fraktur nasal

download fraktur nasal

of 27

description

fraktur nasal

Transcript of fraktur nasal

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    1/27

    1

    LONG-CASE

    FRAKTUR NASAL

    Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti

    Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan telinga hidung tenggorok

    RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

    Oleh:

    Budi Kusumah

    20090310158

    Pembimbing:

    dr. Adnan Abdullah Sp.THT-KL

    BAGIAN ILMU KESEHATANTELINGA HIDUNG TENGGOROK

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

    2014

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    2/27

    2

    BAB 1

    LAPORAN KASUS

    IDENTITAS

    Nama : Ny. Z

    Umur : 18 tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan : SMA

    Pekerjaan : Mahasiswi

    Agama : Islam

    Status : Belum Kawin

    ANAMNESA

    Keluhan Utama : Epistaksis post KLL

    Keluhan Tambahan : hidung memar,kelainan bentuk pada hidung, luka di daerah antara hidung

    dengan mulut

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Seorang perempuan datang ke IGD setelah mengalami kecelakaan lalu lintas (KLL)

    motor dengan sepeda. Dari keterangan pasien, pasien mengalami KLL di daerah kadipiro,.

    Pasien menegendarai motor sendirian. Ketika sedang jalan lurus dengan kecepatan sedang tiba-

    tiba ada sepedah keluar dari gang tanpa melihat kanan dan kiri, memotong jalan pasien sampai

    akhirnya terjadilah kecelakaan .Kemudian pasien jatuh ke arah kiri dengan wajah membentur

    aspal. Pada saat kejadian pasien tidak pingsan Pasien tidak ada muntah, Pasien mengeluh hidung

    terasa tersumbat, disertai keluar darah dari hidung. Keluhan keluar darah dari telinga disangkal

    pasien, pusing (+).

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    3/27

    3

    Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat trauma sebelumnya negatif

    Riwayat Penyakit Keluarga : -

    PEMERIKSAAN FISIK

    Status General isata

    Keadaan Umum : E4V5M6 :

    Kesadaran : Composmentis

    Vital Sign :

    Tekanan Darah : 114/73 mmHg

    Suhu : 37,2 0

    C

    Nadi : 80 x/menit, reguler,

    Respirasi Rate : 26 x/menit, reguler,

    Kepala : hematom ((+)) 5 cm, vulnus laserasi (-) krepitasi (-), fraktur depressed (-)

    Mata : Konjungtiva anemis -/-,subkonjungtiva bleeding (-/-), oedem periorbita (-

    /-)

    THT : Lihat status THT

    Leher : Tidak teraba pembesaran KGB, tidak terdapat hematom, VE/VL (-/-),

    kuduk kaku (-)

    Thoraks : VBS +/+ Rhonki -/- Wheezing -/-

    S1S2 reguler Gallop -/- Murmur -/-

    Abdomen : tampak datar,supel, defans muskuler (-), nyeri tekan (-), hematom (-),

    VL/VE (-/-)

    Ekstremitas : Akral hangat,fraktur (-) pada ke empat ekstremitas

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    4/27

    4

    STATUS THT

    NO TELINGA KANAN KIRI

    1 Daun telinga

    Bentuk

    Radang

    Nyeri Tekan

    Tumor/ Efusi

    Normal

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Normal

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    2 Liang Telinga

    Lapang/Sempit

    Radang

    Sekret

    Tumor

    Edema

    Lapang

    Negatif

    NegatifNegatif

    Negatif

    Lapang

    Negatif

    NegatifNegatif

    Positif

    3 Belakang Telinga

    Nyeri Tekan

    Radang

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    Negatif

    4 Membran Timpani

    Utuh/Perforasi

    Warna

    Reflek Cahaya

    Gerakan

    Bulging/Retraksi

    UtuhPutih Keabuan

    Positif

    Positif

    Negatif

    UtuhPutih Keabuan

    Positif

    Positif

    Negatif

    5 Tidak dilakukan Tidak dilakukan

    HIDUNG6 Pemeriksaan Luar

    Bentuk

    Radang

    Palpasi

    Asimetris , VL(+)

    Negatif

    NT(+), krepitasi (+)

    Asimetris,Vl(+)

    Negatif

    NT(+),krepitasi (+)

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    5/27

    5

    Tumor

    Deformitas

    Negatif

    +

    Negatif

    +

    7 Pemeriksaan dalam

    Rhinoskopi Anterior

    Mukosa

    Sekret

    Edema

    Septum

    Konka Nasalis dan Meatus Inferior

    Mukosa

    Sekret

    Edema

    Hipertropi

    Konka Nasalis dan Meatus Medius

    Mukosa

    Secret dan Ostium

    Edema/Hipertropi

    Rhinoskopi Posterior

    Adenoid

    Choana

    Fossa Rosenmuller

    Torus Tubarius

    Dasar sinus Sfenoidalis

    Sinus Paranasal

    Sinus maksilaris

    Sinus Ethmoidalis

    Sinus Frontalis

    Merah muda

    Negatif,blood cloth(+)

    Tidak dpt dinilai

    Tidak Lurus

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai (mulut tidak

    membuka maksimal)

    Nyeri tekan (+)

    Nyeri tekan(-)

    Nyeri tekan(-)

    Merah muda

    Negatif,blood cloth(+)

    Tidak dpt dinilai

    Tidak Lurus

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai (mulut tidak

    membuka maksimal)

    Nyeri tekan (+)

    Nyeri tekan(-)

    Nyeri tekan(-)

