fraktur nasal
-
Upload
budi-kusumah -
Category
Documents
-
view
117 -
download
4
description
Transcript of fraktur nasal
-
5/19/2018 fraktur nasal
1/27
1
LONG-CASE
FRAKTUR NASAL
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti
Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan telinga hidung tenggorok
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh:
Budi Kusumah
20090310158
Pembimbing:
dr. Adnan Abdullah Sp.THT-KL
BAGIAN ILMU KESEHATANTELINGA HIDUNG TENGGOROK
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
-
5/19/2018 fraktur nasal
2/27
2
BAB 1
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny. Z
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswi
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
ANAMNESA
Keluhan Utama : Epistaksis post KLL
Keluhan Tambahan : hidung memar,kelainan bentuk pada hidung, luka di daerah antara hidung
dengan mulut
Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang perempuan datang ke IGD setelah mengalami kecelakaan lalu lintas (KLL)
motor dengan sepeda. Dari keterangan pasien, pasien mengalami KLL di daerah kadipiro,.
Pasien menegendarai motor sendirian. Ketika sedang jalan lurus dengan kecepatan sedang tiba-
tiba ada sepedah keluar dari gang tanpa melihat kanan dan kiri, memotong jalan pasien sampai
akhirnya terjadilah kecelakaan .Kemudian pasien jatuh ke arah kiri dengan wajah membentur
aspal. Pada saat kejadian pasien tidak pingsan Pasien tidak ada muntah, Pasien mengeluh hidung
terasa tersumbat, disertai keluar darah dari hidung. Keluhan keluar darah dari telinga disangkal
pasien, pusing (+).
-
5/19/2018 fraktur nasal
3/27
3
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat trauma sebelumnya negatif
Riwayat Penyakit Keluarga : -
PEMERIKSAAN FISIK
Status General isata
Keadaan Umum : E4V5M6 :
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign :
Tekanan Darah : 114/73 mmHg
Suhu : 37,2 0
C
Nadi : 80 x/menit, reguler,
Respirasi Rate : 26 x/menit, reguler,
Kepala : hematom ((+)) 5 cm, vulnus laserasi (-) krepitasi (-), fraktur depressed (-)
Mata : Konjungtiva anemis -/-,subkonjungtiva bleeding (-/-), oedem periorbita (-
/-)
THT : Lihat status THT
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB, tidak terdapat hematom, VE/VL (-/-),
kuduk kaku (-)
Thoraks : VBS +/+ Rhonki -/- Wheezing -/-
S1S2 reguler Gallop -/- Murmur -/-
Abdomen : tampak datar,supel, defans muskuler (-), nyeri tekan (-), hematom (-),
VL/VE (-/-)
Ekstremitas : Akral hangat,fraktur (-) pada ke empat ekstremitas
-
5/19/2018 fraktur nasal
4/27
4
STATUS THT
NO TELINGA KANAN KIRI
1 Daun telinga
Bentuk
Radang
Nyeri Tekan
Tumor/ Efusi
Normal
Negatif
Negatif
Negatif
Normal
Negatif
Negatif
Negatif
2 Liang Telinga
Lapang/Sempit
Radang
Sekret
Tumor
Edema
Lapang
Negatif
NegatifNegatif
Negatif
Lapang
Negatif
NegatifNegatif
Positif
3 Belakang Telinga
Nyeri Tekan
Radang
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
4 Membran Timpani
Utuh/Perforasi
Warna
Reflek Cahaya
Gerakan
Bulging/Retraksi
UtuhPutih Keabuan
Positif
Positif
Negatif
UtuhPutih Keabuan
Positif
Positif
Negatif
5 Tidak dilakukan Tidak dilakukan
HIDUNG6 Pemeriksaan Luar
Bentuk
Radang
Palpasi
Asimetris , VL(+)
Negatif
NT(+), krepitasi (+)
Asimetris,Vl(+)
Negatif
NT(+),krepitasi (+)
-
5/19/2018 fraktur nasal
5/27
5
Tumor
Deformitas
Negatif
+
Negatif
+
7 Pemeriksaan dalam
Rhinoskopi Anterior
Mukosa
Sekret
Edema
Septum
Konka Nasalis dan Meatus Inferior
Mukosa
Sekret
Edema
Hipertropi
Konka Nasalis dan Meatus Medius
Mukosa
Secret dan Ostium
Edema/Hipertropi
Rhinoskopi Posterior
Adenoid
Choana
Fossa Rosenmuller
Torus Tubarius
Dasar sinus Sfenoidalis
Sinus Paranasal
Sinus maksilaris
Sinus Ethmoidalis
Sinus Frontalis
Merah muda
Negatif,blood cloth(+)
Tidak dpt dinilai
Tidak Lurus
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai (mulut tidak
membuka maksimal)
Nyeri tekan (+)
Nyeri tekan(-)
Nyeri tekan(-)
Merah muda
Negatif,blood cloth(+)
Tidak dpt dinilai
Tidak Lurus
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai (mulut tidak
membuka maksimal)
Nyeri tekan (+)
Nyeri tekan(-)
Nyeri tekan(-)
OROFARING
-
5/19/2018 fraktur nasal
6/27
6
8 Tonsil
Mukosa
Arkus Anterior
Arkus Posterior
Uvula
Dinding Faring
Granula/Sicca
Warna mukosa
Nervus
Nervus IX
Nervus X
Nervus VII
Nervus XII
Chorda Timpani
Mulut
Gigi
Gingiva
Lidah
