JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah...

17
pastura JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE p -ISSN 2088-818X e -ISSN 2549-8444 Diterbitkan oleh: HIMPUNAN ILMUWAN TUMBUHAN PAKAN INDONESIA (HITPI) JURNAL ILMU TUMBUHAN PAKAN TROPIK pastura Vol. 9 No. 1 Halaman 1 - 54 Denpasar Agustus 2019 p-ISSN 2088-818X e-ISSN 2549-8444

Transcript of JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah...

Page 1: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung

pasturaJ O U R N A L O F T R O P I C A L F O R A G E S C I E N C E

p-ISSN 2088-818X e-ISSN 2549-8444

Diterbitkan oleh:HIMPUNAN ILMUWAN TUMBUHAN PAKAN INDONESIA (HITPI)

J U R N A L I L M U T U M B U H A N P A K A N T R O P I K

pastura Vol. 9 No. 1 Halaman 1 - 54

Denpasar Agustus 2019

p-ISSN 2088-818Xe-ISSN 2549-8444

Page 2: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung

pasturaJournal of Tropical Forage Science(Jurnal Tumbuhan Pakan Tropik)

Volume 9 Nomor 1 Agustus 2019

HIMPUNAN ILMUWAN TUMBUHAN PAKAN INDONESIA (HITPI)

.DAFTAR ISI

PENGANTAR REDAKSI .................................................................................................................................................. iii

TINGKAT ADAPTASI TANAMAN ALFALFA (Medicago sativa L.) HASIL MUTASI DENGAN SINAR GAMMA PADA SKALA LAPANG Prihantoro. I., Anandia, A., Aryanto, A. T., Setiana, M. A., dan Karti, P. D. M. H. .............................................. 1

EVALUASI KOMPOSISI BOTANIS DAN KANDUNGAN NUTRISI PADA RUMPUT RAWA KALAKAI (Stenochlaena palustris) DAN PURUN TIKUS (Heleocharis dulcis Burm) DI KECAMATAN CERBON KABUPATEN BARITO KUALA Achmad Jaelani, Muhammad Syarif Djaya, Gusti Khairun Ni’mah, Abd. Malik1 ....................................... 7

RASIO KARBON:NITROGEN DALAM PENGAWETAN HIJAUAN SUMBER PROTEIN MEMPENGARUHI KUALI-TAS NUTRISI PRODUK BIOFERMENTASI Marthen L. Mullik, Gustaf Oematan, Twen. O. Dami Dato, dan Yelly M. Mullik ................................................. 11

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI STEK BATANG Asystasia gangetica PADA UMUR YANG BERBEDA N. R. Kumalasari, L. Abdullah, L. Khotijah, Indriani, F. Janato, dan N Ilman ................................................... 15

POTENSI BEBERAPA ASESI KACANG PANJANG (Vigna unguiculata ssp. Sesquipedalis) SEBAGAI PAKAN DI INDONESIA Nafiatul Umami1, Meita Puspa Dewi, Andru1, Dian Astuti, Rahmi Tri Sayekti, Taryono ................................... 18

KARAKTERISTIK TUMBUH Asystasia gangetica PADA BERBAGAI ARAS PEMUPUKAN UREA I W. Suarna, N. N. Suryani, K.M. Budiasa, dan I M. Saka Wijaya ........................................................................ 21

PENINGKATAN RASIO UREA:UREASE DALAM PROSES HIDROLISIS ALKALI MENURUNKAN KOMPONEN KARBOHIDRAT STRUKTURAL PADA RUMPUT KUME (Sorghum plumosum var. Timorense) KERING Twen. O. Dami Dato dan Marthen L. Mullik ........................................................................................................... 24

PENGARUH PEMUPUKAN FOSPOR DAN INOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR (FMA) TERHADAP PERTUMBUHAN SORGUM MUTAN BMR PADA ULTISOL S. Sowmen, R. Sriagtula, I. Martaguri, Mardhiyetti, dan Q. Aini ........................................................................ 28

PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP KANDUNGAN AIR DAN SERAT KASAR Corchorus aestuans Anies Nuraeni, Lizah Khairani, Iin Susilawati ................................................................................................... 32

EFISIENSI PEMANFAATAN AIR BEBERAPA JENIS RUMPUT LOKAL PADA KADAR AIR YANG BERBEDA 36 I Nyoman Bayu Paramartha, Anak Agung Ayu Sri Trisnadewi, dan Magna Anuraga Putra Duarsa ............... 36

PENGARUH INOKULAN BAKTERI ASAM LAKTAT DAN ADITIF TERHADAP KUALITAS DAN KARAKTERISTIK SILASE SORGUM MUTAN BROWN MIDRIB (Sorghum bicolor L. Moench) R. Sriagtula, I. Martaguri, J. Hellyward, S. Sowmen ............................................................................ 40

PRODUKTIVITAS PERTANAMAN CAMPURAN RUMPUT UNGGUL DENGAN LEGUM LOKAL PADA LAHAN GALIAN C DI KABUPATEN KARANGASEM Budiasa I K.M., I W. Wirawan., dan I W. Suarna .................................................................................................. 44

Page 3: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung

pasturaJournal of Tropical Forage Science(Jurnal Tumbuhan Pakan Tropik)

Volume 9 Nomor 1 Agustus 2019

Ketua PenyuntingI Wayan Suarna (Unud)

Wakil Ketua PenyuntingPanca Dewi Manu Hara Karti (IPB)

Penyunting PelaksanaLuki Abdullah (IPB)

Dwi Retno Lukiwati (Undip)Nafiatul Umami (UGM)

Charles L. Kaunang (Unsrat)I Gede Mahardika (Unud)

N. N. Suryani (Unud)Rahmi Dianita (Unja)

Mansyur (Unpad)

