PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN ...

13
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017) 496 PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA Indah Asri Fadwanisah, Tri Lestari, Nurul Qomari Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya [email protected] ABSTRAK Variabel independen inflasi diukur dengan tingkat inflasi pertahun, struktur modal diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan kebijakan deviden diukur dengan Devidend payout Ratio (DPR). Sedangkan variable dependen reaksi pasar saham diproyeksikan dengan retur saham. Hasil pengujian koefisiensi regresi secara simultan diperoleh nilai f hitung sebesar 4.108 atau lebih besar dari f tabel sebesar 3.07, maka variabel bebas yang terdiri dari inflasi(X1), struktur modal (X2), dan kebijakan deviden (X3) memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap reaksi pasar saham. Pada pengujian koefisiensi regresi secara parsial diperoleh t hitung inflasi sebesar 2.179 dan kebijakan deviden 2.437 lebih besar dari f tabel 2.0796, artinya variabel bebas X1 dan X3 berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat. Kebijakan deviden merupakan faktor paling dominan dari hasil Koefisiensi Beta Standardized memiliki Beta paling tinggi sebesar 0.464 diantara variabel yang lainnya. Kata Kunci : Inflasi, Struktur Modal, Kebijakan Deviden, dan Reaksi Pasar Saham ABSTRACT Independent variable of inflation is measured by yearly inflation rate, capital structure is measured by Debt to Equity Ratio (DER), and dividend policy is measured by Devidend payout Ratio (DPR). While the dependent variable stock market reaction is projected with stock returns.The result of regression coefficient test simultaneously obtained the value of f count equal to 4,108 or bigger than f table equal to 3,07, hence independent variable consist of inflation (X1), capital structure (X2), and dividend policy (X3) have influence together Against stock market reactions. In the regression coefficient test partially obtained t arithmetic inflation of 2.179 and dividend policy 2.437 greater than f table 2.0796, meaning free variables X1 and X3 partially affect the dependent variable. Dividend policy is the most dominant factor of Standardized Beta Coefficiency has Beta highest of 0.464 among other variables. Keywords: Inflation, Capital Structure, Dividend Policy, and Stock Market Reaction

Transcript of PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN ...

Page 1: PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN ...

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

496

PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN

DEVIDEN TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM DI BURSA

EFEK INDONESIA

Indah Asri Fadwanisah, Tri Lestari, Nurul Qomari

Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya

[email protected]

ABSTRAK

Variabel independen inflasi diukur dengan tingkat inflasi pertahun, struktur

modal diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan kebijakan deviden diukur

dengan Devidend payout Ratio (DPR). Sedangkan variable dependen reaksi pasar

saham diproyeksikan dengan retur saham. Hasil pengujian koefisiensi regresi secara

simultan diperoleh nilai f hitung sebesar 4.108 atau lebih besar dari f tabel sebesar

3.07, maka variabel bebas yang terdiri dari inflasi(X1), struktur modal (X2), dan

kebijakan deviden (X3) memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap reaksi

pasar saham. Pada pengujian koefisiensi regresi secara parsial diperoleh t hitung

inflasi sebesar 2.179 dan kebijakan deviden 2.437 lebih besar dari f tabel 2.0796,

artinya variabel bebas X1 dan X3 berpengaruh secara parsial terhadap variabel

terikat. Kebijakan deviden merupakan faktor paling dominan dari hasil Koefisiensi

Beta Standardized memiliki Beta paling tinggi sebesar 0.464 diantara variabel yang

lainnya.

Kata Kunci: Inflasi, Struktur Modal, Kebijakan Deviden, dan Reaksi Pasar Saham

ABSTRACT

Independent variable of inflation is measured by yearly inflation rate, capital

structure is measured by Debt to Equity Ratio (DER), and dividend policy is

measured by Devidend payout Ratio (DPR). While the dependent variable stock

market reaction is projected with stock returns.The result of regression coefficient

test simultaneously obtained the value of f count equal to 4,108 or bigger than f table

equal to 3,07, hence independent variable consist of inflation (X1), capital structure

(X2), and dividend policy (X3) have influence together Against stock market

reactions. In the regression coefficient test partially obtained t arithmetic inflation of

2.179 and dividend policy 2.437 greater than f table 2.0796, meaning free variables

X1 and X3 partially affect the dependent variable. Dividend policy is the most

dominant factor of Standardized Beta Coefficiency has Beta highest of 0.464 among

other variables.

