PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/17855/2/088114158_Full.pdf · 2018. 2....

123
PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM FILMING AGENT POLIVINIL ALKOHOL DAN HUMEKTAN PROPILEN GLIKOL FORMULA GEL MASKER PEEL-OFF ANTI-ACNE EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Dian Prasanti NIM : 088114158 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/17855/2/088114158_Full.pdf · 2018. 2....

  • PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM FILMING AGENT

    POLIVINIL ALKOHOL DAN HUMEKTAN PROPILEN GLIKOL

    FORMULA GEL MASKER PEEL-OFF ANTI-ACNE EKSTRAK DAUN

    KEMANGI (Ocimum sanctum L.): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Ilmu Farmasi

    Oleh:

    Dian Prasanti

    NIM : 088114158

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2012

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM FILMING AGENT

    POLIVINIL ALKOHOL DAN HUMEKTAN PROPILEN GLIKOL

    FORMULA GEL MASKER PEEL-OFF ANTI-ACNE EKSTRAK DAUN

    KEMANGI (Ocimum sanctum L.): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Ilmu Farmasi

    Oleh:

    Dian Prasanti

    NIM : 088114158

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2012

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    Be joyful in hope, patient in affliction,faithful in prayer.

    To my Almighty JesusChrist,Mom, Dad, Pandu, Dimas,my friends,and my alma mater.

    Romans 8 : 24-25

    “I am not discouraged, because every wrong attempt discarded is

    another step forward .” Thomas Edison

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PRAKATA

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

    segala berkat, karunia, kasih, serta penyertaan-Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi yang berujudul “Prediksi Komposisi Polivinil alkohol

    sebagai Filming Agent dan Propilen Glikol sebagai Humektan Fomula Gel Masker

    Peel-off Anti-acne Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.): Aplikasi Desain

    Faktorial” dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

    Strata Satu Farmasi (S. Farm.) di Fakultas Farmasi Program Studi Farmasi

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Dalam melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis

    mengalami banyak permasalahan dan tantangan. Segala kelancaran dan

    keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini

    tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Dengan penuh kerendahan

    hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Tuhan Yesus Kristus, untuk semua kasih, berkat, penyertaan, serta rencana

    yang selalu indah pada waktunya.

    2. Papi, Mami, Pandu, dan Dimas atas segala kasih, doa, dukungan, dan

    keceriaan yang telah diberikan selama ini.

    3. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    4. Ibu Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah

    meluangkan waktu dalam membimbing dan mendampingi penulis dalam

    proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

    5. Prof. Dr. Sri Noegrohati Apt., selaku dosen penguji atas kritik dan saran

    sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

    6. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen penguji atas kritik dan saran

    sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

    7. Seluruh dosen Fakultas Farmasi USD, atas ilmu yang diberikan dan

    kebersamaan selama menuntut ilmu di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

    Dharma Yogyakarta.

    8. Teman, sahabat, partner penelitianku; Asti, Tika, Chan atas kerja sama,

    pengertian, dan kebersamaan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi

    ini.

    9. Ivan Pradipta Putra Setiawan, sebagai sahabat seperjalanan yang tak akan

    pernah selesai, atas doa, kasih sayang, perhatian, bantuan, motivasi, dan

    waktu yang telah diberikan.

    10. Teman-teman skripsi lantai satu; Elen, Desi, Dewi, Anna, Pius, Agnes,

    Noveli, Nanda, Silvia, Eddi, atas bantuan, kerja sama, dukungan, dan canda

    tawanya di laboratorium.

    11. Uchan, Satya, Yuni, Sasa, Seco, Vica, Vivi, Arum, teman-teman kelompok

    praktikum C2 dan kelompok besar C, atas semua doa, dukungan, perhatian,

    dan semangat yang telah diberikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    12. Teman-teman angkatan 2008, khususnya teman-teman FSM C dan FST B

    atas suka duka dan kebersamaannya selama ini.

    13. Ella, Diyah, Amanda, Yessica, Dea, teman-teman alumnus SMA Regina

    Pacis Ursulin Surakarta, atas semangat, dukungan, dan perhatian yang telah

    diberikan.

    14. Pak Mus, Mas Wagiran, Mas Sigit, Mas Agung, Pak Is, Mas Ottok, Mas

    Ngatijo, dan Pak Parlan selaku laboran yang telah banyak membantu selama

    penelitian.

    15. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian dan

    penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

    Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini

    masih terdapat banyak kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan

    pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

    membangun dari semua pihak. Akhir kata, semoga laporan ini dapat berguna bagi

    pembaca.

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    INTISARI

    Penelitian tentang optimasi filming agent polivinil alkohol dan humektanpropilen glikol dalam formula gel masker peel-off anti-acne dari ekstrak daunkemangi (Ocimum sanctum L.) bertujuan untuk mengetahui faktor yangberpengaruh secara siginifikan antara polivinil alkohol, propilen glikol, daninteraksi keduanya terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik gel, serta mengetahuiprediksi area optimum komposisi polivinil alkohol dan propilen glikol dalamformula gel masker peel-off anti-acne. Dilakukan uji iritasi primer dengan metodeDraize untuk mengetahui keamanan sediaan.

    Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental murni yangbersifat eksploratif, menggunakan rancangan percobaan desain faktorial dengandua faktor dan dua level. Optimasi dilakukan terhadap parameter sifat fisik danstabilitas fisik gel yang meliputi daya sebar, viskositas, lama pengeringan, danpergeseran viskositas setelah lama penyimpanan 21 hari. Analisis hasil dilakukandengan program Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9 dan program statistik R.

    Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa polivinil alkohol dan propilenglikol berpengaruh signifikan dalam menentukan respon daya sebar danviskositas. Lama pengeringan gel dipengaruhi secara signifikan oleh polivinilalkohol. Tidak ditemukan faktor yang signifikan dalam mempengaruhi pergeseranviskositas. Prediksi area optimum komposisi polivinil alkohol dan propilen glikolpada formula gel masker peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi tidak dapatditemukan. Sediaan gel peel-off anti-acne tergolong mildly irritating.

    Kata kunci : ekstrak daun kemangi, Ocimum sanctum L., polivinil alkohol,propilen glikol, gel masker peel-off anti-acne, desain faktorial

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    ABSTRACT

    The prediction of optimum composition of filming agent polyvinylalcohol and humectant propylene glycol in anti-acne peel-off mask gel with holybasil (Ocimum sanctum L.) leaves extract had been carried out with the aims todetermine the significant factor among polyvinyl alcohol, propylene glycol, ortheir interaction in determining physical properties and stability of anti-acne peel-off gel and to determine the optimum composition of polyvinyl alcohol andpropylene glycol which resulted the desired physical properties and stability ofanti-acne peel-off gel. Draize irritation test was conducted to assess gel’s irritancyto the skin.

    This study was an experimental research, using factorial design with twofactors and two levels, polyvinyl alcohol and propylene glycol. The investigatedphysical properties are spreadibility, viscosity, and peeling time, while thephysical stability is viscosity shift after 21-day storage. The result were analyzedusing Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9.

    The result showed that polyvinyl alcohol and propylene glycolsignificantly affects the spreadibility and viscosity of gel. Polyvinyl alcoholsignificantly affects the peeling time of anti-acne peel-off gel. None of the factorssignificantly affects the viscosity shift. The optimum area of polyvinyl alcoholand propylene glycol can not be obtained. Anti-acne peel-off gel is consideredmildly irritating.

    Keywords : holy basil leaves extract, Ocimum sanctum L., polyvinyl alcohol,propylene glycol, anti-acne peel-off mask gel, factorial design

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... v

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................... vi

    PRAKATA................................................................................................ vii

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... x

    INTISARI.................................................................................................. xi

    ABSTRACT................................................................................................ xii

    DAFTAR ISI............................................................................................. xiii

    DAFTAR TABEL..................................................................................... xvii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xviii

    DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xix

    BAB I. PENGANTAR.............................................................................. 1

    A. Latar Belakang ....................................................................... 1

    1. Rumusan permasalahan................................................... 3

    2. Keaslian penelitian .......................................................... 4

    3. Manfaat penelitian........................................................... 4

    B. Tujuan Penelitian.................................................................... 5

    1. Tujuan umum .................................................................. 5

    2. Tujuan khusus ................................................................. 5

    BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA....................................................... 7

    A. Kemangi (Ocimum sanctum L.) ............................................. 7

    1. Keterangan botani ........................................................... 7

    2. Deskripsi ......................................................................... 7

    3. Kandungan kimia ............................................................ 8

    B. Maserasi ................................................................................. 9

    C. Jerawat.................................................................................... 9

    D. Gel .......................................................................................... 11

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    E. Carbopol 940 .......................................................................... 12

    F. Masker.................................................................................... 13

    G. Polivinil alkohol ..................................................................... 13

    H. Humektan ............................................................................... 14

    1. Propilen Glikol ................................................................ 15

    2. Polietilen glikol-400........................................................ 15

    I. Desain Faktorial ..................................................................... 16

    J. Iritasi Primer........................................................................... 17

    K. Landasan Teori ....................................................................... 18

    L. Hipotesis................................................................................. 20

    BAB III. METODE PENELITIAN........................................................... 22

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 22

    B. Variabel Penelitian ................................................................. 22

    1. Variabel bebas................................................................. 22

    2. Variabel tergantung......................................................... 22

    3. Variabel pengacau terkendali .......................................... 23

    4. Variabel pengacau tak terkendali .................................... 23

    C. Definisi Operasional............................................................... 23

    D. Bahan Penelitian..................................................................... 25

    E. Alat Penelitian ........................................................................ 26

    F. Alur Penelitian........................................................................ 27

    G. Tata Cara Penelitian ............................................................... 28

    1. Determinasi tanaman....................................................... 28

    2. Pengumpulan bahan ........................................................ 28

    3. Pembuatan simplisia daun kemangi ................................ 28

    4. Pembuatan ekstrak daun kemangi................................... 28

    5. Uji kualitatif kandungan eugenol ekstrak daun

    kemangi ........................................................................... 29