AdministrasiA. A. A. Sri TrisnadewiKetut Mangku Budiasa

I Wayan Wirawan

Alamat RedaksiFakultas Peternakan Universitas UdayanaJalan PB Sudirman Denpasar-Bali 80232Telp. (0361) 222096 Fax. (0361) 236180

e-mail: [email protected]

PenerbitHimpunan Ilmuwan Tumbuhan Pakan Indonesia (HITPI)

Sampul: Gliricidia sepium Dokumentasi foto W. Suarna

ISSNp-2088-818X e-ISSN 2549-8444

pastura adalah jurnal ilmu tumbuhan pakan tropik yang diterbitkan dua kali setahun (Februari dan Agustus) memuat berbagai aspek tumbuhan pakan tropik dari: hasil penelitian, naskah

konseptual/opini, resensi buku, dan informasi tumbuhan pakan tropik lainnya

Page 4: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung

iii

PENGANTAR REDAKSI

ak terelakkan lagi bahwa tanaman pakan ternak (TPT) harus menjadi prioritas manakala mengembangkan produksi ternak ruminansia untuk tujuan pemenuhan kebutuhan akan protein hewani. Kementerian Pertanian Republik Indonesia telah menerbitkan keputusan nomor: 141 Tahun

2019 tentang Jenis Komoditas Tanaman Binaan Lingkup Kementerian Pertanian. Berdasarkan Kepmentan No. 141 Tahun 2019 tersebut saat ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan telah memiliki tidak kurang dari 75 jenis tanaman yang terdiri dari 42 jenis rumput tanaman pakan dan 33 jenis kacang-kacangan tanaman pakan. Kehadiran Kepmentan 141/2019 ini menjadi tonggak yang sangat bersejarah atas dimulainya penataan dan perlindungan terhadap plasmanutfah tanaman pakan lokal dan implementasi terhadap azas ke-hati-hatian dalam mengintroduksi varietas atau jenis tanaman baru.

Pastura kali ini telah memunculkan berbagai artikel yang mengungkap varietas lokal unggul yang sangat penting dalam mencermati dan mendukung terwujudnya pengembangan konsentrat hijau. Artikel terkait seperti: karakteristik morfologi kalus lamtoro (Leucaena leucocephala Cv Tarramba), produksi dan kualitas hijauan kacang kupu (Clitoria Ternatea), Phaseybean (Macroptilium lathyroides (L.) Urb.) legum lokal potensial sebagai pakan ternak, dan evaluasi terhadap tiga genus rumput gajah di bawah kebun pinus. Pastura juga mengetengahkan berbagai artikel tentang teknologi budidaya tanaman pakan seperti: penambahan daun mindi, pemberian bungkil inti sawit, pemanfaatan pupuk bioorganik, dan pemanfaatan jasa mikrobia tanah untukmpeningkatan produktivitas tanaman pakan.

Seirama dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan ketersediaan protein hewani asal ternak ruminansia, maka ketersediaan hijauanpakan ternak yang berkualitas semakin dibutuhkan. Dengan demikian perlindungan varietas tanaman pakan unggul dan meningkatkan keberagaman tumbuhan pakan untuk pengembangan konsentrat hijau menjadi kebutuhan yang mendesak. Semoga pastura dapat menjadi inspirasi dalam upaya pengembangan tanaman pakan berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Page 5: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung
Page 6: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung

36

pastura ❖ Volume 9 Nomor 1 TahuN 2019 p-ISSN 2088-818X e-ISSN 2549-8444

EFISIENSI PEMANFAATAN AIR BEBERAPA JENIS RUMPUT LOKAL PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

I Nyoman Bayu Paramartha, Anak Agung Ayu Sri Trisnadewi, dan Magna Anuraga Putra DuarsaPS. Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui efisiensi pemanfaatan air pada rumput lokal Axonopus compressus, Paspalum conjugatum, dan Oplismenus burmanni dengan pemberian kadar air yang berbeda. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Laboratorium Tumbuhan Pakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola tersarang 3×3 dengan perlakuan jenis rumput yaitu Axonopus compressus (A), Paspalum conjugatum (P), Oplismenus burmanni (O),dan kadar air yaitu: 100% kapasitas lapang (KL) (K1), 75% KL (K2), dan 50% KL (K3). Dengan demikian terdapat 9 kombinasi perlakuan yaitu: PK1, PK2, PK3, OK1, OK2, OK3, AK1, AK2, dan AK3. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak empat (4) kali sehingga terdapat 36 unit percobaan. Variabel yang diamati yaitu variabel efisiensi pemanfaatan air, pertumbuhan, produksi dan karakterstik tumbuh. Hasil penelitian menunjukkan rumput Paspalum conjugatum memiliki respon yang paling tinggi dalam efisiensi pemanfaatan air pada pemberian kadar air yang berbeda dibandingkan dengan rumput Axonopus compressus dan Oplismenus burmanni. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa terjadi peningkatan efisiensi pemanfaatan air pada pemberian kadar air 75% KL (K2) pada rumput Axonopus compressus dan Paspalum conjugatum, sedangkan pada rumput Oplismenus burmanni pemberian kadar air yang berbeda tidak berpengaruh pada peningkatan efisiensi pemanfaatan air.

