan aturan
perusahaan.(Resp 3)
Konflik dalam diri ada juga yang tidak mempengaruhi kinerja individu
yang menanggapi konflik sebagai tantangan kerja. Hal ini diungkapkan oleh
responden 2,3,4 sebagai berikut:
Tidak.(Resp 2 & Resp 3)
39
Tidak. Konflik yang terjadi tidak menurunkan semangat kerja saya.
(Resp 4)
Konflik yang terjadi tidak mengganggu hubungan individu dengan
rekan lainnya. Individu merasakan konflik hanya mempengaruhi secara
individual dan tidak berdampak pada hubungan antar individu. Customer
service tetap merasakan hubungan yang baik antar rekan kerja. Hal ini
diungkapkan oleh responden 1,2,3 dan 4 sebagai berikut:
Tidak ada masalah konflik disini. Bukan karena hubungan dengan rekan
kerja tapi hubungan intern antara pekerjaan dan penghargaan
perusahaan itu terhadap personality saya. (Resp 1)
Konflik dalam diri gak ada hubungan dengan tim kerja. Misal ada
masalah, saya tidak terbawa-bawa dan tidak berimbas ke lainnya.(Resp 2)
Selama saya bekerja sebagai customer service, saya belum pernah terlibat
dalam konflik dengan rekan kerja.(Resp 3)
Secara tidak langsung akan mengganggu hubungan kita dengan teman
sekerja. Hal ini akan berkurang dari perusahaan memang sudah
memberikan reward bagi kita.(Resp 4)
Konflik dapat menimbulkan kekecewaan dalam diri individu serta
menurunkan konsentrasi kerja, serta menimbulkan tingkat ketegangan yang
sedikit lebih tinggi dan lebih konstruktif. Ini meningkatkan peluang
pemecahan konflik secara memuaskan untuk semua pihak yang
berkepentingan. Bila tingkat ketegangan sangat rendah, pihak-pihak tidak
cukup termotivasi untuk melakukan suatu konflik. Pengaruh negatif yang
muncul akibat terjadinya konflik adalah dapat menimbulkan emosi negatif dan
stress, mengurangi komunikasi yang diperlukan untuk koordinasi serta
40
kerjasama antar sesama customer service. Hal ini diungkapkan oleh responden
1,3 dan 4 sebagai berikut:
Ya. mau gak mau memang meskipun tidak ingin itu berpengaruh dalam
pekerjaan kita, tapi dibawah sadar kita akan menyimpan kekecewaan
seperti kita mau bekerja dengan baik atau tidak, penghargaan akan sama
saja dan hal itu akan mengendorkan semangat kerja kita.(Resp 1)
Sedikit. Karena biasanya konflik membuat kinerja/konsentrasi berkurang.
Tapi selama ini belum pernah terjadi kesalahan fatal.(Resp 3)
Saya rasa konflik yang terjadi sedikit sekali yang mempengaruhi kinerja
saya. Tapi dengan adanya sharing dengan sesama customer service akan
mengurangi rasa bersalah kita dalam menghadapi konflik.(Resp 4)
Individu yang mengalami konflik akan merasakan adanya
ketidakdisiplinan dalam bekerja sehingga timbul penurunan kinerja. Hal ini
menimbulkan intensi untuk keluar dari pekerjaan. Selain itu timbul keinginan
untuk bertentangan dengan aturan perusahaan. Hal ini diungkapkan oleh
responden 1 dan 2 sebagai berikut:
Ada. Keinginan itu kuat sekali. Tapi apakah saya dengan keluar dari
pekerjaan disini akan mendapat yang lebih bagus.(Resp 1)
Keinginan ada. Itu hal yang normal, setiap manusia menginnginkan.
(Resp 2)
Dampak dari konflik juga menimbulkan beberapa hal yaitu:
a. tekanan kerja sehingga mengurangi kinerja kelompok kerja.
b. Individu merasakan ketidaknyamanan dalam lingkungan kerja yang
disebabkan suasana kerja yang kurang kondusif. Hal ini akan menurunkan
kinerja individu.
41
Untuk akhir-akhir ini banyak tekanan dari atas dan kemudian kita sebagai
tim kerja kurang solid dan mendapat kecaman dari atas sehingga kurang
nyaman.(Resp 1)
Pasti ada. Mayoritas kalau satu terkena masalah, yang lain akan
terimbas, jadi suasana panas, mudah marah, auranya terbawa.(Resp 2)
Terkadang ya. tapi menyadari juga dalam bekerja kita dituntut
keprofesionalannya.(Resp 3)
Konflik dalam diri individu mempengaruhi pekerjaan individu.
Pengaruh tersebut dapat menurunkan kinerja apabila individu yang merasakan
konflik merasakan konflik sebagai beban kerja Hal ini diungkapkan oleh
responden 1 sebagai berikut:
Ya. Mau gak mau memang, meskipun tidak ingin itu berpengaruh dalam
pekerjaan kita, tapi dibawah alam sadar kita akan menyimpan
kekecewaan seperti kita mau bekerja dengan baik atau tidak penghargaan
akan sama saja dan hal itu akan mengendorkan semangat kerja kita.