    6. Optimasi pembuatan gel.................................................. 29

    a. Formula .................................................................... 29

    b. Pembuatan gel .......................................................... 30

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    7. Uji sifat fisik dan stabilitas gel peel-off anti-acne ekstrak

    daun kemangi .................................................................. 31

    a. Uji daya sebar........................................................... 31

    b. Uji viskositas dan pergeseran viskositas .................. 31

    c. Uji lama pengeringan ............................................... 31

    d. Uji pH sediaan.......................................................... 31

    8. Uji iritasi primer dengan metode Draize......................... 32

    H. Analisis Data .......................................................................... 32

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 34

    A. Determinasi Tanaman ............................................................ 34

    B. Pembuatan Serbuk Simplisia.................................................. 35

    C. Pembuatan Ekstrak Kental Daun Kemangi ............................ 36

    D. Identifikasi Kandungan Kimiawi Ekstrak .............................. 37

    E. Pembuatan Gel Masker Peel-off Anti-acne ............................ 38

    F. Mekanisme Kerja Eugenol pada Sediaan Gel Masker Peel-off

    Anti-acne Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sacntum L.)...... 43

    G. Sifat Fisik dan Stabilitas Gel .................................................. 44

    1. Daya sebar....................................................................... 46

    2. Viskositas ........................................................................ 48

    3. Lama pengeringan........................................................... 51

    4. Pergeseran viskositas ...................................................... 53

    H. Optimasi Formula Gel Masker Peel-off Anti-acne................. 54

    1. Daya sebar....................................................................... 55

    2. Viskositas ........................................................................ 56

    3. Lama pengeringan........................................................... 57

    4. Pergeseran viskositas ...................................................... 57

    I. Uji Iritasi Primer dengan Metode Draize ............................... 58

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 60

    A. Kesimpulan............................................................................. 60

    B. Saran....................................................................................... 60

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 62

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    LAMPIRAN.............................................................................................. 67

    BIOGRAFI PENULIS .............................................................................. 105

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor

    dan dua level ................................................................... 16

    Tabel II. Evaluasi reaksi iritasi kulit (Lu dan Kacew, 2009) ......... 18

    Tabel III. Skor indeks iritasi primer (Hayes, 2001) ........................ 18

    Tabel IV. Komposisi polivinil alkohol dan propilen glikol pada level

    tinggi dan level rendah .................................................... 21

    Tabel V. Formula acuan gel masker peel-off menurut Mitsui (1997)

    (a) dan Gupta (2004) (b) ................................................. 29

    Tabel VI. Formula gel peel-off anti-acne berdasarkan rancangan

    desain faktorial ................................................................ 30

    Tabel VII. Sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan gel masker peel-off

    anti-acne.......................................................................... 45

    Tabel VIII. Hasil perhitungan efek .................................................... 45

    Tabel IX. Hasil analisis ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%.. 46

    Tabel X. Hasil uji Wilcoxon untuk respon daya sebar gel............. 48

    Tabel XI. Hasil uji t berpasangan untuk respon viskositas gel....... 51

    Tabel XII. Skor indeks iritasi primer hasil uji iritasi kulit primer

    dengan metode Draize..................................................... 58

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Tanaman kemangi (Ocimum sacntum L.)............................ 7

    Gambar 2. Struktur eugenol................................................................... 8

    Gambar 3. Struktur folikel rambut dan kelenjar sebasea....................... 10

    Gambar 4. Struktur monomer asam akrilat............................................ 12

    Gambar 5. Struktur polivinil alkohol..................................................... 13

    Gambar 6. Struktur propilen glikol........................................................ 15

    Gambar 7. Struktur monomer polietilen glikol...................................... 16

    Gambar 8. Lempeng KLT setelah deteksi dengan vanilin-asam sulfat

    dan pemanasan 100oC.......................................................... 37

    Gambar 9. Kurva hubungan pengaruh polivinil alkohol dan propilen

    glikol terhadap respon daya gel .......................................... 47

    Gambar 10. Kurva hubungan pengaruh polivinil alkohol dan propilen

    glikol terhadap respon viskositas gel ................................... 49

    Gambar 11. Kurva hubungan pengaruh polivinil alkohol dan propilen

    glikol terhadap respon lama pengeringan gel ...................... 52

    Gambar 12. Kurva hubungan pengaruh polivinil alkohol dan propilen

    glikol terhadap respon pergeseran viskositas gel................ 53

    Gambar 13. Contour plot daya sebar gel masker peel-off anti-acne......... 55

    Gambar 14. Contour plot viskositas gel masker peel-off anti-acne.......... 56

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi ........................................... 67

    Lampiran 2. Penimbangan ekstrak kental .............................................. 68

    Lampiran 3. Hasil identifikasi eugenol secara KLT .............................. 68

    Lampiran 4. Data uji sifat fisik sediaan gel masker peel-off

    anti-acne ............................................................................ 69

    Lampiran 5. Data stabilitas fisik sediaan gel masker peel-off

    anti-acne ............................................................................ 70

    Lampiran 6. Data hasil uji pH sediaan gel masker peel-off

    anti-acne ............................................................................ 71

    Lampiran 7. Data uji sifat fisik sediaan gel masker peel-off anti-acne

    setelah 21 hari penyimpanan ............................................. 72

    Lampiran 8. Perhitungan efek................................................................ 72

    Lampiran 9. Hasil analisis dengan program Ubuntu-10.04_Des-

    Faktor_0.9.......................................................................... 74

    Lampiran 10. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon terhadap daya

    sebar sediaan 48 jam dan 21 hari....................................... 77

    Lampiran 11. Analisis statistik menggunakan uji t berpasangan terhadap

    viskositas sediaan 48 jam dan 21 hari ............................... 81

    Lampiran 12. Perhitungan evaluasi uji iritasi primer kulit dengan metode

    Draize ................................................................................ 85

    Lampiran 13. MSDS carbomer ................................................................ 88

    Lampiran 14. MSDS polivinil alkohol..................................................... 90

    Lampiran 15. MSDS propilen glikol........................................................ 92

    Lampiran 16. MSDS polietilen glikol...................................................... 94

    Lampiran 17. MSDS etil alkohol 70%..................................................... 96

    Lampiran 18. MSDS potasium hidroksida............................................... 98

    Lampiran 19. MSDS metil paraben ......................................................... 101

    Lampiran 20. Dokumentasi...................................................................... 103

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENGANTAR

    A. LATAR BELAKANG

    Jerawat merupakan kondisi dimana terjadi gangguan pada folikel pilo

    sebaseus (Dreno dan Poli, 2002). Jerawat timbul akibat beberapa penyebab, yaitu

    sekresi lipid yang berlebihan, hiperkeratosis, serta pertumbuhan bakteri. Faktor-

    faktor tersebut akhirnya memicu reaksi inflamasi pada kulit, yang kemudian

    terlihat sebagai jerawat. Namun munculnya jerawat juga dapat dipengaruhi faktor

    genetik, asupan makanan, hingga faktor psikologis (Mitsui, 1997).

    Antibiotik telah banyak digunakan sebagai terapi terhadap jerawat,

    namun hal ini telah menyebabkan meningkatnya kecenderungan resistensi bakteri

    (Leyden, McGinley, Cavalieri, Webster, Mills, dan Kigman, 2008). Oleh karena

    itu semakin banyak penelitian mengenai alternatif terapi jerawat dari bahan alam,

    salah satunya ialah daun kemangi (Ocimum sanctum L.). Daun kemangi diketahui

    memiliki sejumlah metabolit sekunder seperti eugenol, metil eugenol, tanin,

    apigenin, serta asam ursolat (WHO, 2002; Prakash dan Gupta, 2005). Senyawa

    eugenol telah banyak dikenal memiliki aktivitas antibakteri terhadap

    Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus

    epidermidis yang merupakan bakteri yang berperan dalam timbulnya jerawat (Fu

    dkk., 2009; Kumar, Jayveera, Kumar, Sanjay, Swamy, dan Kumar, 2007). Selain

    itu, eugenol juga memiliki efek antiinflamasi sehingga dapat mengurangi

    peradangan yang terjadi pada jerawat (Kelm, Nair, Strasburg, and DeWitt, 2011)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    Ekstrak daun kemangi akan diformulasikan menjadi bentuk sediaan gel

    masker peel-off dengan basis gel hidrogel. Bentuk sediaan ini dianggap sesuai

    untuk kondisi kulit dengan fungsi kelenjar sebasea yang berlebihan (Voigt, 1994).

    Pada sediaan gel masker peel-off, setelah gel mengering akan dapat dibersihkan

    dengan cara mengangkat lapisan gel dari kulit, tanpa perlu pembilasan dengan air

    sehingga akan mempermudah dalam penggunaan oleh konsumen.

    Pada sediaan gel masker peel-off, diharapkan dapat diperoleh lapisan gel

    yang lembut, mudah diaplikasikan di kulit, serta relatif cepat kering membentuk

    lapisan tipis yang dapat diangkat. Polivinil alkohol merupakan salah satu filming

    agent yang banyak digunakan dalam sediaan topikal karena sifatnya yang

    biodegradable dan biocompatible (Ogur, 2005). Penggunaan polivinil alkohol

    memberikan kemampuan filming pada sediaan sehingga sangat mempengaruhi

    penerimaan konsumen terkait dengan lama pengeringan gel masker. Selain itu

    penambahan polivinil alkohol juga meningkatkan viskositas sehingga

    mempengaruhi sifat fisik sediaan gel.

    Menurut Tudorachi, Cascaval, Rusu, dan Pruteanu (1999), penambahan

    jumlah polivinil alkohol akan meningkatkan tensile strength dari lapisan yang

    terbentuk. Pada kelembaban rendah, lapisan bersifat lebih kuat namun rapuh,

    sedangkan pada kelembaban tinggi diperoleh lapisan yang lebih fleksibel dan

    lembut (Ogur, 2005). Dalam sediaan gel masker peel-off anti-acne ini dibutuhkan

    gel yang mudah diaplikasikan di kulit, dapat mengering dalam waktu yang relatif

    cepat, serta dapat diangkat dari kulit. Untuk mendapatkan karakter tersebut maka

    diperlukan penambahan humektan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Humektan dapat menjaga kelembaban sediaan dengan menarik

    kandungan lembab dari lingkungan luar. Propilen glikol merupakan salah satu

    humektan yang banyak digunakan dalam sediaan kosmetik. Penggunaan propilen

    glikol bersifat sebagai plasticizer serta dapat menurunkan viskositas serta

    (Zocchi, 2009). Dalam penelitian ini, diharapkan penggunaan propilen glikol

    dapat meningkatkan stabilitas sediaan serta penerimaan konsumen terkait sifat

    fisik sediaan yang dihasilkan.

    Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan prediksi komposisi

    optimum terhadap filming agent polivinil alkohol dan humektan propilen glikol

    menggunakan metode desain faktorial dengan dua level, yaitu pada level rendah

    dan level tinggi. Parameter yang diuji adalah sifat fisik sediaan gel, meliputi daya

    sebar, viskositas, lama pengeringan, serta stabilitas fisik gel, yaitu melalui

    pergeseran viskositas. Melalui penelitian ini akan diketahui faktor polivinil

    alkohol, propilen glikol, atau interaksi keduanya yang berpengaruh signifikan

    dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas gel masker peel-off anti-acne. Selain

    itu akan dapat diperoleh prediksi area komposisi optimum berdasarkan

    superimposed contour plot.

    B. RUMUSAN PERMASALAHAN

    1. Manakah di antara polivinil alkohol, propilen glikol, atau interaksi keduanya

    yang berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas

    gel dalam formula gel masker peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    2. Apakah dapat ditemukan prediksi area komposisi optimum antara polivinil

    alkohol dan propilen glikol dalam superimposed contour plot yang

    menghasilkan sifat fisik dan stabilitas gel masker peel-off anti-acne ekstrak

    daun kemangi yang dikehendaki?

    3. Apakah sediaan gel masker peel-off anti-acne yang diformulasikan memberi

    kriteria aman menurut uji iritasi kulit dengan metode Draize?

    C. KEASLIAN PENELITIAN

    Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian tentang

    formulasi sedian masker gel peel-off anti-jerawat ekstrak daun kemangi (Ocimum

    sanctum L.) dengan polivinil alkohol sebagai filming agent dan propilen glikol

    sebagai humektan belum pernah dilakukan. Adapun beberapa penelitian yang

    berhubungan yang pernah dilakukan adalah Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel

    Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) secara In Vitro dengan

    Variasi Carbopol 934 (Retnoratih, 2011) serta Uji Aktivitas Daya Anti Bakteri

    Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap Bakteri Eschericia coli

    ATCC 11229 dan Staphylococcus aureus ATCC 6538 secara In Vitro (Rahmawati,

    2010).

    D. MANFAAT PENELITIAN

    1. Manfaat teoritis

    Menambah informasi ilmu pengetahuan mengenai bentuk sediaan gel masker

    peel-off anti-acne yang berasal dari bahan alam.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    2. Manfaat metodologis

    Menambah informasi ilmu pengetahuan mengenai aplikasi desain faktorial

    dalam bidang kefarmasian untuk menghasilkan suatu formula sediaan gel

    yang stabil.

    3. Manfaat praktis

    a. Memperoleh prediksi area komposisi optimum yang dapat menghasilkan

    sediaan gel masker peel-off anti-acne dari bahan alam yang memenuhi

    persyaratan sifat fisik dan stabilitas fisik gel yang ditentukan.

    b. Memperoleh sediaan gel masker peel-off anti-acne dari bahan alam yang

    aman untuk dipakai oleh konsumen.

    E. TUJUAN PENELITIAN

    1. Tujuan umum

    Membuat sediaan gel masker peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi

    yang memenuhi karakteristik fisik tertentu.

    2. Tujuan khusus

    a. Mengetahui manakah di antara polivinil alkohol, propilen glikol, atau

    interaksi keduanya yang berpengaruh signifikan dalam menentukan

    sifat fisik dan stabilitas sediaan gel masker peel-off anti-acne ekstrak

    daun kemangi.

    b. Mengetahui apakah ditemukan prediksi area komposisi optimum

    polivinil alkohol dan propilen glikol dalam superimposed contour plot

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    yang menghasilkan sifat fisik dan stabilitas sediaan gel masker peel-off

    anti-acne ekstrak daun kemangi yang dikehendaki.

    c. Mengetahui apakah sediaan gel masker peel-off anti-acne dari ekstrak

    kemangi yang dihasilkan memenuhi kriteria aman menurut uji iritasi

    primer kulit dengan metode Draize.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    BAB II

    PENELAAHAN PUSTAKA

    A. Kemangi (Ocimum sanctum L.)

    Gambar 1. Tanaman kemangi (Ocimum sanctum L.)

    1. Keterangan botani

    Tanaman kemangi termasuk dalam famili Labiatae, genus Ocimum, dan

    merupakan spesies Ocimum sanctum L. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

    Tanaman ini memiliki beberapa nama daerah, seperti kemangi, daun lampes,

    sacred basil, kemangi laki, dan tulsi (World Organization Health, 2002).

    2. Deskripsi

    Tanaman kemangi memiliki cirri morfologi berupa herba tegak atau

    semak, harum, dengan tinggi 0,3-1,5 meter. Batang pokok tidak jelas, bercabang

    banyak, berwarna hijau. Daunnya tunggal berhadapan, helaian daun berupa bulat

    telur, ujung meruncing, runcing, atau tumpul, pangkal bangun pasak sampai

    membulat. Pada kedua permukaan daun berambut halus, dengan tepi daun

    bergerigi, bergelombang, ataupun rata. Bunga tanaman kemangi tersusun secara

    majemuk berkarang, dengan mahkota bunga berwarna putih, memiliki putik dan

    benang sari (Sudarsono, Gunawan, Wahyono, Donatus, dan Purnomo, 2002).

    7

    BAB II

    PENELAAHAN PUSTAKA

    A. Kemangi (Ocimum sanctum L.)

    Gambar 1. Tanaman kemangi (Ocimum sanctum L.)

    1. Keterangan botani

    Tanaman kemangi termasuk dalam famili Labiatae, genus Ocimum, dan

    merupakan spesies Ocimum sanctum L. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

    Tanaman ini memiliki beberapa nama daerah, seperti kemangi, daun lampes,

    sacred basil, kemangi laki, dan tulsi (World Organization Health, 2002).

    2. Deskripsi

    Tanaman kemangi memiliki cirri morfologi berupa herba tegak atau

    semak, harum, dengan tinggi 0,3-1,5 meter. Batang pokok tidak jelas, bercabang

    banyak, berwarna hijau. Daunnya tunggal berhadapan, helaian daun berupa bulat

    telur, ujung meruncing, runcing, atau tumpul, pangkal bangun pasak sampai

    membulat. Pada kedua permukaan daun berambut halus, dengan tepi daun

    bergerigi, bergelombang, ataupun rata. Bunga tanaman kemangi tersusun secara

    majemuk berkarang, dengan mahkota bunga berwarna putih, memiliki putik dan

    benang sari (Sudarsono, Gunawan, Wahyono, Donatus, dan Purnomo, 2002).

    7

    BAB II

    PENELAAHAN PUSTAKA

    A. Kemangi (Ocimum sanctum L.)

    Gambar 1. Tanaman kemangi (Ocimum sanctum L.)

    1. Keterangan botani

    Tanaman kemangi termasuk dalam famili Labiatae, genus Ocimum, dan

    merupakan spesies Ocimum sanctum L. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

    Tanaman ini memiliki beberapa nama daerah, seperti kemangi, daun lampes,

    sacred basil, kemangi laki, dan tulsi (World Organization Health, 2002).

    2. Deskripsi

    Tanaman kemangi memiliki cirri morfologi berupa herba tegak atau

    semak, harum, dengan tinggi 0,3-1,5 meter. Batang pokok tidak jelas, bercabang

    banyak, berwarna hijau. Daunnya tunggal berhadapan, helaian daun berupa bulat

    telur, ujung meruncing, runcing, atau tumpul, pangkal bangun pasak sampai

    membulat. Pada kedua permukaan daun berambut halus, dengan tepi daun

    bergerigi, bergelombang, ataupun rata. Bunga tanaman kemangi tersusun secara

    majemuk berkarang, dengan mahkota bunga berwarna putih, memiliki putik dan

    benang sari (Sudarsono, Gunawan, Wahyono, Donatus, dan Purnomo, 2002).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    Daun kemangi memiliki bau aromatik yang khas, dengan rasa yang tajam (World

    Organization Health, 2002).

    3. Kandungan kimia

    Daun kemangi mengandung tanin (4,6%), flavonoid, steroid/triterpenoid,

    minyak atsiri (2%) , asam heksauronat, pentosa, xilosa, dan asam metil

    homoanisat. Komponen minyak atsiri dari Ocimum sanctum L. terdiri dari metil

    kavikol, sineol, linalool, kariofilen, ozimen, eugenol, eugenol metil eter, dan

    karvakol. (Departemen Kesehatan RI, 1995).

    OCH3

    OH

    Gambar 2. Struktur eugenol

    Kemangi mempunyai beragam aktivitas farmakologi, seperti aktivitas

    analgesik, antimikrobia, anti-inflamasi, antipiretik, immunostimulator, serta

    hipoglikemik. Ekstrak etanol 95% dari daun kemangi menunjukkan sifat

    bakteriostatik terhadap kultur Staphylococcus aureus dan S. citreus (World Health

    Organization, 2002). Eugenol, komponen utama dalam minyak atsiri daun

    kemangi, merupakan senyawa utama yang berperan dalam aktivitas farmakologi

    dari ekstrak daun kemangi (Prakash dan Gupta, 2005). Ekstrak etanol daun

    kemangi memiliki aktivitas antibakteri paling besar di antara ekstrak dengan

    pelarut organik lainnya, dimana pada konsentrasi 0,5 mg/ 100 mL telah

    menunjukkan efek bakterisidal (Pathmanathan, Uthayarasa, Jeyadevan, dan

    Jeyaseelan, 2010).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    B. Maserasi

    Maserasi merupakan proses perendaman simplisia dengan pelarut

    tertentu. Proses ini memungkinkan peresapan pelarut ke dalam bahan obat yang

    berada dalam bentuk halus sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut

    (Ansel, 1989).

    Pada proses maserasi tumbuhan yang akan diekstraksi ditempatkan pada

    wadah, ditutup rapat, dan dikocok berulang-ulang, biasanya selama 2-14 hari.

    Adanya pengocokan menghindari terjadinya kejenuhan pelarut sehingga dapat

    menyari dengan lebih efektif. Kemudian ampas dipisahkan dengan menyaring

    melalui saringan (Ansel, 1989).