    OROFARING

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    6/27

    6

    8 Tonsil

    Mukosa

    Arkus Anterior

    Arkus Posterior

    Uvula

    Dinding Faring

    Granula/Sicca

    Warna mukosa

    Nervus

    Nervus IX

    Nervus X

    Nervus VII

    Nervus XII

    Chorda Timpani

    Mulut

    Gigi

    Gingiva

    Lidah

    Kelenjar Parotis

    Kelenjar Mandibularis

    Kelenjar Submandibula

    T1T1

    Mukosa rata, hiperemis(-

    ), kripta

    Dalam batas normal

    Dalam batas normal

    Dalam batas normal

    Tidak deviasi

    Sulit dinilai

    Reflek menelan (+)

    Reflek muntah (+)

    Parase parsial (-)

    Lidah menjulur lurus

    Gangguan pengecapan (-)

    Incisivus 1 dan 2 atas

    asimetrisMerah muda

    Merah muda, dbn

    Tidak ada pembesaran

    LARING Tidak dilakukan

    LEHER

    9 Trigonum Posterior

    Trigonum Anterior

    M. Sternokleidomastoideus

    Tidak ada kelainan

    Tidak ada kelainan

    Tidak ada kelainan

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    7/27

    7

    Belakang Angulus Mandibularis

    Daerah Tiroid

    Supratiroid

    Tidak ada kelainan

    Tidak ada kelainan

    Tidak ada kelainan

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan Laboratorium darah rutin

    Hemoglobin : 11,9

    Leukosit : 8,2

    Hematokrit : 36

    Trombosit : 287

    Golongan darah : =O=

    PPT : 12,5

    APTT : 23,9

    GDS : 121

    Pemeriksaan Rontgen nasal

    Foto cranial AP/Lateral dan Nasal, kondisi cukup baik, hasil :

    - Tak tampak soft tissue swelling di region nasal

    - Tabula externa dan interna intak

    - Petrosus ridge intak

    -

    Orbital rim intak- Os nasal diskontinuitas

    - Sella tursica dan dorsum sella intak

    - Sinus maxilaris dan ethmoidalis normolusent

    - Sutura tak tampak menyempit

    KESAN :

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    8/27

    8

    Fraktur os nasal

    DIAGNOSA KERJA

    Fraktur nasal ec trauma

    PENATALAKSANAAN

    Medikasi luka

    - Medikamentosa :

    IVFD NaCL

    Antibiotik :Inj. Ceftriaxone 1gr

    Analgetik : Ketorolac 1 A

    Pemberian O2

    Inj Ondancentron 1A

    - Operatif

    Rencana reposisi nasal

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    9/27

    9

    Bab II

    Tinjauan Pustaka

    Definisi

    Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan

    luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar daripada yang

    diabsorpsinya. Fraktur tulang hidung adalah setiap retakan atau patah yang terjadi pada

    bagian tulang di organ hidung.5

    Etiologi

    Penyebab dari fraktur tulang hidung berkaitan dengan trauma langsung padahidung atau muka. Pada trauma muka paling sering terjadi fraktur hidung.

    3

    Penyebab utama dari trauma dapat berupa :

    Cedera saat olahraga

    Akibat perkelahian

    Kecelaaan lalu lintas

    Terjatuh

    Masalah kelahiran Kadang dapat iatrogenik

    5,6

    Anatomi Hidung

    Hidung adalah organ sederhana yang sebenarnya berfungsi sangat vital dalam kehidupan

    kita.Selain sebagai indera penghidu, hidung juga ternyata berguna sebagai saringan (filter)

    terhadap debu yang masuk bersama udara yang kita hirup. Hidung juga menjadi air conditioning

    sistem dengan cara menghangatkan atau melembabkan udara yang masuk ke tubuh kita.1

    Hidung merupakan bagian wajah yang paling sering mengalami trauma karena

    merupakan bagian yang berada paling depan dari wajah dan paling menonjol. Hidung secara

    anatomi dibagi menjadi dua bagian yaitu :

    1. Hidung bagian luar (Nasus eksterna)

    2. Rongga hidung (Nasus interna atau kavum nasi)7

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    10/27

    10

    Hidung Bagian Luar (Nasus Eksterna)

    Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah :8

    1) Pangkal hidung (bridge),

    2) batang hidung (dorsum nasi),

    3) puncak hidung (tip),

    4) ala nasi,

    5) kolumela dan

    6)lubang hidung (nares anterior)

    Gambar 1 : Gambar 2 :

    Hidung luar dilapisi oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit,

    jaringan ikat dan beberapa otot kecil untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung.7

    Kerangka tulang terdiri dari :

    1) tulang hidung ( os nasalis),

    2) prosesus frontalis os maksila dan

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    11/27

    11

    3) prosesus nasalis os frontal,

    sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak

    di bagian bawah hidung, yaitu :1

    1) sepasang kartilago nasalis lateralis superior,

    2) sepasang kartilago nasalis inferior yang disebut sebagai kartilago alar mayor,dan

    3) tepi anterior kartilago septum.

    Rongga Hidung (Nasus Interna/ Kavum Nasi)

    Rongga hidung dibagi dua bagian, kanan dan kiri di garis median oleh septum nasi yang

    sekaligus menjadi dinding medial rongga hidung. Kerangka septum dibentuk oleh :

    a. Lamina perpendikularis tulang etmoid (superior)

    b. Kartilago kuadrangularis (anterior)

    c. Tulang vomer (posterior)

    d. Krista maksila dan Krista palatina (bawah) yang menghubungkan septum dengan dasar

    rongga hidung.3,7

    Dibagian anterior septum nasi terdapat bagian yang disebut Area Little, merupakan

    anyaman pembuluh darah yaitu Pleksus Kiesselbach. Tempat ini mudah terkena trauma danmenyebabkan epistakis.Di bagian antrokaudal, septum nasi mudah digerakkan.

