68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
-
Upload
dayang-nawang-wulan -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
1/59
1
Struktur Beton II
Dosen : Prof. Dr.-Ing. Harianto Hardjasaputra
Jurusan Teknik Sipil-UPH
Agustus 2010
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
2/59
2
VII . Kolom
1.
PendahuluanFungsi kolom untuk menyalurkan beban yang diterima
oleh pelat/balok ke pondasi. Kolom harus dirancang
untuk memikul:
- gaya normal, N- kombinasi N & M- gaya geserJenis kolom dalam perencanaan:
- kolom pendek- kolom langsingPenulangan kolom:
Gambar 1.1 Tied and spiral columns
Fungsi penulangan:
- tulang vertikal (longitudinal)- tulang melintang (transversal)
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
3/59
3
Pengekangan (confinement)
Gambar 1.2 Confinement by square hoops and circular spirals. (a) Square Hoops, (b) Circular Spiral
Deformasi pada kolom
Gambar 1.3 Typical creep curve for concrete with constant axial compressive strength
Kerja sama tulangan dan beton
Gambar 1.4 Axial load-strain curves for steel and cocrete of an axially loaded reinforced concrete column
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
4/59
4
Gambar 1.5 Comparison of total axial load-strain curves of tied and spiral columns
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
5/59
5
Perhitungan beban ultimatepada kolom (axial )
Po = 0.85 fc(AgAst) + fyAst
Pn = 0.8 [0.85 fc(AgAst) + fyAst] * SengkangPn = 0.85 [0.85 fc(AgAst) + fyAst] * Spiral
Pengurangan kekuatan nominal ini, dimaksudkan untuk
mengantisipasi eksentrisitas yang mungkin terjadi pada
kolom (e 0)
Untuk perencanaan, dalam segala hal Pn > PuBahan Beban
= 0,7 (spiral) = 0.65 (sengkang)
Pengertian Beban Eksentris pada kolom pendek:
- beban aksial dan lentur- uniaxialdan biaxial
Gambar 1.6
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
6/59
6
2. Perhitungan kuat batas dari kolom untukmemikul M dan N
Mengingat penampang kolom terdiri dari dua material,
yaitu beton dan baja, maka diperkenalkan istilah Plastic
Centroid yang didefinisikan sebagai tempat kedudukan
dari beban luar Po, yang akan menghasilkan kondisi
hanya beban aksial batas pada kolom, berarti tegangan
maksimal yang terjadi pada beton = 0,85 fcdan pada
baja = fy
Po = 0.85 fc(b.h) + (As+As) fy
Momen terhadap garis as
Po.d = 0.85 fc(b.h) (d 0.5 h) +As
fy(d d)
d = {0.85 fc(b.h) (d 0.5 h) +As
fy(d d)}
d= posisi dari plastic centroid
Gambar 2.1
')(0.85
)}'(')()('{0.85
"
yf'
sA
sAb.h'
cf
d - dy
fs
Ah.d -b.hc
f
++
+=
)(
50
d
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
7/59
7
Gambar 2.2 Eccentrically loaded column section at the ultimate load
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
8/59
8
Analisa Uniaksial Kolom dengan
Penulangan 2 sisi
V = 0Pn = 0.85 fc a.b+As fyAsfs (1)
(Pada umumnya fs= fy pada saat kondisi batas, kecuali
bila bebannya kecil atau d besar)
M = 0 (Statis Momen terhadapplastic centroid)
Pne = 0.85 fc a.b(d d 0.5 a) +As fy(d d d) +
As.fs(d) (2)
Seperti halnya pada analisa penampang untuk lentur, kitaperhatikan kondisi seimbang (Balanced)
yaitu : c = 0.003
s = y terjadi pada saat bersamaan
Dari persamaan distribusi regangan yang sudah kita kenal,
yaitu:
dimana: Es= 0.2x106 N/mm2
fy = 240 N/mm2
atau
fy= 400 N/mm2
dEf
Eca
dEf
Ec
cdE
f
c
cd
c
sy
sbb
sy
sb
b
s
y
b
b
b
s
11
maka
1
003.0
003.0
003.0
003.0
003.0
003.0
+==
+=
=
=
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
9/59
9
Jadi pada kondisi seimbang, kita segera dapat menghitung
Maupun . eb
Kondisi Balanced, dijadikan patokan untuk 2 kondisi lainnya,
yaitu:
Bila Pn < keruntuhan tarik (tension failure)
Pn> keruntuhan tekan (compression
failure)
Bila kita perhatikan, dari distribusi regangan seperti pada
gambar dibawah ini
Gambar 2.3 Strain diagrams for eccentrically loaded column failures
bnP
bnP
bnP
bnP
bnM
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
10/59
10
Maka diperoleh:
1.Tension Failurec< cb
Baja Tarik: s> fy/ Es
atau fs = fy, sehingga dari persamaan (1) dapat
diperoleh kombinasi Pn dan Mn, dalam keadaan
keruntuhan tarik.