    C. Jerawat

    Jerawat atau acne vulgaris merupakan kondisi dimana terjadi gangguan

    pada folikel pilo sebaseus (Dreno dan Poli, 2002). Jerawat dapat disebabkan

    antara lain adalah karena adanya efek dari bakteri yang hidup di kulit. Sekresi

    lipid yang berlebihan serta adanya kondisi hiperkeratosis akan menyebabkan

    menumpuknya produksi sebum pada folikel rambut, yang ditandai dengan

    terbentuknya komedo. Hal ini akan memicu proliferasi bakteri sehingga muncul

    reaksi inflamasi, yang kemudian terlihat sebagai jerawat. Selain itu, munculnya

    jerawat juga dapat dipengaruhi faktor genetik, asupan makanan, hingga faktor

    psikologis (Mitsui, 1997).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    Gambar 3. Struktur folikel rambut dan kelenjar sebasea (Shai, Baran, dan Maibach, 2009)

    Pada kondisi kulit dengan produksi sebum dan aktivitas keratosis yang

    berlebih akan menyebabkan terjadinya tumpukan sel mati serta substansi

    berminyak yang dapat menutup pori-pori. Saluran serta kelenjar sebasea akan

    mengalami pembengkakan akibat akumulasi substansi-substansi tersebut dan

    terlihat sebagai komedo. Pada tahap ini belum terjadi reaksi inflamasi (Shai dkk.,

    2009).

    Produksi sebum yang berlebih didukung dengan kondisi anaerob dari

    jaringan sekitar akan mendukung terjadinya proliferasi bakteri. Bakteri akan

    bereplikasi dengan cepat dan menghasilkan senyawa-senyawa yang dapat memicu

    terjadinya inflamasi, seperti asam lemak bebas. Asam lemak bebas yang

    dihasilkan bersifat merangsang inflamasi dan kemotaktik, sehingga akan memicu

    terjadinya inflamasi di jaringan kulit (Shai dkk., 2009; Mitsui, 1997).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Mikroorganisme seperti Propionibacterium acnes, Staphylococcus

    aureus dan Staphylococcus epidermidis akan dapat berkembang biak dengan baik

    pada kondisi sebum yang berlebihan, dan dapat menghasilkan mediator

    proinflamasi yang memperparah jerawat (Kumar, dkk., 2007; Marcinkiewicz,

    Biedroń, Bialecka, Kasprowicz, Mak, dan Targosz, 2006). Di antara ketiga

    mikroorganisme tersebut, yang dianggap memberi pengaruh besar terhadap lesi

    jerawat adalah Propionibacterium acnes. Telah ditemukan adanya hubungan

    antara jumlah P. acnes dengan peningkatan jumlah sebum di area kulit tertentu

    (Jappe, 2003)

    Tujuan dari pengobatan jerawat adalah mengurangi proses peradangan

    kelenjar pilosebasea, penghentian spontan gejala-gejala, serta mencegah

    terjadinya kerusakan jaringan secara permanen (Price dan Wilson, 1985; Jappe,

    2003).

    D. Gel

    Gel merupakan suatu sistem semipadat yang terdiri dari suatu dispersi

    partikel anorganik kecil atau molekul organik yang besar dan saling diresapi

    cairan (Ansel, 1989). Hidrogel mengandung bahan-bahan yang terdispersi sebagai

    koloid atau larut dalam air. Sistem ini dianggap cocok untuk kulit dengan fungsi

    kelenjar sebasea yang berlebihan. Setelah kering, hidrogel akan meninggalkan

    lapisan tipis, transparan, elastis, serta berdaya lekat tinggi dan tidak menyumbat

    pori kulit. Salah satu kelemahan hidrogel adalah dapat menyebabkan kulit

    menjadi kering bila digunakan dalam waktu yang lama, oleh sebab itu perlu

    ditambahkan humektan dalam sistem (Voigt, 1994).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    Penggunaan gelling agent dengan konsentrasi yang terlalu tinggi akan

    menghasilkan gel dengan viskositas tinggi sehingga sulit untuk diaplikasikan,

    terutama pada sediaan topikal (Zatz dan Kushla, 1996). Pada formulasi sediaan

    semisolid topikal perlu diperhatikan viskositas dan daya sebar, hal ini terkait

    dengan penerimaan konsumen terhadap sediaan serta kemampuan untuk

    melepaskan bahan aktif (Garg, Aggarwal, Garg, dan Singla, 2002).

    E. Carbopol 940

    Carbopol merupakan polimer sintetik asam akrilat dengan berat molekul

    tinggi, berupa serbuk putih, bersifat sedikit asam, dan higroskopis. Dispersi

    carbopol dalam air akan menghasilkan pH 2,8-3,2 (Zatz dan Kushla, 1996).

    H2C H

    C

    COOHn

    Gambar 4. Struktur monomer asam akrilat

    Carbopol akan mengembang apabila terkena kontak dengan air.

    Penetralan carbopol dengan agen pembasa, seperti sodium hidroksida, potasium

    hidroksida, sodium bikarbonat, atau trietanolamin, akan dapat meningkatkan

    viskositas gel yang terbentuk (Rowe, Sheskey, dan Owen, 2006). Kelebihan dari

    penggunaan carbopol antara lain dapat memberikan viskositas tinggi pada

    konsentrasi rendah, memiliki rentang viskositas yang lebar serta sifat alir yang

    baik, kompatibel dengan bermacam-macam bahan aktif, memiliki karakter

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    bioadesif, memiliki stabilitas termal yang baik, serta karakteristik organoleptis

    yang akseptabel (Islam, Rodriguez-Hornedo, Ciotti, dan Ackermann, 2004).

    F. Masker

    Masker merupakan sediaan yang diaplikasikan selama waktu tertentu,

    terutama di bagian wajah, dengan tujuan terapeutik maupun estetik. Masker wajah

    pada umumnya digunakan untuk membersihkan pada kulit, melembabkan,

    memberi sensasi kulit yang lebih baik, serta dapat pula sebagai terapi terhadap

    jerawat (Shai dkk., 2009).

    Untuk masker dengan basis vinil dan karet, biasa digunakan polivinil

    alkohol atau polivinil asetat. Masker dibiarkan di kulit selama 10-30 menit hingga

    mengering, membentuk lapisan tipis, dan dapat diangkat dengan baik. Masker

    jenis ini cocok untuk semua tipe kulit (Shai dkk., 2009).

    G. Polivinil Alkohol

    Filming agent dapat terbagi menjadi jenis larut air dan larut alkohol.

    Penggunaan filming agent pada sediaan akan dapat meninggalkan lapisan tipis

    pada permukaan kulit beberapa saat setelah diaplikasikan (Mitsui, 1997).

    H2C H

    C

    ORn

    R = H atau COCH3Gambar 5. Struktur polivinil alkohol

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Salah satu jenis filming agent yang banyak digunakan dalam sediaan

    kosmetik adalah polivinil alkohol. Polivinil alkohol adalah resin sintetik yang

    dibuat dengan polimerisasi vinil asetat yang diikuti dengan hidrolisis parsial dari

    gugus ester. Dalam kosmetik, polivinil alkohol digunakan hingga konsentrasi 7%,

    dan hingga konsentrasi 10% diketahui bersifat non-iritan terhadap kulit dan mata.

    (Rowe dkk., 2006).

    Semakin tinggi derajat hidrolisis polivinil alkohol, semakin besar

    kemungkinan terbentuk kristalin. Pembentukan kristal dapat terjadi karena gugus

    hidroksil cenderung berukuran kecil, sehingga tidak akan mengganggu struktur

    kristalin. Semakin banyak gugus hidroksil pada polivinil alkohol juga akan

    meningkatkan jumlah ikatan hidrogen yang terjadi, sehingga meningkatkan

    kekuatan ikatan polimer. Selain karena adanya crosslink dalam polimer, adanya

    interaksi hidrogen dalam struktur polivinil alkohol juga berperan dalam sifat

    larutan dalam air yang memberikan nilai viskositas yang tinggi (Ogur, 2005).

    H. Humektan

    Humektan merupakan substansi yang bersifat higroskopis, dan dapat

    membantu melembabkan kulit (Baumann, 2010). Penggunaan humektan penting

    dalam sediaan kosmetik, karena humektan dapat meniru sifat dari NMF (Natural

    Moisturizing Factor). Selain berperan dalam menjaga kelembaban kulit,

    humektan juga berfungsi menjaga kelembaban dan stabilitas sediaan (Mitsui,

    1997).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    1. Propilen glikol

    Propilen glikol banyak digunakan dalam sediaan topikal, terutama

    sebagai plasticizer, humektan, solven, dan bahan penstabil. Sebagai humektan

    dalam sediaan topikal, digunakan propilen glikol dengan konsentrasi sekitar

    15% (Rowe dkk., 2006).

    H3C OH

    OHGambar 6. Struktur propilen glikol

    Dengan adanya sifat sebagai humektan dan occlusive, propilen glikol

    akan mampu menarik kandungan air dari lingkungan luar serta menahan

    kelembaban pada permukaan kulit (Baumann, 2010). Sebagai bahan dalam

    sediaan topikal, propilen glikol digolongkan sebagai bahan yang relatif tidak

    toksik dan relatif tidak iritan. (Rowe dkk., 2006).

    2. Polietilen glikol-400

    Polietilen glikol merupakan campuran polimer dengan derajat

    polimerisasi tertentu (Mitsui, 1997). Polietilen glikol bersifat tidak

    mengiritasi kulit, memiliki daya lekat dan distribusi yang baik pada kulit,

    tidak menghambat pertukaran gas dan keringat, serta bersifat hidrofilik,

    sehingga cocok untuk sediaan topikal (Rowe dkk., 2006; Voigt, 1994).

    Penggunaan polietilen glikol dapat mendukung stabilitas sediaan dengan

    menjaga kandungan lembab serta menghindari pertumbuhan mikrobia (Rowe

    dkk., 2006).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    O

    O

    O

    O

    O

    Gambar 7. Struktur monomer polietilen glikol

    I. Desain Faktorial

    Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi, yaitu teknik

    untuk memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih

    variabel bebas. Melalui desain faktorial dapat ditentukan efek dari beberapa faktor

    sekaligus interaksinya serta dapat mengetahui faktor yang dominan berpengaruh

    secara signifikan terhadap suatu respon (Bolton, 1990). Model ini dapat

    digunakan untuk mengoptimasi formula (Voigt, 1994).