    3,7

    Ke arah belakang rongga hidung berhubungan dengan nasofaring melalui sepasang

    lubang yang disebut koana berbentuk bulat lonjong (oval), sedangkan ke arah depan rongga

    hidung berhubungan dengan dunia luar melalui nare.3,7

    Atap rongga hidung berbentuk kurang lebih menyerupai busur yang sebagian besar

    dibentuk oleh lamina kribosa tulang etmoid.Di sebelah anterior, bagian ini dibentuk oleh tulang

    frontal dan sebelah posterior oleh tulang sfenoid.3,7

    Melalui lamina kribosa keluar ujung-ujung saraf olfaktoria menuju mukosa yang melapisi

    bagian teratas dari septum nasi dan permukaan kranial dari konka nasi superior.Bagian ini

    disebut regio olfaktoria.3,7

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    12/27

    12

    Dinding lateral rongga hidung dibentuk oleh konka nasi dan meatus nasi. Konka nasi

    merupakan tonjolan-tonjolan yang memanjang dari anterior ke posterior dan mempunyai rangka

    tulang.Meatus nasi terletak di bawah masing-masing konka nasi dan merupakan bagian dari

    hidung.3,7

    Patofisiologi

    Tulang hidung dan kartilago rentan untuk mengalami fraktur karena hidung letaknya

    menonjol dan merupakan bagian sentral dari wajah, sehingga kurang kuat menghadapi tekanan

    dari luar.Pola fraktur yang diketahui beragam tergantung pada kuatnya objek yang menghantam

    dan kerasnya tulang. Seperti dengan fraktur wajah yang lain, pasien muda cenderung mengalami

    fraktur kominunitiva septum nasal dibandingkan dengan pasien dewasa yang kebanyakan

    frakturnya lebih kompleks.3

    Daerah terlemah dari hidung adalah kerangka kartilago dan pertemuan antara kartilago

    lateral bagian atas dengan tulang dan kartilago septum pada krista maksilaris. Daerah terlemah

    merupakan tempat yang tersering mengalami fraktur atau dislokasi pada fraktur nasal.3

    Kekuatan yang besar dari berbagai arah akan menyebabkan tulang hidung remuk yang

    ditandai dengan deformitas bentuk C pada septum nasal. Deformitas bentuk C biasanya dimulai

    di bagian bawah dorsum nasal dan meluas ke posterior dan inferior sekitar lamina

    perpendikularis os ethmoid dan berakhir di lengkung anterior pada kartilago septum kira-kira 1

    cm di atas krista maksilaris. Kebanyakan deviasi akibat fraktur nasal meliputi juga fraktur pada

    kartilago septum nasal.3,7,12

    Gambar 5 : Penulangan hidung

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    13/27

    13

    Fraktur nasal lateral merupakan yang paling sering dijumpai pada fraktur nasal. Fraktur

    nasal lateral akan menyebabkan penekanan pada hidung ipsilateral yang biasanya meliputi

    setengah tulang hidung bagian bawah, prosesus nasi maksilaris dan bagian tepi piriformis.

    Trauma lain yang sering dihubungkan dengan fraktur nasal adalah fraktur frontalis, ethmoid

    dan tulang lakrimalis, fraktur nasoorbital ethmoid; fraktur dinding orbita; fraktur

    lamina kribriformis; fraktur sinus frontalis dan fraktur maksila Le Fort I, II, dan III.3,7,12

    Klasifikasi

    Fraktur hidung dapat dibedakan menurut :

    1. Lokasi : tulang nasal (os nasale), septum nasi, ala nasi, dan tulang rawan triangularis.

    2. Arah datangnya trauma :

    - Dari lateral : kekuatan terbatas dapat menyebabkan fraktur impresi dari salah satu tulang

    nasal. Pukulan lebih besar mematahkan kedua belah tulang nasal dan septum nasi

    dengan akibat terjadi deviasi yang tampak dari luar.

    - Dari frontal : cederanya bisa terbatas hanya sampai bagian distal hidung atau kedua

    tulang nasal bisa patah dengan akibat tulang hidung jadi pesek dan melebar. Bahkan

    kerangka hidung luar dapat terdesak ke dalam dengan akibat cedera pada kompleksetmoid.

    - Datang dari arah kaudal : relatif jarang.3

    Jenis fraktur nasal meliputi :

    1. fraktur nasal sederhana,

    2. fraktur pada prosessus frontalis maksila,

    3. fraktur nasal dengan pergeseran kartilago nasi,

    4. fraktur dengan keluarnya kartilago septum dari sulkusnya di vomer,

    5. fraktur kominutiva pada vomer, dan

    6. fraktur pada tulang ethmoid sehingga CSS mengalir dari hidung.1,13

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    14/27

    14

    Fraktur hidung sederhana

    Jika hanya terjadi fraktur tulang hidung saja dapat dilakukan reposisi fraktur dengan

    analgesia lokal. Akan tetapi pada anak-anak atau orang dewasa yang tidak kooperatif tindakan

    reposisi dilakukan dalam keadaan narkose umum.1

    Analgesia lokal dapat dilakukan dengan pemasangan tampon lidokain 1-2% yang

    dicampur dengan epinefrin 1: 1000. Tampon kapas yang berisi obat analgesia lokal ini dipasang

    masing-masing 3 buah pada setiap lubang hidung. Tampon pertama diletakkan pada meatus

    superior tepat di bawah tulang hidung, tampon kedua diletakkan di antara konka media dan

    septum dan bagian distal dari tampon tersebut terletak dalam foramen sfenopalatina. Tampon