2.Compression Failurec> cb
fs = s.Es =
=
Untuk mencari Pn dan Pn . e, tulangan tekan harus
diperiksa kembali apakah benar sudah leleh.
s
s
E
E
a
adc
cd
10.003
0.003
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
11/59
11
As=As= 2580 mm2
fc = 20 N/mm2
fy = 270 N/mm
2
Es=0.2x106N/mm2
1= 0.85Carilah: Pn dan Mn
Seperti halnya untuk momen lentur (balok), yang harus kita
periksa pertama adalah kondisi:
Balanced:
Mn pada kondisi balanced (Statis Momen terhadap
plastic centroid)
Asumsi: fs=fydan fs=fy
= 559 kNm
kN2622
''85.0
:kondisipada
mm261
44685.0102.0003.0270
102.0003.0
003.0003.0
6
6
1
=
+=
=
=
=
+
+
bn
ysyscbn
sy
s
P
fAfAbafP
Balancedn
P
x
x
dEf
E
b
b
b
a
a
a
"dfAd"d'df'Aad"dab'fePM
ssysc
bnbn
++==
)()0.5(0.85
bnM
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
12/59
12
Asumsi fs=fy. Apakah benar demikian?
Periksa dari persamaan regangan pada kondisi
balanced.s = 0.003
s = 0.00237
y untuk baja = = = 0.00135
Jadi s > y (Leleh)
Berarti asumsi diatas adalah benar.
Daerah keruntuhan tarik:
Terjadi bila Pn y
b
bc
c 'd
s
y
E
f60.2x10
270
bnP
ysyscn fAf'Aa.b'fP += 0.85
1
a
cc d
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
13/59
13
maka
Mn = 510 kNm
Masih dalam kondisi keruntuhan tarik, bila Pu= 0, yaitu
dalam keadaan lentur murni.
TulanganAs fs =fy
TulanganAs fs =fy ? Perlu diperiksa dari
persamaan distribusi regangan, yaitu
fs = 0.003 Es
fs = 0.003 Es
fs = 0.003 (0.2 x106)
Substitusikan persamaan fs, ke persamaan Pu= 0
Diperoleh persamaan dalam a2
a= 60.7 mm
Mndiperoleh dari
Dengan diketahui adan fs, maka
Mn = 289 kNm
"dfA)d"d'(df'Aa)d"ab(d'f
ePM
ssysc
nn
++=
=
0.50.85
cc 'd
a
a '1
d
aa )64(85.0
yssscu fA'f'Aa.b'fP += 0.85
+= 6100.20.85(64)0.0035802(510)0.85(20)0a
aa.
2702580
d"fAd"d'df'Aad"dab'f
ePM
ssysc
nn
++==
)()0.5(0.85
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
14/59
14
Kini periksa pada kondisi keruntuhan tekan
Kondisi ini terjadi bila >
Pada kondisi ini,
TulanganAs (tekan) leleh
TulanganAs (tarik) perlu diperiksa
Tentukan salah satu harga Pn, misal
Pn = 3 560 kN >
Asumsi: fs = fy
fs < fy(keruntuhan tekan)
fs = 0.003 Es(persamaan distribusi regangan)
substitusikan fske dalam persamaan untuk:
Persamaan dalam a2
Jadi a= 338 mm
Maka fs= ...
Dengan diperoleh adan fs, maka
Pn. e= Mn
= 426 kNm
nPb
nP
bnP
a
ad1
ssyscn fAf'Aa.b'fP += 0.85
-580(270)2(510)0.85(20)5603 += a.
6100.2-0.85(446)0.0035802a
a
d"fAd"d'df'Aad"dab'f ssysc ++= )()0.5(0.85
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
15/59
15
Masih di daerah keruntuhan tekan, bila e= 0 atau Mn= 0.
Maka Pnmenjadi maksimum, yaitu:
Apa yang terjadi bila kolom mengalami tarik?