    Persamaan umum untuk desain faktorial :

    y = b0 + b1XA +b2XB + b12XAXB (1)

    y = respon hasil yang diamati

    XA, XB = level A dan B

    b0, b1, b2, b12 = koefisien

    Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua levelKombinasi faktor A B Interaksi

    1 - - +a + - -b - + -ab + + +

    Keterangan:- = level rendah+ = level tinggi

    Pada desain faktorial diperlukan jumlah percobaan sebanyak 2n, dimana

    n merupakan jumlah faktor. Dengan demikian untuk desain faktorial dua faktor

    dan dua level akan dibutuhkan empat percobaan (Tabel I).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Berdasarkan persamaan (1) akan dapat dihitung efek dari masing-masing

    faktor terhadap respon yang diamati. Perhitungan efek menurut Bolton (1990)

    sebagai berikut :

    Efek faktor A =( ) ( ( ))

    (2)

    Efek faktor B =( ) ( ( ))

    (3)

    Efek faktor interaksi = =( ) ( )

    (4)

    J. Iritasi Primer

    Iritasi merupakan reaksi kulit terhadap zat kimia, dapat berupa basa kuat,

    asam kuat, pelarut, maupun deterjen. Iritasi dapt terjadi dengan tingkat keparahan

    yang berbeda, seperti hyperemia, edema, vesikulasi, sampai pemborokan. Iritasi

    primer terjadi di tempat kontak dan umumnya pada kontak pertama (Lu dan

    Kacew, 2009).

    Iritasi primer pada kulit dapat diukur dengan teknik kulit dilukai maupun

    kulit utuh kelinci yang rambutnya telah dicukur. Digunakan enam subyek kelinci

    yang ditempeli dengan 0,5 ml atau 0,5 gram sediaan uji, lalu dibungkus dengan

    kain berlapis selama 4 jam. Pengamatan dilakukan pada periode 24, 48, dan 72

    jam setelah pemejanan dan diberi skor berdasarkan tabel II (Lu dan Kacew, 2009).

    Berdasarkan hasil pengamatan kemudian dilakukan perhitungan indeks

    iritasi primer berdasarkan jumlah eritema dan jumlah edema yang mungkin

    terdapat pada kulit hewan uji dengan rumus:

    Indeks iritasi primer =, , , ,

    (5)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Tabel II. Evaluasi reaksi iritasi kulit (Lu dan Kacew, 2009)Jenis Iritasi Skor

    Eritema Tanpa eritema 0Eritema hampir tidak nampak 1Eritema berbatas jelas 2Eritema moderat sampai berat 3Eritema berat (merah bit) sampaisedikit membentuk kerak

    4

    Edema Tanpa edema 0Edema hampir tidak nampak 1Edema tepi berbatas jelas 2Edema moderat (tepi naik + 1 mm) 3Edema berat (tepi naik lebih dari 1mm dan meluas ke luar daerahpejanan)

    4

    Berdasarkan indeks iritasi primer yang diperoleh dapat diketahui kriteria

    iritasi dari masing-masing formula yang dapat dilihat pada tabel III.

    Tabel III. Skor indeks iritasi primer (Hayes, 2001)IndeksIritasi

    Kriteria iritasi senyawakimia

    0 Tidak mengiritasi5 Iritan berat

    K. Landasan Teori

    Menurut Price dan Wilson (1985) dan Mitsui (1997) timbulnya jerawat

    dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti hiperkeratosis, produksi sebum

    berlebihan, serta pertumbuhan bakteri yang abnormal.

    Ekstrak daun kemangi telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri serta

    antiinflamasi sehingga dianggap dapat digunakan sebagai terapi alternatif

    terhadap jerawat (Fu et al., 2009; Kelm, Nair, Strasburg, and DeWitt, 2000).

    Eugenol dinilai sebagai komponen utama yang berperan dalam aktivitas

    farmakologis ekstrak daun kemangi. Selain kandungan eugenol, terdapat pula

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    senyawa-senyawa lain yang dapat mendukung dalam terapi terhadap jerawat,

    seperti asam ursolat, golongan flavonoid, tanin, dan saponin (Prakash dan

    Gupta,2005). Ekstrak daun kemangi diformulasikan menjadi sediaan masker gel

    peel-off dengan basis hidrogel sehingga sesuai untuk kondisi kulit dengan fungsi

    kelenjar sebasea yang berlebihan, serta memberi kenyamanan dan kelembaban

    saat pemakaian (Voigt, 1994).

    Pada sediaan peel-off, filming agent merupakan komponen penting

    karena menentukan viskositas, lama pengeringan, serta karakteristik lapisan yang

    terbentuk. Polivinil alkohol merupakan salah satu filming agent yang banyak

    digunakan dalam sediaan topikal (Rowe dkk., 2006). Peningkatan jumlah polivinil

    alkohol akan dapat meningkatkan kekuatan lapisan yang terbentuk, meningkatkan

    adhesivitas dengan kulit, namun juga meningkatkan viskositas serta kerapuhan

    lapisan yang terbentuk (Ogur, 2005).

    Untuk memperbaiki sifat fisik sediaan maka ditambahkan propilen glikol

    sebagai humektan. Propilen glikol bersifat higroskopis sehingga dapat menjaga

    kelembaban sediaan hidrogel yang merupakan basis gel peel-off. Selain itu

    propilen glikol juga berperan sebagai plasticizer dan penurun viskositas sediaan

    (Zocchi, 2009). Penggunaan propilen glikol pada gel peel-off berbasis vinil akan

    dapat meningkatkan fleksibilitas lapisan yang terbentuk (Ogur, 2005).

    Oleh karena itu perlu dilakukan prediksi komposisi optimum filming

    agent polivinil alkohol dan humektan propilen glikol dalam formula gel masker

    peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) agar dapat

    diperoleh sediaan dengan sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan yang diinginkan,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    yaitu mudah diratakan pada kulit dan dapat membentuk lapisan yang mudah

    diangkat pada waktu yang relatif cepat.

    Selain sifat dan stabilitas fisik, pada sediaan kosmetik selalu diharapkan

    adanya jaminan keamanan bahwa sediaan tidak akan mengiritasi kulit. Menurut

    Rowe dkk. (2006), polivinil alkohol bersifat non-toksik dan non-iritan, aman

    digunakan secara topikal sampai konsentrasi 10%. Demikian pula propilen glikol,

    dianggap merupakan material yang aman digunakan dalam sediaan kosmetik

    (Lodén, 2009). Uji iritasi kulit dengan metode Draize diharapkan dapat

    memberikan informasi mengenai keamanan dan potensi iritasi sediaan gel masker

    peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi yang dihasilkan.

    L. Hipotesis

    1. Terdapat faktor yang memiliki pengaruh signifikan di antara polivinil

    alkohol, propilen glikol, serta interaksinya dalam menentukan sifat fisik dan

    stabilitas fisik gel masker peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi (Ocimum

    sanctum L.).

    2. Dapat ditemukan prediksi area komposisi optimum polivinil alkohol dan

    propilen glikol dalam superimposed contour plot yang menghasilkan sifat

    fisik dan stabilitas gel masker peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi

    (Ocimum sanctum L.) yang dikehendaki.

    3. Sediaan gel masker peel-off anti-acne yang diformulasikan memberi kriteria

    aman menurut uji iritasi primer kulit dengan metode Draize.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian

    Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental murni menggunakan

    desain faktorial dengan dua faktor dan dua level. Penelitian ini bersifat

    eksploratif, yaitu untuk mencari komposisi polivinil alkohol sebagai filming agent

    dan propilen glikol sebagai humektan yang optimum dalam formula sediaan gel

    masker peel-off ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.).

    B. Variabel Penelitian

    1. Variabel bebas

    Variabel bebas pada penelitian ini adalah jumlah polivinil alkohol

    sebagai filming agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam formula

    gel, pada level tinggi dan level rendah.

    Tabel IV. Komposisi polivinil alkohol dan propilen glikolpada level tinggi dan level rendah

    Level Polivinil alkohol (g) Propilen glikol (g)Rendah 30 45Tinggi 21 21

    2. Variabel tergantung

    Variabel tergantung pada penelitian ini adalah sifat fisik gel dan

    stabilitas gel, dimana sifat fisik meliputi daya sebar, viskositas, dan lama

    waktu kering, sedangkan stabilitas sediaan gel meliputi pergeseran viskositas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    3. Variabel pengacau terkendali

    Variabel pengacau terkendali pada penelitian ini adalah kecepatan

    putar mixer (skala 1 pada mixer Miyako SM-625), lama pencampuran (10

    menit), lama penyimpanan gel (21 hari), kondisi penyimpanan sediaan gel,

    kemasan sediaan gel, dan komposisi bahan dalam formula selain polivinil

    alkohol dan propilen glikol.

    4. Variabel pengacau tak terkendali

    Variabel pengacau tak terkendali pada penelitian ini adalah suhu dan

    kelembaban ruangan, kondisi hewan uji, serta kandungan ekstrak.

    C. Definisi Operasional

    1. Gel masker peel-off anti-acne adalah sediaan semipadat yang digunakan

    untuk meringankan kondisi jerawat, dibuat dengan bahan aktif ekstrak

    daun kemangi dan formula yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Gel

    ini diaplikasikan pada daerah wajah, dapat mengering dan mudah ditarik

    setelah beberapa waktu.

    2. Ekstrak daun kemangi adalah ekstrak yang diperoleh dari maserasi serbuk

    kering daun kemangi dengan pelarut etanol 70%.

    3. Filming agent adalah bahan yang dapat meninggalkan lapisan tipis pada

    permukaan kulit beberapa saat setelah diaplikasikan.

    4. Humektan adalah bahan yang dapat mempertahankan kelembaban pada

    sediaan dengan mengikat kandungan air dari lingkungan luar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    5. Sifat fisik gel adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui sifat

    fisik gel, dalam penelitian ini meliputi daya sebar, viskositas, dan lama

    waktu kering.

    6. Daya sebar adalah diameter penyebaran gel pada beban 125 gram selama 1

    menit. Daya sebar menunjukkan kemampuan gel untuk tersebar merata

    pada kulit saat diaplikasikan. Kriteria daya sebar optimum adalah 5 – 7

    cm.

    7. Viskositas adalah hambatan gel untuk mengalir setelah adanya pemberian

    gaya. Kriteria viskositas optimum adalah 150-250 dPas.

    8. Lama pengeringan adalah waktu yang dibutuhkan sampai olesan gel pada

    kulit dapat membentuk lapisan kering dan dapat diangkat dengan baik dari

    kulit. Kriteria lama pengeringan yang diharapkan adalah kurang dari 30

    menit.

    9. Stabilitas gel adalah parameter untuk mengetahui tingkat kestabilan gel,

    dalam hal ini berupa pergeseran viskositas.

    10. Pergeseran viskositas adalah persentase dari selisih viskositas gel dalam

    waktu penyimpanan 14 hari dengan viskositas gel 48 jam setelah

    pembuatan. Kriteria pergeseran viskositas optimum adalah < 15%.