(Resp 1)
E. Pembahasan
Customer service di PT Excelcomindo Pratama mengalami masalah
konflik disebabkan oleh tuntutan dalam mengutamakan kepentingan konsumen
dan perusahaan. Sebagai karyawan di PT Excelcomindo Pratama, Perusahaan
mengharapkan peningkatan jumlah konsumen meskipun produk yang ditawarkan
tidak berkualitas sedangkan sebagai pelayan bagi konsumen, konsumen
mengharapkan kualitas produk yang diinginkan. Situasi yang diharapkan
Customer service di PT Excelcomindo Pratama berbeda dengan situasi yang
dihadapi, maka hal tersebut akan menimbulkan konflik dalam diri individu.
42
Konflik yang terjadi secara spesifik disebabkan tanggung jawab menjaga image
produk perusahaan dan komplain dari konsumen. Selain itu penyebab terjadinya
konflik juga disebabkan oleh tekanan dari atasan, tim kerja yang kurang solid,
suasana kerja dan profesionalisme kerja. Sebagian besar customer service adalah
karyawan kontrak. Mereka tidak memiliki batas waktu kontrak, padahal sebagai
individu memerlukan pekerjaan tetap sebagai jaminan hidup di masa depan.
Konflik yang terjadi pada customer service berkaitan dengan beberapa hal
yaitu tanggung jawab menjaga image produk perusahaan dan komplain dari
konsumen. Customer service mempunyai pekerjaan yang berbeda dari pekerjaan
yang lain, mereka menjalankan dua peran utama dalam suatu perusahaan.
Pertama, mereka bekerjasama dengan konsumen sebagai co-produsen (Lovelock,
1984; Chung dan Schneider 2002). Peran yang kedua, sebagai tempat dimana
konsumen bersandar, dalam arti bahwa perilaku customer service yang ditemui
itulah yang merupakan representasi dari perusahaan jasa itu sendiri (Berry, 1995).
Customer service tidak hanya berada pada posisi untuk mempengaruhi, namun
juga dituntut harus dapat mengumpulkan informasi tentang apa yang dialami
konsumen, terutama bagaimana perusahaan dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Hal yang dapat menyebabkan terjadi konflik dalam diri customer service
PT Excelcomindo Pratama disebabkan oleh job description yang kurang jelas,
faktor internal berupa customer yang komplain, konsumen yang kecewa,
pendidikan customer service yang rendah, dan sisi psikologis berupa masalah
psikologis yang timbul dalam diri customer service PT Excelcomindo Pratama.
Menurut Ertel, D (1999) penyebab terjadinya konflik dalam diri customer service
43
yaitu faktor yang berhubungan dengan peran kerja dan hubungan interpersonal
antara tanggung jawab customer service terhadap perusahaan dan pekerjaan
dengan konsumen. Kondisi yang cenderung menimbulkan konflik adalah
ketergantungan dalam hal informasi, bantuan dan koordinasi, pertanggungjawaban
dan kebijakan organisasi serta menghadapi komplain dari konsumen.
Dampak dari konflik customer service PT Excelcomindo Pratama
menimbulkan tekanan kerja sehingga mengurangi kinerja kelompok kerja dan
customer service merasakan ketidaknyamanan dalam lingkungan kerja yang
disebabkan suasana kerja yang kurang kondusif. Hal ini akan menurunkan kinerja
individu. Customer service PT Excelcomindo Pratama yang mengalami konflik
akan merasakan adanya ketidakdisiplinan dalam bekerja sehingga timbul
penurunan kinerja. Hal ini menimbulkan intensi untuk keluar dari pekerjaan.
Menurut Ertel (1999) dampak dari konflik juga menimbulkan beberapa hal yaitu
tekanan kerja sehingga mengurangi kinerja kelompok kerja dan individu
merasakan ketidaknyamanan dalam lingkungan kerja yang disebabkan suasana
kerja yang kurang kondusif. Hal ini akan menurunkan kinerja individu. Pada
tingkat-tingkat kebutuhan, konflik dapat muncul hanya dalam penetapan prioritas
jika keterlibatan pemuas dibatasi. Penekanan dan gagalnya pemenuhan kebutuhan
menyebabkan distorsi sikap dan perilaku yang merupakan kondisi pencipta
konflik. Jika kebutuhan dipuaskan, maka konflik dapat dihindari. Konflik
merupakan pertentangan yang timbul dalam diri individu yang disebabkan
perbedaan tuntutan yang ada dalam diri individu dengan tingkah laku yang nyata.