    ketiga ditempatkan antara konka inferior dan septum nasi. Ketiga tampon tersebut dipertahankan

    selama 10 menit. Kadangkadang diperlukan penambahan penyemprotan oxymethazoline spray

    beberapa kali, melalui rinoskopi anterior untuk memperoleh efek anestesi dan efek

    vasokonstriksi yang baik.1

    Gambar 6 :Fraktur hidung sederhana14

    Fraktur nasal kominunitiva

    Fraktur nasal dengan fragmentasi tulang hidung ditandai dengan batang hidung nampak

    rata (pesek); tulang hidung mungkin dinaikkan ke posisi yang aman tetapi beberapa fragmen

    tulang tetap hilang.Bidai digunakan untuk memindahkan fragmen tulang ke posisi yang

    sebenarnya. Untuk tujuan tersebut beberapa kasa vaselin dimasukkan ke dalam lubang hidung.3

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    15/27

    15

    Fraktur tulang hidung terbuka

    Fraktur tulang hidung terbuka menyebabkan perubahan tempat dari tulang hidung

    tersebut yang juga disertai laserasi pada kulit atau mukoperiosteum rongga hidung. Kerusakan

    atau kelainan pada kulit dari hidung diusahakan untuk diperbaiki atau direkonstruksi pada saat

    tindakan.1

    Fraktur tulang nasoorbitoetmoid kompleks

    Jika nasal piramid rusak karena tekanan atau pukulan dengan beban berat akan

    menimbulkan fraktur hebat pada tulang hidung, lakrimal, etmoid, maksila dan frontal. Tulang

    hidung bersambungan dengan prossesus frontalis os maksila dan prossesus nasalis os frontal.

    Bagian dari nasal piramid yang terletak antara dua bola mata akan terdorong ke belakang.

    Terjadilah fraktur nasoetmoid, fraktur nasomaksila dan fraktur nasoorbita.Fraktur ini dapatmenimbulkan komplikasi atau sekuele di kemudian hari. Komplikasi yang terjadi tersebut ialah

    :1

    A. Komplikasi neurologik :1

    1. Robeknya duramater

    2. Keluarnya cairan serebrospinal dengan kemungkinan timbulnya meningitis

    3. Pneumoensefal

    4. Laserasi otak

    5. Avulsi dari nervus olfaktorius

    6. Hematoma epidural atau subdural

    7. Kontusio otak dan nekrosis jaringan otak

    B. Komplikasi pada mata :

    1. Telekantus traumatika

    2. Hematoma pada mata

    3. Kerusakan nervus optikus yang mungkin menyebabkan kebutaan

    4.

    Epifora

    5. Ptosis

    6. Kerusakan bola mata

    C. Komplikasi pada hidung :

    1. Perubahan bentuk hidung

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    16/27

    16

    2. Obstruksi rongga hidung yang disebabkan oleh fraktur,dislokasi, atau hematoma pada

    septum

    3. Gangguan penciuman (hiposmia atau anosmia)

    4. Epistakis posterior yang hebat yang disebabkan karena robeknya arteri etmoidalis

    5. Kerusakan duktus nasofrontalis dengan menimbulkan sinusitis frontal atau mukokel

    Pada keadaan terjadinya trauma hidung seperti tersebut di atas, jika terdapat kehilangan

    kesadaran mungkin terjadi kerusakan pada susunan saraf otak sehingga memerlukan bantuan

    seorang ahli bedah saraf otak.Konsultasi kepada seorang ahli mata diperlukan untuk

    mengevaluasi kemungkinan terdapatnya kelainan pada mata. Pemeriksaan penunjang

    radiologic berupa CT scan (axial dan koronal) diperlukan pada kasus ini.1

    Kavum nasi dan lasernasi harus dibersihkan dan diperiksa kemungkinan terjadinya fistul

    cairan serebro spinal.Integritas tendon kantus media harus dievaluasi, untuk ini diperlukan

    konsultasi dengan ahli mata.Klasifikasi nasoorbitetmoid kompleks tipe I mengenai satu sisi

    noncommunited fragmen sentral tanpa robeknya tendo kantus media. Tipe II, mengenai

    fragmen sentral tanpa robeknya tendo kantus media. Tipe III mengenai kerusakan fragmen

    sentral berat dengan robeknya tendo kantus media.1

    Seorang ahli bedah maksilofasial harus mengenal organ yang rusak pada daerah tersebut

    untuk melakukan tindakan rekonstruksi dengan cara menyambung tulang yang patahsehingga mendapatkan hasil yang memuaskan. Fraktur nasoorbitetmoid kompleks ini

    seringkali tidak dapat diperbaiki dengan cara sederhana menggunakan tampon hidung atau

    fiksasi dari luar. Apabila terjadi kerusakan duktus naso-lakrimalis akan menyebabkan air

    mata selalu keluar. Tindakan ini memerlukan penanganan yang lebih hati-hati dan

    teliti.Rekonstruksi dilakukan dengan menggunakan kawat (stainless steel) atau plate &

    screw. Pada fraktur tersebut di atas, memerlukan tindakan rekonstruksi kantus media.1

    Gejala Klinis

    Tanda yang mendukung terjadinya fraktur tulang hidung dapat berupa :5

    a) Depresi atau pergeseran tulangtulang hidung.

    b) Terasa lembut saat menyentuh hidung.

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    17/27

    17

    c) Adanya pembengkakan pada hidung atau muka.

    d) Memar pada hidung atau di bawah kelopak mata (black eye).

    e) Deformitas hidung.

    f) Keluarnya darah dari lubang hidung (epistaksis).

    g) Saat menyentuh hidung terasa krepitasi.

    h) Rasa nyeri dan kesulitan bernapas dari lubang hidung.

