GEOPOLITIK INDONESIA BERSERTA POTENSI POROS...

Post on 01-Nov-2020

8 views 0 download

Transcript of GEOPOLITIK INDONESIA BERSERTA POTENSI POROS...

GEOPOLITIK INDONESIA

BERSERTA

POTENSI POROS MARITIM

Yahya Sultoni, S.H., M.Si(Han),

Universitas Wisnuwardhana

Geopolitik

• Geography + Politics

• Faktor alam bukan hanya berpengaruh tetapijuga memegang peranan penting dalammenentukan the state and political power. Kekuatan negara banyak ditentukan oleh faktorgeografis. Ratzel (1897)

• Teori organisme/biologis

Poros MaritimPada East Asia Summit 2014 di Nay Pyi Taw, Myanmar Presiden Jokowi memfokuskanpengembangan sektor kelautan Indonesia padaabad ke-21 dan menekankan 5 (lima) pilar utamadalam Poros Maritim Dunia:

1. Budaya maritim

2. Ekonomi maritim

3. Konektivitas maritim

4. Diplomasi maritim

5. Keamanan maritim

Posisi Strategis Indoensia

Potensi Maritim

• Potensi Sumber Daya Perikanan

• Potensi Minyak dan Gas

• Potensi Mineral Lepas Pantai

• Potensi Sarana dan Prasarana KemaritimanIndonesia (Pelabuhan & Galangan Kapal)

• UNCLOS 1982

• Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)

Peta ALKI, PP 37 Tahun 2002

Potensi Ancaman, BAKAMLA (2020)

• Pelanggaran batas wilayah negara

• Perompakan bersenjata

• Kecelakaan

• Illegal Fishing

• Pencemaran

• Terorisme

• Invasi

• Transnational Organized Crime (Penyelundupan, perbudakan, narkoba, komoditas minerba)

Klaim Laut Cina Selatan

CoO: Iraq

CoO: Myanmar

CoO: Sri Lanka

CoO: Afghanistan

Return to Afghanistan

Christmas Island

Ashmore and

Cartier Island

Perspektif Jangka Panjang

1. Blueprint Poros Maritim

2. Pengembangan potensi wilayah setiap daerah

3. Pengembangan infrastruktur maritim

4. Sistem Pertahanan dan Keamanan

1. Armada Pemukul2. Armada Patroli3. Armada Pendukung4. Armada Kapal Lain

Kelas:• Fregat• Korvet• Kapal Selam• Kapal Cepat

Rudal• Kapal Cepat

Patroli• Kapal Latih• LPD• Amphibi

Postur Pertahanan:1. Kekuatan2. Kemampuan3. Penggelaran

“Negara yang akan berkuasa adalah negara yangmempunyai kekuasaan maritim yang hebat, sertamampu menguasai lautannya.”

Alfred Thayer Mahan (1890)