Kelenjar Parotis
Kelenjar Mandibularis
Kelenjar Submandibula
T1T1
Mukosa rata, hiperemis(-
), kripta
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Tidak deviasi
Sulit dinilai
Reflek menelan (+)
Reflek muntah (+)
Parase parsial (-)
Lidah menjulur lurus
Gangguan pengecapan (-)
Incisivus 1 dan 2 atas
asimetrisMerah muda
Merah muda, dbn
Tidak ada pembesaran
LARING Tidak dilakukan
LEHER
9 Trigonum Posterior
Trigonum Anterior
M. Sternokleidomastoideus
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
-
5/19/2018 fraktur nasal
7/27
7
Belakang Angulus Mandibularis
Daerah Tiroid
Supratiroid
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
Tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium darah rutin
Hemoglobin : 11,9
Leukosit : 8,2
Hematokrit : 36
Trombosit : 287
Golongan darah : =O=
PPT : 12,5
APTT : 23,9
GDS : 121
Pemeriksaan Rontgen nasal
Foto cranial AP/Lateral dan Nasal, kondisi cukup baik, hasil :
- Tak tampak soft tissue swelling di region nasal
- Tabula externa dan interna intak
- Petrosus ridge intak
-
Orbital rim intak- Os nasal diskontinuitas
- Sella tursica dan dorsum sella intak
- Sinus maxilaris dan ethmoidalis normolusent
- Sutura tak tampak menyempit
KESAN :
-
5/19/2018 fraktur nasal
8/27
8
Fraktur os nasal
DIAGNOSA KERJA
Fraktur nasal ec trauma
PENATALAKSANAAN
Medikasi luka
- Medikamentosa :
IVFD NaCL
Antibiotik :Inj. Ceftriaxone 1gr
Analgetik : Ketorolac 1 A
Pemberian O2
Inj Ondancentron 1A
- Operatif
Rencana reposisi nasal
-
5/19/2018 fraktur nasal
9/27
9
Bab II
Tinjauan Pustaka
Definisi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar daripada yang
diabsorpsinya. Fraktur tulang hidung adalah setiap retakan atau patah yang terjadi pada
bagian tulang di organ hidung.5
Etiologi
Penyebab dari fraktur tulang hidung berkaitan dengan trauma langsung padahidung atau muka. Pada trauma muka paling sering terjadi fraktur hidung.
3
Penyebab utama dari trauma dapat berupa :
Cedera saat olahraga
Akibat perkelahian
Kecelaaan lalu lintas
Terjatuh
Masalah kelahiran Kadang dapat iatrogenik
5,6
Anatomi Hidung
Hidung adalah organ sederhana yang sebenarnya berfungsi sangat vital dalam kehidupan
kita.Selain sebagai indera penghidu, hidung juga ternyata berguna sebagai saringan (filter)
terhadap debu yang masuk bersama udara yang kita hirup. Hidung juga menjadi air conditioning
sistem dengan cara menghangatkan atau melembabkan udara yang masuk ke tubuh kita.1
Hidung merupakan bagian wajah yang paling sering mengalami trauma karena
merupakan bagian yang berada paling depan dari wajah dan paling menonjol. Hidung secara
anatomi dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Hidung bagian luar (Nasus eksterna)
2. Rongga hidung (Nasus interna atau kavum nasi)7
-
5/19/2018 fraktur nasal
10/27
10
Hidung Bagian Luar (Nasus Eksterna)
Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah :8
1) Pangkal hidung (bridge),
2) batang hidung (dorsum nasi),
3) puncak hidung (tip),
4) ala nasi,
5) kolumela dan
6)lubang hidung (nares anterior)
Gambar 1 : Gambar 2 :
Hidung luar dilapisi oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit,
jaringan ikat dan beberapa otot kecil untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung.7
Kerangka tulang terdiri dari :
1) tulang hidung ( os nasalis),
2) prosesus frontalis os maksila dan
-
5/19/2018 fraktur nasal
11/27
11
3) prosesus nasalis os frontal,
sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak
di bagian bawah hidung, yaitu :1
1) sepasang kartilago nasalis lateralis superior,
2) sepasang kartilago nasalis inferior yang disebut sebagai kartilago alar mayor,dan
3) tepi anterior kartilago septum.
Rongga Hidung (Nasus Interna/ Kavum Nasi)
Rongga hidung dibagi dua bagian, kanan dan kiri di garis median oleh septum nasi yang
sekaligus menjadi dinding medial rongga hidung. Kerangka septum dibentuk oleh :
a. Lamina perpendikularis tulang etmoid (superior)
b. Kartilago kuadrangularis (anterior)
c. Tulang vomer (posterior)
d. Krista maksila dan Krista palatina (bawah) yang menghubungkan septum dengan dasar
rongga hidung.3,7
Dibagian anterior septum nasi terdapat bagian yang disebut Area Little, merupakan
anyaman pembuluh darah yaitu Pleksus Kiesselbach. Tempat ini mudah terkena trauma danmenyebabkan epistakis.Di bagian antrokaudal, septum nasi mudah digerakkan.