Kata kunci: Axonopus compressus, Paspalum conjugatum, Oplismenus burmanii, kadar air, efisiensi pemanfaatan air

THE EFFICIENCY OF WATER UTILIZATION ON VARIOUS THE LOCAL GRASSES WITH DIFFERENT WATER LEVELS

ABSTRACT

This study aims to determine the efficiency of water utilization in the local grasses of Axonopus compressus, Paspalum conjugatum, and Oplismenus burmanni with different water levels. The study was conducted in the Laboratory of Greenhouse, Faculty of Animal Husbandry Udayana University, Denpasar. Completely randomized design of 3 × 3 nested patterns was used in this study with a type of grass treatment: Axonopus compressus, Paspalum conjugatum, Oplismenus burmanni, and water levels i.e 100% field capacity (KL) (K1), 75% (KL) (K2), and 50% (KL) (K3) thus there are 9 treatment combinations namely PK1, PK2, PK3, OK1, OK2, OK3, AK1, AK2, dan AK3. Each treatment combination was repeated four times so there were 36 research pots. The variables observed were efficiency of water utilization, growth, production and growth characteristics. The results show that Paspalum conjugatum grass has the highest responsiveness on the efficiency of water utilization at giving different water levels compared to grass Axonopus compressus and Oplismenus burmanni. This study concluded that there was an increase in water utilization efficiency at the provision of 75% KL (K2) moisture content on grass Axonopus compressus and Paspalum conjugatum, whereas in grass Oplismenus burmanni the provision of different water content had no effect on improving water utilization efficiency.

Key words: Axonopus compressus, Paspalum conjugatum, Oplismenus burmanii, water content, water utilization efficiency

pastura Vol. 9 No. 1 : 36 - 39 p-ISSN 2088-818X e-ISSN 2549-8444

Page 7: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung

37

PENDAHULUAN

Rumput memegang peranan penting dalam penyediaan pakan hijauan bagi ternak ruminansia di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung zat-zat makanan yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup ternak, seperti air, lemak, serat kasar, protein, mineral serta vitamin (Sinaga, 2008). Rumput terdiri dari dua jenis yaitu rumput alam (lokal) dan rumput unggul (introduksi). Rumput alam (lokal) adalah jenis rumput yang sudah lama beradaptasi dengan tanah dan iklim di Indonesia, rumput ini mempunyai produksi dan kualitas yang rendah dan sering dijumpai di sekitar lingkungan tempat tinggal kita. Penyediaan hijauan pakan haruslah lebih ditekankan atau diarahkan pada penanaman spesies tanaman yang efisien dalam memanfaatkan air dan dapat tumbuh pada lahan yang kurang subur. Darmawan dan Baharsyah (1983) menyatakan bahwa pada lahan kering air merupakan salah satu faktor pembatas untuk kelangsungan hidup tanaman sebab hampir seluruh proses fisiologis dalam tanaman berlangsung dengan adanya air. Disamping itu tersedianya air akan mempengaruhi laju fotosintesis. Hanifiah (2005) menyatakan air berfungsi sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke dalam akar kemudian ke daun, sebagai sarana transportasi dan mendistribusikan fotosintat dari daun keseluruh bagian tanaman.

Hampir semua proses fisiologis pada tumbuhan dipengaruhi oleh ketersediaan air. Kushartono (2001) dan Sinaga (2008) menyatakan bahwa ketersediaan air tanah merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi produktivitas tumbuhan dibandingkan faktor lainnya seperti kesuburan tanah maupun intensitas sinar matahari. Hal ini disebabkan tanaman banyak melibatkan air dalam proses fisiologis seperti penyerapan hara, fotosintesis, respirasi, dan sebagai media untuk berlangsungnya reaksi-reaksi metabolisme. Pengurangan air menyebabkan berbagai gejala yang dibedakan dalam skala waktu beberapa menit (penyebab tanaman layu, penutupan stomata) hingga mingguan (perubahan pertumbuhan dan pembungaan) ataupun bulanan (penurunan biomass total) (Tardieu, 1996).

Pertumbuhan tanaman sangat dibatasi oleh kekeringan dan kelebihan air. Rifin (1990) menyatakan bahwa kekurangan atau kelebihan air pada fase tumbuh akan mengakibatkan tidak normalnya pertumbuhan dan merosotnya hasil tanaman. Soemarno (2004) menyatakan bahwa apabila persediaan air tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tanaman secara penuh, evapotranspirasi aktual (ETa) akan

menurun dibawah evapotranspirasi maksimum (ETm) atau ETa< ETm. Pada kondisi seperti ini, akan berkembang stress air dalam tanaman yang akan berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Bima (2007) menyatakan apabila air yang diberikan pada tanaman dengan jumlah yang besar maka akan menyebabkan medium akan jenuh dengan air, sehingga akan mengakibatkan aerasi tanah akan jelek karena kurangnya oksigen dalam tanah.

Berdasarkan uraian di atas, informasi mengenai efisiensi pemanfaatan air pada tiga jenis rumput lokal (Paspalum conjugatum, Oplismenus burmanni, dan Axonopus compressus) masih terbatas, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang aplikasi pemberian air pada tiga jenis rumput lokal tersebut dengan persentase pemberian air yang berbeda untuk mengetahui tingkat efisiensi pemanfaatan air pada tiga jenis rumput tersebut.

MATERI DAN METODE

MateriRumput yang digunakan terdiri atas tiga jenis

rumput lokal yaitu Axonopus compressus, Paspalum conjugatum, dan Oplismenus burmanni. Tanah yang digunakan adalah 4 kg dan dipupuk dengan pupuk kotoran sapi dengan dosis pupuk 15 ton ha-1. Air yang digunakan untuk menyiram tanaman rumput pada penelitian ini diperoleh dari air sumur yang ada di tempat penelitian.Pot yang digunakan adalah pot berbahan plastik dengan diameter 26 cm dan tinggi pot 19 cm. Setiap pot diisi dengan tanah sebanyak 4 kg.

MetodePenelitian dilaksanakan di Rumah Kaca

Laboratorium Tumbuhan Pakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Jalan Raya Sesetan Gang Markisa Denpasar.

Rancangan percobaan digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola tersarang 3×3 dengan perlakuan jenis rumput yaitu Axonopus compressus (A), Paspalum conjugatum. (P), Oplismenus burmanni (O), dan kadar air yaitu: 100% kapasitas lapang (KL) (K1), 75% KL (K2), dan 50% KL (K3). Dengan demikian terdapat 9 kombinasi perlakuan yaitu: PK1, PK2, PK3, OK1, OK2, OK3, AK1, AK2, dan AK3. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak empat (4) kali sehingga terdapat 36 pot penelitian.