Konflik cenderung dialami oleh Customer service yang diminta untuk
44
menjalankan sistem dalam perusahaan dan melayani konsumen, karena tugas
customer service adalah melayani konsumen dengan berbagai masalah dan
keluhan. Pekerjaan sebagai customer service dibutuhkan orang yang ramah, sabar,
serta memiliki pengetahuan yang luas. Selain itu perusahaan juga menetapkan
kriteria dari segi fisik seperti postur tubuh yang ideal, tinggi badan serta usia
tertentu. Sehingga hal tersebut yang seringkali menimbulkan konflik karena orang
seringkali tidak dibutuhkan lagi atau diharuskan mengundurkan diri karena usia
yang sudah tidak sesuai dengan kriteria perusahaan. Padahal manusia berharap
bahwa semakin lama bekerja, mereka berharap telah memiliki pekerjaan yang
tetap (Masterbroek, 1985). Namun sebagai customer service, hal tersebut tidak
dimungkinkan untuk dipenuhi. Konflik akan membawa dampak pada kehidupan
sehari-hari yaitu hambatan dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap yang ringan,
konflik akan menimbulkan pusing kepala dan nyeri punggung, stress dan putus
asa. Dampak konflik bagi organisasi antara lain produktivitas menurun,
kepercayaan yang merosot, pembentukan kelompok-kelompok permusuhan, dan
timbul masalah moral. Customer service mengalami konflik maka akan berupaya
menyelesaikan konflik dengan sharing dengan teman pribadi/dekat, atasan atau
supervisor dan sharing dengan team leader atau rekan kerja.
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian yang telah dilakukan
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil wawancara semua responden sebagai customer service pernah
mengalami konflik di tempat kerja, dalam arti bahwa customer service harus
berusaha menjaga emosi, keramah tamahan serta selalu tersenyum kepada
konsumen dalam pekerjaannya dengan tidak memperlihatkan mood jelek yang
sedang dialaminya saat itu. Sebagian besar karyawan PT. Excelcomindo
Pratama terutama customer service adalah karyawan kontrak. Mereka tidak
memiliki batas waktu kontrak, padahal sebagai individu memerlukan
pekerjaan tetap sebagai jaminan hidup di masa depan.
2. Job description yang kurang jelas juga menjadi penyebab timbulnya konflik
dalam diri karyawan. Beban kerja yang ditanggung oleh karyawan terlalu
besar karena sebagai customer service, seorang karyawan dituntut siap
menghadapi konsumen dalam keadaan senang maupun tidak. Hal utama
penyebab timbulnya konflik dalam diri individu disebabkan oleh faktor
internal yaitu tanggung jawab yang ditanggung oleh customer service.
3. Konflik merupakan masalah bagi penurunan semangat kerja, individu yang
merasakan konflik merasakan adanya penurunan semangat kerja, namun ada
yang merasa tidak merasakan efek dari konflik karena merasa tertantang untuk
46
belajar serta disiplin kerja. Pengaruh negatif yang muncul akibat terjadinya
konflik adalah dapat menimbulkan emosi negatif dan stres, mengurangi
komunikasi yang diperlukan untuk koordinasi serta kerjasama antar sesama
customer service. Konflik dalam diri individu mempengaruhi pekerjaan
individu. Pengaruh tersebut dapat menurunkan kinerja apabila individu yang
merasakan konflik merasakan konflik sebagai beban kerja namun konflik tidak
mempengaruhi kinerja individu yang menanggapi konflik sebagai tantangan
kerja.
B. Saran
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bukti empiris pada ilmu psikologi industri terutama mengenai konflik
pada customer service. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat memberikan
kontribusi bagi perusahaan agar memperhatikan konflik yang ada dalam diri
customer service dengan memperjelas job description, merekrut karyawan tetap,
serta meningkatkan hubungan antar pribadi customer service sehingga terjadi
sharing yang bersifat membangun. Pekerjaan sebagai customer service
dibutuhkan orang yang ramah, sabar, serta memiliki pengetahuan yang luas.
Selain itu perusahaan juga menetapkan kriteria tersebut dalam proses rekrutmen.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak dilakukannya pengujian
validitas. Tidak dilakukannya uji validitas ini dikarenakan penelitian ini
menggunakan metode wawancara sebagai satu-satunya alat pengumpulan data,
atau dijadikan sebagai metode yang utama dalam pengumpulan data lainnya.
47
Penelitian ini menggunakan metode wawancara untuk menguji kebenaran dan
kemantapan suatu datum yang telah diperoleh dengan cara lain (dengan daftar
pedoman wawancara) kepada responden pada saat dilakukannya wawancara (Hadi
S, 2000) dan (Alsa A, 2003).
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, Djamaludin., (1995), Revitalisasi Sumberdaya Manusia dalam Era
Perubahan. Kelola, Gadjah Mada University Business Review.
Alsa, Asmadi, (2003), “Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif Serta Kombinasinya
Dalam Penelitian Psikologi”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Berry, L.L., (1995), “On Great Services, Free Press”, New York, NY.
Boles, J.S and Babin, B.J., (1996), “On the Front-lines: stress, conflict, and the
customer services provider,” Journal of Business Research, Vol. 37, pp.
41-50.
Bowen, E. David., (1986). “Managing Customer as Human Resources in The
Services Organizations,” Human Resources Management., Vol. 25, p. 371
Burton, J., (1990), “Conflict: Human Needs Theory.” New York, ST. Martins
Press,. Inc.