    Tanda-tanda berikut merupakan saat dimana sebaiknya meminta pertolongan dokter meliputi :

    - Nyeri dan pembengkakan tidak menghilang 3x24 jam

    - Hidung terlihat miring atau melengkung

    - Sulit bernapas melalui hidung meskipun reaksi peradangan telah mereda

    - Terjadi demam

    - Perdarahan hidung berulang5,15

    Tanda-tanda berikut dimana sebaiknya meminta pertolongan ke unit gawat darurat :

    -Perdarahan yang berlangsung lebih dari beberapa menit pada satu atau kedua lubang

    hidung

    - Keluar cairan berwarna bening dari lubang hidung

    - Cedera lain pada tubuh dan muka

    - Kehilangan kesadaran

    - Sakit kepala yang hebat

    - Muntah yang berulang

    -

    Penurunan indra penglihatan- Nyeri pada leher

    - Rasa kebas,baal,atau lemah pada lengan.5

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    18/27

    18

    Diagnosis

    Diagnosis fraktur tulang hidung dapat dilakukan dengan inspeksi, palpasi dan

    pemeriksaan hidung bagian dalam dilakukan dengan rinoskopi anterior, biasanya ditandai

    dengan pembengkakan mukosa hidung terdapatnya bekuan dan kemungkinan ada

    robekan pada mukosa septum, hematoma septum, dislokasi atau deviasi pada septum.1

    Pemeriksaan penunjang berupa foto os nasal, foto sinusparanasal posisi Water dan

    bila perlu dapat dilakukan pemindaian dengan CT scan. CT scan berguna untuk melihat

    fraktur hidung dan kemungkinan terdapatnya fraktur penyerta lainnya.1

    Pasien harus selalu diperiksa terhadap adanya hematoma septum akibat fraktur,

    bilamana tidak terdeteksi. Dan tidak dirawat dapat berlanjut menjadi abses, dimana

    terjadi resorpsi kartilago septum dan deformitas hidung pelana ( saddle nose ) yang

    berat.3

    a. Anamnesis

    Rentang waktu antara trauma dan konsultasi dengan dokter sangatlah penting untuk

    penatalaksanaan pasien. Sangatlah penting untuk menentukan waktu trauma dan

    menentukan arah dan besarnya kekuatan dari benturan.Sebagai contoh, trauma dari arah

    frontal bisa menekan dorsum nasal, dan menyebabkan fraktur nasal. Pada kebanyakan

    pasien yang mengalami trauma akibat olahraga, trauma nasal yang terjadi berulang danterus menerus, dan deformitas hidung akan menyebabkan sulit menilai antara trauma

    lama dan trauma baru sehingga akan mempengaruhi terapi yang diberikan. Informasi

    mengenai keluhan hidung sebelumnya dan bentuk hidung sebelumnya juga sangat

    berguna. Keluhan utama yang sering dijumpai adalah epistaksis, deformitas hidung,

    obstruksi hidung dan anosmia.3,12,13

    b. Pemeriksaan fisik

    Kebanyakan fraktur nasal adalah pelengkap trauma seperti trauma akibat dihantam

    atau terdorong.Sepanjang penilaian awal dokter harus menjamin bahwa jalan napas

    pasien aman dan ventilasi terbuka dengan sewajarnya.Fraktur nasal sering dihubungkan

    dengan trauma pada kepala dan leher yang bisa mempengaruhi patennya trakea.Fraktur

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    19/27

    19

    nasal ditandai dengan laserasi pada hidung, epistaksis akibat robeknya membran mukosa.

    Jaringan lunak hidung akan nampak ekimosis dan udem yang terjadi dalam waktu singkat

    beberapa jam setelah trauma dan cenderung nampak di bawah tulang hidung dan

    kemudian menyebar ke kelopak mata atas dan bawah.3,7,13

    Deformitas hidung seperti deviasi septum atau depresi dorsum nasal yang sangat

    khas, deformitas yang terjadi sebelum trauma sering menyebabkan kekeliruan pada

    trauma baru. Pemeriksaan yang teliti pada septum nasal sangatlah penting untuk

    menentukan antara deviasi septum dan hematom septi, yang merupakan indikasi absolut

    untuk drainase bedah segera.Sangatlah penting untuk memastikan diagnosa pasien

    dengan fraktur, terutama yang meliputi tulang ethmoid. Fraktur tulang ethmoid biasanya

    terjadi pada pasien dengan fraktur nasal fragmental berat dengan tulang piramid hidung

    telah terdorong ke belakang ke dalam labirin ethmoid, disertai remuk dan melebar,

    menghasilkan telekantus, sering dengan rusaknya ligamen kantus medial, apparatus

    lakrimalis dan lamina kribriformis, yang menyebabkan rhinorrhea cerebrospinalis.3,7,13