Pn = -As tot fy = - 2 . 2 580 . 270
= - 1 393 kN = 1 400 kN
Dari hasil perhitungan Pn dan Mn, maka diperoleh titik
koordinat sebagai berikut:
Titik Pn(kN) Mn(kNm) Keterangan
A 5,960 0Po, e= 0
B 2,310 559 Balanced
(ab= 260 mm)
C 0 289 Lentur murni
D 1,330 510 Tension
(a= 149 mm)
E 3,560 426 Compression
(a= 338 mm)
F - 1,400 0 Batang tarik
kN9605
270580)2580(2510)(510(20)0.85
)(0.85
=++=
++= ysbco f'AsAA'fP
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
16/59
16
Gambar 2.4 Diagram interaksiPn &Mn
-2000
-1000
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
0 100 200 300 400 500 600
Mn (kNm)
Pn(kN)
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
17/59
17
Gambar 2.5 Diagram interaksi kekuatan gaya aksial-momen (P-M) tipikal pada kolom
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
18/59
18
Penampang persegi dengan penulangan pada keempat
sisinya.
Bila suatu penampang mempunyai tulangan yang
terdistribusi pada keempat sisinya, maka analisa penampang
kolom menjadi lebih sulit (secara numerik), karena tiap lapis
tulangan, akan mempunyai nilai regangan yang berbeda.
Nilai regangan setiap lapisan dapat dihitung dari syarat
kompatibilitas dari regangan, yaitu:
Bila regangan sisudah diperoleh, maka:
Untuksibelum mencapai y
Bila si> y
Maka fsi= fy
Untuk memudahkan perhitungan, maka perhitungan dimulai
dalam kondisi balance, yaitu kondisi dimana:
c = 0.003 dan
s = (tulangan lapis terluar) = y
dari sini akan diperoleh dalam keadaan balance.
cdci
si = 0.003
ssisiEf =
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
19/59
19
Untuk mencari titik titik lainnya, kita asumsikan c sudah
diketahui, yaitu:
Bila c> cb pada keadaan keruntuhan tekan
c< cb pada keadaan keruntuhan tarik
Pada setiap titik (dengan c yang sudah ditentukan) dapat
dihitung:
Gambar 2.6
=
=
+=
+=
isisicn
sisicn
dhAfaha.b'feP
Afa.b'fP
2220.85
0.85
n
i
n
i
1
1
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
20/59
20
eb(x) = 178.57
cb(y) = 392.85
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
21/59
21
Penampang persegi dengan biaxial moment
Seperti pada gambar ilustrasi di bawah ini, beban Pnmempunyai eksentrisitas ex dan ey, atau dlp mengalami
biaxial moment.
Gambar 2.7 Symmetrically reinforced concrete column section with biaxial bending
Akibat dari biaxial moment ini, maka garis netral tidak lagi
mendatar (Horisontal), tapi membentuk sudut tertentu dan
stress blockberubah menjadi trapesium.
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
22/59
22
Gambar 2.8
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
23/59
23
Analisa penampang dengan biaxial moment menjadi sulit,
karena itu menjadi tidak praktis bila dilakukan secara
manual.Analisa penampang untuk berbagai perbandingan
Mxdan My, yang bergerak dari sumbu xberputar ke arah sb.
y akan membentuk diagram interaksi berbentuk bidang
lengkung (lihat gambar)
Gambar 2.9 Interaction (failure) surface for a reinforced concrete column with biaxial
moment
Banyak metoda pendekatan untuk analisa penampang
dengan biaxial moment. Salah satu metoda pendekatan
adalah: Metode Bresler.
Dimana:
Pn = beban nominal dengan biaxial moment
Pnx = beban nominal, bila hanya eksentrisitas exyang ada
Pny = beban nominal, bila hanya eksentrisitas eyyang ada
Po = beban nominal, bila tidak ada eksentrisitas
onynxn
PPPP
1111 +=
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
24/59
24
Kolom Langsing
(Slender Columns)
Ilustrasi mengenai kolom langsing dapat dilihat pada
gambar
di bawah ini, dimana suatu kolom dibebani dengan beban P
yang eksentrisitas.
Gambar 2.10 Eccentrically loaded slender column
Deformasi lentur pada kolom akibat M = P . e,
menyebabkan eksentrisitas pada kolom di bagian kritis kini
menjadi e + , dimana adalah tambahan eksentrisitas
akibat lendutan lateral pada bagian tersebut. Peristiwa ini
dikenal sebagai
P-effect.
Pada kolom pendek (yang sudah kita pelajari), P-effectini
kecil sehingga diabaikan, jadi momen lentur yang bekerja
adalah M= P . e
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
25/59
25
Pada kolom langsing berlaku:
M= P(e+ )
= P.e+ P.P.e+ P. dikenal sebagai Primary Moment
P.e+ P. dikenal sebagai Secondary Moment
Kelakuan kolom pendek dan langsing akibat pembebanan
yang meningkat dapat dilihat pada gambar Diagram
interaksi di bawah ini.