Chung, Beth G and Schneider, Benjamin., (2002), “Serving Multiple Masters:
Role Conflict Experienced by Service Employees,” Journal of Services
Marketing Vol.16 No.1 pp. 70-87, http://www.emeraldinsight.com
Cook, Curtis W & Phillip L.H., (2001), “Management and Organizational
Behavior.,” 3rd
ed, Mc-Graw Hill
Didit & Djati., 2005.Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas
Pelanggan:Studi Kasus pada Karyawan Front-Line, Jurnal Manajemen &
Kewirausahaan Vol. 6, No. 2, September 2005: 123 – 136
Dubinski, A.J and Mattson, B.E., (1979), “Consequences of role conflict and
ambiguity experienced by retail salespeople,” Journal of Retailing. Vol.
55, pp. 70-86.
Ertel, D., (1999), “How to Design a Conflict. Management Procedure That Fits
Your Dispute”, Sloan Management Review.
Getzels, J.W and Guba,E.G., (1952), “Role, role conflict and evectiveness: An
empirical Study,” American Sociological Review, 19, 164-175.
Greenberg, (2000), Behavior in Organizations. Prentice Hall Inc: New Jersey.
Hadi, Sutrisno, (2000), “Metodologi Research,” Edisi kedua, Penerbit Andi,
Yogyakarta, Hal. 218 & 234
Huneryager S.G. and Heckman I.L., (1967), “Human Relations in Management,”
2nd Edition, South-Western Publishing Company, Ohio, USA.
Irawan, Handi, 2004, “Trend Customer Service,” Marketing, No 12/IV/Desember
2004.
Kahn, R.L., Wolfe., Quinn., Snoek., Rosenthal., (1964), “Occupational Stress:
Studies in Role Conflict and Ambiguity,” Wiley, New York, NY.
Kotler, Philip, 2000, “Marketing Management,” Millennium Edition, New Jersey:
Prentice Hall International, Inc.
Lacey, Hoda., (2003), “How To Resolve Conflict In the Workplace: (mengelola
konflik ditempat kerja),”S PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Lester, R Bittel., and Newstrom, John W., (1994), “Pedoman Bagi Penyelia-
penyelia,” Pustaka Binoman, Pressindo
Lovelock, C.H., (1984), “Services Marketing,” Prentice-Hall, Engelwood, Cliffs,
NJ.
Masterbroek, (1985), “Penanganan konflik dan pertumbuhan organisasi,“
Depdikbud.
Rafaeli, A., (1989), “When cashiers meet customers: an analysis of the role of
supermarket cashiers,” Academy of Management Journal, Vol.22, pp.270-
81.
Rahim, M Afzalur., (1986), “Managing Conflict in Organizations,” Praeger
Publisher, New York USA, pp.41-44.
Ranupandojo, Heidjrachman dan Husnan, Suad., (1984), “Manajemen
Personalia,” BPFE, Yogyakarta, hal.231.
Robbins, S.P., (2001), Organization Behavior: Concepts, Controversies,
Applications. 9th
ed. Prentice Hall Inc: New Jersey.
Schermerhorn, Hunt&Osborn, (1999) Organization Behavior. 7 th
ed, John Wiley
& Son Inc: United Stated of America.
Singh, J., Goolsby, J.R and Road, J.K., (1994), “Behavioral and psykological
concequences of boundary spanning: burnout of customer services
representatives,” Journal of Marketing Resources Vol. 31,pp. 58-69.
Thomas, Kenneth W., (2001). Conflict and Negotiation Processes in
Organizations. Handbook of Industrial and Organizational Psychology.
Vol 3 2001
Udai, Pareek., (1985), “Mendayagunakan peran-peran Keorganisasian,” PT.
Pustaka Binoman Pressindo.
Zeithaml, V.A, and Bitner, M.J., (1996), “Services Marketing, McGraw-Hill,
New York, NY.
Warta Ekonomi. No 8 tahun XVI. 24 April 2004.
Jawaban Responden 1
Nama: Rosalia Retna Prabandari
Umur: >30 tahun
Lama Bekerja: 6 tahun
A. Konflik yang dialami
1. Peneliti: Apakah saudari sebagai customer service, mengalami konflik
di tempat kerja?
Responden: Pernah. Apalagi jika kita sedang tidak mood, pasti pernah
terjadi. Pekerjaan kita sebagai customer service, jadi hal
tersebut harus ditekan.
2. Peneliti: Menurut Sdri sebagai customer service, apa yang menjadi
konflik saudari pada pekerjaan saat ini? Mohon penjelasannya.
Responden: Saya ingin tetap kerja disini tetapi untuk standar fisik
sepertinya sudah tidak mungkin lagi. Saya ingin berkarya disini
tetapi keterbatasan fisik. Dari segi knowledge saya sudah
lumayan. Daripada dikeluarkan mending saya sendiri langsung
mengajukan pindah divisi.
3. Peneliti: Apakah Sdri merasakan konflik dalam diri saudari sejak
bekerja ditempat ini? Sudah berapa lamakah saudari merasakan
hadirnya konflik dalam diri saudari?