    Pada pemeriksaan fisis dengan palpasi ditemukan krepitasi akibat emfisema

    subkutan, teraba lekukan tulang hidung dan tulang menjadi irregular.Pada pasien dengan

    hematom septi tampak area berwarna putih mengkilat atau ungu yang nampak berubah-

    ubah pada satu atau kedua sisi septum nasal. Keterlambatan dalam mengidentifikasi dan

    penanganan akan menyebabkan deformitas bentuk pelana, yang membutuhkanpenanganan bedah segera. Pemeriksaan dalam harus didukung dengan pencahayaan,

    anestesi, dan semprot hidung vasokonstriktor. Spekulum hidung dan lampu kepala akan

    memperluas lapangan pandang. Pada pemeriksaan dalam akan nampak bekuan darah

    dan/atau deformitas septum nasal.3,7,12,13

    Gambar 7:Deformitas septum nasal16

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    20/27

    20

    b. Pemeriksaan radiologis

    Jika tidak dicurigai adanya fraktur nasal komplikasi, radiografi jarang

    diindikasikan.Karena pada kenyataannya kurang sensitif dan spesifik, sehingga

    hanya diindikasikan jika ditemukan keraguan dalam mendiagnosa.Radiografi tidak

    mampu untuk mengidentifikasi kelainan pada kartilago dan ahli klinis sering salah

    dalam menginterpretasikan sutura normal sebagi fraktur yang disertai dengan

    pemindahan posisi.Bagaimanapun, ketika ditemukan gejala klinis seperti rhinorrhea

    cerebrospinalis, gangguan pergerakan ekstraokular atau maloklusi.CT-scan dapat

    diindikasikan untuk menilai fraktur wajah atau mandibular. 3,12,17

    Gambar 8:Foto x-ray fraktur hidung18

    Gambar 9: CT-scan potongan coronal dan axial pada fraktur nasal

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    21/27

    21

    Penatalaksanaan

    Tujuan Penangananan Fraktur Hidung :

    a. Mengembalikan penampilan secara memuaskan

    b. Mengembalikan patensi jalan nafas hidung

    c. Menempatkan kembali septum pada garis tengah

    d. Menjaga keutuhan rongga hidung

    e. Mencegah sumbatan setelah operasi, perforasi septum, retraksi kolumela, perubahan

    bentuk punggung hidung

    f. Mencegah gangguan pertumbuhan hidung6

    Konservatif

    Penatalaksanaan fraktur nasal berdasarkan atas gejala klinis, perubahan fungsional dan

    bentuk hidung, oleh karena itu pemeriksaan fisik dengan dekongestan nasal

    dibutuhkan.Dekongestan berguna untuk mengurangi pembengkakan mukosa.Pasien dengan

    perdarahan hebat, biasanya dikontrol dengan pemberian vasokonstriktor topikal. Jika tidak

    berhasil bebat kasa tipis, kateterisasi balon, atau prosedur lain dibutuhkan tetapi ligasi pembuluh

    darah jarang dilakukan. Bebat kasa tipis merupakan prosedur untuk mengontrol perdarahan

    setelah vasokonstriktor topikal.Biasanya diletakkan dihidung selama 2-5 hari sampai perdarahan

    berhenti.Pada kasus akut, pasien harus diberi es pada hidungnya dan kepala sedikit ditinggikan

    untuk mengurangi pembengkakan.Antibiotik diberikan untuk mengurangi resiko infeksi,

    komplikasi dan kematian.Analgetik berperan simptomatis untuk mengurangi nyeri dan

    memberikan rasa nyaman pada pasien.1,10

    Fraktur nasal merupakan fraktur wajah yang tersering dijumpai. Jika dibiarkan tanpa

    dikoreksi, akan menyebabkan perubahan struktur hidung dan jaringan lunak sehingga akan

    terjadi perubahan bentuk dan fungsi. Karena itu, ketepatan waktu terapi akan menurunkan resiko

    kematian pasien dengan fraktur nasal. Terdapat banyak silang pendapat mengenai kapanseharusnya penatalaksanaan dilakukan.Penatalaksanaan terbaik seharusnya dilakukan segera

    setelah fraktur terjadi, sebelum terjadi pembengkakan pada hidung.Sayangnya, jarang pasien

    dievaluasi secara cepat.Pembengkakan pada jaringan lunak dapat mengaburkan apakah patah

    yang terjadi ringan atau berat dan membuat tindakan reduksi tertutup menjadi sulit

    dilakukan.Sebab dari itu pasien dievaluasi setelah 3-4 hari berikutnya.Tindakan reduksi tertutup

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    22/27

    22

    dilakukan 7-10 hari setelahnya dapat dilakukan dengan anestesi lokal. Jika tindakan ditunda

    setelah 7-10 hari maka akan terjadi kalsifikasi.3,7

    Setelah memastikan bahwa saluran napas dalam kondisi baik, pernapasan optimal dan

    keadaan pasien cenderung stabil, dokter baru melakukan penatalaksaan terhadap fraktur.

    Penatalaksanaan dimulai dari cedera luar pada jaringan lunak. Jika terjadi luka terbuka dan

    kemungkinan kontaminasi dari benda asing, maka irigasi diperlukan.Tindakan pembersihan

    (debridement) juga dapat dilakukan. Namun pada tindakan debridement harus diperhatikan

    dengan bijak agar tidak terlalu banyak bagian yang dibuang karena lapisan kulit diperlukan

    untuk melapisi kartilago yang terbuka.7,12

    Operatif

    Untuk fraktur nasal yang tidak disertai dengan perpindahan fragmen tulang, penanganan

    bedah tidak dibutuhkan karena akan sembuh dengan spontan. Deformitas akibat fraktur nasal

    sering dijumpai dan membutuhkan reduksi dengan fiksasi adekuat untuk memperbaiki posisi

    hidung.4,12

    A. Teknik reduksi tertutup

    Reduksi tertutup adalah tindakan yang dianjurkan pada fraktur hidung akut yang

    sederhana dan unilateral.Teknik ini merupakan satu teknik pengobatan yang digunakan untuk

    mengurangi fraktur nasal yang baru terjadi.Namun, pada kasus tertentu tindakan reduksi terbuka

    di ruang operasi kadang diperlukan.Penggunaan analgesia lokal yang baik, dapat memberikan

    hasil yang sempurna pada tindakan reduksi fraktur tulang hidung.Jika tindakan reduksi tidak

    sempurna maka fraktur tulang hidung tetap saja pada posisi yang tidak normal.Tindakan reduksi

    ini dikerjakan 1-2 jam sesudah trauma, dimana pada waktu tersebut edema yang terjadi mungkin

    sangat sedikit.Namun demikian tindakan reduksi secara lokal masih dapat dilakukan sampai 14

    hari sesudah trauma. Setelah waktu tersebut tindakan reduksi mungkin sulit dikerjakan karena

    sudah terbentuk proses kalsifikasi pada tulang hidung sehingga perlu dilakukan tindakan

    rinoplasti estetomi.