Penyiraman dilakukan sekali sehari sesuai dengan perlakuan yaitu dengan kadar air 100% kapasitas lapang (KL), 75% KL dan 50% KL. Disiapkan juga pot yang tidak ditanami tanaman (kontrol) yang berjumlah 3 pada masing-masing perlakuan kadar

Efisiensi Pemanfaatan Air Beberapa Jenis Rumput Lokal Pada Kadar Air yang Berbeda [I Nyoman Bayu Paramartha, dkk.]

Page 8: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung

38

pastura ❖ Volume 9 Nomor 1 TahuN 2019 p-ISSN 2088-818X e-ISSN 2549-8444

air sehingga terdapat 9 pot yang tidak ditanami tanaman (kontrol) yang berguna untuk mengukur evaporasi harian.

Peubah yang diamati meliputi efisiensi pemanfaatan air pada berat kering daun, berat kering batang, berat kering akar, dan berat kering total hijauan.

Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, apabila antar perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) maka analisis dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) (Montgomery, 1976).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kadar air 75% KL (K2) memberikan hasil tertinggi pada hampir semua variabel efisiensi pemanfaatan air dibandingkan dengan perlakuan kadar air lainnya dan secara statistik berbeda nyata (P<0,05) (Tabel 1). Ini menunjukkan bahwa pada pemberian kadar air 75% KL (K2), air lebih efisien dimanfaatkan oleh

tanaman sehingga produksi berat kering tanaman lebih tinggi. Susewo (1987) menyatakan bahwa efisiensi penggunaan air merupakan rasio produksi bahan kering hasil biosintesis dengan jumlah air yang dikomsumsi untuk evapotranspirasi. Hal ini mengindikasikan rumput Paspalum conjugatum pada pemberian kadar air 75% KL (K2) dapat memanfaatkan air dengan baik untuk pertumbuhan dan produksinya. Leopold dan Kriedemann (2003) menyatakan pemberian air terhadap tanaman hendaknya sesuai dengan kebutuhan air tanaman yang sesungguhnya, sebab kekurangan atau kelebihan pemberian air memberikan pengaruh buruk bagi tanaman. Kebutuhan air dan efisiensi penggunaan air merupakan cara sederhana untuk mengetahui apakah hasil tanaman dipengaruhi oleh pasokan air. Tanaman tahan kering mengalami penurunan hasil produksi lebih rendah ketika terjadi cekaman kekeringan (Suryatni et al.,2015).

Rumput Axonopus compressus memiliki rataan tertinggi pada variabel efisiensi pemanfaatan air pada

Tabel 1 Efisiensi pemanfaatan air pada berat kering dan luas daun rumput Axonopus compressus, Paspalum conjugatum, dan Oplismenus burmannii pada kadar air yang berbeda

Kadar air1) Efisiensi pemanfaatan air pada berat kering daun (g/ml)SEM4)

A2) P OK1 0,0040b 0,0024b 0,0005a 0,0025K2 0,0080a 0,0157a 0,0024a

K3 0,0043b 0,0030b 0,0016a

Antar Spesies 0,0055A3) 0,0070A 0,0015B Kadar air Efisiensi pemanfaatan air pada berat kering batang (g/ml)

A P OK1 0,0065a 0,0041b 0,0011a 0,0056K2 0,0125a 0,0358a 0,0032a

K3 0,0093a 0,0036b 0,0036a

Antar Spesies 0,0095A 0,0145A 0,0026B Kadar air Efisiensi pemanfaatan air pada berat kering akar (g/ml)

A P OK1 0,0024a 0,0005b 0,0002a 0,0013K2 0,0022a 0,0063a 0,0004a

K3 0,0015a 0,0010b 0,0005a

Antar Spesies 0,0020A 0,0026A 0,0003B Kadar air Efisiensi pemanfaatan air pada berat kering total tanaman (g/ml)

A P OK1 0,0106a 0,0065b 0,0016a 0,0080K2 0,0206a 0,0515a 0,0055a

K3 0,0136a 0,0065b 0,0052a

Antar Spesies 0,0149A 0,0215A 0,0041B Kadar air Efisiensi pemanfaatan air pada luas daun (cm²/ml)

A P OK1 3,9603b 2,3098b 0,7525a 5,0508K2 28,7229a 28,0905a 3,3073a

K3 6,3072b 3,8681b 2,3975a

Antar Spesies 9,5743A 9,3635A 1,1024B Keterangan:1) K1= kadar air 100% kapasitas lapang (KL), K2= kadar air 75% KL dan K3= kadar air 50% KL2) A= Axonopus compressus, P= Paspalum conjugatum,dan O= Oplismenus burmanni3) Nilai dengan huruf kapital yang sama pada baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata (P>0,05) antar spesies dan nilai dengan huruf kecil yang sama pada

kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata (P>0,05) antar perlakuan kadar air yang berbeda4) SEM = Standart Error of the Treatment Mean

Page 9: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung

39

luas daun sebesar 9,5743 cm2/ml dibandingkan dengan rumput Paspalum conjugatum dan Oplismenus burmannii sedangkan pada pemberian kadar air 75% KL menghasilkan luas daun tertinggi (P<0,05) dibandingkan Paspalum conjugatum dan Oplismenus burmannii (Tabel 1). Hal ini menunjukkan rumput Axonopus compressus mampu tumbuh lebih baik dengan jumlah daun yang lebih banyak dibandingkan dengan rumput Paspalum conjugatum dan Oplismenus burmannii jika mendapatkan pemberian air yang cukup untuk proses pertumbuhan rumput. Pemberian kadar air 75% KL (K2) memiliki rataan tertinggi pada luas daun. Hal ini terkait dengan fungsi air bagi tanaman yaitu sebagai komponen utama proses fotosintesis, media pengangkut semua hasil proses fotosintesis dan memperpanjang sel tumbuhan, serta sebagai bahan untuk berbagai kegiatan tumbuh dan berkembangnya tumbuhan. Rumput Axonopus compressus memiliki produktivitas yang sangat baik jika rumput ini diberikan kebutuhan air yang cukup. Hal ini didukung oleh pendapat Arif dan Machfudz (2015) yang menyatakan kadar ketersediaan air sangat terkait dengan proses penyerapan unsur hara oleh tanaman pada proses metabolisme. Tanaman memberikan respon terhadap ketersediaan air yang cukup dengan menambah luas daun.