Responden: Saya sudah kerja lama, tidak ada penghargaan dari perusahaan.
Kita disini hanya sebagai karyawan kontrak, tidak ada
penjelasan nantinya kita akan kemana, apakah kita akan tetap
dapat bekerja disini atau tidak.
4. Peneliti: Apakah situasi yang diharapkan saudari di tempat kerja
berbeda dengan situasi yang dihadapi saudari saat ini? Mohon
penjelasannya.
Responden: Waktu pertama kali enjoy, tapi untuk akhir-akhir ini saya
kurang merasa nyaman, mungkin karena ada tekanan dari
atasan.
5. Peneliti: Apakah harapan suatu status dalam diri Sdri belum diperoleh
secara jelas? Mohon penjelasannya.
Responden: Belum sama sekali. Di usia seperti saya sekarang ini ingin
pekerjaan yang settle, tapi saat ini saya belum tahu apakah saya
akan terus dipekerjakan atau tidak.
6. Peneliti: Apakah aturan yang diberlakukan perusahaan tidak sesuai bagi
keharusan tindakan saudari sebagai customer service.
Responden: Kurang berkenan. Karena dedikasi saya kepada perusahaan
cukup tinggi, tapi penghargaan yang diberikan kurang
memadai, tapi dari sisi perusahaan mungkin sudah standar
karena perusahan sudah membayar kita sesuai dengan yang
perusahaan inginkan.
B. Penyebab terjadinya Konflik
1. Peneliti: Menurut Sdri sebagai customer service, apakah konflik yang
timbul dalam diri saudari lebih disebabkan oleh faktor internal
yang ada dalam diri saudari, misalnya tuntutan keinginan?
Mohon penjelasannya
Responden: Dari jenjang karir, mungkin karena konflik pribadi dan job
description yang kurang jelas.
2. Peneliti: Menurut Sdri sebagai customer service, apakah konflik yang
timbul dalam diri saudari lebih disebabkan oleh faktor eksternal
yang ada dalam diri saudari, misalnya karena pendidikan?
Mohon penjelasannya
Responden: Saya pikir tidak ada masalah dengan pendidikan ataupun
eksternal. Masalah yang ada menyebabkan perubahan dalam
sisi psikologis yang menyebabkan kita sendiri untuk bekerja
lebih keras. Tidak ada rangsangan apapun karena pekerjaan
kita memang stack disitu.
C. Akibat/Dampak serta Pengaruh Konflik pada Kinerja
1. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan adanya penurunan
kinerja/produktivitas kerja?
Responden: Meskipun saya tidak puas tapi saya berusaha bekerja disiplin
jika terjadi penurunan kinerja, itu di luar kesadaran saya.
2. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan adanya ketidakdisiplinan dalam
bekerja, mohon penjelasannya?
Responden: Mau gak mau itu memang mempengaruhi. Tetapi sejauh ini
tidak mempengaruhi kinerja. Penurunan kinerja tetap terjadi.
3. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan tingginya tingkat kesalahan-
kesalahan yang saudari perbuat dalam bekerja?
Responden: Ya. mau gak mau memang meskipun tidak ingin itu
berpengaruh dalam pekerjaan kita, tapi dibawah sadar kita akan
menyimpan kekecewaan seperti kita mau bekerja dengan baik
atau tidak, penghargaan akan sama saja dan hal itu akan
mengendorkan semangat kerja kita.
4. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan adanya keinginan untuk keluar dari
perusahaan?
Responden: Ada. Keinginan itu kuat sekali. Tapi apakah saya dengan keluar
dari pekerjaan disini akan mendapat yang lebih bagus.
5. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan adanya ketidaknyamanan suasana
dan lingkungan kerja, mohon penjelasannya.
Responden: Untuk akhir-akhir ini banyak tekanan dari atas dan kemudian
kita sebagai tim kerja kurang solid dan mendapat kecaman dari
atas sehingga kurang nyaman.
6. Peneliti: Apakah saudari menyadari bahwa konflik yang terjadi dalam diri
saudari menyebabkan kinerja saudari menurun?
Responden: Ya. Mau gak mau memang, meskipun tidak ingin itu
berpengaruh dalam pekerjaan kita, tapi dibawah alam sadar kita
akan menyimpan kekecewaan seperti kita mau bekerja dengan
baik atau tidak penghargaan akan sama saja dan hal itu akan
mengendorkan semangat kerja kita.
7. Peneliti: Apakah konflik yang terjadi mengganggu hubungan saudari
dengan rekan lainnya, bisa dijelaskan alasannya?
Responden: Tidak ada masalah konflik disini. Bukan karena hubungan
dengan rekan kerja tapi hubungan intern antara pekerjaan dan
penghargaan perusahaan itu terhadap personality saya.
Jawaban Responden 2
Nama: Rika Febriani
Umur: 25 tahun
Lama Bekerja: 2 tahun
A. Konflik yang dialami
1. Peneliti: Apakah saudari sebagai customer service, mengalami konflik
di tempat kerja?