Gambar 2.11 Interaction diagram for a reinforced concrete column section illustrating
short and long columnP-M behavior up to failure
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
26/59
26
Ilustrasi berbagai kondisi kolom yang mengalami
pembesaran momen (Secondary Moment)
A.Kolom tanpa goyangan ke samping
Gambar 2.12 Amplified moments in columns braced against sidesway. a) Single
curvature. b) Double curvature
B.Kolom dengan goyangan ke samping
Gambar 2.13 Amplified moment in column with sidesway
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
27/59
27
Kelangsingan (Slenderness)
Kelangsingan suatu kolom dinyatakan dalam:
k lu = panjang efektif
k = faktor tekuk (berkisar antara 0.5 ~ 2.0)
r = jari jari girasi
=
Untuk: penampang bujur sangkar r= 0.3 h
penampang bujur sangkar r= 0.25 h
r
luk
g
g
A
I
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
28/59
28
Penentuan nilai ksuatu kolom tunggal, dengan sistem MT
seperti di bawah ini:
Gambar 2.14 Effective length of columns with sidesway prevented
Gambar 2.15 Effective length of columns with sidesway permitted
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
29/59
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
30/59
30
Untuk lebih teliti, harga k dapat ditentukan dengan
menggunakan grafik Jackson andMoreland.
Harga k untuk kondisi tanpa atau dengan goyangan,
tergantung pada putaran di titik pertemuannya, yang
dinyatakan dalam:
E Icol = kekakuan dari kolomE Ib = kekakuan dari balok = menunjukkan jumlah dari elemen struktur yang
bertemu pada sambungan
Tabel 2.1 Jackson and Moreland alignment charts for effective length factors of
columns. a) Braced frames. b) Unbraced frames
)(
)(
ub
ucol
/lIE
/lIE=
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
31/59
31
Batas batas angka kelangsingan
Seperti telah kita kemukakan di depan, kita mengenal apayang disebut kolom pendek dan kolom langsing.
Batasan dari kedua kolom ini ditentukan, sebagai berikut:
Bila , maka kolom dikategorikan sebagai kolom
pendek, artinya pengaruh kelangsingan atau tambahan
momen P.diabaikan.Pada SKSNI 3.3.9.4, dengan memperhatikan pengaruh
momen ujung yang terjadi pada ujung ujung kolom dan
pada rangka dengan pengaku lateral (tanpa goyangan),
batasan kolom pendek tertulis sebagai berikut:
Dengan catatan M2 > M1
Kalau M1 M2, kita kembali pada batasan
Untuk kolom langsing yaitu , maka perhitungan
kolom menggunakan Metoda Pembesaran Momen
(SKSNI 3.3.11.5) yaitu desain kolom didasarkan atas
momen yang diperbesar, yaitu:
22==
=
+=
=
=
=
+
+=
=+
=+
2kN/m60.7249.2)-(70.8
4000
213349.2 =+
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
56/59
56
As = b d = 0.0025 x 1600 x 500 = 2017 mm2
6 D22 (As = 2281 mm2)D22 250
g.Desain tulangan arah memendekBand width = 1600 mm
m-kN188.05u
M
m1.6xm/m-kN117.53u
M
11.71105.82
1.867)x3
267)(60.72)(1.8-(70.8
2
1
2
1.86767)(60.72x1.8
uM
=
=
+=
+=
(
0.0025
0.00210.0027400500
400470.130.0021
240MPa
15MPa
470.1321.6x0.5
188.05
=
+=
=
=
==
yf
'c
f
2bd
uM
( )
300D122
452mm
D124masing-Masing2
mm8651153-2017Sisanya
400D22atau
2mm1521D224
22017mm
1
2
2.5m1.6
m4
1
2
=
==
=
+=
==
+=
sA
sA
stA
sA
stA
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
57/59
57
Pondasi dengan dua kolom
Terkadang diperlukan adanya dua kolom atau lebih yangkemudian harus dipikul oleh pelat pondasi. Maka,
diusahakan agar resultan dari gaya normal kedua kolom
tersebut terletak dalam satu garis dengan titik pusat dari
pelat pondasi. Dengan demikian, akan diperoleh distribusi
tanah yang terjadi merata pada seluruh areapelat pondasi.
Dibawah ini adalah contoh contoh rumus dimensi pondasi
yang diperlukan, agar syarat di atas dapat dicapai. Untukkemudahan pelaksanaan, maka umumnya pada praktek
digunakan bentuk persegi panjang.
Gambar 2.23 Two-column footings
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
58/59
-
8/3/2019 68339060 Diktat Struktur Beton II Mod 12 Juni 2007 Final Revision
59/59