    11. Faktor adalah besaran yang mempengaruhi respon, dalam hal ini

    digunakan 2 faktor yaitu polivinil alkohol sebagai faktor A dan propilen

    glikol sebagai faktor B.

    12. Level adalah nilai dari faktor, dalam penelitian ini digunakan 2 level yaitu

    level rendah dan level tinggi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    13. Respon adalah besaran yang diamati dalam penelitian ini, berupa daya

    sebar, viskositas, lama pengeringan, dan pergeseran viskositas gel.

    14. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan variasi level dan faktor.

    15. Contour plot adalah kurva yang digunakan untuk memprediksi area

    optimum formula untuk respon tertentu, yaitu sifat dan stabilitas fisik gel

    masker peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi.

    16. Superimposed contour plot adalah penggabungan garis-garis pada daerah

    optimum yang memenuhi persyaratan dari respon daya sebar, viskositas,

    lama pengeringan, dan pergeseran viskositas gel masker peel-off anti-acne

    ekstrak daun kemangi.

    17. Area komposisi optimum adalah area pertemuan arsiran dari contour plot

    daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas yang menunjukkan

    komposisi polivinil alkohol dan propilen glikol yang menghasilkan gel

    sesuai dengan persyaratan sifat fisik dan stabilitas fisik gel yang telah

    ditentukan dalam penelitian ini.

    D. Bahan Penelitian

    Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman kemangi yang

    diperoleh dari Pasar Setan, Maguwoharjo, Yogyakarta, standar eugenol (Sigma-

    Aldrich®) diperoleh dari Laboratorium Kimia Organik Fakultas Farmasi

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, carbopol 940 (kualitas farmasetis),

    polivinil alkohol (kualitas farmasetis), propilen glikol (kualitas farmasetis), PEG-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    400 (kualitas farmasetis), potasium hidroksida, alkohol 70%, metil paraben,

    parfum, akuades, dan kelinci albino.

    E. Alat Penelitian

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat gelas

    (Pyrex), maserator (Innova 2100 Platform Shaker), vacuum rotary evaporator,

    lemari es, mixer (Miyako SM-625), pompa vakum, neraca (Mettler-Toledo),

    viscotester seri VT-04 F (Rion-Japan), pH meter HI-9024 (Hanna Instruments).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    F. Alur Penelitian

    Pembuatan ekstrak kental daun kemangi(Ocimum sanctum L.)

    Determinasi tanaman

    Pengumpulan bahan tanamankemangi (Ocimum sanctum L.)

    Pembuatan simplisia daunkemangi

    Ekstraksi simplisia daun kemangimenggunakan metode maserasi

    dengan pelarut etanol 70%

    Sortasibasah

    Pengeringan

    Sortasikering

    Uji kualitatif kandungan eugenol padaekstrak kental secara KLT

    Pembuatan gel masker peel-off anti-acne

    Formula 1(PVA 21 g,PG 21 g)

    Formula a(PVA 30 g,PG 21 g)

    Formula b(PVA 21 g,PG 45 g)

    Formula ab(PVA 45 g,PG 45 g)

    Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel

    Daya sebar

    Viskositas

    Lama pengeringan

    Pergeseran viskositas

    pH

    Uji iritasi primer kulit dengan metode Draize

    Analisis hasil dengan program Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9 dan program R

    Evaporasi pelarut hinggadiperoleh ekstrak kental

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    G. Tata Cara Penelitian

    1. Determinasi tanaman

    Determinasi tanaman kemangi dilakukan di Laboratorium

    Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta sesuai dengan buku acuan determinasi.

    2. Pengumpulan bahan

    Daun kemangi yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

    Pasar Setan, Maguwoharjo, Yogyakarta pada Agustus 2011.

    3. Pembuatan simplisia daun kemangi

    Daun kemangi dicuci bersih lalu dikeringkan dengan cara dijemur di

    bawah sinar matahari secara tidak langsung yaitu dengan ditutupi kain hitam

    sampai kering. Dikatakan kering apabila daun dapat dipatahkan dengan

    mudah tanpa meninggalkan bekas serat daun pada masing-masing tepi (patah

    sempurna). Simplisia yang diperoleh kemudian diserbuk dengan cara

    diblender dan diayak dengan pengayak nomor mesh 30.

    4. Pembuatan ekstrak daun kemangi

    Sebanyak 250 g serbuk kering daun Ocimum sanctum L. dimaserasi

    dengan 1875 ml larutan 70% etanol selama 3 hari dalam kondisi gelap.

    Maserat diambil dengan penyaringan menggunakan kertas Whatman No.1

    dan dipekatkan dengan rotary vacuum evaporator dengan suhu < 50°C.

    Pelarut yang masih tersisa diuapkan dengan pemanasan kering di oven hingga

    diperoleh ekstrak kental daun kemangi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    5. Uji kualitatif kandungan eugenol ekstrak daun kemangi

    Uji kualitatif dilakukan dengan sistem kromatografi lapis tipis (KLT).

    Sebagai fase diam digunakan silika gel GF 254 dan fase gerak digunakan

    toluen : etil asetat (93:7 v/v), dengan jarak pengembangan 10 cm. Sebanyak

    0,1 g ekstrak kental daun kemangi dilarutkan dalam 1 mL metanol, ditotolkan

    dengan pipa kapiler pada fase diam. Sebagai pembanding digunakan standar

    eugenol yang diperoleh dari Laboratorium Kimia Organik, Fakultas Farmasi

    Universitas Sanata Dharma. Deteksi kemudian dilakukan dengan pereaksi

    vanilin-asam sulfat dengan pemanasan 2-3 menit pada suhu 100o C (Wagner,

    Bladt, dan Zgainski, 1984).

    6. Optimasi pembuatan gel

    a. Formula

    Formula yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada dua

    jenis formula gel masker peel-off.

    Tabel V. Formula acuan gel masker peel-off menurut Mitsui (1997) (a) dan Gupta (2004) (b).Va Vb

    % %Polivinyl alcohol 15 Polyvinyl alcohol 11,0Carboxymethylcellulose 5 Oleth-20 1,01,3-butylene glycol 5 Polyethylene glycol 4,0Ethanol 12 Glycerin 1,5Perfume q.s. Sodium hyaluronate 0,1Preservative q.s. Vitamin A Palmitate 0,1Buffer q.s. Niacinamide 3,0POE oleyl alcohol ether 0,5 Witch Hazel Extract 5,0Purified water 62,5 Ascorbic Acid 4,5

    Preservative 0,5Deionized water 69,2

    Dilakukan modifikasi terhadap formula gel sehingga dihasilkan

    formula baru sebagai berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Tabel VI. Formula gel peel-off anti-acne berdasarkan rancangan desain faktorial1 a b ab

    Carbopol 940 1,5 1,5 1,5 1,5PEG-400 12 12 12 12Polivinil alkohol 21 30 21 30Propilen glikol 21 21 45 45KOH 10% 5 ml 5 ml 5 ml 5 mlEkstrak daun kemangi 1,5 1,5 1,5 1,5Metil paraben 0,9 0,9 0,9 0,9Alkohol 70% 10 10 10 10Parfum q.s. q.s. q.s. q.s.Akuades 210 210 210 210

    b. Pembuatan gel

    Polivinil alkohol didispersikan dalam sebagian akuades,

    kemudian dipanaskan di atas pemanas bersuhu 90o sambil diaduk,

    dengan penambahan sedikit demi sedikit akuades dengan suhu 90o

    pula (campuran I). Ekstrak daun kemangi dan metil paraben terlebih

    dahulu dilarutkan dalam 5 gram etanol 70%. Carbopol 940

    didispersikan dalam akuades panas dan diaduk menggunakan mortir

    sehingga membentuk massa gel. Massa gel kemudian ditambah

    dengan 5 mL potassium hidroksida 10%, diaduk kuat dengan mixer

    kecepatan skala 1, kemudian ditambahkan campuran I, ekstrak daun

    kemangi, PEG-400, propilen glikol, metil paraben, serta parfum.

    Campuran diaduk dengan mixer selama 10 menit hingga terbentuk

    massa gel yang homogen.

    7. Uji sifat fisik dan stabilitas gel peel-off anti-acne

    a. Uji daya sebar

    Pengukuran daya sebar sediaan gel dilakukan setelah 48 jam

    pembuatan. Sebanyak 1±0,01 gram sediaan diletakkan di tengah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    lempeng kaca bulat dan pemberat 125±1 gram, didiamkan selama 1

    menit, kemudian dicatat diameter sebarnya (Garg, Aggarwal, dan

    Singla, 2002). Pengujian dan pengukuran pada keempat formula

    dilakukan sebanyak 3 kali.

    b. Uji viskositas dan pergeseran viskositas

    Uji viskositas dilakukan dua kali, yaitu setelah 48 jam

    pembuatan gel dan setelah gel disimpan 14 hari. Viskositas sediaan

    ditunjukkan oleh skala yang ditunjuk pada alat viscotester. Pengujian

    dan pengukuran pada keempat formula dilakukan sebanyak 3 kali.

    Untuk pergeseran viskositas dihitung dengan menggunakan

    rumus :

    % pergeseran viskositas= 100%(6)

    c. Uji lama pengeringan

    Sebanyak 0,1 g sediaan dioleskan secara merata pada area 1 x 1

    inci di kulit lengan bawah. Dikatakan kering apabila sediaan dapat

    dikelupas dari permukaan kulit tanpa meninggalkan sisa massa gel di

    kulit.

    d. Uji pH sediaan

    Uji pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Derajat

    keasaman sediaan ditunjukkan oleh nilai yang tertera pada pH meter.

    Pengujian pH sediaan dilakukan pada sediaan 48 jam setelah preparasi

    dan pada sediaan setelah 14 hari penyimpanan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    8. Uji Iritasi Primer dengan metode Draize

    Uji iritasi primer yang dilakukan menggunakan metode Draize

    dengan tiga ekor kelinci. Sejumlah 0,5 gram gel masker peel-off anti-acne

    ekstrak daun kemangi dioleskan pada kulit punggung kelinci seluas 1 inci2

    yang telah dicukur, kemudian olesan tersebut ditutup dengan perban.

    Tempelan dibiarkan di kulit selama 4 jam, kemudian dibuka dan diamati

    terjadinya eritema dan edema pada interval waktu 1 jam, 24 jam, 48 jam, dan

    72 jam. Terjadinya eritema dan edema diberi skor sesuai dengan tabel

    evaluasi reaksi iritasi kulit (tabel II) dan dihitung indeks iritasi primer untuk

    setiap sediaan seperti pada persamaan (5). Nilai akhir indeks iritasi primer

    dicocokkan dengan kriteria yang tertulis pada tabel III (Hayes, 2001).