Responden: Konflik selalu ada. Saya tiap hari selalu ada konflik, tapi saya
sebagai customer service yang harus melayani jadi harus
bekerja sebagai customer service dengan baik.
2. Peneliti: Menurut Sdri sebagai customer service, apa yang menjadi
konflik saudari pada pekerjaan saat ini? Mohon penjelasannya.
Responden: Yang berhubungan dengan orang. Pekerjaan customer service
kan berinteraksi dengan orang yang berbeda personality, jadi
terkadang tidak sesuai dengan pribadi kita bagaimana
menjelaskannya.
3. Peneliti: Apakah Sdri merasakan konflik dalam diri saudari sejak
bekerja ditempat ini? Sudah berapa lamakah saudari merasakan
hadirnya konflik dalam diri saudari?
Responden: Saya sudah mengalami konflik sejak pertama bekerja disini.
4. Peneliti: Apakah situasi yang diharapkan saudari di tempat kerja
berbeda dengan situasi yang dihadapi saudari saat ini? Mohon
penjelasannya.
Responden: Beda dengan apa yang dibayangkan dengan kejadian. Kita
membayangkan pekerjaan enak berhubungan dengan banyak
orang tapi keadaan sekarang ternyata jauh berbeda, kan setiap
orang punya karakter yang berbeda-beda.
5. Peneliti: Apakah harapan suatu status dalam diri Sdri belum diperoleh
secara jelas? Mohon penjelasannya.
Responden: Belum, sekarang kan masih kontrak. Untuk ke depan status
masih belum jelas, karir belum jelas.
6. Peneliti: Apakah aturan yang diberlakukan perusahaan tidak sesuai bagi
keharusan tindakan saudari sebagai customer service.
Responden: Sudah sesuai. Setiap perusahaan mempunyai culture yang
berbeda, sehingga kita sebagai pekerja disini harus
menyesuaikan.
B. Penyebab terjadinya Konflik
1. Peneliti: Menurut Sdri sebagai customer service, apakah konflik yang
timbul dalam diri saudari lebih disebabkan oleh faktor internal
yang ada dalam diri saudari, misalnya tuntutan keinginan?
Mohon penjelasannya
Responden: Kebanyakan dari faktor internal. Tapi sejak saya memutuskan
sebagai customer service saya sudah berani menanggung resiko
dengan apa yang saya kerjakan, seperti kita meng-hundle
customer yang gak normal, menurut kita benar tapi menurut
perusahaan salah.
2. Peneliti: Menurut Sdri sebagai customer service, apakah konflik yang
timbul dalam diri saudari lebih disebabkan oleh faktor eksternal
yang ada dalam diri saudari, misalnya karena pendidikan?
Mohon penjelasannya
Responden: Gak juga, menjadi customer service tidak dibutuhkan
pendidikan tertentu, yang dibutuhkan attitude-nya. Manajer
juga bisa meng-handle customer.
C. Akibat/Dampak serta Pengaruh Konflik pada Kinerja
1. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan adanya penurunan
kinerja/produktivitas kerja?
Responden: Saya kalau menemui konflik malah menjadi terpacu, sebagai
tantangan jadi semangat.
2. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan adanya ketidakdisiplinan dalam
bekerja, mohon penjelasannya?
Responden: Terkadang. Misal kita salah, kita gak boleh egois apalagi kita
bekerja di perusahaan yang sudah go public, kita harus
mengikuti tata cara yang ada di perusahaan ini.
3. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan tingginya tingkat kesalahan-
kesalahan yang saudari perbuat dalam bekerja?
Responden: Tidak juga
4. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan adanya keinginan untuk keluar dari
perusahaan?
Responden: Keinginan ada. Itu hal yang normal, setiap manusia
menginnginkan .
5. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan adanya ketidaknyamanan suasana
dan lingkungan kerja, mohon penjelasannya.
Responden: Pasti ada. Mayoritas kalau satu terkena masalah, yang lain akan
terimbas, jadi suasana panas, mudah marah, auranya terbawa.
6. Peneliti: Apakah saudari menyadari bahwa konflik yang terjadi dalam
diri saudari menyebabkan kinerja saudari menurun?
Responden: Tidak.
7. Peneliti: Apakah konflik yang terjadi mengganggu hubungan saudari
dengan rekan lainnya, bisa dijelaskan alasannya?
Responden: Konflik dalam diri gak ada hubungan dengan tim kerja. Misal
ada masalah, saya tidak terbawa-bawa dan tidak berimbas ke
lainnya.
Jawaban Responden 3
Nama: Gunies Mahana Rizky
Umur: 23 tahun
Lama Bekerja: 3 tahun
A. Konflik yang dialami
1. Peneliti: Apakah saudari sebagai customer service, mengalami konflik
di tempat kerja?
Responden: Ada sedikit konflik. Sebagai customer service di excel, jenjang
karir tidak begitu jelas, sudah 3 tahun kerja sebagai karyawan
kontrak.