3,7
Ke arah belakang rongga hidung berhubungan dengan nasofaring melalui sepasang
lubang yang disebut koana berbentuk bulat lonjong (oval), sedangkan ke arah depan rongga
hidung berhubungan dengan dunia luar melalui nare.3,7
Atap rongga hidung berbentuk kurang lebih menyerupai busur yang sebagian besar
dibentuk oleh lamina kribosa tulang etmoid.Di sebelah anterior, bagian ini dibentuk oleh tulang
frontal dan sebelah posterior oleh tulang sfenoid.3,7
Melalui lamina kribosa keluar ujung-ujung saraf olfaktoria menuju mukosa yang melapisi
bagian teratas dari septum nasi dan permukaan kranial dari konka nasi superior.Bagian ini
disebut regio olfaktoria.3,7
-
5/19/2018 fraktur nasal
12/27
12
Dinding lateral rongga hidung dibentuk oleh konka nasi dan meatus nasi. Konka nasi
merupakan tonjolan-tonjolan yang memanjang dari anterior ke posterior dan mempunyai rangka
tulang.Meatus nasi terletak di bawah masing-masing konka nasi dan merupakan bagian dari
hidung.3,7
Patofisiologi
Tulang hidung dan kartilago rentan untuk mengalami fraktur karena hidung letaknya
menonjol dan merupakan bagian sentral dari wajah, sehingga kurang kuat menghadapi tekanan
dari luar.Pola fraktur yang diketahui beragam tergantung pada kuatnya objek yang menghantam
dan kerasnya tulang. Seperti dengan fraktur wajah yang lain, pasien muda cenderung mengalami
fraktur kominunitiva septum nasal dibandingkan dengan pasien dewasa yang kebanyakan
frakturnya lebih kompleks.3
Daerah terlemah dari hidung adalah kerangka kartilago dan pertemuan antara kartilago
lateral bagian atas dengan tulang dan kartilago septum pada krista maksilaris. Daerah terlemah
merupakan tempat yang tersering mengalami fraktur atau dislokasi pada fraktur nasal.3
Kekuatan yang besar dari berbagai arah akan menyebabkan tulang hidung remuk yang
ditandai dengan deformitas bentuk C pada septum nasal. Deformitas bentuk C biasanya dimulai
di bagian bawah dorsum nasal dan meluas ke posterior dan inferior sekitar lamina
perpendikularis os ethmoid dan berakhir di lengkung anterior pada kartilago septum kira-kira 1
cm di atas krista maksilaris. Kebanyakan deviasi akibat fraktur nasal meliputi juga fraktur pada
kartilago septum nasal.3,7,12
Gambar 5 : Penulangan hidung
-
5/19/2018 fraktur nasal
13/27
13
Fraktur nasal lateral merupakan yang paling sering dijumpai pada fraktur nasal. Fraktur
nasal lateral akan menyebabkan penekanan pada hidung ipsilateral yang biasanya meliputi
setengah tulang hidung bagian bawah, prosesus nasi maksilaris dan bagian tepi piriformis.
Trauma lain yang sering dihubungkan dengan fraktur nasal adalah fraktur frontalis, ethmoid
dan tulang lakrimalis, fraktur nasoorbital ethmoid; fraktur dinding orbita; fraktur
lamina kribriformis; fraktur sinus frontalis dan fraktur maksila Le Fort I, II, dan III.3,7,12
Klasifikasi
Fraktur hidung dapat dibedakan menurut :
1. Lokasi : tulang nasal (os nasale), septum nasi, ala nasi, dan tulang rawan triangularis.
2. Arah datangnya trauma :
- Dari lateral : kekuatan terbatas dapat menyebabkan fraktur impresi dari salah satu tulang
nasal. Pukulan lebih besar mematahkan kedua belah tulang nasal dan septum nasi
dengan akibat terjadi deviasi yang tampak dari luar.
- Dari frontal : cederanya bisa terbatas hanya sampai bagian distal hidung atau kedua
tulang nasal bisa patah dengan akibat tulang hidung jadi pesek dan melebar. Bahkan
kerangka hidung luar dapat terdesak ke dalam dengan akibat cedera pada kompleksetmoid.
- Datang dari arah kaudal : relatif jarang.3
Jenis fraktur nasal meliputi :
1. fraktur nasal sederhana,
2. fraktur pada prosessus frontalis maksila,
3. fraktur nasal dengan pergeseran kartilago nasi,
4. fraktur dengan keluarnya kartilago septum dari sulkusnya di vomer,
5. fraktur kominutiva pada vomer, dan
6. fraktur pada tulang ethmoid sehingga CSS mengalir dari hidung.1,13
-
5/19/2018 fraktur nasal
14/27
14
Fraktur hidung sederhana
Jika hanya terjadi fraktur tulang hidung saja dapat dilakukan reposisi fraktur dengan
analgesia lokal. Akan tetapi pada anak-anak atau orang dewasa yang tidak kooperatif tindakan
reposisi dilakukan dalam keadaan narkose umum.1
Analgesia lokal dapat dilakukan dengan pemasangan tampon lidokain 1-2% yang
dicampur dengan epinefrin 1: 1000. Tampon kapas yang berisi obat analgesia lokal ini dipasang
masing-masing 3 buah pada setiap lubang hidung. Tampon pertama diletakkan pada meatus
superior tepat di bawah tulang hidung, tampon kedua diletakkan di antara konka media dan
septum dan bagian distal dari tampon tersebut terletak dalam foramen sfenopalatina. Tampon
ketiga ditempatkan antara konka inferior dan septum nasi. Ketiga tampon tersebut dipertahankan
selama 10 menit. Kadangkadang diperlukan penambahan penyemprotan oxymethazoline spray
beberapa kali, melalui rinoskopi anterior untuk memperoleh efek anestesi dan efek
vasokonstriksi yang baik.1
Gambar 6 :Fraktur hidung sederhana14
Fraktur nasal kominunitiva
Fraktur nasal dengan fragmentasi tulang hidung ditandai dengan batang hidung nampak
rata (pesek); tulang hidung mungkin dinaikkan ke posisi yang aman tetapi beberapa fragmen
tulang tetap hilang.Bidai digunakan untuk memindahkan fragmen tulang ke posisi yang
sebenarnya. Untuk tujuan tersebut beberapa kasa vaselin dimasukkan ke dalam lubang hidung.3
-
5/19/2018 fraktur nasal
15/27
15
Fraktur tulang hidung terbuka
Fraktur tulang hidung terbuka menyebabkan perubahan tempat dari tulang hidung
tersebut yang juga disertai laserasi pada kulit atau mukoperiosteum rongga hidung. Kerusakan
atau kelainan pada kulit dari hidung diusahakan untuk diperbaiki atau direkonstruksi pada saat
tindakan.1
Fraktur tulang nasoorbitoetmoid kompleks
Jika nasal piramid rusak karena tekanan atau pukulan dengan beban berat akan
menimbulkan fraktur hebat pada tulang hidung, lakrimal, etmoid, maksila dan frontal. Tulang
hidung bersambungan dengan prossesus frontalis os maksila dan prossesus nasalis os frontal.