Keywords: Inflation, Capital Structure, Dividend Policy, and Stock Market Reaction

Page 2: PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN ...

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

497

PENDAHULUAN

Banyak orang tertarik untuk menginvestasikan sebagian uang mereka di pasar

saham (stock market). Adapun tujuan mereka berinvestasi adalah untuk mendapatkan

return yang optimal dengan risiko yang minimal. Para investor dapat

menginvestasikan uang mereka dengan berinvestasi langsung maupun tidak

langsung. Investasi langsung berarti investor melakukan pembelian langsung aktiva

keuangan suatu perusahaan, sedangkan investasi tidak langsung berarti pembelian

saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan

dari perusahaan-perusahaan lain. Pembeli dan penjual akan berpartisipasi jika pasar

modal bersifat likuid dan efisien.

Indonesia sering sekali mengalami inflasi, inflasi bukanlah saat harga-harga

barang dikonsumsi naik. Kenaikan harga di pasar atau toko dan juga kenaikan harga

listrik atau bensin, tidak bisa dikatakan sebagai inflasi. Kebutuhan bahan pokok dan

juga bensin dipengaruhi oleh permintaan dan juga persediaan barang. Jika kenaikan

bukan karena kelebihan suplai uang dipasaran tetapi lebih disebabkan oleh aturan

yang buruk, contohnya seperti kenaikan harga bawang dan daging sapi saat ini, hal

ini belum bisa dikatakan sebagai inflasi.

Inflasi terjadi saat dipengaruhi oleh goncanganya sebuah perekonomian,

termasuk didalamnya kenaikan harga yang terjadi berkesinambungan. Naiknya

inflasi tentu akan mempengaruhi naiknya biaya hidup. Namun tidak semua inflasi

buruk, dalam batasan tertentu inflasi dapat berdampak positif bagi perekonomian.

Bank sentral di setiap negara, jika di Indonesia adalah Bank Indonesia biasanya

menargetkan tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang normal adalah antara 2% hingga

3%, tidak pernah 0%.

Inflasi yang tinggi akan mengakibatkan penurunan harga saham, karena

menyebabkan kenaikan harga barang secara umum. Kondisi ini mempengaruhi biaya

produksi dan harga jual barang akan menjadi semakin tinggi. Harga jual yang tinggi

akan menyebabkan menurunnya daya beli, hal ini akan mempengaruhi keuntungan

perusahaan dan akhirnya berpengaruh terhadap harga saham yang mengalami

penurunan.

Page 3: PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN ...

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

498

Struktur modal suatu perusahaan dijadikan sebagai salah satu bagian dari

informasi laporan keuangan yang akan direspon oleh investor dalam kegiatan

investasi yang akan dilakukan. Untuk itu, seorang investor harus bisa mengambil

keputusan dalam memilih jenis sumber dana, baik yang diperoleh dalam perusahaan

sendiri maupun dari luar perusahaan. Menurut Najmudin (2011:294) struktur modal

berkaitan dengan penentuan tentang proporsi tertentu dari total modal yang

dibutuhkan perusahaan yang akan didanai dengan utang dan ekuitas. Perusahaan

harus bisa melakukan penentuan struktur modal secara optimal yang artinya dapat 4

meminimalkan biaya modal keseluruhan atau biaya rata-rata modal, sehingga tidak

akan terjadi dampak yang buruk bagi perusahaan. Apabila perusahaan melakukan

kesalahan dalam penentuan struktur modal, maka perusahaan akan mengalami

kebangkrutan. Dalam hal ini, investor tidak akan berminat untuk berinvestasi pada

perusahaan tersebut karena dinilai kurang terhadap penentuan struktur modalnya.