    Alat-alat yang dipakai pada tindakan reduksi adalah :

    1. Elevator tumpul yang lurus (Boies Nasal Fracture Elevator)

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    23/27

    23

    2. Cunam Asch

    3. Cunam Walsham

    4. Spekulum hidung pendek dan panjang (Killian)

    5. Pinset bayonet.

    Gambar 10 :

    Reduction instruments.(Left)Asch forceps, (center)Walsham forceps,

    and(right)Boies elevator.13

    Deformitas hidung yang minimal akibat fraktur dapat direposisi dengan tindakan yang

    sederhana.Reposisi dilakukan dengan cunam Walsham. Pada penggunaan cunam Walsham ini,

    satu sisinya dimasukkan ke dalam kavum nasi sedangkan sisi yang lain di luar hidung dia atas

    kulit yang diproteksi dengan selang karet. Tindakan manipulasi dilakukan dengan kontrol palpasi

    jari.1

    Jika terdapat deviasi piramid hidung karena dislokasi karena dislokasi tulang hidung,

    cunam Asch digunakan dengan cara memasukkan masing-masing sisi (blade) ke dalam kedua

    rongga hidung sambil menekan septum dengan kedua sisi forsep. Sesudah fraktur dikembalikan

    pada posisi semula dilakukan pemasangan tampon di dalam rongga hidung. Tampon yang

    dipasang dapat ditambah dengan antibiotika.1

    Perdarahan yang timbul selama tindakan akan berhenti, sesudah pemasangan tampon

    pada kedua rongga hidung. Fiksasi luar (gips) dilakukan dengan menggunakan beberapa lapis

    gips yang dibentuk dari huruf T dan dipertahankan hingga 10-14 hari.1

    Langkahlangkah pada tindakan reduksi tertutup :

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    24/27

    24

    1. Memindahkan kedua prosesus nasofrontalis. Forceps Walshams digunakan untuk

    memindahkan kedua prosesus nasalis keluar maksila dan menggunakan tenaga yang

    terkontrol untuk menghindari gerakan menghentak yang tiba-tiba.

    2. Perpindahan posisi tulang hidung. Septum kemudian dipegang dengan forceps Asch yang

    diletakkan di belakang dorsum nasi. Forceps ini diciptakan sama prinsipnya dengan

    forceps walshams, tetapi forcep Asch mempunyai mata pisau yang dapat memegang

    septum yang mana bagian mata pisau tersebut terpisah dari pegangan utama bagian bawah

    dengan ukuran lebih besar dan lekukan berguna untuk menghindari terjadinya kompresi

    dan kerusakan kolumela yang hebat dan lebih luas.

    3. Manipulasi septum nasal. Forceps Asch kemudian digunakan lagi untuk meluruskan

    septum nasal.

    4. Membentuk piramid hidung. Dokter ahli bedah seharusnya mampu untuk mendorong

    hidung sampai mencapai posisi yang tidak seharusnya dan adanya sumbatan/kegagalan

    mengindikasikan kesalahan posisi dan pergerakan tidak sempurna dan harus

    diulang.Prosesus nasofrontalis didorong ke dalam dan tulang hidung akhirnya dapat

    terbentuk dengan bantuan jari-jari tangan.

    5. Kemungkinan pemindahan akhir septum. Dokter ahli bedah harus berhati-hati dalam

    menilai bagian anterior hidung dan harus mengecek posisi dari septum nasal.Jika

    memuaskan, dokter harus mereduksi terbuka fraktur septum melalui septoplasti atau

    reseksi mukosa yang sangat terbatas.

    6. Kemungkinan laserasi sutura kutaneus. Jika tipe fraktur adalah tipe patah tulang riuk, maka

    dibutuhkan laserasi sutura pada kulit yang terbuka.Pertama-tama, luka harus

    dibuka.Sangatlah penting untuk membuang semua benda asing yang berada pada lukaseperti pecahan kaca, kotoran atau batu kerikil.Hidung membutuhkan suplai darah yang

    cukup dan oleh karena itu sedikit atau banyak debridemen sangat dibutuhkan. Penutupan

    pertama terlihat kebanyakan luka sekitar 36 jam dan sutura nasalis menutup sekitar 3-4

    mm. Kadang luka kecil superfisial dapat menutup dengan plester adhesive (steristrips).3

    B. Teknik reduksi terbuka

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    25/27

    25

    Fraktur nasal reduksi terbuka cenderung tidak memberikan keuntungan.Pada daerah

    dimana fraktur berada sangat beresiko mengalami infeksi sampai ke dalam tulang.Masalah pada

    hidung menjadi kecil karena hidung mempunyai banyak suplai aliran darah bahkan pada masa

    sebelum adanya antibiotik, komplikasi infeksi setelah fraktur nasal dan rhinoplasti sangat jarang

    terjadi.4,13

    Teknik reduksi terbuka diindikasikan untuk :

    1. Ketika operasi telah ditunda selama lebih dari 3 minggu setelah trauma.

    2. Fraktur nasal berat yang meluas sampai ethmoid. Disini, sangat nyata adanya fragmentasi

    tulang sering dengan kerusakan ligamentum kantus medial dan apparatus lakrimalis.