Bagian dari nasal piramid yang terletak antara dua bola mata akan terdorong ke belakang.
Terjadilah fraktur nasoetmoid, fraktur nasomaksila dan fraktur nasoorbita.Fraktur ini dapatmenimbulkan komplikasi atau sekuele di kemudian hari. Komplikasi yang terjadi tersebut ialah
:1
A. Komplikasi neurologik :1
1. Robeknya duramater
2. Keluarnya cairan serebrospinal dengan kemungkinan timbulnya meningitis
3. Pneumoensefal
4. Laserasi otak
5. Avulsi dari nervus olfaktorius
6. Hematoma epidural atau subdural
7. Kontusio otak dan nekrosis jaringan otak
B. Komplikasi pada mata :
1. Telekantus traumatika
2. Hematoma pada mata
3. Kerusakan nervus optikus yang mungkin menyebabkan kebutaan
4.
Epifora
5. Ptosis
6. Kerusakan bola mata
C. Komplikasi pada hidung :
1. Perubahan bentuk hidung
-
5/19/2018 fraktur nasal
16/27
16
2. Obstruksi rongga hidung yang disebabkan oleh fraktur,dislokasi, atau hematoma pada
septum
3. Gangguan penciuman (hiposmia atau anosmia)
4. Epistakis posterior yang hebat yang disebabkan karena robeknya arteri etmoidalis
5. Kerusakan duktus nasofrontalis dengan menimbulkan sinusitis frontal atau mukokel
Pada keadaan terjadinya trauma hidung seperti tersebut di atas, jika terdapat kehilangan
kesadaran mungkin terjadi kerusakan pada susunan saraf otak sehingga memerlukan bantuan
seorang ahli bedah saraf otak.Konsultasi kepada seorang ahli mata diperlukan untuk
mengevaluasi kemungkinan terdapatnya kelainan pada mata. Pemeriksaan penunjang
radiologic berupa CT scan (axial dan koronal) diperlukan pada kasus ini.1
Kavum nasi dan lasernasi harus dibersihkan dan diperiksa kemungkinan terjadinya fistul
cairan serebro spinal.Integritas tendon kantus media harus dievaluasi, untuk ini diperlukan
konsultasi dengan ahli mata.Klasifikasi nasoorbitetmoid kompleks tipe I mengenai satu sisi
noncommunited fragmen sentral tanpa robeknya tendo kantus media. Tipe II, mengenai
fragmen sentral tanpa robeknya tendo kantus media. Tipe III mengenai kerusakan fragmen
sentral berat dengan robeknya tendo kantus media.1
Seorang ahli bedah maksilofasial harus mengenal organ yang rusak pada daerah tersebut
untuk melakukan tindakan rekonstruksi dengan cara menyambung tulang yang patahsehingga mendapatkan hasil yang memuaskan. Fraktur nasoorbitetmoid kompleks ini
seringkali tidak dapat diperbaiki dengan cara sederhana menggunakan tampon hidung atau
fiksasi dari luar. Apabila terjadi kerusakan duktus naso-lakrimalis akan menyebabkan air
mata selalu keluar. Tindakan ini memerlukan penanganan yang lebih hati-hati dan
teliti.Rekonstruksi dilakukan dengan menggunakan kawat (stainless steel) atau plate &
screw. Pada fraktur tersebut di atas, memerlukan tindakan rekonstruksi kantus media.1
Gejala Klinis
Tanda yang mendukung terjadinya fraktur tulang hidung dapat berupa :5
a) Depresi atau pergeseran tulangtulang hidung.
b) Terasa lembut saat menyentuh hidung.
-
5/19/2018 fraktur nasal
17/27
17
c) Adanya pembengkakan pada hidung atau muka.
d) Memar pada hidung atau di bawah kelopak mata (black eye).
e) Deformitas hidung.
f) Keluarnya darah dari lubang hidung (epistaksis).
g) Saat menyentuh hidung terasa krepitasi.
h) Rasa nyeri dan kesulitan bernapas dari lubang hidung.