Rumusan Masalah

a. Apakah inflasi berpengaruh secara parsial terhadap reaksi pasar saham?

b. Apakah struktur modal berpengaruh secara parsial terhadap reaksi pasar saham?

c. Apakah kebijakan deviden berpengaruh secara parsial terhadap reaksi pasar

saham?

d. Apakah inflasi, struktur modal dan kebijakan deviden berpengaruh secara

simultan terhadap reaksi pasar saham?

e. Variabel manakah yang memiliki pengaruh dominan terhadap reaksi pasar

saham?

TINJAUAN PUSTAKA

1. Inflasi

Inflasi merupakan kenaikan harga barang-barang secara umum yang disebabkan

oleh turunnya nilai mata uang pada suatu periode tertentu. Nopirin (2009:25)

“mendefinisikan inflasi sebagai proses kenaikan harga-harga umum barang-

barang secara terus-menerus”. Terdapat berbagai jenis Inflasi.

2. Struktur Modal

Page 4: PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN ...

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

499

Keown et. Al., (dalam Yulita, 2014:6) struktur modal (capital structure) adalah

perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang

ditujukan oleh perbandingan utang jangka panjang terhadap sumber modal

sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal berasal dari

modal saham, laba ditahan, dan cadangan.

3. Kebijakan Deviden

Martono dan Harjito (2013:270) “kebijakan dividen merupakan keputusan

apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada

pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah

modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang”.

Kerangka Konseptual

Kebijakan deviden

Sumber: Peneliti (2017)

Gambar 1

Kerangka Konseptual

c

Reaksi Pasar Saham Struktur modal

Inflasi

Kebijakan Deviden

Page 5: PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN ...

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

500

Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2009: 96) “hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang

diajabarkan dari landasan teori atau kajian teori dan masi bersifat sementara”.

Berdasarkan rumusan masalah di muka, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bahwa inflasi memiliki pengaruh secara parsial terhadap reaksi pasar saham

2. Bahwa struktur modal memiliki pengaruh secara parsial terhadap reaksi pasar

saham

3. Bahwa kebijakan deviden memiliki pengaruh secara parsial terhadap reaksi

pasar saham

4. Bahwa variabel inflasi, struktur modal, dan kebijakan deviden berpengaruh

secara simultan terhadap reaksi pasar saham.

5. Diantara variabel inflasi, struktur modal, dan kebijakan deviden yang

mempunyai pengaruh dominan adalah kebijakan deviden.

METODE PENELITIAN

Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik itu

secara positif maupun negatif, serta sifatnya yang dapat berdiri sendiri. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah inflasi (sub variabel X1), struktur

modal (sub variabel X2), dan kebijakan deviden (sub variabel X3).

Metode pengambilan sampel dilakukan peneliti adalah dengan metode sensus

data dari populasi yang dijadikan sampel adalah seluruh perusahaan pertambangan,

energi, dan logam BUMN yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penentuan kriteria-kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan sampel adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI).

2. Menyediakan laporan keuangan dari priode 2011-2015.

3. Dalam penelitian yang akan saya buat , diperoleh data di Bursa Efek Indonesia

(BEI) melalui web resmi www.idx.co.id.

Page 6: PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN ...

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

501

Tabel 1

Daftar Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan Jenis Perusahaan

1 ANTM

PT Aneka Tambang (persero) Tbk Pertambangan

2 PTBA PT Bukit Asam (persero) Tbk Pertambangan

3 TINS PT Timah (persero) Tbk Pertambangan

4 PGAS PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk Energi

5 KRAS PT Krakatau Steel (persero) Tbk Logam

Sumber : Peneliti (2017)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisa dan Pembahasan

Analisis statistik deskriptif memberikan informasi mengenai deskripsi dari

variabel yang digunakan dalam penelitian. Informasi tersebut disajikan dari nilai

minimum, nilai maksimum, nilai mean, dan nilai standar deviasi dari masing-masing

variabel penelitian.