SIMPULAN

Terjadi peningkatan efisiensi pemanfaatan air pada pemberian kadar air 75% KL pada rumput Axonopus compressus dan Paspalum conjugatum, sedangkan pada rumput Oplismenus burmanni pemberian kadar air yang berbeda tidak berpengaruh pada peningkatan efisiensi pemanfaatan air. Rumput Paspalum conjugatum memiliki respon yang paling tinggi dalam efisiensi pemanfaatan air pada pemberian kadar air yang berbeda.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana dan seluruh pihak yang membantu dalam pelaksanaan hingga penulisan jurnal penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, A. M. dan Al Machfudz, W.P.D. 2015. Pengaruh volume air dan pola vertikultur terhadap pertumbuhan dan hasil sawi hijau (Brassica Juncea L.). Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah. Sidoarjo.

Bima, C. C. 2007. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan pemberian air melalui irigasi tetes pada budidaya tanaman cabai (capsicum annuumc). Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Riau. Pekanbaru.

Darmawan, J. dan J. Baharsyah. 1983. Dasar-dasar fisiologi tanaman. Suryandaru Utama. Semarang.

Hanifiah, K.A. 2005. Dasar-dasar ilmu tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kushartono, B. 2001. Pengaruh curah hujan dan pola pemupukan terhadap produksi rumput raja. Temu Teknis Fungsional Non Peneliti. 42-49.

Leopold AC dan Kriedemann, P.E. 2003. Tumbesaran dan perkembangan tanaman. Terjemahan Edisi ke 2. University Pertanian Malaysia. Serdang. Selangor.

Montgomery, D. C. 1976. “Design and Analysis Of Experiments”.John Wiley & Sons, Inc., New York.

Rifin, A. 1990. Pertumbuhan, hasil dan serapan hara N,P dan K tanaman jagung pada berbagai fase cekaman air. Batal Penelitian Tanaman Pangan. Bogor.

Sinaga, R. 2008. Keterkaitan nisbah tajuk akar dan efisiensi penggunaan air pada rumput gajah dan rumpu raja akibat penurunan ketersediaan air tanah. Jurnal Biologi Sumatra. 3(1) : 29-35.

Soemarno, M.S. 2004. Manajemen sumber daya air dan pengelolaan air tanah bagi tanaman. Program Pascasarjana Universitas Brawijaya. Malang.

Suryatni, S. Indradewa, D. Sudira, P. Widada, J. 2015. Kebutuhan air, efisiensi penggunaan air, dan ketahanan kekeringan kultivar kedelai. Jurnal Agritech, Vol. 35, No. 1, Februari 2015.

Susewo, A. 1987. Pemanfaatan lahan gambut. Dirjen Pertanian Tanaman Pangan, Direktorat Perluasan Areal Pertanian. Jakarta.

Tardieu, F. 1996. Drought perception by plants. Po Cells of Droughted Plants Experience Water Stress, Plant Growth Regulation. 20 : 93.

Efisiensi Pemanfaatan Air Beberapa Jenis Rumput Lokal Pada Kadar Air yang Berbeda [I Nyoman Bayu Paramartha, dkk.]

Page 10: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung

49

UCAPAN TERIMAKASIHKEPADA MITRA BESTARI

Atas bantuan penyuntingan yang dilakukan oleh para Mitra Bestari (Penyunting Ahli) terhadap naskah-naskah jurnal yang dimuat pada jurnal Pastura, Volume 8 Nomor 2, Februari 2019 redaksi

mengucapkan terimakasih kepada mereka yang namanya tersebut di bawah ini:

Prof. Ir. Yusuf Ahyar Sutaryono, PhDProf. Dr. Ir. Komang Budaarsa, M.S

Dr. Nurhayati Diah PurwantariIr. Lindawati Doloksaribu, M.Rur.Sc. Ph.D.

Dr. Ir. Ni Nyoman Suryani, M.Si Ir. M. A. P. Duarsa, M.Rur.Sc.

Ir. Ni Putu Sarini, M.Agr.Sc

Page 11: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung

50

pastura ❖ Volume 9 Nomor 1 TahuN 2019 p-ISSN 2088-818X e-ISSN 2549-8444

Umum1. Naskah yang diterima adalah karya tulis yang

merupakan hasil penelitian atau hasil pemikiran (konseptual) yang ada hubungannya dengan tanaman makanan ternak dan belum pernah dipublikasikan (dimuat dalam jurnal).

2. Jurnal Pastura melingkup berbagai topik riset tumbuhan pakan tropik dari hasil penelitian, Naskah konseptual/opini, resensi buku, dan informasi tumbuhan pakan tropik lainnya.

3. Jurnal Pastura terbit dua kali dalam satu tahun yakni pada bulan Agustus dan Pebruari.

4. Naskah dapat dikirim ke Redaksi Jurnal Pastura dengan alamat: Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Jalan PB Sudirman Denpasar-Bali 80232 Telp. (0361) 222096 Fax. (0361) 236180 e-mail: [email protected].

Standar Penulisan1. Naskah dapat ditulis dalam Bahasa Indonesia atau

Bahasa Inggris;2. Naskah diketik dengan program Microsoft Word.

Format huruf menggunakan Times New Roman dengan ukuran font 12. Kecuali untuk grafik menggunakan program Microsoft Exel dan gambar menggunakan format JPEG atau PDF.