    H. Analisis Data

    Data yang diperoleh dari uji sifat fisik sediaan gel yang meliputi daya

    sebar, viskositas, dan lama pengeringan selanjutnya dihitung efek setiap faktor

    dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan ANOVA dengan taraf

    kepercayaan 95% pada program Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9. Sedangkan untuk

    stabilitas sediaan gel, yaitu pergeseran viskositas, dapat dianalisis secara statistik

    dengan menggunakan uji t berpasangan sebagai analisis statistik parametrik dan

    uji Wilcoxon sebagai analisis non-parametrik.

    Melalui perhitungan efek polivinil alkohol, propilen glikol, dan interaksi

    antara polivinil alkohol dan propilen glikol akan dapat diketahui faktor yang

    dominan dalam menentukan setiap sifat fisik dan stabilitas gel. Respon yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    diamati adalah daya sebar, viskositas, lama waktu kering, dan pergeseran

    viskositas. Dari persamaan yang diperoleh dilihat signifikansi dan

    linearitasnya,untuk kemudian dibuat contour plot untuk setiap sifat fisik dan

    stabilitas gel. Masing-masing contour plot yang diperoleh kemudian digabungkan

    dalam superimposed contour plot dan dicari area komposisi optimum filming

    agent (polivinil alkohol) dan humektan (propilen glikol) yang diprediksi sebagai

    formula gel yang optimum.

    Berdasarkan hasil ANOVA dapat diketahui signifikansi dari setiap faktor

    dan interaksi dalam mempengaruhi respon. Berdasarkan nilai signifikansi yang

    diperoleh maka dapat ditentukan ada tidaknya pengaruh signifikan dari setiap

    faktor terhadap respon. Hipotesis null (Hnull) menyatakan bahwa faktor polivinil

    alkohol, faktor propilen glikol, serta faktor interaksi antara polivinil alkohol dan

    propilen glikol memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap sifat fisik dan

    stabilitas fisik sediaan gel. Sedangkan hipotesis alternatif (Hi) menyatakan faktor

    polivinil alkohol, faktor propilen glikol, serta faktor interaksi antara polivinil

    alkohol dan propilen glikol memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sifat fisik

    dan stabilitas fisik sediaan gel. Hnull ditolak dan Hi diterima apabila diperoleh nilai

    probabilitas kurang dari 0,05 dan nilai F hitung lebih besar daripada F tabel.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Determinasi Tanaman

    Tanaman kemangi yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

    Pasar Setan, Maguwoharjo, Yogyakarta. Determinasi kemudian dilakukan dengan

    mencocokkan ciri-ciri morfologi tanaman dengan kunci determinasi. Determinasi

    tanaman dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan tanaman yang akan

    digunakan dalam penelitian. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman

    merupakan famili Lamiaceae/ Labiatae, dengan spesies Ocimum sanctum L.

    sehingga penelitian dapat dilanjutkan karena tanaman yang dikumpulkan telah

    sesuai dengan tanaman yang dikehendaki.

    Pengumpulan bahan tanaman dilakukan pada bulan Agustus 2011,

    diambil pada waktu dan sumber yang sama agar dapat diperoleh hasil yang

    seragam. Dari tanaman yang diperoleh, dipilih bagian daun yang segar dan

    berwarna hijau tanpa bercak. Kemudian dilakukan sortasi basah, yaitu dengan

    mencuci daun dengan air mengalir yang bertujuan untuk membersihkan daun dari

    pengotor seperti debu, tanah, serangga, maupun bahan asing lainnya yang dapat

    mengganggu perolehan hasil dalam penelitian. Setelah proses pengeringan selesai

    dilakukan sortasi kering, yaitu dengan membuang daun yang berwarna coklat

    kehitaman serta bahan asing yang masih terdapat dalam daun kering.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    B. Pembuatan Serbuk Simplisia

    Daun kemangi yang telah melalui sortasi basah kemudian dikeringkan

    dengan bantuan panas matahari, yaitu dengan menempatkan daun pada wadah

    bertutup kain gelap di bawah sinar matahari. Penggunaan kain gelap bertujuan

    untuk meningkatkan serapan panas matahari sehingga membantu proses

    pengeringan. Selain itu adanya kain gelap juga berfungsi untuk melindungi daun

    dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan sekitar, seperti debu dan

    serangga. Pengeringan dilakukan selama 3-4 hari, apabila daun belum cukup

    kering, dilanjutkan dengan pemanasan di oven dengan suhu di bawah 50oC. Suhu

    di bawah 50oC dapat mengurangi kelembaban pada serbuk simplisia tanpa

    merusak komponen kimia yang terkandung di dalamnya akibat pemanasan

    berlebihan. Pengeringan diperlukan untuk mencegah kerusakan maupun degradasi

    komponen kimia di dalam daun yang disebabkan pertumbuhan mikroorganisme

    maupun terjadinya reaksi enzimatis. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

    RI No. 661/MENKES/SK/VII/1994 tentang Obat Tradisional dipersyaratkan

    kadar air untuk serbuk simplisia adalah kurang dari 10%. Kadar air di bawah 10%

    dapat menginaktifkan enzim yang terdapat di dalam simplisia sehingga

    meminimalisir kemungkinan degradasi senyawa-senyawa kimia. Selain itu kadar

    air yang rendah juga dapat menghindari pertumbuhan mikroorganiisme yang tidak

    diinginkan. Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengujian kadar air simplisia

    melainkan digunakan parameter kering berupa kemudahan daun untuk

    dipatahkan. Walaupun tidak dilakukan pengujian kadar air simplisia, namun

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    simplisia yang diperoleh tidak menunjukkan indikasi degradasi komponen

    maupun pertumbuhan mikroorganisme selama masa penyimpanan.

    Simplisia daun kemangi kemudian diserbuk untuk memperkecil ukuran

    partikel simplisia. Serbuk yang diperoleh kemudian diayak dengan pengayak

    nomor mesh 30 untuk memperkecil distribusi ukuran partikel. Ukuran partikel

    yang lebih kecil akan memberikan luas permukaan spesifik yang lebih besar dan

    kontak dengan cairan penyari pun lebih besar. Namun ukuran serbuk yang terlalu

    kecil dan distribusi ukuran partikel yang besar dapat menyebabkan terjadinya

    kohesivitas yang besar sehingga serbuk membentuk agregat-agregat dan kontak

    dengan cairan penyari berkurang, oleh sebab itu digunakan pengayak nomor mesh

    30. Serbuk yang diperoleh berwarna hijau daun dan berbau khas. Warna hijau dari

    serbuk menandakan proses pengeringan yang baik, tidak memicu perubahan

    serbuk menjadi kecoklatan.

    C. Pembuatan Ekstrak Kental Daun Kemangi

    Ekstrak daun kemangi dibuat dengan metode maserasi selama 3 hari

    dengan pelarut etanol 70% (Hendrawati, 2009; Pathmanathan, 2010). Menurut

    Mondal, Mirdha, dan Mahapatra (2009), daun kemangi mengandung senyawa

    kimia antara lain eugenol, metil eugenol, asam ursolat, apigenin, dan asam

    klorogenat. Eugenol sebagai komponen mayor dalam aktivitas farmakologi daun

    kemangi, diketahui memiliki aktivitas antibakteri serta antiinflamasi, sehingga

    dapat diaplikasikan dalam bentuk sediaan gel anti-acne. Untuk mendapatkan

    senyawa kimia yang diinginkan kemudian dipilih etanol 70% karena dianggap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    dapat menyari senyawa kimia seperti eugenol dan asam ursolat, namun juga dapat

    menyari golongan polifenol seperti asam klorogenat dan apigenin, tanin, serta

    saponin (Ramesh dan Satakopan, 2010) yang dapat membantu efektivitas terapi

    jerawat. Hal ini diperkuat pula dengan penelitian Wangcharoen dan Morasuk

    (2007) yang menunjukkan daya antioksidan yang lebih tinggi pada ekstrak etanol

    76% daripada ekstrak etanol 95%.

    Maserat yang diperoleh berwarna hijau gelap, setelah dipekatkan

    diperoleh ekstrak kental berwarna hijau kecoklatan dengan bau yang khas. Dari

    proses ekstraksi yang telah dilakukan diperoleh sebanyak 37,31 gram ekstrak

    kental daun kemangi, dengan rendemen sebesar 14,924%.

    D. Identifikasi Kandungan Kimiawi Ekstrak

    Gambar 8. Lempeng KLT setelah deteksi dengan vanilin-asam sulfatdan pemanasan 100oC

    Untuk memastikan adanya kandungan eugenol dalam ekstrak kental daun

    kemangi, dilakukan uji kualitatif dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Sebagai

    Bercak standar eugenol

    Totolan awalstandar eugenol

    Bercak ekstrak daunkemangi diduga eugenol

    Totolan awal ekstrakdaun kemangi

    Rf = 0

    Rf = 0,5

    Rf = 1

    37

    dapat menyari senyawa kimia seperti eugenol dan asam ursolat, namun juga dapat

    menyari golongan polifenol seperti asam klorogenat dan apigenin, tanin, serta

    saponin (Ramesh dan Satakopan, 2010) yang dapat membantu efektivitas terapi

    jerawat. Hal ini diperkuat pula dengan penelitian Wangcharoen dan Morasuk

    (2007) yang menunjukkan daya antioksidan yang lebih tinggi pada ekstrak etanol

    76% daripada ekstrak etanol 95%.

    Maserat yang diperoleh berwarna hijau gelap, setelah dipekatkan

    diperoleh ekstrak kental berwarna hijau kecoklatan dengan bau yang khas. Dari

    proses ekstraksi yang telah dilakukan diperoleh sebanyak 37,31 gram ekstrak

    kental daun kemangi, dengan rendemen sebesar 14,924%.