2. Peneliti: Menurut Sdri sebagai customer service, apa yang menjadi
konflik saudari pada pekerjaan saat ini? Mohon penjelasannya.
Responden: Selain jenjang karir, manajer yang mengatur CRR malah yang
membuat konflik seperti gaji terlambat juga uang lembur.
3. Peneliti: Apakah Sdri merasakan konflik dalam diri saudari sejak
bekerja ditempat ini? Sudah berapa lamakah saudari merasakan
hadirnya konflik dalam diri saudari?
Responden: Belum Lama. Saya merasakan konflik sebagai customer service
baru beberapa bulan.
4. Peneliti: Apakah situasi yang diharapkan saudari di tempat kerja
berbeda dengan situasi yang dihadapi saudari saat ini? Mohon
penjelasannya.
Responden: Pada dasarnya sudah ngerti tugas customer service itu sendiri,
cuma kadang dari atasan/customer service yang minta
tambahan-tambahan yang berlebihan.
5. Peneliti: Apakah harapan suatu status dalam diri Sdri belum diperoleh
secara jelas? Mohon penjelasannya.
Responden: Status belum diperoleh karena kita masih sebagai karyawan
kontrak.
6. Peneliti: Apakah aturan yang diberlakukan perusahaan tidak sesuai bagi
keharusan tindakan saudari sebagai customer service.
Responden: Peraturan yang dibuat perusahaan kadang bertentangan dengan
aturan-aturan diri kita, kadang jika menghadapi masalah,
kadang menuntut kebijaksanaan kita untuk melakukan yang
bertentangan dengan perusahaan.
B. Penyebab terjadinya Konflik
1. Peneliti: Menurut Sdri sebagai customer service, apakah konflik yang
timbul dalam diri saudari lebih disebabkan oleh faktor internal
yang ada dalam diri saudari, misalnya tuntutan keinginan?
Mohon penjelasannya
Responden: Kadang konflik yang timbul pasti disebabkan dari faktor
internal. Tapi sebagai customer service yang baik harus bisa
menekan dari faktor internal.
2. Peneliti: Menurut Sdri sebagai customer service, apakah konflik yang
timbul dalam diri saudari lebih disebabkan oleh faktor eksternal
yang ada dalam diri saudari, misalnya karena pendidikan?
Mohon penjelasannya
Responden: Disebabkan juga oleh faktor eksternal seperti faktor
pendidikan, pendidikan sangat diperlukan minimal D3,
sedangkan saya D2 sehingga saya merasa terancam.
C. Akibat/Dampak serta Pengaruh Konflik pada Kinerja
1. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan adanya penurunan
kinerja/produktivitas kerja?
Responden: Kadang iya. Kadang menjadi motivasi/pemberi semangat.
2. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan adanya ketidakdisiplinan dalam
bekerja, mohon penjelasannya?
Responden: Saya merasakan ketidakdisiplinan. Adanya konflik menjadikan
kita tidak bersemangat bekerja sehingga bertentangan dengan
aturan perusahaan.
3. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan tingginya tingkat kesalahan-
kesalahan yang saudari perbuat dalam bekerja?
Responden: Sedikit. Karena biasanya konflik membuat kinerja/konsentrasi
berkurang. Tapi selama ini belum pernah terjadi kesalahan
fatal.
4. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan adanya keinginan untuk keluar dari
perusahaan?
Responden: Ya, tapi kita harus bersikap profesional.
5. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan adanya ketidaknyamanan suasana
dan lingkungan kerja, mohon penjelasannya.
6. Responden: Terkadang ya. tapi menyadari juga dalam bekerja kita dituntut
keprofesionalannya.
7. Peneliti: Apakah saudari menyadari bahwa konflik yang terjadi dalam
diri saudari menyebabkan kinerja saudari menurun?
Responden: Tidak.
Jawaban Responden 4
Nama: Yohanes Prima C.K
Umur: 25 tahun
Lama Bekerja: 1 tahun
A. Konflik yang dialami
1. Peneliti: Apakah saudari sebagai customer service, mengalami konflik
di tempat kerja?
Responden: Sering mengalami konflik. Konflik yang sering terjadi saat ini,
saya menghadapi 2 hal:
- Saya bertanggung jawab kepada perusahaan untuk menjaga image
tentang produk yang perusahaan jual.
- Saya juga harus menjaga agar customer yang datang harus melakukan
komplain terhadap produk-produk yang lain. Saya harus menjadi
hubungan baik dengan perusahaan dan customer.
2. Peneliti: Menurut Sdri sebagai customer service, apa yang menjadi
konflik saudari pada pekerjaan saat ini? Mohon penjelasannya.
Responden: Sejak saya bekerja, sering terjadi konflik. Ketika customer
komplain terhadap produk yang dijual perusahaan dan saya
harus menjelaskan sesuai prosedur perusahaan.
3. Peneliti: Apakah Sdri merasakan konflik dalam diri saudari sejak
bekerja ditempat ini? Sudah berapa lamakah saudari merasakan
hadirnya konflik dalam diri saudari?