Tanda-tanda berikut merupakan saat dimana sebaiknya meminta pertolongan dokter meliputi :
- Nyeri dan pembengkakan tidak menghilang 3x24 jam
- Hidung terlihat miring atau melengkung
- Sulit bernapas melalui hidung meskipun reaksi peradangan telah mereda
- Terjadi demam
- Perdarahan hidung berulang5,15
Tanda-tanda berikut dimana sebaiknya meminta pertolongan ke unit gawat darurat :
-Perdarahan yang berlangsung lebih dari beberapa menit pada satu atau kedua lubang
hidung
- Keluar cairan berwarna bening dari lubang hidung
- Cedera lain pada tubuh dan muka
- Kehilangan kesadaran
- Sakit kepala yang hebat
- Muntah yang berulang
-
Penurunan indra penglihatan- Nyeri pada leher
- Rasa kebas,baal,atau lemah pada lengan.5
-
5/19/2018 fraktur nasal
18/27
18
Diagnosis
Diagnosis fraktur tulang hidung dapat dilakukan dengan inspeksi, palpasi dan
pemeriksaan hidung bagian dalam dilakukan dengan rinoskopi anterior, biasanya ditandai
dengan pembengkakan mukosa hidung terdapatnya bekuan dan kemungkinan ada
robekan pada mukosa septum, hematoma septum, dislokasi atau deviasi pada septum.1
Pemeriksaan penunjang berupa foto os nasal, foto sinusparanasal posisi Water dan
bila perlu dapat dilakukan pemindaian dengan CT scan. CT scan berguna untuk melihat
fraktur hidung dan kemungkinan terdapatnya fraktur penyerta lainnya.1
Pasien harus selalu diperiksa terhadap adanya hematoma septum akibat fraktur,
bilamana tidak terdeteksi. Dan tidak dirawat dapat berlanjut menjadi abses, dimana
terjadi resorpsi kartilago septum dan deformitas hidung pelana ( saddle nose ) yang
berat.3
a. Anamnesis
Rentang waktu antara trauma dan konsultasi dengan dokter sangatlah penting untuk
penatalaksanaan pasien. Sangatlah penting untuk menentukan waktu trauma dan
menentukan arah dan besarnya kekuatan dari benturan.Sebagai contoh, trauma dari arah
frontal bisa menekan dorsum nasal, dan menyebabkan fraktur nasal. Pada kebanyakan
pasien yang mengalami trauma akibat olahraga, trauma nasal yang terjadi berulang danterus menerus, dan deformitas hidung akan menyebabkan sulit menilai antara trauma
lama dan trauma baru sehingga akan mempengaruhi terapi yang diberikan. Informasi
mengenai keluhan hidung sebelumnya dan bentuk hidung sebelumnya juga sangat
berguna. Keluhan utama yang sering dijumpai adalah epistaksis, deformitas hidung,
obstruksi hidung dan anosmia.3,12,13
b. Pemeriksaan fisik
Kebanyakan fraktur nasal adalah pelengkap trauma seperti trauma akibat dihantam
atau terdorong.Sepanjang penilaian awal dokter harus menjamin bahwa jalan napas
pasien aman dan ventilasi terbuka dengan sewajarnya.Fraktur nasal sering dihubungkan
dengan trauma pada kepala dan leher yang bisa mempengaruhi patennya trakea.Fraktur
-
5/19/2018 fraktur nasal
19/27
19
nasal ditandai dengan laserasi pada hidung, epistaksis akibat robeknya membran mukosa.
Jaringan lunak hidung akan nampak ekimosis dan udem yang terjadi dalam waktu singkat
beberapa jam setelah trauma dan cenderung nampak di bawah tulang hidung dan
kemudian menyebar ke kelopak mata atas dan bawah.3,7,13
Deformitas hidung seperti deviasi septum atau depresi dorsum nasal yang sangat
khas, deformitas yang terjadi sebelum trauma sering menyebabkan kekeliruan pada
trauma baru. Pemeriksaan yang teliti pada septum nasal sangatlah penting untuk
menentukan antara deviasi septum dan hematom septi, yang merupakan indikasi absolut
untuk drainase bedah segera.Sangatlah penting untuk memastikan diagnosa pasien
dengan fraktur, terutama yang meliputi tulang ethmoid. Fraktur tulang ethmoid biasanya
terjadi pada pasien dengan fraktur nasal fragmental berat dengan tulang piramid hidung
telah terdorong ke belakang ke dalam labirin ethmoid, disertai remuk dan melebar,
menghasilkan telekantus, sering dengan rusaknya ligamen kantus medial, apparatus
lakrimalis dan lamina kribriformis, yang menyebabkan rhinorrhea cerebrospinalis.3,7,13
Pada pemeriksaan fisis dengan palpasi ditemukan krepitasi akibat emfisema
subkutan, teraba lekukan tulang hidung dan tulang menjadi irregular.Pada pasien dengan
hematom septi tampak area berwarna putih mengkilat atau ungu yang nampak berubah-
ubah pada satu atau kedua sisi septum nasal. Keterlambatan dalam mengidentifikasi dan
penanganan akan menyebabkan deformitas bentuk pelana, yang membutuhkanpenanganan bedah segera. Pemeriksaan dalam harus didukung dengan pencahayaan,
anestesi, dan semprot hidung vasokonstriktor. Spekulum hidung dan lampu kepala akan
memperluas lapangan pandang. Pada pemeriksaan dalam akan nampak bekuan darah
dan/atau deformitas septum nasal.3,7,12,13
Gambar 7:Deformitas septum nasal16
-
5/19/2018 fraktur nasal
20/27
20
b. Pemeriksaan radiologis
Jika tidak dicurigai adanya fraktur nasal komplikasi, radiografi jarang