    D. Identifikasi Kandungan Kimiawi Ekstrak

    Gambar 8. Lempeng KLT setelah deteksi dengan vanilin-asam sulfatdan pemanasan 100oC

    Untuk memastikan adanya kandungan eugenol dalam ekstrak kental daun

    kemangi, dilakukan uji kualitatif dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Sebagai

    Bercak standar eugenol

    Totolan awalstandar eugenol

    Bercak ekstrak daunkemangi diduga eugenol

    Totolan awal ekstrakdaun kemangi

    Rf = 0

    Rf = 0,5

    Rf = 1

    37

    dapat menyari senyawa kimia seperti eugenol dan asam ursolat, namun juga dapat

    menyari golongan polifenol seperti asam klorogenat dan apigenin, tanin, serta

    saponin (Ramesh dan Satakopan, 2010) yang dapat membantu efektivitas terapi

    jerawat. Hal ini diperkuat pula dengan penelitian Wangcharoen dan Morasuk

    (2007) yang menunjukkan daya antioksidan yang lebih tinggi pada ekstrak etanol

    76% daripada ekstrak etanol 95%.

    Maserat yang diperoleh berwarna hijau gelap, setelah dipekatkan

    diperoleh ekstrak kental berwarna hijau kecoklatan dengan bau yang khas. Dari

    proses ekstraksi yang telah dilakukan diperoleh sebanyak 37,31 gram ekstrak

    kental daun kemangi, dengan rendemen sebesar 14,924%.

    D. Identifikasi Kandungan Kimiawi Ekstrak

    Gambar 8. Lempeng KLT setelah deteksi dengan vanilin-asam sulfatdan pemanasan 100oC

    Untuk memastikan adanya kandungan eugenol dalam ekstrak kental daun

    kemangi, dilakukan uji kualitatif dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Sebagai

    Bercak standar eugenol

    Totolan awalstandar eugenol

    Bercak ekstrak daunkemangi diduga eugenol

    Totolan awal ekstrakdaun kemangi

    Rf = 0

    Rf = 0,5

    Rf = 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    fase diam digunakan silika gel GF254 dan sebagai fase gerak digunakan toluen :

    etil asetat (93:7). Setelah dilakukan elusi dengan jarak rambat 10 cm, plat silika

    gel dikeringkan, disemprot vanilin-asam sulfat, dan dipanaskan pada suhu 100oC.

    Sebelum pemanasan, bercak standar eugenol dan bercak sampel ekstrak daun

    kemangi tidak berwarna.

    Bercak dari totolan sampel terlihat mengekor, hal ini kemungkinan

    disebabkan ekstrak yang masih terlalu kental. Hasil kromatogram setelah

    pemanasan menunjukkan diperolehnya bercak warna yang serupa dengan standar

    eugenol yaitu ungu kecoklatan. Selain itu juga nilai Rf bercak pada sampel relatif

    berdekatan dengan nilai Rf standar eugenol, yaitu 0,58 dan 0,52. Menurut

    Wagner, Bladt, dan Zgainski (1984), eugenol memberikan bercak berwarna coklat

    kemerahan/ungu dengan deteksi vanilin asam sulfat. Berdasarkan hasil tersebut,

    dapat dikatakan bahwa ekstrak daun kemangi mengandung senyawa eugenol.

    E. Pembuatan Gel Masker Peel-off Anti-acne Ekstrak Daun Kemangi

    Pada pembuatan gel masker peel-off anti-acne ini digunakan carbopol

    940 sebagai gelling agent. Carbopol dengan konsentrasi 0,5-2,0% dapat

    digunakan sebagai gelling agent (Rowe dkk., 2006). Gelling agent merupakan

    faktor yang penting dalam formula karena memberikan struktur matriks 3-dimensi

    yang dapat membantu penjeratan molekul-molekul zat aktif. Pada

    penggunaannya, carbopol 940 perlu dinetralisir dengan pemberian basa, seperti

    trietanolamin, sodium hidroksida, atau potasium hidroksida. Pada penelitian ini

    digunakan 5 ml potasium hidroksida 10% sebagai penetral carbopol 940.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    Pemberian potasium hidroksida 10% ini tidak menyebabkan netralisasi pH

    carbopol 940 hingga pH netral, melainkan hanya menaikkan pH gel hingga pH 5-

    6. Kenaikan hingga pH 7 tidak diharapkan, karena sesuai dengan tujuan

    penggunaan sediaan, maka dibutuhkan pH yang mendekati pH kulit wajah yaitu

    pH 5-6. Selain itu netralisasi carbopol juga akan menyebabkan naiknya viskositas

    gel yang terbentuk. Bila dilakukan netralisasi hingga pH 7 maka akan diperoleh

    gel dengan viskositas yang sangat tinggi sehingga tidak memenuhi parameter sifat

    fisik yang dikehendaki.

    Dalam sediaan peel-off, salah satu faktor terpenting adalah filming agent,

    bahan yang dapat membuat lapisan tipis pada permukaan kulit beberapa saat

    setelah diaplikasikan sehingga memberikan sifat peel-off pada sediaan (Shai dkk.,

    2009). Dalam penelitian ini digunakan polivinil alkohol sebagai filming agent,

    sebanyak 21 gram sebagai level rendah dan 30 gram sebagai level tinggi. Hal ini

    sesuai dengan teori menurut Rowe dkk. (2006) yang menyebutkan penggunaan

    polivinil alkohol pada rentang konsentrasi 7-10%. Berdasarkan orientasi,

    penggunaan diluar rentang konsentrasi tersebut akan memberikan viskositas yang

    tidak diinginkan, yaitu terlalu rendah dan terlalu tinggi. Ini disebabkan adanya

    penggunaan carbopol sebagai basis gel dikombinasikan dengan penggunaan

    filming agent polivinil alkohol akan memberikan viskositas yang tinggi akibat

    adanya crosslinked polymers.

    Dalam sediaan gel dengan basis carbopol, akan diperoleh tipe hidrogel

    (Buchmann, 2001). Pada gel tipe ini perlu ditambahkan humektan untuk

    mencegah terjadinya evaporasi air yang berlebih, baik pada sediaan gel selama

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    penyimpanan, maupun pada saat sediaan gel digunakan pada kulit. Selain itu

    peningkatan kelembaban juga akan mempengaruhi karakter lapisan yang dibentuk

    oleh polivinil alkohol. Dengan meningkatnya kelembaban akan dihasilkan lapisan

    yang lebih lembut dan fleksibel, sehingga memperbaiki karakteristik lapisan yang

    terbentuk. Humektan pada umumnya berwujud cairan dan bersifat higroskopis,

    sehingga akan dapat mempengaruhi sifat fisik dari sediaan gel. Pada penelitian

    ini digunakan PEG-400 dan propilen glikol sebagi humektan. PEG-400 dan

    propilen glikol bersifat higroskopis dan memiliki viskositas yang cenderung

    rendah sehingga sesuai untuk sifat fisik yang diharapkan pada sediaan gel. Selain

    itu, dengan viskositas yang rendah, propilen glikol dapat membantu penurunan

    viskositas yang terlalu tinggi akibat perpaduan carbopol 940 dan polivinil alkohol.

    Dipilih kombinasi PEG-400 dan propilen glikol untuk meningkatkan fungsi

    keduanya sebagai humektan pada sediaan. Dalam penelitian ini dipilih propilen

    glikol sebagai faktor, yaitu sebanyak 21 gram sebagai level rendah dan 45 gram

    sebagai level tinggi, sedangkan PEG-400 sebanyak 12 gram untuk setiap formula.

    Pada pembuatan gel masker peel-off anti-acne ini digunakan sebanyak

    1,5 gram ekstrak kental daun kemangi untuk masing-masing formula. Penggunaan

    ekstrak kental daun kemangi berdasarkan penelitian Sawarkar dkk. (2010) tentang

    formulasi gel anti-acne, dimana pada konsentrasi 0,5 g/ml ekstrak etanol daun

    kemangi dapat memberikan zona hambat yang signifikan terhadap bakteri

    Propionibacterium acnes. Jumlah ini juga disesuaikan dengan perhitungan dari

    hasil penelitian Goyal dan Kaushik (2011) yang menyatakan bahwa KHM ekstrak

    etanol daun kemangi terhadap Staphylococcus aureus adalah 2048 µg/ml, serta

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    penelitian Oyedemi, Okoh, Mabinya, Pironcheva, dan Afolayan (2009) yang

    menyatakan bahwa efek bakterisidal dapat diperoleh pada konsentrasi dua kali

    lipat dari KHM. Diasumsikan digunakan 0,5 gram ekstrak kental daun kemangi

    per 100 ml sediaan, sehingga pada setiap formula digunakan 1,5 gram ekstrak

    kental daun kemangi. Penggunaan ekstrak kental sebanyak 1,5 gram diasumsikan

    tidak akan mengubah sifat fisik sediaan, karena bahan yang digunakan

    diprediksikan bersifat inert dan kompatibel terhadap kandungan kimia ekstrak.

    Namun demikian, penambahan ekstrak kental daun kemangi akan memberikan

    warna hijau pekat pada sediaan. Karena sediaan berupa gel yang dioleskan tipis

    pada permukaan kulit, warna yang terlihat oleh pengguna adalah hijau kekuningan

    transparan, sehingga dinilai tidak akan mengganggu penerimaan konsumen

    terhadap sediaan.

    Dalam formula gel pada penelitian ini digunakan etanol 70% yang

    berfungsi sebagai pelarut dan memberikan sensasi dingin saat diaplikasikan di

    kulit. Sensasi dingin yang terjadi merupakan akibat dari evaporasi etanol dari

    sediaan karena terpapar suhu tubuh dan suhu lingkungan luar. Salah satu

    kelemahan penggunaan etanol adalah berkurangnya kejernihan gel yang

    terbentuk. Demikian pula pada penggunaan potasium hidroksida sebagai penetral

    carbopol dapat memberikan fenomena yang sama. Namun hal ini tidak menjadi

    masalah sebab gel yang terbentuk memang tidak diharapkan menjadi gel

    transparan, melainkan gel berwarna hijau akibat adanya ekstrak kental daun

    kemangi. Etanol dengan jumlah tertentu diketahui dapat bersifat iritatif pada kulit.

    Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan etanol 70% sebanyak 10 gram.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    Untuk memastikan ada atau tidaknya sifat iritatif dari sediaan, dalam penelitian ini

    dilakukan pula uji iritasi primer kulit dengan metode Draize.

    Pada fomula sediaan gel ini digunakan metil paraben sebagai pengawet.

    Gel yang terbentuk merupakan sistem hidrogel yang memiliki kandungan air yang

    tinggi sehingga diperlukan adanya pengawet untuk menjaga stabilitas sediaan dan

    menghindari pertumbuhan mikroorganisme (Buchmann, 2001). Pada saat

    pembuatan gel, metil paraben terlebih dahulu dilarutkan dalam 0,5 gram etanol

    70%. Dalam setiap formula