3. Jumlah halaman Naskah maksimal 20 halaman kwarto dan diketik dengan 2 spasi, kecuali abstrak, tabel, histogram dan daftar rujukan/pustaka satu spasi.

4. Sistematika Naskah hasil penelitian: Judul, Nama penulis (tanpa gelar akademik) dan alamat lembaga, abstrak dalam bahasa indonesia dan inggris, pendahuluan memuat latar belakang, sekilas tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian; materi dan metode, hasil dan pembahasan, simpulan dan saran, daftar rujukan /daftar pustaka (hanya memuat sumber yang dirunjuk), dan ucapan terima kasih (bila ada);

5. Sistematika Naskah hasil pemikiran (Naskah konseptual yang argumentatif-ilmiah, sistematis dan logis) meliputi : judul, nama penulis (tanpa gelar akademik) dan alamat lembaga, abstrak dalam Bahasa Indonesia dan Inggris, pendahuluan (memuat latar belakang, dan tujuan atau ruang lingkup tulisan), bahasan utama, simpulan dan saran, daftar rujukan /pustaka (hanya memuat sumber yang dirunjuk), dan ucapan terima kasih (bila ada);

6. Perujukan dan pengutipan mengguna-kan teknik rujukan berkurung (nama, tahun), Contoh

(Purwantari dan Sajimin, 2016).7. Nomenklatur untuk istilah latin terdiri dari 2 atau

3 kata, diketik italik terutama untuk tumbuhan, hewan, serangga, mikroorganisme, dan penyakit.

8. Unit pengukuran yang dipergunakan pada pastura adalah Sistem Internasional (SI).

Penulisan Naskah1. Judul harus singkat, jelas, spesifik, dan informatif

yang merefleksikan isi dari Naskah. Panjang judul maksimal 14 kata, setiap kata diawali dengan huruf kapital.

2. Nama Penulis ditulis sebagaimana menulis nama pada daftar pustaka.

3. Nama institusi dimana riset itu dilaksanakan harus ditulis lengkap termasuk institusi/departemen, kota, negara dan e-mail.

4. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris, paragraf dan spasi tunggal, maksimal 250 kata. Abstrak memuat statement yang jelas dari pendahuluan (rasionalitas riset), tujuan, metode, hasil, temuan yang signifikan, dan kesimpulan, tanpa berisi kutipan.

5. Kata kunci harus ditulis dan tidak melebihi dari 5 frase.

6. Pendahuluan menggambarkan latar belakang riset yang ringkas, temuan baru, state of the arts, dan tujuan. Pendahuluan ditulis secara efektif dan didukung oleh referensi yang mutakhir. Pengembangan pembahasan dari berbagai referensi yang relevan hendaknya dicantumkan pada bab pembahasan, dan bukan pada pendahuluan.

7. Materi dan Metodea. Harus ditulis jelas dan lengkap, mengandung

deskripsi yang jelas tentang prosedur biologis, analisis, dan statistik, sehingga dapat diulangi oleh peneliti lainnya. Acuan terhadap metode/prosedur original dan modifikasinya (bia ada) harus diberikan penjelasan.

b. Penulis harus memberikan informasi yang jelas tentang produk komersial dan perlengkapan yang digunakan dalam penelitian.

c. Analisis statistik yang sesuai harus digunakan, meskipun mekanisme biologis harus lebih ditekankan.

8. Hasil menampilkan data dalam bentuk tabel atau gambar, hindarkan tampilan ganda tabel dan gambar untuk data yang sama. Data yang ditampilkan diikuti dengan indeks variasi seperti: SD, SE, dan sebagainya serta diikuti dengan tingkat

PETUNJUK PENULISAN JURNAL

Page 12: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung

51

signifikannya seperti P<0,05 dan sebagainya. Narasi hendaknya menjelaskan atau mengelaborasi data yang telah ditabulasi

9. Pembahasan atau Diskusi harus konsisten dan menginterpretasikan hasil secara jelas dan ringkas tentang mekanisme biologis dan tingkat signifikansinya didukung dengan literatur yang sesuai. Pembahasan harus relevan antara hasil dengan pengamatan lapangan dan hipotesis. Hasil riset yang telah dijabarkan pada bab hasil tidak boleh dicantumkan lagi pada bab Pembahasan.

10. Kesimpulan ditulis secara singkat dalam paragraf tunggal, tetapi merefleksikan hasil percobaan yang diperoleh. Implikasi temuan hasil riset perlu diketengahkan terkait produktivitas tanaman pakan dan ternak.

11. Ucapan Terimakasih dapat ditampilkan manakala diperlukan.

12. Referensia. Disarankan kepada penulis untuk menggunakan

referensi dari program aplikasi seperti: Mendeley dan sebagainya untuk mempersiap-kan kutipan dan daftar pustaka.

b. Referensi diutamakan dari jurnal yang diterbitkan paling lama 10 tahun dan pustaka dari jurnal minimal 80%.

c. Penulis diharapkan tidak memper-gunakan prosiding, tesis, dan disertasi sebagai referensi.

d. Pustaka disusun dengan tata cara seperti contoh berikut, dan diurutkan secara alfabetis dan kronologis.ASA-CSSA-SSSA. 1998. Publications handbook

and style manual. American Society of Agronomy, Inc., Crop Science Society of America, Inc. and Soil Science Society of America, Inc.Wisconsin 53711 USA.

Adjei, M.B. 1995. Component forage yield and quality of grass-legum cropping system in Carebean. Trop. Grassl. 29: 142-149.

Allden. W.G., and I.A. McD. Whittaker. 1970. The determinants of herbage intake by grazing sheep. Aust. J. Agric. Res. 21: 755-66.

Atta-Krah, A.N. 1989. Availability and use of fodder shrubs and trees in tropical africa, In Shrubs and tree fodder for animals. IDRC. Proc. 118-129.