diindikasikan.Karena pada kenyataannya kurang sensitif dan spesifik, sehingga
hanya diindikasikan jika ditemukan keraguan dalam mendiagnosa.Radiografi tidak
mampu untuk mengidentifikasi kelainan pada kartilago dan ahli klinis sering salah
dalam menginterpretasikan sutura normal sebagi fraktur yang disertai dengan
pemindahan posisi.Bagaimanapun, ketika ditemukan gejala klinis seperti rhinorrhea
cerebrospinalis, gangguan pergerakan ekstraokular atau maloklusi.CT-scan dapat
diindikasikan untuk menilai fraktur wajah atau mandibular. 3,12,17
Gambar 8:Foto x-ray fraktur hidung18
Gambar 9: CT-scan potongan coronal dan axial pada fraktur nasal
-
5/19/2018 fraktur nasal
21/27
21
Penatalaksanaan
Tujuan Penangananan Fraktur Hidung :
a. Mengembalikan penampilan secara memuaskan
b. Mengembalikan patensi jalan nafas hidung
c. Menempatkan kembali septum pada garis tengah
d. Menjaga keutuhan rongga hidung
e. Mencegah sumbatan setelah operasi, perforasi septum, retraksi kolumela, perubahan
bentuk punggung hidung
f. Mencegah gangguan pertumbuhan hidung6
Konservatif
Penatalaksanaan fraktur nasal berdasarkan atas gejala klinis, perubahan fungsional dan
bentuk hidung, oleh karena itu pemeriksaan fisik dengan dekongestan nasal
dibutuhkan.Dekongestan berguna untuk mengurangi pembengkakan mukosa.Pasien dengan
perdarahan hebat, biasanya dikontrol dengan pemberian vasokonstriktor topikal. Jika tidak
berhasil bebat kasa tipis, kateterisasi balon, atau prosedur lain dibutuhkan tetapi ligasi pembuluh
darah jarang dilakukan. Bebat kasa tipis merupakan prosedur untuk mengontrol perdarahan
setelah vasokonstriktor topikal.Biasanya diletakkan dihidung selama 2-5 hari sampai perdarahan
berhenti.Pada kasus akut, pasien harus diberi es pada hidungnya dan kepala sedikit ditinggikan
untuk mengurangi pembengkakan.Antibiotik diberikan untuk mengurangi resiko infeksi,
komplikasi dan kematian.Analgetik berperan simptomatis untuk mengurangi nyeri dan
memberikan rasa nyaman pada pasien.1,10
Fraktur nasal merupakan fraktur wajah yang tersering dijumpai. Jika dibiarkan tanpa
dikoreksi, akan menyebabkan perubahan struktur hidung dan jaringan lunak sehingga akan
terjadi perubahan bentuk dan fungsi. Karena itu, ketepatan waktu terapi akan menurunkan resiko
kematian pasien dengan fraktur nasal. Terdapat banyak silang pendapat mengenai kapanseharusnya penatalaksanaan dilakukan.Penatalaksanaan terbaik seharusnya dilakukan segera
setelah fraktur terjadi, sebelum terjadi pembengkakan pada hidung.Sayangnya, jarang pasien
dievaluasi secara cepat.Pembengkakan pada jaringan lunak dapat mengaburkan apakah patah
yang terjadi ringan atau berat dan membuat tindakan reduksi tertutup menjadi sulit
dilakukan.Sebab dari itu pasien dievaluasi setelah 3-4 hari berikutnya.Tindakan reduksi tertutup
-
5/19/2018 fraktur nasal
22/27
22
dilakukan 7-10 hari setelahnya dapat dilakukan dengan anestesi lokal. Jika tindakan ditunda
setelah 7-10 hari maka akan terjadi kalsifikasi.3,7
Setelah memastikan bahwa saluran napas dalam kondisi baik, pernapasan optimal dan
keadaan pasien cenderung stabil, dokter baru melakukan penatalaksaan terhadap fraktur.
Penatalaksanaan dimulai dari cedera luar pada jaringan lunak. Jika terjadi luka terbuka dan
kemungkinan kontaminasi dari benda asing, maka irigasi diperlukan.Tindakan pembersihan
(debridement) juga dapat dilakukan. Namun pada tindakan debridement harus diperhatikan
dengan bijak agar tidak terlalu banyak bagian yang dibuang karena lapisan kulit diperlukan
untuk melapisi kartilago yang terbuka.7,12
Operatif
Untuk fraktur nasal yang tidak disertai dengan perpindahan fragmen tulang, penanganan
bedah tidak dibutuhkan karena akan sembuh dengan spontan. Deformitas akibat fraktur nasal
sering dijumpai dan membutuhkan reduksi dengan fiksasi adekuat untuk memperbaiki posisi
hidung.4,12
A. Teknik reduksi tertutup
Reduksi tertutup adalah tindakan yang dianjurkan pada fraktur hidung akut yang
sederhana dan unilateral.Teknik ini merupakan satu teknik pengobatan yang digunakan untuk
mengurangi fraktur nasal yang baru terjadi.Namun, pada kasus tertentu tindakan reduksi terbuka
di ruang operasi kadang diperlukan.Penggunaan analgesia lokal yang baik, dapat memberikan
hasil yang sempurna pada tindakan reduksi fraktur tulang hidung.Jika tindakan reduksi tidak
sempurna maka fraktur tulang hidung tetap saja pada posisi yang tidak normal.Tindakan reduksi
ini dikerjakan 1-2 jam sesudah trauma, dimana pada waktu tersebut edema yang terjadi mungkin
sangat sedikit.Namun demikian tindakan reduksi secara lokal masih dapat dilakukan sampai 14
hari sesudah trauma. Setelah waktu tersebut tindakan reduksi mungkin sulit dikerjakan karena
sudah terbentuk proses kalsifikasi pada tulang hidung sehingga perlu dilakukan tindakan
rinoplasti estetomi.