Tabel 2

Deskriptif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

25 3.35 8.38 5.6360 2.29892

25 .34 1.94 .8140 .36603

25 .00 803.60 139.6804 215.61204

25 1.36 2.38 1.8501 .24476

25

Inflasi (X1)

Struktur Modal (X2)

Kebijakan Deviden (X3)

Reaksi Pasar Saham (Y)

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum MeanStd.

Deviation

Sumber : Peneliti (2017)

1. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik yang meliputi: Uji Normalitas, Uji Autokorelasi, Uji

Multikolinieritas, dan Uji Heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Page 7: PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN ...

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

502

Tabel 3

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

25

.0000000

.19429780

.095

.061

-.095

.475

.978

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Sumber : Peneliti (2017)

Berdasarkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) diketahui bahwa nilai signifikansi

sebesar 0.978 lebih besar dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang

diuji berdistribusi normal. Hal tersebut diperkuat dihasil scatterplot pada gambar 2

dibawah ini yang sebaran data mengikut garis diagonal.

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Dependent Variable: Reaksi Pasar Saham (Y)

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Sumber: Peneliti (2017)

Gambar 2

Scatterplot Normalitas

b. Uji Multikolinieritas

Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas adalah melihat nilai

tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Hasil Uji Multikolinieritas,

sebagai berikut:

Page 8: PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN ...

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

503

Tabel 4

Nilai Tolerance dan VIF

No. Variabel Tolerance VIF

1 Inflasi (X1) 0.912 1.096

2 Struktur Modal (DER) (X2) 0.767 1.304

3 Kebijakan Deviden (DPR) (X3) 0.828 1.207 Sumber : SPSS (2017)

Berdasarkan pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai toleransi dari masing-

masing variabel Inflasi (X1), Struktur Modal (DER) (X2), dan Kebijakan Deviden

(DPR) (X3), di atas 0.1 dan nilai VIF di bawah 10. Hal tersebut menunjukkan bahwa

tidak terjadi gejala multikolinearitas, sehingga asumsi regresi terpenuhi.

c. Uji Heteroskedastistas

Uji Heterokedastisitas adalah varian residual, yang tidak sama pada semua

pengamatan, dalam model regresi.

210-1

Regression Standardized Predicted Value

2

1

0

-1

-2

-3

Reg

ress

ion

Stu

dent

ized

Res

idua

l

Dependent Variable: Reaksi Pasar Saham (Y)

Scatterplot

Sumber : Peneliti (2017)

Gambar 2

Grafik Pengujian Heteroskedaktisitas

Berdasarkan Gambar 2, diketahui titik menyebar secara acak baik di atas

maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Jadi, tidak ada pola yang jelas, serta

titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat

dikatakan bahwa tidak terjadi Heteroskedastistas.

Page 9: PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN ...

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

504

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah antara anggota pengamatan

dalam variabel-variabel bebas yang sama memiliki keterkaitan satu sama lainnya.

Tabel 5

Nilai Durbin Watson

Model Summaryb

1.994a

Model

1

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), Kebijakan Deviden(X3), Inflasi (X1), Struktur Modal (X2)

a.

Dependent Variable: Reaksi Pasar Saham (Y)b.

Sumber : Peneliti (2017)

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa hasil uji Durbin-Watson diperoleh

nilai DW sebesar 1.994 (DW = 1.994) ; du = 1.654; 4 - du = 2.346. Karena nilai DW

terletak pada range du – (4-du) = 1.654 ≤ dw ≤ 2.346, maka dapat disimpulkan tidak

ada autokorelasi. Jadi pengujian autokorelasi dalam penelitian ini adalah tidak ada

autokorelasi.

2. Uji Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda ini bertujuan untuk meneliti bagaimana

pengaruh masing-masing variabel bebas Inflasi (X1), Struktur Modal (DER) (X2),

dan Kebijakan Deviden (DPR) (X3) terhadap variabel terikat Reaksi Pasar Saham (Y)

pada penelitian ini.