Responden: Terjadi sejak saya mulai bekerja untuk lamanya sudah 1 tahun.
4. Peneliti: Apakah situasi yang diharapkan saudari di tempat kerja
berbeda dengan situasi yang dihadapi saudari saat ini? Mohon
penjelasannya.
Responden: Untuk situasi yang saya hadapi saat ini, saya lihat dari
tanggung jawab customer service, kita harus menjaga
komitmen perusahaan dan mentreatmen customer dan
situasinya akan lebih baik jika ada reward dari perusahaan/gaji
yang lebih baik sehingga situasi/konflik yang tidak nyaman
dapat dikurangi.
5. Peneliti: Apakah harapan suatu status dalam diri Sdri belum diperoleh
secara jelas? Mohon penjelasannya.
Responden: Status saya sebagai customer service, saya rasa sudah jelas asal
kita tahu apakah customer service dan pekerjaan apa yang hrus
dikerjakan.
6. Peneliti: Apakah aturan yang diberlakukan perusahaan tidak sesuai bagi
keharusan tindakan saudari sebagai customer service.
Responden: Saya rasa untuk tindakan yang saya sebgaimana mestinya saya
lakukan terhadap customer service sudah diatur dalam metode
prosedur perusahaan, saya rasa sudah jelas batas-batasnya.
B. Penyebab terjadinya Konflik
1. Peneliti: Menurut Sdri sebagai customer service, apakah konflik yang
timbul dalam diri saudari lebih disebabkan oleh faktor internal
yang ada dalam diri saudari, misalnya tuntutan keinginan?
Mohon penjelasannya
Responden: Konflik yang sering timbul sebagai customer service bukan
timbul dari dalam diri saya, timbul apabila saya menghadapi
customer yang sangat menjurus, apalagi kalau sudah sangat
kecewa dengan produk dan mengancam akan memasukkan ke
media massa maka akan mengancam saya sebagai individu
yang bekerja sebagai customer service.
2. Peneliti: Menurut Sdri sebagai customer service, apakah konflik yang
timbul dalam diri saudari lebih disebabkan oleh faktor eksternal
yang ada dalam diri saudari, misalnya karena pendidikan?
Mohon penjelasannya
Responden: Untuk faktor eksternal seperti pendidikan, saya rasa tidak.
Untuk konflik dari luar, kita belum tahu banyak tentang seluk
beluk customer, apa yang seharusnya dilakukan customer, apa
yang seharusnya dilakukan customer tapi tidak dilaksanakan
semestinya. Tapi itu bukan faktor eksternal yang harus
dijadikan konflik.
C. Akibat/Dampak serta Pengaruh Konflik pada Kinerja
1. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan adanya penurunan
kinerja/produktivitas kerja?
Responden: Konflik menjadi suatu input/pengembangan, tidak menjadi
momok. Tapi saya selalu jadikan hal ini sebagai tolak ukur.
Saat ini mengalami konflik maka saya harus berkembang lebih
dari sebelumnya.
2. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan adanya ketidakdisiplinan dalam
bekerja, mohon penjelasannya?
Responden: Dalam menghadapi konflik, saya jarang merasakan menjadi
malas/tidak disiplin bekerja. Konflik yang terjadi akan
mendorong saya lebih banyak belajar.
3. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan tingginya tingkat kesalahan-
kesalahan yang saudari perbuat dalam bekerja?
Responden: Saya rasa konflik yang terjadi sedikit sekali yang
mempengaruhi kinerja saya. Tapi dengan adanya sharing
dengan sesama customer service akan mengurangi rasa
bersalah kita dalam menghadapi konflik.
4. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan adanya keinginan untuk keluar dari
perusahaan?
Responden: Tidak. Karena bekerja sebagai customer service sangat unik,
berbeda dengan pekerjaan-pekerjaan lain yang terpaku pada
target/suatu hal yang benar-benar sudah terintegrasi dengan
banyak perusahaan yang melakukan itu. Sebagai customer
service harus bekerja dengan hati, sehingga bisa melakukan
dengan enjoy.
5. Peneliti: Menurut saudari, selama mengalami konflik dalam diri saudari,
apakah saudari merasakan adanya ketidaknyamanan suasana
dan lingkungan kerja, mohon penjelasannya.
Responden: Suasana lingkungan dalam pekerjaan saya merasa nyaman.
Karena didukung situasi pekerjaan, teman-teman satu profesi
dan sering diadakan sharing customer service, sehingga tingkat
konflik yang tinggi menjadi berkurang.
6. Peneliti: Apakah saudari menyadari bahwa konflik yang terjadi dalam
diri saudari menyebabkan kinerja saudari menurun?
Responden: Tidak. Konflik yang terjadi tidak menurunkan semangat kerja
saya.
7. Peneliti: Apakah konflik yang terjadi mengganggu hubungan saudari
dengan rekan lainnya, bisa dijelaskan alasannya?
Responden: Secara tidak langsung akan mengganggu hubungan kita dengan
teman sekerja. Hal ini akan berkurang dari perusahaan memang
sudah memberikan reward bagi kita.