Alat-alat yang dipakai pada tindakan reduksi adalah :
1. Elevator tumpul yang lurus (Boies Nasal Fracture Elevator)
-
5/19/2018 fraktur nasal
23/27
23
2. Cunam Asch
3. Cunam Walsham
4. Spekulum hidung pendek dan panjang (Killian)
5. Pinset bayonet.
Gambar 10 :
Reduction instruments.(Left)Asch forceps, (center)Walsham forceps,
and(right)Boies elevator.13
Deformitas hidung yang minimal akibat fraktur dapat direposisi dengan tindakan yang
sederhana.Reposisi dilakukan dengan cunam Walsham. Pada penggunaan cunam Walsham ini,
satu sisinya dimasukkan ke dalam kavum nasi sedangkan sisi yang lain di luar hidung dia atas
kulit yang diproteksi dengan selang karet. Tindakan manipulasi dilakukan dengan kontrol palpasi
jari.1
Jika terdapat deviasi piramid hidung karena dislokasi karena dislokasi tulang hidung,
cunam Asch digunakan dengan cara memasukkan masing-masing sisi (blade) ke dalam kedua
rongga hidung sambil menekan septum dengan kedua sisi forsep. Sesudah fraktur dikembalikan
pada posisi semula dilakukan pemasangan tampon di dalam rongga hidung. Tampon yang
dipasang dapat ditambah dengan antibiotika.1
Perdarahan yang timbul selama tindakan akan berhenti, sesudah pemasangan tampon
pada kedua rongga hidung. Fiksasi luar (gips) dilakukan dengan menggunakan beberapa lapis
gips yang dibentuk dari huruf T dan dipertahankan hingga 10-14 hari.1
Langkahlangkah pada tindakan reduksi tertutup :
-
5/19/2018 fraktur nasal
24/27
24
1. Memindahkan kedua prosesus nasofrontalis. Forceps Walshams digunakan untuk
memindahkan kedua prosesus nasalis keluar maksila dan menggunakan tenaga yang
terkontrol untuk menghindari gerakan menghentak yang tiba-tiba.
2. Perpindahan posisi tulang hidung. Septum kemudian dipegang dengan forceps Asch yang
diletakkan di belakang dorsum nasi. Forceps ini diciptakan sama prinsipnya dengan
forceps walshams, tetapi forcep Asch mempunyai mata pisau yang dapat memegang
septum yang mana bagian mata pisau tersebut terpisah dari pegangan utama bagian bawah
dengan ukuran lebih besar dan lekukan berguna untuk menghindari terjadinya kompresi
dan kerusakan kolumela yang hebat dan lebih luas.
3. Manipulasi septum nasal. Forceps Asch kemudian digunakan lagi untuk meluruskan
septum nasal.
4. Membentuk piramid hidung. Dokter ahli bedah seharusnya mampu untuk mendorong
hidung sampai mencapai posisi yang tidak seharusnya dan adanya sumbatan/kegagalan
mengindikasikan kesalahan posisi dan pergerakan tidak sempurna dan harus
diulang.Prosesus nasofrontalis didorong ke dalam dan tulang hidung akhirnya dapat
terbentuk dengan bantuan jari-jari tangan.
5. Kemungkinan pemindahan akhir septum. Dokter ahli bedah harus berhati-hati dalam
menilai bagian anterior hidung dan harus mengecek posisi dari septum nasal.Jika
memuaskan, dokter harus mereduksi terbuka fraktur septum melalui septoplasti atau
reseksi mukosa yang sangat terbatas.
6. Kemungkinan laserasi sutura kutaneus. Jika tipe fraktur adalah tipe patah tulang riuk, maka
dibutuhkan laserasi sutura pada kulit yang terbuka.Pertama-tama, luka harus
dibuka.Sangatlah penting untuk membuang semua benda asing yang berada pada lukaseperti pecahan kaca, kotoran atau batu kerikil.Hidung membutuhkan suplai darah yang
cukup dan oleh karena itu sedikit atau banyak debridemen sangat dibutuhkan. Penutupan
pertama terlihat kebanyakan luka sekitar 36 jam dan sutura nasalis menutup sekitar 3-4
mm. Kadang luka kecil superfisial dapat menutup dengan plester adhesive (steristrips).3
B. Teknik reduksi terbuka
-
5/19/2018 fraktur nasal
25/27
25
Fraktur nasal reduksi terbuka cenderung tidak memberikan keuntungan.Pada daerah
dimana fraktur berada sangat beresiko mengalami infeksi sampai ke dalam tulang.Masalah pada
hidung menjadi kecil karena hidung mempunyai banyak suplai aliran darah bahkan pada masa
sebelum adanya antibiotik, komplikasi infeksi setelah fraktur nasal dan rhinoplasti sangat jarang
terjadi.4,13
Teknik reduksi terbuka diindikasikan untuk :
1. Ketika operasi telah ditunda selama lebih dari 3 minggu setelah trauma.
2. Fraktur nasal berat yang meluas sampai ethmoid. Disini, sangat nyata adanya fragmentasi
tulang sering dengan kerusakan ligamentum kantus medial dan apparatus lakrimalis.