Halim, R.A. 1996. Fodder grasses to maximize land productivity for ruminant production. p.55-60. In R.A. Halim and C.P. Chen (ed.) Feed resources for smallholder livestock production in Southeast Asia. Vientiane Lao P.D.R

SAS Institute. 1994. The SAS System for Windows. Release 6.10. SAS Inst.,

National Agricultural Statistics Service. 1997.

Crops county data [online]. Available at http://usda.mannlib.cornell.edu/data-sets/crops/9X100 (verified 30 Nov. 1998).

Agronomy Journal, Volumes 17-22, 1925-1930 [CD-ROM computer file]. ASA Madison, WI, and Natl. Agric. Libr., Madison, WI (Nov. 1994)

Tabel, Gambar, dan Grafik1. Tabel

a. Tabel dibuat dengan mempergunakan program Microsoft Words, pilih insert table dan ikuti instruksinya. Jangan memisahkan sel kedalam baris ataupun kolom dengan mempergu-nakan tabs atau spaces.

b. Judul tabel harus singkat dan jelas. Hanya hurup pertama dari kata pada judul tabel yang capital. Judul tabel di atas tabel dan diberi nomor.

c. Garis pemisah dibuat horizontal (tiga garis) untuk memisahkan judul kolom (perlakuan) dengan data, serta garis penutup.

d. Data harus dilengkapi dengan standar deviasi (SD), Standar Eror (SE), atau Koefisien Variasi (CV)

e. Setiap singkatan atau simbul harus diberikan penjelasan.

Tabel 1 Berat kering hijauan yang dapat dimakan dan tidak dapat dimakan rumput raja sebagai respon terhadap pemupukan N

Perlakuan Urea(kg N ha-1) Edibel (g) Non Edibel (g)

Kontrol 81.40 ± 12.99 a 59.00 ± 13.19 a 60 167.80 ± 27.40 b 89.40 ± 7.44 b 120 224.80 ± 33.99 c 99.60 ± 11.88 bc 180 271.80 ± 42.94 d 118.80 ± 19.53c

Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji Duncan). Sumber : Waluyo, (2014)

2.GambardanGrafika. Judul gambar atau grafik harus singkat dan jelas.

Judul gambar atau grafik diletakkan di bawah gambar atau grafik dan diberi nomor.Hanya hurup pertama dari judul gambar atau grafik yang memakai hurup capital.

b. Simbul dan penjelasan dari gambar atau grafik dicantumkan pada judul gambar atau grafik.

c. Gambar atau grafik harus dipersiapkan dengan baik, mudah dibaca dengan ukuran 8 cm pada kolom.

d. Untuk diagram batang, dibuat dalam 2 dimensi dan gunakan strips pada pola diagram.

e. Untuk diagram garis, gunakan stroke minimum.

Petunjuk Penulisan Jurnal

Page 13: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung

52

pastura ❖ Volume 9 Nomor 1 TahuN 2019 p-ISSN 2088-818X e-ISSN 2549-8444

Jika terdapat banyak garis maka gunakan solid dan/ atau dotted.

Gambar 1. Korelasi kandungan protein kasar dengan kandungan klorofil daun rumput raja. Sumber : Waluyo, (2014).

f. Gambar harus memiliki resolusi yang baik. Format gambar mempergunakan Word, JPEG, dan PDF. Resolusi minimum adalah 300 dpi untuk gambar berwarna dan grayscale dan 600 dpi untuk gambar garis.

Gambar 2. Infeksi Akar Rumput Benggala oleh Hifa (H) FMA

Bagan Alir Proses NskahPenulis

kEditor in Chief Peer

kReviewer (2 orang)

kEditor in Chief

kPenulis k

Editork

Editor in Chiefk

Penulisk

Editor in Chiefk

Percetakank

Penerbit

Revisi/Ditolak

DitolakDitolak/ Revisi/

Diterima

DitolakPenulis

Penulis

ETIKA PUBLIKASILatar Belakang

Pastura harus memastikan bahwa semua karya yang diterbitkan dalam jurnal mengikuti prinsip-prinsip etika dalam penerbitan akademik. Karena itu penting untuk menetapkan standar etika bagi semua pemegang saham untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan untuk menghindari masalah yang mungkin timbul karena konflik kepentingan tertentu. Dokumen ini menyajikan kebijakan pastura tentang etika publikasi dan pernyataan malpraktek masing-masing sebagai pedoman bagi semua pemangku kepentingan jurnal.

Penulis NaskahPenulis adalah peneliti yang telah memberikan

kontribusi signifikan terhadap konsepsi, pelaksanaan, atau interpretasi dari penelitian yang dipublikasikan. Semua peneliti yang telah memberikan kontribusi signifikan harus dicantumkan sebagai anggota penulis. Peneliti lain yang telah berpartisipasi dalam aspek substantif pada penelitian, mereka harus diakui dan dicantumkan sebagai kontributor. Penulis harus bertanggung jawab terhadap penulis korespondensi yang memastikan bahwa semua anggota penulis yang sesuai telah dimasukkan ke dalam naskah serta seluruh anggota penulis telah melihat dan menyetujui naskah final dan menyepakati pengajuan naskah tersebut untuk publikasi. Penulis harus dapat memastikan bahwa apa yang telah ditulis seluruhnya merupakan karya asli dan apabila penulis telah menggunakan hasil penelitian orang lain maka harus disitasi atau dikutip dengan tepat. Mengirimkan naskah yang sama pada lebih dari satu jurnal secara bersamaan merupakan perilaku tidak etis dan tidak dapat diterima. Secara umum, penulis seharusnya tidak mengirimkan naskah untuk pertimbangan dalam jurnal lain yang telah terbit sebelumnya.