Tabel 6

Hasil Uji Koefisien Regresi Berganda

Model Koefisien Regresi thitung Sig

Konstanta 1.534 10.582 0.000

Inflasi (X1) 0.042 2.179 0.041

Struktur Modal (DER) (X2) 0.007 0.050 0.961

Kebijakan Deviden (DPR) (X3) 0.001 2.437 0.024 Sumber : Peneliti (2017)

Dari data Tabel 5 persamaan regresi yang didapat adalah:

Y = 1.534 + 0.042 (X1) + 0.007 (X2) + 0.001 (X3)

3. Koefisien Determasi (R Square)

Hasil uji koefisien korelasi dan determinasi persamaan regresi linear

berganda dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut :

Page 10: PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN ...

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

505

Tabel 7

Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi

Model Summary

.608a .370 .280 .20771

Model

1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Kebijakan Deviden (X3), Inflasi(X1), Struktur Modal (X2)

a.

Sumber : Peneliti (2017)

Nilai koefisien determinasi atau R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel tak bebas (Y) yaitu 0.370.

Hal ini berarti sebesar 37.0% Reaksi Pasar Saham (Y) dapat dijelaskan oleh variabel

Inflasi (X1), Struktur Modal (DER) (X2), dan Kebijakan Deviden (DPR) (X3).

Sedangkan sisanya 63.0% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang diteliti.

4. Hasil Uji Simultan (Uji F)

Tabel 8

Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb

.532 3 .177 4.108 .019a

.906 21 .043

1.438 24

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Kebijakan Deviden (X3), Inflasi (X1), Struktur Modal (X2)a.

Dependent Variable: Reaksi Pasar Saham (Y)b.

Sumber : SPSS (2017)

Dari Tabel 8 diperoleh nilai Fhitung sebesar 4.108 atau lebih besar dari Ftabel

sebesar 3.07 atau signifikan F ≤ 0,05 pada α = 0.05, maka H0 ditolak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari Inflasi (X1), Struktur Modal

(DER) (X2), dan Kebijakan Deviden (DPR) (X3) memiliki pengaruh secara simultan

terhadap variabel terikat yaitu Reaksi pasar saham (Y).

5. Hasil Uji Parsial (Uji t)

a. Uji Parsial Pengaruh Variabel Inflasi (X1) Terhadap Reaksi Pasar Saham (Y)

Berdasarkan tabel 9 besarnya nilai thitung variabel bebas Inflasi (X1) adalah

2.179, dengan nilai signifikan t sebesar 0.041, berarti nilai signifikansi t < 0,05.

Page 11: PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN ...

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

506

Hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sehingga variabel bebas

Inflasi (X1) memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap Reaksi Pasar

Saham (Y).

b. Uji Parsial Pengaruh Variabel Struktur Modal (DER) (X2) Terhadap Reaksi

Pasar Saham (Y)

Berdasarkan tabel 9 besarnya nilai thitung variabel bebas Struktur Modal (DER)

(X2) adalah 0.050 dengan nilai signifikan t sebesar 0.961, berarti nilai

signifikansi t > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak

sehingga variabel bebas Struktur Modal (DER) (X2) memiliki pengaruh tidak

signifikan secara parsial terhadap Reaksi Pasar Saham (Y).

c. Uji Parsial Pengaruh Variabel Kebijakan Deviden (DPR) (X3) Terhadap Reaksi

Pasar Saham (Y)

Berdasarkan tabel 9 besarnya nilai thitung variabel bebas Kebijakan Deviden

(DPR) (X3) adalah 2.437 dengan nilai signifikan t sebesar 0.024, berarti nilai

signifikansi t ≤ 0,05. Hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima

sehingga variabel bebas Kebijakan Deviden (DPR) (X3) memiliki pengaruh

signifikan secara parsial terhadap Reaksi pasar saham .