Reposisi dan perbaikan hanya mungkin dengan reduksi terbuka, dan sayangnya hal ini
harus segera dilakukan.
3. Reduksi terbuka juga dapat dilakukan pada kasus dimana teknik manipulasi reduksi
tertutup telah dilakukan dan gagal. Pada teknik reduksi terbuka harusdilakukan insisi pada
interkartilago. Gunting Knapp disisipkan di antara insisi interkartilago dan lapisan kulit
beserta jaringan subkutan yang terpisah dari permukaan luar dari kartilago lateral atas,
dengan melalui kombinasi antara gerakan memperluas dan memotong.
3
2.7 Komplikasi
A) Hematom septi
Merupakan komplikasi yang sering dan serius dari trauma nasal.Septum hematom
ditandai dengan adanya akumulasi darah pada ruang subperikondrial. Ruangan ini
akanmenekan kartilago di bawahnya, dan mengakibatkan nekrosis septum irreversible.
Deformitas bentuk pelana dapat berkembang dari jaringan lunak yang hilang.Prosedur
yang harus dilakukan adalah drainase segera setelah ditemukan disertai dengan
pemberian antibiotik setelah drainase.3,7,1
Penanganan hematom septum berupa :3,13
- insisi dan drainase hematoma,
- pemasangan drain sementara,
-
5/19/2018 fraktur nasal
26/27
26
- pemasangan balutan intranasal untuk menekan mukosa septum
- dan memperkecil kemungkinan terjadinya hematom ulang
- dimulainya terapi antibiotik untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya
infeksi.
B) Fraktur dinding orbita
Fraktur pada dinding orbita dan lantai orbita akibat pukulan dapat terjadi.Gejala
klinis yang muncul adalah disfungsi otot ekstraokuler.3
C) Fraktur septum nasal
Sekitar 70% fraktur nasal dihubungkan dengan fraktur septum nasal. Trauma pada
hidung bagian bawah akan menyebabkan fraktur septum nasal tanpa adanya kerusakantulang hidung. Teknik yang dilakukan adalah teknik manipulasi reduksi tertutup dengan
menggunakan forceps Asch.3
D) Fraktur lamina kribriformis
Merupakan predisposisi pengeluaran cairan cerebrospinalis, yang akan
menyebabkan komplikasi berupa meningitis, encephalitis dan abses otak.12,15
2.8 Prognosis
Kebanyakan fraktur nasal tanpa disertai dengan perpindahan posisi akan sembuh tanpa
adanya kelainan kosmetik dan fungsional. Dengan teknik reduksi terbuka dan tertutup akan
mengurangi kelainan kosmetik dan fungsional pada 70 % pasien.6,12
-
5/19/2018 fraktur nasal
27/27
27
Daftar Pustaka
1. Efiaty A S, Nurbaiti I, Jenny B, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung,
Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Cetakan ke-1. Jakarta: FKUI;2007.h.118-
122,199-202.
2. Anonymus. Fraktur nasal. Di unduh dari: http://ilmubedah.info/definisi-anatomi-
diagnosis-penatalaksanaan-fraktur-nasal.Juli 2013.
3. R.Sjamsuhidajat, Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Fraktur Tulang Hidung. Edisi
ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2005.h.338.
4. P Van den Broek, etc. Buku Saku Ilmu Kesehatan Tenggorok, Hidung, dan Telinga.
Fraktur Hidung. Edisi ke-12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.121.
5. Lalwani AK. Current Diagnosis dan Treatment : Otolaryngology Head and Neck
Surgery. Edisi ke-2. USA; McGraw-Hill Medical;2007.Chapter 11.
6. Vaskularisasi Hidung. Di unduh dari:www.aafp.org/afp/2005/0115/p305.html. Juli2013
7. George L Adams. BOEIS BukuAjar Penyakit THT. Fraktur Hidung. Edisi ke-6. Cetakan
ke-3. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;1997.h.513.
8. Foto x-ray fraktur hidung. Diunduh dari:www.emedicine.medscape.com.
9. CT-scan fraktur nasal. Diunduh dari: rhinoplastyinseattle.com.
10.Reposisi dan reduksi fraktur hidung. Diunduh dari:www.primary-surgery.org
http://ilmubedah.info/definisi-anatomi-diagnosis-penatalaksanaan-fraktur-nasalhttp://ilmubedah.info/definisi-anatomi-diagnosis-penatalaksanaan-fraktur-nasalhttp://ilmubedah.info/definisi-anatomi-diagnosis-penatalaksanaan-fraktur-nasalhttp://www.aafp.org/afp/2005/0115/p305.html.%20Julihttp://www.aafp.org/afp/2005/0115/p305.html.%20Julihttp://www.aafp.org/afp/2005/0115/p305.html.%20Julihttp://www.emedicine.medscape.com/http://www.emedicine.medscape.com/http://www.emedicine.medscape.com/http://www.primary-surgery.org/http://www.primary-surgery.org/http://www.primary-surgery.org/http://www.primary-surgery.org/http://www.emedicine.medscape.com/http://www.aafp.org/afp/2005/0115/p305.html.%20Julihttp://ilmubedah.info/definisi-anatomi-diagnosis-penatalaksanaan-fraktur-nasalhttp://ilmubedah.info/definisi-anatomi-diagnosis-penatalaksanaan-fraktur-nasal