    Reposisi dan perbaikan hanya mungkin dengan reduksi terbuka, dan sayangnya hal ini

    harus segera dilakukan.

    3. Reduksi terbuka juga dapat dilakukan pada kasus dimana teknik manipulasi reduksi

    tertutup telah dilakukan dan gagal. Pada teknik reduksi terbuka harusdilakukan insisi pada

    interkartilago. Gunting Knapp disisipkan di antara insisi interkartilago dan lapisan kulit

    beserta jaringan subkutan yang terpisah dari permukaan luar dari kartilago lateral atas,

    dengan melalui kombinasi antara gerakan memperluas dan memotong.

    3

    2.7 Komplikasi

    A) Hematom septi

    Merupakan komplikasi yang sering dan serius dari trauma nasal.Septum hematom

    ditandai dengan adanya akumulasi darah pada ruang subperikondrial. Ruangan ini

    akanmenekan kartilago di bawahnya, dan mengakibatkan nekrosis septum irreversible.

    Deformitas bentuk pelana dapat berkembang dari jaringan lunak yang hilang.Prosedur

    yang harus dilakukan adalah drainase segera setelah ditemukan disertai dengan

    pemberian antibiotik setelah drainase.3,7,1

    Penanganan hematom septum berupa :3,13

    - insisi dan drainase hematoma,

    - pemasangan drain sementara,

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    26/27

    26

    - pemasangan balutan intranasal untuk menekan mukosa septum

    - dan memperkecil kemungkinan terjadinya hematom ulang

    - dimulainya terapi antibiotik untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya

    infeksi.

    B) Fraktur dinding orbita

    Fraktur pada dinding orbita dan lantai orbita akibat pukulan dapat terjadi.Gejala

    klinis yang muncul adalah disfungsi otot ekstraokuler.3

    C) Fraktur septum nasal

    Sekitar 70% fraktur nasal dihubungkan dengan fraktur septum nasal. Trauma pada

    hidung bagian bawah akan menyebabkan fraktur septum nasal tanpa adanya kerusakantulang hidung. Teknik yang dilakukan adalah teknik manipulasi reduksi tertutup dengan

    menggunakan forceps Asch.3

    D) Fraktur lamina kribriformis

    Merupakan predisposisi pengeluaran cairan cerebrospinalis, yang akan

    menyebabkan komplikasi berupa meningitis, encephalitis dan abses otak.12,15

    2.8 Prognosis

    Kebanyakan fraktur nasal tanpa disertai dengan perpindahan posisi akan sembuh tanpa

    adanya kelainan kosmetik dan fungsional. Dengan teknik reduksi terbuka dan tertutup akan

    mengurangi kelainan kosmetik dan fungsional pada 70 % pasien.6,12

  • 5/19/2018 fraktur nasal

    27/27

    27

    Daftar Pustaka

    1. Efiaty A S, Nurbaiti I, Jenny B, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung,

    Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Cetakan ke-1. Jakarta: FKUI;2007.h.118-

    122,199-202.

    2. Anonymus. Fraktur nasal. Di unduh dari: http://ilmubedah.info/definisi-anatomi-

    diagnosis-penatalaksanaan-fraktur-nasal.Juli 2013.

    3. R.Sjamsuhidajat, Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Fraktur Tulang Hidung. Edisi

    ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2005.h.338.

    4. P Van den Broek, etc. Buku Saku Ilmu Kesehatan Tenggorok, Hidung, dan Telinga.

    Fraktur Hidung. Edisi ke-12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.121.

    5. Lalwani AK. Current Diagnosis dan Treatment : Otolaryngology Head and Neck

    Surgery. Edisi ke-2. USA; McGraw-Hill Medical;2007.Chapter 11.

    6. Vaskularisasi Hidung. Di unduh dari:www.aafp.org/afp/2005/0115/p305.html. Juli2013

    7. George L Adams. BOEIS BukuAjar Penyakit THT. Fraktur Hidung. Edisi ke-6. Cetakan

    ke-3. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;1997.h.513.

    8. Foto x-ray fraktur hidung. Diunduh dari:www.emedicine.medscape.com.

    9. CT-scan fraktur nasal. Diunduh dari: rhinoplastyinseattle.com.

    10.Reposisi dan reduksi fraktur hidung. Diunduh dari:www.primary-surgery.org

    http://ilmubedah.info/definisi-anatomi-diagnosis-penatalaksanaan-fraktur-nasalhttp://ilmubedah.info/definisi-anatomi-diagnosis-penatalaksanaan-fraktur-nasalhttp://ilmubedah.info/definisi-anatomi-diagnosis-penatalaksanaan-fraktur-nasalhttp://www.aafp.org/afp/2005/0115/p305.html.%20Julihttp://www.aafp.org/afp/2005/0115/p305.html.%20Julihttp://www.aafp.org/afp/2005/0115/p305.html.%20Julihttp://www.emedicine.medscape.com/http://www.emedicine.medscape.com/http://www.emedicine.medscape.com/http://www.primary-surgery.org/http://www.primary-surgery.org/http://www.primary-surgery.org/http://www.primary-surgery.org/http://www.emedicine.medscape.com/http://www.aafp.org/afp/2005/0115/p305.html.%20Julihttp://ilmubedah.info/definisi-anatomi-diagnosis-penatalaksanaan-fraktur-nasalhttp://ilmubedah.info/definisi-anatomi-diagnosis-penatalaksanaan-fraktur-nasal