Konflik KepentinganBahan yang tidak dipublikasikan yang terdapat

dalam naskah tidak boleh digunakan untuk penelitian reviewer sendiri tanpa izin tertulis dari penulis. Informasi dan ide yang istimewa yang diperoleh melalui proses review harus dijaga kerahasiaannya dan tidak digunakan untuk kepentingan pribadi. Reviewer tidak harus mempertimbangkan naskah yang memiliki konflik kepentingan akibat naskah yang kompetitif, kolaboratif, atau hubungan lainnya dengan salah satu penulis, atau perusahaan yang terlibat dengan naskah.

Tanggung Jawab PenulisPengakuan yang tepat dari karya orang lain harus

selalu dituliskan. Penulis harus mengutip publikasi

Page 14: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung

53

yang telah memengaruhi penelitian yang dilaporkan. Informasi yang diperoleh secara pribadi, seperti dalam percakapan, korespondensi, atau diskusi dengan pihak ketiga tidak boleh digunakan atau dilaporkan tanpa ada izin tertulis dari sumber. Informasi yang diperoleh dalam proses pelayanan rahasia seperti naskah juri atau aplikasi hibah tidak boleh digunakan tanpa izin tertulis dari penulis yang terlibat.

Tanggung Jawab ReviewerReviewer harus mengedepankan prinsip kebenaran,

kebaharuan, dan orisinalitas untuk pengembangan keilmuan, terapan, dan inovasi. Reviewer wajib menolak melakukan review jika karya tulis bukan dari bidang keahlian. Seyogyanya memberikan rekomendasi kepada reviewer lain yang lebih ahli dibidang karya tulis tersebut. Reviewer menelaah Karya tulis secara tepat waktu sesuai gaya panduan terbitan berdasarkan kaidah ilmiah (metode pengumpulan data, legalitas penulis, kesimpulan, dan lain-lain.). Reviewer sebaiknya menelaah kembali karya tulis yang telah diperbaiki sesuai dengan standar yang telah ditentukan

Tanggung Jawab Pengelola JurnalPengelola jurnal wajib menghargai kerahasiaan

Peneliti, Penulis, Editor, maupun Reviewer yang telah berkontribusi terhadap pengembangan jurnal Pastura. Pengelola jurnal wajib menerapkan norma dan peraturan mengenai hak kekayaan intelektual, terutama hak cipta.Pengelola jurnal harus menerbitkan jurnal secara teratur dan berkelanjutan, untuk itu pengelola jjurnal harus dapat memberikan jaminan ketersediaan sumber dana untuk penerbitan jurnal yang berkelanjutan. Untuk meningkatkan kualitaas jurnal, pengelola jurnal harus membangun jaringan kerja sama dan pemasaran serta mempersiapkan perizinan dan aspek legalitas lainnya.

Tanggung Jawab EditorEditor memiliki tanggung jawab penuh terhadap

aktivitas koreksi, klarifikasi, penarikan, dan permintaan maaf jika diperlukan, Secara konsisten editor memiliki tanggung jawab terhadap gaya dan format karya tulis, sedangkan isi dan segala pernyataan dalam karya tulis adalah tanggung jawab Penulis, Masukan dari pihak luar editor sangat penting untuk memberikan jaminan bahwa selalu ada usaha untuk meningkatkan mutu jurnal. Terkait hal tersebut editor dapat meminta maupun menerima secara aktif pendapat dari Penulis, Pembaca, Reviewer, dan anggota Dewan Editor untuk meningkatkan mutu publikasi, Dengan demikian editor harus memiliki pikiran terbuka terhadap pendapat baru atau pandangan orang lain yang mungkin berbeda dengan pendapat pribadi,Lebih khusus lagi editor tidak mempertahankan pendapat sendiri, penulis atau pihak ketiga yang dapat mengakibatkan keputusan tidak objektif, Editor memiliki semangat untuk mendorong Penulis untuk dapat melakukan perbaikan karya tulis hingga layak terbit.

Etika KehatiNaskah jurnal dari penelitian yang menggunakan

bahan kimia, prosedur atau peralatan yang membahayakan biodiversitas dalam penggunaannya, maka penulis harus memastikan naskah mengandung pernyataan mengenai semua prosedur yang dilakukan telah sesuai dengan hukum dan pedoman dari kelembagaan yang relevan. Komite kelembagaan etik yang bersangkutan telah menyetujui serta menjamin bahwa bahaya terhadap biodiversitas tidak akan terjadi.

Penulis dapat merujuk pada standar internasional untuk editor dan penulis (http://publicationethics.org/international-standards-editor-and-authors) by COPE (Committee onpublication ethics) untuk kebijakan yang tidak disebutkan dalam instruksi ini.

Petunjuk Penulisan Jurnal

Page 15: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung

54

pastura ❖ Volume 9 Nomor 1 TahuN 2019 p-ISSN 2088-818X e-ISSN 2549-8444

FORMULIR BERLANGGANAN

Nama (Instansi/Perorangan) : .....................................................................................................

Alamat Kantor : .....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

Kode Pos : .....................................................................................................

Alamat Rumah : .....................................................................................................

.....................................................................................................

.....................................................................................................

Harap dicatat sebagai pelanggan Jurnal Tumbuhan Pakan Tropik : PASTURA mulai terbitan Volume

………......; No. ……………… Tahun …………… Untuk 2 (dua) kali terbitan dalam setahun sebesar Rp 120.000,00

(termasuk ongkos kirim).

Bersama ini uang langganan sebesar Rp. ....………….. (…………………………….....…….) akan/telah kami kirimkan

ke Bank BNI Kantor Cabang Utama Renon, Denpasar, rekening No. 0108358691 atas nama A.A. Ayu

Sri Trisnadewi

Pemesan,

……………....................……………

Page 16: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung
Page 17: JOURNAL OF TROPICAL FORAGE SCIENCE · di Indonesia. Rumput sebagai hijauan makanan ternak telah umum digunakan oleh peternak dan dapat diberikan dalam jumlah yang besar. Rumput mengandung