6. Pembuktian Variabel Yang Dominan

Tabel 8

Tabel Nilai Korelasi Parsial

Coefficientsa

1.534 .145 10.582 .000

.042 .019 .395 2.179 .041

.007 .132 .010 .050 .961

.001 .000 .464 2.437 .024

(Constant)

Inflasi (X1)

Struktur Modal (X2)

Kebijakan Deviden (X3)

Model

1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Reaksi Pasar Saham (Y)a.

Sumber: Peneliti (2017)

Variabel kebijakan deviden menunjukan beta yang paling tinggi sebesar

0.464 diantara variabel yang lainnya sehingga peneliti bisa membuktikan sesuai

dengan hipotesa bahwa variabel kebijakan deviden memiliki pengaruh yang dominan

terhadap reaksi pasar saham.

Page 12: PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN ...

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

507

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat

ditarik beberapa kesimpulan guna menjawab rumusan masalah. Beberapa kesimpulan

tersebut terdiri dari:

1. Inflasi, Struktur Modal, dan Kebijakan Deviden berpengaruh secara simultan

terhadap Reaksi Pasar Saham Perusahaan Manufaktur BUMN yang bergerak di

bidang pertambangan, energi dan logam yang terdaftar di BEI selama periode

2011-2015. Dan Inflasi, dan Kebijakan Deviden berpengaruh secara parsial

terhadap Reaksi Pasar Saham Perusahaan Manufaktur BUMN yang bergerak di

bidang pertambangan, energi dan logam yang terdaftar di BEI selama periode

2011-2015. Sedangkan Struktur Modal tidak berpengaruh secara parsial terhadap

Reaksi Pasar Saham Perusahaan Manufaktur BUMN yang bergerak di bidang

pertambangan, energi dan logam yang terdaftar di BEI selama periode 2011-

2015.

2. Variabel kebijakan deviden (DER) berpengaruh yang paling dominan terhadap

Reaksi Pasar Saham daripada variabel struktrum modal dan kebijakan deviden

pada Perusahaan Manufaktur BUMN yang bergerak di bidang pertambangan,

energi dan logam yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2015.

SARAN

Adapun beberapa saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi investor hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh

positif signifikan terhadap reaksi pasar saham, sehingga tingkat inflasi

diharapkan dapat memberikan informasi yang dijadikan pertimbangan oleh

investor sebelum melakukan keputusan investasi sehingga memberikan tingkat

pengembalian (return) secara optimal.

2. Bagi investor hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa struktur modal

(DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap reaksi pasar saham diharapkan

dapat menjadi evaluasi bagi investor sebelum melakukan keputusan investasi

sehingga memberikan tingkat pengembalian (return) secara optimal.

Page 13: PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN ...

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

508

3. Bagi investor hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa kebijakan deviden

(DPR) berpengaruh signifikan terhadap reaksi pasar saham diharapkan dapat

menjadi inforrmasi sebelum melakukan keputusan investasi sehingga

memberikan tingkat pengembalian (return) secara optimal.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan faktor-faktor yang

mempengaruhi reaksi pasar saham, sehingga dapat menambah perbendaharaan

ilmu pengetahuan di Universitas Bhayangkara Surabaya sebagai sumbangan

pemikiran dibidang akuntansi yang nantinya dapat digunakan sebagai

pertimbangan pembaca untuk menyelesaikan masalah serupa.

DAFTAR PUSTAKA

I Made Sudana 2011, Manajemen Keuangan Perusahaan, Erlangga, Jakarta.

Martono, dan A. Harjito 2013, Manajemen Keuangan, Edisi Kedua, Ekonisia,

Yogyakarta.

Najmudin 2011, Manajemen Keuangan Syar’iyyah Modern, Andi Offset,

Yogyakarta.

Nopirin 2009. Ekonomi Moneter, Buku II, Edisi ke-1, Yogyakarta: BPFE.

www.idx.co.id

Yulita, N 2014, Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Deviden, Dan Kepemilikan

Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan, Skripsi. Universitas Negeri Padang.